You are on page 1of 9

“KOSALA” JIK Vol. 5 No.

2 November 2017

HUBUNGAN ANTARA TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG MANFAAT ASI


DAN STATUS PEKERJAAN DENGAN LAMANYA MENYUSUI
DI DESA KRINGIKAN

Sri Aminingsih1, Anis Dwi Yuliastuti2

Abstract

Background : age 0-24 months is a period of rapid growth and development which is well
known as "golden period" or "critical period". WHO / UNICEF has recommended four
important things to be done: breastfeeding the baby immediately within 30 minutes after
the baby is born, giving only breastmilk or exclusive breastfeeding from birth to 6 months
old baby, providing complementary food from infants aged 6 months to 24 months and
continue breastfeeding until the child is 24 months old or older. The purpose to analyze
the relation between mother's knowledge level about the benefit of breastfeeding and
mother's employment status with duration of breastfeeding in Kringikan Village. The
population of this study were mothers with children aged 2-5 years which accounted for
45 childrens.
Methods of this research is correlation with cross sectional method.
Results : the majority of respondens had high level of knowledge which accounted for
84.4%. The majority of mothers was unemployed which accounted for 82.2% and the
most duration of breast feeding was more than 2 years which accounted for 84.4%.
Conclusion : from the analysis of logistic regression of mothers test about the relationship
of knowledge level about breastfeeding benefit, the employment status toward the
duration of breastfeeding showed there was a positive and statistically significant
relationship between the knowledge level of breastfeeding benefit and the employment
status as much as 42.2% on the duration of breastfeeding. The other 57.8% is influenced
by other factors.

Keywords: Knowledge, the status of mother employment and duration of breastfeeding.

PENDAHULUAN Pengetahuan atau kognitif


Menurut Roesli (2000), merupakan domain yang sangat
sebagaimana dikutip oleh Astuti et penting dalam membentuk tindakan
al., (2015), Air Susu Ibu yang seseorang atau over behavior
selanjutnya disingkat ASI adalah (Fitriani, 2011).
cairan hasil sekresi kelenjar Pekerjaan adalah aktivitas sehari-
payudara ibu (PP-ASI) merupakan hari yang dilakukan ibu di luar
emulsi lemak dalam larutan protein, pekerjaan rutin rumah tangga yang
laktosa dan garam-garam organik tujuannya untuk mencari nafkah dan
yang disekresi oleh kedua belah membantu suami. Pekerjaan
kelenjar payudara ibu yang berguna merupakan suatu tindakan yang
sebagai makanan yang utama bagi dilakukan oleh orang untuk ditekuni
bayi. dan dilakukan sesuai dengan bidang
Pengetahuan merupakan hasil dari kemampuannya sebagai mata
tahu, dan ini terjadi setelah orang pencahariannya. Di sebagian negara
melakukan penginderaan terhadap berkembang, rata-rata wanita
suatu objek tertentu. Pengindraan bekerja 12-18 jam perhari
terjadi melalui panca indera manusia sedangkan pria bekerja 10-12 jam.
yakni indera penglihatan, Wanita masih pula dibebani dengan
penciuman, rasa dan raba. Sebagian berbagai peran dalam keluarga yaitu
besar pengetahuan diperoleh sebagai pemelihara, pendidik,
melalui mata dan telinga. penyuluh kesehatan dan pencari

111
“KOSALA” JIK Vol. 5 No. 2 November 2017

nafkah. Kaum ibu yang terpaksa makan padat (tambahan) yang


harus bekerja untuk mencari nafkah terlalu dini juga dapat mengganggu
bagi keluarganya dituntut untuk pemberian ASI eksklusif dan
mampu membagi waktu antara meningkatkan angka kesakitan pada
bekerja dan waktu untuk keluarga bayi. Padahal pemberian ASI
(Astutik, 2014). eksklusif tersebut sangat penting
Menurut Astuti, et al., (2015), karena tidak ditemukan bukti yang
pemberian ASI terhenti karena menyokong bahwa pemberian
kembali bekerja. Di daerah kota dan makanan padat (tambahan) pada
semi perkotaan, ada kecenderungan usia 4 atau 5 bulan lebih
rendahnya frekuensi menyusui dan menguntungkan. Sebaliknya, hal
ASI dihentikan terlalu dini pada ibu- tersebut mempunyai dampak yang
ibu yang bekerja karena ibu sibuk. negatif terhadap kesehatan bayi dan
Hal ini menyebabkan konsumsi zat sama sekali tidak ada dampak positif
gizi rendah. untuk tumbuh kembang anak.
Dari hasil penelitian Dahlan, Mubin, Pemberian ASI eksklusif merupakan
dan Mustika (2013), sebagian besar satu standar emas pemberian
ibu yang memiliki status pekerjaan makanan bagi balita. Standar
bekerja yaitu 20 (83.3%) tidak lainnya adalah Inisiasi Menyusui Dini
memberikan ASI eksklusif dan 4 (IMD), pemberian makanan
(16.7%) ibu memberikan ASI pendamping ASI (MP ASI) setelah 6
eksklusif. Sebagian besar ibu yang bulan, dan ASI yang dilanjutkan
memiliki status pekerjaan tidak hingga 2 tahun. Jika semua itu
bekerja yaitu 6 (26.1%) tidak dilakukan maka anak tidak hanya
memberikan ASI eksklusif dan 17 sehat dan pandai, namun juga
(73.9%) ibu memberikan ASI memiliki kemampuan spiritual (SQ)
eksklusif. sehingga dapat dan emosional (EQ) jauh lebih tinggi
disimpulkan ada hubungan antara (Yuliarti, 2010).
status pekerjaan ibu dengan Menyusui merupakan kegiatan yang
pemberian ASI eksklusif. menyenangkan bagi ibu, sekaligus
Perlu diketahui bahwa semakin lama memberikan manfaat yang tak
bayi mendapatkan ASI saja maka terhingga pada anak. Manfaat yang
semakin menguntungkan bayi. Bayi dimaksud antara lain: bayi
akan terhindar dari pengaruh mendapatkan nutrisi dan enzim
pemberian makanan di luar ASI, terbaik yang dibutuhkan, bayi
apalagi selepas pemberian ASI mendapatkan zat-zat imun, serta
selama 6 bulan, status gizi anak perlindungan dan kehangatan
menurun drastis. Ada banyak faktor melalui kontak dari kulit ke kulit
yang mempengaruhi penurunan dengan ibunya, meningkatkan
tersebut, salah satunya adalah sensitivitas ibu akan kebutuhan
higienitas makanan. Setelah lebih bayinya, mengurangi perdarahan,
dari 6 bulan, bayi dapat diberikan serta konservasi zat besi, protein
makan pendamping ASI (MP ASI), dan zat lainnya, mengingat ibu tidak
selain pemberian ASI. Buruknya haid sehingga menghemat zat yang
kondisi kesehatan bayi sering terjadi terbuang, penghematan karena tidak
bila bayi tidak diberikan ASI membeli susu, ASI eksklusif dapat
eksklusif. Selain itu, faktor menurunkan angka kejadian alergi,
kebersihan, steril atau tidaknya dan terganggunya pernafasan, diare dan
aspek kecukupan zat gizi yang obesitas pada anak (Yuliarti, 2010).
kurang mendapat perhatian dalam Berdasarkan data RISKESDAS
menyiapkan makanan pendamping (2010), persentase pola menyusui
ASI (MP ASI) juga penyebab status pada bayi umur 0 bulan adalah
gizi anak menjadi buruk. Pemberian 39.8% menyusui eksklusif, 5.1%

112
“KOSALA” JIK Vol. 5 No. 2 November 2017

menyusui predominan, dan 55.1% pengetahuan ibu tentang manfaat


menyusui parsial. Persentase ASI, mengetahui status pekerjaan
menyusui eksklusif semakin ibu dan mengetahui tentang
menurun 83.2% dengan lamanya menyusui di Desa
meningkatnya kelompok umur bayi. Kringikan.
Pada bayi yang berumur 5 bulan
menyusui eksklusif hanya 15.3%, METODE PENELITIAN
menyusui predominan 1.5% dan Penelitian ini merupakan penelitian
menyusui parsial 83.2% (Kementrian analitik dengan desain penelitian
Kesehatan, 2014). korelasi. Sedangkan rencana yang
Menurut Firmansyah (2012), digunakan adalah cross sectional
sebagaimana dikutip oleh untuk mencari hubungan antara
Rachmaniah (2014), prevalensi pengetahuan tentang manfaat ASI,
pemberian ASI di Jawa Tengah status pekerjaan dengan lamanya
pada tahun 2009 menurut Dinas menyusui di Desa Kringikan.
Kesehatan Jawa Tengah sebesar Populasi pada penelitian ini adalah
40.21%, sedangkan di Kabupaten semua ibu yang mempunyai anak
Sukoharjo adalah sebesar 60.15%. usia 2-5 tahun.
Jika dilihat standar pencapaian ASI
HASIL PENELITIAN
Eksklusif yang ditargetkan dalam
Berdasarkan analisa menggunakan
pembangunan nasional dan strategi
program SPSS for Windows seri 18
nasional program peningkatan
ditemukan analisa bivariat sebagai
cakupan pemberian ASI sebesar
berikut:
80%. Menurut World Health
Tabel 1.
Organizazion (WHO) dahulu
Tabulasi Silang Hubungan Tingkat
pemberian ASI Eksklusif
Pengetahuan dengan Lamanya
berlangsung sampai usia 4 bulan,
Menyusui
namun belakangan sangat Tingkat Lama Menyusui
dianjurkan agar ASI Eksklusif Jml
Pengetahuan <2 thn ≥ 2 thn
diberikan sampai anak usia 6 bulan.
Tinggi 3 35 38
Dari wawancara yang peneliti
lakukan didapatkan hasil bahwa ibu Rendah 4 3 7
yang bekerja sebagai buruh pabrik Jumlah 7 38 45
memiliki pengetahuan tentang
manfaat dan lamanya ASI yang Berdasarkan hasil uji Chi-Square
rendah. Karena pekerjaannya yang program SPSS versi 18.0 dengan α
mengharuskan sang ibu berangkat = 5% (0.05) diperoleh p sebesar
kerja pagi dan pulang malam 0.001 sehingga nilai p < 0.05, yang
membuat ibu tidak sempat berarti Ho ditolak dan Ha diterima,
menyiapkan ASI untuk anaknya. Ibu sehingga ada hubungan antara
menyusui hanya sampai 3-4 bulan pengetahuan ibu tentang manfaat
saja, lalu dilanjutkan dengan susu ASI dengan lamanya menyusui.
formula.
Tabel 2.
TUJUAN PENELITIAN Tabulasi Silang Hubungan Status
Secara umum penelitian ini Pekerjaan dengan Lamanya
bertujuan untuk mengetahui Menyusui
hubungan antara tingkat Status Lama Menyusui Jml
pengetahuan ibu tentang manfaat pekerjaan <2 th ≥ 2 th
ASI dan status pekerjaan dengan Bekerja 4 4 8
lamanya menyusui di Desa
Tidak Bekerja 3 34 37
Kringikan. Secara khusus bertujuan
Jumlah 7 38 45
untuk mengetahui tingkat

113
“KOSALA” JIK Vol. 5 No. 2 November 2017

Berdasarkan hasil uji Chi-Square regresi logistik diperoleh p


program SPSS versi 18.0 dengan α sebesar 0.020 sehingga ada
= 5% (0.05) diperoleh p sebesar pengaruh antara pengetahuan
0.003 sehingga nilai p < 0.05, yang dengan lamanya menyusui.
berarti Ho ditolak dan Ha diterima, Dengan tingkat pengetahuan
sehingga ada hubungan antara yang tinggi maka ibu dapat
status pekerjaan dengan lamanya memperoleh banyak informasi
menyusui. tentang manfaat ASI, oleh karena
Tabel 3. itu ibu-ibu di Desa Kringikan
Hasil Analisa Multivariat Regresi mempunyai keinginan untuk
Logistik Ganda antara Tingkat memberikan ASI dan diwujudkan
Pengetahuan dan Status Pekerjaan dalam perilaku yaitu sebagian
dengan Lamanya Menyusui besar Ibu memberikan ASI
Variabel OR p selama lebih dari 2 tahun.
independen Dari hasil penelitian ini dapat
Tingkat 0.081 0.020 dicermati bahwa persentase pada
Pengetahuan tingkat pengetahuan dengan
Status Pekerjaan 0.114 0.040 kategori rendah sebanyak 15.6%
dan tinggi sebanyak 84.4%. Hal
Nagelkerke R Square 42.2 % ini membuktikan bahwa
pengetahuan ibu tentang manfaat
Dari hasil analisis uji regresi logistik ASI di Desa Kringikan adalah
tentang hubungan tingkat tinggi.
pengetahuan tentang manfaat ASI, Menurut Fitriani (2011),
status pekerjaan dengan lamanya Pengetahuan adalah hasil “tahu”,
menyusui menunjukkan ada dan ini terjadi setelah orang
hubungan yang positif dan secara melakukan pengindraan terhadap
statistik signifikan antara tingkat suatu objek tertentu. Pengindraan
pengetahuan tentang manfaat ASI terjadi melalui panca indera
dan status pekerjaan berpengaruh manusia, yakni indera
sebanyak 42.2% terhadap lamanya penglihatan, pendengaran,
menyusui. Sedangkan 57.8% penciuman, rasa dan raba.
lainnya dipengaruhi oleh faktor lain. Sebagian besar pengetahuan
Bila dilihat dari nilai OR maka diperoleh melalui mata dan
variabel status pekerjaan (Ibu yang telinga. Sedangkan menurut
tidak bekerja) mempunyai pengaruh Notoatmojo (2003), yang dikutip
lebih kuat dibandingkan dengan oleh Wawan dan Dewi (2011),
tingkat pengetahuan terhadap pengetahuan atau kognitif
lamanya menyusui. merupakan domain yang sangat
penting untuk terbentuknya
tindakan seseorang (overt
PEMBAHASAN
behavior). Karena dari
1. Hubungan tingkat pengetahuan
pengalaman dan penelitian
dengan lamanya menyusui
ternyata perilaku yang didasarkan
Dari hasil penelitian hubungan
oleh pengetahuan akan lebih
tingkat pengetahuan tentang
langgeng daripada perilaku yang
manfaat ASI dengan lamanya
tidak didasari oleh pengetahuan.
menyusui diperoleh hasil uji Chi-
Teori tersebut memperkuat hasil
Square program SPSS versi 18.0
penelitian ini bahwa dengan
dengan α = 5% (0.05) diperoleh p
adanya pengetahuan tentang
sebesar 0,001 sehingga nilai p <
manfaat ASI akan mendorong
0.05, yang berarti Ho ditolak dan
dan memotivasi ibu untuk
Ha diterima, sedangkan hasil uji
memberikan ASI secara optimal

114
“KOSALA” JIK Vol. 5 No. 2 November 2017

yaitu selama lebih dari 2 tahun secara tertulis ataupun secara


atau minimal 2 tahun. Apabila ASI lisan. Pengetahuan implisit
diberikan secara maksimal biasanya berisi kebiasaan dan
pertumbuhan dan perkembangan budaya bahkan bisa tidak
bayi juga optimal yang akhirnya disadari. Sebagai contoh :
bayi akan mendapatkan derajat seseorang mengetahui tentang
kesehatan yang lebih baik. Bagi bahaya rokok bagi kesehatan
ibu yang tidak bekerja bisa sangat namun dia merokok.
leluasa memberikan ASI pada Ibu yang sudah memiliki
bayinya sehingga apa yang pengetahuan tentang manfaat
direkomendasikan WHO pasti ASI tidak segera melakukan
bisa tercapai dengan optimal. perubahan perilaku dalam hal ini
Hasil penelitian ini berbeda adalah memberikan ASI selama 2
dengan penelitian yang sudah tahun dikarenakan dalam proses
dilakukan oleh Syamsianah, berubah seseorang
Mufnaethy, dan Mahardikha membutuhkan waktu yang lama
(2010) yang menyatakan bahwa untuk melakukan proses
tidak ada hubungan antara perubahan perilaku. Hal ini
pengetahuan ibu tentang ASI seturut dengan teori yang
dengan lama pemberian ASI diungkapkan oleh Notoadmodjo
eksklusif. (2012), perubahan atau proses
Tingkat pengetahuan tentang adopsi perilaku merupakan suatu
manfaat ASI dalam penelitian ini proses yang kompleks dan
mempunyai pengaruh lebih memerlukan waktu yang relatif
rendah atau lemah pengaruhnya lama.
terhadap lamanya menyusui 2. Hubungan status pekerjaan
dengan hasil OR sebesar 0.081 dengan lamanya menyusui
dan p sebesar 0.020 Dari hasil penelitian hubungan
dibandingkan dengan status status pekerjaan dengan lamanya
pekerjaan diduga dikarenakan ibu menyusui diperoleh hasil uji Chi-
hanya sebatas memiliki Square program SPSS versi 18.0
pengetahuan tentang manfaat dengan α = 5% (0.05) diperoleh p
ASI tetapi tidak mempraktikkan sebesar 0.003 sehingga nilai p <
dalam kehidupan nyata yang 0.05, yang berarti Ho ditolak dan
berupa perilaku memberikan ASI Ha diterima, sedangkan hasil uji
secara optimal yaitu dalam waktu regresi logistik diperoleh p
2 tahun. Jadi ibu hanya sebesar 0.040 sehingga ada
menyimpan semua informasi pengaruh antara status pekerjaan
tentang manfaat ASI didalam dengan lamanya menyusui.
memori ibu tanpa mewujud Dari hasil penelitian dapat
nyatakan dalam perilaku. Hal ini dicermati bahwa persentase ibu
seturut dengan teori yang yang bekerja sebanyak 17.8%
diungkapkan oleh Budiman dan dan yang tidak bekerja tetap
Riyanto (2014) tentang sebanyak 82.2%. Hal ini
pengetahuan implisit yang membuktikan bahwa sebagian
menjelaskan bahwa pengetahuan besar ibu-ibu di Desa Kringikan
yang masih tertanam dalam tidak bekerja atau hanya sebagai
bentuk pengalaman seseorang ibu rumah tangga maka ibu dapat
dan berisi faktor-faktor yang tidak memberikan ASI pada bayinya
bersifat nyata, seperti keyakinan lebih dari 2 tahun. Hal ini sesuai
pribadi, persepsi dan prinsip. dengan penelitian yang sudah
Pengetahuan orang biasanya sulit dilakukan oleh Okawary,
untuk ditransfer ke orang lain baik Sugiyanti, dan Purwati (2015),

115
“KOSALA” JIK Vol. 5 No. 2 November 2017

yang menyatakan bahwa ada bekerja juga bisa memberikan


hubungan status pekerjaan ibu ASI selama 2 tahun meskipun
dengan pemberian ASI eksklusif dengan usaha yang lebih ekstra
di wilayah kerja Puskesmas yaitu dengan menyimpan ASI
Seyegan Sleman Yogyakarta dan agar bisa diberikan pada bayi
diperkuat oleh teori yang selama ibu bekerja. Dari hasil
dikemukakan oleh Suryoprajogo penelitian ini ibu yang bekerja
(2009), full-time moms atau work- sebanyak 50% dapat memberikan
at-home moms, ibu yang bekerja ASI pada bayi selama 2 tahun
diluar rumah sudah tentu perlu sedangkan yang 50% tidak bisa
usaha ekstra untuk bisa sukses memberikan ASI secara optimal
memberikan ASI eksklusif. atau kurang dari 2 tahun.
3. Hubungan tingkat pengetahuan Dari hasil penelitian ini dapat
tentang manfaat ASI dan status dicermati bahwa presentase
pekerjaan dengan lamanya lamanya menyusui dengan
menyusui kategori kurang dari 2 tahun
Hasil penelitian menunjukkan sebanyak 15.6% dan lebih dari 2
variabel independen secara tahun sebanyak 84.4%. Hal ini
bersama-sama mempengaruhi membuktikan bahwa lamanya
variabel dependen dapat dilihat menyusui ibu pada bayinya paling
dari Nagelkerke R Square: banyak adalah lebih dari 2 tahun
42.2%, yaitu dengan model meskipun ASI yang diberikan
regresi logistik ganda, tingkat pada bayi ditambahkan dengan
pengetahuan tentang manfaat makanan pendamping ASI karena
ASI dan status pekerjaan secara bayi yang memperoleh ASI saja
bersama sama mampu hanya sampai berumur 6 bulan
berkontribusi terhadap lamanya atau disebut dengan ASI eksklusif
menyusui sebesar 42.2%. sedangkan yang lebih dari usia 6
Sedangkan 57.8% lainnya bulan perlu makanan pendamping
dipengaruhi oleh faktor lain. Bila ASI. Hasil penelitian ini sesuai
dilihat dari nilai OR sebesar 0,114 dengan penelitian yang telah
dan p sebesar 0,040 maka dilakukan oleh Lestari, Zuraida,
variabel status pekerjaan (Ibu dan Larasati (2013) yang
yang tidak bekerja) mempunyai menyatakan ada hubungan
pengaruh lebih kuat dibandingkan tingkat pengetahuan ibu tentang
dengan tingkat pengetahuan air susu ibu dan pekerjaan ibu
terhadap lamanya menyusui. dengan pemberian ASI eksklusif
Status pekerjaan dalam penelitian di Kelurahan Fajar Bulan. Hal ini
ini mempunyai pengaruh yang diperkuat dengan teori yang
lebih kuat terhadap lamanya dipaparkan oleh Sunartyo (2009),
menyusui yaitu diperoleh hasil menyatakan bahwa air susu
analisa OR sebesar 0.114 dan p adalah makanan yang baik,
sebesar 0.040. Ibu di Desa sedemikin puasnya ia hanya
Kringikan sebagian besar tidak memakan air susu, sehingga
bekerja sehingga ibu dengan beberapa bayi merasa puas
leluasa bisa memberikan ASI memakannya hingga 2 atau 3
selama lebih dari 2 tahun tanpa tahun. Tetapi kalau bayi dibiarkan
harus menyimpan ASI terlebih begitu terus menerus, bayi akan
dulu sebab ibu selalu berada di menolak dan tidak menyukai
dekat bayinya sepanjang hari. jenis-jenis makanan yang
Oleh karena itu pemberian ASI mengandung zat yang seimbang
bisa lebih optimal, tidak menutup bagi anak-anak dan orang
kemungkinan bagi ibu yang dewasa. Terlebih lagi susu

116
“KOSALA” JIK Vol. 5 No. 2 November 2017

mempunyai beberapa tinggi, lemak, vitamin dan mineral.


kekurangan, seperti zat besi, Jika ibu bekerja di luar rumah
vitamin C dan D, sekalipun ini sebaiknya mengambil cuti selama
terkadang di tambahkan. Selain mungkin agar dapat memberikan
itu ditambahkan pula teori dari ASI yang terbaik bagi bayinya
Yuliarti (2010), yang menjelaskan sesering mungkin. Tetapi bila ibu
bahwa Usia 0-24 bulan tidak ingin mengambil cuti, ibu
merupakan masa-masa tetap harus memberikan ASI nya
pertumbuhan dan perkembangan kepada bayi, yakni pada saat
yang pesat sehingga kerap akan berangkat kerja dan segera
diistilahkan sebagai “periode setelah pulang dari kerja.
emas” sekaligus “periode kritis”. Sedangkan 57.8% lainnya
Periode emas dapat diwujudkan dipengaruhi oleh faktor lain.
apabila pada masa ini bayi dan Adapun faktor lain yang diduga
anak memperoleh asupan gizi berpengaruh menurut teori yang
yang sesuai untuk tumbuh diungkapkan oleh Astutik (2014),
kembang optimal. Untuk adalah adanya dukungan sosial
mencapai tumbuh kembang dari orang lain yang berinteraksi
optimal. Global Strategy dan dengan ibu sehingga ibu dapat
Infant and Young Chilt Feeding merasakan kenyamanan secara
WHO/UNICEF fisik dan psikologis. Orang lain ini
merekomendasikan 4 hal penting terdiri atas pasangan hidup,
yang harus dilakukan antara lain: orang tua, saudara, anak,
memberikan ASI kepada bayi kerabat, teman, rekan kerja, staf
segera dalam waktu 30 menit medis, serta anggota dalam
setelah bayi lahir memberikan kelompok kemasyarakatan.
hanya ASI saja atau pemberian Sedangkan dalam penelitian ini
ASI secara eksklusif sejak lahir hanya meneliti 2 variabel dari
sampai bayi berusia 6 bulan, faktor-faktor lain yang diduga
memberikan makanan mempengaruhi lamanya
pendamping ASI (MP ASI) sejak menyusui oleh karena itu
bayi berusia 6 bulan sampai 24 pengetahuan ibu tentang manfaat
bulan dan meneruskan ASI dan status pekerjaan ibu
pemberian ASI sampai anak hanya sedikit pengaruhnya
berusia 24 bulan atau lebih. terhadap lamanya menyusui yaitu
Dari hasil penelitian ini sebesar 42.2% saja, sedangkan
menunjukkan ada hubungan yang 57.8% kemungkinan dipengaruhi
positif dan secara statistik oleh faktor lain.
signifikan antara tingkat
pengetahuan tentang manfaat KESIMPULAN
ASI dan status pekerjaan 1. Responden dengan pengetahuan
berpengaruh sebanyak 42.2% terbanyak adalah tinggi terdapat
terhadap lamanya menyusui. Hal 38 responden (84.4%) dan
ini sesuai dengan teori yang pengetahuan rendah terdapat 7
dijabarkan oleh Sunartyo (2009), responden (15.6%).
yang menyatakan hendaknya ibu 2. Responden dengan status
memberikan ASI pada bayinya pekerjaan terbanyak adalah
hingga 2 tahun, meskipun selama kategori tidak bekerja terdapat 37
masa itu bayi diberikan makanan responden (82.2%) dan yang
tambahan. Karena ASI dapat bekerja terdapat 8 responden
memenuhi kebutuhan zat gizi (17.8%).
yang berguna bagi pertumbuhan 3. Respponden dengan lamanya
bayi, seperti protein bermutu menyusui terbanyak adalah lebih

117
“KOSALA” JIK Vol. 5 No. 2 November 2017

dari 2 tahun terdapat 38 Pekerjaan dengan Pemberian ASI


responden (84.4%) dan kurang Eksklusif Di Kelurahan Palebon
dari 2 tahun terdapat 7 responden Kecamatan Pedurungan Kota
(15.6%). Semarang”. Semarang.
4. Dari hasil analisis uji regresi http://eprint.ums.ac.id. Diakses
logistik tentang hubungan tingkat Pada Tanggal 6 Oktober 2016.
pengetahuan tentang manfaat Fitriani, S. 2011. Promosi
ASI, status pekerjaan dengan Kesehatan. Graha Ilmu,
lamanya menyusui menunjukkan Yogyakarta.
ada hubungan yang positif dan Kementrian Kesehatan. 2014. Pusat
secara statistik signifikan antara Data dan Informasi. Jakarta
tingkat pengetahuan tentang Selatan. http://kemenkes.co.id. Di
manfaat ASI dan status pekerjaan akses pada tanggal 6 oktober
berpengaruh sebanyak 42.2% 2016.
terhadap lamanya menyusui. Lestari, D., R. Zuraida, dan T. A.
Sedangkan 57.8% lainnya Larasati. 2013. “Hubungan
dipengaruhi oleh faktor lain. Dari Tingkat Pengetahuan Ibu tentang
kedua variabel indipenden yaitu Air Susu Ibu dengan Pemberian
tingkat pengetahuan tentang ASI Eksklusif di Kelurahan Fajar
manfaat ASI dan status pekerjaan Bulan”, Lampung.
yang lebih besar pengaruhnya http://juke.kedokteran.unila.ac.id.
terhadap lamanya menyusui Diakses Pada Tanggal 6 Oktober
adalah status pekerjaan ibu dilihat 2016.
dari OR sebesar 0,114 dan p Notoatmodjo, S. 2012 Promosi
sebesar 0,040. Kesehatan dan Perilaku
Kesehatan. Rineka Cipta,
SARAN Jakarta.
Bagi Ibu yang mempunyai bayi Okawary, O., Sugiyanti dan Y.
terutama yang bekerja disarankan Purwati 2015. “Hubungan Status
agar tetap memberikan ASI selama Pekerjaan Ibu dengan Pemberian
2 tahun dengan tujuan pertumbuhan ASI Eksklusif di Wilayah Kerja
dan perkembangan bayi lebih Puskesmas Seyegan Sleman
optimal dan diharapkan dapat Yogyakarta”, Yogyakarta.
meneliti seluruh variabel dari faktor http://opac.unisayogya.ac.id.
yang mempengaruhi lamanya Diakses pada Tanggal 6 Oktober
menyusui serta menambah jumlah 2016.
responden sehingga hasil penelitian Rachmaniah, N. 2014. “Hubungan
lebih baik. Tingkat Pengetahuan Ibu tentang
ASI dengan Tindakan ASI
DAFTAR PUSTAKA Eksklusif”. Surakarta.
Astuti, et. al., 2015. Asuhan http://eprint.ums.ac.id. Diakses
Kebidanan Nifas & Menyusui. Pada Tanggal 6 Oktober 2016.
Erlangga, Bandung. Sunartyo, N. 2009. Panduan
Astutik, R. Y. 2014. Payudara dan Merawat Bayi dan Balita Agar
Laktasi. Salemba Medika, Tumbuh Sehat dan Cerdas. DIVA
Jakarta. Press. Jakarta.
Budiman, dan A. Riyanto. 2014. Suryoprajogo, N. 2009. Keajaiban
Kapita Selekta Kuesioner Menyusui. Keywort, Jogjakarta.
Pengetahuan dan Sikap dalam Syamsianah, A., Mufnaetty, dan D.
Penelitian Kesehatan. Salemba M. Mahardikha. 2010. “Hubungan
Medika, Jakarta. Tingkat Pendidikan dan
Dahlan, A., F. Mubin dan D. N. Pengetahuan Ibu tentang ASI
Mustika. 2013. “Hubungan Status dengan Lama Pemberian ASI

118
“KOSALA” JIK Vol. 5 No. 2 November 2017

Eksklusif pada Balita Usia 6-24


Bulan di Desa Kebonagung
Kecamatan Kebonagung
Kabupaten Pacitan Provinsi Jawa
Timur”, Semarang.
http://eprint.ums.ac.id. Diakses
Pada Tanggal 6 Oktober 2016.
Wawan, A dan Dewi M. 2011. Teori
dan Pengukuran Pengetahuan
Sikap dan Perilaku Manusia.
Nuha Medika. Yogyakarta.
Yuliarti, N. 2010. Keajaiban ASI
Makanan Terbaik untuk
Kesehatan, Kecerdasan, dan
Kelincahan Si Kecil. Andi.
Yogyakarta.

1
Dosen AKPER Panti Kosala
Surakarta
2
Mahasiswa AKPER Panti Kosala
Surakarta

119

You might also like