You are on page 1of 44

THE JOER: Journal Of Education Research

P.ISSN: 2808-6139 │E.ISSN: 2808-5558


Vol 1 No 1 Oktober 2021
https://pedirresearchinstitute.or.id/index.php/THEJOER/index

PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT PADA ANAK USIA


SEKOLAH DASAR

Wahyu Nur Indah Sari, Mulyadi


STAI Al-Azhar Menganti Gresik, Indonesia
Email: wahyunindahs@gmail.com, 2 mulyadi091265@gmail.com
1

Abstrack: Clean and healthy living behavior (PHBS) has the intention of motivating
children to play an important role in realizing health and fitness and one of the targets for
developing a health environment is school. The problems to be answered through this
research are: 1. What is the teacher's strategy in implementing clean and healthy living
behavior in elementary school age children at Madrasah Ibtidaiyah Miftahul Ulum
Sidowungu? and 2. What are the teacher's obstacles in implementing clean and healthy
living behavior for elementary school age children at Madrasah Ibtidaiyah Miftahul Ulum
Sidowungu?. This study uses a qualitative method with a special study approach. Data
collection techniques using interviews, observation, and documentation. The data analysis
technique uses the theory in Miles and Huberman's book, tests the validity of the data by
triangulation and adequacy of references. clean and healthy living behavior, conducting
clean Friday activities, providing hand sanitizer, providing adequate cleaning tools along
with sufficient water and soap supplies. 2) the implementation includes: giving students an
understanding of clean and healthy living behavior, always reminding before and after
carrying out activities they are required to wash their hands, apply discipline, carry out a
clean and healthy lifestyle. 3) Evaluation. While the obstacles faced have solutions to solve
them.
Keyword: Behavior, Clean Living, and Healthy Living.

Abstrak: Perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) mempunyai maksud untuk memotivasi
anak-anak untuk berperan penting dalam mewujudkan kesehatan kebugaran tubuh dan
salah satu sasaran pengembangan lingkungan kesehatan yaitu sekolah. Permasalahan
yang ingin dicari jawabannya melalui penelitian ini adalah: 1. Bagaimana strategi guru
dalam menerapkan perilaku hidup bersih dan sehat pada anak usia sekolah dasar di
Madrasah Ibtidaiyah Miftahul Ulum Sidowungu? dan 2. Apa saja kendala guru dalam
menerapkan perilaku hidup bersih dan sehat pada anak usia sekolah dasar di Madrasah
Ibtidaiyah Miftahul Ulum Sidowungu?. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif
dengan pendekatan studi Khasus. Teknik pengumpulan data menggunakan Metode
wawancara, observasi, dan dokumentasi. Teknik analisis data menggunakan teori dalam
buku Miles dan Huberman, uji keabsahan data dengan triangulasi dan kecukupan refrensi
adapun Hasil penelitian menunjukan bahwa strategi guru dalam menerapkan perilaku
hidup bersih dan sehat dengan melakukan tiga tahapan diantaranya 1) persiapan :
memperkenalkan, mengajarkan, menanamkan kepada siswa tentang perilaku hidup
bersih dan sehat, melakukan kegiatan jum’at bersih, menyediakan hand sanitizer,
menyediakan alat kebersihan yang memadai beserta persediaan air yang cukup juga
sabunnya. 2) pelaksanaan diantaranya : memberikan siswa pengertian tentang perilaku
hidup bersih dan sehat, selalu mengingatkan sebelum dan sesudah melakukan kegiatan
diwajibkan mencuci tangan, menerapkan kedisiplinan, melaksanakan pola hidup bersih
dan sehat. 3) Evaluasi. Sedangkan kendala yang dihadapi memiliki solusi untuk
memecahkannya.
Kata Kunci: Perilaku, Hidup Bersih, dan Hidup Sehat

74
THE JOER: Journal Of Education Research
P.ISSN: 2808-6139 │E.ISSN: 2808-5558
Vol 1 No 1 Oktober 2021
https://pedirresearchinstitute.or.id/index.php/THEJOER/index

PENDAHULUAN
Pendahuluan pada artikel memuat empat gagasan, yaitu: (a) latar belakang
penelitian, (b) masalah dan wawasan rencana pemecahan masalah, (c) solusi yang
ditawarkan, (d) pembahasan singkat tentang solusi (d) tujuan dan harapan tentang
manfaat hasil penelitian. Pencantuman istilah Pendahuluan berposisi sebagai subjudul
yang mengawali isi artikel. Oleh karena itu, istilah Pendahuluan tidak dapat diganti oleh
atau diberi subjudul lagi. Posisi Pendahuluan, ditulis langsung setelah abstrak.
Pada bagian pendahuluan ini diintegrasikan ringkasan isi latar belakang/konteks
penelitian, rumusan masalah/fokus penelitian, tujuan dan manfaat penelitian, ruang
lingkup, dan kajian pustaka. Untuk menjamin originalitas tulisan dan otoritas penulisnya,
pada bagian pendahuluan ini harus disertai rujukan dalam jumlah yang proporsional
(tidak terlalu banyak atau tidak terlalu sedikit), ringas, padat, dan langsung pada
persoalannya. Sajian informasi di dalamnya diarahkan pada tampilan hakikat masalah,
rancangan pemecahan masalah, dan rumusan tujuan dilakukan penelitian. Misalnya,
kerangka teoretiknya, kajian riset sebelumnya (terdahulu), aspek historisnya, dan lainnya.
Kutipan ahli diperlukan untuk ditulis dalam bab ini.
Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 Pasal 79 tentang kesehatan,
ditegaskan bahwa: Kesehatan Sekolah diselenggarakan untuk meningkatkan
kemampuan hidup sehat peserta didik dalam lingkungan hidup yang sehat
sehingga dapat belajar, tumbuh dan berkembang secara harmonis serta dapat
menjadikan sumber manusia yang berkualitas (Undang-undang Nomor 36, 2009).
Terdapat dalam peraturan menteri Kesehatan Republik Indonesia
No.2269/Menkes/Per/X/2011 telah diatur tentang pedoman (PHBS) diberbagai
tatanan termasuk di institusi Pendidikan. Sudah tidak disarankan lagi dengan
adanya penyelenggaraan perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS), akan tetapi
sudah diatur oleh Menkes dan tercantum pada UU Nomor 36 Tahun 2009 Pasal 79
(Diana, Susanti dan Irfan, 2014). Salah satu permasalahan yang serius dihadapi
bangsa Indonesia yaitu masalah kesehatan khususnya masalah kesehatan anak
usia sekolah. Masalah yang sering timbul pada anak usia sekolah yaitu perilaku,
gangguan perkembangan fisiologis hingga gangguan dalam belajar dan juga
masalah kesehatan umum. Masalah kesehatan umum yang terjadi pada anak usia
sekolah biasanya keterkaitan dengan kebersihan individu dan lingkungan seperti
gosok gigi yang baik dan benar, kebersihan diri, membuang sampah pada
tempatnya, serta kebiasaan cuci tangan memakai sabun (Gustina, Abdussalam dan
Saputra, 2018). Karena usia anak sekolah merupakan masa keemasan dimana anak
menanamkan nilai-nilai perilaku hidup bersih dan sehat (Koem, Joseph dan
Sondakh, 2015). Sekolah sebagai salah satu sasaran perilaku hidup bersih dan
sehat (PHBS) di tatanan instusi pendidikan. Hal ini disebabkan karena banyaknya
data yang menyebutkan bahwa munculnya sebagian penyakit yang sering
menyerang usia anak sekolah (usia 6-10). Dampak lainnya dari kurang
dilaksanakan perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) yaitu seperti suasana belajar
yang tidak mendukung karena adanya lingkungan sekolah yang kotor,
menurunnya semangat dan prestasi belajar di sekolah. Oleh karena itu,
penanaman nilai-nilai perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) di sekolah
merupakan kebutuhan yang dapat dilakukan melalui pendekatan usaha kesehatan
sekolah (UKS) (Maryunani, 2018).
Perilaku hidup bersih dan sehat di sekolah adalah sekumpulan perilaku
yang dipraktikkan oleh peserta didik, guru, dan masyarakat lingkungan sekolah
atas dasar kesadaran sebagai hasil pembelajaran, sehingga secara mandiri mampu
75
THE JOER: Journal Of Education Research
P.ISSN: 2808-6139 │E.ISSN: 2808-5558
Vol 1 No 1 Oktober 2021
https://pedirresearchinstitute.or.id/index.php/THEJOER/index

mencegah penyakit, meningkatkan kesehatannya, serta berperan aktif dalam


mewujudkan lingkungan sehat (Proverawati, 2012). Menjaga kesehatan sangatlah
penting di terapkan sejak usia anak sekolah melainkan sejak pada anak usia dini
hal ini penting karena pada usia anak-anak rawan terkena penyakit, daya tahan
tubuh mereka belum sekuat orang dewasa pada umumnya. Pelaksanaan perilaku
hidup bersih dan sehat (PHBS) adalah sekumpulan perilaku yang dipraktekkan
atas dasar kesadaran sebagai hasil dari pembelajaran. Selain itu perilaku hidup
bersih dan sehat (PHBS) juga mempunyai maksud untuk memotivasi anak-anak
untuk berperan penting dalam mewujudkan kesehatan kebugaran tubuh dan salah
satu sasaran pengembangan lingkungan kesehatan yaitu sekolah (Tabi’in, 2020).
Strategi dalam penerapan PHBS merupakan sekumpulan cara, upaya atau
mekanisme yang terdiri dari advokasi, Bina suasana, dan Pemberdayaan
Masyarakat untuk meendukung tindakan individu, keluarga atau masyarakat
dalam meningkatkan kualitas kesehatannya (Hati, 2008). Dengan kegigihan guru
yang ikut serta berperan dalam membangun perilaku hidup bersih dan sehat
secara sederhana di dalam sekolah dan di lingkungan sekolah. Terdapat banyak
manfaat yang didapat pada perilaku tersebut yakni jika anak dikenalkan hidup
sehat sejak dini atau sejak usia sekolah maka anak akan memiliki perilaku hidup
bersih dan sehat dikemudian hari, dimanapun dan kapanpun anak akan tetap
melakukan hidup bersih dan sehat. Akan tetapi bilamana perilaku hidup sehat dan
bersih ini tidak dilakukan dengan baik maka akan menimbulkan dampak yang
tidak diinginkan dengan munculnya berbagai penyakit (Sholihah, 2019).
Hal tersebut searah dengan beberapa hasil penelitian baik yang berupa
skripsi maupun artikel yang dimuat dalam jurnal, Perilaku Hidup Bersih dan Sehat
Pada Anak Usia Sekolah Dasar memberikan dampak positif bagi peserta didik dan
lembaga pendidikan. Misalnya, penelitian yang dilakukan Veni Fitriani tentang
”Perilaku Hidup Bersih Dan Sehat Siswa Sekolah Dasar Negeri 20 Tanjung Lago
Kabupaten Banyuasin,” terbukti bahwa Perilaku Hidup Bersih dan Sehat
mempunyai hubungan antara tingkat pengetahuan dengan perilaku hidup bersih
dan sehat pada siswa Sekolah Dasar Negeri 20 Tanjung Lago (Fitriani, 2018).
Berdasarkan hasil pengamatan, waktu pelaksanaan penelitian di masa
pandemi ini, peneliti menemukan sekolah di Kecamatan Menganti yaitu sekolah
yang berada tepat di Desa Sidowungu, yang telah menerapkan Perilaku Hidup
Bersih dan Sehat dengan mewujudkan sekolah yang bisa dikatakan sekolah
adiwiyata, yakni di Madrasah Ibtidaiyah Miftahul Ulum Sidowungu Menganti
Gresik. Hal ini tampak dari kebiasaan peserta didik selama di Sekolah, Seperti yang
pertama membersihkan kelas sebelum pelajaran akan dimulai, bukan hanya
terpaku pada jadwal piket kelas dan tanpa dipandu oleh guru mereka lekas
membersihkannya. Disitulah guru benar-benar menerapkan perilaku untuk
membiasakan hidup bersih dan sehat dengan kesadaran yang ditanam pada diri
peserta didik. Tidak hanya pada diri peserta didik melainkan juga tertanam pada
gurunya sikap kebersihan tersebut. Di Madrasah Ibtidaiyah Miftahul ulum
Sidowungu juga pernah mendapatkan penghargaan sekolahan adiwiyata. Semua
peserta didik dan juga guru selalu memperhatikan kebersihan dirinya beserta
lingkungan sekolah, tidak lupa pula dengan menjaga kesehatan diri masing-
masing. Perilaku hidup bersih dan sehat sudah melekat pada peserta didik dan
guru. Tidak hanya menjaga kebersihan melainkan menanamkan sikap kedisiplinan
terhadap kebersihan serta kesehatan. Sehingga proses pembelajaran selalu
76
THE JOER: Journal Of Education Research
P.ISSN: 2808-6139 │E.ISSN: 2808-5558
Vol 1 No 1 Oktober 2021
https://pedirresearchinstitute.or.id/index.php/THEJOER/index

nyaman dengan keadaan lingkungan yang bersih. Maka tujuan penelitian ini adalah
mengkaji lebih mendalam tentang perilaku hidup sehat dan bersih di sekolah.
Sebab di masa pandemi ini kita harus melakukan PHBS untuk mengantisipasi
tertularnya Covid-19. alam hal ini peneliti menggunakan judul “Perilaku Hidup
Bersih dan Sehat Pada Anak Usia Sekolah Dasar (Studi Kasus Madrasah Ibtidaiyah
Miftahul Ulum Sidowungu)”.

METODE
Penelitian ini menggunakan metode kualitatif, yang bertujuan untuk
mengungap fakta kompeherensif tentang perilaku hidup bersih dan sehat pada
anak usia sekolah dasar di Madrasah Ibtidaiyah Miftahul Ulum Sidowungu. Jenis
penelitian yang peneliti gunakan yaitu pendekatan Studi Kasus. (Arif et al., 2021)
Jenis data yang digunakan pada penelitian ini yaitu daa primer dan data sekunder.
Data primer berupa hasil wawancara dengan kepala madrasah, guru kelas I B, guru
kelas II B, guru kelas III A, guru kelas IV B, guru kelas V B, guru kelas VI A di MI
Miftahul Uum Sidowungu. Sedangkan data sekunder berupa dokumen dan arsip
sekolah. dala mengumpulkan dan memperoleh data, peneliti menggunakan teknik
observasi, wawancara, dan dokumentasi. Untuk menganalisis data yang telah
diperoleh, peneliti menggunkan teknik analisis data dari Miles dan Huberman.
Teknik analisis data yang digunakan terdiri dari data reduction, data display dan
conclution drawing/verifications. Sedangkan uji keabsahan data menggunakan
teknik triangulasi metode, sumber, teori, dan kecukupan referensi.

HASIL dan PEMBAHASAN


Berdasarkan hasil wawancara dan fokus masalah yatu tentang perilaku
hidup bersih dan sehat pada anak usia sekolah dasar di Madrasah Ibtidaiyah
Miftahul Ulum Sidowungu diperoleh data melalui observasi, wawancara, dan
dokumentasi, kepada Kepala Madrasah, Bapak IM yaitu:
“Jadi, di MI Miftahul Ulum ini yang perlu dipersiapkan untuk perilaku hidup
bersih ini, kita bikin untuk mengatur anak-anak berperilaku hidup bersih dan
sehat itu berjalan dengan baik. Dengan melatih ini membuat jadwal. Jadwal
bagaimana membuang sampah, bagaimana ini ada timnya masing-masing. Jadi
kita bentuk kelompok untuk mengontrol anak-anak bisa berperilaku hidup
bersih dan sehat di MI Miftahul Ulum dengan baik dan lancar. Jadi pelaksanaan
perilaku hidup bersih di MI Miftahul Ulum ini merupakan suatu pembiasaan
yang ada disini, jadi setiap pagi anak-anak diberlakukan untuk selalu
diingatkan agar mereka berperilaku hidup bersih. Membuang sampah pada
tempatnya, ketika buang air besar ya disiram yang baik, ketika buang air kecil
itu di kloset biar tidak kotor, ketika makan dan lain sebagainya pun juga kita
harus terapkan kedisiplinan untuk bisa tanggung jawab, kalau habis
melakukan sesuatu maka harus dibersihkan. Kalau disini insyaallah setiap
hari. Jadi setiap hari anak-anak ini dievaluasi dan nanti yang bisa melakukan
kegiatan hidup bersih di sekolah akan dikasih reward dan dikasih ucapana
selamat, dan yang masih belum dikasih bimbingan”

Sedangkan menurut ibu IQA selaku guru kelas VI A, beliau mengatakan


sebagai berikut:

77
THE JOER: Journal Of Education Research
P.ISSN: 2808-6139 │E.ISSN: 2808-5558
Vol 1 No 1 Oktober 2021
https://pedirresearchinstitute.or.id/index.php/THEJOER/index

“Kegiatan yang dilakukan biasanya ada jum’at bersih. Setelah kita melakukan
olahraga, biasanya anak-anak disuruh membersihkan sampah di halaman
yang ada disekitar. Dengan cara 1 anak 1 sampah, memungut sampah di
halaman sekolah biasanya seperti itu. Ya itu tadi kita melakukan setiap hari
jum’at, melakukan gerakan senam bersama. Setelah itu sampah yang ada
disekitar sekolah, kemudian kita mengambili sampah tersebut sehingga anak-
anak cepat selesai membersihkan dan harus membawa sampah. Jadikan,
lingkungan bersih. Jadi diterapkan ketika kita selesai olahraga. Evaluasinya ya
sangat bagus. Nantikan efeknya sangat jelas terlihat, ketika sebelum adanya
kegiatan pemungutan sampah dengan sesudahkan hasilnya sudah terlihat.”

Sedangkan menurut Bapak SY selaku guru kelas VB, beliau mengatakan


sebagai berikut:
“Yang perlu dipersiapkan untuk perilaku hidup bersih dan sehat untuk anak-
anak pertama yaitu peralatan berupa sapu, pel dan alat-alat lain dan
sebagainya. Yang kedua dipersiapkan air yang cukup untuk kebersihan cuci
tangan dan lain sebagainya. Pelaksanaannya, anak-anak setiap selesai kegiatan
atau ketika anak-anak selesai olahraga anak-anak disuruh untuk
membersihkan wajah dan mencuci tangan dengan sabun sampai bersih
dengan air yang cukup. Anak-anak ketika diadakan evalusai, kira-kira siapa
yang aktif melakukan kebersihan itu nanti kelihatan, kelihatan dari kebiasaan
setiap hari masuk sekolah terlihat dari bajunya, dari mukanya. Itu nanti
kelihatan sendiri.”

Gambar 1: kegiatan mencuci tangan


Sedangkan menurut ibu LAKN selaku guru kelas IV B, beliau mengatakan
sebagai berikut:
“Pertama yaitu kita perkenalkan tentang apa itu perilaku hidup bersih dan
sehat. Jadi, kita kenalkan terlebih dahulu kepada mereka bagaimana
penerapannya perilaku hidup bersih dan sehat. Yang pertamakan ada jadwal
piket. Yang mana setiap hari mereka piket untuk membersihkan kelas dengan
jadwal piket yang sudah ada. Yang kedua setiap dua minggu sekali di
Madrasah kami ada program senam bersama, akan tetapi dimasa pandemi ini.
kita tetap melaksanakan itu. Tetapi dari rumah, seperti mencuci tangan,
berolahraga sebelum pembelajaran dimulai kita tetap terapkan seperti itu.
Untuk perilaku hidup bersih dan sehat kita tetap akan melaksanakannya.
Untuk bentuk evaluasinya, kami kan ada mata pelajaran tentang hidup sehat
dan menjaga lingkungan bersih, maka cara kita menerapkan bagaimana cara
kita mengatasi dan ada juga cara kita menerapkan hidup bersih dan sehat. Jadi
evaluasinya ya ada dimata pelajaran itu. Jadi bentuk evaluasinya tidak hanya
kognitif, akan tetapi ada afektif dan psikomotoriknya. Kalau yang afektif itu,
78
THE JOER: Journal Of Education Research
P.ISSN: 2808-6139 │E.ISSN: 2808-5558
Vol 1 No 1 Oktober 2021
https://pedirresearchinstitute.or.id/index.php/THEJOER/index

mungkin dari perilaku mereka bagaimana cara menjaga diri mereka,


kemudian psikomotoriknya dimulai dari mencuci tangan dengan sabun,
berolahraga, itu juga termasuk pendidikan lingkungan sehat.”

Sedangkan menurut ibu NQY selaku guru kelas III A, beliau mengatakan
sebagai berikut:
“Yang pertama mengajarkan kepada anak-anak tentang pentingnya menjaga
kebersihan seperti membuang sampah pada tempatnya, dan kebiasaan-
kebiasaan bersih lainnya. Pertama anak-anak dikasih pengertian terlebih
dahulu, dalam pembelajaran bisa disisipkan tentang bagaimana cara
mengajarkan hidup bersih, seperti cuci tangan, jangan lupa mencuci tangan
sebelum atau sesudah kegiatan, terus jangan lupa juga membuang sampah
tidak sembarangan dengan membuang sampah pada tempatnya, juga tentang
pentingnya menjaga tanaman. Karena tanaman bagaimanapun sangat penting
untuk keindahan juga untuk oksigen, supaya sekolah tampak asri. Evaluasi itu
bermacam-macam,. Misalnya kita bisa menanamkan pada pendidikan
karakter. Nanti disitu ada penilaian sikap, penilaian itu kita sisipkan pada
anak-anak di dalam proses pembelajaran, nanti dipenilaian sikap itu ada ceklis
data, kita observasi anak-anak bagaimana-bagaimannya evaluasinya.”

Sedangkan menurut Bapak AI selaku guru kelas II B, beliau mengatakan


sebagai berikut:
“Ya jelas, kita harus menanamkan kepada anak-anak untuk selalu menjaga
kebersihan dengan cara kita memberikan fasilitas, itu agar anak-anak bisa
membuang sampah pada tempatnya. Sehingga diharapkan dengan adanya
tempat sampah yang mencukupi di kelas agar anak-anak itu tidak kesulitan
membuang sampah dikelas. Alhamdulillah, setelah dikasih fasilitas itu, anak-
anak dapat melaksanakan pola hidup sehat, hidup bersih baik di kelasnya
masing-masing maupun di lingkungan sekolah. Untuk evaluasinya kita
memang harus ada evaluasi, karena disana sini mungkin tidak 100% anak-
anak bisa sadar untuk hidup sehat. Bahwa hidup sehat itu sangat bermanfaat
baik bagi dirinya sendiri maupun teman-temannya.”

Sedangkan menurut Ibu NW selaku guru kelas I B, beliau mengatakan


sebagai berikut:
“Yang dipersiapkan untuk sementara ini, untuk menerapkan hidup bersih dan
sehat yaitu menyiapkan cuci tangan, hand sanitizer, kalau ada yang kesini
mengambil buku atau menyerahkan tugas, serta menggosok gigi juga perlu
diperhatikan untuk menjaga kesehatan giginya mungkin itu saja. Anjuran
membuang sampah pada tempatnya, mencuci tangan sebelum makan. Untuk
penilaiannya dievaluasi, seberapa mungkin anak-anak itu sudah
melaksanakan hidup bersih dan sehat tadi.”

Berdasarkan beberapa hasil wawancara, observasi, dokumentasi dan


dilakukan triangulasi data secara metode dan sumber maka dapat diambil
kesimpulan berdasarkan fokus masalah strategi guru dalam menerapkan perilaku
hidup bersih dan sehat pada anak usia sekolah dasar di Madrasah Ibtidaiyah
Miftahul Ulum Sidowungu sebagai berikut:

79
THE JOER: Journal Of Education Research
P.ISSN: 2808-6139 │E.ISSN: 2808-5558
Vol 1 No 1 Oktober 2021
https://pedirresearchinstitute.or.id/index.php/THEJOER/index

1. Persiapan dalam menerapkan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat dilakukan


dalam beberapa hal yaitu:
a. Melatih membuat jadwal bagaimana membuang sampah, supaya dapat
mengontrol anak-anak bisa berperilaku hidup bersih dan sehat.
b. Memperkenalkan tentang perilaku hidup bersih dan sehat kepada anak-
anak.
c. Mengajarkan kepada anak-anak tentang pentingnya menjaga
kebersihan.
d. Menanamkan kepada anak-anak untuk selalu menjaga kebersihan dan
kesehatan.
e. Melakukan kegiatan jum’at bersih setiap hari jum’at, dan setelah selesai
kegiatan anak-anak membersihkan sampah dengan cara memungut 1
sampah 1 anak.
f. Menyediakan peralatan kebersihan yang memadai berserta persediaan
air yang cukup dengan sabunnya.
g. Menyediakan Hand sanitizer.

2. Pelaksanaan dalam penerapan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat yaitu


dengan melakukan sebagai berikut.
a. Setiap pagi anak-anak diberlakukan untuk selalu diingatkan
berperilaku hidup bersih.
b. Anak-anak dikasih pengertian tentang Perilaku Hidup Bersih dan Sehat,
serta didalam pembelajaran disisipkan tentang bagaimana cara hidup
bersih dan sehat juga pentingnya menjaga tanaman.
c. Diterapkan ketika selesai olahraga dengan mengambili sampah yang
ada di sekitar lingkungan.
d. Selesai kegiatan anak-anak disuruh membersihkan wajah dan mencuci
tangan dengan sabun hingga bersih.
e. Melalui kebiasaan piket setiap hari.
f. Menerapkan kedisiplinan kepada anak-anak untuk bisa bertanggung
jawab setelah apa yang mereka lakukan seperti menggunakan kloset
yang baik, mengingatkan kepada anak-anak akan pentingnya menjaga
kebersihan dan kesehatan seperti rajin menggosok gigi.
g. Anjuran membuang sampah pada tempatnya.
h. Melaksanakan pola hidup bersih dan sehat.

3. Dalam mengevaluasi penerapan perilaku hidup bersih dan sehat yang telah
dilakukan siswa di MI Miftahul Ulum Sidowungu dilakukan dengan
bebeberapa cara diantaranya sebagai berikut.
a. Pemberian reward dan ucapan selamat kepada siswa yang telah
menerapkan perilaku hidup bersih dan sehat dengan baik, serta
pemberian bimbingan kepada siswa yang belum maksimal dalam
penerapannya.
b. Dilakukan pengamatan terhadap siswa.
80
THE JOER: Journal Of Education Research
P.ISSN: 2808-6139 │E.ISSN: 2808-5558
Vol 1 No 1 Oktober 2021
https://pedirresearchinstitute.or.id/index.php/THEJOER/index

c. Dilakukan penilaian untuk mengukur berapa banyak siswa yang sudah


menerapkan perilaku hidup bersih dan sehat.

Kendala guru dalam menerapkan perilaku hidup bersih dan sehat pada
anak usia sekolah dasar di Madrasah Ibtidaiyah Miftahul Ulum Sidowungu.
Menurut bapak IM selaku kepala Madrasah, beliau mengatakan sebagai berikut:
“Ya namanya perilaku berarti pembiasaan, tentu ada kendala disana. Kendala
yang utama adalah kurang pahamnya anak-anak, bahwa yang dilakukan itu
berdampak. Makanya kewajiban kami menunjukkan kepada anak-anak akibat
dari dilakukan kegiatan itu akan berakibat seperti ini. jadi, kita tunjukkan yang
namanya anak-anak kita bimbing, memang butuh bimbingan. Yang kedua
butuh contoh dari bapak ibu guru. Jadi, bapak ibu guru itu sebagai siswa.
Bagaimana itu hidup bersih. Kan anak-anak mencontoh kepada bapak ibu
guru. Penghambat paling utama ya tadi, kurang pahamnya mereka. Jadi
memang kadang namanya anak kecil kalau diarahkan buang sampah pada
tempatnya berakibat apa itu kan mereka kurang paham, butuh bimbingan dari
bapak ibu guru dengan sabar bahwa kalau dia membuang sampah pada
tempatnya berakibat lingkungan bisa bersih. Jadi memang mereka butuh
pemahaman. Kadang butuh sebuah aturan yang tegas juga, agar mereka bisa
melaksanakan dengan baik dan menjadikan sebuah kebiasaan dan menjadi
akhlaq bagi mereka. Kita pahamkan, kita tunjukkan salah satunya bahwa kalau
kalian bisa melaksanakan kegiatan hidup bersih ini, maka sekolah akan diakui
sebagai sekolah adiwiyata. Seperti kemarin anak-anak senang karena sekolah
ini sudah mendapat predikat tingkat kabupaten dan kedepannya insyaallah
diajukan menjadi sekolah adiwiyata tingkat provinsi.”

Sedangkan menurut ibu IQA selaku guru kelas 6 A, beliau mengatakan


sebagai berikut:
“Ya, karena kita di MI juga ada kegiatan Adiwiyata Sekolah bersih dan sehat,
sehingga sedemikian rupa sekolah harus tetap bersih untuk mewujudkan
anak-anak hidup sehat. Kendala mungkin salah satunya fasilitas. Fasilitas
masih belum lengkap, ada sih 1 atau 2 saja tapi belum lengkap, sapu kan tidak
banyak ada beberapa. Peralatanlah mungkin yang belum lengkap. Mungkin
kesadaran dari anak-anak. Ya kalau anak kelas VI mungkin sudah besar, jadi
sadar akan lingkungan hidup bersih dan sehat. Kalau anak kecil biasanya habis
jajan membuang sampah sembarangan. Lah itukan masih minimnya
kesadaran untuk diajak hidup bersih.Ya setiap wali kelasnya memberi arahan
kepada anak-anak untuk selalu berbudaya hidup bersih. Contoh kecil seperti
tadi, membuang sampah pada tempatnya, cuci tangan sebelum makan, jajan
tidak boleh sembarangan.”

Sedangkan menurut Bapak SY selaku guru kelas 5B, beliau mengatakan


sebagai berikut:
“Iya, di dalam kegiatan hidup sehat pasti mewujudkan sekolah yang sehat. Ada
kendala-kendala yang ditemukan dalam pelaksanaan tersebut. Diantaranya
yaitu dari airnya, itu kadang-kadang ada kerusakan, kemudian dari alat-alat
yang dipersiapkan itu tekadang dibuat mainan oleh anak-anak, dan lain
sebagainya. Faktornya bisa dari, diantaranya dari madrasah itu sendiri dan

81
THE JOER: Journal Of Education Research
P.ISSN: 2808-6139 │E.ISSN: 2808-5558
Vol 1 No 1 Oktober 2021
https://pedirresearchinstitute.or.id/index.php/THEJOER/index

anak-anak yang kurang memperhatikan kedisiplinan yang ditemukan setiap


hari, sehingga menjadi faktor-faktor penghambat dari anak-anak itu sendiri.
Tentunya anak-anak yang bertugas piket dan sebagainya. Itu dipanggil dan
dibuat daftar siapa yang sering melakukan pelanggaran untuk tidak
melakukan piket atau kebersihan.”

Sedangkan ibu LAKN selaku guru kelas 4B, beliau mengatakan sebagai
berikut:
“Pasti iya, bisa jdi itu juga untuk kepentingan bersama, dan pasti ada kendala.
Kendala yang pertama, kalau tidak diingatkan, anak-anak pasti lupa. Jadi
setiap sebelum dan sesudah makan untuk mencuci tangan dengan sabun,
kemudian pada saat selesai makan jajan, anak-anak harus membuang sampah
pada tempatnya. Kendalanya mungkin dari lupa, dari anak itu sendiri. Jadi kita
sebagai orang tua anak di sekolah harus sering-sering mengingatkan dan
bukan hanya mengingatkan, akan tetapi kita juga juga memberi contoh kepada
anak-anak tentang perilaku hidup bersih dan sehat itu penting. Faktor
penghambat kalau dari gurunya sendiri, faktor internalnya malas untuk
mencuci tangan, malas untuk membersihkan kelas. Kalau dari faktor eksternal,
bisa jadi dari lingkungan sekolah. biasanya pada saat mati lampu otomatis air
tidak bisa mengalir atau mati , jadi mereka terhambat mencuci tangan. Cara
mengatasi kendala tersebut, kita sebagai guru mengingatkan betapa
pentingnya hidup bersih dan sehat. Karena dengan hidup bersih dan sehat itu
kembali pada diri kita sendiri, diingatkan kemudian diberikan contoh, serta
memberikan motivasi kepada anak-anak, supaya disiplin dalam hidup bersih
dan sehat guna menciptakan lingkungan yang nyaman untuk belajar.”

Sedangkan menurut ibu NQY selaku guru kelas 3A, beliau mengatakan
sebagai berikut:
“Di temukan suatu kendala, tentunya itu pasti ada kendalanya. Kendalanya,
kadang setiap anak itu tidak sama, jadi apa yang kita lakukan, perilaku yang
kita ajarkan caranya juga tidak sama. Setiap anak punya gaya sendiri-sendiri.
Sehingga kitapun dalam mendidiknya, ya tidak sama. Ya harus mengikuti itu
karena setiap anak itu tidak sama. Faktor penghambat hidup bersih
sebetulnya itu kecil, di sekolah ini fasilitasnya juga ada, guru-guru juga sudah
banyak yang mengajarkan pembiasaan sehari-hari itu sudah ada. Kalau
penghambat mungkin itu dari siswa itu sendiri, terkadang banyak siswa kita
yang sebagaian kecil kurang sadarnya anak tentang pentingnya hidup bersih.
Yang pertama kita lebih membei motivasi kepada anak-anak akan pentinya
hidup bersih. Kita lakukan pembiasaan-pembiasaan baik seperti
mengingatkan selalu bahwasannya mencuci tangan dengan sabun, apa lagi
sekarang adanya Covid-19, jangan lupa memakai masker, ingat pesan ibu dan
lain sebagainya.”

Sedangkan menurut Bapak AI selaku guru kelas 2B, beliau mengatakan


sebagai berikut:
“Ya jelas. Untuk menerapkan hidup sehat itu bisa menjadikan sekolah itu
hidup bersih dan sehat. Sehingga diharapkan dengan sekolahan yang bersih
dan sehat anak-anak bisa nyaman belajar dan bisa baik, serta bisa menerima
pelajaran dengan tidak tergangu oleh kotoran-kotoran yang ada di sekitarnya.
82
THE JOER: Journal Of Education Research
P.ISSN: 2808-6139 │E.ISSN: 2808-5558
Vol 1 No 1 Oktober 2021
https://pedirresearchinstitute.or.id/index.php/THEJOER/index

Kendalanya itu biasannya anak-anak masih ada sebagian yang kurang


menyadari bahwa hidup sehat itu sangat perlu dan harus diterapkan dan
dibiasakan sejak usia dini. Karena kalau nantinya tidak dibiasakan sejak dini,
kalau sudah dewasa itu sulit untuk membiasakan hidup bersih dan sehat.
Penghambatnya itu biasanya, ya mungkin kurangnya fasilitas tempat sampah
atau mungkin jauhnya tempat sampah sehingga anak-anak enggan atau sulit
memasukkan sampah pada tempatnya. Kita harus memperbanyak tempat
sampah dan kala bisa kita pilah mana sampah yang organik dan yang non
organik. Sehingga nantinya yang non organik kita bisa pilah lagi dan bisa di
daur ulang dibuat untuk kerajinan-kerajinan dan karya seni yang mungkin
bisa menghasilkan nilai-nilai rupiah.”

Berdasarkan beberapa hasil wawancara, observasi, dokumentasi dan


dilakukan triangulasi data secara metode dan sumber, maka dapat diambil
kesimpulan berdasarkan fokus masalah kendala dalam menerapkan perilaku
hidup bersih dan sehat pada anak usia sekolah dasar di Madrasah Ibtidaiyah
Miftahul Ulum Sidowungu yaitu:
1. Kurang pahamnya siswa, bahwa yang dilakukan itu akan berdampak
positif. Dalam mengatasi masalah tersebut guru menunjukkan kepada
siswa akibat atau dampak positif dari kegiatan tersebut, dengan aturan
yang tegas, membimbing juga memberi contoh kepada siswa tentang
perilaku hidup bersih dan sehat.
2. Fasilitas yang belum lengkap dan kurangnya kesadaran dari siswa. Untuk
mengatasi hal ini, guru memberikan fasilitas yang lengkap seperti
memperbanyak tempat sampah. Dan juga setiap wali kelas memberikan
arahan kepada siswa-siswanya untuk selalu berbudaya bersih.
3. Faktornya bisa dari Madrasah itu sendiri seperti sarana prasarana rusak
secara tiba-tiba (airnya mati), alat kebersihan dibuat mainan hingga rusak
dan kurangnya siswa dalam memperhatikan kedisiplinan yang ditemukan
setiap hari. Dalam mengatasi masalah tersebut dilakukan dengan cara
memperbaiki sarana prasarana yang rusak, untuk siswa yang bertugas
piket dan sebagainya itu dipanggil dan dibuatkan daftar siapa yang sering
melakukan pelanggaran untuk tidak melakukan piket atau kebersihan.
4. Kalau tidak diingatkan, siswa pasti lupa. Sikap lupa menjadi kendala dalam
melakukan penerapan perilaku hidup bersih dan sehat. Dalam mengatasi
hal ini, guru selalu mengingatkan kepada siswa, dan bukan hanya sekedar
mengingatkan akan tetapi juga memberi contoh kepada anak-anak tentang
perilaku hidup bersih dan sehat.
5. Terkadang dalam diri siswa itu muncul sifat malas, seperti malas mencuci
tangan, malas untuk membersihkan kelas. Dan juga terdapat faktor dari
lingkungan sekolah sendiri, seperti lampu padam sehingga mengakibatkan
aliran air otomatis menjadi mati. Dalam mengatasi masalah ini guru selalu
mengingatkan betapa pentingnya hidup bersih dan sehat, kemudian
memberi contoh dan juga memberi motivasi terhadap siswa sehingga
83
THE JOER: Journal Of Education Research
P.ISSN: 2808-6139 │E.ISSN: 2808-5558
Vol 1 No 1 Oktober 2021
https://pedirresearchinstitute.or.id/index.php/THEJOER/index

siswa bisa disiplin dalam hidup bersih dan sehat guna menciptakan
lingkungan yang nyaman untuk belajar.

Pembahasan

Berdasarkan hasil penelitian melalui tiga teknik pengumpulan data yaitu


wawancara, observasi, dan dokumentasi. Maka dilakukan analisis data
menggunakan analisis data Miles dan Huberman, yang dipadukan dengan uji
keabsahan data yaitu triangulasi data. Meliputi triangulasi sumber, triangulasi
metode dan triangulasi teori, yang disesuaikan dengan fokus masalah penelitian
yaitu:
1. Strategi guru dalam menerapkan perilaku hidup bersih dan sehat pada anak
usia sekolah dasar di Madrasah Ibtidaiyah Miftahul Ulum Sidowungu.
Berdasarkan fokus masalah strategi guru dalam perilaku hidup bersih
dan sehat pada anak usia sekolah dasar di Madrasah Ibtidaiyah Miftahul
Ulum Sidowungu dapat ditarik hasil sebagai berikut.
a. Persiapan dalam menerapkan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat
dilakukan dalam beberapa hal yaitu:
1) Melatih membuat jadwal bagaimana membuang sampah, supaya
dapat mengontrol anak-anak bisa berperilaku hidup bersih dan
sehat. Selaras dengan penelitian Novan Ardy Wiyani yang berjudul
Kegiatan Manajerial Dalam Pembudayaan Hidup Bersih Dan Sehat Di
Taman Penitipan Anak Ra Darussalam Kroya Cilacap yang
menyatakan bahwasannya perencanaan kegiatan pembiasaan
religius untuk menciptakan budaya hidup bersih dan sehat. Pada
tahap ini ditetapkan tujuan kegiatan pembiasaan religius,
menetapkan jenis-jenis kegiatan pembiasaan religius, membuat
jadwal kegiatan pembiasan religius, menginventarisir berbagai
kebutuhan sarana dan prasarana yang dibutuhkan, membuat dan
mengaktualisasikan RAB kegiatan pembiasan religius untuk
menciptakan budaya hidup bersih dan sehat (Wiyani, 2020).
2) Memperkenalkan tentang perilaku hidup bersih dan sehat kepada
anak-anak. Sejalan dengan penelitian Dera Redita Wulandari dan
Wiwik Eko Pertiwi yang berjudul Pengetahuan Dan Peran Orangtua
Terhadap Perilaku Hidup Bersih Dan Sehat Pada Siswa Sd Di
Kecamatan Kramatwatu Serang, menjelaskan bahwa
Memperkenalkan dunia kesehatan pada anak-anak di sekolah,
seharusnya tidak terlalu sulit karena pada umumnya tiap sekolah
memiliki Usaha Kesehatan Sekolah (UKS), dan pembelajaran serta
praktek pelaksanaan PHBS dapat dilaksanakan melalui kegiatan UKS
tersebut, sehingga peningkatan kemampuan hidup sehat dan derajat
kesehatan peserta didik dapat ditanamkan sedini mungkin
(Wulandari, dan Pertiwi, 2018).
84
THE JOER: Journal Of Education Research
P.ISSN: 2808-6139 │E.ISSN: 2808-5558
Vol 1 No 1 Oktober 2021
https://pedirresearchinstitute.or.id/index.php/THEJOER/index

3) Mengajarkan kepada anak-anak tentang pentingnya menjaga


kebersihan. Senada dengan penelitian Riani Rompas, Amatus Y.
Ismanto, dan Wenda Oroh, dengan judul Hubungan Peran Orang Tua
Dengan Perilaku Hidup Bersih Dan Sehat Anak Usia Sekolah Di SD
Inpres alikuran Kecamatan Kawangkoan Utara, beliau mengatakan
bahwasannya Peran orang tua sangat diperlukan dalam
membimbing, memberikan pengertian, mengingatkan dan
menyediakan fasilitas kepada anak agar anak dapat membiasakan
dalam menjaga kebersihan dan kesehatan (Rompas, Ismanto dan
Oroh, 2018).
4) Menanamkan kepada anak-anak untuk selalu menjaga kebersihan
dan kesehatan. Senada dengan penelitian Widya Safitri Aryanti, dan
Anis Fuadah Z dengan judul Menjaga Kebersihan Sekolah Dan
Karakter Peduli Lingkungan Bagi Murid MI/SD Di Indonesia, hasil
penelitiannya menjelaskan bahwa menanamkan sikap peduli
lingkungan terhadap siswa dengan mencanangkan berbagai
program yang bisa menyadarkan siswa betapa pentingnya
menjaga kebersihan dan kesehatan lingkungan sekolah (Aryanti,
Fuadah Z, 2020).
5) Melakukan kegiatan jum’at bersih setiap hari jum’at, dan setelah
selesai kegiatan anak-anak membersihkan sampah dengan cara
memungut 1 sampah 1 anak. Sesuai dengan hasil pemaparan Oktavia
Fatma Yudianti, Apri Irianto, dan Cholifah Tur Rosidah yang
berjudul Penanaman Karakter Peduli Lingkungan Melalui Program
Sekolah Adiwiyata, hasil penelitiannya memaparkan bahwa cara
menanamkan karakter peduli lingkungan melalui program sekolah
adiwiyata di mulai dari kebiasaan peserta didik memperindah
kelasnya dengan tanaman, membawa tempat makan dan botol
minum dari tumblr, menjaga tanaman sekolah, pasukan semut,
membuang sampah pada tempatnya sesuai dengan jenisnya,
mencuci tangan, jum’at bersih, piket kelas (Yudianti, Irianto, dan
Rosidah, 2020).
6) Menyediakan peralatan kebersihan yang memadai berserta
persediaan air yang cukup dengan sabunnya. Senada dengan teori
yang terdapat pada bab II halaman 26 yang menjelaskan bahwa
salah satu strategi dalam menerapkan perilaku hidup bersih dan
sehat yaitu dengan cara advokasi, advokasi memiliki 4 indikator,
salah satunya yakni sarana/prasarana. Sarana/ prasarana yang
dimaksud adalah kondisi dan kelengkapan peralatan atau fasilitas
yang mendukung promosi kesehatan yang dapat mempengaruhi
perilaku masyarakat dan pelaksanaan PHBS (M.F, Situeang dan
Teranguli, 2019). Pemaparan teori diatas diperkuat dengan hasil
85
THE JOER: Journal Of Education Research
P.ISSN: 2808-6139 │E.ISSN: 2808-5558
Vol 1 No 1 Oktober 2021
https://pedirresearchinstitute.or.id/index.php/THEJOER/index

penelitian Kenti Friskarini, dan Totih Ratna Sundar, dengan judul


Pelaksanaan Cuci Tangan Pakai Sabun (Tantangan Dan Peluang)
Sebagai Upaya Kesehatan Sekolah Di Sekolah Dasar Negeri
Kecamatan Bogor Utara Kota Bogor, hasil penelitiannya mengatakan
bahwa Promosi kesehatan yang seharusnya tetap dilakukan oleh
seluruh pihak yang terkait dengan pelaksanaan kegiatan sederhana
ini sehingga masalah seperti pemenuhan kebutuhan dasar seperti
tersedianya sabun untuk mencuci tangan, fasilitas cuci tangan yang
memadai, bahkan ketersediaan air yang kontinu bukan menjadi
masalah dan bukan hanya tanggung jawab pihak sekolah, juga
bukan beban yang harus diselesaikan pihak kesehatan (Friskarini
dan Sundar, 2020).
7) Menyediakan Hand sanitizer. Senada dengan penelitian Suryani M.F.
Situmeang dan Teranguli J. Sembiring, yang berjudul Efektivitas
Hand Sanitizer Dalam Membunuh Kuman Di Tangan, hasil
penelitiannya menyatakan bahwa Hand Sanitizers sebagai alternatif
untuk mencuci tangan. Hand sanitizer efektif dalam membunuh
kuman di tangan. betapa pentingnya mencuci tangan atau
menggunakan hand sanitizer agar terhindar dari infeksi dan
penyakit. agar lebih memperhatikan kesehatan dengan sering
mencuci tangan atau menggunakan hand sanitizer dalam aktivitas
sehari-hari (Rofiki dan Famuji, 2020).
b. Pelaksanaan dalam penerapan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat yaitu
dengan melakukan sebagai berikut.
1) Setiap pagi anak-anak diberlakukan untuk selalu diingatkan
berperilaku hidup bersih. Senada dengan penelitian Imam Rofiki,
dan Siti Roziah Ria Famuji, dengan judul Kegiatan Penyuluhan dan
Pemeriksaan Kesehatan untuk Membiasakan PHBS bagi Warga Desa
Kemantren, hasil penelitiannya mengatakan Pemahamaan dari
anak-anak ditindaklanjuti dan diingatkan setiap harinya ketika
bimbingan belajar bersama (Rofiki dan Famuji, 2020).
2) Anak-anak dikasih pengertian tentang Perilaku Hidup Bersih dan
Sehat, serta didalam pembelajaran disisipkan tentang bagaimana
cara hidup bersih dan sehat juga pentingnya menjaga tanaman.
Selaras dengan penelitian Anisa Miftakhur Rokhmah dengan judul
Internalisasi Sikap Peduli Lingkungan Dalam Kegiatan Pembelajaran
PAI Di SMPN 1 Karangmoncol, hasil penelitian diatas menunjukkan
bahwa hal yang harus pertama kali dilakukan oleh pendidik adalah
memberikan pengertian pada peserta didik tentang pentingnya
menjaga lingkungan, serta membangun kesadaran siswa untuk
melaksanakannya dengan bimbingan guru yang sekaligus memberi
keteladanan kepada siswa (Rokhmah, 2020).
86
THE JOER: Journal Of Education Research
P.ISSN: 2808-6139 │E.ISSN: 2808-5558
Vol 1 No 1 Oktober 2021
https://pedirresearchinstitute.or.id/index.php/THEJOER/index

3) Diterapkan ketika selesai olahraga dengan mengambili sampah yang


ada di sekitar lingkungan. Senada dengan penelitian Jusman,
Muhammad Ardi, dan Bakhrani Rauf dengan judul Gambaran
Pelaksanaan Program Adiwiyata di SD Pertiwi Kota Makassar, hasil
penelitiannya mengatakan bahwa Berbagai metode pelibatan siswa
dalam kebersihan lngkungan sekolah. Sebagai contoh guru olahraga
menyuruh siswa untuk memungut sampah yang berserakan di
sekitar sekolah setelah pelajaran olahraga usai (Jusman, Ardi dan
Rauf, 2018).
4) Selesai kegiatan anak-anak disuruh membersihkan wajah dan
mencuci tangan dengan sabun hingga bersih. Senada dengan
penelitian Choirun Nisak Aulina, dan Yuli Astutik yang berjudul
Peningkatan Kesehatan Anak Usia Dini Dengan Penerapan Perilaku
Hidup Bersih Dan Sehat Di TK Kecamatan Candi Sidoarjo, hasil
penelitiannya mengataka bahwa dilakukan dengan menyediakan
tempat cuci tangan dengan air mengalir di luar kelas sehingga
mudah di jangkau anak-anak. Selanjutnya anak-anak di biasakan
selalu cuci tangan menggunakan sabun setiap selesai melakukan
tugas, sebelum dan sesudah makan, serta terbiasa segera cuci tangan
setiap kali tangan kotor (Aulina dan Astutik, 2019).
5) Melalui kebiasaan piket setiap hari. Sesuai dengan pemaparan Ira
Wati dan I Made Suwanda yang berjudul Upaya Pembentukkan
Perilaku Peduli Lingkungan Siswa Melalui Sekolah Adiwiyata Di SMP
Negeri 28 Surabaya, hasil riset diatas menjelaskan bahwa melalui
kegiatan rutin, guru juga Selalu mengingatkan kebersihan sekolah
pada siswa dimulai dari hal yang kecil yakni piket kelas (Wati dan
Suwanda, 2015).Menerapkan kedisiplinan kepada anak-anak untuk
bisa bertanggung jawab setelah apa yang mereka lakukan seperti
menggunakan kloset yang baik, mengingatkan kepada anak-anak
akan pentingnya menjaga kebersihan dan kesehatan seperti rajin
menggosok gigi. Senada dengan pemaparan Evita Sangkut, Puspita
Djuwita, dan Dalifa yang berjudul Penanaman Nilai-nilai Kepedulian
terhadap Kebersihan Lingkungan pada Siswa Kelas III di Sekolah
Alam Mahira Kota Bengkulu, beliau memaparkan bahwa guru di SD
Alam Mahira Bengkulu sangat disiplin dalam megarahkan anak-anak
untuk menciptakan lingkungan yang bersih dan nyaman. Guru selalu
mengarahkan pada murid-muridnya saat belajar di kelas tidak boleh
pakai sendal atau sepatu nanti kelasnya kotor. Sendal-sendal pun
dilepas dan disusun rapi di depan kelas. Guru pun mengajarkan
kepada anak-anak pentingnya kebersihan, manfaat dari kebersihan,
dan kebersihan juga sebagian dari iman (Sangkut, Djuwita dan
Dalifa, 2019).
87
THE JOER: Journal Of Education Research
P.ISSN: 2808-6139 │E.ISSN: 2808-5558
Vol 1 No 1 Oktober 2021
https://pedirresearchinstitute.or.id/index.php/THEJOER/index

6) Anjuran membuang sampah pada tempatnya. senada dengan hasil


penelitian Megawati Z yang berjudul Pembiasaan Perilaku Hidup
Bersih dan Sehat Pada Anak Usia Dini Di Taman Kanak-Kanak
Pembina Kota Jambi, yang menjelaskan bahwa anak diajarkan agar
membuang sampah pada tempatnya (Megawti Z, 2021).
7) Melaksanakan pola hidup bersih dan sehat. Sesuai dengan penelitian
La Ode Anhusada dan Islamiyah dengan judul Penerapan perilaku
Hidup Bersih dan Sehat Anak Usia Dini di Tengah Pademi Covid 19,
hasil penelitiannya menyimpulkan bahwa membiasakan pola hidup
sehat pada masa pandemic Covid-19 dapat dilakukan dengan cara
mengingatkan anak untuk memakan makanan yang bergizi seperti
sayuran dan buah, berolahraga yang teratur dan istirahat yang
cukup serta berjemur setiap pagi sekitar 10-15 menit(Anhusada dan
Islaiyah, 2021).

c. Dalam mengevaluasi penerapan perilaku hidup bersih dan sehat yang


telah dilakukan siswa di MI Miftahul Ulum Sidowungu dilakukan
dengan bebeberapa cara diantaranya sebagai berikut.
1) Pemberian reward dan ucapan selamat kepada siswa yang telah
menerapkan perilaku hidup bersih dan sehat dengan baik, serta
pemberian bimbingan kepada siswa yang belum maksimal dalam
penerapannya. Senada dengan pemaparan Novan Ardy Wiyani yang
berjudul Kegiatan Manajerial Dalam Pembudayaan Hidup Bersih
Dan Sehat Di Taman Penitipan Anak Ra Darussalam Kroya Cilacap,
beliau memaparkan bahwa guru memberikan reward kepada anak-
anak yang konsisten berperilaku sesuai dengan aturan dan
instruksi ketika melaksanakan kegiatan pembiasaan religious.
Reward tersebut berupa pijian dan pemberian symbol bintang yang
dilekatkan di dadanya. Upaya tersebut bisa memotivasi anak untuk
konsisten dalam berbuat kebaikan (Arif, 2018) Jika ada anak yang
berperilaku tidak sesuai dengan aturan dan instruksi guru maka ia
akan ditegur dan diberi nasehat oleh guru. Jika teguran masih juga
belum diindahkan oleh anak maka guru akan memberikan
pendampingan khusus pada anak (Wiyani, 2021).
2) Dilakukan pengamatan terhadap siswa. Selaras dengan penelitian
Novan Ardy Wiyani yang berjudul Kegiatan Manajerial Dalam
Pembudayaan Hidup Bersih Dan Sehat Di Taman Penitipan Anak Ra
Darussalam Kroya Cilacap, beliau memaparkan bahwa kegiatan
pengawasan yang dilakukan oleh Kepala TPA RA Darussalam Kroya
dilakukan dengan melakukan kegiatan monitoring terhadap
pelaksanaan kegiatan pembiasaan religius untuk membudayakan
hidup bersih dan sehat(Wiyani, 2021).
88
THE JOER: Journal Of Education Research
P.ISSN: 2808-6139 │E.ISSN: 2808-5558
Vol 1 No 1 Oktober 2021
https://pedirresearchinstitute.or.id/index.php/THEJOER/index

3) Dilakukan penilaian untuk mengukur berapa banyak siswa yang


sudah menerapkan perilaku hidup bersih dan sehat. Senada dengan
penelitian Aswadi dkk, yang berjudul Perilaku Hidup Bersih Dan
Sehat (Phbs) Pada Siswa-Siswi Sdk Rita Pada Kecamatan Kota
Komba Kabupaten Manggarai Timur Propinsi Nusa Tenggara Timur,
hasil penelitiannya memaparkan berdasarkan informasi yang
diperoleh dari informan mengatakan bahwa PHBS disekolah sangat
baik dan bermanfaat. Karna dengan adanya PHBS disekolah dapat
melatih siswa - siswi untuk mampuh hidup mandiri dalam menjaga
kebersihan lingkungan dan meningkatkan derajat kesehatan. Dari
hasil penelitian ini menunjukan bahwa sebagian besar informan
memiliki sikap yang baik terhadap penerapan PHBS disekolah
(Aswadi, dkk, 2017).
2. Kendala dalam menerapkan perilaku hidup bersih dan sehat pada anak usia
sekolah dasar di Madrasah Ibtidaiyah Miftahul Ulum Sidowungu.
Berdasarkan fokus masalah kendala dalam menerapkan perilaku hidup
bersih dan sehat pada anak usia sekolah dasar di Madrasah Ibtidaiyah
Miftahul Ulum Sidowungu yaitu:
a. Kurang pahamnya siswa, bahwa yang dilakukan itu akan berdampak
positif. Senada dengan hasil penelitian Tyagita Widya Sari yang berjudul
Upaya Promosi Kesehatan Perilaku Hidup Bersih Dan Sehat (PHBS) Pada
Siswa Di SDN 102 Rumbai Kota Pekanbaru, beliau mengatakan
bahwasannya pemahaman para siswa mengenai PHBS sangat minim,
sehingga berdampak kepada kurangnya kesadaran anak-anak mengenai
pentingnya kebersihan diri maupun kebersihan lingkungan(Sari, 2019).
Dalam mengatasi masalah tersebut guru menunjukkan kepada siswa
akibat atau dampak positif dari kegiatan tersebut, dengan aturan yang
tegas, membimbing juga memberi contoh kepada siswa tentang perilaku
hidup bersih dan sehat. Sesuai dengan penelitian Satria Irwandi, Nurul
Ufatin, dan Sultoni, yang berjudul Peran Sekolah Dalam
Menumbuhkembangkan Perilaku Hidup Sehat Pada Siswa Sekolah Dasar
(Studi Multi Situs Di Sd Negeri 6 Mataram Dan Sd Negeri 41 Mataram
Kota Mataram Nusa Tenggara Barat), hasil penelitiannya mengatakan
bahwa Peran guru sebagai pembimbing siswa, sebagai motivator, dan
sebagai evaluator serta peran tenaga kependidikan dengan memberikan
pelayanan yang maksimal berupa pelayanan administrasi dan pelayanan
teknis yang mendukung program sekolah. dan menumbuh kembangkan
perilaku sehat pada siswa adalah melalui pembelajaran di kelas dengan
mengintegrasikan pengetahuan tentang perilaku hidup sehat di dalam
pelajaran terutama yang menyangkut tema pendidikan dalam kurikulum
2013 dan pembelajaran tentang lingkungan hidup (PLH) sebagai muatan

89
THE JOER: Journal Of Education Research
P.ISSN: 2808-6139 │E.ISSN: 2808-5558
Vol 1 No 1 Oktober 2021
https://pedirresearchinstitute.or.id/index.php/THEJOER/index

lokal serta memaksimalkan fungsi buku penghubung siswa(Irwandi,


Ufatin dan Sultoni, 2016).
b. Fasilitas yang belum lengkap dan kurangnya kesadaran dari siswa.
Senada dengan penelitian Yenie Chrisnawati, Dyah Suryani yang berjudul
Hubungan Sikap, Pola Asuh, Peran Orang Tua, Guru, Sarana dengan
Perilaku Hidup Bersih dan Sehat, hasil penelitiannya mengatakan bahwa
kurangnya kesadaran siswa pada saat mencuci tangan sebelum
makan, membuang serutan pensil di kolong meja dan memilih makanan
dan minuman yang sehat. Hal ini bisa disebabkan karena kurangnya
kesadaran dan pengetahuan siswa dalam melakukan PHBS, karena
untuk membentuk sikap yang dimiliki oleh seseorang bisa
dipengaruhi oleh pengetahuan, pikiran, keyakinan dan
emosi(Chrisnawati dan Suryan, 2020). Untuk mengatasi hal ini, guru
memberikan fasilitas yang lengkap seperti memperbanyak tempat
sampah. Dan juga setiap wali kelas memberikan arahan kepada siswa-
siswanya untuk selalu berbudaya bersih. Senada dengan penelitian
Novan Ardy Wiyani yang berjudul Kegiatan Manajerial Dalam
Pembudayaan Hidup Bersih Dan Sehat Di Taman Penitipan Anak Ra
Darussalam Kroya Cilacap, hasil penelitiannya beranggapan bahwa
Keberadaan sarana dan prasarana yang memadai pada suatu lembaga
pendidikan dapat menghasilkan kegiatan pendidikan, termasuk kegiatan
pembudayaan hidup sehat dan bersih secara efektif(Wiyani, 2020).
c. Faktornya bisa dari Madrasah itu sendiri seperti sarana prasarana rusak
secara tiba-tiba (airnya mati), alat kebersihan dibuat mainan hingga
rusak dan kurangnya siswa dalam memperhatikan kedisiplinan yang
ditemukan setiap hari. Sarana atau fasilitas yang tidak dijaga dengan
baik. Sesuai dengan penelitian Ahmad Arifuddin, Dyah Suryani, Suyitno,
yang berjudul, Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Perilaku Hidup
Bersih Dan Sehat (Phbs) Sebagai Upaya Pencegahan Demam Typhoid
Pada Siswa Sekolah Dasar, menyatakan bahwa berdasarkan sarana dan
prasarana SDN Semarang 2 paling tinggi memiliki sarana dan prasarana
tidak baik dengan jumlah 32 siswa (60,4%) (Arifuddin dan Suryani,
2021). Dalam mengatasi masalah tersebut dilakukan dengan cara
memperbaiki sarana prasarana yang rusak, untuk siswa yang bertugas
piket dan sebagainya itu dipanggil dan dibuatkan daftar siapa yang
sering melakukan pelanggaran untuk tidak melakukan piket atau
kebersihan. Sesuai dengan penelitian Gracia V. Souisa, dkk, yang berjudul
Peningkatan Perilaku Hidup Bersih Dan Sehat (PHBS) Pada Pendidik Dan
Peserta Didik Di Kecamatan Leihitu Barat Kabupaten Maluku Tengah,
mengatakan bahwa Pentingnya pembudayaan PHBS di sekolah sejak dini
dan berkelanjutan, memberi himbauan sehingga fasilitas penunjang
PHBS dapat terjaga dengan baik, dapat dimulai dengan menerapkan
90
THE JOER: Journal Of Education Research
P.ISSN: 2808-6139 │E.ISSN: 2808-5558
Vol 1 No 1 Oktober 2021
https://pedirresearchinstitute.or.id/index.php/THEJOER/index

sekolah bebas dari asap rokok, pentingnya sosialisasi ke orang tua


sehingga dapat terjaga hingga mendapat dukungan agar ritme penerapan
PHBS dilakukan bertahap(Souisa, dkk, 2018).
d. Kalau tidak diingatkan, siswa pasti lupa. Sikap lupa menjadi kendala
dalam melakukan penerapan perilaku hidup bersih dan sehat. Senada
dengan penelitian Riani Rompas, Amatus Y. ismanto dan Wenda Oroh,
dengan judul “Hubungan Peran Orang Tua Dengan Perilaku Hidup Bersih
dan Sehat Anak Usia Sekolah di SD INPRES Talikuran Kecamatan
Kawangkoan Utara, hasil penelitiannya mengatakan bahwa kadang-
kadang siswa masih membuang sampah sembarangan, dan sering lupa
mencuci tangan sehabis bermain, hal ini menunjukkan hasil dimana
terdapat dua hubungan antara pengaruh teman sebaya dengan perilaku
hidup bersih dan sehat dimana pengaruh teman sebaya negatif(Rompas,
Ismanto dan Oroh de, 2018). Dalam mengatasi hal ini, guru selalu
mengingatkan kepada siswa, dan bukan hanya sekedar mengingatkan
akan tetapi juga memberi contoh kepada anak-anak tentang perilaku
hidup bersih dan sehat. Senada dengan penelitian Choirun Nisak Aulina,
dan Yuli Astutik, yang berjudul peningkatan kesehatan anak usia dini
dengan penerapan perilaku hidup bersih dan sehat (phbs) di TK
Kecamatan candi sidoarjo, hasil penelitiannya mengatakan bahwa Guru
memberikan contoh/teladan selalu membuang sampah pada tempat
yang sudah disediakan(Aulina dan Astutik, 2019).
e. Terkadang dalam diri siswa itu muncul sifat malas, seperti malas
mencuci tangan, malas untuk membersihkan kelas. Dan juga terdapat
faktor dari lingkungan sekolah sendiri, seperti lampu padam sehingga
mengakibatkan aliran air otomatis menjadi mati. Selaras juga degan
penelitian Linda Suryani dengan judul Faktor-Faktor Yang
mempengaruhi Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) Siswa/I Sekolah Dasar
Negeri 37 Kecamatan Tampan Kota Pekanbaru, hasil penelitiannya
mengatakan bahwa Jika suatu sekolah dengan ketersediaan fasilitas yang
memenuhi syarat maka akan mendorong siswa untuk menerapkan
PHBS membuang sampah pada tempatnya. Akan tetapi jika sekolah
dengan fasilitas yang kurang dan tidak memenuhi syarat, maka
akan berpengaruh dengan penerapan PHBS membuang sampah pada
tempatnya. Siswa akan merasa malas menerapkannya karena
kurangnya fasilitas sekolah tersebut, misalnya saja jika di sekolah
tidak tersedia tempat sampah maka siswa akan membuang sampah di
sembarang tempat(Suryani, 2018). Dan juga senada dengan penelitian
Nia Indriana Sari, Bagoes Widjanarko, Aditya Kusumawati yang berjudul
Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Perilaku Hidup Bersih Dan
Sehat Sebagai Upaya Untuk Pencegahan Penyakit Diare Pada Siswa Di
SDN Karangtowo Kecamatan Karangtengah Kabupaten Demak,
91
THE JOER: Journal Of Education Research
P.ISSN: 2808-6139 │E.ISSN: 2808-5558
Vol 1 No 1 Oktober 2021
https://pedirresearchinstitute.or.id/index.php/THEJOER/index

mengatakan bahwa Anak laki-laki biasanya malas untuk


memperhatikan PHBS dan biasanya lebih memilih untuk berperilaku
yang simple dan Muda saja.(Sari, Widjarnarko dan Kusumawati, 2016).
Dalam mengatasi masalah ini guru selalu mengingatkan betapa
pentingnya hidup bersih dan sehat, kemudian memberi contoh dan juga
memberi motivasi terhadap siswa, sehingga siswa bisa disiplin dalam
hidup bersih dan sehat guna menciptakan lingkungan yang nyaman
untuk belajar. Senada dengan penelitian Pradita Putri Pamungkas yang
berjudul Hubungan Keteladanan Orang tua Dan Tanggungjawab Siswa
Terhadap Perilaku Hidup Bersih Dan Sehat Disekolah Dasar Kecamatan
Kemiri Kabupaten Purworejo, berdasarkan hasil penelitiannya bahwa
Guru Memberikan contoh yang baik bagi siswa siswi sekolah dasar
sehingga akan menumbuhkan dan menimbulkan kesadaran perilaku
hidup bersih yang sehat. Selain guru, Orang tua juga harus selalu
memberikan dorongan dan contoh yang baik. Dorongan dapat berupa
ajakan dan motivasi sehingga siswa dapat melakukan kegiatan dengan
tanpa adanya paksaan(Pamungkas. 2020).

KESIMPULAN
Strategi guru dalam menerapkan perilaku hidup bersih dan sehat pada
anak usia sekolah dasar di Madrasah Ibtidaiyah Miftahul Ulum Sidowungu yaitu
meliputi: a) Persiapan diantaranya memperkenalkan, mengajarkan, menanamkan
pentingnya menjaga kebersihan dan kesehatan, menyediakan peralatan
kebersihan yang memadai, persediaan air yang cukup, hand sanitizer. b)
Pelaksanaan diantaranya yaitu siswa selalu diingatkan berperilaku hidup bersih,
didalam pembelajaran disisipkan tentang cara hidup bersih dan sehat.
menerapkan kedisiplinan membuang sampah pada tempatnya, melaksanakan pola
hidup bersih dan sehat. c) Mengevaluasi dengan memberi reward dan ucapan
selamat kepada siswa, pemberian bimbingan juga pengamatan dan penilaian
terhadap siswa.
Kendala guru dalam menerapkan perilaku hidup bersih dan sehat pada anak
usia sekolah dasar di Madrasah Ibtidaiyah Miftahul Ulum Sidowungu yaitu: Kurang
pahamnya siswa. Cara mengatasinya dengan menunjukkan kepada siswa akibat
dari kegiatan, aturan yang tegas. Fasilitas yang belum lengkap dan kurangnya
kesadaran dari siswa. Mengatasinya, memberikan fasilitas yang lengkap dan
memberikan arahan kepada siswanya untuk berbudaya hidup bersih. Kurangnya
siswa dalam memperhatikan kedisiplinan. Dalam mengatasinya dibuatkan daftar
yang sering melakukan pelanggaran untuk tidak melakukan kebersihan. Sikap lupa
dan malas. Dalam mengatasi hal ini, selalu mengingatkan kepada siswa, memberi
contoh tentang perilaku hidup bersih dan sehat.

92
THE JOER: Journal Of Education Research
P.ISSN: 2808-6139 │E.ISSN: 2808-5558
Vol 1 No 1 Oktober 2021
https://pedirresearchinstitute.or.id/index.php/THEJOER/index

DAFTAR RUJUKAN

A.R Koem, Zitty dkk. “Hubungan Anatara Pengetahuan Dan Sikap Dengan Perilaku
Hidup Bersih Dan Sehat(PHBS) Pada Pelajar Di SD INPRES Sukur Kecamatan
Airmadidi Kabupaten Minahasa Utara.“ Jurnal Ilmiah Farmasi-UNSRAT, Vol.4,
No.4 (2015): 290-294,
https://ejournal.unsrat.ac.id/index.php/pharmacon/article/view/10219.
Arif, M. (2018). Model Pembelajaran Mandiri Dalam Mengembangkan Kemampuan
Belajar Siswa Sekolah Dasar. Journal of Islamic Elementary School, 3(2), 1–7.
Arif, M., Munfa’ati, K., & Kalimatusyaroh, M. (2021). Homeroom Teacher Strategy in
Improving Learning Media Literacy during Covid-19 Pandemic. Madrasah,
13(2), 126–141. https://doi.org/10.18860/mad.v13i2.11804
Anhusada, La Ode. “Penerapan perilaku Hidup Bersih dan Sehat Anak Usia Dini di
Tengah Pademi Covid 19,” Jurnal Obsesi, Vo. 5, No. 1 (2021): 463-475,
https://www.obsesi.or.id/index.php/obsesi/article/view/555.
Arifuddin, Ahmad dkk. “Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Perilaku Hidup
Bersih Dan Sehat (Phbs) Sebagai Upaya Pencegahan Demam Typhoid Pada
Siswa Sekolah Dasar,” Jurnal ‘Aisyiyah Medika, Vol. 6, No. 1 (2021): 308-321,
http://jurnal.stikes-aisyiyah-
palembang.ac.id/index.php/JAM/article/view/546/391.
Aryanti, Widya Safitri dkk. “Menjaga Kebersihan Sekolah Dan Karakter Peduli
Lingkungan Bagi Murid MI/SD Di Indonesia,” Jurnal Edukatif, Vol. 6, No. 1
(2020): 76-85,
https://journal.iaisambas.ac.id/index.php/edukatif/article/view/110/95.
Aswadi, Aswadi dkk. ”Perilaku Hidup Bersih Dan Sehat (PHBS) Pada Siswa-Siswi
SDK Rita Pada Kecamatan Kota Komba Kabupaten Manggarai Timur Propinsi
Nusa Tenggara Timur.” Al-Sihah :Public Health Science Journal, Vol. 9, No.2
(2017): 187-196.http://journal.uin-alauddin.ac.id/index.php/Al-
Sihah/article/view/3775.
Aulina, Choirun Nisak dkk. “Peningkatan Kesehatan Anak Usia Dini Dengan
Penerapan Perilaku Hidup Bersih Dan Sehat Di TK Kecamatan Candi
Sidoarjo,” Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat, Vol. 3, No. 1 (2019): 50-58,
http://journal.u-surabaya.ac.id/index.php/Axiologiya/index.
Chrisnawati, Yenie dkk. “Hubungan Sikap, Pola Asuh, Peran Orang Tua, Guru,
Sarana dengan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat,” Jurnal Ilmiah Kesehatan
Sandi Husada, Vol. 12, No. 2 (2020): 1101-1110, https://akper-sandikarsa.e-
journal.id/JIKSH/article/view/484/346.
Diana, Fivi Melva dkk. “Pelaksanaan Program Perilaku Hidup Bersih Dan Sehat
(HBS) DI SD Negeri 001 Tanjung Balai Karimun,“ Jurnal Kesehatan
Masyarakat, Vol.8, No.1 (2014): 46-51,
http://jurnal.fkm.unand.ac.id/index.php/jkma/article/view/123.
Fitriani, Veni. “Perilaku Hidup Bersih Dan Sehat Siswa Sekolah Dasar Negeri 20
Tanjung Lago Kabupaten Banyuasin,” Skripsi. Universitas Sriwijaya: 2018.

93
THE JOER: Journal Of Education Research
P.ISSN: 2808-6139 │E.ISSN: 2808-5558
Vol 1 No 1 Oktober 2021
https://pedirresearchinstitute.or.id/index.php/THEJOER/index

Friskarini, Kenti. “Pelaksanaan Cuci Tangan Pakai Sabun (Tantangan Dan Peluang)
Sebagai Upaya Kesehatan Sekolah Di Sekolah Dasar Negeri Kecamatan Bogor
Utara Kota Bogor,” Jurnal Ekologi Kesehatan, Vol. 19, No. 1 (2020): 21-34,
http://ejournal2.litbang.kemkes.go.id/index.php/jek/article/view/3058/16
12.
Gustina, Erni dkk. “Peningkatan perilaku sehat pada siswa sekolah dasar melalui
PHBS di Desa Gondanglegi dan Pucangan, Kecamatan Ambal Kabupaten
Kebumen,“ Jurnal Pemberdayaan, Vol.2, No.1 (2018): 59-64,
https://core.ac.uk/download/pdf/267886508.pdf.
Hati, Suci. ”Pengaruh Strategi Promosi Kesehatan Terhadap Tingkat Perilaku Hidup
Bersih Dan Sehat (PHBS) Pada Tatanan Rumah Tangga Di Kecamatan
Patumbak Kabupaten Deli Serdang.” Thesis. Universitas Sumatera Utara
Medan: 2008.
Irwandi, Satria dkkk. “Peran Sekolah Dalam Menumbuh kembangkan Perilaku
Hidup Sehat Pada Siswa Sekolah Dasar (Studi Multi Situs Di Sd Negeri 6
Mataram Dan Sd Negeri 41 Mataram Kota Mataram Nusa Tenggara Barat),”
Jurnal Pendidikan, Vol. 1 No. 3 (2016): 492-498,
http://journal.um.ac.id/index.php/jptpp/article/view/6178/2619.
Jusman, Jusman. “Gambaran Pelaksanaan Program Adiwiyata di SD Pertiwi Kota
Makassar,” UNM Environmental Journals, Vol. 1 No. 1 (2018): 59-66,
https://ojs.unm.ac.id/UEJ/article/view/8065.
Maryunani, Anik. Perilaku Hidup Bersih dan Sehat. Jakarta: CV. Trans Info Media,
2018.
Pamungkas, Pradita Putri. “Hubungan Keteladanan Orang tua Dan Tanggungjawab
Siswa Terhadap Perilaku Hidup Bersih Dan Sehat Disekolah Dasar
Kecamatan Kemiri Kabupaten Purworejo,” Skripsi. Universitas
Muhammadiyah Magelang.
Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor: 2269/MENKES/PER/IX/20011, Pedoman
Pembinaan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat. Jakarta: Kementerian RI, 2011.
Rofiki, Imam dkk.“Kegiatan Penyuluhan dan Pemeriksaan Kesehatan untuk
Membiasakan PHBS bagi Warga Desa Kemantren,” Jurnal Pengabdian
Kepada Masyarakat, Vol. 4, No. 4, (2020): 628-634,
http://journal.unilak.ac.id/index.php/dinamisia/article/view/3992/2343.
Rokhmah, Anisa Miftakhur. “Internalisasi Sikap Peduli Lingkungan Dalam Kegiatan
Pembelajaran PAI Di SMPN 1 Karangmoncol,” Skripsi. IAIN Purwokerto:
2020.
Rompas, Riani. “Hubungan Peran Orang Tua Dengan Perilaku Hidup Bersih Dan
Sehat Anak Usia Sekolah Di SD Inpres Talikuran Kecamatan Kawangkoan
Utara,” e-Journal Keperawatan (eKp), Vol. 6, No. 1 (2018): 1-6,
https://ejournal.unsrat.ac.id/index.php/jkp/article/viewFile/19484/19035.
Sangkut, Evita dkk. “Penanaman Nilai-nilai Kepedulian terhadap Kebersihan
Lingkungan pada Siswa Kelas III di Sekolah Alam Mahira Kota Bengkulu,”
94
THE JOER: Journal Of Education Research
P.ISSN: 2808-6139 │E.ISSN: 2808-5558
Vol 1 No 1 Oktober 2021
https://pedirresearchinstitute.or.id/index.php/THEJOER/index

Jurnal Riset Pendidikan Dasar, Vol. 2, No. 3 (2019): 175-185,


https://ejournal.unib.ac.id/index.php/juridikdasunib/article/view/9801/4
841.
Sari, Nia Indriana dkk. “Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Perilaku Hidup
Bersih Dan Sehat Sebagai Upaya Untuk Pencegahan Penyakit Diare Pada
Siswa Di SDN Karangtowo Kecamatan Karangtengah Kabupaten Demak,”
Jurnal Kesehatan Masyarakat, Vol. 4, No. 3 (2016): 1051-1052,
https://ejournal3.undip.ac.id/index.php/jkm/article/view/13713/13267.
Sari, Tyagita Widya. “Upaya Promosi Kesehatan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat
(PHBS) Pada Siswa Di SDN 102 Rumbai Kota Pekanbaru.” Jurnal Pengabdian
Masyarakat Multidisiplin, Vol. 3, No. 1 (2019): 14-21,
http://jurnal.univrab.ac.id/index.php/jpm/article/view/976.
Sholihah, Lutfiatus. ”Perilaku Hidup Bersih Dan Sehat Pada Anak Usia Dini,“
Skripsi. UIN Maulana Malik Ibrahim Malang: 2019.
Situmeang, Suryani M.F dkk. “Efektivitas Hand Sanitizer Dalam Membunuh Kuman
Di Tangan,” Jurnal AnLabMed, Vo. 1, No. 1 (2019): 6-11, http://ojs.poltekkes-
medan.ac.id/labora/article/download/630/456.
Souisa, Gracia V. dkk. “Peningkatan Perilaku Hidup Bersih Dan Sehat (PHBS) Pada
Pendidik Dan Peserta Didik Di Kecamatan Leihitu Barat Kabupaten Maluku
Tengah,” Jurnal Pengapdian Kepada Masyarakat, Vol. 24, No. 3 (2018): 747-
754, http://jurnal.unied.ac.id/2012/index.php/jpk/article/view/11589
Suryani, Linda. “Judul Faktor-Faktor Yang mempengaruhi Hidup Bersih dan Sehat
(PHBS) Siswa/I Sekolah Dasar Negeri 37 Kecamatan Tampan Kota
Pekanbaru,” Jurnal Keperawatan, Vol. 1, No. 2 (2018): 17-28,
http://jurnal.univrab.ac.id/index.php/keperawatan/article/view/255.
Tabi’in, A. ”Perilaku Hidup Bersih Dan Sehat (PHBS) Pada Anak Usia Dini Sebagai
Upaya Pencegahan COVID 19,“ Jurnal Edukasi AUD, Vol.6, No.1 (2020): 58-73,
http://jurnal.uin-antasari.ac.id/index.php/jurnalaud/article/view/3620
Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 Pasal 79 tentang Kesehatan.
Walandendow, Paulina I. M. dkk, ”Faktor-faktor yang Mempengaruhi Tingkat
Prestasi Anak Usia Sekolah di SD GMIM Tumpeng Sea Dua Kecamatan
Pineleng.” E-journal Keperawatan (e-kep), Vol.4, No.2 (2016): 1-5,
https://ejournal.unsrat.ac.id/index.php/jkp/article/view/14074.
Wati, Ira dkk. “Upaya Pembentukkan Perilaku Peduli Lingkungan Siswa Melalui
Sekolah Adiwiyata Di SMP Negeri 28 Surabaya,” Kajian Moral dan
Kewarganegaraan, Vol. 1, No. 3 (2015): 71-88,
https://docplayer.info/48260461-Upaya-pembentukan-perilaku-peduli-
lingkungan-siswa-melalui-sekolah-adiwiyata.html.
Wiyani, Novan Ardy. ”Kegiatan Manajerial Dalam Pembudayaan Hidup Bersih Dan
Sehat Di Taman Penitipan Anak Ra Darussalam Kroya Cilacap,” Jurnal ISEMA,
Vol. 5, No. 1 (2020): 15-28, https://journal.uinsgd.ac.id/index.php/isema.
Wulandari, Dera Redita dkk. “Pengetahuan Dan Peran Orangtua Terhadap Perilaku
Hidup Bersih Dan Sehat Pada Siswa Sd Di Kecamatan Kramatwatu Serang,”
95
THE JOER: Journal Of Education Research
P.ISSN: 2808-6139 │E.ISSN: 2808-5558
Vol 1 No 1 Oktober 2021
https://pedirresearchinstitute.or.id/index.php/THEJOER/index

Jurnal Program Studi Kesehatan Masyarakat, Vol. 7 No.4 (2018): 225-232,


https://core.ac.uk/download/pdf/237009213.pdf.
Z. Megawati. “Pembiasaan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat Pada Anak Usia Dini Di
Taman Kanak-Kanak Pembina Kota Jambi,” Skripsi. UIN Sulthan Thaha
Sifuddin Jambi: 2020.

96
Seminar Nasional Penelitian LPPM UMJ
Website: http://jurnal.umj.ac.id/index.php/semnaslit E-ISSN:2745-6080

Pengaruh Peran Keluarga Terhadap Perilaku Hidup Bersih


Dan Sehat (Phbs) Pada Anak Sekolah Dasar Usia 10 Sampai 12
Tahun Di Kampung Baru Pondok Cabe Udik
Sevia Rexmawati¹* , Apri Utami Parta Santi²
1,2Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Fakultas Ilmu Pendidikan, Universitas Muhammadiyah Jakarta, Jl.
Kh Ahmad Dahlan, Cirendeu, Tangerang Selatan, 154191,

*E-mail : seviaasev@gmail.com

ABSTRAK

Penelitian ini dilatar belakangi oleh anak usia 10 sampai 12 tahun di kampung baru pondok cabe udik
yang belum bisa menjaga kebersihan terutama pafa kebersihan diri. Adapun tujuan dari penelitian ini
yaitu untuk mengetahui peran keluarga terhadap perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) pada anak
sd usia 10-12 tahun. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan metode survey.
Adapun sumber data dari penelitian ini yaitu data-data factual dari lapangan baik yang berasal dari
penyebaran angket maupun studi dokumentasi, data-data tersebut diperkaya dengan data yang
bersumber dari beberapa referensi buku dan jurnal. Kegiatan penelitian ini di lakukan di RW 10,
Kampung Baru Pondok Cabe Udik, yang terdiri dari tiga RT yaitu ; Rt.01,Rt.02,Rt,03. Penelitian ini
menggunakan uji regresi sederhana untuk mencari pengaruh variabel X terhadap Y dengan teknik
pengambilan sampel yaitu sampel jenuh (sensus). Analisis data menggunakan uji regresi dengan taraf
signifikansi 0,05 dengan jumlah sampel 40 responden. Berdasarkan analisis data yang dilakukan
dapat disimpulkan bahwa terdapat pengaruh peran keluarga terhadap perilaku hidup bersih dan sehat
(PHBS) pada anak SD usia 10 sampai 12 tahun sebesar 95,7 %.

Kata Kunci: Keluarga,Peran Keluarga,PHBS,Anak SD

ABSTRACT

This research was motivated by children aged 10 to 12 years in the new Pondok Cabe Udik, who have
not been able to maintain cleanliness, especially personal hygiene. The purpose of this research is to
determine the role of the family on clean and healthy living behavior (PHBS) in children aged 10-12
years. This research uses a quantitative approach with a survey method. The data sources of this
research are factual data from the field both from questionnaires and documentation studies, these
data are enriched with data from several reference books and journals. This research activity was
carried out in RW 10, Kampung Baru Pondok Cabe Udik, which consists of three RTs, namely; Rt.01,
Rt.02, Rt, 03. This study uses a simple regression test to find the effect of variable X on Y with the
sampling technique, namely saturated sample (census). Data analysis used regression test with a
significance level of 0.05 with a sample size of 40 respondents. Based on the data analysis, it can be
concluded that there is an influence of the role of the family on clean and healthy living behavior
(PHBS) in elementary school children aged 10 to 12 years of 95.7%.

Keywords: Family,Family Role,PHBS,Elementary School Children

SEMINAR NASIONAL PENELITIAN 2021


UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH JAKARTA, 28 OKTOBER 2021 02 – UMJ - PAI
Seminar Nasional Penelitian LPPM UMJ
Website: http://jurnal.umj.ac.id/index.php/semnaslit E-ISSN:2745-6080

1. PENDAHULUAN Kurangnya peran orang tua saat


Keluarga ialah sekolah pertama bagi mengajarkan PHBS kepada anak-anak,
anak dan berperan penting dalam mungkin karena orang tua sibuk dengan
meningkatkan kesehatan anak khususnya pekerjaan, atau mungkin karena budaya
orang tua. Orang tua berperan dalam yang buruk selama bertahun-tahun di
pendidikan, menjadi teladan bagi anak, lingkungan rumah atau daerah tempat
memberikan saran dan meningkatkan tinggal, seperti kebiasaan buang air besar
anak untuk menjaga kebersihan diri setiap di sungai dan membuang sampah
saat. Kemudian,menanamkan PHBS di sembarangan. Banyak kasus yang terjadi
lingkungan keluarga sejak dini dapat di daerah pedesaan dekat sungai. Hal ini
membangun keluarga yang sehat. akhirnya menjadi kebiasaan anak meniru
Saat melakukan aktivitas sehari- orang tua atau orang di lingkungannya.
hari, orang tua adalah pendamping anak. Berdasarkan beberapa hasil
Peran mereka sangat penting untuk penelitian di atas, ternyata masih banyak
pertumbuhan anak, memiliki pengaruh orang tua dan anak yang kurang
yang besar dan menentukan kualitas memahami bagaimana berperilaku hidup
hidup masa depan, sehingga sikap anak bersih dan sehat. Kemudian pada situasi
sangat bergantung pada pola asuh. Jika dan kondisi yang tidak baik saat ini akibat
orang tua berperan aktif dan peduli terjadinya pandemi virus COVID 19 maka
terhadap kehidupan anaknya maka kelak sebaiknya dapat menjaga kesehatan dan
anak akan baik-baik saja, namun jika kebersihan diri dengan baik. Pada saat
orang tua tidak memperhatikan maka peneliti melakukan observasi di Kampung
anak tidak akan tumbuh dengan normal. Baru Pondok Cabe Udik, Rw 10, Kec.
Maka, orang tua harus memahami dan Pamulang, Kota Tangerang Selatan,
memahami permasalahan anak usia Banten. Masih terlihat banyak anak yang
sekolah yang sangat luas dan kompleks kurang memperhatikan kebersihan dan
terutama dari segi kesehatannya. kesehatan di lingkungan rumah khususnya
Anak usia sekolah merupakan kebersihan diri. Misalnya, kuku yang
kelompok usia kritis, karena pada usia panjang, kebiasaan tidak menggosok gigi,
tersebut mereka rentan mengalami rambut yang kotor, pakaian yang bau
gangguan kesehatan. Masalah yang timbul akibat keringat serta tubuh yang terlihat
pada anak usia sekolah bermacam-macam, kotor.
namun masalah yang biasanya muncul Selain itu, beberapa orang tua
adalah masalah kesehatan secara umum. nampaknya masih mengabaikan anaknya
Masalah umum yang dihadapi anak usia saat membuang sampah sembarangan.
sekolah biasanya terkait dengan masalah Oleh karena itu, peneliti berharap dapat
pribadi dan lingkungan, seperti memahami sejauh mana peran keluarga
menggosok gigi dengan benar, mempengaruhi PHBS pada anak sekolah
membersihkan diri, mencuci tangan dasar usia 10 sampai 12 tahun di kampung
dengan sabun, serta membersihkan kuku baru pondok Cabe Udik, Rw 10, Kec.
dan rambut. Pamulang, Kota Tangerang Selatan,
Menurut hasil penelitian (Berliana, Banten.
2016), analisis sebaran responden Kemudian dalam ajaran Islam,
didasarkan pada analisis peran orang tua tujuannya adalah agar manusia hidup
dengan kebiasaan hidup bersih dan sehat. bahagia. Salah satu perhatian dalam
Dari 50 responden dengan peran orang kehidupan Islam adalah kesucian dan
tua rendah, 41 siswa ( 75,9%) memiliki kebersihan. Melalui hidup sehat dan
gaya hidup bersih dan sehat bersih, kita dapat terhindar dari segala
diklasifikasikan sebagai rendah. Kemudian macam penyakit, Allah berfirman:
menurut hasil penelitian (Wulandari
2018), orang tua sebagian besar siswa di ‫ِن للاَِّ تَعَالَي‬ َ َ‫ل َما اِ ْست‬
َِّ ‫ط ْعت ُ ِّْم فَا‬ َّ ‫تَن‬
ِِّ ‫َظفُ ْوا ِب ُك‬
SD Margasana Kecamatan Karamatwatu
tidak berperan dalam pengajaran PHBS Artinya: “Bersihkan semuanya. Sungguh,
(47,6%). Allah Ta'ala membangun Islam ini di atas

2
Seminar Nasional Penelitian LPPM UMJ
Website: http://jurnal.umj.ac.id/index.php/semnaslit E-ISSN:2745-6080

dasar yang bersih. Kecuali semuanya sehat, dan dia selalu diperlakukan dengan
bersih, dia tidak akan masuk surga. (HR baik. Oleh karena itu, ketika ajaran yang
Ath-Thabrani). baik hati diperkenalkan kepada seorang
anak, dia akan langsung menerimanya
a. Keluarga dengan mudah. Karena Allah SWT telah
Fatmawati (2016: 26) mengartikan menentukan fitrah setiap anak, dan selalu
bahwa keluarga adalah lingkungan primer mendapatkan kebaikan sesuai fitrahnya.
bagi setiap anak. Dalam keluarga ini, Jika menyimpang dari keadaan kesehatan,
anak-anak dirangsang dan dikembangkan perilaku anak akan menjadi tidak normal,
melalui perkembangan biologis dan dan dapat ditentukan bahwa ada
pengembangan pribadi. Sadulloh (2015: kesalahan dalam melindungi fitrah
186) berpendapat bahwa keluarga adalah keselamatannya.
bentuk sosial kecil yang terdiri dari Anak akan meniru kebiasaan yang
beberapa individu yang berhubungan dilakukan sehari-hari dalam kehidupan
dengan keturunan, yaitu persatuan antara keluarganya. Bukan hanya berbicara,
orang tua dan anak yang belum menikah. tetapi juga meluas ke hal-hal selain bahasa
Anggotanya bersatu dan berkomitmen dan segi tingkah laku, anak akan
untuk kepentingan dan tujuan bersama. menyerap pola tingkah laku secara umum
Soelaeman dalam Shochib (2010: 17), dan kemudian melakukan tingkah laku
bahwa keluarga adalah sekelompok orang tertentu.
yang tinggal bersama di satu tempat, Maka dari itu, keluarga merupakan
setiap anggota keluarga merasakan salah satu kelompok kelembagaan terkecil
hubungan batin, pengaruh timbal balik, yang terdiri dari orang tua dan anak, orang
dan perhatian. tua dan anak berada dalam satu keluarga
Keluarga adalah bidang utama karena hubungan darah. Keluarga
pendidikan anak-anak. orangtua. Orang merupakan lingkungan hidup primer
tua berperan penting dalam setiap anak, oleh karena itu dalam
perkembangan kepribadian anak, terlepas lingkungan keluarga anak harus
dari apakah Kepribadian seorang anak memperoleh pendidikan karakter dengan
sangat bergantung pada pendidikan dan baik.
bimbingan yang ia terima dari orang Wulandari (2018 : 230), menyatakan
tuanya sejak ia masih kecil, karena dalam bahwa keluarga merupakan sebuah
keluarga anak tersebut akan mendapatkan lingkungan pertama. Keluarga juga bisa
pendidikan sebelum mengenyam disebut kelompok utama, bahkan bapak
pendidikan lain. Misalnya pendidikan dan ibu juga disebut sekolah pertama anak
formal yang bisa diterima anak di masa untuk memahami tingkah laku dan
depan. Keluarga terbentuk sebagai hasil kehidupan anak guna membentuk
dari hubungan perkawinan antara suami karakter masa depan mereka. Dalam
istri yang hidup bersama dan dilindungi keluarga ini, orang tua akan bercermin
serta dinikmati oleh Allah SWT seperti anak-anak, sehingga orang tua
(Djarmah,2014 : 45). dituntut untuk berperilaku baik di depan
Menurut Fakhrudin (2011: 153), anak anak-anaknya. Anak akan belajar banyak
dilahirkan dalam keadaan suci. hal dari orang dewasa di sekitarnya,
Lingkungan keluarga dan anak akan karena sifat anak terutama di masa
mempengaruhi dan membentuk keemasannya adalah mudah dan tertarik
kepribadian, tingkah laku dan mengikuti atau meniru hal-hal yang sering
kecenderungan mereka sesuai dengan dilihatnya. Namun masih banyak orang
bakatnya masing-masing. Namun yang tua yang belum mempengaruhi perilaku
terpenting adalah pengalaman masa anaknya, terutama PHBS yang sangat
kecilnya, yang bersumber dari suasana disayangkan.
kekeluargaan dimana ia tinggal. Khabar Arianto, Shaluhiyah, dan Nugraha
(hadits) nabi sallallaahu'alaihi wa sallam (2014: 131) mengemukakan bahwa orang
berisi bahwa gelar anak pada saat lahir tua adalah tempat sosial utama seseorang
lebih tinggi dari orang yang aman dan untuk berinteraksi dengan orang lain.

3
Seminar Nasional Penelitian LPPM UMJ
Website: http://jurnal.umj.ac.id/index.php/semnaslit E-ISSN:2745-6080

Seseorang tidak hanya belajar bagaimana orang tua di rumah. Ini bisa membentuk
berkomunikasi dengan orang tua, tetapi karakter anak di masa depan.
juga belajar berkomunikasi dengan semua
anggota keluarga lainnya, kita dapat b. Peran Keluarga/orang tua.
mengamati komunikasi antara orang tua Menurut Augustin (2015: 52),
dan anggota keluarga lainnya. keluarga memiliki peranan penting dalam
Menurut Fuad Ihsan dalam Wahyudi semua norma dan etika yang berlaku pada
(2014 : 294), Keluarga merupakan masyarakat dalam mengasuh anak, dan
lembaga pendidikan pertama dan budaya ini dapat diwariskan dari orang tua
terpenting dalam masyarakat, karena kepada keturunan yang menyesuaikan dan
manusia lahir dan besar dalam keluarga. mengembangkan masyarakat. Keluarga
Bentuk dan cara pengasuhan keluarga memiliki peranan penting untuk
selalu mempengaruhi tumbuh kembang meningkatkan kualitas sumber daya
setiap orang dan kepribadian. Pendidikan manusia, sehingga perlu ditanamkan
keluarga yang diterima akan menjadi pendidikan moral keluarga pada setiap
dasar pendidikan sekolah lanjutan bagi orang sejak dini. Namun, selain tingkat
anak-anak. pendidikan, moral pribadi juga menjadi
Roesminingsih dalam Wahyudi (2014: standar untuk mengukur sukses tidaknya
290) menyatakan bahwa keluarga sebagai pembangunan.
institusi pendidikan memiliki kriteria Peran dan tanggung jawab orang tua
sebagai berikut: terkait pengasuhan anak dalam keluarga
melampaui bentuk pengembangan
a) Sebagai pendidik pertama karakter, kualifikasi, dan pendidikan
Seorang anak, dia akan dididik oleh sosial, seperti membantu, menjaga
keluarganya. Sebagai pendidikan dasar, kebersihan rumah, serta menjaga
artinya pendidikan yang diberikan oleh kesehatan dan kesetaraan keluarga. Cara
keluarga adalah pendidikan dasar bagi mendidik anak juga dapat dicapai melalui
anak. Oleh karena itu, keluarga kesadaran keluarga, yaitu mereka adalah
memberikan landasan pendidikan bagi anggota keluarga. Dia memiliki orang tua,
anak-anak agar mereka dapat berkembang saudara kandung. Bahkan dalam keluarga
lebih jauh. ini, nenek, kakek dan kerabat lainnya
harus dihormati.
b) Sebagai pendidik utama Orang tua berperan penting dalam
Pendidikan yang diberikan oleh membantu anak menjalankan aktivitas
keluarga sangat penting karena anak sehari-hari untuk menjaga kesehatan
paling banyak menghabiskan waktu di pribadinya. Di sini, orang tua adalah guru
lingkungan keluarga dibandingkan dengan utama yang mengasuh anak-anaknya.
institusi lain. Karena keluarga memiliki Sebagai orang tua, mereka harus
pengaruh yang besar terhadap memperhatikan pertumbuhan dan
pertumbuhan anak. pengetahuan anak-anaknya. Namun jika
pola asuh yang salah dan orang tua tidak
Berdasarkan beberapa teori di atas memperdulikan pengetahuan anaknya,
dapat disimpulkan bahwa keluarga maka akan berdampak buruk. Oleh karena
merupakan sistem sosial terkecil yang itu, sebagaimana orang tua mengasuh
terdiri dari ayah, ibu, anak, dan setiap anak dengan memanjakannya, anak akan
keluarga memiliki perannya masing- tetap mengandalkan orang tuanya
masing. Anak ini adalah anak dari daripada menjadi orang tua sendiri tanpa
keluarga bahagia. Ketika anak mulai bantuan orang lain. (Suciwati & Noer aini,
memahami bahasa, mereka akan berpikir 2016).
kritis tentang banyak hal. Pertanyaan dari Ketika anak masih sangat kecil,
anak-anak harus dijawab dengan jawaban orang tua harus mulai membentuk
yang jujur dan memuaskan. Pendidikan karakter dan perilaku anak, Karena apa
kejujuran dan moral anak dimulai oleh yang orang tua ajarkan sejak usia dini
akan sangat mempengaruhi perilaku anak

4
Seminar Nasional Penelitian LPPM UMJ
Website: http://jurnal.umj.ac.id/index.php/semnaslit E-ISSN:2745-6080

di masa depan. Kemudian, Jika orang tua Apabila peran-peran tersebut


berhasil mendidik anaknya, maka anaknya dilakukan dengan benar, maka akan
akan tumbuh besar, begitu pula mendorong anak-anak untuk menjaga
sebaliknya. Jika orang tua tidak kebersihan dalam kehidupan sehari-hari.
mengajarkan atau peduli pada PHBS, Selain itu, di PHBS, orang tua berperan
maka anak tidak akan peduli dengan besar dalam mengawasi anaknya.
kesehatan dan lingkungannya. Kemudian menurut Widiyaningsih
Maryunani dalam Suciwati (2016: 2) dalam Rompas (2018: 2), peran orang tua
menunjukkan bahwa banyak anak yang bagi anak adalah selalu mengingatkan
sakit saat ini karena kurangnya mereka akan kebiasaan hidup bersih dan
pengetahuan kebersihan diri. Oleh karena sehat, dan orang tua harus memiliki
itu, masalah harus segera diselesaikan dan kemampuan menjadi panutan atau
tindakan penanggulangan harus dilakukan panutan yang baik. Selain berperan
secepat mungkin. Pemerintah Republik sebagai panutan, orang tua juga harus
Indonesia kini merumuskan "Kebijakan mengawasi dan memastikan agar anaknya
Kesehatan Indonesia 2025". Salah satu dapat menggunakan PHBS dengan benar.
harapan pemerintah dengan kebijakan ini Hal ini karena semakin baik orang tua
adalah memberikan pelayanan kesehatan memperlakukan anaknya maka kehidupan
yang berkualitas dan memperoleh jaminan anaknya akan semakin bersih dan sehat.
kesehatan, meskipun masyarakat Berdasarkan teori di atas, dapat
terlindungi dalam kesehatan dasarnya. disimpulkan bahwa orang tua memegang
Suciwati dalam Armuniati (2016: 2), peranan penting dalam perkembangan
bahwa perilaku sehari-hari orang tua akan fisik dan kesehatan anaknya. Orang tua
berdampak pada anak, salah satunya rela berkorban demi kebahagiaan
adalah PHBS yang dilakukan oleh anaknya, membimbing anaknya dan
keluarga. Anak usia sekolah memiliki memberikan teladan dalam segala hal agar
kebiasaan yang dibudidayakan dalam anaknya bisa menjadi lebih baik dan
keluarga. Kebiasaan tersebut antara lain menjadi anak yang hidup sehat.
menggosok gigi setelah makan dan
sebelum tidur, menutup mulut dan hidung c. Perilaku Hidup Bersih dan Sehat
saat bersin dan batuk, mencuci tangan (PHBS)
secara teratur setelah sarapan pagi, pergi Menurut Notoatmodjo dalam
ke toilet dan makan, minum susu dan Kadiyono (2019: 1), PHBS merupakan
tidur teratur selama 24 jam dalam waktu 7 serangkaian perilaku berbasis kesadaran
jam. Hingga 8 jam, lalu konfirmasi belajar dapat membantu masyarakat
identitas Anda. Makanan yang baik untuk berperan dalam bidang kesehatan dan
kesehatan. Menurut penelitian Graha berperan aktif dalam pencapaian
dalam Rompas (2018: 2), orang tua kesehatan masyarakat. Menjaga kesehatan
berperan penting dalam pendidikan, serta kebersihan mengacu pada perilaku
menjadi panutan bagi anak, memberikan yang dijaga, dilindungi, dan tingkatkan
nasehat dan mengingatkan anak untuk kesehatan untuk menjaga semua perilaku
selalu menjaga kebersihan diri. diri sendiri, keluarga, dan masyarakat.
Green dalam Rihiantoro (2016: 162) PHBS seseorang sangat erat kaitannya
mengemukakan bahwa perilaku kesehatan dengan peningkatan kesehatan individu,
anak dipengaruhi oleh berbagai faktor keluarga, komunitas dan lingkungannya.
pendukung, Salah satunya pendukungnya (Kadiyono, 2019).
yaitu peran orang tua, karena Nur adliani (2015: 110)
menggambarkan rangkaian perilaku mengemukakan bahwa memiliki tubuh
interpersonal berdasarkan karakteristik yang sehat adalah kondisi yang sangat
tertentu. Peran orang tua terbagi menjadi ideal. WHO mengartikan kesehatan
empat macam, yaitu: sebagai pendidik, sebagai kondisi yang ideal karena bebas
motivator, panutan (role model) dan penyakit dan dapat hidup sejahtera.
fasilitator. Pencapaian derajat kesehatan yang baik
tidak membedakan jenis kelamin,

5
Seminar Nasional Penelitian LPPM UMJ
Website: http://jurnal.umj.ac.id/index.php/semnaslit E-ISSN:2745-6080

keyakinan agama, dan tingkat sosial yang bertujuan untuk menjaga kesehatan
ekonomi. Ini hak setiap orang. fisik dan mental. Kebersihan diri meliputi:
Kemudian menurut Subrayan kebersihan kulit, gigi dan mulut,
(2020: 10), pola hidup sehat merupakan kebersihan rambut,mata,hidung dan
kebiasaan yang membutuhkan kesabaran telinga,kaki dan kuku,kebersihan alat
dalam memberi nama setiap anak dan kelamin serta kerapihan pakaian.
harus dimulai secepatnya. Semua anak Menurut Perry dalam Upa (2020:
Indonesia juga berhak atas hidup sehat 22), akibat kurangnya perhatian terhadap
dan akses ke layanan kesehatan yang personal hygiene, biasanya timbul dua
layak. Dengan mengikuti pendidikan macam efek yaitu: efek fisik dan efek
kesehatan PHBS, seseorang dapat psikososial.
memperoleh jiwa yang sehat. Pendidikan a) Efek fisik meliputi: penyakit fusi kulit,
kesehatan PHBS merupakan salah satu penyakit mukosa mulut, infeksi mata
perilaku yang berkaitan dengan kegiatan dan telinga, dan penyakit kuku.
masyarakat yang didasarkan pada b) Pengaruh psikososial meliputi:
kesadaran kesehatan untuk mencegah gangguan pada kebutuhan akan
penyakit dan secara aktif kenyamanan, gangguan pada
melaksanakannya. Ciptakan lingkungan kebutuhan akan cinta dan dicintai,
yang sehat melalui olah raga teratur, hambatan kebutuhan harga diri,
perkelahian, istirahat dan gaya hidup yang hambatan realisasi diri, dan
baik. hambatan interaksi sosial.
Menurut Notoatmodjo dalam Zitty
A.R Koem (2015 : 291), setelah faktor Proverawati dalam Julianti (2018:
lingkungan yang mempengaruhi 13), meyakini bahwa PHBS mencerminkan
kesehatan individu, kelompok atau gaya hidup keluarga yang sehat dan selalu
komunitas, PHBS menempati urutan memperhatikan serta menjaga kesehatan
kedua. Perilaku ini melibatkan pentingnya seluruh anggota keluarga. Definisi lain
kebersihan pribadi, sikap terhadap dari PHBS adalah melakukan segala
penyakit atau masalah kesehatan lainnya. perilaku kesehatan yang menjadi
Kemudian menurut Desak dalam Lina perhatian masyarakat agar dapat
(2016: 94) pengaruh faktor perilaku membantu dirinya sendiri di dinas
terhadap kualitas kesehatan adalah 30% kesehatan serta berperan aktif dalam
sampai 35%. Oleh karena itu, kita perlu kegiatan kesehatan masyarakat. PHBS
melakukan segala cara untuk mengubah merupakan cara manusia untuk mencegah
perilaku yang tidak sehat menjadi perilaku (mencegah penyakit atau gangguan
yang sehat agar dapat hidup sehat. kesehatan) dan mempromosikan
Menurut Notoatmodjo dalam lina (memperbaiki kondisi kesehatan),
(2016: 94), berbagai informasi tentang sehingga dapat dikatakan salah satu pilar
PHBS dan contoh langsung yang diberikan "Indonesia 2010 Health" (www.dinkes) .go
dalam bentuk tindakan praktek .Indo ).
diharapkan siswa terus Hal ini ditekankan oleh Organisasi
mempraktekannya. Selain itu, untuk Kesehatan Dunia (WHO), yaitu
mendukung proses tersebut diperlukan meningkatkan kemampuan masyarakat
sarana dan prasarana yang memadai dalam memelihara dan meningkatkan
untuk mewujudkan gaya hidup sehat kesehatan fisik, mental, dan sosial
dalam kehidupan sehari-hari. sehingga produktif secara ekonomi dan
Kemudian Perry dalam Upa (2020: sosial. PHBS masih menjadi perhatian
22) mengemukakan bahwa kebersihan khusus pemerintah. Terlihat dari posisi
mengacu pada kotoran tanpa debu, bakteri PHBS bahwa PHBS merepresentasikan
dan bau. Kebersihan melibatkan banyak peningkatan kesehatan dan realisasi dari
aspek, termasuk kebersihan pribadi dan rencana Sustainable Development Goals
kebersihan lingkungan. Kebersihan diri, (SDGs) 2015-2030. PHBS merupakan
disebut juga dengan personal hygiene, strategi pencegahan yang berdampak
merupakan salah satu jenis perawatan diri jangka pendek terhadap kesehatan tiga

6
Seminar Nasional Penelitian LPPM UMJ
Website: http://jurnal.umj.ac.id/index.php/semnaslit E-ISSN:2745-6080

tingkat regional yaitu sekolah, keluarga, Tahap perkembangan selanjutnya


dan masyarakat. (Sanussi, 2020). adalah siswa sekolah dasar berusia sekitar
Harapannya perilaku ini bisa 6-12 tahun dan siswa sekolah dasar
dilakukan oleh semua golongan berusia antara 10-12 tahun. Anak usia
masyarakat, termasuk anak usia sekolah. sekolah dasar memiliki karakteristik yang
Banyak faktor yang mempengaruhi PHBS berbeda-beda, seperti bermain, bergerak,
seperti kebiasaan keluarga, lingkungan bekerja dalam kelompok, menikmati
masyarakat, sekolah atau guru yang tidak perasaan atau melakukan sesuatu secara
memberikan teladan atau teladan, dan langsung. PHBS merupakan langkah yang
anak itu sendiri. Kebiasaan yang terbentuk harus dilakukan semua pihak untuk
setiap hari tidak dapat meningkatkan melindungi nyawa dari penyakit agar
kesadaran anak. Anak ini tidak dapat perilaku dapat ditanamkan sejak usia
melakukan hal-hal atau perilaku yang anak. Mengenai peran anak dalam
diharapkan dari anak yang sehat, cerdas, perilaku kebersihan diri, ditinjau dari
dan ceria. kebersihan lingkungan sekolah, sikapnya
Menurut Notoadmodjo dalam terhadap perilaku hidup sehat. Anak
Wulandari (2018: 230), PHBS hendaknya menjaga sikap diri untuk
berkomitmen untuk meningkatkan menunjukkan kondisi fisik yang baik dan
pengetahuan, sikap dan perilaku pribadi terhindar dari berbagai penyakit melalui
melalui saluran komunikasi terbuka, olah raga yang teratur, karena kesehatan
memberikan informasi dan pendidikan merupakan faktor terpenting bagi
untuk meningkatkan pengetahuan, sikap keberhasilan, kebahagiaan dan
dan perilaku pribadi melalui kesejahteraan hidup manusia. (Kadiyono,
kepemimpinan, sehingga memberikan 2019).
pengalaman belajar (Advocacy), Menurut penelitian Solehati dalam
menciptakan suasana (social support) dan Rusdiyana (2019: 2), siswa SD merupakan
meningkatkan kekuatan masyarakat kelompok terbesar dalam kelompok umur
(empowerment). ini yang wajib menuntut ilmu. Sekolah
saat itu merupakan lembaga sosial yang
d. Anak Sekolah Dasar Usia 10-12 Tahun. terorganisir dengan baik dengan wadah
Menurut Suwargarini et al. (2013: sumber daya manusia yang dapat
2), rentang usia 10-12 tahun merupakan mengubah perilaku anak dan
usia dimana anak mulai menunjukkan menyehatkan. Mahasiswa peserta didik
pengaruh konsep diri pada setiap anak. pada lembaga pendidikan dasar harus
Pramawaty dan Hartati (2012) juga berperan dalam mewujudkan hidup sehat
meyakini bahwa karakteristik dan dapat membangun lingkungan yang
perkembangan anak usia 10-12 tahun sehat dengan mengembangkan kebiasaan
meliputi perkembangan kognitif, moral, hidup bersih dan sehat.
sosial dan biologis. Anak-anak yang saat ini mengenyam
Perkembangan kemampuan kognitif pendidikan dasar sangat bergantung pada
membuat anak pada usia ini bersemangat kepala sekolah, sehingga guru kelas
untuk mendengarkan dan merupakan bagian penting dari
mempertimbangkan pendapatnya, serta pendidikan dasar, termasuk pembentukan
berusaha untuk tidak bergantung pada PHBS di sekolah. Sekolah bukan hanya
orang tuanya. Dengan kata lain, anak usia tempat anak-anak belajar, tetapi juga
9-12 tahun memiliki perkembangan tempat bersosialisasi dengan teman
kognitif yang lebih matang, sehingga dapat sebaya dan lingkungannya. Selain belajar
membentuk konsep diri yang positif. di sekolah, anak juga berinteraksi dengan
Pramawaty dan Hartati (2012) temannya, terutama pada jam sekolah.
mendukung teori ini yang menyatakan Seorang anak secara psikologis cenderung
bahwa sebagian besar anak usia sekolah meniru apa yang dilihatnya dalam
usia 10-12 tahun memiliki konsep diri kehidupan sehari-hari, diantaranya adalah
yang positif. perilaku sehat orang tua, perilaku keluarga
dan teman sekolah, sehingga faktor-faktor

7
Seminar Nasional Penelitian LPPM UMJ
Website: http://jurnal.umj.ac.id/index.php/semnaslit E-ISSN:2745-6080

tersebut juga akan mempengaruhi PHBS pertanyaan penelitian. Adapun teknik


anak. (Wulandari, 2018: 230 ). pengumpulan datanya adalah observasi,
Anak sekolah dasar adalah sasaran kuesioner atau angket dan dokumentasi.
yang sangat efektif untuk mengubah Sebelum melakukan penelitian dan
perilaku dan kebiasaan sehat. Selain itu, observasi, peneliti melakukan pra
siswa atau anak usia sekolah rentan observasi untuk mengetahui data tentang
terhadap masalah kesehatan, sehingga usia anak usia 10 sampai 12 tahun di
dapat mempengaruhi proses tumbuh Kampung Baru Pondok Cabe Udik yang
kembang dan prestasi akademik (Aswadi, digunakan untuk menentukan populasi
2017: 188). dan sampel. Peneliti hanyalah pengamat
independen. Pada penelitian ini dilakukan
2. METODE survei kuisioner pada anak usia 10 sampai
Penelitian ini dilakukan di Kampung 12 tahun di Kampung Baru Pondok Cabe
Baru Pondok Cabe Udik, Rw 10 Udik untuk mengetahui pengaruh peran
,Kecamatan Pamulang, Kota Tangerang keluarga terhadap PHBS.
Selatan, Banten. Penelitian ini
berlangsung selama 1 minggu pada tanggal 3. HASIL DAN PEMBAHASAN
27 februari 2021 – 05 maret 2021. Metode Sebelum proses pengambilan data,
yang digunakan pada penelitian ini yaitu dilakukan validasi instrumen kepada
metode penelitian jenis kuantitatif dengan ahli.Uji pakar dilakukan dalam bentuk
metode survei. pernyataan sebanyak 40 item, dan
pernyataan tersebut dinyatakan valid
dapat dilanjutkan dengan uji validitas atau
uji instrumen.
Selanjutnya dilakukan uji validitas
Gambar.1 Pengaruh variabel kepada anak usia 13 tahun. Total
Independent dan Dependent responden sebanyak 30 anak. Dari 40
pernyataan tersebut terdapat 37
Dimana : pernyataan valid. 3 item lainnya dapat
X : Peran Keluarga dinyatakan tidak valid karena <0,361.
Y : PHBS- kebersihan diri Selain itu, peneliti menggunakan software
:Pengaruh Variabel X terhadap versi SPSS 20 dengan rumus Cronbach’s
Variabel Y Alpha untuk menguji reliabilitas, dan
nilainya 0,942 lebih besar dari 0,060
Populasi penelitian ini adalah (0,942> 0,060). Dengan demikian telah
jumlah seluruh anak sekolah dasar usia 10 terbukti bahwa alat ukur pada penelitian
sampai 12 tahun di Kampung Baru Pondok ini tergolong reliabel.
Cabe Udik yang berjumlah 40 orang.
Dalam penelitian ini teknik pengambilan Tabel. 1 Hasil uji reliabilitas
sampel yang digunakan adalah non- Reliability Statistics
probability sampling. Teknik pengambilan Cronbach's N of Items
sampel adalah sampling jenuh (sensus Alpha
populasi). Menurut Sugiyono (2014: 118),
apabila semua anggota populasi dijadikan ,942 40
sampel maka disebut dengan teknik
sampling jenuh. Oleh karena itu karena Kemudian berdasarkan hasil uji
populasinya yang relatif kecil maka normalitas menggunakan Kolmogrov-
peneliti menggunakan teknik sampling Smirnov dengan residual unstandardized
jenuh untuk memilih sampel. Dengan cara telah diperoleh nilai signifikansi 0,198
ini, total 40 sampel yang digunakan dalam lebih besar dari 0,005 (0,198> 0,005).
penelitian ini. Maka disimpulkan bahwa varians dari
Untuk memperoleh data yang semua variabel berdistribusi normal.
dibutuhkan, peneliti menggunakan teknik
pengumpulan data berdasarkan

8
Seminar Nasional Penelitian LPPM UMJ
Website: http://jurnal.umj.ac.id/index.php/semnaslit E-ISSN:2745-6080

Tabel.2 hasil uji normalitas

Selanjutnya dilakukan uji Levene df1 df Sig.


homogenitas menggunakan uji leneve Statistic 2
diperoleh nilai P sig 0,849 > 0,005, dan ,164 2 37 ,849
untuk keputusan diperoleh nilai
signifikansi lebih besar dari 0,05. Maka Berdasarkan hasil uji linieritas
dapat disimpulkan bahwa semua variabel diperoleh nilai signifikansi variabel peran
bersifat homogen. keluarga terhadap PHBS sebesar 0,021
lebih besar dari 0,05 (0,021> 0,05) maka
Tabel.3 hasil uji homogenitas kedua variabel tersebut dapat dikatakan
Test of Homogeneity of linier.
Variances
Peran Keluarga
Tabel.4 hasil uji linieritas

Setelah menganalisis data menggunakan


uji regresi sederhana, Hasil perhitungan Selain itu juga untuk mengetahui
menunjukkan nilai> (842,656> 4,09), besarnya pengaruh variabel X (bebas)
terhadap variabel Y (terikat). Hasil
Tabel.5 hasil uji regresi sederhana pengujian diperoleh nilai koefisien
ANOVAa determinasi 0,957 atau KD = 0,957 X
Model Sum of df Mean F Sig. 100% = 95,7%. Artinya, peran keluarga
Squares Square berpengaruh terhadap PHBS pada anak
Regres 842,65 ,000 usia 10 sampai 12 tahun sebesar 95,7%.
5076,665 1 5076,665
sion 6 b
Berdasarkan hasil penelitian yang
Residu
1 228,935 38 6,025 telah diamati, upaya orang tua untuk
al
membentuk perilaku hidup bersih dan
Total 5305,600 39
sehat adalah dengan memberikan contoh
a. Dependent Variable: PHBS(kebersihan diri) kehidupan nyata dalam kehidupan
keluarga sehari-hari dan dengan
b. Predictors: (Constant), Peran Keluarga
memberikan wawasan dan praktek

9
Seminar Nasional Penelitian LPPM UMJ
Website: http://jurnal.umj.ac.id/index.php/semnaslit E-ISSN:2745-6080

langsung tentang manfaat menjaga 1. Berdasarkan analisis regresi


kebersihan dan mengetahui efek baik dan sederhana, menunjukkan bahwa
buruknya jika menerapkan atau tidak terdapat pengaruh pentingnya peran
perilaku hidup bersih dan sehat. keluarga terhadap PHBS pada anak
Kemudian telah diketahui bahwa orang usia 10 sampai 12 tahun dengan
tua memegang peranan penting dalam melihat signifikansi sebesar 0,000 <
perkembangan fisik dan kesehatan 0,05.
anaknya. Maka orang tua membimbing 2. Koefisien korelasi sebesar 0,978 yang
anaknya dan memberikan teladan dalam menunjukkan adanya pengaruh peran
segala hal, agar anaknya bisa menjadi keluarga terhadap PHBS pada anak
lebih baik dan menjadi anak yang hidup usia 10-12 tahun. Output yang
sehat. diperoleh pada uji koefisien
Hasil penelitian ini sejalan dengan determinasi sebesar 0,957 yang
teori Abraham dalam wulandari (2018 : berarti terdapat pengaruh peran
231), yaitu faktor yang mempengaruhi keluarga terhadap PHBS anak usia 10-
perilaku hidup sehat (khususnya anak) 12 tahun sebesar 95,7%. Artinya,
antara lain perlakuan orang tua dalam sekitar 4,3% PHBS pada anak
mendidik anaknya. Peran orang tua mungkin dipengaruhi oleh faktor lain.
merupakan faktor yang berpengaruh
signifikan terhadap perkembangan UCAPAN TERIMA KASIH
perilaku sehat anak, orang tua yang sering Penulis mengucapkan terima kasih
berinteraksi dengan anaknya dapat kepada Ibu Apri Utami Parta Santi, M.Si
mengajarkan kepada anaknya untuk selaku dosen pembimbing skripsi.
membentuk perilaku sehat sejak dini. Kemudian kepada bapak Basrowi, S.Kom
Menurut Sulistiyoningsih dalam selaku kepala RW 10 yang telah
Wulandari (2018 : 231), Jika orang tua memberikan izin untuk melaksanakan
tidak berperan aktif dalam membekali penelitian lapangan ini, sehingga penulis
anak dengan perilaku hidup bersih dan dapat melaksanakan penelitian ini di
sehat, maka dampaknya adalah anak kampung Pd. Cabe Udik, Rw 10 ,Kec.
rentan terhadap infeksi akibat pola hidup Pamulang,Kota Tangerang Selatan,
tidak sehat dan sehat, dan anak akan Banten. Dengan lancar tanpa halangan
meniru perilaku teman sebayanya, seperti suatu apapun.
jajan sembarangan, tidak memperhatikan
kebersihan pakaian yang digunakan, dan DAFTAR PUSTAKA
tidak memperhatikan kebersihan diri. A., Morissan. M.,dkk (2012). Metode
Penelitian Berliana (2016) juga Penelitian Survei. Jakarta: Kencana.
menunjukkan bahwa ada hubungan antara Agustin, P. (2015). Peran Keluarga Sangat
peran orang tua dengan perilaku hidup Penting dalam Pendidikan Mental,
bersih dan sehat di SDN 177 / IV Kota Karakter Anak serta Budi Pekerti
Jambi, dan perilaku orang tua selalu ditiru Anak. Jurnal Sosial Humanoria, 52.
oleh anak-anak. Anak usia sekolah dasar Ardiansyah, Y. (2013). Penyuluhan Dan
masih dipengaruhi oleh perilaku orang Praktik Phbs (Perilaku Hidup Bersih
terdekatnya, seperti orang tua, saudara, Sehat) Dalam Mewujudkan
dan teman sosial di dalam dan di luar Masyarakat Desa Perduli Sehat.
sekolah. Jurnal Inovasi dan Kewirausahaan.,
47 - 48
4. KESIMPULAN Arianto, S. Z. (2014). Perilaku Menggosok
Gigi pada Siswa Sekolah Dasar Kelas
Berlandaskan temuan peneliti yang V dan VI di Kecamatan Sumberejo.
dilaksanakan di RW 10 Kampung Baru Jurnal Promosi Kesehatan Indonesia
Pondok Cabe Udik tentang pengaruh , 131.
peran keluaga terhadap PHBS pada anak Aswadi, S. (2017). Perilaku Hidup Bersih
SD usia 10 sampai 12 tahun, memperoleh Dan Sehat (Phbs) Pada Siswa-Siswi
kesimpulan diantaranya : Sdk Rita Pada Kecamatan Kota

10
Seminar Nasional Penelitian LPPM UMJ
Website: http://jurnal.umj.ac.id/index.php/semnaslit E-ISSN:2745-6080

Komba Kabupaten Manggarai Kalalo, C. (2017). Pengaruh Pendidikan


Timur. Al-Sihah : Public Health Perilaku Hidup Bersih Dan Sehat
Science Journal, 188. (Phbs) Tentang Mencuci Tangan
Berliana, N. (2016). Hubungan Peran Terhadap Pengetahuan Siswa Kelas
Orangtua, Pengaruh Teman Sebaya V Dan Vi Di Sd Ypk Kuprik. Jurnal
Dengan Perilaku Hidup Bersih Dan Magistra, 2.
Sehat. Journal Endurance 1(2), 77. Kemenkes RI. Perilaku Keluarga Tentang
Depertemen Kesehatan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat.
RI.,(2011).Pembinaan Perilaku Jakarta: Kemenkes RI. 2012
Hidup Bersih dan Sehat di Kementerian Kesehatan.(2016). PHBS.
Berbagai Tatanan. Pusat Promosi http://promkes.kemkes.go.id/phbs.
Kesehatan. Lestari, S. H. (2016). Gambaran Perilaku
Djamarah, S. B. (2014). Pola Asuh Orang Hidup Bersih Dan Sehat (Phbs) Di
Tua dan Komunikasi Dalam Sekolah Pada Siswa Sd
Keluarga. Jakarta: Rineka Cipta. Kembangarum 02 Semarang Barat.
Fakhruddin, A. U. (2011). Terapan Jurnal Ilmu Keperawatan dan
Quantum Learning Untuk Keluarga. Kebidanan (JIKK), 3.
Yogyakarta: Laksana. Lina, H. P. (2016). Perilaku Hidup Bersih
Fatmawati. (2016). Peran Keluarga Dan Sehat (Phbs) Siswa Di Sdn 42
Terhadap Pembentukan Kepribadian Korong Gadang Kecamatan Kuranji
Islam Bagi Remaja. Jurnal Risalah Padang. Jurnal Promkes, 94.
27 (1), 17-31. Natsir, M. (2019). Perilaku Hidup Bersih
Hanief, Y. d. (2017). Stastistik Pendidikan. Dan Sehat (Phbs) Pada Tatanan
Yogyakarta: Deepublish Publisher. Rumah Tangga Masyarakat Desa
Irwandi.S,U. (2016). Peran Sekolah Dalam Parang Baddo. Jurnal Nasional Ilmu
Menumbuhkembangkan Perilaku Kesehatan (JNIK) , 55.
Hidup Sehat Pada Siswa Sekolah Nazir, M. (2014). Metode Penelitian.
Dasar (Studi Multi Situs Di Sd Bogor: Ghalia Indonesia.
Negeri 6 Mataram Dan Sd Negeri 41 Novrinda, (2017). Peran Orangtua Dalam
Mataram Kota Mataram Nusa Pendidikan Anak Usia Dini Ditinjau
Tenggara Barat). Jurnal Pendidikan, Dari Latar Belakang Pendidikan.
493. Jurnal Potensia, 42.
Jayanti.L, D. (2011). Perilaku Hidup Noviyanti, A. I. (2017). Dampak
Bersih Dan Sehat (Phbs) Serta Penyuluhan Tentang Anak Dan
Perilaku Gizi Seimbang Ibu Peran Orang Tua, Masyarakat Dalam
Kaitannya Dengan Status Gizi Dan Menciptakan Lingkungan Yang
Kesehatan Balita Di Kabupaten Sehat. Jurnal Pendidikan Dan
Bojonegoro, Jawa Timur. Jurnal Gizi Pembelajaran Sekolah Dasar, 81-82.
dan Pangan, 192. Pramawaty, N. (2012). Hubungan Pola
Julianti, R. N. (2018). Pelaksanaan Asuh Orang Tua dengan Konsep Diri
Perilaku Hidup Bersih Dan Sehat Anak Usia Sekolah (10-12 Tahun).
(Phbs) Di Lingkungan Sekolah. Jurnal Nursing Studies,1 (1), 87-92.
Jurnal Ilmiah Potensia, 13. Rihiantoro,(2016). Peran Orang Tua
Kadiyono, A. (2019). Peningkatan Dalam Kebiasaan Mencuci Tangan
Perilaku Hidup Bersih Dan Sehat Pada Anak Usia 6-8 Tahun. Jurnal
(Phbs) Berwawasan Lingkungan Ilmiah Keperawatan , 162.
Pada Siswa Sd Desa Cipacing Dan
Cilayung - Jatinangor. Jurnal Rompas, R. (2018). Hubungan Peran
Aplikasi Ipteks untuk Masyarakat, 1. Orang Tua Dengan Perilaku Hidup
Kadir. (2015). Stastiska Bersih Dan Sehat Anak Usia Sekolah
Terapan:Konsep,Contoh dan Di Sd Inpres. E-Journal
Analisis Data dengan Program Keperawatan (Ekp), 2.
SPSS/Lisrel dalam Penelitian. Rusdiyana. (2019). Pengaruh Edukasi
Jakarta: PT Raja Grafindo Perseda. Terhadap Pengetahuan Perilaku

11
Seminar Nasional Penelitian LPPM UMJ
Website: http://jurnal.umj.ac.id/index.php/semnaslit E-ISSN:2745-6080

Hidup Bersih Dan Sehat (Phbs) Sugiyono. (2014). Metode Penelitian


Siswa Kelas V Sdn Cindai Alus 1. Pendidikan Pendekatan Kuantitatif,
Jurnal Wahana-Bio, 2. Kualitatif, dan R&D. Bandung:
Riduwan. (2010). Dasar-dasar Stastiska. Alfabeta.
Bandung: Alfabeta. Sugiyono. (2015). Metode Penelitian
Sanusi, R. W. (2020). Pengembangan Kuantitatif,Kualitatif Dan RnD.
Buku Saku Kebersihan Diri (Kuku, Bandung: Alfabeta.
Tangan, Dan Kaki) Untuk Siswa Suryani, L. (2018). Faktor-Faktor Yang
Sekolah Dasar. Jurnal Pendidikan Mempengaruhi Perilaku Hidup
Minda, 2. Bersih Dan Sehat (Phbs) Siswa/I
Subrayan, A. (2020). Pengaruh Sekolah Dasar Negeri 37 Kecamatan
Pendidikan Kesehatan Mediavideo Tampan Kota Pekanbaru. Jka
Phbs Terhadap Pengetahuan Dan (Jurnal Keperawatan Abdurrab), 19.
Sikap Siswa Sd Negeri 87 Suwargarini, R. T. (2013). Gambaran
Palembang. Jurnal Hospital Science, Psikologis: Konsep Diri Pada Anak
10. Usia Sekolah Dasar di Wilayah
Suciwati dan Noer aini, .. (2016). Banjir Rob. Jurnal Ilmu
Pengaruh Pola Asuh Orang Tua Keperawatan dan Kebidanan(JIKK),
Dalam Menerapkan Kedisiplinan 2.
Perilaku Hidup Bersih Sehat Pada Upa, E. (2020). Kebersihan Diri Dan
Anak Sekolah Pada Anak Sekolah. Lingkungan Dalam Upaya
Jurnal Ilmu Keperawatan dan Pencegahan Penyakit Dan
kebidanan, 2. Meningkatkan Prestasi Belajar Anak
Sugiyono. (2013). Metode Penelitian Kelas Enam Sd Inpres Taudale
Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kabupaten Kupang. Jurnal
Kualitatif, dan R&D. Bandung: Pengabdian pada Masyarakat
Alfabeta. Kepulauan Lahan Kering, 66.
Wahyudi, D. (2014). Peran Keluarga Jawa Tengah. Jurnal Komunikasi,
Dalam Membina Sopan Santun Anak 17-18.
Di Desa Galis. Jurnal Wulandari, D.(2018). Pengetahuan Dan
mahasiswa.Unesa.Ac.Id, 290-294. Peran Orangtua Terhadap Perilaku
Warman, A. (2019). Tingkat Pengetahuan Hidup Bersih Dan Sehat Pada Siswa
Dan Perilaku Hidup Bersih Dan Sd Di Kecamatan Kramatwatu
Sehat (Phbs) Siswa Sekolah Dasar Serang. Jurnal Dunia Kesmas, 226 -
Negeri 04 Kecamatan 2x11 230
Kayutanam Kabupaten Padang Zitty A.R Koem, B. J. (2015). Hubungan
Pariaman. Jurnal Stamina, 124. Antara Pengetahuan Dan Sikap
Wijayanti, U. d. (2019). Implementasi Dengan Perilaku Hidup Bersih Dan
Delapan Fungsi Keluarga di Provinsi Sehat (Phbs) Pada Pelajar Di
Sd Inpres Sukur Kecamatan Airmadidi
Kabupaten Minahasa Utara.
Pharmacon. Jurnal Ilmiah Farmasi,
291.

12
Science Midwifery, Vol 10, No. 01, October 2021 ISSN 2086-7689
Contents lists available at iocspublisher

Science Midwifery
journal homepage: www.midwifery.iocspublisher.org

The Relationship Of Clean And Healthy Living Behavior To The Risk Of


Worms In Children At SD Negeri No 095130 Senio Bangun Mount
Malela District Simalungun Regency
1Sri Rahma Friani, 2Pinondang H.Siregar, 3Deswidya Sukrisna Hutauruk, 4Iin Octaviana Hutagaol
1,2,3Facultyof Health, Universitas Efarina, Indonesia Faculty of Health, Universitas Efarina, Indonesia
4School Health Science of Widya Nusantara Palu, Untad 1, Palu City, 94119, Indonesia

ARTICLE INFO ABSTRACT


The prevalence of helminthiasis in Indonesia based on research is still high, around 60-80% knowing the
relationship between clean and healthy living behavior with the risk of helminthiasis in children at State
Elementary School Number 095130 SenioBangun. This type of research is analytic. The sample of this
study were all students in grades IV, V SD. as much as 37 . The results obtained based on hand washing
Keywords: are known from 37 students the majority of respondents wash their hands well on students who are not at
PHBS, risk as many as 14 respondents (60.9%), based on snack consumption it is known that from 37 students
Worms Risk the majority of respondents consume good snacks on risky students as many as 16 respondents ( 76.2%)
and based on the use of latrines, it is known from 37 students the majority of respondents use good
latrines for students who are not at risk as many as 12 respondents (54.5%). It is hoped that this research
can be input for teaching staff and health workers to improve the quality of health services and education
as well as information on clean and healthy living behavior by providing counseling.
E-mail:
rahma.friani@gmail.com
pinondang_aja@yahoo.co.id Copyright © 2021 Science Midwifery.
sukrisna.hutauruk@gmail.com
iinhutagaol@stikeswnpalu.city
1. Introduction
Clean and Healthy Life Behavior (PHBS) are all health behaviors that are carried out with awareness so
that family or family members can help themselves in the health sector and play an active role in health
activities in the community (Depkes RI, 2008).
Worms are one of the diseases that still occur in the community but get less attention (neglected
diseases). Diseases that are included in neglected diseases do not cause outbreaks that appear suddenly or
cause many victims, but are diseases that slowly undermine human health, cause permanent disability,
decrease children's intelligence and can eventually cause death.
Worm disease is one of the public health problems in Indonesia. From the results of the study, it
turns out that the prevalence of worm disease is still high, namely 60-80%. This prevalence is caused by
the tropical climate and high humidity in Indonesia, which is a good environment for the development of
worms, as well as poor sanitation and hygiene conditions (Azwar, 2009).
Worms or often called worms are endemic and chronic diseases caused by parasitic worms with a
high prevalence, not lethal, do not interfere with the health of the human body, resulting in reduced
nutritional conditions and public health. , tapeworm Taenia solium and hookworm Ancylostoma duodena
(Priyoto, 2015).
One of the symptoms that are often caused by a worm infection is vomiting and diarrhea. In
addition, Ascaris lumbricoides which is a type of stomach worm commonly found in children can cause
death due to blockage of the small intestine and bile duct. worms including intestinal nematodes. Most of
these nematodes are still a public health problem (Priyoto, 2015).
Health development as one of the national development efforts is directed at achieving
awareness, willingness, and ability to live a healthy life for every resident in order to realize optimal
public health degrees. Efforts to achieve optimal public health are always pursued and involve all aspects
of life, both psychological, mental and social (Sitorus H, 2008).
The worm problem control program is an infectious disease control directly integrated with the
diarrheal disease control program with the aim of reducing the prevalence of helminthiasis so that it can
support improving the quality of human resources in order to realize healthy Indonesian people in 2010,
increasing the intelligence of elementary school children in order to improve human resources and
improve the health of school children. through empowerment of clean and healthy living behavior
(Profile of North Sumatra Province, 2012).

Page | 456
Science Midwifery is Licensed under a Creative Commons Attribution-NonCommercial 4.0 International License (CC BY-NC 4.0)
The relationship of clean and healthy living behavior to the risk of worms in children at sd negeri no 095130 Senio bangunmount malela district Simalungun
regency (sri rahma friani)

In Indonesia, the prevalence of intestinal worms is still very high, especially in toddlers and
elementary school age children. In the long term, intestinal worms in children can have an impact on
impaired ability to learn. Elementary school age children are a group of people who are expected to grow
into potential human resources in the future. So it needs to be considered and prepared to be able to grow
perfectly both physically and intellectually (Depkes RI, 2006).
Clean and Healthy Living Behavior (PHBS) is one of the strategies launched by the Ministry of
Health to achieve the 2015 Millennium Development Goals through the formulation of the vision and
mission of Healthy Indonesia, as aspired by all Indonesian people in welcoming the Millennium
Development Goals (MDGs) (Sitorus H, 2008).
According to Zitty's research (2014) the relationship between knowledge and attitudes with clean
and healthy living behavior (PHBS) in students at SD InpresSirkur, Airmadidi District, North Minahasa
Regency. The results of the statistical test showed that there was a significant relationship between
students' knowledge and clean and healthy living behavior (p = <0.001), as well as the statistical test
results between student attitudes and clean and healthy living behavior which showed a significant
relationship (p = <0.005).
The human factor is personal hygiene. Personal hygiene is the effort of a person to maintain and
enhance his or her own health which includes maintaining cleanliness, healthy food, regular way of life,
increasing endurance and physical health, avoiding disease, and health checks. In relation to helminth
infections, several researchers have shown that school age is the group that is often affected by worms
because they often have contact with the ground. Worm disease is transmitted by dirty hands and long
nails. One of the causes of the spread of worm disease is personal hygiene that is still poor (Priyoto,
2015).
Personal hygiene is closely related to environmental sanitation, meaning that when performing
personal hygiene it must be followed or supported by good environmental sanitation.
According to Fitri's research (2012) on the analysis of risk factors for worm infection in
elementary school students in the East Angkola sub-district, South Tapanuli district. The results of the
chi-square test obtained p value = 0.000, it can be concluded that there is a significant relationship
between latrines and helminth infections. Hand washing habits have a significant effect on the incidence
of helminth infections. The results of the chi-square test obtained p value = 0.000, it can be concluded
that there is a significant relationship between hand washing habits and helminth infections.
Because of the high number of children who are at risk of getting worms, the researchers are
interested in conducting research on "The Relationship of Clean and Healthy Life Behavior (PHBS) to the
Risk of Worms in Children in SD Negeri No. 095130 SenioBangun, GunungMalela District, Simalungun
Regency in 2021". The purpose of this study was to determine the relationship between clean and healthy
living behavior (PHBS) on the risk of helminthiasis in children at SD Negeri No 095130 SenioBangun,
GunungMalela District, Simalungun Regency in 2021.

2. METHOD
This research method is quantitative and analytical, which is to find out how the Relationship of Clean
and Healthy Life Behavior (PHBS) to the Risk of Worms in Children at SD Negeri No 095130
SenioBangun, GunungMalela District, Simalungun Regency in 2021 with an observational design
through a cross-sectional approach. This research was conducted in August 2021 at SD Negeri No.
095130 Senio Bangun, Gunung Malela District, Simalungun Regency. The population in this study were
all 37 children. Samples were taken by total sampling. The instrument used in this study was a
questionnaire. Data analysis used univariate analysis and bivariate analysis use with chi square.

Page | 457
Science Midwifery is Licensed under a Creative Commons Attribution-NonCommercial 4.0 International License (CC BY-NC 4.0)
Science Midwifery, Vol 10, No. 01, October 2021 ISSN 2086-7689
Contents lists available at iocspublisher

Science Midwifery
journal homepage: www.midwifery.iocspublisher.org

3. RESULTS AND DISCUSSION


• Descriptive Analysis
TABLE 1
THE HABIT OF HAND WASHING
No Washing Hands Frequency (f) Percentage (%)
1. Bad 14 37,8
2. Good 23 62,2
Result 37 100
Based on the table above, it can be seen that the majority of students washing their hands at
school are in the good category, namely 23 people (62.2%), and the minority in the bad category,
namely 14 people (37.8%).

TABLE2
THE HABITS OF CONSUMING SNACK AT SCHOOL
No Eat Snacks Frequency (f) Percentage (%)
1. Bad 16 43,2
2. Good 21 56,8
Result 37 100
Based on the table above, it can be seen that the majority of students consuming snacks at school
are in the good category, namely 21 people (56.8%), and the minority in the bad category, namely
16 people (43.2%).

TABLE3
THE LATRINE HABITS AT SCHOOL
No Use the Latrine Frequency (f) Percentage (%)
1. Bad 15 40,5
2. Good 22 59,5
Result 37 100
Based on the table above, it can be seen that the majority of students using latrines at school are
in the good category, namely 22 people (59.5%), and the minority in the bad category, namely 15
people (40.5%).
TABLE4
DISTRIBUTION OF WORM RISK
No Worms Risk Frequency (f) Percentage (%)
1. Risky 21 56,8
2. No Risk 16 43,2
Result 37 100
Based on the table above, it can be seen that the majority of students based on the risk of worms at school
are in the
risk category, namely 21 people (56.8%), and the minority in the non-risk category, namely 16
people (43.2%)

• Hypotesis Testing
TABLE5
ANALYSISOF THE HABIT OF HAND WASHING WITH WORM RISK
No Washing Hands Worms Risk Amount P OR
Risky Not Risk Value

F % F % F %
1. Bad 12 85,7 2 14,3 14 100 0,007 1,679-51,875
2. Good 9 39,1 14 60,9 23 100
Result 21 56,8 16 43,2 37 100
Based on the table above, it can be seen that from 37 students the majority of respondents washed
their hands both in the non-risk group as many as 14 respondents (60.9%) and the minority in the
risk group as many as 9 respondents (39.1%).
Based on the results of the study above, the results of the Chi-Square test were obtained with a P
value of 0.007 (<0.05). These results indicate a relationship between hand washing and the risk
of worms. The results of this study are in line with the research of Sudarwanto (2010) who
conducted research on the relationship between clean and healthy living behavior in elementary

Page | 458
Science Midwifery is Licensed under a Creative Commons Attribution-NonCommercial 4.0 International License (CC BY-NC 4.0)
The relationship of clean and healthy living behavior to the risk of worms in children at sd negeri no 095130 Senio bangunmount malela district Simalungun
regency (sri rahma friani)

school students to the risk of worms in SD Negeri No. 205862 East Java found that washing
hands properly had a significant relationship with the incidence of intestinal worms
p=0.002<0.05. Hand washing is a useful habit to clean hands from dirt and kill germs that cause
harmful diseases.

TABLE6
ANALYSIS THE HABITS OF CONSUMING SNACK AT SCHOOL WITH WORM RISK
No Eat Snacks Worms Risk Amount P OR
Risky Not Risk Value

F % F % F %
1. Bad 5 31,3 11 68,8 16 100 0,009 0,033-0,610
2. Good 16 76,2 5 23,8 21 100
Result 21 56,8 16 43,2 37 100
Based on the table above, it can be seen that from 37 students the majority of respondents
consumed good snacks in the risk group as many as 16 respondents (76.2%) and the minority at
no risk as many as 5 respondents (23.8%).
Based on the results of the study above, the results of the Chi-Square test were obtained with a P
value of 0.009 (<0.05). These results indicate a relationship between eating snacks and the risk
of worms.
According to Sinarbakti (2010), healthy snacks are snacks that are nutritious and do not contain
harmful substances. The benefits are to be healthy and avoid disease. How to choose healthy
snacks, namely clean, away from trash cans, sewers, dust and fumes from motorized vehicles,
closed, not used to hold people, not too sweet and brightly colored, still fresh, not fried in dry
cooking oil, does not contain sweeteners, preservatives, flavoring agents, and artificial coloring
agents, not musty or rancid, not wrapped in old paper or newspapers, packaged in plastic or other
packaging and are clean and safe, see expiration date.
The results of this study are in line with research by Rusdinata (2013) who conducted research
on the relationship between clean and healthy living behavior in elementary school students to
the risk of worms in SD Negeri No. 106164 Sambirejo Timur, Medan Tembung District, found
that consuming healthy snacks had a significant relationship with the risk of intestinal worms
p=0.008<0.05.

TABLE7
ANALYSIS USE THE LATRINE WITH WORM RISK
No Use the Latrine Worms Risk Amount P OR
Risky Not Risk Value

F % F % F %
1. Bad 11 73,3 4 26,7 15 100 0,176 0,798-13,640
2. Good 10 45,5 12 54,5 22 100
Result 21 56,8 16 43,2 37 100
Based on the table above, it can be seen that from 37 students the majority of respondents used
good latrines in the non-risk group as many as 12 respondents (54.5%) and the minority in the
risk group as many as 10 respondents (45.5%).
Based on the results of the study above, the results of the Chi-Square test were obtained with a P
value of 0.176 (> 0.05). These results indicate that there is no relationship between using a latrine
and the risk of worms.
The results of this study are in line with research by Rusdinata (2013) who conducted research on
the relationship between clean and healthy living behavior in elementary school students to the
risk of worms in SD Negeri No. 106164 Sambirejo Timur, Medan Tembung District, found that
using the correct latrine had no significant relationship to the risk of worms p=1.00>0.05.
According to the researcher's assumptions, many elementary school students have less
understanding and understanding of clean and healthy latrines, they do not realize that using
unsanitary and unhealthy latrines can lead to reasoning of germs such as worms.

Page | 459
Science Midwifery is Licensed under a Creative Commons Attribution-NonCommercial 4.0 International License (CC BY-NC 4.0)
Science Midwifery, Vol 10, No. 01, October 2021 ISSN 2086-7689
Contents lists available at iocspublisher

Science Midwifery
journal homepage: www.midwifery.iocspublisher.org

4. CONCLUSION
Based on the results of the study, there was a relationship between hand washing and the risk of worms in
children in SD Negeri No. 095130 Senio Bangun, Gunung Malela District, Simalungun Regency in 2021,
p = 0.007 <0.05, There was a relationship between eating snacks and the risk of worms in children in SD
Negeri No. 095130 Senio Bangun, Gunung Malela Sub-district, Simalungun Regency in 2021, p=
0.009<0.05 and There is no relationship between using latrines and the risk of worms in children in SD
Negeri No. 095130 Senio Bangun, Gunung Malela District, Simalungun Regency in 2021, p=0.176>0.05

5. REFERENCES

[1] Azwar, S., Sikap Manusia Teori dan Pengukurannya,Yogyakarta:PustakaPelajar, 2009.


[2] Arikunto, 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta:Rineka Cipta.
[3] Depkes RI, 2006. Pedoman Pengendalian Cacingan. Jakarta :Departemen kesehatan Republik
Indonesia
[4] Depkes RI. 2008. Cuci Tangan Pakai Sabun Dapat Mencegah Berbagai Penyakit.Jakarta :Departemen
Kesehatan RI.
[5] Dirjen PPM-PL, 2006. Pedoman Program Pemberantasan Penyakit Kecacingan, Jakarta :Depkes RI.
[6] Fitri, 2012. Analisis Factor Resiko Infeksi Kecacingan Murid Sekolah Dasar Di Kecamatan Angkola
Timur Kabupaten Tapanuli Selatan.
[7] Muslim, 2010. Parasitologi untuk keperawatan. Jakarta : EGC.
[8] Purnawijayanti, 2012. Sanitasi higiene dan keselamatan kerja dalam pengolahan makanan. Jakarta:
EGC.
[9] Priyoto, 2015. Perubahan Dalam Perilaku Kesehatan Konsep dan Aplikasi. Yogyakarta: Graha Ilmu.
[10] Pusat Promosi Kesehatan, 2010. Pedoman Pengelolaan Promosi Kesehatan, Peningkatan Perilaku
Hidup Bersih dan Sehat (PHBS), Departemen Kesehatan RI
[11] Sinarbakti, 2010. PHBS di Sekolah, http://blogs.unpad.ac.id. Diaksestgl 23 Desember 2016
[12] Sitorus H, 2008. Pedoman Perawatan Kesehatan Anak. Bandung: Yrama widia
[13] Sudarwanto (2010) Hubungan Perilaku Hidup Bersih Dan Sehat Pada Siswa Sekolah Dasar Terhadap
Resiko Kecacingan Di Sekolah Dasar Negeri No. 205862 Jawa Timur
[14] Sumijatun, 2005. Konsep Dasar Keperawatan Komunitas. Jakarta : EGC
[15] Sumatera Utara, 2012. Profile Kesehatan Provinsi Sumatera Utara Tahun 2012.
[16] Sumatera Utara, 2010. Profile Kesehatan Provinsi Sumatera Utara Tahun 2010.
[17] Susila, 2015. Metode Penelitian Cross Sectional Kedokteran dan Kesehatan. Klaten: Katalog Dalam
Terbitan (KDT).
[18] Zaidina, 2008. Hubungan Perilaku Cuci Tangan Sebelum Makan Dan Kecacingan Pada Murid SD di
Kabupaten Pesisir Selatan Sumatera Barat.
[19] Zitty, 2014. Hubungan Antara Pengetahuan dan Sikap Dengan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat
(PHBS) Pada Pelajar di SD Inpres Sirkur Kecamatan Air madidi Kabupaten Minahasa Utara.

Page | 460
Science Midwifery is Licensed under a Creative Commons Attribution-NonCommercial 4.0 International License (CC BY-NC 4.0)
Advances in Health Sciences Research, volume 39
Proceedings of the 2nd Syedza Saintika International Conference on Nursing, Midwifery, Medical Laboratory Technology,
Public Health, and Health Information Management (SeSICNiMPH 2021)

The Effectiveness of Audiovisual Media on


Knowledge of School-Age Children About Clean and
Healthy Life Behavior Washing Hands as an Effort
to Prevent Covid-19
Vino Rika Nofia1*, Harinal2, Helena Patricia3,Etriyanti4, Rani Ika Fardila5
1,2,3,4,5
Stikes Syedza Saintika Padang
*Corresponding author. Email: vinorikanofia1511@gmail.com

ABSTRACT
Coronavirus Disease (Covid-19) is an infectious disease that is currently in the spotlight of the world community
including Indonesia since its appearance in 2019. To prevent the transmission of Covid-19, it is necessary to
conduct health education to increase children's knowledge and teach them how to live clean and healthy habits.
Healthy especially washing hands using soap and clean running water which is a protocol in preventing Covid-
19. The purpose of this study was to determine the effectiveness of health education with audiovisual media
about Clean and Healthy Lifestyle Behavior on handwashing on knowledge in school-age children as an effort to
prevent Covid-19 at State Elementary School 06 Balai Badak, Ampek Nagari District, Agam Regency in
2021.This type of research is a pre-experiment with a research design of One Group PretestPosttest. The
population in this study were all students of class II State Elementary School 06 Balai Badak, Ampek Nagari
District, Agam Regency as many as 12 people using the Total Population sample technique. Collecting data by
using a questionnaire. The data were processed computerized using Wilcoxon non-parametric statistical test.The
results of the study obtained that the average knowledge before being given health education (pretest) was 2.42
and after being given health education (posttest) was 7.25 with a p-value of 0.002.This study concludes that there
is an effect of health education with audiovisual media on Clean and Healthy Lifestyle Behavior on handwashing
on knowledge in school-age children as an effort to prevent Covid-19 at State Elementary School 06 Balai
Badak, Ampek Nagari District, Agam Regency in 2021. It is hoped that the school can facilitate children to
improve their ability to wash their hands properly and correctly.

Keywords: Covid-19, Health Education, Audiovisual, Clean and Healthy Lifestyle, Washing Hands

1. INTRODUCTION mouth, and nose by hands exposed to the


coronavirus. The body part that is the most
Coronavirus Disease 2019 (Covid-19) is common medium for the spread of the virus is the
an infectious disease that began with the emergence hands. Coronavirus can also be attached to other
of cases of pneumonia of unknown aetiology found objects, such as toys, money, doorknobs and others.
in Wuhan, Hubei, China at the end of 2019. On When these objects are held by the child and then
January 7, 2020, the Chinese government not cleaned immediately, it is very possible that the
announced that the cause of the case was a type of child can contract the Covid-19 disease.[2], [3]
coronavirus. which was later named SARS-Cov-2 The spread of Covid-19 can be prevented
(Severe Acute Respiratory Syndrome Coronavirus- by implementing a Clean and Healthy Lifestyle
2).[1] through washing hands with soap and clean running
The coronavirus that causes Covid-19 can water, eating nutritious food to keep the immune
spread through droplets when talking, coughing, system stable, exercising and taking care of the
and sneezing from people infected with the environment properly. The application of Clean and
coronavirus. This disease can also be transmitted Healthy Living Behavior is the best solution as
through physical contact such as touching and early anticipation in preventing the transmission of
shaking hands with sufferers and touching the face, the coronavirus to children. Maintaining a clean and

Copyright © 2021 The Authors. Published by Atlantis Press International B.V.


This is an open access article distributed under the CC BY-NC 4.0 license -http://creativecommons.org/licenses/by-nc/4.0/. 258
Advances in Health Sciences Research, volume 39

healthy lifestyle is very important to be applied children did not wash their hands. They also have
from an early age, namely in school-age children. not been able to practice the steps for washing
After all, children are prone to disease because hands using soap and clean running water properly
children's immune systems are not as strong as and correctly, so the children are still not used to
adults in general.[4] washing their hands independently. The results of
One of the indicators in Clean and Healthy the interview from the principal stated that at the
Living Behavior that can be done to prevent Covid- school there had been counselling about Covid-19
19 is washing hands using soap and clean running by the local health centre, but the implementation
water. Washing hands with soap according to WHO of health education, especially regarding the Clean
is the right way according to health because soap and Healthy Life Behavior program, washing hands
can kill germs or viruses that stick to the hands. using audiovisual media had never been carried out.
This effort that the community considers trivial can Based on this, the researchers researched the
make an important contribution to efforts to prevent effectiveness of audiovisual media about Clean and
Covid-19. To prevent the transmission of Covid-19, Healthy Life Behavior on increasing children's
it is necessary to conduct health education to teach knowledge. This research was conducted during the
how to live clean and healthy behaviours, especially Covid-19 pandemic and was carried out face-to-
washing hands using soap and clean running water face while still paying attention to health protocols,
properly and correctly, which is the protocol. in the namely applying social distancing and masks.
prevention of Covid-19.[5], [6]
A preliminary study was conducted by 2. METHODS
researchers on January 9, 2021, at the 06 State
Elementary School Balai Badak, Ampek Nagari This type of research is Pre-Experimental
District, Agam Regency. The school has with the One Group Pretest Posttest research
implemented limited face-to-face learning design. This research was conducted at the State
activities. Researchers got the results of interviews Elementary School 06 Balai Badak, Ampek Nagari
9 out of 10 grade II students said that hand washing District, Agam Regency onJune 4, 2021, which
is an ordinary handwashing activity. The children began with compiling a research proposal in
said they only wash their hands before and after January 2021 until making a report on the results in
eating. The results of the observations found that August 2021. The populationused in this study were
the school already provided handwashing facilities allstudents. Class II at State ElementarySchool 06
such as tap water, but the researchers did not see Balai Badak, Ampek Nagari District, Agam
hand soap that could be used during hand washing Regency in 2021 as many as 12 people. With a total
activities. Hand washing activities are still rarely population sampling technique.[7]
carried out, seen before entering the room some

3. RESULT AND DISCUSSION


Table 1. CharacteristicsofRespondentsby Age
Characteristics f %
Age
8 years 2 17%
9years 10 83%
Amount 12 100%

Table 2. CharacteristicsofRespondentsby Gender


Characteristics f %
Gender
Man 8 67%
Woman 4 33%
Amount 12 100%

Table 3. Average Knowledge of Respondents After being given Health Education (Posttest) with Audiovisual
Media about Clean and Healthy Lifestyles Washing Hands as an Effort to Prevent Covid-19
N Minimum Maximum Mean Std. Deviation
Pretest 12 1 6 2,42 1,443

259
Advances in Health Sciences Research, volume 39

Table 4. Average Knowledge of Respondents After being given Health Education (Posttest) with Audiovisual
Media about Clean and Healthy Lifestyles Washing Hands as an Effort to Prevent Covid-19
N Minimum Maximum Mean Std. Deviation
Posttest 12 6 10 7,25 1,357

Bivariate analysis was conducted to determine the effectiveness of audiovisual media on Clean and
Healthy Lifestyle Behavior on handwashing on knowledge of school-age children as an effort to prevent Covid-
19.

Table 5. Results of Bivariate Analysis


Meandifference N SD 95% Confidence P-Value
IntervalofThe Difference
Lower Upper
Pretestandposttest -4.83 12 .718
-5.289 -4.377 .002

Based on the results of the study, it was Ampek Nagari District, Agam Regency in
found that the average difference in knowledge 2021 beforebeinggivenhealtheducationwith
before and after being given health education with audiovisual media
audiovisual media on Clean and Healthy Lifestyle aboutCleanandHealthyLivingBehavior,
Behavior as an effort to prevent Covid-19 was 4.83. Handwashing as anefforttoprevent Covid-19 is
After the Wilcoxon non-parametric statistical test 2,42.
was carried out, the p-value = 0.002 (p-value≤
2. The average knowledge of school-age children
0.05). Then there is the effect of health education
at State Elementary School 06 Balai Badak,
with audiovisual media on Clean and Healthy
Lifestyle Behavior on handwashing on knowledge Ampek Nagari Sub-district, Agam Regency in
in school-age children as an effort to prevent 2021 after being given health education with
Covid-19 at State Elementary School 06 Balai audiovisual media about Clean and Healthy
Badak, Ampek Nagari District, Agam Regency in Lifestyle and Handwashing as an effort to
2021. prevent Covid-19 is 7,25.
Education through audiovisual media is 3. There is an effect of health education with
carried out because health education also plays a audiovisual media on Clean and Healthy
role in helping an individual to acquire and improve Lifestyle and Handwashing on knowledge in
his knowledge. The right knowledge can change a school-age children as an effort to prevent
person's behaviour in a better direction so that he Covid-19 at the 06 Balai Badak State
can take appropriate action. This health education Elementary School, Ampek Nagari District,
uses audiovisual media. The audiovisual media
Agam Regency in 2021 (p-value = 0,002).
used is a video containing information about Clean
and Healthy Lifestyle, washing hands as an effort to REFERENCES
prevent Covid-19. The video displays the material [1] R. I. Kementerian Kesehatan, “Pedoman
points in a concise, clear and easy to understand Pencegahan DAN Pengendalian
manner, of course, this can make it easier for coronavirus disease (COVID-19.”
children to understand in receiving information. Kemenkes RI Jakarta, 2020.
Health education on Clean and Healthy
[2] A. Y. Zukmadini, B. Karyadi, and K.
Living Behavior, hand washing as an effort to Kasrina, “Edukasi Perilaku Hidup Bersih
prevent Covid-19 for school-age children can dan Sehat (PHBS) dalam Pencegahan
provide a learning experience for children in Covid-19 kepada Anak-anak di Panti
creating awareness to apply healthy ways of life to Asuhan,” J. Pengabdi. Magister Pendidik.
improve their health, and this activity can also help IPA, vol. 3, no. 1, 2020.
the government's efforts in minimizing the number [3] T. P. Velavan and C. G. Meyer, “The
of cases of Covid-19 in the community. COVID‐19 epidemic,” Trop. Med. Int.
Heal., vol. 25, no. 3, p. 278, 2020.
4. CONCLUSIONS [4] A. Tabi’in, “Perilaku Hidup Bersih dan
1. The averageknowledgeofschool-agechildrenat Sehat (PHBS) pada Anak Usia Dini sebagai
State ElementarySchool 06 Balai Badak, Upaya Pencegahan Covid 19,” JEA (Jurnal

260
Advances in Health Sciences Research, volume 39

Edukasi AUD), vol. 6, no. 1, pp. 58–73, and E. F. Firdausy, Evaluasi Kebijakan
2020. Respon Pandemi Covid 19. Rumah
[5] Q. Aeni, F. Beniarti, and B. E. Warsito, Reformasi Kebijakan [Institute for Policy
“Pengaruh pendidikan kesehatan dengan Reform], 2020.
metode pemutaran video tentang phbs cuci [7] S. Notoatmodjo, “Metode Penelitian
tangan terhadap pengetahuan dan sikap,” J. Kesehatan, Cetakan Ke Tiga,” Pt Rineka.
keperawatan, vol. 7, no. 2, pp. 1–5, 2015. Jakarta, 2018.
[6] R. Nugroho, F. A. Suprapto, I. Widiastuti,

261

You might also like