You are on page 1of 14

Jurnal EduMatSains, 4 (2) Januari 2020, 203-216

Penanganan Hipotiroid pada Anak dengan Sindrom Nefrotik

Bernadetha Nadeak*

Program Studi Magister Manajemen, Universitas Kristen Indonesia


Jl. Pangeran Diponegoro No, 84-86 Jakarta Pusat

*e-mail: benabeni336@gmail.com

Abstract
Hypothyroid or thyroid hormone deficiency is a state of hormone deficiency due to the thyroid gland
not being able to produce sufficient amounts. This hypothyroid is a complication that often occurs in
nephrotic syndrome, but often does not show clinical symptoms. Hypothyroid in nephrotic syndrome
occurs due to the release of thyroid hormone and thyroxin-binding globulin (TBG) through urine
which will reduce the concentration of free thyroid hormone and increase thyroid stimulating
hormone (TSH). The purpose of writing this article is to find out how to manage hypothyroid in
children with nephrotic syndrome. The method used in this paper is qualitative research with a
"library research" approach, where researchers as "key instruments" read theories that are directly
related to the topic of writing sourced from books, journals, proceedings and other documents (online
and printed) and make it into research data which were analyzed descriptively. The results of this
study suggest that the condition of hypothyroid in patients with nephrotic syndrome often does not
show typical clinical symptoms. So suggestions for screening for thyroid function need to be
considered. Thus it is known quickly if there is a hypothyroid condition and its possible complications,
and can be normalized thyroid hormone concentration (FT 3, FT 4, TSH) by using TSH as a marker of
succession replacement therapy. The conclusion is hypothyroid is a complication that can occur in
nephrotic syndrome which can cause complications in the form of growth and development disorders
and can increase the risk of death or mortality, so that management must be carried out which,
thereby reducing mortality or mortality

Keywords : child, hypothyroid, nephrotic syndrome

PENDAHULUAN
Kelenjar tiroid adalah kelenjar fungsi tiroid disebut dengan hipotiroid.
endokrin terbesar pada manusia yang Hipotiroid adalah keadaan penurunan
terletak di bagian depan bawah leher. fungsi tiroid yang ditandai dengan
Kelenjar ini berfungsi mengeluarkan peningkatan konsentrasi thyroid stimulating
hormon tiroid yaitu , hormon hormone (TSH) serum sedangkan
tetraiodothyronine (T4) dan triidothyronine konsentrasi “free thyroxine 3 (FT3)” dan
(T3). Hormon tiroid berfungsi dalam “free thyroxine 4 (FT4)” menurun. Ada
pertumbuhan dan perkembangan anak, keadaan yang disebut hipotiroid subklinik
mengatur fungsi homeostatik tubuh dan yaitu hipotiroid yang ditandai dengan
mengatur metabolisme tubuh. Penurunan peningkatan konsentrasi TSH serum
203
Bernadetha Nadeak Jurnal EduMatSains, Januari 2020|Vol.4|No.2

sedangkan FT3 dan FT4 serum normal. Setelah dilepas ke jaringan target
Hipotiroid dapat disebabkan oleh kelainan dengan bantuan karier yang berbeda-beda,
bawaan (kongenital) atau didapat seperti hormon tiroid akan mengalami reaksi
penyakit autoimun, ataupun karena enzimatik sitosolik yang melibatkan
kehilangan hormon tiroid melalui urin. deiodinasi T4 oleh enzim iodothyronine
Berkurangnya hormon tiroid akibat deiodinase. Pemindahan selektif satu atom
kehilangan melalui urin dapat terjadi pada iodin dari cincin fenol akan menghasilkan
penyakit sindrom nefrotik, meskipun tidak hormon T3 aktif. Selanjutnya terjadi
semua pasien sindrom nefrotik mengalami interaksi antara hormon yang aktif dengan
manifestasi klinis hipotiroid (Mario, dkk., reseptor nukleus hormon tiroid yang
2017). Nilai normal hormon tiroid adalah memodulasi transkripsi gen sebagai respon
T3 serum 0,92-2,48 ng/mL, T4 serum 5,95- terhadap hormon (Hazizadeh, dkk, 2015).
14,7 ng/mL, dan TSH 0,7-5,97 MIU/L. Aksis hipotalamus-pituitari-tiroid
Hormon tiroid dibentuk di merupakan sistem endokrin yang kompleks
tiroglobulin yaitu komponen utama koloid yang berperan mengontrol produksi hormon
intrafolikular kelenjar. Hormon tiroid aktif tiroid. Nukleus paraventrikular hipotalamus
yaitu free T3 (FT3) dan free T4 (FT4) akan mensekresi thyrotropin-releasing-hormone
dilepas melalui hidrolisis tiroglobulin oleh yang akan memengaruhi kelenjar pituitari
enzim protease tiroid dan peptidase tiroid. mensekresi TSH. Thyroid-stimuating-
Sekitar 85µg T4 disekresi oleh kelenjar hormone berikatan dengan reseptor tiroid
tiroid setiap harinya, dan hanya 20% T3 dan menstimulasi biosintesis dan sekresi
bersirkulasi dalam keadaan normal yang tiroksin (T4) dan triiodotironin (T3) ke
dilepas langsung oleh kelenjar tiroid. dalam plasma. Langkah tersebut terdiri atas:
Sisanya (80%) diproduksi oleh reaksi 1. transpor iodin ke dalam kelenjar tiroid, 2.
deiodinasi T4 perifer yang melibatkan Iodinisasi thyroglobulin-tyrosyl-recidu yang
enzim spesifik yang memindahkan satu menghasilkan “mono-iodinated-tyrosine
iodin dari cincin luar T4. Hormon tiroid (MIT) atau di-iodinated tyrosine (DIT)”,
dalam sirkulasi terikat dengan binding yang bergabung dengan tiroglobulin, dan 3.
protein plasma yakni TBG, transthyretin, Penggabungan iodotirosin untuk
prealbumin dan albumin serum selama membentuk hormon iodotironin yang aktif
proses transport (Mario, dkk., 2017). yakni: penggabungan dua DIT membentuk
T4 sedangkan penggabungan satu DIT dan

204
Penanganan Hipotiroid pada Anak

satu MIT membentuk T3 (Mario, dkk., Disfungsi tiroid dapat menyebabkan


2017). gangguan keseimbangan cairan dan
Sindrom nefrotik adalah salah satu elektrolit atau gangguan fungsi glomerulus
penyakit ginjal yang sering ditemukan pada dan tubulus. Hipotiroid akan menyebabkan
anak. Sindrom nefrotik merupakan penyakit penurunan laju filtrasi glomerulus,
glomerulus yang terjadi karena proses hiponatremia, dan perubahan osmolaritas
imunologis yang mengakibatkan urin. Dengan demikian, diagnosis dini
pengeluaran protein (terutama albumin) hipotiroid dapat mencegah retardasi mental
melalui urin. Sindrom nefrotik terdiri atas dan fisik (Hazizadeh, dkk, 2015;
“proteinuria masif, hipoalbuminemia, Choudhury, 2016).
edema dan hiperkolesterolemia”.(Trihono, Sindrom nefrotik pada anak dapat
Alatas, Tambunan, & Pardede, 2012). menimbulkan berbagai komplikasi yang
Kemungkinan terdapatnya hipotiroid pada menyebabkan berbagai masalah pada anak,
sindrom nefrotik telah dilaporkan oleh seperti renjatan, gagal ginjal akut, gangguan
Epstein pada tahun 1971, namun gejala elektrolit, infeksi, infeksi, malnutrisi,
hipotiroid yang ditandai dengan pertumbuhan terlambat, dan dapat berakhir
peningkatan konsentrasi hormon TSH baru menjadi penyakit ginjal kronik yang
diketahui 30 tahun kemudian. Ekskresi memerlukan dialisis (cuci darah) atau
albumin melalui urin merupakan transplantasi ginjal. Di sisi lain hipotiroid
mekanisme utama pada sindrom nefrotik, hipotiroid sendiri dapat menyebabkan
namun selain albumin, protein lain berbagai masalah, sehingga dapat
termasuk hormon juga dikeluarkan melalui dibayangkan beratnya masalah yang timbul
urin. Pada sindrom nefrotik terjadi ekskresi jika pada sindrom nefrotik terjadi hipotiroid
hormon tiroid dan thyroxin-binding karena akan timbul masalah dari kedua
globulin (TBG) melalui urin yang akan penyakit tersebut yaitu dari sindrom
menurunkan konsentrasi hormon tiroid nefrotik dan dari hipotiroid. Hipotiroid
bebas dan peningkatan TSH. Meskipun menyebabkan gangguan di jantung, saluran
dalam literatur keadaan ini jarang nafas, saluran cerna, darah, tulang,otot,
disebutkan sebagai komplikasi, namun kulit dan gangguan tumbuh kembang.
dalam praktek klinik, pemeriksaan rutin Interaksi antara fungsi ginjal dan
fungsi tiroid menunjukkan kejadian hormon tiroid saling berkaitan erat. Hormon
penurunan fungsi tiroid yang tinggi. tiroid diperlukan untuk tumbuh kembang

205
Bernadetha Nadeak Jurnal EduMatSains, Januari 2020|Vol.4|No.2

ginjal, dan untuk pemeliharaan air dan keadaan hipotiroid khususnya pada anak-
elektrolit homeostasis. Dilain sisi ginjal anak penderita sindrome nefrotik.
terlibat dalam metabolisme dan eksresi
hormon tiroid. Maka jika terjadi disfungsi METODE PENELITIAN
tiroid (hipotiroid) akan mempengaruhi kerja Adapun metode penulisan yang
dari ginjal. Oleh karena itu pada penderita digunakan pada tulisan ini yaitu penelitian
sindrom nefrotik keadaan hipotiroid harus qualitative dengan pendekatan“Library
dapat dicegah sedini mungkin sehingga Research”, dimana peneliti sebagai “key
tidak akan memperburuk kondisi instrument” membaca teori-teori yang
penderitanya. berkaitan langsung dengan topik “fisiologi
Dalam tata laksana sindrom nefrotik hormon tiroid, manifestasi klinis dan
pada anak, deteksi keadaan hipotiroid dampak hipotiroid” yang bersumber dari
belum merupakan pemeriksaan yang rutin buku, jurnal dan prosiding (Pubmed,
dilakukan, sehingga tata laksana hipotiroid Google scholar, Google dengan kata kunci
pun tidak termasuk dalam tata laksana hypotiroid, nephrotic syndrome, children,
sindrom nefrotik. Inilah yang management) serta dokumen-dokumen
melatarbelakangi penulis untuk melakukan lainnya dan menjadikannya menjadi data
kajian terhadap hipotiroid pada anak penelitian yang dianalisis dengan secara
dengan sindrom nefrotik. Dengan tujuan deskriptif.
untuk menjelaskan bahwa pada anak
dengan sindrom nefrotik dapat ditemukan HASIL DAN PEMBAHASAN
hipotiroid yang menyebabkan gangguan Hormon tiroid adalah salah satu
pertumbuhan dan perkembangan pada anak. hormon paling penting dalam tubuh karena
Dengan demikian, perlu deteksi dini dan fungsinya mempengaruhi tiap sel dan organ.
tata laksana hipotiroid sebagai bagian dari Hormon ini diproduksi oleh kelenjar
tata laksana sindrom nefrotik pada anak. berbentuk kupu-kupu yang berada di tengah
Tujuan dari penulisan artikel ini adalah leher bagian depan. Tiroid mempunyai dua
untuk memberikan pengetahuan tentang (1) hormon yang paling penting yaitu thyroxine
Fungsi hormon tiroid bagi metabolisme (T4) dan triiodothyroxine (T3). Hormon
tubuh manusia; (2) dampaknya jika terjadi tersebut mengatur banyak fungsi tubuh
kekurangan hormon tersebut; (3) yang vital, yaitu pernafasan, denyut jantung,
mengetahui manajemen penanganan system saraf, suhu tubuh dan lainnya.

206
Penanganan Hipotiroid pada Anak

Kekurangan hormon tiroid dapat pernapasan, gangguan metabolisme nutrisi,


berdampak buruk terhadap kesehatan anak, gangguan saluran cerna, gangguan
karena akan mengganggu fungsi berbagai hematopoietik, gangguan pada tulang
organ seperti gangguan pada kulit dan danginjal, gangguan metabolisme elektrolit,
jaringan ikat, gangguan kardiovaskular, dan gangguan reproduksi (Julia & Rustama,
gangguan neuromuskular, gangguan 2018).

Tabel 1. Manifestasi klinis kekurangan hormon tiroid


Sistem Organ Manifestasi Klinis
Kulit dan jaringan ikat “Kulit dingin, kering, pucat; rambut kasar, kering dan
rapuh; kuku tebal, lambat tumbuh; miksedema,
karotenemia, puffy face, makroglosia, erupsi gigi lamat
dan hipoplasia enamel”
Kardiovaskular “Bradikardia, efusi perikard, kardiomegalli, tekanan
darah rendah, hipotermia”.
Neuromuskular “Lamban (mental dan fisik), gangguan neurologis dan
motorik, refleks tendon lamban, hipotonia, retardasi
mental, disfungsi serebelum”,
Saluran napas “Efusi pleura, hipotonia otot farings, sindrom stres
napas”.
Metabolisme karbohidrat, “Gemuk, intoleran terhadap dingin, absorpsi glukosa
lemak, dan protein lambat, hiperlipidemia, sintesis proteolipid dan protein
susunan saraf menurun”.
Saluran cerna dan hepar “Obstipasi dan ikterus karena fungsi konyugasi hepar
menurun”
Hematopoietik “Anemia karena penurunan eritropoiesis, anemia
megaloblastic”
Tulang “Produksi growth hormone dan IGF-1 menurun,
hambatan pertumbuhan, pusat osifikasi sekunder
terhambat, maturitas sel tulang menurun”.
Ginjal dan metabolisme “Retensi air, edema, hiponatremia, hiperkalsemia”
elektrolit
Reproduksi “Pubertas terlambat, pubertas prekoks, gangguan haid”.

Hipotiroid pada keadaan sindrom meningkatkan TSH (Iglesias & Diez, 2009).
nefrotik terjadi karena pengeluaran hormon Berbagai penelitian telah membuktikan
tiroid melalui urin yang akan menurunkan bahwa pada sindrom nefrotik terdapat
konsentrasi hormon tiroid bebas dan keadaan hipotiroid. Kelainan fungsi tiroid

207
Bernadetha Nadeak Jurnal EduMatSains, Januari 2020|Vol.4|No.2

pada pasien dengan proteinuria, dan Sahni, Nanda, Gehlawat & Gathwala, 2014).
hormon TSH lebih tinggi pada pasien Kejadian hipotiroid ditemukan pada 72%
dengan proteinuria dibandingkan dengan pasien dengan konsentrasi albumin serum
control (Gilles, dkk., 2008).Sawant <1,5 g/dL, sedangkan pada konsentrasi
dkk.,melaporkan bahwa pasien sindrom serum albumin1,5 sampai 2 g/dL
nefrotik mempunyai risiko tinggi didapatkan 64%, dan pada konsentrasi 2
mengalami hipotiroid (Sawant, dkk., 2003). sampai 2,5 g/dL sebanyak 58,1%.3 Selain
Mattoo melaporkan hipotiroid pada bayi itu, terdapat korelasi negatif antara beratnya
dengan sindrom nefrotik (Mattoo, 1994). derajat proteinuria dengan peningkatan
Pada 30% anak dengan sindrom nefrotik TSH (r = -0,480; p  0,05) (Sahni, Nanda,
resisten steroid didapatkan hipotiroid non- Gehlawat & Gathwala, 2014).
autoimun subklinis (Kapoor, dkk., 2014). Penelitian membuktikan terdapat
Pada penelitian Hajizadeh dkk. (2015) ekskresi T4, T3, dan TBG melalui urin pada
didapatkan 58,6% anak dengan sindrom sindrom nefrotik, meski pun hasil penelitian
nefrotik mengalami hipotiroid (Hazizadeh, sering berbeda.1Pada anak dengan sindrom
dkk, 2015). nefrotik, didapatkan konsentrasi T3 dan T4
Berdasarkan pada berat badan, yang normal pada fase nefrosis dan dalam
ekskresi protein, hormon, dan binding keadaan remisi, namun penurunan
protein melalui urin lebih tinggi pada anak konsentrasi T3 dan T4 serum didapatkan
dibandingkan dengan dewasa. Hal ini pada 68,3% dan 64,4% pasien selama fase
menjelaskan mengapa hipotiroid pada akut.3Konsentrasi TSH meningkat secara
sindrom nefrotik lebih sering terdapat pada signifikan selama nefrosis yang kembali
anak dibandingkan dengan dewasa pada konsentrasi normal 6 minggu setelah
(McLean, dkk., (1982). Hipotiroid sekunder remisi. Penelitian Afroz dkk mendapatkan
akibat “sindrom nefrotik”lebih cenderung bahwa rerata konsentrasi T3 dan T4 serum
ditemukan pada anak di bawah 3 tahun pada anak sindrom nefrotik umumnya
(47,5%) dibandingkan usia 3-6 tahun dalam keadaan normal, namun rerata
(32,8%), dan di atas 6 tahun (19,7%) (Hoek konsentrasi TSH meningkat selama fase
& Daminet, 2009). Terdapat korelasi positif nefrosis. Disimpulkan bahwa selama fase
antara albumin serum dengan konsentrasi proteinuria terdapat hipotiroid ringan atau
T3 dan T4, dan berkorelasi negatif dengan subklinik, dan secara klinik bersifat eutiroid
konsentrasi TSH (Guo, Zhu & Liu, 2009; (Afroz, Khan & Roy, 2011).

208
Penanganan Hipotiroid pada Anak

Pada sindrom nefrotik dengan nefrosis dibandingkan dengan 6 minggu


proteinuria berat dan berlangsung lama, T4 setelah fase remisi (8,93 + 3,15 vs. 5,77 +
dan T3 bersama dengan TBG diekskresi 0,65 MIU/L). Konsentrasi TSH kembali ke
melalui urin yang menyebabkan TSH konsentrasi normal pada saat remisi.
meningkat. Konsentrasi TSH pada sindrom Penelitian ini menyimpulkan bahwa pada
nefrotik awitan dini secara signifikan lebih sindrom nefrotik lazim ditemukan
tinggi dibandingkan dengan pasien yang hipotiroid subklinik selama fase proteinuria,
sudah mendapatkan terapi (Karethummaiah dan perlu dilakukan evaluasi terhadap
&Sarathu, 2016). Penulis lain juga hipotiroid karena potensial mengancam
menyebutkan bahwa konsentrasi T3 dan jiwa dan kesehatan dan menimbulkan
TBG masih dalam rentang normal (eutiroid), komplikasi (Sahni, Nanda, Gehlawat &
namun lebih rendah dibandingkan anak Gathwala, 2014).
tanpa sindrom nefrotik (Dagan, Cleper, Pada sindrom nefrotik, binding
Kruse, Blumenthal, &Davidovits, 2012; protein untuk kortikosteroid dan T4 juga
Park& Shin, 2011). Penelitian Ito dkk keluar melalui urin. Meskipun terdapat
membuktikan terdapat hipotiroid pada anak kehilangan binding protein terhadap T4 dan
dengan sindrom nefrotik yang tidak diterapi, triodotironin melalui urin selama fase
karena kehilangan T4, T3, free T4, free T3, nefrotik, secara klinik tidak terlihat kelainan
dan TBG melalui urin. Penelitian ini karena konsentrasifree T4 (T4 bebas) dan
mendapatkan korelasi positif yang TSH normal.Berbeda dengan sindrom
bermakna antara ekskresi protein dengan nefrotik kongenital, terdapat gejala
ekskresi T3, T4, dan TBG melalui urin. Hal hipotiroid berat yang memerlukan
ini membuktikan bahwa tingginya suplementasi levotiroksin untuk
konsentrasi TSH pada sindrom nefrotik menghindari risiko gangguan
disebabkan oleh proteinuria massif (Ito, perkembangan saraf pada sindrom nefrotik
Kano, Ando, &Ichimura, 1994). Pada (Valentine & Smoyer, 2007).Kelainan
penelitian Sahni dkk. terhadap 35 anak fungsi tiroid mulai terjadi setelah 7-14 hari
berumur 1-8 tahun dengan sindrom nefrotik. awitan proteinuria, yang menandakan
didapatkan konsentrasi T3 dan T4 dalam proteinuria masif dapat menyebabkan
keadaan normal selama keadaan nefrosis hipotiroid dalam waktu pendek (Guo, Zhu,
dan remisi, tetapi konsentrasi TSH serum &Liu, 2014). Fungsi tiroid akan kembali ke
lebih tinggi secara bermakna selama fase

209
Bernadetha Nadeak Jurnal EduMatSains, Januari 2020|Vol.4|No.2

keadaan normal seiring dengan sembuhnya limfosit T dan belakangan ini diketahui juga
penyakit sindrom nefrotik. karena disfungsi limfosit B. Disfungsi
Hipotiroid merupakan komplikasi limfosit T menyebabkan pelepasan sitokin
yang sering terjadi pada sindrom nefrotik toskik terhadap membran basalis.Aktivasi
kongenital akibat pengeluaran TBG melalui sel T helper menyebabkan pengeluaran
urin. Pada anak yang lebih besar, faktor permeabilitas vaskular seperti sitokin
konsentrasi tiroksin bebas (free thyroxine) proinflamatori sedangkan aktivasi sel T
dan TSH biasanya normal (Rheault, 217). regulator menyebabkan pengeluaran sitokin
Dampak hipotiroid pada sindrom nefrotik anti inflamatori.Ketidakseimbangan ini
dapat menyebabkan acute kidney injury menyebabkan sitokin proinflamatori
atau gangguan ginjal kronik. Peningkatan menyebabkan peningkatan permeabilitas
kreatinin serum atau penurunan laju filtrasi membran basalis glomerulus sehingga
glomerulus terkait dengan hipotiroid terjadi proteinuria masif. Bersamaan
subklinik. Hal ini dapat disebabkan dengan proteinuria masif, berbagai molekul
berkurangnya renal plasma flow, yang lain ikut keluar melalui urin (Kaneko, 2009).
dicetuskan oleh ketidakseimbangan antara Terdapat hubungan antara sindrom
stroke volume dan resistensi perifer, nefrotik dengan perubahan konsentrasi
hiperlipidemia, dan efek mediator parakrin hormon tiroid.Sebagian besar fraksi hormon
dan endokrin seperti insulin-like-growth tiroid terikat dengan protein plasma dapat
factor type I dan vascular endothelial melalui sawar filtrasi glomerulus, keluar
growth factor.1 melalui urin dan hanya sebagian kecil
Sindrom nefrotik merupakan kelainan direabsorbsi di tubulus proksimal oleh
glomerulus yang ditandai dengan kompleks megalin dan cubilin.Pada
proteinuria masif (> 40 mg/m2/jam, > 50 sindrom nefrotik terdapat kehilangan
mg/kgbb/hari, uji dipstix > 2+, rasio protein: protein melalui urin seperti protein plasma
kreatinin > 2 mg/mg,) hipoalbuminemia ukuran 940-200 kDa dan), hormone binding
(<2,5 g/dL), edema, dan protein seperti TBG, transthyretin, hormon
hiperkolesterolemia (>250 mg/dL). tiroid, dan albumin yang mengakibatkan
Sindrom nefrotik dapat terjadi karena berkurangnya konsentrasi hormon
proses imunologik atau genetik, namun tiroid.Penelitian Iglesias dan Diez
sebagian besar karena masalah imunologis. menyimpulkan bahwa proteinuria
Sindrom nefrotik terjadi karena disfungsi menyebabkan keluarnya hormon tiroid yang

210
Penanganan Hipotiroid pada Anak

akan menstimulasi produksi hormon TSH memperbaiki disfungsi endotel, mengontrol


(Iglesias &Diez, 2009),yang didukung tekanan darah dan dyslipidemia. Meskipun
penelitian lain yang menyebutkan tidak ada rekomendasi khusus untuk
penurunan konsentrasi hormon tiroid akibat skrining fungsi tiroid pada sindrom nefrotik,
terbuangnya protein pengikat melalui urin, dianjurkan untuk skrining fungsi tiroid.
menstimulasi aksis hipotalamus-pituitari- Mattoo merekomendasikan skrining fungsi
tiroid untuk menghasilkan TSH. tiroid secara rutin pada sindrom nefrotik.
Hipotiroid berperan dalam Penulis lain juga menganjurkan skrining
menurunkan laju filtrasi glomerulus, rutin tiroid pada anak dengan sindrom
memgaruhi homeostasis air yang nefrotik berat dengan hipotiroid bergejala.
menyebabkan hiponatremia. Pada defisiensi Dalam tata laksana sindrom nefrotik,
hormon tiroid, dapat ditemukan edema perlu dilakukan deteksi hipotiroid dan
generalisata karena penurunan klirens air lakukan pengobatan jika ditemukan
bebas (free water). Hal yang sama keadaan hipotiroid. Penatalaksanaan
dapatditemukan pada sindrom nefrotik, sindrom nefrotik dengan pemberian
yakni edema generalisata karena retensi immunosupresan, tatalaksana simtomatis,
natrium dan penurunan tekanan onkotik tatalaksana komplikasi dan suportif lainnya.
plasma. Retensi air biasanya memperburuk Immunosupresan diberikan Prednison 60
fungsi ginjal pada sindrom nefrotik mg/m2 luas permukaan tubuh per hari
sehingga perlu dilakukan restriksi cairan selama 4 minggu setiap hari, kemudian
dan natrium serta pemberiandiuretik. Pada dilanjutkan dengan prednison 40 mg/m2 per
sindrom nefrotik yang disertai hipotiroid, hari yang diberikan selang sehari
proteinuria berat akan mengeksaserbasi (alternating day) atau 3 hari berturut-turut
retensi cairan, yang sulit sembuh jika tata (concecutive day) selama 4 minggu. Jika
laksana hipotiroid terlambat. Identifikasi dengan immunosupresan sindrom nefrotik
dini kelainan hormon tiroid dapat tidak responsif, perlu ditambah
memperbaiki tata laksana pasien sindrom immunosupresan lain. Pengaturan diet,
nefrotik. Defisiensi hormon tiroid akan pemberian diuretik, pengobatan komplikasi,
menyebabkan kelainan miosit kardiak dan dan mengatasi manifestasi klinis merupakan
sel otot polos vaskulatur. Hormon tiroid bagian dari manajemen tatalaksana sindrom
bekerja langsung pada miokardium dan nefrotik (Trihono,Alatas, Tambunan,
fungsi vaskulatur karena hormon tiroid &Pardede, 2012)

211
Bernadetha Nadeak Jurnal EduMatSains, Januari 2020|Vol.4|No.2

Tujuan pengobatan adalah untuk pada berat badan ideal, target TSH, etiologi
menghilangkan gejala dan tanda hipotiroid hipotiroid, derajat peningkatan TSH, dan
serta untuk menormalkan konsentrasi umur anak. Biasanya LT4 diberikan dengan
hormon tiroid (FT3, FT4, TSH) dengan dosis 1,6-1,8 µg/kg berat badan. Pada kasus
menggunakan TSH sebagai petanda tertentu seperti pada pasien dengan fungsi
adekuasi terapi pengganti, dan menghindari tiroid sisa yang rendahdiberikan 2,0-2,1
overtreatmentkarena menyebabkan µg/kg berat badan.Pemberian levotiroksin
tirotoksikosis iatrogenik.Terapi yang juga dapat dipertimbangkan sebagai
menormalkan konsentrasi T3 dan T4 juga kombinasi dengan steroid, karena pada
akan memperbaiki fungsi ginjal pada pasien kondisi hipotiroidterdapat penurunan
dengan penyakit ginjal yang disertai reseptor steroid di ginjal.Levotiroksin (0,5-
hipotiroid subklinik.Terapi pengganti pada 1,5 µg/kg/hari) dikombinasikan dengan
sindrom nefrotik diberikan jika hipotiroid steroid (2 mg/kg/hari) selama 14-28 hari
menunjukkan gejala klinis. atau dengan dilaporkan dapat mengurangi proteinuria
gangguan pertumbuhan.Mattoo dan meningkatkan albumin serum
merekomendasikan pemberian pengganti dibandingkan dengan kelompok steroid
lebih dini.Penulis lain menganjurkan terapi saja.Pada pasien dengan penyakit
pengganti secara dini pada anak dengan kardiovaskular, pemberian LT4 dimulai
sindrom nefrotik berat dengan hipotiroid dengan dosis rendah untuk menghindari
bergejala.Terapi standar untuk hipotiroid presipitasi gangguan jantung.Konsentrasi
adalah levotiroksin (LT4) karena obat ini TSH perlu diperiksa ulang pada 4-6 minggu
mempunyai efikasi yang tinggi, dan bekerja dan kemudian pada 4-6 bulan untuk
dengan cepat menghilangkan manifestasi menyesuaikan dosis dan selanjutnya setiap
klinis hipotiroid pada sebagian besar pasien tahun.
dalam waktu 6 minggu, pemberian Tidak ada data klinik yang mendukung
sederhana yaitu satu kali sehari per kapan dimulainya pemberian terapi
oral.Kegagalan memulihkan fungsi tiroid pengganti dengan LT4 pada pasien sindrom
didapatkan pada 10-15% pasien, dan untuk nefrotik dengan hipotiroid subklinikatau
pasien seperti ini diterapi dengan kombinasi dengan gejala yang jelas.Hipotiroid dan
LT3 dan LT4. hipotiroid subklinik sedang dapat
Pemilihan dosis minimum efektif meningkatkan risiko mortalitas penyakit
standar untuk pasien hipotiroid tergantung jantung koroner dan gagal jantung.Panduan

212
Penanganan Hipotiroid pada Anak

American Thyroid Association DAFTAR PUSTAKA


menganjurkan untuk melakukan penilaian Afroz S, Khan AH, Roy DK. (2011).
fungsi tiroid pada sindrom nefrotik, namun Thyroid function in children with
tidak ada rekomendasi tentang dosis, lama nephrotic syndrome. Mymensingh
pemberian, dan penilaian spesifik Med J, 20:407-11.
(Chandurkar, Shik, &Randell, 2008).The Chandurkar V, Shik J, Randell E. (2008).
American Association of Clinical Exacerbation of underlying
Endocrinologists/American Thyroid hypothyroid caused by proteinuria
Association merekomendasikan untuk and induction of urinary thyroxine
mengobati hipotiroid subklinik jika loss: case report and subsequent
simtomatik pasien positif terhadap antibodi investigation. Endocr Pract, Vol.
tiroid atau terdapat faktor risiko 14:97-103.
kardiovaskular. Direkomendasikan juga Choudhury J. (2016). A study on Thyroid
untuk mengobati semua pasien hipotiroid Function Test in Children with
subklinik dengan konsentrasi TSH > 10 Nephrotic Syndrome. Int J
mIU/L dengan LT4. Suplementasi Contemp Pediatri, Vol. 3: 752-4.
levotiroksin direkomendasikan pada anak Dagan A, Cleper R, Kruse I, Blumenthal D,
dengan sindrom nefrotik kongenital. Davidovits M. (2012).
Hypothyroidism in children with
KESIMPULAN steroid-resistant nephrotic
Hipotiroid merupakan komplikasi syndrome. Nephrol Dial
yang dapat terjadi pada sindrom nefrotik. Transplant, Vol. 27: 2171-5.
Hipotiroid dapat menyebabkan gangguan Gilles R, den Heijer M, Ross AH, Sweep
dan perkembangan serta meningkatkan FCGJ, Hermus ARMM, Wetzels
risiko mortalitas. Meskipun tidak ada JFM. (2008). Thyroid Function in
rekomendasi khusus untuk melakukan Patients with Proteinuria.
skrining fungsi tiroid pada sindrom nefrotik, Netherland Journal Med, Vol.
tetapi, sangat dianjurkan untuk dilakukan 66:483-5.
terutama pada penderita sindrom nefrotik Guo Q, Zhu Q, Liu Y. (2014). Steroids
dengan hipotiroid yang menunjukkan gejala Combined with Levothyroxine to
klinis dan gangguan pertumbuhan. Treat Children with Idiopathic
Nephrotic Syndrome: A

213
Bernadetha Nadeak Jurnal EduMatSains, Januari 2020|Vol.4|No.2

Retrospective Single-Center Study. Kaneko K. (2009). Pathogenesis in


PediatricNephrol., Vol. 29:1033-8. childhood idiopathic nephrotic
Hajizadeh N, Marashi SM, Nabavizadeh B, syndrome: an update of patchwork.
Elhami E, Mohammadi T, Current Pediatr Rev, Vol. 5:56-64.
Nobandegani NM, Kazemi N, Kapoor, K, Saha, A, Dubey, A. K, Goyal, P,
Nabavizadeh R. (2015). Examine Suresh, C. P, Batra, V
of Thyroid Function in Pediatric &Upadhayay, A. D. Kapoor K.
Nephrotic Syndromme; Tehran- (20143). Subclinical Non-
Iran. Int J Pediatri. Vol. 3: 59-64. autoimmuneAutoimmune
Int J Pediatr. 2015;3: 59-64. Hypothyroidism in Children with
Hoek IV, Daminet S. (2009). Interactions Steroid Resistant Nephrotic
between thyroid and kidney Syndrome. Clin Exp Nephrol, Vol.
function in pathological conditions 18:113–117Clin Exp Nephrol.
of these organ systems: A review. Karethummaiah H, Sarathu V. (2016).
Gen Comp Endocrinol, Vol. 160: Nephrotic syndrome increases the
205-15, need for levothyroxine
Iglesias P, &Diez J, J. (2009). Thyroid replacement in patients with
dysfunction and kidney disease. hypothyroidism. J Dia Research,
European Journal Endocrinol, 160: Vol. 10: 10-2.
503-15. Di Mario F., D, Pofi R, Gigante A, Rivoli L,
Ito S, Kano K, Ando T, Ichimura T. (1994). Rosato E, Isidori AM, dkk. (2017).
Thyroid function in children with Hypothyroidim and Nephrotic
nephrotic syndrome. Pediatr Syndrome: Why, When, and How
Nephrol, Vol. 8:412-5. to Treat. Current Vascular
Julia M, Rustama D, S. (2018). Hipotiroid pharmacol. Current Vascular
kongenital. Dalam: Batubara JRL, Pharmacology, Vol. 15, No. 00,
Tridjaja B, Pulungan AB, 2017;15:
penyunting, Buku Ajar doi.10.2174/157016115999170207
Endokrinologi Anak, edisi kedua, 114706
Jakarta, Badan Penrbit Ikatan Mattoo TK. (1994). Hypothyroidism in
Dokter Anak Indonesia, h.256-77. Infants with Nephrotic Syndrome,
Pediatr Nephrol, Vol. 8:657-9.

214
Penanganan Hipotiroid pada Anak

McLean RH, Kennedy TL, Rosoulpour M, IOSR J Dental Med Sci, Vol. 13:
Ratzan SK, Siegel NJ, 7-11.
Kauschansky A, dkk. (1982). Sawant BU, Nadkarni GD, Thakare UR,
Hypothyroidism in the Congenital Joseph LJ, Rajan MGR. (2003).
Neprotic Syndrome. J Pediatric, Changes in Lipid Peroxidation and
Vol. .101:72-5. Free Radical Scavenger in Kidney
Park SJP, Shin JI. (2011). Complications of oOf Hypothyroid and
nephrotic syndrome. Korean J Hyperthyroid Rats Indian J Exp
Pediatr, Vol. 54: 322-8. Biol, Vol.41:1334-7.
Purwanti A, Susanto R, Batubara J, R, L. Nadeak, B., Iriani, U. E., Naibaho, L.,
(2018). Fisiologi Kelenjar Tiroid. Sormin, E., & Juwita, C. P. (2019).
Dalam: Batubara JRL, Tridjaja B, Building Employees’ Mental
Pulungan AB, penyunting, Buku Health: The Correlation between
Ajar Endokrinologi Anak, edisii Transactional Leadership and
kedua, Jakarta, Badan Penerbit Training Program with
Ikatan Dokter Anak Indonesia, Employees’ Work Motivation at
h.250-5. XWJ Factory. Indian Journal of
Rheault MN. Nephrotic syndrome dalam: Public Health Research &
Kher KK, Schnaper HM, Development, 10(6), 1373-1379.
Greenbaum LA, penyunting (2017). Trihono PP, Alatas H, Tambunan T,
Clinical Paediatric Nephrology, Pardede SO. (2012). Unit Kerja
edisi ketiga, NewYork, CRC Press, Koordinasi Nefrologi Ikatan
h.285-303. Dokter Anak Indonesia. Konsensus
Nadeak, B., Simanjuntak, D. R., Naibaho, tata laksana sindrom nefrotik
L., Sormin, E., Juwita, C. P., & idiopatik pada anak. Edisi kedua,
Pardede, S. O. (2019). Analysis of Jakarta, Badan Penerbit IDAI,
Nursing Quality Services. Indian 2012.h.1-22.
Journal of Public Health Research Valentine RP, Smoyer WE. (2007).
& Development, 10(6), 1380-1384. Nephrotic syndrome. Dalam: Kher
Sahni V, Nanda S, Gehlawat VK, Gathwala KK, Schnaper HW, Makker SP,
G. (2014). Hypothyroidism in penyunting, Clinical Pediatric
nephrotic syndrome in children.

215
Bernadetha Nadeak Jurnal EduMatSains, Januari 2020|Vol.4|No.2

Nephrology, Edisi Kedua, London,


Informa Healthcare, h.155-94.

216

You might also like