You are on page 1of 12

Penggunaan Media Pembelajaran Online pada Diklat Program Keluarga

Harapan (PKH) di BBPPKS Regional 1 Sumatera

Romi Elimendra1,2, Vevi Sunarti1


1
Jurusan Pendidikan Luar Sekolah Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Padang
2
romi.elimendra@gmail.com

ABSTRACT
This research was motivated by the high learning outcomes in training PKH Regional BBPPKS
1 Sumatra. This was evidenced by the learning outcomes of participants who are above average or
reach the graduation target of 7.0 which is set by the BBPPKS institution. The researcher suspects
that the cause of the learning outcomes of the participants was high because Widyaiswara and the
participants were able to use online learning media well. This study aims to look at the use of online
learning media in the Family Hope Training Program (PKH) at BBPPKS Regional 1 Sumatra. This type
of research is quantitative descriptive research. The population in this study is the training
participants PKH of 40 people. The sampling technique used was Cluster Random Sampling. Samples
taken as much as 65% of the total population of 24 people. The technique of collecting data uses the
questionnaire. While the data collection tool is a list of statements. The data analysis techniques
using the percentage formula. The results showed that the use of online learning media in PKH
training in BBPPKS Regional 1 Sumatra was (a) the use of online learning media from the aspect of
material relevance that the material provided was relevant to the needs of participants (b) the use of
online learning media from the aspect of Widyaiswara's ability that Widyaiswara able to provide
material well (c) the use of online learning media from the aspect of ease of use for participants that
participants are able to use learning media well (d) use of online learning media from the aspect of
material availability that the material provided to participants is well provided (e) the use of online
learning media from the aspect of program usefulness that the program implemented is beneficial
for participants. This is evidenced by the majority of training participants always giving statements.
Based on the results of the study it is recommended for institutions, managers and Widyaiswara to
continue to improve and maintain the use of online learning media in PKH training in BBPPKS
Regional 1 Sumatra.
Keywords: media, learning, online, results, learning

PENDAHULUAN

Menurut (Sutrisno, 2016)pendidikan adalah usaha sadar serta terstruktur demi memperoleh
situasi belajar ataupun proses belajar sehingga peserta ikut aktif meningkatkan potensi diri dan
mampunyai ilmu keagamaan, mampu mengontrol diri, percaya diri, berakhlak mulia, serta memiliki
kemampuan yang diinginkan diri sendiri, masyarakat, bangsa serta negara. Sedangkan menurut
(Susanti, 2012) dalam Undang-Undang pendidikan sudah mengamatkan perlu dalam meningkatkan
kualitas SDM dengan pendidikan baik dalam jalur Pendidikan Formal, Pendidikan Nonformal, dan
Pendidikan Informal. Sehingga peningkatan pada arus modernisasi maupun teknologi, kualitas SDM
dirasakan perlu dilakukan peningkatan agar berdampak positif dalam meningkatkan program
pembelajaran, sehingga pada akhirnya bisa berpengaruh juga dalam kelulusan pendidikan.
Pendidikan nonformal mendapat fokus yang menarik karena merupakan pelengkap dari
pendidikan formal. Melihat sasaran dari dari pendidikan nonformal terdapat semua tingkatan
masyarakat yang tidak terbatas pada umur, gender, tingkat sosial ekonomi, serta status pendidikan
sebelumnya. Tujuan itu tidak hanya mengutamakan pada peserta yang tidak bersekolah, berhenti
sekolah, peserta yang tamat sekolah, atau peserta yang mau bekerja. Sehingga, pendidikan nonformal
diharuskan dapat melayani seluruh kalangan masyarakat serta mereka yang sudah mempunyai jenjang
pendidikan tinggi atau yang sudah bekerja. Artinya peserta pendidikan nonformal merupakan orang
yang butuh pengetahuan lebih maupun keahlian dalam peningkatan potensi diri yang mengacu pada
hakekat pendidikan sepanjang hayat.
Menurut (Sunarti, 2014) pendidikan nonformal adalah sebagian dari jalur pelaksanaan
pendidikan yang ada di Indonesia, berbeda dengan pendidikan formal yang dilaksanakan secara
berstruktur dan berjenjang. Pendidikan nonformal dilaksanakan untuk warga masyarakat yang
membutuhkan layanan pendidikan yang berfungsi sebagai pengganti, penambah, dan pelengkap
pendidikan formal pada rangka mendukung pendidikan sepanjang hayat. Adapun fungsinya adalah
untuk meningkatkan kemampuan peserta diklat dengan penekanan pada penguasaan pengetahuan dan
keterampilan fungsional serta pengembangan sikap dan kepribadian profesional.
Kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan melalui pelayanan dari pendidikan nonformal seperti
pendidikan kecakapan hidup, PAUD, karang taruna, pemberdayaan masyarakat, keaksaraan,
keterampilan, pendidikan dan pelatihan, kesetaraan, maupun pendidikan setara lainnya yang
dilaksanakan agar dapat meningkatkan keterampilan peserta. Sistem pendidikan nonformal seperti
kursus, diklat, KB, PKBM, majlis taklim, dan sistem pendidikan sejenis lainnya (Wahyu Sulfemi,
2018). Berdasarkan penjelasan tersebut bisa diartikan, pendidikan dan pelatihan (diklat) adalah suatu
cakupan kegiatan dalam pendidikan nonformal. Diklat dilaksanakan bisa membantu masyarakat untuk
mendapat atau menambah pengetahuan dan keterampilan yang belum mereka miliki. Masyarakat
dapat mempelajari apa yang mereka inginkan melalui kegiatan diklat, sehingga dapat pula mmebantu
mereka dalam meningkatkan kesejahteraan baik untuk dirinya maupun untuk masyarakat luas.
Salah satu lembaga yang melaksanakan kegiatan diklat yaitu Balai Besar Pendidikan dan
Pelatihan Kesejahteraan Sosial (BBPPKS) Regional 1 Sumatera. BBPPKS diresmikan tahun 2000
sampai saat ini, wilayah kerjanya terdiri dari 8 provinsi di Sumatera kemudian dikenal sebagai
BBPPKS Wilayah Regional 1 Sumatera, 8 provinsi tersebut seperti Aceh, Sumatera Utara, Riau,
Sumatera Barat, Jambi, Bengkulu, Sumatera Selatan, dan Kepulauan Riau. Diklat dilaksanakan oleh
BBPPKS seperti diklat Program Keluarga Harapan (PKH), diklat ini merupakan pembelajaran yang
dilaksanakan secara tidak bertatap muka secara langsung, komunikasi dilakukan secara online
menggunakan WhatsApp atau media lainnya antara Widyaiswara dengan peserta pelatihannya.
Sesuai dengan hasil wawancara yang peneliti laksanakan dengan Widyaiswara dan Kabid
Penyelenggara Diklat yang bernama Nurdiyas, M.Pd pada bulan Maret 2019, beliau mengatakan
bahwa hasil belajar peserta tinggi karena ketika melakukan kegiatan pembelajaran online terdapat
80% dari peserta yang aktif dalam bertanya atau merespon pertanyaan yang dilontarkan oleh
Widyaiswara. Selain itu peserta juga sangat antusias dalam mengikuti pembelajaran melalui media
online tersebut, ketika pembelajaran peserta rata-rata berpartisipasi dalam pembelajaran media online.
Widyaiawara mampu menyampaikan materi dengan baik sehingga peserta mudah memahami dengan
baik pula. Sehingga dengan hal tersebut juga membuat atau membangkitkan minat peserta dalam
mengikuti pembelajaran. Pembelajaran yang yang dilakukan yaitu dengan media online, dengan
penggunaan yang baik oleh Widyaiswara.
Diklat PKH yang dilaksanakan di BBPPKS Regional 1 Sumatera menggunakan media
pembelajaran online karena proses belajarnya dilakukan secara online. Peserta diklat bisa mengakses
materi pembelajaran pada Web yang telah disediakan oleh pihak penyelenggara diklat. Program pada
diklat PKH terdapat beberapa modul atau materi pembelajaran, jika peserta tidak dapat menyelesaikan
satu modul maka peserta tidak akan bisa mengakses modul pada materi berikutnya. Peserta pada
diklat PKH di BBPPKS Regional 1 Sumatera adalah peserta pekerja sosial dari masing-masing
perwakilan daerah atau wilayah. Jadi peserta yang berpatisipasi dalam kegiatan ini yaitu pendamping
PKH dari masing-masing daerah atau wilayah untuk meningkatkan kompetensi ataupun
pemahamannya mengenai PKH. Seterusnya para pendamping akan mempraktekkan langsung materi
yang diterima sewaktu diklat kepada masyarakat.
Melalui pembelajaran dengan menggunakan media online yang baik, dapat menyampaikan
metari pembelajaran dengan jelas dan membuat peserta dengan cepat mengerti pembelajaran, dan
mampu mengembangkan hasil belajar peserta dengan baik pula. Menurut Nadilah (Viviantini, Amram
Rede, 2015) menggunakan media pembelajaran online yang baik bisa menciptakan kualitas belajar
dan hasil belajar. Menurut Daryanto (Wulandari, 2014)menyatakan bahwa dengan adanya media
pembelajaran berbasis online bisa mempermudah dalam penyampaian pembelajaran, dan
mempermudah peserta dalam pemahaman pembelajaran yang diajarkan. Sedangkan (Sutrisno, 2016)
berpendapat bahwa media pembelajaran berbasis online adalah media seperti multimedia, internet,
atau website.
Berdasarkan penjelasan tersebut bisa diartikan bahwa kodrat dalam media pembelajaran
online yaitu media yang berpatokan pada teknologi dan dipakai oleh Widyaiswara untuk penyampaian
pembelajaran yang diajarkan serta dapat pula mempermudah peserta dalam mengartikan pembelajaran
secara online secara baik. Untuk mendapatkan data yang akurat tentang permasalahan dalam
penyelenggaraan program diklat PKH di BBPPKS Regional 1 Sumatera perlu dilakukan penelitian
yang lebih baik. Oleh sebab itu peneliti tertarik unutk melihat Penggunaan Media Pembelajaran
Online Diklat Program Keluarga Harapan (PKH) di Balai Besar Pendidikan dan Pelatihan
Kesejahteraan Sosial (BBPPKS) Regional 1 Sumatera.

METODE

Berdasarkan permasalahan dan tujuan penelitian, penelitian ini termasuk kuantitatif deskriptif.
Yang menjadi populasi penelitian ini yaitu peserta diklat berjumlah 40 orang. Penarikan sampel pada
penelitian adalah dengan memakai teknik Cluster Random Sampling. Pengambilan sampel sebesar
65% dari jumlah populasi 40 orang. Jadi sampel yang penulis ambil 24 orang peserta diklat. Jenis data
pada penelitian ini yaitu data mengenai penggunaan media pembelajaran online pada diklat PKH dari
aspek relevansi materi, kemampuan Widyaiswara, kemudahan penggunaan bagi peserta, ketersediaan
materi, dan kebermanfaatan program peserta diklat di BBPPKS Regional 1 Sumatera. Sumber data
penelitian ini diambil dari peserta diklat yang menjadi sampel penelitian dan teknik analisis data
menggunakan teknik perhitungan persentase.

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Hasil Penelitian

Berdasarkan hasil penelitian ini yakni untuk mengetahui Penggunaan Media Pembelajaran
Online pada Diklat Program Keluarga Harapan (PKH) di BBPPKS Regional 1 Sumatera dari aspek
relevansi materi, kemampuan Widyaiswara, kemudahan penggunaan bagi peserta, ketersediaan
materi, dan kebermanfaatan program dengan menggunakan angket yang disebarkan kepada 24 orang
peserta diklat.

Penggunaan Media Pembelajaran Online dari Aspek Relevansi Materi pada Diklat PKH
Hasil dari perhitungan persentase relevansi materi yang diterapkan pada diklat PKH yaitu
terdapatnya kesesuaian antara program yang diberikan dan diajarkan dengan kebutuhan peserta
dilapangan serta penggunaan waktu yang tepat sehingga berjalan suatu program dengan baik pada
diklat PKH di BBPPKS Regional 1 Sumatera. Data di bagi ke dalam masing-masing sesuai nilai skor
tertentu serta terhitung presentasinya. Rata-rata persentase dari responden yang menyatakan
pernyataan selalu sebesar 68,7%, pernyataan sering sebesar 21,9%, pernyataan kadang-kadang
sebesar 7,3%, pernyataan jarang sebesar 2,1%, dan pernyataan tidak pernah sebesar 0% terhadap hasil
dalam penggunaan media pembelajaran online dari aspek relevansi pada diklat PKH di BBPPKS
Regional 1 Sumatera. Berdasarkan data tersebut yang dilihat dari aspek relevansi materi bahwa materi
yang diberikan relevan dengan kebutuhan peserta. Agar mudah dimengerti bisa dilihat pada gambar 1:
Gambar 1.
Histogram Aspek Relevansi Materi

Histogram 1 bisa diartikan dari aspek relevansi materi pada diklat PKH di BBPPKS Regional
1 Sumatera bahwa materi yang diberikan relevan dengan kebutuhan peserta. Ini artinya bahwa
lembaga sudah menerapkan materi pembelajaran yang berdasarkan keseuaian program dengan
kebutuhan peserta, dan waktu pembelajaran yang disesuaikan dengan peserta diklat. Hal ini dapat
dibuktikan dengan persentase tertinggi dari pernyataan adalah 68,7% responden memberikan
pernyataan selalu.

Penggunaan Media Pembelajaran Online dari Aspek Kemampuan Widyaiswara pada


Diklat PKH

Hasil dari perhitungan persentase kemampuan Widyaiswara yang digunakan dalam diklat
PKH yaitu kelancaran serta kebaruan yang dilakukan dalam merancang atau merumuskan suatu
modul maupun materi sedemikian rupa agar bisa menarik perhatian dari peserta, dan membuatkan
desain yang menarik sehingga peserta tidak merasa bosan ketika mempelajari pembelajaran pada
diklat PKH di BBPPKS Regional 1 Sumatera. Data di bagi ke dalam masing-masing sesuai nilai skor
tertentu serta di hitung persentasenya. Rata-rata persentase dari responden yang menyatakan
pernyataan selalu sebesar 64,6%, pernyataan sering sebesar 21,9%, pernyataan kadang-kadang
sebesar 11,4%, pernyataan jarang sebesar 2,1%, dan pernyataan tidak pernah sebesar 0% terhadap
hasil dalam penggunaan media pembelajaran online dari aspek kemampuan Widyaiswara pada diklat
PKH di BBPPKS Regional 1 Sumatera. Berdasarkan data tersebut dilihat dari aspek kemampuan
Widyaiswara bahwa Widyaiswara mampu memberikan materi dengan baik. Agar mudah dimengerti
bisa dilihat pada gambar 2:

Gambar 2.
Histrogram Aspek Kemampuan Widyaiswara
Histogram 2 bisa diartikan dilihat dari aspek kemampuan Widyaiswara pada diklat PKH di
BBPPKS Regional 1 bahwa Widyaiswara mampu memberikan materi dengan baik. Ini artinya bahwa
Widyaiswara sudah menggunakan kemampuannya dengan baik dalam pembelajaran yang
dilaksanakan oleh lembaga tersebut. Hal ini di buktikan dengan persentase tertinggi adalah 64,6%
responden memberikan pernyataan selalu.

Penggunaan Media Pembelajaran Online dari Aspek Kemudahan Penggunaan Bagi


Peserta pada Diklat PKH

Hasil dari perhitungan persentase kemudahan penggunaan yang digunakan dalam diklat PKH
yaitu kemudahan bagi peserta dalam mempelajari materi yang diberikan, kemudahan peserta dalam
memahami materi yang akan dipelajari peserta, materi yang diberikan simple dan tidak rumit
dipahami, kemudahan peserta dalam mengakses atau menggunakan materi yang akan dipelajari,
sehingga media pembelajaran online mampu meningkatkan motivasi peserta karena penggunaan
media pembelajaran online mudah dan bisa diakses dimana saja dan didukung oleh jaringan internet
yang memadai pada diklat PKH di BBPPKS Regional 1 Sumatera. Data di bagi ke dalam masing-
masing sesuai nilai skor tertentu serta di hitung persentasinya. Rata-rata persentase dari responden
yang menyatakan pernyataan selalu sebesar 68,5%, pernyataan sering sebesar 23,8%, pernyataan
kadang-kadang sebesar 7,1%, pernyataan jarang sebesar 0,6%, dan pernyataan tidak pernah sebesar
0% terhadap hasil dalam penggunaan media pembelajaran online dari aspek kemudahan penggunaan
bagi peserta pada diklat PKH di BBPPKS Regional 1 Sumatera. Dari data di atas tergambar dari aspek
kemudahan penggunaan bagi peserta bahwa peserta mampu menggunakan media pembelajaran
dengan baik. Agar mudah dimengerti bisa dilihat pada gambar 3:

Gambar 3.
Histogram Aspek Kemudahan Penggunaan Bagi Peserta

Histogram 3 bisa diartikan dilihat dari aspek kemudahan penggunaan bagi peserta pada diklat
PKH di BBPPKS Regional 1 Sumatera bahwa peserta mampu menggunakan media pembelajaran
dengan baik. Ini artinya bahwa Widyaiswara maupun peserta sudah menggunakan media dengan
sangat baik. Hal ini di buktikan dengan persentase tertinggi adalah 68,5% responden memberikan
pernyataan selalu.

Penggunaan Media Pembelajaran Online dari Aspek Ketersediaan Materi pada Diklat PKH

Hasil dari perhitungan persentase ketersediaan yang dilakukan yaitu ketersediaan materi atau
modul yang diberikan kepada pesertanya. Seperti yang diketahui bahwa ketersediaan dari materi
pembelajaran adalah hal yang utama, tanpa materi pembelajaran suatu kegiatan tidak dapat berjalan
dengan lancar. Ketersediaan yang dimaksud dalam diklat ini adalah alat bantu mengajar dan media
belajar dalam diklat PKH di BBPPKS Regional 1 Sumatera. Data di bagi ke dalam masing-masing
sesuai nilai skor tertentu serta hitungan persentasinya. Rata-rata persentase dari responden yang
menyatakan pernyataan selalu sebesar 62,5%, pernyataan sering sebesar 25%, pernyataan kadang-
kadang sebesar 11,5%, pernyataan jarang sebesar 1%, dan pernyataan tidak pernah sebesar 0%
terhadap hasil dalam penggunaan media pembelajaran online dari aspek ketersediaan materi pada
diklat PKH di BBPPKS Regional 1 Sumatera. Berdasarkan data tersebut terdeskripsikan dari aspek
ketersediaan materi pada diklat PKH bahwa materi yang diberikan kepada peserta sudah disediakan
dengan baik. Agar mudah dimengerti bisa dilihat pada gambar 4:
Gambar 4.
Histogram Aspek Ketersediaan Materi

Histogram 4 bisa diartikan yang dilihat dari aspek ketersediaan materi pada diklat PKH di
BBPPKS Regional 1 Sumatera bahwa materi yang diberikan sudah disediakan dengan baik. Ini
artinya bahwa lembaga sudah menyediakan kebutuhan yang diperlukan saat diklat PKH dilaksanakan.
Hal ini di buktikan dengan persentase tertinggi adalah 62,5% responden memberikan pernyataan
sering.

Penggunaan Media Pembelajaran Online dari Aspek Kebermanfaatan Program pada


Diklat PKH

Hasil dari perhitungan persentase kebermanfaatan program adalah suatu hal yang diharapkan
bahwa kegiatan yang dilaksanakan dapat bermanfaat bagi peserta untuk kebutuhan kegiatannya, selain
itu manfaat agar peserta dapat mengaplikasikannya. Kebermanfaatan program disini seperti bisa
meningkatkan kinerja peserta, bisa menambah tingkat produktifitas peserta, bisa meningkatkan
evektifitas kinerja peserta, serta bisa bermanfaat untuk kehidupan peserta dalam mengikuti diklat
PKH di BBPPKS Regional 1 Sumatera. Data di bagi ke dalam masing-masing sesuai nilai skor
tertentu serta di hitung persentasinya. Rata-rata persentase dari responden yang menyatakan
pernyataan selalu sebesar 75,9%, pernyataan sering sebesar 18,5%, pernyataan kadang-kadang
sebesar 4,6%, pernyataan jarang sebesar 1%, dan pernyataan tidak pernah sebesar 0% terhadap hasil
dalam penggunaan media pembelajaran online dari aspek kebermanfaatan program pada diklat PKH
di BBPPKS Regional 1 Sumater. Berdasarkan data tersebut terdeskripsikan yang dilihat dari aspek
kebermanfaatan program pada diklat PKH bahwa program yang diberikan bermanfaat bagi peserta.
Agar mudah dimengerti bisa dilihat pada gambar 5:
Gambar 5.
Histogram Aspek Kebermanfaatan Program

Histogram 5 bisa diartikan dari aspek kebermanfaatan program pada diklat di BBPPKS
Regional 1 Sumatera bahwa program yang diberikan bermanfaat bagi peserta. Ini artinya bahwa
peserta diklat sudah bisa memanfaatkan serta mengambil manfaat dari kegiatan diklat yang
dilaksanakan. Hal ini di buktikan dengan persentase tertinggi adalah 54,28% responden memberikan
pernyataan selalu.

Pembahasan

Berdasarkan hasil temuan dan hasil pengelohan data penelitian tentang Penggunaan Media
Pembelajaran Online pada Diklat Program Keluarga Harapan (PKH) di BBPPKS Regional 1
Sumatera dari aspek relevansi materi, kemampuan Widyaiswara, kemudahan penggunaan bagi
peserta, ketersediaan materi, dan kebermanfaatan program yang akan dibahasa satu persatu.

Penggunaan Media Pembelajaran Online dari Aspek Relevansi Materi pada Diklat PKH

Berdasarkan hasil temuan dan hasil pengelolaan data penelitian tentang penggunaan media
pembelajaran online dari aspek relevansi materi pada diklat PKH di BBPPKS Regional 1 Sumatera
bahwa materi yang diberikan relevan dengan kebutuhan peserta. Dapat diketahui sebagian besar
peserta diklat menyatakan selalu bahwa lembaga sudah memberikan pembelajaran diklat yang
terdapatnya suatu kesesuaian program yang diberikan dengan kebutuhan peserta, dan waktu
pembelajaran juga disesuaikan dengan kegiatan peserta sehingga pembelajaran dapat berjalan dengan
baik.
Pembelajaran atau pendidikan harus memiliki prinsip relevansi. Menurut Soedujarto (dalam
Yufridawati, 2011) pembelajaran yang relevan adalah pembelajaran yang memiliki relevansi yang
menyangkut masalah keserasian antara peranan lembaga sebagai pemenuhan kebutuhan peserta diklat
dalam mencapai tujuan dari lembaga. Selain itu, bahwa relevansi sering dijadikan acuan dari segi
keserasian hasil pembelajaran sesuai dengan keterampilan yang dibutuhkan masyarakat, sehinggga
masalah relevansi cenderung dikaitkan dengan jenis pembelajaran yang direncanakan dalam
hubungannya dengan dunia kerja. Bisa diartikan bahwa relevansi merupakan keserasian antara
program yang dilaksanakan dengan kebutuhan dari peserta diklat. Lembaga mengobservasi terlebih
dahulu apa yang dibutuhkan oleh peserta, sehingga tidak terjadinya ketidaksesuaian program dengan
diklat yang laksanakan. Setiap diklat yang dilakukan harus selalu disesuaikan dengan kebutuhan
peserta, sehingga pembelajarannya bisa berjalan sesuai tujuan lembaga.
Upaya peningkatakan mutu pembelajaran harus dikaitkan dengan relevansi suatu materi.
Mutu dan relevansi pembelajaran tercermin dari kemampuan peserta dalam membentuk kompetensi
lulusan tang berkualitas agar menjadi pekerja yang produktif dengan gaji yang lebih tinggi. Aspek
relevansi materi yang dikaji pada penelitian ini terdapat dua indikator, yakni (1) kesesuaian program,
serta (2) waktu yang dipelajari dengan kebutuhan peserta diklat PKH (Yufridawati, 2011).
Sehingga dapat diartikan bahwa kesesuaian program yang dimaksud adalah keserasian antara
program yang dilaksanakan dengan kebutuhan dari peserta diklat, jika sudah disesuaikan maka
pembelajaran akan bisa berjalan dengan maksimal. Sedangkan jika diperhatikan dari segi waktu
belajarnya, peserta diklat dapat membagi waktu antara pekerjaannya dengan mempelajari materi yang
ingin mereka dicapai, mengerjakan pembelajaran atau kegiatan lainnya yang berhubungan dengan
pembelajaran diklat sehingga waktu yang digunakan maupun yang tersedia dapat dimanfaatkan
dengan sebaik mungkin (Herlina, 2010). Jadi dapat disimpulkan bahwa penggunaan media
pembelajaran online dari aspek relevansi materi yang dilihat adalah pada aspek kesesuaian program
yang akan dipelajari peserta diklat PKH dengan kebutuhannya. Dapat disimpulkan bahwa relevansi
materi dalam pembelajaran online pada diklat PKH dii BBPPKS Regional 1 Sumatera yaitu terdapat
kesesuaian antara program yang diberikan dan diajarkan dengan kebutuhan peserta dilapangan oleh
program PKH.

Penggunaan Media Pembelajaran Online dari Aspek Kemampuan Widyaiswara pada


Diklat PKH

Berdasarkan hasil temuan dan hasil pengelolaan data penelitian tentang penggunaan media
pembelajaran online dari aspek kemampuan Widyaiswara pada diklat PKH di BBPPKS Regional 1
Sumatera bahwa Widyaiswara mampu memberikan materi dengan baik. Dapat diketahui sebagian
besar peserta diklat menyatakan selalu bahwa Widyaiswara sudah memberikan pembelajaran diklat
yang terbaik dan terdapatnya suatu pembelajaran yang sesuai seperti kelancaran program yang
dilaksanakan dan selalu adanya kebaruan setiap materi yang diberikan kepada peserta diklat.
Menurut Krulik (Safaria & Sangila, 2018) kemampuan adalah sebagai pemikiran yang orisinil
dan memberikan hasil yang komplek, meliputi rumusan ide-ide dan keefektifannya. Kemampuan
dipandang penting dalam pembelajaran, karena hal ini merangsang peserta akan mempunyai berbagai
cara untuk menyelesaikan ragam permasalah dari semua pandangan dan konsep yang berbeda.
Pentingnya kemampuan pendapat Munandar, terdiri pada empat alasan yaitu kemampuan menjadikan
seseorang dapat mengaktualisasikan dirinya sendiri, kemampuan yang dapat membuat manusia bisa
mengembangkan taraf hidupnya, kemampuan memberi kepuasan pada individu, dan kemampuan juga
menjadikan seseorang dapat melihat beragam kemungkinan untuk menyelesaikan masalah. Bisa
diartikan bahwa kemampuan merupakan pemikiran yang cemerlang yang dapat dikerjakan oleh
seorang Widyaiswara untuk melaksanakan kegiatan diklat pembelajaran online tersebut. Widyaiswara
mampu memberikan pembelajaran yang menarik dan dilakukan pembaruan terhadap materi yang
diberikan, sehingga membuat peserta dalam melaksanakan diklat tidak jenuh saat belajar serta dapat
pula membuat kegiatan pembelajaran online lancar.
Menurut Susanto (Safaria & Sangila, 2018)bahwa kemampuan seseorang didasarkan pada dua
indikator yaitu, (a) Kelancaran, yaitu kemampuan menghasilkan banyak gagasan atau ide dan mampu
menyelesaikan serta memecahkan permasalahan yang terdapat dalam pembelajaran online. (b)
Kebaruan, yaitu berdasarkan orisinalitas gagasan atau ide yang dihasilkan, sehingga dapat mengukur
keaslian dari gagasan atau ide tersebut, pembelajaran yang dilaksanakan dengan menggunakan materi
selalu dilakukan pembaharuan.
Jadi dapat disimpulkan bahwa kemampuan berarti suatu pemikiran yang dapat menggagaskan
suatu ide. Selain itu kemampuan juga suatu kapasistas dari seorang Widyaiswara untuk menjalankan
tugas yang diberikan dalam suatu pekerjaan. Kemampuan dapat juga diartikan dengan mampu, dalam
penelitian ini dapat diartikan yaitu kemampuan dari Widyaiswara dalam menggunakan media
pembelajaran online dengan baik. Selain itu, kemampuan dalam menggunakan media pembelajaran
online pada diklat PKH di BBPPKS Regional 1 Sumatera yang dibutuhkan adalah kemampuan dari
Widyaiswara dalam merancang atau merumuskan suatu modul maupun materi sedemikian rupa agar
bisa menarik perhatian dari peserta, dan membuatkan desain yang menarik sehingga peserta tidak
merasa bosan ketika mempelajari pembelajaran tersebut.
Penggunaan Pembelajaran Online dari Aspek Kemudahan Penggunaan Bagi Peserta pada
Diklat PKH

Sesuai dengan hasil temuan dan hasil pengelolaan data penelitian tentang penggunaan media
pembelajaran online dari aspek kemudahan penggunaan bagi peserta pada diklat PKH di BBPPKS
Regional 1 Sumatera bahwa peserta mampu menggunakan media pembelajaran dengan baik. Dapat
diartikan sebagian besar peserta diklat menyatakan selalu bahwa peserta sudah menggunakan media
dengan baik seperti pada materi yang mudah dipelajari, materi yang dipelajari mudah dipahami, dan
materi yang diberikan juga simple dalam pembelajaran online.
Menurut Mathieson (dalam Harlan, 2014) kemudahan penggunaan merupakan suatu
kepercayaan seseorang karena jika mereka memakai peralatan tertentu maka bisa bebas dari usaha.
Oleh karena itu jika individu mempercayai bahwa teknologi itu mudah untuk dipakai maka seseorang
tersebut akan menggunakannya. Sehingga dalam kemudahan ini memberikan indikasi bahwa suatu
sistem dibuat tidak untuk menyukitkan pemakainya, akan tetapi agar sistem dibuat dengan tujuan
memberikan kemudahan untuk pemakainya. Oleh karena itu, individu yang memakai system tersebut
bisa bekerja lebih baik jika dibandingkan dengan individu yang bekerja secara manual. Bisa diartikan
bahwa kemudahan penggunaan adalah suatu percaya diri dari peserta bahwa dia mampu
menggunakan teknologi dalam pembelajaran online dengan sebaik mungkin, sehingga dengan hal
tersebut dapat melancarkan pembelajaran sesuai dengan tujuan yang diinginkan. Disamping itu
peserta juga bisa mendapat materi yang sesuai keinginan walaupun kegiatan yang dilaksanakan adalah
secara online dan tidak bertatapan muka secara langsung dengan Widyaiswaranya.
Sedangkan menurut Jogiyanto (dalam Harlan, 2014) kemudahan penggunaan merupakan
suatu kepercayaan untuk sejauh mana individu tersebut menggunakan suatu teknologi akan terbebas
dari upaya. Berdasarkan pengertian itu bisa diartikan bahwa kemudahan penggunaan adalah suatu
kepercayaan diri mengenai proses pengambilan keputusan. Jika individu merasa yakin bahwa sistem
informasi mudah digunakan maka individu akan menggunakannya. Sebaliknya jika individu merasa
tidak mudah menggunakan system informasi maka dia tidak menggunakannya. Kemudahan
penggunaan memiliki tiga indikator, yaitu (a) Mudah dipelajari, maksudnya adalah dalam
pembelajaran yang dilaksanakan materi yang diberikan mudah dipelajari. (b) Mudah dipahami,
maksudnya adalah interaksi antara individu satu dengan lainnya mudah dipahami dengan baik. (c)
Simple, maksudnya adalah tidak membutuhkan banyak usaha untuk berkomunikasi dengan yang
lainnya dalam kegiatan.
Berdasarkan pengertian tersebut bahwa kemudahan penggunaan adalah suatu perilaku di
mana individu beranalisa untuk memakai teknologi akan bebas dari upaya. Kemudahan penggunaan
merupakan kemudahan dalam menggunakan media pembelajaran online yang di lakukan oleh
Widyaiswara. Kemudahan penggunaan dalam media pembelajaran online pada diklat PKH di
BBPPKS Regional 1 Sumatera adalah kemudahan peserta dalam mengakses modul atau materi yang
akan dipelajari, sehingga media pembelajaran online mampu meningkatkan motivasi peserta karena
penggunaan media pembelajaran online mudah dan bisa diakses dimana saja dan didukung oleh
jaringan internet.

Penggunaan Media Pembelajaran Online dari Aspek Ketersediaan Materi pada Diklat PKH

Berdasarkan hasil temuan dan hasil pengelolaan data penelitian tentang penggunaan media
pembelajaran online dari aspek ketersediaan materi pada diklat PKH di BBPPKS Regional 1
Sumatera bahwa materi yang diberikan sudah disediakan dengan baik. Dapat diartikan sebagian besar
peserta diklat menyatakan selalu bahwa lembaga sudah menyediakan kegunaan yang diperlukan
dalam diklat dengan sebaik mungkin sehingga menggunakannya sebagai alat bantu belajar, serta
media belajar yang dipakai oleh Widyaiswara maupun peserta, dengan hal tersebut akan terdapat
kelancaran suatu pembelajaran dengan baik.
Ketersediaan media pembelajaran diatur pada Peraturan Pemerintah Republik Indonesia
Nomor 19 Tahun 2005 mengenai Standar Nasional Pendidikan Bab VII Standar Sarana dan Prasarana
Pasal 42 Ayat 1. Peraturan tersebut menjelaskan setiap satuan pendidikan wajib mempunyai sarana
seperti perabot, peralatan pendidikan, media pendidikan, buku, dan sumber belajar lainnya, bahan
habis pakai, serta perlengkapan lain yang diperlukan untuk mendukung proses pembelajaran. Bisa
diartikan bahwa ketersediaan merupakan hal dalam kegiatan yang dilakukan sudah disediakan dengan
baik sesuai dengan yang dibutuhkan saat pembelajaran online berlangsung. Lembaga harus mampu
menyediakan kebutuhan dalam pelatihan, sehingga dengan hal tersebut pembelajaran akan berjalan
sesuai dengan tujuan lembaga. Selain itu lembaga juga bisa menyediakan kebutuhan yang diperlukan
dari peserta dengan baik.
Menurut Wibawa dan Mukti (dalam Chasanah, 2016) ketersediaan media pembeajaran online
bisa dipakai pada proses pembelajaran melalui dua cara, yakni (a) Sebagai alat bantu pembelajaran,
maksudnya adalah media pembelajaran online yang digunakan sebagai alat bantu belajar disebut
dependent media. Sebagai alat bantu, efektivitas media itu sangat berhubungan pada kemampuan
Widyaiswara yang menggunakan media pembelajaran. (b) Sebagai media belajar, maksudnya adalah
media pembelajaran yang bisa dipakai oleh peserta diklat pada pelaksanaan pembelajaran yang
mandiri, disebut juga independent media. Media itu diciptakan, dikembangkan, dan di produksi secara
sistematik, serta bisa memberikan pengetahuan secara terarah dalam menggapai tujuan instruksional
yang diinginkan.
Ketersediaan dapat diartikan dalam penggunaan media pembelajaran online tersebut
penggunaan media yang lancar karena tersedianya jaringan atau koneksi internet yang memadai
sehingga dapat memperlancar jalannya suatu kegiatan pembelajaran. Setiap pembelajaran yang
dilaksanakan harus disediakan sesuai dengan yang diinginkan. Jadi dapat disimpulkan bahwa
ketersediaan dalam media pembelajaran online pada diklat PKH di BBPPKS Regional 1 Sumatera
yaitu materi atau modul yang diberikan kepada pesertanya. Seperti yang diketahui bahwa ketersediaan
dari materi pembelajaran adalah sesuatu yang utama, tanpa materi pembelajaran tidak bisa berjalan
sesuai keinginan. Setiap pembelajaran yang dilaksanakan haruslah menyediakan materi yang sesuai
dengan kebutuhan peserta, setiap kegiatan yang dilaksanakan materi yang diberikan harus
dipersiapkan dengan sebaik mungkin.

Penggunaan Media Pembelajaran Online dari Aspek Kebermanfaatan Program pada


Diklat PKH

Berdasarkan hasil temuan dan hasil pengelolaan data penelitian tentang penggunaan media
pembelajaran online dari aspek kebermanfaatan program pada diklat PKH di BBPPKS Regional 1
Sumatera bahwa program yang diberikan bermanfaat bagi peserta. Dapat diartikan sebagian besar
peserta diklat menyatakan selalu bahwa lembaga sudah memberikan pembelajaran atau diklat sesuai
dengan kebutuhan peserta sehingga dapat mengembangkan kinerja peserta, bisa meningkatkan tingkat
produktifitas peserta, bisa mengembangkan efektivitas kinerja peserta, serta bisa bermanfaat bagi
peserta. Setiap pembelajaran yang dilaksanakan harus bisa dilaksanakan dengan baik sehingga bisa
bermanfaat bagi kehidupan peserta dalam melaksanakan kegiatan untuk memenuhi kebutuhan peserta
itu sendiri.
Menurut Davis (Irmadhani & Nugroho, 2012) kebermanfaatan merupakan suatu taraf karena
individu bisa merasakan manfaat dari penggunaan teknologi yang dikuasai mampu mengembangkan
potensiseseorang dalam bekerja. Adamson dan Shine mengartikan bahwa kebermanfaatan adalah
suatu hal yang dilakukan oleh seseorang sehingga manfaat yang dirasakan dalam penggunaan sebuah
teknologi tersebut akan bisa mengembangkan potensinya. Berdasarkan pengertian tersebut bisa
diartikan bahwa kebermanfaatan sistem berhubungan dengan produktifitas dan efektifitas sistem dari
kegunaan pada pekerjaan secara menyeluruh untuk meningkatkan kinerja orang yang menggunakan
sistem tersebut. Kesimpulannya, kebermanfaatan adalah cara yang digunakan oleh individu dalam
kegiatan untuk mendapatkan manfaat dari kegiatan tersebut. Setiap peserta yang mengikuti
pembelajaran online pada diklat PKH di BBPPKS Regional 1 Sumatera selalu ingin mendapatkan
manfaat dari kegiatan tersebut. Sehingga kemudian bisa berguna bagi mereka untuk melaksanakan
dunia pekerjaan dengan sebaik mungkin, tanpa adanya keraguan yang dirasakannya karena yang
dilakukan sesuai dengan kemampuan.
Venkatesh dan Davis (Irmadhani & Nugroho, 2012) mengelompokkan indikator
kebermafaatan menjadi empat, (a) Penggunaan sistem bisa mengembangkan kinerja seseorang (b)
Penggunaan sistem bisa meningkatkan tingkat produktifitas seseorang (c) Penggunaan sistem bisa
mengembangkan efektifitas kinerja seseorang (d) Penggunaan sistem bias bermanfaat untuk
seseorang.
Jadi kebermanfaatan program adalah suatu kegunaan pembelajaran media online yang dapat
bermanfaat bagi peserta walaupun pembelajarannya tidak bertatap muka secara langsung, tetapi
materi yang didapatkan oleh peserta berguna. Setiap pembelajaran yang dilakukan harus selalu
memberikan suatu manfaat bagi pesertanya dalam kegiatan diklat. Sehingga dapat pula berguna bagi
peserta untuk terjun kedunia kerja dan dapat meningkatkan kesejateraan hidupnya.

Kesimpulan

Sesuai dengan hasil penelitian serta pembahasan tentang penggunaan media pembelajaran
online pada diklat Program Keluarga Harapan (PKH) di BBPPKS Regional 1 Sumatera yaitu sebagai
berikut:
1. Penggunaan media pembelajaran online dari aspek relevansi materi pada diklat PKH di BBPPKS
Regional 1 Sumatera bahwa materi yang diberikan relevan dengan kebutuhan peserta. Hal ini
dibuktikan bahwa lembaga sudah memberikan pembelajaran diklat yang terdapat kesesuaian
program yang diberikan dengan kebutuhan peserta, dan waktu pembelajaran juga disesuaikan
dengan kegiatan peserta sehingga pembelajaran bisa berjalan sesuai tujuan.
2. Penggunaan media pembelajaran online dari aspek kemampuan Widyaiswara pada diklat PKH di
BBPPKS Regional 1 Sumatera bahwa Widyaiswara mampu memberikan materi dengan baik. Hal
ini dibuktikan bahwa lembaga maupun Widyaiswara sudah memberikan pembelajaran diklat yang
terbaik dan terdapatnya suatu pembelajaran yang sesuai seperti kelancaran program yang
dilaksanakan dan selalu adanya kebaruan setiap materi yang diberikan kepada peserta diklat.
3. Penggunaan media pembelajaran online dari aspek kemudahan penggunaan bagi peserta pada
diklat PKH di BBPPKS Regional 1 Sumatera bahwa peserta mampu menggunakan media
pembelajaran dengan baik. Hal ini dibuktikan bahwa peserta sudah menggunakan media dengan
baik seperti pada materi yang diberikan mudah dipelajari, materi yang dipelajari mudah dipahami,
dan materi yang diberikan juga simple dalam pembelajaran online.
4. Penggunaan media pembelajaran online dari aspek ketersediaan pada diklat PKH di BBPPKS
Regional 1 Sumatera bahwa materi yang diberikan sudah tersedia dengan baik. Dapat dilihat
bahwa lembaga sudah menyediakan kegunaan yang diperlukan dalam diklat dengan sebaik
mungkin sehingga bisa berguna sebagai alat bantu belajar, serta media belajar yang digunakan oleh
Widyaiswara maupun peserta, dengan hal tersebut akan terdapat kelancaran suatu pembelajaran
dengan baik.
5. Penggunaan media pembelajaran online dari aspek kebermanfaatan pada diklat PKH di BBPPKS
Regional 1 Sumatera bahwa program yang diberikan bermafaat bagi peserta. Hal ini dibuktikan
bahwa lembaga sudah memberikan pembelajaran atau diklat sesuai dengan kebutuhan peserta
sehingga dapat mengembangkan kinerja peserta, bisa mengembangkan tingkat produktifitas
peserta, bisa meningkatkan efektivitas kinerja peserta, serta bisa bermanfaat untuk peserta. Setiap
pembelajaran yang dilaksanakan harus bisa dilaksanakan dengan baik sehingga bisa bermanfaat
bagi kehidupan peserta dalam melaksanakan kegiatan untuk memenuhi kebutuhan peserta itu
sendiri.

Saran

Berdasarkan kesimpulan yang telah diuraikan di atas, maka peneliti memaparkan beberapa
saran antara lain:
1. Kepada lembaga agar tetap meningkatkan kebijakan program yang dilaksanakan sehingga terus
berkembang dan menghasilkan suatu pembelajaran yang bermutu serta dapat mempertahankan
kegiatan pembelajaran online sehingga bisa bermanfaat bagi masyarakat luas.
2. Kepada Widyaiswara agar tetap meningkatkan kompetensi yang dimiliki sehingga kegiatan
pembelajaran dapat bermanfaat bagi peserta diklat.
3. Kepada peneliti selanjutnya dapat menjadi pedoman untuk meneliti tentang media pembelajaran
lainnya.
Chasanah, D. M. (2016). Analisis Ketersediaan dan Pemanfaatan Media Pembelajaran Berbasis TIK
di SDN Dabin V Kecamatan Tegal Timur Kota Tegal (Universitas Negeri Semarang). Retrieved
from https://lib.unnes.ac.id/24453/1/1401412372.pdf
Harlan. (2014). 2010: 14).
Herlina. (2010). Pengaruh Triterpen Total Pegagan (Centella Asiatica (L) Urban) Terhadap Fungsi
Kognitif Belajar Dan Mengingat Pada Mencit Jantan Albino (Mus Musculus) Yang Dihambat
Dengan Skopolamin. 5(2), 89–97. Retrieved from
https://ojs.jmolekul.com/ojs/index.php/jm/article/view/81/75
Irmadhani, & Nugroho, M. A. (2012). Pengaruh Persepsi Kebermanfaatan, Keamanan, Kepercayaan
Dan Persepsi Kemudahan Penggunaan Terhadap Penggunaan Online Banking Pada Mahasiswa
S1 Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Yogyakarta. Kajian Pendidikan Akuntansi Indonesia,
1(3), 1–20.
Safaria, S. A., & Sangila, M. S. (2018). Kemampuan Berpikir Kreatif Matematis Siswa SMP Negeri 9
Kendari pada Materi Bangun Datar. Jurnal Al-Ta’dib, 11(2), 73–90. Retrieved from
http://ejournal.iainkendari.ac.id/al-tadib/article/view/986/934
Sunarti, V. (2014). Peranan Pendidikan Luar Sekolah Dalam Rangka Mitigasi Bencana. Spektrum:
Jurnal Pendidikan Luar Sekolah (PLS), 2(2). https://doi.org/10.24036/spektrumpls.v2i2.5044
Sutrisno. (2016). Penanaman Nilai Religius di Keluarga Untuk Meningkatkan Kemandirian Belajar
Siswa di Sekolah (Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim). Retrieved from
http://etheses.uin-malang.ac.id/id/eprint/5564
Viviantini, Amram Rede, S. S. (2015). Pengaruh Media Video Pembelajaran Terhadap Minat Dan
Hasil Belajar IPA Siswa Kelas Vi SDN 6 Kayumalue Ngapa. Jurnal Sains Dan Teknologi
Tadulako, 4(1), 66–71. Retrieved from
http://jurnal.untad.ac.id/jurnal/index.php/JSTT/article/download/6930/5569
Wahyu Sulfemi. (2018). Modul Manajemen Pendidikan Nonformal. Retrieved from
https://osf.io/p9bez/download/?format=pdf
Wulandari, E. (2014). Pengembangan Desain Media Pembelajaran Online Berbasis Aplikasi Presi
pada Standar Kompetensi Korespondensi Bahasa Indonesia SMK Kompetensi Keahlian
Administrasi Perkantoran (Universitas Negeri Yogyakarta). Retrieved from
https://eprints.uny.ac.id/15576/1/ful skripsi.pdf

You might also like