You are on page 1of 7

Jurnal Gizi Klinik Indonesia

PENGARUH PEMBERIAN KONSENTRASI RAGI YANG


BERBEDA TERHADAP KUALITAS TAPE BERAS MERAH
(Oryza nivara)
The Effect of Giving Different Yeast Concentration on The Quality of Brown Rice (Oryza nivara) Tape

Dwi Aulia Zahroh1, Estu Salma Vijayta1, Aulia Safri Nahriyah1, Muftia Khoirunnisa1
1
Jurusan Biologi, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Negeri Surabaya

ABSTRACT

Background: Tape is a typical food from Indonesia that is still often found. In this study tape
innovation was carried out by using the basic ingredients of brown rice. Objective: This study aims to
determine the effect of giving different levels of yeast on the quality of red rice tape (Oryza nivara).
Methods: The type of research used in this study is quantitative descriptive research type which
provides an overview of the quality of the tape with different yeast concentrations. The quality of the
tape can be known through the glucose content test, ethanol content test, and organoleptic test.
Results: Based on tests carried out glucose levels at a concentration of 2.5% decreased as much as
1.3% from glucose levels with yeast treatment of 2.0%. From the calculation of ethanol content on red
rice tape, it can be seen that the highest ethanol content, 23%, is obtained from the fermentation tape
with 2.5% yeast and the lowest ethanol content, 9.2%, obtained from the fermentation tape with 0.5%
yeast content. Conclusions: The taste organoleptic test results on the best red rice tape found on red
rice tape with 2.5% yeast content as much as 3.2 have a sweet taste. This is because the right amount of
yeast dose will produce a sweet and slightly sour taste. While the lowest yield of tapai red rice with
0.5% yeast levels of 2.2 has a less sweet taste and still contains a little alcohol. The right combination
of glucose and ethanol is 2.0% yeast concentration.

KEY WORDS: brown rice (Oryza nivara); glucose test; ethanol test; organoleptic test

ABSTRAK

Latar Belakang: Tape merupakan makanan khas dari Indonesia yang masih sering ditemukan. Pada
penelitian ini dilakukanlah inovasi tape dengan menggunkan bahan dasar beras merah. Tujuan:
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pemberian kadar ragi yang berbeda terhadap
kualitas tape beras merah (Oryza nivara). Metode: Tipe penelitian yang digunakan dalam penelitian ini
yaitu tipe penelitian deskriptif kuantitatif yang mana memberikan gambaran mengenai kualitas tape
dengan konsentrasi ragi yang berbeda. Kualitas tape tersebut dapat diketahui melalui uji kandungan
glukosa, uji kandungan etanol, dan uji organoleptik. Hasil: Berdasarkan uji yang dilakukan kadar
glukosa pada konsentrasi 2,5% mengalami penurunan sebanyak 1,3% dari kadar glukosa dengan
perlakuan ragi 2,0%. Dari hasil perhitungan kadar etanol pada tape beras merah terlihat bahwa kadar
etanol tertinggi yaitu 23% diperoleh dari hasil fermentasi tape dengan kadar ragi 2,5% dan kadar etanol
terendah yaitu 9,2% diperoleh dari hasil fermentasi tape dengan kadar ragi 0,5%. Simpulan: Hasil uji
organoleptik rasa pada tape beras merah terbaik terdapat pada tape beras merah dengan kadar ragi 2,5%
sebanyak 3,2 memiliki rasa manis. Hal ini karena banyaknya dosis ragi yang tepat akan menghsilkan
rasa manis dan sedikit asam. Sedangkan hasil terendah pada tapai beras merah dengan kadar ragi 0,5%
sebanyak 2,2 memiliki rasa kurang manis dan masih mengandung sedikit alkohol. Perpaduan antara
glukosa dan etanol yang pas yaitu dengan konsentrasi ragi 2,0%.

KATA KUNCI: beras merah (Oryza nivara); uji kandungan glukosa; uji kandungan etanol; uji
organoleptik

Korespondensi: Dwi Aulia Zahroh, Universitas Negeri Surabaya, Jl. Ketintang, Ketintang, Kec. Gayungan,
Kota Surabaya, Provinsi Jawa Timur, e-mail: dwizahroh@gmail.com
PENDAHULUAN khas yang sangat beranekaragam, salah satu
Indonesia memiliki berbagai macam makanan makanan khas itu adalah tape. Tape merupakan

1
Jurnal Gizi Klinik Indonesia

makanan tradisional yang sangat populer dan fitokimia, protein, dan vitamin (Pengkumsri et al.,
digemari di masyarakat. Hal ini dikarenakan 2015). Beras merah dikategorikan sebagai beras
rasanya yang nikmat, harga yang murah dan pecah kulit karena gabah dari tanaman padi hanya
mengandung gizi yang baik. Proses pembuatannya diberi perlakuan pengupasan pada bagian kulit luar
dapat dikatakan sangat mudah, hal ini karena bahan (hull), namun tidak dilakukan penyosohan dan
yang mudah didapatkan, serta proses pembuatannya penggilingan lebih lanjut. Tidak dilakukannya
hanya menggunakan peralatan dapur sederhana dan pengolahan lebih lanjut ini menyebabkan beras
teknik yang digunakan yaitu fermentasi sederhana. merah masih memiliki lapisan bran yang berwarna
Fermentasi merupakan suatu cara untuk kemerahan (Santika dan Rozakurniati, 2010).
mengubah substrat menjadi produk tertentu yang Kandungan gizi beras merah per 100 gram, terdiri
dikehendaki dengan menggunakan bantuan atas protein 7,5 g, lemak 0,9 g, karbohidrat 77,6 g,
mikroba.  Bioteknologi berbasis fermentasi kalsium 16 mg, fosfor 163 mg, zat besi 0,3 g,
sebagian besar merupakan proses produksi barang vitamin B1 0,21 mg dan antosianin (Indriyani,
dan jasa dengan menerapkan teknologi fermentasi 2013). Antosianin adalah senyawa fenolik yang
atau yang menggunakan mikroorganisme untuk masuk kelompok flavonoid yang berperan penting,
memproduksi makanan dan minuman seperti: tape, baik bagi tanaman itu sendiri maupun bagi
keju, yoghurt, minuman beralkohol, cuka, sirkol, kesehatan manusia. Kandungan antosianin pada
acar, sosis, kecap, dll (Nurcahyo, 2011). setiap gram padi beras merah masih sangat beragam
Bahan pokok pembuatan tape biasanya dan berkisar antara 0,34– 93,5 μg (Damanhuri,
menggunakan beras ketan, singkong, pisang dan 2005). Peran antioksidan bagi kesehatan manusia
bahan lainnya. Namun pada praktikum ini akan adalah untuk mencegah beberapa penyakit hati
dilakukan pembuatan tape menggunakan beras (hepatitis), kanker usus, stroke, diabetes, sangat
merah. Pembuatan produk olahan tape dari beras esensial bagi fungsi otak dan mengurangi pengaruh
merah ini memanfaatkan kandungan gizi pada beras penuaan otak (Herani dan Rahardjo, 2005).
merah yang sangat berguna bagi tubuh. Kandungan Tape adalah suatu produk fermentasi dari
gizi beras merah per 100 gram, terdiri atas protein bahan-bahan sumber pati seperti ketela pohon,
7,5 g, lemak 0,9 g, karbohidrat 77,6 g, kalsium 16 ketan dan sebagainya dengan melibatkan ragi di
mg, fosfor 163 mg, zat besi 0,3 g, vitamin B1 0,21 dalam proses pembuatannya (Asnawi, 2013). Mutu
mg dan antosianin (Indriyani, 2013).Untuk tape yang baik ditandai dengan aroma yang harum,
mengetahui konsentrasi ragi yang tepat guna enak, legit, dan tidak menyengat karena terlalu
menghasilkan tape beras merah dengan kualitas tinggi kadar alkoholnya. Fermentasi tape
yang baik, maka variabel manipulasi pada dipengaruhi oleh mikroorganisme yang terdapat
pembuatan produk ini adalah pemberian berbagai pada ragi yang ditambahkan ke dalam beras ketan
macam kadar ragi. Penelitian ini diharapkan dapat (Islami, 2019).
memberikan informasi yang menyeluruh mengenai Tape sendiri mempunyai keunggulan yaitu
pengaruh kadar ragi terhadap kualitas tape sehingga meningkatkan kandungan Vitamin B1 (tiamina)
dapat dijadikan sebagai acuan dalam pembuatan hingga tiga kali lipat. Vitamin ini diperlukan oleh
tape beras merah dalam jumlah yang banyak. sistem saraf, sel otot, dan sistem pencernaan agar
Beras merah kaya akan pigmen antosianin, dapat berfungsi dengan baik. Karena mengandung

2
Jurnal Gizi Klinik Indonesia

berbagai macam bakteri baik yang aman daun pisang. Sambil menunggu dingin, ragi
dikonsumsi, tape dapat digolongkan sebagai dihaluskan dan dijemur sebentar. Beras merah yang
sumber probiotik bagi tubuh. Cairan tape dan tape telah dingin ditaburi dengan ragi yang mana dengan
ketan diketahui mengandung bakteri asam laktat konsentrasi yang berbeda kemudian diratakan dan
sebanyak ± 1 juta per mililiter atau gramnya. ditutup dengan daun pisang. Penyimpanan tape
Produk fermentasi ini diyakini dapat memberikan pisang ini dilakukan selama 3 hari agar tape terasa
efek menyehatkan tubuh, terutama sistem manis dan berair.
pencernaan, karena meningkatkan jumlah bakteri Uji Kandungan Glukosa
baik dalam tubuh dan mengurangi jumlah bakteri Kandungan glukosa dapat diuji dengan cara
jahat. Faktor-faktor yang mempengaruhi fermentasi mengorelasikan indeks bias dengan konsentrasi
menurut Utami (2010): (a) Keasaman atau pH, (b) glukosa. Indeks bias tersebut diukur dengan
Mikroba, (c) Suhu, (d) Oksigen, (e) Waktu, dan (f) menggunakan alat refraktometer. Konsentrasi
Substrat dan nutrient. glukosa yang digunakan untuk mengetahui korelasi
dengan indeks bias tersebut yaitu 10%, 20%, 30%,
BAHAN DAN METODE 40%, dan 50%. Indeks bias ini nantinya akan dibuat
Penelitian ini dilakukan di Laboratorium menjadi grafik sehingga didapatkan rumus fungsi y
Bioteknologi Jurusan Biologi, Fakultas Matematika dan nantinya akan digunakan sebagai rumus
dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Negeri perhitungan kandungan glukosa (Parmitasari,
Surabaya. Tipe penelitian yang digunakan dalam 2013).
penelitian ini yaitu tipe penelitian deskriptif Uji Kandungan Etanol
kuantitatif yang mana memberikan gambaran Massa bahan ditimbang sebanyak 10 gram,
mengenai kualitas tape dengan konsentrasi ragi dimasukkan dalam erlenmeyer ditambah larutan pp
yang berbeda. Kualitas tape tersebut dapat 3 tetes dan aquades 50 cc. Setelah diaduk dititrasi
diketahui melalui uji kandungan glukosa, uji dengan larutan NaOH sampai larutan tapai berubah
kandungan etanol, dan uji organoleptik. warna menjadi merah muda. Setelah berubah warna
Proses pemasakan beras merah kurang lebih titrasi dihentikan kemudian dilihat volume larutan
sama seperti memasak nasi pada umumnya. Beras NaOH yang digunakan yang selanjutnya jumlah
merah seberat 1 kg dicuci sampai bersih ± 3 kali, tersebut digunakan untuk menghitung kasar kadar
dikukus menggunakan dandang selama 15 menit. alkohol yang terkandung dalam tapai. Selanjutnya
Sambil menunggu beras merah yang dikukus, air data-data yang diperoleh dimasukkan dalam
sebanyak ± 1 liter dipanaskan menggunkan panci pengamatan, kemudian dihitung besarnya kadar
hingga mendidih. Setelah mendidih, beras merah alkohol dalam tapai dengan rumus (Yulianti, 2014):
yang telah dikukus dimasukkan ke dalam panci dan
Kadar Alkohol (%) = x 100%
diaduk sampai rata. Kemudian dandang yang telah
Keterangan : a = Rata-rata hasil titrasi (mL)
diisi dengan air dipanaskan sampai mendidih.
M = Molaritas NaOH (0,1 N)
Tuang beras merah ke dalam dandan untuk
Mr = Massa Relatif C2H5OH = 46
dilakukan pengukusan yang kedua selama 30 menit.
Uji Organoleptik
Setelah masak, beras merah ditiriskan hingga
Uji Organoleptik dilakukan dengan cara
dingin pada 5 baskom yang telah dialasi dengan

3
Jurnal Gizi Klinik Indonesia

menggunakan sepuluh responden yang akan glukosa dengan y = 0,0015x + 1,335. Dimana x
mencicipi produk tape ini yang meliputi aroma, merupakan konsentrasi glukosa dan y merupakan
rasa, warna, tekstur dan kandungan air dimana indeks bias.
menggunakan rentang skor 1 sampai 4. Kemudian Tabel 2. Hasil Pengujian Indeks Bias dan
dihitung rata-rata skor pada setiap karakter. Konsentrasi Glukosa Tape Beras Merah
Konsentrasi
HASIL Konsentrasi Indeks Glukosa
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, Ragi (%) Bias Tape Beras
didapatkan hasil kualitas tape beras merah melalui Merah (%)
uji kandungan glukosa, uji etanol, dan uji 0,5 1,449 76
1,0 1,452 78
organoleptik sebagai berikut. 1,5 1,458 82
Uji Kandungan Glukosa 2,0 1,464 86
2,5 1,462 84,7
Hasil uji glukosa disajikan dalam beberapa
tahap, yaitu tahap penyajian hasil indeks bias Hasil indeks bias dan konsentrasi glukosa
larutan glukosa pada Tabel 1 sehingga didapatkan yang didapatkan pada pengujian tersebut dapat
rumus fungsi untuk menghitung kadar konsentrasi dilihat pada Tabel 2. Konsentrasi glukosa tertinggi
larutan glukosa kemudian dilanjut dengan terletak pada konsentrasi ragi 2,0 dengan indeks
pengujian indeks bias dan konsentrasi glukosa pada bias 1,464.
tape beras merah pada Tabel 2.
Tabel 1. Hasil Indeks Bias Larutan Glukosa Uji Etanol
Konsentrasi Larutan Pengujian etanol pada tape beras merah
Indeks Bias
Glukosa (%) memberikan hasil kadar etanol tape beras merah
10 1,350
tiap konsentrasi ragi yang berbeda pada Tabel 3.
20 1,363
30 1,381 Hasil yang didapatkan cukup signifikan perbedaan
40 1,395
pada tiap konsentrasi ragi yang diberikan sehingga
50 1,408
konsentrasi ragi yang berbeda berikatan erat dengan
Berdasarkan hasil indeks bias pada Tabel 1 kadar etanol yang terbentuk pada tape beras merah.
maka dibuatlah grafik korelasi konsentrasi glukosa Tabel 3. Kadar Etanol (%) pada Tape Beras
dengan indeks bias, yaitu sebagai berikut: Merah
Konsentrasi Kadar
Ragi (%) Etanol (%)
0,5 9,2
1,0 13,8
1,5 16,1
2,0 18,4
2,5 23

Grafik 1. Hasil Korelasi Larutan Glukosa Konsentrasi ragi 2,5% menghasilkan kadar

dengan Indeks Bias etanol tertinggi yaitu 23% dimana berdasarkan data

Berdasarkan Grafik 1 diketahui rumus fungsi pada Tabel 3 dapat disimpulkan bahwa semakin

untuk menghitung kadar konsentrasi larutan tinggi konsentrasi ragi yang diberikan pada tape

4
Jurnal Gizi Klinik Indonesia

beras merah maka semakin tinggi juga kadar etanol karohidrat yang diubah menjadi glukosa akan
yang terbentuk. meningkat sampai pada batas optimal, kemudian
setelah batas optimal maka kadar glukosa yang
Uji Organoleptik dihasilkan akan semakin menurun. Berdasarkan uji
Uji organoleptik pada tape beras merah yang dilakukan kadar glukosa pada konsentrasi
menghasilkan data responden pada Tabel 4 yang 2,5% mengalami penurunan sebanyak 1,3% dari
mulai dari karakter aroma, warna, tekstur, rasa, dan kadar glukosa dengan perlauan ragi 2,0%. Selama
kandungan air. fermentasi gula pereduksi akan meningkat setelah
Tabel 4. Hasil Respon Uji Organoleptik pada fermentasi berlangsung selama tiga hari, setelah itu
Tape Beras Merah dengan Berbagai gula pereduksi akan menurun (Apriyani, 2017).
Konsentrasi Ragi
Uji Etanol
Konsentrasi Ragi pada Tape
Karakter X Berdasarkan hasil penelitian pada Tabel 3
0,5% 1,0% 1,5% 2,0% 2,5%
Aroma 3,1 2,0 2,5 2,5 3,4 2,7 kadar etanol pada tape beras merah, maka dapat
Warna 2,9 2,9 3,1 3,1 3,0 3,0
diketahui bahwa perbedaan pemberian konsentrasi
Tekstur 2,1 2,9 2,8 2,7 3,1 2,7
ragi memberikan pengaruh terhadap kadar etanol
Rasa 2,2 2,3 2,8 2,4 3,2 2,6
Kandunga pada tape beras merah. Dari hasil perhitungan
2,1 2,4 2,5 2,6 2,9 2,5
n Air kadar etanol pada tape beras merah terlihat bahwa
X 2,5 2,5 2,7 2,7 3,1 - kadar etanol tertinggi yaitu 23% diperoleh dari
Berdasarkan uji organoleptik yang hasil fermentasi tape dengan konsentrasi ragi 2,5%
ditunjukkan pada Tabel 4 dapat diketahui bahwa dan kadar etanol terendah yaitu 9,2% diperoleh dari
tape yang memiliki aroma terharum khas tape hasil fermentasi tape dengan konsentrasi ragi 0,5%.
adalah tape beras merah dengan konsentrasi ragi Hasil penelitian ini relevan dengan penelitian
2,5% yaitu sebesar 3,4 sedangkan warna terbaik Berlian (2016) yang menyatakan bahwa semakin
adalah tape beras merah dengan konsentrasi ragi banyak pemberian dosis ragi maka terdapat khamir
1,5% dan 2,0% yaitu sebesar 3,1 kemudian tekstur semakin banyak pula. Tinggi rendahnya alkohol
terbaik adalah tape beras merah dengan konsentrasi yang dihasilkan setelah proses fermentasi berikatan
2,5% yaitu sebesar 3,1 selanjutnya rasa terbaik dengan adanya khamir yang ada dimana
adalah tape beras merah dengan konsentrasi ragi pertumbuhan khamir berhubungan dengan aktivitas
2,5% yaitu sebesar 3,2 serta kandungan air enzim amilase yang mengubah pati menjadi
terbanyak adalah tape beras merah dengan maltosa dan dengan enzim maltase, maltose
konsentrasi ragi 2,5% yaitu sebesar 2,9. dihidrolisis menjadi glukosa. Setelah itu, enzim
zymase akan mengubah monosakarida menjadi
BAHASAN alkohol atau etanol dan CO2. Dengan adanya enzim-
Uji Kandungan Glukosa enzim tersebut, Saccharomyces cerevisiae memiliki
Berdasarkan hasil konsentrasi glukosa pada kemampuan untuk mengkonversi baik gula dari
masing-masing tape beras merah didapatkan data kelompok monosakarida maupun disakarida
bahwa terdapat penurunan kadar glukosa pada (Widiyaningrum, 2009). Sesuai dengan kandungan
konsentrasi ragi 2,5%. Hal tersebut terjadi karena dari beras merah dimana per 100 gram terdiri atas

5
Jurnal Gizi Klinik Indonesia

protein 7,5 g, lemak 0,9 g, karbohidrat 77,6 g, Hasil yang diperoleh uji organoleptik warna
kalsium 16 mg, fosfor 163 mg, zat besi 0,3 g, pada tape beras merah dari semua perlakuan hampir
vitamin B1 0,21 mg dan antosianin (Indriyani, sama yaitu merah keunguan yang memiliki rentang
2013), maka proses fermentasi dapat terjalankan nilai 2,9 – 3,1. Hal ini disebabkan bahan dasar yang
sesuai dengan kebutuhan enzim pada khamir. digunakan dalam pembuatan tape adalah beras
Adapun penelitian lain yang relevan yaitu merah yang memiliki warna merah keunguan.
penelitian Apriyani (2017), yang mengatakan Selama fermentasi mengalami perubahan fisik dan
bahwa jumlah ragi yang digunakan mempengaruhi biokimiawi oleh adanya aktivitas mikroorganisme.
kandungan ragi pada tape. jika jumlah ragi yang Warna memiliki arti penting bagi makanan,
digunakan terlalu sedikit maka proses menjadi tape bersama dengan bau, rasa, dan tekstur. Warna
akan berjalan lama, akan tetapi jika jumlah ragi memegang peran penting dalam keterterimaan
yang digunakan terlalu banyak justru menghambat makanan.
mikroorganisme yang berperan dalam proses Hasil uji organoleptik tekstur pada tape beras
fermentasi dan mikroorganisme pembusuk akan merah terbaik terdapat pada tape beras merah
tumbuh sehingga tape menjadi busuk. Semakin dengan konsentrasi ragi 2,5% sebanyak 3,1
tinggi jumlah ragi tape yang digunakan maka memiliki tekstur yang lunak, dan sangat berair.
semakin banyak khamir (Saccharomyces Sedangkan hasil terendah pada tape beras merah
cerevisiae) yang terbentuk. dengan konsentrasi ragi 0,5% sebanyak 2,1
memiliki tekstur keras dan tidak berair. Dalam hal
Uji Organoleptik ini selama proses fermentasi tape mengalami
Berdasarkan Uji Organoleptik yang perubahan-perubahan fisik dan biokimiawi akibat
ditunjukkan pada tabel 4, dapat diketahui bahwa dari aktivitas mikroorganisme sehingga tape
tape yang memiliki aroma terbaik adalah tape beras menghasilkan tekstur yang lunak berair.
merah dengan konsentrasi ragi 2,5% yaitu sebesar Hasil uji organoleptik rasa pada tape beras
3,4. Sedangkan untuk aroma terendah yaitu tape merah terbaik terdapat pada tape beras merah
beras merah dengan konsentrasi ragi 1,0% dengan konsentrasi ragi 2,5% sebanyak 3,2
sebanyak 2,0. Hal tersebut sesuai dengan teori memiliki rasa manis. Hal ini karena banyaknya
yang menyebutkan bahwa, semakin banyak dosis konsentrasi ragi yang tepat akan menghqsilkan rasa
ragi yang diberikan maka semakin banyak alkohol manis dan sedikit asam. Sedangkan hasil terendah
yang terbentuk. Aroma khas pada tape disebabkan pada tape beras merah dengan konsentrasi ragi
karena selama proses fermentasi perubahan tape, 0,5% sebanyak 2,2 memiliki rasa kurang manis dan
gula yang terbentuk akan diubah menjadi alkohol sangat asam. Ciri khas tape adalah cita rasa yang
oleh aktivitas Saccharomyces cerevisiae. Alkohol sangat unik yaitu adanya kombinasi rasa manis,
akan diubah menjadi asam organik oleh bakteri asam dan sedikit beralkohol (Astawan, 2004).
Pedioccus melalui proses oksidasi alkohol, Hasil uji organoleptik kandungan air pada
sebagian asam organik akan bereaksi dengan tape beras merah terbaik terdapat pada tape beras
alkohol membentuk eter yang memberi cita rasa merah dengan konsentrasi ragi 2,5% sebanyak 2,9
tape sehingga menghasilkan bau khas tape yang memiliki ciri lunak, dan sangat berair.
(Astawan, 2004). Sedangkan hasil terendah pada tape beras merah

6
Jurnal Gizi Klinik Indonesia

dengan konsentrasi ragi 0,5% sebanyak 2,1 Suhu. Jurnal Bioproses Komoditas Tropis
2013;1(2).
memiliki ciri keras dan tidak berair. Dalam hal ini 3. Astawan, Made. Tetap Sehat Dengan Produk
Makanan Olahan. Surakarta : Tiga Serangkai;
selama proses fermentasi tape mengalami
2004.
perubahan-perubahan fisik dan biokimiawi akibat 4. Berlian, Z., Aini, F., dan Ulandari, R. Uji
Kadar Alkohol pada Tapai Ketan Putih dan
dari aktivitas mikroorganisme sehingga tape Singkong melalui Fermentasi dengan Dosis
Ragi yang Berbeda. Jurnal Biota 2016; 2(1).
menghasilkan tekstur yang lunak berair.
5. Damanhuri. Pewarisan antosianin dan tanggap
Berdasarkan rata-rata dari tiap hasil tape beras klon tanaman ubi jalar (Ipomea batatas (L.)
Lamb) terhadap lingkungan tumbuh. (Disertasi)
merah dengan berbagai macam konsentrasi ragi, 2005; Program Studi Ilmu Pertanian Program
Pascasarjana Universitas Brawijaya.
diketahui bahwa tape beras merah dengan
6. Herani dan M. Rahardjo. Tanaman berkhasiat
konsentrasi ragi 2,5% memiliki rata-rata tertinggi antioksidan. Jakarta : Penebar Swadaya; 2005.
7. Indriyani, F., et al. Karakteristik Fisik, Kimia
yaitu 3,1. Hal ini menunjukkan bahwa tape beras Dan Sifat Organoleptik Tepung Beras Merah
Berdasarkan Variasi Lama Pengeringan. Jurnal
merah tersebut disukai oleh masyarakat.
Pangan dan Gizi 2013; 4(8).
8. Islami, Rohani. Pembuatan Ragi dan Tape.
Jurnal Teknologi Pertanian 2019; Fakultas
Pertanian. Universitas Hasanuddin.
9. Nurcahyo, H. Diktat Bioteknologi. Jurusan
SIMPULAN DAN SARAN
Pendidikan Biologi Fakultas Matematika Dan
Dari penelitian yang telah dilakukan, kualitas Ilmu Pengetahuan Alam. Universitas Negeri
Yogyakarta; 2011.
terbaik ragi tape yang diberikan yaitu pada kadar 10. Parmitasari, P., Eko H. Analisis Korelasi
Indeks Bias dengan Konsentrasi Sukrosa
2,0% dengan kadar glukosa yang paling tinggi
Beberapa Jenis Madu Menggunakan Portable
yaitu 86% dan memiliki kadar alkohol sebesar Brix Meter. Youngsister Physics Journal 2013;
1(5):191-198
1,84%. Namun pada uji organoleptik aroma terbaik 11. Pengkumsri, N., et al. Physicochemical and
antioxidatve propreeties of black, brown and
yaitu pada konsentrasi 2,5% sebesar 3,4 untuk red rice varieties of North Thailand. Food Sci.
aroma dan sebesar 3,1 untuk tekstur yang lunak, Technol. Campinas 2015;35(2).
12. Santika, A., dan Rozakurniati. Teknik Evaluasi
sangat berair serta sebesar 3,2 untuk rasa manis. Mutu Beras dan Beras Merah Pada Beberapa
Galur Padi Gogo. Buletin Teknik Pertanian
Dengan demikian, hasil penelitian dapat digunakan 2010;15.
sebagai acuan dalam produksi tape beras merah 13. Utami, Ana T. dan Noviyanti, Lilis. Pembuatan
Tape Dari Ubi Kayu (Manihot utilissima) yang
dalam jumlah besar dan akan dipasarkan ke Tahan Lama. (Laporan Tugas Akhir) 2010;
Jurusan Teknik Kimia, Fakultas Teknik,
masyarakat umum. Universitas Sebelas Maret, Surakarta.
14. Widiyaningrum, C. Pengaruh Bahan Penutup
Terhadap Kadar Alkohol pada Proses
Pernyataan konflik kepentingan Bioetanol Ubi Kayu Bahan Bakar Masa Depan.
Jakarta : PT. Agromedia Pustaka; 2009.
Penulis menyatakan tidak ada konflik kepentingan 15. Yulianti, C.H. Uji Beda Kadar Alkohol pada
dengan pihak-pihak yang terkait dalam penelitian Tape Beras Ketan Hitam dan Singkong. Jurnal
Teknika 2014;6(1).
ini.

RUJUKAN
1. Apriyani, D., Handoko S., H.R.A Mulyani.
Pengaruh Variasi Dosis Ragi terhadap Kadar
Glukosa pada Tape Pisang Kepok. Prosiding
Seminar Nasional Pendidikan; 2017. ISBN :
978-602-70313-2-6
2. Asnawi, M., et al. Karakteristik Tape Ubi Kayu
(Manihot utilissima) Melalui Proses
Pematangan Dengan Penggunaan Pengontrol

You might also like