Professional Documents
Culture Documents
ABSTRACT
The landslides event that is triggered by rain infiltration is occurrence annual in Indonesia, majority of landslide occur in
rainy season. In this research, the landslide case was taken in Pangkalan Area, District of Limapuluh Kota, West Sumatera
Province. This location is the main access of West Sumatra-Riau, so the landslide in the location is certainly causing the
road closed. Research phases were geological mapping, geotechnical analysis, and hydrological modeling. Hydrological
modeling and slope stability simulation by SEEP/W software using laboratory data. The modeling results that the rain
infiltration process produced in the formation of positive water pressure zone at the foot of the slope, then spread towards
the top of the slope. The day after the rainfall, the soil layer had been saturated. The soil layer will saturate the water, so
the slope stability will decrease and the landslide event will occur. Modeling was done with the 70mm/day rainfall. Shortly
after the rains the value of safety factor (SF) becomes 1.2. The day after the rain, the FS value dropped drastically to 0.775.
Two days two and three days after the rainfall, the value of the FS was not change. The rainfall with 70mm/day intensity
can trigger the landslide. Preventing water from entering the permeable layer with the installation of the shotcrete layer,
and draining the water from the slopes by the installation of horizontal drain can improved slope stability.
Keywords: Infiltration, hidrologycal modelling, slope stability
ABSTRAK
Kejadian longsor yang dipicu infiltrasi hujan merupakan kejadian tahunan di Indonesia, mayoritas longsor terjadi pada
musim hujan. Dalam penelitian ini, diambil kasus longsor di Kecamatan Pangkalan, Kabupaten Limapuluh Kota, Sumatera
Barat. Lokasi studi kasus merupakan akses utama Sumatera Barat-Riau, sehingga longsor di lokasi tersebut sudah tentu
menimbulkan kerugian. Tahap penelitian meliputi pemetaan geologi, analisis geoteknik, dan pemodelan hidrologi.
Pemodelan hidrologi dilakukan simulasi numerik dengan perangkat lunak SEEP/W yang menggunakan data hasil
laboratorium. Hasil pemodelan menunjukkan bahwa proses infiltrasi hujan mengakibatkan pembentukan zona tekanan
air positif di bagian kaki lereng, selanjutnya menyebar ke arah atas lereng. Sehari setelah hujan infiltrasi air hujan sudah
menjenuhkan lapisan tanah. Lapisan tanah menjadi jenuh air, sehingga stabilitas lereng akan berkurang dan peristiwa
longsor akan terjadi. Pemodelan dengan hujan 70mm/hari. Sesaat setelah hujan nilai faktor kemanan (SF) menjadi 1,2.
Sehari setelah hujan nilai angka aman menurun drastis menjadi 0.775. Pada hujan hari ke dua dan tiga, nilai angka aman
tidak berubah. Hal tersebut menunjukkan bahwa hujan satu hari dengan intensitas 70mm/jam sudah dapat memicu
longsor. Untuk meningkatkan stabilitas lereng pada kejadian longsoran tersebut, dapat dilakukan dengan mencegah air
masuk dalam lapisan permeabel dengan pemasangan lapisan semen , dan mengeluarkan air dari lereng dengan
pemasangan drainase horisontal.
Kata kunci: Infiltrasi, pemodelan hidrologi, stabilitas lereng
DOI https://doi.org/10.32679/jth.v11i1.630
© Puslitbang SDA, Balitbang, Kementerian PUPR Naskah ini di bawah kebijakan akses terbuka dengan
lisensi CC-BY-SA (https://creativecommons.org/licenses/by-sa/4.0/)
25
Jurnal Teknik Hidraulik Vol. 11 No.1, Juni 2020: 25 -36
Sumber: https://www.merdeka.com
26
Analisis Pengaruh Infiltrasi Hujan Terhadap Stabilitas Lereng di Pangkalan…(Rokhmat Hidayat)
Dalam infiltrasi hujan, kurva SWCC hanya lahan. Sistem drainase tidak memadai
diterapkan pada kondisi transient. Kondisi aliran menyebabkan air hujan yang turun tidak dapat
transient adalah kondisi batas yang diterapkan dialirkan dengan baik dan lancar, sehingga terjadi
apabila infiltrasi air menyebabkan adanya genangan air yang tinggi dan lama surutnya (Kang
perubahan kapasitas reservoir dalam pori tanah et al., 2016)
(Chen-Yuan et al., 2005). Besarnya air yang masuk Kejadian tanah longsor terkait erat terutama
dianggap sebagai flux aliran air ke dalam tanah dengan curah hujan, sifat tanah, geometri lereng,
(qw), sedangkan permeabilitas (Kw) dimasukkan dan vegetasi (Sangseom et al., 2017). Analisis
sebagai fungsi yang digambarkan pada gambar 2. numerik juga dilakukan untuk mengkonfirmasi
Kedua fungsi tersebut terikat oleh air pori tanah efek dari faktor-faktor ini pada kejadian longsor.
(uw). Hubungan ketiga fungsi tersebut tergambar Perhatian khusus diberikan untuk analisis
dalam sebuah persamaan, (Geo-Slope Ltd., 2017). rembesan curah hujan untuk menentukan
Longsoran lereng pada musim hujan kedalaman pembasahan pada kemiringan lereng
disebabkan terutama oleh infiltrasi air hujan ke pada longsor dangkal dan longsor dalam.
dalam tanah yang menyebabkan tanah menjadi Hujan dengan intensitas sedang dan berdurasi
jenuh disertai perubahan pada karakteristik tanah lama paling berpengaruh terhadap besarnya
terutama kekuatannya. Faktor utama yang infiltrasi, sedang hujan rata-rata dan hujan deras
menyebabkan longsor adalah berkurangnya dengan durasi yang sama menghasilkan infiltrasi
suction (air pori negatif) sampai mencapai nol oleh yang relatif sama. Makin tinggi infiltrasi, maka
infiltrasi (Cheng et al., 2010). Longsor yang terjadi tekanan air pori semakin besar sehingga nilai
pada tanah berlereng setelah hujan lebat, tidak kohesi akan semakin rendah dan sudut gesek
hanya disebabkan oleh karena naiknya tegangan internal akan semakin tinggi. Pengaruh infiltrasi
air pori seiring dengan naiknya permukaan air akan signifikan terhadap perubahan stabilitas
tanah, tetapi juga oleh berkurangnya kekuatan lereng saat kondisi lereng masih kering (Putra,
geser tanah akibat naiknya derajat kejenuhan 2014). Pengaruh infiltrasi hujan terhadap kejadian
tanah atau berkurangnya air pori negatif tanah. Air longsor membutuhkan skala waktu yang berbeda.
yang memasuki tanah yang kering berasal dari Model ini mengaitkan kegagalan lereng dan
permukaan tanah, dengan jalan masuk yang tetap gerakan tanah longsor akibat tekanan air tanah
yaitu pori-pori tanah. Meskipun jumlah pori-pori yang berubah sebagai respons terhadap hujan.
dapat dianggap tetap, tetapi volume pori dapat Beberapafaktor yang berpengaruh yaitu
berubah-ubah. Pada tanah lempung, swelling kedalaman bidang longsor, lama hujan, kondisi
akibat pembasahan dapat mengurangi volume hidrolik diffusuvitas, kondisi bidang longsor, dan
pori-pori tanah berukuran besar yang sifat mekanik material tanah (Iverson, 2000).
mempengaruhi laju infiltrasi dan kapasitas
Keruntuhan lereng sering disebabkan oleh
infiltrasi.
proses meningkatnya regangan geser atau
Sistem drainase merupakan serangkaian menurunnya tegangan geser tanah. Peningkatan
bangunan yang berfungsi untuk mengurangi atau kadar air akibat infiltrasi air hujan akan
membuang kelebihan air dari suatu kawasan atau menurunkan suction tanah dan menaikkan berat
27
Jurnal Teknik Hidraulik Vol. 11 No.1, Juni 2020: 25 -36
tanah (Abramson et al.,1995). Infiltrasi air hujan dengan menggunakan tes laboratorium (Fredlund
mengakibatkan peningkatan berat isi tanah, & Rahardjo, 2012).
berkurang atau hilangnya tegangan suction pada Tujuan dari penelitian ini adalah untuk
zona tidak jenuh air, peningkatan tekanan air pori mengetahui pengaruh infiltrasi hujan terhadap
tanah, erosi internal dan perubahan kandungan perubahan tekanan air pori dan angka keamanan
mineral tanah pada lereng (Karnawati, 2006) lereng di Pangkalan melalui simulasi numerik dua
Model infiltrasi Green-Ampt dan model dimensi. Simulasi infiltrasi hujan di dalam tanah,
stabilitas lereng tak terbatas, dapat digunakan hingga pengaruhnya terhadap kestabilan lereng
untuk mempelajari pengaruh infiltrasi curah hujan akan diterapkan dalam penelitian ini. Simulasi
terhadap kejadian tanah longsor dangkal. Model ini tersebut diharapkan menjadi pendekatan yang
digunakan untuk memperkirakan waktu mewakili kondisi eksisting. Dengan pendekatan
terjadinya longsor telah dikonfirmasi oleh analisis yang baik, akan dipahami masalah ketidakstabilan
deterministik berdasarkan kasus longsor di lereng tersebut, dalam rangka mengatasi
Indonesia, Italia dan Hong Kong. Perkiraan waktu ketidakstabilan lereng tersebut.
longsor dari model yang diusulkan berbeda sekitar
1–2 jam dari waktu yang dilaporkan pada kasus.
Model juga dapat digunakan untuk METODOLOGI
memperkirakan kedalaman bidang longsor Metode penelitian yaitu dengan menggunakan
(Muntohar dan Liao, 2010). Ketika tanah tanah metode deskriptif kuantitatif. Dilakukan
bersifat homogen, hanya pada kedalaman dangkal pengamatan lapangan untuk mengetahui kondisi
kondisi tanah yang dipengaruhi oleh curah hujan. longsor. Pengamatan meliputi sebaran batuan,
Tekanan pori di bidang gelincir memiliki sedikit kondisi keairan, luas longsor, penggunaan lahan,
variasi selama musim hujan. Mayoritas tanah dan pengambilan sampel tanah. Dilakukan uji lab
longsor yang terjadi saat dipicu hujan adalah terhadap sampel lapangan untuk mengetahui sifat
longsor dangkal, yaitu tanah longsor dengan fisik tanah. Penelitian dilakukan dengan
kedalaman kurang dari 5m (Hardiyatmo, 2012). menggunakan metode penyelidikan geoteknik
Infiltrasi curah hujan menghasilkan tekanan air yang terdiri dari investigasi lapangan, pengujian
pori positif pada banyak kejadian tanah longsor. laboratorium dan pemodelan numerik.
Selain infiltrasi curah hujan di atas permukaan Pengambilan contoh tanah tak terganggu
lereng keberadaan retakan pada tanah juga dilakukan dengan menggunakan tabung besi dan
mempunyai peran penting dalam infiltrasi air conto terganggu dimasukkan dalam plastik.
tanah (Sun et al., 2009). Pengujian laboratorium dilakukan pada contoh
Mekanisme pemicu longsor pada lereng alami tanah untuk mengetahui parameter guna
sering kali terdiri dari interaksi yang kompleks mengetahui berat jenis tanah/ specific gravity (Gs),
antara proses hidrologi dan geoteknik, yang pada nilai kohesi (c) dan sudut geser dalam (δ’).
intinya tergantung pada topografi yang tidak Identifikasi kedalaman bidang gelincir longsor
teratur, sifat hidro-geoteknik, kondisi batas seperti dilakukan dengan pengamatan singkapan pada
permeabilitas. Dari perspektif geoteknis, alasan lokasi longsor.
utama kegagalan lereng adalah hilangnya matrik Pemodelan infiltrasi menggunakan sofware
hisap dan karenanya kehilangan tegangan efektif SEEP/W, untuk mengetahui kondisi infiltrasi pada
karena air menyusup ke dalam tanah (Sorbino & awal hujan dan perkembangan infiltrasi terhadap
Nicotera, 2013; Kim et al., 2014; Alvioli & Baum, waktu. Dari pemodelan dapat dijelaskan
2016; Jeong et al., 2014). bagaimana proses infiltrasi terhadap longsoran.
Infiltrasi menyebabkan kondisi tanah dari Bagaimana proses penjenuhan berlangsung mulai
kondisi jenuh sebagian (unsaturated) menjadi pada kaki lereng, kemudian menuju ke arah kepala
jenuh total (saturated), akibatnya tekanan air pori lereng. Bagaimana perkembangan dari hari
negatif berkurang mencapai nol pada saat kondisi pertama sesaat setelah terjadi hujan, hingga hari-
tanah jenuh sempurna, kemudian berubah menjadi hari berikutnya.
tekanan positif pada tanah yang berada dibawah Selanjutnya dilakukan pemodelan nilai
muka air tanah. Naiknya tekanan air pori, stabilitas lereng berdasar tinggi muka air tanah.
menyebabkan tegangan normal pada tanah Analisis faktor keamanan dilakukan dengan
berkurang dan kuat geser tanah turun, sehingga menggunakan perangkat lunak GEOSLOPE/W
stabilitas tanah berkurang (Hardiyatmo, 2012). 7.12. Analisis perhitungan dan pemodelan adalah
Permasalahan utama dalam aplikasi konsep tanah metode keseimbangan batas (limit Equilibrium
jenuh sebagian adalah dalam penentuan parameter Methode), yaitu dengan pembagian massa tanah
tanahnya. Ada beberapa pendekatan untuk menjadi beberapa irisan dengan arah gaya yang
menentukan parameter tanah jenuh sebagian bekerja diasumsikan dan untuk pendefinisian
28
Analisis Pengaruh Infiltrasi Hujan Terhadap Stabilitas Lereng di Pangkalan…(Rokhmat Hidayat)
permukaan bidang longsor yang digunakan untuk Kondisi topografi daerah Pangkalan terdiri
perhitungan faktor keamanan minimum pada dari perbukitan curam dengan elevasi 400 –
lereng. 2.800m di atas permukaan laut. Dari peta topografi
Lokasi penelitian berada di Kecamatan (gambar 4) dapat dilihat bahwa lokasi longsor
Pangkalan, Kabupaten Limapuluh Kota, propinsi berada pada suatu alur atau lembah. Kondisi ini
Sumatera Barat. Lokasi longsor merupakan sebuah punya pengaruh tinggi terhadap kerawanan
lereng pada jalan utama Sumatera Barat-Riau. longsor. Apabila terjadi hujan maka air sebagian
Koordinat lokasi pengambilan sampel tanah akan meresap ke dalam tanah dan sebagian akan
mengalir di permukaan tanah. Resapan air tanah
berada pada 00001‵3.8‶LS 100043‵16.1‶BT.
maupun aliran permukaan akan menuju titik
Gambar 3 menunjukkan peta lokasi penelitian terendah (alur atau lembah) sehingga lokasi ini
disertai dengan tampak depan lokasi longsoran mudah jenuh air.
Pangkalan.
HASIL DAN PEMBAHASAN
29
Jurnal Teknik Hidraulik Vol. 11 No.1, Juni 2020: 25 -36
30
Analisis Pengaruh Infiltrasi Hujan Terhadap Stabilitas Lereng di Pangkalan…(Rokhmat Hidayat)
Sampel tanah diambil pada beberapa titik Untuk lapisan tanah kedua merupakan tanah jenuh
bidang gelincir, dan hasilnya dianggap dapat sempurna yang tidak memiliki fungsi koefisien
mewakili lapisan satu dan dua. Sampel tanah permeabilitas.
selanjutnya dianalisis di lab untuk mengetahui Fungsi koefisien permeabilitas dan kadar air
nilai-nilai parameter geotek tanah. Untuk profil volumetrik dapat dicari menggunakan estimasi
lapisan dua, karena lapisan bercampur dengan dan fitting menggunakan contoh tanah pada
batuan lepas, dilakukan pula pendekatan empiris database SEEP/W (gambar 7). Kondisi batas aliran
dari berat isi tanah menggunakan grafik pada pada beberapa tahap analisis hujan dapat dilihat
gambar 6. Lebih lengkapnya mengenai data sifat pada tabel 2. Sesaat setelah hujan turun, kondisi
fisik tanah dapat dilihat pada tabel 1. aliran tetap diterapkan. Kondisi ini dijadikan
Pemodelan Infiltrasi Tanah sebagai kondisi awal. Selanjutnya setelah periode
waktu hujan ditentukan sesuai analisis yang
Dalam pemodelan infiltrasi hujan ini
dibutuhkan, diterapkan aliran tidak tetap
diterapkan kondisi batas yaitu, lapisan tanah
(transient flow). Hal ini disebabkan adanya
pertama merupakan tanah jenuh sebagian dengan
perubahan kondisi diterapkan (Choudary et al.,
nilai kadar air volumetric. Kondisi koefisien
2014).
permeabilitas yang digambarkan pada gambar 6.
Gambar 6 Grafik Distribusi Ukuran Butir Lanau Lempungan dan Pasir Lanauan
31
Jurnal Teknik Hidraulik Vol. 11 No.1, Juni 2020: 25 -36
Gambar 7 Fitting Koefisien Permeabilitas Tanah (Kiri) dan Kadar Air Volumetrik (Kanan)
Gambar 8 menunjukkan hasil dari proses sebagian besar lapisan tanah yang permeabel. Dari
perhitungan pemodelan menggunakan SEEP/W, Gambar 8 dapat diamati bahwa kaki lereng mulai
pada awal hujan turun infiltrasi air tidak terlalu jenuh sampai pada waktu hujan sehari.
tinggi. Dapat dijelaskan bahwa longsoran di lokasi Selanjutnya, zona tekanan air positif tersebut
tersebut yang diawali dengan penjenuhan pada menyebar ke arah atas lereng, akibatnya lapisan
kaki lereng, kemudian menuju ke arah kepala tanah tersebut akan jenuh air. Pada saat tersebut
lereng. Pada waktu sesaat setelah terjadi hujan, kekuatan lereng akan berkurang dan peristiwa
tekanan air pori di atas permukaan air tanah masih longsor akan terjadi.
bernilai negatif. Terbukti, tekanan air pori positif Angka aman Lereng menunjukkan perubahan
masih terbatas pada lapisan jenuh. Pada kondisi angka aman dari kondisi steady state hingga 3 hari
peralihan, terjadi perubahan tekanan air pori dari setelah hujan. Pada keadaan ini, nilai angka aman
waktu ke waktu. Pada saat satu hari setelah hujan, ada pada kondisi aman >1,2. Sedangkan pada akhir
terjadi kenaikan tekanan air pori negatif seiring hujan satu hari nilai angka aman menurun drastic
dengan kenaikan muka air tanah. Aliran infiltrasi menjadi 0,775. Pada hujan hari ke dua dan tiga,
mengarah menuju kaki lereng. Pada periode hujan nilai angka aman tidak berubah. Hal tersebut
satu hari muka air tanah sudah mencapai kenaikan menunjukkan bahwa hujan satu hari dengan
maksimal, dapat dilihat pada hari ke dua dan intensitas 70mm/hari sudah dapat memicu
ketiga, muka air tanah tidak mengalami kenaikan. longsor. Pengaruh hujan dan waktu terhadap
Adanya aliran pada kaki lereng juga stabilitas lereng dapat dilihat pada table 3. Bila
mempengaruhi kestabilan muka air tanah. Hasil diperhatikan, bidang longsor antara kondisi steady
tersebut menunjukkan bahwa dengan hujan state maupun kondisi transient tudak memiliki
70mm/hari, sudah membuat lereng dalam perubahan pada bidang longsor, namun memiliki
keadaan jenuh maksimal. Bila diperhatikan, muka perubahan pada nilai angka aman. Oleh karena itu,
kenaikan muka air tanah juga terjadi pada badan angka aman dalam penelitian ini sangat
lereng. Pada eksisting area, pada saat kondisi dipengaruhi oleh infiltrasi hujan yang
sangat jenuh air hujan cenderung menjadi aliran mengakibatkan kenaikan pada muka air tanah dan
permukaan. penambahan massa air di dalam tanah. Apabila
Hasil pemodelan menunjukkan bahwa proses terdapat penjenuhan tanah, maka kuat geser
infiltrasi hujan yang mengakibatkan pembentukan berkurang, dalam simulasi ini angka aman lereng
sebagian zona tekanan air positif di bagian kaki menunjukkan posisi tidak stabil. Penurunan kuat
lereng mulai terjadi setelah hujan sehari. Pada hari geser akan membuat angka aman lereng berkurang
kedua, proses infiltrasi telah menjenuhkan
32
Analisis Pengaruh Infiltrasi Hujan Terhadap Stabilitas Lereng di Pangkalan…(Rokhmat Hidayat)
sehingga lereng akan longsor (Rahardjo et al., Lereng yang direkayasa dengan baik seharusnya
2005). tidak gagal karena dirancang untuk muka air yang
paling memungkinkan selama hujan deras. Kecuali
Meningkatnya curah hujan meningkatkan
ketika curah hujan aktual lebih besar dari curah
muka air tanah dan mengurangi stabilitas lereng.
hujan yang dirancang (Sew &Chung, 2016).
c. 2 hari d. 3 hari
Sumber: hasil pengolahan
33
Jurnal Teknik Hidraulik Vol. 11 No.1, Juni 2020: 25 -36
Gambar 9 Hasil Simulasi Pengaruh Infiltrasi Hujan Terhadap Perubahan Tekanan Air Pori dan
Angka Aman Berbanding Waktu. Sesaat Setelah Hujan (Atas), Sehari Setelah Hujan
(Bawah).
Untuk meningkatkan stabilitas lereng pada horisontal. Pipa drainase horisontal dapat
kejadian longsoran tersebut dan menghadapi dipasang dengan spasi 5-8m, sehingga mengurangi
lereng pada lokasi lain dengan kondisi yang mirip, potensi infiltrasi pada lereng (DPU, 2005).
dapat dilakukan dengan mencegah air masuk Memasang sistem peringatan dini sederhana
dalam lapisan permeabel dan mengeluarkan air di berbasis sensor curah hujan dan partisipasi
sekitar permukaan lereng. Untuk mencegah air masyarakat. EWS (Early Warning Sistem)
masuk ke dalam lapisan di sekitar permukaan sederhana dapat dibuat dengan didasarkan pada
lereng bisa dilakukan pemasangan lapisan semen ambang batas hujan. Hal ini dapat diatur pada
(shotcrete), juga perlu dibuat drainase permukaan. beberapa nilai ambang batas hujan, sehingga bisa
Drainase permukaan berfungsi mengalirkan air ke disesuaikan dengan karakteristik masing-masing
badan sungai. Dengan adanya drainase permukaan lokasi. Dengan adanya EWS ini akan dapat
akan dapat mengurangi resapan air ke lereng jalan. digunakan untuk meningkatkan kewspadaan
Sedangkan untuk mengeluarkan air dari lereng masyarakat terhadap bencana longsor.
dapat dilakukan dengan pemasangan drainase
34
Analisis Pengaruh Infiltrasi Hujan Terhadap Stabilitas Lereng di Pangkalan…(Rokhmat Hidayat)
35
Jurnal Teknik Hidraulik Vol. 11 No.1, Juni 2020: 25 -36
Iverson R. M. (2000). Landslide Triggering By Rain Putra, H. (2014). Pengaruh Infiltrasi Terhadap
Infiltration. Water Resource Research, Vol. 36, Perubahan Parameter Tanah Jenuh Sebagian
NO. 7, 1897–1910. Dalam Analisis Stabilitas Lereng. Tesis.
Jeong, S. S., Kim, J. H., Kim, Y. M. & Bae, D H. (2014), Yogyakarta: Universitas Gadjah Mada
Susceptibility Assessment of Landslidesunder Rahardjo, H.B., Lee, T.T., Leong, E.C. & Rezaur, R.,
Extreme-Rainfall Events Usinghydro- (2005). Response of a residual soil slope to
Geotechnical Model; A Case Studyof Umyeonsan rainfall. Can. Geotech. J, 42, h. 340–351
(Mt.), Korea. Natural Hazards Earth System. https://www.merdeka.com/foto/peristiwa/819002/
www.nat-hazards-earth-syst-sci- 20170304204923-tanah-longsor-telan-8-mobil-
discuss.net/2/5575/2014/ di-sumbar-002-debby-restu-utomo.html
Kang, N., Kim, S., Kim, Y, Noh, H., Hong, S.J. & Kim, Sangseom J, Kwangwoo L, Junghwan Ki, Yongmin K.
H.S. (2016). Urban Drainage System (2017). Analysis of Rainfall-Induced Landslide on
Improvement for Climate Change Adaptation. Unsaturated Soil Slopes. Sustainability 2017, 9,
Water, doi:10.3390/w8070268 1280;
Karnawati D. (2006). Pengaruh Kondisi Vegetasi dan doi:10.3390/su9071280
Geologi Terhadap Gerakan Tanah dengan Pemicu www.mdpi.com/journal/sustainability
Hujan. Media Teknik No. 3, 12-22. Sew, G.S., and Chung, F.C. (2016). Slope Safety:
Kim, J., Lee, K., Jeong, S. & Kim, G. (2014). GIS-Based Factors and Common Misconceptions. Gue and
Prediction Method of Landslide Susceptibility Partners Sdn Bhd
Using A Rainfall Infiltration-Groundwater Flow Sorbino, G. & Nicotera, M.V. (2013). Unsaturated Soil
Model. Engineering Geology Journal volume 82, Mechanics in Rainfall-Induced Flow Landslides.
63-76. Engineering Geology Journal volume 165, 105-
Muntohar, A., & Liao H. J. (2010). Rainfall Infiltration: 132.
Infinite Slope Model for Landslides Triggering by Sun, J. P., Liu, Q.Q., Li, J.C. & An, Y. (2009). Effects of
Rainstorm. Natural Hazard Journal 54(3), 967- Rainfall Infiltration on Deep Slope Failure.
984. DOI: 10.1007/s11069-010-9518-5 Science in China Series G: Physics, Mechanics &
Prasetyaningtiyas, G.A. (2016). Pengaruh Kejenuhan Astronomy
Tanah Terhadap Stabilitas Lereng Pada Jalan Yang, X., dan You, X.. (2013). Estimating Parameters
Wanayasa, KM. 70+350, Banjarnegara. Tesis. of Van Genucthen Model for Soil Water
Yogyakarta: Universitas Gadjah Mada. Retention Curve By Intelligent Algorithms. Appl.
Math. Inf. Sci. 7, No. 5, 1977-1983.
36