Professional Documents
Culture Documents
Siti Zubaidah
Magister Manajemen Pendidikan
FKIP-Universitas Kristen Satya
Wacana
sitizubaidah28031991@gmail.com
Bambang Ismanto
Magister Manajemen Pendidikan
FKIP-Universitas Kristen Satya
Wacana
Bambang.ismanto@staff.uksw.edu
ABSTRACT
The aimed of this study was to evaluate the context, input, process, product of Healthy
School program in Public School Kutowinangun 04 Salatiga (SD Negeri Kutowinangun
04 Salatiga). This study was evaluative research using CIPP model. The technique of
collecting data using interviews, observation and documentation. Some of the steps
being taken in the analysis of the data included: data collection, data reduction, data
display and verification. Validation of data using triangulation techniques and
resources. The results showed: (1) from the aspects of Context, the Healthy School
program was the policy of the central government to improve the quality of education
through the improvement of students health, in addition to the schools' needs, especially
the students in Public School Kutowinangun 04 Salatiga were still low level of health,
(2) from the aspect of Input, design program proved to be able to answer the need for
the program to address the low level of students health, and supported by human
resources, facilities and infrastructure, adequate cost, 3) from the aspect of Process,
Healthy School Program has been run in accordance with program planned but on its
implementation there were obstacles where schools have limited funds and inadequate
infrastructure, and (4) from the aspect of Product, all targets to be achieved in program
planned has been reached so that impacted the improvement of the quality of education
in Public School Kutowinangun 04 Salatiga and therefore eligible to continue in the
next period with several aspects improvements.
1
Keywords: Program Ecaluation, Healthy School, CIPP
2
Jurnal Kelola, Vol. 4, No. 1, Januari-Juni
2017
PENDAHULUAN dengan mengedepankan aspek kesehatan.
Pada era globalisasi ini banyak Sekolah Sehat selalu berusaha membangun
tantangan bagi peserta didik yang dapat kesehatan jasmani dan kesehatan rohani
mengancam kesehatan fisik dan jiwanya. melalui pemahaman, kemampuan, dan
Tidak sedikit anak yang menunjukkan perilaku perilaku yang bertanggung jawab,
tidak sehat, seperti lebih suka mengkonsumsi pengambilan keputusan terbaik untuk
makanan tidak sehat yang tinggi lemak, gula, terciptanya kesehatan secara mandiri dapat
garam, rendah serat, meningkatkan resiko diwujudkan (Arthur dan Barnard, 2011:4).
hipertensi, diabetes, obesitas dan sebagainya. Hasil penelitian diatas sejalan dengan
Siswa sebelum makan tidak mencuci tangan penelitian yang dilakukan oleh Hermiyanti
terlebih dahulu, sehingga memungkinkan (2016:14) bahwa Sekolah Dasar Bersih Sehat
masuknya bibit penyakit kedalam tubuh. Hal (SDBS) adalah Sekolah Dasar yang warganya
ini mengacu pada pemikiran Hamiyah dan secara terus-menerus membudayakan PHBS,
Jauhar (2015) bahwa perilaku tidak sehat ini dan memiliki lingkungan sekolah yang bersih,
juga disebabkan oleh lingkungan yang tidak indah, sejuk, segar, rapih, tertib, dan aman.
sehat, seperti kurang bersihnya rumah, Menurut Panduan Pengembangan
sekolah, atau lingkungan masyarakatnya. Model Sekolah Sehat di Indonesia (2009: 4),
Rendahnya upaya untuk menumbuhkan manfaat yang didapat dari program Sekolah
kesadaran hidup bersih dan sehat kepada Sehat antara lain: 1) bagi masyarakat yaitu
peserta didik, berdampak pada siswa sekolah sebagai tempat menghasilkan siswa yang
dasar yang belum sepenuhnya mengetahui mempunyai budaya hidup sehat dan aktif, 2)
bagaimana cara yang benar untuk memelihara bagi pemerintah yaitu sebagai tempat
kesehatan pribadi ataupun lingkungannya. Hal pembelajaran yang dapat dijadikan
ini sejalan dengan hasil penelitian Teguh percontohan bagi sekolah-sekolah lain karena
(2012) bahwa masih ada siswa yang menderita diharapkan sekolah tersebut dapat
penyakit kulit, membiarkan rambut dan kuku menghasilkan sumber daya yang berkualitas,
memanjang tidak terawat, menderita gigi dan 3) bagi swasta atau dunia kerja yaitu dapat
berlubang, kurang bersih dan rapi dalam memberi peluang pada swasta untuk berperan
berpakaian, kurang serius dalam melaksanakan dalam pengembangan Sekolah Sehat.
senam setiap jumat pagi, sering membuang Kemendiknas Direktorat Jenderal
sampah sembarangan, jajan sembarangan dan Pendidikan Dasar (2009: 9) menjelaskan
tidak memperhatikan kebersihan jajanan. Hasil bahwa standar Sekolah Sehat meliputi: 1)
penelitian tersebut juga sejalan dengan Standar fisik sekolah yang meliputi: Bangunan
penelitian Diana (2013:48) yang menunjukkan sekolah yang memenuhi pembakuan standar
bahwa pelaksanaan program perilaku hidup minimal Depdiknas, sekolah memiliki
bersih dan sehat yang masih rendah dapat akreditasi dari pemerintah, minimal B, sekolah
berakibat pada kualitas lingkungan sekolah yang memenuhi persyaratan kesehatan (fisik,
yang rendah dan masih tingginya angka mental, lingkungan), sekolah yang memiliki
penyakit yang menyerang anak usia sekolah. pagar, sekolah yang memiliki ruang terbuka
Pemerintah mengeluarkan kebijakan yang memadai untuk pembelajaran pedidikan
sebagai upaya untuk meningkatkan kesehatan jasmani, dan sekolah memiliki sertifikat hak
siswa dengan program “Sekolah Sehat”. milik (SHM). 2) Standar sarana prasarana
Sekolah Sehat adalah sekolah yang berhasil meliputi: memiliki sarana prasarana untuk
membantu peserta didik unggul secara optimal pendidikan kesehatan yang memadai, memiliki
Evaluasi Program Sekolah Sehat di Sekolah Dasar Negeri | Siti Zubaidah, dkk.
sarana prasarana untuk pendidikan jasmani,
memiliki sarana prasarana penunjang kegiatan tahun 2009 sampai tahun 2016 belum pernah
UKS, 3) Standar ketenagaan yang meliputi: dilakukan penelitian untuk mengevaluasi
memiliki guru pendidikan jasmani, olahraga pelaksanaan program Sekolah Sehat di SD
dan kesehatan, memiliki guru pembina UKS, Negeri Kutowinangun 04 Salatiga. Maka dari
memiliki kader kesehatan sekolah (dokter itu, peneliti tertarik untuk melakukan evaluasi
kecil, kader kesehatan remaja), 4) Standar terhadap program Sekolah Sehat yang sudah
peserta didik yang meliputi: memiliki derajat berjalan sekitar 7 (tujuh) tahun. Arikunto dan
kesehatan yang optimal, tumbuh kembang Jabar (2014: 17) menyatakan bahwa evaluasi
secara optimal, dan memiliki tingkat program adalah upaya untuk mengetahui
kebugaran jasmani yang optimal. efektivitas komponen program dalam
Program Sekolah Sehat perlu mendukung pencapaian tujuan program.
disosialisasikan dan dilakukan dengan baik Tujuan evaluasi program adalah untuk
melalui pelayanan kesehatan yang didukung menentukan apakah layanan atau intervensinya
secara mantap dan memadai oleh sektor terkait telah mencapai tujuan yang ditetapkan dan
lainnya, seperti partisipasi masyarakat, dunia supaya dapat diketahui dengan pasti apakah
usaha, dan media massa. Hal tersebut sesuai pencapaian hasil, kemajuan dan hambatan
dengan pemikiran Hamiyah dan Jauhar yang dijumpai dalam pelaksanaan program
(2015:267) yang menyatakan bahwa sekolah dapat dinilai dan dipelajari untuk perbaikan
sebagai tempat berlangsungnya proses pelaksanaan program dimasa yang akan
pembelajaran harus menjadi ”Sekolah Sehat”, mendatang (Wirawan: 2011).
yaitu sekolah yang dapat meningkatkan derajat Penelitian ini menggunakan model
kesehatan warga sekolahnya. Upaya ini evaluasi CIPP yang dikembangkan oleh
dilakukan karena sekolah memiliki lingkungan Stufflebeam pada tahun 1966. Menurut
kehidupan yang mencerminkan hidup sehat. Arikunto & Jabar (2014), apabila kegiatan
Mengupayakan pelayanan kesehatan yang evaluasi menggunakan model CIPP, analisis
optimal, sehingga terjamin berlangsungnya program harus berdasarkan pada komponen-
proses pembelajaran dengan baik dan komponen tersebut (CIPP), komponen dalam
terciptanya kondisi yang mendukung model evaluasi CIPP dapat dijelaskan sebagai
tercapainya kemampuan peserta didik untuk berikut: 1) Evaluasi konteks berupaya
berperilaku hidup sehat. Pendapat diatas mengidentifikasi mengenai kebutuhan
sejalan dengan penelitian Irwandi (2016:492- lingkungan yang belum terpenuhi, populasi
495) bahwa program sekolah berupa operasi sampel yang dilayani dan tujuan
semut, Sabtu bersih, upacara bendera, senam program/proyek, 2) Evaluasi masukan
pagi, doa bersama, aubade dan UKS, berupaya mengidentifikasi tentang
merupakan kegiatan yang efektif untuk kemampuan awal dari komponen yang ada
menumbuhkembangkan perilaku hidup sehat, (siswa atau sekolah) dalam menunjang
yang melibatkan peran kepala sekolah, guru pelaksanaan program tersebut, 3) Evaluasi
dan personil sekolah. proses mengidentifikasi mengenai pelaksanaan
SD Negeri Kutowinangun 04 Salatiga dari suatu program yang dapat meliputi
merupakan salah satu Sekolah Dasar Negeri program apa yang akan dilaksanakan, siapa
yang ada di kota Salatiga yang sudah penyelenggara program tersebut, waktu
menerapkan program Sekolah Sehat sejak pelaksanaan program tersebut, dan 4) Evaluasi
tahun 2009. Berdasarkan wawancara dengan produk berupaya untuk mengidentifikasi hal-
Kepala Sekolah, diketahui bahwa sejak awal hal atau perubahan yang terjadi dalam
dijalankannnya program Sekolah Sehat mulai
74
pelaksanaan program tersebut, serta Hasil Penelitian
ketercapaian dari pelaksanaan program.
Berdasarkan masalah diatas, penelitian Untuk mendapatkan data pada aspek
ini akan mengevaluasi context, input, process, context, input, process, dan product, peneliti
dan product program Sekolah Sehat di SD melakukan wawancara terhadap Kepala
Negeri Kutowinangun 04 Salatiga. Tujuan Sekolah SD Negeri Kutowinangun 04 Salatiga,
penelitian ini adalah untuk memberi Ketua Program Sekolah Sehat, Guru Kelas,
rekomendasi/masukan kepada SD N Tenaga Kependidikan serta melakukan studi
Kutowinangun 04 Salatiga tentang dokumentasi dengan dokumen berupa Juknis
pelaksanaan program Sekolah Sehat yang baik Pengembangan Model Sekolah Sehat Tahun
dan benar setelah mendapatkan hasil evaluasi 2009, laporan penggunaan dana bantuan
context, input, process, dan product program sekolah sehat, laporan kesehatan siswa,
sekolah sehat di SD Negeri Kutowinangun 04 dokumen tentang data-data sekolah.
Salatiga. 1. Evaluasi Context Program Sekolah Sehat
METODE PENELITIAN di SD Negeri Kutowinangun 04 Salatiga