Professional Documents
Culture Documents
Vol. 3 (1) : 15 – 20
ABSTRACT
Amphibians is one of all fauna constituent ecosystems and a part of biodiversity in aquatic
habitat, terestrial and arboreal.The research aimed to determine diversity of amphibians
species ordo Anura in the Gunung Semahung protected forest areas, Sengah Temila District,
Landak Regency, West Borneo. This research has done on Februari 12th 2014 until Februari
30th 2014. The method used in this research is Visual Encounter Survey (VES) that combinated
with track system by dividing three lines of aquatic habitats and three lines of terestrial
habitats. The number of species found were 18 species from 6 family with total of 357
individual. Data analysis showed species diversity index (H) the highest value on aquatic
habitats 0,957 and the lowest on terestrial habitats 0,690. For evenness index (e), the highest
value on aquatic habitats 0.835 and the lowest on terestrial habitats 0,76497. And for similarity
index between the aquatic and terestrial habitats by S = 0.4% that means 40% both of
amphibians species in both habitats are same and 60% are different. Species abundance
showed that has the highest value is Meristogenys phaeomerus by 21%. the greatest chance
encounter is Meristogenys phaeomerus 2.111 individuals per hour, this species the most lots of
encounter on aquatic habitat. Most amphibians that were found more likely to sit and be quiet
activities and there are some who speak out and there is also a mating activity that is
Meristogenys phaemerus.
Keywords: Amphibians, anura, species biversity, Semahung Mountain
15
JURNAL HUTAN LESTARI (2015)
Vol. 3 (1) : 15 – 20
jenis dapat digunakan sebagai dasar Kantong plastik, Kertas lebel, Kapas dan
dalam memprediksi dan mengevaluasi tissue, Alkohol 70%.
respon komunitas tersebut terhadap
Prosedur Penelitian
kegiatan manajemen (Nichols et al. Metode yang digunakan dalam
1998). Perkembangan informasi penelitian ini adalah Visual Encounter
penunjang khususnya mengenai data Survey (VES) atau Survey Perjumpaan
keberadaan jenis–jenis Amfibi Ordo Visual (Heyer et al, 1994). Metode ini
Anura yang terdapat dikawasan Hutan dikombinasikan dengan metode jalur.
Lindung Gunung Semahung belum ada Jumlah jalur yang dibuat sebanyak 6
dilakukan, sehingga perlunya dilakukan
jalur, yang terdiri dari 3 jalur akuatik
penelitian untuk menunjang pengetahuan (jalur 1, 2, 3 jalur air) dan 3 jalur
mengenai keberadaan satwa liar ini. terestrial (jalur 4, 5, 6 jalur darat). Untuk
Tujuan dari penelitian ini adalah habitat akuatik (jalur air) dibuat jalur
untuk mengetahui Jenis Amfibi dari Ordo dengan panjang 200 meter, jarak antar
Anura yang ada di kawasan Hutan jalur 200 m dengan lebar jalur sesuai
Lindung Gunung Semahung dan manfaat lebar sungai. Sedangkan untuk tipe
dari penelitian ini untuk memberikan habitat terestrial (dataran) jalur dibuat
informasi tentang keanekaragaman jenis- sepanjang 600 meter, jarak antar jalur 200
jenis Amfibi yang ada di kawasan Hutan meter (disesuaikan dengan keadaan
Lindung Gunung Semahung sehingga tempat) dengan lebar 5 meter kiri dan 5
dapat dijadikan dasar dalam upaya meter kanan mengikuti jalan setapak.
pelestarian satwa liar di areal tersebut. Pengamatan dilakukan malam hari
pukul 19.00 sampai 23.00 WIB.
METODE PENELITIAN Pengamatan berlangsung selama dua jam
Penelitian ini dilaksanakan di pada satu jalur pengamatan dilanjutkan
kawasan Hutan Lindung Gunung pada jalur berikutnya dengan tiga kali
Semahung Kecamatan Sengah Temila pengulangan pada jalur yang sama
Kabupaten Landak Kalimantan Barat,
mulai dari tanggal 12 Februari 2014 Analisis Data
sampai dengan tanggal 30 Februari 2014. Analisis data yang digunakan untuk
Peralatan yang digunakan untuk penelitian Amfibi Ordo Anura ini adalah:
pengamatan dan pengidentifikasian jenis Analisis Habitat, Deskripsi Jenis Reptil,
Amfibi yaitu : Peta kawasan penelitian, Indeks Kelimpahan Relatif, Indeks
Kompas, GPS (Global Position System ), Keanekaragaman Jenis, Indeks
Meteran, Tali raffia, Headlam/senter dan Kemerataan Jenis, Indeks Kesamaan
baterai, Spidol permanen, Jam, Alat tulis Jenis, Peluang Perjumpaan.
dan Tally Sheet, Buku panduan
HASIL DAN PEMBAHASAN
identifikasi, Kaliver, Jaring penangkap,
Komposisi Jenis
Alat suntik, Termometer, Higrometer,
Jenis yang ditemukan selama
Kamera, Kaca pembesar, Sarung tangan
pengamatan sebanyak 18 jenis amfibi dari
karet. Bahan Penelitian yang digunakan
6 famili dengan total 357 individu.
16
JURNAL HUTAN LESTARI (2015)
Vol. 3 (1) : 15 – 20
17
JURNAL HUTAN LESTARI (2015)
Vol. 3 (1) : 15 – 20
Berry (1975) yang menyatakan amfibi berbeda untuk nilai tertinggi terdapat
mendapatkan suhu pertumbuhan yang pada jalur habitat akuatik dengan nilai e
optimum antara 26°C - 33° C. = 0,835 dan terendah pada habitat
Suhu air pada lokasi penelitian ialah terestrial dengan nilai e = 0,76497. Dari
22 C - 240C. Dimana dikemukakan oleh
0
semua jalur pengamatan, jenis yang
Kanna (2005) mengatakan bahwa secara sering teramati yaitu Meristogenys
umum, amfibi dapat hidup disembarabg phaeomerus sebanyak 76 individu.
tempat, baik pantai maupun di daratan Kisaran nilai kemerataan jenis antara 0
tinggi, dengan suhu air antara 200C - 350C. sampai 1, yang mana nilai 0 berarti
Data pH air di habitat akuatik diperoleh kemerataan antara spesies rendah dan
pH 5,5 menunjukan bahwa kondisi air nilai 1 berarti kemerataan antara spesies
hampir netral. Menurut Payne (1986) tinggi (Fachrul, 2007).
dalam Darmawan (2008) menyatakan
Indeks Kesamaan Jenis
bahwa kisaran pH air yang berada di Dari dua habitat besar amfibi yaitu
daerah tropis adalah antara 4,3 – 7,5. habitat akuatik dan habitat terestrial
Ukuran pH tersebut merupakan kondisi didapat nilai indeks kesamaan jenis antar
yang baik dalam kehidupan amfibi, habitat yaitu sebesar 0,4 yang artinya 40
sehingga pada penelitian ini tidak % jenis di kedua habitat tersebut adalah
menemukan kecacatan yang terjadi pada sama 60 % tidak sama, hal ini
amfibi. dikarenakan pada lokasi penelitian
Indeks Keanekaragaman Jenis memiliki tipe atau kondisi habitat yang
Nilai keanekaragaman jenis amfibi hampir sama seperti vegetasi, kondisi
pada jalur habitat akuatik (H’ = 0,957), sungai Sembada dan kedua habitat
sedangkan pada habitat terestrial dengan tersebut mempunyai ketinggian antara
nilai keanekaragaman (H’ = 0,690). 100-200 mdpl. Letak geografis dapat
Menurut (Odum, 1993) Kreteria indeks menentukan jumlah jenis penghuninya
keanekaragaman jika H’ < 1, maka dan penyebaran satwaliar mempunyai
keanekaragaman rendah, H’ 1 – 3, maka pembatas-pembatas fisik seperti sungai,
keanekaragaman sedang, dan H’ > 3, samudera dan gunung serta pembatas
maka keanekaragaman tinggi. Dari ekologis seperti batas tipe hutan dan
kriteria tersebut pada jalur habitat akuatik jenis pesaing yang telah lebih lama
indeks keanekaragaman rendah, beradaptasi di wilayah tersebut (Alikodra,
sedangkan habitat terestrial indeks 2010)
keanekaragaman juga tergolong rendah.
Indeks Kelimpahan Jenis
Ini dikarenakan pada habitat akuatik Indeks kelimpahan merupakan
dan habitat teresterial sudah terganggu banyaknya jumlah individu yang ditemu-
oleh aktivitas manusia yang membuka kan dalam setiap jenis. Meristogenys
lahan hutan menjdi perkebunan karet. phaeomerus memiliki jumlah kelimpahan
Indeks Kemerataan Jenis relatif tertinggi yaitu 21 %, sedangkan
Indeks kemerataan jenis amfibi jumlah kelimpahan relatif paling rendah
pada jalur habitat tidak begitu jauh yaitu 0,3 % untuk jenis Pelophryne
18
JURNAL HUTAN LESTARI (2015)
Vol. 3 (1) : 15 – 20
19
JURNAL HUTAN LESTARI (2015)
Vol. 3 (1) : 15 – 20
20