You are on page 1of 6

IDENTIFIKASI PERILAKU PENGUNJUNG PADA RUANG PENTAS MUSIK

JALANAN DAN DAMPAKNYA TERHADAP KUALITAS PEDESTRIAN


MALIOBORO

Alexianus Thomas Miten Uak


Program Studi Magister Arsitektur, Fakultas Teknik, Universitas Atma Jaya Yogyakarta
Jl. Babarsari No. 44, Yogyakarta 55281
E-mail: thomarchitecture@gmail.com

Abstract: Malioboro area is one of the favorite tourist destinations in the city of Yogyakarta. There are many
reasons that Malioboro is a tourist destination that is often visited by visitors, one of which is activities that
are nuanced with regional arts, including street music performances. The street music performance was held
by a group of people from a music studio performed in the Malioboro pedestrian room on Saturdays or at
certain times. The purpose of this paper is to identify patterns of visitor behavior that occur in the street
music stage and its impact on the quality of the Malioboro pedestrian. The method used in this study uses
descriptive qualitative method, which is direct observation to the study location to find out, understand and
directly identify the actual conditions that exist in musical performances. In addition to analyzing the data, the
Behavior Mapping method is used, namely behavior mapping to see how pedestrians manage themselves in
the street music stage. The mapping technique used is person-centered mapping. The results of this study
are that there are several behavioral patterns that occur in the Malioboro street music stage and some of
them are directly influenced by the existence of street music performances which have an impact on the
reduced quality of Malioboro pedestrian.

Keyword: Behavior, street music, Malioboro pedestrian.

Abstrak: Kawasan Malioboro merupakan salah satu destinasi wisata favorit di kota Yogyakarta. Banyak
alasan sehingga Malioboro menjadi tujuan wisata yang sering didatangi pengunjung, salah satunya adalah
kegiatan yang bernuansa kesenian daerah, contonhya pentas musik jalanan. Kegiatan pentas musik jalanan
diadakan oleh sekelompok orang dari sebuah sanggar musik yang dilakukan di ruang pedestrian Malioboro
pada setiap hari sabtu atau pada saat-saat tertentu. Tujuan dari penulisan ini adalah untuk mengidentifikasi
pola perilaku pengunjung yang terjadi pada ruang pentas musik jalanan dan dampaknya terhadap kualitas
pedestrian Malioboro. Metode yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan metode kualitatif deskriptif
yakni melakukan observasi langsung ke lokasi studi untuk mengetahui, memahami serta mengidentifikasi
secara langsung kondisi aktual yang ada pada kegiatan pentas musik. Selain itu untuk menganalisis data
digunakan metode behaviour mapping, yakni pemetaan prilaku untuk melihat bagaimana pejalan kaki
mengatur dirinya dalam ruang pentas musik jalanan. Teknik pemetaan yang digunakan adalah person-
centered mapping. Hasil dari penelitian ini adalah terdapat beberapa pola perilaku yang terjadi pada ruang
pentas musik jalan Malioboro dan beberapa diantaranya dipengaruhi langsung oleh keberadaan pentas
musik jalanan yang berdampak pada berkurangnya kualitas pedestrian Malioboro.

Kata kunci: Perilaku, musik jalanan, pedestrian Malioboro

PENDAHULUAN Yogyakarta, 2018). Konsep ini berdampak pada


Latar Belakang Masakah penataan pedestrian Malioboro yang memberi
Kawasan Malioboro merupakan salah satu ruang pejalan kaki lebih lebar dibanding
kawasan wisata di kota Yogyakarta yang sering pedestrian Malioboro di masa lampau. Dampak
dikunjungi wisatawan karena memiliki nilai dari terciptanya ruang pedestrian yang luas ini,
sejarah, budaya, ekonomi serta sosial yang tinggi. dimanfaatkan untuk jenis kegiatan baru yang
Dalam Peraturan Daerah Kota Yogyakarta semula tidak direncanakan, salah satunya adalah
Nomor 2 Tahun 2011 Tentang Rencana Tata kegiatan pentas musik jalanan.
Ruang Wilayah Kota Yogyakarta Tahun 2010 – Musik jalanan yang terjadi dapat memberi
2029 yang mengatur rencana detail tata ruang dampak positif, menurut Gibson (2004) kegiatan
kawasan Malioboro yang akan dijadikan ini dapat mencegah gentrifikasi negatif pada
kawasan pendestrian, konsep penataan dan daerah dengan karakter budaya yang tinggi
pembangunan kawasan Malioboro dengan (Gibson & Homan, 2004). Selain itu menurut
menggunakan Konsep Teras Budaya(Tarigan & Meng (2018) kehadiran musik dalam suatu ruang
publik memainkan peran penting dalam Pemetaan perilaku ( behaviour mapping )
menentukan pola perilaku yang terjadi (Meng, Pengamatan menggunakan metode
Zhao, & Kang, 2018). Ruang publik yang memiliki Pemetaan Perilaku (Behavior Mapping) yaitu
atraksi musik biasanya memiliki daya tarik suatu teknik survei yang dikembangkan oleh
tersendiri dibanding dengan ruang publik yang Ittelson sejak tahun 1970-an merupakan teknik
tidak memiliki atraksi musik dan dapat yang sangat populer dan banyak dipakai. Menurut
menciptakan rasa nyaman, menenangkan dan Ittelson, pemetaan perilaku, secara umum akan
mengikuti prosedur yang terdiri dari 5 (lima) unsur
menghidupkan ruang kota (Doughty & Lagerqvist,
dasar, yaitu:
2016). 1. Sketsa dasar area atau seting yang akan
Meskipun berdampak positif, kehadiran diobservasi.
musik jalanan ini dapat memberikan dampak 2. Definisi yang jelas tentang bentuk–bentuk
negatif jika pola perilaku manusia yang terlibat perilaku yang akan diamati, dihitung,
dalam ruang pentas musik mengganggu dan dideskripsikan dan didiagramkan.
merubah fungsi utama dari pedestrian. Oleh 3. Infomasikan satu rencana waktu yang jelas
karena itu dalam penulisan ini peneliti akan pada saat kapan pengamatan akan
mengidentifikasi pola – pola perilaku yang dilakukan.
terdapat pada ruang pentas musik jalanan dan 4. Prosedur sistematis yang jelas harus diikuti
pengaruhnya terhadap kualitas pedestrian selama observasi.
Malioboro. 5. Sistem coding / penandaan yang efisien
untuk lebih mengefisienkan pekerjaan
obsevasi.
METODE PENELITIAN
Metodologi penelitian yang digunakan dalam Pemetaan Perilaku meliputi suatu peta
studi ini adalah metode penelitian deskriptif kenyataan atau rencana dari suatu area pada
kualitatif. Melalui penelitian kualitatif ini peneliti lokasi manusia dan area menunjukan aktivitas
dapat mengenali subjek dan merasakan apa yang manusia, pengamatan terhadap perilaku
mereka alami dalam kehidupan sehari-hari pengguna ruang /bangunan berdasarkan person-
sehingga menghasilkan data deskriptif yang centered mapping dan place-centered mapping.
terperinci dari suatu fenomena yang diteliti(Robert Dalam penelitian ini digunakan person-
C. Bogdan dan Stevcen, 1992). centered mapping, yaitu teknik survei perilaku
Metode pengumpulan data yang digunakan yang menekankan pada pergerakan manusia
adalah: pada suatu periode waktu tertentu. Teknik ini
1. Studi literatur, berupa kegiatan hanya berhadapan dengan seseorang yang
mengumpulkan informasi / data mengenai khusus diamati, dalam penelitian ini, pengamat
teori behavious mapping yang digunakan yang dipilih secara acak dan tidak memiliki
sebagai acuan untuk membuat peta perilaku variabel khusus.
pengunjung.
2. Survei lapangan dilakukan dengan cara Teknik time budjet
peneliti meninjau langsung pada lokasi studi Menurut Michelson dan Reed dalam Joyce
yakni pada pedestrian Malioboro untuk 2005 : 184 dalam behavior setting juga dilakukan
mendapatkan data – data berupa fonemena analisis dengan Time Budged yaitu berfungsi
serta masalah yang terjadi di lapangan. untuk memperlihatkan bagaimana seorang
3. Wawancara, dalam wawancara ini peneliti individu mengonsumsi atau menggunakan
melakukan wawancara langsung dengan waktunya. Informasi ini meliputi hal – hal sebagai
pengunjung yang ada di Malioboro, berikut :
khususnya pengunjung yang berada pada 1. Jumlah waktu yang dialokasikan untuk
ruang pentas musik jalanan Malioboro. kegiatan tertentu dengan variasi waktu
4. Observasi lapangan ditujukan untuk lebih tertentu.
memahami kondisi terkini dari kawasan studi 2. Frekuensi dari aktifitas dan jenis aktivitas
serta untuk mengumpulkan data mengenai yang dilakukan.
kondisi fisik eksisting. 3. Pola tipikal dari aktivitas yang dilakukan
Metode analisis data komparatif berupa Pentas musik jalanan yang ada di Malioboro
Data-data yang sudah ada disusun dan kemudian terjadi hanya pada setiap sabtu malam atau pada
dianalisa dengan membandingkan data lapangan hari-hari tertentu. Waktu dimulainya pentas
dengan data literatur. Metode komparatif sangat relatif, tergantung pada kelompok sanggar
digunakan untuk memperoleh kelebihan serta yang mengadakan pentas tersebut, namun
kekurangan yang didapat dari data lapangan. biasanya dimulai pukul 18.30 hingga 23.00.
Selain itu, dengan metode komparatif dapat juga Dalam penulisan ini pengamatan dilakukan
membantu untuk menemukan solusi dari sebanyak 2 kali yakni;
permasalahan yang ada dari data lapangan. 1. Sabtu, 1 Juni 2019, dimulai pukul 18.30
hingga pukul 23.00.
2. Sabtu, 15 Juni 2019, dimulai pukul 18.30
hingga pukul 23.00

HASIL DAN PEMBAHASAN


Tinjauan lokasi
Pentas musik jalanan Malioboro terjadi pada
3 titik sepajang koridor Malioboro, yang memiliki
type setting lokasi yang sama, baik itu dari
komposisi seniman musik, pola penataan ruang
seniman dan pengunjung hingga penataan ruang
untuk pejalan kaki.

Gambar 4: Pola ruang pentas musik jalanan; seniman


musik(biru); pengunjung(kuning); merah(zona
kerumanan pengunjung)

Kerumunan pengunjung pada pentas musik


jalanan dapat dilihat pada gambar di atas. Pola
kerumanan ini membentuk ruang maya yang
dalam penelitian ini dijadikan fokus penelitian.

Analisis pola perilaku pengunjung


Gambar 1. Titik pentas musik jalanan Malioboro Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya,
pengamatan akan dilakukan selama 2 kali, yakni
pada hari sabtu tanggal 1 juni dan hari sabtu
tanggal 15 juni 2019, dan semuanya dimulai dari
pukul 18.00 hingga 23.00, sedangkan untuk
mendapatkan data perilaku pengunjung maka
pada setiap pengamatan, peneliti memilih 10
orang pengunjung secara random dan tidak
memiliki variabel khusus, misalnya jenis kelamin,
umur dan sebagainya.
Syarat yang peneliti gunakan untuk
menentukan pengunjung yang akan diambil data
Gambar 2. Layout ruang pentas musik jalanan perilakunya adalah pengunjung yang masuk
Malioboro dalam ruang kegiatan pentas musik yakni radius
10 meter dari titik pentas musik.

Pedestrian Malioboro yang digunakan Pengamatan 1


ruangnya untuk pentas musik jalanan memiliki Pengamatan 1 dilakukan pada hari sabtu,
lebar 9 meter, yang memiliki beberapa perabot tanggal 1 Juni 2019, dari pukul 18.00 hingga
bangku, tempat sampah dan pot bunga. pukul 23.00. Pengunjung yang diteliti pola
perilakunya berjumlah 10 orang.

Gambar 3. Situasi pedestrian siang(kiri); situasi


pedestrian Malioboro yang digunakan untuk pentas
musik jalanan (kanan)

Gambar 5. Place-centered mapping pengunjung #1


Gambar diatas merupakan gambar Teknik yang sama dilakukan pada 9
pemetaan perilaku pengunjung 1 yang diamati pengunjung lainnya dan dari 10 pemetaan pola
pada pengamatan pertama. Dari pemetaan perilaku yang didapat disatukan ke dalam 1 peta
perilaku pengunjung di atas, terdapat beberapa sehingga akan diketahui pola perilaku dari 10
aktivitas yang dilakukan pengunjung yakni; pengunjung pada ruang pentas musik jalanan.
menoton pentas musik, mendokumentasikan Berikut data pemetaan pola perilaku dari 10
aktivitas ( foto dan viedo ), bermain handphone, pengunjung pada pengamatan pertama;
duduk di bangku, berbelanja dan membuang
sampah di tempat sampah.

Gambar 6. Placed-centered mapping pengamatan 1 dari 10 pengunjung

Pada pengamatan 1, terdapat beberapa pukul 23.00. Pengunjung yang diteliti pola
aktivitas pangunjung yang membentuk pola perilakunya berjumlah 10 orang.
perilaku pengunjung terhadap ruang pentas
musik, yakni ;
1. Menoton pentas musik,
2. Berdiri
3. Mendokumentasikan aktivitas ( foto dan
video ),
4. Bermain handphone,
5. Duduk di bangku,
6. Duduk di lantai,
7. Duduk di pot bunga
8. Berbelanja dan / melihat - lihat
9. Makan
10. Membuang sampah di tempat sampah
11. Menunggu kendaraan onlline
Gambar 7. Place-centered mapping pengunjung #3
Selain beberapa aktivitas di atas, pada
pengamatan yang dilakukan terdapat beberapa Gambar diatas merupakan gambar
pengunjung yang pasif dengan kegiatan pentas pemetaan perilaku pengunjung 3 yang diamati
musik yang terjadi. Pengunjung type ini hanya pada pengamatan kedua. Dari pemetaan di atas,
melewati dan tidak memberikan perhatian pada pengunjung 3 tidak memberi perhatian pada
pentas musik yang terjadi, namun pola pentas musik yang terjadi, namun pola
pergerakan mereka terpengaruh dengan kegiatan pergerakannya secara langsung terpengaruh, hal
ini, yakni mereka memilih untuk mengitari ini dapat dilihat dari pemilihan rute yang diambil.
kerumanan pentas musik dibanding dengan Teknik yang sama dilakukan pada 9
memilih rute pejalan kaki yang terdapat pada pengunjung lainnya dan dari 10 pemetaan pola
celah ruang pentas musik. perilaku yang didapat disatukan ke dalam 1 peta
sehingga akan diketahui pola perilaku dari 10
Pengamatan 2 pengunjung pada ruang pentas musik jalanan.
Pengamatan 2 dilakukan pada hari sabtu, Berikut data pemetaan pola perilaku dari 10
tanggal 15 Juni 2019, dari pukul 18.00 hingga pengunjung pada pengamatan kedua;
disebabkan dari perilaku pengunjung yang
menumpuk pada celah yang seharusnya
disediakan untuk ruang pejalan kaki, sehingga
membuat pejalan kaki harus mengitari titik pentas
musik dengan rute yang lain. Selain melalui
selasar toko, badan jalan Malioboro pun dijadikan
rute untuk berjalan kaki, terdapat 6 dari 20
pengunjung yang mengambil rute ini.

Gambar 8. Placed-centered mapping pengamatan 2


dari 10 pengunjung

Pada pengamatan 1, terdapat beberapa


aktivitas pangunjung yang membentuk pola
perilaku pengunjung terhadap ruang pentas
musik, yakni ;
1. Menoton pentas musik,
2. Berdiri
3. Mendokumentasikan aktivitas ( foto dan
Gambar 10. Celah pada ruang pentas musik(kiri); rute
video ),
pejalan kaki pada badan jalan Malioboro (kanan)
4. Bermain handphone,
5. Duduk di bangku,
Aspek kenyamanan dari pedestrian
6. Berbelanja dan / melihat - lihat
Malioboro pun menjadi berkurang akibat pola
7. Makan
perilaku pengunjung yang dapat dilihat pada
pemetaan diatas, dimana hanya 2 dari 20
Setelah mendapatkan pemetaan perilaku
pengunjung yang membuang sampah pada
pengunjung dari pengamatan 1 dan 2, maka
tempatnya. Selain karena perilaku yang kurang
untuk mendapatkan pola perilaku secara umum
baik dari pengunjung, penempatan tempat
dari 2 pengamatan dapat digabungkan ke dalam
sampah yang hanya pada satu sisi berpotensi
satu peta perilaku.
menjadi alasan bagi pengunjung untuk memilih
tidak membuang sampah pada tempatnya.

KESIMPULAN
Berdasarkan identifikasi yang dilakukan,
terdapat beberapa aktivitas pengunjung
yang membentuk pola perilaku pengunjung
pada ruang pentas musik jalanan Malioboro,
yakni;
1. Menoton pentas musik,
Gambar 9. Placed-centered mapping pengamatan 1 2. Berdiri
dan 2 dari 20 pengunjung 3. Mendokumentasikan aktivitas ( foto dan
Sumber: Analisa Penulis, 2019 video ),
4. Bermain handphone,
Kualitas pedestrian
5. Duduk di bangku,
Dalam Peraturan Daerah Kota Yogyakarta
Nomor 2 Tahun 2011 Tentang Rencana Tata 6. Duduk di lantai,
Ruang Wilayah Kota Yogyakarta Tahun 2010 – 7. Duduk di pot bunga
2029 yang mengatur rencana detail tata ruang 8. Berbelanja dan / melihat - lihat
kawasan Malioboro yang akan dijadikan 9. Makan
kawasan pendestrian yang berorientasi dan 10. Membuang sampah di tempat sampah
ramah kepada pejalan kaki (Tarigan & 11. Menunggu kendaraan onlline
Yogyakarta, 2018). Untuk menciptakan pedestrian
yang ramah pejalan kaki terdapat beberapa aspek Pola perilaku pengunjung yang terbentuk
yang harus dipenuhi, diantaranya adalah antara lain;
aksesibilitas dan kenyamanan (Premier’s Physical 1. Kerumunan yang tinggi pada ruang
Activity Taskforce & Department of Sport and pentas musik mengakibatkan pola
Recreation, 2007). pemilihan rute pejalan kaki mengitari
Jika melihat dari pola perilaku pengunjung pentas musik
pada pemetaan di atas maka aspek aksesibilitas
dari pedestrian menjadi terganggu. Hal ini
2. Kehadiran titik pentas musik berdampak Meng, Q., Zhao, T., & Kang, J. (2018).
positif pada ruang usaha yang berada di Influence of music on the behaviors of
sekitarnya, karena secara tidak langsung crowd in urban open public spaces.
membentuk pola perilaku pengunjung Frontiers in Psychology, 9(APR), 1–13.
untuk melihat dan atau amembeli baik https://doi.org/10.3389/fpsyg.2018.0059
kuliner maupun non kuliner. 6
3. Selain menenonton, sebagian besar
pengunjung yang diamati, Premier’s Physical Activity Taskforce, &
mendokumentasikan pentas musik Department of Sport and Recreation, G.
jalananan dalam bentuk foto maupun of W. A. (2007). Walk WA: A Walking
video, sehingga membuat mereka Strategy for Western Australia 2007 –
mencari sudut pandang yang baik dan 2020.
kurang peduli pada kenyamanan diri
sendiri dan orang lain. Robert C. Bogdan dan Stevcen, J. T. (1992).
4. Ada beberapa pengunjung yang Pengantar metoda penelitian kualitatif :
menjadikan titik pentas musik sebagai suatu pendekatan fenomenologis
titik jemput kendaraan online. terhadap ilmu-ilmu sosial.
5. Pentas musik menarik banyak perhatian Tarigan, M. K., & Yogyakarta, U. M. (2018).
sehingga terjadi penumpukan Mewujudkan Pembangunan Dan
pengunjung pada titik ini dan Penataan Wilayah Malioboro Sebagai
mengakibatkan beberapa pengunjung Wilayah Wisata Ramah Lingkungan,
harus duduk pada lantai dan pot bunga. 3(1), 305–311.
6. Tersedianya tempat sampah hanya pada
satu sisi pedestrian menimbulkan
perilaku yang kurang baik dari
pengunjung sehingga memilih
membuang sampah tidak pada
tempatnya.

Beberapa pola perilaku diatas


berdampak pada berkurangnya kualitas
pedestrian Malioboro yang telah digagas
pemerintah menjadi pedestrian yang ramah
pejalan kaki. Aspek aksesibilitas dan
kenyamanan ( kebersihan ) menjadi aspek
yang terpengaruh dengan pola perilaku
pengunjung di ruang pentas musik yang
mengakbitkan berkurangnya kualitas
pedestrian Malioboro.

DAFTAR PUSTAKA
Doughty, K., & Lagerqvist, M. (2016). The
ethical potential of sound in public
space: Migrant pan flute music and its
potential to create moments of
conviviality in a ‘failed’ public square.
Emotion, Space and Society, 20, 58–67.
https://doi.org/10.1016/j.emospa.2016.0
6.002

Gibson, C., & Homan, S. (2004). Urban


Redevelopment, Live Music and Public
Space. International Journal of Cultural
Policy, 10(1), 67–84.
https://doi.org/10.1080/10286630420002
12337

You might also like