You are on page 1of 7

[ LAPORAN KASUS ]

LOW BIRTH WEIGHT INFANT WITH RESPIRATORY DISTRESS


SYNDROME
Satya Adi Nugraha
Faculty of Medicine, Universitas Lampung

Abstract
Low birth weight (LBW) infants are born with a birth weight less than 2500 grams regardless of gestation. The prevalence of LBW is
about 10% of all pregnancies. Some 3-5% of LBW occurred in healthy mothers, and more than 25% of events occurred in mothers
with high risk pregnancies. A newborn boy, 1 day old, delivered from operating room (OR) Abdul Moeloek Hospital with preterm
age and low birth weight. Baby born per abdominan with indication antepartum hemorrhage because placenta covering birth
canal. Baby weighing 1800 g, body length 45 cm, with Apgar score 5/6/7. Physical examination obtained unwell state, compos
mentis awareness, temperature 36.9 ° C, heart rate 138 x/min, respiration rate 64 x/min, nutritional status weight/age = <-3 SD
(impression: poor nutrition), PB/age= -3 SD — <-2 SD (impression: short), BB/PB: <-3 SD (impression: very thin), Ballard score of 22
(32 weeks gestation), suprasternal and subcostal retraction, moaning (+), vesicular breathing (+/+). Hb: 16.8 g/dl; leukocytes:
24,400/ul, platelets: 255,000/ul. Patients was diagnosed LBW with Respiratory Distress Syndrome (RDS). Management of LBW
infants with RDS in this case is installation of Continous Positive Airway Pressure (CPAP), trophic feeding, phototherapy, giving
aminophylline and antibiotics. [J Agromed Unila 2014;1(2):190-194]

Keywords: low birth weight, respiratory distress syndrome

Abstrak
Bayi berat badan lahir rendah (BBLR) adalah bayi yang dilahirkan dengan berat lahir kurang dari 2500 gram tanpa memandang
masa gestasi. Angka prevalensi dari BBLR adalah sekitar 10% dari semua kehamilan. Sejumlah 3-5% dari kejadian BBLR terjadi
pada keadaan ibu yang sehat, dan lebih dari 25% kejadian terjadi pada keadaan ibu dengan kehamilan resiko tinggi. Bayi laki-laki,
usia 1 hari, baru lahir dikirim dari ruang operasi RS Abdul Moeloek dengan usia kurang bulan dan berat badan lahir rendah. Bayi
lahir secara per abdominan atas indikasi perdarahan ante partum karena plasenta menutupi jalan lahir. Bayi laki-laki lahir dengan
berat badan 1800 gr, panjang badan 45 cm, dengan Apgar score 5/6/7. Pemeriksaan fisik didapatkan keadaan tampak sakit berat,
kesadaran compos mentis, suhu 36,9 oC, frekuensi denyut jantung 138 x/menit, frekuensi napas 64 x/menit, status gizi BB/usia=
<-3 SD (kesan: gizi buruk), PB/usia= -3 SD — <-2 SD (kesan: pendek), BB/PB= <-3 SD (kesan: sangat kurus), Ballard score 22 (usia
gestasi 32 minggu), retraksi suprasternal dan subcostal, merintih (+), pernafasan vesikuler (+/+). Hb: 16,8 gr/dl; Leukosit:
24.400/ul, Trombosit: 255.000/ul. Pasien didiagnosis BBLR dengan RDS. Penatalaksanaan bayi BBLR dengan RDS pada kasus ini
dilakukan pemasangan Continous Positive Airway Pressure (CPAP), tropik feeding, fototerapi, pemberian aminofilin & antibiotik. [J
Agromed Unila 2014;1(2):190-194]

Kata kunci: bayi berat badan lahir rendah, sindrom gawat napas

...
Korespondensi: Satya Adi Nugraha | nsatyaadi@gmail.com

Pendahuluan
Bayi Berat Badan Lahir Rendah (BBLR) representatif pada populasi yang besar; data-
adalah bayi yang dilahirkan dengan berat lahir data itu dibiaskan ke arah persalinan di rumah
kurang dari 2500 gram tanpa memandang masa sakit dan oleh karena itu angka sebenarnya sulit
gestasi. Sumber lain mendefinisikan sebagai diperkirakan.3
bayi dengan berat badan lahir dibawah persentil Banyaknya jumlah bayi yang tidak
10 dari perkiraan berat menurut masa gestasi.1 ditimbang saat lahir mendasari halangan yang
Angka prevalensi dari BBLR adalah besar untuk monitoring indikator yang penting
sekitar 10% dari semua kehamilan. Jumlah ini ini. Di negara berkembang, diperkirakan lebih
bervariasi pada tiap populasi. Sejumlah 3-5% dari dari setengah (58%) dari seluruh bayi tidak
kejadian BBLR terjadi pada keadaan ibu yang ditimbang saat lahir. Angka ini sangat tinggi di
sehat, dan lebih dari 25% kejadian terjadi pada Amerika Selatan (74%) dan Afrika – Sub Sahara
keadaan ibu dengan kehamilan resiko tinggi.2 (65%).3
Di negara-negara berkembang, banyak Menurut WHO, pada tahun 2003
bayi yang tidak ditimbang saat lahir. Hasilnya, Indonesia memiliki angka BBLR sekitar 9% atau
banyak data yang tentang BBLR menjadi tidak 411 bayi BBLR dari 1.000 kelahiranan, 22% tidak
Satya Adi Nugraha | Low Birth Weight Infant with Respiratory Distress Syndrome

ditimbang pada saat lahir.3 Dan menurut Dari riwayat kehamilan, didapatkan
SUSENAS 2011 BBLR merupakan penyebab keterangan bahwa ibu pasien sudah memiliki
utama kematian pada neonatal yaitu sekitar dua anak dan tidak pernah keguguran (P3A0)
29%.4 yang merasa hamil kurang bulan (sekitar 8
Belum didapatkan data akurat bulan) dengan hari pertama haid terakhir (HPHT)
mengenai angka kejadian BBLR di Indonesia. Dari tanggal 5 Maret 2013 (sekitar 32 minggu). Berat
sebuah laporan Departemen Kesehatan DI badan ibu pasien sebelum hamil 48 kg dengan
Yogyakarta pada tahun 2005, kejadian BBLR tinggi badan 158 cm. Kenaikan berat badan
berjumlah 10% dari seluruh kelahiran bayi di selama hamil 7 kg. Selama hamil, ibu kontrol
daerah tersebut pada tahun yang sama.5 teratur ke bidan sebanyak 4x, mendapatkan
Di Indonesia, contoh kasus di Bandar imunisasi TT sebanyak 2 kali, dan untuk
Lampung laporan bulan Juli 2005. Dari sekitar pemberian vitamin tidak diberikan. Selama hamil
38.000 ibu hamil di Bandar Lampung, sedikitnya ibu penderita memiliki nafsu makan yang baik,
2-5% diperkirakan melahirkan anak BBLR. Ibu-ibu biasanya 4x sehari berupa nasi sepiring ditambah
yang berisiko tinggi melahirkan bayi BBLR, antara tahu, tempe, atau ikan, serta sayur-sayur, serta
lain, memiliki lingkar lengan atas di bawah 23,5 pisang/pepaya. Golongan darah ibu penderita B,
sentimeter dan berat badan kurang dari 45 ayah penderita O.
kilogram. Pasien pada umumnya berasal dari Riwayat coitus diakui ibu 1 minggu
keluarga miskin dan tidak mampu memenuhi sebelum timbul perdarahan. Riwayat keputihan
kebutuhan gizi bagi dirinya dan bayinya.6 saat hamil tidak ada. Riwayat BBLR pada
Sindrom gawat napas atau respiratory kehamilan sebelumnya tidak ada. Ibu pasien
distress syndrome (RDS) (selain itu juga dikenal melahirkan anak pertama dengan BB 3.300 gram
sebagai idiopathic respiratory distress syndrome) dan anak kedua dengan BB 3.200 gram, secara
adalah sekumpulan temuan klinis, radiologis, normal. Riwayat perdarahan pada kehamilan
dan histologis yang terjadi terutama akibat sebelumnya tidak ada. Kesan didapatkan kondisi
ketidakmaturan paru dengan unit pernapasan ibu sehat selama hamil.
yang kecil dan sulit mengembang dan tidak Dari riwayat persalinan didapatkan
menyisakan udara di antara usaha napas. Istilah- keterangan bayi lahir sekitar pukul 02.20 WIB,
istilah Hyaline Membrane Disease (HMD) sering lahir dengan Sectio Cesarea Trans Profunda atas
kali digunakan saling bertukar dengan RDS.7 indikasi hemorrhagic ante partum et causa
Respiratory Distress Syndrome adalah planseta previa totalis, dengan BB lahir 1800
penyakit yang disebabkan oleh ketidakmaturan gram dan PB lahir 45 cm, letak kepala, menangis
dari sel tipe II dan ketidakmampuan sel tersebut setelah diresusitasi, pergerakan lemah. Letak
untuk menghasilkan surfaktan yang memadai.8 plasenta menutupi jalan lahir sehingga dilakukan
Respiratory Distress Syndrome terjadi pada bayi tindakan seksio sesarea. Tidak ada kelainan
prematur atau kurang bulan, karena kurangnya bawaan dan anus (+). Kesan didapatkan ibu
produksi surfaktan. Produksi surfaktan ini melahirkan dengan tindakan karena adanya
dimulai sejak kehamilan minggu ke-22, makin penyulit.
muda usia kehamilan, makin besar pula Riwayat ibu mempunyai penyakit berat
kemungkinan terjadi RDS. Terdapat 4 faktor (DM, jantung, penyakit kuning, tekanan darah
penting penyebab defisiensi surfaktan pada RDS tinggi, kelainan darah) tidak ada. Riwayat ibu
yaitu prematur, asfiksia perinatal, maternal pada saat BAK nyeri atau jumlah berkurang serta
diabetes, maupun seksio sesaria.9 frekuensi menjadi lebih sering dari biasanya
tidak ada. Riwayat ibu jatuh, trauma selama
Kasus hamil tidak ada. Riwayat ibu merokok tidak ada.
Bayi laki-laki, usia 1 hari, baru lahir Riwayat keluarga yang mempunyai
dikirim dari Ruang Operasi RS Abdul Moeloek penyakit berat (DM, jantung, penyakit kuning,
dengan diagnosis kurang bulan dan berat badan tekanan darah tinggi, kelainan darah) tidak ada.
lahir rendah. Bayi lahir secara per abdominal Riwayat keluarga melahirkan bayi kecil prematur
atas indikasi perdarahan ante partum karena tidak ada.
plasenta previa totalis. Bayi laki-laki lahir dengan Pasien berasal dari golongan sosial
berat badan 1800 gram, panjang badan 45cm, ekonomi menengah. Pendidikan Ayah dan Ibu
dengan apgar score 5/6/7. Bayi menangis tamat SMA. Ayah bekerja sebagai buruh,
setelah diresusitasi. Pergerakan bayi tidak aktif sedangkan ibu kandung pasien hanya sebagai ibu
dan menangis lemah, namun tidak ditemukan rumah tangga. Pasien tinggal bersama ayah dan
kelainan bawaan. ibu serta 2 saudara kandung yang berusia 13
tahun 7 bulan. Satu rumah dihuni oleh 4

J Agromed Unila | Volume 1 Nomor 2 | September 2014 | 191


Satya Adi Nugraha | Low Birth Weight Infant with Respiratory Distress Syndrome

orang anggota minggu), keadaan maintenance antepartum karena


keluarga. Rumah tampak sakit berat, 4,5mg/12 jam. letak plasenta yang
pasien adalah rumah kesadaran compos Pemeriksaaan menutupi jalan lahir
permanen mentis, suhu per laboratorium darah (plasenta previa
o
berdinding tembok. aksila 36,9 C, dan rontgen totalis). Berdasarkan
Jalan menuju frekuensi denyut torakoabdominal anamnesis
kerumah aspal. jantung 138 x/menit, bedside. Juga didapatkan pasien
Rumah memiliki 6 frekuensi pernapasan dilakukan monitor lahir dalam usia
jendela dengan 64 x/menit, bayi suhu, pernafasan, gestasi 32 minggu
posisi 2 di depan, 2 tampak sianosis, sesak, saturasi. dengan berat lahir
di samping dan 2 di pernapasan cuping 1.800 gr. Hal ini
belakang. Memiliki 4 hidung (+), retraksi Pembahasan menunjukkan bahwa
pintu yaitu, 2 pintu suprasternal dan Pada pasien pasien merupakan
kamar, 1 pintu subcostal, merintih ini didapatkan BBLR dengan
depan dan 1 pintu (+) dengan stetoskop, keluhan berat bayi Prematuritas Murni.
belakang. Memiliki 3 pernafasan vesikuler lahir rendah dengan Berdasarkan
ruangan yang terdiri (+/+). Pemeriksaan usia gestasi kurang Dalmanik (2008),
dari 2 kamar yang laboratorium darah bulan sesuai masa BBLR adalah bayi
ditempati oleh ke-2 lengkap didapatkan kehamilan. Pasien yang dilahirkan
orang tua dan 2 hasil Hb: 16,8 gr/dl; lahir secara SC atas dengan berat lahir
anak, 1 ruang makan leukosit: 24.400/ul; indikasi perdarahan kurang dari
dan dapur. Ventilasi Trombosit: 2.500 gram tanpa
di setiap ruangan 255.000/ul; CRP: (-). memandang masa
cukup baik. Terdapat Pasien gestasi.10 Sedangkan
sebuah kamar didiagnosis dengan prematuritas murni
mandi, di dalamnya neonatus kurang adalah bayi lahir
terdapat tempat bulan sesuai masa dengan umur
buang air besar dan kehamilan post kehamilan kurang
kecil, untuk mandi. Sectio Cesarea (SC) dari 37 minggu dan
Aktivitas mencuci atas indikasi mempunyai berat
dilakukan di dekat perdarahan ante badan sesuai dengan
sumur. partum et causa berat badan untuk
Sumber air Plasenta Previa masa kehamilan atau
minum diperoleh Totalis dengan berat disebut Neonatus
dari sumur yang badan lahir rendah Kurang Bulan–Sesuai
dimasak sampai (BBLR) dan Masa
mendidih. Jarak respiratory distress Kehamilan(NKB-
fasilitas kesehatan syndrome. SMK).11 Usia gestasi
puskesmas ± 2 km Penatalaksa didapatkan
dari rumah, dari naan pasien pada berdasarkan dari
rumah ke RSAM kasus ini yaitu rawat HPHT dan
ditempuh dalam inkubator untuk disesuaikan dengan
waktu 20 menit. mempertahankan pemeriksaan fisik
Pembiayaan suhu bayi 36,5%- pada neonatus
kesehatan 37,5% 0C; Pasang dengan
ditanggung CPAP dengan FiO2 menggunakan
jamkesmas. Kesan 30%; Penuhi BALLARD SCORE
didapatkan sosial kebutuhan cairan dimana didapatkan
ekonomi sedang, 144 cc/ hari terdiri skor 22.12
kondisi lingkungan dari IVFD D10% Dari
baik. 144cc. Diberikan pemeriksaan
Dari obat- obatan yaitu antropometri &
pemeriksaan fisik Injeksi Ceftazidime dilakukan analisa
didapatkan BB dengan dosis 90 kurva NCHS
sekarang 1.800 mg/12 jam, didapatkan status
gram, PB 45 cm, Aminophilin dengan gizi: BB/usia= -3,71
Ballard score 22 dosis loading 13 mg (<-3 SD; kesan gizi
(usia gestasi 32 dan dosis buruk), PB/usia=
J Agromed Unila | Volume 1 Nomor 2 | September 2014 | 192
Satya Adi Nugraha | Low Birth Weight Infant with Respiratory Distress Syndrome

-2,67 (-3 SD — <-2 i neurologis bawah karena


SD; kesan pendek), (kejang, sternum perubahan
BB/PB= -3,46 (<-3 hipotoni, (sub sternal) fisiologik
SD; kesan sangat koma atau selama akibat
kurus). HIE) inspirasi reabsorbsi
Pasien 4. Disfungsi 3. Napas cairan dalam
lahir dengan Apgar sistem cuping paru bayi
skor 5/6/7, hal ini multiorgan hidung, dan masa
menandakan terjadi Pada kembang transisi dari
sianosis pada pasien ini tidak kempis sirkulasi
pasien dan setelah ditemukan tanda- lubang neonatal.
dilakukan resusitasi tanda asfiksia hidung 8. Bila
bayi dapat menurut kriteria selama takipneu,
menangis. Hal ini AAP, dimana Apgar inspirasi retraksi,
dapat skor pasien 7 4. Merintih cuping
menyebabkan setelah menit ke-5, atau hidung dan
asfiksia ringan. dan pasien tidak grunting, grunting
Namun pada pasien mengalami kejang, terdengar menetap
ini tidak dapat koma, HIE, ataupun merintih pada
didiagnosis asfiksia disfungsi sistem atau beberapa
menurut American organ.15 menangis jam setelah
Academy of Resusitasi saat inspirasi lahir, ini
Pediatrics (AAP). Bayi Baru Lahir (BBL) 5. Sianosis, merupakan
Asfiksia pada bayi adalah prosedur sianosis indikasi
baru lahir ialah yang diaplikasikan sternal yaitu adanya
kegagalan napas pada BBL yang tidak warna gangguan
secara spontan dan dapat bernapas kebiruan napas atau
teratur pada saat secara spontan dan pada bibir distress
lahir atau beberapa teratur pada saat (berbeda respirasi
saat setelah lahir. lahir atau beberapa dengan biru yang harus
Menurut American saat setelah lahir.13 lebam atau dilakukan
Academy of Tujuan dilakukan warna tindakan
Pediatrics asfiksia resusitasi ialah membran segera.16
pada bayi baru lahir untuk memperbaiki mukosa). Pada
ditandai dengan: fungsi pernapasan 6. Apnue atau sindrom gawat napas
1. Asidosis dan jantung bayi henti napas. terdapat beberapa
(pH <7) yang tidak 7. Dalam jam- keadaan yang
14
pada darah bernapas. jam pertama memberikan
arteri Pasien sesudah gambaran klinis yang
umbilikalis mengalami sesak lahir, empat mirip atau sama,
2. Nilai Apgar nafas ± 2 jam gejala seperti pada kasus
0-3 setelah setelah lahir, distres Pneumonia, TTN
menit ke-5 riwayat pemberian respirasi (Transient Tachypnea
3. Manifestas asi disangkal (takipneu, of Newborn), MAS
oleh ibu pasien. Hal pernapasan yang retraksi, (Meconium
ini menunjukkan ditandai dengan: napas Aspiration Syndrom),
bahwa sesak bukan 1. Takipnea, cuping HMD (Hyalin
karena pneumoni frekuensi hidung, dan Membran
akibat aspirasi ASI, napas > 60- grunting) Disease),
namun pasien 80 kadang pneumothoraks,
mengalami sindrom kali/menit dijumpai kelainan kongenital
gawat nafas karena pada BBL (mis: hernia
2. Retraksi,
paru-paru yang normal difragmatika,
cekungan
belum matang. tetapi tidak emfisema lobaris),
atau tarikan
Sindrom gawat berlangsung kelainan jantung
kulit antara
napas adalah suatu lama. Gejala kongenital, dimana
iga
keadaan ini pada kasus-kasus
(interkostal)
meningkatnya kerja disebabkan tersebut dapat
dan atau di
J Agromed Unila | Volume 1 Nomor 2 | September 2014 | 193
Satya Adi Nugraha | Low Birth Weight Infant with Respiratory Distress Syndrome

dibedakan dengan segera setelah lahir matang dan Pemberian juga


pemeriksaan dan hilang dengan menimbulkan diberikan dengan
radiologi.17 sendirinya dalam keluhan susah dosis yang lebih
Pada pasien waktu 3-5 hari.18 menyusui. Selain itu, rendah dahulu
ini sudah dilakukan pada pemeriksaan dengan tujuan agar
Permasalah
pemeriksaan fisik refleks premitif pasien tidak
an lain pada kasus
radilogis pada bayi, didapatkan berlebihan
ini yaitu bayi
perawatan hari ke-2, bahwa terdapat menerima
menetek lemah di
dan didapatkan hasil kecenderungan ke makanan.22
mana daya hisapnya
keadaan pulmo arah pematangan Berdasarka
lemah. Menurut
dalam batas normal. yang tidak n pemeriksaan fisik
Jones (2005),
Hal ini menunjukkan sempurna dari pada hari kelima
keterampilan oral
bahwa pasien refleks oral motor (usia 5 hari), pasien
motor bayi
mengalam sindrom yaitu berupa refleks ini, ditemukan warna
prematur dibagi
gawat napas akibat rooting dan kulit yang tampak
dalam 4 fase,
TTN. TTN adalah menghisap yang kuning, terutama di
yaitu:19
suatu penyakit lemah sehingga wajah, dada atas,
1. Perkembang
ringan pada an refleks nutrisi susu lewat dan abdomen atas.
neonatus yang menghisap Oro-Gastric Tube Setelah itu, pada
mendekati cukup 2. Pematangan (OGT). Saat bayi pemeriksaan
bulan atau neonatus proses sudah berusia laboratorium darah
cukup bulan yang menelan kronologis (32 yang dilakukan pada
mengalami gawat 3. Kematangan minggu + 18 hari) hari perawatan
napas fungsi daya hisap sudah kelima, didapatkan
pernafasan baik sehingga nutrisi hasil bahwa terjadi
4. Koordinasi bisa lewat oral.21 peningkatan bilirubin
gerakan Menurut total menjadi 16,1
menghisap, kami pemberian mg/dL, bilirubin
menelan, nutrisi secara direk 0,1 mg/dl, dan
dan enteral pada pasien bilirubin indirek 16
bernafas. ini sudah tepat mg/dl.
Kemampua karena memberi Menurut
n refleks menghisap keuntungan berupa kami, ikterus yang
sudah mulai ada memberi makan sel- timbul pada bayi ini
sejak usia gestasi 28 sel usus dan merupakan ikterus
minggu, namun menstimulasi fisologis, karena
singkronisasi masih produksi hormon- ikterus fisiologis
tidak teratur dan hormon usus yang yang terjadi pada
bayi mudah akan mempercepat neonatus kurang
mengalami proliferasi sel-sel bulan biasanya
kelelahan, sejalan usus yang penting terlihat pada hari 3-4
dengan proses untuk adaptasi usus dan
pematangan maka setelah lahir.
mekanisme yang akan hilang pada hari sirkulasi bilirubin
lebih teratur akan di ke 10-20 dengan enterohepatik yang
dapatkan pada usia kadar tertinggi < 15 akhirnya
gestasi 32-36 mg/dl. Pada pasien bermanifestasi
minggu.20 ini peningkatan kadar sebagai
Pada pasien bilirubin terutama hiperbilirubinemia.23
ini, bilirubin indirek Bayi
didapatkan diduga karena faktor mengalami ikterus
usia gestasi prematuritas pada minggu pertama
32 minggu (sesuai neonatus dan kehidupan karena:24
HPHT) sehingga penurunan asupan a. Meningkatny
mencerminkan enteral akibat belum a produksi
bahwa proses sempurnanya sistem bilirubin
pematangan oral oral motor sehingga  Tur
motor bayi belum terjadi peningkatan nov
J Agromed Unila | Volume 1 Nomor 2 | September 2014 | 194
Satya Adi Nugraha | Low Birth Weight Infant with Respiratory Distress Syndrome

er ro pemasangan CPAP, tahun 2005.


sel h tropik feeding, Yogyakarta: Dinas
da e fototerapi, Kesehatan Provinsi
Daerah Istimewa
ra p pemberian aminofilin
Yogyakarta; 2005.
h a & antibiotik. 6. Adhein AM,
me ti Murdoyo R. Terapi
ra k. Daftar Pustaka medikamentosa
1. Stoll Barbara, bayi dengan berat
h Pada bayi ini
Chapman. The high- badan lahir rendah.
ya dilakukan fototerapi Medula Unila.
risk infant. Dalam:
ng yang bertujuan untuk Kliegman RM, 2014; 2(3): 1-7
leb menurunkan Behrman RE, Jenson 7. Bobak LJ. Buku ajar
HB, Stanton BF, keperawatan
ih konsentrasi dari
editors. Nelsons maternitas. Edisi ke-
tin bilirubin yang 4. Jakarta: EGC;
textbook of
ggi bersirkulasi ataupun pediatrics. Edisi ke- 2005.
 Penuru untuk mencegah 18. Philadelphia: 8. Stables D, Rankin J.
Saunders; 2007. Physiologi in
nan peningkatannya.
hlm. 701-10. childbearing.
usia sel Fototerapi bekerja Philadelpia:
2. Saifuddin AB, Hanifa
darah dengan G, Waspodo J, Bailliere Tindal;
merah memanfaatkan Afandi B.. Buku 2006.
Panduan Praktis 9. Ikatan Dokter
b. Menurunny energi cahaya untuk
Pelayanan Indonesia. Asfiksia
a ekskresi mengubah bentuk neonatorum:
Kesehatan Maternal
bilirubin dan struktur dari dan Neonatal. standar pelayanan
 Penuru bilirubin lalu Jakarta: Yayasan medis kesehatan
Bina Pustaka; 2006. anak. Jakarta: IDI;
nan mengkonfersinya
3. United Nations 2004.
uptake menjadi molekul- 10. Kosim MS. Buku
Children’s Fund and
dalam molekul yang dapat World Health ajar neonatologi.
hati diekskresikan melalui Organization. Low Jakarta: Badan
Penerbit IDAI;
 Penuru empedu atau urin.25 birth weight:
country, regional 2010. hlm. 11-30.
nan 11. Nur A. Asuhan
and global
konyug Simpulan estimates. New keperawatan bayi
asi oleh Bayi Berat York: UNICEF; 2004. berat lahir rendah.
4. Departemen Medan: USU; 2004.
hati Badan Lahir Rendah
Kesehatan Republik 12. Ballard JL. The new
 P (BBLR) adalah bayi ballard score
Indonesia. Laporan
e yang dilahirkan Data SUSENAS [internet]. USA:
ni dengan berat lahir 2001. Jakarta: Ballard Score; 2007
Departemen [disitasi 2009 Des
n kurang dari 2.500
Kesehatan Republik 21]. Tersedia dari:
g gram tanpa http://www.ballard
Indonesia; 2002.
k memandang masa 5. Dinas Kesehatan score.com.
a gestasi. Sindrom Propinsi Daerah 13. Nani D. Asfiksia &
Istimewa resusitasi bayi baru
t gawat napas (RDS)
Yogyakarta. Profil lahir. Dalam: Kosim
a (juga dikenal sebagai MS, Yunanto A,
kesehatan propinsi
n idiopathic respiratory DI Yogyakarta Dewi R, editors.
si distress syndrome) Buku ajar
neonatologi. Edisi
r adalah sekumpulan ke-1. Jakarta:
k temuan klinis, Badan Penerbit
ul radiologis, dan IDAI; 2008. hlm.
a histologis yang 103-5.
14. Gloria L.
si terjadi terutama Introduction to
bi akibat maternity &
li ketidakmaturan paru pediatric nursing.
r dengan unit Philadelphia:
Saunders; 2007.
u pernapasan yang 15. Rudolph AM. Buku
bi kecil dan sulit ajar pediatri
n mengembang. rudolph. Edisi ke-
e Penatalaksaan bayi 20. Jakarta: EGC;
2006. hlm. 275-7.
n BBLR dengan RDS 16. Sukadi A. Pedoman
t pada kasus ini terapi penyakit
e dilakukan pada bayi baru
lahir. Bandung:
J Agromed Unila | Volume 1 Nomor 2 | September 2014 | 195
Satya Adi Nugraha | Low Birth Weight Infant with Respiratory Distress Syndrome

FKUP; 2002. Jakarta:


17. Chair I, Marnoto Kementrian
BW, Rifaii RF. Kesehatan
Buku panduan Republik
resusitasi Indonesia; 2004.
neonatus. Edisi ke-
5. Jakarta:
Perkumpulan
Perinatologi
Indonesia; 2006.
18. Rukmono P.
Neonatologi
praktis. Lampung:
Anugrah Utama
Raharja; 2013.
19. Henderson C,
Jones K. Buku ajar
konsep
kebidanan.
Jakarta: EGC;
2005.
20. Hall JE. Buku ajar
fisiologi
kedokteran.
Jakarta: EGC;
2010.
21. Mupanemunda R,
Watkinson M. Key
topics in
neonatology. Edisi
ke-2. New York:
Taylor & Francis
Group; 2005.
22. Hendarto, A.
Nutrisi enteral
pada bayi dengan
resiko tinggi.
Dalam: Trihono
PP, Purnawati S,
Syarif DR, Hegar B,
editors. Hot topics
in pediatrics II
FKUI. Jakarta:
FKUI; 2002. hlm
182.
23. American
Academy of
Pediatrics.
Management of
hyperbilirubinemi
a in the newborn
infant 35 or more
weeks of
gestation.
Pediatrics. 2004;
94(4):558.
24. Staf Pengajar
Bagian Ilmu
Kesehatan Anak.
Kuliah ilmu
kesehatan anak
cetakan IX.
Jakarta: Balai
Penerbit FKUI;
2000.
25. Kementrian
Kesehatan
Republik
Indonesia. HTA
Indonesia 2004
tatalaksana
ikterus
neonatorum.

J Agromed Unila | Volume 1 Nomor 2 | September 2014 | 196

You might also like