You are on page 1of 15

FAKTOR – FAKTOR YANG MEMPENGARUHI POLA PEMBERIAN ASI (AIR

SUSU IBU) PADA IBU MENYUSUI YANG BEKERJA

Nur Annisaa Al Azim, Ilit Puspita, Nila Alfa Fauzia


Prodi Ilmu Keperawatan, Universitas Kader Bangsa, Palembang

Article Info Abstract


Article History: Background: Breastmilk (ASI) is a special liquid that comes directly from a
Accepted November 30 th mother's breast for the baby. Breastmilk contains all the nutrients and fluids
2021 that a baby needs to complete the nutrient needs in his first 6 months.

Key words: Research Target: This study aims to determine The factors that influence
Breastfeeding Pattern, the pattern of bearstfeeding for breastfeeding mothers who work at public
Confidence, Knowledge, health area in sungai lilin on 2021.
Workplace, Working Mother
Results of Research: The result of study from 33 respondents found that a
half of mothers who give breastfeeding using good breastfeeding pattern are
9 people (27,3%), having good confidence are 19 people (57,6%), having
good knowledge are 31 people (93,9%), and having good work place are 13
people (39,4%). The result is there is a significant colleration between
breastfeeding pattern and self confidencd, and there is a significant
colleration between breastfeeding pattern and workplace with p-value less
than 0.05, and there is no significant colleration between breastfeeding
pattern and mother's knowledge with p-value more than 0.05.

Suggestion: Then the suggestion that can be given to medical workers are it
is must for them to educate society continously about health esspecially
about the factors that influence the pattern of breastfeeding for
breastfeeding mothers who work by using simple method so that the
information can be accepted clearly and also can be understood easily.

PENDAHULUAN kehidupannya. Pemberian ASI harus segera


mungkin pada saat awal kehidupannya
Air Susu Ibu (ASI) merupakan makanan dalam waktu 1 jam pertama, kemudian 2-3
terbaik bagi bayi. Kandungan di dalam ASI jam sampai bayi merasakan puas. Pada usia
sangat cocok bagi bayi karena komposisi 0 – 6 bulan bayi cukup mendapatkan asupan
yang terkandung di dalam ASI paling sesuai makanan dari ASI tanpa ditambah makanan
dengan keadaan fisiologis di awal atau susu kemasan lain karena ASI

Corresponding author:
Nur Annisaa Al Azim, Ilit Puspita, Nila Alfa Fauzia
Nurannisaalzim06@gmail.com
ilitpus821@gmail.com
nilaalfa.naf@gmail.com
Jurnal Ilmu Keperawatan Maternitas, Vol 4 No 2, November 2021
DOI: http://dx.doi.org /10.32584/jikm.v4i2.1298
Jurnal Ilmu Keperawatan Maternitas, Vol 4 No 2, November 2021/ page 1-15 2

mengandung semua zat yang sangat cocok beberapa ibu tidak memberikan ASI
dan diperlukan untuk bayi sampai dengan (Purwanti, 2004).
umur 6 bulan di awal kehidupannya, hal ini
yang kita kenal dengan ASI Ekslusif Masalah lain seorang ibu yang sedang
(Purwanti, 2004). menyusui adalah tempat kerja. Menurut
Encyclopedia Children’s Health ibu bekerja
ASI eksklusif menurut World Health adalah seorang ibu yang bekerja diluar
Organization (WHO, 2011) adalah rumah untuk mendapatkan penghasilan
memberikan hanya ASI saja tanpa disamping membesarkan dan mengurus
memberikan makanan dan minuman lain anak di rumah. Seorang ibu yang bekerja
kepada bayi sejak lahir sampai berumur 6 sebenarnya masih bisa memberikan ASI
bulan, kecuali obat dan vitamin. Namun kepada bayi dengan dukungan pengetahuan,
bukan berarti setelah pemberian ASI Kepercayaan diri, perlengkapan untuk
eksklusif pemberian ASI eksklusif memerah ASI serta lingkungan tempat kerja.
pemberian ASI dihentikan, akan tetapi tetap Menurut Direktur Bina Gizi Kementrian
diberikan kepada bayi sampai bayi berusia 2 Kesehatan RI, Dedy Izwardy, rendahnya
tahun. cakupan ASI dipengaruhi oleh fasilitas yang
ada di lingkungan kerja ibu menyusui.
Menjadi seorang ibu tentu ingin Seperti yang diketahui saat ini kebanyakan
memberikan yang terbaik untuk sibuah hati ibu yang berstatus pekerja. Kondisi tempat
dengan memberikan ASI Eksklusif, namun kerja tidak mendukung ibu memerah ASI
sangat sedikit juga seorang ibu maupun membawa bayinya, akibatnya tidak
melakukannya. Salah satu manfaat lain dari semua ibu bisa memberikan ASI pada
pemberian ASI menurut WHO adalah bayi bayinya saat bekerja. (Kompas, 2013).
lebih sehat sehingga mempunyai kekebalan
terhadap penyakit dan melindungi dari World Health Organization (WHO)
infeksi kuman seperti radang paru – paru melaporkan bahwa secara global rata-rata
(WHO, 2011). angka pemberian ASI di dunia pada tahun
2017 hanya sebesar 38%, WHO
Kegagalan seorang ibu yang menyusui menargetkan pada tahun 2025 angka
sering terjadi salah satunya disebabkan oleh pemberian ASI eksklusif pada usia 6 bulan
ketidakpercayaan diri dalam memberikan pertama kelahiran meningkat setidaknya
ASI ke bayi nya. Ibu menyusui yang kurang 50%. Menurut UNICEF (2017) rendahnya
percaya diri akan menyebabkan kerja dari cakupan pemberian ASI salah satunya
hormon oksitosin melambat yang membuat disebabkan kurangnya pengetahuan tentang
hasil ASI semakin sedikit. Hormon oksitosin manajemen laktasi.
sering disebut juga dengan hormon cinta
karena berkaitan dengan perasaan, kasih Kementerian Kesehatan Indonesia (2020)
sayang, dan emosi. Hormon oksitosin melaporkan jumlah bayi usia kurang dari 6
diproduksi oleh kelenjar ptuitari yang ada di bulan yang di recall, dari 3.196.303 sasaran
otak. Hormon ini bisa menurunkan stres dan bayi kurang dari 6 bulan terdapat 2.113.564
rasa cemas, menurunkan tekanan darah, bayi yang mendapatkan ASI Eksklusif atau
serta menyebabkan kontraksi otot yang sekitar 66,1%. Capaian indikator persentase
sangat berpengaruh terhadap produksi dari bayi usia kurang dari 6 bulan yang
ASI dari ibu menyusui (Riksana, 2012). mendapatkan ASI Eksklusif sudah
memenuhi target tahun 2020, yaitu sebesar
Faktor berikutnya yang mempengaruhi 40%. Berdasarkan distribusi provinsi,
seorang ibu dalam pola pemberian ASI sebanyak 32 provinsi telah mencapai target
adalah pengetahuan yang dimiliki. yang diharapkan.
Ketidaktahuan seorang ibu tentang
pentingnya ASI bagi bayi yang menyebabkan
Nur Annisaa Al Azim, Ilit Puspita, Nila Alfa Fauzia - FAKTOR – FAKTOR YANG MEMPENGARUHI POLA
PEMBERIAN ASI (AIR SUSU IBU) PADA IBU MENYUSUI YANG BEKERJA
Jurnal Ilmu Keperawatan Maternitas, Vol 4 No 2, November 2021/ page 1-15 3

Riskesdas (Riset Kesehatan Dasar, 2018) Wilayah Kerja Sungai Lilin pada tahun 2019,
melaporkan di Indonesia proporsi didapatkan banyaknya ibu menyusui yang
pemberian ASI ekslusif pada bayi dan anak memberikan ASI adalah 252 dari 420 (60%)
usia 0 sampai 5 bulan sebesar 37,3%.5 jumlah ibu dari kunjungan ke Puskesmas
sedangkan pada tahun 2019 Riskesdas Sungai Lilin sedangkan dari data tahun 2020
melaporkan cakupan pemberian ASI tidak terlalu menunjukan kenaikan dari
eksklusif sekitar 54,3% dari data tersebut tahun sebelumnya.
dapat dilihat mengalami peningkatan yang
cukup besar dalam jangka waktu 1 tahun. Survei pendahuluan yang dilakukan pada
tanggal 16 agustus 2021 yaitu dengan cara
Berdasarkan data Target pemberian ASI melakukan wawancara kepada 12 ibu yang
Eksklusif tahun 2018 menurut Rencana mempunyai anak usia 0 – 6 bulan diwilayah
Strategis Program Direktorat Jenderal Bina kerja pusksesmas sungai lilin diperoleh data
Gizi dan Kia adalah 47%. Cakupan bahwa 9 diantaranya mengetahui tentang
pemberian ASI Eksklusif yang terhimpun di kandungan ASI serta pentingnya ASI bagi
Provinsi Sumatera Selatan telah mencapai bayi sedangkan 3 sisanya tidak mengetahui
target sebesar 60,7%. Cakupan meningkat kandungan dan pentingnya ASI bagi bayi,
0,7% dibanding tahun 2017 dengan cakupan mereka menyusui dengan posisi tidak
60%. Berdasarkan kabupaten, terdapat tiga mengetahui pentingnya kandungan yang
kabupaten yang belum memenuhi target ASI terdapat didalam ASI mereka lebih
Eksklusif 47%, yaitu Kabupaten Musi Rawas mengetahui tentang susu formula dan
(46,8%), Kabupaten Ogan Ilir (45,8%), dan menganggap sama kandungan yang terdapat
Musi Rawas Utara (Muratara) yang di dalam susu formula. Hal tersebut
cakupannya hanya 40,4%. Sungai Lilin dipengaruhi oleh kurangnya pengetahuan
memiliki data dengan cangkupan sebesar ibu tentang ASI. Sedikitnya pengetahuan
55,8 %, sedangkan Kota Palembang menjadi tentang ASI disebabkan karena kurangnya
wilayah dengan cakupan ASI Eksklusif sosialisasi tentang Kandungan ASI dan
tertinggi sebesar 74,6%. Dari data diatas Manfaat ASI bagi bayi dan menganggap
peneliti memilih wilayah sungai lilin untuk bahwa susu formula merupakan solusi
dijadikan objek penelitian dengan alasan untuk tepat memberikan nutrisi kepada bayi
bahwa data yang di miliki oleh wilayah disaat sedang bekerja.
sungai lilin itu cukup baik sebesar 55,8%,
alasan lainnya dikarenakan masa pandemi Selanjunya didapatkan data 4 dari 12 ibu
seperti saat ini maka peneliti memilih menyusui yang bekerja memiliki tempat
wilayah terdekat dari tempat peneliti untuk kerja yang mendukung seorang ibu
mengurangi kenaikan jumlah covid-19 dan menyusui dalam melakukan pemberian ASI.
peneliti selalu menerapkan protocol Hal mendukung tersebut yaitu dengan
kesehatan pada saat akan dilakukannya adanya tempat untuk menyusui (Bilik ASI)
penelitian. atau memompa ASI yang disediakan oleh
tempat kerja serta peraturan tempat kerja
Berdasarkan data yang diperoleh dari yang membolehkan ibu menyusui pada saat
Rumah Sakit Umum Daerah Sungai Lilin jam kerja.
(RSUD Sungai Lilin) pada tahun 2019 Ibu
menyusui memberikan ASI adalah 509 dari Pada survey ini juga didapatkan data bahwa
884 bayi (57,60%) sedangkan pada tahun 10 dari 12 ibu menyusui memiliki
2020 terjadi peningkatan jumlah dengan kepercayaan diri dalam memberikan ASI
data ibu menyusui memberikan ASI terhadap bayinya. 2 diantaranya tidak
sebanyak 638 dari 770 bayi (82,86%). percaya diri dikarenakan lebih memilih susu
formula dibandingkan dengan memberikan
Berdasarkan data yang diperoleh dari ASI. Dari ketiga hal tersebut merupakan
kunjungan para ibu menyusui ke Puskesmas
Nur Annisaa Al Azim, Ilit Puspita, Nila Alfa Fauzia - FAKTOR – FAKTOR YANG MEMPENGARUHI POLA
PEMBERIAN ASI (AIR SUSU IBU) PADA IBU MENYUSUI YANG BEKERJA
Jurnal Ilmu Keperawatan Maternitas, Vol 4 No 2, November 2021/ page 1-15 4

faktor – faktor yang akan mempengaruhi di peroleh dari wawancara dan pengisian
dari pola pemberian ASI oleh ibu menyusui. koesioner secara langsung kepada
responden. Data sekunder diperoleh dari
Berdasarkan masalah tersebut, peneliti arsip dan catatan tertulis dari medical
tertarik untuk melakukan penelitian yang rekord Puskesmas Sungai Lilin Kabupaten
berjudul “ Faktor – Faktor Yang Musi Banyuasin.
Mempengaruhi Pola Pemberian ASI (Air
Susu Ibu) Pada Ibu Menyusui Yang Bekerja Analisa data yang digunakan Analisa
Di Wilayah Puskesmas Sungai Lilin Tahun Univariat. Analisa ini bertujuan untuk
2021”. megetahui distribusi frekuensi dari variabel-
variabel yang diteliti. Analisa univariat ini
METODE untuk melihat karakteristik dan kualitas
variabel dengan tujuan untuk melihat
Penelitian ini menggunakan metode kelayakan data yang di kumpulkan.
penelitian survey analitik dengan Selanjutnya analisa bivariat. Analisa ini
pendekatan cross sectional. Penelitian cross bertujuan untuk melihat hubungan antara
sectional adalah suatu penelitian untuk dua variabel yaitu variabel bebas (variabel
mempelajari dinamika kolerasi antara faktor independen) dan variabel terikat (variabel
– faktor resiko dengan efek, dengan cara dependen). Uji hubungan yang digunakan
pendekatan, observasional, atau adalah Chi Square (X2) dengan pengambilan
pengumpulan data. Penelitian cross keputusan dilakukan membandingkan P (p
sectional hanya mengobservasi sekali saja value) dengan nilai α (0,05).
dan pengukuran dilakukan terhadap
variabel subjek pada saat penelitian. HASIL DAN PEMBAHASAN
Populasi penelitian ini adalah ibu menyusui
yang bekerja dan memiliki bayi berumur 0 – Analisa Univariat
6 bulan yang berada di Wilayah kerja
Puskesmas Sungai Lilin Kabupaten Musi Analisa Analisis univariat yang dibuat
Banyuasin. Teknik pengambilan sampel berdasarkan distribusi statistik deskriptif
pada penelitian ini adalah purposive dengan sampel dengan 33 orang.
sampling, yaitu pengambilan sampel yang
berdasarkan atas suatu pertimbangan Pola Pemberian ASI (Air Susu Ibu)
tertentu seperti sifat – sifat populasi ataupun
ciri – ciri yang sudah diketahui sebelumnya, Hasil penelitian menunjukkan distribusi
sampel pada penelitian ini berjumlah 33 frekuensi responden menurut Pola
orang. Pemberian ASI (Air Susu Ibu), terlihat pada
tabel di bawah ini :
Penelitian ini telah dilaksanakan pada bulan
Agustus 2021. Penelitian ini dilakukan di
Wilayah Kerja Puskesmas Sungai Lilin
Kabupaten Musi Banyuasin Provinsi
Sumatera Selatan Tahun 2021. Data primer

Tabel 1
Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan
Pola Pemberian ASI (Air Susu Ibu)
Pola Pemberian ASI Frekuensi Presentasi (%)
Pola Pemberian ASI Baik 9 27,3
Pola Pemberian ASI Kurang Baik 24 72,7
Total 33 100

Nur Annisaa Al Azim, Ilit Puspita, Nila Alfa Fauzia - FAKTOR – FAKTOR YANG MEMPENGARUHI POLA
PEMBERIAN ASI (AIR SUSU IBU) PADA IBU MENYUSUI YANG BEKERJA
Jurnal Ilmu Keperawatan Maternitas, Vol 4 No 2, November 2021/ page 1-15 5

Berdasarkan tabel di atas, didapatkan bahwa


responden yang memberikan pola Kepercayaan Diri
pemberian ASI baik sebanyak 9 orang
(27,3%), sedangkan responden dengan pola Hasil penelitian menunjukkan distribusi
pemberian ASI kurang baik sebanyak 24 frekuensi responden menurut Kepercayaan
orang (72,7%). diri, terlihat pada tabel di bawah ini:

Tabel 2
Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Kepercayaan Diri
Kepercayaan Diri F(n) (%)
Kepercayaan Diri Baik 19 57,6
Kepercayaan Diri Rendah 14 42,4
Total 33 100

Berdasarkan tabel di atas, didapatkan bahwa Pengetahuan


responden yang mempunyai kepercayaan
diri baik sebanyak 19 orang (57,6%), Hasil penelitian menunjukkan distribusi
sedangkan responden yang kepercayaan diri frekuensi responden menurut pengetahuan,
rendah sebanyak 14 orang (42,4%). terlihat pada tabel di bawah ini :

Tabel 3
Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Pengetahuan
Pengetahuan F(n) (%)
Pengetahuan Baik 31 93,9
Pengetahuan Kurang Baik 2 6,1
Total 33 100

Berdasarkan tabel di atas, didapatkan bahwa Tempat Berkerja


responden yang mempunyai pengetahuan
baik sebanyak 31 orang (93,9%), sedangkan Hasil penelitian menunjukkan distribusi
responden yang mempunyai pengetahuan frekuensi responden menurut Tempat
kurang baik sebanyak 2 orang (6,1%). berkerja, terlihat pada tabel di bawah ini:

Tabel 4
Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Tempat Berkerja
Tempat Kerja F(n) (%)
Tempat Kerja Baik 9 27,3
Tempat Kerja Kurang Baik 24 72,7
Total 36 100

Berdasarkan tabel di atas, didapatkan bahwa Analisa Bivariat


responden yang mempunyai tempat kerja
baik sebanyak 13 orang (39,4%), sedangkan
responden yang mempunyai tempat kerja
kurang baik sebanyak 20 orang (60,6%).

Nur Annisaa Al Azim, Ilit Puspita, Nila Alfa Fauzia - FAKTOR – FAKTOR YANG MEMPENGARUHI POLA
PEMBERIAN ASI (AIR SUSU IBU) PADA IBU MENYUSUI YANG BEKERJA
Jurnal Ilmu Keperawatan Maternitas, Vol 4 No 2, November 2021/ page 1-15 6

Hubungan Kepercayaan Diri dengan Pola Hubungan kepercayaan diri dengan pola
Pemberian ASI pemberian ASI, dapat dilihat pada tabel
dibawah ini:

Tabel 5
Hubungan Kepercayaan Diri dengan Pola Pemberian ASI
Pola Pemberian ASI
Kepercayaan Total P
Baik Kurang baik
Diri value
n % n % n %
Baik 1 3,0 18 54,5 19 57,6
Kurang baik 8 24,2 6 18,2 14 42,4 0,002
Jumlah 9 27,3 24 72,7 33 100

Berdasarkan tabel 5 di atas dapat diketahui Dari hasil uji statistik chi-square (X2)
bahwa responden yang mempunyai pola didapat nilai p value = 0,002 (p ≤ α) yang
pemberian ASI dan mempunyai kepercayaan menunjukkan bahwa ada hubungan yang
diri baik sebanyak 1 orang (3,0%), bermakna antara kepercayaan diri dengan
responden yang mempunyai pola pemberian pola pemberian ASI.
ASI kurang baik dan mempunyai
kepercayaan diri baik sebanyak 18 orang Hubungan Pengetahuan Ibu dengan Pola
(54,5%), responden yang mempunyai pola Pemberian ASI
pemberian ASI baik dan mempunyai
kepercayaan diri kurang baik sebanyak 8 Tabel berikut ini menjelaskan hasil analisa
orang (24,2%), responden yang mempunyai Hubungan Pengetahuan Ibu dengan Pola
pola pemberian ASI dan kepercayaan diri Pemberian ASI, dapat dilihat pada tabel
kurang baik sebanyak 6 orang (18,2%). dibawah ini:

Tabel 6
Hubungan Pengetahuan Ibu dengan Pola Pemberian ASI
Pola Pemberian ASI
Baik Kurang baik Total P
Pengetahuan
value
n % n % n %
Baik 9 27,3 22 66,7 31 93,9
Kurang baik 0 0 2 6,1 2 6,1 1,000
Jumlah 9 27,3 24 72,7 33 100

Berdasarkan tabel 6 di atas dapat diketahui ASI dan mempunyai pengetahuan kurang
bahwa responden yang mempunyai pola baik sebanyak 2 orang (6,1%).
pemberian ASI dan mempunyai Dari hasil uji statistik chi-square (X2)
pengetahuan baik sebanyak 9 orang didapat nilai p value = 1,000 (p > α) yang
(27,3%), responden yang mempunyai pola menunjukkan bahwa tidak ada hubungan
pemberian ASI kurang baik dan mempunyai yang bermakna antara pengetahuan dengan
pengetahuan baik sebanyak 22 orang pola pemberian ASI.
(66.7%), responden yang mempunyai pola
pemberian ASI baik dan pengetahuan
kurang baik sebanyak 0 orang (0%),
responden yang mempunyai pola pemberian
Nur Annisaa Al Azim, Ilit Puspita, Nila Alfa Fauzia - FAKTOR – FAKTOR YANG MEMPENGARUHI POLA
PEMBERIAN ASI (AIR SUSU IBU) PADA IBU MENYUSUI YANG BEKERJA
Jurnal Ilmu Keperawatan Maternitas, Vol 4 No 2, November 2021/ page 1-15 7

Hubungan Pengetahuan Ibu dengan Tabel berikut ini menjelaskan hasil analisa
Tempat Berkerja Hubungan Tempat Berkerja dengan Pola
Pemberian ASI, dapat dilihat pada tabel
dibawah ini:

Tabel 7
Hubungan Tempat Berkerja dengan Pola Pemberian ASI
Pola Pemberian ASI
Tempat Baik Kurang baik Total P
Kerja value
n % n % n %
Baik 0 0 9 24,2 9 27,3
Kurang baik 9 27,3 15 45,5 24 72,7 0,039
Jumlah 9 27,3 24 72,7 33 100

Berdasarkan tabel 7 di atas dapat diketahui Bajomulyo, Juwana sebanyak 25 orang


bahwa responden yang mempunyai pola (59,5%), frekuensi pemberian ASI 10-12 kali
pemberian ASI dan mempunyai tempat kerja sehari sebanyak 23 orang (54,8%), durasi
baik sebanyak 0 orang (0%), responden pemberian ASI 5-15 menit dalam menyusui
yang mempunyai pola pemberian ASI sebanyak 29 orang (69,0%), dan waktu
kurang baik dan mempunyai tempat kerja antara pemberian ASI lebih dari 3 jam
baik sebanyak 9 orang (24,2%), responden sebanyak 15 orang (535,7%).
yang mempunyai pola pemberian ASI baik
dan mempunyai tempat kerja kurang baik Hasil penelitian ini juga hampir sama dengan
sebanyak 9 orang (27,3%), responden yang hasil dari penelitian yang dilakukan oleh
mempunyai pola pemberian ASI dan Selvi Indriani Nasution, Dkk (2014) tentang
mempunyai tempat kerja kurang baik Faktor Faktor Yang Berhubungan Dengan
sebanyak 15 orang (45,5%). Pola Pemberian ASI Ekslusif di Wilayah
Kerja Puskesmas Bungus Tahun 2014, dari
Dari hasil uji statistik chi-square (X2) 82 ibu yang menjadi sampel didapatkan
didapat nilai p value = 0,031 (p < α) yang bahwa sebagian besar responden dalam
menunjukkan bahwa ada hubungan yang penelitian ini lebih dari setengah responden
bermakna antara tempat kerja dengan pola tidak memberikan ASI eksklusif yaitu 78%.
pemberian ASI. Selanjutnya hasil dari penelitian yang
dilakukan oleh Eva Ratna Dewi, Dkk (2016)
PEMBAHASAN Hubungan Pola Pemberian Asi Dan Mp-Asi
Dengan Pertumbuhan Anak 6-24 Bulan Di
Pola Pemberian ASI (Air Susu Ibu) Desa Adil Makmur Kecamatan Bosar Maligas
Hasil analisis univariat didapat bahwa, dari Kabupaten Simalungun Tahun 2016
33 responden yang memberikan pola didapatkan hasil analisis pola pemberian ASI
pemberian ASI yang baik sebanyak 9 orang dengan pertumbuhan anak dari 16
(27,3%), sedangkan responden dengan pola responden dengan pola pemberian ASI tidak
pemberian ASI kurang baik sebanyak 24 baik yang pertumbuhan anaknya tidak
orang (72,7%). normal sebanyak 10 orang (62,5%) dan yang
pertumbuhan anaknya normal sebanyak 6
Hasil penelitian ini hampir sama dengan orang (37,5%).
penelitian yang dilakukan oleh Retno Ayu
Megawati (2012) tentang hubungan pola Hasil penelitian ke 4 oleh Ayu Rizky, Dkk
pemberian ASI dan karakteristik ibu dengan (2019) hampir memiliki kesamaan dengan
tumbuh kembang bayi 0-6 bulan di Desa hasil yang dilakukan peneliti yaitu tentang
Nur Annisaa Al Azim, Ilit Puspita, Nila Alfa Fauzia - FAKTOR – FAKTOR YANG MEMPENGARUHI POLA
PEMBERIAN ASI (AIR SUSU IBU) PADA IBU MENYUSUI YANG BEKERJA
Jurnal Ilmu Keperawatan Maternitas, Vol 4 No 2, November 2021/ page 1-15 8

Hubungan Pola Makan, Pemberian Asi, Hasil uji statistik chi-square (X2) didapat
Imunisasi Dan Aktivitas Ke Posyandu nilai p value = 0,002 (p ≤ α) yang
Dengan Kejadian Bawah Garis Merah Pada menunjukkan bahwa ada hubungan yang
Balita Di Wilayah Kerja Puskesmas Simpang bermakna antara kepercayaan diri dengan
Empat Kayu Lapis Sekadau didapatkan hasil pola pemberian ASI.
rata-rata pemberian ASI responden adalah
9,69 bulan. Pemberian ASI responden Hasil yang didapat dari penelitian ini sama
terendah adalah 1 bulan dan pemberian ASI dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh
responden tertinggi adalah 36 bulan. Muhammad Ahsani Taqwin (2014) tentang
Proporsi pemberian ASI responden yang hubungan kepercayaan diri dengan pola
tidak baik sebanyak 67,1%, proporsi pemberian ASI pada ibu menyusui yang
pemberian ASI yang baik pada responden bekerja di kelurahan mangkang kulon
sebanyak 32,9%. Berdasarkan uji statistik wilayah kerja puskesmas mangkang kota
Chi-Square diperoleh nilai p= 0,004. Semarang. Didapatkan data dari 47
responden 4 orang ibu yang sangat percaya
Berdasarkan dari beberapa hasil penelitian diri dengan pola pemberian ASI dengan
yang sudah di lakukan peneliti berpendapat hanya memberikan ASI (25%), 6 orang ibu
bahwa pola pemberian ASI pada ibu sangat percaya diri dengan pemberian ASI
menyusui disebabkan oleh faktor sikap dan (30%), 10 orang ibu yang percaya diri
perilaku ibu itu sendiri dalam melakukan dengan pola pemberian ASI, 0 orang ibu
pemberian ASI terhadap bayi. Pola yang percaya diri rendah dengan pola
pemberian ASI merupakan tindakan dalam pemberian ASI ekslusif (0%), ibu yang
melakukan pemberian ASI terhadap bayi, percaya diri rendah dengan pola pemberian
dikatakan pola pemberian ASI baik apabila ASI predominan sebanyak 2 orang (22,2%),
telah memenuhi asupan makanan bayi ibu yang percaya diri rendah dengan pola
tersebut dengan ASI. Untuk memenuhi pola pemberian ASI sebanyak 7 orang (77,8%),
pemberian ASI baik pun harus mendapatkan ibu yang sangat tidak percaya diri denga pola
dukungan dari beberapa faktor antara lain pemberian ASI ekslusif sebanyak 0 orang
pengetahuan, kepercayaan diri dan tempat (0%), ibu yang sangat tidak percaya diri
kerja. Peran sosialisasi petugas kesehatan dengan pola pemberian ASI sebanyak 2
yang pertama kali membantu ibu selama orang (100%) dan ibu yang sangat tidak
proses persalinan juga diperlukan karena percaya diri dengan pola pemberian ASI
petugas kesehatan mengetahui manfaat dan predominan sebanyak 0 orang (0%).
keuntungan dari pola pemberian ASI.
Dari hasil uji statistik chi-square didapat
Hubungan Kepercayaan Diri dengan Pola nilai p value = 0,002 yang menyatakan
Pemberian ASI bahwa terdapat hubungan bermakna antara
kepercayaan diri dengan pemberian ASI
Dari 33 responden yang mempunyai pola pada ibu yang menyusui yang bekerja di
pemberian ASI dan mempunyai kepercayaan Kelurahan Mangkang Kulon Wilayah Kerja
diri baik sebanyak 1 orang (3,0%), Puskesmas Mangkang Kota Semarang.
responden yang mempunyai pola pemberian
ASI kurang baik dan mempunyai Hasil yang sama juga pada penelitian yang
kepercayaan diri baik sebanyak 18 orang dilakukan Yulia Rahcmi Pramanik (2020)
(54,5%), responden yang mempunyai pola tentang hubungan Self-Efficacy ibu
pemberian ASI dan mempunyai kepercayaan menyusui dengan pemberian ASI Ekslusif
diri kurang baik sebanyak 8 orang (24,2%), diperoleh dari 65 responden menyatakan
responden yang tidak mempunyai pola bahwa ibu yang memiliki Self-Efficacy yang
pemberian ASI dan mempunyai kepercayaan rendah sebanyak 49 (75,4%) dan Self-
diri kurang baik sebanyak 6 orang (18,2%). Efficacy yang tinggi sebanyak 16 (24,6%),
sedangkan ibu yang memberikan ASI
Nur Annisaa Al Azim, Ilit Puspita, Nila Alfa Fauzia - FAKTOR – FAKTOR YANG MEMPENGARUHI POLA
PEMBERIAN ASI (AIR SUSU IBU) PADA IBU MENYUSUI YANG BEKERJA
Jurnal Ilmu Keperawatan Maternitas, Vol 4 No 2, November 2021/ page 1-15 9

Ekslusif pada anaknya sebanyak 15 (23,1%) hubungan antara keyakinan diri dengan
responden yang tidak memberikan ASI pemberian ASI eksklusif.
Ekslusif sebanyak 50 (76,9%).. Dari hasil uji
statistik chi-square didapat nilai p value = Kepercayaan diri adalah salah satu aspek
0,006 yang menyatakan bahwa terdapat kepribadian yang penting pada seseorang.
hubungan bermakna antara Self-Efficacy ibu Kepercayaan diri adalah keyakinan bahwa
menyusui dengan pemberian ASI Ekslusif di seseorang mampu menanggulangi suatu
Wilayah kerja Puskesmas Tamansari Kota masalah dengan situasi terbaik dan dapat
Bandung. memberikan sesuatu yang menyenangkan
bagi orang lain. Kepercayaan diri merupakan
Selanjutnya hasil penelitian yang sama atribut yang sangat berharga pada diri
didapatkan pada penelitian yang dilakukan seseorang dalam kehidupan bermasyarakat,
oleh Triana Dewi Tahun 2021 tentang tanpa adanya kepercayaan diri akan
Pengetahuan, Kepercayaan Dan Tradisi Ibu menimbulkan banyak masalah pada diri
Menyusui Berhubungan Dengan Pemberian seseorang. Hal tersebut dikarenakan dengan
Asi Eksklusif didapatkan bahwa dari 55 kepercayaan diri, seseorang mampu untuk
responden terdapat 23 responden yang mengaktualisasikan segala potensinya.
memiliki kepercayaan yang baik mayoritas Kepercayaan diri merupakan urgen untuk
memberikan ASI eksklusif sebanyak 14 dimiliki setiap individu. Kepercayaan diri
responden (60,9%) sedangkan dari 32 diperlukan baik oleh seseorang anak
responden yang memiliki kepercayaan yang maupun orang tua, secara individual
kurang baik mayoritas tidak memberikan maupun kelompok (Ghufron, 2012).
ASI eksklusif sebanyak 29 responden
(90,6%). Hasil uji statistik Chi–Square Dalam hal tersebut kepercayaan diri dapat
(Continuity Correction) pada derajat mempengaruhi pola pemberian ASI seorang
kepercayaan 95% (α=0,05) diperoleh nilai p ibu menyusui, tidak semua ibu menyusui
Value = 0,000 (p<0,05) yang disimpulkan memiliki kepercayaan diri akan ASI yang
bahwa ada hubungan kepercayaan diri diberikan untuk mencukupi kebutuhan bayi
dengan pemberian ASI ekslusif pada ibu sehingga timbul rasa cemas yang akan
menyusui. mempengaruhi produksi ASI, kondisi itu
bisa mengganggu proses refleks let-down
Penelitian yang dilakukan oleh Kusuma Estu yang berakibat ASI tidak keluar dengan
Werdani, Dkk (2019) mendapatkan hasil lancar, sehingga bayi terus menerus
yang sama dengan peneliti yaitu didapatkan menangis, tangisan bayi membuat ibu
data Ibu muda dengan keyakinan diri yang semakin gelisah dan mengganggu proses
kurang baik sebanyak 115 orang (51,3%), refleks let-down. Semakin tertekan perasaan
lebih banyak dari ibu muda yg memiliki ibu lantaran tangisan bayi, semakin sedikit
keyakinan diri yang baik sebanyak 109 ASI yang dikeluarkan (Prasetyono, 2012).
orang (48,7%). Berbeda, untuk ibu muda
yang memiliki pandangan masyarakat yang Berdasarkan dari beberapa hasil penelitian
baik sebanyak 130 orang (58%), lebih yang telah dilakukan, peneliti berpendapat
banyak dari ibu muda yang memiliki bahwa kepercayaan diri sangat berpengaruh
pandangan masyarakat yang kurang baik 94 terhadap pola pemberian ASI yang
orang (42%). Ibu muda yang tidak dilakukan oleh ibu menyusui yang bekerja
memberikan ASI Eksklusif 117 orang ( dibuktikan dengan hasil penelitian yang
52,2%) lebih banyak dari ibu muda yang mengatakan bahwa adanya hubungan yang
memberikan ASI Eksklusif 107 orag (47,8%) bermakna antara kepercayaan diri dengan
(Tabel 2). Pada variabel keyakinan diri pola pemberian ASI. Peneliti juga
diperoleh p value<0,05 sehingga Ho ditolak, berpendapat bahwa kurangnya percaya diri
maka dihasilkan kesimpulan adanya seorang ibu akan mempengaruhi produksi
dari ASI sehingga menghambat pemberian
Nur Annisaa Al Azim, Ilit Puspita, Nila Alfa Fauzia - FAKTOR – FAKTOR YANG MEMPENGARUHI POLA
PEMBERIAN ASI (AIR SUSU IBU) PADA IBU MENYUSUI YANG BEKERJA
Jurnal Ilmu Keperawatan Maternitas, Vol 4 No 2, November 2021/ page 1-15 10

ASI terhadap bayi dan kurangnya IMD inisiasi menyusui dini yang
kepercayaan diri bahwa ibu tersebut menyebabkan sebagian besar ibu-ibu
sanggup memenuhi kebutuhan asupan memberikan ASI Eksklusif pada bayinya.
makanan hanya dengan ASI hal tersebut
akan mempengaruhi Pola Pemberian ASI. Hasil penilitan ini hampir sama dengan
penelitian yang dilakukan oleh Anun Indiana
Hubungan Pengetahuan Ibu dengan Pola Marisa Putri (2013) tentang hubungan
Pemberian ASI pengetahuan ibu bekerja tentang
manajemen laktasi dengan perilaku dalam
Dari 33 responden yang mempunyai pola pemberian ASI di Wilayah Kerja Puskesmas
pemberian ASI dan mempunyai Kartasura bahwa dari 16 responden (36,4%)
pengetahuan baik sebanyak 9 orang dari 44 sampel penelitian. Dari hasil statistik
(27,3%), responden yang mempunyai pola chi-square didapat nilai p value = 0,693 yang
pemberian ASI kurang baik dan mempunyai menyatakan bahwa tidak terdapat
pengetahuan baik sebanyak 22 orang hubungan bermakna antara pengetahuan
(66.7%), responden yang mempunyai pola bekerja tentang manajemen laktasi dengan
pemberian ASI baik dan mempunyai pemberian ASI di Wilayah Kerja Puskesmas
pengetahuan kurang baik sebanyak 0 orang Kartasura. Dalam penelitian ini distribusi
(0%), responden yang mempunyai pola pengetahuan ibu sebagian besar cukup dan
pemberian ASI kurang baik dan mempunyai pemberian ASI sebagian besar tidak
pengetahuan kurang baik sebanyak 2 orang eksklusif. Hal ini disebabkan ibu menyusui
(6,1%). yang bekerja beranggapan ASI tidak cukup
diberikan kepada bayi,dan bayi tidak akan
Hasil uji statistik chi-square (X2) didapat merasa kenyang. Responden beranggapan
nilai p value = 1,000 (p < α) yang bahwa pemberian ASI cukup dilakukan
menunjukkan bahwa tidak ada hubungan ketika mereka cuti selama kehamilan,
yang bermakna antara pengetahuan dengan selanjutnya ketika responden mulai masuk
pola pemberian ASI. bekerja, maka pemberian ASI dilakukan
pada saat ibu dirumah dan selebihnya anak
Hasil penilitian ini hampir sama dengan dibantu dengan pemberian makanan
penelitian yang dilakukan oleh Nur Rahman pendamping ASI (MP ASI).
(2017) tentang hubungan sikap dan
pengetahuan ASI Ekslusif di Wilayah Kerja Penelitian ini juga didukung dengan hasil
Puskesmas Jumpandang Baru Kota penelitian yang dilakukan oleh Yurike Meggi
Makassar Tahun 2016 bahwa dari 74 Rangka, Dkk (2019) tentang Hubungan
responden dengan tingkat pengetahuan baik Antara Pengetahuan Dan Sikap Ibu Dengan
memberikan ASI Ekslusif sebanyak 86 orang Pemberian Asi Eksklusif Pada Bayi Berusia
(100%) sedangkan dari 14 responden yang 6-12 Bulan Di Wilayah Kerja Puskesmas
memiliki tingkat pengetahuan yang kurang Modoinding, berdasarkan hasil uji yang
yang memberikan ASI Ekslusif sebanyak diperoleh diwilayah kerja Puskesmas
87,5%. Dari hasil uji statistik chi-square Modoinding mengenai hubungan tentang
didapat nilai p value = 0,877 yang Pengetahuan Ibu Dengan tindakan
menyatakan bahwa tidak terdapat Pemberian ASI Eksklusif menggunakan uji
hubungan bermakna antara pengetahuan statistik chi-square dengan nilai p = 0,835
dengan pola pemberian ASI. Kemungkinan yaitu lebih besar dari α 0,05. Sehingga dapat
tidak adanya hubungan pengetahuan disimpulkan, tidak terdapat adanya
terhadap pemberian ASI Eksklusif adalah hubungan meskipun pengetahuan ibu suda
peran petugas kesehatan yang selalu cukup baik, hasil penelitian yang saya
menganjurkan pemberian ASI Eksklusif lakukan sejalan dengan penelitian dari
pada bayinya, juga setiap ibu bersalin di Wenas 2014, dia mengatakan bahwa
Puskesmas Jumpandang Baru dilakukan pengetahuan ibu dalam tindakan pemberian
Nur Annisaa Al Azim, Ilit Puspita, Nila Alfa Fauzia - FAKTOR – FAKTOR YANG MEMPENGARUHI POLA
PEMBERIAN ASI (AIR SUSU IBU) PADA IBU MENYUSUI YANG BEKERJA
Jurnal Ilmu Keperawatan Maternitas, Vol 4 No 2, November 2021/ page 1-15 11

ASI Eksklsuif yang suda cukup baik tidak manusia yaitu, penglihatan, pendengaran,
akan mempengaruhi tindakan ibu menjadi penciuman, rasa, dan raba. Sebagian besar
kurang baik. Menurut Yurike Meggi Rangka pengetahuan manusia diperoleh melalui
pemberian ASI Eksklusif tidak ada hubungan mata dan telinga (Notoatmodjo, 2012).
dengan pengetahuan, pemberian ASI
dipengaruhi faktor-faktor sebagai berikut Berdasarkan hasil penelitian tersebut
faktor kurang dukungan dari keluarga peneliti berpendapat bahwa walaupun
sehingga menghambat pemberian ASI seorang ibu yang bekerja memiliki
Eksklusif, kurangnya pemberitahuan dari pengetahuan yang baik namun dia tidak
para petugas kesehatan tentang ASI memiliki keinginan untuk melakukan pola
Eksklusif pada ibu yang lagi menyusui, ibu pemberian ASI yang baik maka akan
yang bekerja mengalami kelelahan sehingga didapatkan hasil Pola pemberian ASI yang
ASInya mnejadi sedikit karena kelelahan, kurang baik, pendapat tersebut diperkuat
dan adanya muncul berbagai jenis susu dengan beberapa hasil penelitian yang telah
formula yang dijual dipasaran sehingga dilakukan menyebutkan bahwa tidak ada
memicu rendahnya pemberian ASI Eksklusif. hubungan yang bermakna antara
pengetahuan dengan Pola pemberian ASI.
Namun dari hasil ke 3 peneliti ada yang tak
sejalan yaitu hasil penelitian yang dilakukan Hubungan Tempat Kerja dengan Pola
oleh Refi Lindawati (2019) yang Pemberian ASI
mendapatkan hasil terdapat hubungan
antara pengetahuan dengan pemberian ASI Dari 33 responden mempunyai pola
eksklusif. Dari 29 responden didapatkan pemberian ASI dan mempunyai tempat kerja
bahwa responden yang memiliki pola baik sebanyak 0 orang (0%), responden
pemberian ASI baik dan pengetahuan baik yang mempunyai pola pemberian ASI
sebanyak 9 orang (52,9%), responden yang kurang baik dan mempunyai tempat kerja
memiliki pola pemberian ASI kurang baik baik sebanyak 9 orang (24,2%), responden
dan pengetahuan baik sebanyak 4 orang yang mempunyai pola pemberian ASI baik
(16%), responden dengan pola pemberian dan mempunyai tempat kerja kurang baik
ASI kurang baik dan pengetahuan baik sebanyak 9 orang (27,3%), responden yang
sebanyak 8 orang (47%) dan responden tidak mempunyai pola pemberian ASI dan
dengan pola pemberian ASI dan mempunyai tempat kerja kurang baik
pengetahuan kurang baik sebanyak 21 orang sebanyak 15 orang (45,5%).
(84,0%) sehingga nilai p value yang di dapat
adalah p value : 0,028. Hasil penelitian Hasil uji statistik chi-square (X2) didapat
menunjukkan bahwa proporsi pemberian nilai p value = 0,039 (p < α) yang
ASI eksklusif lebih banyak terdapat pada ibu menunjukkan bahwa ada hubungan yang
yang memiliki pengetahuan baik bermakna antara tempat kerja dengan pola
dibandingkan pada ibu yang pemberian ASI.
pengetahuannya kurang baik.
Hasil penelitian ini hampir sama dengan
Pengetahuan atau kognitif merupakan penelitian yang dilakukan oleh Mina Yumei
faktor utama yang sangat penting untuk Santi (2020) tentang hubungan dukungan
terbentuknya tindakan seseorang (overt tempat bekerja dengan pemberian ASI
behavior). Penelitian menyatakan bahwa Ekslusif pada ibu bekerja di wilayah
perilaku yang didasari pengetahuan lebih Puskesmas Sewon II Kabupaten Bantul yang
baik dibandingkan dengan perilaku yang menunjukkan hasil bahwa dari 23 orang
tidak didasari oleh pengetahuan yang terjadi (32,9%) dari total ibu bekerja 70 orang,
setelah seseorang melakukan penginderaan sedangkan yang tidak mendapat dukungan
terhadap suatu objek tertentu. tempat bekerja dan memberikan ASI
Penginderaan terjadi melalui pancaindera Ekslusif pada bayinya sejumlah 5 orang
Nur Annisaa Al Azim, Ilit Puspita, Nila Alfa Fauzia - FAKTOR – FAKTOR YANG MEMPENGARUHI POLA
PEMBERIAN ASI (AIR SUSU IBU) PADA IBU MENYUSUI YANG BEKERJA
Jurnal Ilmu Keperawatan Maternitas, Vol 4 No 2, November 2021/ page 1-15 12

(7,1%). Dari hasil uji statistik chi-square memberikan ASI esklusif mayoritas
didapat nilai p value = 0,011 yang memberikan ASI Ekslusif kepada bayinya
menyatakan bahwa terdapat hubungan yaitu sebanyak 15 orang (88,2%) dan dari
bermakna antara dukungan tempat kerja 23 ibu bekerja yang tidak memberikan
dengan pemberian ASI Ekslusif. dukungan untuk memberikan ASI Ekslusif
mayoritas tidak memberikan ASI Ekslusif
Didukung juga dengan hasil dari penelitian kepada bayinya sebanyak 19 orang (82,7%).
yang dilakukan oleh Holidah, Dkk (2020) Dari hasil uji statistik chi-square didapat
tentang Hubungan Dukungan Tempat Kerja nilai p value = 0,000 yang menyatakan
Dengan Pemberian Asi Sampai Usia 2 Tahun bahwa terdapat hubungan bermakna antara
Pada Batita Di Wilayah Kerja Puskesmas dukungan tempat kerja dengan perilaku ibu
Pamulang yang menyatakan bahwa dalam pemberian ASI di Wilayah kerja
Berdasarkan tabel output diketahui nilai chi Puskesmas pembantu (pustu) Amplas
square 0,003 maka dapat diartikan bahwa Medan.
ada hubungan yang signifikan antara
dukungan di tempat kerja ibu dengan Menurut Undang-undang No 1 Tahun 1970
keberlanjutan menyusukan ASI sampai anak Tempat kerja adalah setiap ruangan ataupun
usia 2 tahun pada batita di wilayah kerja di lapangan baik terbuka maupun tertutup,
puskesmas pamulang dengan tingkat baik bergerak maupun menetap, dimana di
kepercayaan sebesar 95%. dalamnya terdapat tenagakerja yang bekerja
atau sering dimasuki oleh orang untuk
Selanjutnya penelitian yang mendapatkan bekerja.
hasil yang sama dilakukan oleh Nasyiatush
Sholihah (2017) tentang Hubungan Berdasarkan hasil dari beberapa penelitian
Dukungan Tempat Kerja Dengan Pemberian yang sudah dilakukan, peneliti berpendapat
Asi Eksklusif Pada Ibu Bekerja Di Wilayah bahwa adanya hubungan antara tempat
Kerja Puskesmas Sewon Ii Kabupaten Bantul kerja dengan pola pemberian ASI pada ibu
Tahun 2017 didapatkan kesimpulan bahwa menyusui yang bekerja sebab ketika seorang
adanya hubungan tempat kerja dengan Pola ibu menyusui yang bekerja memiliki
pemberian ASI ekslusif. Analisis yang dapat kepercayaan diri baik, pengetahuan baik
dilihat bahwa responden yang mendapat namun tempat kerja dari sisi manapun tidak
dukungan tempat kerja dan memberikan ASI mendukung maka akan menghasilkan pola
eksklusif pada bayinya sejumlah 23 orang pemberian ASI yang kurang baik karena
(32,9%) dari total responden yaitu 70 orang, waktu yang terpotong oleh pekerjaan di
sedangkan responden yang tidak mendapat tempat kerja akan mengurangi kualitas
dukungan tempat kerja dan memberikan ASI waktu untuk menyusui bayi. Pada ibu
eksklusif pada bayinya sejumlah 5 orang menyusui yang bekerja, tempat kerja
(7,1%) dari total 70 responden. Hasil uji chi- merupakan salah satu faktor penting yang
square menunjukkan nilai p-value 0,011 < mempengaruhi pola pemberian ASI. Tempat
0,05 yang berarti ada hubungan antara kerja yang baik akan menyediakan atau
dukungan tempat kerja dengan pemberian memfasilitasi ibu yang menyusui baik
ASI eksklusif. tempat menyusui (bilik ASI) maupun dalam
segi peraturan pada tempat kerja yang tidak
Hasil yang sama didapatkan pada penelitian melarang ibu untuk menyusui
yang dilakukan oleh Riza Alfidayana (2017) bayi.menyusui yang bekerja sebab ketika
tentang hubungan pengetahuan ibu bekerja seorang ibu menyusui yang bekerja memiliki
dengan perilaku ibu dalam pemberian ASI di kepercayaan diri baik, pengetahuan baik
Wilayah Kerja Pustu Amplas Medan yang namun tempat kerja dari sisi manapun tidak
menunjukkan bahwa dari 40 responden mendukung maka akan menghasilkan pola
bahwa dari 17 ibu bekerja yang tempat pemberian ASI yang kurang baik karena
kerjanya memberikan dukungan untuk waktu yang terpotong oleh pekerjaan di
Nur Annisaa Al Azim, Ilit Puspita, Nila Alfa Fauzia - FAKTOR – FAKTOR YANG MEMPENGARUHI POLA
PEMBERIAN ASI (AIR SUSU IBU) PADA IBU MENYUSUI YANG BEKERJA
Jurnal Ilmu Keperawatan Maternitas, Vol 4 No 2, November 2021/ page 1-15 13

tempat kerja akan mengurangi kualitas 6. Tidak ada hubungan yang bermakna
waktu untuk menyusui bayi. Pada ibu antara pengetahuan ibu dengan pola
menyusui yang bekerja, tempat kerja pemberian ASI dengan hasil uji chi-
merupakan salah satu faktor penting yang square didapatkan p value = 1,000 (p
mempengaruhi pola pemberian ASI. Tempat > α).
kerja yang baik akan menyediakan atau 7. Ada hubungan yang bermakna antara
memfasilitasi ibu yang menyusui baik tempat kerja dengan pola pemberian
tempat menyusui (bilik ASI) maupun dalam ASI dengan hasil uji chi-square
segi peraturan pada tempat kerja yang tidak didapatkan p value = 0,039 (p < α).
melarang ibu untuk menyusui bayi.
SARAN
SIMPULAN
Bagi Puskesmas Sungai Lilin
Berdasarkan hasil dan pembahasan Diharapkan pada tenaga kesehatan
penelitian di atas, maka dapat ditarik khususnya di Puskesmas Sungai Lilin
kesimpulan: hendaknya dapat memberikan pendidikan
1. Distribusi frekuensi pola pemberian kesehatan secara kontinyu mengenai
ASI ibu yaitu dari 33 responden yang masalah pola pemberian ASI dengan
memberikan pola pemberian ASI menggunakan metode-metode yang mudah
yang baik sebanyak 9 orang (27,3%), dimengerti sehingga informasi dapat
sedangkan responden dengan pola diterima dengan jelas dan dapat dipahami
pemberian ASI kurang baik sebanyak
24 orang (72,7%). Bagi Ibu
2. Distribusi frekuensi kepercayaan diri Diharapakan pada ibu yang mempunyai bayi
ibu yaitu dari 33 responden yang usia 0-6 bulan mampu memberikan ASI
mempunyai kepercayaan diri baik sejak dini dan berupaya lebih banyak lagi
sebanyak 19 orang (57,6%), menggali informasi tentang ASI.
sedangkan responden yang
kepercayaan diri rendah sebanyak 14 Bagi Institusi Pendidikan
orang (42,4%). Kiranya dapat menambah bahan
3. Distribusi frekuensi pengetahuan ibu kepustakaan di Universitas Kader Bangsa
yaitu dari 33 responden yang Palembang terutama tentang faktor-faktor
mempunyai pengetahuan baik yang mempengaruhi pola pemberian ASI
sebanyak 31 orang (93,9%), (Air Susu Ibu) pada ibu menyusui yang
sedangkan responden yang bekerja di wilayah Puskesmas Sungai Lilin
mempunyai pengetahuan kurang Tahun 2021.
baik sebanyak 2 orang (6,1%).
4. Distribusi frekuensi tempat kerja Bagi Peneliti Selanjutnya
yaitu dari 33 responden yang Diharapkan pada peneliti selanjutnya agar
mempunyai tempat kerja baik dapat melakukan penelitian lebih lanjut
sebanyak 13 orang (39,4%), terhadap variabel-variabel yang belum
sedangkan responden yang diteliti dengan lokasi yang sama
mempunyai tempat kerja kurang baik
sebanyak 20 orang (60,6%).
5. Ada hubungan yang bermakna antara
kepercayaan diri ibu dengan pola
pemberian ASI dengan hasil uji chi-
square didapatkan p value = 0,002 (p
≤ α).

Nur Annisaa Al Azim, Ilit Puspita, Nila Alfa Fauzia - FAKTOR – FAKTOR YANG MEMPENGARUHI POLA
PEMBERIAN ASI (AIR SUSU IBU) PADA IBU MENYUSUI YANG BEKERJA
Jurnal Ilmu Keperawatan Maternitas, Vol 4 No 2, November 2021/ page 1-15 14

REFERENSI Lindawati, R. (2019). Hubungan Pengetahuan,


Pendidikan dan Dukungan Keluarga dengan
Anggraini, Y., (2010), Asuhan Kebidanan Masa Nifas. Pemberian ASI Eksklusif. Faletehan Health
Pustaka Rihama, Yogyakarta. Journal. Vol 6. No. 1 Hal. 30-36.

Arum, P. (2016), Kandungan Gizi Asi (Air Susu Ibu) Mariyana, W. (2013). Pengaruh Dukungan Tempat
Pada Berbagai Suhu Dan Lama Penyimpanan. Kerja terhadap pemberian ASI Ekslusif pada ibu
Politeknik Negeri Jember, Vol.13 No.3. bekerja di stikes widya husada semarang. Vol.2
No.1
Barness LA., Curran JS., (2010), Nelson Textbook of
Pediatrics 18/E. Saunders Company, Nugroho, T. (2011). ASI dan Tumor Payudara. Nuha
Philadelphia. Medika, Yogyakarta.

Dennis, C., (2003). The Breastfeeding Self- Nursalam, (2011). Konsep Penerapan Metodologi
Efficacy Scale : Psychometric Assessment of Penelitian Ilmu Keperawatan. Jakarta: Salemba
the Short Form. JOGNN - Journal of Obstetric, Medika.
Gynecologic, and Neonatal Nursing, 32, pp.734–
744. Primadi, A., (2010), Pemberian ASI pada Bayi Lahir
Kurang Bulan. Dalam: Indonesia Menyusui,
Dennis, C., (2010). Development of IDAI, Jakarta.
the Breastfeeding Self-Efficacy
Theory. Proverawati, Atikah dan Eni Rahmawati. (2010).
http://www.cindyleedennis.ca/research/1- Kapita Selekta ASI dan Menyusui. Nuha Medika,
breastfeeding/other-breastfeeding-self- Yogyakarta.
efficacy-research-activities/. Diakses tanggal 25
juni 2021 jam 18.00 wib. Purwanti. (2004). Konsep Penerapan ASI Eksklusif.
Cendekia, Bandung.
Dewi, Re. (2016). Hubungan Pola Pemberian Asi Dan
Mp-Asi Dengan Pertumbuhan Anak 6-24 Bulan Purwanti. (2011). Konsep Penerapan ASI Eksklusif.
Di Desa Adil Makmur Kecamatan Bosar Maligas Cendekia, Bandung.
Kabupaten Simalungun Tahun 2016.
Simalungun, Excellent Midwifery Journal. Vol 1.
No.1
Riksani, Ria, (2012). Keajaiban ASI. Dunia Sehat,
Dewi, T. (2021). Pengetahuan, Kepercayaan Dan Jakarta Timur.
Tradisi Ibu Menyusui Berhubungan Dengan
Pemberian Asi Eksklusif. Jurnal Keperawatan. Rizky, A. (2019). Hubungan Pola Makan, Pemberian
Kota Langsa, Aceh. Asi, Imunisasi Dan Aktivitas Ke Posyandu
Dengan Kejadian Bawah Garis Merah Pada
Ganong, WF., (2008), Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. Balita Di Wilayah Kerja Puskesmas Simpang
EGC, Jakarta. Empat Kayu Lapis Sekadau. Jurnal Kesehatan
Masyarakat Khatulistiwa. Universitas
Henderson, C., (2006), Buku Ajar Konsep Kebidanan. Muhamadiyah Pontianak.
EGC, Jakarta.
Roesli, U. (2008). Seri 1 Mengenal ASI Eksklusif.
Holidah, Dkk. (2020). Hubungan Dukungan Tempat Taurus Agriwidya, Jakarta.
Kerja Dengan Pemberian Asi Sampai Usia 2
Tahun Pada Batita Di Wilayah Kerja Puskesmas Roesli, U. (2009). Mengenal ASI Eksklusif. Tribus
Pamulang. Edu Dharma Journal. Vol.4 No.1. Agriwidya, Jakarta.

Indriani, S. (2014). Faktor-Faktor yang Berhubungan Santi, MY. Dkk. (2020). Hubungan Dukungan Tempat
dengan Pola Pemberian ASI Eksklusif di Bekerja Dengan Pemberian Asi Eksklusif Pada
Wilayah Kerja Puskesmas Bungus Tahun 2014. Ibu Bekerja Di Wilayah Puskesmas Sewon Ii
Fakultas Kedokteran UNAND, Padang. Kabupaten Bantul, Diy. Jurnal Kesmes
Indonesia. Hal 41-52.
Khairiyatul, R. (2015), Jurnal Keperawatan
Maternitas, Universitas Muhammadiyah Sherwood L., (2010), Human Physiology From Cells to
Semarang, Semarang. Vol(2). Hal. 77-83. Systems 7/E. Cangeage Learning, Boston.

Nur Annisaa Al Azim, Ilit Puspita, Nila Alfa Fauzia - FAKTOR – FAKTOR YANG MEMPENGARUHI POLA
PEMBERIAN ASI (AIR SUSU IBU) PADA IBU MENYUSUI YANG BEKERJA
Jurnal Ilmu Keperawatan Maternitas, Vol 4 No 2, November 2021/ page 1-15 15

Sholihah N, (2017), Hubungan Dukungan Tempat Kesehatan Masyarakat, Cendekia Utama.


Kerja Dengan Pemberian ASI Ekslusif Pada Ibu
Bekerja DiWilayah Kerja Puskesmas Sewon II Werdani, Ke, Dkk. (2019). Keyakinan Diri Dan
Kabupaten Bantul Tahun 2017. Yogyakarta. Hal. Pandangan Masyarakat Terhadap Pemberian
41 Asi Eksklusif Pada Ibu Muda Di Kabupaten
Boyolali. Universitas Muhamadiyah Surakarta.
Soetjiningsih, (2012), ASI Petunjuk Untuk Tenaga Surakarta.
Kesehatan. EGC, Jakarta.
Widiyani, Rosmha. (2013). Cakupan ASI 42 Persen,
Walyani, E. S. (2015). Perawatan Kehamilan dan Ibu Menyusui Butuh Dukugan.
Menyusui Anak Pertama agar Bayi Lahir dan https://tekno.kompas.com/read/2013/12/21
Tumbuh Sehat. Pustaka Baru Press, Yogyakarta. /0917496/Cakupan.ASI.42.Persen.Ibu.Menyus
ui.Butuh.Dukungan?page=all. Diakses tanggal
Wardahlina, M, dkk. (2019). Faktor – Faktor Yang 10 Juni 2021 jam 15.00 WIB.
Berhubungan Dengan Pemanfaatan Ruang
Laktasi Pada Ibu Menyusui Yang Bekerja Di
Kementerian Keuangan RI 2019. Jurnal

Nur Annisaa Al Azim, Ilit Puspita, Nila Alfa Fauzia - FAKTOR – FAKTOR YANG MEMPENGARUHI POLA
PEMBERIAN ASI (AIR SUSU IBU) PADA IBU MENYUSUI YANG BEKERJA

You might also like