You are on page 1of 13

PELAKSANAAN PENGADAAN BARANG/JASA MELALUI E-KATALOG PEMERINTAH

DI PROVINSI RIAU

Oleh : Mutiara Giyana Beza


mutiaragiyanab@gmail.com
Pembimbing : Dr. Febri Yuliani, S.Sos., M.Si
Jurusan Ilmu Administrasi - Program Studi Administrasi Publik
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
Universitas Riau
Kampus Bina Widya Jl. HR Soebrantas Km. 12,5 Simpang Baru Pekanbaru 28293
Telp/Fax 0761-63272

Abstract

E-Government gives the opportunity recently to improve the quality of government, by way
of increased efficiency, new services, an increase in participation of citizens and their an
increase of the global information infrastructure. One of the implementation of e-
government systems through the use of information and communication technology is the
procurement process government goods/ services, one of which is an e-catalog system. E-
catalog aims to be the creation process of the selection of goods / services are directly so
that all officers can choose the goods/ services in the selection of the best, and that efisiensi
the cost and time of the election of the goods/ services from the providers of goods/services
and users. In the study 's authors discuss about the actuating of procurement of
goods/services through government e-catalog in the province of Riau. The purpose of the
study this is to find out how the actuating of procurement of goods/services through the e-
catalog of research is using the method of qualitative that is descriptive. Research is using
the theory of actuating Nawawi with indicators of the direction and guidance as well as
communication. Results of the study showed that the actuating of procurement of
goods/services through government e-catalog in the province of Riau has not been effective
because still there are some things that still have to be increased again, namely in the
amount and type of product that is contained in the e- catalog and also still lack a source of
power human which has a certification in management of procurement of goods the
government, and the required increase in the quality of the e-catalog because technology is
always experiencing growth that is rapid.

Keywords : Actuating, E-Government, E-Catalog

1. PENDAHULUAN informasi dan komunikasi tidak hanya di


bidang perdagangan saja tetapi juga di bidang
1.1 Latar Belakang pendidikan, keamanan sosial dan pemerintahan.
Majunya suatu Negara tidak terlepas Salah satu contoh dari perkembangan teknologi
dari tingkat perkembangan teknologi informasi dan komunikasi di bidang
informasi dan komunikasi yang dimiliki pemerintahan adalah penerapan sistem
Negara tersebut. Hal inilah yang mendorong electronic government atau yang biasa dikenal
Indonesia untuk mengembangkan teknologi dengan e-government.

I
E-government memberikan peluang merupakan tata cara pemilihan penyedia
baru untuk meningkatkan kualitas barang/jasa yang dilakukan secara terbuka dan
pemerintahan, dengan cara ditingkatkannya dapat diikuti oleh semua penyedia barang/jasa
efisiensi, layanan-layanan baru, peningkatan yang terdaftar pada sistem pengadaan
partisipasi warga dan adanya suatu elektronik dengan cara menyampaikan satu kali
peningkatan terhadap global information penawaran dalam waktu yang telah ditentukan.
infrastructure. Dengan demikian e- Dan yang kedua adalah tahapan e-
government akan meningkatkan kualitas purchasing yang akan penulis bahas dalam
pelayanan informasi publik sebagai jalan penelitian ini. E-purchasing adalah proses
untuk mewujudkan good government. pengadaan barang/jasa yang dilakukan melalui
Melalui e-government, pelayanan E-Katalog (Katalog Elektronik). E-purchasing
pemerintah akan berlangsung secara menggunakan cara yang sama sekali berbeda
transparan, dapat dilacak prosesnya, dari e-tendering, pengguna barang/jasa tinggal
sehingga dapat dianggap akuntabel. Unsur memilih barang/jasa yang diinginkan melalui e-
penyimpangan dapat dihindarkan dan katalog yang terbuka serta transparan. Sistem
pelayanan dapat diberikan secara efektif dan katalog elektronik diselenggarakan oleh LKPP
efisien, hal inilah yang menjadi dasar yang pembuatan sistem informasinya di
terbitnya Inpres Nomor 5 Tahun 2004 tentukan juga oleh LKPP lakukan dengan
tentang percepatan pemberantasan korupsi. membuat frame work contact dengan penyedia
Salah satu implementasi sistem e- barang/jasa dan sekurang-kurangnya memuat
government melalui pemanfaatan teknologi informasi spesifikasi dan harga barang/jasa.
informasi dan komunikasi adalah proses Dalam website resmi LKPP e-purchasing
pengadaan barang dan jasa pemerintah diselenggarakan dengan tujuan:
meliputi pelelangan umum secara elektronik a. Terciptanya proses pemilihan barang/jasa
yang diselenggarakan oleh LPSE (Lembaga secara langsung melalui sistem katalog
Pengadaan Secara Elektronik) yang di elektronik sehingga memungkinkan semua
bentuk pada tahun 2006 sesuai dengan ULP/ Pejabat Pengadaan dapat memilih
Inpres Nomor 5 Tahun 2004 tentang barang/jasa pada pilihan terbaik; dan
percepatan pemberantasan korupsi. b. Efisiensi biaya dan waktu proses pemilihan
Menurut website resmi LKPP barang/jasa dari sisi penyedia barang/jasa
(Lembaga Kebijakan Pengadaan dan pengguna.
Barang/Jasa Pemerintah) pengadaan E-katalog menjadi instrument dalam
barang/jasa secara elektronik bertujuan menciptakan pengadaan barang atau jasa
untuk: pemerintah yang terbuka dan efisiensi.
1. Meningkatkan transparansi dan Pembelian melalui e-kartalog bisa dilakukan
akuntabilitas; secara cepat dan mudah, pengadaan hanya perlu
2. Meningkatkan akses pasar dan melakukan log in dan melakukan transaksi
persaingan usaha yang sehat; melalui www.e-katalog.lkpp.go.id. Dengan
3. Memperbaiki tingkat efisiensi proses banyaknya pilihan dan fleksibilitas dalam
pengadaan; membeli produk, pemerintah dapat memilih dan
4. Mendukung proses monitoring dan menentukan pembelian produk sesuai dengan
audit; dan kebutuhan. Informasi harga dan spesifikasi
5. Memenuhi kebutuhan akses informasi barang atau jasa yang terdaftar di e-katalog
yang real time. bersifat terbuka dan seluruh masyarakat dapat
Secara umum, e-procurement dapat melihat dan melakukan kontrol. Pembelian
dilakukan melalui dua cara, yaitu e- dalam hal ini pokja dapat membandingkan
tendering (Tendering electronic) yang harga barang yang sama dari beberapa

I
penyedia. Berdasarkan permasalahan tersebut maka
Walaupun proses penayangan produk didapatkan rumusan masalah penelitian yang
pada portal e-katalog membutuhkan waktu ingin dipecahkan adalah:
yang tidak sedikit namun tidak dapat 1. Bagaimana proses Pelaksanaan
dielakkan bahwa dengan menggunakan Pengadaan Barang/Jasa Melalui E-
sistem e-katalog memang akan memberi Katalog Pemerintah di Provinsi Riau?
dampak pada proses pengadaan barang yang 2. Apa faktor yang menghambat proses
efisien dan waktu pengadaan yang lebih Pelaksanaan Pengadaan Barang/Jasa
singkat karena proses yang di gunakan Melalui E-Katalog Pemerintah di
menggunakan jaringan internet, namun Provinsi Riau?
dalam pelaksanaannya masih terdapat
kendala dari sistem jaringan internet yang 1.3 Tujuan Penelitian
kurang setabil sehingga menghambat proses Adapun tujuan dari penelitian ini adalah:
pembelian barang/jasa dengan e-katalog. 1. Untuk mengetahui proses Pelaksanaan
Walaupun pengadaan barang sudah Pengadaan Barang/Jasa Melalui E-
menggunakan sistem elektronik namun tidak Katalog Pemerintah di Provinsi Riau.
dapat dipungkiri komunikasi yang baik 2. Untuk mengetahui faktor yang
anatara setiap pihak yang terkait tetap harus menghambat proses Pelaksanaan
terjalin dalam proses pembelian barang Pengadaan Barang/Jasa Melalui E-
pemerintah agar tercapainya keberhasilan Katalog Pemerintah di Provinsi Riau.
dalam pengadaan barang pemerintah. Serta
dibutuhkan respon yang cepat oleh penyedia
1.4 Manfaat Penelitian
barang terhadap pesanan oleh penyedia
apalagi pesanan tersebut dibutuhkan dalam a. Manfaat Akademis
keadaan mendesak atau tidak dapat ditunda. Penelitian ini diharapkan memiliki
Selain itu terbatasnya sumber daya kegunaan dalam memberikan acuan,
manusia yang mampu diangkat sebagai informasi dan data sekunder bagi pihak
pengelola pengadaan barang mengakibatkan lain untuk melakukan penelitian lebih
pengelola harus memegang dua jabatan lanjut.
sekaligus dalam pengadaan barang/jasa b. Manfaat Praktis
karena untuk dapat diangkat sebagai Penelitian ini diharapkan berguna
pengelola harus memiliki sertifikasi. sebagai bahan masukan dan koreksi
Untuk itu agar tercapainya bagi pihak berwenang, seperti ULP
keberhasilan dalam pelaksanaan pengadaan (Unit Layanan Pengadaan), LPSE
barang/jasa melalui e-katalog pemerintah di (Lembaga Pengadaan barang dan jasa
Provinsi Riau maka diperlukan tahapan Pemerintah Secara Elektronik) dan
actuating dalam penyelenggaraan e-katalog LKPP (Lembaga Kebijakan Pengadaan
yang terintegrasi dan informatif. Maka dari Barang/Jasa Pemerintah) di Provinsi
itu berdasarkan fenomena atau latar Riau.
belakang diatas, penulis tertarik untuk
membahas proposal dengan judul 2. KONSEP TEORI
“Pelaksanaan Pengadaan Barang/Jasa 2.1 Konsep Actuating (Pelaksanaan)
Melalui E-Katalog Pemerintah di Penggerakan adalah membangkitkan dan
Provinsi Riau”. mendorong semua anggota kelompok agar
supaya berkehendak dan berusaha dengan keras
1.2 Rumusan Masalah untuk mencapai tujuan dengan ikhlas serta
serasi dengan perencanaan dan usaha-usaha

I
pengorganisasian dari pihak pimpinan. pengetahuan, dan keterampilan bawahan.
(Sukarna, 2011) 3. Pengarahan yang dilakukan dengan
Setelah fungsi perencanaan selesai, memberikan petunjuk-petunjuk yang
pelaksanaan (actuating) dapat dilakukan. benar, jelas, dan tegas. Segala saran-saran
Agar pelaksanaan berjalan sesuai dengan dan perintah atau instruksi kepada
perencanaan maka sangat ditekankan pada bawahan dalam pelaksanaan tugas harus
bagaimana cara/strategi seorang pemimpin diberikan dengan jelas dan tegas agar
dalam menggerakkan pegawainya, menurut terlaksana dengan baik dan terarah pada
(Zanah dan Sulaksana, 2016) tindakan ini tujuan yang telah ditetapkan. (Andri dan
sangat penting untuk mencegah agar Endang, 2015)
bawahan tidak melakukan tugasnya di Secara politik, pelaksanaan adalah
bawah tekanan atau paksaan tetapi atas dasar implementasi yang perlu dipaksakan tahap
pilihan sadar dengan penuh tanggung jawab. secara politik karena walaupun ambiguitasnya
Menurut (Suhardi, 2018) pelaksanaan rendah, tingkat konfliknya tinggi. Menurut
dapat dikatakan sebagai fungsi manajemen (Nugroho, 2015) Tahap p elaksanaan terjadi
paling utama dalam suatu organisasi, karena hanya setelah keputusan hukum ditetapkan dan
penekanannya pada kegiatan yang dana disediakan. Pelaksanaan tidak hanya
berhubungan langsung dengan orang-orang bersangkut paut dengan mekanisme operasional
yang ada di dalam organisasi yang tentunya kebijakan kedalam prosedur-prosedur birokrasi,
supaya mereka bekerja sesuai perencanaan melainkan juga terkait dengan masalah konflik
yang telah dibuat sebelumnya. keputusan dan bagaimana suatu kebijakan
Fungsi pelaksanaan harus memiliki tersebut diperoleh kelompok-kelompok sasran.
kemampuan kerjasama dan harus bersikap Studi pelaksanaan kebijakan memfokuskan diri
obyektif. Terkait dengan konsep actuating pada aktivitas-aktivitas atau kegiatan yang
yang telah dijelaskan diatas, maka dapat dilaksankan untuk menjalankan keputusan
dikatakan bahwa fungsi ini mengandung arti kebijakan yang telah ditetapkan. Sehingga
bahwa penggerakkan atau pengarahan dapat dikatakan bahwa pelaksanaan adalah
adalah bagaimana pelaksanaan atau proses kerja sama antara atasan dengan
implementasi rencana-rencana yang telah di karyawannya dalam mencapai efektivitas kerja
tetapkan. Memotivasi anggota melaksanakan yang harmonis sehingga memotivasi karyawan
tugas-tugas dengan antusias dan kemauan dalam mencapai tujuan perusahaan/organisasi.
yang baik. Fungsi manajemen fungsional adalah
Pelaksanaan ini oleh para ahli ada pelaksanaan atau penggerakan (actuating) yang
kalanya diperinci lebih lanjut kedalam tiga dilakukan setelah sebuah organisasi memiliki
tindakan sebagai berikut: perencanaan dan melakukan pengorganisasian
1. Memberikan semangat, motivasi, dengan memiliki struktur organisasi termasuk
inspirasi, atau dorongan sehingga timbul tersedianya personil sebagai pelaksana sesuai
kesadaran dan kemauan para petugas kebutuhan satuan kerja yang dibentuk diantara
untuk bekerja dengan baik. kegiatannya adalah melakukan pengarahan dan
2. Pemberian bimbingan lewat contoh- bimbingan serta komunikasi (Nawawi, 2012).
contoh tindakan atau teladan, yang 1. Pengarahan dan bimbingan
meliputi beberapa tindakan seperti: Bilamana organisasi telah berfungsi, setiap
pengambilan keputusan, mengadakan personil telah siap melaksanakan tugas
komunikasi agar ada bahasa yang sama pokoknya sesuai dengan wewenang dan
antara pimpinan dan bawahan, mamilih tanggung jawab masing-masing, maka
orang-orang yang menjadi anggota diperlukan kegiatan pengarahan dan bimbingan,
kelompok, dan memperbaiki sikap, agar pelaksanaannya berlangsung secara

I
efektif, efisien dan terarah pada pencapaian cara subjek memandang dan
tujuan organisasi. Pengarahan dan menginterpretasikan kehidupannya karena itu
bimbingan harus dilaksanakan secara berhubungan dengan subjek dan dunianya
kontinyu, oleh pimpinan satuan kerja pada sendiri dalam dunia yang tidak wajar yang
semua personil di lingkungan masing- diciptakan oleh peneliti.
masing dan oleh manajer puncak/pimpinan Dalam penelitian ini, peneliti berusaha
tertinggi pada semua manejer/pimpinan menggambarkan dan menjelaskan bagaimana
satuan kerja di dalam organisasi kerjanya. pelaksanaan pengadaan barang/jasa melalui e-
Pengarahan dan bimbingan adalah katalog pemerintah di Provinsi Riau.
kegiatan menciptakan, memelihara,
menjaga/ mempertahakan dan memajukan 3.1 Lokasi Penelitian
organisasi melalui setiap personil, baik Penetapan lokasi penelitian merupakan
secara structural maupun fungsional, agar tahap yang sangat penting dalam penelitian
langkah operasionalnya tidak keluar dari kualitatif karena dengan ditetapkannya lokasi
usaha mencapai tujuan organisasi. penelitan berarti objek dan tujun sudah
2. Komunikasi ditetapkan, sehingga mempermudah penulis
Komunikasi dibutuhkan dalam dalam melakukan penelitian. Penelitian ini
pelaksanaan suatu program yang akan dilakukan di Lembaga Pengadaan Barang/Jasa
diterapkan mulai dari jabatan paling atas Secara Elektronik di Provinsi Riau. Alasan
hingga paling bawah. Apabila tujuan serta pemilihan lokasi ini karena Lembaga
sasaran dari suatu program tersebut tidak Pengadaan Barang/Jasa Secara Elektronik
ada kejelasan maka kemungkinan akan adalah unit kerja yang dibentuk di seluruh
adanya kesalahan dalam berbagai hal Kementerian/Lembaga/Satuan Kerja Perangkat
sehingga pelaksanaan program tersebut pun Daerah/lnstitusi Lainnya (K/L/D/I) untuk
tidak terlaksana dengan baik. menyelenggarakan sistem pelayanan pengadaan
Proses penyampaian berita ke bawah di barang/jasa secara elektronik serta
dalam organisasi dari suatu organisasi ke memfasilitasi ULP/Pejabat Pengadaan dalam
organsisasi lainnya dan komuikasi lain melaksanakan pengadaan barang/jasa secara
sering mengalami gangguan baik yang elektronik malalui e-katalog. Hal ini juga
disengaja maupun tidak. Jika sumber dan terkait dengan penelitian yang penulis lakukan
tujuan atau sumber informasi yang tidak yaitu pelaksanaan pengadaan barang/jasa
sama terhadap standar dan tujuan atau melalui e-katalog pemerintah di Provinsi Riau.
sumber informasi atau adanya pertentangan Dengan demikian memudahkan penulis dalam
maka pada saat pelaksanaan program akan menganalisa fenomena-fenomena yang ada
menemukan kesulitan untuk melaksanakan dalam melaksanakan penelitian ini.
program secara intensif.
3.2 Informan Penelitian
3. METODE PENELITIAN Dalam penentuan informan ini penelitian
Jenis penelitian yang digunakan dalam menggunakan metode purposive sampling.
penelitian ini adalah deskriptif kualitatif. Adapaun informan dalam penelitian ini
Metode ini dipilih karena lebih mampu adalah :
menemukan definisi situasi dan gejala sosial a. Kepala Seksi Pengendalian dan Pelaksanaan
dari subjek perilaku serta motif-motif subjek Katalog Direktorat Pengembangan Sistem
yang diteliti. Maka subjek akan dapat diteliti Katalog untuk Objek Data Aspek
secara langsung. Selain metode ini dapat Penyelenggaraan Sistem Katalog Elektronik
meningkatkan pemahaman peneliti terhadap dan E-Purchasing di LKPP Jakarta.

I
b. Kepala Seksi Pengendalian dan 2. Profil LKPP
Pelaksanaan Katalog Direktorat 3. Profil LPSE
Pengembangan Sistem Katalog untuk 4. Website resmi LKPP
Objek Data Aspek Penyelenggaraan 5. Website resmi E-Katalog
Sistem Katalog Elektronik dan E- 6. Website resmi SiRUP
Purchasing di LKPP Jakarta. 7. Berita dari media massa atau media
c. Kepala Bidang Ketenaga Listrikan yang elektronik tentang e-katalog
juga Bertugas Sebagai PPK. 8. Jurnal-jurnal penelitian terdahulu
d. Kepala Seleksi Pengembangan 9. Peraturan Presiden Nomor 16 Tahun 2018
Ketenagalistrikan yang juga Bertugas Tentang Pengadaan Barang/Jasa
Sebagai PPTK. Pemerintah.
e. Sub Bagian Layanan Pengadaan Secara 10. Surat Keputusan Nomor 7 Tahun 2015
Elektronik di Pekanbaru. Tentang Syarat dan Ketentuan Pembelian
f. Sub Bagian Informasi dan Pengaduan Barang Secara Online.
LPSE di Pekanbaru.
g. PT Enseval Medika Prima Selaku 3.4 Teknik Pengumpulan Data
Penyedia di Pekanbaru. Untuk memperoleh data yang akurat,
h. Dinas Kesehatan Provinsi Riau selaku peneliti menggunakan tiga teknik pengumpulan
Satuan Kerja di Pekanbaru. data, yaitu:
i. Dinas Teknologi Komunikasi dan a. Observasi (Pengamatan)
Informasi Provinsi Riau selaku Satuan Pengumpulan data dengan observasi
Kerja di Pekanbaru. atau pengamatan langsung adalah cara
pengambilan data dengan menggunakan
3.3 Sumber Data mata tanpa ada pertolongan alat standar lain
a. Data Primer untuk keperluan tersebut. Teknik ini
Data primer adalah sumber data yang digunakan untuk melihat bagaimana
langsung memberikan data kepada pelaksanaan pengadaan barang/jasa melalui
pengumpul data. Data primer ini diperoleh e-katalog pemerintah di Provinsi Riau.
secara langsung dari wawancara dengan Dalam pengamatan ini peneliti diperkaya
informan-informan dan pihak lainnya yang dengan data-data baik dalam bentuk tertulis
berhubungan dengan masalah yang diteliti. maupun bentuk soft copy yang di dapatkan
Pencatatan sumber data primer melalui di LPSE dan lembaga-lembaga
wawancara dan pengamatan yang terkaitlainnya, data tersebut diteliti dan
merupakan hasil gabungan dari kegiatan dipahami lebih mendalam secara berulang-
melihat, mendengar dan bertanya. Dalam hal ulang untuk mendapatkan data yang
ini data primer yaitu data yang diperoleh dirasakan dibutuhkan dalam penelitian ini.
melalui observasi dan wawancara yang Observasi ini dilakukan dari bulan Maret
berkaitan dengan pelaksanaan pengadaan 2019 samapi Mai 2019.
barang/jasa melalui e-katalog pemerintah di
Provinsi Riau. b. Wawancara
b. Data Sekunder Pengumpulan data dengan teknik
Data sekunder adalah sumber data yang wawancara adalah pengumpulan data
tidak langsung memberikan data kepada dengan mengajukan pertanyaan langsung
pengumpul data. Data sekunder yang oleh pewawancara kepada informan dan
digunakan peneliti yaitu terdiri: pertanyaan tersebut dicatat atau direkam.
1. Profil Provinsi Riau Wawancara yang dilakukan terhadap
informan adalah wawancara tidak

I
terstruktur secara informal, dengan c. Dokumentasi
berbincang-bincang terlebih dahulu Dokumentasi adalah salah satu
dengan informan tanpa melupakan pengumpulan data kualitatif dengan melihat
pertanyaan-pertanyaan yang ingin atau menganalisis dokumen-dokumen yang
dijawab, sehingga sasaran dan dibuat oleh subjek sendiri atau oleh orang
permasalahan dapat dilacak tanpa lain tentang subjek. Dokumentasi dapat
menggurui informan. Artinya secara memberikan gambaran dari sudut pandang
tidak disadari oleh informan bahwa ia subjek melalui suatu media tertulis dan
sedang diwawancarai. Maka penelitian dokumen lainnya yang berkaitan dengan
ini akan menggunakan wawancara pelaksanaan pengadaan barang/jasa melalui
semistruktur yang menggunakan inti-inti e-katalog pemerintah di Provinsi Riau.
atau pokok-pokok pembicaraan umum Data yang diambil melalui dokumentasi,
dalam pelaksanaan interview yang bertujuan melengkapi data penelitian
mengajukan pertanyaan secara bebas, yang berhubungan dengan penelitian ini,
pokok-pokok pertanyaan tidak perlu data dapat berupa file, foto dan lain
ditanyakan secara berurutan tetapi dapat sebagainya. Selama proses penelitian,
dimodifikasi saat wawancara peneliti juga mengumpulkan berupa
berlangsung. dokumen publik (seperti koran, makalah,
Wawancara dilakukan secara laporan kantor) ataupun dokumen private
bertahap. Hasil wawancara yang (seperti buku harian, diary, surat, serta e-
didapatkan oleh peneliti dari narasumber mail). Dokumentasi dalam penelitian ini
yang berbeda-beda dianalisis dan penulis peroleh dari dokumentasi pribadi
dipahami secara mendalam setelah itu yang diambil dilapanagan. Dokumentasi
direkap menjadi hasil analisis dan di dilakukan dari bulan Maret 2019 sampai
dukung dengan hasil survey yang Mai 2019.
ditemukan di lapangan. Wawancara
dilakukan dari bualan Maret sampai 3.5 Analisis Data
Oktober 2019. Teknik analisis data adalah proses
Adapun alat pengumpulan data yang mencari dan menyusun secara sistematis data
digunakan dalam penelitian ini, yang diperoleh dari hasil wawancara, catatan
khususnya dalam melakukan wawancara lapangan dan bahan-bahan lain sehingga dapat
adalah sebagai berikut: mudah dipahami dan temuannya dapat
1. Buku catatan untuk mencatat diinformasikan kepada orang lain. Hasil
sumber data. penelitian harus melalui proses analisis data
2. Kamera sebagai memotret terlebih dahulu agar dapat
kegiatan yang berkaitan dengan dipertanggungjawabkan keabsahannya. Pada
penelitian untuk meningkatkan intinya analisis data adalah mengurai dan
keabsahan data penelitian, namun mengolah data mentah menjadi data yang dapat
sebelum itu harus meminta izin ditafsirkan dan dipahami secara lebih spesifik
terlebih dahulu kepada informan. dan diakui dalam suatu perspektif ilmiah yang
3. Recorder untuk merekam hasil sama, sehingga hasil dari analisis data yang
percakapan dengan informan baik adalah data yang tepat dan dimaknai sama
namun sebelum itu harus atau relatif sama dan tidak menimbulkan
meminta izin terlebih dahulu perspektif yang berbeda-beda.
kepada informan. Teknik analisis data yang digunakan
dalam penelitian ini yaitu teknik analisis data
yang dilakukan pada saat pengumpulan data

I
berlangsung, dan setelah selesai abstrak, yaitu membuat ringkasan yang inti,
pengumpulan data dalam waktu tertentu. proses, dan persyaratan yang berasal dari
Setelah itu hasil analisi ditarik responden tetap terjaga.
kesimpilannya yang merupakan hasil akhir
dari penelitian dengan judul pelaksanaan 3.5.3 Data Display (Penyajian Data)
pengadaan barang/jasa melalui e-katalog Setelah data direduksi, maka langkah
pemerintah di Provinsi Riau. Berikut ini selanjutnya adalah mendispalykan data. Dalam
empat tahapan model analisis data yang penelitian kualitatif, penyajian data bisa
peneliti lakukan: dilakukan dalam bentuk uraian singkat, bagan,
hubungan antar kategori, flowchart dan
3.5.1 Data Collection (Pengumpulan sejenisnya. Dengan mendisplaykan data, maka
Data) akan memudahkan untuk memahami apa yang
Peneliti melakukan pengumpulan terjadi, merencanakan kerja selanjutnya
data dengan tahapan wawancara, observasi berdasarkan apa yang difahami tersebut. Dalam
langsung dan dokumentasi. Kegiatan penelitian ini, data yang sudah direduksi di
wawancara yang dilakukan peneliti adalah uraikan secara singkat menyangkut hal-hal
kegiatan dengan melakukan perosestanya yang terdapat dalam data tersebut, misalnya
jawab langsung terhadap informan. kekurangan dari e-katalog yang masih belum
Wawancara yang dilakukan oleh peneliti dapat diatasi sehingga diperlukan perbaikan
baik secara langsung (face to face), e-mail dalam penyelenggaraan e-katalog oleh pihak
atau media lainnya, maupun terlibat terkait.
langsung dalam suatu kelompok tertentu
yang terdiri dari tiga sampai enam 3.5.4 Conclusion Drawing/ Verifikasi
responden. Selanjutnya pengumpulan data (Penarikan Kesimpulan)
dengan dokumentasi. Data peneliti yang Langkah selanjutnya dalam analisis data
berhubungan dengan penelitian ini, dan data kualitatif menurut Miles dan Huberman adalah
dapat berupa file, foto, dan lain sebainya. penarikan kesimpulan dan verifikasi.
Selama proses penelitian, peneliti juga Kesimpulan awal yang dikemukakan masih
mengumpulkan dokumen-dokmen yang bersifat sementara, dan akan berubah bila tidak
berupa dokumen publik (seperti koran, ditemukan bukti-bukti yang mendukung pada
makalah, laporan kantor) ataupun dokumen tahap pengumpulan data berikutnya. Tetapi
private seperti buku harian, diary, surat, e- apabila kesimpulan yang dikemukakan pada
mail). Selain itu melakukan observasi tahap awal, didukung oleh bukti-bukti yang
penelitian dengan cara turun langsung ke valid dan konsisten saat peneliti kembali
lokasi untuk mengamati segala perilaku dan kelapangan mengumpulkan data, maka
aktivitas yang ingin diteliti. kesimpulan yang dikemukakan merupakan
kesimpulan yang kredibel. Kesimpulan dalam
3.5.2 Data Reduction (Reduksi Data) penelitian kualitatif adalah merupakan temuan
Reduksi data yang dilakukan peneliti baru yang sebelumnya belum pernah ada.
adalah dengan menelaah data yang tersedia Temuan dapat berupa deskriptif atau gambaran
diberbagai sumber. Setelah dikaji, langkah suatu objek yang sebelumnya masih remang-
berikutnya adalah membuat rangkuman remang atau gelap sehingga setelah diteliti
untuk setiap kontak atau pertemuan dengan menjadi jelas, dapat berupa hubungan kasual
informan. Dalam merangkum data biasanya atau interaktif, hipotesis dan teori.
ada satu unsur yang tidak dapat dipisahkan
dengan kegiatan tersebut, kegiatan yang
tidak dapat dipisahkan ini disebut membuat

I
4. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.2 Komunikasi
Banya komunikasi yang dilakukan dalam
4.1 Pelaksanaan Pengadaan Barang/Jasa
pengadaan barang/ jasa menggunakan e-katalog
Melalui E-Katalog Pemerintah di
tidak hanya anatara PP (pemesan) dengan PPK
Provinsi Riau
(pembeli) saja yang terjadi namun komunikasi
4.1.2. Pengarahan dan Bimbingan antara penyedia dengan PP/ PPK juga
Dapat kita ketahui bahwa saat ini dilakukan dalam pengadaan barang/ jasa
LKPP sedang terus berusaha untuk menggunakan e-katalog, hal ini dilakukan agar
meminimalisir kekurangan seperti tidak PP/PPK dapat menilai produk yang penyedia
semua produk terdapat dalam e-katalog, tawarkan atau yang terdapat di dalam e-katalog.
sistem pembayaran yang belum Komunikasi antara pelaksana dengan penyedia
terintegrasi sehingga pembayaran juga harus dilakukan agar pelaksana dapat
dilakukan di luar aplikasi e-katalog, dan menilai kualifikasi dari penyedia barang
dengan mengembangkan sistem pembelian tersebut.
barang/ jasa pemerintah dengan membuat
e-katalog daerah dan e-katalog sektoral. 5.2 Faktor Penghambat Penyelenggaraan
Selain sebagai wujud transparansi dan Sistem Pelaksanaan Barang/Jasa
akuntabilitas penggunaan anggaran negara Melalui E-Katalog Pemerintah di
dalam hal pengadaan barang/ jasa, e- Provinsi Riau
katalog daerah ini juga bertujuan untuk 5.2.1 Sumber Daya Manusia
mengembangkan peran serta penyedia
Dalam penyelenggaraan pengadaan
lokal termasuk UMKM (Usaha Mikro,
barang melalui e-katalog di Pemerintah
Kecil dan Menengah).
Provinsi Riau dibutuhkan pegawai yang
Dalam hal ini dapat disimpulkan
memiliki kopetensi di bidang pengadaan
bahwa LKPP tidak hanya mengembangkan
barang/ jasa karena sistem pengadaan online
sistem dan meminimalisir kekurangan
yang menggunakan teknologi tidak mudah
yang ada pada e-katalog saja pengarahan
untuk dijalankan terbatasnya sumber daya
dan bimbingan juga dilakukan agar
manusia yang dapat menggunakan e-katalog.
pelaksanaan e-katalog berjalan dengan
Masih terbatasnya sumber daya manusia yang
baik. Seperti yang penulis sampaikan
mampu diangkat menjadi pengelola
bahwa LKPP bersama LPSE sudah
dipengadaan barang/ jasa, karena untuk dapat
melakukan pengarahan dan bimbingan
diangkat sebagai pengelola pengadaan barang/
dengan cara sosialisasi, pelatihan dan
jasa membutuhkan setrifikat khusus pengadaan.
pembinaan tentang e-katalog kepada PPK
Karena itulah membuat KPA harus memegang
selaku pembeli barang dan juga terkadang
dua jabatan sekaligus mengakibatkan dia tidak
sosialisasi, pelatihan dan pembinaan yang
bisa fokus dalam satu hal saja. Selain itu
dilakukan tersebut juga dilaksanakan
kemauan dari manusia itu sendiri untuk mampu
ataupun disponsori oleh pihak penyedia
menyesuaikan diri dengan hal yang baru juga
barang. Pengarahan dan bimbingan juga
harus ada, karena apabila tidak ada kemauan
memerlukan perencanaan, struktur
dari diri sendiri maka untuk dapat mempelajari
organisasi, tenaga kerja yang cukup,
hal yang baru tersebut akan sulit.
pengawasan yang efektif dan kemampuan
untuk meningkatkan pengetahuan serta
kemampuan bawahan. Karena semakin 5.2.2 Sumber Daya Alam
efektifnya proses pengarahan maka Salah satu contoh fasilitas yang harus
semakin besar sumbangan bawahan ada adalah ketersediaan jaringan internet yang
terhadap usaha mencapai tujuan.

I
merupakan salah satu fasilitas yang harus terhalang oleh jarak dan waktu karena tidak
ada dalam pengadaan barang menggunakan semua kantor cabang penyedia ada disetiap
e-katalog namun sistem jaringan internet daerah, hal ini membuat proses pembuatan
yang terkadang tidak stabil dikarenakan kontrak menjadi lama ditambahlagi apabila
banyaknya pengguna yang mengakses dan terjadi ketidak sepakatan kontrak oleh penyedia
melakukan transaksi membuat proses dan pembeli maka pengiriman kontrak bisa
pengadaan dengan e-katalog menjadi lebih dari sekali pengiriman kontrak. Walaupun
lambat, apabila jaringan bermasalah maka proses ini lebih cepat daripada menggunakan
mereka harus mengulang dari awal lagi proses lama yaitu metode konvensional yang
proses yang telah mereka lakukan. prosesnya cukup lama dan rumit.
Melakukan pembelian barang/jasa
5.2.3 Keterbatasan Anggaran melalui e-katalog itu kita harus lebih banyak
Anggaran merupakan hal yang mengorbankan waktu kita untuk duduk didepan
penting dalam pengadaan barang/jasa karena layar komputer lebih lama karena proses
pembelian barang pemerintah harus sesuai pembelian barang/ jasa pemerintah itu tidak
dengan dana anggaran yang dimiliki satuan sebentar dan mereka harus bolak-balik ke
kerja apabila harga barang melebihi sistem untuk mendapatkan kesepakatan yang
anggaran yang dimiliki satuan kerja maka disetujui oleh keduabelah pihak.
mereka tidak dapat membeli barang tersebut. Karena tidak semua barang terdapat di
Menyusun anggaran pengadaan dalam e-katalog sehingga proses pembelian
barang/jasa sesuai dengan kebutuhan bisa terbagi menjadi dua cara pembelian yaitu
organisasi dilakukan dengan cara dengan e-katalog dan tander, hal ini
menghitung setiap aktifasi dan mengakibatkan lamanya proses pembelian
mengumpulkannya dalam paket pekerjaan. barang oleh K/L/D/I.
Kemudian anggaran dihasilkan dari
penjumlahan keseluruhan peket pekerjaan. 6. PENUTUP
Selain itu perlu diperhatikan juga waktu
penetapan angaran yang berkaitan dengan 6.1 Kesimpulan
sumber dana. Dalam menyusun anggaran Berdasarkan hasil penelitian yang telah
perlu dipahami proses penyusunan anggaran dilakukan peneliti mengenai pelaksanaan
pengadaan, baik yang akan dilakukan secara pengadaan barang/jasa melalui e-katalog
swakelola ataupun melalui penyedia. pemerintah di Provinsi Riau dapat ditarik
Lalu harga yang ada di e-katalog itu kesimpulan sebagai berikut:
terkadang bisa terlalu tinggi daripada 1. Berdasarkan hasil penelitian dan temuan
pasaran yang ada padahal dari aspek biaya dilapangan, maka kesimpulan akhir yang
dalam pengadaan barang/jasa pemerintah dapat peneliti ambil mengenai
seharusnya harga yang diperoleh adalah pelaksanaan pengadaan barang/jasa
harga kompetitif dari proses pemilihan yang melalui e-katalog pemerintah di Provinsi
akuntabel karena itu merupakan salah satu Riau adalah belum efektif karena masih
tujuan dari penggunaan e-katalog dalam terdapat beberapa hal yang harus
pengadaan barang/jasa pemerintah namun ditingkatkan lagi baik dari segi sumber
nyatanya masih ada barang yang melebihi daya manusia, kelengkapan barang,
harga pasaran yang ada. maupun hal lainnya seperti yang terlihat
dari hasil penelitian yang dilakukan oleh
5.2.4 Waktu penulis. Dalam penelitian ini, penulis juga
Sistem pembelian barang/jasa mengetahui bahwa LPSE ataupun LKPP
pemerintah melalui e-katalog terkadang telah melakukan sosialisasi bagi setiap

I
K/L/D/I sebagai pembeli agar pengadaan barang/jasa ditingkatkan,
melakukan pembelanjaan dengan meningkatkan pegawai yang ada
menggunakan e-katalog. maka satu orang dapat fokus mengurus
2. Dari hasil penelitian ditemukan satu tanggung jawab. Untuk dapat
faktor-faktor yang menjadi penghambat meningkatkan jumlah pegawai yang dapat
proses pelaksanaan pengadaan barang mengelola pengadaan dapat melalui
melalui e-katalog yaitu, masih terdapat penambahan pegawai baru dan melakukan
barang yang tidak ada di dalam portal e- seleksi bagi mereka yang berpotensi dalam
katalog. Tidak semua barang dapat dibeli mengelola pengadaan dan memiliki
menggunakan sistem e-katalog karena masih kemaun yang kuat dalam bekerja agar
terdapat beberapa barang yang tidak dapat terbiasa menggunakan cara baru
terdaftar di dalam e-katalog karena dalam melakukan pembelian barang. Agar
keterbatasan penyedia dalam memasok hal ini berhasil maka dibutuhkan
jumlah barang yang cukup banyak. sosialisasi bagi pegawai baru maupun lama
Kurangnya sumber daya manusia dari segi yang mampu membuat orang tertarik untuk
pembeli barang menggunakan e-katalog. dapat terbiasa menggunakan cara yang
Karena kemampuan daya tangkap setiap baru dan membuatnya mudah untuk
manusia berbeda-beda walaupun sudah dipahami.
dilakukan sosialisasi tentang e-katalog
namun masih terdapat beberapa kendala
DAFTAR PUSTAKA
dalam proses pembelian menggunakan e-
katalog. Al Bahra Bin Ladjamudin. 2012. “Rekayasa
Perangkat Lunak”.Yogyakarta:
6.1 Saran GrahaIlmu
Dari hasil penelitian yang telah Al Fatta, Hanif. 2010. “Analisis dan
dilakukan peneliti mengenai Pelaksanaan Perancangan Sistem Informasi”.
Pengadaan Barang/Jasa Melalui E-Katalog Yogyakarta: Andi
Pemerintah di Provinsi Riau penulis Badrudin. 2014. Dasar-dasar manajemen.
memberikan saran sebagai berikut: Bandung: Alfabeta.
1. Tidak lengkapnya barang di e-katalog Davis, Keith. 2010. “Organizational Behavior-
salah satunya dikarenakan penyedia Human Behavior at Work 13th Edition”.
barang tidak mampu menyediakan New Delhi: Mcgraw Hill Company
barang dalam jumlah yang banyak agar Endianingsih, Dian. 2015. “Peran E-Catalogue
bias terdaftar di dalam e-katalog. Dalam dalam Proses Pengadaan Elektronik”.
hal ini sebaiknya dilakukan sosialisasi Vol. 13
antara pihak penyedia barang dan pihak Feriyanto, Andri dan Endang Shyta Triana.
LKPP tentang kesepakatan jumlah 2015. “Pengantar Manajemen (3 in 1)”.
barang yang sanggup dipasok oleh Kebumen: Mediatera.
penyedia barang, agar jumlah barang Herdiansyah, Haris. 2010. “Metodelogi
yang dapat dibeli melalui e-katalog Penelitian Kualitatif Untuk Ilmu-Ilmu
meningkat jenis dan jumlahnya Sosial. Jakarta: Selemba Humanika.
sehingga lebih banyak K/L/D/I yang Indrajit, Richardus Eko. 2006. “Electronic
dapat melakukan pembelian melalui e- Government: Strategi Pembangunan
katalog. Sistem Pelayanan Publik Berbasis
2. Untuk mencegah hambatan tersebut Teknologi Digital”. Yogyakarta: Andi
maka alangkah lebih baiknya apabila Indrajit, Richardus Eko. 2005. “E-Government
jumlah pegawai yang dapat mengelola In Action: Ragam Kasus Implementasi

I
Sukses di Berbagai Belahan Dunia”. Robert L. Mathis -John H. Jackson. 2006.
Yogyakarta: Andi “Human Resource Management”. edisi
Indrajit, Richardus Eko. 2002. “Electronic 10. Jakarta: Salemba Empat
Government: Strategi Pembangunan Sagala, Syaiful. 2016. “Memahami Organisasi
dan Pengembangan Sistem Pelayanan Pendidikan: Budaya dan Reinventing,
Publik Berbasis Teknologi Digital”. Organisasi Pendidikan”. Jakarta: Prenada
Jakarta: Andi Media Group
Kumorotomo,Wahyudi. dan Agus,Subando Suaedi, Falih; Wardiyanto, Bintoro. 2010.
Margono. 2011. “Sistem Informasi “Revitalisasi Administrasi Negara
Manajemen dalam Organisasi- (Reformasi Birokasi dan E-Governance).
Organisasi Publik”. Gadjah Mada Yogyakarta: Graha Ilmu
University Press Sugiyono. 2016. “Metode Penelitian
Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Kuantitatif, Kualitatif Dan R&D”. Ed-24.
Pemerintah. 2015. Juknis Onlineshop. Bandung: Alfabeta
Lembaga Kebijakan Pengadaan Sugiyono. 2015. “Memahami Penelitian
Barang/ Jasa Pemerintah. Kualitatif”. Bandung: Alfabeta.
Maria Avilla Cahya Arfanti. 2014. Sugiyono. 2007. “Metode Penelitian
Pelaksanaan Sistem E-Procurement Kuantitatif, Kualitatif dan R dan D”.
Dalam Pengadaan Barang/Jasa Bandung: Alfabeta.
Pemerintah Untuk Mencegah Suhardi. 2018. “Pengantar Manajemen dan
Terjadinya Persengkongkolan Tender. Aplikasinya”. Yogyakarta: Gava Media.
Fakultas Hukum Universitas Sukarna. 2011. “Dasar-Dasar Manajemen”.
Brawijaya Malang; Bandung: Mandar Maju.
Moekijat. 2009. “Manajemen Personalia Sutanta, Edhy. 2011. “Sistem Informasi
dan Sumber Daya Manusia”. Jakarta: Manajemen”. Yogyakarta: Andi
Mandar Maju Wibawa, Samodra. 2009. “Administrasi Negara
Moleong, L. J. 2010. “Metodologi Penelitian Isu-isu Kontemporer”. Yogyakarta: Graha
Kualitatif”. Bandung: Remaja Ilmu
Rosdakarya Zanah, R. F. M., & Sulaksana, J. 2016.
Nawawi, Hadari. 2012. “Manajemen “Pengaruh Fungsi Manajemen terhadap
Strategik Organisasi Non Profit Kepuasan Kerja Karyawan ( Suatu Kasus
Bidang Pemerintahan”. Yogyakarta: di Home Industri Asri Rahayu di Wilayah
Gajah Mada University Press Majalengka”. Jurnal Ilmu Pertanian dan
Nugroho, Sarwo. 2015. “Manajemen Warna Peternakan
dan Desain”. Yogyakarta: CV Andi
Obeng, Yunus Jackson. 2005. “Penggunaan Jurnal:
Media Internet dalam Pengawasan
Masyarakat terhadap Praktek Suhendri. 2015. “Efektivitas Pelaksanaan E-
Birokrasi di Kota Kupang (Studi Procurement Dalam Mendukung Good
terhadap Penerapan Electronic Governance Di Provinsi Riau Oleh.”
Government melalui Website Kota 2(2):1–13.
Kupang.go.id pada tahun 2005)”. Swadesi, Utari. 2017. “Efektivitas Pengadaan
Jurnal Administrasi Pemerintah Barang Dan Jasa Secara Elektronik (E-
Daerah Procurement) Pada Lpse Kota Pekanbaru.”
Reason, Maureen, dan Eric, Evans. 2000. 4(2):1–13.
“Implementing E-Procurement”. Tenri Maharani Unra. 2015. “Pengaruh
London: Thorogood. Penerapan E-Procurement Terhadap

I
Kualitas Laporan Pengadaan Barang Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor
(Studi Pada PT PLN (Persero) Jabar- 4 Tahun 2018. Pengadaan Barang/Jasa
Banten).” Pemerintah

Internet: Presiden, Instruksi, Republik Indonesia,


https://e-katalog.lkpp.go.id. 2016. “User Kebijakan Dan, Strategi Nasional,
Guide E-Purchasing Pengembangan E-government, and
(Penyedia/Rekanan).” Retrieved Presiden Republik Indonesia. 2003.
(https://e-katalog.lkpp.go.id.) (Diakses Kebijakan Dan Strategi Nasional
24 November 2018). Pengembangan E-Government.
https://e-katalog.lkpp.go.id/backend/. 2018.
“E-Catalogue - LKPP.” (19):2018 Presiden Republik Indonesia. 2004. Instruksi
(Diakses 24 November 2018). Presiden Republik Indonesia Nomor 5
https://id.wikipedia.org/wiki/Layanan_Penga Tahun 2004 Tentang Percepatan
daan_Secara_Elektronik (Diakses 31 Pemberantasan Korupsi.
Oktober 2019).
https://id.wikipedia.org/wiki/Lembaga_Kebi Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa
jakan_Pengadaan_Barang/Jasa_Pemerin Pemerintah Republik Indonesia. 2015.
tah (Diakses 31 Oktober 2019). Peraturan Kepala Lembaga Kebijakan
http://inaproc.id/pakta-integritas (Diakses 9 Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah
Maret 2019). Nomor 7 Tahun 2015.
http://inaproc.id/syarat-ketentuan (Diakses 9
Maret 2019). LKPP, Rancangan Pedoman Umum
https://sirup.lkpp.go.id/sirup/ro (Diakses 21 Perencanaan Pengadaan Barang/Jasa
Desember 2018). Pemerintah di Lingkungan
http://www.lkpp.go.id/v3/#/page/6 (Diakses Kementerian/Lembaga/Satuan Kerja
9 September 2019) Perangkat Daerah/Institusi Lainnya,
http://www.lkpp.go.id/v3/#/profil (Diakses 9 Lembaga Kebijakan Pengadaaan
Maret 2019). Barang/Jasa Pemerintah.
https://www.riau.go.id/home/content/61/data
-umum (Diakses 21 Desember 2018). Undang-undang Republik Indonesia No. 11
Tahun 2008. Informasi dan Transaksi
Dokument: Elektronik

Biro Administrasi Pembangunan Pengadaan


Barang Dan Jasa tahun 2018

Peraturan Lembaga LKPP No. 9 Tahun


2018. Tata Cara E-Tendring

Peraturan Presiden Republik Indonesia


Nomor 16 Tahun 2018. Pengadaan
Barang/Jasa Pemerintah

Peraturan Presiden No. 54 Tahun 2010.


Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah

You might also like