Professional Documents
Culture Documents
Sistem Transmisi PDF
Sistem Transmisi PDF
02 (2017) 55-69
Artikel Penelitian
Analisis Kegagalan Pada Roda Gigi Miring Intermediate Gear 2 Pada Gear
Box Untuk Roller Press Milling Machine
Andri Anto, Dedison Gasni
Jurusan Teknik Mesin, Fakultas Teknik, Universitas Andalas, Padang
INFORMASI ARTIKEL A B S T R A C T
Sejarah Artikel: This paper reports the result of an investigation of a fatigue failure of a helical
Diterima Redaksi: 04 Agustus 2017 gear in a reducer gear box used in roller press milling machine. Standard
Revisi Akhir: 01 September 2017 procedures in stress analysis on helical gear were used in failure analysis of this
Diterbitkan: 31 Oktober 2017 helical gear. It was found that the gear failed by fatigue fracture. Beach marks
on the fracture surfaces were clearly visible. Detail examination of the surface
KATA KUNCI of the gear revealed that extensive surface damage had occurred in the form of
pitting and scuffing. Sub-surface damages in the form of spalling were also
Helical gear observed. Such observations indicated that the gear was under excessive contact
stress during operation. Stress analysis did, in fact, confirm such hypothesis.
Helical gear failure
Stress analysis has been conducted by using Niemann methods and Lewis
Failure analysis equation. Finite element methods also have been conducted by using
commercial software where the stress was obtained on the root of gear by
Fatigue failure
modeling with pitting, without pitting, and matting. The results show that the
Contact mechanics working stresses on the root of gear were lower than strenght of gear material.
It was proofed that the gear failure due to dynamic loading but not because of
KORESPONDENSI static loading. These surface and sub-surface damages leed to fatigue crack
initiation followed by crack growth and eventual fracture excessive contact
E-mail: andrianto313.aa@gmail.com stress. It is showed that from contact mechanic analysis showed that Hertzian
stress and shear stress at surface and at sub surface were excessive. It is
concluded that the helical gear failed by fatigue fracture initiated by surface and
sub-surface damages resulting from excessive contact stress.
diharapkan untuk masa yang akan datang kegagalan ketidaksesuaian pemasangan dan instalasi,
seperti ini tidak terulang lagi. pelumasan yang jelek, dan pemeliharaan
(maintenance) yang jelek. Kesalahan dalam
Dari riwayat pemakaian gear box dari Roller Press pembuatan (manufacturing) dapat berupa proses
ini, menunjukkan bahwa gear box telah dipasang machining yang jelek atau kesalahan dalam proses
selama ± 17 tahun dan telah mengalami dua kali perlakukan panas [1].
pergantian roda gigi. Kegagalan pada roda gigi
miring intermediate gear pada gear box ini terjadi Surface pitting merupakan salah satu modus utama
secara tiba-tiba yang ditandai dengan adanya suara kegagalan dari komponen mesin yang dikenai
kasar pada gear box. Dari hasil wawancara beban rolling kontak, seperti roda gigi dan bantalan,
dilapangan didapat informasi, bahwa maintenance dan dinyatakan dengan service life dari komponen
pada gear box Roller Press ini telah dilakuan secara tersebut [2]. Proses fatigue pada permukaan yang
berkala terutama dalam penggantian cairan berkontak dimulai dengan terbentuknya micro
pelumas, sedangkan data vibrasi tidak diperoleh pitting diikuti dengan pertumbuhan retak yang
karena tidak dilakukan pengukuran. Dari hasil dikenal dengan crak initiation dan selanjutnya
pengamatan di lapangan menunjukkan bahwa terjadi pelepasan dari lapisan permukaan material
kegagalan yang terjadi pada gear box berupa [3]. Roda gigi yang mengalami kontak fatigue akan
patahnya gigi pada roda gigi intermediate gear 2. mengalami kerusakan pertama kali biasanya terjadi
didaerah dedendum dan terjadi pada roda gigi yang
Penyebab kegagalan roda gigi dapat disebabkan paling kecil dari susunan roda gigi [4]. Kerusakan
oleh beberapa hal diantaranya: kesalahan desain, akibat kontak fatigue pada gigi dari roda gigi
ketidak tepatan pemakaian, dan kesalahan dalam biasanya terjadi pada satu dari tiga daerah ini yaitu:
pembuatan atau manufacturing. Kesalahan desain sepanjang pitch line, pada addendum dan pada
dapat disebabkan oleh beberapa hal diantaranya dedendum [5]. Pembentukan lubang pada
adalah: ketidaksesuaian dari geometri dari roda gigi, permukaan gigi akan menghasilkan konsentrasi
ketidaksesuaian material, kualitas material yang tegangan yang mengakibatkan daerah tersebut
jelek, ketidaktepatan sistem pelumas dll. mulai terjadi retak dan akhirnya terjadi kegagalan
Ketidaktepatan dalam pemakaian diantarnya;
[6]. Pitting pada kondisi rolling murni dapat terjadi dapat ditentukan dengan menggunakan
bahkan dibawah pelumasan yang sudah tepat persamaan-persamaan di bawah ini:
sekalipun, karena minyak pelumas yang bertindak a. Daya masukan, N1 (HP) dan putaran roda
sebagai cairan yang tidak dapat dimampatkan, gigi 1, n1 (rpm)
sehingga tidak dapat mengalir ke daerah kontak 𝜋𝑛1𝑑1
b. Kecepatan keliling, v(m/s) = 60000
(1)
yang dibebani [7].
c. Momen puntir, M1(kgf.m) = 716 N1/n(2)
d. Gaya keliling, U (kgf) = 2M110³/db1 (3)
Pada tulisan ini akan dilakukan analisis untuk
e. Gaya keliling per lebar gigi,
melihat akar penyebab kegagalan dari roda gigi
u (kgf/mm) = U/b (4)
intermediate gear 2. Untuk mengetahui akar
f. Intensitas beban nominal,
penyebab kegagalan pada roda gigi intermediate
B (kgf/mm²) =U/(db1b) (5)
gear 2 ini, dilakukan beberapa langkah yaitu:
analisis gaya-gaya yang bekerja pada roda gigi baik
b. Persamaan Lewis
analisis gaya statik dan analisis gaya dinamik. Dari
Dalam mencari daya yang bekerja dalam arah
analisis gaya ini akan dilakukan analisis tegangan
putaran roda gigi ditunjukkan dalam
baik secara analitik dengan metode Niemann dan
persamaan di bawah ini
persamaan Lewis maupun dengan metode finite
element menggunakan software komersil. Untuk 𝑇.𝑛
menganalisis penyebab kerusakan roda gigi P (kW) = 9.550.000
(6)
intermediate gear 2 ini dilakukan dengan
pendekatan dengan cara mengamati bentuk patahan Dimana daya (P) dalam kW dan kecepatan
yang terjadi dan analisis bentuk kegagalan pada putaran (n) dalam rpm maka besar torsi dapat
permukaan gigi dari roda gigi tersebut, dengan dihitung dengan persamaan berikut;
pendekatan teori kontak mekanik.
𝑃 (𝑘𝑊) .9.550.000
T= 𝑛
(7)
2. KAJIAN PUSTAKA
Jika daya (P) dan kecepatan tangensial (vt)
2.1. Roda gigi miring diketahui, maka besarnya gaya tangensial
dapat dihitung dengan persamaan
Roda gigi miring mempunyai keunggulan yaitu:
putarannnya lebih halus dan putaran poros tidak 33.000 .𝑃
𝑊𝑡 = (8)
melebihi 3600 rpm. Sistem transmisinya lebih 𝑣𝑡
ringkas dan kemampuan menerima beban lebih
tinggi serta faktor terjadinya slip sangat kecil. Persamaan 9 adalah persamaan Lewis yang
Analisis tegangan pada roda gigi dapat dilakukan mana hanya berlaku pada beban statik dan
dengan menggunakan dua pendekatan: metode tidak berlaku pada perhitungan dinamik.
Niemann dan dengan menggunakan persamaan Persamaan di bawah ini harus dimodifikasi
Lewis. untuk menghitung adanya pengaruh
a. Metoda Niemann konsentrasi tegangan dan geometri pada roda
Metoda Niemann yang telah distandarkan oleh gigi. Untuk itu persamaan 10 adalah modifikasi
DIN dijadikan sebagai acuan dalam memahami dari persamaan Lewis yang direkomendasikan
dasar-dasar dalam menentukan tegangan pada oleh AGMA (American Gear Manufacturing
akar kaki gigi [11]. Besarnya tegangan yang Association) untuk design praktis roda gigi dan
bekerja pada akar kaki gigi dinyatakan dengan menghitung faktor keadaan kondisi yang
intensitas beban nominal (B). Untuk berbeda.
mendapatkan Intensitas beban nominal (B)
𝑊𝑡 𝑝𝑑 𝐾𝑎 𝐾𝑚
𝜎𝑏 = 𝐹𝐽 𝐾𝑣
𝐾𝑠 𝐾𝑏 𝐾𝑙 (10) 2.3. Kontak Mekanik
Dimana: Seperti pada semua komponen mekanik pada
Wt = Beban tangensial yang diteruskan umumnya, roda gigi juga mengalami keausan
Ka = Faktor aplikasi dikarenakan adanya kontak mekanik. Secara umum
Kv = Faktor dinamik area kontak antara roda gigi memiliki bentuk
Ks = Faktor ukuran segiempat (rectangular) dan bisa dikelompokkan
Kl = Faktor idler (1.42 jika rancangan idle gear) dalam kontak garis (line contact). Kontak yang
Km = Faktor distribusi beban terjadi pada roda gigi berupa kontak non-conformal
Kb = Faktor rim thickness dan termasuk dalam deformasi elastis. Kontak non-
Pd = Diameter pitch conformal dan deformasi elastis dikategorikan
F = Lebar gigi dalam line contact Elastohydrodynamic
J = Faktor geometri untuk kekuatan bending Lubrication (EHL) [10].
Gambar 3. Mekanisme kontak roda gigi, (a) pada titik pertama kontak, (b) pada titik pitch dan (c) pada titik
terakhir kontak [10]
(a) (b)
Gambar 4. Kontak antara dua permukaan: (a) line kontak dan (b) distribusi tegangan di daerah kontak [10]
Mulai
Studi literatur
Kunjungan Lapangan
Dimensi
Material
Daya
Constraint
Meshing
Analisis Tegangan
Selesai
Gambar 8. Batang kantilever dengan adanya pitting pada permukaan roda gigi
4.2. Pengamatan Secara Visual Bentuk 4.3. Gaya-gaya Pada Roda gigi
Kegagalan Roda Gigi
Dengan menggunakan prinsip aturan tangan kanan,
Pada gambar 10 terlihat bahwa adanya scuffing maka dapat dilihat arah torsi pada susunan roda gigi
(scoring) pada permukaan gigi, penyebab terjadinya pada gear box seperti diperlihatkan pada Gambar
scuffing adalah adanya pelumasan yang kurang 12. Besarnya torsi pada masing-masing roda gigi
baik. Disamping itu, pada permukaan roda gigi dapat dilihat pada Tabel 2.
terlihat adanya lubang-lubang kecil yang disebut
dengan pitting. Pada gigi yang patah dijumpai 2 Tabel 2. Nilai Torsi Pada Roda Gigi
(dua) bentuk patahan, yaitu berupa patahan lelah No Poros Putaran (rpm) Torsi (Nm)
(Gambar 11a) dan patahan ulet (Gambar 11b). 1 A 980 6.655,76
2 B 298.98 21.816
3 C 107.37 60.748
4 D 35.36 184.446,8
5 E 35.36 184.446,8
(a) (b)
Gambar 11. Bentuk patah lelah spesimen intermediate gear 2
A
C
E
B
D
Tabel 3. Perbandingan tegangan yang bekerja pada kaki gigi akibat beban dinamik dan beban statik
Beban Dinamik Beban Statik
Batang Kantilever
Metode Niemann Persamaan Lewis Kontak berpasangan
Tanpa Pitting Dengan Pitting
(a)
(b)
Gambar 14. Distribusi tegangan (Von Misses stress); (a) pada permukaan dua buah roda gigi yang berkontak
dan (b) perbesaran
Fenomena pitting ini (Gambar 16) telah menjadi diizinkan dari kekuatan yield material. Pitting yang
perhatian yang serius terutama pada roda gigi yang terbentuk biasanya terjadi pada daerah dedendum.
mengalami pembebanan yang cukup besar dengan Retak yang terbentuk ini akan merambat ke
kecepatan putaran yang rendah maupun kecepatan permukaan gigi yang disebabkan oleh beban
putaran yang tinggi [12]. Awal mula terbentuknya berulang yang terjadi pada permukaan gigi,
fenomena pitting terjadi micro pitting pada sehingga membentuk lubang yang sangat halus
permukaan gigi, yang disebabkan oleh terbentuknya (micro pitting) kemudian berkembang menjadi
crack (retak) pada sub-surface permukaan roda gigi, lubang yang cukup besar (pitting), dalam jangka
sehingga mengakibatkan tegangan geser yang panjang akan terbentuk lubang yang membesar
terjadi (Gambar 15) melebihi tegangan geser yang (splating).
(a)
(b)
Gambar 15. Distribusi tegangan geser; (a) pada permukaan dua buah roda gigi yang berkontak dan (b)
perbesaran
Gambar 16. Fenomena pitting akibat beban dinamik, (a) Mulai terbentuknya crack pada subsurface
permukaan gigi, (b) Terbentuknya pitting pada permukaan gigi, dan (c) Perambatan[12].
Penyebab terjadinya pitting sampai saat ini belum memperkuat bahwa akar penyebab terjadinya
diketahui secara pasti. Beberapa teori menyatakan kegagalan pada intermediate gear 2 adalah terjadi
bahwa fenomena pitting ini terjadi pada saat pitting dan scufing akibat rolling contact pada
running in atau saat roda gigi pertama kali permukaan roda gigi yang menyebabkan terjadinya
dioperasikan [13]. Teori lain juga mengatakan konsentrasi tegangan, yang merupakan sumber dari
bahwa pitting juga dapat terjadi karena beban yang kegagalan roda gigi dan akan mengakibatkan patah
bekerja cukup besar dengan lapisan pelumasan yang lelah.
kurang baik sehingga akan menjadi resiko
terbentuknya micro pitting [12].
DAFTAR PUSTAKA