You are on page 1of 11

KUALITAS PELAYANAN BUS RAPID TRANSIT (BRT) TRANS SEMARANG

TERHADAP KEPUASAN PELANGGAN


(Koridor IV Cangkiran ± Bandara A. Yani)

Oleh:
Yunika Trinandika, Mochammad Mustam, Rihandoyo *)

JURUSAN ADMINISTRASI PUBLIK


FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN POLITIK
UNIVERSITAS DIPONEGORO

Jalan Profesor Haji Soedarto, Sarjana Hukum Tembalang Semarang Kotak Pos 12693
Telepon (024) 7465407 Faksimile (024) 7465404
Laman: http//www.fisip.undip.ac.id email fisip@undip.ac.id
Email: yunikatrinandika@gmail.com

ABSTRACT

A quality service rated if already meet the satisfaction of its customers , if customers feel
satisfied then these services could be said that quality. The rapid growth of Semarang city
increase transportation necessity. The government of semarang city hold public transport based
on fast with the fare affordable, such as bus rapid transit (BRT) Trans Semarang but BRT Trans
Semarang service corridor IV is still not optimal. There are many problems in several factors like
time for a long wait for the bus, the officers in shelters, the complete facilities and infrastructure,
lack of priorities for users who have special needs and the RIILFHU¶V behavior to passengers.
The author using a technique quantitative data analysis using mean to find the average
score the implementation level service performance and the average level of the interests of
service. There are 15 service element used as a material assessment of performance and the
interests of service are the clarity, the ability of officers, the responsibility of the officers,
discipline of officers, courtesy and kindness officers, procedures, the convenience of the
environment, the terms of service, security, get the service of justice, the completeness of
facilities and infrastructure, the certainty of cost, the speed of service, the schedule of certainty
and reasonable costs. The average of service performance element is 2.80 so that an element that
has the value of the average under that needs to be improved. While the average of interest
element is 3,84 so that an element that has the value of the average above that need attention for
its performance.
Based on this research result that there are still some element of the services need to be
the main priority in the repair because it is still poorly and is important that the courtesy and
kindness comfort environment, the security services, fairness to get the service, the complete
facilities and infrastructure and the service schedule.

Keywords: A service quality, customers satisfaction, Interest of service, Bus Rapid Transit,
Trans Semarang

Pendahuluan Masyarakat lebih memilih kendaraan pribadi


karena memiliki fleksibilitas yang tinggi dan
A. Latar Belakang ekonomis.
Semarang merupakan ibukota dari Untuk mengurangi dampak dari
Jawa Tengah, pertumbuhan masyarakat di meledaknya jumlah kendaraan pribadi
kota Semarang pun tidak kalah padat Pemerintah harus memberikan pelayanan
dibandingkan dengan kota-kota besar publik berupa alat transportasi yang dapat
lainnya. Berdasarkan data BPS jumlah memenuhi standar pelayanan minimal dalam
penduduk Kota Semarang pada tahun 2013 angkutan umum. Penerapan sistem angkutan
tercatat sebesar 1.572.105 jiwa dengan umum yang cepat dan efisien sehingga
pertumbuhan penduduk sebesar 0,83 %. Di masyarakat lebih tertarik dengan angkutan
sisi lain, penyebaran penduduk di masing- umum. Upaya tersebut dapat menekan
masing kecamatan belum merata. Di kenaikan jumlah kendaraan pribadi.
wilayah Kota Semarang, tercatat kecamatan
Semarang Selatan sebagai wilayah terpadat, Jasa transportasi yang ada masih
sedangkan kecamatan Mijen merupakan dianggap kurang ekonomis, tidak nyaman
wilayah yang kepadatannya paling rendah. dan tidak aman. Jika pemerintah tidak
mengeluarkan kebijakan tentang penyediaan
Berdasarkan data dari Badan Pusat alat transportasi umum yang berbasis
Statistik Kota Semarang, jumlah kendaraan nyaman, murah dan cepat. Hal tersebut
bermotor di Kota Semarang hingga tahun dapat dipastikan peningkatan jumlah
2013 mencapai 184.809 unit sama dengan kendaraan pribadi akan terus meningkat.
pada tahun 2012, yang terdiri atas 151.286
sepeda motor dan 33.523 mobil Pemerintah Kota Semarang pada
pribadi/dinas. Jumlah itu bertambah tahun 2009 mulai merealisasikan
dibandingkan tahun 2011 yaitu sebesar transportasi umum massal cepat dengan tarif
163.679 unit. terjangkau seperti yang telah diterapkan di
kota-kota besar seperti Jakarta yaitu
Adanya peningkatan jumlah pembuatan busway atau BRT. Bus Rapid
penduduk dan peningkatan kendaraan Transit (BRT) merupakan sebuah
bermotor akan menimbulkan permasalahan sistem bus yang cepat, nyaman, aman dan
seperti kepadatan penduduk dan kemacetan. tepat waktu dari segi infrastruktur,
Padatnya jumlah penduduk mendorong kendaraan dan jadwal. Transit Cooperative
kebutuhan masyarakat yang semakin Research Program (2003) mengungkapkan
beragam dan berkembang. Persebaran bahwa terdapat 7 komponen dalam sistem
penduduk di kota Semarang masih belum BRT (Bus Rapid Transit) yaitu jalur, stasiun,
merata, masih tersentral di pusat kota kendaraan, pelayanan, struktur rute, sistem
sedangkan masyarakat yang berada di pembayaran dan trasnportasi sistem
pinggiran kota butuh akses transportasi cerdas.Sistem transportasi bus cepat seperti
untuk menjangkau segala aktivitas mereka.
BRT/busway yang diterapkan pada setiap Permasalahan juga terdapat pada
daerah berbeda-beda tergantung kebijakan shelter atau halte, baik dari segi penempatan
pada masing-masing daerah tersebut. maupun kenyamanan dan keamanan halte.
Beberapa kota besar tersebut seperti DKI Banyak halte yang kosong, tidak terawat,
Jakarta memiliki busway yang bernama kotor, sempit dan tidak dijaga oleh pegawai
transjakarta, Solo memiliki Batik Solo sehingga penumpang tidak bisa mengetahui
Trans, Semarang memiliki BRT yang informasi yang lengkap mengenai BRT
bernama Trans Semarang dan Bali memiliki Semarang. Selain itu, tidak ada media
Trans Sarbagita. informasi digital atau non digital untuk
pemberitahuan mengenai kedatangan bus
BRT Semarang yang baru atau rute yang dilalui oleh Trans Semarang.
meresmikan beberapa koridor baru Jumlah shelter portable dan semi permanent
khususnya pada koridor IV (Cangkiran ± yang terdapat pada rute koridor IV masih
Bandara A. Yani). Kini BRT Trans banyak. Letak shelter yang kurang strategis,
Semarang sudah memiliki koridor I tidak ada spasi atau jarak dan tidak
(Terboyo-Mangkang), koridor II (Terboyo- dilengkapi jembatan penyebrangan juga
Sisemut Ungaran) koridor IV (Cangkiran- menjadi permasalahan. Letak halte yang
Bandara A. Yani) dan koridor III (Tanjung bersebrangan menyebabkan penumpang
Mas ± Taman Diponegoro). BRT Trans harus mengeluarkan biaya lagi untuk naik ke
Semarang koridor IV merupakan rute yang BRT arah sebaliknya, hanya di shelter
masih baru dikeluarkan oleh BLU Trans tertentu penumpang bisa menggunakan tiket
Semarang. Rencana pengoperasian BRT BRT terusan dari bus sebelumnya. Tinggi
awalnya akan melayani 6 koridor, namun lantai shelter dengan lantai bus Trans
sampai saat ini baru empat koridor saja yang Semarang yang tidak setara yang dapat
beroperasi. membahayakan penumpang. Selain itu
kurangnya perhatian terhadap pengguna
Mengacu pada Standar Pelayanan
BRT yang memiliki kebutuhan khusus
Minimal (SPM) BLU UPTD Terminal
seperti penyandang cacat, ibu hamil, lansia
Mangkang yang terdapat pada Peraturan
dll.
Walikota no. 11 tahun 2010 (lampiran 1)
Sistem tiket BRT Semarang pada
dan hasil pengamatan oleh penulis. BRT
koridor IV masih dilakukan secara manual,
Semarang koridor I, II, III dan khususnya
yaitu dengan cara ditarik oleh petugas di
koridor IV dianggap masih belum optimal
dalam bus atau membeli tiket di loket pada
dalam memberikan pelayanan terhadap
halte tertentu. Padahal pada koridor I dan II
pelanggan karena masih jauh dari harapan
telah diberlakukan sistem e-ticketing, tetapi
yang ada. Masih banyak kekurangan yang
pada koridor IV belum terdapat mesin e-
terjadi pada pelayanan BRT Semarang. Hal
ticketing. Kendaraan BRT yang bermuatan
yang terjadi pada BRT Semarang yaitu tidak
kecil dan jumlahnya pun masih terbatas. Di
memiliki jalur khusus karena ruas jalan yang
dalam bus juga belum dilengkapi oleh papan
tidak memungkinkan diadakannya jalur
digital untuk menunjukkan tempat
khusus untuk BRT sehingga jadwal BRT
pemberhentian halte selanjutnya, sehingga
Semarang tidak pasti. Ketentuan headway
yang menginformasikan hanya petugas di
antarbus semestinya kurang lebih 10 menit
dalam bus kepada para penumpang.
tetapi yang sering terjadi di lapangan bisa
Kebersihan dan keamanan bus juga masih
melebihi waktu tersebut bahkan sampai 30
belum optimal sama seperti di shelter.
menit.
Sebenarnya warga Kota Semarang Denhardt (2003) dalam Pasolong
cukup tertarik untuk menggunakan jasa (2010) The New Public Service memuat ide
transportasi BRT Trans Semarang tetapi pokok sebagai berikut:
tidak diiringi dengan armada yang cukup,
konsistensi waktu dan pelayanan yang 1. Serve Citizen, Not Customers
maksimal. Hal tersebut mengurangi minat (Melayani warga negara, bukan
masyarakat untuk menjadikan BRT Trans konsumen).
Semarang koridor IV ini menjadi pilihan 2. Seek the Public Interset.
utama dalam menggunakan transportasi 3. Value Citizenship over
umum. entrepreneurship (Nilai-nilai
Pemerintah kota Semarang harus kewarganegaraan lebih berharga
segera membenahi sistem pelayanan pada daripada kewirausahaan).
BRT Semarang meliputi perbaikan jadwal, 4. Think Strategically, Act Democracally
sistem tiket, pengadaan jalur khusus, (Berfikir strategis, bertindak
perbaikan fasilitas shelter, letak shelter, demokratis).
armada bus, dan penempatan petugas pada 5. Recognized that Accountability Is Not
setiap halte. Perbaikan tersebut guna Simple (Menyadari bahwa
menarik minat penumpang dan dapat akuntabilitas bukan merupakan hal
mengurangi jumlah kepadatan kendaraan yang sederhana).
pribadi di jalan raya. 6. Serve Rather than steer (Lebih
melayani daripada mengarahkan).
7. Value people, not Just Productivity
B. Tujuan Penelitian (Mengutamakan nilai-nilai
kemanusiaan, bukan sekedar mengejar
1. Mendeskripsikan dan menganalisis produktivitas)
kualitas pelayanan BRT Trans Semarang C.2 Teori Pelayanan Publik
koridor IV. Pelayanan publik menurut Keputusan
2. Mendeskripsikan dan menganalisis Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara
kepuasan masyarakat saat ini terhadap Nomor: 63/KEP/M.PAN/7/2003 adalah
pelayanan BRT Trans Semarang koridor segala kegiatan pelayanan yang
IV. dilaksanakan oleh penyelenggara pelayanan
3. Menganalisis upaya peningkatan kualitas publik sebagai upaya pemenuhan kebutuhan
pelayanan BRT Trans Semarang koridor penerima pelayananan maupun pelaksanaan
IVuntuk meningkatkan kepuasan ketentuan peraturan perundang-undangan
pelanggan. (Surjadi, 2009:11).
Prinsip Pelayanan Publik Keputusan
C. Teori MENPAN Nomor 63 Tahun 2003
(Hardiyansyah, 2011:26-27) sebagai berikut:
C.1 Teori Administrasi Publik 1. Kesederhanaan
Administrasi publik adalah 2. Kejelasan
kerjasama yang dilakukan oleh pemerintah 3. Kepastian waktu
yang terorganisir saling melakukan 4. Akurasi
koordinasi untuk menghasilkan kebijakan 5. Keamanan
publik dengan melibatkan masyarakat agar 6. Tanggung jawab
sesuai dengan kebutuhan sosial. 7. Kelengkapan sarana dan prasarana
8. Kemudahan akses
9. Kedisiplinan, kesopanan dan keramahan 1. Prosedur pelayanan
10. Kenyamanan 2. Persyaratan Pelayanan
3. Kejelasan petugas pelayanan
C.3 Teori Kualitas Pelayanan 4. Kedisiplinan petugas pelayanan
Kualitas layanan bisa diartikan 5. Tanggung jawab petugas pelayanan
VHEDJDL ³XNXUDQ VHEHUDSD EDJXV tingkat 6. Kemampuan petugas pelayanan
layanan yang diberikan mampu sesuai 7. Kecepatan pelayanan
GHQJDQ HNVSHWDVL SHODQJJDQ´ 8. Keadilan mendapatkan pelayanan
(Lewis&Booms dalam Tjiptono, 2008:85). 9. Kesopanan dan keramahan petugas
Menurut zeithhaml-Parasurman- 10. Kewajaran biaya pelayanan
Berry (dalam Harbani Pasolong, 2007:135), 11. Kepastian biaya pelayanan
untuk mengetahui kualitas pelayanan yang 12. Kepastian jadwal pelayanan pelayanan
dirasakan secara nyata oleh konsumen, ada 13. Kenyamanan lingkungan.
indikator ukuran kepuasan konsumen yang 14. Keamanan Pelayanan
terletak pada lima dimensi kualitas
pelayanan menurut apa yang dikatakan C.5 Teori Peningkatan Kualitas Pelayanan
konsumen yaitu :
Menurut Tjiptono teknik ini
1. Tangibles
dikemukakan pertama kali oleh Martilla dan
2. Reliability
James pada tahun 1977 dalam artikel mereka
3. Responssiveness
³Importance Performance Analysis´ \DQJ
4. Assurance
dipublikasikan di Journal of Marketing.
5. Empathy
Pada teknik ini, responden diminta untuk
Teori ´7KH WULDQJOH RI EDODQFH LQ
menilai tingkat kepentingan berbagai atribut
VHUYLFH TXDOLW\ ´ menurut Morgan dan
relevan dan tingkat kinerja perusahaan pada
Murgatroyd, bahwa dalam menyediakan
masing-masing atribut tersebut, kemudian
pelayanan yang terbaik perlu dipertahankan
nilai rata-rata tingkat kepentingan dan
keseimbangan dari ketiga komponen yaitu
kinerja tersebut dianalisis pada Importance-
Interpersonal Component, Procedure
Performance Matrix. Matriks ini
Environment / Process Component, and
menunjukkan bidang atau atribut tertentu
Technical / Professional Component untuk
yang perlu dipertahankan dan aspek-aspek
menghasilkan pelayanan yang berkualitas.
yang perlu dikurangi prioritasnya (Martilla
dan James dalam Tjiptono, 2011:319-321)
C.4 Kepuasan Pelanggan
Kotler (1994) mengartikan kepuasan D. Metode Penelitian
pelanggan adalah tingkat perasaan seseorang
setelah membandingkan kinerja yang ia D.1 Tipe Penelitian
rasakan dibandingkan dengan harapan. Penelitian ini adalah penelitian kuantitatif,
Berdasarkan prinsip pelayanan karena mencoba untuk mendeskripsikan
sebagaimana telah ditetapkan dalam kualitas pelayanan BRT Trans Semarang
Keputusan Menteri PAN Nomor: koridor IV yang tercermin secara kuantitatif
63/KEP/M.PAN/7/2003, yang kemudian di dalam Indeks Kepuasan Masyarakat.
dikembangkan menjadi 14 unsur yang Untuk mendalami permasalahan yang
relevan, valid dan reliabel, sebagai unsur ditemukan dalam kualitas pelayanan dan
minimal yang harus ada untuk dasar kepuasan masyarakat, disini juga dilakukan
pengukuran indeks kepuasan masyarakat pendalaman secara kualitatif.
adalah sebagai berikut:
D.2 Populasi ini menggunakan rumus Slovin dan
Populasi dalam penelitian ini adalah mengikuti data penumpang BRT Trans
seluruh masyarakat yang menggunakan alat Semarang koridor IV (Cangkiran-Bandara
transportasi BRT Trans Semarang koridor Ahmad Yani).
IV.
D.9 Teknik Analisis Data
D.3 Sampel Analisis yang digunakan pada data-
Sampel dalam penelitian ini adalah data yang dapat diklasifikasikan dalam
100 responden. Jumlah tersebut diperoleh ukuran tertentu dan berwujud angka untuk
dengan menggunakan rumus slovin mencari jawaban apakah ada kesenjangan
berdasarkan data pengunjung BRT Trans dalam dimensi kualitas pelayanan jasa
Semarang Koridor II bulan agustus 2014. transportasi menggunakan analisis tingkat
kepentingan dan kinerja atau kepuasan yang
D.4 Teknik Pengumpulan Data diperoleh dari kuesioner.

1. Kuesioner Peneliti menggunakan rumus mean


2. Wawancara atau rata-rata untuk menganalisis data
3. Observasi tersebut dan dibagi ke dalam pilihan
prioritas untuk perbaikannya.
D.5 Jenis dan Sumber Data Pembahasan
Sumber data dalam penelitian ini 1. Kualitas dan Kepentingan Unsur
adalah data primer dan data sekunder. Pelayanan BRT Trans Semarang kor IV
a. Kejelasan Petugas Pelayanan
D.6 Pengolahan Data Rata-rata hasil penilaian tingkat
kinerja yaitu sebesar 2,98 dan tingkat
1. Editing kepentingan yaitu sebesar 3,74.
2. Koding Tingkat kinerja pada kejelasan petugas
3. Tabulasi pelayanan pada BRT Trans Semarang
dikatakan cukup memuaskan dan
D.7 Skala Pengukuran tingkat kepentingannya rendah. Hal
tersebut seperti petugas sudah
Dalam penelitian ini digunakan skala menggunakan seragam dan tanda
ordinal dengan tipe skala pengukurannya pengenal.
adalah skala likert yang digunakan untuk b. Kemampuan Petugas Pelayanan
mengukur sikap, pendapat, dan persepsi Rata-rata hasil penilaian tingkat
seseorang atau sekelompok orang tentang kinerja yaitu sebesar 2,86 dan tingkat
fenomena sosial. kepentingan yaitu sebesar 3,75.
Tingkat kinerja pada kemampuan
D.8 Instrumen Penelitian petugas pelayanan pada BRT Trans
Instrumen penelitian yang akan Semarang dapat dikatakan cukup
digunakan adalah kuesioner. Kuesioner memuaskan dan tingkat
penelitian kemudian dibagi kepada 100 kepentingannya rendah. Hal tersebut
orang responden dibuat dalam bentuk seperti keahlian petugas
ordinal scale sesuai dengan skala mengemudikan bus, menarik uang dan
pengukuran yang dipakai. Jumlah responden memberikan informasi tentang BRT.
Hal tersebut seperti kemudahan
c. Tanggung Jawab Petugas Pelayanan memperoleh tiket dan tata cara
Rata-rata hasil penilaian tingkat menggunakan BRT.
kinerja yaitu sebesar 2,97 dan tingkat g. Kenyamanan Lingkungan
kepentingan yaitu sebesar 3,77. Rata-rata hasil penilaian tingkat
Tingkat kinerja pada tanggung jawab kinerja kenyamanan lingkungan yang
petugas pelayanan pada BRT Trans diperoleh dari jawaban responden
Semarang dapat dikatakan cukup yaitu sebesar 2,35 dan tingkat
memuaskan dan tingkat kepentingannya yaitu sebesar 3,91.
kepentingannya rendah. Hal tersebut Tingkat kinerja pada kenyamanan
seperti petugas ikut menjaga lingkungan pada BRT Trans Semarang
keamanan barang milik penumang dan belum memuaskan dan tingkat
menjaga keselamatan penumpang. kepentingannya tinggi. Masih banyak
d. Kedisiplinan Petugas Pelayanan shelter yang kurang nyaman
Rata-rata tingkat kinerja kedisiplinan dikarenakan kurangnya penerangan,
petugas pelayanan yaitu sebesar 2,91 tidak ada petugasnya, masih dalam
dan tingkat kepentingannya yaitu bentuk shelter portable, minimnya
sebesar 3,85. Tingkat kinerja pada fasilitas penunjang lainnya dan
kedisiplinan petugas pelayanan pada kapasitas bus yang masih minim
BRT Trans Semarang dapat dikatakan sering melebihi muatan.
cukup memuaskan dan tingkat h. Persyaratan Pelayanan
kepentingannya tinggi. Hal tersebut Rata-rata hasil penilaian tingkat
seperti waktu pengoerasian bus sesuai kinerja yaitu sebesar 3,32 dan tingkat
dengan jadwal yang telah ditentukan. kepentingannya yaitu sebesar 3,76.
e. Kesopanan dan Keramahan Petugas Tingkat kinerja pada persyaratan
Pelayanan. pelayanan pada BRT Trans Semarang
Rata-rata hasil penilaian tingkat dapat dikatakan cukup memuaskan
kinerja yaitu sebesar 2,45 dan tingkat dan tingkat kepentingannya rendah.
kepentingannya yaitu sebesar 3,88. Hal tersebut seperti penumpang hanya
Tingkat kinerja pada kesopanan dan tinggal membeli tiket di dekat halte
keramahan pelayanan pada BRT Trans dan data langsung menggunakannya,
Semarang kurang memuaskan dan tidak ada syarat lain yang menyulitkan
tingkat kepentingannya tinggi. Ada pengguna BRT.
beberapa pengalaman penumpang i. Keamanan Pelayanan
yang mendapatkan perlakuan petugas Rata-rata hasil penilaian tingkat
yang kurang sopan seperti dimarahi kinerja keamanan pelayanan yang
oleh petugas dan dilayani dengan diperoleh dari jawaban responden
dengan tidak ramah. yaitu sebesar 2,44 dan tingkat
f. Prosedur Pelayanan kepentingannya yaitu sebesar 3,89.
Rata-rata hasil penilaian tingkat Tingkat kinerja pada keamanan
kinerja yaitu sebesar 3,04 dan tingkat pelayanan pada BRT Trans Semarang
kepentingannya yaitu sebesar 3,79. dapat dikatakan belum memuaskan
Tingkat kinerja pada prosedur dan tingkat kepentingannya tinggi.
pelayanan pada BRT Trans Semarang Beberapa hal dalam keamanan
dapat dikatakan cukup memuaskan pelayanan di bus maupun shelter
dan tingkat kepentingannya rendah. seperti tidak adanya petugas di seluruh
shelter, cctv di dalam bus masih belum pelayanan BRT Trans Semarang
aktif, belum adanya cctv di dalam dapat dikatakan sudah berjalan
shelter dan letak shelter yang jauh dari dengan baik dan tingkat
keramaian. kepentingannya tinggi. Beberapa hal
j. Keadilan Mendapatkan Pelayanan seperti harga tiket BRT yang sudah
Rata-rata hasil penilaian tingkat tercantum pada tiket, di shelter, di
kinerja keadilan mendapatkan loket maupun di bus sehingga
pelayanan yang diperoleh dari penumang dapat mengetahuinya
jawaban responden yaitu sebesar 2,45 dengan jelas dan harga tiket sesuai
dan tingkat kepentingannya yaitu dengan kebijakan pemerintah.
sebesar 3,89. Tingkat kinerja pada m. Kecepatan Pelayanan
keadilan mendapatkan pelayanan pada Rata-rata hasil penilaian tingkat
BRT Trans Semarang dapat dikatakan kinerja yaitu sebesar 2,82 dan tingkat
belum memuaskan dan tingkat kepentingannya yaitu sebesar 3,91.
kepentingannya tinggi. Beberapa hal Tingkat kinerja pada kecepatan
dalam keadilan dalam mendapatkan pelayanan BRT Trans Semarang
pelayanan seperti belum adanya dapat dikatakan cukup baik dan
fasilitas penunjang bagi pengguna tingkat kepentingannya tinggi.
berkebutuhan khusus agar Beberapa hal seperti keahlian dan
memudahkan akses mereka keterampilan petugas dalam
menggunakan BRT di bus/shelter. memberikan pelayanan yang cepat
k. Kelengkapan Sarana dan Prasarana dan handal.
Rata-rata hasil penilaian tingkat n. Kepastian Jadwal Pelayanan.
kinerja yaitu sebesar 2,39 dan tingkat Rata-rata hasil penilaian tingkat
kepentingannya yaitu sebesar 3,87. kinerja yaitu sebesar 1,90 dan tingkat
Tingkat kinerja pada kelengkapan kepentingannya yaitu sebesar 3,93.
sarana dan prasarana BRT Trans Tingkat kinerja padakepastian jadwal
Semarang dapat dikatakan belum pelayanan BRT Trans Semarang
memuaskan dan tingkat dapat dikatakan belum memuaskan
kepentingannya tinggi. Beberapa hal dan tingkat kepentingannya tinggi.
dalam kelengkapan sarana prasarana Beberapa hal dalam kepastian jadwal
dalam bus maupun shelter seperti pelayanan seperti kedatangan bus
masih banyak sarana dan prasarana yang tidak dapat diperkirakan oleh
yang belum lengkap seerti adanya penumpang dan terkadang
alat pemecah kaca darurat di dalam penumpang harus menunggu cukup
bus, adanya cctv di dalam bus, alat lama.
pemadam kebakaran di dalam o. Kewajaran Biaya Pelayanan
bus/shelter, masih minimnya jumlah Rata-rata hasil penilaian tingkat
armada dan papan informasi digital kinerja yaitu sebesar 3,54 dan tingkat
rute Trans Semarang baik di shelter kepentingannya yaitu sebesar 3,79.
maupun di dalam bus. Tingkat kinerja kewajaran biaya
l. Kepastian Biaya Pelayanan pada pelayanan BRT Trans
Rata-rata hasil penilaian tingkat Semarang dapat dikatakan sudah
kinerja yaitu sebesar 3,65 dan tingkat berjalan dengan baik dan tingkat
kepentingannya yaitu sebesar 3,85. kepentingannya rendah. Hal tersebut
Tingkat kinerja pada kepastian biaya seperti biaya tiket yang diberlakukan
bagi BRT cukup terjangkau dan Pelayanan dan Kewajaran Biaya
murah dibandingkan dengan Pelayanan.
angkutan umum lainnya.

2. Kepuasan Pelanggan BRT Trans


Semarang kor IV Penutup
a. Unsur yang memiliki tingkat kepuasan
A. Kesimpulan
tinggi dengan range 3,24 ± 3,68 yaitu
1. Kualitas Pelayanan BRT Trans
persyaratan pelayanan, kepastian biaya
Semarang koridor IV.
pelayanan dan kewajaran biaya
pelayanan. Berdasarkan hasil penelitian penulis
b. Unsur yang memiliki tingkat kepuasan kualitas pelayanan BRT Trans Semarang
cukup dengan range 2,79 ± 3,23 yaitu koridor IV (Cangkiran ± Bandara A.
kejelasan petugas, kemampuan Yani) memiliki nilai rata-rata sebesar
petugas, tanggung jawab petugas, 2,80 (cukup memuaskan) dan tingkat
kedisiplinan petugas, prosedur kepentingan pelayanan BRT Trans
pelayanan, kecepatan pelayanan. Semarang koridor IV (Cangkiran ±
c. Unsur yang memiliki tingkat kepuasan Bandara A. Yani) memiliki nilai rata-rata
kurang dengan range 2,35 ± 2,78 yaitu sebesar 3,84 (penting).
kesopanan dan keramahan petugas,
kenyamanan lingkungan , keamanan Unsur kualitas pelayanan yang
pelayanan, keadilan mendapatkan memiliki nilai rata-rata yang termasuk
pelayanan, kelengkapan sarana dan dalam kategori tingkat kinerja pelayanan
prasarana. rendah yaitu kesopanan dan keramahan
d. Unsur yang memiliki tingkat kepuasan petugas pelayanan, kenyamanan
rendah dengan range 1,90 ± 2,34 yaitu lingkungan, keamanan pelayanan,
kepastian jadwal. keadilan mendapatkan pelayanan,
kelengkapan sarana dan prasarana dan
3. Upaya Peningkatan Kualitas Pelayanan kepastian jadwal pelayanan. Unsur
a. Prioritas Utama kualitas pelayanan yang memiliki nilai
Kesopanan dan Keramahan Petugas rata-rata yang termasuk dalam kategori
Pelayanan, Kenyamanan tingkat kinerja pelayanan tinggi yaitu
Lingkungan, Keamanan Pelayanan, kejelasan petugas pelayanan, kemampuan
Keadilan Mendapatkan Pelayanan, petugas pelayanan, tanggung jawab
Kelengkapan Sarana dan Prasarana, petugas pelayanan, kedisiplinan petugas
Kepastian Jadwal Pelayanan. pelayanan, prosedur pelayanan,
b. Pertahankan Prestasi persyaratan pelayanan, kepastian biaya
Kedisiplinan Petugas Pelayanan, pelayanan, kecepatan pelayanan dan
Kepastian Biaya Pelayanan dan kewajaran biaya pelayanan.
Kecepatan Pelayanan.
c. Berlebihan Unsur kepentingan pelayanan yang
Kejelasan Petugas Pelayanan, memiliki nilai rata-rata yang termasuk
Kemampuan Petugas Pelayanan, dalam kategori tingkat kepentingan
Tanggung Jawab Petugas Pelayanan, pelayanan rendah yaitu kejelasan petugas
Prosedur Pelayanan, Persyaratan pelayanan, kemampuan petugas
pelayanan, tanggung jawab petugas
pelayanan, prosedur pelayanan,
persyaratan pelayanan dan kewajaran kepentingannya. Unsur-unsur pelayanan
biaya pelayanan. Unsur kepentingan dibagi ke dalam 4 bagian kuadran diagram
pelayanan yang memiliki nilai rata-rata kartesius yaitu sebagai berikut:
yang termasuk dalam kategori tingkat
kepentingan pelayanan tinggi yaitu a. Unsur yang termasuk dalam kuadran A
kedisiplinan petugas pelayanan, kepastian (prioritas utama) adalah kesopanan dan
biaya pelayanan, kecepatan pelayanan, keramahan petugas pelayanan,
kesopanan dan keramahan petugas kenyamanan lingkungan, keamanan
pelayanan, kenyamanan lingkungan, pelayanan, keadilan mendapatkan
keamanan pelayanan, keadilan pelayanan, kelengkapan sarana dan
mendapatkan pelayanan, kelengkapan prasarana dan kepastian jadwal
sarana dan prasarana dan kepastian pelayanan.
jadwal pelayanan. b. Unsur yang termasuk dalam kuadran B
(pertahankan prestasi) adalah
i. Kepuasan Pelanggan terhadap Pelayanan kedisiplinan petugas pelayanan, kepastian
BRT Trans Semarang koridor IV biaya pelayanan dan kecepatan
pelayanan.
Berdasarkan hasil penelitian penulis c. Tidak terdapat indikator yang termasuk
analisis kepuasan pelanggan BRT Trans dalam kuadran C (prioritas rendah).
Semarang koridor IV (Cangkiran ± Bandara d. Unsur yang termasuk dalam kuadran D
A. Yani) berdasarkan tingkat kinerjanya (berlebihan) adalah kejelasan petugas
memiliki nilai rata-rata sebesar 2,80 pelayanan, kemampuan petugas
(cukup). Unsur kinerja yang memiliki pelayanan, tanggungjawab petugas
tingkat kepuasan rendah yaitu kepastian pelayanan, prosedur pelayanan,
jadwal pelayanan.Unsur kinerja yang persyaratan pelayanan dan kewajaran
memiliki tingkat kepuasan kurang yaitu biaya pelayanan.
kesopanan dan keramahan petugas
pelayanan, kenyamanan lingkungan, F.2 Saran
keamanan pelayanan, kelengkapan sarana
dan prasarana, dan keadilan mendapatkan Beberapa hal yang perlu diperbaiki oleh
pelayanan. Unsur kinerja yang memiliki pihak BRT Trans Semarang yaitu:
tingkat kepuasan cukup yaitu kejelasan
1. Pemberian pelatihan kepada petugas
petugas pelayanan, kemampuan petugas
tentang pentingnya senyum, sapaan,
pelayanan, tanggungjuawab petugas
dan salam bagi penumpang.
pelayanan, kedisiplinan petugas pelayanan,
2. Perbaikan sarana dan prasarana shelter
prosedur pelayanan dan kecepatan
yang demi kenyamanan penumpang
pelayanan. Unsur kinerja yang memiliki
3. Meningkatkan kebersihan shelter dan
tingkat kepuasan tinggi yaitu persyaratan
keberadaan petugas kebersihan.
pelayanan, kepastian biaya pelayanan dan
4. Pengangkutan penumpang tidak
kewajaran biaya pelayanan.
melebihi batas maksimum.
ii. Upaya Peningkatan Kualitas Pelayanan 5. Penambahan personil sebagai petugas
untuk Menciptakan Kepuasan Pelanggan untuk menjaga setiap shelter dan siap
membantu para pengguna bus.
Upaya dalam peningkatan kualitas 6. Penataan ulang letak shelter yang
pelayanan BRT Trans Semarang perlu terjangkau oleh masyarakat dan
dibagi ke dalam beberapa kelompok sesuai pemberian spasi (jarak) di setiap halte
dengan tingkat kinerja dan tingkat
untuk menaikturunkan penumpang Pasolong, Harbani. (2010). Teori
agar tidak mengganggu lalu lintas. Administrasi Publik. Bandung: Alfabeta
7. Pemasangan serta pengaktifan cctv
pada setiap shelter/bus. Prasetyo dan Jannah. (2006) Metode
8. Penambahan sarana dan prasarana Penelitian Kuantitatif: Teori dan Aplikasi.
untuk pengguna berkebutuhan khusus Jakarta: PT. Rajagrafindo Persada
(ibu hamil, manula, disable).
Ratminto, dan Winarsih Atik Septi.
9. Pengadaan armada yang cukup untuk
(2012). Manajemen Pelayanan:
mengangkut seluruh penumpang.
Pengembangan Model Konseptual
10. Kelengkapan alat-alat untuk keadaan
Penerapan Citizen Charter dan Standar
darurat.
Pelayanan Minimal. Yogyakarta: Pustaka
11. Pemasangan papan informasi
Pelajar
mengenai rute BRT Trans Semarang di
dalam bus maupun shelter. Safroni, Ladzi. (2012). Manajemen dan
12. Pemasangan papan informasi digital Reformasi Pelayanan Publik: dalam Konteks
di dalam bus untuk informasi lokasi Birokrasi Indonesia. Yogyakarta: Aditya
pemberhentian bus. Media Publishing
13. Pemasangan mesin e-ticketing.
14. Pembangunan jalur khusus agar BRT Sedarmayanti. (2012). Reformasi
Trans Semarang. Administrasi Publik, Reformasi Birokrasi,
15. Penyediaan papan informasi dan Kepemimpinan Masa Depan:
digital/non digital jadwal Mewujudkan Pelayanan Prima dan
kedatangan/keberangkatan bus. Kepemerintahan yang Baik. Bandung:
Refika Aditama

DAFTAR PUSTAKA Sugiyono. (2008). Metode Penelitian


Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung:
Handoko, Hani. (2011). Manajemen. Alfabeta
Yogyakarta: BPFE
Surjadi. (2009). Pengembangan Kinerja
Hardiyansyah. (2011). Kualitas Pelayanan Publik. Bandung: Refika Aditama
Pelayanan Publik: Konsep, Dimensi,
Indikator, dan Implementasinya. Transit Cooperative Research Program.
Yogyakarta: Gava Media (2003). Diakses pada tanggal 19 September
2013 dari http://library.binus.ac.id
Jasfar, Farida. (2009). Manajemen Jasa:
Pendekatan Terpadu. Bogor: Ghalia Tjiptono, Fandy. (2005). Prinsip-prinsip
Indonesia Total Quality Service. Yogyakarta: ANDI
YOGYAKARTA
Keban, Yeremias T. (2008). Enam
Dimensi Strategis Administrasi Publik : Tjiptono, Fandy. (2008). Service
Konsep, Teori, dan Isu. Yogyakarta: Gaya Management: Mewujudkan Pelayanan
Media Prima. Yogyakarta: ANDI YOGYAKARTA

Mahmudi. (2010). Manajemen Kinerja Tjiptono, Fandy dan Chandra Gregorius.


Sektor Publik. Yogyakarta: UPP STIM (2011). Service, Quality & Satisfaction.
YKPN Yogyakarta: ANDI YOGYAKARTA

You might also like