You are on page 1of 15

K e l ol a

Jurnal Manajemen Pendidikan


Magister Manajemen Pendidikan ISSN 2549-9661
FKIP Universitas Kristen Satya Wacana Volume: 4, No. 1, Januari-Juni 2017
jurnalkelola@gmail.com Halaman: 72-82

EVALUASI PROGRAM SEKOLAH SEHAT DI SEKOLAH DASAR


NEGERI

Siti Zubaidah
Magister Manajemen Pendidikan
FKIP-Universitas Kristen Satya
Wacana
sitizubaidah28031991@gmail.com

Bambang Ismanto
Magister Manajemen Pendidikan
FKIP-Universitas Kristen Satya
Wacana
Bambang.ismanto@staff.uksw.edu

Bambang Suteng Sulasmono


Magister Manajemen Pendidikan
FKIP-Universitas Kristen Satya
Wacana
sulasmonobambang@yahoo.com

ABSTRACT
The aimed of this study was to evaluate the context, input, process, product of Healthy
School program in Public School Kutowinangun 04 Salatiga (SD Negeri Kutowinangun
04 Salatiga). This study was evaluative research using CIPP model. The technique of
collecting data using interviews, observation and documentation. Some of the steps
being taken in the analysis of the data included: data collection, data reduction, data
display and verification. Validation of data using triangulation techniques and
resources. The results showed: (1) from the aspects of Context, the Healthy School
program was the policy of the central government to improve the quality of education
through the improvement of students health, in addition to the schools' needs, especially
the students in Public School Kutowinangun 04 Salatiga were still low level of health,
(2) from the aspect of Input, design program proved to be able to answer the need for
the program to address the low level of students health, and supported by human
resources, facilities and infrastructure, adequate cost, 3) from the aspect of Process,
Healthy School Program has been run in accordance with program planned but on its
implementation there were obstacles where schools have limited funds and inadequate
infrastructure, and (4) from the aspect of Product, all targets to be achieved in program
planned has been reached so that impacted the improvement of the quality of education
in Public School Kutowinangun 04 Salatiga and therefore eligible to continue in the
next period with several aspects improvements.

1
Keywords: Program Ecaluation, Healthy School, CIPP

2
Jurnal Kelola, Vol. 4, No. 1, Januari-Juni
2017
PENDAHULUAN dengan mengedepankan aspek kesehatan.
Pada era globalisasi ini banyak Sekolah Sehat selalu berusaha membangun
tantangan bagi peserta didik yang dapat kesehatan jasmani dan kesehatan rohani
mengancam kesehatan fisik dan jiwanya. melalui pemahaman, kemampuan, dan
Tidak sedikit anak yang menunjukkan perilaku perilaku yang bertanggung jawab,
tidak sehat, seperti lebih suka mengkonsumsi pengambilan keputusan terbaik untuk
makanan tidak sehat yang tinggi lemak, gula, terciptanya kesehatan secara mandiri dapat
garam, rendah serat, meningkatkan resiko diwujudkan (Arthur dan Barnard, 2011:4).
hipertensi, diabetes, obesitas dan sebagainya. Hasil penelitian diatas sejalan dengan
Siswa sebelum makan tidak mencuci tangan penelitian yang dilakukan oleh Hermiyanti
terlebih dahulu, sehingga memungkinkan (2016:14) bahwa Sekolah Dasar Bersih Sehat
masuknya bibit penyakit kedalam tubuh. Hal (SDBS) adalah Sekolah Dasar yang warganya
ini mengacu pada pemikiran Hamiyah dan secara terus-menerus membudayakan PHBS,
Jauhar (2015) bahwa perilaku tidak sehat ini dan memiliki lingkungan sekolah yang bersih,
juga disebabkan oleh lingkungan yang tidak indah, sejuk, segar, rapih, tertib, dan aman.
sehat, seperti kurang bersihnya rumah, Menurut Panduan Pengembangan
sekolah, atau lingkungan masyarakatnya. Model Sekolah Sehat di Indonesia (2009: 4),
Rendahnya upaya untuk menumbuhkan manfaat yang didapat dari program Sekolah
kesadaran hidup bersih dan sehat kepada Sehat antara lain: 1) bagi masyarakat yaitu
peserta didik, berdampak pada siswa sekolah sebagai tempat menghasilkan siswa yang
dasar yang belum sepenuhnya mengetahui mempunyai budaya hidup sehat dan aktif, 2)
bagaimana cara yang benar untuk memelihara bagi pemerintah yaitu sebagai tempat
kesehatan pribadi ataupun lingkungannya. Hal pembelajaran yang dapat dijadikan
ini sejalan dengan hasil penelitian Teguh percontohan bagi sekolah-sekolah lain karena
(2012) bahwa masih ada siswa yang menderita diharapkan sekolah tersebut dapat
penyakit kulit, membiarkan rambut dan kuku menghasilkan sumber daya yang berkualitas,
memanjang tidak terawat, menderita gigi dan 3) bagi swasta atau dunia kerja yaitu dapat
berlubang, kurang bersih dan rapi dalam memberi peluang pada swasta untuk berperan
berpakaian, kurang serius dalam melaksanakan dalam pengembangan Sekolah Sehat.
senam setiap jumat pagi, sering membuang Kemendiknas Direktorat Jenderal
sampah sembarangan, jajan sembarangan dan Pendidikan Dasar (2009: 9) menjelaskan
tidak memperhatikan kebersihan jajanan. Hasil bahwa standar Sekolah Sehat meliputi: 1)
penelitian tersebut juga sejalan dengan Standar fisik sekolah yang meliputi: Bangunan
penelitian Diana (2013:48) yang menunjukkan sekolah yang memenuhi pembakuan standar
bahwa pelaksanaan program perilaku hidup minimal Depdiknas, sekolah memiliki
bersih dan sehat yang masih rendah dapat akreditasi dari pemerintah, minimal B, sekolah
berakibat pada kualitas lingkungan sekolah yang memenuhi persyaratan kesehatan (fisik,
yang rendah dan masih tingginya angka mental, lingkungan), sekolah yang memiliki
penyakit yang menyerang anak usia sekolah. pagar, sekolah yang memiliki ruang terbuka
Pemerintah mengeluarkan kebijakan yang memadai untuk pembelajaran pedidikan
sebagai upaya untuk meningkatkan kesehatan jasmani, dan sekolah memiliki sertifikat hak
siswa dengan program “Sekolah Sehat”. milik (SHM). 2) Standar sarana prasarana
Sekolah Sehat adalah sekolah yang berhasil meliputi: memiliki sarana prasarana untuk
membantu peserta didik unggul secara optimal pendidikan kesehatan yang memadai, memiliki
Evaluasi Program Sekolah Sehat di Sekolah Dasar Negeri | Siti Zubaidah, dkk.
sarana prasarana untuk pendidikan jasmani,
memiliki sarana prasarana penunjang kegiatan tahun 2009 sampai tahun 2016 belum pernah
UKS, 3) Standar ketenagaan yang meliputi: dilakukan penelitian untuk mengevaluasi
memiliki guru pendidikan jasmani, olahraga pelaksanaan program Sekolah Sehat di SD
dan kesehatan, memiliki guru pembina UKS, Negeri Kutowinangun 04 Salatiga. Maka dari
memiliki kader kesehatan sekolah (dokter itu, peneliti tertarik untuk melakukan evaluasi
kecil, kader kesehatan remaja), 4) Standar terhadap program Sekolah Sehat yang sudah
peserta didik yang meliputi: memiliki derajat berjalan sekitar 7 (tujuh) tahun. Arikunto dan
kesehatan yang optimal, tumbuh kembang Jabar (2014: 17) menyatakan bahwa evaluasi
secara optimal, dan memiliki tingkat program adalah upaya untuk mengetahui
kebugaran jasmani yang optimal. efektivitas komponen program dalam
Program Sekolah Sehat perlu mendukung pencapaian tujuan program.
disosialisasikan dan dilakukan dengan baik Tujuan evaluasi program adalah untuk
melalui pelayanan kesehatan yang didukung menentukan apakah layanan atau intervensinya
secara mantap dan memadai oleh sektor terkait telah mencapai tujuan yang ditetapkan dan
lainnya, seperti partisipasi masyarakat, dunia supaya dapat diketahui dengan pasti apakah
usaha, dan media massa. Hal tersebut sesuai pencapaian hasil, kemajuan dan hambatan
dengan pemikiran Hamiyah dan Jauhar yang dijumpai dalam pelaksanaan program
(2015:267) yang menyatakan bahwa sekolah dapat dinilai dan dipelajari untuk perbaikan
sebagai tempat berlangsungnya proses pelaksanaan program dimasa yang akan
pembelajaran harus menjadi ”Sekolah Sehat”, mendatang (Wirawan: 2011).
yaitu sekolah yang dapat meningkatkan derajat Penelitian ini menggunakan model
kesehatan warga sekolahnya. Upaya ini evaluasi CIPP yang dikembangkan oleh
dilakukan karena sekolah memiliki lingkungan Stufflebeam pada tahun 1966. Menurut
kehidupan yang mencerminkan hidup sehat. Arikunto & Jabar (2014), apabila kegiatan
Mengupayakan pelayanan kesehatan yang evaluasi menggunakan model CIPP, analisis
optimal, sehingga terjamin berlangsungnya program harus berdasarkan pada komponen-
proses pembelajaran dengan baik dan komponen tersebut (CIPP), komponen dalam
terciptanya kondisi yang mendukung model evaluasi CIPP dapat dijelaskan sebagai
tercapainya kemampuan peserta didik untuk berikut: 1) Evaluasi konteks berupaya
berperilaku hidup sehat. Pendapat diatas mengidentifikasi mengenai kebutuhan
sejalan dengan penelitian Irwandi (2016:492- lingkungan yang belum terpenuhi, populasi
495) bahwa program sekolah berupa operasi sampel yang dilayani dan tujuan
semut, Sabtu bersih, upacara bendera, senam program/proyek, 2) Evaluasi masukan
pagi, doa bersama, aubade dan UKS, berupaya mengidentifikasi tentang
merupakan kegiatan yang efektif untuk kemampuan awal dari komponen yang ada
menumbuhkembangkan perilaku hidup sehat, (siswa atau sekolah) dalam menunjang
yang melibatkan peran kepala sekolah, guru pelaksanaan program tersebut, 3) Evaluasi
dan personil sekolah. proses mengidentifikasi mengenai pelaksanaan
SD Negeri Kutowinangun 04 Salatiga dari suatu program yang dapat meliputi
merupakan salah satu Sekolah Dasar Negeri program apa yang akan dilaksanakan, siapa
yang ada di kota Salatiga yang sudah penyelenggara program tersebut, waktu
menerapkan program Sekolah Sehat sejak pelaksanaan program tersebut, dan 4) Evaluasi
tahun 2009. Berdasarkan wawancara dengan produk berupaya untuk mengidentifikasi hal-
Kepala Sekolah, diketahui bahwa sejak awal hal atau perubahan yang terjadi dalam
dijalankannnya program Sekolah Sehat mulai
74
pelaksanaan program tersebut, serta Hasil Penelitian
ketercapaian dari pelaksanaan program.
Berdasarkan masalah diatas, penelitian Untuk mendapatkan data pada aspek
ini akan mengevaluasi context, input, process, context, input, process, dan product, peneliti
dan product program Sekolah Sehat di SD melakukan wawancara terhadap Kepala
Negeri Kutowinangun 04 Salatiga. Tujuan Sekolah SD Negeri Kutowinangun 04 Salatiga,
penelitian ini adalah untuk memberi Ketua Program Sekolah Sehat, Guru Kelas,
rekomendasi/masukan kepada SD N Tenaga Kependidikan serta melakukan studi
Kutowinangun 04 Salatiga tentang dokumentasi dengan dokumen berupa Juknis
pelaksanaan program Sekolah Sehat yang baik Pengembangan Model Sekolah Sehat Tahun
dan benar setelah mendapatkan hasil evaluasi 2009, laporan penggunaan dana bantuan
context, input, process, dan product program sekolah sehat, laporan kesehatan siswa,
sekolah sehat di SD Negeri Kutowinangun 04 dokumen tentang data-data sekolah.
Salatiga. 1. Evaluasi Context Program Sekolah Sehat
METODE PENELITIAN di SD Negeri Kutowinangun 04 Salatiga

Penelitian ini termasuk penelitian Pada tahap context, peneliti akan


kualitatif evaluatif dengan model CIPP. menganalisis tentang kebutuhan program,
Penelitian dilaksanakan di SD Negeri tujuan, manfaat dan peluang, serta sasaran
Kutowinangun 04 Salatiga dengan alamat program sekolah sehat di SD Negeri
Jalan Butuh 1-A RT 004/09 kota Salatiga. Kutowinangun 04 Salatiga. Berdasarkan hasil
Sumber informasi meliputi: Kepala Sekolah, wawancara dan telaah dokumen, latar
Guru, Koordinator Program Sekolah Sehat, belakang dilaksanakannya program ini adalah
Tenaga Pendidikan SD Negeri Kutowinangun penunjukan langsung oleh pemerintah pusat
04 Salatiga. Data-data mengenai studi kepada SD Negeri Kutowinangun 04 Salatiga
kelayakan, hasil analisis, SK penyelenggaraan, untuk menyelenggarakan program tersebut
jadwal penyelenggaraan kegiatan, rencana dikarenakan pihak pemerintah pusat
program, piagam dan laporan penyelenggaraan memandang sekolah ini mampu dan layak baik
program juga menjadi sumber data dalam dari segi SDM (Kepala Sekolah, Guru, Tenaga
penelitian. Teknik pengumpulan data yang Kependidikan, Siswa, Komite), lingkungan
digunakan dalam penelitian evaluasi program maupun sarana prasarana dalam menunjang
Sekolah Sehat di SD Negeri Kutowinangun 04 kelancaran penyelenggaraan program sekolah
Salatiga adalah wawancara, observasi, dan sehat disamping menjawab kebutuhan sekolah
studi dokumentasi. Beberapa tahapan yang sebagai upaya peningkatan kesehatan siswa
dilakukan dalam analisis data dalam penelitian yang tergolong masih rendah. Tujuan
ini meliputi: (1) Pengumpulan data, (2) pembentukan program Sekolah Sehat di SD
Reduksi Data, (3) Display Data, (4) Negeri Kutowinangun 04 Salatiga adalah
Verifikasi/Kesimpulan data. Uji validitas data untuk meningkatkan taraf kesehatan dan
yang digunakan dalam penelitian ini kebugaran jasmani para warga sekolah yaitu
menggunakan teknik triangulasi sumber dan Siswa, Guru, Tenaga Kependidikan, Kepala
triangulasi teknik. Sekolah; agar memiliki sarana dan prasarana
untuk pendidikan jasmani yang memadai serta
HASIL PENELITIAN DAN menciptakan lingkungan sekolah yang bersih
PEMBAHASAN dan sehat yang mana hal tersebut juga akan
berpengaruh terhadap proses belajar mengajar
disekolah dan tujuan akhirnya adalah
meningkatnya mutu pendidikan sekolah baik menerima bantuan pembiayaan dari
prestasi akademik maupun non akademik.
Manfaat yang diharapkan dari program
Sekolah Sehat adalah meningkatnya tingkat
kesehatan dan kebugaran jasmani siswa yang
berdampak pada peningkatan kualitas
pendidikan di sekolah, membuat lingkungan
menjadi lebih bersih dan sehat dan membuat
kondisi pembelajaran menjadi lebih nyaman
dan prestasi sekolah meningkat, orang tua dan
masyarakat lebih tenang menitipkan anak-anak
mereka karena pola hidup sehat di sekolah
akan terbawa dalam kehidupan di masyarakat,
dan sekolah dapat menghasilkan sumber daya
generasi penerus bangsa yang berkualitas.
Sasaran program Sekolah Sehat yaitu Siswa,
Guru, Tenaga Kependidikan, Kepala Sekolah,
lingkungan, serta sarana dan prasarana.
2. Evaluasi Input Program Sekolah Sehat di
SD Negeri Kutowinangun 04 Salatiga

SD Negeri Kutowinangun 04 Salatiga


telah membuat perencanaan sebelum
pelaksanaan program sekolah sehat. Didalam
perencanaan tersebut terdapat beberapa bidang
yang akan dikembangkan dalam program
Sekolah Sehat yang meliputi 6 bidang yaitu:
Pengembangan Program Pembelajaran,
Pengembangan Sarana dan Prasarana,
Pengembangan Ketenagaan, Pengembangan
Manajemen Sekolah, Pengembangan Program
Kemitraan, dan Pembiayaan. Selain berisi
tentang beberapa macam kegiatan yang akan
dijalankan, dalam perencanaan ini juga berisi
tentang jadwal pelaksanaan, SDM yang
bertanggung jawab dan terlibat, sarana
prasarana dan biaya yang diperlukan untuk
mendukung pelaksanaan setiap kegiatan dalam
program sekolah sehat. Semua warga sekolah
mulai dari kepala sekolah, guru, tenaga
kependidikan, komite sekolah, siswa terlibat
dalam perencanaan tersebut.
Dalam menjalankan program Sekolah
Sehat, SD Negeri Kutowinangun 04 Salatiga
Pemerintah Pusat melalui Direktorat Pusat masih terbatas. Selain itu, banyak siswa yang
Pengembangan Kualitas Jasmani-Depdiknas. tidak percaya diri apabila menjelaskan
Adapun jumlah bantuan yang diberikan
adalah
67.600.000 (Enam puluh tujuh juta enam
ratus ribu rupiah) yang diberikan pada tahun
2009. Pada awal dijalankannya program
sekolah sehat di SD Negeri Kutowinangun 04
Salatiga dana tersebut digunakan untuk
melengkapi sarana prasarana (pembangunan
fisik sekolah). Pada tahun-tahun berikutnya,
pihak sekolah menggunakan dana BOS dan
dana bantuan dari komite atau swasta dalam
menjalankan program Sekolah Sehat
khususnya yang berkaitan dengan bidang non
fisik.
Mekanisme pelaksanaan program
sekolah sehat yang dilaksanakan di SD Negeri
Kutowinangun 04 Salatiga berpedoman pada
juklak dan juknis dari pemerintah yang mana
kepala sekolah, ketua program sekolah sehat
dan guru yang sudah ditunjuk berperan
sebagai penanggung jawab pelaksanaan
program. Mekanisme penyaluran dana dari
pusat ke sekolah juga sangat jelas mulai dari
prosesnya, jumlahnya, dan penggunaan dana
untuk program sekolah sehat sudah sesuai
dengan prosedur dari pemerintah.
3. Evaluasi Process Program Sekolah Sehat
di SD Negeri Kutowinangun 04 Salatiga

a. Pengembangan Program Pembelajaran

Pada aspek Pengembangan Program


Pembelajaran, proses implementasinya sudah
baik dari setiap indikator, dan dari tahun 2014
dan tahun 2015 mengalami peningkatan
dalam pengembangan program pembelajaran.
Kendala yang dihadapi sehingga belum bisa
mencapai target 100% antara lain anggaran.
Pada implementasi adanya peran aktif
“pendidik sebaya” dalam PKHS juga belum
mencapai 100% keberhasilan. Hal tersebut
dikarenakan oleh pengetahuan dan
kemampuan siswa dalam hal PKHS juga
pengetahuan mereka tentang kesehatan kepada target, namun ada 2 indikator yang masih
teman yang lain. Sedangkan pada aspek kurang dari target yaitu memiliki guru BP/BK
pelaporan penilaian kepada orang tua sudah dan juga memiliki guru Pembina UKS yang
berjalan sesuai target yang diinginkan. terlatih dengan jumlah yang memadai. Di SD
Kegiatan tersebut sudah mencapai Negeri Kutowinangun 04 Salatiga memang
keberhasilan 100% dilaksanakan oleh sekolah tidak ada guru yang khusus menjadi guru
pada tahun 2014 dan 2015. Faktor yang BP/BK untuk menangani masalah anak. Guru
mendukung atas kelancaran kegiatan tersebut BP/BK dirangkap oleh Guru Kelas dibawah
tidak lepas dari peran serta semua warga pengawasan dan bimbingan oleh kepala
sekolah mulai dari kepala sekolah, guru, sekolah.
tenaga kependidikan, komite sekolah, siswa
dan juga orang tua siswa. d. Pengembangan Manajemen Sekolah

b. Pengembangan Sarana dan Prasarana Implementasi program pengembangan


manajemen sekolah yang diarahkan pada
Pada subprogram sarana dan prasarana pemenuhan desain kriteria Sekolah Sehat di
pendidikan kesehatan pihak sekolah belum SD Negeri Kutowinangun 04 Salatiga sudah
memiliki ruang konseling yang khusus dilaksanakan dengan baik. Dari 12 indikator
digunakan untuk membimbing dan memberi dalam program pengembangan manajemen
arahan kepada siswa yang membutuhkan. sekolah hanya ada 1 indikator yang masih jauh
Belum adanya ruang konseling di SD Negeri dari harapan yaitu adanya forum diskusi
Kutowinangun 04 Salatiga dikarenakan kelompok terarah dari pendidik sebaya/
sekolah tidak mempunyai lahan yang cukup konselor sebaya. Faktor yang menjadi kendala
untuk dibangun kelas konseling dan juga hal tersebut yaitu pendidik sebaya yang masih
selain lahan, sekolah juga terkendala dalam berusia anak-anak dan seharusnya dapat
masalah dana untuk memperlancar proses dijadikan contoh oleh teman yang lain masih
pembangunannya. Pada implementasi memiliki mental yang kurang percaya diri
pengembangan sarana prasarana UKS untuk saling berdiskusi bertukar pendapat
sebagian besar sudah berjalan dengan baik, dengan teman yang lain. Hal tersebut membuat
sebagian besar peralatan UKS yang ideal forum diskusi antar konselor sebaya menjadi
sudah tersedia di UKS SD Negeri tidak berjalan dengan baik.
Kutowinangun 04 Salatiga. Pada implementasi
pengembangan sarana prasarana pendidikan e. Pengembangan Program Kemitraan
jasmani masih banyak indikator yang belum Hampir semua kegiatan sudah
mencapai target 100% yaitu pada indikator terlaksana dengan baik, terjadi peningkatan
ruang kelas memenuhi syarat kesehatan pada setiap indikator dari tahun 2014 ke tahun
(ventilasi dan pencahayaan), memiliki 2015 walaupun semua indikator belum
lapangan terbuka dan atau aula, serta lapangan mencapai 100% keberhasilan. Tetapi hal
yang ada layak untuk PBM penjas. Hal tersebut bertentangan dengan indikator adanya
tersebut dikarenakan pihak sekolah belum bisa dukungan dari pemerintah daerah dan dewan.
merenovasi ruang kelas yang memenuhi syarat Indikator tersebut belum bisa terwujud dengan
kesehatan seperti yang ada dalam peraturan. baik karena minimnya perhatian yang
c. Pengembangan Ketenagaan diberikan oleh Pemda dan DPRD terhadap
program sekolah sehat. Kendala yang
Sebagian besar indikator dalam menghambat pengembangan kemitraan
pengembangan ketenagaan sudah mencapai memang berasal dari waktu yang terbatas yang
dimiliki oleh kepala sekolah dan guru yang
5% dari 65 menjadi 70. Hal tersebut memicu
seharusnya bertanggungjawab dalam menjalin
konsentrasi siswa dalam melakukan aktifitas
kerjasama dengan mitra.
PBM maupun kegiatan di luar kelas. Apabila
f. Pengembangan Pembiayaan siswa fokus dan aktif dalam setiap kegiatan
maka akan berdampak pada meningkatnya
Implementasi program pengembangan
prestasi siswa baik akademik maupun non
pembiayaan program sekolah sehat di SD
akademik yang telah ditunjukkan dengan
Negeri Kutowinangun 04 Salatiga sudah
meningkatnya prestasi siswa serta dapat
berjalan dengan baik. Hanya saja perhatian
meningkatkan mutu sekolah. Program Sekolah
dari Pemerintah Daerah sangatlah minim, hal
Sehat akan terus dilanjutkan di SD Negeri
tersebut dibuktikan oleh tidak adanya
Kutowinangun 04 Salatiga untuk tahun-tahun
dukungan dana dari APBD untuk program
berikutnya walaupun masih ada banyak
Sekolah Sehat. Sekolah menggunakan dana
perbaikan dalam implementasi kegiatan
BOS dan dukungan dana dari pihak swasta dan
program.
orangtua siswa. Faktor pendukung
pengembangan pembiayaan tersebut adalah Pembahasan
adanya kesadaran yang besar dari orangtua
1. Evaluasi Context
siswa untuk mendukung setiap kegiatan
program sekolah sehat. Selain itu kemampuan Berdasarkan hasil penelitian yang
menjalin kerjasama dengan pihak swasta serta peneliti lakukan, evaluasi context program
mengelola keuangan dana BOS oleh pihak Sekolah Sehat di SD Negeri Kutowinangun 04
sekolah juga sangat mempengaruhi Salatiga sudah sesuai dengan teori dan Juknis
pembiayaan sekolah sehat. dari pemerintah. Selain merupakan kebijakan
dari Pemerintah, program Sekolah Sehat juga
4. Evaluasi Product Program Sekolah Sehat
dibutuhkan oleh sekolah mengingat tingkat
di SD Negeri Kutowinangun 04 Salatiga
kesehatan siswa yang sangat rendah. Tujuan
SD Negeri Kutowinangun 04 Salatiga dan manfaat program Sekolah Sehat juga
telah mencapai tujuan dan target program sangat dirasakan dalam membantu sekolah
Sekolah Sehat dengan baik. Tercapainya mencapai kualitas pendidikan yang optimal.
tujuan dan target awal dibuktikan dengan nilai Sasaran program sekolah sehat sudah sesuai
tes kebugaran jasmani siswa per semester, dengan teori dan Juknis bahwa siswa
meningkatkan pola hidup bersih dan sehat merupakan sasaran utama yang harus
warga sekolah dibuktikan dengan prestasi diperhatikan dalam penyelenggaraan program
siswa yang mengalami peningkatan 5% per Sekolah Sehat. Hasil penelitian tersebut
semester, meningkatkan sarana dan prasarana sejalan dengan penelitian yang pernah
penjas yang sebelumnya hanya tersedia 50% dilakukan oleh Sari (2013) bahwa tujuan dari
meningkat menjadi 85%, menciptakan pendidikan kesehatan adalah mengubah
lingkungan sekolah yang bersih dan nyaman perilaku yang tidak sehat menjadi sehat baik
untuk kegiatan belajar dibuktikan dengan pada individu, kelompok, dan masyarakat.
dokumentasi lingkungan SD Negeri Siswa sebagai subjek dalam pembelajaran
Kutowinangun 04 Salatiga. pendidikan kesehatan diharapkan mampu
Dampak yang telah dirasakan adalah menerapkan hidup sehat dalam kehidupan
kesehatan siswa dan warga sekolah lain sehari-hari.
menjadi lebih optimal ditunjukkan dengan
2. Evaluasi Input
nilai tes kebugaran jasmani siswa meningkat
Program Sekolah Sehat di SD Negeri Pengembangan sarana prasarana
Kutowinangun 04 Salatiga dilihat dari segi pendidikan kesehatan pada program Sekolah
input sudah menjawab kebutuhan program Sehat di SD Negeri Kutowinangun 04 Salatiga
yang terdiri dari 6 bidang pengembangan yaitu telah dilaksanakan dengan baik, dari 11
(1) Pengembangan Program Pembelajaran, (2) indikator terdapat 10 indikator yang
Pengembangan Sarana dan Prasarana, (3) pencapaiannya sudah 100%. Sarana prasarana
Pengembangan Ketenagaan, (4) yang lengkap akan berdampak pada mutu
Pengembangan Manajemen Sekolah, (5) pendidikan di sekolah tersebut. Hasil
Pengembangan Program Kemitraan, (6) penelitian ini sesuai dengan penelitian yang
Pengembangan Pembiayaan. Masing-masing dilakukan oleh Setyorini (2009) yang
bidang pengembangan terdiri atas beberapa menemukan bahwa Sarana dan prasarana yang
subprogram dan indikator kegiatan yang baik sangat membantu keberhasilan mutu
disusun sesuai dengan Juknis yang ditentukan pendidikan. Semakin lengkap dan
pemerintah dan dilengkapi dengan SDM, dimanfaatkan secara optimal, sarana dan
sarana dan prasarana serta dana yang prasarana suatu sekolah tentu semakin
memadai. Hasil penelitian diatas sejalan mempermudah murid dan guru untuk
dengan penelitian Ahmad (2013) yang mencapai target secara bersama-sama.
menyatakan bahwa keberhasilan pencapaian
suatu program dipengaruhi oleh ketersediaan c. Pengembangan Ketenagakerjaan
dana. Sejalan dengan penelitian tersebut, hasil Pengembangan ketenagaan di SD
penelitian Handayani (2008) juga menyatakan Negeri Kutowinangun 04 Salatiga sudah
bahwa fasilitas/sarana prasarana diposisikan cukup baik. Sekolah sudah memiliki tenaga
sebagai faktor pendukung untuk keberhasilan pengajar pendidikan jasmani yang memenuhi
suatu program. kualifikasi. Sejalan dengan Undang-Undang
3. Evaluasi Process Nomor 14 Tahun 2005 yang mengatakan
bahwa guru adalah tenaga pendidik yang
a. Pengembangan Program Pembelajaran profesional yang bertugas mendidik, mengajar,
melatih, membimbing, dan mengevaluasi
Pengembangan program pembelajaran peserta didik. Guru adalah tenaga pendidik
di SD Negeri Kutowinangun 04 Salatiga sudah yang berpengalaman dalam bidang profesinya
berjalan dengan baik yaitu tercapai lebih dari yang memberikan sejumlah ilmu pengetahuan
80%. Pihak sekolah telah berusaha untuk kepada siswanya di sekolah. Dengan ilmu
memaksimalkan pengembangan program yang dimilikinya, guru dapat menjadikan
pembelajaran, karena mereka sadar dengan siswanya menjadi cerdas dan memiliki pribadi
program pembelajaran yang berkualitas maka yang baik.
juga akan tercipta SDM yang berkualitas. Hal
tersebut sejalan dengan pendapat Abdul Majid d. Pengembangan Manajemen Sekolah
(2006) yang mengatakan bahwa Pengembangan manajemen sekolah
pengembangan pembelajaran perlu dikelola berbasis pemenuhan kebutuhan kriteria desain
dengan baik agar dapat mencapai hasil yang sekolah sehat di SD Negeri Kutowinangun 04
optimal. Untuk mewujudkan hal tersebut, Salatiga sudah berjalan dengan baik.
pengelolaan pembelajaran merupakan kunci Kerjasama dan tanggung jawab yang tinggi
keberhasilan menuju pembelajaran yang dari semua warga sekolah merupakan kunci
berkualitas. utama suksesnya manajemen sekolah. Hasil
b. Pengembangan Sarana dan Prasarana tersebut sejalan dengan pendapat Danim
(2012) yang mengatakan bahwa salah satu
SD Negeri Kutowinangun 04 Salatiga
faktor pendukung peningkatan mutu
telah mencapai tujuan dan target program
pendidikan di sekolah adalah Jaringan
Sekolah Sehat dengan baik. Dampak yang
Kerjasama, dimana jaringan kerjasama tidak
telah dirasakan adalah kesehatan siswa dan
hanya terbatas pada lingkungan sekolah dan
warga sekolah lain menjadi lebih optimal
masyarakat semata (orang tua dan masyarakat)
sehingga dapat meningkatkan prestasi siswa
tetapi dengan organisasi lain, seperti
baik akademik maupun non akademik.
perusahaan / instansi sehingga output dari
Kesehatan merupakan salah satu faktor
sekolah dapat terserap didalam dunia kerja.
penentu keberhasilan belajar siswa, sejalan
e. Pengembangan Program Kemitraan dengan pendapat Kartono Kartini dalam Tulus
Tu’u (2004) bahwa faktor-faktor yang
Pengembangan program kemitraan di
menghambat prestasi belajar siswa antara lain
SD Negeri Kutowinangun 04 Salatiga berjalan
penghambat dari dalam dan penghambat dari
cukup baik, hanya saja dukungan dari
luar. Penghambat dari dalam meliputi salah
pemerintah daerah dan dewan untuk program
satunya adalah faktor kesehatan. Siswa yang
Sekolah Sehat masih sangat rendah.
kesehatannya sering terganggu menyebabkan
Rendahnya dukungan dari pemerintah daerah
anak tertinggal pelajarannya, oleh karena itu
bertolak belakang dengan pendapat Dwiyanto
orang tua dan sekolah harus memperhatikan
(2005) yang mengatakan bahwa Pemerintah
kesehatan anak-anaknya dengan makanan
Daerah seharusnya memiliki kebijakan untuk
yang bergizi dan pola hidup sehat, begitu juga
memberikan pelayanan kepada masyarakat
sebaliknya apabila kesehatan siswa optimal
atau institusi pendidikan terkait dengan
maka anak akan maksimal dalam pelajarannya.
program-program yang ada dan dijalankan
Program Sekolah Sehat akan terus dilanjutkan
oleh masyarakat atau lembaga terkait.
di SD Negeri Kutowinangun 04 Salatiga untuk
f. Pengembangan Pembiayaan tahun-tahun berikutnya walaupun masih ada
banyak perbaikan dalam implementasi
Pengembangan pembiayaan program
kegiatan program.
sekolah sehat di SD Negeri Kutowinangun 04
Salatiga sudah berjalan dengan baik. Dana SIMPULAN DAN SARAN
progam sekolah sehat berasal dari Pemerintah
Simpulan
Pusat dan bantuan dari orangtua siswa. Kepala
dan Bendahara Sekolah harus pandai dalam Hasil evaluasi di atas menunjukkan
mengalokasikan sebagian dana BOS untuk bahwa, pada evaluasi context, program
digunakan dalam implementasi program Sekolah Sehat di SD Negeri Kutowinangun 04
Sekolah Sehat. Hal tersebut sejalan dengan Salatiga memang dibutuhkan oleh stakeholder
pendapat Fattah (2009) mengatakan bahwa sekolah yang sekaligus merupakan kebijakan
jika tidak memungkinkan menggantungkan dari Pemerintah Pusat. Dari segi input,
sepenuhnya pada subsidi pemerintah Program Sekolah Sehat di SD Negeri
diperlukan kemampuan dalam menyerap dana Kutowinangun 04 Salatiga yang terdiri dari 6
masyarakat, akan tetapi jangan sampai bidang pengembangan sudah menjawab
membebani peserta didik dari latar belakang kebutuhan sekolah. Selain itu program juga
keluarga yang kurang mampu. disusun sesuai dengan Juknis yang ditentukan
pemerintah dan dilengkapi dengan SDM,
4. Evaluasi Product
sarana dan prasarana serta dana yang
memadai. Penyelenggaraan program Sekolah
Sehat di SD Negeri Kutowinangun 04 Salatiga
dari segi process telah dilaksanakan sesuai Dinas perlu melakukan monitoring dan
dengan perencanaan program walaupun masih evaluasi terhadap penyelenggaraan program
ditemui kendala dalam pelaksanaannya yaitu sekolah sehat di sekolah-sekolah penyelengga-
keterbatasan biaya dan sarana prasarana. Dari ra program sekolah sehat, khususnya di SD
segi Product Program Sekolah Sehat di SD Negeri Kutowinangun 04 Salatiga. Dengan
Negeri Kutowinangun 04 Salatiga telah demikian, Dinas Pendidikan dapat mengambil
mencapai sebagian besar dari hasil yang kebijakan berupa perbaikan atau
direncanakan. Hasil-hasil tersebut adalah a) penyempurnaan proses penyelenggaraan
pembangunan fisik sekolah menjadi lebih baik program Sekolah Sehat di masa datang.
dan lengkap, b) bidang non fisik meliputi
peningkatan kesehatan dan kebugaran jasmani 3. Bagi Instansi pemberi dana (Direktorat
warga sekolah, pola hidup bersih dan sehat Pusat Pengembangan Kualitas Jasmani)
warga sekolah, lingkungan sekolah menjadi Program Sekolah Sehat sebaiknya tetap
lebih bersih dan nyaman untuk belajar dilanjutkan dengan penyempurnaan serta
sehingga akan berdampak pada peningkatan dukungan dana mengingat banyak manfaat
prestasi siswa baik akademik maupun non yang diperoleh dari program ini.
akademik serta peningkatan mutu sekolah.
Program Sekolah Sehat di SD Negeri DAFTAR PUSTAKA
Kutowinangun 04 Salatiga akan tetap Abdul, Majid. 2006. Perencanaan
dilanjutkan pada tahun-tahun berikutnya Pembelajaran. Bandung: PT Remaja
mengingat banyak manfaat yang positif baik Rosdakarya
untuk siswa maupun sekolah.
Ahmad, Asiah Hamzah dan Ida Leida Maria.
Saran 2013. Pelaksanaan Program Jaminan
Terdapat beberapa saran yang peneliti Persalinan (Jampersal) Di Dinas
sampaikan guna perbaikan penyelenggaraan Kesehatan Kabupaten Buol. Jurnal
program Sekolah Sehat pada periode AKK, Vol. 2, No 2.Mei, hal: 19-28
berikutnya, yaitu: Arikunto, Suharsimi dan Cepi Safrudin Abdul
1. Bagi sekolah Jabar. 2014. Evaluasi Program
a. Sekolah harus lebih intensif dalam Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara
menjalin kerjasama dengan pihak lain Arthur Sue, Matt Barnard, DKK. 2011.
(swasta, komite, orangtua, APBD) dan Evaluation Of National Healthy
yang terkait dengan program sekolah Schools Programme. Department of
sehat lainnya untuk mendapatkan Health
bantuan dana dalam mendukung
pelaksanaan program. Danim, Sudarwan. (2012). Inovasi Pendidikan
b. Sekolah harus melengkapi sarana dan Dalam Upaya Peningkatan
prasarana yang belum dimiliki yaitu Profesionalisme Tenaga Kependidikan.
ruang BP/BK, ruangan aula, ruang Bandung: Pustaka Setia
khusus untuk pengumpulan hasil bank Diana, Fivi Melva, dkk. 2013. Pelaksanaan
sampah dan juga tempat untuk Program Perilaku Hidup Bersih dan
pembuatan pupuk kompos. Sehat (PHBS) Di SD Negeri 001
Tanjung Balai Karimun. Jurnal
2. Bagi Dinas Pendidikan Kesehatan Masyarakat. Vol.8, No.1,
September, hal: 46-51
Dwiyanto, Agus. 2005. Mewujudkan Good Sebelas Maret.
Governance Melalui Pelayanan Publik.
Yogyakarta: Gajah Mada University
Press.
Fattah, Nanang. (2009). Ekonomi dan
Pembiayaan Pendidikan. Bandung:
Remaja Rosdakarya
Hamiyah, Nur dan Jauhar. 2015. Pengantar
Manajemen Pendidikan Di Sekolah.
Jakarta: Prestasi Pustakaraya

Handayani, Lina. 2008. Evaluasi Program


Pemberian Makanan Tambahan Anak
Balita. FKM Universitas Ahmad
Dahlan, Yogyakarta
Hermiyanty, Lusia Salmawati, Fandi
Oktavian. 2016. Evaluasi Implementasi
Program Sekolah Dasar Bersih dan
Sehat Di Kota Palu.
Irwandi, Satria. 2016. Peran Sekolah Dalam
Menumbuhkembangkan Perilaku
Hidup Sehat Pada Siswa Sekolah
Dasar (Studi Multi Situs Di SD Negeri
6 Mataram dan SD Negeri 41
Mataram Kota Mataram Nusa
Tenggara Barat). Malang: Manajemen
Pendidikan Pascasarjana-Universitas
Negeri
Malang.
Kemendiknas Direktorat Jenderal Pendidikan
Dasar Tahun 2009 Tentang Panduan
Pengembangan Model Sekolah Sehat
di Indonesia
Sari, Indah Prasetyawati. 2013. Pendidikan
Kesehatan Sekolah Sebagai Proses
Perubahan Perilaku Siswa. Jurnal
Pendidikan Jasmani Indonesia.
Volume 9, No 2, November, hal: 141-
147

Setyorini dkk. 2009. Masalah Pendidikan di


Indonesia. Solo: Universitas Negeri
Sudijono, Anas. 2006. Pengantar Evaluasi
Pendidikan. Jakarta: Radja Grafindo
Persada.
Teguh A. 2012. Survei Pelaksanaan UKS dan
Pola Hidup Sehat Siswa SD Kelas V
se-Gusek Bramasari, Kecamatan
Leksono, Kabupaten Wonosobo Tahun
2012. UNY
Tulus, Tu’u. 2004. Peran Disiplin Pada
Perilaku dan Prestasi Siswa. Jakarta :
PT. Gramedia Widia Sarana
Indonesia.
Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2005
Tentang Guru dan Dosen
Wirawan. 2011. Evaluasi (Teori, Model,
Standar, Aplikasi, dan Profesi).
Jakarta: Rajagrafindo Persada.

You might also like