You are on page 1of 11

1

KUALITAS PELAYANAN BUS RAPID TRANS SEMARANG (BRT)


KORIDOR II DI KOTA SEMARANG (DENGAN RUTE TERMINAL
TERBOYO SEMARANG-TERMINAL SISEMUT UNGARAN)
Oleh :
Arinha Pratitha Maitri, Susi Sulandari, Rihandoyo

Jurusan Administrasi Publik


Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
Universitas Diponegoro
Jl. Profesor Haji Sudarto, Sarjana.Hukum Tembalang Semarang Kotak Pos 1269
Telepon (024) 7465407 Faksimile (024) 7465405
Laman :http://www.fisip.undip.ac.id email fisip@undip.ac.id

ABSTRACT

Services is a Success key of various businesses or services activities. The role of servicing gets
bigger and determined when there’s service in community activities. Public service scope are
very wide, one of them is the transportation service. There’s Semarang BRT as part of the
transportation system in Semarang city, and its one of Semarang community needs at
transportation area. BLU UPTD Mangkang Terminal Section as Semarang BRT management
had a vision “ Creating a Professional, Independent, reliable, sustainable and affordable
service”.
The objective of research was to identify BRT Semarang corridor II service quality. To
identify How does the quality of service that has been given from BRT Semarang corridor II to
the community and also what kind of dimensions can be the inhibitor of BRT Semarang corridor
II service quality. A measure of the quality, seen from 8 quality service dimensions that has been
formulated. The research used a descriptive qualitative with repondents from BLU Semarang
city employeses and BRT Semarang corridor II user.
The result of the research are the BRT Semarang corridor II quality service was good
enough if identified from 8 dimensions quality services, only at direct tangibles dimension and
officer reliability that needs to be improved.

Keywords: Quality Service, Transportation, Tangibles, reliability officer.


2

PENDAHULUAN kemacetan, nyaman dalam perjalanan,


A. LATAR BELAKANG terutama cepat dan selamat sampai tujuan.
Pelayanan transportasi pada masa Bus Rapid Trans Semarang sebagai
sekarang terus mengalami perkembangan bagian dari sistem transportasi kota
seiring dengan perkembangan teknologi Semarang merupakan salah satu kebutuhan
yang semakin maju dari masa ke masa yang pokok masyarakat kota dan merupakan
membuat transportasi itu sendiri mengalami bagian yang tidak dapat dipisahkan dengan
peningkatan dan kemajuan di dunia. Hal ini kehidupan kota pada umumnya. Keberadaan
dikarenakan adanya globalisasi dan Trans Semarang sangat dibutuhkan oleh
modernisasi. Jika suatu organisasi atau masyarakat, tetapi apabila tidak ditangani
instansi dalam transportasi tidak bisa secara baik dan benar akan menjadi masalah
menyikapi hal tersebut, maka kelangsungan bagi kehidupan kota semarang.
kegiatan atau pekerjaan di dalam mengelola Pengoperasian Trans Semarang yang terbagi
tarnsportasi tersebut, maka kegiatan atas trayek atau rute yang dilayani oleh
tansportasi di dunia akan terganggu. Untuk beberapa operator masing- masing memiliki
itu, diperlukan adanya sistem pelayanan karakter, baik yang berkaitan dengan
transportasi yang baik dan di dukung oleh panjang rute, tingkat kepadatan penumpang
sumber daya manusia yang baik pula. dan distribusi kendaraan umum pada
Transportasi sangat penting peranannya bagi masing-masing trayek.
daerah baik itu perdesaan atau daerah semi Bus Rapid Trans Semarang yang di
urban atau urban di negara-negara yang tujukan untuk memenuhi kebutuhan pokok
sedang berkembang, karena menyediakan masyarakat Semarang dalam hal transportasi
akses bagi masyarakat untuk memenuhi sendiri tidak lepas dari kekurangan dan
kebutuhan barang dan jasa sehari-hari, serta masalah. Pada pengadaan Bus Trans
meningkatkan kehidupan sosial ekonomi. Semarang itu sendiri mempunyai beberapa
Akses terhadap informasi, pasar, dan jasa standar pelayanan sebagai acuan dalam
masyarakat dan lokasi tertentu, serta memberikan pelayanan kepada masyarakat,
peluang-peluang baru kesemuanya sehingga diharapkan dapat memenuhi
merupakan kebutuhan yang penting dalam harapan masyarakat di kota semarang untuk
proses pembangunan. melayani kebutuhan transportasi publik yang
Permasalahan pelayanan transportasi, handal dan profesional.
terutama yang paling klasik adalah kualitas Tabel 1.1
pelayanan sarana transportasi publik dimana Standar Pelayanan Mminimal BRT
tidak selalu memuaskan seperti yang Semarang
diharapkan para pengguna pelayanan publik 1. Kehandalan Ukuran
sendiri. Sebagai pelayanan publik pelayanan BRT
seharusnya memberikan pelayanan yang a. Rencana Jarak antara
maksimal karena masayarakat pengguna Headway kendaraan satu
merasa sudah membayar banyak utntuk terhadap
mendapatkan pelayanan yang maksimal. kendaraan
Bus rapid trans semarang memiliki tujuan berikutnya yang
yang sangat mulia, dimana menginginkan diatur pada
masyarakat meninggalkan transportasi Terminal, dalam
pribadi melalui pemberian pelayanan hal ini
maksimal. Masyarakat pasti antusias dengan digunakan
harapan bahwa melalui bus trans semarang, satuan Menit.
masyarakat sudah tidak lagi terjebak
3

b. Waktu maksimal 20 kecelakaan


Menaikkan detik (halte insiden
dan kecil) dan d. Keselamatan Tidak adanya
Menurunkan maksimal 30 di Bus Korban
Penumpang detik (halte kecelakaan/insi
besar) den
c. Jarak Antara Jarak antara 3. Kemudahan Ukuran
Pintu Bus dan pintu bus dan Pada Pelayanan
Halte halte secara BRT
lateral <15cm, a. Kemudahan Informasi
vertikal <5cm mendapatkan koridor dan time
d. Kecepatan Kecepatan informasi table tersedia
Perjalanan tertinggi adalah tentang BRT secara akurat
30km/jam, dan dan terbaru di
terendah 18 semua halte dan
km/jam bus
e. Kehandalan Maksimum b. Kemudahan Kecepatan
Armada gangguan dan kecepatan waktu transaksi
operasi bus penjualan tiket tiket 15 detik
akibat gangguan c. Kemudahan Pelaporan dapat
operasi/kerusaka melaporkan dilayani di
n adalah 10 kehilangan/me setiap halte dan
kejadian dari nemukan di respon dalam
200.000 km barang kurun waktu <
layanan BRT 2x24jam
f. Konsistensi Waktu kegiatan d. Kemudahan Waktu
Jam Pelayanan pelayanan yaitu menyampaikan maksimum 5
waktu sejak pengaduan, menit
pukul 05.00 wib memberi saran
(pemberangkata 4. Kenyamanan Ukuran
n awal) sampai Pada Pelayanan
dengan 21.00 BRT
wib a. Kebersihan di Tidak adanya
(pemberangkata dalam halte sampah dan
n akhir). terdapat kotak
2. Keamanan dan Ukuran sampah dalam
Keselamatan halte
BRT b. Penerangan di Penerangan
a. Keamanan di Tidak adanya dalam halte menjangkau
Halte jumlah korban semua sudut
tindak pidana halte
b. Keamanan di Tidak adanya c. Kepadatan Daya angkut
Bus jumlah korban penumpang di terbanyak
tindak pidana dalam halte kendaraan yang
c. Keselamatan Tidak adanya dihitung
di Halte korban berdasarkan
4

jumlah tempat aset-aset Dinas


duduk Perhubungan
penumpang dan Komunikasi dan
jumlah Informatika
penumpang Kota Semarang
berdiri, Sumber : Badan Layanan Umum, 2014
digunakan Kenyataan yang ada pada
satuan Orang pelaksanaan Bus Rapid Trans Semarang
d. Kebersihan di Tidak adanya menunjukkan adanya ketidak efektifan
dalam bus sampah dan dalam memberikan pelayanan, Berbagai
terdapat kotak kendala yang dihadapi oleh Dinas
sampah dalam Perhubungan dan PT Trans Semarang
bus khususnya terhadap pelayanan yang
e. Penerangan di Penerangan diberikan kepada masyarakat pengguna
dalam bus menjangkau layanan Bus Rapid Transit (BRT). Perlu
semua sudut bus disadari juga bahwa untuk mengimbangi
f. Kepadatan Daya angkut perubahan-perubahan dan kemajuan dalam
penumpang di terbanyak berbagai aspek yang mempengaruhi
dalam bus kendaraan yang transportasi di dunia, dituntut adanya
dihitung optimalisasi dari pihak pengada pelayanan
berdasarkan agar memberikan kualitas pelayanan yang
jumlah tempat maksimal. Dengan berpedoman pada latar
duduk belakang maka dalam penelitian ini diambil
penumpang dan judul “Kualitas Pelayanan Bus Rapid Trans
jumlah Semarang (BRT) Koridor II di Kota
penumpang Semarang (dengan rute Terminal Terboyo
berdiri, Semarang – Terminal Sisemut Ungaran)”.
digunakan
satuan Orang B. TUJUAN
g. Suhu di dalam Suhu udara 1. Untuk mengetahui kualitas
bus diluar bus pelayanan Bus Rapid Trans
dikurangi suhu Semarang koridor II terhadap
udara didalam masyarakat
bus. 2. Untuk mengetahui dimensi yang
h. Kehandalan Pengemudi menghambat kualitas pelayanan
pengemudi wajib berhati- Bus Trans Semarang koridor II
hati dan
memperhatikan
keselamatan C. TEORI
penumpang, Pelayanan publik adalah sebuah
keselamatan pelayanan yang diberikan kepada publik
pejalan kaki, oleh pemerintah baik berupa barang atau
dan keselamatan jasa. Pelayanan ini disebut berhasil
pengguna jalan manakala pemerintah memeberikan
lainnya serta pelayanan terbaiknya pada masyarakat.
keselamatan Pelayanan pada dasarnya juga dapat
5

didefinisikan sebagai aktivitas seseorang, Pelanggan akan menggunakan indera


sekelompok, atau organisasi baik langsung penglihatan untuk menilai suatu
maupun tidak langsung untuk memenuhi kualitas pelayanan.
kebutuhan. Monir (2003:16), mengatakan 2. Reability, yaitu dimensi yang
bahwa pelayanan adalah proses pemenuhan mengukur kehandalan dari
kebutuhan melalui aktivitas orang lain perusahaan dalam memberikan
secara langsung. pelayanan kepada pelanggannya.
I. Kualitas Pelayanan 3. Responsiveness.responsiveness adala
Kualitas pelayanan mencakup h dimesi kualitas pelayanan yang
tata cara, perilaku dan juga penguasaan paling dinamis. Harapan pelanggan
pengetahuan tentang produk dari terhadap kecepatan pelayanan
penyelenggara layanan, sehingga hampir dapat dipastikan akan
penyampaian informasi dan pemberian berubah dengan kecenderunanga
fasilitas/jasa pelayanan kepada pelanggan naik dari waktu ke waktu. Pelayanan
dapat secara optimal memenuhi kebutuhan yang responsif atau yang tanggap,
yang diharapkan pelanggan, sehingga juga sangat dipengaruhi oleh sikap
pelanggan akan merasa puas dan perusahaan front-line staf. Salah satunya adalah
akan mendapatkan manfaatnya. Jadi kualitas kesigapan dan ketulusan dalam
pelayanan menurut Agus Dwiyanto (2010 : menjawab pertanyaan atau
45) mencakup : permintaan pelanggan
a. Tata cara pemberian fasilitas/jasa 4. Assurance, yaitu dimensi kualitas
pelayanan kepada pelanggan dapat secara yang berhubungan dengan
optimal memenuhi kebutuhan yang kemampuan perusahaan dan perilaku
diharapkan pelanggan, front-line staf dalam menanamkan
b. Perilaku penyelenggara layanan rasa percaya dan keyakinan kepada
dalam memberikan layanan kepada para pelanggannya. Ada 4 aspek dari
pelanggan dimensi ini, yaitu keramahan,
c. Penguasaan pengetahuan tentang kompetensi, kredibilitas dan
program dari penyelenggara layanan keamanan.
sehingga penyampaian informasi kepada 5. Empathi adalah sikap tegas penuh
pelanggan dapat dimengerti secara maksimal. perhatian dari pegawai terhadap
Untuk menilai kualitas pelayanan konsumen. Setelah kebutuhan fisik,
publik, terdapat sejumlah indikator yang keamanan dan sosial terpenuhi, maka
dapat digunakan. Menurut Zeithaml – dua kebutuhan lagi akan dikejar oleh
Parasurman – Berry (1990), untuk manusia yaitu kebutuhan ego dan
mengetahui kualitas pelayanan yang aktualisasi.
dirasakan secara nyata oleh konsumen, ada
indikator ukuran kepuasan konsumen yang
terletak pada 5 dimensi kualitas menurut apa D. METODE PENELITIAN
yang dikatakan konsumen. Kelima dimensi Dalam penelitian ini penulis menggunakan
tersebut yaitu: metode, sebagai berikut:
1. Tangible, karena pelayanan tidak I. Desain Penelitian
bias dilihat, tidak bias dicium dan Tipe penelitian yang digunakan
tidak bias diraba, maka aspek adalah kualitatif bersifat deskriptif. dengan
tangible menjadi penting sebagai demikian data yang terkumpul berbentuk
ukuran terhadap pelayanan. kata-kata, gambar, bukan angka-angka. Data
yang diperoleh meliputi transkip interview
6

(wawancara), catatan lapangan, foto, tata cara atau prosedur pelayanan


dokumen pribadi, dan lain-lain. pada Bus Rapid Transit (BRT) Trans
II. Situs Penelitian Semarang koridor II yang berlangsung baik
Penelitian ini mengambil lokus pada dan sudah dapat memenuhi harapan
Kantor Badan Layanan Umum (BLU) masyarakat pengguna Bus Rapid Transit
Semarang.Jenis Data (BRT) Trans Semarang koridor II sehingga
III. Jenis Data penyelenggaraan pelayanan yang diberikan
Data kualitatif diperoleh melalui kepada masyarakat sebagai pengguna jasa
berbagai macam teknik pengumpulan data dapat dikatakan memenuhi harapan
misalnya wawancara, analisis dokumen, masyarakat. Fasilitas pelayanan yang
diskusi terfokus, atau observasi yang telah diberikan Pihak BLU UPTD Terminal
dituangkan dalam catatan lapangan Mangkang Semarang Pada Pengelolaan Bus
(transkrip). Rapid Transit (BRT) Trans Semarang
IV. Teknik Pengumpulan Data Koridor II memadai, pada hal ini masyarakat
Pada usaha pengumpulan data yang sudah mendapatkan pelayanan yang baik.
valid maka teknik yang digunakan dalam
penelitian ini adalah sebagai berikut : Perilaku Penyelenggara Layanan
Wawancara, Dokumentasi. Dalam Memberikan Layanan
V. Analisis dan Intepretasi Data Kepada Pelanggan
Analisis yang digunakan dalam perilaku atau sikap dalam memberikan
penelitian ini adalah analisis diskriptif pelayanan dapat mengetahui apakah petugas
kualitatif. Analisis data ini terdiri dari tersebut melakukan pelayanan sepenuh hati
Reduksi data, kategorisasi, sintesiasi atau tidak. Sikap atau perilaku petugas
sudah baik dalam memberikan pelayanan
PEMBAHASAN kepada masyarakat sebagai pengguna Bus
A. HASIL PENELITIAN Rapid Transit (BRT) Trans Semarang
Berdasarkan hasil penelitian dengan koridor II
wawancara kepada beberapa informan yaitu
secara keseluruhan, kualitas pelayanan Bus Penguasaan Pengetahuan Tentang
Rapid Trans Semarang koridor II di Kota Program Dari Penyelenggara
semarang secara keseluruhan sudah baik jika Layanan
diidentifikasi dari 8 dimensi kualitas Petugas Bus Rapid Transit (BRT) Trans
pelayanan yang digunakan. Hanya pada Semarang Koridor II memiliki pengetahuan
dimensi bukti langsung (tangible) dan yang cukup tentang program maupun jenis
kehandalan petugas (reability) yang dirasa layanan jasa yang diberikan kepada
masih kurang optimal dalam pelaksanaannya. masyarakat. Petugas pemberi layanan selain
Terdapat juga dimensi yang menghabat bersedia memberikan informasi kepada
dalam pembedrian pelayanan adalah masyarakat dengan jelas dan mudah
ketidaknyamanan pada halte/shelter dan dipahami, para petugas harus memiliki
lamanya waktu kedatangan Bus. kemauan mendengarkan keinginan
masyarakat dan bersedia memberikan
B. ANALISIS informasi yang baru dan lengkap, hal ini
I. Kualitas Pelayanan Pada Bus juga sudah dimiliki petugas Bus Rapid
Rapid Trans Semarang (BRT) Transit (BRT) Trans Semarang Koridor II.
Koridor II di Kota Semarang Tangible (Bukti Langsung)
Tata cara pemberian fasilitas/jasa
pelayanan kepada pelanggan
7

Tangible atau bukti langsung hal Daya tanggap atau Responsiveness


yang nyata berfungsi untuk memperkuat merupakan kesanggupan petugas Bus Rapid
pernyataan dan dapat dilihat secara fisik, Transit (BRT) Trans Semarang koridor II
dapat berupa penampilan dan kemampuan untuk membantu dan menyediakan
sarana dan prasarana fisik dan lingkungan pelayanan secara cepat dan tepat, serta
sekitarnyaKetidaknyamanan di ruang tunggu tanggap terhadap keinginan masyarakat. Bus
Halte/Shelter Bus Rapid Transit (BRT) Rapid Transit (BRT) Trans Semarang
Trans Semarang koridor II ini dirasakan oleh koridor II ini sudah mempunyai
masyarakat, karena halte/shelter yang kesanggupan dan daya tanggap yang baik
kotor,kurangnya tempat duduk, dan halte terhadap keinginan masyarakat dan juga
yang sempit. Peralatan penunjang pelayanan dalam memberikan respon yang baik
pada Bus Rapid Transit (BRT) Trans terhadap keluhan masyarakat. Selain itu
Semarang koridor II juga diidentifikasikan Salah satu penentu kualitas pelayanan yang
sudah cukup lengkap dan sudah memadai. baik yaitu adanya sikap tanggap terhadap
Kenyamanan di dalam Bus memang menjadi masyarakat dari petugas penyedia pelayanan
hal utama yang harus diperhatikan. transportasi. Para petugas Bus Rapid Transit
Kenyamanan dalam Bus Rapid Transit (BRT) Trans Semarang koridor II juga
(BRT) Trans Semarang Koridor II sudah sudah tanggap terhadap keluhan masyarakat.
dirasa nyaman oleh masyarakat serta sarana
dan prasarana yang lengkap sudah terdapat Assurance (Jaminan)
Bus Rapid Transit (BRT) Trans Semarang Keadilan dalam memberikan
koridor II. pelayanan, kesopanan, dan sifat dapat
dipercaya yang dimiliki oleh para staf, bebas
Reliability (Kehandalan Petugas) dari bahaya, resiko, dan keraguan. Hal
Kemampuan untuk memberikan tersebut untuk menimbulkan kepercayaan
pelayanan dengan benar, akurat, handal dan keyakinan kepada masyarakat.
adalah suatu sikap yang sesuai dengan Kesopanan dan keramahan menjadi kriteria
aturan yang berlaku. Pada Bus Rapid Transit yang harus dilakukan oleh seseorang dalam
(BRT) Trans Semarang koridor II sudah memberikan pelayanan. Dalam hal ini, para
berusaha memberikan kemudahan dalam petugas Bus Rapid Transit (BRT) Trans
pelayanan yang diberikan petugas kepada Semarang koridor II sudah menerapkan
masyarakat. Kemudahan dalam kesopanan dan keramahan kepada
mendapatkan pelayanan sudah sepenuhnya masyarakat. Begitu pula dengan keadilan
dirasakan oleh masyarakat pengguna Bus dan ketrampilan. petugas Bus Rapid Transit
Rapid Transit (BRT) Trans Semarang (BRT) Trans Semarang koridor II dalam hal
koridor II. Namun, kemampuan petugas Bus keadilan dan ketrampilan petugas dalam
Rapid Transit (BRT) Trans Semarang memberi pelayanan mendapat respon yang
koridor II dalam memberikan pelayanan positif dari masyarakat sebagai pengguna
ketepatan waktu belum sepenuhnya seperti jasa.
yang diharapkan. Karena waktu kedatangan
Bus yang lama memuat masyarakat harus Emphaty (Empati)
menunggu lama. Hal ini disebabkan karena Perhatian pribadi dalam hal ini
tidak adanya jalur tersendiri untuk Bus. adalah kesadaran diri petugas untuk
berempati kepada masyarakat. Menurut
pendapat masyarakat pengguna Bus Rapid
Responsiveness (Daya Tanggap) Transit (BRT) Trans Semarang koridor II,
8

petugas sudah cukup memperhatikan para Pada Bus Rapid Transit (BRT) Trans
penumpang, jika terdapat penumpang yang Semarang koridor II tata cara atau prosedur
mengeluh tentang ketidaknyamanan. pelayanan pada Bus Rapid Transit (BRT)
Petugas juga langsung memberikan bantuan Trans Semarang koridor II yang berlangsung
yang di perlukan kepada para penumpang. sudah baik dan dapat dirasakan oleh
Jga sama halnya dengan Sikap salam, masyarakat dan juga Bus Rapid Transit
senyum dan sapa petugas pelayanan adalah (BRT) Trans Semarang koridor II juga
komponen penting dalam sebuah pelayanan. memiliki fasilitas pelayanan yang diberikan
Petugas Bus Rapid Transit (BRT) Trans Pihak BLU UPTD Terminal Mangkang
Semarang koridor II ini sudah memberikan Semarang pada pengelolaan Bus Rapid
sikap 3S (sapa, salam dan senyum) yang Transit (BRT) Trans Semarang Koridor II
diperlukan. Tetapi, masih perlu ditingkatkan juga sudah dapat dikatakan memadai.
lagi agar masyarakat merasa senang dengan
pelayanan yang diberikan. 2. Perilaku Penyelenggara Layanan
Dalam Memberikan Layanan Kepada
II. DimensiYang Menghambat Dalam Pelanggan
Pemberian Pelayanan Pada Bus Pemberian pelayanan Bus Rapid
Rapid Transit (BRT) Trans Transit (BRT) Trans Semarang Koridor II
Semarang koridor II ini wajib menerapkan perilaku yang baik
Pelayanan transportasi pada Bus dan sikap sopan santun dalam pelayanan
Rapid Transit (BRT) Trans Semarang agar masyarakat merasa nyaman dan merasa
koridor II tidak terlepas dari berbagai di perhatikan. Sikap atau perilaku petugas
hambatan dalam pelaksanaannya. Beberapa dalam memberi pelayanan mendapat respon
hambatan yang ditemui lebih cenderung yang positif dari masyarakat sebagai
pada kenyamanan halte/shelter dan lamanya pengguna Bus Rapid Transit (BRT) Trans
waktu kedatangan Bus. masyarakat juga Semarang koridor II.
menganggap bahwa pelayanan pada Bus
Rapid Transit (BRT) Trans Semarang 3. Penguasaan Pengetahuan Tentang
koridor II masih kurang dalam memberikan Program Dari Penyelenggara
pelayanan khususnya pada pelayanan Layanan
tentang kenyamanan halte/shelter dan Petugas Bus Rapid Transit (BRT)
lamanya waktu kedatangan Bus. Sehingga, Trans Semarang Koridor II memiliki
untuk meningkatkan kualitas pelayanan pada pengetahuan yang cukup tentang program
Bus Rapid Transit (BRT) Trans Semarang maupun jenis layanan jasa yang diberikan
koridor II, perlu dilakukan perbaikan kepada masyarakat dan juga dalam kemauan
pelayanan agar hambatan tersebut dapat mendengarkan keinginan masyarakat dan
diminimalkan. bersedia memberikan informasi yang baru
PENUTUP dan lengkap.
A. KESIMPULAN 4. Tangible (Bukti Langsung)
I. Kualitas Pelayanan Pada Bus Fasilitas pendukung seperti ruang
Rapid Trans Semarang (BRT) tunggu halte/shelter dirasakan kurang
Koridor II di Kota Semarang memadai karena belum mencukupi. Tetapi
Bus Rapid Transit (BRT) Trans Semarang
1. Tata Cara Pemberian Fasilitas/Jasa Koridor II sudah memiliki peralatan yang
Pelayanan Kepada Pelanggan cukup memadai dan terus berkembang untuk
memberikan pelayanan yang sesuai dengan
9

kebutuhan masyarakat. Pada Bus Rapid Semarang koridor II sudah dimiliki oleh
Transit (BRT) Trans Semarang Koridor II setiap petugas-petugas Bus Rapid Transit
walaupun menggunakan armada bus yang (BRT) Trans Semarang koridor II dan juga
lebih kecil, tetepai tetap tidak mengurang petugas sudah memberikan sikap 3S (sapa,
kenyaman dan keamanan yang diberikan salam dan senyum) yang diperlukan.
oleh Bus Rapid Transit (BRT) Trans
Semarang koridor II. Sarana dan prasara II. Dimensi yang Menghambat
yang ada di Bus Rapid Transit (BRT) Trans Dalam Pemberian Pelayanan Pada
Semarang koridor II sudah cukup memadai Bus Rapid Transit (BRT) Trans
dalam pemberian pelayanan. Semarang koridor II
1. ketidaknyamanan pada halte/shelter
5. Reliability (Kehandalan Petugas) dan lamanya waktu kedatangan Bus,
Kemudahan dalam mendapatkan sehingga menimbulkan
pelayanan sudah sepenuhnya dirasakan oleh ketidaknyamanan bagi pengguna Bus
masyarakat pengguna Bus Rapid Transit Rapid Transit (BRT) Trans
(BRT) Trans Semarang koridor II. Tetapi Semarang koridor II yang ingin
pada ketepatan waktu pelayanan belum mendapatkan pelayanan.
berjalan maksimal, karena jangka waktu Halte/shelter yang kotor,
perjalanan Bus Rapid Transit (BRT) Trans keterbatasan tempat duduk,
Semarang koridor II belum adanya kepastian kurangnya penerangan (pada saat
jadwal yang jelas. sore menjelang malam halte menjadi
gelap), dan sempitnya halte. Kondisi
6. Responsiveness (Daya Tanggap) ini membuat para calon penumpang
Bus Rapid Transit (BRT) Trans merasa kurang nyaman.
Semarang koridor II ini sudah mempunyai
kesanggupan dan daya tanggap yang baik 2. Ketepatan waktu kedatangan Bus.
terhadap keinginan masyarakat untuk Lamanya waktu kedatangan Bus dan
mendapatkan pelayanan yang sesuai harapan. tidak adanya jadwal yang pasti juga
Petugas sudah memberikan respon yang menyebabkan ketidaknyamanan bagi
baik terhadap keluhan masyarakat dan juga calon penumpang. Ditambah lagi
selalu menanggapi dan mendengarkan pada saat jam sibuk yang padatnya
keluhan masyarakat. calon penumpang, sering kali para
calon penumpang harus antri dan
7. Assurance (Jaminan) berdesakan pada saat menunggu
Petugas Bus Rapid Transit (BRT) kedatangan Bus.
Trans Semarang koridor II sudah
B. SARAN
memberikan sikap sopan dan ramah kepada
1. Kenyamanan Ruang Tunggu
masyarakat. Selain itu, keadilan dan Halte/Shelter Bus Rapid Transit
ketrampilan petugas dalam memberi (BRT) Trans Semarang koridor II
pelayanan mendapat respon yang positif dari Pihak pengelola Bus Rapid
masyarakat sebagai pengguna Bus Rapid Transit (BRT) Trans Semarang
Transit (BRT) Trans Semarang koridor II. koridor II diharapkan bisa
8. Emphaty (Empati) menyediakan kenyamanan ruang
Perhatian pribadi yang diberikan oleh tunggu dengan menambah tempat
petugas Bus Rapid Transit (BRT) Trans duduk, dan menambah penerangan
10

pada halte/shelter guna mengurangi Nurmandi, Achmad. 2010. Manajemen


tindak kriminal kepada para calon Pelayanan Publik. Yogyakarta.
penumpang, terlebih lagi pada calon Sinergi
penumpang wanita, dan juga lebih Publishing
memperhatikan kebersihan pada
halte/shelter Winarsih, Ratminto dan Atik Septi. 2005.
Manajemen Pelayanan. Yogyakarta.
2. Peralatan penunjang pelayanan Pustaka Pelajar
Bus Rapid Transit (BRT) Trans
Semarang Koridor II Simanjuntak, Payaman J. 2011. Manajemen
Pihak pengelola Bus Rapid dan Evaluasi Kinerja. Jakarta.
Transit (BRT) Trans Semarang bisa Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi
menyediakan loket tiket dan petugas Universitas Indonesia
pada setiap halte/shelter, tidak hanya
pada halte/shelter yang tingkat Dwiantara, A. Usmara dan Lukas. 2004.
penumpang tinggi. Strategi Organisasi. Yogyakarta.
Amara Books
3. Ketepatan Waktu Pelayanan
Kepada Masyarakat Pengguna Mahsum, Mohamad, 2006. Pengukuran
Bus Rapid Transit (BRT) Trans Kinerja Sektor Publik. Yogyakarta.
Semarang Koridor II BPFE
Pada hal ketepatan waktu
pelayanan memang Bus Rapid Indrawijaya, Adam Ibrahim, 2010. Teori,
Transit (BRT) Trans Semarang Perilaku, dan Budaya Organisasi.
koridor II masih kurang memuaskan. Bandung. Refika Aditama
Bus Rapid Transit (BRT) Trans
Semarang di harapkan dapat Salim, Abbas. 2006. Manajemen
memiliki jalur tersendiri dan Transportasi. Jakarta. Rajagrafindo
membuat jadwal pasti tentang Persada
kedatangan dan keberangkatan Bus.
Darmadi, Damai dan Sukidin. 2009.
DAFTAR PUSTAKA Administrasi Publik. Yogyakarta.
BUKU : LaksBang
Nasution, M Nur. 2004. Manajemen
Transportasi. Jakarta. Ghalia Indonesia Wijaya, Tony. 2011. Manajemen Kualitas
Jasa. Jakarta. Indeks
Pasolong, Harbani. 2010. Teori Administrasi
Publik. Bandung. Alfabeta Dwiyanto, Agus. 2008. Mewujudkan Good
Governance Melalui Pelayanan
Steers, Richard M. 1985. Efektifitas Publik. Gadjah Mada University
Organisasi. Jakarta. Erlangga Press: Yogyakarta

Sugiyono. 2009. Metode Penelitian Kotler, Philip. 2002. Manajemen Pemasaran


Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung . di Indonesia : Analisis, Perencanaan,
Alfabeta Implementasi dan Pengendalian.
Salemba Empat. Jakarta
11

Dwiyanto, Agus. 2010. MANAJEMEN


PELAYANAN PUBLIK: Peduli,
Inklusif, dan Kolaboratif. Gadjah
Mada University Press: Yogyakarta

Ibrahim, Amin. 2008. Teori dan Konsep


Pelayanan Publik Serta
Implementasinya. CV. Mandar Maju:
Bandung

NON BUKU :
BLU UPTD Terminal Mangkang Kota
Semarang

Bus Trans Semarang


http://www.dephub.go.id/read/liputan-
khusus/420

http://www.jatengtime.com/2013/semarangt
oday/dewan-menilai-pelayanan-brt-trans-
semarang-belum-maksimal/#.UxhTiD-Sws9

http://id.wikipedia.org

You might also like