You are on page 1of 9

Jurnal Keperawatan Priority, Vol 3, No.

1, Januari 2020
ISSN 2614-4719

PROMOSI KESEHATAN TENTANG PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF


TERHADAP PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU HAMIL

Rotua Sumihar Sitorus1, Kristina L. Silalahi2


1,2
Fakultas Keperawatan dan Kebidanan Universitas Prima
Indonesia Email: rotuasumiharsitorus@unprimdn.ac.id;
kristinasilalahi@unprimdn.ac.id

ABSTRACT

Stunting is a disruption of physical development that has passed with


decreasing in the growth rate of children. Puskesmas Pancur Batu conducts
stunting prevention through health promotion to increase knowledge and attitudes
of pregnant women about exclusive breastfeeding. The number of mothers giving
exclusive breastfeeding only reached 44.9% (target 80%). The purpose of the
study was to analyze the effect of health promotions with leaflet media about
exclusive breastfeeding on the knowledge and attitudes of pregnant women in
stunting prevention. The study design was quasiexperimental with a sample of 40
pregnant women. The study was conducted in October 2019 in Puskesmas Pancur
Batu. The sampling technique is done purposively. Data were analyzed using
independent t test. The results showed that before the pre-test, the average score
of knowledge variables from the intervention group 6.60 and the comparison
group 6.22, after the post-tes increased to 10.30 and 8.34. The average score of
attitude variables from the intervention group was 4.04 and the comparison group
was 4.44, after the post-test increased to 5.80 and 4.84. The results of the statistic
test showed that health promotion influences the knowledge and attitude of
pregnant women in preventing stunting before and after the intervention with p =
0.005 and p 0.028 <0.05. It is recommended that Puskesmas staff conduct health
promotion through the distribution of leaflets to facilitate pregnant women in
understanding the benefits of exclusive breastfeeding in an effort to prevent
stunting.

Keywords: promotion, exclusive breastfeeding, knowledge, attitude


PENDAHULUAN dibutuhkan (Manuaba, 2013). Ibu
Kehamilan merupakan masa juga memikul tanggung jawab yang
kehidupan yang penting, pada masa lebih besar dalam mengasuh bayi
ini ibu harus mempersiapkan diri sampai balita karena masa anak balita
sebaikbaiknya untuk menyambut merupakan masa emas untuk
kelahiran bayinya. Salah satu faktor perkembangan dan pertum-buhannya
yang berpengaruh terhadap kesehatan sehingga diperlukan asuhan gizi. Bila
ibu selama hamil adalah perlu pertumbuhan bayi tidak optimal, maka
memperhatikan makanan sehari-hari anak dapat menyebabkan stunting
agar terpenuhi zat gizi yang (Proverawati & Asfuah, 2014).

23
Jurnal Keperawatan Priority, Vol 3, No. 1, Januari 2020
ISSN 2614-4719

Sunting pada anak bawah 5 tahun di Skotlandia, Wales dan Irlandia Utara
dunia pada 2018 sebanyak 149 juta memiliki tingkat menyusui terendah
dan 40 juta memiliki kelebihan berat (WHO/ UNICEF, 2012).
badan (overweight) (WHO, 2018). Berdasarkan data SDKI didapatkan
Hasil Riskesdas Indonesia, prevalensi cakupan ASI Ekslusif pada bayi di
sangat pendek balita tahun 2013 yaitu bawah 6 bulan di Indonesia pada
30,8% mengalami peningkatan tahun 2007 yaitu 27% meningkat
menjadi 37,2% tahun 2018. Pada menjadi sebesar 42% tahun 2013
tahun 2013 prevalensi pendek balita (Kemenkes, 2014). Wilayah Provinsi
sebesar 18,0% mengalami penurunan Sumatera Utara cakupan ASI ekslusif
tahun 2018 yaitu 11,5% (Kemenkes, juga masih rendah sebesar 41,3%.
2018). Hasil yang didapatkan sangat jauh dari
Salah satu penyebab anak mengalami taget yaitu sebesar 85% (Kemenkes,
stunting adalah riwayat pemberian 2013). Data dari Dinas Kabupaten
ASI eksklusif. Faktor yang dapat Deli Serdang tahun 2018 bahwa
menyebabkan stunting adalah jumlah bayi yang mendapat ASI
pemberian Air Susu Ibu (ASI) yang eksklusif adalah sebesar 47,04%. Hal
salah bisa karena inisiasi yang ini menunjukkan bahwa cakupan bayi
terlambat, tidak ASI eksklusif, yang mendapat ASI eksklusif sangat
penghentian menyusui yang terlalu rendah dan belum mencapai target
cepat (World Health 80%. Manfaat ASI eksklusif bagi ibu

Organization, 2014). adalah mencegah perdarahan pasca

Data World Health Organization persalinan, mempercepat kembalinya

(WHO) dan United Nations rahim ke bentuk semula, mencegah

Children's Fund (UNICEF) dan anemia defisiensi zat besi, menunda

diketahui ibu-ibu di seluruh dunia kesuburan, mengurangi kemungkinan

yang menyusui bayinya berasal dari kanker payudara dan ovarium,

kelompok etnis Cina atau lainnya menjalin kasih sayang antara ibu

yaitu 97%, etnis hitam yaitu 96%, dengan bayi, mempercepat pemulihan

etnis Asia yaitu 95%. Ibu-ibu yang kesehatan ibu dan lebih praktis karena

berusia di atas 30 tahun yaitu 87% dan ASI lebih mudah diberikan setiap saat,

ibu usia di bawah 20 tahun hanya saat bayi membutuhkan serta rasanya

yaitu 58%. Ibu yang tinggal di Inggris, bervariasi tergantung makanan yang

24
Jurnal Keperawatan Priority, Vol 3, No. 1, Januari 2020
ISSN 2614-4719

dikonsumsi ibu (Proverawati & Cara untuk meningkatkan


Asfuah, 2014). pengetahuan dan sikap ibu dalam

Tujuan promosi kesehatan sebagai pemberian ASI Ekslusif pada bayi


berikut: 1) Menjadikan kesehatan usia 06 bulan perlu diberikan promosi
sebagai sesuatu yang bernilai di kesehatan berupa leaflet. Hasil skor
masyarakat, 2) Menolong pengetahuan dan sikap tentang ASI
individu agar mampu secara mandiri eksklusif melalui pemberian leaflet (3
atau kelompok mengadakan kegiatan orang) dan tanpa leaflet (3 orang)
untuk mencapai hidup sehat, dan 3) memiliki perbedaan rata-rata yaitu 7,2
Mendorong penggunaan secara tepat dan 5,6.
sarana pelayanan kesehatan yang ada.
Pemberian promosi kesehatan kepada
seseorang lebih efektif bila
menggunakan alat bantu media dalam
bentuk gambar-gambar (leaflet) untuk
memahami materi yang disampaikan
dari pada metode ceramah tanpa
media

(Notoatmodjo, 2012).
Hasil survei awal di Puskesmas
Pancur Batu Kecamatan Pancur Batu
Kabupaten Deli Serdang berdasarkan
Laporan Kesehatan Ibu dan Anak
(KIA) tahun 2018 bahwa jumlah bayi
usia 0-6 bulan sebanyak 901 orang,
diantaranya memberikan ASI
Eksklusif sebanyak 405 orang
(44,9%), belum mencapai target 90%.
Ibu hamil belum sepenuhnya
memberikan ASI Eksklusif kepada
bayi usia 0-6 bulan diduga disebabkan
promosi kesehatan belum efektif.

25
Jurnal Keperawatan Priority, Vol 3, No. 1, Januari 2020
ISSN 2614-4719

Tabel 1. Karakteristik Ibu Hamil


Karakteristik Kelompok Intervensi Kelompok
Pembanding
n % n %
Umur
< 20 tahun 1 5,0 1 5,0
20-35 tahun 17 85,0 18 90,0
> 35 tahun 2 10,0 1 5,0
Pendidikan
SD 1 5,0 0 0,0
SMP 6 30,0 9 45,0
SMA 11 55,0 10 50,0
Perguruan Tinggi 2 10,0 1 5,0
Pekerjaan
IRT 14 70,0 15 85,0
Wiraswasta 4 20,0 4 20,0
Pegawai 2 10,0 1 5,0
Paritas
Primipara (1 org) 4 20,0 1 5,0
Multipara (2-5 org) 15 75,0 17 85,0
Grandemultipara (>5
1 5,0 2 10,0
org)
Kondisi mengindikasikan pemberian
HASIL DAN PEMBAHASAN
media leaflet lebih tinggi tingkat
pengetahuan dan sikap tentang ASI Hasil analisis univariat dan bivariat
Eksklusif. disajikan sebagai berikut. Analisis
Univariat
METODE
Desain penelitian adalah
quasieksperimen. Populasi adalah ibu
hamil yang mengikuti Kelas Ibu
Hamil sebanyak 40 orang dan seluruh
dijadikan sampel penelitian dan dibagi
menjadi 2 kelompok yaitu kelompok
intervensi (20 orang) dan pembanding
(20 orang). Teknik pengambilan
sampel secara purposive sampling.
Data dianalisis menggunakan uji
independent t test dengan asumsi data
perdistribusi normal.

26
Tabel 2. Distribusi Frekuensi Pengetahuan dan Sikap Ibu Hamil

Pre Test Post Test


Jurnal Keperawatan Priority, Vol 3, No. 1, Januari 2020
Kelompok Kelompok Kelompok ISSN Kelompok
2614-4719
Intervensi Pemban ding Intervensi Pemban
ding
n % n % n % n %
Pengetahuan
Baik 4 20,0 5 25,0 8 40,0 6 30,0
Cukup 8 40,0 5 25,0 7 35,0 9 45,0
Kurang 8 40,0 10 50,0 5 25,0 5 25,0
Sikap
Positif 9 45,0 9 45,0 14 70,0 11 55,0
Negatif 11 55,0 11 55,0 6 30,0 9 45,0

Analisis Bivariat Kolmogorov-Smirnov Test. Hasil uji


Sebelum melakukan uji statistik diperoleh nilai p sebesar 0,200 dan
tersebut, peneliti terlebih dahulu 0,129 lebih besar dari 0,05, artinya
melakukan uji persyaratan data penelitian yaitu pengetahuan
normalitas data menggunakan uji dan sikap diasumsikan berdistribusi
One-Sample normal.
Tabel 3. Pengetahuan Sebelum dan Sesudah Intervensi
Variabel Mean + SD p
Pengetahuan kelompok Pre test 6,60 + 3,097 0,664
intevensi
Pengetahuan kelompok 6,22 + 3,485
pembanding
Pengetahuan kelompok
intevensi Post test 10,30 + 2,415 0,005
Pengetahuan kelompok 8,34 + 2,460
pembanding

Hasil penelitian menunjukkan sebesar 6,60 dan 6,22,


ratarata skor pengetahuan kelompok meningkatkan sesudah intervensi
(post test) menjadi 10,30 dan 8,34.
intervensi dan pembanding (pre test)

Tabel 4. Sikap Sebelum dan Sesudah Intervensi


Variabel Mean + SD p
Sikap kelompok intevensi 4,04 ± 2,368 0,440
Pre test
Sikap kelompok pembanding 4,44 ± 1,791
Sikap kelompok intevensi 5,80 ± 1,619
Post test 0,028
Sikap kelompok pembanding 4,84 ± 1,146
Hasil analisis bivariat diperoleh
Rata-rata skor sikap kelompok
nilai p 0,005<0,05, artinya ada
intervensi dan pembanding (pre-test)
pengaruh promosi kesehatan terhadap
sebesar 4,04 dan 4,44, meningkatkan
pengetahuan responden tentang pem-
sesudah intervensi (post-test) menjadi
berian ASI Eksklusif sesudah
5,80 dan 4,84.

27
Jurnal Keperawatan Priority, Vol 3, No. 1, Januari 2020
ISSN 2614-4719

diberikan intervensi. Demikian juga sikap ibu tentang ASI eksklusif antara
nilai p sikap yaitu 0,028<0,05, artinya ibu yang diberi penyuluhan dengan
ada pengaruh promosi kesehatan metode buku saku, ibu yang diberi
terhadap sikap responden tentang penyuluhan dengan metode simulasi
pemberian ASI lebih efektif dalam meningkatkan
pengetahuan dan sikap ibu menyusui
Eksklusif sesudah diberikan
intervensi. daripada ibu yang diberi penyuluhan
Setelah diuraikan hasil penelitian, tanpa diberi metode apa pun.
maka selanjutnya dianalisis sebagai Promosi kesehatan menggunakan
berikut: Ada perbedaan rata-rata leaflet merupakan suatu proses dalam
pengetahuan ibu hamil antara memberikan berbagai informasi
kelompok intervensi dengan pem- kepada ibu hamil terutama tentang
banding sesudah dilakukan promosi pemberian ASI Eksklusif pada bayi
kesehatan (post test), dimana usia 0-6 bulan untuk mengoptimalkan
pengetahuan ibu hamil kelompok pertumbuhan dan perkembangannya
intervensi adalah 10,30 dan kelompok sehingga pada masa balita tidak
pembanding adalah 8,34. Terbukti dari mengalami stunting.
nilai uji statistik ditunjukkan dengan
Sesuai dengan pendapat Setiana
nilai p<0,005, artinya ada pengaruh
(2010) mengatakan keuntungan
promosi kesehatan terhadap
menggunakan media ini antara lain:
pengetahuan ibu hamil tentang
sasaran dapat menyesuaikan dan
pemberian ASI Eksklusif dalam
belajar mandiri serta praktis karena
pencegahan stunting sebelum dan
mengurangi kebutuhan mencatat,
sesudah promosi kesehatan.
sasaran dapat melihat isinya disaat
Sejalan dengan penelitian Widha santai dan sangat ekonomis, berbagai
Ayu Rima Merdhika, dan Mardji informasi dapat diberikan atau dibaca
(2014) mengatakan bahwa terdapat oleh anggota kelompok sasaran,
pengaruh penyuluhan terhadap tingkat sehingga bisa didiskusikan, dapat
pengetahun dan sikap ibu menyusui memberikan informasi yang detail
dalam pemberian ASI eksklusif di yang mana tidak diberikan secara
Kecamatan Kanigoro Kabupaten lisan, mudah dibuat, diperbanyak dan
Blitar. Selain itu, diketahui pula diperbaiki serta mudah disesuaikan
perbedaan tingkat pengetahuan dan dengan kelompok sasaran.

28
Jurnal Keperawatan Priority, Vol 3, No. 1, Januari 2020
ISSN 2614-4719

Selanjutnya hasil analisis bivariat hingga 83,81 setelah diberikan


menunjukkan bahwa ada perbedaan penyuluhan. Ada pengaruh dari
ratarata sikap ibu hamil antara penyuluhan tentang pengetahuan,
kelompok intervensi dengan sikap dan praktik menyusui setelah
pembanding sesudah dilakukan dilakukan penyuluhan dengan
promosi kesehatan (post-test), dimana frekuensi lima kali setiap bulan
sikap ibu hamil kelompok intervensi selama lima bulan menggunakan
adalah 5,80 dan kelompok leaflet di Puskesmas Sawah Lebar
pembanding adalah 4,84. Terbukti dari Kota Bengkulu.
nilai uji statistik ditunjukkan dengan Menurut Asfaw, Argaw, dan Kefene
nilai p<0,05, artinya ada pengaruh (2015) melakukan intervensi dalam
promosi kesehatan terhadap sikap ibu penelitian berupa pemberian konseling
hamil tentang pemberian ASI tentang pemberian makanan bayi
Eksklusif dalam pencegahan stunting kepada ibu, di mana peluang ibu yang
sebelum dan sesudah promosi tidak menerima konseling tentang
kesehatan. pemberian maka-nan bayi sebesar
Penyuluhan sebagai upaya promosi 0,42 kali lebih kecil kemungkinannya
kesehatan untuk memberikan untuk memberikan ASI Eksklusif
pengaruh terhadap sikap ibu dalam dibandingkan mereka yang menerima
memberikan ASI Eksklusif. Sejalan layanan konseling di Debre Berhan
dengan penelitian Ethiopia Tengah.

Triwibowo dan Pusphandani (2018) Besarnya manfaat promosi kesehatan


mengatakan sikap ibu hamil sebelum yang diberikan sangat mempengaruhi
dilakukan penyuluhan kesehatan ibu pengetahuan dan sikap ibu hamil
bersikap positif 48.5% dan setelah terhadap pemberian ASI Eksklusif
diberi intervensi sikap positif menjadi dalam pencegahan stunting, sehingga
87.9% di di Posyandu Cempaka II perlu di masa mendatang kegiatan
Puskesmas Pembantu Kwala Bekala promosi kesehatan dilakukan secara
Medan. Penelitian Suryani et al., kontinu di wilayah kerja Puskesmas
(2019) menjelaskan peningkatan rata- Pancru Baru agar ibu hamil memiliki
rata pengetahuan dari 84.46 hingga niat yang kuat memberikan ASI
92.14, sikap dari 31.61 hingga 33.96 Eksklusif dalam pencegahan stunting
dan praktik menyusui dari 69,76

29
Jurnal Keperawatan Priority, Vol 3, No. 1, Januari 2020
ISSN 2614-4719

dan gizi balita sangat pendek atau Kemenkes RI. Kemenkes. (2018).
Hasil Utama Riskesdas Tahun 2018.
pendek.
Jakarta: Kemenkes RI, Badan
Penelitian dan Pengembangan
Kesehatan.
KESIMPULAN DAN SARAN Manuaba, I. (2013). Pengantar Kuliah
Secara statistik terbukti bahwa Obstetri. Jakarta: EGC.
Notoatmodjo, S. (2012). Promosi
ada perbedaan rata-rata pengetahuan Kesehatan dan Ilmu Perilaku.
dan sikap ibu hamil tentang ASI Jakarta. Jakarta: PT Rineka
Cipta.
Eksklusif dalam pencegahan stunting Proverawati, A., & Asfuah. S. (2014).
yang signifikan sesudah diberikan Buku Azar Gizi Untuk
Kebidanan. Yogyakarta: Nuha
intervensi berupa promosi kesehatan. Medica.
Disarankan petugas Puskesmas Setiana, L. (2010). Teknik Penyuluhan
dan Pemberdayaan Masyarakat.
memberikan penyuluhan secara Bogor: Pustaka Wirausaha Muda.
berkala menggunakan lealfet atau alat Suryani, D., Kusdalinah, Jumiyati,
Yandrizal, Anggraini, W., &
bantu promosi kesehatan lainnya Agustina P, B. (2019). The Effect
untuk mempermudah ibu hamil dalam Of Counseling On Knowledge,
Attitudes, And Practices Of
memahami manfaat pemberian Mothers breastfeeding In The
Work Area Of Sawah Lebar
ASI Eksklusif. Community Health Center,
Bengkulu 2017. 14(Icihc).
DAFTAR PUSTAKA https://doi.org/10.2991/icihc18.2
019.43.
Asfaw, M. M., Argaw, M. D., & Triwibowo, C., & Pusphandani, M. E.
Kefene, Z. K. (2015). Factors (2018). Kesehatan Lingkungan
associated with exclusive dan K3. Yogyakarta: Nuha
breastfeeding practices in Debre Medical.
Berhan District, Central Ethiopia: WHO/UNICEF. (2012). Global
A cross sectional community Nutrion Target
based study. International 2025.Breastfeeding Policy
Breastfeeding Journal, 10(1), 1– Brief.WHO/MNH/NHD 14.7.
9. WHO. (2018). Global Health
https://doi.org/10.1186/s13006- Observatory (GHO) Data: Child
0150049-2. Malnutrition. Retrieved from
Kemenkes. (2013). Riset Kesehatan https://www.who.int/gho/childm
Dasar. Jakarta: Badan Penelitian alnutrition/en/.
dan Pengembangan Kesehatan Widha Ayu Rima Merdhika, Mardji,
Kementerian Kesehatan RI. M. D. (2014). Pengaruh
Kemenkes. (2014). Situasi dan penyuluhan asi eksklusif
Analisis terhadap pengetahuan ibu tentang
ASI Eksklusif. Pekan ASI asi eksklusif dan sikap ibu
Internasional. Pusat Data Informasi menyusui di kecamatan kanigoro
Kementerian Kesehatan RI. Jakarta:

30
Jurnal Keperawatan Priority, Vol 3, No. 1, Januari 2020
ISSN 2614-4719

kabupaten blitar. Teknologi Dan


Kejuruan, 37(1), 65–72.
World Health Organization. (2014).
Childhood Stunting: Challenges
and opportunities. Report of a
Promoting Healthy Growth and
Preventing Childhood Stunting
colloquium. In WHO Geneva.

31

You might also like