You are on page 1of 12

145

PENGGUNAAN INTERNET DAN BUDAYA POPULER DALAM


KAMPANYE POLITIK DI INDONESIA
THE USE OF INTERNET AND POPULAR CULTURE IN POLITICAL
CAMPAIGN ININDONESIA

Henri Subiakto1 dan Rachmah Ida2


Departemen Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Airlangga
Kampus A, Jl. Dharmawangsa Dalam, Surabaya 60286
E-mail: hs_project2002@yahoo.com1, rachmah@gmail.com2

Naskah diterima tanggal31 Januari 2017, direvisi tanggal31 Januari 2017, disetujui pada tanggal 31 Januari 2017

Abstract
The emergence of Internet in the digital era also used by politicians as the new model of campaign. In the era of post
New Order regime, internet became a new alternative media for campaigning. Furthermore, popularity of media and
popular culture had make it easier for politicians to gain vote of their constituents. This study aims to analyze the use of
the Internet and popular culture by Indonesian politicians in order to influence the attitudes and public opinion in the
country. Several issues that were examined in this study includes the ways that been used by these politicians to affect
their constituents, campaign models, and how popular culture being used to attract the public. Through textual analysis
methods, this study examined ten national and local politicians that using the internet and media convergence for the
needs of political campaigns during 2014 and 2015. The results of this study indicate that politicians positioned
themselves as a political celebrity by appearing as a major player or single character in various cultural models or
audio visual program that they produced. All politicians in this study have been using various models of campaign, and
take a big advantage of the internet, either social media or personal blogs which were filled with a variety of political
messages and campaigns to achieve the highest mass.

Keywords: internet, popular culture, political celebrities, political campaign, media convergence

Abstrak
Kemunculan internet di era digital juga dimanfaatkan oleh politisi untuk melakukan kampanye model baru. Di masa
paska era rejim Orde Baru, kehadiran media internet menjadi alternatif baru cara berkampanye. Ditambah lagi dengan
popularitas media dan budaya popular yang lebih memudahkan politisi untuk meraih suara para konstituennya menjadi
medium baru bagi politisi melakukan kampanye politik.Penelitian ini bertujuan untuk melihat penggunaan internet dan
budaya popular yang digunakan oleh politisi Indonesia untuk mempengaruhi sikap dan opini publik di tanah air.
Bagaimana cara-cara politisi ini memperngaruhi konstituennya dan model-model kampanye apa saja yang digunakan
dan bagaimana budaya popular dipakai untuk menarik massa adalah masalah-masalah yang dikaji dalam penelitian
ini.Dengan menggunakan metode analisis tekstual, penelitian ini mengkaji 10 politisi nasional dan daerah yang
menggunakan internet dan konvergensi media untuk kampanye politiknya selama tahun 2014 dan 2015. Lima politisi
nasional dan lima politisi daerah dipakai sebagai sampel untuk analisis penelitian ini. Hasil penelitian ini menunjukkan
bahwa politisi menempatkan dirinya sebagai selebritas politik dengan menampilkan dirinya sebagai pemain utama atau
pemeran tunggal dalam berbagai model budaya atau tayangan visual dan audio visual yang diproduksinya. Kesemua
politisi yang diteliti menggunakan berbagai macam model kampanye, dan memanfaatkan internet mulai dari media
sosial dan blog-blog pribadi yang kesemuanya diisi penuh dengan berbagai pesan politik mereka dan kampanye untuk
meraih massa terbanyak.

Kata Kunci :internet, budaya populer, selebritas politik, kampanye politik, konvergensi media

pihak untuk kepentingan mereka masing-


PENDAHULUAN masing.Hal ini terjadi karena kemampuan
internet yang dapat menyebar secara massif di
Penggunaan internet sekarang ini tidak berbagai kalangan masyarakat.Tidak hanya
lagi menjadi barang yang baru bagi masyarakat digunakan untuk kepentingan individu, internet
Indonesia.Internet digunakan oleh banyak juga digunakan untuk kepentingan kelompok.

145
Jurnal Masyarakat Telematika dan Informasi
Volume: 7 No.2 (Juli - Desember 2016) Hal.: 145-156

Website atau situs adalah salah satu tahun 2015 dan masih akan terus meningkat
aplikasi yang terhubung dengan adanya internet pada tahun-tahun berikutnya.
yang kemudian dimanfaatkan oleh beberapa Kehidupan politik saat ini tidak terlepas
pihak untuk kepentingan mereka masing- dari hingar binger media sosial dan
masing.Website menyediakan berbagai konten internet.Digital media telah merambah
yang menguntungkan untuk menyebarkan kehidupan politik di dunia dan di tanah
berita atau informasi secara massif tentang air.Bahkan keberhasilan media sosial
suatu hal.Seperti yang telah dituliskan menggiring opini dan alat perjuangan baru di
sebelumnya bahwa penggunaan internet atau era digital saat ini juga telah menggejala di
dalam hal ini adalah website adalah bagian dari mana-mana.Banyak contoh gerakan “Arab
aktivitas masyarakat yang telah Spring” yang berhasil menggulingkan Presiden
membudaya.Dewasa ini semua orang baik tua Hosni Mobarak di Mesir, Penjarahan di
ataupun muda, kaya ataupun miskin, Inggris, bahkan gerakan-gearakn terorisme anti
berpendidikan ataupun tidak, kesemuanya Islam dan gerakan fasisme baru melalui media
dapat menggunkan internet untuk memenuhi internet adalah contoh bergesernya kekuatan
kebutuhan mereka. media sosial untuk menggiring opini dan alat
Hal inilah yang kemudian oleh para propaganda baru.
politisi digunakan untuk melancarkan kegiatan Pemilihan Presiden di Amerika Serikat
kampanye politik yang mereka lakukan agar pun tak kalah seru dengan perang media sosial
memperoleh dukungan dari yang digunakan antara kubu Hillary Clinton
masyarakat.Website digunakan para politisi dari partai Demokrat dengan kubu Donald
untuk menyebarkan berita baik yang berkaitan Trump dari Partai Republik.Media sosial
tentang partainya ataupun dirinya sendiri. banyak digunakan karena banyak calon pemilih
Bukan hanya berita, berbagai iklan dan poster yang potensial yang bisa dipengaruhi opini dan
pun mengjiasi laman website sang politisi. sikap politiknya. Di Indonesia, pemilu 2014
Konten website inilah yang nantinya menunjukkan fenomena yang sama pula.
dikonsumsi oleh berbagai kalangan dengan Media sosial mampu menggerakkan opini dan
tujuan untuk memperoleh dukungan dari sikap pemilih kepada Joko Widodo untuk
mereka. Untuk dapat mengakses konten dari mendukung sebagai presiden
sebuah website bukanlah perkara yang susah, Indonesia.Berbagai tayangan Youtube visual
karena siapapun yang memiliki jaringan yang mendukung Joko Widodo mampu
internet dapat mengasesnya dengan mudah. menggerakkan pemilih-pemilih netizen yang
Kondisi yang demikian menjadikan website bermain di ranah internet dan media
sebagai bagian dari budaya populer dalam sosial.Keberhasilan Joko Widodo inilah yang
masyarakat dan konten politik melekat pada kemudian banyak dimanfaatkan oleh para
budaya pouler tersebut. politisi Indonesia untuk meraih suara di luar
Website dipilih menjadi bagian dari mainstream.
kampanye politik yang dipertimbangkan karena Kondisi inilah yang tidak akan
pertimbangan pengguna internet di Indonesia dilewatkan para kandidat calon legislatif atau
yang tidak sedikit jumlahnya. Menurut para politikus di dunia untuk memperoleh
lembaga riset pasar e-Marketer, populasi dukungan sebanyak mungkin. Pemanfaatan
pengguna internet di Indonesia pada tahun website pun dilakukan dengan cara yang
2014 mencapai 83,7 juta pengguna. Angka beragam oleh para politisi, terutama awalnya di
tersebut menempatkan Indonesia sebagai Amerika Serikat (e.g. Bimber & Davis, 2003,
negara dengan peringkat ke-6 di dunia dalam Chadwick, 2006, Foot & Schneider, 2003,
hal jumlah pengguna internet. Masih Trippi, 2004). Mulai dari kampanye sehat
bersadarkan pada lembaga riset yang sama, hingga kampanye yang berindikasi negatifpun
angkanya naik menjadi 93,4 juta pengguna di dapat dilakukan disini.Hal inilah yang

146
Penggunaan Internet dan Budaya Populer dalam Kampanye Politik di Indonesia
Henri Subiakto dan Rachmah Ida

kemudian menarik untuk diteliti lebih lanjut, tayangan-tayanag audio visual dan visual yang
bagaimana para politisi tersebut menggunakan digunakan oleh politisi selain untuk tujuan
situs online atau website untuk memperoleh kampanye dan artikulasi kepentingan politik
dukungan dari masyarakat? Model-model kandidat politik, juga untuk tujuan menghibur
kampanye online apa saja yang digunakan oleh khalayaknya.
politisi untuk mempersuasi calon pemilih
maupun konstituennya untuk kepentingan Tinjauan Pustaka
politik mereka? Bagaimanakah budaya populer Politik dalam budaya populer akan
digunakan sebagai bagian dari kampanye memandang politikus dari kaca mata yang
politik online politisi di tanah air untuk berbeda dengan yang selama ini ada. Politikus
menarik massa? tidak hanya digambarkan sebagai sosok yang
konvensional namun menjadikannya sebagai
selebritas dalam dunia politik.Konsep baru
METODE PENELITIAN yang sekarang mulai disadari manfaatnya untuk
menghubungkan pelaku politik dengan warga
Penelitian ini menggunakan pendekatan negara (citizen).Jika penggunaan wilayah
kualitatif menggunakan metode analisis kolektif dahulunya hanya terjadi di forum-
tekstual. Pendekatan kualitatif artinya forum birokrasi formal yang terbatas aksesnya,
penelitian ini berdasarkan pada fenomena wilayah itu kini diperlebar ke arah yang lebih
sosial yaitu penggunaan situs online yang publik dan populer. Dengan kata lain,
berupa website sebagai media kampanye para penggunaan media merupakan wilayah kolektif
politikus. Sedangkan analisis tekstual (collective space) yang baru untuk kepentingan
digunakan sebagai metode untuk mengupas pembentukan brand image politik itu sendiri
dan memaknaikepentingan yang ada di balik (Subiakto & Ida, 2014).
suatu teks media. Analisis tekstual yang Sistem selebritas sebenarnya telah
digunakan dalam penelitian ini digunakan dilakukan pada proses pemilihan presiden
untuk melakukan deskripsi sekaligus Indonesia yang lalu. Disadari atau tidak, apa
memberikan analisis naratif atas gambar- yang dilakukan oleh Presiden SBY dan timnya
gambar visual politisi dan juga tayangan audio kala itu, mencoba memanfaat cultural
visual yang dibuat oleh para politisi dalam environment media di Indonesia dengan tren
laman internet mereka. yang berkembang sejak yiga tahun belakangan,
Ada 10 politisi nasional dan lokal yang yakni fenomena infotainment selebritas.
dipilih dengan pertimbangan pemilihan laman Rumah produksi, stasiun televis swasta
mereka adalah yang aktif dan dinamis serta nasional, dan tabloid-tabloidhiburan,
dikelola dengan kontinyu selama masa membombardir khalayak media dengan liputan
kampanye 2014 dan pada saat kampanye selebritas hampir tiap jam dan tiap hari. Hingga
pemilukada 2015 bagi politisi lokal/regional akhirnya konsep dan pandangan tentang
yang diambil sebaga objek kajian. Laman- selebritas berkembang. Politisi kyai, pejabat,
laman yang dipilih adalah yang di dalamnya tokoh masyarakat yang bukan berprofesi yang
terdapat banyak tampilan visual, audio, dan bukan di dunia bisnis hiburan, karena
audio visual. Dengan kata lain, penelitian ini seringnya muncul di televisi dinamai sebagai
ingin melihat juga ketika konvergensi media selebritas. Fenomena ini terus bergulir, hingga
digunakan dalam kampanye politik di tanah air, dunia politik Indonesia pun terlibat dalam
dan bagaimana para politisi memanfaatkan percaturan zona ekonomi hiburan ini. Inilah
konvergensi media untuk mempromosikan yang dimaksud dan diinginkan oleh Anthony
dirinya dan tujuan politiknya kepada Painter, bahwa dunia politik harus mampu
konstituennya. Sementara itu yang dimaksud memanfaatkan dan menggeser koletif space
budaya popular dalam penelitian ini adalah nya, dari tradisi podium politik ke zaman

147
Jurnal Masyarakat Telematika dan Informasi
Volume: 7 No.2 (Juli - Desember 2016) Hal.: 145-156

entertainment denganmemanfaatkan liputan stasiun televisi dan rubrik yang mendatangkan


media berulang-ulang dan pembentukan keuntungan bagi pers.
sisitem selebritas yang membawa pada orator Media dan budaya populer telah
dan tokoh utama pelaku politik ke rumah- mengkonstruk kehidupan politik yang penuh
rumah khalayak televisi dan media baru debat terbatas dan tersembunyi, dan penuh
lainnya yang populer digunakan orang, atau dengan manipulasi media, memasuki babakan
media internet. baru yang „media-friendly‟ dan mengikuti
Ini perlu dilakukan, karena situasi yang arusindustri hiburan dengan menciptakan
berkembangdalam lingkungan dunia politik sistem selebritas dalam politik.
saat ini berbeda dari sebelumnya. Pertama, Metode kampanye politik yang
kaum muda dan minoritas signifikan dari bersifat konvensional akhir-akhir ini mulai
kelompok-kelompok sosial tertentu saat ini dirasa kurang efektif dan hampa. Pesan-pesan
lebih banyak terlibat dalam ruang kolektif politik saat ini telah berpindah ke ruang-ruang
yang terbentuk oleh kedatangan media baru maya yang lebih massif dan terbuka. Saat ini,
seperti email, internet, dan teks-message media online membuat setiap orang memiliki
(SMS) dari telepon genggam mereka. pengaruhnya masing-masing terhadap orang
Kelompok inilah yang terus meningkat lain. Hal ini dapat terjadi karena perkataan
jumlahnya dan bahkan mungkin menjadi yang dituliskannya atau dibagikannya melalui
mayoritas baru yang signifikan dalam dinamika media online. Kemudian hal tersebut dianggap
politik saat ini. Kedua, publik sekarang tidak sebagai kelebihan dari media online, yaitu
lagi less intersted dengan isu-isu umum politik sarana pertukaran informasi dan ide-ide yang
dibanding yang mereka lakukan beberapa tahun dirasa efektif dan cepat.
lalu, apalagi di era orde baru. Ketiga, telah Walaupun sifatnya yang luas
terjadi peningkatan alienasi dari institusi- dan dapat ditulis oleh semua orang, namun
institusi politik konvensional dan tradisional, informasi yang bersifat fakta dalam media
khususnya pada kaum muda. Lebih banyak sosial dianggap sangatlah berharga. Hingga
orang yang sekarang lebih terbuka untuk untuk mencapai keyakinan bahwaitu adalah
melibatkan diri dan berani memberikan suara sebuah fakta, sering kali muncul perdebatan
langsung, melancarkan protes, dan banayak dalam media tersebut. Maka media online
politisi yang sekarang tidak diterima sangat cocok bagi para politikus sejati, yaitu
masyarakat. Perubahan lingkungan dan kultur mereka yang benar-benar memiliki ide-ide dan
komunikasi dan mediadalam msayarakat inilah aksi nyata untuk kebaikan masyarakat. Karena
yang perlu direspon oleh para pelaku politik setiap tindakan atau ucapan di media online
(Subiakto & Ida, 2014). dianggap penting dan bermakna, serta disorot
Media dan budaya populer yang oleh banyak pihak (Wijaya, 2016).
disajikan sebagai komoditas kapitalis, Douglas Hagar (2014)
padaakhirnya membangun naratif budaya dalam Campaigning Online: Social Media in
populer bagi politik di tanah air. Media baru the 2010 Niagara Municipal
membalikkan khalayak pasif, media menjadi Elections menuturkan, media sosial bisa
partisipasif interaktif yang tidak lagi hanya berkontribusi pada keberhasilan politik.Ini
menjadi penonton (spectator), tetapi menjadi karena media sosial membuat kandidat dalam
bagian dari “cerita”. Politik tidak sebuah pemilihan bisa berinteraksi dengan para
lagidipandang sebagai peristiwa yang serius calon pemilih dengan skala dan intensitas yang
dan berkaitan dengan kepentiangan massa tak bisa dicapai lewat pola kampanye
termasuk warga negara. Tetapi politik menjadi tradisional seperti kampanye dari pintu ke
“ tontonan” bahkan digunakan sebagai pintu, brosur, bahkan peliputan oleh media
penggerak untuk menaikkan ratting acara di cetak dan televisi.

148
Penggunaan Internet dan Budaya Populer dalam Kampanye Politik di Indonesia
Henri Subiakto dan Rachmah Ida

Selain itu, biaya kampanye beberapa politisi menggabungkan penggunaan


media sosial juga jauh lebih murah karena tidak berbagai media untuk mendapatkan massa yang
ada biaya yang langsung diasosiasikan dengan lebih luas. Sedangkan beberapa diantaranya
media sosial semacam Facebook, Twitter, hanya fokus pada satu media saja.
Youtube, ataupun website.Media sosial juga Website adalah falilitas dalam internet
unggul karena memberi kesempatan para calon yang paling banyak digunakan oleh para
pemilih untuk berdialog dua arah dengan politisi. Dari sepuluh sampel yang digunakan
kandidat, tidak seperti model kampanye dalam penelitian ini, sembilan diantara
tradisional yang cenderung searah, dari menggunakan website sebagai alat untuk
kandidat ke calon pemilih.Sifat komunikasi memperoleh dukungan dari masyarakat.
politik antara kandidat dan calon pemilih bisa Website sendiri adalah keseluruhan halaman-
menjadi multiarah, seperti dari kandidat ke halaman web yang terdapat dalam sebuah
pemilih, pemilih ke kandidat, atau domain yang mengandung informasi. Sebuah
antarpemilih. website biasanya dibangun atas banyak
Modal komunikasi multi-arah ini, halaman laman yang saling berhubungan.
menurut Tasente Tanase (2015) dalam The Hubungan antara satu laman dengan halaman
Electoral Campaign through Social Media: A laman yang lainnya disebut hyperlink,
Case Study-2014 Presidential Election in sedangkan teks yang dijadikan media
Romania, menjadi salah satu modal bagi penghubung disebut hypertext. Website erat
kandidat untuk bisa meraih suara dalam kaitannya dengan domain yang merupakan
pemilihan.Tasente berargumen, peluang nama unik yang dimiliki sebuah institusi
dukungan media sosial menjadi suara dalam sehingga dapatdiakses melalui internet,
pemilihan lebih besar jika ada keterlibatan atau misalnya politisi.com, nova.net dan lain
partisipasi aktif calon pemilih.Partisipasi aktif sebagainya. Kemudian untuk mendapatkan
ini tidak harus berlangsung di akun media domain yang diinginkan maka harus
sosial si kandidat.Bisa saja pendukung kandidat melakukan register pada registar-registar yang
itu menyebarluaskan materi kampanye dari telah ditentukan (Yuhefizar, et al., 2009).
akun kandidat, tetapi dengan pesan yang Para politisi tersebut menggunakan
dipersonalisasi lalu memancing perbincangan domain yang berbeda-beda pula, mulai dari
dengan teman-temannya di dunia maya. www.saifulhaq.com, kemudian
Dengan kata lain, keaktifan itu lebih penting www.budimansudjatmiko.net,
dari banyaknya orang yang menjadi "pengikut" www.fadlizon.com,www.ramadhanpohan.com,
di akun media sosial. www.edhiebaskoro.com,
www.vivayogamauladi.com,www.rumahdiahpi
taloka.org, www.akbarfaizal.comdan
HASIL DAN PEMBAHASAN www.ridwankamil.me. Kesemuanya mendesain
websitenya dengan cara yang beragam dan
Para politisi memiliki caranya masing- tampilan homepage yang beragam pula. Pada
masing untuk dapatmenarikhati para pemilih setiap homepage terdapat link yang kemudian
melalui internet.Berbagai fasilitas internet menghubungkan dengan web page lainnya.
seperti halnya situs berbagi gambar dan berbagi Webpage inilah yang menjelaskan tujuan
berita pun ramai digunakan oleh para kampanye yang hendak mereka capai. Dari
polistisi.Mulai dari politisi nasional hingga semua politisi yang menggunakan website
politisi daerah.Website, Twitter, Facebook, sebagai salah satu media kampanye mereka,
LinkedIn, dan youtube adalah sosial media hampir kesemuanya memiliki konten yang
yang banyak digunakan para politisi untuk hampir sama. Kesemuanya berisi laporan
menarik massa. Media tersebut tentu tidak aktivitas mereka terkini, hingga kolom aspirasi
kesemuanya digunkan oleh satu politisi, bagi masyarakat untuk mempermudah

149
Jurnal Masyarakat Telematika dan Informasi
Volume: 7 No.2 (Juli - Desember 2016) Hal.: 145-156

menyampaikan unek-unek pada sang politisi. mereka.Seperti miliki Andi Saiful Haq ini
Sebagain diantaranya menyediakan berita dibuat menarik dengan adanya kumpulan grafis
tentang isu sosial, politik, dan lingkungan yang berisi kampanye dan kultwit dari Andi
untuk mengedukasi masyarakat. Serta beberapa Saiful. Semua hal yang berkaitan tentang Andi
diantara membuka kolom advokasi untuk dan pencalonannya sebadai anggota dewan,
mereka yang membutuhkan bantuan hukum. serta apa yang akan ia lakukan jika terpilih
Contohnya, laman Viva Yoga adalah nanti dikemas dalam satu poster yang cukup
seorang politikus dari Partai Amanat Nasional menarik pembaca dengan desainnya.
atau PAN. Website miliknya adalah jendela Tidak hanya grafis yang menarik mata,
untuk dapat melihat Viva Yoga dalam kancah politisi juga menggunakan puisi, sebagai
politiknya. Website tersebut menyajikan bagian dari sastra budaya populer, untuk
berbagai aktivitas yang dilakukannya sebagai konstituennya.
seorang politisi, yang tentunya terhubung
langsung dengan media online lain miliknya, Aku mencintai bayangan
yaitu Facebook, Twitter, dan Youtube. Tidak Menyapaku setiap pagi di kedipan pertama
hanya itu, dalam homepage terhubung Melahap hidangan makan siangku sebelum
langsung dengan website PAN, DPR-RI, Bulog kenyang perutku
RI, dan badan lain yang menaunginya. Isu Kudekap dalam tidur sepanjang malam
soial, politik dan lingkungan pun disajikan
dalam bentuk berita yang selalu diperbaharui Akumencintai bayangan
dari hari ke hari. Domisi warna desain web Tak mewujud
yang digunakan adalah putih, tanpa ada aksen Datang dan pergi semaunya
warna lain yang dominan. Pada bagain paling Bayangan itu adalah diriku sendiri.
atas homepage, terdapat nama Viva Yoga
Mauladi dalam ukuran besar dengan latar Banda Aceh, 5 Juni 2009
belakangbendera merah putih dan foto Viva
Yoga dalam beragai aktivitasnya. Tepat di Layaknya figure terkenal atau
bawah namanya terdapat motto Berbakti Untuk selebritas, para politisi Indonesia hampir
Negeri. Kolom aspirasipun disediakan dalam semuanya mempunyai media sosial seperti
laman laman ini untuk memfasilitasi Twitter menjadi media online yang banyak
masyarakat. digunakan oleh politisi untuk melakukan
kampanye politik. Hal ini pula yang dilakukan
oleh delapan politisi dari sepuluh sampel yang
digunakan dalam penelitian ini. Kedelapan
akun tersebut adalah @saiful_haq,
@budimandjatmiko, @fadlizon,
@ramadhanpohan1, @Edhie_Baskoro,
@vivayogamauladi, @rieke_diah, dan
@ridwankamil. Akun Twitter para politisi
tersebut memiliki angka pengikut (followers)
yang beragam, mulai dari angka ribuan hingga
jutaan pengikut. Sama halnya dengan website,
Gambar 1.Kumpulan fotografi Andi Saiful Haq di akun twitter tiap politisis pun beragam
laman nya kontennya, sesuai dengan tujuan awal yang
hendak mereka capai.
Penggunaan perangkat komunikasi Politisi menyadari kecepatan dan
kreatif, seperti poster, juga digunakan oleh para keefektifan untuk meraih konstituennya, seperti
politisi di lamannya untuk menarik pengikut yang terlihat dalam twitter Fadli Zon

150
Penggunaan Internet dan Budaya Populer dalam Kampanye Politik di Indonesia
Henri Subiakto dan Rachmah Ida

misalnya.Fadli Zon lebih gamblang facebook memiliki kolom catatan untuk bisa
mencantumkan identitasnya sebagai seorang membagikan tulisan yang lebih panjang.
politisi. Pada biodata twitter ia menuliskan Kolom foto dan videopun tersedia sendiri
dirinya sebagai Wakil Ketua @DPR_RI, untuk semakin memudahkan penggunanya. Hal
@GOPAC_Eng President, Wakil Ketua Umum ini pula yang dimanfaatkan oleh politikus
DPP Partai @Gerindra, Ketua Umum DPN untuk juga membuat album foto dan video
@HKTI, dan founder @FadliZonLibrary. Ia yang berisi kegiatan mereka sebagai politisi.
menunjukkan posisinya sebagai seorang politisi Akun yang dimiliki oleh para politisi
juga dari foto yang dipajangnya sebagai latar tersebut berbeda dengan akun-akun Facebook
belakang dan foto profil pada twitter. Pada foto lainnya. Akun ini beruapa fanpage yang
tersebut, ia sedang memberikan pidatonya pada akunnya dapat disukai oleh pengguna lainnya.
acaraThe 9th Asia-EuropaParliamentary Fanpage ini adalah sebuah halaman khusus
Partnership (ASEP9) Meeting. Fadli mulai yang menyediakan berbagai informasi sesuai
bergabung sebagai pengguna twitter sejak dengan keinginan para pemiliknya. Selain itu,
Oktober 2009, dan hingga saat ini ia telah fanpage bertujuan untuk mengumpulkan fans
memiliki 356.000 pengikut. Pada kurun waktu terhadap akun ini sebanyak-banyaknya dan
2009 hingga kini,ia pun telah membagikan kemudian akun tersebut membagikan pesan-
tweet sebanyak 15.700 kali tweet. Semuanya pesan kampanye untuk menarik semakin
tentu erat kaitannya dengan penyebaran banyak dukungan. Seperti halnya akun milik
idealisme dan pandangannya tentang dunia Ridwan Kamil yang telah memperoleh disukai
politik Indonesia. Sama seperti akun-akun dan diikuti sebanyak 1.994.674 orangdan tidak
sebelumnya, kesemua tweetnya disampaikan sebanyak Ridwan kamil, politikus lain akunnya
dengan cara yang beragam, mulai dari dengan diikuti oleh ribuan hingga puluhan ribu
komentar pada foto, video, ataupun berita pengguna Facebook.
tertentu. Ataupun dengan menyampaikan Lima orang dari tujuh politsi yang
pandangan atau posisinya saat terjadi fenomena menggunkan Facebook, mereka menggunakan
tertentu dalam dunia politik Indonesia. foto profil yang sama persis seperti yang
mereka gunakan pada twitter. Seperti halnya,
Edhi Baskoro, Andi Saiful, Viva Yoga, Ridwan
Kamil, dan Budiman Sudjatmiko. Namun tidak
semua politikus tersebut mencantumkan
dirinya sebagai politikus dalam kolom biodata.
Seperti halnya Andi Saiful yang menyebut
dirinya sebagai penulis, kemudian Fadli
Zondan Ridwan Kamil yang menyebut dirinya
sebagai tokoh publik. Untuk politikus yang lain
seperti Edhie Baskoro, Viva Yoga, Budiman
menulis dirinya sebagai politisi, sedangkan
Gambar 2. Contoh Akun Fadli Zon Rieke Diah membiarkan kosong kolom
biodatanya.
Selain Twitter, para politisi Indonesian Pada halaman awal website telah
juga menggunakan Facebook sebagai medium memberikan kesan tersendiri dengan
promosi politik mereka. Konten yang terdapat menampilkan foto Budiman yang sedang
pada Facebook sebagain besar hampir sama membantu seorang petani setelah merumput.
dengan apa yang mereka bagikan pada twitter. Foto tersebut kemudian ditambahkan unsur
Namun yang membedakan adalah redaksi politis dengan adanya editing jargon milik
kalimat pada postingan di Facebook tidak Budiman di sudut kanan bawah, „Desa Hebat!
terbatas dengan karakter huruf. Selain itu, Indonesia Hebat!‟. Foto ini cukup segar dilihat

151
Jurnal Masyarakat Telematika dan Informasi
Volume: 7 No.2 (Juli - Desember 2016) Hal.: 145-156

berda di halaman awal website, seolah ditengah video seputar pencalonannya sebagai Caleg
pembicaraan serius tentang politik, terdapat DPRD Kota Kendari. Tidak hanya itu, berbagai
karya seni yang memanjakan mata, walau tetap berita tentang isu politik dan sosial juga
denganadanya unsur politis. dibagikan dalam laman blog ini. Semua hal
uang berkaitan dengan pencalonannya pun ada
dalam blog ini. Mulai dari visi dan misi, profil,
hingga pandangan hidup.
Rieke Diah, Ridwan Kamil, dan Edhie
Baskoro adalah tiga orang politisi yang juga
menggunakan instagram sebagai basis
pengumpulan massa. Sama seperti media
online lainnya, instagram dalam kampanye
juga bertujuan untuk menyebarkan dan
mencapai tujuan kampanye seorang politisi.
Gambar 3. Tayangan video dan fotografi Budiman Namun instagram lebih spesifik hanya
Sudjatmiko menggunakan foto dan video berdurasi 15 detik
saja. Dalam setiap foto dan video tentu dapat
Budiman juga menggunakan Youtube ditambahkan redaksi kalimat yang tidak
untuk membagikan testimoni para sahabatnya terbatas jumlah katanya.
yang mendukung Budiman. Serta tanggapan
masyarakat tentang Rumah Aspirasi Budian
yang dibangun saat menjabat sebagai anggota
dewan 2009-2014. Profil Budiman pun dibuat
dlam bentuk video untuk mempermudah
mereka yang inin mengetahuinya. Serta
sosialisasi tentang cara coblos suat suarapun
dilalkukan untuk menunjukkan cara konkret
dalam memilih Budiman.

Gambar 5.Akun Youtube Edhi Bhaskoro

Sama seperti twitter, instagram juga


menggunakan istilah followers dan following.
Followers akan menentukan jumlah akun
instagram lain yang mengikuti akun politikus
tersebut. Dari ketiga politi yang menggunakan
akun instagram, Ridwan Kamil adalah politisi
dengan followers terbanyak di instagram.
Gambar 4.ContohBlog Najib Husen politisi kota
Kendari Akunnya dengan username @ridwankamil
memiliki 3.000.000 followers dan telah
Najib Husain adalah satu-satunya membagikan 2.835 postingan. Tidak hanya
politisi sampel yang hanya menggunakan blog foto yang berkaitan dengan kepentingan politik
sebagai media kampanyenya. Blog ini dibuat saja, kadang kala Ridwan Kamil juga
pada tahun 2012 lalu dan telah dikunjungi oleh memposting foto-foto kesehariannya dengan
2194 pengguna internet hingga saat ini. Blog keluarga kecilnya. Edhie Baskoro yang
milik Najib Husain ini berisi foto, berita, dan memiliki 324.000 followers dan telah

152
Penggunaan Internet dan Budaya Populer dalam Kampanye Politik di Indonesia
Henri Subiakto dan Rachmah Ida

membagikan 572 posts. Akun Edhie Baskoro


dengan username @ibasyudhoyono ini lebih
banyak membagikan kesehariannya dengan
keluarga, dan disisipi dengan berbagai aktivitas
politik yang dilakukannya. Akun Youtube Ibas
bahkan lebih banyak menyajikan video dan
tayangan audio visual lainnya yang tidak hanya
khusus politik tetapi juga yang memberikan
hiburan bagi penggemarnya.
Selain politisi di atas, salah seorang
politisi perempuan Indonesia yang terkenal,
dulunya selebritas dan beralih profesi menjadi
politisi adalah Rieke Dyah Pitaloka. Gaya
kepemimpinan Rieke dalam media online
ternyata juga memberikan umpn balik yang
baik dari masyarakat lain. Sosok Rieke yang Gambar 7.Contoh instagram Ridwan Kamil
berani sebagai seorang perempuan terhadap
dunia politik memang sudah diakui oleh Ridwan Kamil dalam akun
masyarakat.Bahkan Rieke tak tanggung- instagramnya juga banyak menggunakan
tanggung dalam pengabdiannya kepada rakyat. budaya populer seperti komik, karikatur
Dengan berbagai cara untuk mendekatkan diri politik, dan menggunakan foto-foto dengan
ke rakyatnya Rieke rela menghabiskan visual populer yang menarik untuk dilihat.
waktunya untuk mengurus rakyatnya. Hal Dalam akun instagram Kang Emil
semacam inilah yang kemudian patut dicontoh diatas, sekilas memang tampak seperti biasa
oleh pejabat lain. tidak hanya berkoar-koar saja.Namun jika dilihat postingan foto-fotnya,
demi rakyat, tetapi melalui media manapun Emil berusaha mendekati para remaja untuk
seorang pejabat bisa memberikan wawasan, selalu semangat dan mempunyai motivasi
informasi, maupun komunikasi kepada dalam hidup.Postingan foto yang kadangkala
rakyatnya. Sehingga rakyat pun merasa menyindir para remaja yang suka galau
sepenuhnya diperhatikan. ternyata diterima oleh followersnya.Tak
tanggung-tanggung bahkan kadangkala ada
sebagian remaja yang malah curhat
kepadanya.Dengan menyasar para pemuda-
pemudi Emil berharap bahwa mereka mampu
membawa perubahan baik terhadap Indonesia
khususnya Kota Bandung.Emil seolah ingin
mendekatkan diri dengan remaja melalui
penggunaan ikon-ikon budaya populer seperti
Spider Man misalnya.
Politik dalam budaya populer ternyata
begitu dekat. Proses humanism politik yang
terkenal garang, kasar, dan permainan kotor,
seolah hadir dalam ruang-ruang tamu penonton
melalui televisi menjadi tayangan menghibur.
Politik dan budaya populer juga hadir dalam
telepon-telepon genggam khalayak yang enak
Gambar 6.contoh akun instagram Rieke Dyah dibaca dan diikuti tanpa harus mengeryitkan
Pitaloka dahi melalui tayangan-tayangan youtube atau

153
Jurnal Masyarakat Telematika dan Informasi
Volume: 7 No.2 (Juli - Desember 2016) Hal.: 145-156

status-status instagram yang tidak Politisi seperti Andi Saiful (dengan


membosankan.Budaya populer dan media manajemen tim pemenangannya) tahu bahwa
sosial telah menjadi stimulant baru bagi penggunaan media sosial dan budaya populer
dinamika politik dan makna demokrasi bagi lebih mudah untuk meraih massa. Kepopuleran
khalayak di tanah air. media sosial pada penggunanya di tanah air,
Masuknya budaya populer dan dijadikan sebagai kendaraan politik untuk
pengaruh ekonomi media hiburan yang begitu mengartikulasikan kepentingan
kuat dalam dasawarsa Indonesia sejak politiknya.Konten dalam media onlinenya tidak
reformasi, menyebabkan budaya baru dalam lagi melulu tentang politik yang kaku dan
dunia politik yakni dengan bervariasinya monoton, tetapi lebih menghibur dan dapat
penggunaan tayangan-tayangan hiburan untuk diterima semua orang.
kepentingan politik. Kondisi ini telah Melalui webstyle, videostyle, foto,
mengubah tradisi podium politik ke podium puisi, dan grafis digunakan oleh para politisi
hiburan atauentertainment dengan untuk menarik konstituen politik yang
memanfaatkan mediamassa mainstream dan diinginkannya.Seperti yang dikatakan oleh
media sosial yang lebih populer saat ini. Bystrom, Kaid & Robertson (2004),
Media sosial dan budaya populer yang penggunaan webstyle, videostyle, dan newstyle
gunakan olehpara politisi membangun narasi telah menjadi fenomena baru dalam kampanye
baru tentang keterlibatan budaya populer pada politik kontemporer di dunia. Bahkan medium-
dunia politik di tanah air. Media baru medium ini digunakan oleh politisi laki-laki
membalikkan fenomena khalayak pasif media dan perempuan dengan cara mereka masing-
menjadi khalayak aktif yang interaktif. Mereka masing. Medium-medium tersebut bahkan bias
tidak lagi hanya menjadi penonton, tetapi terhadap gender, karena masing-masing politisi
menjadi bagian dari cerita politik. Politik tidak yang berjenis kelamin laki-laki dan perempuan
lagi dipandang sebagai peristiwa yang serius masih stereotype dalam menciptakan materi
dan berkaitan dengan kepentiangan massa kampanye politik dan tampilan fisik website
termasuk warga negara. Melainkan politik mereka di laman-laman pribadi mereka.
menjadi “tontonan” seperti layaknya opera Website politisi tidak melulu membicarakan
sabun dan iklan-iklan konsumsi atau bahkan politik dengan cara politis, tapi ia menyebarkan
digunakan sebagai penggerak untuk menaikkan idealismenya dengan karyanya. Berbagai puisi
rating acara di stasiun televisi dan rubrik yang yang singkat namun penuh makna dan ditulis
mendatangkan keuntungan bagi media massa. sendiri olehnya akan lebih bermakna bagi
Misalkan pada sistem kampanye yang mereka pecinta seni dibandingkan dengan
dilakukan oleh Andi Saiful dapat dikatakan mendengarkan orasi berjam-jam tanpa henti.
bukan lagi sistem kampanye yang terbatas pada Menyodorkan berbagai karya foto, atau sekedar
lokasi yang dan terfokus pada orasi serta kesan artikel tentang isu politik yang disajikan dalam
tentang politik adalah yang kolot dan serius. bacaan yang mudah dipahami akan lebih
Melalui berbagai media online yang menarik bagi mereka masyarakat awam politik
dimilikinya, Andi Saiful memanfaatkannya dibandingkan dengan harus mendengarkan
untuk menjadi seorang selebritas yang dikenal doktrin ideologi (Kaid & Davidson, 1989).
karena intensitasnya yang tinggi dalam dunia
maya. Karena menjadi selebritas saatini tidak
hanya di media konvensional saja, namun PENUTUP
sangat dimungkinkan melalui dunia maya.
Ditambah lagiAndi Saiful memiliki tiga akun Dewasa ini, kampanye tidak hanya
media online yang tentunya memiliki dilakukan dengan carayang konvensional,
pengunjung ataupenikmat yang berbeda pula. seperti melakukan orasi di lapangan terbuka,
menyebarkan pamflet, atau memasang banner

154
Penggunaan Internet dan Budaya Populer dalam Kampanye Politik di Indonesia
Henri Subiakto dan Rachmah Ida

di sepanjang jalan daerah pemilihan.Teknologi


internet telah berkembang dengan sangat pesat DAFTAR PUSTAKA
di negeri ini.Penelitian ini kemudian
mendeskripsikan sekaligus menganalisi Anon. (2015).Media Sosial Makin Jadi Primadona
bagaimana politisi menggunakan internet Kampanye Pilkada.Kompas [Online]
(media online) dalam upayanya mempengaruhi http://nasional.kompas.com/read/2015/09/2
masyarakat untuk mewujudkan tujuan 5/15130071/Media.Sosial.Makin.Jadi.Prim
kampanye mereka.Selain itu, penelitian ini adona.Kampanye.Pilkada. diakses 16 Maret
2016.
menemukan model-model kampanye digital
Bimber, B., & Davis, R. (2003).Campaigning
yang digunakan oleh para politisi untuk Online: the Internet in U.S. Elections. New
mempersuasi para calon pemilih maupun York: Oxford University
konstituennya untuk kepentingan mereka. Serta Bystrom, D.G, Banwart, M.C., Kaid, L.L., &
lebih lanjut menjelaskan bagaimana budaya Robertson, T.A. (2004).Gender and
populer digunakan sebagai bagian dari Political Candidate Communication:
kampanye politik melalui media online di Videostyle, Webstyle, dan Newsstyle. New
Indonesia untuk menarik massa sebanyak York: Orutledge
mungkin. Chadwick, A. (2006). Internet Politics: States,
Hasil dari penelitian ini adalah politisi Citizens, and New Communication
memiliki caranya masing-masing untuk Technologies. New York: Oxford
University Press
menarik hati para pemilih melalui
Foot, K.A., & Schneider, S.M. (2006).Web
internet.Berbagai fasilitas internet seperti Campaigning. Cambridge: MIT Press
halnya situs berbagi gambar dan berbagi berita Hagar, D. (2014). Campaigning Online: Social
pun ramai digunakan oleh para politisi.Mulai Media in the 2010 Niagara Municipal
dari politisi nasional hingga politisi Elections.Canadian Journal of Urban
daerah.Blog, Twitter, Instagram, Facebook, Research 23 (1), pp. 74-98
LinkedIn, dan youtube adalah sosial media Kaid, L.L., & Davidson, D.K. (1986).Elements of
yang banyak digunakan para politisi untuk Videostyle: A Prelimenary Examination of
menarik massa. politik dalam budaya populer Candidate Presentation through televised
memandang politisi dari kaca mata yang advertising.Dalam L.L. Kaid, D.D. Nimmo,
berbeda dengan yang selama ini ada. Politisi & K.R. Sanders (Eds.).New Perspectives on
Political Advertising (pp. 184-209).
tidak hanya digambarkan sebagai sosok yang
Carbondale: Southern Illinois University
konvensional namun menjadikannya sebagai Press
selebritas dalam dunia politik.Konsep baru Subiakto, H. & Ida, R., 2014.Komunikasi Politik,
yang sekarang mulai disadari manfaatnya untuk Media, dan Demokrasi. Jakarta: Kencana
menghubungkan pelaku politik dengan warga Tanase, T. (2015).The Electoral Campaign through
negara.Jika penggunaan wilayah kolektif Social Media: A Case Study-2014
dahulunya hanya terjadi di forum-forum Presidential Election in Romania.Sfera
birokrasi formal yang terbatas aksesnya, Politicii.No.1 (183). Pp. 92-104
wilayah itu kini diperlebar ke arah yang lebih Trippi, J. (2004). The Revolution will not be
publik dan populer. Dengan kata lain, Televised: Democracy, the Internet, and the
penggunaan media sosial merupakan wilayah Overthrow of Everything. New York:
Harper Collins
kolektif yang baru untuk kepentingan
Wijaya, D. R. (2016).Pentingnya Media Sosial
pembentukan brand image politik itu sendiri. Online dalam Kampanye Politik Pilkada,
dalam Radar Politik.[Online] Available at:
http://radarpolitik.com/pentingnya-media-
sosial-media-online-dalam-kampanye-
politik-pilkada [Diakses 16 Maret 2016].

155
Jurnal Masyarakat Telematika dan Informasi
Volume: 7 No.2 (Juli - Desember 2016) Hal.: 145-156

156

You might also like