Professional Documents
Culture Documents
89 312 2 PB PDF
89 312 2 PB PDF
Leni Herfiyanti
Politeknik Piksi Ganesha Bandung
leni_10303105@yahoo.com
Abstract
Informed consent is consent given by the patient or the patient’s family on the basis of description of the
medical acts to be performed on the patient. For doctors informed consent can create a sense of security,
and can be used self-defense against possible claims or lawsuits from patients or their families arise when
unwanted. While the patient, is a tribute to the rights of the patient and can be used as an excuse lawsuit
against the doctor, in case of deviations from the medical practice mean consent given medical action. In
addition Informed consent is also one important indicator in the assessment of accreditation. Purpose of this
study is to determine the completeness of the data on Informed Consent Orthopaedic surgery in patients at
Dr Hasan Sadikin, knowing assessment JCI Accreditation Standards Assessment HPK.6 Orthopaedic patients
at Dr Hasan Sadikin and determine completeness relation Informed Consent surgery with JCI Accreditation
assessment Assessment Standards HPK.6. The method used in this research is descriptive method qualitative
approach. The Data collection by observation, literature reviews, and interviews. Total population and sample
in this study as many as 61 medical records. The results showed the biggest omissions contained in the charging
Informed Consent items Prognosis explanation by 54.1%, Alternatives & Risk by 52.5%, and complications
of 50.8%. Conclusion of the influence Completeness Implementation Completion and Informed Consent of
the assessment JCI Accreditation Standards Assessment HPK.6.
Keyword: Completeness of Informed consent, JCI accreditation standards, Patient and Family Rights
Assessment 6
Abstrak
Informed consent merupakan persetujuan yang diberikan oleh pasien atau keluarga pasien atas dasar penjelasan
mengenai tindak medis yang akan dilakukan terhadap pasien. Bagi dokter informed consent dapat membuat
rasa aman, sekaligus dapat digunakan pembela diri terhadap kemungkinan adanya tuntutan atau gugatan dari
pasien atau keluarganya apabila timbul yang tidak diinginkan. Sedangkan pasien, merupakan penghargaan
terhadap hak-hak oleh pasien dan dapat digunakan sebagai alasan gugatan terhadap dokter, apabila terjadi
penyimpangan praktik kedokteran dari maksud diberikannya persetujuan tindakan medis. Selain itu Informed
consent juga menjadi salah satu indikator penting dalam penilaian akreditasi. Tujuan Penelitian ini yaitu untuk
mengetahui kelengkapan pengisian data pada Informed Consent tindakan bedah pada pasien Orthopedi di
RSUP Hasan Sadikin Bandung, mengetahui penilaian Akreditasi JCI Standar Penilaian HPK.6 pada pasien
Orthopedi di RSUP Hasan Sadikin Bandung serta mengetahui kaitan kelengkapan pengisian fInformed
Consent tindakan bedah dengan penilaian Akreditasi JCI Standar Penilaian HPK.6. Metode penelitian yang
digunakan dalam penelitian ini yaitu metode deskriptif pendekatan kualitatif. Pengumpulan data dilakukan
dengan cara observasi, tinjauan pustaka, dan wawancara. Jumlah populasi dan sampel dalam penelitian ini
sebanyak 61 rekam medis. Hasil penelitian menunjukkan adanya ketidaklengkapan terbesar terdapat pada
pengisian Informed Consent item penjelasan Prognosis sebesar 54,1% , Alternatif & Resiko sebesar 52,5%,
dan Komplikasi sebesar 50,8%.
Kata Kunci : Kelengkapan Informed consent, Standar akreditasi JCI, Penilaian Hak Pasien dan Keluarga
(HPK) 6.
81 81
Jurnal Manajemen Informasi Kesehatan Indonesia Vol. 3 No.2 Oktober 2015
ISSN: 2337-6007 (online); 2337-585X (Printed)
82
Leni Herfiyanti. Kelengkapan Informed Consent Tindakan Bedah ...
HASIL Kelengkapan
NO DATA Ya Tidak
Pelaksanaan Informed Consent N % N %
83
Jurnal Manajemen Informasi Kesehatan Indonesia Vol. 3 No.2 Oktober 2015
ISSN: 2337-6007 (online); 2337-585X (Printed)
c. Autentifikasi KELENGKAPAN
Yaitu formulir yang memuat informasi
NO Ya Tidak
Autentifikasi diantaranya nama dan tanda DATA
tangan saksi yaitu dokter selaku pemberi N % N %
84
Leni Herfiyanti. Kelengkapan Informed Consent Tindakan Bedah ...
85
Jurnal Manajemen Informasi Kesehatan Indonesia Vol. 3 No.2 Oktober 2015
ISSN: 2337-6007 (online); 2337-585X (Printed)
Tabel 12. Hasil Analisis Standar Penilaian HPK.6.4 menetapkan Standar, dalam akreditasi JCI
Tidak yang telah ditetapkan, perlunya kelengkapan
Elemen Penilaian Memenuhi
No Memenuhi Informed Consent yang sangat penting demi
(EP) Syarat
Syarat
menunjang Penilaian Standar HPK.6 yang
1 Persetujuan P
d i p e r o l e h
telah ditetapkan. Menurut Permenkes No.
sebelum prosedur 269/MenKes/Per/III/2008 Bab III Tentang
pembedahan atau Tatacara Penyelanggaraan Rekam Medis Pasal
tindakan invasif
5 Ayat (4) bahwa “Setiap pencatatan kedalam
2 Persetujuan P
diperoleh sebelum
rekam medis harus dibubuhi nama, waktu, dan
dilakukan anestesi tandatangan dokter, dokter gigi atau tenaga
( t e r m a s u k kesehatan tertentu yang memberikan pelayanan
pembiusan sedang
dan dalam). secara langsung” dan hal ini akan berpengaruh
3 Persetujuan P
pada proses penilaian Akreditasi JCI Penilaian
diperoleh sebelum Standar HPK.6.
penggunaan darah
dan produk darah.
4 Persetujuan
diperoleh sebelum
P PEMBAHASAN
prosedur dan
perawatan berisiko Permasalahan yang terdapat pada pengisian formulir
tinggi. Informed Consent di Rumah Sakit Hasan Sadikin
5 Jati diri orang P Bandung adalah 1) masih terdapat formulir yang
yang memberikan
informasi kepada
tidak diisi dengan lengkap, khususnya formulir
pasien dan Informed Consent tindakan bedah pada pasien
keluarganya dicatat Ortopedi. Dapat dilihat dari tabel 3.7 perhitungan
dalam rekam medis
pasien kelengkapan pengisian formulir Informed Consent
6 Persetujuan ini P
tindakan Bedah. Dengan adanya kelengkapan
didokumentasi kan tersebut, selain berdampak pada menurunnya
dalam rekam medis kualitas rekam medis, hal ini berpengaruh pada
pasien dengan tanda
tangan atau rekaman proses penilaian Akreditasi JCI Standar HPK.6 dan
dari persetujuan terutama juga berdampak pada jaminan kepastian
secara lisan hukum bagi pasien, tenaga rekam medis dan rumah
5. Hubungan Antara P sakit. Indikator Informed Consent yang lengkap
Kelengkapan
Pengisian Formulir adalah kelengkapan nama dan tanda tangan dokter
Informed Consent dan keluarga pasien. Kendala yang menyebabkan
Tindakan Bedah kelengkapan tersebut adalah merupakan kealpaan
dengan Penilaian
Akreditasi Rekam dokter, meski demikian tetap akan melemahkan
Medis JCI Standar posisi dokter/ rumah sakit apabila terjadi sengketa
Penilaian HPK.6
dikemudian hari, dimana alat bukti berupa formulir
Informed Consent menjadi kurang kuat akibat tidak
Untuk menunjang pelayanan kesehatan yang jelasnya identitas yang menandatangani Informed
berkualitas serta menghasilkan informasi yang Consent dari pihak pasien maupun dokter yang
tepat dan akurat, tentunya harus didukung oleh menangani. Pasal-pasal yang mengatur mengenai
adanya kelengkapan data pada setiap formulir pelanggaran pengisian Informed Consent dikenai
rekam medis dan formulir persetujuan tindakan sangsi administratif seperti terdapat pada pasal 13
medis (Informed Consent). Apabila dari formulir PERMENKES No. 269/MENKES/PER/III/2008
tersebut tidak terisi dengan lengkap, maka akan tentang Informed Consent mengatur tentang sangsi
mengakibatkan infomasi yang ada didalam administratif yang berbunyi “ Terhadap dokter
Rekam Medis akan menjadi tidak tepat dan tidak yang melakukan tindakan medik tanpa persetujuan
akurat serta akan menurunnya kualitas Rekam pasien atau keluarganya, dapat dikenakan sangsi
Medis tersebut. administratif berupa pencabutan ijin praktek”; 2)
terdapat berkas rekam medis yang tidak kembli tepat
Akreditasi pada dasarnya adalah proses
waktu sesuai yang telah diterapkan ; 3) Tidak adanya
menilai rumah sakit sejauh mana telah
86
Leni Herfiyanti. Kelengkapan Informed Consent Tindakan Bedah ...
sosialisasi cara pengisian formulir Informed Consent dan dokter, setidak-tidaknya dapat dipergunakan
terutama formulir persetujuan tindakan bedah yang sebagai bukti pembelaan (legal defence) bahwa
benar dan pentingnya Informed Consent sebelum mereka pernah berada diruang yang sama pada
melakukan sebuah tindakan yang akan diberikan waktu itu.
terhadap pasien, sehingga berdampak pada aspek 2. Dalam hal kelengkapan pengisian formulir
hukum kesehatan yang berlaku di indonesia. Hal Informed Consent masih terdapat formulir yang
ini akan sangat mempengaruhi terhadap penilaian tidak terisi dengan lengkap, hal ini dibuktikan
Akreditasi JCI Standar HPK.6 yaitu terpenuhinya dengan adanya ketidaklengkapan pengisian
semua Elemen Penilaian yang teraplikasikan pada formulir Informed Consent yang tinggi terdapat
formulir Informed Consent . Untuk mendapatkan pada point Jenis Informasi yaitu item penjelasan
Akreditasi JCI salah satunya adalah dengan Prognosis sebesar 54,1% , Alternatif & Resiko
terpenuhinya Standar HPK.6. sebesar 52,5%, dan Komplikasi sebesar 50,8%.
Sedangkan ketidaklengkapan terbanyak pada
point Identitas pasien yaitu item Alamat sebesar
Pemecahan Masalah 31.2%, ketidaklengkapan terbanyak pada
Identitas Keluarga Pasien pada item Alamat
1) Diadakannya sosialisasi/pertemuan secara rutin
34,4%, untuk ketidaklengkapan terbanyak pada
dan terjadwal kepada Perwakilan masing-masing dari
point identitas pemberi informasi yaitu pada
UPF Kedokteran, Bidang Keperawatan dan Petugas
jabatan dokter yang memberi informasi sebesar
Rekam Medis yang di selenggarakan oleh Komite
45.9%, ketidaklengkapan terbanyak pada
Medik terkait yang berhubungan dengan pengisian dan
point Autentifikasi pada item Nama dan Tanda
pentingnya formulir Informed Consent ; 2) dilakukan Tangan Saksi sebesar 42,6%. Kelengkapan
analisis kelengkapan pada formulir Informed Consent Pengisian dan Pelaksanaan Informed Consent
serta dibuat aturan yang baku dengan menyediakan akan berpengaruh terhadap penilaian pada saat
lembaran checklist kelengkapan; 3) petugas yang dilaksanakan proses akreditasi rumah sakit
diberi delegasi oleh dokter lebih proaktif dalam terutama Akreditasi JCI Standar Penilaian
mengisi formulir Informed Consent secara lengkap HPK.6 yaitu Elemen Penilaian yang harus
sesuai dengan aturan yang ada; 4) Memberi sanksi terpenuhi sebagai penilaian apakah sudah
bagi petugas yang mengisi rekam medis dengan berstandar atau belum
tidak lengkap dan tidak benar, seperti : memberikan
teguran, memberikan surat peringatan dari Kepala
Unit Rekam Medis, Diberikan sanksi sesuai dengan DAFTAR PUSTAKA
hukum kesehatan dan kode etik profesi.
87
Jurnal Manajemen Informasi Kesehatan Indonesia Vol. 3 No.2 Oktober 2015
ISSN: 2337-6007 (online); 2337-585X (Printed)
Kamus Besar Bahasa Indonesia. 1995. Pengertian Notoatmojo. 2002. Metodologi Penelitian Kesehatan.
Rekam Medis Jakarta: Rineka Cipta
Komalawati, V. 2002.Peranan Informed consent Rustiyanto, E. 2009. Etika Profesi Perekam Medis &
dalam Transaksi Terapeutik. Bandung: Citra InformasiKesehatan. Yogyakarta: Graha Ilmu
Aditya Bakti:
Sugiyono. 2010. Metodologi Penelitian Kuantitatif
Munir, F. 2005. Sumpah Hipocrates : Aspek Hukum R&D. Bandung: Alfabeta
Malpraktek Dokter. Bandung: PT.Citra Aditya
Bakti
88