You are on page 1of 19

GAMBARAN ILEUS OBSTRUKTIF PADA ANAK

DI RSUD ARIFIN ACHMAD PROVINSI RIAU


PERIODE JANUARI 2012 – DESEMBER 2014
Novita Sari
Ismar
Elda Nazriati
Sari.novita036@gmail.com

ABSTRACT
Obstructive ileus is a condition that causes the intestinal contents cannot pass
through the intestinal lumen as a result of blockage or mechanical barriers.
Obstructive ileus is an emergency in surgical and also a case which frequently
happen to children including newborns. The research using a retrospective
descriptive method regarding obstructive ileus overview of children in Arifin Achmad
hospital of Riau province period of January 2012– December 2014 and the data is
from medical records in Medical Record Installation of Arifin Achmad Hospital
Pekanbaru. In the research, 123 obstructive ileus patients were found in children.
Based on age, most of them were in the age group of >28 days-12 months with
37,4%, most numerous gender was male with 74,8% , there were four most common
causes of obstructive ileus, they were Hirschsprung with 27,6%, adhesion with 22%,
atresia ani with 21,2% and intussusception with 17,1%, most of the type of
obstruction is simple obstruction with 87%, most of the obstruction position is low-
level obstruction with 75,6%, the most clinical symptoms were abdominal distention
with 78,9%, obstipation with 65,9%, vomiting with 61%, abdominal pain with 19,5%.
Most of the obstructive ileus patients 67,5% returned home with the status/condition
in a state of improvement.
Keywords: obstructive ileus, obstructive ileus etiology, patient overview.

PENDAHULUAN menyebabkan nekrosis segmen usus.1


Ileus obstruktif merupakan Ileus obstruktif merupakan suatu
suatu keadaan yang menyebabkan isi keadaan yang darurat sehingga
usus tidak bisa melewati lumen usus memerlukan penanganan segera.3
sebagai akibat adanya sumbatan atau Berdasarkan data statistik
hambatan mekanik.1,2 Hal ini dapat dibeberapa negara, salah satunya di
terjadi dikarenakan kelainan di dalam Amerika Serikat, kasus ileus obstruktif
lumen usus, dinding usus, atau benda diperkirakan memiliki insidensi
asing di luar usus yang menekan, serta sebesar 0,13%. Selain itu, laporan
kelainan vaskularisasi pada suatu data dari Nepal tahun 2007 didapatkan
segmen usus yang dapat jumlah penderita ileus obstruktif dan

JOM FK Volume 2 No. 2 Oktober 2015 1


paralitik dari tahun 2005 -2006 adalah Amerika Serikat 75% disebabkan oleh
1.053 kasus (5,32%), sedangkan data adhesi, India 50% disebabkan oleh
di Indonesia tahun 2004 tercatat hernia, Arab Saudi 57% disebabkan
sekitar 7.024 kasus ileus obstruktif oleh Adhesi, Nigeria 65% disebabkan
yang dirawat inap.4 oleh hernia, Uganda 75% disebabkan
Obstruksi usus sering oleh hernia, serta China 78%
ditemukan pada neonatus yakni sekitar disebabkan oleh hernia.3
1 dari 1500 kelahiran hidup.4,5 Data Penelitian Obaid di Malaysia
dari Amerika Serikat diperkirakan menunjukkan bahwa dari 92 kasus
3000 dalam setahun bayi dilahirkan obstruksi usus didapatkan persentase
dengan disertai obstruksi usus. Di penyebab obstruksi usus diantaranya,
Indonesia jumlahnya tidak jauh hernia eksternal sebesar 38%, adhesi
berbeda dibandingkan dengan negara sebesar 25%, neoplasma sebesar
lain dan untuk seluruh dunia 15,2%, volvulus sebesar 8,6%,
jumlahnya jauh melebihi 50.000 intususepsi sebesar 5,4%, dan
dalam setahun. Data dari rumah sakit penyebab lainnya sebesar 2,17%.
di Cirebon tahun 2006 tercatat bahwa Secara keseluruhan persentase
obstruksi usus merupakan peringkat ke kejadian obstruksi pada usus halus
6 dari 10 penyebab kematian tertinggi adalah 73,9%, sedangkan pada
pada anak usia 1 – 4 tahun dengan obstruksi usus besar adalah 26,1%.3
proporsi 3,34%, yakni sebanyak 3 Banyak proses patologis yang
kasus dari 88 kasus. Selain itu menyebabkan obstruksi usus. Kondisi
berdasarkan data dari Rumah Sakit tersebut dapat dibagi menjadi neonatus
Umum Daerah dr Pringadi Medan dan masa anak – anak.5
pada tahun 2007 – 2010 didapatkan Pada bayi baru lahir, penyebab
kasus ileus obstruksi sebanyak 11,5% obstruksi usus adalah cacat lahir atau
dari 111 kasus.4 cacat bawaan, massa yang keras dari
Etiologi dan pola obstruksi isi usus (ileus mekonium) atau usus
usus bervariasi di berbagai negara. yang berputar (volvulus).1,2 Obstruksi
Beberapa tahun ini, adhesi usus merupakan suatu keadaan darurat
intraperitonial merupakan penyebab yang paling umum terjadi pada bayi
obstruksi usus yang paling sering, baru lahir.6 Pada masa anak, biasanya
sedangkan di negara berkembang, yang menyebabkan obstruksi usus
hernia merupakan penyebab obstruksi adalah intususepsi dan hernia. Di
usus yang paling banyak.3 Sumber Indonesia didapatkan sekitar 44%
data yang berasal dari 7 negara berikut hernia ekterna dengan strangulasi.1
didapatkan penyebab terbanyak Strangulasi merupakan penyebab
obstruksi usus di negaranya yakni, kematian tersering pada obstruksi
Inggris 73% disebabkan oleh adhesi, usus. Apabila obstruksi usus tidak

JOM FK Volume 2 No. 2 Oktober 2015 2


dapat didiagnosis dan ditatalaksana Lokasi dan Waktu Penelitian
dengan benar maka akan dapat Penelitian ini dilaksanakan di
menyebabkan nekrosis (gangren) usus Instalasi Rekam Medik Rumah Sakit
yang dapat berlanjut menjadi perforasi Umum Daerah Arifin Achmad
dan peritonitis.7 Provinsi Riau pada bulan Desember
Ada empat tanda kardinal 2014 – Maret 2015.
obstruksi usus pada bayi baru lahir,
yaitu riwayat polihidramnion, emesis Populasi dan Sampel Penelitian
empedu, kegagalan keluarnya Populasi dalam penelitian ini
mekonium pada hari pertama adalah seluruh hasil rekam medik
kehidupan, serta adanya distensi penderita ileus obstruktif pada anak di
abdomen.6,7 Gejala klinis pada ileus bangsal bedah dan ruang perinatologi
obstruktif secara umum meliputi nyeri RSUD Arifin Achmad Provinsi Riau
abdomen, muntah empedu, distensi periode Januari 2012 – Desember
abdomen, dan kegagalan buang air 2014.
besar.2 Sampel dalam penelitian ini
Berdasarkan uraian di atas adalah seluruh hasil rekam medik
maka dapat dilihat bahwa ileus penderita ileus obstruktif pada anak di
obstruktif merupakan suatu keadaan bangsal bedah dan ruang perinatologi
darurat pada bagian bedah serta RSUD Arifin Achmad Provinsi Riau
merupakan kasus yang sering terjadi periode Januari 2012 – Desember 2014
pada anak - anak termasuk bayi baru yang memenuhi kriteria inklusi dan
lahir. Penyebabnya dapat berbeda-beda eksklusi diantaranya:
pada setiap daerah. Oleh karena itu, • Kriteria inklusi:
peneliti ingin meneliti tentang - pasien ileus obstruktif yang
gambaran ileus obstruktif pada anak di didiagnosis pada usia 0 - ≤
RSUD Arifin Achmad Provinsi Riau 14 tahun.
periode Januari 2012 – Desember 2014 - Sampel yang memenuhi
variabel pada penelitian ini.
METODE PENELITIAN • Kriteria eksklusi : data dari rekam
Desain penelitian ini adalah medik yang tidak tersedia atau
penelitian deskriptif retrospektif lembaran rekam medik yang tidak
dengan menggunakan data sekunder lengkap.
dari rekam medik penderita ileus
obstruktif pada anak di bangsal bedah Prosedur pengumpulan data
dan ruang perinatologi RSUD Arifin Pengumpulan data dimulai
Achmad Provinsi Riau periode Januari dengan pencatatan nomor rekam
2012 – Desember 2014. medik penderita ileus obstruktif pada
anak di bagian bedah dan ruang

JOM FK Volume 2 No. 2 Oktober 2015 3


perinatologi RSUD Arifin Achmad nomor 11/UN19.1.28/UEPKK/2015.
Provinsi Riau, yang kemudian akan
dilanjutkan dengan pengambilan data HASIL
dari status rekam medik di instalasi Penelitian mengenai gambaran
rekam medik RSUD Arifin Achmad ileus obstruktif pada anak di RSUD
Provinsi Riau. Arifin Achmad Provinsi Riau periode
Januari 2012 – Desember 2014 telah
Pengolahan Data dilakukan dengan menggunakan data
Data yang sudah dikumpulkan rekam medik pasien. Dari 140 kasus
kemudian diolah dengan cara mencatat ileus obstruktif yang terdata selama
data yang diperlukan ke dalam lembar periode tersebut, yang menjadi sampel
observasi berdasarkan variabel pada adalah 123 kasus ileus obstruktif.
penelitian ini. Kemudian data tersebut
ditampilkan dalam bentuk tabel. Gambaran jumlah kasus ileus
obstruktif pada anak
Etika penelitian Gambaran jumlah kasus ileus
Penelitian ini telah lolos kaji obstruktif pada anak dari tahun 2012
etik oleh Unit Etik Penelitian sampai 2014, dapat dilihat pada
Gambar 4.1 dibawah ini :
Kedokteran dan Kesehatan Fakultas
Kedokteran Universitas Riau dengan

Jumlah Kasus Ileus Obstruksi pada Anak

100

50 49 46
28
0
2012 2013 2014

Gambar 4.1 Grafik Jumlah kasus ileus obstruktif pada anak

Berdasarkan Gambar 4.1 di atas dapat Gambaran ileus obstruktif pada


dilihat bahwa jumlah kasus dari tahun anak berdasarkan Usia
2012 sampai 2014 mengalami Distribusi ileus obstruktif pada anak
penurunan yaitu pada tahun 2012 berdasarkan usia pada periode Januari
sebanyak 49 kasus, 2013 sebanyak 46 2012 – Desember 2014 dapat dilihat
pada tabel 4.1 di bawah ini :
kasus, dan 2014 sebanyak 28 kasus.

JOM FK Volume 2 No. 2 Oktober 2015 4


Tabel 4.1 Distribusi ileus obstruktif pada anak berdasarkan usia
Usia Frekuensi (N) Persentase (%)
0 – 28 hari 44 35,8 %
>28 hari – 12 bulan 46 37,4 %
1 - <5 tahun 13 10,6 %
5 – 14 tahun 20 16,3 %
Total 123 100%

Berdasarkan tabel 4.1 dapat Gambaran ileus obstruktif pada


dilihat bahwa ileus obstruktif pada anak berdasarkan jenis kelamin
anak berdasarkan usia yang paling Distribusi ileus obstruktif pada
banyak adalah pada usia >28 hari – 12 anak berdasarkan jenis kelamin pada
bulan yaitu 46 kasus (37,4%) dan yang periode Januari 2012 – Desember 2014
paling sedikit usia 1 - < 5 tahun 13 dapat dilihat pada tabel 4.2 di bawah
kasus (10,6%). ini :
Tabel 4.2 Distribusi ileus obstruktif pada anak berdasarkan jenis kelamin
Jenis kelamin Frekuensi (N) Persentase (%)
Laki – laki 92 74,8 %
Perempuan 31 25,2 %
Total 123 100%

Berdasarkan tabel 4.2 dapat Gambaran ileus obstruktif pada


dilihat bahwa ileus obstruktif anak berdasarkan penyebab
berdasarkan jenis kelamin yang paling terjadinya
banyak adalah laki – laki yaitu 92 Distribusi ileus obstruktif pada
(74,8%). anak berdasarkan penyebab terjadinya
pada periode Januari 2012 – Desember
2014 dapat dilihat pada tabel 4.3 di
bawah ini :
Tabel 4.3 Distribusi ileus obstruktif pada anak berdasarkan penyebab terjadinya
Penyebab Terjadinya Frekuensi (N) Persentase (%)
Atresia Usus 3 2,4 %
Adhesi 27 22 %
Volvulus Midgut 2 1,6 %
Hernia inkaserata 10 8,1 %
Intususepsi 21 17,1 %
Hirschsprung 34 27,6 %
Atresia ani 26 21,1 %
Total 123 100 %

JOM FK Volume 2 No. 2 Oktober 2015 5


Berdasarkan tabel 4.3 di atas dapat Gambaran ileus obstruktif pada
dilihat tiga penyebab terbanyak ileus anak berdasarkan jenis
obstruktif pada anak adalah obstruksinya.
hirschsprung yaitu 34 kasus (27,6%), Distribusi ileus obstruktif
diikuti oleh adhesi 27 kasus (22%), berdasarkan jenis obstruksinya pada
atresia ani yaitu 26 kasus (21,1%), dan periode Januari 2012 – Desember 2014
intususepsi 21 kasus (17,1%). dapat dilihat pada tabel 4.4 di bawah
ini:

Tabel 4.4 Distribusi ileus obstruktif berdasarkan jenis obstruksinya


Jenis Obstruksi Frekuensi (N) Persentase (%)
Sederhana 107 87 %
Strangulasi 16 13 %
Total 123 100%

Berdasarkan tabel 4.4 di atas Gambaran ileus obstruktif pada


dapat dilihat bahwa jenis obstruksi anak berdasarkan letak
pasien ileus obstruktif pada anak obstruksinya
terbanyak adalah obstruksi sederhana Distribusi ileus obstruktif pada
yaitu 107 kasus (87%). anak berdasarkan letak obstruksi pada
periode Januari 2012 –Desember 2014
dapat dilihat pada tabel 4.5 di bawah
ini :
Tabel 4.5 Distribusi ileus obstruktif pada anak berdasarkan letak obstruksinya
Penyebab Terjadinya Frekuensi (N) Persentase (%)
Letak Tinggi 24 19,5 %
Letak Rendah 93 75,6 %
Tidak ada data 6 4,9 %
Total 123 100%

Berdasarkan tabel 4.5 dapat Gambaran ileus obstruktif pada


dilihat bahwa letak obstruksi paling anak berdasarkan gejala klinis
banyak adalah letak rendah yaitu 93 Distribusi ileus obstruktif pada
(75,6%). anak berdasarkan gejala klinis pada
periode Januari 2012 – Desember 2014
dapat dilihat pada tabel 4.6 di bawah
ini :

JOM FK Volume 2 No. 2 Oktober 2015 6


Tabel 4.6 Distribusi ileus obstruktif pada anak berdasarkan gejala klinis
Gejala klinis Frekuensi (N) Persentase (%)
Nyeri abdomen 24 19,5 %
Muntah 75 61%
Distensi abdomen 97 78,9 %
Tidak bisa BAB (obstipasi) 81 65,9 %
Massa diabdomen dan inguinal 14 11,4 %
Gejala lainnya:
- BAB berdarah dan lendir 17 13,8 %
- Demam 21 17,1 %

Berdasarkan tabel 4.6 di atas Gambaran ileus obstruktif pada


dapat dilihat empat gejala klinis yang anak berdasarkan Status/kondisi
terbanyak adalah distensi abdomen pulang
yaitu 97 kasus (78,9%), diikuti dengan Distribusi ileus obstruktif pada
gejala tidak dapat buang air besar anak berdasarkan status / kondisi
(BAB) sebanyak 81 kasus (65,9%), pulang pada periode Januari 2012 –
gejala muntah sebanyak 75 kasus Desember 2014 dapat dilihat pada
(61%), dan nyeri abdomen 24 kasus tabel 4.7 di bawah ini :
(19,5%).
Tabel 4.7 Distribusi ileus obstruktif pada anak berdasarkan status / kondisi pulang
Status / kondisi pulang Frekuensi (N) Persentase (%)
Sembuh 29 23,6 %
Perbaikan 83 67,5 %
Tidak sembuh 5 4,1 %
Meninggal 6 4,9 %
Total 123 100%

Berdasarkan tabel 4.7 di atas Gambaran usia pasien ileus


dapat dilihat bahwa status/kondisi obstruktif pada anak berdasarkan
pulang pasien ileus obstruktif pada penyebab.
anak paling banyak adalah dalam Distribusi penyebab ileus
kondisi perbaikan yaitu 83 (67,5%%) obstruktif pada anak berdasarkan usia
dan paling sedikit dalam kondisi tidak pada periode Januari 2012 – Desember
sembuh 5 (4%). 2014 dapat dilihat pada tabel 4.7 di
bawah ini:

JOM FK Volume 2 No. 2 Oktober 2015 7


Tabel 4.8 Distribusi usia pasien ileus obstruktif pada anak berdasarkan penyebab.
Etiologi
Usia Atresia Volvulus Hernia Atresia Total
Adhesi Intususepsi Hirschsprung
usus Midgut inkarserata ani
0 - 28 hari 3 1 1 0 1 19 19 44
% within Usia 6,8% 2,3% 2,3% 0% 2,3% 43,2% 43,2% 100%
>28 hari - 12 bulan 0 2 1 2 19 15 7 46
% within Usia 0% 4,3% 2,2% 4,3% 41,3% 32,6% 15,2% 100%
1 -<5 tahun 0 10 0 2 1 0 0 13
% within Usia 0% 76,9% 0% 15,4% 7,7% 0% 0% 100%
5 - 14 tahun 0 14 0 6 0 0 0 20
% within Usia 0% 70% 0% 30% 0% 0% 0% 100%
3 27 2 10 21 34 26 123
Total
2,4% 22% 1,6% 8,1% 17,1% 27,6% 21,1% 100%

Berdasarkan Tabel 4.8 di atas dapat Gambaran penyebab ileus


dilihat distribusi usia berdasarkan obstruktif pada anak berdasarkan
penyebab, yaitu pada kelompok usia 0 gejala klinis.
– 28 hari pada pasien ileus obstruktif Distribusi penyebab ileus
yang paling banyak disebabkan oleh obstruktif pada anak berdasarkan
hirschsprung dan atresia ani yaitu 19 gejala klinis pada periode Januari 2012
(43,2%), pada kelompok usia >28 – Desember 2014 dapat dilihat pada
hari – 12 bulan yang paling banyak tabel 4.9 di bawah ini:
disebabkan oleh intususepsi 19
(41,3%), pada kelompok usia 1 - <5
tahun paling banyak disebabkan oleh
adhesi yaitu 10 (76,9%), pada
kelompok usia 5 – 14 tahun paling
banyak disebabkan oleh adhesi yaitu
14 (70%).

JOM FK Volume 2 No. 2 Oktober 2015 8


Tabel 4.9 Distribusi penyebab ileus obstruktif pada anak berdasarkan gejala klinis.
Gejala klinis
Massa di BAB
Penyebab Nyeri Distensi Tidak abdomen berdarah Total
Muntah Demam
abdomen abdomen BAB dan dan
inguinal berlendir
Atresia usus 1 2 2 1 0 0 1 3
% within etiologi 33% 66,6% 66,6% 33% 0% 0% 33% 100%
Adhesi 12 16 22 23 0 0 2 27
% within etiologi 44,4% 59,3% 81,5% 85,2% 0% 0% 7,4% 100%
Volvulus midgut 1 2 1 0 0 0 2 2
% within etiologi 50% 100% 50% 0% 0% 0% 100% 100%
Hernia inkarserata 6 2 1 0 10 0 4 10
% within etiologi 60% 20% 10% 0% 100% 0% 40% 100%
Intususepsi 3 17 16 2 2 17 5 21
% within etiologi 14,3% 81% 76,2% 9,5% 9,5% 81% 23,8% 100%
Hirschsprung 0 24 30 31 1 0 3 34
% within etiologi 0% 70,6% 88,2% 91,2% 2,9% 0% 8,8% 100%
Atresia ani 1 12 25 24 1 0 5 26
% within etiologi 3,8% 46,2% 96,2% 92,3% 3,8% 0% 19,2% 100%
24 75 97 81 14 17 21 123
Total
19,5% 61% 78,9% 65,9% 11,4% 13,8% 17,1 100%

Berdasarkan tabel 4.9 di atas dapat memenuhi kriteria inklusi dalam


dilihat distribusi penyebab berdasarkan penelitian ini. Dari Gambar 4.1 dapat
gejala klinis, yaitu pada penyakit dilihat bahwa dari 123 kasus ileus
hirschsprung gejala yang paling sering obstruktif pada anak jumlahnya
muncul adalah tidak dapat BAB berbeda setiap tahun dan mengalami
(obstipasi) yaitu 31 (91,2%), diikuti penurunan dari tahun 2012 sampai
dengan distensi abdomen yaitu 30 2014 yaitu di tahun 2012 sebanyak 49
(88,2%). Pada penyakit Adhesi gejala kasus, 2013 sebanyak 46 kasus, dan
yang paling sering muncul adalah 2014 sebanyak 28 kasus.
obstipasi 23 (85,2%), distensi
abdomen 22 (81,5%). Pada Penyakit Gambaran ileus obstruktif pada
Atresia ani gejala yang paling banyak anak berdasarkan usia.
adalah distensi abdomen 25 (96,2%), Berdasarkan Tabel 4.1 dapat
dan obstipasi 24 (92,3%). dilihat bahwa pasien ileus obstruktif
pada anak berdasarkan usia yang
PEMBAHASAN terbanyak adalah pada usia >28 hari –
Penelitian di rekam medik tentang 12 bulan yaitu 46 kasus (37,4%),
ileus obstruktif pada anak yang diikuti usia 0-28 hari yaitu 44 kasus
dirawat di bangsal bedah dan ruang (35,8%). Menurut kepustakaan
perinatologi RSUD Arifin Ahmad insidensi tertinggi ileus obstruktif pada
Provinsi Riau periode Januari 2012 - anak adalah usia dibawah 1 tahun.8
Desember 2014 dengan jumlah 140 Usia yang menyebabkan obstruksi
pasien, tetapi hanya 123 file rekam usus tergantung dari onset munculnya
medik yang tersedia dan mempunyai gejala dan penyebab obstruksinya,
data yang lengkap yang telah pasien dengan atresia usus timbul

JOM FK Volume 2 No. 2 Oktober 2015 9


gejala dalam 24 jam pertama obstruksi terjadi dibawah usia 1
kehidupan, pada pasien malrotasi dan tahun.6
volvulus 50% terjadi pada bulan Pada penelitian ini didapatkan
pertama kehidupan.4 Pada atresia ani usia dibawah satu tahun merupakan
munculnya gejala tampak pada saat insidensi tertinggi ileus obstruktif pada
bayi baru lahir.6 Menurut kepustakaan anak, karena penyebab ileus obstruktif
bayi yang lahir dengan obstruksi usus pada penelitian ini adalah
80% akan terlihat buncit.9 hirschpsrung, atresia ani dan
Pada pasien intususespi intususepsi yang dapat terjadi pada
umumnya terjadi pada usia 3 – 12 usia di bawah satu tahun.
bulan, hal tersebut terjadi karena
beberapa faktor, salah satunya karena Gambaran ileus obstruktif pada
pemberian makanan yang terlalu dini anak berdasarkan jenis kelamin.
sehingga terjadi gangguan peristaltik, Berdasarkan Tabel 4.2 dapat
kekuatan peristaltik yang tidak dilihat bahwa pasien ileus obstruktif
seimbang menyebabkan terjadinya pada anak berdasarkan jenis kelamin
intususepsi.10 Pada penelitian ini yang terbanyak adalah laki – laki
hirschsprung merupakan penyebab yaitu 92 (74,8%), diikuti oleh
terbanyak. Hirchsprung merupakan perempuan yaitu 31 kasus (25,2%).
obstruksi usus yang terjadi pada bayi Menurut kepustakaan laki – laki lebih
baru lahir, sehingga sering terjadi pada berisiko dari pada perempuan.5 Pada
neonatus, gejala umumnya berupa penelitian ini penyebab paling banyak
gangguan defekasi 24 jam pertama adalah hirchsprung, menurut
setelah lahir, dapat pula timbul kepustakaan pasien hirchsprung 4 kali
beberapa minggu, dan kadang baru lebih banyak pada laki – laki, namun
disadari orang tua setelah umur hal tersebut belum dapat dijelaskan.10
beberapa bulan.9,11 Pada penelitian ini Hasil penelitian ini sesuai
hirschsprung 19 (43,2%) terjadi pada dengan penelitian yang dilakukan oleh
usia 0 – 28 hari, dan 15 (32,6%) terjadi M. Peyvasteh et al di Rumah Sakit
pada usia 28 hari – 12 bulan. Khomeini (Ahvaz-Iran) pada tahun
Hasil penelitian ini seseuai 2001 – 2006 didapatkan 192 kasus
dengan penelitian yang dilakukan oleh ileus obstruksi pada anak yang terdiri
Ogundoyin et al di Nigeria pada tahun dari 119 (61,97%) laki – laki, 72
1996 – 2005 didapatkan 130 kasus, (37,5%) perempuan, dan 1 (0,5%)
dengan persentase usia terbanyak yang jenis kelamin tidak diketahui.14 Pada
mengalami obstruksi usus adalah usia penelitian yang dilakukan oleh
2 bulan – 12 bulan 56 (48.03%).12 Ogundoyin et al di Nigeria pada tahun
Pada penelitian yang dilakukan oleh 1996 – 2005 didapatkan 130 kasus
Annigeri et al di India dari 150 kasus ileus obstruksi pada anak laki – laki
ileus obstruktif pada anak didapatkan 85 (65,39%) dan perempuan 45
yang mengalami ileus obstruktif paling (34,65%).12
banyak pada usia 1 – 12 bulan yaitu 63
(42%), lalu diikuti pada usia neonatus Gambaran ileus obstruktif pada
yaitu 53 (35%).13 Hal ini juga sesuai anak berdasarkan penyebab
dengan kepustakaan dimana 50% terjadinya.
kasus ileus obstruktif terjadi pada usia Berdasarkan Tabel 4.3, dapat
neonatus, dan 90% kasus ileus dilihat penyebab ileus obstrukif pada
anak dari 5 penyebab terbanyak

JOM FK Volume 2 No. 2 Oktober 2015 10


adalah penyakit hirchsprung yaitu 34 adalah setelah dilakukannya operasi
(27,6%), diikuti oleh adhesi 27 (22%), pada penyakit hirschsprung.
atresia ani 26 (21,1%), intususepsi 21 Atresia ani merupakan kelainan
(17,1%), dan hernia inkarserata yaitu kongenital, kebanyakan malformasi
10 (8,1%). anorektal ditandai dengan tidak adanya
Hirschprung adalah penyebab anus. Atresia ani disebabkan karena
obstruksi usus yang paling umum pada kelainan pembentukkan kloaka,
bayi dan neonatus yang terjadi di kelainan tersebut karena kurangnya
dalam distal usus, Penyakit rekanalisasi dari bagian bawah lubang
hirschsprung merupakan penyakit anus.8,15 Atresia ani terjadi satu dari
dari usus besar berupa gangguan 3300 – 3500 kelahiran hidup, dan
perkembangan sistem saraf enterik. terjadi lebih sering pada laki – laki
Pergerakan dalam usus didorong oleh daripada perempuan.15 Menurut
otot, dan otot dikendalikan oleh sel kepustakaan ada beberapa faktor yang
saraf khusus yang disebut dengan sel dapat menyebabkan kelainan
ganglion.11 Awalnya sel saraf sampai kongenital pada bayi seperti faktor ibu
ke esofagus pada usia kehamilan 5 hamil yang memiliki usia diatas 35
minggu, sampai di midgut dan distal tahun akan meningkatkan terjadinya
kolon pada minggu ke 12 kehamilan.15 kelainan kongenital pada bayi,
Hirschsprung ini terjadi satu dari 5000 ras/etnis dari suatu suku yang
kelahiran hidup, menurut kepustakaan memperbolehkan perkawinan sedarah
12,5% pasien hirschsprung disebabkan yang memungkinkan anak lahir
faktor genetik/keturunan, yang tidak dengan kelainan kongenital, dan faktor
terlepas dari pola konsumsi dan asupan konsumsi ibu saat hamil.16
gizi dari ibu hamil.6,16 Intususepsi terjadi karena
Adhesi adalah suatu perleketan masuknya satu segmen usus ke
pita fibrosis, kelainan ini biasanya segmen usus yang lain.10,18 Menurut
terjadi setelah operasi, skitar 2-3% kepustakaan penyebab intususepsi
adhesi terjadi setelah operasi 90% tidak diketahui, diduga
1
abdomen. Adhesi dibagi menjadi dua intususepsi terjadi karena adanya
yaitu, adhesi kongenital dan adhesi kekuatan yang tidak seimbang di
dapatan. Adhesi kongenital ada sejak dinding usus, bisa karena adanya
lahir dikarenakan abnormalitas massa, atau sesuatu yang
pembentukan peritoneum secara menyebabkan peningkatan peristaltik,
embriologis, sedangkan adhesi dapatan seperti infeksi pernafasan dapat
bisa dikarenakan inflamasi dan pasca menyebabkan penebalan peyer’s
operasi, menurut kepustakaan adhesi patches sehingga terjadi intususepsi,
pasca operasi yang paling sering diare yang menyebabkan peristaltik
menyebabkan obstruksi usus.17 Negara usus tidak sama besar dengan segmen
maju adhesi merupakan penyebab usus, dan pemberian makanan padat
obstruksi usus yang paling sering, yang terlalu dini. Intususepsi ini
sekitar 30-40%.1 Pada penelitian ini menyebabkan isi usus mengalami
ada 2 kasus disebabkan oleh adhesi obstruksi/sumbatan, dan tidak bisa
kongenital dan 25 kasus ditemukannya keluar secara normal.10 Pada
adhesi pasca operasi yang Penelitian ini 21 kasus (17,1%)
menyebabkan obstruksi usus, dan yang ditemukannya intususepsi dan
paling banyak menyebabkan adhesi merupakan penyebab ke 4 obstruksi
usus setelah atresia ani.

JOM FK Volume 2 No. 2 Oktober 2015 11


Penyebab lainnya adalah hernia dimana dari 63 pasien neonatus
inkarserata. Hernia inkarserata adalah didapatkan penyebab terbanyak dari
masuknya usus ke dalam kantung obstruksi usus akibat kelainan
hernia dan terjepit oleh cincin hernia, kongenital adalah atresia ani yaitu
sehingga menimbulkan obstruksi dan sebanyak 36 kasus (57,1%), dan
strangulasi usus.18 Sekitar 44% diikuti oleh hirschsprung 12 kasus
obstruksi usus yang disebabkan oleh (19%).19
hernia ekterna mengalami strangulasi.1
Pada penelitian ini hernia inguinal Gambaran ileus obstruktif pada
adalah hernia yang paling sering anak berdasarkan jenis obstruksi.
ditemukan, ada sekitar 73 hernia Berdasarkan Tabel 4.4, dapat
inguinalis namun yang mengalami dilihat jenis obstruksi yang terbanyak
obstruksi hanya 10 kasus (7,9%), dan adalah obstruksi sederhana yaitu 107
dari 10 kasus hernia yang kasus (87%), dan obstruksi strangulasi
menyebabkan obstruksi ada 7 kasus 16 kasus (13%). Menurut kepustakaan
yang mengalami strangulasi, hal pasien ileus obstruktif pada anak yang
tersebut dikarenakan usus yang terjepit berisiko strangulasi adalah sekitar 10 –
dapat menyebabkan terganggunya 20%.20
aliran darah sehingga menyebabkan Obstruksi sederhana adalah
strangulasi. suatu sumbatan yang tidak disertai
Hasil penelitian ini berbeda dengan terjepitnya pembuluh darah.1,21
dari beberapa penelitian, karena Obstruksi sederhana munculnya gejala
penyebab obtruksi dibeberapa daerah seperti distensi abdomen, nyeri,
dapat berbeda. Pada penelitian muntah, tidak dapat buang air besar,
Sirajuddin dan Sikandar Ali di Rumah dan terlihatnya tanda – tanda dehidrasi
Sakit Lakarna (Pakistan) periode akibat muntah.2,21 Pada Penelitian ini
Januari 2010 – Desember 2011 dari 55 obstruksi sederhana merupakan jenis
kasus ileus obstruktif pada anak obstruksi yang paling banyak
penyebab terbanyak adalah intususepsi ditemukan, hal ini dikarenakan
dan Diverticulum Meckel’s 27,3% orangtua cepat menyadari dan
dan 16,4%, sedangkan hirschsprung membawa anaknya ke
merupakan penyebab urutan ke 5 dari puskesmas/rumah sakit, dan penangan
penyebab terbanyak yaitu 7,3%.8 yang dilakukan segara, yang dapat
Penelitian ini juga berbeda dengan peneliti lihat dari catatan rekam medik
penelitian yang dilakukan oleh M. tentang mulai timbulnya gejala dan
Peyvasteh et al di Rumah Sakit penangannya.
Khomeini (Ahvaz-Iran) pada tahun Obstruksi strangulasi
2001 – 2006 didapatkan 192 kasus, merupakan suatu sumbatan pada usus
dan yang menjadi penyebab terbanyak yang disertai dengan terjepitnya
dari obstruksi usus pada anak adalah pembuluh darah.1,2 Obstruksi
ileus dan adhesi yaitu 26,4% dan strangulasi dapat terjadi karena
17,7%, sedangkan hirschsprung tingginya tekanan didalam lumen
merupakan penyebab keempat dari karena membesarnya usus akibat
penyebab terbanyak yaitu 11,45%.14 cairan dan udara, sehingga
Hasil penelitian yang dilakukan keterlambatan dalam mendiagnosis
oleh Ademuyiwa et al di Nigeria pada dan menatalaksana dapat
tahun 1996 sampai 2005 didapat tidak menyebabkan strangulasi.1,2,7
jauh berbeda dengan penelitian ini, Obstruksi strangulasi sendiri apabila

JOM FK Volume 2 No. 2 Oktober 2015 12


tidak ditangani dengan segera dapat kegagalan migrasi sel ganglion
menyebabkan iskemik jaringan sepanjang gastrointestinal sampai ke
sehingga dapat menyebabkan gangrene distal yang terjadi pada usia kehamilan
dan peritonitis, yang pada akhirnya 12 minggu, penyakit hirschsprung
dapat menyebabkan kematian.21,22 sering terjadi di retosigmoid.16 Pada
Pada penelitian ini jenis obstruksi penelitian ini adhesi dikarenakan
strangulasi dapat dijumpai pada perleketan pasca operasi dari penyakit
laporan operasi di rekam medik yang hirschsprung sehingga perleketan
menyatakan sudah terjadi gangrene/ tersebut terjadi di kolon. Pada atresia
usus yang membusuk, dan juga ani disebabkan karena kelainan
ditemuinya kedaan usus yang sudah pembentukkan kloaka, kelainan
peritonitis. tersebut karena kurangnya
Hasil penelitian ini tidak jauh rekanalisasi dari bagian bawah lubang
berbeda dengan penelitian yang anus.15,23 Pada intususepsi terjadi
dilakukan oleh Ogundoyin di Negeria karena masuknya satu segmen usus ke
dari tahun 1996 – 2005 didapatkan 101 segmen usus lainnya, paling sering
kasus (77,7%) pasien obstruksi terjadi di ileocolica, hal ini
sederhana, dan 26 kasus (20,01%) dikarenakan diameter kolon lebih
pasien obstruksi strangulasi dengan besar daripada ileum dan gerakan
gangrene.12 peristaltik usus yang dimulai dari
proksimal ke bagian distal
Gambaran ileus obstruktif pada menyebabkan ileum masuk ke kolon,
anak berdasarkan letak obstruksi. hal tersebutlah yang menyebabkan
Berdasarkan Tabel 4.5 dapat obstruksi usus terjadi di usus besar
dilihat letak obstruksi yang terbanyak yaitu pada obstruksi letak rendah.10
adalah letak rendah yaitu 93(75,6%), Literatur/Hasil penelitian
diikuti oleh letak tinggi yaitu tentang letak obstruksi yang sesuai
24(19,5%), dan 6(4,9%) pasien tidak dengan penelitian yang peneliti
ada data. Letak tinggi terjadi pada usus lakukan belum dapat ditemukan,
halus, obstruksi yang terjadi pada letak namun penelitian tentang letak
tinggi adalah atresia/stenosis obstruksi yang dilakukan oleh Obaid
duodenum, jejenum, dan ileum, Khadim pada usia 10 – 80 tahun,
hipertrofi pylorus stenosis, intususepsi, ditemukan obstruksi letak tinggi 68
hernia, Adhesi, volvulus midgut. (73,9%) dan letak rendah 24 (26,1%),
Obstruksi letak rendah adalah hal ini dikarenakan pada penelitian
obstruksi yang terjadi di usus besar, Obaid Khadim penyebab terbanyak
seperti hirschsprung, atresia ani, obstruksi usus adalah hernia dan
intususepsi, volvulus sigmoid.9,18 adhesi.3
Letak rendah merupakan letak
obstruksi yang paling banyak terdapat Gambaran ileus obstruktif pada
pada penelitian ini, karena penyebab anak berdasarkan gejala klinis.
terbanyak ileus obstruktif pada anak Berdasarkan tabel 4.6 dapat
adalah penyakit hirschsprung, adhesi, dilihat bahwa dari 126 kasus yang ada,
atresia ani, dan intususepsi. Letak ditemukan distribusi gejala mulai dari
obstruksi dilihat dari penyebab yang terbanyak yaitu distensi
obstruksinya, pada penelitian ini abdomen yaitu 97 (78,9%), diikuti
hirchsprung merupakan penyebab dengan gejala tidak dapat buang air
yang paling sering terjadi, karena besar (BAB) sebanyak 81 (65,9%),

JOM FK Volume 2 No. 2 Oktober 2015 13


gejala muntah sebanyak 75 (61%), tiba – tiba menangis keras dan
nyeri abdomen 24 (19,5%), gejala mengangkat kakinya bisa
yang disertai dengan demam 21 menunjukkan adanya nyeri pada
(17,1%), BAB berdarah dan berlendir abdomen.2,7,25
sebanyak 17 (13,8%), massa BAB berdarah dan berlendir
diabdomen dan inguinal 14 (11,4%). merupakan gejala yang paling banyak
Distensi abdomen merupakan terjadi pada penyakit intususepsi,
salah satu dari 4 gejala umum pada BAB berdarah tersebut terjadi karena
ileus obstruktif yang dikarenakan karena adanya iskemik mukosa pada
penumpukan cairan dan udara.2,21 daerah usus yang terintususepsi
pada penelitian ini distensi abdomen sehingga terjadinya pengelupasan
merupakan gejala yang paling sering mukosa, darah dan mukus pada
muncul yaitu sebanyak 97 kasus jaringan usus, yang terjadi pada 50 %
(78,9%). Menurut kepustakaan distensi penderita.10 Pada penelitian Hadriyan
abdomen paling banyak terlihat pada di RSUD Arifin Achmad Provinsi
obstruksi letak rendah,6,24 hal ini Riau pada tahun 2009 sampai 2013
sesuai dengan penelitian ini yang dari 20 pasien intususepsi didapatkan
dijumpai letak obstruksi paling banyak 17 (85%) mengalami BAB berdarah
adalah letak rendah 93(75,6%). dan berlendir.26
Gejala klinis setalah distensi Massa diabdomen dan inguinal
abdomen adalah tidak dapat merupakan gejala yang muncul pada
mengeluarkan feses yaitu 81 (65,9%), pasien hernia dan intususepsi, pada
kegagalan mengeluarkan feses karena pasien hernia didapatkan gejala
adanya sumbatan di usus, dimana keluarnya benjolan di inguinal, karena
sumbatan tersebut menyebabkan masuknya usus ke dalam kantung
peristaltik meningkat untuk hernia.5 Pasien intususepsi pada
mendorong isi usus sehingga palpasi dirasakan adanya massa seperti
menimbulkan nyeri abdomen. Muntah sossage di abdomen karena masuknya
terjadi setelah timbulnya distensi satu segmen usus ke segmen usus yang
abdomen, refleks muntah akan mereda lainnya.10 Pada penelitian ini
setelah timbulnya peristaltik usus didapatkan massa abdomen dan
yang mendorong isi lumen usus yang inguinal sebanyak 14 kasus yaitu
dapat menimbulkan gejala nyeri.2,21 11,4% dari 123 pasien ileus obstruktif.
Sesuai dengan penelitian ini dimana Hasil penelitian ini tidak jauh
persentase muntah diikuti dengan berbeda dengan penelitian yang
nyeri abdomen yaitu 61% muntah dan dilakukan oleh Ogundoyin et al di
19,5% nyeri abdomen. Nigeria pada tahun 1996 – 2005
Menurut kepustakaan nyeri didapatkan 130 kasus ileus obstruksi
abdomen merupakan gejala utama dari pada anak dengan gejala obstruksi
ileus obstrukstif, namun pada terbanyak adalah muntah 81 (62,79%),
penelitian ini nyeri abdomen diikuti dengan distensi abdomen 56
merupakan urutan ke 4 dari gejala (43,41%), konstipasi (tidak BAB) dan
terbanyak, hal ini dikarenakan pada nyeri abdomen 45 (34,88%) demam 40
penelitian ini usia yang paling banyak (31,01%), BAB berdarah dan berlendir
menyebabkan obstruksi usus adalah 31(24,03%%), dan massa abdomen 24
usia neonatus dan bayi. Neonatus dan (18,61%).12
bayi belum bisa mengatakan adanya
nyeri pada abdomen, namun bayi yang

JOM FK Volume 2 No. 2 Oktober 2015 14


Gambaran ileus obstruktif pada Gambaran usia pasien ileus
anak berdasarkan status/kondisi obstruktif pada anak berdasarkan
pasien pulang. penyebab.
Dari tabel 4.7 dapat dilihat Berdasarkan Tabel 4.8 dapat
pasien ileus obstruktif pulang dengan dilihat distribusi usia berdasarkan
status / kondisi yang terbanyak adalah penyebab, yaitu pada kelompok usia 0
dalam keadaan perbaikan yaitu 83 – 28 hari pada pasien ileus obstruktif
(67,5%), diikuti oleh keadaan sembuh yang paling banyak disebabkan oleh
yaitu 29 (23,6%), pasien yang hirschsprung dan atresia ani yaitu 19
meninggal 6 (4,9%), tidak sembuh 5 (43,2%), pada kelompok usia >28
(4,1%). Pasien yang pulang dalam hari – 12 bulan yang paling banyak
keadaan tidak sembuh dikarenakan disebabkan oleh intususepsi
meminta pulang setelah dilakukannya 19(41,3%), pada kelompok usia 1 - <5
tindakan operatif, dan pasien yang tahun paling banyak disebabkan oleh
pulang dalam keadaan meninggal adhesi yaitu 10(76,9%), pada
karena penyakit ileus obstruktif yang kelompok usia 5 – 14 tahun paling
disertai dengan penyakit lainnya dan banyak disebabkan oleh adhesi yaitu
sudah mengalami komplikasi seperti 14 (70%).
sepsis, perforasi, dan enterocolitis. Pada penelitian ini pasien ileus
Menurut kepustakan pasien ileus obstruktif yang berusia 0 - 28 hari
obstruktif pada anak yang sudah paling banyak disebabkan oleh
mengalami tindakan operatif hirschsprung dan atresia ani. Pasien
prognosisnya adalah baik, sedangkan hirschsprung paling banyak terjadi
pasien dengan penyakit penyerta atau pada usia neonatus, sesuai dengan
komplikasi seperti sepsis dan perforasi penelitian ini dimana dari 44 pasien
dapat menyebabkan kematian.6 yang berusia 0 - 28 hari terdapat
Menurut kepustakaan ada 43,2% yang mengalami hirschsprung,
beberapa faktor yang dapat tetapi menurut kepustakaan pasien
menyebabkan kematian pada pasien hirschsprung dapat pula timbul
ileus obstruktif diantaranya pasien beberapa minggu, dan kadang baru
ileus obstruktif yang disertai dengan disadari orang tua setelah umur
penyakit penyerta lainnya seperti beberapa bulan.9,11 Hal inilah yang
kelainan jantung bawaaan, bayi menyebabkan pada penelitian ini
prematur, bayi lahir dengan berat pasien hirschsprung juga ditemukan
badan rendah, dan pasien ileus pada kelompok usia >28 hari – 12
obstruktif yang mengalami komplikasi bulan. Pada penelitian yang dilakukan
seperti enterokolitis yang dapat oleh Izadi M et al di Iran selama 6
menyebabkan kematian pada penyakit tahun didapatkan 58 pasien
hirschsprung, syok hipovolemik akibat hirschsprung, dimana 68,9% terjadi
kekurangan cairan yang berlebihan, pada kelompok usia 1 bulan – <6
pneumonia akibat aspirasi dari proses tahun.27
muntah, pasien strangulasi yang dapat Pada Atresia ani terjadi
menyebabkan komplikasi seperti kegagalan perkembangan rekanalisasi
peritonitis, perforasi usus, sepsis, dan lubang anus pada saat perkembangan
syok septik.4-6 embriologi, sehingga pada saat
dilahirkan anak tidak memililki lubang
anus, dan hal tersebut dapat dilihat saat
bayi dilahirkan, sehingga atresia ani

JOM FK Volume 2 No. 2 Oktober 2015 15


ditemukan pada usia 0 – 28 hari.15,23 Gambaran penyebab ileus
Pada penelitian ini ada beberapa anak obstruktif pada anak berdasarkan
yang mengalami obstruksi usus karena gejala klinis.
atresia ani pada usia >28 hari – 12 Berdasarkan Tabel 4.9 dapat
bulan, hal ini dikarenakan atresia ani dilihat distribusi penyebab berdasarkan
yang disertai dengan fistel, sehingga gejala klinis, yaitu pada penyakit
orang tua tidak menyadari bahwa feses hirschsprung gejala yang paling sering
bayi tidak keluar pada tempatnya, dan muncul adalah tidak dapat BAB
pada saat timbulnya gejala obstruksi (obstipasi) yaitu 31 (91,2%), diikuti
baru disadari bahwa bayi tidak dengan distensi abdomen yaitu 30
memiliki anus, sehingga bayi tersebut (88,2%). Pada penyakit Adhesi gejala
baru didiagnosis atresia ani pada usia yang paling sering muncul adalah
>28 hari – 12 bulan. obstipasi 23 (85,2%), distensi
Pada usia >28 hari – 12 bulan abdomen 22 (81,5%). Pada Penyakit
paling banyak disebabkan oleh Atresia ani gejala yang paling sering
intususepsi yaitu 41,3%, menurut muncul adalah distensi abdomen 25
kepustakaan intususepsi dapat terjadi (96,2%), dan obstipasi 24 (92,3%).
dikarenakan faktor infeksi, dan pola Pada Intususepsi gejala yang paling
pengasuhan ibu, dimana pemberian sering muncul adalah BAB berdarah
makanan padat terlalu dini dapat dan berlendir yaitu 17 (81%).
menyebabkan intususepsi.10 Pada Pada penyakit hirschsprung
penelitian yang dilakukan oleh pasien datang dengan keluhan tidak
Hadrian tahun 2009 – 2013 di RSUD dapat buang air besar, hal ini
Arifin Achmad Pekanbaru didapatkan dikarenakan pada penyakit
20 pasien intususepsi, 95% terjadi hirschsprung tidak terdapat sel
pada usia 3 – 12 bulan, dan 25% ganglion yang berfungsi untuk
memiliki riwayat infeksi.26 mengontrol kontraksi dan relaksasi
Pada kelompok usia 1 - <5 dari otot polos dalam usus distal,
tahun dan 5 – 14 tahun paling banyak sehingga tanpa adanya sel ganglion
disebabkan oleh adhesi, hal ini menyebabkan tidak terdapatnya
dikarenakan terjadinya adhesi gerakan peristaltik yang menyebabkan
beberapa tahun setelah operasi. feses tidak dapat keluar. Feses yang
Menurut kepustakaan pada pasien tidak dapat keluar menyebabkan
obstruksi usus dapat terjadi adhesi terjadinya penumpukan diusus,
dalam 2 hari - 10 tahun setelah sehingga terjadi distensi abdomen
dilakukannya operasi, 50% terjadi akibat dilatasi kolon.16
adhesi dalam 3 – 6 bulan setelah Pada adhesi gejala yang sering
operasi, dan 75% terjadi dalam 2 tahun muncul hampir sama dengan
setelah operasi.5 Pada penelitian yang hirschsprung, yaitu terjadinya
dilakukan oleh Salem dan Oquaish di obstipasi dan distensi abdomen.
Arab Saudi pada tahun 2001 – 2010 Adhesi merupakan penyebab paling
didapatkan 44 pasien, dan yang paling umum pada obstruksi usus. Menurut
banyak mengalami adhesi setelah kepustakaan pasien adhesi memiliki
operasi adalah usia diatas 5 tahun, dan gejala yang kurang spesik, namun bila
rata – rata mengalami operasi sejak adhesi tersebut sudah mengalami
usia 2 sampai 4 tahun.28 obstruksi usus, maka akan memiliki
gejala seperti, nyeri abdomen, distensi
abdomen, mual dan muntah serta

JOM FK Volume 2 No. 2 Oktober 2015 16


gangguan buang air besar dan flatus ini dikarenakan tidak tercatat direkam
yang merupakan gejala obstruksi.29 medik, yang dikarenakan bayi tersebut
Pada atresia ani gejala yang belum bisa mengeluh adanya nyeri
paling sering muncul adalah distensi abdomen. Menurut kepustakaan bayi
abdomen dan obstipasi, hal ini yang berumur dibawah 1 tahun 60,7%
dikarenakan pada atresia ani isi usus mengalami nyeri abdomen dan bayi
tidak dapat keluar karena tidak ada yang berumur 1 – 2 tahun mengalami
anus. Atresia ani disebabkan karena nyeri abdomen sekitar 91,8%-100%.10
kelainan pembentukkan kloaka,
kelainan tersebut karena kurangnya UCAPAN TERIMA KASIH
rekanalisasi dari bagian bawah lubang Penulis mengucapkan terimakasih
anus.15,23 Pada penelitian ini terdapat
yang sebesar-besarnya kepada pihak
24 pasien (92,3%) dari 26 pasien
atresia ani tidak dapat buang air besar Fakultas Kedokteran Universitas Riau,
dan 2 pasien tidak tercatat direkam Bapak Ismar, S.Ked., dr., Sp.B.,
medik riwayat buang air besar. Sp.BA dan Ibu Elda Nazriati, S.Ked.,
Kegagalan mengeluarkan isi usus dr., M.Bmd., Dr.Ked, selaku
dapat menyebabkan penempukan Pembimbing. Bapak Tubagus Odih
sehingga menimbulkan dilatasi usus RW, S.Ked., dr., Sp.BA dan Bapak
yang menyebabkan distensi
Laode Burhanuddin. S.Ked., dr.,
abdomen.15
Intususepsi adalah masuknya M.Bmd, selaku dosen Penguji. Bapak
satu segmen usus ke segmen usus yang Dedi Afandi, S.Ked., dr., D.F.M.,
lainnya, yang dapat menyebabkan Sp.K.F.L., Dr.Ked selaku supervisi
timbulnya gejala. 10,18 Peristaltik akan yang telah memberikan waktu,
meningkat untuk mendorong isi usus, bimbingan, ilmu, nasehat dan motivasi
gerakan peritaltik tersebut akan selama penyusunan skripsi sehingga
menimbulkan gejala nyeri pada
skripsi ini dapat diselesaikan.
abdomen, dan nyeri tersebut akan
mereda setelah timbulnya muntah,
muntah yang awalnya berisi dari isi DAFTAR PUSTAKA
lambung, kemudian berisi cairan
empedu yang berwarna hijau, 80% 1. Indrayani MN. Diagnosis dan
muntah terjadi pada anak dibawah 2 tatalaksana ileus obstruksi
tahun. Pada intususepsi feses awalnya [Internet]. e-Jurnal Medika
normal, namun setelah beberapa kali Udayana. 2013. Diakses dari :
mengalami serangan kolik, terjadi http://ojs.unud.ac.id/index.php/eu
defekasi darah yang bercampur dengan m/article/view/5113/3903.
lendir yang disebut dengan red currant Diakses pada tanggal 7 Oktober
jelly stool, karena adanya iskemik 2014.
mukosa usus yang terintususepsi. Red
currant jelly stool merupakan 2. Sabiston DC. Buku ajar bedah
pengelupasan dari mukosa, darah, dan bagian 1. Jakarta: EGC; 1995: 551-
mukus dari jaringan usus.10 Pada 9
penelitian ini gejala red currant jelly
stool dan muntah ditemukan sekitar 3. Obaid KJ. Intestinal obstruction:
81% dari 21 pasien, dan pada nyeri etiology, correlation between pre-
abdomen hanya ditemukan 14,3%, hal

JOM FK Volume 2 No. 2 Oktober 2015 17


operative and operative diagnosis. . Yifieyeh AC. Pattern and outcome
Int J Public Health. 2011; 41–9. of childhood intestinal obstruction
at a T ertiary Hospital in Nigeria.
4. Pasaribu N. Karakteristik penderita Afr Health Sci. 2009;9(3):170–3.
ileus obstruktif yang dirawat inap
di RSUD dr. Pirngadi Medan tahun 13. Annigeri VM, Mahajan J, Rao K.
2007-2010 [skripsi]. Medan. Etiological spectrum of acute
Fakultas Kesehatan Masyarakat intestinal obstruction. Dep Pediatr
Universitas Sumatra Utara; 2012. Surg. 2009;46:1102–3.

5. Shalkow J. Pediatric small-bowel 14. Peyvasteh M, Askarpour S,


obstruction [on the Internet]. Javaherizadeh H, Taghizadeh S.
Medscape. 2014 [updated 2014 Ileus and intestinal obstruction -
Oct 14 ; cited 2014 Nov 7]. comparison between children and
Available from: adults. Polish J Surg. 2011 July;
http://emedicine.medscape.com/art 83(7): 367 - 70.
icle/930411-overview#showall
15. Burge DM, Griffiths DM,
6. Springer SC. Bowel obstruction in Steinbrecher HA, Wheeler RA,
the newborn [on the Internet]. editors. Paediatric surgery. 2nd ed.
Medscape Journal. 2013 [updated London: Hodder Arnold; 2005:
2013 Oct 15 ; cited 2014 Oct 7]. 135 – 45
Available from:
http://emedicine.medscape.com/art 16. Verawati S. Karakteristik bayi
icle/2066380-overview#showall. yang menderita penyakit
hircshsprung di rsup h. Adam
7. Schrock TR. Ilmu bedah. Jakarta : malik kotamedan tahun 2010-
EGC; 1995: 240-4. 2012 [Skripsi]. Medan. Fakultas
Kesehatan Masyarakat
8. Soomro S, Mughal SA. Intestinal Universitasi Sumatra
Obstruction in Children. J Int Surg Utara;2013.
Pakistan. 2013; 18(1): 20 – 3
17. Liakakos T, Thomakos N, Fine
9. Sjamsuhidajat R, Jong DW, P, Dervenis C, Young R.
editors. Buku ajar ilmu bedah. Peritoneal adhesions: etiology,
Jakarta: EGC; 1997. p. 843–908. pathophysiology, and clinical
significance. Recent advances in
10. Chandrawati PF. Invaginasi. J prevention and management.
Saintika Med Univ Dig Surg [Internet]. 2001
Muhamadiyah Malang [cited 2015 Mach
2009;5(11):181. 20];18(4):260–73. Available
from:
11. Puri P, editor. Newborn surgery. http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pu
2nd ed. London: Arnold; 2003. bmed/11528133.
p. 423–36.
18. World Health Organizaton. Buku
12. Ogundoyin OO, Afolabi saku: Pelayanan kesehatan anak di
AO,Ogunlana DI,Lawal TA,

JOM FK Volume 2 No. 2 Oktober 2015 18


rumah sakit. Jakarta: WHO
Indonesia ; 2008. 26. Priatna MH. Gambaran pasien
intususepsi di bangsal bedah anak
19. Ademuyiwa A, Sowande O, rsud arifin achmad pekanbaru
Ijaduolla T, Adejuyigbe O. periode Januari 2009-Desember
Determinants of mortality in 2013 [Skripsi]. Pekanbaru.
neonatal intestinal obstruction in Fakultas Kedokteran Universitas
ile ife, Nigeria. African J Paedetric Riau;2014.
Surg. 2009;6(1):11–3.
27. Izadi M, Mansour-Ghanaei F,
20. Ansari P. Intertinal obstruction Jafarshad R, Joukar F,
[Internet]. 2012. [Updated 2012 Bagherzadeh A, Tareh F. Clinical
Oct ; cited 2015 Feb 14] Available manifestations of Hirschsprung’s
from: disease: A 6-year course review on
http://www.merckmanuals.com/ho admitted patients in Guilan, north
me/digestive_disorders/gastrointest Province of Iran. Iran Cardiovasc
inal_emergencies/intestinal_obstru Res J. 2007;1(1):25–31.
ction.html
28. Al-Salem AH, Oquaish M.
21. Debas HT. Gastrointestinal Adhesive intestinal obstruction in
surgery: pathophysiology and infants and children: the place of
management. New York: Springer- conservative treatment. ISRN
Verlag; 2004 : 239 – 54. Surg. 2011;1–4.

22. Luzny J, Valihrachova S, Novak J, 29. Marks JW. Abdominal Adhesions


Zapletal T, Donek E, Arogunmati Symptoms and Treatment [ on the
O. Ileus states - conditions Internet]. Medicine Net. 2011.
connecting psychiatrists and [update : 2011 Jun 24 ; Cited 2015
surgeons? Biomed Papers [on the March 19] Available from:
Internet]. 2010 Sep 1 [cited 2014 http://www.medicinenet.com/abdo
Nov 7]; 154(3): 261 - 4. Available minal_adhesions_symptoms_and_t
from: reatment-page3/views.htm.
http://biomed.papers.upol.cz/doi/1
0.5507/bp.2010.040.html.

23. Sadler, T. Langman’s Medical


embryology. 9th ed. Baltimore :
Lipincott Williams and Wilkins;
2004 : 285-318

24. Tham TCK, Collins JSA, Soetikno


RM, editors. Gastrointestinal
emergencies. 2nd ed. USA: Wiley-
Blackwell; 2009: 111 – 5

25. Sjamsuhidajat R, Jong WD, editor.


Buku ajar ilmu bedah edisi 2.
Jakarta: EGC; 2004: 616-50

JOM FK Volume 2 No. 2 Oktober 2015 19

You might also like