Professional Documents
Culture Documents
)
4(3) – September 2015: 169-177 (ISSN : 2303-2162)
Abstract
Anatomical structure characterization of some wood genus of Sapindaceae in West Sumatra was
conducted from May to October 2015 with survey and direct observation method. Cluster
analysis conducted using PAST program to determine relationship among genus investigate on
present study. The woods of nine genus namely Filicium, Nephelium, Pometia, Guioa,
Xerospermum, Sapindus, Harpullia, Lepisanthes and Mischocarpus were analyzed. All of i.e,
character vessels, parenchyma, rays and fibre morphology were analyzed by using permanent
slide based on Sass (1958) procedured. The results showed all of woods have same type of
porous namely diffuse porous. Type of vessel distribution namely soliter in Xerospermum and
multiple in Filicium, Nephelium, Pometia, Guioa, Sapindus, Harpullia, Lepisanthes and
Mischocarpus. Xylem parenchym type namely apotracheal in Pometia and Lepisanthes and
paratracheal in Filicium, Nephelium, Guioa, Xerospermum, Sapindus, Harpullia and
Mischocarpus. Rays type namely uniseriate type in Nephelium, Pometia, Sapindus, Harpullia
and Lepisanthes and multiseriate type in Filicium, Guioa, Xerospermum and Mischocarpus.
Rays composition namely heterocellular in Filicium, Sapindus, Harpullia and Nephelium and
homocellular in Mischocarpus, Lepisanthes, Pometia, Xerospermum and Guioa. Fiber size is
long chategory in Nephelium genus, medium in Filicium, Xerospermum, Harpullia and
Lepisanthes, and short chategory in Pometia, Sapindus, Guioa, and Mischocarpus. Cluster
analysis showed up among genus present of two cluster namely uniseriate rays cluster and
multiseriate rays cluster. Both the cluster genus member showed clustering tightly except
Nephelium genus weakly clustering in the multiseriate cluster do to have different fiber size
chategory from the other genus. The character of woods using at present study useful as
additional character of morphologically data to determine of genus taxa.
jenis menghasilkan buah yang bisa dimakan melihat struktur anatomi kayu guna
Beberapa famili Sapindaceae tersebar di membedakan kekerabatan antar genus
berbagai pulau di Indonesia. (Singh, 2005). dalam famili Sapindaceae. Untuk itu perlu
Sumatera Barat merupakan salah satu diadakan penelitian, khususnya karakter
tempat persebarannya. Adanya jumlah anatomi kayu yang mendukung karakter
spesies yang cukup besar memungkinkan morfologi pada beberapa genus dalam
kemiripan yang tinggi antar karakter yang famili Sapindaceae yang lain sehingga
ada terutama karakter morfologi, karakter dapat digunakan sebagai data pendukung
anatomi dan habitusnya. Berdasarkan dalam pengidentifikasian tumbuhan.
karakter morfologi, faktor pembeda
beberapa genus dalam famili Sapindaceae Metode Penelitian
mudah dibedakan berdasarkan organ
generatif tetapi dalam kondisi steril atau Bahan penelitian adalah sembilan genus
kondisi tidak berbunga susah dibedakan, kayu yaitu genus Filicium (Filicium
untuk itu dibutuhkan pengetahuan decipiens (Wight & Arn.) THWAITES),
mengenai karakteristik anatomi, khususnya genus Nephelium (Nephelium lappaceum
anatomi kayu pada genus dalam famili L.), genus Pometia (Pometia pinnata J. R.
Sapindaceae sehingga memudahkan untuk Forst & G. Forst) genus Guioa (Guioa
identifikasi. pleuropteris (Blume) Radlk.), genus
Beberapa genus dalam famili Xerospermum (Xerospermum noronhianum
Sapindaceae sampai sekarang masih (Bl.) Bl.), genus Sapindus (Sapindus rarak
menjadi perdebatan status taksonominya, DC.), genus Harpullia (Harpullia
diantaranya adalah genus Nephelium dan cupanioides Roxb.), genus Lepisanthes
genus Xerospermum. Dua genus ini (Lepisanthes tetraphylla (Vahl) Radlk.) dan
ditemukan di Sumatera Barat. Secara genus Mischocarpus (Mischocarpus
morfologi genus Nephelium dan genus sundaicus Blume). Penelitian ini dilakukan
Xerospermum memiliki kemiripan karakter dengan metode survei dengan pengamatan
yang banyak dibandingkan dengan genus dan pengukuran langsung. Pengambilan
yang lain. Backer dan Bakhuizen (1965) sampel dilakukan dengan pengumpulan
menyebutkan dalam kunci identifikasi beberapa sampel kayu dari genus dalam
genus Xerospermum dan genus Nephelium famili Sapindaceae yang ada di lapangan.
memiliki kekerabatan yang dekat. Genus Pengamatan ciri anatomi melalui sayatan
tersebut memiliki buah yang hampir mirip transversal, radial, dan tangensial serta
dengan tipe buah buni, daun alternatus preparat maserasi untuk melihat morfologi
majemuk dan kedudukan buah diujung serat kayu dilakukan dengan metode
daun atau terminal. Sedangkan Whitmore Schultze (Priasukmana dan Silitonga 1972).
(1972) menyatakan bahwa genus Pewarnaan dengan safranin mengikuti
Xerospermum dan genus Nephelium metode Sass (1958). Data yang didapatkan
memiliki karakter yang cukup jauh. dianalisis secara deskriptif dan disajikan
Penelitian tentang karakteristik dalam bentuk tabel, gambar, dan foto. Serta
anatomi kayu yang mendukung karakter untuk mengetahui kekerabatan antar genus
morfologi juga telah dilakukan pada digunakan Analisis Cluster menggunakan
beberapa taksa seperti pada pepagan pulai. program PAST.
Mandang (2004) melaporkan bahwa
karakteristik anatomi pepagan pulai putih
(Alstonia scholaris R.Br.) dan pulai hitam
(Alstonia angustiloba Miq.) memiliki
bentuk morfologi sklereid gemuk
sedangkan bintaro (Cerbera manghas L.)
memiliki bentuk morfologi sklereid
langsing.
Sumatera Barat memiliki potensi hutan
yang dapat dimanfaatkan kayunya dalam
171
Jurnal Biologi Universitas Andalas (J. Bio. UA.)
4(3) – September 2015: 169-177 (ISSN : 2303-2162)
Tabel 1. Data karakterisasi struktur anatomi kayu pada beberapa genus dalam famili Sapindaceae di Sumatera Barat
Pengukuran kategori kayu mengikuti Mandang, Ratih, Tajudin dan Siti (2008)
173
Jurnal Biologi Universitas Andalas (J. Bio. UA.)
4(3) – September 2015: 169-177 (ISSN : 2303-2162)
Pada genus Filicium, Xerospermum, Guioa tegak/ upright ray cell. Komposisi jari-jari
dan Lepisanthes ditemukan susunan jari-jari empelur homoseluler pada kayu genus
empelur multiseriate dengan kategori tinggi Mischocarpus, Lepisanthes, Pometia,
yaitu tinggi hingga luar biasa tinggi Xerospermum dan Guioa dengan satu
berturut-turut 29 µm, 38 µm, 11 µm, 35 µm susunan sel sel baring/ procumbent ray cell
serta kategori lebar yang bervariasi yaitu atau sel tegak / upright ray cell saja. Wheler
lebar, sangat lebar dan luar biasa lebar et al. (1989) menyatakan bahwa komposisi
berturut-turut 168 µm, 556 µm, 437 µm jari-jari empelur terdiri dari dua tipe sel
dan 299 µm. Sedangkan pada genus yaitu sel baring dan sel tegak. Sel baring
Nephelium dan genus Mischocarpus merupakan sel jari-jari empelur dengan
ditemukan susunan jari-jari empelur dimensi radial yang paling panjang,
uniseriate hingga multiseriate dengan sedangkan sel tegak merupakan sel jari-jari
kategori tinggi yaitu tinggi dan luar biasa empelur dengan dimensi aksial yang paling
tinggi berturut-turut 16 µm dan 20,2 µm panjang, dimana kedua sel tersebut dapat
serta kategori lebar yaitu sangat lebar dan terlihat pada sayatan radial.
lebar berturut-turut 264 µm dan 196 µm.
Iswanto (2008) menyatakan bahwa tinggi Morfologi Serat
dan lebar jari-jari empelur pada hardwood
sangat bervariasi keberadaaannya dalam Morfologi serat (Gambar 4) dengan
jenis yang sama. Rata-rata jumlah volume kategori ukuran panjang terdapat pada
jari-jari berkisar antara 5-30% pada total genus Nephelium, sedang pada genus
volume kayu. Filicium, Xerospermum, Harpullia dan
Lepisanthes. Serat dengan kategori ukuran
Struktur Anatomi Kayu Pada Sayatan pendek pada genus Pometia, Sapindus,
Radial Guioa dan genus Mischocarpus. Mandang
et al. (2008) menyatakan bahwa serat
Pada sayatan radial kayu (Gambar 3) dapat berdasarkan kategori panjangnya
dilihat komposisi jari-jari empelur kayu. dibedakan menjadi tiga yaitu serat dengan
Komposisi jari-jari empelur heteroseluler kategori panjang berukuran (> 1600 µm),
ditemukan pada genus Filicium, Harpullia, serat dengan kategori sedang berukuran
Nephelium dan Sapindus dengan susunan (900-1600 µm) dan serat dengan kategori
sel baring/ procumbent ray cell dan sel pendek berukuran (< 900µm).
Gambar 1. Sayatan transversal pada beberapa genus kayu dalam famili sapindaceae yang diteliti
: (A) Filicium, (B) Mischocarpus, (C) Lepisanthes , (D) Pometia, (E) Xerospermum ,
(F) Guioa, (G) Sapindus, (H) Harpullia dan (I) Nephelium. Keterangan: Jr (Jari-Jari
Empelur), V (Lingkaran Vessel).
174
Jurnal Biologi Universitas Andalas (J. Bio. UA.)
4(3) – September 2015: 169-177 (ISSN : 2303-2162)
Gambar 2. Susunan jari-jari empelur pada sayatan tangensial pada beberapa genus kayu dalam
famili sapindaceae yang diteliti: (A) Mischocarpus, (B) Filicium, (C) Pometia, (D)
Lepisanthes , (E) Xerospermum, (F) Guioa, (G) Sapindus, (H) Harpullia dan (I)
Nephelium). Keterangan :Ur (Uniseriate), Mr (Multiseriate).
Gambar 3. Keberadaan sel baring dan sel tegak pada sayatan radial pada beberapa genus kayu
sapindaceae yang diteliti: (A) Filicium, (B) Mischocarpus, (C) Lepisanthes, (D)
Pometia, (E) Xerospermum, (F) Guioa, (G) Sapindus, (H) Harpullia dan (I)
Nephelium). Keterangan: Sb (Sel baring/ procumbent ray cell) , St (Sel tegak/
upright ray cell).
175
Jurnal Biologi Universitas Andalas (J. Bio. UA.)
4(3) – September 2015: 169-177 (ISSN : 2303-2162)
Gambar 4. Morfologi panjang serat beberapa kayu dari genus dalam famili Sapindaceae yang
diteliti : (A) Filicium, (B) Mischocarpus, (C) Lepisanthes , (D) Pometia, (E)
Xerospermum , (F) Guioa, (G) Sapindus, (H) Harpullia dan (I) Nephelium.
Analisis Cluster
Gambar 5. Dendrogram struktur anatomi kayu dari sembilan genus dalam famili Sapindaceae di
Sumatera Barat.
satu klaster dengan persamaan karakter kunci identifikasi genus Xerospermum dan
anatomi yaitu memiliki lingkaran vessel genus Nephelium memiliki kekerabatan
difuse porous, tipe parenkim vasicentric yang dekat yaitu memiliki buah yang
paratrakeal, susunan jari-jari empelur hampir mirip dengan tipe buah buni, daun
multiseriate dan komposisi jari-jari empelur alternatus majemuk dan kedudukan buah
homoseluler, secara morfologi genus diujung daun atau terminal.
Filicium dan genus Mischocarpus juga
memiliki karakter yang dekat. Karakter Kesimpulan
anatomi kayu mendukung karakter
morfologi untuk kayu pada genus Filicium Berdasarkan hasil penelitian yang telah
dan genus Mischocarpus (Backer dan didapatkan, dapat ditarik kesimpulan yaitu :
Bakhuizen, 1965). Dengan demikian data 1. Karakteristik anatomi kayu dari
anatomi kayu dapat digunakan sebagai data sembilan genus dalam famili
tambahan dalam pengklasifikasian Sapindaceae adalah semua genus
tumbuhan pada taksa tingkat genus. memiliki tipe susunan lingkaran vessel
Sedangkan pada kelompok 2 kayu difus porous. Sebaran vessel soliter
pada genus Pometia dan genus Sapindus pada genus Xerospermum dan berganda
secara anatomi berada dalam satu klaster pada genus Filicium, Nephelium,
dengan persamaan karakter anatomi yaitu Pometia, Guioa, Sapindus, Harpullia,
memiliki lingkaran vessel difuse porous, Lepisanthes dan Mischocarpus.
susunan lingkaran vessel berganda, susunan Parenkim apotrakeal pada genus
jari-jari empelur uniseriate, komposisi jari- Pometia dan genus Lepisanthes dan
jari empelur homoseluler dan kategori serat parenkim paratrakeal pada genus
yang pendek. Genus Harpullia dan genus Filicium, Nephelium, Guioa,
Lepisanthes secara anatomi juga berada Xerospermum, Sapindus, Harpullia dan
dalam satu klaster dengan persamaan Mischocarpus. Susunan jari-jari
karakter anatomi yaitu memiliki lingkaran empelur uniseriate pada genus
vessel difuse porous, susunan lingkaran Nephelium, Pometia, Sapindus,
vessel berganda, komposisi jari-jari Harpullia dan Lepisanthes dan
empelur homoseluler dan kategori serat multiseriate pada genus Filicium,
yang sedang, secara morfologi memiliki Guioa, Xerospermum dan
karakter yang berbeda. Karakter anatomi Mischocarpus. Komposisi jari-jari
kayu tidak mendukung karakter morfologi empelur heteroselular pada genus
untuk kayu genus Pometia, genus Sapindus, Filicium, Sapindus, Harpullia dan
genus Harpullia dan genus Lepisanthes Nephelium dan jari-jari empelur
(Backer dan Bakhuizen, 1965). homoselular pada genus Mischocarpus,
Pada genus Nephelium memiliki Lepisanthes, Pometia, Xerospermum
lingkaran vessel difuse porous, susunan dan Guioa. Morfologi serat dengan
lingkaran vessel berganda, susunan jari-jari kategori panjang pada genus
empelur uniseriate, tipe parenkim confluent Nephelium, kategori sedang pada genus
paratrakeal, komposisi jari-jari empelur Filicium, Xerospermum, Harpullia dan
homoseluler dan kategori serat yang Lepisanthes serta kategori pendek pada
panjang. Genus Nephelium pada kelompok genus Pometia, Sapindus, Guioa, dan
2 memiliki karakter yang terpisah jauh dari Mischocarpus.
kayu genus yang lain dengan ukuran serat 2. Berdasarkan analisis cluster
dengan kategori panjang, sedangkan pada kekerabatan antar kayu pada sembilan
kayu genus yang lain memiliki serat dengan genus dalam famili Sapindaceae
kategori sedang dan kategori pendek. berdasarkan karakterisasi struktur
Berdasarkan karakter morfologi genus anatomi kayu memiliki kekerabatan
Nephelium juga memiliki karakter yang yang dekat. Dibedakan menjadi dua
berbeda jauh dari karakter genus yang lain cluster yaitu cluster multiseriate dan
(Whitmore, 1972). Sedangkan Backer dan cluster uniseriate. Pada cluster
Bakhuizen (1965) menyebutkan dalam uniseriate genus Nephelium memiliki
177
Jurnal Biologi Universitas Andalas (J. Bio. UA.)
4(3) – September 2015: 169-177 (ISSN : 2303-2162)
ukuran serat yang berbeda dengan Penelitian Hasil Hutan. 22 (4) : 247 –
genus yang lain. Data anatomi kayu 261. (Abstract).
dapat digunakan sebagai data tambahan Mutmainah, U. 2011. Corak Beberapa Jenis
dalam pengidentifikasian tumbuhan Kayu Perdagangan Indonesia. Skripsi
pada taksa tingkat genus. Sarjana Kehutanan. Fakultas
Kehutanan. Institut Pertanian Bogor.
Ucapan Terima kasih Bogor.
Pandit, I. K. N., dan Kurniawan D. 2008.
Ucapan terima kasih ditujukan kepada Dr. Anatomi Kayu: Struktur Kayu, Kayu
Tesri Maideliza, Dr. Nurainas, Mildawati Sebagai Bahan Baku dan Ciri
M.Si, Dr. Zozy Aneloy Noli dan Ahmad Diagnostik Kayu Perdagangan
Taufiq, M.Si yang telah memberikan saran, Indonesia. Centium. Bogor.
ide-ide untuk sempurnanya artikel ilmiah Priasukmana, S., dan Silitonga. 1972. Cara
ini. Pengukuran Serat Kayu. Lembaga
Penelitian Hasil Hutan LPHH,
Daftar Pustaka Direktorat Jenderal Kehutanan,
Departemen Pertanian Bogor.
Backer, C. A. D. Sc., dan R. C. Bakhuizen Sandri, Y. 2013. Struktur Anatomi
V. D. B. Jr, Ph. D. 1965. Flora Of Beberapa Jenis Kayu Buah-Buahan.
Java : (Spermatophytes Only) Vol. II Skripsi Sarjana Biologi. Universitas
Angiospermae, Families 111-160. N. Andalas. Padang.
V. P. Noordhoff Groningen. The Sass, J. E. 1958. Botanical Microtechnique.
Netherlands. 3rd Ed. IAWA : Iawa State College
Esau. 2006. Plant Anatomy : Meristems, Press. University of Michigan. USA.
Cells, And Tissue of The Plant Body : Singh, G. 2005. Plant Systematics An
Their Structure, Function, and Integrated Approach. University of
Development. 3th ed. Jhoin Willey and delhi. Delhi India.
Sons, Inc. Hoboken. New Jersey. Wheeler, E. A., Baas, P., and Gasson, E.
Iswanto, A. H. 2008. Struktur Anatomi 1989. IAWA List Of Microscopic
Kayu Daun Lebar (Hardwood) dan Features for Hardwood Identification.
Kayu Daun Jarum (Softwood). IAWA Bulletin. N.s. 10 (3) : 219-332.
Univeritas Sumatera Utara. USU e- Whitmore, T. C., Ph. D (Cantab)., F. L. S.
Repsotory. Medan. 1972. Tree Flora Of Malaya A Manual
Mandang, Y. I., Ratih, D., Tajudin, E. K., For Foresters Volume One Forest
dan Siti, N. 2008. Pedoman Department Ministry Of Agriculture
Identifikasi Kayu Ramin dan Kayu And Lands Malaysia. Forest research
Mirip Ramin. Departemen Kehutanan institute. Kepong.
Badan Penelitian Dan Pengembangan Yulizah. 2014. Analisa Pertumbuhan
Kehutanan Bekerja Sama Dengan Lingkaran Tumbuh Beberapa Jenis
International Tropical Timber Pohon di Kenagarian Saniangbaka,
Organization. Bogor. Indonesia. Kabupaten Solok sebagai Indikator
Mandang, Y. I. 2004. Anatomi Pepagan Perubahan Iklim. Tesis Sarjana
Pulai Dan Beberapa Jenis Sekerabat. Biologi. Universitas Andalas. Padang