You are on page 1of 30

Minggu ke-5

Labelling System (Lanjutan)

Mata Kuliah Arsitektur & Taksonomi Informasi


Program Studi Manajemen Informasi & Komunikasi
Sekolah Tinggi Multi Media Yogyakarta
Tri Anggraeni, S.Kom., M.Sc.

Referensi: Rosenfeld, L., Morville, P., & Arango, J. (2015). Information Architecture:
For the Web and Beyond – 4th Edition. Sebastopol, CA: O’Reilly Media, Inc.
Downloadable here
Slide background source: www.architecture.com 1
Assalaamu ‘alaykum, Selamat pagi
• Bismillaah... (Dengan nama Allah/Tuhan YME)...
• Cermatilah materi di tiap slide materi ini.
• Jika ada yang membingungkan/tidak dipahami, silakan WA
0895-3910-323-53.

• Seperti biasanya, materi ini diikuti oleh tes pemahaman untuk


presensi.
• Tetap semangat 
Designing Labels: General Guidelines
1. Narrow scope whenever possible

2. Labeling is easier if the content, users, and context are kept


simple and focused

3. Develop consistent labeling systems


Designing Labels: General Guidelines
1. Narrow scope whenever possible
Fokuskan information environments on a more defined
audience sehingga banyaknya possible perspectives bisa
berkurang.
 Fokus pada fewer subject domains achieves more obvious
and effective representation.
 A narrower business context means clearer goals for the
system, its architecture, and its labels.
 It can clearly address the requirements of environment’s
unique content, the special needs of its audiences, and
the business objective at hand, but be comprehensive
within that well-defined scope.
Designing Labels: General Guidelines
2. Labeling is easier if the content, users, and context are kept
simple and focused
• Modularizing and simplifying content into subsections that
meet the needs of specific audiences will enable to design
more modular, simpler collections of labels to address a
specific areas.

3. Develop consistent labeling systems


• Consistency = predictability.
• Systems that are predictable are simply easier to learn &
use, important for first-time users.

5
Consistency is affected by many issues :
a. Style : penggunaan tanda baca & huruf besar kecil.
b. Fonts, font sizes, colors
c. Syntax : tidak menggunakan verb-based labels (misal :
“Grooming Your Cat”), noun-based labels (misal :“Diets for
Cats”), & question-based labels (misal :“How Do You Paper
Train Your Cat?”) di 1 sistem yang sama.
Pilih salah satu & gunakan secara konsisten.

d. Tidak menggunakan label yang berbeda level granularitasnya


di level yang setara.
Contoh : Chinese restaurants Sebaiknya : Restaurants
Chinese restaurants
Restaurants
Franchises
Fast Food Franchises
Fast Food Franchises
Burger Kings
Burger Kings
e. Comprehensiveness
• Jangan ada gap/jarak pada labeling system.
• Contoh : Web clothing retailer yang memiliki label-label
produk Celana panjang, Dasi, Sepatu, tapi tidak ada label
produk Kemeja, dapat terasa aneh & menimbulkan
pertanyaan “Beneran gak ada kemeja?”
• Comprehensive scope membantu orang untuk dapat lebih
baik dalam melakukan quickly scanning & concluding the
environment’s content.

f. Audience
• Consider the languages of environment’s major audiences.
• If each audience uses very different terminology :
Develop separate labeling system for each audience, although
those systems are describing exactly the same content.
Sources of Labeling Systems :

1. Current information environment or website


2. Comparable or competitors’ sites
3. Controlled vocabularies and thesauri
1. Current information environment or website
• Can be used as a starting point for developing a complete
labeling system, while considering the decisions made while
creating the original system.

• Caranya :
a. Capture the existing labels in a single document : walk
through the entire system, either manually or
automatically, gather the labels.
b. Assemble them in a simple table containing a list or
outline of each label and the documents it represents.
Contoh : A Car Rental’s navigation labels :
Alternatives of Alternatives of

Alternatif label yang Alternatif label yang digunakan di judul


digunakan di menu- halaman-halaman yang ditampilkan
menu situs web setelah mengeklik menu-menu situs 10 web
• Car Rental’s navigation labels di slide sebelumnya, kalau
dilengkapi bisa sampai 5x list itu.
 Dapat menyediakan a more condensed, complete, &
accurate view of navigation labels as a system.

2. Comparable or competitors’ sites


• Recommended to check when a websites/app is about to
build from zero.
• Dilakukan setelah menentukan kebutuhan user.
• Catat yang berfungsi dengan yang baik dan yang tidak (bisa
dengan tabel).
• Kalau tidak punya competitor : bisa dengan mengunjungi
situs yang terlihat paling bagus di suatu bidang.
3. Controlled vocabularies and thesauri
• Thesauri : controlled vocabularies that generally include links
to broader and narrower terms, related terms, and
descriptions of preferred terms (“scope notes”).

• Find narrowly focused vocabularies that help specific


audiences to access specific types of content.

• Contoh : Educational Resources Information Center (ERIC)


Thesaurus : describe the domain of education.
 Bisa digunakan untuk environment yang berkaitan dengan
education / yang usernya terdiri atas educator.
 Untuk membantu menentukan variasi yang lebih bagus
untuk label tertentu.
ERIC Thesaurus untuk kata “scholarship”:
Di halaman web ERIC yang sekarang
• Controlled vocabularies & thesauri tidak tersedia untuk setiap
domain, tapi sebaiknya mengecek ketersediaannya dulu
sebelum membuat labeling system.

• Bisa dari :
– Online Thesauri and Authority Files (American Society of
Indexers) (http://www.asindexing.org/about-
indexing/thesauri/online-thesauri-and-authority-files/)
– Dan lain-lain dari Google.
Creating New Labeling Systems

1. Do content analysis
2. Get user advocates (penasihat) & subject
matter experts
3. Get directly from users
4. Do free listing
5. Get indirectly from users
1. Do content analysis
• Labels can come directly from our content.
• Read a representative sample of our environment’s
content and write a few descriptive keywords for each
document.
• Look for ways to speed up the process by focusing on any
existing content representations like titles, summaries, and
abstracts.
2. Get user advocates (penasihat) & subject matter
experts

Who can speak on the users’ behalf or familiar with the users’
information needs in a larger context.
• Contoh : Pada health care system yang dikembangkan oleh
rumah sakit, klinik, atau pemerintah (misal Kementerian
Kesehatan) : User advocates-nya bisa dokter/perawat.
 Bisa sangat mengetahui :
– Hal-hal yang ingin diketahui pasien yang awam
sampai yang advance.
– Hal-hal yang diinginkan user dari health care system.

• Misal ditemukan :
Misal ditemukan :

• Need for information about a problem, illness, or condition.


• Problem with a particular organ or part of the body.
• Need to know about the diagnostics or tests that the
healthcare professionals will perform to learn more about the
problem.
• Need for information on the treatment, drug, or solution that
will be provided by the healthcare system.
• Need to know how to pay for the service.
• Need to know how to maintain the health.
 Basic terms yang mencakup 6 hal di slide sebelumnya :
Kategori : Contoh label :
Masalah/penyakit/kondisi HIV, patah tulang, radang sendi,
depresi
Organ/bagian badan Hati, tulang sendi, kesehatan mental
Diagnosa/tes Tekanan darah, X-ray/rontgen
Pengobatan/obat/solusi Penggantian tulang sendi
Pembayaran Layanan administratif, organisasi
pembiayaan kesehatan, rekam medis
Pemeliharaan kesehatan Olahraga, vaksinasi

Mengetahui audience dapat membuat desainer label menemukan


istilah yang tepat untuk memenuhi kebutuhan audience.
Creating New Labeling Systems
3. Get directly from users  the best source of labeling
4. Do free listing : brainstorming dari beberapa user untuk
mengetahui apakah pemahamannya tentang suatu label sama.
• Bisa survey secara online/offline.
• User yang dipilih untuk brainstorming harus
dipertimbangkan :
– Yang representatif dari keseluruhan user.
– Jumlahnya (jumlah yang berbeda mungkin hasil juga
berbeda).
• Hasil free listing ini dilihat pola & frekuensi penggunaannya.
• Contoh : bisa jadi lebih banyak user yang menggunakan
istilah “telepon pintar” daripada “smartphone”
• User dapat menyarankan label-label yang baru.
 Sebaiknya user diminta untuk meranking saran label-labelnya untuk
menentukan yang lebih penting untuk diprioritaskan.
Creating New Labeling Systems

5. Get indirectly from users


• Dari analisis data-data user yang menggambarkan
kebutuhannya
 Selalu dilakukan oleh perusahaan yang information
environment-nya merupakan search engines.
 Selain untuk mendiagnosis adanya masalah pada sistem,
juga sangat penting untuk memperbaiki labeling
systems.

• Dari popularitas free-form tagging pada social networks.


Misal artikel-artikel tentang STMM, selain diberi tag STMM,
sebaiknya juga di-tag MMTC  untuk mengantisipasi
orang-orang usia 35 tahun ke atas yang hanya mengenal
MMTC dan belum mengenal STMM.
Next tuning (penyesuaian)
• If the environment’s labeling system is topical, try to
anticipate the topics not yet covered.
 Has a large impact on your labeling system, perhaps even
requiring to change its rules.

• Fail to perform this predictive exercise (anticipating the topics


not yet covered) :
- The future content might not fit into the system.
- Might end up in unavoidable categories such as
“Miscellaneous,” “Other Info,” & the classic “Stuff.”

• Need to plan ahead so the labels which are added in the


future will not throw off the current labeling system.
• The labeling system which is launched need to be improved
shortly.
 Because labels represent relationship between 2 things
(people and content) yang terus berubah.
 Labeling system will also have to change.
 Need to perform usability tests, analyze search logs on a
regular basis, & adjust the labeling system as necessary.
1 Tes Pemahaman untuk Presensi Minggu ke-5
Kelas Arsitektur dan Taksonomi Informasi
• Jawablah 1 soal pada file ini sesuai urutan presensi Anda di
slide berikutnya.
• Misal: urutan presensi 1 (Istiq) menjawab soal nomor 1,
urutan presensi 2 (Tassamu) menjawab soal nomor 2, dst.
• Jawaban dapat dikirimkan sebelum pukul 13.00 WIB tanggal 1
April 2020.
• Jawaban dapat dikirimkan melalui Google Class atau email ke
stmmyogya08@gmail.com dengan Subject: Ars Inf TP M5 [3
digit terakhit NIM] atau WA ke 0895 3910 323 53.
• Jawaban yang sudah dikirimkan dengan salah satu cara, tidak
perlu dikirimkan dengan cara yang lain.
Urutan daftar nama di presensi kelas Arsitektur &
Taksonomi Informasi:
1. Sebutkan 3 cara umum mendesain label.
2. Pelabelan dapat lebih mudah jika ada 3 hal yang dibuat sederhana
& terfokus. Apa saja 3 hal ini?
3. Apa yang dimaksud dengan thesauri?
4. Ketika mendesain label, fokus pada domain pokok yang lebih
sedikit dapat menghasilkan gambaran sistem yang bagaimana?
5. Terdapat 3 jenis label berdasarkan jenis kata yang digunakan.
Sebutkan apakah pernyataan berikut benar/salah: Di 1 sistem
yang sama, sebaiknya menggunakan semua (3) jenis label
berdasarkan jenis kata yang digunakan.
6. Sebutkan cara-cara membuat sistem pelabelan baru.
7. Bagaimana cara membuat sistem pelabelan baru dengan free
listing?
8. Dalam pelabelan, apa manfaat dari sistem pelabelan yang dapat
diprediksi?
9. Apa manfaat komprehensivitas pada pembuatan label?
10. Sebutkan 1 contoh kesimpulan yang dapat dihasilkan dari
mengetahui popularitas free-form tagging pada social networks.
11. Jelaskan yang dimaksud dengan menyempitkan ruang lingkup
ketika mendesain label.
12. Sebutkan 3 jenis label berdasarkan jenis kata yang digunakan.
13. Sebutkan hal-hal yang mempengaruhi konsistensi.
14. Dengan memperhatikan contoh pada materi, sebutkan 1 contoh
verb-based label.
15. Dengan memperhatikan contoh pada materi, sebutkan 1 contoh
noun-based label.
16. Dengan memperhatikan contoh pada materi, sebutkan 1 contoh
question-based label.
17. Sebutkan apakah pernyataan berikut benar/salah: the labels that
have different granularity, can be used at the same level.
18. Make some example of labels in a system which have different
level of granularity, but they are used in the same level.
19. Sebutkan yang dimaksud dengan komprehensivitas pada
pembuatan label.
20. Sebutkan contoh kurangnya komprehensivitas pada pembuatan
label.
21. Ketika mendesain label, sebutkan tujuan dari pemfokusan
lingkungan informasi pada suatu pengguna tertentu.
22. Bagaimana agar desain label dapat lebih modular?
23. Dalam pembuatan label, apa yang harus diperhatikan terkait
dengan pengguna?
24. Sebutkan sumber-sumber yang dapat digunakan untuk membuat
pelabelan sistem.
25. Bagaimana cara membuat sistem pelabelan dari sumber yang
pertama?
26. Bagaimana cara membuat sistem pelabelan dari sumber yang
kedua?
27. Bagaimana cara membuat sistem pelabelan dari sumber yang
ketiga?
28. Bagaimana cara membuat sistem pelabelan baru dengan analisis
konten?
29. Orang yang bagaimanakah yang dapat dijadikan sebagai pemberi
saran pada pembuatan sistem pelabelan baru?
30. Dengan memperhatikan contoh pada materi, sebutkan 1 contoh
noun-based label.
31. Ketika mendesain label, konteks bisnis yang lebih sempit dapat
memperjelas tujuan sistem untuk hal apa saja?
32. Dalam pelabelan, konsistensi dapat diartikan sebagai apa?
33. Sebutkan 1 contoh kesimpulan yang bisa diperoleh dari free listing.
34. Bagaimana cara membuat sistem pelabelan baru yang dilakukan secara
tidak langsung dari pengguna?
35. Sebutkan 1 contoh kesimpulan yang dapat dihasilkan dari mengetahui
popularitas free-form tagging pada social networks.
36. Apa yang perlu diantisipasi ketika sistem menggunakan pelabelan yang
berdasarkan topik?
37. Apa yang dapat terjadi jika antisipasi pada sistem yang menggunakan
pelabelan yang berdasarkan topik, gagal dilakukan?
38. Sistem pelabelan yang sudah di-launching perlu segera
ditingkatkan/diperbaiki. Apa maksud pernyataan ini?
39. Sebutkan hal-hal yang harus dilakukan setelah me-launching sistem
pelabelan baru.
40. Bagaimana cara membuat sistem pelabelan baru dengan free listing?
41. Dalam pelabelan, apa manfaat dari sistem pelabelan yang dapat
diprediksi?
42. Apa manfaat komprehensivitas pada pembuatan label?

You might also like