You are on page 1of 8

JURNAL MANEKSI VOL 9, NO.

1, JUNI 2020

MODEL EFEKTIFITAS DAN EFISIENSI E-PROCUREMENT


SERTA DAMPAKNYA TERHADAP KEPUASAN PENGGUNA DI
PROVINSI MALUKU
Victorio Fernando Nahuway1), Eduard Yohannis Tamaela2),
1)
Jurusan Administrasi Niaga Politeknik Negeri Ambon, 2)Program Studi Niaga STIA Said Perintah
1)
victorio_nahuway@yahoo.com,2)tamaelaeduard@gmail.com

ABSTRACT
The purpose of this study is to examine and analyze the influence of the principles of accountability and
transparency, openness, fairness and competitiveness to the effectiveness and efficiency of e-procurement and their
impact on the satisfaction of Maluku Province ULP users. The population of this study is all participants or registered
government goods / services providers in Maluku Province ULP with purposive sampling as a sample method with 79
participants or providers of government goods /services as respondents. Data collection was carried out by direct
survey. Hypothesis testing was tested empirically using Multiple Linear Regression Analysis.
The results showed that the principles of accountability and transparency, opennes, fairness /non-discriminatory
and competitive proved to have a positive and significant effect on the effectiveness and efficiency of e-procurement
in the Maluku Province ULP and the implementation of e-procurement had been carried out effectively and efficiently
as well as having a positive and significant effect on user satisfaction e-procurement services in Maluku Province. This
can be proven through the regression coefficient which shows if the principles of accountability and transparency,
open, fair / non-discrimination and competing increase, then the increase will be followed by an increase in the
effectiveness and efficiency of e-procurement in the Maluku Province ULP as well as if the application of e-
procurement effectively and efficiently increase then the increase will be followed by an increase in user satisfaction.
Key Word; Accountability, Transparency, Opennes, Fairness, Competition, Effectiveness, Efficiency,
Satisfaction
ABSTRAK
Tujuan penelitian ini adalah untuk menguji dan menganalisis pengaruh prinsip akuntabilitas dan transparansi,
terbuka, adil dan bersaing terhadap efektifitas dan efisiensi e-procurement serta dampaknya terhadap kepuasan
pengguna ULP Provinsi Maluku.Populasi dari penelitian ini adalah seluruh peserta atau penyedia barang/jasa
pemerintah yang terdaftar pada ULP Provinsi Maluku dengan purposive sampling sebagai metode sampel dengan 79
peserta atau penyedia barang/jasa pemerintah sebagai responden.Pengumpulan data dilakukan dengan survei
langsung.Pengujian hipotesis diuji secara empiris menggunakan Analisis Regresi Linier Berganda.
Hasil penelitian menunjukan bahwa prinsip akuntabilitas dan transparansi, terbuka, adil/tidak diskriminasi dan
bersaing terbukti berpengaruh positif dan signifikan terhadap efektifitas dan efisiensi e-procurement pada ULP
Provinsi Maluku dan penerapan e-procurement telah dilaksanakan secara efektif dan efisien juga berpengaruh positif
dan signifikan terhadap kepuasan pengguna layanan e procuremen di Provinsi Maluku. Hal ini dapat dibuktikan
melalui koefisien regresi yang menunjukkan jika prinsip akuntabilitas dan transparansi, terbuka, adil/tidak diskriminasi
dan bersaing meningkat, maka peningkatan tersebut akan diikuti oleh peningkatan efektifitas dan efisiensi e-
procurement pada ULP Provinsi Maluku serta jika penerapan e-procurement secara efektif dan efisien meningkat maka
peningkatan tersebut akan diikuti oleh peningkatan kepuasan pengguna.
Kata Kunci: Akuntabilitas, Transparansi, Terbuka, Adil/Tidak Diskriminasi, Bersaing, Efektifitas, Efisiensi,
Kepuasan

1. PENDAHULUAN
Aktivitas belanja publik pada pemerintah daerah pemerintah (Surijadi Herman & Tamaela Eduard
ini menjadi perhatian penting sehingga perlu adanya Yohannis, 2018).
pengawasan dan pengendalian internal dalam Kekhawatiran pemerintah akan terjadinya
pengadaan barang maupun belanja modal, karena kecurangan-kecurangan pada aktivitas belanja publik
kegiatan pengadaan barang ini dimungkinkan terjadi tersebut semakin mendorong pemerintah menerapkan
tindak korupsi, kolusi, dan nepotisme (Ihsanuddin, suatu sistem pengadaan barang dan jasa, salah satu
2019). Pernyataan ini juga terdukung oleh tuntutan caranya yaitu dengan pengadaan secara elektronik (e-
lahirnya tata kelola pemerintahan yang baik di procurement).
Indonesia timbul karena maraknya praktek-praktek Kekhawatiran ini berdasar pada fakta-fakta
yang tidak terpuji yang dilakukan oleh aparat kecurangan yang terjadi selama ini. Data terbaru oleh
Corruption Watch (ICW) disebutkan bahwa tahun

p-ISSN: 2302-9560/e-ISSN: 2597- 4599 275


JURNAL MANEKSI VOL 9, NO. 1, JUNI 2020

2017 sudah ada 84 kasus yang diproses hukum dengan sektor swasta dan berpotensi dapat mencapai tingkat
kerugian negara mencapai Rp 1,02 yang sama di sektor public.
Triliun(Samsudhuha, 2018). Data ini didukung oleh Pernyataan ini sejalan dengan hasil temuan(Wahyu
pernyataan Kepala Lembaga Kebijakan Pengadaan Hary Wijaya, Retno Indryani, 2010)yang menyatakan
Barang/Jasa Pemerintah (LKPP) Roni Dwi Susanto bahwa variabel-variabel yang berpengaruh terhadap
mengatakan, kasus korupsi pengadaan barang/jasa efisiensi pengadaan meliputi mengurangi biaya per
pemerintah menduduki posisi kedua dalam kasus yang tender (cost per tender) dan mengurangi waktu proses
ditangani KPK (Ihsanuddin, 2019). pengadaan dan akan sangat menguntungkan dimasa
ICW juga menyebutkan sepanjang tahun 2017 mendatang. Peneliti lainnya yakni (Narendira Kumar &
terjadi kerugian negara dari sektor pelayanan publik Srinivasan, 2013)juga menyatakan bahwa beberapa
dengan total nilai kerugian negara sebesar Rp 1,02 faktor yang mempengaruhi implementasi e-
triliun. Sektor lain yang dikorupsi adalah transportasi procerement antara lain; biaya, visibilitas rantai
dengan jumlah 46 kasus dan nilai kerugian negara pasokan, perputaran waktu, kontrol proses pelelangan,
sebesar Rp 912 miliar, pendidikan sebanyak 25 kasus manajemen persediaan dan meminimalkan kesalahan
dengan nilai kerugian negara sebesar Rp 61,1 miliar, dalam proses pembelian barang. (Novitaningrum,
dan kesehatan sebesar 18 kasus dengan nilai kerugian 2014)juga mendukung pernyataan diatas yakni
negara sebesar Rp 51 miliar. Pada tahun 2016, kerugian akuntabilitas dan transparansi dalam pengadaan barang
negara dalam 482 kasus korupsi mencapai Rp 1,5 dan jasa Pemerintah Kota Surabaya melalui e-
triliun dan naik menjadi Rp 6,5 triliun pada tahun 2017 procurement telah berhasil diwujudkan.
ini. Hal ini disebabkan karena adanya kasus dengan Pendapat senada juga disampaikan (Munir,
kerugian negara yang besar yang ditangani oleh KPK 2013)yang menyatakan bahwa secara keseluruhan
(kasus KTP elektronik), Kepolisian (kasus TPPI) dan pelaksanaan e-Procurement di Kabupaten Lamongan
Kejaksaan (kasus pemberian kredit oleh PT PANN) sudah berjalan sangat baik, dengan rincian skor
(Samsudhuha, 2018). akuntabel (85,33%), sasaran (87,73%), keamanan data
Salah satu implementasi untuk mewujudkan tata (84,83%), adil/tidak diskriminatif (85%) dan
kelola pemerintahan yang baik di Indonesia khususnya transparan (87,33%) yang berada pada kategori sangat
menyangkut mengatur kebijakan pengadaan efektif. Manfaat berkurangnya kerugian Negara juga
barang/jasa, maka diterbitkan Peraturan Presiden disampaikan oleh (Artantri, Handajani, & Pituringsih,
Nomor 54 Tahun 2010 yang selanjutnya mengalami 2016)yang menyatakan bahwa e-procurement memiliki
perbaikan sampai dengan lahirnya Peraturan Presiden peran untuk menekan fraud pada pengadaan
Republik Indonesia Nomor 4 Tahun 2015 dan yang barang/jasa pemerintah daerah di Pulau Lombok.
terakhir Perpres No. 16 Tahun 2018. Tujuannya untuk Berdasarkanpemaparan fenomena dan kajian-
memberikan pedoman pengaturan mengenai tata cara kajian epiris diatas maka dapat dikatakan bahwa
pengadaan barang/jasa yang sederhana, jelas dan determinan terwujudnya pelaksanaan e-procurement
komprehensif, sesuai dengan tata kelola yang baik yang baik adalah prinsip-prinsip pengadaan barang/jasa
melalui skema pembiayaan bersama (cofinancing) pemerintah, antara lain; efektif, efisien, akuntabilitas,
antara pemerintah pusat dan pemerintah daerah. transparansi, terbuka, adil atau tidakdiskriminasi, dan
Fakta diatas menunjukan bahwa pelaksanaan e- bersaing. Kebaharuan penelitian ini terletak pada
procurement perlu tetap mendapat perhatian untuk pengembangan atau eksistensi model konseptual
menjalankan fungsinya sebagai pengawal proses penelitian, khususnya pada pengabungan prinsip
pengadaan barang/jasa pemerintah yang kridibel. Hal akuntabilitasdan prinsip transparansi.Penggabungan ini
ini perlu karena pada hakekatnya sistim ini bertujuan merupakan eksistensi atau pengembangan model yang
untuk mereduksi kerugian negara yang lahir karena didasarkan pada pendapat (Stirton L, 2001).
penggunaan sistim konvensional (pembelian secara Pengembangan model konseptual lainnya adalah
manual). Pernyataan ini diperkuat oleh hasil penelitian mengkaji dampak kepuasan pengguna terhadap
Panayiotou, N.A., Gayaialis, S.P., Tatsiopoulos, (2004) penerapan e-procurement. Pengembangan ini
yang membuktikan bahwa e-procurementdapat didasarkan pada adanya kesenjangan hasil penelitian
mengurangi supply cost (rata-rata 1%), mengurangi yang disampaikan oleh; Umiyati Indah, (2016) yang
cost per tender (20 % cost per tender), lead time savings membuktikan bahwa kualitas sistem, kualitas informasi
(4,1 bulan – 6,8 bulan untuk tender terbuka dan 7,7 sistem e-procurement dan kualitas pelayanan yang
bulan – 11,8 bulan untuk tender terbatas). Hasil ini juga diberikan oleh LPSE berpengaruh terhadap kepuasan
didukung oleh Engström, Wallström, & Salehi-Sangari, pengguna sistem e-procurement di Indonesia. Hasil
(2009)yang menyatakan bahwa e- procurement pada yang sama juga disampaikan Karim Jorry, (2017)yang
umumnya memberikan penghematan biaya tahunan menyatakan bahwa kemanfaatan, akurasi dan
antara 25 dan 50 persen di kemudahan berpengaruh secara positif

p-ISSN: 2302-9560/e-ISSN: 2597- 4599 276


JURNAL MANEKSI VOL 9, NO. 1, JUNI 2020

terhadap kepuasan pengguna e-procurement. Kedua Teori kontijensi berargumen bahwa desain dan
hasil diatas juga didukung oleh hasil kajian Johannes, sistem pengendalian adalah tergantung pada konteks
(2018) persepsi kemudahan, persepsi kemanfaatan dan organisasi dimana pengendalian tersebut dilaksanakan
kepercayaan e-procurement secara simultan (Fisher, 1998:48), sedangkan Otley (1980:84)
memberikan pengaruh yang signifikan terhadap mengemukakan bahwa teori kontijensi dalam akuntansi
kepuasan penyediaan barang/jasa. Ketiga hasil kajian manajemen merupakan usaha untuk mengidentifikasi
diatas ternyata bertentangan dengan hasil kajian sistem pengendalian berbasis akuntansi yang paling
sebelumnya yang disampaikan oleh Parandani & sesuai untuk sebuah kondisi organisasi. Secara
Budiman, (2014) dan Fatmawati, (2015) yang sederhana dapat disimpulkan bahwa sistem
menyatakan bahwa kualitas sistem dan kualitas layanan pengendalian dalam organisasi harus disesuaikan
e-procurement berpengaruh tidak signifikan terhadap dengan faktor lingkungan tempat sistem pengendalian
kepuasan peserta e-procurement. tersebut dilaksanakan. Teori kontijensi muncul sebagai
Penelitian ini selanjutnya dilaksanakan pada Unit jawaban atas pendekatan yang universalistik yang
Layanan Pengadaan (ULP) Provinsi membantah bahwa desain pengendalian yang optimal
Maluku.Pemilihan ULP Provinsi Maluku sendiri lebih dapat diterapkan dalam organisasi secara keseluruhan.
didasari oleh fakta adanya sanggahan-sanggahan yang Pendekatan pengendalian yang universalistik adalah
disampaikan oleh penyedia kepada ULP Provinsi perluasan teori manajemen ilmiah yang alami. Prinsip
Maluku bahkan ada yang sampai pada manajemen ilmiah menyiratkan suatu cara terbaik
tingkatanpengaduan. Sangahan bahkan pengaduan untuk mendesain proses operasional dalam rangka
dimaksud tentu saja mengindikasikan bahwa memaksimalkan efisiensi (Lathifah, 2014).
pelaksanaan e-procurement di Provinsi Maluku dapat
dikatakan belumlah efektif dan efisien.Penelitian ini 2.3 Konsep Tentang Pengadaan Barang Publik
sendiri bertujuan untuk menguji dan mengkaji secara Pengadaan barang publik merupakan aktivitas
mendalam pengaruh prinsip; akuntabilitas dan yang sensitif secara politis, karena melibatkan jumlah
transparansi, terbuka, adil atau tidak diskriminasi, dan anggaran yang sangat signifikan. Berdasarkan
bersaing terhadap efektifitas dan efisiensi e- Peraturan Presiden Nomor 54 tahun 2010 dan Perpres
procurement serta dampaknya terhadap kepuasan No. 16 Tahun 2018 tentang Pengadaan Barang/ Jasa
pengguna pada ULP Provinsi Maluku. Pemerintah, Pengadaan Barang/ Jasa Pemerintah
adalah kegiatan untuk memperoleh barang/jasa oleh
2. TINJAUAN PUSTAKA Kementerian/ Lembaga/ Satuan Kerja Perangkat
2.1 Teori Principal-Agent Daerah/ Institusi lainnya yang prosesnya dimulai dari
Konsep Agency Theory menurut Scott (2015) perencanaan kebutuhan sampai diselesaikannya
adalah hubungan atau kontrak antara principal dan seluruh kegiatan untuk memperoleh Barang/Jasa.
agent, dimana principal adalah pihak yang Cakupan kegiatan pengadaan meliputi perencanaan,
mempekerjakan agent agar melakukan tugas untuk proses pengadaan, penerimaan dan penyimpanan,
kepentingan principal, sedangkan agent adalah pihak penggunaan barang dan manajemen aset, dan tiga
yang menjalankan kepentingan principal. Dalam transaksi yaitu transaksi pembelian barang/ jasa
konsep teori agensi, manajemen sebagai agen (kontrak), transaksi penerimaan dan transaksi
semestinya mengutamakan kepentingan pemegang pengeluaran barang.
saham, akan tetapi tidak tertutup kemungkinan Konsep pengadaan barang/jasa publik juga
manajemen hanya mementingkan kepentingannya disampaikan oleh OECD, (2009) yangtelah melakukan
sendiri untuk memaksimalkan utililitas. (Jensen et al., penelitian dari perspektif good governance yang
1976) mengatakan bahwa penyimpangan tersebut menghasilkan solusi untuk peningkatan integritas dan
potensial menimbulkan kerugian secara ekonomi. pencegahan korupsi dalam pengadaan barang/jasa
Biaya yang timbul dalam hubungan principal-agent ini publik mulai dari tahapan penentuan kebutuhan hingga
meliputi; manajemen kontrak. Mereka juga mengungkapkan
1) Biaya untuk memastikan agar agent membuat bahwa transparansi dan akuntabilitas merupakan peran
keputusan yang optimal untuk kepentingan penting dalam pengadaan barang/jasa publik yang juga
principal meliputi biaya bonding oleh agent dan didukung oleh pendapat (Jennifer Rubinstein, 2007)
biaya pengawasan oleh principal. dan (Paul R. Schapper, 2006).
2) Biaya residual yaitu biaya yang ditanggung Prinsip pengadaan barang dan jasa didasarkan
principal akibat adanya divergensi antara pada regulasi pemerintah melalui Peraturan Presiden
keputusan yang diambil oleh agent dengan Nomor; 54 Tahun 2010, nomor 70 tahun 2012 dan
keputusan yang dapat memaksimalkan nomor 4 tahun 2015 dan Perpres No. 16 Tahun 2018
kesejahteraan principal. yang didalamnya menjelaskan mengenai sejumlah

2.2 Teori Kontijensi


p-ISSN: 2302-9560/e-ISSN: 2597- 4599 277
JURNAL MANEKSI VOL 9, NO. 1, JUNI 2020

prinsip yang harus dijadikan dalam melaksanakan barang/jasa pemerintah yang terdaftar pada ULP
proses pengadaan barang/jasa. Prinsip-prinsip yang Provinsi Maluku) dengan status aktif, selalu mengikuti
dimaksud terdiri dari tujuh prinsip dasar yakni; efisien, proses pengadaan barang/jasa di ULP Provinsi Maluku
efektif, transparan, terbuka, bersaing, adil/tidak minimal dalam 6 bulan terakhir dan tidak masuk dalam
diskriminasi dan akuntabel(Peraturan Presiden daftar hitam (black list) ULP Provinsi Maluku.
Republik Indonesia, 2018). Berdasarkan kriteria ini maka sampel akhir yang dapat
diperoleh adalah sebanyak 79 penyedia.Teknik analisis
2.4 Kepuasan Kerja yang digunakan untuk menjawab permasalahan dan
Kepuasan kerja merupakan suatu perasaan yang tujuan penelitian adalah analisis regresi linier berganda.
diinginkan oleh setiap pekerja. Kepuasan kerja dapat
diartikan sebagai selisih antara harapan dan kenyataan 4. HASIL DAN PEMBAHASAN
yang diterima seorang pekerja atau keadaan emosional Pengujian instrument dalam penelitian ini
pekerja yang menyenangkan atau tidak menyenangkan dimaksudkan untuk menguji kesahihan atau keabsahan
terhadap pekerjaannya. Menurut Robbins, (2002) dari kuesioneryang digunakan peneliti yaitu dengan uji
dalam Tamaela Eduard & Surijadi Herman, validitas dan uji reliabilitas.Pengujian validitas dalam
(2014)kepuasan kerja (job satisfaction) merujuk pada kajian ini mengunakan korelasi Product Moment
sikap umum seorang individu terhadap pekerjaannya, Person, dimana valid atau tidaknya instrumen dapat
sehingga seseorang dengan tingkat kepuasan kerja diketahui dengan membandingkan indeks korelasi
tinggi akan menunjukkan sikap positif terhadap Product Moment Person dengan signifikan 5%. Hasil
pekerjaannya. Sebaliknya jika seseorang tidak puas pengujian validitas menunjukkan bahwa item-item
dengan pekerjaaannya akan menunjukkan sikap negatif pada variabel prinsip akuntabilitas & transparansi,
terhadap pekerjaannya. prinsip terbuka, prinsip adil/tidak diskriminasi, prinsip
bersaing serta efektifitas &efisiensi e-procurement
2.5 Model Konseptual Penelitian adalah valid karena besarnya nilai korelasi lebih dari
0.3 dan tingkat signifikannya lebih kecil dari 0.05.
Secara konseptual, model penelitian yang
Pengujian reliabilitas dengan menggunakan alpha
diajukan saat ini berdasarkan kajian dari beberapa cronbachs dimana suatu instrumen dapat dikatakan
hasil penelitian sebelumnya adalah sebagai berikut: reliabel jika memiliki nilai koefisien keandalan lebih
GambarModel Konseptual besar atau sama dengan 0.6 artinya apabila α = 0.6
maka instrumentdapat dikatakan reliable dan hasil
X1 ujivariabel dalam kajian ini ternyata memiliki koefisien
korelasi diatas 0.60 dimana nilai terendah pada variabel
X2 prinsip bersaing yaitu 0,659 dan nilai tertinggi pada
Y Z variabel prinsip akuntabilitas dan transparansi yaitu
X3
0.918, sehingga seluruh data penelitian ini dapat
dikatakan reliabel.
X4 Pengujian normalitas dalam penelitian ini
menggunakan uji Kolmogorov Smirnov dengan hasil
Ket: pengujian seperti yang terlihat dibawah ini.
X1 = Prinsip Akuntabilitas dan Transparansi Tabel 1. Hasil Uji Kolmogorov Smirnov
X2 = Prinsip Terbuka PAT PT PATD PB PEE
X3 = Prinsip Adil/Tidak Diskriminasi N 79 79 79 79 79
Mean
X4 = Prinsip Bersaing Normal Parametersa,b
Std. Deviation
54.03
6.100
12.39
1.605
16.22
2.073
16.28
1.921
28.78
3.429
Y = Efektifitas dan Efisiensi E-Procurement Absolute .098 .179 .187 .178 .146
Most Extreme Differences Positive .098 .179 .187 .178 .146
Z =Kepuasan Pengguna Negative -.070 -.112 -.117 -.113 -.092
Kolmogorov-Smirnov Z .875 1.590 1.661 1.581 1.297
Asymp. Sig. (2-tailed) .428 .013 .008 .013 .069
3. METODE PENELITIAN a. Test distribution is Normal.
Penelitian ini termasuk penelitian ekspanatory b. Calculated from data.

yang menjelaskan pengaruh prinsip; akuntabilitas dan Sumber: Data primer diolah, 2019
transparansi, terbuka, adil/tidak diskriminasi serta Hasil pengujian diatas menunjukkan bahwa
bersaing terhadap efektivitas dan efisiensi e- besarnya nilai Kolmogorov Smirnov dari prinsip
procurement. Populasi dalam kajian ini adalah akuntabilitas dan transparansi (PAT) sebesar 0.875,
penyedia barang/jasa pemerintah yang terdaftar pada prinsip terbuka (PT) sebesar 1.590, prinsip adil/tidak
data base ULP Provinsi Maluku yang berjumlah 300 diskriminasi (PATD) sebesar 1.661, prinsip bersaing
penyedia. Penetuan sampel yang digunakan dalam (PB) sebesar 1.581 dan efektifitas dan efisiensi e-
penelitian ini menggunakan teknik purposive sampling
dengan menggunakan kriteria yakni; penyedia

p-ISSN: 2302-9560/e-ISSN: 2597- 4599 278


JURNAL MANEKSI VOL 9, NO. 1, JUNI 2020

procurement (PEE) sebesar 1.297 yang adalah lebih Hasil pengujian seperti tampak pada tabel diatas
besar dibandingkan nilai D tabel yakni 0.150 (D hitung dengan teknik analsis regresi linier berganda
> D tabel) artinya data terdistribusi secara normal. mengungkapkan bahwa prinsip akuntabilitas dan
Pengujian heteroskedastisitas dalam penelitian ini transparansi memiliki nilai thitung sebesar 3.945 yang
dilakukan dengan menggunakan Uji Glejser yang akan lebih besar dari nilai ttabel yaitu 1.664 (3.945>1.664)
meregres nilai absolut residual terhadap variabel yang berarti bahwa terima Ha dan tolak H0 atau
independen (Imam Ghozali, 2005). Berikut ini adalah hipotesis 1 (H1) diterima. Hasil ini menunjukan bahwa
hasil pengujian heteroskedastisitas yang terlihat pada prinsip akuntabilitas dan transparansi berpengaruh
tabel dibawah ini. positif dan signifikan terhadap efektifitas dan efisiensi
e-procurement pada ULP Provinsi Maluku. Peran
prinsip akuntabilitas dan transparansi dalam
membentuk efektifitas dan efisiensi e- procurement
Tabel 2. Hasil Uji Glejser pada ULP Provinsi Maluku berdasarkan hasil analisis
Unstandardized Standardized
jawaban responden lebih disebabkan oleh karena jika
Model Coefficients Coefficients T Sig. ada addendum dokumen pengadaan karena adanya
B Std. Error Beta
ketentuan baru maka perubahan tersebut diumumkan
(Constant) .670 1.305 .514 .611
PAT -.086 .060 -.610 -1.426 .163 oleh Pokja ULP Provinsi Maluku. Adanya perubahan
1
PT .200 .138 .377 1.441 .159 dokumen tersebut harus dapat diketahui oleh semua
PATD .080 .120 .219 .665 .511 peserta sehingga wajib diberitahukan melalui
PB -.016 .135 -.038 -.116 .908
EE .135 .115 .320 1.224 .150
pengumuman pada LPSE Maluku.
Faktor lain berdasarkan jawaban responden yang
Sumber: Data primer diolah, 2019
membuat prinsip ini berpengaruh terhadap efektifitas
Hasil uji ini menyatakan bahwa jika variabel
dan efisiensi e-procurementadalah bahwa semua proses
independen terbukti tidak mempengaruhi variabel
pengadaan barang/jasa pada ULP Provinsi Maluku
dependen maka tidak terindikasi terjadinya
dapat diakses. Realita ini menunjukan bahwa semua
heterokedastisitas. Hal ini dibuktikan dari besarnya
penyedia memiliki peluang yang sama untuk
probabilitas signifikansinya (sig) yang diatas tingkat
memenangkan tender di provinsi Maluku dan dengan
kepercayaan 0.05.
hal ini maka masyarakat dan stakeholders lainnya dapat
Pengujian multikolinearitas kajian ini seperti yang
ikut mengawasi seluruh tahapan proses lelang
terlihat pada Tabel 3dibawah ini:
(Iskandar, 2013).Selain itu ULP Provinsi Maluku juga
Tabel 3. Hasil Uji Multikolinieritas terbukti telah memberikan layanan secara lebih
Collinearity Statistics
Model
Tolerance VIF terstruktur dan profesional bahkan membuka ruang
Prinsip Akuntabilitas & Transparansi 0.196 5.102
Prinsip Terbuka 0.332 3.016
untuk sanggahan kepada penyedia. Hasil ini juga
Prinsip Adil/Tidak Diskriminasi 0.268 3.727 mendukung pendapat peneliti terdahulu yakni;
Prinsip bersaing 0.234 4.276
Efektivitas & Efisiensi E-Proc 0.229 4.271
(Iskandar, 2013) yang menyatakan bahwa e-
procurement juga dapat mengurangi inefisiensi
Sumber: Data primer diolah, 2019
pengadaan dengan memberikan manfaat yang lebih
Data diatas menunjukkan bahwa nilai tolerance
besar dibandingkan dengan biaya yang dikeluarkan.
mendekati 1 dan nilai VIF berada dibawah 10 yang
Hasil pengujian hipótesis kedua mengungkapkan
berarti tidak terjadi multikolinearitas antar variabel
bahwa prinsip terbuka memiliki nilai thitung sebesar
independen dalam penelitian ini.
2.798 yang lebih besar dari nilai t tabel yaitu 1.664
Hasil analisis regresi linier berganda tentang
(2.798>1.664) yang berarti bahwa tolak H0 dan terima
pengaruh variabel prinsip akuntabilitas dan
Ha atau hipotesis 2 (H2) diterima. Hasil ini menunjukan
transparansi, prinsip terbuka, prinsip adil/tidak
bahwa prinsip terbuka berpengaruh positif dan
diskriminasi, dan prinsip bersaing terhadap efektifitas
signifikan terhadap efektifitas dan efisiensi e-
&efisiensi e-procurement dapat dilihat pada Tabel 4
procurement pada ULP Provinsi Maluku. Lebih jauh
berikut:
melalui hasil analisis jawaban responden dapat
Tabel 4. Hasil Uji Regresi Linier Berganda dikatakan bahwa indikator yang memberikan
Variabel Coefficients t hitung Sig Keterangan
Constant 0.695
kontribusi terbesar sehingga prinsip ini berpengaruh
PAT 0.169 3.945 0.000 Signifikan terhadap efektifitas dan efisiensi e-procurement pada
PT 0.350 2.798 0.007 Signifikan ULP Provinsi Maluku adalah indikator pengumuman
PATD 0.435 4.032 0.000 Signifikan
PB 0.550 4.416 0.000 Signifikan pengadaan. Hasil ini menunjukan bahwa Pokja ULP
EE 0.445 4.410 0.000 Signifikan Provinsi Maluku telah melakukan tugasnya sesuai
Adjusted R Square 0.911
t tabel 1.664
dengan ketentuan yang berlaku yakni telah
Sumber: Data primer diolah, 2019 menampilkan pengumuman proses pengadaan
barang/jasa melalui website resmi pemerintah, diportal

p-ISSN: 2302-9560/e-ISSN: 2597- 4599 279


JURNAL MANEKSI VOL 9, NO. 1, JUNI 2020

pengadaan nasional dan melalui papan pengumuman 5. PENUTUP


setempat. 5.1 Kesimpulan
Hasil pengujian hipótesis ketiga mengungkapkan Berdasarkan pembahasan hasil penelitian maka
bahwa prinsip adil/tidak diskriminasi memiliki nilai kesimpulan yang dapat disampaikan adalah sebagai
thitung sebesar 4.032 yang lebih besar dari nilai ttabel yaitu berikut:
1.664 (4.032>1.664) yang berarti bahwa terima Ha dan 1. Peran prinsip akuntabilitas dan transparansi dalam
tolak H0 atau hipotesis 3 (H3) diterima. Hasil ini membentuk efektifitas dan efisiensi e-
menunjukan bahwa prinsip adil/tidak diskriminasi procurement pada ULP Provinsi Maluku
berpengaruh positif dan signifikan terhadap efektifitas disebabkan karena jika ada addendum dokumen
dan efisiensi e-procurement pada ULP Provinsi pengadaan karena adanya ketentuan baru maka
Maluku.Hal ini berarti Pokja ULP Provinsi Maluku perubahan tersebut diumumkan oleh Pokja ULP
melalui PPK dalam menyusun spesifikasi teknis telah Provinsi Maluku. Adanya perubahan dokumen
adil/tidak diskriminasi atau tidak ada kecenderungan tersebut harus diketahui oleh semua peserta
mengarah kepeserta tertentu. Pada dasarnya sehingga wajib diberitahukan melalui
persyaratan keikutsertaan peserta, aanwidjing pengumuman pada LPSE Maluku.
(penjelasan pekerjaan) dan juga hasil penelitian ini 2. Prinsip ini berpengaruh terhadap efektifitas dan
sejalan dengan hasil kajian empiris oleh (Iskandar, efisiensi e-procurement adalah bahwa semua
2013; Munir, 2013) yang menyatakan bahwa secara proses pengadaan barang/jasa pada ULP Provinsi
keseluruhan pelaksanaan prinsip adil/tidak Maluku dapat diakses. Realita ini menunjukan
diskriminatif pada e-procurementdi Kabupaten bahwa semua penyedia memiliki peluang yang
Lamongan, Kota Sukabumi dan Kota Bogor telah sama untuk memenangkan tender di provinsi
berjalan dengan baik sehingga secara tidak langsung Maluku dan dengan hal ini maka masyarakat dan
mampu mengoptimalkan pelaksanaan e-procurement. stakeholders lainnya dapat ikut mengawasi
Hasil pengujian hipótesis keempat menunjukan seluruh tahapan proses lelang (Iskandar, 2013).
bahwa prinsip bersaing memiliki nilai thitung sebesar 3. ULP Provinsi Maluku juga terbukti telah
4.416 yang lebih besar dari nilai ttabel yaitu 1.664 memberikan layanan secara lebih terstruktur dan
(4.416>1.664) yang berarti bahwa terima Ha dan tolak profesional bahkan membuka ruang untuk
H0 atau hipotesis 4 (H4) diterima. Hasil ini sanggahan kepada penyedia. Hasil ini juga
menunjukan bahwa prinsip bersaing berpengaruh mendukung pendapat peneliti terdahulu yakni;
positif dan signifikan terhadap efektifitas dan efisiensi Iskandar, (2013) yang menyatakan bahwa e-
e-procurement pada ULP Provinsi Maluku.Temuan ini procurement juga dapat mengurangi inefisiensi
membuktikan bahwa Pokja ULP Provinsi Maluku pengadaan dengan memberikan manfaat yang
dalam menentukan pemenang tender tetap didasarkan lebih besar dibandingkan dengan biaya yang
pada dokumen penawaran peserta atau tidak karena dikeluarkan.
adanya “titipan” atau intervensi dari pihak luar. Hal ini 4. Indikator yang memberikan kontribusi terbesar
secara tidak langsung membuktikan bahwa persaingan sehingga prinsip terbuka ini berpengaruh terhadap
yang terjadi diantara seluruh peserta pengadaan efektifitas dan efisiensi e-procurement pada ULP
barang/jasa pemerintah pada ULP Provinsi Maluku Provinsi Maluku adalah indikator pengumuman
adalah persaingan yang sehat. pengadaan. Hasil ini menunjukan bahwa Pokja
Hasil pengujian hipótesis terakhir menunjukan ULP Provinsi Maluku telah melakukan tugasnya
bahwa penerapan e-procurement secara efektif dan sesuai dengan ketentuan yang berlaku yakni telah
efisien memiliki nilai thitung sebesar 4.410 yang lebih menampilkan pengumuman proses pengadaan
besar dari nilai ttabel yaitu 1.664 (4.410>1.664) yang barang/jasa melalui website resmi pemerintah,
berarti bahwa terima Ha dan tolak H0 atau hipotesis ini diportal pengadaan nasional dan melalui papan
(H5) diterima. Hasil ini menunjukan bahwa penerapan pengumuman setempat.
e-procurement secara efektif dan efisien berpengaruh 5. Pokja ULP Provinsi Maluku dalam menentukan
positif dan signifikan terhadap kepuasan pengguna pemenang tender tetap didasarkan pada dokumen
ULP Provinsi Maluku. Temuan secara langsung penawaran peserta atau tidak karena adanya
membuktikan bahwa jika penerapan penerapan e- “titipan” atau intervensi dari pihak luar. Hal ini
procurement telah berjalan secara efektif dan efisien secara tidak langsung membuktikan bahwa
maka akan menjamin lahirnya rasa puas pada persaingan yang terjadi diantara seluruh peserta
penggunanya. Temuan ini sejalan dengan hasil kajian pengadaan barang/jasa pemerintah pada ULP
empiris oleh Umiyati Indah, (2016), Karim Jorry, Provinsi Maluku adalah persaingan yang sehat.
(2017)danJohannes, (2018) 6. Penerapan e-procurement secara efektif dan
efisien terbukti mampu melahirkan kepuasan
pengguna di Provinsi Maluku.

p-ISSN: 2302-9560/e-ISSN: 2597- 4599 280


JURNAL MANEKSI VOL 9, NO. 1, JUNI 2020
Diponegoro.
5.2 Saran Indonesia, R. (2018). Peraturan Presiden Republik
Adapun saran yang ingin disampaikan peneliti Indonesia No. 16 Tahun 2018. 1–6.
dalam kesemnpatan ini adalah sebagai berikut: Iskandar, A. I. (2013). Analisis Pengadaan Barang/Jasa
1. Penelitian ini memiliki keterbatasan yaitu sampel di Pemerintah Kota Sukabumi , Pemerintah Kota
yang diteliti hanya sebatas pada ULP Provinsi Bogor dan Lembaga Kebijakan Pengadaan
Maluku saja, sementara ULP yang ada di Kota Barang/Jasa Pemerintah (LKPP)
maupun Kabupaten yang ada di wilayah Provinsi Jennifer Rubinstein. (2007). Accountability in An
Maluku tidak disertakan dalam penelitian ini. Oleh Unequal World. The Journal Of Politics, 69, 616–
sebab itu sebaiknya penelitian selanjutnya perlu 632.
menambahkan sampel yang dapat diperoleh dari Jensen, M. C., Meckling, W. H., Kim, J., Mahoney, J.
ULP Kota dan Kabupaten yang ada di wilayah T., & Pandian, J. R. (1976). The Resource- Based
Provinsi Maluku. View Within the Conversation of Strategic
2. Selanjutnya masih banyak variabel pengukur Management, Strategic Management Journal, 3,
efektifitas dan efisiensi e-procurement yang tidak 305–360.
dianalisis dalam model penelitian ini. Sehingga https://doi.org/10.1002/mde.l218
penelitian selanjutnya diharapkan dapat Johannes, F. W. (2018). Analisis pengaruh Persepsi
menggunakan variabel lain seperti yang diadopsi Kemudahan, Kemanfaatan dan Kepercayaan
dari pendapat (Artantri et al., 2016)yang Terhadap Kepuasan Pengguna LPSE. Jurnal
menyatakan bahwa beberapa faktor yang Digest Marketing, 3(1), 59–66.
berhubungan dengan proses pengadaan Karim Jorry, L. M. (2017). Analisis Kebijakan E-
barang/jasa pemerintah diantaranya yaitu faktor Procurement di Pemerintah Provinsi Gorontalo
individu berupa greed (keserakahan) dan need Menggunakan Metode Technology Acceptance
(kebutuhan) seperti komitmen anggota organisasi Model Danend User Computing Satisfaction.
untuk tidak berlaku curang, dan pemberian ILKOM Jurnal Ilmiah, 9(3), 338–347.
kompensasi yang sesuai kepada pelaku pengadaan Lathifah, Ifah. 2014. Sistem Pengendalian Manajemen
barang/jasa. dan Tujuan Perusahaan (Sebuah Tinjauan Teori
Kontijensi). Jurnal Dinamika Akuntansi, 6(1):
Daftar Pustaka 44- 53.
Artantri, L. P. R. M., Handajani, L., & Pituringsih, E. Munir, M. (2013). Efektivitas Electronic Procurement
(2016). Peran E-Procurement Terhadap Dalam Pengadaan Barang/Jasa di Lingkungan
Pencegahan Fraud Pada Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah Kabupaten Lamongan. Universitas
Pemerintah Daerah di Pulau Lombok. NeO~Bis, Surabaya.
10(1), 16–32. Narendira Kumar, V. K., & Srinivasan, B. (2013).
Engström, A., Wallström, Å., & Salehi-Sangari, E. Implementation and Performance Effect on
(2009). Implementation of Public E- Electronic Procurement and its Ship Management
Procurement in Swedish Government Entities. Companies. International Journal of Information
Proceedings of the International Multiconference Engineering and Electronic Business, 5(5),
on Computer Science and Information 10–16.
Technology, https://doi.org/10.5815/ijieeb.2013.05.02
https://doi.org/10.1109/IMCSIT.2009.5352708 Novitaningrum, B. D. (2014). Akuntabilitas dan
Fatmawati. (2015). Analisa Faktor-Faktor yang Transparansi Pengadaan Barang dan Jasa
Mempengaruhi Manfaat Bersih dan Kepuasan Pemerintah Melalui Electronic Procurement
Pengguna E-Procurement. 109–116. (Best Practice di Pemerintah Kota Surabaya).
Fisher, J.G. 1998. Contingency theory, management Kebijakan Dan Manajemen Publik, 2(1), 200–
control systems and firm outcomes: past results 210.
and future directions. Behavioral Research in OECD. (2009). OECD Principles for Integrity in Public
Accounting, 10: 47-64. Procurement. In OECD Principles for Integrity in
Ihsanuddin. (2019) LKPP: Korupsi Pengadaan Barang Public Procurement.
dan Jasa Peringkat 2 di KPK. Kompas.Com. https://doi.org/10.1787/9789264056527-en
Retrieved from Otley, David. 1980. The contingency theory of
https://nasional.kompas.com/read/2019/11/06/11 management accounting: achievement and
253441/lkpp-korupsi-pengadaan-barang-dan- prognosis. Accounting and Organization Society,
jasa-peringkat-2-di-kpk. 5(4):413-28.
Imam Ghozali. (2005). Aplikasi Analisis Multivariate Panayiotou, N.A., Gayaialis, S.P., Tatsiopoulos, I. .
Dengan Program SPSS, Edisi Ketiga (Edisi (2004). An E-Procurement System For
Ketiga). Semarang: Badan Penerbit Universitas Governmental Purchasing. International Journal

p-ISSN: 2302-9560/e-ISSN: 2597- 4599 281


JURNAL MANEKSI VOL 9, NO. 1, JUNI 2020

Of Production Economics, 90(1), 79–102.


Retrieved from https://doi.org/10.1016/S0925-
5273(03)00103-8
Parandani, X. A., & Budiman, A. S. (2014). Analisa
Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Manfaat
Bersih dan Kepuasan Pengguna E-Procurement.
Simposium Nasional Ilmu Pengetahuan dan
Teknologi (SIMNASIPTEK) 2014, 85–95.
Paul R. Schapper, J. N. V. M. and D. L. G. (2006). An
Analytical Framework for The Management And
Reform of Public Procurement. Journal of Public
Procurementprocurement, 6(1), 1–26.
https://doi.org/10.4324/9781315160146-7
Samsudhuha, W. (2018). ICW: Korupsi Pengadaan
Barang 2017 Meningkat, Negara Rugi Rp 1 T.
News.Detik.Com. Retrieved from
https://news.detik.com/berita/3885311/icw-
korupsi-pengadaan-barang-2017-meningkat-
negara-rugi-rp-1-t
Scott, W. R. (2015). Financial Accounting Theory
(Seventh ed). Retrieved from
https://trove.nla.gov.au/version/210767777
Stirton L, & L. M. (2001). Transparency Mechanisms:
Building Publicness into Public Services. Journal
of Law & Society, 28(4), 19. Retrieved from
https://www.jstor.org/stable/3657957
Surijadi Herman & Tamaela Eduard Yohannis. (2018).
The Effect of Accountability, Transparency,
Openness, Fairness and Competition on
Effectiveness and Efficiency of E-Procurement
in Maluku Provincial Procurement Services
Unit.Russian Journal of Agricultural and Socio-
Economic Sciences, 7(79), 113–122.
https://doi.org/DOI
https://doi.org/10.18551/rjoas.2018-07.12 THE
T. Burns, G. M. S. (1969). The Management of
Innovation. The Economic Journal, 79(314),
403–405. https://doi.org/DOI: 10.2307/2230196
Tamaela Eduard & Surijadi Herman. (2014). Pengaruh
Kepuasan Kerja, Motivasi Kerja dan Komitmen
Organisasional Terhadap Kinerja Pegawai SKPD
di Kabupaten Jayapura. Benchmark (Jurnal
Ekonomi, Bisnis Dan Akuntansi), 2(3), 111–124.
Retrieved from www.lpebmaluku.org
Umiyati Indah, D. V. dan S. A. (2016). Membangun
Trust Terhadap Public E- Procurement Melalui
Kualitas Sistem.Simposium Nasional Akuntansi
XIX, Lampung, 2016, 1–35.
Wahyu Hary Wijaya, Retno Indryani, dan Y. E. P.
(2010). Studi Penerapan E – Procurement pada
Proses Pengadaan di Pemerintah Kota Surabaya.
Institut Teknologi Sepuluh Nopember.

p-ISSN: 2302-9560/e-ISSN: 2597- 4599 282

You might also like