Professional Documents
Culture Documents
Tugas Artikel Ilmiah Bioteknologi Kelompok 2 - Pembentukan Bintil Akar
Tugas Artikel Ilmiah Bioteknologi Kelompok 2 - Pembentukan Bintil Akar
Pontianak
ridho_cho17@student.untan.ac.id
Abstract: Sea sengon is a plant that is naturally capable of symbiosis with nitrogen-
type of marine sengon (Paraserianthes falcataria (L) Nielsen). Contact occurs when the
roots secrete a variety of compounds (root exudates) that are recognized by bacteria so
that they can infect the root. The amount and type of root exudate produced by this
plant are influenced by environmental biotic and abiotic factors as well as the type and
age of the plant. These factors also affect the formation and development of these root
ages is still very limited. This paper aims to explain the development of the sengon root
nodules at different age seedlings. Observations are made every week after the seeds
germinate to see the initial formation and development of nodules. This sea sengon has
ideterminate type nodules. The initial formation of nodules occurs in seedlings aged 2
weeks, the nodules formed are still small and can only be seen using a microscope.
When the seedling is 3 weeks old the root nodules can be seen without using a
microscope and the number of root nodules increases relative to the age of the
seedlings. Early formation of root nodules can be the basis of the right time for weaning
and rhizobia inoculum administration in sea sengon, ie at 2-3 weeks after germination.
These root nodules formed are interactions of bacteria with sengon seedlings.
Keywords: Sea sengon (Paraserianthes falcataria (L) Nielsen), root exudate, root nodules, rhizobia.
Abstrak: Sengon laut adalah tanaman yang secara alami mampu bersimbiosis dengan
bakteri penambat nitrogen (rhizobium). Pembentukan bintil akar pada legum terjadi
seperti pada jenis sengon laut (Paraserianthes falcataria (L) Nielsen). Kontak terjadi
ketika akar mensekresikan berbagai macam senyawa (eksudat akar) yang dikenali oleh
bakteri sehingga mampu menginfeksi akar. Jumlah dan macam eksudat akar yang
dihasilkan tanaman ini dipengaruhi oleh faktor biotik dan abiotik lingkungan serta jenis
dan perkembanga bintil akar ini. Informasi pembentukan dan perkembangan bintil akar
pada berbagai umur tanaman masih sangan terbatas. Tulisan ini bertujuan untuk
menjelaskan perkembangan bintil akar sengon laut pada umur semai yang berbeda.
pembentukan awal dan perkembangan bintil akar. Sengon laut ini memiliki tipe bintil
akar ideterminate. Pembentukan awal bintil akar terjadi pada semai yang berumur 2
minggu, bintil akar yang terbentuk masih kecil dan hanya bisa dilihat menggunakan
mikroskop. Saat semai berumur 3 minggu bintil akar sudah bisa dilihat tanpa
menggunaka mikroskop dan jumlah bintil akar relatif meningkat seiring bertambahnya
umur semai. Awal terbentuknya bintil akar dapat menjadi dasar waktu yang tepat untuk
penyapihan dan pemberian inokulum rhizobia pada sengon laut, yaitu pada minggu ke
2-3 setelah berkecambah. Bintil akar yang terbentuk ini merupakan interaksi dari bakteri
Kata kunci: Sengon laut (Paraserianthes falcataria (L) Nielsen), eksudat akar, bintil akar, rhizobia.
PENDAHULUAN
Rhizobia merupakan salah satu mikroba tanah yang berperan penting dalam siklus hara
nitrogen di alam. Bakteri ini mampu mengkolonisasi rhizosfer, menginfeksi akar legum,
dan memfiksasi nitrogen pada saat simbiosis dengan legum berlangsung. Fiksasi
nitrogen terjadi dengan mengubah nitrogen bebas menjadi ammonia (NH4+) dan nitrat
(NO3-) yang dapat dimanfaatkan langsung oleh tanaman inang (Gothwal et al., 2008).
Legum merupakan makrosimbion dari rhizobia yang memiliki jenis tanaman beragam di
dunia dan tersebar luas di daerah tropis. Salah satu jenis legum yang memiliki
ditanam pada lahan marginal seperti lahan bekas tambang. Kondisi tanah yang miskin
unsur hara merupakan salah satu faktor yang membatasi pertumbuhan tanaman. Selain
itu, struktur tanah yang padat menyebabkan akar sukar berpenetrasi ke dalam tanah
sehingga daerah penyerapan air dan unsur hara berkurang. Dengan bantuan bakteri
rhizobia yang berasosiasi pada akarnya, sengon laut mampu memperoleh unsur hara
nitrogen dengan menambat nitrogen dari atmosfer. Selain itu, hormon Indole Acetic
Acid (IAA) yang dihasilkan rhizobia mampu merangsang terbentuknya akar tanaman
inang sehingga penyerapan air dan nutrien meningkat (Larosa et al. 2013). Oleh karena
itu, simbiosis sengon laut dan rhizobia sangat penting dalam meningkatkan kesuburan
disebut dengan bintil akar. Pembentukan bintil akar terjadi melalui kontak molekular
antara bakteri rhizobia dengan sengon laut. Kontak tersebut diperlukan untuk saling
mengenali calon mitra simbiosis yang sesuai dan efektif. Akar tanaman secara aktif
mensekresikan berbagai macam senyawa ke dalam tanah yang disebut eksudat akar.
Peran eksudat akar antara lain melumasi ujung akar dan melindungi akar dari
kekeringan (desikasi) serta menstabilkan agregat mikro tanah. Selain itu, eksudat akar
yang berkecambah pada tanah menjadi awal terbentuknya rhizosfer akibat sekresi
eksudat akar secara terus menerus yang awalnya bertujuan untuk memudahkan akar
menembus tanah. Jumlah dan macam eksudat akar yang dihasilkan tanaman
dipengaruhi oleh faktor biotik dan abiotik lingkungan, serta jenis dan umur tanaman
Informasi mengenai pembentukan bintil akar sengon laut pada berbagai umur semai
masih terbatas. Tulisan ini bertujuan untuk membahas inisiasi awal pembentukan bintil
akar pada semai sengon laut. Pengamatan akar semai dilakukan setiap minggu setelah
1. Biji sengon laut yang ditabur diseleksi terlebih dahulu dengan memperhatikan kondisi
biji.
2. Biji yang terpilih kemudian direndam ke dalam larutan H2O2 10% selama 5 menit untuk
dibiarkan dingin.
Pembentukan awal bintil akar terjadi pada semai umur dua minggu, bintil akar yang
terbenuk masih kecil dan Hanya bisa dilihat mengunakan miskroskop. Saat semai
berumur 3 minggu bintil akar sudah bisa dilihat tanpa menggunakan mikrokop. Bintil
akar yang terbentuk merupakan interaksi dari bakteri dengan akar semai sengon.
terbentuknya tonjolan kecil diakar yang disebut dengan bintil akar. Bintil akar terbentuk
melalui kontak molekuler antara bakteri dengan sengon. Interaksi sengon laut-rhizobia
bintil akar:
1. Perkembangan bintil akar mulai terjadi saat sel korteks terangsang membelah
secara mitotik membentuk calon bintil yang diikuti oleh masuknya bakteri
yang berbeda.
3. Bintil akar yang telah berkembang sempurna menunjukkan 2 tipe jaringan utama
yang mudah dikenali, yaitu jaringan pusat dan jaringan perifer. Jaringan perifer
terdiri dari korteks dan endodermis, selain itu parenkim juga terbentuk (berisi
Bintil akar legum terdiri dari dua jenis berdasarkan periode pertumbuhan bintil, yaitu
indeterminate memiliki sumbu dan memanjang dengan meristem pada bagian apikal
dari bintil. Jaringan pusat pada bintil tipe indeterminate memiliki 3 zona perkembangan
1. Pada zona invasi yang berbatasan dengan meristem, terjadi pelepasan bakteri
dari benang infeksi yang terus menginfeksi sel-sel baru. Sekitar setengah dari
sel-sel ditembus oleh benang infeksi dan sebagian sel tetap tidak terinfeksi.
berproliferasi.
3. Zona simbiotik akhir, sel-sel yang telah terinfeksi sepenuhnya diisi oleh bakteri
yang memiliki bentuk khas disebut bakteroid. Zona keempat terbentuk, saat sel
4. Ketika bakteri telah masuk ke dalam sel maka terjadi pembelahan awal sel
kortikal anticlinal.
bakteroid.
KESIMPULAN
microskop dan pada minggu ke 3 bintil akar pada semai bisa diamati secara
2. Bintil akar yang terbentuk merupakan interaksi dari bakteri dengan akar semai
menyebabkan terbentuknya tonjolan kecil diakar yang disebut dengan bintil akar.
3. Bintil akar legum terdiri dari dua jenis berdasarkan periode pertumbuhan bintil,
yang dapat dibedakan yaitu zona invasi yang berbatasan dengan meristem,zona
Sari, R., & Prayudyaningsih, R. (2018). PERKEMBANGAN BINTIL AKAR PADA SEMAI
SENGON LAUT (Paraserianthes falcataria (L) Nielsen) Ramdana Sari* dan Retno
Prayudyaningsih. Info Teknis EBONI, 15(2), 105–119.