Professional Documents
Culture Documents
Abstrack: Clean and healthy living behavior (PHBS) has the intention of motivating
children to play an important role in realizing health and fitness and one of the targets for
developing a health environment is school. The problems to be answered through this
research are: 1. What is the teacher's strategy in implementing clean and healthy living
behavior in elementary school age children at Madrasah Ibtidaiyah Miftahul Ulum
Sidowungu? and 2. What are the teacher's obstacles in implementing clean and healthy
living behavior for elementary school age children at Madrasah Ibtidaiyah Miftahul Ulum
Sidowungu?. This study uses a qualitative method with a special study approach. Data
collection techniques using interviews, observation, and documentation. The data analysis
technique uses the theory in Miles and Huberman's book, tests the validity of the data by
triangulation and adequacy of references. clean and healthy living behavior, conducting
clean Friday activities, providing hand sanitizer, providing adequate cleaning tools along
with sufficient water and soap supplies. 2) the implementation includes: giving students an
understanding of clean and healthy living behavior, always reminding before and after
carrying out activities they are required to wash their hands, apply discipline, carry out a
clean and healthy lifestyle. 3) Evaluation. While the obstacles faced have solutions to solve
them.
Keyword: Behavior, Clean Living, and Healthy Living.
Abstrak: Perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) mempunyai maksud untuk memotivasi
anak-anak untuk berperan penting dalam mewujudkan kesehatan kebugaran tubuh dan
salah satu sasaran pengembangan lingkungan kesehatan yaitu sekolah. Permasalahan
yang ingin dicari jawabannya melalui penelitian ini adalah: 1. Bagaimana strategi guru
dalam menerapkan perilaku hidup bersih dan sehat pada anak usia sekolah dasar di
Madrasah Ibtidaiyah Miftahul Ulum Sidowungu? dan 2. Apa saja kendala guru dalam
menerapkan perilaku hidup bersih dan sehat pada anak usia sekolah dasar di Madrasah
Ibtidaiyah Miftahul Ulum Sidowungu?. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif
dengan pendekatan studi Khasus. Teknik pengumpulan data menggunakan Metode
wawancara, observasi, dan dokumentasi. Teknik analisis data menggunakan teori dalam
buku Miles dan Huberman, uji keabsahan data dengan triangulasi dan kecukupan refrensi
adapun Hasil penelitian menunjukan bahwa strategi guru dalam menerapkan perilaku
hidup bersih dan sehat dengan melakukan tiga tahapan diantaranya 1) persiapan :
memperkenalkan, mengajarkan, menanamkan kepada siswa tentang perilaku hidup
bersih dan sehat, melakukan kegiatan jum’at bersih, menyediakan hand sanitizer,
menyediakan alat kebersihan yang memadai beserta persediaan air yang cukup juga
sabunnya. 2) pelaksanaan diantaranya : memberikan siswa pengertian tentang perilaku
hidup bersih dan sehat, selalu mengingatkan sebelum dan sesudah melakukan kegiatan
diwajibkan mencuci tangan, menerapkan kedisiplinan, melaksanakan pola hidup bersih
dan sehat. 3) Evaluasi. Sedangkan kendala yang dihadapi memiliki solusi untuk
memecahkannya.
Kata Kunci: Perilaku, Hidup Bersih, dan Hidup Sehat
74
THE JOER: Journal Of Education Research
P.ISSN: 2808-6139 │E.ISSN: 2808-5558
Vol 1 No 1 Oktober 2021
https://pedirresearchinstitute.or.id/index.php/THEJOER/index
PENDAHULUAN
Pendahuluan pada artikel memuat empat gagasan, yaitu: (a) latar belakang
penelitian, (b) masalah dan wawasan rencana pemecahan masalah, (c) solusi yang
ditawarkan, (d) pembahasan singkat tentang solusi (d) tujuan dan harapan tentang
manfaat hasil penelitian. Pencantuman istilah Pendahuluan berposisi sebagai subjudul
yang mengawali isi artikel. Oleh karena itu, istilah Pendahuluan tidak dapat diganti oleh
atau diberi subjudul lagi. Posisi Pendahuluan, ditulis langsung setelah abstrak.
Pada bagian pendahuluan ini diintegrasikan ringkasan isi latar belakang/konteks
penelitian, rumusan masalah/fokus penelitian, tujuan dan manfaat penelitian, ruang
lingkup, dan kajian pustaka. Untuk menjamin originalitas tulisan dan otoritas penulisnya,
pada bagian pendahuluan ini harus disertai rujukan dalam jumlah yang proporsional
(tidak terlalu banyak atau tidak terlalu sedikit), ringas, padat, dan langsung pada
persoalannya. Sajian informasi di dalamnya diarahkan pada tampilan hakikat masalah,
rancangan pemecahan masalah, dan rumusan tujuan dilakukan penelitian. Misalnya,
kerangka teoretiknya, kajian riset sebelumnya (terdahulu), aspek historisnya, dan lainnya.
Kutipan ahli diperlukan untuk ditulis dalam bab ini.
Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 Pasal 79 tentang kesehatan,
ditegaskan bahwa: Kesehatan Sekolah diselenggarakan untuk meningkatkan
kemampuan hidup sehat peserta didik dalam lingkungan hidup yang sehat
sehingga dapat belajar, tumbuh dan berkembang secara harmonis serta dapat
menjadikan sumber manusia yang berkualitas (Undang-undang Nomor 36, 2009).
Terdapat dalam peraturan menteri Kesehatan Republik Indonesia
No.2269/Menkes/Per/X/2011 telah diatur tentang pedoman (PHBS) diberbagai
tatanan termasuk di institusi Pendidikan. Sudah tidak disarankan lagi dengan
adanya penyelenggaraan perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS), akan tetapi
sudah diatur oleh Menkes dan tercantum pada UU Nomor 36 Tahun 2009 Pasal 79
(Diana, Susanti dan Irfan, 2014). Salah satu permasalahan yang serius dihadapi
bangsa Indonesia yaitu masalah kesehatan khususnya masalah kesehatan anak
usia sekolah. Masalah yang sering timbul pada anak usia sekolah yaitu perilaku,
gangguan perkembangan fisiologis hingga gangguan dalam belajar dan juga
masalah kesehatan umum. Masalah kesehatan umum yang terjadi pada anak usia
sekolah biasanya keterkaitan dengan kebersihan individu dan lingkungan seperti
gosok gigi yang baik dan benar, kebersihan diri, membuang sampah pada
tempatnya, serta kebiasaan cuci tangan memakai sabun (Gustina, Abdussalam dan
Saputra, 2018). Karena usia anak sekolah merupakan masa keemasan dimana anak
menanamkan nilai-nilai perilaku hidup bersih dan sehat (Koem, Joseph dan
Sondakh, 2015). Sekolah sebagai salah satu sasaran perilaku hidup bersih dan
sehat (PHBS) di tatanan instusi pendidikan. Hal ini disebabkan karena banyaknya
data yang menyebutkan bahwa munculnya sebagian penyakit yang sering
menyerang usia anak sekolah (usia 6-10). Dampak lainnya dari kurang
dilaksanakan perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) yaitu seperti suasana belajar
yang tidak mendukung karena adanya lingkungan sekolah yang kotor,
menurunnya semangat dan prestasi belajar di sekolah. Oleh karena itu,
penanaman nilai-nilai perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) di sekolah
merupakan kebutuhan yang dapat dilakukan melalui pendekatan usaha kesehatan
sekolah (UKS) (Maryunani, 2018).
Perilaku hidup bersih dan sehat di sekolah adalah sekumpulan perilaku
yang dipraktikkan oleh peserta didik, guru, dan masyarakat lingkungan sekolah
atas dasar kesadaran sebagai hasil pembelajaran, sehingga secara mandiri mampu
75
THE JOER: Journal Of Education Research
P.ISSN: 2808-6139 │E.ISSN: 2808-5558
Vol 1 No 1 Oktober 2021
https://pedirresearchinstitute.or.id/index.php/THEJOER/index
nyaman dengan keadaan lingkungan yang bersih. Maka tujuan penelitian ini adalah
mengkaji lebih mendalam tentang perilaku hidup sehat dan bersih di sekolah.
Sebab di masa pandemi ini kita harus melakukan PHBS untuk mengantisipasi
tertularnya Covid-19. alam hal ini peneliti menggunakan judul “Perilaku Hidup
Bersih dan Sehat Pada Anak Usia Sekolah Dasar (Studi Kasus Madrasah Ibtidaiyah
Miftahul Ulum Sidowungu)”.
METODE
Penelitian ini menggunakan metode kualitatif, yang bertujuan untuk
mengungap fakta kompeherensif tentang perilaku hidup bersih dan sehat pada
anak usia sekolah dasar di Madrasah Ibtidaiyah Miftahul Ulum Sidowungu. Jenis
penelitian yang peneliti gunakan yaitu pendekatan Studi Kasus. (Arif et al., 2021)
Jenis data yang digunakan pada penelitian ini yaitu daa primer dan data sekunder.
Data primer berupa hasil wawancara dengan kepala madrasah, guru kelas I B, guru
kelas II B, guru kelas III A, guru kelas IV B, guru kelas V B, guru kelas VI A di MI
Miftahul Uum Sidowungu. Sedangkan data sekunder berupa dokumen dan arsip
sekolah. dala mengumpulkan dan memperoleh data, peneliti menggunakan teknik
observasi, wawancara, dan dokumentasi. Untuk menganalisis data yang telah
diperoleh, peneliti menggunkan teknik analisis data dari Miles dan Huberman.
Teknik analisis data yang digunakan terdiri dari data reduction, data display dan
conclution drawing/verifications. Sedangkan uji keabsahan data menggunakan
teknik triangulasi metode, sumber, teori, dan kecukupan referensi.
77
THE JOER: Journal Of Education Research
P.ISSN: 2808-6139 │E.ISSN: 2808-5558
Vol 1 No 1 Oktober 2021
https://pedirresearchinstitute.or.id/index.php/THEJOER/index
“Kegiatan yang dilakukan biasanya ada jum’at bersih. Setelah kita melakukan
olahraga, biasanya anak-anak disuruh membersihkan sampah di halaman
yang ada disekitar. Dengan cara 1 anak 1 sampah, memungut sampah di
halaman sekolah biasanya seperti itu. Ya itu tadi kita melakukan setiap hari
jum’at, melakukan gerakan senam bersama. Setelah itu sampah yang ada
disekitar sekolah, kemudian kita mengambili sampah tersebut sehingga anak-
anak cepat selesai membersihkan dan harus membawa sampah. Jadikan,
lingkungan bersih. Jadi diterapkan ketika kita selesai olahraga. Evaluasinya ya
sangat bagus. Nantikan efeknya sangat jelas terlihat, ketika sebelum adanya
kegiatan pemungutan sampah dengan sesudahkan hasilnya sudah terlihat.”
Sedangkan menurut ibu NQY selaku guru kelas III A, beliau mengatakan
sebagai berikut:
“Yang pertama mengajarkan kepada anak-anak tentang pentingnya menjaga
kebersihan seperti membuang sampah pada tempatnya, dan kebiasaan-
kebiasaan bersih lainnya. Pertama anak-anak dikasih pengertian terlebih
dahulu, dalam pembelajaran bisa disisipkan tentang bagaimana cara
mengajarkan hidup bersih, seperti cuci tangan, jangan lupa mencuci tangan
sebelum atau sesudah kegiatan, terus jangan lupa juga membuang sampah
tidak sembarangan dengan membuang sampah pada tempatnya, juga tentang
pentingnya menjaga tanaman. Karena tanaman bagaimanapun sangat penting
untuk keindahan juga untuk oksigen, supaya sekolah tampak asri. Evaluasi itu
bermacam-macam,. Misalnya kita bisa menanamkan pada pendidikan
karakter. Nanti disitu ada penilaian sikap, penilaian itu kita sisipkan pada
anak-anak di dalam proses pembelajaran, nanti dipenilaian sikap itu ada ceklis
data, kita observasi anak-anak bagaimana-bagaimannya evaluasinya.”
79
THE JOER: Journal Of Education Research
P.ISSN: 2808-6139 │E.ISSN: 2808-5558
Vol 1 No 1 Oktober 2021
https://pedirresearchinstitute.or.id/index.php/THEJOER/index
3. Dalam mengevaluasi penerapan perilaku hidup bersih dan sehat yang telah
dilakukan siswa di MI Miftahul Ulum Sidowungu dilakukan dengan
bebeberapa cara diantaranya sebagai berikut.
a. Pemberian reward dan ucapan selamat kepada siswa yang telah
menerapkan perilaku hidup bersih dan sehat dengan baik, serta
pemberian bimbingan kepada siswa yang belum maksimal dalam
penerapannya.
b. Dilakukan pengamatan terhadap siswa.
80
THE JOER: Journal Of Education Research
P.ISSN: 2808-6139 │E.ISSN: 2808-5558
Vol 1 No 1 Oktober 2021
https://pedirresearchinstitute.or.id/index.php/THEJOER/index
Kendala guru dalam menerapkan perilaku hidup bersih dan sehat pada
anak usia sekolah dasar di Madrasah Ibtidaiyah Miftahul Ulum Sidowungu.
Menurut bapak IM selaku kepala Madrasah, beliau mengatakan sebagai berikut:
“Ya namanya perilaku berarti pembiasaan, tentu ada kendala disana. Kendala
yang utama adalah kurang pahamnya anak-anak, bahwa yang dilakukan itu
berdampak. Makanya kewajiban kami menunjukkan kepada anak-anak akibat
dari dilakukan kegiatan itu akan berakibat seperti ini. jadi, kita tunjukkan yang
namanya anak-anak kita bimbing, memang butuh bimbingan. Yang kedua
butuh contoh dari bapak ibu guru. Jadi, bapak ibu guru itu sebagai siswa.
Bagaimana itu hidup bersih. Kan anak-anak mencontoh kepada bapak ibu
guru. Penghambat paling utama ya tadi, kurang pahamnya mereka. Jadi
memang kadang namanya anak kecil kalau diarahkan buang sampah pada
tempatnya berakibat apa itu kan mereka kurang paham, butuh bimbingan dari
bapak ibu guru dengan sabar bahwa kalau dia membuang sampah pada
tempatnya berakibat lingkungan bisa bersih. Jadi memang mereka butuh
pemahaman. Kadang butuh sebuah aturan yang tegas juga, agar mereka bisa
melaksanakan dengan baik dan menjadikan sebuah kebiasaan dan menjadi
akhlaq bagi mereka. Kita pahamkan, kita tunjukkan salah satunya bahwa kalau
kalian bisa melaksanakan kegiatan hidup bersih ini, maka sekolah akan diakui
sebagai sekolah adiwiyata. Seperti kemarin anak-anak senang karena sekolah
ini sudah mendapat predikat tingkat kabupaten dan kedepannya insyaallah
diajukan menjadi sekolah adiwiyata tingkat provinsi.”
81
THE JOER: Journal Of Education Research
P.ISSN: 2808-6139 │E.ISSN: 2808-5558
Vol 1 No 1 Oktober 2021
https://pedirresearchinstitute.or.id/index.php/THEJOER/index
Sedangkan ibu LAKN selaku guru kelas 4B, beliau mengatakan sebagai
berikut:
“Pasti iya, bisa jdi itu juga untuk kepentingan bersama, dan pasti ada kendala.
Kendala yang pertama, kalau tidak diingatkan, anak-anak pasti lupa. Jadi
setiap sebelum dan sesudah makan untuk mencuci tangan dengan sabun,
kemudian pada saat selesai makan jajan, anak-anak harus membuang sampah
pada tempatnya. Kendalanya mungkin dari lupa, dari anak itu sendiri. Jadi kita
sebagai orang tua anak di sekolah harus sering-sering mengingatkan dan
bukan hanya mengingatkan, akan tetapi kita juga juga memberi contoh kepada
anak-anak tentang perilaku hidup bersih dan sehat itu penting. Faktor
penghambat kalau dari gurunya sendiri, faktor internalnya malas untuk
mencuci tangan, malas untuk membersihkan kelas. Kalau dari faktor eksternal,
bisa jadi dari lingkungan sekolah. biasanya pada saat mati lampu otomatis air
tidak bisa mengalir atau mati , jadi mereka terhambat mencuci tangan. Cara
mengatasi kendala tersebut, kita sebagai guru mengingatkan betapa
pentingnya hidup bersih dan sehat. Karena dengan hidup bersih dan sehat itu
kembali pada diri kita sendiri, diingatkan kemudian diberikan contoh, serta
memberikan motivasi kepada anak-anak, supaya disiplin dalam hidup bersih
dan sehat guna menciptakan lingkungan yang nyaman untuk belajar.”
Sedangkan menurut ibu NQY selaku guru kelas 3A, beliau mengatakan
sebagai berikut:
“Di temukan suatu kendala, tentunya itu pasti ada kendalanya. Kendalanya,
kadang setiap anak itu tidak sama, jadi apa yang kita lakukan, perilaku yang
kita ajarkan caranya juga tidak sama. Setiap anak punya gaya sendiri-sendiri.
Sehingga kitapun dalam mendidiknya, ya tidak sama. Ya harus mengikuti itu
karena setiap anak itu tidak sama. Faktor penghambat hidup bersih
sebetulnya itu kecil, di sekolah ini fasilitasnya juga ada, guru-guru juga sudah
banyak yang mengajarkan pembiasaan sehari-hari itu sudah ada. Kalau
penghambat mungkin itu dari siswa itu sendiri, terkadang banyak siswa kita
yang sebagaian kecil kurang sadarnya anak tentang pentingnya hidup bersih.
Yang pertama kita lebih membei motivasi kepada anak-anak akan pentinya
hidup bersih. Kita lakukan pembiasaan-pembiasaan baik seperti
mengingatkan selalu bahwasannya mencuci tangan dengan sabun, apa lagi
sekarang adanya Covid-19, jangan lupa memakai masker, ingat pesan ibu dan
lain sebagainya.”
siswa bisa disiplin dalam hidup bersih dan sehat guna menciptakan
lingkungan yang nyaman untuk belajar.
Pembahasan
89
THE JOER: Journal Of Education Research
P.ISSN: 2808-6139 │E.ISSN: 2808-5558
Vol 1 No 1 Oktober 2021
https://pedirresearchinstitute.or.id/index.php/THEJOER/index
KESIMPULAN
Strategi guru dalam menerapkan perilaku hidup bersih dan sehat pada
anak usia sekolah dasar di Madrasah Ibtidaiyah Miftahul Ulum Sidowungu yaitu
meliputi: a) Persiapan diantaranya memperkenalkan, mengajarkan, menanamkan
pentingnya menjaga kebersihan dan kesehatan, menyediakan peralatan
kebersihan yang memadai, persediaan air yang cukup, hand sanitizer. b)
Pelaksanaan diantaranya yaitu siswa selalu diingatkan berperilaku hidup bersih,
didalam pembelajaran disisipkan tentang cara hidup bersih dan sehat.
menerapkan kedisiplinan membuang sampah pada tempatnya, melaksanakan pola
hidup bersih dan sehat. c) Mengevaluasi dengan memberi reward dan ucapan
selamat kepada siswa, pemberian bimbingan juga pengamatan dan penilaian
terhadap siswa.
Kendala guru dalam menerapkan perilaku hidup bersih dan sehat pada anak
usia sekolah dasar di Madrasah Ibtidaiyah Miftahul Ulum Sidowungu yaitu: Kurang
pahamnya siswa. Cara mengatasinya dengan menunjukkan kepada siswa akibat
dari kegiatan, aturan yang tegas. Fasilitas yang belum lengkap dan kurangnya
kesadaran dari siswa. Mengatasinya, memberikan fasilitas yang lengkap dan
memberikan arahan kepada siswanya untuk berbudaya hidup bersih. Kurangnya
siswa dalam memperhatikan kedisiplinan. Dalam mengatasinya dibuatkan daftar
yang sering melakukan pelanggaran untuk tidak melakukan kebersihan. Sikap lupa
dan malas. Dalam mengatasi hal ini, selalu mengingatkan kepada siswa, memberi
contoh tentang perilaku hidup bersih dan sehat.
92
THE JOER: Journal Of Education Research
P.ISSN: 2808-6139 │E.ISSN: 2808-5558
Vol 1 No 1 Oktober 2021
https://pedirresearchinstitute.or.id/index.php/THEJOER/index
DAFTAR RUJUKAN
A.R Koem, Zitty dkk. “Hubungan Anatara Pengetahuan Dan Sikap Dengan Perilaku
Hidup Bersih Dan Sehat(PHBS) Pada Pelajar Di SD INPRES Sukur Kecamatan
Airmadidi Kabupaten Minahasa Utara.“ Jurnal Ilmiah Farmasi-UNSRAT, Vol.4,
No.4 (2015): 290-294,
https://ejournal.unsrat.ac.id/index.php/pharmacon/article/view/10219.
Arif, M. (2018). Model Pembelajaran Mandiri Dalam Mengembangkan Kemampuan
Belajar Siswa Sekolah Dasar. Journal of Islamic Elementary School, 3(2), 1–7.
Arif, M., Munfa’ati, K., & Kalimatusyaroh, M. (2021). Homeroom Teacher Strategy in
Improving Learning Media Literacy during Covid-19 Pandemic. Madrasah,
13(2), 126–141. https://doi.org/10.18860/mad.v13i2.11804
Anhusada, La Ode. “Penerapan perilaku Hidup Bersih dan Sehat Anak Usia Dini di
Tengah Pademi Covid 19,” Jurnal Obsesi, Vo. 5, No. 1 (2021): 463-475,
https://www.obsesi.or.id/index.php/obsesi/article/view/555.
Arifuddin, Ahmad dkk. “Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Perilaku Hidup
Bersih Dan Sehat (Phbs) Sebagai Upaya Pencegahan Demam Typhoid Pada
Siswa Sekolah Dasar,” Jurnal ‘Aisyiyah Medika, Vol. 6, No. 1 (2021): 308-321,
http://jurnal.stikes-aisyiyah-
palembang.ac.id/index.php/JAM/article/view/546/391.
Aryanti, Widya Safitri dkk. “Menjaga Kebersihan Sekolah Dan Karakter Peduli
Lingkungan Bagi Murid MI/SD Di Indonesia,” Jurnal Edukatif, Vol. 6, No. 1
(2020): 76-85,
https://journal.iaisambas.ac.id/index.php/edukatif/article/view/110/95.
Aswadi, Aswadi dkk. ”Perilaku Hidup Bersih Dan Sehat (PHBS) Pada Siswa-Siswi
SDK Rita Pada Kecamatan Kota Komba Kabupaten Manggarai Timur Propinsi
Nusa Tenggara Timur.” Al-Sihah :Public Health Science Journal, Vol. 9, No.2
(2017): 187-196.http://journal.uin-alauddin.ac.id/index.php/Al-
Sihah/article/view/3775.
Aulina, Choirun Nisak dkk. “Peningkatan Kesehatan Anak Usia Dini Dengan
Penerapan Perilaku Hidup Bersih Dan Sehat Di TK Kecamatan Candi
Sidoarjo,” Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat, Vol. 3, No. 1 (2019): 50-58,
http://journal.u-surabaya.ac.id/index.php/Axiologiya/index.
Chrisnawati, Yenie dkk. “Hubungan Sikap, Pola Asuh, Peran Orang Tua, Guru,
Sarana dengan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat,” Jurnal Ilmiah Kesehatan
Sandi Husada, Vol. 12, No. 2 (2020): 1101-1110, https://akper-sandikarsa.e-
journal.id/JIKSH/article/view/484/346.
Diana, Fivi Melva dkk. “Pelaksanaan Program Perilaku Hidup Bersih Dan Sehat
(HBS) DI SD Negeri 001 Tanjung Balai Karimun,“ Jurnal Kesehatan
Masyarakat, Vol.8, No.1 (2014): 46-51,
http://jurnal.fkm.unand.ac.id/index.php/jkma/article/view/123.
Fitriani, Veni. “Perilaku Hidup Bersih Dan Sehat Siswa Sekolah Dasar Negeri 20
Tanjung Lago Kabupaten Banyuasin,” Skripsi. Universitas Sriwijaya: 2018.
93
THE JOER: Journal Of Education Research
P.ISSN: 2808-6139 │E.ISSN: 2808-5558
Vol 1 No 1 Oktober 2021
https://pedirresearchinstitute.or.id/index.php/THEJOER/index
Friskarini, Kenti. “Pelaksanaan Cuci Tangan Pakai Sabun (Tantangan Dan Peluang)
Sebagai Upaya Kesehatan Sekolah Di Sekolah Dasar Negeri Kecamatan Bogor
Utara Kota Bogor,” Jurnal Ekologi Kesehatan, Vol. 19, No. 1 (2020): 21-34,
http://ejournal2.litbang.kemkes.go.id/index.php/jek/article/view/3058/16
12.
Gustina, Erni dkk. “Peningkatan perilaku sehat pada siswa sekolah dasar melalui
PHBS di Desa Gondanglegi dan Pucangan, Kecamatan Ambal Kabupaten
Kebumen,“ Jurnal Pemberdayaan, Vol.2, No.1 (2018): 59-64,
https://core.ac.uk/download/pdf/267886508.pdf.
Hati, Suci. ”Pengaruh Strategi Promosi Kesehatan Terhadap Tingkat Perilaku Hidup
Bersih Dan Sehat (PHBS) Pada Tatanan Rumah Tangga Di Kecamatan
Patumbak Kabupaten Deli Serdang.” Thesis. Universitas Sumatera Utara
Medan: 2008.
Irwandi, Satria dkkk. “Peran Sekolah Dalam Menumbuh kembangkan Perilaku
Hidup Sehat Pada Siswa Sekolah Dasar (Studi Multi Situs Di Sd Negeri 6
Mataram Dan Sd Negeri 41 Mataram Kota Mataram Nusa Tenggara Barat),”
Jurnal Pendidikan, Vol. 1 No. 3 (2016): 492-498,
http://journal.um.ac.id/index.php/jptpp/article/view/6178/2619.
Jusman, Jusman. “Gambaran Pelaksanaan Program Adiwiyata di SD Pertiwi Kota
Makassar,” UNM Environmental Journals, Vol. 1 No. 1 (2018): 59-66,
https://ojs.unm.ac.id/UEJ/article/view/8065.
Maryunani, Anik. Perilaku Hidup Bersih dan Sehat. Jakarta: CV. Trans Info Media,
2018.
Pamungkas, Pradita Putri. “Hubungan Keteladanan Orang tua Dan Tanggungjawab
Siswa Terhadap Perilaku Hidup Bersih Dan Sehat Disekolah Dasar
Kecamatan Kemiri Kabupaten Purworejo,” Skripsi. Universitas
Muhammadiyah Magelang.
Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor: 2269/MENKES/PER/IX/20011, Pedoman
Pembinaan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat. Jakarta: Kementerian RI, 2011.
Rofiki, Imam dkk.“Kegiatan Penyuluhan dan Pemeriksaan Kesehatan untuk
Membiasakan PHBS bagi Warga Desa Kemantren,” Jurnal Pengabdian
Kepada Masyarakat, Vol. 4, No. 4, (2020): 628-634,
http://journal.unilak.ac.id/index.php/dinamisia/article/view/3992/2343.
Rokhmah, Anisa Miftakhur. “Internalisasi Sikap Peduli Lingkungan Dalam Kegiatan
Pembelajaran PAI Di SMPN 1 Karangmoncol,” Skripsi. IAIN Purwokerto:
2020.
Rompas, Riani. “Hubungan Peran Orang Tua Dengan Perilaku Hidup Bersih Dan
Sehat Anak Usia Sekolah Di SD Inpres Talikuran Kecamatan Kawangkoan
Utara,” e-Journal Keperawatan (eKp), Vol. 6, No. 1 (2018): 1-6,
https://ejournal.unsrat.ac.id/index.php/jkp/article/viewFile/19484/19035.
Sangkut, Evita dkk. “Penanaman Nilai-nilai Kepedulian terhadap Kebersihan
Lingkungan pada Siswa Kelas III di Sekolah Alam Mahira Kota Bengkulu,”
94
THE JOER: Journal Of Education Research
P.ISSN: 2808-6139 │E.ISSN: 2808-5558
Vol 1 No 1 Oktober 2021
https://pedirresearchinstitute.or.id/index.php/THEJOER/index
96
Seminar Nasional Penelitian LPPM UMJ
Website: http://jurnal.umj.ac.id/index.php/semnaslit E-ISSN:2745-6080
*E-mail : seviaasev@gmail.com
ABSTRAK
Penelitian ini dilatar belakangi oleh anak usia 10 sampai 12 tahun di kampung baru pondok cabe udik
yang belum bisa menjaga kebersihan terutama pafa kebersihan diri. Adapun tujuan dari penelitian ini
yaitu untuk mengetahui peran keluarga terhadap perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) pada anak
sd usia 10-12 tahun. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan metode survey.
Adapun sumber data dari penelitian ini yaitu data-data factual dari lapangan baik yang berasal dari
penyebaran angket maupun studi dokumentasi, data-data tersebut diperkaya dengan data yang
bersumber dari beberapa referensi buku dan jurnal. Kegiatan penelitian ini di lakukan di RW 10,
Kampung Baru Pondok Cabe Udik, yang terdiri dari tiga RT yaitu ; Rt.01,Rt.02,Rt,03. Penelitian ini
menggunakan uji regresi sederhana untuk mencari pengaruh variabel X terhadap Y dengan teknik
pengambilan sampel yaitu sampel jenuh (sensus). Analisis data menggunakan uji regresi dengan taraf
signifikansi 0,05 dengan jumlah sampel 40 responden. Berdasarkan analisis data yang dilakukan
dapat disimpulkan bahwa terdapat pengaruh peran keluarga terhadap perilaku hidup bersih dan sehat
(PHBS) pada anak SD usia 10 sampai 12 tahun sebesar 95,7 %.
ABSTRACT
This research was motivated by children aged 10 to 12 years in the new Pondok Cabe Udik, who have
not been able to maintain cleanliness, especially personal hygiene. The purpose of this research is to
determine the role of the family on clean and healthy living behavior (PHBS) in children aged 10-12
years. This research uses a quantitative approach with a survey method. The data sources of this
research are factual data from the field both from questionnaires and documentation studies, these
data are enriched with data from several reference books and journals. This research activity was
carried out in RW 10, Kampung Baru Pondok Cabe Udik, which consists of three RTs, namely; Rt.01,
Rt.02, Rt, 03. This study uses a simple regression test to find the effect of variable X on Y with the
sampling technique, namely saturated sample (census). Data analysis used regression test with a
significance level of 0.05 with a sample size of 40 respondents. Based on the data analysis, it can be
concluded that there is an influence of the role of the family on clean and healthy living behavior
(PHBS) in elementary school children aged 10 to 12 years of 95.7%.
2
Seminar Nasional Penelitian LPPM UMJ
Website: http://jurnal.umj.ac.id/index.php/semnaslit E-ISSN:2745-6080
dasar yang bersih. Kecuali semuanya sehat, dan dia selalu diperlakukan dengan
bersih, dia tidak akan masuk surga. (HR baik. Oleh karena itu, ketika ajaran yang
Ath-Thabrani). baik hati diperkenalkan kepada seorang
anak, dia akan langsung menerimanya
a. Keluarga dengan mudah. Karena Allah SWT telah
Fatmawati (2016: 26) mengartikan menentukan fitrah setiap anak, dan selalu
bahwa keluarga adalah lingkungan primer mendapatkan kebaikan sesuai fitrahnya.
bagi setiap anak. Dalam keluarga ini, Jika menyimpang dari keadaan kesehatan,
anak-anak dirangsang dan dikembangkan perilaku anak akan menjadi tidak normal,
melalui perkembangan biologis dan dan dapat ditentukan bahwa ada
pengembangan pribadi. Sadulloh (2015: kesalahan dalam melindungi fitrah
186) berpendapat bahwa keluarga adalah keselamatannya.
bentuk sosial kecil yang terdiri dari Anak akan meniru kebiasaan yang
beberapa individu yang berhubungan dilakukan sehari-hari dalam kehidupan
dengan keturunan, yaitu persatuan antara keluarganya. Bukan hanya berbicara,
orang tua dan anak yang belum menikah. tetapi juga meluas ke hal-hal selain bahasa
Anggotanya bersatu dan berkomitmen dan segi tingkah laku, anak akan
untuk kepentingan dan tujuan bersama. menyerap pola tingkah laku secara umum
Soelaeman dalam Shochib (2010: 17), dan kemudian melakukan tingkah laku
bahwa keluarga adalah sekelompok orang tertentu.
yang tinggal bersama di satu tempat, Maka dari itu, keluarga merupakan
setiap anggota keluarga merasakan salah satu kelompok kelembagaan terkecil
hubungan batin, pengaruh timbal balik, yang terdiri dari orang tua dan anak, orang
dan perhatian. tua dan anak berada dalam satu keluarga
Keluarga adalah bidang utama karena hubungan darah. Keluarga
pendidikan anak-anak. orangtua. Orang merupakan lingkungan hidup primer
tua berperan penting dalam setiap anak, oleh karena itu dalam
perkembangan kepribadian anak, terlepas lingkungan keluarga anak harus
dari apakah Kepribadian seorang anak memperoleh pendidikan karakter dengan
sangat bergantung pada pendidikan dan baik.
bimbingan yang ia terima dari orang Wulandari (2018 : 230), menyatakan
tuanya sejak ia masih kecil, karena dalam bahwa keluarga merupakan sebuah
keluarga anak tersebut akan mendapatkan lingkungan pertama. Keluarga juga bisa
pendidikan sebelum mengenyam disebut kelompok utama, bahkan bapak
pendidikan lain. Misalnya pendidikan dan ibu juga disebut sekolah pertama anak
formal yang bisa diterima anak di masa untuk memahami tingkah laku dan
depan. Keluarga terbentuk sebagai hasil kehidupan anak guna membentuk
dari hubungan perkawinan antara suami karakter masa depan mereka. Dalam
istri yang hidup bersama dan dilindungi keluarga ini, orang tua akan bercermin
serta dinikmati oleh Allah SWT seperti anak-anak, sehingga orang tua
(Djarmah,2014 : 45). dituntut untuk berperilaku baik di depan
Menurut Fakhrudin (2011: 153), anak anak-anaknya. Anak akan belajar banyak
dilahirkan dalam keadaan suci. hal dari orang dewasa di sekitarnya,
Lingkungan keluarga dan anak akan karena sifat anak terutama di masa
mempengaruhi dan membentuk keemasannya adalah mudah dan tertarik
kepribadian, tingkah laku dan mengikuti atau meniru hal-hal yang sering
kecenderungan mereka sesuai dengan dilihatnya. Namun masih banyak orang
bakatnya masing-masing. Namun yang tua yang belum mempengaruhi perilaku
terpenting adalah pengalaman masa anaknya, terutama PHBS yang sangat
kecilnya, yang bersumber dari suasana disayangkan.
kekeluargaan dimana ia tinggal. Khabar Arianto, Shaluhiyah, dan Nugraha
(hadits) nabi sallallaahu'alaihi wa sallam (2014: 131) mengemukakan bahwa orang
berisi bahwa gelar anak pada saat lahir tua adalah tempat sosial utama seseorang
lebih tinggi dari orang yang aman dan untuk berinteraksi dengan orang lain.
3
Seminar Nasional Penelitian LPPM UMJ
Website: http://jurnal.umj.ac.id/index.php/semnaslit E-ISSN:2745-6080
Seseorang tidak hanya belajar bagaimana orang tua di rumah. Ini bisa membentuk
berkomunikasi dengan orang tua, tetapi karakter anak di masa depan.
juga belajar berkomunikasi dengan semua
anggota keluarga lainnya, kita dapat b. Peran Keluarga/orang tua.
mengamati komunikasi antara orang tua Menurut Augustin (2015: 52),
dan anggota keluarga lainnya. keluarga memiliki peranan penting dalam
Menurut Fuad Ihsan dalam Wahyudi semua norma dan etika yang berlaku pada
(2014 : 294), Keluarga merupakan masyarakat dalam mengasuh anak, dan
lembaga pendidikan pertama dan budaya ini dapat diwariskan dari orang tua
terpenting dalam masyarakat, karena kepada keturunan yang menyesuaikan dan
manusia lahir dan besar dalam keluarga. mengembangkan masyarakat. Keluarga
Bentuk dan cara pengasuhan keluarga memiliki peranan penting untuk
selalu mempengaruhi tumbuh kembang meningkatkan kualitas sumber daya
setiap orang dan kepribadian. Pendidikan manusia, sehingga perlu ditanamkan
keluarga yang diterima akan menjadi pendidikan moral keluarga pada setiap
dasar pendidikan sekolah lanjutan bagi orang sejak dini. Namun, selain tingkat
anak-anak. pendidikan, moral pribadi juga menjadi
Roesminingsih dalam Wahyudi (2014: standar untuk mengukur sukses tidaknya
290) menyatakan bahwa keluarga sebagai pembangunan.
institusi pendidikan memiliki kriteria Peran dan tanggung jawab orang tua
sebagai berikut: terkait pengasuhan anak dalam keluarga
melampaui bentuk pengembangan
a) Sebagai pendidik pertama karakter, kualifikasi, dan pendidikan
Seorang anak, dia akan dididik oleh sosial, seperti membantu, menjaga
keluarganya. Sebagai pendidikan dasar, kebersihan rumah, serta menjaga
artinya pendidikan yang diberikan oleh kesehatan dan kesetaraan keluarga. Cara
keluarga adalah pendidikan dasar bagi mendidik anak juga dapat dicapai melalui
anak. Oleh karena itu, keluarga kesadaran keluarga, yaitu mereka adalah
memberikan landasan pendidikan bagi anggota keluarga. Dia memiliki orang tua,
anak-anak agar mereka dapat berkembang saudara kandung. Bahkan dalam keluarga
lebih jauh. ini, nenek, kakek dan kerabat lainnya
harus dihormati.
b) Sebagai pendidik utama Orang tua berperan penting dalam
Pendidikan yang diberikan oleh membantu anak menjalankan aktivitas
keluarga sangat penting karena anak sehari-hari untuk menjaga kesehatan
paling banyak menghabiskan waktu di pribadinya. Di sini, orang tua adalah guru
lingkungan keluarga dibandingkan dengan utama yang mengasuh anak-anaknya.
institusi lain. Karena keluarga memiliki Sebagai orang tua, mereka harus
pengaruh yang besar terhadap memperhatikan pertumbuhan dan
pertumbuhan anak. pengetahuan anak-anaknya. Namun jika
pola asuh yang salah dan orang tua tidak
Berdasarkan beberapa teori di atas memperdulikan pengetahuan anaknya,
dapat disimpulkan bahwa keluarga maka akan berdampak buruk. Oleh karena
merupakan sistem sosial terkecil yang itu, sebagaimana orang tua mengasuh
terdiri dari ayah, ibu, anak, dan setiap anak dengan memanjakannya, anak akan
keluarga memiliki perannya masing- tetap mengandalkan orang tuanya
masing. Anak ini adalah anak dari daripada menjadi orang tua sendiri tanpa
keluarga bahagia. Ketika anak mulai bantuan orang lain. (Suciwati & Noer aini,
memahami bahasa, mereka akan berpikir 2016).
kritis tentang banyak hal. Pertanyaan dari Ketika anak masih sangat kecil,
anak-anak harus dijawab dengan jawaban orang tua harus mulai membentuk
yang jujur dan memuaskan. Pendidikan karakter dan perilaku anak, Karena apa
kejujuran dan moral anak dimulai oleh yang orang tua ajarkan sejak usia dini
akan sangat mempengaruhi perilaku anak
4
Seminar Nasional Penelitian LPPM UMJ
Website: http://jurnal.umj.ac.id/index.php/semnaslit E-ISSN:2745-6080
5
Seminar Nasional Penelitian LPPM UMJ
Website: http://jurnal.umj.ac.id/index.php/semnaslit E-ISSN:2745-6080
keyakinan agama, dan tingkat sosial yang bertujuan untuk menjaga kesehatan
ekonomi. Ini hak setiap orang. fisik dan mental. Kebersihan diri meliputi:
Kemudian menurut Subrayan kebersihan kulit, gigi dan mulut,
(2020: 10), pola hidup sehat merupakan kebersihan rambut,mata,hidung dan
kebiasaan yang membutuhkan kesabaran telinga,kaki dan kuku,kebersihan alat
dalam memberi nama setiap anak dan kelamin serta kerapihan pakaian.
harus dimulai secepatnya. Semua anak Menurut Perry dalam Upa (2020:
Indonesia juga berhak atas hidup sehat 22), akibat kurangnya perhatian terhadap
dan akses ke layanan kesehatan yang personal hygiene, biasanya timbul dua
layak. Dengan mengikuti pendidikan macam efek yaitu: efek fisik dan efek
kesehatan PHBS, seseorang dapat psikososial.
memperoleh jiwa yang sehat. Pendidikan a) Efek fisik meliputi: penyakit fusi kulit,
kesehatan PHBS merupakan salah satu penyakit mukosa mulut, infeksi mata
perilaku yang berkaitan dengan kegiatan dan telinga, dan penyakit kuku.
masyarakat yang didasarkan pada b) Pengaruh psikososial meliputi:
kesadaran kesehatan untuk mencegah gangguan pada kebutuhan akan
penyakit dan secara aktif kenyamanan, gangguan pada
melaksanakannya. Ciptakan lingkungan kebutuhan akan cinta dan dicintai,
yang sehat melalui olah raga teratur, hambatan kebutuhan harga diri,
perkelahian, istirahat dan gaya hidup yang hambatan realisasi diri, dan
baik. hambatan interaksi sosial.
Menurut Notoatmodjo dalam Zitty
A.R Koem (2015 : 291), setelah faktor Proverawati dalam Julianti (2018:
lingkungan yang mempengaruhi 13), meyakini bahwa PHBS mencerminkan
kesehatan individu, kelompok atau gaya hidup keluarga yang sehat dan selalu
komunitas, PHBS menempati urutan memperhatikan serta menjaga kesehatan
kedua. Perilaku ini melibatkan pentingnya seluruh anggota keluarga. Definisi lain
kebersihan pribadi, sikap terhadap dari PHBS adalah melakukan segala
penyakit atau masalah kesehatan lainnya. perilaku kesehatan yang menjadi
Kemudian menurut Desak dalam Lina perhatian masyarakat agar dapat
(2016: 94) pengaruh faktor perilaku membantu dirinya sendiri di dinas
terhadap kualitas kesehatan adalah 30% kesehatan serta berperan aktif dalam
sampai 35%. Oleh karena itu, kita perlu kegiatan kesehatan masyarakat. PHBS
melakukan segala cara untuk mengubah merupakan cara manusia untuk mencegah
perilaku yang tidak sehat menjadi perilaku (mencegah penyakit atau gangguan
yang sehat agar dapat hidup sehat. kesehatan) dan mempromosikan
Menurut Notoatmodjo dalam lina (memperbaiki kondisi kesehatan),
(2016: 94), berbagai informasi tentang sehingga dapat dikatakan salah satu pilar
PHBS dan contoh langsung yang diberikan "Indonesia 2010 Health" (www.dinkes) .go
dalam bentuk tindakan praktek .Indo ).
diharapkan siswa terus Hal ini ditekankan oleh Organisasi
mempraktekannya. Selain itu, untuk Kesehatan Dunia (WHO), yaitu
mendukung proses tersebut diperlukan meningkatkan kemampuan masyarakat
sarana dan prasarana yang memadai dalam memelihara dan meningkatkan
untuk mewujudkan gaya hidup sehat kesehatan fisik, mental, dan sosial
dalam kehidupan sehari-hari. sehingga produktif secara ekonomi dan
Kemudian Perry dalam Upa (2020: sosial. PHBS masih menjadi perhatian
22) mengemukakan bahwa kebersihan khusus pemerintah. Terlihat dari posisi
mengacu pada kotoran tanpa debu, bakteri PHBS bahwa PHBS merepresentasikan
dan bau. Kebersihan melibatkan banyak peningkatan kesehatan dan realisasi dari
aspek, termasuk kebersihan pribadi dan rencana Sustainable Development Goals
kebersihan lingkungan. Kebersihan diri, (SDGs) 2015-2030. PHBS merupakan
disebut juga dengan personal hygiene, strategi pencegahan yang berdampak
merupakan salah satu jenis perawatan diri jangka pendek terhadap kesehatan tiga
6
Seminar Nasional Penelitian LPPM UMJ
Website: http://jurnal.umj.ac.id/index.php/semnaslit E-ISSN:2745-6080
7
Seminar Nasional Penelitian LPPM UMJ
Website: http://jurnal.umj.ac.id/index.php/semnaslit E-ISSN:2745-6080
8
Seminar Nasional Penelitian LPPM UMJ
Website: http://jurnal.umj.ac.id/index.php/semnaslit E-ISSN:2745-6080
9
Seminar Nasional Penelitian LPPM UMJ
Website: http://jurnal.umj.ac.id/index.php/semnaslit E-ISSN:2745-6080
10
Seminar Nasional Penelitian LPPM UMJ
Website: http://jurnal.umj.ac.id/index.php/semnaslit E-ISSN:2745-6080
11
Seminar Nasional Penelitian LPPM UMJ
Website: http://jurnal.umj.ac.id/index.php/semnaslit E-ISSN:2745-6080
12
Science Midwifery, Vol 10, No. 01, October 2021 ISSN 2086-7689
Contents lists available at iocspublisher
Science Midwifery
journal homepage: www.midwifery.iocspublisher.org
Page | 456
Science Midwifery is Licensed under a Creative Commons Attribution-NonCommercial 4.0 International License (CC BY-NC 4.0)
The relationship of clean and healthy living behavior to the risk of worms in children at sd negeri no 095130 Senio bangunmount malela district Simalungun
regency (sri rahma friani)
In Indonesia, the prevalence of intestinal worms is still very high, especially in toddlers and
elementary school age children. In the long term, intestinal worms in children can have an impact on
impaired ability to learn. Elementary school age children are a group of people who are expected to grow
into potential human resources in the future. So it needs to be considered and prepared to be able to grow
perfectly both physically and intellectually (Depkes RI, 2006).
Clean and Healthy Living Behavior (PHBS) is one of the strategies launched by the Ministry of
Health to achieve the 2015 Millennium Development Goals through the formulation of the vision and
mission of Healthy Indonesia, as aspired by all Indonesian people in welcoming the Millennium
Development Goals (MDGs) (Sitorus H, 2008).
According to Zitty's research (2014) the relationship between knowledge and attitudes with clean
and healthy living behavior (PHBS) in students at SD InpresSirkur, Airmadidi District, North Minahasa
Regency. The results of the statistical test showed that there was a significant relationship between
students' knowledge and clean and healthy living behavior (p = <0.001), as well as the statistical test
results between student attitudes and clean and healthy living behavior which showed a significant
relationship (p = <0.005).
The human factor is personal hygiene. Personal hygiene is the effort of a person to maintain and
enhance his or her own health which includes maintaining cleanliness, healthy food, regular way of life,
increasing endurance and physical health, avoiding disease, and health checks. In relation to helminth
infections, several researchers have shown that school age is the group that is often affected by worms
because they often have contact with the ground. Worm disease is transmitted by dirty hands and long
nails. One of the causes of the spread of worm disease is personal hygiene that is still poor (Priyoto,
2015).
Personal hygiene is closely related to environmental sanitation, meaning that when performing
personal hygiene it must be followed or supported by good environmental sanitation.
According to Fitri's research (2012) on the analysis of risk factors for worm infection in
elementary school students in the East Angkola sub-district, South Tapanuli district. The results of the
chi-square test obtained p value = 0.000, it can be concluded that there is a significant relationship
between latrines and helminth infections. Hand washing habits have a significant effect on the incidence
of helminth infections. The results of the chi-square test obtained p value = 0.000, it can be concluded
that there is a significant relationship between hand washing habits and helminth infections.
Because of the high number of children who are at risk of getting worms, the researchers are
interested in conducting research on "The Relationship of Clean and Healthy Life Behavior (PHBS) to the
Risk of Worms in Children in SD Negeri No. 095130 SenioBangun, GunungMalela District, Simalungun
Regency in 2021". The purpose of this study was to determine the relationship between clean and healthy
living behavior (PHBS) on the risk of helminthiasis in children at SD Negeri No 095130 SenioBangun,
GunungMalela District, Simalungun Regency in 2021.
2. METHOD
This research method is quantitative and analytical, which is to find out how the Relationship of Clean
and Healthy Life Behavior (PHBS) to the Risk of Worms in Children at SD Negeri No 095130
SenioBangun, GunungMalela District, Simalungun Regency in 2021 with an observational design
through a cross-sectional approach. This research was conducted in August 2021 at SD Negeri No.
095130 Senio Bangun, Gunung Malela District, Simalungun Regency. The population in this study were
all 37 children. Samples were taken by total sampling. The instrument used in this study was a
questionnaire. Data analysis used univariate analysis and bivariate analysis use with chi square.
Page | 457
Science Midwifery is Licensed under a Creative Commons Attribution-NonCommercial 4.0 International License (CC BY-NC 4.0)
Science Midwifery, Vol 10, No. 01, October 2021 ISSN 2086-7689
Contents lists available at iocspublisher
Science Midwifery
journal homepage: www.midwifery.iocspublisher.org
TABLE2
THE HABITS OF CONSUMING SNACK AT SCHOOL
No Eat Snacks Frequency (f) Percentage (%)
1. Bad 16 43,2
2. Good 21 56,8
Result 37 100
Based on the table above, it can be seen that the majority of students consuming snacks at school
are in the good category, namely 21 people (56.8%), and the minority in the bad category, namely
16 people (43.2%).
TABLE3
THE LATRINE HABITS AT SCHOOL
No Use the Latrine Frequency (f) Percentage (%)
1. Bad 15 40,5
2. Good 22 59,5
Result 37 100
Based on the table above, it can be seen that the majority of students using latrines at school are
in the good category, namely 22 people (59.5%), and the minority in the bad category, namely 15
people (40.5%).
TABLE4
DISTRIBUTION OF WORM RISK
No Worms Risk Frequency (f) Percentage (%)
1. Risky 21 56,8
2. No Risk 16 43,2
Result 37 100
Based on the table above, it can be seen that the majority of students based on the risk of worms at school
are in the
risk category, namely 21 people (56.8%), and the minority in the non-risk category, namely 16
people (43.2%)
• Hypotesis Testing
TABLE5
ANALYSISOF THE HABIT OF HAND WASHING WITH WORM RISK
No Washing Hands Worms Risk Amount P OR
Risky Not Risk Value
F % F % F %
1. Bad 12 85,7 2 14,3 14 100 0,007 1,679-51,875
2. Good 9 39,1 14 60,9 23 100
Result 21 56,8 16 43,2 37 100
Based on the table above, it can be seen that from 37 students the majority of respondents washed
their hands both in the non-risk group as many as 14 respondents (60.9%) and the minority in the
risk group as many as 9 respondents (39.1%).
Based on the results of the study above, the results of the Chi-Square test were obtained with a P
value of 0.007 (<0.05). These results indicate a relationship between hand washing and the risk
of worms. The results of this study are in line with the research of Sudarwanto (2010) who
conducted research on the relationship between clean and healthy living behavior in elementary
Page | 458
Science Midwifery is Licensed under a Creative Commons Attribution-NonCommercial 4.0 International License (CC BY-NC 4.0)
The relationship of clean and healthy living behavior to the risk of worms in children at sd negeri no 095130 Senio bangunmount malela district Simalungun
regency (sri rahma friani)
school students to the risk of worms in SD Negeri No. 205862 East Java found that washing
hands properly had a significant relationship with the incidence of intestinal worms
p=0.002<0.05. Hand washing is a useful habit to clean hands from dirt and kill germs that cause
harmful diseases.
TABLE6
ANALYSIS THE HABITS OF CONSUMING SNACK AT SCHOOL WITH WORM RISK
No Eat Snacks Worms Risk Amount P OR
Risky Not Risk Value
F % F % F %
1. Bad 5 31,3 11 68,8 16 100 0,009 0,033-0,610
2. Good 16 76,2 5 23,8 21 100
Result 21 56,8 16 43,2 37 100
Based on the table above, it can be seen that from 37 students the majority of respondents
consumed good snacks in the risk group as many as 16 respondents (76.2%) and the minority at
no risk as many as 5 respondents (23.8%).
Based on the results of the study above, the results of the Chi-Square test were obtained with a P
value of 0.009 (<0.05). These results indicate a relationship between eating snacks and the risk
of worms.
According to Sinarbakti (2010), healthy snacks are snacks that are nutritious and do not contain
harmful substances. The benefits are to be healthy and avoid disease. How to choose healthy
snacks, namely clean, away from trash cans, sewers, dust and fumes from motorized vehicles,
closed, not used to hold people, not too sweet and brightly colored, still fresh, not fried in dry
cooking oil, does not contain sweeteners, preservatives, flavoring agents, and artificial coloring
agents, not musty or rancid, not wrapped in old paper or newspapers, packaged in plastic or other
packaging and are clean and safe, see expiration date.
The results of this study are in line with research by Rusdinata (2013) who conducted research
on the relationship between clean and healthy living behavior in elementary school students to
the risk of worms in SD Negeri No. 106164 Sambirejo Timur, Medan Tembung District, found
that consuming healthy snacks had a significant relationship with the risk of intestinal worms
p=0.008<0.05.
TABLE7
ANALYSIS USE THE LATRINE WITH WORM RISK
No Use the Latrine Worms Risk Amount P OR
Risky Not Risk Value
F % F % F %
1. Bad 11 73,3 4 26,7 15 100 0,176 0,798-13,640
2. Good 10 45,5 12 54,5 22 100
Result 21 56,8 16 43,2 37 100
Based on the table above, it can be seen that from 37 students the majority of respondents used
good latrines in the non-risk group as many as 12 respondents (54.5%) and the minority in the
risk group as many as 10 respondents (45.5%).
Based on the results of the study above, the results of the Chi-Square test were obtained with a P
value of 0.176 (> 0.05). These results indicate that there is no relationship between using a latrine
and the risk of worms.
The results of this study are in line with research by Rusdinata (2013) who conducted research on
the relationship between clean and healthy living behavior in elementary school students to the
risk of worms in SD Negeri No. 106164 Sambirejo Timur, Medan Tembung District, found that
using the correct latrine had no significant relationship to the risk of worms p=1.00>0.05.
According to the researcher's assumptions, many elementary school students have less
understanding and understanding of clean and healthy latrines, they do not realize that using
unsanitary and unhealthy latrines can lead to reasoning of germs such as worms.
Page | 459
Science Midwifery is Licensed under a Creative Commons Attribution-NonCommercial 4.0 International License (CC BY-NC 4.0)
Science Midwifery, Vol 10, No. 01, October 2021 ISSN 2086-7689
Contents lists available at iocspublisher
Science Midwifery
journal homepage: www.midwifery.iocspublisher.org
4. CONCLUSION
Based on the results of the study, there was a relationship between hand washing and the risk of worms in
children in SD Negeri No. 095130 Senio Bangun, Gunung Malela District, Simalungun Regency in 2021,
p = 0.007 <0.05, There was a relationship between eating snacks and the risk of worms in children in SD
Negeri No. 095130 Senio Bangun, Gunung Malela Sub-district, Simalungun Regency in 2021, p=
0.009<0.05 and There is no relationship between using latrines and the risk of worms in children in SD
Negeri No. 095130 Senio Bangun, Gunung Malela District, Simalungun Regency in 2021, p=0.176>0.05
5. REFERENCES
Page | 460
Science Midwifery is Licensed under a Creative Commons Attribution-NonCommercial 4.0 International License (CC BY-NC 4.0)
Advances in Health Sciences Research, volume 39
Proceedings of the 2nd Syedza Saintika International Conference on Nursing, Midwifery, Medical Laboratory Technology,
Public Health, and Health Information Management (SeSICNiMPH 2021)
ABSTRACT
Coronavirus Disease (Covid-19) is an infectious disease that is currently in the spotlight of the world community
including Indonesia since its appearance in 2019. To prevent the transmission of Covid-19, it is necessary to
conduct health education to increase children's knowledge and teach them how to live clean and healthy habits.
Healthy especially washing hands using soap and clean running water which is a protocol in preventing Covid-
19. The purpose of this study was to determine the effectiveness of health education with audiovisual media
about Clean and Healthy Lifestyle Behavior on handwashing on knowledge in school-age children as an effort to
prevent Covid-19 at State Elementary School 06 Balai Badak, Ampek Nagari District, Agam Regency in
2021.This type of research is a pre-experiment with a research design of One Group PretestPosttest. The
population in this study were all students of class II State Elementary School 06 Balai Badak, Ampek Nagari
District, Agam Regency as many as 12 people using the Total Population sample technique. Collecting data by
using a questionnaire. The data were processed computerized using Wilcoxon non-parametric statistical test.The
results of the study obtained that the average knowledge before being given health education (pretest) was 2.42
and after being given health education (posttest) was 7.25 with a p-value of 0.002.This study concludes that there
is an effect of health education with audiovisual media on Clean and Healthy Lifestyle Behavior on handwashing
on knowledge in school-age children as an effort to prevent Covid-19 at State Elementary School 06 Balai
Badak, Ampek Nagari District, Agam Regency in 2021. It is hoped that the school can facilitate children to
improve their ability to wash their hands properly and correctly.
Keywords: Covid-19, Health Education, Audiovisual, Clean and Healthy Lifestyle, Washing Hands
healthy lifestyle is very important to be applied children did not wash their hands. They also have
from an early age, namely in school-age children. not been able to practice the steps for washing
After all, children are prone to disease because hands using soap and clean running water properly
children's immune systems are not as strong as and correctly, so the children are still not used to
adults in general.[4] washing their hands independently. The results of
One of the indicators in Clean and Healthy the interview from the principal stated that at the
Living Behavior that can be done to prevent Covid- school there had been counselling about Covid-19
19 is washing hands using soap and clean running by the local health centre, but the implementation
water. Washing hands with soap according to WHO of health education, especially regarding the Clean
is the right way according to health because soap and Healthy Life Behavior program, washing hands
can kill germs or viruses that stick to the hands. using audiovisual media had never been carried out.
This effort that the community considers trivial can Based on this, the researchers researched the
make an important contribution to efforts to prevent effectiveness of audiovisual media about Clean and
Covid-19. To prevent the transmission of Covid-19, Healthy Life Behavior on increasing children's
it is necessary to conduct health education to teach knowledge. This research was conducted during the
how to live clean and healthy behaviours, especially Covid-19 pandemic and was carried out face-to-
washing hands using soap and clean running water face while still paying attention to health protocols,
properly and correctly, which is the protocol. in the namely applying social distancing and masks.
prevention of Covid-19.[5], [6]
A preliminary study was conducted by 2. METHODS
researchers on January 9, 2021, at the 06 State
Elementary School Balai Badak, Ampek Nagari This type of research is Pre-Experimental
District, Agam Regency. The school has with the One Group Pretest Posttest research
implemented limited face-to-face learning design. This research was conducted at the State
activities. Researchers got the results of interviews Elementary School 06 Balai Badak, Ampek Nagari
9 out of 10 grade II students said that hand washing District, Agam Regency onJune 4, 2021, which
is an ordinary handwashing activity. The children began with compiling a research proposal in
said they only wash their hands before and after January 2021 until making a report on the results in
eating. The results of the observations found that August 2021. The populationused in this study were
the school already provided handwashing facilities allstudents. Class II at State ElementarySchool 06
such as tap water, but the researchers did not see Balai Badak, Ampek Nagari District, Agam
hand soap that could be used during hand washing Regency in 2021 as many as 12 people. With a total
activities. Hand washing activities are still rarely population sampling technique.[7]
carried out, seen before entering the room some
Table 3. Average Knowledge of Respondents After being given Health Education (Posttest) with Audiovisual
Media about Clean and Healthy Lifestyles Washing Hands as an Effort to Prevent Covid-19
N Minimum Maximum Mean Std. Deviation
Pretest 12 1 6 2,42 1,443
259
Advances in Health Sciences Research, volume 39
Table 4. Average Knowledge of Respondents After being given Health Education (Posttest) with Audiovisual
Media about Clean and Healthy Lifestyles Washing Hands as an Effort to Prevent Covid-19
N Minimum Maximum Mean Std. Deviation
Posttest 12 6 10 7,25 1,357
Bivariate analysis was conducted to determine the effectiveness of audiovisual media on Clean and
Healthy Lifestyle Behavior on handwashing on knowledge of school-age children as an effort to prevent Covid-
19.
Based on the results of the study, it was Ampek Nagari District, Agam Regency in
found that the average difference in knowledge 2021 beforebeinggivenhealtheducationwith
before and after being given health education with audiovisual media
audiovisual media on Clean and Healthy Lifestyle aboutCleanandHealthyLivingBehavior,
Behavior as an effort to prevent Covid-19 was 4.83. Handwashing as anefforttoprevent Covid-19 is
After the Wilcoxon non-parametric statistical test 2,42.
was carried out, the p-value = 0.002 (p-value≤
2. The average knowledge of school-age children
0.05). Then there is the effect of health education
at State Elementary School 06 Balai Badak,
with audiovisual media on Clean and Healthy
Lifestyle Behavior on handwashing on knowledge Ampek Nagari Sub-district, Agam Regency in
in school-age children as an effort to prevent 2021 after being given health education with
Covid-19 at State Elementary School 06 Balai audiovisual media about Clean and Healthy
Badak, Ampek Nagari District, Agam Regency in Lifestyle and Handwashing as an effort to
2021. prevent Covid-19 is 7,25.
Education through audiovisual media is 3. There is an effect of health education with
carried out because health education also plays a audiovisual media on Clean and Healthy
role in helping an individual to acquire and improve Lifestyle and Handwashing on knowledge in
his knowledge. The right knowledge can change a school-age children as an effort to prevent
person's behaviour in a better direction so that he Covid-19 at the 06 Balai Badak State
can take appropriate action. This health education Elementary School, Ampek Nagari District,
uses audiovisual media. The audiovisual media
Agam Regency in 2021 (p-value = 0,002).
used is a video containing information about Clean
and Healthy Lifestyle, washing hands as an effort to REFERENCES
prevent Covid-19. The video displays the material [1] R. I. Kementerian Kesehatan, “Pedoman
points in a concise, clear and easy to understand Pencegahan DAN Pengendalian
manner, of course, this can make it easier for coronavirus disease (COVID-19.”
children to understand in receiving information. Kemenkes RI Jakarta, 2020.
Health education on Clean and Healthy
[2] A. Y. Zukmadini, B. Karyadi, and K.
Living Behavior, hand washing as an effort to Kasrina, “Edukasi Perilaku Hidup Bersih
prevent Covid-19 for school-age children can dan Sehat (PHBS) dalam Pencegahan
provide a learning experience for children in Covid-19 kepada Anak-anak di Panti
creating awareness to apply healthy ways of life to Asuhan,” J. Pengabdi. Magister Pendidik.
improve their health, and this activity can also help IPA, vol. 3, no. 1, 2020.
the government's efforts in minimizing the number [3] T. P. Velavan and C. G. Meyer, “The
of cases of Covid-19 in the community. COVID‐19 epidemic,” Trop. Med. Int.
Heal., vol. 25, no. 3, p. 278, 2020.
4. CONCLUSIONS [4] A. Tabi’in, “Perilaku Hidup Bersih dan
1. The averageknowledgeofschool-agechildrenat Sehat (PHBS) pada Anak Usia Dini sebagai
State ElementarySchool 06 Balai Badak, Upaya Pencegahan Covid 19,” JEA (Jurnal
260
Advances in Health Sciences Research, volume 39
Edukasi AUD), vol. 6, no. 1, pp. 58–73, and E. F. Firdausy, Evaluasi Kebijakan
2020. Respon Pandemi Covid 19. Rumah
[5] Q. Aeni, F. Beniarti, and B. E. Warsito, Reformasi Kebijakan [Institute for Policy
“Pengaruh pendidikan kesehatan dengan Reform], 2020.
metode pemutaran video tentang phbs cuci [7] S. Notoatmodjo, “Metode Penelitian
tangan terhadap pengetahuan dan sikap,” J. Kesehatan, Cetakan Ke Tiga,” Pt Rineka.
keperawatan, vol. 7, no. 2, pp. 1–5, 2015. Jakarta, 2018.
[6] R. Nugroho, F. A. Suprapto, I. Widiastuti,
261