You are on page 1of 15

ISSN: 2502 – 4205 Jurnal Perencanaan Wilayah │Vol. 3 │ No.

2 │Oktober 2018

ANALISIS KETERSEDIAAN PRASARANA DAN SARANA PERMUKIMAN


NELAYAN DI KELURAHAN LAKOLOGOU KECAMATAN KOKALUKUNA
KOTA BAUBAU
Muhamad Himan1), Muh. Syarif 2), Manat Rahim3)
1)
Program Studi Perencanaan Wilayah Pascasarjana UHO, 2016
2)
Fakultas Pertanian UHO
3)
Fakultas Ekonomi UHO

ABSTRACT

This study aimed to identify and analyze the condition of residential environment as
viewed from the physical aspect (infrastructure and facilities), and people’s social and economic
aspects at Lakologou village in sub district of Kokalukuna in Baubau city based on the housing
Minimum Standard of Service of Standar Pelayanan Minimum (SPM). The study was conducted at
Lakologou village in sub district of Kokalukuna in Baubau city. The study used demographic data,
existing data of fishermen’s residence including their socio-culture, economy, and environment, as
well as a basic map of research area obtained from Bappeda of Baubau city, BPS of Baubau City,
and then analyzed descriptively and qualitatively.
Results of the study showed the following condition of fishermen residential environment
at Lakologou village in sub district of Kokalukuna: 1) physical aspect: the infrastructure of city
streets has fulfilled SPM whereas small roads and pave roads do not fulfill the SPM, the infra-
structure of drainage at Lakologou village in sub district of Kokalukuna has met the SPM, clean
water infrastructure at Lakologou village in sub district of Kokalukuna has fulfilled the SPM,
MCK infrastructure has met the SPM, infrastructure of water waste treatment at Lakologou vil-
lage in sub district of Kokalukuna has not met the SPM, infrastructure of garbage treatment at
Lakologou village in sub district of Kokalukuna has not fulfilled the SPM, infrastructure of elec-
tricity network at Lakologou village in sub district of Kokalukuna has not met the SPM, official
and governmental infrastructure at Lakologou village in sub district of Kokalukuna has met the
SPM, health facilitates at Lakologou village in sub district of Kokalukuna has met the SPM, pray-
ing facilitates at Lakologou village in sub district of Kokalukuna has met the SPM, economic and
service facilitates at Lakologou village in sub district of Kokalukuna has fulfilled the SPM; 2) so-
cio-economic aspect: people’s level of education is relatively low, which is only 77.02% experi-
enced elementary education (not graduated from elementary school, graduated from elementary
and secondary schools), the majority of the people work as farmers, fishermen and sellers, and the
people has a low awareness of cleanliness, health, and preservation of their residential environ-
ment.

Keywords: infrastructure, facilities, residence

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan mengidentifikasi dan menganalisis kondisi lingkungan per-


mukiman di tinjau dari aspek fisik (prasarana dan sarana), sosial dan ekonomi masyarakat di Ke-
lurahan Lakologou Kecamatan Kokalukuna Kota Baubau berdasarkan Standar Pelayanan Minimal
(SPM) permukiman. Penelitian ini dilaksanakan di Kelurahan Lakologou Kecamatan Kokalukuna
Kota Baubau. Data yang digunakan adalah data kependudukan, data eksisting pemukiman nelayan
berupa sosial budaya, ekonomi, dan lingkungan serta peta dasar wilayah penelitian yang diperoleh
dari Bappeda Kota Baubau, BPS Kota Baubau dan dianalisis secara deskriptif kualitatif.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa kondisi lingkungan permukiman Kelurahan Lakolo-
gou Kota Baubau ditinjau dari 1) aspek fisik : prasarana jalan kota sudah memenuhi SPM se-
dangkan jalan lingkungan dan jalan setapak tidak memenuhi SPM, prasarana drainase di Ke-
lurahan Lakologou sudah memenuhi SPM, prasarana air bersih di Kelurahan Lakologou sudah
memenuhi SPM, prasarana MCK di Kelurahan Lakologou sudah memenuhi SPM, prasarana pen-
golahan air limbah di Kelurahan Lakologou tidak memenuhi SPM, prasarana pengelolaan sampah
di Kelurahan Lakologou tidak memenuhi SPM, prasarana jaringan listrik di Kelurahan Lakologou
sudah memenuhi SPM, sarana perkantoran dan pemerintahan di Kelurahan Lakologou sudah me-

1
ISSN: 2502 – 4205 Jurnal Perencanaan Wilayah │Vol. 3 │ No. 2 │Oktober 2018

menuhi SPM, sarana kesehatan di Kelurahan Lakologou sudah memenuhi SPM, sarana
peribadatan di Kelurahan Lakologou sudah memenuhi SPM, sarana perekonomian dan jasa di Ke-
lurahan Lakologou sudah memenuhi SPM; 2) aspek sosial ekonomi : tingkat pendidikan masyara-
kat relatif rendah yaitu 77,02% berpendidikan dasar (Tidak tamat SD, Tamat SD & SLTP), seba-
gian besar masyarakat bekerja sebagai petani, nelayan dan pedagang, dan masyarakat memiliki
kesadaran yang rendah terhadap kebersihan, kesehatan dan kelestarian lingkungan permukiman.

Kata Kunci : Prasarana, Sarana, Permukiman

2
ISSN: 2502 – 4205 Jurnal Perencanaan Wilayah │Vol. 3 │ No. 2 │Oktober 2018

PENDAHULUAN Berdasarkan Surat Keputusan Walikota


Baubau, No. 185/87/BPPM/2011 tentang
Latar Belakang Penetapan Lokasi Lingkungan Perumahan dan
Salah satu tantangan dalam Pemukiman Kumuh di Kota Baubau, Ke-
perencanaan dan pengembangan wilayah di lurahan Lakologou termasuk salah satu per-
Indonesia adalah masalah permukiman. mukiman nelayan dengan predikat kumuh se-
Peningkatan konsentrasi lingkungan per- dang. Hal ini terjadi karena prasarana ling-
mukiman sering tidak diikuti dengan pen- kungan seperti jaringan jalan dan drainase yang
ingkatan prasarana dan sarana permukiman. tidak memenuhi standar pelayanan, serta tem-
Sejalan dengan perkembangan jumlah pat pembuangan sampah tidak tersedia me-
penduduk, maka bertambah pula kebutuhan nyebabkan masyarakat membuang sampah
terhadap prasarana dan sarana lingkungan. disembarang tempat sampai ke laut sehingga
Ketersediaan prasarana dan sarana merupa- air laut menjadi tercemar. Sama halnya dengan
kan suatu kelengkapan fasilitas lingkungan prasarana permukiman, sarana permukiman
yang dapat menunjang setiap kegiatan yang yang ada belum memadai dan tidak tertata rapi.
terjadi di dalam lingkungan perumahan. Oleh sebab itu, penulis berminat mengadakan
Fasilitas yang tersedia berupa prasarana penelitian tesis yang berjudul “Analisis
lingkungan meliputi jaringan jalan, air ber- Ketersediaan Prasarana dan Sarana Per-
sih, listrik, drainase, persampahan dan tele- mukiman Nelayan di Kelurahan Lakologou
pon serta sarana lingkungan berupa fasilitas Kecamatan Kokalukuna Kota Baubau”.
pendidikan, kesehatan, peribadatan,
perdagangan, pemerintahan dan pelayanan Rumusan Masalah
umum, serta olahraga dan rekreasi. Adapun yang menjadi rumusan masalah
Permukiman nelayan merupakan ling- dari uraian latar belakang sebelumnya adalah
kungan tempat tinggal dengan prasarana bagaimana kondisi lingkungan permukiman
dan sarana dasar yang sebagian besar nelayan di Kelurahan Lakologou Kecamatan
penduduknya merupakan masyarakat yang Kokalukuna Kota Baubau ditinjau dari aspek
memiliki pekerjaan sebagai nelayan dengan fisik (prasarana dan sarana) berdasarkan
kawasan perairan sebagai tempat mereka Standar Pelayanan Minimal (SPM) serta kon-
mencari nafkah, meskipun demikian seba- disi sosial dan ekonomi masyarakat ?
gian dari mereka masih terkait dengan dara-
tan. Kawasan permukiman nelayan haruslah Tujuan Penelitian
memenuhi prinsip-prinsip layak huni yaitu Tujuan yang ingin dicapai dengan adanya
memenuhi persyaratan teknis, penelitian ini yaitu mengidentifikasi dan
persyaratan administrasi maupun persyara- menganalisis kondisi lingkungan permukiman
tan lingkungan. Dari berbagai parameter di tinjau dari aspek fisik (prasarana dan sara-
tentang permukiman dan karakteristik ne- na), sosial dan ekonomi masyarakat di Ke-
layan dapat dirumuskan bahwa permukiman lurahan Lakologou Kecamatan Kokalukuna
nelayan merupakan suatu lingkungan Kota Baubau berdasarkan Standar Pelayanan
masyarakat dengan prasarana dan sarana Minimal (SPM) permukiman.
yang harusnya mendukung serta mempu-
nyai keterkaitan dengan sumber mata pen- Manfaat Penelitian
caharian mereka sebagai nelayan. Adapun manfaat yang diharapkan dari
Kota Baubau merupakan sebuah kota hasil penelitian ini, yaitu:
di Provinsi Sulawesi Tenggara yang secara 1. Meningkatkan pengetahuan penduduk
geografis sebagian wilayahnya berada pada tentang prasarana dan sarana pemukiman
pesisir pantai. Aktivitas-aktivitas penduduk nelayan di daerah-daerah pesisir.
sebagian besar berorientasi pada wilayah 2. Sebagai bahan masukan, informasi dan
pesisir seperti mata pencaharian sebagai pertimbangan bagi Pemerintah Kota
nelayan, pola kehidupan masyarakat yang Baubau dalam upaya merencanakan pem-
terbuka terhadap masyarakat lainnya, bangunan, mengendalikan dan mengelola
gotong royong, adat istiadat masih sangat wilayah pesisir di Kota Baubau serta
tingggi terhadap para penduduk. Hal ini upaya penyediaan prasarana permukiman
yang menyebabkan pemerintah mengada- yang sesuai dengan kondisi fisik ling-
kan program-program bantuan infrastruktur kungan serta kondisi sosial ekonomi
ke wilayah-wilayah Kota Baubau. masyarakat.

3
ISSN: 2502 – 4205 Jurnal Perencanaan Wilayah │Vol. 3 │ No. 2 │Oktober 2018

3. Sebagai bahan pertimbangan dalam d. Sarana lingkungan adalah fasilitas ling-


pemeliharaan prasarana dan sarana kungan yang berfungsi menyelenggarakan
pemukiman nelayan. dan pengembangan kehidupan ekonomi,
Sebagai bahan masukan atau informasi bagi sosial dan budaya.
yang akan melakukan penelitian lanjutan e. Prasarana lingkungan adalah kelengkapan
mengenai permukiman di daerah pantai dasar fisik yang memungkinkan ling-
utamanya pemukiman nelayan kungan permukiman dapat berfungsi se-
bagaimana mestinya.
KAJIAN PUSTAKA f. Utilitas umum adalah sarana penunjang
Pengertian Perumahan, Permukiman yang berfungsi sebagai penyelenggaraan
dan Prasarana Perumahan dan pengembangan ekonomi, sosial dan
Menurut Yudohusodo (1991) budaya.
pembangunan perumahan merupakan upaya
untuk memenuhi salah satu kebutuhan dasar Konsep Perumahan dan Permukiman Sehat
manusia sekaligus untuk meningkatkan Perumahan dan permukiman merupakan sa-
mutu lingkungan kehidupan, memberi arah lah satu kebutuhan dasar manusia, disamping
kepada pertumbuhan wilayah dan memper- kebutuhan sandang dan pangan. Perumahan dide-
luas lapangan kerja serta menggerakkan finisikan sebagai lingkungan tempat tinggal atau
lingkungan hunian yang dilengkapi dengan prasa-
kegiatan ekonomi
rana dan sarana lingkungan. Menurut Sujarto dkk
dalam rangka peningkatan dan pemeratan
(1993), permukiman sebagai salah satu fungsi
kesejahteraan rakyat.
kawasan memiliki 3 komponen utama, yaitu :
Sujarto dkk (1993) menyebutkan
tempat tinggal (place), tempat kerja (work),
permukiman sebagai produk tata ruang,
dan tempat bermasyarakat (folk).
mengandung arti tidak sekedar fisik saja
Berdasarkan UU No. 4 tahun 1992 tentang
tetapi menyangkut hal-hal kehidupan non-
Perumahan dan Permukiman, dalam ayat (3)
fisik. Jadi suatu permukiman pada dasarnya
pasal (1), disebutkan bahwa : Permukiman
merupakan suatu bagian wilayah, tempat
adalah bagian dari lingkungan hidup di luar
dimana penduduk tinggal, berkiprah dalam
kawasan lindung, baik yang berupa kawasan
kegiatan kerja dan kegiatan usaha berhub-
perkotaan maupun perdesaan yang berfungsi
ungan dengan sesama
sebagai lingkungan tempat tinggal atau ling-
pemukim sebagai suatu masyarakat serta
kungan hunian dan tempat kegiatan yang men-
memenuhi berbagai kegiatan kehidupannya.
dukung perikehidupan dan penghidupan.
Pemukiman adalah bagian dari ling-
Dalam Undang–Undang Nomor 4 Tahun
kungan hidup di luar kawasan lindung,
1992 tentang Perumahan dan Permukiman,
berupa perkotaan maupun perdesaan, ber-
juga dinyatakan bahwa selain untuk memenuhi
fungsi sebagai lingkungan tempat tinggal
kebutuhan rumah sebagai kebutuhan dasar me-
dan tempat kegiatan yang mendukung
lalui penataan untuk mewujudkan perumahan
perikehidupan dan penghidupan
dan permukiman yang layak dalam lingkungan
(UU.Nomor 4.Tahun 1992). Dalam Un-
yang sehat, aman, serasi dan teratur, pengem-
dang-Undang Republik Indonesia No. 4
bangan perumahan dan permukiman juga
tahun 1992 tentang perumahan dan per-
mempunyai tujuan lain, yaitu untuk memberi
mukiman dapat dijelaskan sebagai berikut :
arah pada pertumbuhan wilayah dan persebaran
a. Rumah adalah bangunan yang ber-
penduduk yang rasional serta menunjang pem-
fungsi sebagai tempat tinggal atau hu-
bangunan di bidang ekonomi, sosial, budaya
nian atau sarana pembinaan keluarga.
dan bidang–bidang lain.
b. Perumahan adalah kelompok rumah
Pertambahan penduduk yang sangat dras-
yang berfungsi sebagai lingkungan hu-
tis, dan derasnya arus urbanisasi, menyebabkan
nian yang dilengkapi dengan sarana
pembangunan perumahan dan permukiman
dan prasarana lingkungan.
menjadi suatu kegiatan industri yang sangat
c. Suatu lingkungan permukuman adalah
kompleks. Menurut Budiharjo (1997), bahwa
kawasan perumahan dalam berbagai
pembangunan dan pengembangan kawasan
bentuk dan ukuran dengan penataan
permukiman merupakan prakondisi untuk
dalam ruang, sarana dan prasarana
meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Hal
lingkungan yang berstruktur.
ini disebabkan produktivitas manusia sangat
tergantung pada tersedianya wadah yang me-

4
ISSN: 2502 – 4205 Jurnal Perencanaan Wilayah │Vol. 3 │ No. 2 │Oktober 2018

madai untuk beristirahat, berinteraksi 1. Perilaku hidup sehat penduduk kota adalah
dengan keluarga dan masyarakat, serta budaya hidup bersih di rumah, di halaman
bekerja. Selanjutnya menurut Budiharjo dan di lingkungan.
(1997:64), bahwa pada hakekatnya per- Berkenaan dengan kondisi fisik perumahan,
mukiman memiliki fungsi ganda (dwi yaitu ukuran rumah dan pengaruhnya terhadap
fungsi) sebagai berikut : kesehatan, lingkungan fisik perumahan, kuali-
1. Fungsi aktif, yaitu menciptakan ling- tas udara permukiman, ventilasi dan sarana
kungan yang sesuai dengan kehendak, kesehatan lingkungan permukiman
aspirasi, adat istiadat dan tata cara hidup
para penghuni dengan segenap dinamika KERANGKA PIKIR
perubahannya. Perencanaan dan pengembangan perkotaan
2. Fungsi pasif, yaitu penyediaan sarana selelu diperhadapkan dengan masalah per-
dan prasarana fisik. mukiman, karena peningkatan konsentrasi
lingkungan permukiman sering tidak diikuti
Sinulingga (1999), mengatakan bahwa dengan peningkatan prasarana dan sarana per-
secara garis besar permukiman terdiri dari mukiman. Tantangan pembangunan perkotaan
beberapa komponen, yaitu : semakin kompleks sejalan dengan perkem-
1. Lahan yang diperuntukkan untuk per- bangan jumlah penduduk, maka bertambah
mukiman, dimana kondisi lahan akan pula kebutuhan terhadap prasarana dan sarana
mempengaruhi harga dari satuan rumah lingkungan dan pada sisi lain ruang (wilayah)
yang dibangun diatas lahan tersebut. semakin terbatas yang pada akhirnya me-
2. Prasarana lingkungan, yaitu jalan lokal, nyebabkan kekumuhan khsusnya pada wilayah
jaringan air bersih, saluran air hujan, kota pesisir.
saluran air limbah dan tempat pembu- Penataan permukiman dengan didukung
angan sampah, yang kesemuanya sangat fasilitas yang cukup akan mendukung suatu
menentukan kualitas permukiman yang perkembangan kota yang sehat. Permukiman
dibangun. sehat harus memenuhi 3 persyaratan berikut; a)
3. Perumahan (unit rumah) yang dibangun Fisik, yaitu tersedianya sarana air bersih yang
sebagai tempat tinggal. memenuhi syarat (fisik, bakteriologis dan
4. Fasilitas umum dan fasilitas sosial, yaitu kimia), sarana sanitasi, pengelolaan sampah
termasuk fasilitas pendidikan, dan air limbah serta perumahan sehat; b) Biol-
kesehatan, peribadatan, perdagangan, ogis, yaitu lingkungan bebas dari binatang se-
jaringan listrik dan telepon, serta taman rangga dan pengerat; serta c) Sosial, yaitu per-
bermain atau ruang terbuka dalam ling- ilaku hidup bersih dan sehat.
kungan permukiman tersebut. Kota Baubau sebagai salah satu kota pesisir
memiliki perkampungan nelayan yang terletak
Menurut Komarudin (1997), rumah sehat di Kelurahan Lakologou Kecamatan Koka-
harus memenuhi persyaratan penyehatan lukuna. Oleh pemerintah Kota Baubau, wilayah
lingkungan, ketertiban, dan keserasian ling- ini termasuk salah satu permukiman nelayan
kungan. Komponen lingkungan perumahan dengan predikat kumuh sedang, dengan luas
yang mempengaruhi kesehatan masyarakat kawasan kumuh 1,15 Ha. Hal ini terjadi karena
hendaknya dilengkapi sesuai kebutuhan, anta- prasarana dan sarana pemukiman yang belum
ra lain penyediaan prasarana lingkungan yang memadai dan tidak tertata rapi. Pada aspek lain
memadai dan sesuai dengan jumlah penghuni, juga kehidupan sosial ekonomi yang mempri-
serta pengamanan lingkungan perumahan
hantikan. Karena itu, pada kajian ini kedua
terhadap pencemaran (pemeliharaan sumber
aspek tersebut akan dikaji untuk merumuskan
air bersih, pengelolaan limbah dan sampah
rumah tangga). suatu langka dalam upaya penataan wilayah
Ditjen Cipta Karya Departemen Kim- permukiman nelayan di Kota Bau-Bau.
praswil menegaskan, bahwa rumah sehat Kerangka pemikiran tersebut selengkapnya di
harus memenuhi 4 persyaratan yaitu : aspek ilustrasikan pada Gambar 1.
kesehatan, kekuatan bangunan, kenya-
manan dan keterjangkauan. Beberapa indi-
kator rumah sehat, yaitu :

5
ISSN: 2502 – 4205 Jurnal Perencanaan Wilayah │Vol. 3 │ No. 2 │Oktober 2018

Populasi
Populasi adalah keseluruhan subyek
penelitian (Arikunto, 1997). Populasi dalam
penelitian ini adalah masyarakat pada Ke-
lurahan Lakologou Kecamatan Kokalukuna
Kota Baubau. Berdasarkan data profil Ke-
lurahan Lakologou Kecamatan Kokalukuna
Kota Baubau tahun 2015 berjumlah 553 KK
dari 2243 orang penduduk yang terdiri dari
1141 orang laki-laki dan 1102 orang perempu-
an.

Jenis dan Sumber Data


Jenis serta sumber data dalam penelitian
ini adalah terdiri dari data primer dan data
Gambar 1. Kerangka pemikiran
sekunder yang dapat dijelaskan sebagai berikut
:
METODE PENELITIAN 1. Data primer adalah data yang diperoleh
Jenis Penelitian langsung dilapangan melalui pengukuran
Jenis penelitian yang dilakukan adalah atau teknik wawancara langsung dengan re-
bersifat deskriptif kualitatif, yaitu mem- sponden menggunakan daftar pertanyaan
berikan gambaran mengenai kondisi, (kuesioner). Data ini terdiri atas :
keadaan, keinginan, maupun gejala yang
terjadi di masyarakat serta terkait dengan
a) Data eksisting pemukiman nelayan
berupa sosial budaya, ekonomi, dan
prasarana lingkungan permukiman pada
lingkungan.
lokasi penelitian.
Desain penelitian yang dilaksanakan b) Data mengenai prasarana dan sarana
adalah dengan metode survei atau terjun meliputi jaringan jalan, pangkalan
langsung ke lokasi penelitian dengan tujuan pendaratan ikan/dermaga, tempat
untuk memperoleh data dan informasi yang penambatan perahu dan lain-lain
akurat dari masyarakat maupun dari prasa- 2. Data sekunder adalah berupa data yang ada
rana lingkungan permukiman. pada instansi terkait serta hasil-hasil
penelitian yang serupa dan diambil dari
Lokasi dan Waktu Penelitian hasil kajian pustaka yang dikumpulkan dan
Penelitian ini dilakukan pada per- dievaluasi. Data terdiri atas :
mukiman masyarakat nelayan di Kelurahan a) Data Kependudukan dengan spesifi-
Lakologou Kecamatan Kokalukuna Kota kasi data berupa jumlah penduduk,
Baubau. Pemilihan lokasi ini didasarkan tingkat kepadatan penduduk, perkem-
pada pertimbangan tingkat konsentrasi bangan dan penyebaran penduduk.
penduduk yang padat, bangunan rumah b) Peta dasar lokasi studi.
yang tidak memenuhi syarat, ketersediaan
Teknik Pengumpulan Data
prasarana pemukiman yang sangat terbatas
Untuk memperoleh data-data yang dibu-
serta kebiasaan masyarakat yang membu-
tuhkan baik data primer maupun data sekunder,
ang sampah, tinja dan air limbah rumah
maka teknik pengumpulan data dilakukan se-
tangga ke laut, sungai dan/atau saluran
bagai berikut :
drainase, terutama pada permukiman di atas
a. Observasi atau pengamatan secara lang-
air, menjadikan lokasi ini sebagai kantong
sung terhadap kondisi obyektif di lokasi
permukiman kumuh yang cukup merusak
penelitian. Pengambilan data dilakukan
citra Kota Baubau yang sering memperoleh
dengan merekam tampilan (foto) dan
predikat sebagai Kota Adipura.
membuat catatan-catatan.
Adapun penelitian ini dilaksanakan
b. Wawancara langsung dengan responden
selama 4 bulan, dimulai pada bulan Febru-
yang dianggap mampu memberikan gam-
ari sampai bulan Juni tahun 2016.
baran ataupun jawaban dari obyek
penelitian.

6
ISSN: 2502 – 4205 Jurnal Perencanaan Wilayah │Vol. 3 │ No. 2 │Oktober 2018

c. Kuesioner, metode ini pada dasarnya yang menghubungkan antar rumah yang satu
merupakan petunjuk dari metode wa- dengan rumah lainnya. Untuk lebih jelas dapat
wancara yang merupakan daftar dilihat pada Tabel 1
sejumlah pertanyaan yang sesuai
dengan tujuan penelitian. Tabel 1. Jaringan Jalan di Kelurahan Lakologou Tahun
2016
Teknik Analisis Data No. Panjang Lebar
Analisis data dalam penelitian ini Klasifikasi Jalan (km) (m)
1 Kota 3.784 5-7
menggunakan metode analisis kualitatif.
Analisis dilakukan untuk menghitung 2 Lingkungan 2.950 2-5
jumlah prasarana dan sarana yang memadai
3 Setapak 1.305 0.8 - 2
serta tidak memadai dengan menggunakan
Jumlah 8.039
metode parametrik serta menggambarkan Sumber : Survey Lapangan Tahun 2016
atau menguraikan secara jelas mengenai
kondisi prasarana dan sarana yang ada pada a. Analisis Kondisi Jalan Kota
lokasi penelitian sesuai dengan standar pe- Dari survey lapangan diperoleh panjang
layanan minimal. jalan kota di Kelurahan Lakologou 3.784 m
Permasalahan dan tujuan penelitian ini dengan lebar jalan 5–7 meter dan luas wilayah
yaitu mengidentifikasi dan menganalisis Kelurahan Lakologou yaitu 499 Ha serta
kondisi lingkungan permukiman di tinjau jumlah penduduk Kelurahan Lakologou pada
dari aspek fisik (prasarana dan sarana), so- Tahun 2015 yaitu 2.243 jiwa.
sial dan ekonomi masyarakat di Kelurahan
Lakologou Kecamatan Kokalukuna Kota Sehingga :
Baubau berdasarkan Standar Pelayanan SPM = 0,6 km/1000 penduduk
Minimal (SPM) permukiman dengan = 0,0006 km/penduduk.
menggunakan pengamatan langsung atau K.E = 3,784 km/2243 penduduk
observasi pada lokasi penelitian serta = 0,001687 km/penduduk.
melakukan wawancara pada masyarakat (˃ SPM = 0,0006 km/penduduk)
dan kemudian dianalisis sesuai SPM atau Keterangan : K.E = Kondisi Eksisting
SNI perencanaan lingkungan yang berlaku.
Hasil dari analisis ini nantinya akan di- Maka dapat dikatakan kondisi jalan lokal
tuangkan dalam bentuk peta/gambar me- di Kelurahan Lakologou telah memenuhi SPM
lalui software Arcgis. ditinjau dari panjang jalan. Akan tetapi dilihat
dari kualitas jalan masih ada jalan yang kon-
HASIL DAN PEMBAHASAN disinya tidak baik yang berupa jalan pengera-
san, sehingga perlu adanya peningkatan jalan
Analisis Kondisi Eksisting Prasarana atau pengaspalan jalan.
Lingkungan di Kelurahan Lakologou
Analisis Kondisi Eksisting Jaringan b. Analisis Kondisi Jalan Lingkungan
Jalan Dari survey lapangan diperoleh panjang
Prasarana jalan yang terdapat di Ke- jalanlingkungan di Kelurahan Lakologou 2.950
lurahan Lakologou dari hasil survey di lo- m dengan lebar jalan 2 – 5 meter dan luas
kasi penelitian dapat dijelaskan bahwa salah wilayah Kelurahan Lakologou yaitu 499 Ha
satu prasarana yang paling berperan dalam serta jumlah penduduk Kelurahan Lakologou
bidang transportasi adalah prasarana jalan, pada Tahun 2015 yaitu 2.243 jiwa. Sehingga :
sebab jalan merupakan faktor penghubung
antara daerah yang satu dengan daerah yang SPM = 40-60 m/Ha
lain. Klasifikasi jalan di Kelurahan Lakolo- K.E = 2.950 m/ 499 Ha
gou terdiri dari jalan kota, jalan lingkungan = 5,918 m/Ha (˂ SPM = 40-60 m/Ha).
dan jalan setapak. Untuk tiap jalan di Ke-
lurahan Lakologou ini didominasi jalan Maka dapat dikatakan kondisi jalan ling-
kota yang menghubungkan kota Baubau kungan di Kelurahan Lakologou tidak memen-
dan Kabupaten Buton (Poros Baubau – Ka- uhi SPM ditinjau dari panjang jalan dan dari
pontori – Ereke), jalan lingkungan yakni segi kualitas jalan masih ada jalan yang kon-
jalan yang menghubungkan kelompok ru- disinya tidak baik yang berupa jalan pengera-
mah, sedangkan jalan setapak yakni jalan san, sehingga perlu adanya peningkatan jalan

7
ISSN: 2502 – 4205 Jurnal Perencanaan Wilayah │Vol. 3 │ No. 2 │Oktober 2018

atau pengaspalan jalan serta penambahan sangat membantu dalam mencegah terjadinya
jaringan jalan lingkungan yang baru sesuai luapan air yang berlebih pada saat curah hujan
standar yang berlaku. yang tinggi sehingga tidak terjadi genangan
b. Analisis Kondisi Jalan Setapak ataupun banjir.
Dari survey lapangan diperoleh pan- Tabel 2 Jaringan Drainase di Kelurahan Lakologou Ta-
hun 2016
jang jalan setapak di Kelurahan Lakologou
1.305 m dengan lebar jalan 0,8 – 2 meter Klasifikasi Panjang Lebar
dan luas wilayah Kelurahan Lakologou No. Ket.
Drainase (m) (m)
yaitu 499-Ha serta jumlah penduduk Ke-
lurahan Lakologou pada Tahun 2015 yaitu 1 Primer 893 1 Kurang
2.243 jiwa. 2 Sekunder 1.959 0,9 Kurang
Sehingga : 3 Tersier 145 0,7 Baik
SPM = 50-110 m/Ha Jumlah 2.998
K.E = 1.305 m/ 499 Ha
= 2,6152 m/Ha Sumber: Hasil Survey Tahun 2016
(˂ SPM = 50-110 m/Ha). Berdasarkan hasil wawancara dengan
Maka dapat dikatakan kondisi jalan penduduk pada lokasi penelitian diperoleh in-
sertapak di Kelurahan Lakologou tidak formasi bahwa banjir tidak pernah terjadi di
memenuhi SPM ditinjau dari panjang jalan. Kelurahan Lakologou dari tahun 1990 sampai
sehingga perlu penambahan jaringan jalan tahun 2016. Apabila terjadi hujan, drainase
setapak yang baru sesuai standar yang ber- yang ada masih mampu menampung air hujan
laku. Ketersediaan jaringan jalan di Ke- yang ada sehingga tidak terjadi genangan yang
lurahan Lakologou lebih jelasnya dapat lebih dari 2 jam. Oleh sebab itu, dapat
dilihat pada Peta Jaringan Jalan di Ke- dikatakan bahwa jaringan drainase di Ke-
lurahan Lakologou. lurahan Lakologou sudah memenuhi SPM.
Akan tetapi, perlu adanya penambahan jarin-
Analisis Kondisi Eksisting Prasarana gan drainase pada lokasi yang belum terdapat
Drainase drainase sehingga aliran air hujan dapat men-
Jaringan drainase di Kelurahan Lakol- galir secara lancar menuju pembuangan akhir.
ogou mengikuti jaringan jalan dengan klas-
ifikasi drainase primer, drainase sekunder Analisis Kondisi Eksisting Prasarana Air
dan drainase tersier yang telah permanen, Bersih
namun beberapa kondisi jaringan drainase Untuk bisa menjelaskan kondisi prasarana air
di Kelurahan Lakologou sudah tidak ber- bersih bagi penduduk di Kelurahan Lakologou,
fungsi sebagaimana mestinya. Hal ini maka berikut ini hasil penelitian di lapangan ten-
tang sumber air bersih yang digunakan penduduk
disebabkan adanya pelebaran jalan pada
pada Kelurahan Lakologou, dan hasilnya dapat
jalan kota (Poros Dermaga – Kapontori) di
dilihat pada Tabel 3
Kelurahan Lakologou, sehingga ada be- Tabel 3 Perbandingan Hasil Penelitian Prasarana Air
berapa drainase yang tertimbun oleh mate- Bersih dengan SPM
rial dasar pembuatan jalan. Adapun arah
aliran air pembuangan drainase di Ke-
lurahan Lakologou langsung bermuara ke
laut.
Keberadaan jaringan drainase akan
sangat membantu dan berguna dalam pen-
galiran air hujan maupun sisa buangan air
limbah rumah tangga. Apabila jaringan
drainase yang ada tidak berfungsi se-
bagaimana mestinya, maka akan berakibat
kurang baik bagi lingkungan itu sendiri.
Sebab pada saat musim hujan cukup tinggi
maka debit air akan bertambah yang
mengakibatkan terjadinya luapan air dan Dari uraian diatas dapat disimpulkan bah-
terjadi genangan. Oleh karena itu pem- wa prasarana air bersih di Kelurahan Lakolo-
bangunan maupun pemeliharaan terhadap gou sudah memenuhi SPM, akan tetapi perlu
jaringan drainase sangat penting, karena

8
ISSN: 2502 – 4205 Jurnal Perencanaan Wilayah │Vol. 3 │ No. 2 │Oktober 2018

adanya penambahan jaringan pipa pada No yang Keterangan


daerah perdagangan dan jasa (Pasar). (%) (%)
dinilai

Analisis Kondisi Eksisting Prasarana 1 IPAL 0 60 - Tidak


Mandi Cuci Kakus (MCK) 100 Memenuhi
Prasarana mandi cuci kakus (MCK) Sumber: Hasil Survei Lapangan
komunal pada lokasi penelitian terdapat 16
(enam belas) unit, namun kesadaran Berdasarkan tabel 5 diatas, dapat disim-
masyarakat untuk merawat dan memelihara pulkan bahwa prasarana pengolahan air limbah
kebersihannya masih kurang serta tingkah di Kelurahan Lakologou tidak memenuhi
laku masyarakat yang membuang tinja di standar pelayanan minimal. Oleh sebab itu
laut dan daerah-daerah bakau. Ketersediaan perlu diadakan perencanaan Instalasi Pen-
WC /jamban rumah tangga di Kelurahan golahan Air Limbah (IPAL) di Kelurahan
Lakologou ini sudah cukup memadai. Tabel Lakologou sesuai standar yang berlaku.
4 akan menjelaskan ketersediaan prasarana
WC /jamban rumah tangga di Kelurahan Analisis Kondisi Eksisting Prasarana Per-
Lakologou Kota Baubau. sampahan
Berdasarkan survey di lapangan tidak
Tabel 4 Jumlah kepemilikan WC/Jamban terlihat adanya prasarana pengelolaan sampah
di Kelurahan Lakologou seperti tempat sampah rumah tangga ataupun
No Presen- Tempat Pembuangan Sementara (TPS) dise-
Kepemilikan Jumlah tase luruh wilayah Kelurahan Lakologou. Jadi dapat
dipastikan sebagian besar masyarakat membu-
WC/Jamban (Unit) (%)
ang sampah disembarang tempat hingga ke
1. Milik Sendiri 435 96,45 laut.
2. Milik Tetangga 0 0,00 Tabel 6 Perbandingan Hasil Penelitian Prasarana Pengel-
olaan Sampah Dengan SPM
3. Umum 16 3,55
Jumlah 451 100,00
Sumber: Hasil Survey Tahun 2016

Dari tabel 4 dapat disimpulkan bahwa


prasarana MCK di Kelurahan Lakologou
sudah memenuhi SPM, akan tetapi perlu Dari tabel 6 diatas dapat dilihat bahwa
ditingkatkan kesadaran masyarakat ter- prasarana pengelolaan sampah di Kelurahan
hadap kebersihan dan perawatan MCK Lakologou tidak memenuhi SPM sehingga
Komunal yang telah ada.
perlu diadakan perencanaan prasarana per-
Di Kelurahan Lakologou dapat dijelas- sampahan
kan bahwa air limbah rumah tangga dibu-
ang dengan cara yang tidak memenuhi Analisis Kondisi Eksisting Prasarana Jarin-
syarat. Dimana pada lokasi penelitian, se- gan Listrik
luruh air limbah rumah tangga di buang ke Tenaga listrik merupakan sumber en-
saluran drainase yang pada akhirnya akan ergi yang sangat penting bagi kehidupan manu-
mengalir ke laut. sia baik untuk kegiatan industri, komersial,
Dengan demikian dapat dipastikan bahwa maupun dalam kehidupan sehari-hari rumah
laut pada lokasi penelitian akan menerima tangga. Energi listrik dibutuhkan untuk me-
banyak sekali limbah yang akan menurunk- menuhi kebutuhan penerangan dan juga proses
an kemampuan air laut secara alami men- produksi yang melibatkan alat-alat elektronik
guraikan limbah-limbah tersebut, sehingga dan alat-alat mesin industri. Mengingat begitu
dihawatirkan air laut akan bersifat toksik besar dan pentingnya manfaat energi listrik
bagi makhluk hidup lainnya. sedangkan sumber energi pembangkit listrik
Tabel 5 Perbandingan Hasil Penelitian Prasarana
terutama yang berasal dari sumber daya tak
Pengolahan Air Limbah dengan SPM terbaharui (non renewable) keberadaannya
Parameter Kondisi SPM terbatas, maka untuk menjaga kelestarian sum-

9
ISSN: 2502 – 4205 Jurnal Perencanaan Wilayah │Vol. 3 │ No. 2 │Oktober 2018

ber energi ini perlu diupayakan langkah- Fasilitas pendidikan sangat dibutuhkan
langkah strategis yang dapat menunjang oleh suatu daerah bukan hanya didaerah
penyediaan energi listrik secara optimal dan perkotaan namun juga didaerah pedesaan jika
terjangkau. sudah memenuhi kriteria untuk tersedianya
Tabel 7 Jumlah Pemakaian Daya Listrik per Unit Rumah di Ke-
lurahan Lakologou
fasilitas pendidikan. Di Kelurahan Lakologou
terdapat 4 unit sarana pendidikan, yaitu 1 unit
Daya Jmh Rumah PAUD, 1 unit TK, dan 2 unit SD.
No Dilihat dari jumlah penduduk pada tahun
(VA/Watt) (Unit)
2015 yaitu berjumlah 2243 jiwa dan hasil sur-
1 450 339 vey lapangan dapat diambil kesimpulan yaitu :
2 900 121 1. Taman Kanak-Kanak (TK) belum memen-
uhi standar pelayanan minimal yang seha-
3 1.300 9 rusnya berjumlah 2 unit sehingga perlu di-
rencanakan sebuah bangunan TK sesuai
Jumlah 469 standar yang berlaku.
2. Sekolah Dasar (SD) sudah memenuhi
Sumber: Hasil Survei Lapangan standar pelayanan minimal yaitu terdapat
Berdasarkan SNI 03-1733-2004 terse- 2 unit bangunan SD (SDN 1 Bungi dan
but diatas dapat disimpulkan bahwa prasa- SDN 2 Bungi).
rana jaringan listrik di Kelurahan Lakolo- Analisis Ketersediaan Sarana Kesehatan
gou sudah memenuhi standar pelayanan Fasilitas kesehatan dibutuhkan guna
minimal. untuk menunjang pelayanan dan peningkatan
Sarana Lingkungan kesejahteraan masyarakat di wilayah Ke-
lurahan Lakologou, maka pemerintah setempat
Analisis Ketersediaan Sarana Per- menyediakan fasilitas kesehatan kepada war-
kantoran dan Pemerintahan ganya berupa 1 unit puskesmas, 1 unit pusk-
Fasilitas perkantoran merupakan esmas pembantu (pustu), dan 1 unit poskesdes.
fasilitas penting bagi suatu wilayah. Suatu Sarana kesehatan puskesmas sudah merupakan
daerah tidak akan menjalankan tugas-tugas bangunan permanen begitu pula dengan pusk-
pemerintahannya dengan baik jika tidak esmas pembantu (pustu) dan poskesdes yang
memiliki fasilitas perkantoran. Begitupun ada di Kelurahan Lakologou.
dengan Pemerintah Kelurahan Lakologou Dari hasil survey di lapangan dapat disim-
harus menyediakan fasiltas perkantoran dan pulkan
pemerintahan yang memadai bagi wila- bahwa sarana kesehatan di Kelurahan
yahnya. Adapun fasilitas perkantoran di Lakologou
Kelurahan Lakologou dapat dilihat pada sudah memenuhi SPM.
Tabel 8.
Analisis Ketersediaan Sarana Peribadatan
Tabel 8 Fasilitas Perkantoran di Kelurahan
Jika dilihat dari aspek keagamaan, mayori-
Lakologou Tahun 2016 tas penduduk Kelurahan Lakologou beragama
Jenis Jumlah Luas Kondisi Islam. Dari segi sarana ibadah, Kelurahan
No 2 Lakologou hanya memiliki 1 unit Masjid yang
Perkantoran (Unit ) (M ) Bangunantepatnya berada di RW 01, dan ditinjau dari
1. Kantor Kelurahan 1 630 Permanensegi bangunan 1 unit masjid di Keluruhan
2. Balai Pertemuan 2 411 PermanenLakologou sudah tergolong bangunan per-
3. BKM 1 88 Permanenmanen.
Sumber: Survey Lapangan 2016 Berdasarkan Keputusan Menteri Per-
Dari hasil survey lapangan dapat mukiman dan Prasarana Wilayah No.
disimpulkan bahwa sarana perkantoran dan 534/KPTS/M/2001, ketentuan Standar Pela-
pemerintahan sudah memenuhi standar pe- yanan Minimal (SPM) untuk Sarana Sosial
layanan minimal. Budaya yaitu :
 Cakupan kabupaten/kota setidaknya
Analisis Ketersediaan Sarana Pendidi- tersedia 1 unit tempat ibadah/2.500 jiwa
kan  Tempat ibadah yang ada bersih, nyaman
dan teduh

10
ISSN: 2502 – 4205 Jurnal Perencanaan Wilayah │Vol. 3 │ No. 2 │Oktober 2018

 Aksesibilitas mudah. Dari hasil survey di lapangan dapat


 disimpulkan bahwa sarana perdagangan dan
Dari hasil survey di lapangan dapat jasa di Kelurahan Lakologou sudah memen-
disimpulkan uhi SPM akan tetapi perlu pembenahan-
bahwa sarana peribadatan di Kelurahan pembenahan terutama pada jenis pasar tradi-
Lakologou sudah memenuhi SPM sehingga sional yang kekurangan fasilitas-fasilitasnya
tidak perlu perencanaan penambahan seperti air bersih, jaringan listrik, dan per-
bangunan lagi. sampahan.

Analisis Ketersediaan Sarana Kondisi Sosial Ekonomi Masyarakat


Perdagangan dan Jasa
Sosial Ekonomi
Berkembangnya pembangunan di suatu
Tingkat sosial ekonomi dari masyarakat
wilayah ditentukan oleh tingkat merupakan masalah penting untuk menjadi kajian
perekonomian penduduk diwilayah terse- dalam penelitian ini, mengingat eratnya kaitan
but. Oleh karena itu, fasilitas perdagangan antara tingkat sosial ekonomi masyarakat dengan
dan jasa sangat diperlukan diwilayah Ke- operasional dan pemeliharaan prasarana serta
lurahan Lakologou agar dapat menunjang persepsi terhadap kebersihan, kesehatan dan ke-
pembangunan diwilayah ini. Adapun fasili- lestarian lingkungan permukiman. Rendahnya
tas perdagangan dan jasa di kelurahan ini tingkat sosial ekonomi masyarakat, biasanya me-
yaitu terdiri dari 1 unit pasar, 24 unit nyebabkan mereka kurang memahami pentingnya
kios/warung dan 3 unit bengkel. Untuk pemeliharaan prasarana lingkungan per-
lebih rinci mengenai sebaran fasilitas mukiman, disamping itu bagi masyarakat ber-
perdagangan dan jasa di Kelurahan Lakolo- pendapatan rendah, pemikiran mereka lebih
gou dapat dilihat pada Tabel 9. terfokus pada bagaimana memperoleh sesuap
nasi pengganjal perut hari ini.
Tabel 9 Fasilitas Perdagangan dan Jasa di
Kelurahan Tabel 10 Tingkat Pendidikan Penduduk di Ke-
lurahan Lakologou Tahun 2016
Lakologou Tahun 2016 Tingkat Pen- Persentase
No Jumlah
Jenis Perdagangan dan Jumlah didikan (%)
No
Jasa Unit Tidak Tamat
1. Pasar Tradisional 1 1. SD 657 29.54
2. Tamat SD 604 27.16
2. Warung/Kios 24
3. Tamat SLTP 452 20.32
3. Bengkel 3
4 Tamat SLTA 446 20.05
Jumlah 28
Sumber: Survey Lapangan 2016 5 D-2 7 0.31
6 D-3 9 0.40
Berdasarkan Keputusan Menteri Per-
7 S-1 45 2.02
mukiman dan Prasarana Wilayah No.
534/KPTS/M/2001, ketentuan Standar Pe- 8 S-2 4 0.18
layanan Minimal (SPM) untuk Sarana Ni- Jumlah 2.224 100.00
aga yaitu : Sumber: Hasil Analisis Tahun 2016
 Setidaknya di setiap kecamatan tersedia
Tingkat pendidikan masyarakat yang
1 pasar untuk setiap 30.000 penduduk
rendah sebagian besar bekerja pada sektor in-
dalam rangka pemenuhan kebutuhan
formal, seperti petani, nelayan, sopir angkot,
primer dan sekunder. Selain itu pasar
buruh bangunan, buruh angkut di terminal dan
tersebut juga mudah diakses
lain lain, sehingga tingkat pendidikan tidak
 Terdapat toko/warung dengan pela-
terlalu menjadi faktor penentu. Untuk lebih
yanan 250 jiwa/unit.
jelasnya dapat dilihat pada tabel 11.
 Aksesibilitas menuju sarana ni-
aga/perdagangan Tabel 11 Jumlah Penduduk Menurut Jenis Pekerjaan di
mudah Kelurahan Lakologou Tahun 2016
No Jenis Pekerjaan Jumlah Persentase

11
ISSN: 2502 – 4205 Jurnal Perencanaan Wilayah │Vol. 3 │ No. 2 │Oktober 2018

 Prasarana drainase di Kelurahan Lakol-


(%)
ogou yang terbagi tiga klasifikasi drain-
1. Petani 700 38,31 ase yaitu drainase primer dengan pan-
2. PNS,TNI POLRI 34 1,86 jang 893 meter dan lebar 1 meter, drain-
3. Pedagang Keliling 120 6,57
ase sekunder dengan panjang 1.959 me-
ter dengan lebar 0,9 meter dan drainase
4 Peternak 70 3,83 tersier dengan panjang 145 meter
5 Pengusaha 63 3,45 dengan lebar 0,7 meter sudah memenuhi
SPM. Akan tetapi, perlu adanya penam-
6 Karyawan Perusahan 120 6,57
bahan jaringan drainase pada lokasi
7 Nelayan 490 26,82 yang belum terdapat drainase agar aliran
8 Montir 30 1,64 air hujan dapat mengalir secara lancar
menuju pembuangan akhir.
9 lain-lain 200 10,95
 Prasarana air bersih di Kelurahan
Jumlah 1.827 100.00 Lakologou terdiri dari jaringan pipa
Sumber: Hasil Analisis Tahun 2016 swadaya (1 unit) digunakan penduduk
sebanyak 411 KK, PDAM (1 unit)
Adapun pendapatan masyarakat pem- digunakan penduduk sebanyak 86 KK,
ukiman nelayan di Kelurahan Lakologou dan sumur gali (9 unit) digunakan
Kota Baubaudapat dilihat pada Tabel 12. penduduk sebanyak 56 KK sudah me-
menuhi SPM. Akan tetapi, perlu adanya
Tabel 12. pendapatan masyarakat pemukiman nelayan
penambahan jaringan pipa swadaya
(Rp) (Org) (%)
dengan panjang ± 300 meter pada dae-
1. <1.000.000 1.120 61,31 rah perdagangan dan jasa (Pasar Tradi-
1.000.0000- sional).
2. 2.000.000 510 27,91
 Prasarana MCK di Kelurahan Lakolo-
3. >2.000.000 197 10,78 gou dengan sistem pengelolaan tinja
Jumlah 1.827 100,00 dengan menggunakan septictank ber-
Sumber: Hasil Survey 2016 jumlah 534 KK (96,56%) sudah me-
menuhi SPM. Akan tetapi, perlu diting-
Perilaku Masyarakat
katkan kesadaran masyarakat terhadap
Hasil pengamatan di lapanga
kebersihan lingkungan dengan tidak
Menunjukkan bahwa tingkat kesadaran
membuang kotoran (tinja) di laut dan
masyarakat terhadap tanggungjawab dalam
merawat fasilitas-fasilitas pada MCK
menjaga kebersihan kesehatan dan keles-
Komunal yang telah ada.
tarian lingkungan sangat rendah, terutama
 Prasarana pengolahan air limbah belum
terdapat pada lokasi penelitian. Dimana
terdapat di Kelurahan Lakologou se-
dapat dilihat tinja segar maupun sampah
hingga tidak memenuhi standar pela-
berserakan dimanamana di bagian bawah
yanan minimal. Oleh sebab itu perlu
(kolong rumah mereka, serta pembuangan
dibuat perencanaan Instalasi Pengolahan
air limbah rumah tangga secara langsung ke
Air Limbah (IPAL) di Kelurahan
laut dapat ditemukan /dilihat di sebagian
Lakologou sesuai standar yang berlaku.
wilayah ada lokasi penelitian.
 Prasarana pengelolaan sampah belum,
PENUTUP terdapat di Kelurahan Lakologou se-
Kesimpulan hingga tidak memenuhi SPM sehingga
1. Ditinjau dari aspek fisik (sarana dan perlu dibuatperencanaan prasarana per-
prasarana lingkungan) : sampahan sesuai standar yang berlaku.
 Prasarana jalan kota sudah memen-  Prasarana jaringan listrik di Kelurahan
uhi SPM dengan panjang jalan yai- Lakologou terdiri dari daya 450 Watt
tu 3.784 meter, sedangkan jalan digunakan 339 unit rumah, daya 900
lingkungan dengan panjang 2.950 Watt digunakan 121 unit rumah, dan
meter dan jalan setapak dengan daya 1300 Watt digunakan 9 unit rumah
panjang 1.305 meter tidak memen- sudah memenuhi standar pelayanan
uhi SPM minimal. Akan tetapi, perlu adanya

12
ISSN: 2502 – 4205 Jurnal Perencanaan Wilayah │Vol. 3 │ No. 2 │Oktober 2018

penambahan jaringan listrik pada han, kesehatan dan kelestarian lingkungan


Pasar Tradisional dan terminal. permukiman.
 Sarana perkantoran dan pemerinta- Pada masyarakat Kelurahan Lakologou untuk
han di Kelurahan Lakologou yang meningkatkan kesadaran terhadap kelestarian
terdiri dari 1 unit kantor kelurahan, dan kebersihan lingkungan, sebab tanpa adanya
2 unit balai pertemuan, dan 1 unit partisipasi masyarakat perencanaan yang dibu-
kantor BKM sudah memenuhi at tidak akan berjalan efektif sebagaimana yang
standar pelayanan minimal. diinginkan dalam perencanaan.
 Sarana kesehatan di Kelurahan Lakol-
ogou yang terdiri dari 1 unit Pusk- DAFTAR PUSTAKA
esmas, 1 Unit Puskesmas Pembantu Admaja, Choiril Surya. 2010. Dampak Imple-
(Pustu), dan 1 unit Poskesdes sudah mentasi Program Penyediaan Air Mi-
memenuhi standar pelayanan minimal. num dan Sanitasi Berbasis Masyarakat
 Sarana peribadatan di Kelurahan Terhadap Upaya Penanggulangan
Lakologou yang terdiri dari 1 unit Kebutuhan Akses Air Minum dan Sani-
Masjid sudah memenuhi SPM. tasi Masyarakat Miskin. Universitas
 3 unit bengkel yang telah memenuhi Sebelas Maret. Surakarta
standar pelayanan minimal. Anwar, Andi Baharuddin. Evaluasi Sarana
 Dan Prasarana Permukiman Nelayan di
2. Ditinjau dari aspek sosial ekonomi, Kelurahan Bulurokeng. Universitas
 Tingkat pendidikan masyarakat “45”. Makassar
relatif rendah yaitu 77,02% berpen- Arikunto, Suharsimi. 1997. Prosedur
didikan dasar (Tidak tamat SD, Ta- Penelitian Suatu Pendekatan Praktek.
mat SD & SLTP). Jakarta: Rineka Cipta.
Aryenti, 2011. Peningkatan Partisipasi
 Sebagian besar masyarakat bekerja
Masyarakat Dalam Pengelolaan Sam-
sebagai petani, nelayan dan peda-
gang dengan tingkat pendapatan pah Dengan Cara 3R (Reduce, Reuse,
Recycle) di Lingkungan Permukiman
yang kurang yaitu kurang dari Rp.
1.000.000,- / bulan (61,31%). Ditinjau Dari Segi Sosial Ekonomi
Masyarakat. Pusat Litbang Per-
 Kepemilikan lahan pada lokasi
mukiman. Bandung
penelitian yaitu 100% hak milik.
Badan Pusat Statistik (BPS) Kota Baubau Ta-
 Masyarakat memiliki kesadaran
hun 2015.
yang rendah terhadap kebersihan,
Branch, C Melville. 1995-1996. Perencanaan
kesehatan dan kelestarian ling-
Kota Komprehensif; Suatu Pengantar
kungan permukiman
dan Penjelasan.
Budiharjo, Eko. 1992. Sejumlah Masalah
Saran
Permukiman Kota. Alumni. Bandung
Sehubungan dengan pembahasan di-
Budiharjo, Eko. 1997. Lingkungan Binaan Dan
atas, maka saran-saran yang perlu disam-
Tata Ruang Kota. Andi. Yogyakarta.
paikan adalah sebagai berikut :
Budiharjo, Eko. 1998. Percikan Masalah Arsi-
tektur Perumahan Perkotaan. Alumni.
1. Dalam penelitian ini belum terdapat
Bandung.
perencanaan prasarana dan sarana ling-
Budiharjo, Eko dan Harjohubojo, Sudanti.
kungan. Oleh karena itu bagi para
1993. Kota Berwawasan Lingkungan.
peneliti selanjutnya sekiranya dapat me-
Alumni. Bandung Darmiwati, Ratna.
nyempurnakan penelitian ini dengan
2001. Perencanaan Permukiman
merencanakan prasarana dan sarana
Nelayan di Pantai Timur Surabaya. Universitas
sesuai dengan standar yang ada.
Merdeka Surabaya. Surabaya.
2. Untuk menunjang berkelanjutannya
Daud, Sardjan. 2005. Penataa Prasarana
manfaat prasarana dan sarana ling-
Lingkungan Permukiman Pantai Di Ko-
kungan tersebut, disarankan agar
ta Ternate. Universitas Hasanuddin.
pemerintah Kota Baubau dapat membu-
Makassar.
at aturan-aturan yang mendukung, serta
Fauzi, Yulian, dkk. 2009. Analisis Kesesuaian
upaya intensif dalam meningkatkan
Lahan Wilayah Pesisir Kota Bengkulu
kesadaran masyarakat terhadap kebersi-
Melalui Perancangan Model Spasial

13
ISSN: 2502 – 4205 Jurnal Perencanaan Wilayah │Vol. 3 │ No. 2 │Oktober 2018

dan Sistem Informasi Geospasial Rencana Tata Bangunan dan Lingkungan


(SIG). Universitas Bengkulu. (RTBL) Kawasan Lakologou Kota
Bengkulu Baubau. 2014
Gapi, Mustari. Evaluasi Ketersediaan Dan Salim, Emil. 1984. Perencanaan Pem-
Upaya Pemeliharaan Prasarana Pe- bangunan dan Pemerataan Pendapa-
rumahan Jati Kelurahan Jati Keca- tan. Jakarta.
matan Ternate Selatan Kota Ter- Sinulingga, Budi D. 1999. Pembangunan Kota:
nate. Universitas “45”. Makassar Tinjauan Regional Dan Lokal. Pustaka
Ismarlandi, Rozy, dkk. 2010. Konsep Sina Harapan. Sumatera Utara
Pengembangan Kampung Nelayan Siola, F.X. (_________), Materi Pembangunan
Pasar Bengkulu sebagai Kawasan Dan Pengembangan Desa Terpadu. Su-
Wisata. FTSP ITS Surabaya. rabaya. Sitanggang, H. 1999.
Iswandi, R. Marzuki. 2015. Perencanaan Perencanaan Pembangunan. Pustaka Si-
dan Pengembangan Kota Pesisir nar Harapan. Jakarta.
Berwawasan Lingkungan. Unhalu SNI 03-1733-2004, Tata Cara Perencanaan
Press. Kendari Lingkungan Perumahan Di Perkotaan
Jayadinata, Johara T. 1995. Tata Guna Badan Standardisasi Nasional.
Tanah Dalam Perencanaan Soemarwoto, Otto. 1989. Ekologi Lingkungan
Perdesaan Perkotaan Dan Wilayah. Hidup dan Pembangunan. Jakarta.
ITB. Bandung. Soeparman & Suparmin. 2002. Pembuangan
Kamal, Mustofa. 2005. Manfaat Penataan Tinja dan Limbah Cair. EGC. Jakarta
Permukiman Kumuh Terhdapa Sujarto, Komarudin, Widya Alfisa, Endang
Masyarakat Nelayan di Kawasan Setyaningrum. 1993. Pembangunan
Bandengan Kabupaten Kendal. Uni- Perkotaan Berwawasan Lingkungan.
versitas Diponegoro. Semarang Direktorat Jenderal Cipta Karya Departe-
Kartomo, Wirosuharjo. 1981. Demografi. men Pekerjaan Umum bekerjasama
Grafika.Jakarta. dengan Deputi Bidang Pengkajian Ke-
Keputusan Menteri Permukiman dan bijaksanaan Teknologi Badan Pengkajian
Prasarana Wilayah No. Dan Penerapan Teknologi. Jakarta
534/KPTS/M/2001, Pedoman Undang-Undang No. 4 Tahun 1992 tentang
Standar Pelayanan Minimal Bidang Perumahan dan Permukiman.
Penataan Ruang, Perumahan dan Yudohusodo, Siswono. 1991. Rumah untuk
Permukiman dan Pekerjaan Umum. Seluruh Rakyat. Unit Percetakan
Kodoatie, Robert J. dan Roestam Sjarief. Bharakert
2003. Pengelolaan Bencana
Terpadu. Yayasan Watampone
Komarudin, Agusman Effendi, 1997. Mene-
lusuri Pembangunan Perumahan
dan Permukiman.
Yayasan Realestat Indonesia Mansyur, M
Cholil (________), Sosiologi
Masyarakat Kota Dan Desa. Sura-
baya.
Novendra, Tommy. 2014. Studi Konsep
Ekologis Area Permukiman Kawa-
san Pariwisat Pantai. Universitas
Atma Jaya. Yogyakarta
Panudju, Bambang 1999 Pengadaan Peru-
ma han Kota Dengan Peran Serta
Masyarakat Berpenghasilan Ren-
dah. Alumni. Bandung.
Reksohadiprodjo, Sukanto dan Karseno,
A.R. 1997. Ekonomi Perkotaan;
Edisi Ketiga, Universitas Gadjah
Mada, Yogyakarta.

14
ISSN: 2502 – 4205 Jurnal Perencanaan Wilayah │Vol. 3 │ No. 2 │Oktober 2018

15

You might also like