You are on page 1of 13

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR DAYA TARIK WISATA BALI DAN

IMPLIKASINYA TERHADAP PERENCANAAN PARIWISATA DAERAH BALI

I MADE SURADNYA
Sekolah Tinggi Pariwisata Bali

ABSTRACT
This policy research focuses on exploring the factors that attract foreign tourists to
visit Bali and to discuss its implications on planning of Bali as a tourism destination. At the
moment the tourism development planning is mainly based on the supply side, that is the
resources available in the region. However, due to the increase of competition and the
demanding tourists more comprehensive planning base involving the demand side, i.e.
expectations of the visitors are becoming of equally important for the success of the tourism
planning itself.
A survey was conducted and 505 visitors from the main tourist generating countries
who visited Bali during peak and low season visit in 2005 participated the survey. The
respondent were randomly selected when they were at the waiting room at the Ngurah Rai
Airport before leaving the country. The factor analysis successfully explored 8 factors that
attract foreign visitors to visit Bali, e.i. (1) Reasonable price of tourism products, (2)
Cultural attractions, (3) Beach attractions, (4) Convenience traveling, (5) Relaxing
environment, (6) Image of Bali as a tourist destination, (7) Natural beauty, and (8)
Hospitality of local people.
Based on the research findings, it is strongly recommended that in developing Bali
as a world class tourist destination, the tourism planner should consider those factors in the
planning process in order to better serve the more demanding tourists and the increase of
competition among tourist destinations.

Keywords : Factors, Attraction, Tourists, Visitingi

ABSTRAK

Penelitian kebijakan ini bertujuan untuk mengidentifikasikan faktor-faktor yang


menjadi daya tarik bagi wisatawan mancanegara mengunjungi daerah tujuan wisata Bali
dan membahas implikasi faktor-faktor dimaksud terhadap perencanaan pariwisata Bali.
Selama ini perencanaan pariwisata lebih berorientasi kepada sisi pasokan (supply side)
yakni lebih banyak berorientasi kepada sumberdaya yang ada di daerah. Dengan semakin
meningkatnya persaingan dan tuntutan dari para wisatawan (more demanding tourists),
diperlukan pendekatan perencanaan yang lebih komprehensif dengan mempertimbangkan
ekspektasi wisatawan yang berkunjung ke Bali atau sisi permintaannya (demand side).
Penelitian ini didisain dengan menggunakan rancangan penelitian survai (survey)
yang melibatkan 505 orang responden yang berasal dari negara-negara sumber utama
wisatawan. Para wisatawan tersebut dipilih secara acak ketika mereka sedang berada di
ruang tunggu keberangkatan di Bandara Ngurah Rai Bali setelah melakukan kunjungan di
Bali selama musim ramai dan musim sepi kunjungan tahun 2005. Dengan menggunakan
teknik analisis faktor (factor analysis) berhasil diidentifikasikan 8 faktor daya tarik bagi
wisatawan mancanegara untuk berkunjung ke Bali, yakni : (1) Harga-harga produk wisata

1
yang wajar, (2) Budaya dalam berbagai bentuk manifestasinya, (3) Pantai dengan segala
daya tariknya, (4) Kenyamanan berwisata, (5) Kesempatan luas untuk relaksasi, (6) Citra
(image) atau nama besar Bali, (7) Keindahan alam, (8) Keramahan penduduk setempat.
Berdasarkan atas temuan penelitian tersebut disarankan agar dalam perencanaan
pengembangan Bali sebagai salah satu daerah tujuan wisata dunia, kedelapan faktor daya
tarik tersebut dapat dijadikan sebagai bahan pertimbangan. Dengan demikian, diharapkan
rencana pengembangan yang disusun dapat merespons lebih efektif peningkatan tuntutan
wisatawan dan persaingan di antara berbagai daerah tujuan wisata.

Kata kunci : faktor-faktor daya tarik wisata, perencanaan pariwisata Bali.

PENDAHULUAN pembangunan pariwisata dan sekaligus


menekan serendah mungkin dampak
Sejak berlangsungnya konferensi
negatip yang ditimbulkan, diperlukan
dunia di bidang lingkungan hidup
perencanaan yang bersifat menyeluruh dan
(Globe’90) di Vancouver Kanada, para
terpadu. Rencana pengembangan
pemangku kepentingan (stakeholders)
pariwisata diperlukan oleh berbagai pihak
dalam bidang pariwisata mulai menaruh
sebagai pedoman dalam mengembangkan
perhatian terhadap arti penting
aktivitas di bidang masing-masing.
pembangunan pariwisata berkelanjutan
Bahkan, rencana pengembangan dimaksud
(sustainable tourism development). Data
harus bersinergi dengan rencana-rencana
pertumbuhan pariwisata dunia semenjak
pembangunan pada sektor-sektor lain dan
1960an sebagaimana dipublikasikan oleh
tetap konsisten dengan rencana
World Tourism Organization (WTO) setiap
pembangunan kepariwisataan nasional
tahunnya menarik perhatian banyak negara
secara keseluruhan.
atau daerah untuk mengembangkan
Pariwisata merupakan kegiatan
pariwisata sebagai salah satu alternatif
yang kompleks, bersifat multi sektoral dan
untuk meningkatkan kinerja pembangunan
terfragmentsikan, karena itu koordinasi
di negara atau daerah masing-masing. Akan
antar berbagai sektor terkait melalui proses
tetapi, sayangnya banyak daerah dilaporkan
perencanaan yang tepat sangat penting
mengalami kegagalan dalam pembangunan
artinya. Perencanaan juga diharapkan dapat
pariwisata karena kurang memperhatikan
membantu tercapainya kesesuaian (match)
arti penting keberlanjutan (sustainability)
antara ekspektasi pasar dengan produk
dimaksud. Karena mereka terlalu
wisata yang dikembangkan tanpa harus
berorientasi kepada target angka-angka
mengorbankan kepentingan masing-masing
pertumbuhan yang harus dicapai, sehingga
pihak. Mengingat masa depan penuh
kurang memperhatikan aspek-aspek yang
perubahan, maka perencanaan diharapkan
berkaitan dengan pelestatian lingkungan
dapat mengantisipasi perubahan-perubahan
dan keberlanjutan aktivitas pariwisata di
lingkungan strategis yang dimaksud dan
daerah tersebut.
menghindari sejauh mungkin dampak
Pariwisata dinilai oleh banyak
negatip yang ditimbulkan oleh perubahan-
pihak memiliki arti penting sebagai salah
perubahan lingkungan tersebut.
satu alternatif pembangunan, terutama bagi
Data dari World Tourism
negara atau daerah yang memiliki
Organization (WTO, 2005) menunjukkan
keterbatasan sumberdaya alam. Untuk
bahwa dalam satu dekade belakangan ini
memaksimumkan dampak positip dari
telah terjadi pergeseran yang sangat

2
signifikan dalam peta perjalanan wisata masing segmen pasar yang sudah
dunia maupun regional. Perubahan ini teridentifikasikan dapat dirancang strategi
dapat dilihat dari segi jumlah kedatangan produk dan layanan yang sesuai. Pendapat
wisatawan ke berbagai negara atau daerah yang hampir sama juga dikemukakan oleh
tujuan wisata, negara-negara yang menjadi Beeho dan Prentice (1996) khususnya
sumber wisatawan, jumlah wisatawan yang untuk pengembangan produk wisata
melakukan perjalanan, pola perjalanan, (tourim product development).
serta perilaku dari wisatawan itu sendiri. Pada hakekatnya dinamika pada
Data dari Bali Tourism Statistics yang kedua sisi pariwisata dimaksud dipengaruhi
diterbitkan oleh Dinas Pariwisata Daerah oleh faktor-faktor eksternal maupun
Bali selama 5 tahun terakhir hingga akhir internal di masing-masing negara atau
tahun 2005 yang lalu juga mengindikasikan daerah asal wisatawan maupun di negara-
adanya pergeseran yang signifikan dalam negara atau daerah yang menjadi tujuan
hal jumlah dan negara asal wisatawan yang kunjungannya. Gejala ini selanjutnya
berkunjung ke Bali. Perubahan-perubahan membawa dampak yang signifikan
ini tidak terlepas dari dinamika yang terhadap kinerja masing-masing negara
terjadi, baik dilihat dari sisi permintaan atau daerah tujuan wisata yang menjadi
(demand side) maupun dari sisi pasokan tuan rumah. Untuk menghindari timbulnya
(supply side) produk-produk wisata dari dampak yang merugikan dari dinamika
berbagai negara atau daerah tujuan wisata. dimaksud, masing-masing negara atau
Perubahan-perubahan ini harus segera daerah tujuan wisata perlu secepatnya
dapat diantisipasi agar tidak menimbulkan mengambil langkah-langkah penyesuaian
dampak yang kurang menguntungkan terhadap perubahan-perubahan lingkungan
melalui sebuah rencana pengembangan strategis yang dihadapi, baik pada tingkat
pariwisata yang lebih komprehensif dan nasional maupun daerah, bahkan sampai ke
terpadu. tingkat fungsional di bidang perencanaan
Gunn (1988) mendefinisikan pengembangan daerah tujuan wisata
pariwisata sebagai aktivitas ekonomi yang bersangkutan.
harus dilihat dari dua sisi yakni sisi Perencanaan merupakan suatu
permintaan (demand side) dan sisi pasokan proses pengambilan keputusan tentang hari
(supply side). Lebih lanjut dia depan yang dikehendaki. Untuk dapat
mengemukakan bahwa keberhasilan dalam mengambil keputusan yang tepat
pengembangan pariwisata di suatu daerah diperlukan informasi yang relevan, dapat
sangat tergantung kepada kemampuan dipercaya dan tepat pada waktunya.
perencana dalam mengintegrasikan kedua Ketersediaan informasi menjadi semakin
sisi tersebut secara berimbang ke dalam penting artinya di era informasi seperti
sebuah rencana pengembangan pariwisata. sekarang ini, dimana segala sesuatunya
Dari sisi permintaan misalnya, harus dapat berlangsung semakin cepat dan menjadi
diidentifikasikan segmen-segmen pasar semakin kompleks. Dalam hubungannya
yang potensial bagi daerah yang dengan perencanaan pariwisata (tourism
bersangkutan dan faktor-faktor yang planning), ketersediaan informasi dari
menjadi daya tarik bagi daerah tujuan berbagai dimensi sangat diperlukan sebagai
wisata yang bersangkutan. Untuk itu landasan pengambilan keputusan. Hal ini
diperlukan penelitian pasar dengan dimaksudkan agar rencana-rencana yang
memanfaatkan alat-alat statistik multivariat dibuat dapat diimplementasikan dan
tingkat lanjut, sehingga untuk masing- mencapai hasil sebagaimana diharapkan

3
oleh semua pihak. Salah satu sumber rencana pengembangan pariwisata Bali ke
informasi yang dimaksud berasal dari hasil- depan.
hasil penelitian, di samping sumber-sumber
informasi penting lainnya. Karena itu, METODE PENELITIAN
melalui penelitian ini diharapkan dapat Penelitian ini didisain dengan
diperoleh informasi yang bermanfaat bagi rancangan penelitian survai (survey) yang
rencana pengembangan pariwisata Bali ke melibatkan para wisatawan mancanegara
depan. Salah satu sumber informasi yang yang berkunjung ke Bali selama musim
diperlukan berasal dari wisatawan yang sibuk (peak season) dan musim sepi (low
merupakan salah satu pemangku season) tahun 2005. Survai ini melibatkan
kepentingan (stakeholder) dari pariwisata 505 orang wisatawan mancanegara yang
itu sendiri. mengunjungi Bali yang dipilih secara acak
Dari perspektif wisatawan inilah ketika mereka meninggalkan Bandara
akan dicoba untuk mengungkapkan Ngurah Rai Bali. Setelah dilakukan
beberapa isu atau permasalahan yang pengujian atas validitas, reliabilitas dan
relevan dengan kebutuhan perencanaan normalitas data yang diperoleh dari survai
dimaksud. Mengingat segala keterbatasan wisatawan tersebut kemudian data tersebut
yang ada, maka permasalahan yang akan dimasukkan ke dalam model analisis yakni
menjadi fokus penelitian ini adalah; faktor- analisis faktor (factor analysis) serta uji-uji
faktor apa saja yang menjadi daya tarik statistiknya.
mereka mengunjungi Bali dan bagaimana Analisis faktor merupakan alat
implikasi dari faktor-faktor daya tarik untuk mengungkapkan secara statistik
wisata dimakud terhadap perencanaan struktur hubungan antara seperangkat
pariwisata Bali. Secara lebih spesifik variabel yang masih tersembunyi (latent)
tujuan yang ingin dicapai melalui atau disebut faktor dengan masing-masing
penelitian ini meliputi, (1) variabel yang berdiri sendiri atau tidak
Mengidentifiksikan faktor-faktor yang tergantung kepada variabel lainnya (Smith,
menjadi daya tarik bagi wisatawan 1990: 54). Analisis faktor dipilih karena
mancanegara memilih Bali sebagai daerah berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh
tujuan wisata yang menjadi pilihan mereka, Hauser dan Koppelman (1979: 495-507)
(2) Mengkaji bagaimana faktor-faktor yang terbukti bahwa analisis faktor memiliki
menjadi daya tarik bagi wisatawan memilih beberapa kelebihan apabila dibandingkan
Bali sebagai pilihan mereka tersebut dapat dengan alat-alat analisis statistik lainnya
dijadikan sebagai basis dalam perencanaan untuk tujuan mereduksi data. Kelebihan-
pariwisata Bali. Hasil-hasil penelitian ini kelebihan dimaksud adalah; (1)
diharapkan dapat memberikan manfaat bagi kemampuannya dalam memprediksikan
dunia ilmu pengetahuan di bidang perilaku faktor yang dihasilkannya, (2) lebih mudah
wisatawan (tourist behaviour) khususnya menafsirkan atau menginterpretasikan
berkaitan dengan faktor-faktor daya tarik hasil-hasil pengelompokan datanya, dan (3)
yang menjadi pertimbangan bagi lebih mudah penggunaannya apabila
wisatawan dalam pengambilan keputusan dibandingkan dengan model-model analisis
perjalanannya. Dari sudut pandang statistik lainnya untuk tujuan mereduksi
kebijakan perencanaan pengembangan Bali data.
sebagai daerah tujuan wisata dunia, hasil- Ada 6 kriteria yang digunakan
hasil penelitian ini akan bermanfaat sebagai untuk menentukan optimal tidaknya faktor-
salah satu basis penting dalam perumusan faktor yang dihasilkan oleh analisis faktor

4
dimaksud yakni, (1) akar cirinya artinya bagi keberlanjutan (sustainability)
(eigenvalue) yang mencerminkan besarnya dari aktivitas pariwisata tersebut.
keberagaman atau varians yang diwakili
oleh masing-masing faktor, yakni pada HASIL ANALISIS DAN
dasarnya faktor-faktor dengan eigenvalue 1 PEMBAHASAN
atau lebih dinyatakan dapat dipertahankan Sebelum sampai kepada fokus
sebagai faktor yang dapat digunakan untuk penelitian ini yakni faktor-faktor yang
analisis lebih lanjut, (2) koefisien faktor menjadi daya tarik wisata Bali, akan
(factor loading) yakni angka yang diungkapkan terlebih dahulu latar belakang
mencerminkan kuatnya hubungan antara responden dari penelitian dimaksud. Dilihat
variabel yang bersangkutan dengan faktor dari kebangsaan mereka, responden
yang merepresentasikannya yakni tidak penelitian ini terdiri dari wisatawan yang
kurang dari 0,3, (3) persentase dari total berasal dari Amerika Serikat sebanyak 8%,
keberagaman atau varians yang diwakili Australia (11%), New Zealand (2%),
oleh faktor-faktor yang dihasilkan tidak Inggris ((12%), Perancis (8%), Jerman
kurang dari 60% dari keseluruhan varians (10%), Italia (2%), Jepang (4%), Korea
yang ada, (4) test of fit dari model principle (1%), Singapura (5%), Taiwan ((3%),
component yang digunakan untuk Belanda (8%), dan lain-lain negara (26%).
mereduksi data yang digunakan dalam Berdasarkan kelompok usia, mereka terdiri
analisis faktor ini, hasil uji chi-kwadratnya dari usia sampai dengan 20 tahun (4%), 21-
signifikan pada taraf nyata sebesar 0,05 35 tahun (46%), 36-50 (28%) 51-65 tahun
(5%), (5) metode rotasi faktor yang akan (18%), dan di atas 65 tahun (4%). Dilihat
digunakan adalah metode rotasi yang dari jenis kelaminnya, responden tersebut
paling umum digunakan, yakni metode terdiri dari laki-laki (65%) dan perempuan
varimax, dan (6) faktor-faktor yang baru (35%). Berdasarkan latar belakang
dieksplorasi mudah diinterpretasikan atau pendidikan, mereka adalah lulusan Sekolah
diberikan nama faktornya. Menengah Atas (24%), Diploma (22%),
Variabel-variabel manfaat (benefits) Sarjana (10%), Paskasarjana (37%), dan
yang menjadi daya tarik bagi para Doktoral (7%).
wisatawan untuk berkunjung ke Bali Dilihat dari segi pekerjaan
meliputi 35 variabel penelitian diadopsi responden, mereka terdiri: Professional
dari penelitian yang dilakukan sebelumnya (25%), Pebisnis (15%), Eksekutif/manajer
oleh Suradnya (1999). Faktor-faktor yang (13%), Pegawai pemerintah (6%),
berhasil dieksplorasi melalui analisis faktor Karyawan swasta (8%), Guru/dosen (5%),
tersebut selanjutnya dibahas secara Siswa/mahasiswa (7%), Ibu rumah tangga
mendalam dalam konteks perencanaan (5%), Pensiunan (5%), dan lain-lain jenis
pariwisata Bali untuk mendapatkan pekerjaan sebanyak (11%). Dari segi status
simpulan yang relevan dengan tujuan perkawinan, mereka terdiri dari orang-
penelitiannya. Dengan demikian, rencana orang yang belum menikah (49%), mereka
pengembangan pariwisata Bali sebagai yang sudah menikah (32%), dan sisanya
salah satu daerah tujuan wisata dunia mereka yang sudah menikah dan punya
diharapkan menjadi lebih konsisten dengan anak sebanyak (19%). Berdasarkan tempat
apa yang menjadi harapan wisatawan. dimana mereka tinggal, 18% menyatakan
Dalam hal ini, wisatawan dilihat sebagai bahwa mereka tinggal di kota-kota
salah satu unsur pemangku kepentingan metropolitan, kota besar (31%), kota kecil
(stakeholder) yang tidak kalah penting

5
24%, dan sisanya berasal dari luar daerah menengah (31%), akomodasi lain yang
perkotaan yakni sebesar (27%). harganya terjangkau sebanyak (14%), dan
Hasil-hasil analisis berkaitan sisanya yakni sebanyak (22%) menyatakan
dengan pengalaman para wisatawan menginap di vila-vila milik pribadi (private
melakukan perjalanan wisata menunjukkan villa). Ditinjau dari sisi cara mereka
bahwa mereka jarang melakukan mengatur perjalanan, mereka dapat
perjalanan (16%), mereka yang kadang- dikelompokkan ke dalam paket wisata
kadang saja melakukan perjalanan (31%), lengkap (all inclusive arrangement) yakni
mereka yang menyatakan berwisata dalam sebanyak 43%, pengaturan perjalanan
setahun sebanyak dua kali (23%), dan secara individual (free individual
mereka yang menyatakan melakukan arrangement) (52%), dan selebihnya
perjalanan lebih dari dua kali dalam sebanyak (5%) memilih cara-cara
setahun sebanyak (30%). Adapun tujuan pengaturan perjalanan lainnya.
mereka berkunjung ke Bali menunjukkan Selanjutnya, berdasarkan analisis
bahwa sebagian terbesar di antara mereka, faktor (factor analysis) yang dilakukan
yakni 78 % menyatakan bahwa mereka ke berhasil diidentifikasikan 8 faktor yang
Bali untuk berlibur, bisnis dan berlibur menjadi dari tarik bagi wisatawan memilih
(12%), menghadiri pertemuan/konferensi Bali sebagai daerah tujuan wisata pilihan
(1%), melakukan pejalanan insentif (1%), mereka yang mewakili 65,28% dari seluruh
mengunjungi teman dan sanak keluarga varians yang ada. Angka ini melampaui
(5%), dan lain-lain sebanyak (3%). Dilihat kriteria minimum yang dipersyaratkan
dari sisi pengalaman kunjungan mereka ke dalam penggunaan analisis faktor (factor
Bali, ternyata 53% menyatakan bahwa analysis). Kedelapan faktor daya tarik
mereka baru pertama kalinya datang ke wisata yang dimaksud meliputi, (1) Harga-
Bali, sedangkan mereka yang menyatakan harga (prices) produk wisata yang wajar,
pernah berkunjung ke Bali sebanyak dua (2) Budaya (culture) dengan segala bentuk
kali (18%), ketiga kalinya 7%, dan sisanya daya tariknya, (3) Pantai (beach) dengan
22% menyatakan sudah berulang kali atraksi-atraksi yang ditawarkan, (4)
datang ke Bali kali. Kenyamanan (convenience) selama
Mengenai rencana mereka melakukan kegiatan berwisata, (5)
berkunjung kembali ke Bali di kemudian Kesempatan untuk relaksasi (relaxation),
hari, 67% menyatakan pasti akan kembali (6) Citra (image) atau reputasi atau nama
berkunjung ke Bali, menyatakan mungkin besar yang dimiliki Bali, (7) Keindahan
akan kembali ke Bali (26%), menyatakan alam (natural beauty), dan (8) Keramahan
tidak yakin sebanyak (5%), dan sisanya 2% penduduk setempat (people). Pergeseran
memastikan tidak akan kembali lagi. pasar wisata (market sift) sebagaimana
Mengenai tempat-tempat yang mereka dibahas dalam makalah “Rencana
kunjungi dan menginap selama berada di Pemasaran Strategis Untuk Bali Sebagai
Bali, 5% menyatakan di Candidasa, Kuta Daerah Tujuan Wisata Dunia” yang
sebanyak (36%), Lovina (6%), Nusa Dua disampaikan dalam Seminar Sehari
(17%), Sanur (14%), Ubud (15%), dan “Mengelola Bali Sebagai Daerah Tujuan
selebihnya di kawasan-kawasan lainnya di Wisata Dunia”, 24 September 2004 di STP
Bali sebanyak (7%). Dilihat dari kelas Nusa Dua (Suradnya, 2004), telah memberi
akomodasi atau hotel dimana mereka pengaruh terhadap faktor-faktor yang
menginap selama berada di Bali, yakni menjadi daya tarik wisata Bali. Perubahan
hotel mewah sebanyak (33%), hotel kelas ini meliputi, jumlah faktor daya tarik serta

6
urutan arti penting dari masing-masing melakukan perjalanan ulang cenderung
faktor tersebut bagi wisatawan yang mempengaruhi lama tinggal (length of stay)
berkunjung ke Bali. dan rerata pengeluaran wisatawan menjadi
Hasil penelitian sebelumnya oleh cenderung semakin menurun. Kenyataan
Suradnya (1999) mengenai faktor-faktor ini juga menyebabkan perhatian mereka
yang menjadi daya tarik bagi para terhadap faktor harga menjadi semakin
wisatawan mancanegara untuk meningkat. Perhatian wisatawan terhadap
mengunjungi Bali meliputi 9 faktor, faktor harga harus direspons dengan
sedangkan dalam penelitian ini jumlah peningkatan efisiensi di semua aspek.
faktor daya tarik wisata yang berhasil Karena itu, perencanaan pariwisata Bali
diidentifikasikan adalah 8 faktor. Temuan hendaknya dapat memberi kemudahan bagi
yang menarik adalah bahwa faktor daya setiap usaha jasa pariwisata yang
tarik “belanja atau shopping” tidak lagi dijalankan untuk dapat beroperasi secara
muncul sebagai daya tarik yang beridiri lebih efisien. Peningkatan efisiensi akan
sendiri, akan tetapi menjadi bagian dari 8 bermuara pada penurunan harga pokok
faktor yang baru terbentuk, yakni harga- jasa-jasa pariwisata yang ditawarkan,
harga (prices) dan daya tarik budaya sehingga harga-harga produk wisata yang
(culture). Perubahan ini dapat dijelaskan ditawarkan kepada wisatawan dapat
dengan mencermati kenyataan bahwa, (1) ditekan.
adanya kecenderungan dimana wisatawan Faktor daya tarik budaya (culture)
menjadi lebih kritis atau berhati-hati dalam dalam segala bentuk manifestasinya yang
membelanjakan uangnya sebagai akibat mewakili 10,35% dari seluruh varians yang
adanya penurunan daya beli wisatawan ada, masih tetap merupakan ciri khas dan
secara umum, (2) belanja atau shopping sekaligus sebagai daya tarik utama bagi
tidak lagi menjadi prioritas bagi wisatawan daerah tujuan wisata Bali sebagaimana
selama mereka melakukan perjalanan terungkap dari hasil penelitian yang
wisata, (3) tingginya kunjungan ulang, dilakukan sebelumnya (Suradnya, 1999).
yakni mencapai angka sebesar 47% Bahkan, dalam penelitian tersebut juga
sehingga para wisatawan tersebut menjadi terungkap bahwa 25% dari wisatawan yang
lebih memahami tingkat harga-harga di berkunjung ke Bali, semata-mata tertarik
daerah tujuan wisata yang dikunjunginya. oleh daya tarik budaya yang ditawarkan
Faktor harga (price) merupakan Bali. Temuan ini juga mengindikasikan
daya tarik utama wisatawan mengunjungi bahwa masih ada sejumlah besar daya tarik
Bali yang mewakili 12,66% dari varians lainnya yang membuat para wisatawan
yang ada. Perhatian yang semakin besar memilih Bali sebagai daerah tujuan
dari para wisatawan terhadap faktor harga kunjungan mereka. Ditinjau dari aspek
sebagai penentu keputusan mereka untuk perencanaan pariwisata, perlu diperhatikan
mengunjungi suatu daerah tujuan wisata agar daya tarik budaya (culture) baik aspek
merupakan gejala yang berlaku umum. Di pisik maupun aspek-aspek non pisik
samping disebabkan oleh turunnya daya lainnya yang merupakan aset utama
beli secara umum, persaingan yang pariwisata Bali selalu tetap terjaga
semakin ketat di antara berbagai daerah kelestariannya agar Bali dapat tetap
tujuan wisata juga membuat perhatian mempertahankan reputasinya sebagai salah
wisatawan terhadap faktor harga menjadi satu daerah tujuan wisata dunia.
semakin tinggi. Bahkan, ada Faktor daya tarik pantai (beach)
kecenderungan bahwa kekerapan dengan segala jenis atraksinya tetap

7
merupakan daya tarik bagi para wisatawan terhadap masalah kenyamanan dalam
yang berkunjung ke Bali. Pantai (beach) berwisata menjadi semakin tinggi sebagi
dilihat dari arti pentingnya bagi wisatawan akibat adanya berbagai bentuk gangguan
menduduki urutan kedua setelah daya tarik keamanan dan ancaman yang bersumber
wisata budaya (culture) mewakili 10,28% dari bencana penyakit seperti halnya SARS
dari seluruh varians yang ada. Menurunnya atau flu burung serta ancaman terorisme
mutu lingkungan termasuk abrasi pantai yang akhir-akhir ini semakin meningkat di
yang terjadi dimana-mana akhir-akhir ini berbagai belahan dunia atau kawasan. Hal
telah banyak mendapat sorotan dari ini tentu saja akan mengganggu
berbagai pihak. Diperlukan perencanaan kenyamanan para wisatawan selama
yang bersifat menyeluruh dan terpadu melakukan perjalanan wisita. Faktor
dalam hal pengembangan dan pengelolaan tuntutan akan kenyamanan yang semakin
pantai-pantai yang ada di Bali dengan meningkat juga tidak terlepas dari
segala bentuk daya tarik wisata yang kenyataan bahwa wisatawan masa kini dan
ditawarkan. Daya tarik pantai menjadi masa datang semakin berpengetahuan dan
semakin penting mendapatkan perhatian semakin berpengalaman sebagaimana
mengingat adanya kecenderungan bahwa diungkapkan dalam penelitian yang
wisatawan yang berkunjung ke Bali dilakukan oleh Poon (1993). Meningkatnya
sebagian besar terdiri dari kelompok muda pengetahuan dan pengalaman para
usia yakni di bawah 35 tahun yang wisatawan ditambah lagi dengan semakin
mencapai 50%. Mereka pada umumnya bertambahnya tawaran-tawaran produk
sangat aktif dan menghabiskan sebagian wisata yang semakin menarik dari berbagai
besar waktunya di pantai untuk berbagai negara atau daerah tujuan wisata lainnya
aktivitas wisata mereka. Karena itu, membuat para wisatawan menjadi semakin
perencanaan kawasan-kawasan pantai di manja dan semakin tinggi tuntutannya.
Bali baik dilihat dari perencanaan pisik Tantangan ini harus segera direspons
pantai-pantai yang ada, jenis-jenis dengan meningkatkan kualitas produk
atraksinya, fasilitas pendukung, termasuk kualitas prasarana pendukungnya
aksesibilitas, keamanan serta pelayanan, melalui perencanaan pengembangan
daya dukung dan aspek kenyamanan yang pariwisata yang dapat memberikan rasa
ditawarkan perlu dikaji kembali secara nyaman bagi para wisatawan selama
komprehensif untuk selanjutnya dituangkan mereka berwisata di Bali.
ke dalam sebuah rencana induk Salah satu tujuan wisatawan datang
pengembangan kawasan yang terpadu. ke Bali adalah untuk relaksasi (relaxation)
Faktor kenyamanan (convenience) atau melepaskan diri dari segala bentuk
dalam melakukan perjalanan wisata tekanan (pressure) yang dihadapinya
menjadi semakin penting artinya. Dalam sehari-hari, yang mewakili 7,04% dari
penelitian ini faktor kenyamanan varians seluruh daya tarik yang ada. Hal ini
(convenience) ternyata mewakili 9,47% mudah dipahami mengingat sebagian
dari seluruh varians yang ada. Faktor terbesar mereka berasal dari kota-kota
kenyamanan berwisata bergeser besar dan kota metropolitan lainnya yakni
kedudukannya secara signifikan dari urutan mencapai 49% dari jumlah wisatawan yang
ke delapan dalam penelitian yang datang ke Bali yang dalam kehidupan
dilakukan oleh Suradnya (1999) ke urutan sehari-harinya selalu dihadapkan kepada
keempat. Hal ini dapat dimengerti, segala bentuk tekanan. Untuk itu para
mengingat perhatian para wisatawan wisatawan perlu diberikan ruang dan waktu

8
yang cukup untuk setiap aktivitas wisata benar-benar dapat merefleksikan suatu
yang dilakukan. Di lain pihak, Bali sebagai daerah tujuan wisata yang memiliki citra
pulau yang kecil dengan tingkat kepadatan (image) yang besar seperti halnya daerah
penduduk yang tinggi perlu menghitung atau negara-negara tujuan wisata
kembali secara cermat daya dukungnya terkemuka lainnya di dunia.
(carrying capacity), baik daya dukung fisik Faktor keindahan alam (natural
maupun dari aspek sosial-budayanya. beauty) yang mewakili 5,12 % dari seluruh
Masalah daya dukung ini penting artinya varians yang ada tetap menjadi daya tarik
dari aspek perencanaan mengingat rencana- bagi wisatawan mancanegara untuk
rencana yang dibuat akan berdampak berkunjung ke Bali. Bali dikenal memiliki
langsung kepada kepuasan wisatawan dan keindahan alam yang didukung oleh
juga bagi penduduk setempat sebagai tuan keanekaragaman flora dan fauna serta
rumah. Dengan berubahnya gaya hidup cuaca yang cerah hampir sepanjang tahun.
(life style) masyarakat di negara-negara Akan tetapi, belakangan ini banyak keluhan
sumber wisatawan, dapat dipastikan yang muncul dari berbagai kalangan yang
kebutuhan akan relaksasi atau bersantai mengkhawatirkan semakin menurunnya
akan menjadi semakin meningkat. Karena kualitas lingkungan alam di Bali
itu, pula harus direncanakan secara tepat (Suradnya, 2005). Menurunnya kualitas
agar lingkungan pariwisata Bali secara lingkungan alam tersebut tentu saja sangat
keseluruhan dan di masing-masing mengkhawatirkan mengingat keindahan
kawasan wisata benar-benar dapat alam (natural beauty) merupakan salah
memberikan peluang bagi wisatawan untuk satu aset daya tarik penting bagi pariwisata
relaksasi atau terbebas dari segala bentuk Bali. Unsur-unsur keindahan alam tersebut
tekanan (pressure). yang perlu mendapatkan perhatian adalah
Bali diakui oleh banyak pihak kelestarian hutan dengan eko-sistemnya,
memiliki citra (image) atau reputasi yang danau serta sungai-sungai dan jeram-
tinggi di bidang pariwisata. Hasil penelitian jeramnya, sawah-sawah yang tetap digarap
ini menunjukkan bahwa faktor citra dan tertata sebagaimana adanya, yang mana
(image) yang mewakili 6,6% dari seluruh kesemuanya itu akan bermuara pada faktor
varians daya tarik yang ada, tetap menjadi keindahan alam. Di tengah-tengah
salah satu alasan mengapa wisatawan perubahan yang terus berlangsung,
tertarik memilih Bali sebagai daerah tujuan perencanaan pariwisata Bali harus dapat
kunjungan mereka seperti terungkap dalam memberikan perhatian yang cukup bagi
penelitian sebelumnya (Suradnya, 1999). tetap terpeliharanya keindahan alam
Citra (image) yang tinggi tentu saja akan (natural beauty) Bali. Perencanaan sistem
memberikan dampak yang sangat tata ruang pisik dan sosial yang dibuat
menguntungkan bagi Bali. Citra positip hendaknya dapat mengantisipasi dinamika
yang sudah terbentuk melalui proses yang lingkungan yang dihadapi tanpa melupakan
sangat panjang perlu dipertahankan dengan azas manfaat yang diberikan.
tetap menjaga kualitas produk dan Seperti halnya faktor-faktor daya
pelayanan serta didukung oleh peran tarik wisata yang lain, faktor penduduk
kehumasan (public relations) yang efektif setempat (people) ternyata tetap merupakan
untuk dapat mempertahankan citra (image) salah satu daya tarik bagi wisatawan untuk
positip yang telah diraih selama ini. Dari berkunjung ke Bali yang mewakili 3,6%
perspektif perencanaan pariwisata, Bali dari seluruh varians daya tarik yang ada.
harus “dikemas” sedemikian rupa sehingga Masyarakat Bali yang dikenal ramah atau

9
memiliki hospitality yang tinggi wisatawan dalam menikmati kunjungan
merupakan aset yang tidak kalah dan relaksasi selama mereka berwisata di
pentingnya bagi pariwisata Bali. Dalam Bali. Semua ini akan bermuara kepada
menghadapi persaingan yang semakin peningkatan kualitas pariwisata Bali dan
meningkat, peran penduduk setempat tetap terjaganya citra (imge) Bali sebagai
sebagai tuan rumah akan sangat salah satu daerah tujuan wisata dunia.
mempengaruhi kualitas pengalaman Temuan penting lainnya yang juga
berwisata para wisatawan selama berada di berimplikasi terhadap perencanaan
Bali. Dari perspektif perencanaan pariwisata Bali adalah adanya peningkatan
pariwisata Bali, kedudukan masayarakat perhatian wisatawan terhadap harga-harga
setempat (people) menjadi semakin produk wisata yang ditawarkan sejalan
strategis yakni sebagai pihak yang sejak dengan meningkatnya persaingan di antara
dini perlu dilibatkan dalam setiap daerah-daerah dan bahkan dari negara
pengambilan keputusan. Untuk tujuan wisata lainnya. Karena itu, masalah
mengoptimalkan peran serta masyarakat efisiensi pemanfaatan sumberdaya dan
dalam berbagai mata rantai aktivitas fasilitas yang ada perlu mendapatkan
pariwisata, diperlukan upaya untuk perhatian dalam perencanaan pariwisata
mempertahankan dan meningkatkan sadar Bali. Penghematan biaya, dimulai dari
wisata masyarakat. biaya investasi, operasional dan biaya
pemeliharaan terutama yang banyak
PENUTUP mengandung komponen produk impor
Berdasarkan hasil-hasil analisis dan perlu mendapatkan perhatian dari para
pembahasan di atas dapat dibuat beberapa perencana. Semua ini sudah harus
simpulan dan saran-saran kebijakan dalam tercermin dalam rencana-rencana
perencanaan pengembangan pariwisata pengembangan yang disusun agar tidak
Bali yakni sebagai berikut. Melalui analisis menimbulkan gangguan operasional yang
faktor (factor analysis) berhasil dapat mengganggu kualitas pelayanan
diidentifikasi 8 faktor yang menjadi daya kepada para wisatawan.
tarik bagi wisatawan mancanegara memilih
Bali sebagai daerah tujuan wisata untuk DAFTAR PUSTAKA
dikunjungi, yakni; (1) Harga (price), (2)
Budaya (culture), (3) Pantai (beach), (4) Aaby, N. E. and R. Discenza. 1993.
Kenyamanan (convenience), (5) Relaksasi Strategic Marketing and New Product
(relaxation), (6) Citra (image), (7) Development; An Integrated
Keindahan alam (natural beauty), dan (8) Approach. Journal of Business and
Penduduk setempat (people). Industrial Marketing, 8: 61-67.
Temuan di atas berimplikasi
terhadap perencanaan pariwisata Bali. Aderhold, P., 1995. The European Holiday
Daya tarik alam termasuk pantai dengan Market for Developing Countries
segala bentuk atraksi yang ditawarkan serta 1995, Research Report to the Institute
keunikan budaya dalam arti luas dan for Tourism Research and Planning.
keramahan penduduk setempat merupakan Copenhagen.
keunikan pariwisata Bali, karena itu perlu
tetap dijaga kelestariannya. Perencanaan Assael, H., 1984. Consumer Behaviour
pariwisata yang efektif selanjutnya akan and Marketing Action. Boston: Kent
berdampak terhadap kenyamanan para Publishing Company.

10
Baker, M., 1988. Marketing Strategy and Kotler, P. , J. Bowen and J. Makens. 1999.
Management. Hongkong: Macmillan Marketing for Hospitality and
Educational Ltd. Tourism. New Jersey: Prentice-Hall
International Inc.
Corstjens, M. L. and D.A. Gautschi. 1983.
Formal Choice Model in Marketing. Lewis, R.C, R. E. Chambers and H. E.
Marketing Science, 2: 19-56. Chacko. 1995. Marketing Leadership
in Hospitality; Foundations and
Cravens, D. W. 1987. Strategic Marketing, Practices. Second Edition. New York:
Second Edition. Illinois: Richard D Van Nostrand Reinhold.
Irwin, Inc.
Morrison, A. M., 1996. Hospitality and
Csrompton, J L. 1979. Motivation for Travel Marketing. New York: Delmar
Pleasure Travel, Annals of Tourism Publishers Inc.
Research, 4: 408-424.
Norusis, M. J. 1993. SPSS for Windows :
Edgell Sr, David. 2003. A New Era for Professional Statistics, Release 11
Tourism: The Ten Important Chicago: SPSS Inc.
Tourism Issues for 2003, University
of Missouri-Kansas City Poon, A. 1993. Tourism, Technology and
Competitive Strategies, CAB
Fishbein, M. and I. Ajzen. 1975. Belief, International, Oxford. 1993.
Attitude, Intention and Behaviour:
An Introduction to Theory and Ritchie, J. R. B. and M. Zins. 1978. Culture
Research. Philippines: Addison- as Determinant of the Attractiveness
Wesley Publishing Company. of a Tourist Region. Annals of
Tourism Research, 5: 252-267.
Gunn, C.A. 1988. Tourism Planning:
Second Edition, New York : Taylor & Shoemaker, S. 1994. Segmenting the U S
Francis. Travel Market According to Benefits
Realized. Journal of Travel Research,
Hawkins, D. I. and R. J. Best. 1998. (Winter): 8-21.
Consumer Behavior: Building
Marketing Strategy. USA : McGraw- Suradnya, I Made. 1999. Faktor-faktor
Hill Companies, Inc. Yang Melatar Belakangi Persepsi
Wisatawan Mancanegara Yang
Heath, E. and G. Wall. 1992. Marketing Mengunjungi Daerah Tujuan Wisata
Tourism Destinations, A Strategic Bali dan Implikasinya Terhadap
Planning Approach. New York : John Segmentasi Pasar dan Strategi
Wiley and Sons, Inc. Memposisikannya. Disertasi,
Universitas Airlangga, Surabaya.
Inskeep, E. 1991. Tourism Planning-An
Integrated and Sustainable Suradnya, I Made. 2000. Perencanaan dan
Development Approach. New York : Pengelolaan Objek dan Daya Tarik
Van Nostrand Reinhold. Wisata, Makalah disampaikan dalam

11
lokakarya “Perencanaan Dunia, Makalah disampaikan dalam
Pengembangan Pariwisata Jawa Seminar “Mengelola Bali Sebagai
Timur” di Sidoarjo, pada tanggal 4-5 Daerah Tujuan Wisata Dunia” di STP
September 2000 Bali, 25 Maret 2004

Suradnya, I Made. 2004. Rencana Tull, D. S. and D. I. Hawkins. 1998.


Pemasaran Strategis Untuk Bali Marketing Research. New York:
Sebagai Daerah Tujuan Wisata Mcmillan.

12
13

You might also like