You are on page 1of 10

Jurnal Ketahanan Nasional, Vol. 21, No.

2, Agustus 2015: 118-127

JURNAL KETAHANAN NASIONAL

VOLUME 21 No. 2, 25 Agustus 2015 Halaman 118-127

PENERAPAN e-PROCUREMENT DALAM PROSES PENGADAAN


BARANG DAN JASA PEMERINTAH GUNA MENDUKUNG
KETAHANAN TATA PEMERINTAHAN DAERAH
(Studi Pada Unit Layanan Pengadaan Barang Dan Jasa Pemerintah
Kabupaten Penajam Paser Utara Provinsi Kalimantan Timur)

Rahmat Hidayat
Pemerintah Kabupaten Penajam Paser Utara, Kaltim
e-mail: praja.rahmat@gmail.com

ABSTRACT
The purpose of this study was to analyzed the application of the principle of e-Procurement in Procurement
Services Unit in the Government District Penajam Paser Utara, examines the obstacles faced by the Procurement
Services Unit in the process procurement of goods and services by the government through e-procurement process and
to formulated strategies that were done overcome by Procurement Services Unit to the obstacles in implementation of
e-procurement to supported the resilience of governance in the district Penajam Paser Utara.
The research method used was descriptive method with quantitative and qualitative approaches. The data was
collected through questionnaires, interviews, observation and documentation. The measurement applied Likert scale
was applied to 32 Procurement Services Unit officers and informant interviews to 3 people who knew in depth about the
implementation of e-procurement in Penajam Paser Utara.
The research showed the application of the principles of e-procurement in district Penajam Paser Utara district
that generally was going according to applicable regulations, but there were still some obstacles in its application, namely
Procurement Services Unit institution, infrastructures,and human resources . It require the government efforts to resolve
these obstacles in order to supported the resilience of regional governance in Penajam Paser Utara district.
Keywords : e-Procurement, The Resilience of Local Governance

ABSTRAK
Tujuan penelitian ini untuk menganalisis penerapan prinsip e-procurement pada Unit Layanan Pengadaan
Barang dan Jasa di Pemerintah Kabupaten Penajam Paser Utara, mengkaji kendala yang dihadapi Unit Layanan
Pengadaan dalam proses pengadaan barang dan jasa pemerintah melalui proses e-procurement serta untuk
merumuskan strategi yang dilakukan Unit Layanan Pengadaan dalam mengatasi kendala penerapan e-procurement
guna mendukung ketahanan tata pemerintahan daerah di Kabupaten Penajam Paser Utara.
Metode penelitian yang digunakan yaitu metode penelitian deskriptif dengan perpaduan kuantitatif dan
kualitatif. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan penyebaran kuesioner, wawancara,observasi dan studi pustaka.
Pengukuran menggunakan skala Likert kepada 32 orang petugas ULP dan wawancara kepada 3 orang informan
yang mengetahui secara mendalam tentang penerapan e-procurement di Kabupaten Penajam Paser Utara.
Hasil penelitian menunjukkan penerapan prinsip e-procurement di Kabupaten Penajam Paser Utara secara
umum sudah berjalan sesuai peraturan yang berlaku namun masih terdapat beberapa kendala dalam penerapannya,
yakni kelembagaan ULP, Infrastruktur, dan SDM. Untuk itu diperlukan strategi pemerintah daerah dalam mengatasi
kendala tersebut guna mendukung ketahanan tata pemerintahan daerah di Kabupaten Penajam Paser Utara.
Kata Kunci : e-Procurement, Ketahanan Tata Pemerintahan Daerah

118
Rahmat Hidayat -- Penerapan E-Procurement Dalam Proses Pengadaan Barang Dan Jasa Pemerintah Guna
Mendukung Ketahanan Tata Pemerintahan Daerah (Studi Pada Unit Layanan Pengadaan Barang Dan Jasa
Pemerintah Kabupaten Penajam Paser Utara Provinsi Kalimantan Timur)
PENGANTAR Kabupaten Penajam Paser Utara masih dirasa
Kabupaten Penajam Paser Utara merupakan tidak efisien dan transparan, karena adanya
salah satu daerah pemekaran di Provinsi beberapa permasalahan dalam pelaksanaan
Kalimantan Timur, sesuai dengan diterbitkannya pengadaan barang dan jasa, yaitu:
UU No.7 Tahun 2002 tanggal 10 April 2002 Pertama, kapasitas manajemen dan
tentang Pembentukan Kabupaten Penajam Paser kelembagaan yakni kurangnya kapasitas dan
Utara. Setelah pemekaran, Kabupaten Penajam integritas sumber daya manusia untuk mengelola
Paser Utara terus berbenah diri untuk dapat pengadaan barang dan jasa. Hal ini sesuai
melaksanakan segala ketentuan sebagai daerah kutipan informasi yang berasal dari media
otonom yaitu dalam penyelenggaraan urusan- massa elektronik yang berjudul “Oknum ULP
urusan pemerintahan, khususnya yang menjadi PPU Diduga Atur Pemenang Lelang, Penajam
kewenangan Pemerintah Kabupaten Penajam -Seorang oknum petugas tim Unit Lelang
Paser Utara. Pengadaan (ULP) Setkab Penajam Paser Utara
Berkembangnya kebutuhan masyarakat (PPU) kedapatan mengarahkan pengaturan
menuntut Pemerintah Kabupaten Penajam lelang, kepada pengusaha yang akan menjadi
Paser Utara untuk dapat menciptakan program- peserta lelang salah satu proyek” (http://m.
program inovasi yang mampu menjawab inilah.com/news/detail/1777007/oknum-ulp-
tuntutan masyarakat secara efektif. Oleh karena ppu-diduga-atur-pemenang-lelang).
itu, tuntutan untuk melaksanakan reformasi Kedua, adanya intervensi oleh
administrasi semakin tinggi. Salah satu yang penyelenggara negara dalam hal ini oknum
menjadi sorotan Pemerintah Kabupaten anggota legislatif dalam pengadaan barang
Penajam Paser Utara untuk memperbaiki dan jasa di Kabupaten Penajam Paser Utara.
pelayanan publik yakni dalam hal pengadaan Berdasarkan informasi media massa elektronik
barang dan jasa. yang berjudul “DPRD Penajam Paser Utara
Pemerintah Kabupaten Penajam Paser Intervensi Layanan Pengadaan Secara
Utara terus menyempurnakan kegiatan Elektronik (LPSE)” (https://harianmahakam.
pelelangan secara elektronik atau e-procurement. wordpress.com/2014/10/25/dprd-penajam-
Hal itu dilakukan agar kepercayaan publik paser-utara-intervensi-layanan-pengadaan-
kepada aparat pemerintah di PPU dalam secara-elektronik-lpse/).
menjalankan roda pemerintahan dan Ketiga, belum optimalnya proses
pembangunan di daerah dapat berjalan sesuai pengadaan barang dan jasa di Kabupaten
dengan yang diinginkan. Demikian dikatakan, Penajam Paser Utara. Proses pengadaan masih
Plt. Sekda PPU, H Tohar saat membacakan berjalan lamban sehingga menghambat proses
sambutan Bupati PPU, H. Yusran Aspar ketika pembangunan di Penajam Paser Utara. Hal
digelar pelatihan pengadaan barang dan jasa ini sesuai dengan kutipan berita media massa
(barjas) serta ujian sertifikasi barjas pemerintah elektronik yang berjudul “Sejumlah Lelang
(http://www.korankaltim.com/pemkab-ppu- Proyek Lamban”(http://www.korankaltim.
sempurnakan-e-procurement/). com/sejumlah-lelang-proyek-lamban/).
Gambaran umum pengadaan barang dan Beberapa permasalahan menunjukan
jasa pemerintah di Indonesia khususnya di indikasi inefisiensi ataupun korupsi pada

119
Jurnal Ketahanan Nasional, Vol. 21, No. 2, Agustus 2015: 118-127

proses pengadaan barang dan jasa pemerintah. yang diungkapakan oleh Narbuko dan Achmadi
Oleh karena itu, layanan e-procurement (2005: 44) bahwa penelitian deskriptif yakni
yang memanfaatkan teknologi informasi penelitian yang berusaha untuk menuturkan
dan komunikasi menjadi sebuah instrument pemecahan masalah yang ada pada saat sekarang
pendekatan yang strategis untuk memecahkan berdasarkan data-data.
permasalahan tersebut sehingga diharapkan Tahap pertama peneliti menggunakan
secara cepat dapat memperbaiki kinerja metode kuantitatif. Setelah selesai tahap
pengadaan barang dan jasa pemerintah di pertama, kemudian melakukan penelitian
Kabupaten Penajam Paser Utara. dengan menggunakan metode kualitatif.
Berdasarkan latar belakang masalah di Dalam penelitian ini, metode yang dominan
atas, dikaji “Penerapan E-procurement Dalam digunakan yaitu kuantitatif. Oleh karena
Proses Pengadaan Barang Dan Jasa Pemerintah itu, teknik penggalian data utama melalui
Guna Mendukung Ketahanan Tata Pemerintahan penyebaran kuesioner. Sementara metode
Daerah (Studi Pada Unit Layanan Pengadaan kualitatif yang dilakukan melalui teknik
Barang Dan Jasa Pemerintah Kabupaten Penajam wawancara dan observasi dilakukan sebagai
Paser Utara Provinsi Kalimantan Timur)”. pelengkap untuk mendukung data penelitian.
Adapun tujuan dari penelitian ini Pemilihan lokasi atau site selection
yakni: (1) Untuk menganalisis penerapan menurut Sukmadinata (2007:102) berkenaan
prinsip e-procurement pada Unit Layanan dengan penentuan unit, bagian, kelompok, dan
Pengadaan Barang dan Jasa di Pemerintah tempat dimana orang-orang terlibat di dalam
Kabupaten Penajam Paser Utara Provinsi kegiatan atau peristiwa yang diteliti. Lokasi
Kaltim sesuai dengan Perpres 54 Tahun dalam penelitian ini yaitu Unit Layanan
2010. (2) Untuk mengkaji kendala yang Pengadaan (ULP) Pemerintah Kabupaten
dihadapi Unit Layanan Pengadaan Pemerintah Penajam Paser Utara, Kaltim.
Kabupaten Penajam Paser Utara dalam Alasan dipilihnya lokasi penelitian
proses pengadaan barang dan jasa pemerintah ini karena Kabupaten Penajam Paser Utara
melalui proses e-procurement. (3) Untuk merupakan salah satu kabupaten pemekaran
merumuskan strategi yang dilakukan Unit yang ada di Kalimantan Timur sehingga
Layanan Pengadaan Pemerintah Kabupaten termasuk dalam kabupaten yang sedang
Penajam Paser Utara dalam mengatasi kendala melaksanakan proses pembangunan di segala
penerapan e-procurement guna mendukung bidang, salah satunya ditempuh melalui
ketahanan tata pemerintahan daerah di pengadaan barang dan jasa pemerintah. Oleh
Kabupaten Penajam Paser Utara. karena itu, e-procurement dalam pengadaan
Penelitian ini menggunakan bentuk barang dan jasa pemerintah guna mendukung
penelitian deskriptif dengan menggunakan ketahanan tata pemerintahan di Kabupaten
perpaduan kuantitatif dan kualitatif. Deskriptif Penajam Paser Utara, Kaltim.
kuantitatif yaitu mendeskripsikan hasil penelitian Jenis data dalam penelitian ini terbagi
dalam bentuk persentase, sedangkan deskriptif menjadi dua, yaitu data primer dan data
kualitatif yaitu mendeskripsikan hasil penelitian sekunder, data primer diperoleh melalui tiga
dalam bentuk kata-kata atau kalimat. Seperti cara yaitu melalui observasi, penyebaran

120
Rahmat Hidayat -- Penerapan E-Procurement Dalam Proses Pengadaan Barang Dan Jasa Pemerintah Guna
Mendukung Ketahanan Tata Pemerintahan Daerah (Studi Pada Unit Layanan Pengadaan Barang Dan Jasa
Pemerintah Kabupaten Penajam Paser Utara Provinsi Kalimantan Timur)
kuesioner, dan wawancara, sedangkan untuk Dalam penelitian ini yang menjadi variabel
data sekunder lebih banyak diperoleh melalui terikat yakni Ketahanan Tata Pemerintahan
studi terhadap penelitian dan literatur yang Daerah di Kabupaten Penajam Paser Utara.
telah diterbitkan. Ketahanan tata pemerintahan daerah bisa
Penelitian ini berfokus pada penyelenggara dikaitkan dengan kemampuan pemerintah
negara dalam menjalankan e-procurement daerah dalam mencapai tujuan e-procurement
dalam hal ini Unit Layanan Pengadaan berdasarkan Perpres 54 tahun 2010.
Kabupaten Penajam Paser Utara. Adapun Analisis data yang digunakan adalah:
metode pengambilan sampel dalam penelitian (1) Analisis Data Kuantitatif. Data yang
ini dibagi menjadi dua, yakni sebagai berikut: (1) terkumpul dianalisis dengan teknik deskriptif
Penentuan Responden. Penentuan pengambilan yakni menyajikan hasil perhitungan statistik
sampel apabila kurang dari 100 lebih baik deskriptif berupa tabel frekuensi dan persentase
diambil semua hingga penelitiannya merupakan yang didapat dari hasil penelitian. Dalam
penelitian populasi (Arikunto, 2008:116). menganalisis data yang telah terkumpul
Adapun responden dalam penelitian ini yakni dilakukan beberapa langkah yaitu penyuntingan
seluruh petugas ULP Kabupaten Penajam Paser data, pemberian kode, dan tabulasi. (2)
Utara yang berjumlah 32 orang. (2) Penentuan Analisis Data Kualitatif. Data yang terkumpul
Informan. Dalam menetapkan informan dianalisis dengan alat analisis yaitu prinsip-
menggunakan teknik snowball sampling. prinsip penerapan e-procurement berdasarkan
Snowball sampling adalah teknik pengambilan Perpres 54 Tahun 2010 tentang Pengadaan
sampel dengan bantuan key-informan, dan dari Barang dan Jasa Pemerintah. Dalam penelitian
key informan inilah akan berkembang sesuai ini, data yang telah terkumpul akan diolah.
petunjuknya. Dalam hal ini peneliti hanya Proses ini terdiri dari tiga sub proses yang
mengungkapkan kriteria sebagai persyaratan saling berkaitan yaitu data reduction, data
untuk dijadikan sampel. (Subagyo, 2006:31). display, dan conclusion drawing/verification
Informan dalam penelitian ini yakni: Sekretaris (Miles dan Huberman, 1992:15-20).
Daerah Kabupaten Penajam Paser Utara,
Sekretaris Umum dan Sekretaris Teknis ULP PEMBAHASAN
Kabupaten Penajam Paser Utara. Logistik
Variabel yang digunakan adalah: (1) Konteks logistik identik dengan
Variabel Bebas (Independent Variable). organisasi, pergerakan, dan penyimpanan dari
Dalam penelitian ini yang menjadi variabel material dan manusia. Domain dari aktivitas
bebas yaitu penerapan prinsip e-procurement logistik sendiri adalah menyediakan sistem
dalam pengadaan barang dan jasa pemerintah. dengan produk yang tepat, di lokasi yang
Penerapan prinsip e-procurement dalam tepat, pada waktu yang tepat (right product,
pengadaan barang dan jasa pemerintah in the right place, at the right time) dengan
berdasarkan Perpres 54 tahun 2010, yaitu mengoptimasikan pengukuran performansi
efisiensi, efektifitas, adil dan tidak diskriminatif, yang diberikan contohnya meminimalisir total
terbuka dan bersaing, transparan, akuntabilitas. biaya operasional dan memenuhi kualifikasi
(2) Variabel Terikat (Dependent Variable). yang diberikan sesuai dengan kemampuan dari

121
Jurnal Ketahanan Nasional, Vol. 21, No. 2, Agustus 2015: 118-127

klien dan sesuai dengan kualitas pelayanan konsultasi teknis, jasa konsultasi keuangan,
(Ghiani, 2004). jasa konsultasi hukum atau jasa lainnya. Hal
Dalam Cetak Biru Pengembangan Sistem ini hampir sama dengan penjelasan dalam
Logistik Nasional (Perpres No. 26 Tahun Peraturan Presiden Nomor 54 Tahun 2010,
2012), logistik didefinisikan sebagai bagian dari bahwa pengadaan barang/jasa pemerintah
rantai pasok (supply chain) yang menangani adalah kegiatan untuk memperoleh barang
arus barang, informasi, dan uang melalui dan jasa oleh Kementerian/Lembaga/Satuan
proses pengadaan (procurement), penyimpanan Kerja Perangkat Daerah/Institusi lainnya
(warehousing), transportasi (transportation), yang prosesnya dimulai dari perencanaan
distribusi (distribution), dan pelayanan kebutuhan sampai diselesaikannya seluruh
pengantaran (delivery services). Adapun kegiatan untuk memperoleh barang dan jasa.
penyusunan sistem logistik ditujukan untuk Berdasarkan Keputusan Presiden
meningkatkan keamanan, efisiensi, dan efektfitas Nomor 54 Tahun 2010 tentang Pedoman
pergerakan barang, informasi, dan uang mulai Pengadaan Barang Dan Jasa Pemerintah,
dari titik asal (point of origin) sampai dengan Prinsip-prinsip yang menjadi dasar dalam
titik tujuan (point of destination) sesuai dengan pelaksanaan kegiatan pengadaan barang
jenis, kualitas, jumlah, waktu dan tempat yang dan jasa pemerintah yaitu efisien, efektif,
dikehendaki konsumen. terbuka dan bersaing, transparan, adil/tidak
diskriminatif, dan akuntabel.
Pengadaan Barang dan Jasa Pemerintah
Pengadaan barang dan jasa (procurement) Teori e-Procurement
pada hakikatnya merupakan upaya untuk e - P ro c u re m e n t m e n u r u t S u t e d i
mendapatkan atau mewujudkan barang dan jasa (2012:254) adalah sebuah sistem lelang
yang diinginkan dengan menggunakan metode dalam pengadaan barang dan jasa pemerintah
dan proses tertentu untuk mencapai kesepakatan dengan memanfaatkan teknologi, informasi
harga, waktu, dan kesepakatan lainnya. dan komunikasi berbasis internet, agar dapat
Pengadaan dilakukan atas dasar pemikiran berlangsung secara efektif, efisien, terbuka,
yang logis dan sistimatis, mengikuti norma dan akuntabel. Hal ini hampir sama dengan
dan etika yang berlaku, berdasarkan metoda penjelasan dari Indrajit yang dikutip oleh
dan proses pengadaan yang baku (Indonesia, Andrianto (2007:218) bahwa e-procurement
2005:5). Kegiatan pengadaan barang dan jasa ini diartikan sebagai sebuah proses digitalisasi
dituangkan dalam suatu perjanjian atau kontrak tender atau lelang pengadaan barang dan
pengadaan barang dan jasa. jasa pemerintah berbantuan internet. Definisi
Pengertian pengadaan barang dan jasa lebih sederhana disampaikan oleh Andrianto
menurut Sutedi (2012:7) yaitu mencakup (2007:215), bahwa e-procurement adalah
penjelasan dari seluruh proses sejak awal proses pengadaan barang dan jasa yang
perencanaan, persiapan, perijinan, penentuan dilakukan melalui lelang secara elektronik.
pemenang lelang hingga tahap pelaksanaan Pengadaan barang dan jasa pemerintah
dan proses administrasi dalam pengadaan secara elektronik atau via internet
barang, pekerjaan atau jasa seperti jasa ( e-procurement) merupakan salah satu

122
Rahmat Hidayat -- Penerapan E-Procurement Dalam Proses Pengadaan Barang Dan Jasa Pemerintah Guna
Mendukung Ketahanan Tata Pemerintahan Daerah (Studi Pada Unit Layanan Pengadaan Barang Dan Jasa
Pemerintah Kabupaten Penajam Paser Utara Provinsi Kalimantan Timur)
mekanisme mewujudkan nilai-nilai good usaha yang sehat; memperbaiki tingkat
governance. Menurut Oliviera e-procurement efisiensi proses pengadaan; mendukung proses
adalah proses pembelian barang dan jasa monitoring dan audit; memenuhi kebutuhan
yang diperlukan bagi kebutuhan operasional akses informasi yang realtime.
organisasi secara elektronik (Djojosoekarto,
2008:10). e-Procurement dalam pengertian Penerapan Prinsip e-Procurement Di
umum diterapkan pada sistem data base yang Kabupaten Penajam Paser Utara
terintegrasi dan area luas yang berbasis internet Tabel 1 menunjukkan frekuensi pilihan
dengan jaringan sistem komunikasi dalam jawaban dari responden untuk prinsip-prinsip
sebagian atau seluruh proses pembelian. dalam penerapan e-procurement di Kabupaten
Penajam Paser Utara. Pilihan jawaban tertinggi
Ketahanan Tata Pemerintahan Daerah Dalam yaitu jawaban setuju sebesar 2420 atau 68,81
Pengadaan Barang dan Jasa Pemerintah persen, kemudian diikuti jawaban sangat setuju
Ketahanan tata pemerintahan daerah sebesar 650 atau 18,48 persen, jawaban ragu-
merupakan derivat dari ketahanan nasional, ragu sebesar 375 atau 10,66 persen, dan jawaban
ketahanan tata pemerintahan daerah dapat tidak setuju sebesar 72 atau 2,05 persen.
diartikan sebagai kondisi dinamik suatu Hasil perhitungan tingkat persepsi
pemerintahan daerah yang meliputi segenap responden menunjukkan angka sebesar 3517
aspek kehidupan yang terintegrasi serta berisi atau 78,50 persen. Angka ini jika dikonversi
keuletan dan ketangguhan yang mengandung pada skala interval maka terletak pada
kemampuan untuk mengembangkan kekuatan rentang lebih dari 2390 artinya menurut
daerahnya dalam menghadapi dan mengatasi responden penerapan prinsip e-procurement di
segala tantangan, ancaman, hambatan, dan Kabupaten Penajam Paser Utara berada pada
gangguan yang datang dari luar negeri atau kondisi tinggi.
dari dalam negeri guna menjamin identitas,
integritas, serta kelangsungan hidup bangsa Kendala Penerapan e-Procurement Di
dan negara dalam mencapai tujuan daerah dan Kabupaten Penajam Paser Utara
tujuan nasional. Tabel 2 menunjukkan frekuensi pilihan
Pelaksanaan e-procurement yang jawaban dari responden untuk kendala dalam
tangguh dapat terwujud apabila dalam penerapan e-procurement di Kabupaten
pelaksanaannya mampu memenuhi tujuan Penajam Paser Utara. Pilihan jawaban tertinggi
dari penerapan e-procurement sesuai Perpres yaitu jawaban setuju sebesar 636 atau 66,60
No. 54 tahun 2010. Tujuan tersebut bisa persen, kemudian diikuti jawaban ragu-ragu
dijadikan salah satu indikator dalam ketahanan sebesar 156 atau 16,34 persen, jawaban tidak
tata pemerintahan daerah, sebagaimana setuju sebesar 148 atau 15,50, dan sangat
dijelaskan dalam Peraturan Presiden Nomor setuju sebesar 15 atau 1,57 persen.
54 Tahun 2010 tentang Pengadaan Barang Hasil perhitungan tingkat persepsi
dan Jasa Pemerintah pada Pasal 107, yaitu: responden menunjukkan angka sebesar 955
meningkatkan transparansi dan akuntabilitas; atau 66,32 persen. Angka ini jika dikonversi
meningkatkan akses pasar dan persaingan pada skala interval maka terletak pada

123
Jurnal Ketahanan Nasional, Vol. 21, No. 2, Agustus 2015: 118-127

rentang lebih dari 768 artinya menurut perlu dibenahi atau ditingkatkan fasilitasnya
responden bahwa kendala dalam penerapan guna mendukung peningkatan kinerja para
e-procurement di Kabupaten Penajam Paser pegawai. Fasilitas infrastruktur pendukung
Utara berada pada kondisi tinggi. yang perlu ditingkatkan yaitu penyediaan
mesin generator khusus, komputer untuk
Strategi Dalam Mengatasi Kendala setiap anggota disertai scanner dan
Pertama, Kelembagaan ULP yang Berdiri penghancur kertas, fasilitas konektifitas
Sendiri. Berdasarkan temuan lapangan, ULP internet, pembuatan sekat antar komputer
yang dibentuk melekat pada unit yang sudah di ruangan bidding room, seluruh ruangan
ada membawa dampak yang kurang baik ULP sebaiknya dilengkapi oleh CCTV agar
bagi kelancaran kebijakan e-procurement. mempermudah monitoring dan evaluasi
Oleh karena itu, sudah saatnya Pemerintah dalam penyelenggaraan e-procurement.
Kabupaten Penajam Paser Utara memiliki Ketiga, Pengembangan SDM. Sistem
ULP yang bersifat permanen dan dapat berdiri e-procurement yang dibangun tidak secara
sendiri. Berdiri sendiri maksudnya adalah otomatis mengubah budaya kerja para
ULP dibentuk dalam unit struktural tersendiri pengelola e-procurement. Agar transparansi
yang pembentukannya berpedoman kepada berhasil diwujudkan melalui e-procurement
Peraturan Pemerintah No. 41 Tahun 2007 maka mental manusia yang menyelenggarakan
tentang Organisasi Perangkat Daerah. Dengan sistem e-procurement ini harus dibangun
demikian ULP dapat diisi oleh orang-orang agar memiliki kapasitas, kapabilitas, dan
yang profesional dan berkompetensi tinggi komitmen yang kuat serta integritas dalam
karena bekerja sesuai dengan tupoksinya mengimplementasikan e-procurement
sehingga proses pengadaan secara elektronik sebagaimana yang diamanahkan dalam
dapat lebih efektif, efesien, bertanggung jawab peraturan-peraturan.
dan transparan.
Kedua, Peningkatan Infrastruktur Penerapan e-Procurement Dan Ketahanan
Pendukung e-Procurement. ULP di Kabupaten Tata Pemerintahan Daerah
PPU telah dibekali dengan fasilitas yang Berdasarkan penelitian yang telah
cukup memadai, kendati demikian masih dilakukan, dapat diketahui kondisi perwujudan

Tabel 1 Analisis Penerapan Prinsip e-Procurement


STS TS R S SS
Variabel Total
1 2 3 4 5
Efisiensi 0 0 8 104 48 160
Efektifitas 0 8 53 91 8 160
Adil dan Tidak Diskriminatif 0 14 12 87 15 128
Transparansi 0 0 9 107 12 128
Terbuka dan Bersaing 0 10 27 124 31 192
Akuntabilitas 0 4 16 92 16 128
Jumlah 0 36 125 605 130 896
Total (Skor x Jumlah) 0 72 375 2420 650 3517
Persentase 0 2,05 10,66 68,81 18,48 100
Sumber: Data 2014 (Diolah)

124
Rahmat Hidayat -- Penerapan E-Procurement Dalam Proses Pengadaan Barang Dan Jasa Pemerintah Guna
Mendukung Ketahanan Tata Pemerintahan Daerah (Studi Pada Unit Layanan Pengadaan Barang Dan Jasa
Pemerintah Kabupaten Penajam Paser Utara Provinsi Kalimantan Timur)
Tabel 2 Analisis Kendala Penerapan e-Procurement
STS TS R S SS
Variabel Total
1 2 3 4 5
Kelembagaan ULP 0 1 3 25 3 32
Infrastruktur 0 21 14 61 0 96
SDM 0 52 35 73 0 160
Jumlah 0 74 52 159 3 288
Total (Skor x Jumlah) 0 148 156 636 15 955
Persentase 0 15,50 16,34 66,60 1,57 100
Sumber: Data 2014 (Diolah)

penerapan e-procurement dalam mendukung menyatakan setuju bahwa penerapan prinsip


ketahanan tata pemerintahan daerah di Kabupaten terbuka dan bersaing telah dilaksanakan dengan
Penajam Paser Utara, yaitu sebagai berikut: baik, dengan persentase indikator sebesar 78,33
Pertama, Meningkatkan Transparansi persen.
dan Akuntabilitas. Penerapan e-procurement Ketiga, Memperbaiki Tingkat Efisiensi
dalam pengadaan barang dan jasa di Kabupaten Proses Pengadaan. Berdasarkan hasil
Penajam Paser Utara telah menunjukkan penyebaran kuesioner dan wawancara,
adanya peningkatan transparansi dan dapat diketahui persepsi para responden
akuntabilitas dibanding pengadaan barang dan dan informan mengenai penerapan prinsip
jasa secara manual. Peningkatan transparansi e-procurement menyatakan setuju bahwa
dan akuntabilitas dapat dilihat dari persepsi e-procurement telah mampu menciptakan
positif para responden dan informan mengenai efisiensi dalam pengadaan barang dan jasa
penerapan indikator transparansi dan pemerintah, dengan persentase indikator
akuntabilitas yakni sebesar 80,47 persen dan sebesar 85 persen. Indikator prinsip efisiensi
78,75 persen sehingga masuk dalam kategori dalam e-procurement yaitu biaya proses dan
tinggi. Artinya para responden menyetujui administrasi semakin efisien, kecepatan dalam
bahwa prinsip transparansi dan akuntabilitas pengadaan barang dan jasa, kemudahan dalam
telah dilaksanakan dalam e-procurement di pengadaan barang dan jasa, penghematan
Kabupaten Penajam Paser Utara. anggaran, serta capaian hasil dan sasaran
Kedua, Meningkatkan Akses Pasar dan dengan kualitas yang maksimum.
Persaingan Usaha yang Sehat. Penerapan Keempat, Mendukung Proses Monitoring
e-procurement di Kabupaten Penajam Paser dan Audit. Berdasarkan hasil penelitian di
Utara telah mampu meningkatkan persaingan Kabupaten Penajam Paser Utara, tujuan
usaha yang sehat diantara para penyedia barang e-procurement untuk mendukung proses
dan jasa. Hal ini ditandai dengan penerapan salah monitoring dan audit telah tercapai. Hal
satu prinsip e-procurement yakni prinsip terbuka ini ditandai bahwa semua data mengenai
dan bersaing. Berdasarkan hasil kuesioner pengadaan barang dan jasa atau biasa disebut
dan wawancara menunjukkan prinsip terbuka lelang, akan tersimpan terus dalam Sistem
dan bersaing telah dilaksanakan dalam proses Pengadaan Barang dan Jasa (SPSE) dan
e-procurement di Kabupaten Penajam Paser website, sehingga memudahkan KPK, BPK,
Utara. Persepsi para responden dan informan Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang

125
Jurnal Ketahanan Nasional, Vol. 21, No. 2, Agustus 2015: 118-127

dan jasa Pemerintah (LKPP), BPKP, dan Kabupaten Penajam Paser Utara, yakni:
Inspektorat untuk mengawasi dan memeriksa kelembagaan ULP yang berdiri sendiri,
pengadaan barang dan jasa atau lelang. peningkatan infrastruktur pendukung
Kelima, Memenuhi Kebutuhan Akses e-procurement, dan pengembangan SDM.
Informasi secara Real Time. Sesuai hasil Ketiga, adapun wujud e-procurement
penelitian di Kabupaten Penajam Paser dalam mendukung ketahanan tata pemerintahan
Utara, tujuan e-procurement untuk memenuhi daerah yaitu: meningkatkan transparansi dan
kebutuhan akses informasi yang realtime akuntabilitas; meningkatkan akses pasar dan
telah tercapai. Hal ini dapat dilihat dari persaingan usaha yang sehat; memperbaiki
pengadaan melalui e-procurement, informasi tingkat efisiensi proses pengadaan; mendukung
yang diperlukan tentang pengadaan barang proses monitoring dan audit; memenuhi
dan jasa dapat diperoleh setiap saat. Semua kebutuhan akses informasi yang real time.
pihak dengan mudah dapat mengakses portal Keempat, Pemerintah Kabupaten
pengadaan melalui media internet. Penajam Paser Utara bisa dikatakan berhasil
menerapkan prinsip serta mencapai tujuan
SIMPULAN e-procurement, akan tetapi masih terdapat
Berdasarkan uraian di atas dapat ditarik beberapa kendala dalam pelaksanaannya.
simpulan sebagai berikut: Oleh karena itu, ketahanan tata pemerintahan
Pertama, penerapan prinsip daerah di Kabupaten Penajam Paser Utara
e-procurement di Kabupaten Penajam Paser dikategorikan cukup tangguh.
Utara secara umum sudah berjalan sesuai Selanjutnya direkomendasikan hal-hal
peraturan yang berlaku namun masih terdapat sebagai berikut:
beberapa kendala dalam penerapannya. Hal ini Pertama, ULP Kabupaten Penajam Paser
terlihat dari hasil pengujian penerapan prinsip Utara adalah lembaga ad hoc yang dibentuk
e-procurement kepada 32 orang anggota ULP melekat pada unit yang sudah ada, yaitu bagian
Kabupaten PPU menggunakan skala Likert. pembangunan sekretariat Kabupaten PPU.
Mayoritas responden menyatakan setuju Hal ini membawa dampak yang kurang baik
bahwa prinsip-prinsip e-procurement telah bagi kelancaran kebijakan e-procurement.
diterapkan dalam pelaksanaan e-procurement Oleh karena itu, sudah saatnya Pemerintah
di Kabupaten Penajam Paser Utara, dengan Kabupaten Penajam Paser Utara memiliki
rata-rata persentase indikator sebesar 78,50 ULP yang bersifat permanen dan dapat
persen dan berada pada kondisi tinggi. berdiri sendiri. Dengan demikian ULP dapat
Kedua, kendala–kendala yang dihadapi diisi oleh orang-orang yang profesional dan
dalam penerapan e-procurement di Kabupaten berkompetensi tinggi karena bekerja sesuai
Penajam Paser Utara, adalah permasalahan dengan tupoksinya sehingga proses pengadaan
kelembagaan ULP, keterbatasan infrastruktur secara elektronik dapat lebih efektif, efesien,
e-procurement, dan kendala sumber daya bertanggung jawab dan transparan.
manusia. Strategi dalam mengatasi kendala Kedua, perlu ditingkatkan pelaksanaan
penerapan e-procurement guna mendukung komunikasi baik antar Satuan Kerja Perangkat
ketahanan tata pemerintahan daerah di Daerah (SKPD) maupun peserta penyedia

126
Rahmat Hidayat -- Penerapan E-Procurement Dalam Proses Pengadaan Barang Dan Jasa Pemerintah Guna
Mendukung Ketahanan Tata Pemerintahan Daerah (Studi Pada Unit Layanan Pengadaan Barang Dan Jasa
Pemerintah Kabupaten Penajam Paser Utara Provinsi Kalimantan Timur)
barang dan jasa/masyarakat secara luas dalam Sumber Tantang Metode-Metode Baru.
pelaksanaan e-procurement dimana informasi Jakarta:UI Press.
harus disampaikan dengan sejelas-jelasnya, Narbuko,Cholid & H.Abu Achmadi. 2005.
setepat-tepatnya dan seakurat mungkin Metodologi Penelitian. Jakarta: Bumi
serta dapat dipahami agar tidak terjadi Aksara.
penyimpangan-penyimpangan. Subagyo, P. Joko, 2006, Metode Penelitian
Ketiga, dalam rangka pelaksanaan tugas Dalam Teori Dan Praktek, Jakarta: Rineka
selalu memperhatikan peraturan-peraturan Cipta
yang berlaku, selalu memperhatikan dan Sukmadinata, Nana S., 2007, Landasan
mengevaluasi sumber daya aparatur serta Psikologi Proses Pendidikan. Bandung:
selalu diupayakan peningkatan-peningkatan Remaja Rosdakarya.
dan kemampuan agar dalam pelaksanaan setiap Sutedi, Adrian, 2012, Aspek Hukum
tugas baik yang berkaitan dengan pelaksanaan Pengadaan Barang & Jasa dan Berbagai
e-procurement maupun tugas lain dapat Permasalahannya. Ed. 2, Jakarta: Sinar
dihandalkan sebagai suatu sumber kekuatan Grafika.
yang positif dalammencapai good governance
sehingga dapat mewujudkan ketangguhan Undang-Undang dan Peraturan:
dalam ketahanan tata pemerintahan daerah. UU.No.7 Tahun 2002
Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor
DAFTAR PUSTAKA 54 Tahun 2010
Andrianto, Nico, 2007, Good e-Government: Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor
Transparansi dan Akuntabilitas Publik 26 Tahun 2012
Melalui e-Government. Malang: Peraturan Pemerintah No. 45 Tahun 2007.
Banyumedia Publishing.
Arikunto, Suharsimi, 2008, Metodelogi Internet:
penelitian, Yogyakarta: Bina Aksara. http://www.korankaltim.com/pemkab-ppu-
Djojoesoekarto, Agung, 2008, e-Procurement sempurnakan-e-procurement/(diakses
di Indonesia, Pengembangan Layanan 20 Juni 2014)
Pengadaan Barang dan Jasa Pemerintah http://m.inilah.com/news/detail/1777007/
Secara Elektronik, Jakarta : Kemitraan. oknum-ulp-ppu-diduga-atur-pemenang-
Ghiani, G., Laporte, G., & Musmanno, R., lelang(diakses pada tanggal 5 November
2004,Introduction to Logistics Systems 2014)
Planning and Control, England: John h t t p s : / / h a r i a n m a h a k a m . w o rd p re s s .
Wiley. com/2014/10/25/dprd-penajam-paser-
Indonesia, 2005, Prinsip Dasar Kebijakan & utara-intervensi-layanan-pengadaan-
Kerangka Hukum Pengadaan Barang & secara-elektronik-lpse/. (diakses pada
Jasa, Jakarta : Indonesian Procurement tanggal 5 November 2014)
Watch. http://www.korankaltim.com/sejumlah-lelang-
Miles, Matthew dan Huberman, A. Michael, proyek-lamban/. (diakses pada tanggal
1992, Analisis Data Kualitatif: Buku 5 November 2014)

127

You might also like