You are on page 1of 11

OPEN ACCESS

E-ISSN : 2549-6581
Artikel Hasil Penelitian
Diterima : 21 April 2017
Direview : 28 April 2017
Dimuat : April – Juli 2017

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEBERHASILAN ASI


EKSKLUSIF 6 BULAN PADA IBU YANG MEMILIKI BEYI USIA 6-12 BULAN
DI DESA KEMANTREN KECAMATAN JABUNG KABUPATEN MALANG
1 1 1
Yuseva Sariati , Verra Yuni Prastyaningrum , Putri Kurniasari, Mustarina
1
Midwifery Departement, Faculty of Medicine, Universitas Brawijaya, Malang, East Java, Indonesia
2
Public Heath Laboratory, Faculty of Medicine, Universitas Brawijaya, Malang, East Java, Indonesia

Email* : sariatiyuseva@gmail.com

ABSTRACT
Exclusive breastfeeding is breastfeeding for 6 months without any additional foods or
drinks others. Based on reports Nutrition Ditjen and Kemenkes RI 2014, exclusive
breastfeeding in Indonesia was still low (52.3%) and in the East Java provincial 74.0%, it has
not reached yet from the target 80%. The purpose of this research is to analyze the factors that
influence the success of exclusive breastfeeding to 6 months at mothers who have 6-12
months aged babies in the Kemantren village Jabung District of Malang. Observational cross
sectional research conducted to 63 respondents whom choosen by purposive sampling
methode. Data collected by quistionnaire that measure family support, maternal employment
status, maternal education, and mother’s knowledge of breast milk’s level. The obtained data
were analyzed by using Chi-Square. The results of this study showed most of the mother got
enough support from family (57.1%), and mother’s knowledge of breast milk’s level have been
good (54,0%). The variable had effect on exclusive breastfeeding was mother’s knowlegde of
breast milk’s level (p=0,005). The variables who had no effect on exclusive breastfeeding were
family support (p=0,051), maternal employment status (p=0,263), and maternal education level
(p=0,145). The conclusion of this study is the mother’s knowledge of breast milk level has
effects on exclusive breastfeeding so must to do promotion to the mothers before pregnancy
and her families about the importance of breastfeeding.

Keyword: Exclusive Breastfeeding, Family Support, Maternal Employment Status, Education Level,
Knowledge of Breast Milk

ABSTRAK
ASI eksklusif merupakan pemberian ASI selama 6 bulan tanpa tambahan makanan
atau minuman yang lain. Berdasarkan laporan Ditjen Gizi dan KIA Kemenkes RI 2014
pemberian ASI eksklusif di Indonesia masih rendah (52,3%) dan di provinsi Jawa Timur

1
2 Journal of Issues in Midwifery, April – Juli 2017, Vol. 1 No. 1, 1-18

sebesar 74,0%, masih belum mencapai target yang ditetapkan yaitu 80%. Tujuan penelitian ini
yaitu menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi keberhasilan pemberian ASI eksklusif 6
bulan pada ibu yang memiliki bayi usia 6-12 bulan di Desa Kemantren Kecamatan Jabung
Kabupaten Malang. Penelitian observasional dengan pendekatan cross sectional ini dilakukan
pada 63 responden yang dipilih menggunakan metode purposive sampling. Pengumpulan data
menggunakan kuisioner mengukur dukungan keluarga, status pekerjaan ibu, tingkat
pendidikan, dan tingkat pengetahuan tentang ASI. Analisa data menggunakan chi-square.
Hasil penelitian ini menunjukkan sebagian besar ibu mendapat dukungan yang cukup dari
keluarga (57,1%), dan pengetahuan tentang ASI baik (54,0%). Variabel yang berpengaruh
terhadap pemberian ASI eksklusif adalah tingkat pengetahuan ibu tentang ASI (p=0,005).
Variabel yang tidak berpengaruh terhadap pemberian ASI eksklusif adalah dukungan keluarga
(p=0,051), status pekerjaan ibu (p=0,263), dan tingkat pendidikan ibu (p=0,145). Kesimpulan
dalam penelitian ini bahwa pada empat variabel yang diteliti hanya tingkat pengetahuan ibu
tentang ASI yang memiliki pengaruh terhadap pemberian ASI eksklusif sehingga perlu
dilakukan upaya promotif terhadap ibu sebelum hamil dan keluarga mengenai pentingnya ASI.

Kata kunci: ASI Eksklusif, Dukungan Keluarga, Status Pekerjaan Ibu, Tingkat Pendidikan,
Pengetahuan tentang ASI

*Korespondensi: Dewi Ariani. Surel: sariatiyuseva@gmail.com


3 Journal of Issues in Midwifery, April – Juli 2017, Vol. 1 No. 1, 1-18

PENDAHULUAN pengaruhnya terhadap keberhasilan ASI


Pertumbuhan bayi usia 0-6 bulan sangat eksklusif. Adanya dukungan keluarga maka
pesat namun sistem pencernaan bayi belum akan berdampak pada peningkatan rasa
berfungsi dengan sempurna sehingga percaya diri atau motivasi dari ibu dalam
5
belum mampu mencerna makanan selain menyusui . Menurut Friedman, dukungan
1
Air Susu Ibu . Air susu ibu atau yang sering keluarga terdiri dari dukungan penilaian,
disingkat dengan ASI merupakan satu- instrumental, informasional, dan emosional.
satunya makanan yang terbaik untuk bayi, Sering kali dukungan informasional dari
karena memiliki komposisi gizi yang paling keluarga yang kurang mempengaruhi ibu
lengkap untuk pertumbuhan dan dalam pemberian ASI eksklusif, seperti
perkembangan bayi. Melihat manfaat yang memberikan saran untuk pemberian
besar, maka pemberian ASI eksklusif makanan dan susu formula kepada bayinya
6
sangat dianjurkan. ASI eksklusif yang sebelum bayinya berusia 6 bulan .
dianjurkan berupa pemberian ASI selama 6 Dukungan yang diberikan oleh keluarga
bulan tanpa makanan tambahan lain seperti merupakan faktor pendukung pada kegiatan
susu formula, jeruk, madu, air teh, air putih yang bersifat emosional dan psikologis yang
dan makanan padat seperti pisang, pepaya, diberikan pada ibu menyusui, dimana sekitar
bubur susu, biskuit, bubur nasi, dan tim 80% sampai 90% produksi ASI ditentukan
2
sejak lahir hingga bayi umur 6 bulan . oleh keadaan emosi ibu yang berkaitan
Pemerintah Indonesia sendiri telah dengan refleks oksitosin ibu berupa pikiran,
mengatur pemberian ASI eksklusif selama perasaan, dan sensasi. Apabila hal tersebut
enam bulan pertama dalam berbagai meningkat maka akan memperlancar
7
peraturan diantaranya Keputusan Menteri produksi ASI .
Kesehatan no 450/ MENKES/ SK/ IV/ 2004 Penelitian terdahulu terdapat banyak
tentang Pemberian Air Susu Ibu secara kontroversi antara dukungan keluarga yang
Eksklusif, PP no. 33 tahun 2012 tentang berhubungan dan tidak berhubungan
ASI eksklusif, Permenkes RI no 15 tahun dengan pemberian ASI eksklusif. Pada
2013 tentang Tata Cara Penyediaan suatu penelitian menunjukkan bahwa
Fasilitas Menyusui dan/atau Memerah Air dukungan suami atau keluarga tidak
Susu, serta UU RI no 36 tahun 2009 pasal berhubungan secara bermakna dengan
128, 129 dan 200. Kesuksesan pemberian praktek pemberian ASI eksklusif. Kondisi
ASI eksklusif membutuhkan dukungan tersebut menunjukkan bahwa peran
pemerintah pusat, pemerintah daerah dan dukungan suami atau keluarga kepada ibu
3
seluruh lapisan masyarakat . dalam praktek pemberian ASI eksklusif
Meskipun manfaat-manfaat dari masih kurang. Dari sebagian besar suami
pemberian ASI eksklusif ini telah atau keluarga yang agak mendukung ibu
didokumentasikan di seluruh dunia, pada untuk menyusui (58,1%) hanya 2 orang ibu
tahun 2012 hanya 39% anak-anak dibawah saja yang memberikan ASI eksklusif pada
4
6 bulan mendapatkan ASI eksklusif . bayinya. Hal ini menunjukkan bahwa
Berdasarkan laporan Ditjen Gizi dan KIA keputusan seorang ibu untuk menyusui
Kemenkes RI bahwa cakupan pemberian membutuhkan dukungan suami dan
8
ASI eksklusif di Indonesia tahun 2014 keluarga .
masih rendah dan belum mencapai target Pada penelitian lainnya menyatakan
yaitu sekitar 52,3% dan menurut data bahwa dukungan atau support dari orang
provinsi cakupan ASI eksklusif di provinsi lain atau orang terdekat terutama keluarga,
Jawa Timur pada bayi usia 0-6 bulan sangat berperan dalam sukses tidaknya
9
disebutkan sebesar 74,0%, sedangkan menyusui . Semakin besar dukungan untuk
target cakupan ASI di Indonsia adalah terus menyusui maka akan semakin besar
sebesar 80%. pula kemampuan ibu untuk dapat bertahan
Salah satu faktor yang mempengaruhi terus memberikan ASI. Dukungan suami
rendahnya cakupan ASI eksklusif yaitu maupun keluarga sangat besar
masih kurangnya dukungan keluarga itu pengaruhnya, seorang ibu yang kurang
5
sendiri . Dukungan keluarga merupakan mendapatkan dukungan oleh suami, ibu,
faktor eksternal yang paling besar adik, atau bahkan ditakut- takuti, dipengaruhi
4 Journal of Issues in Midwifery, April – Juli 2017, Vol. 1 No. 1, 1-18

9
untuk beralih ke susu formula . perilaku ibu dalam pemberian ASI eksklusif.
Selain dukungan keluarga rendah, Hal ini dipengaruhi oleh sikap ibu yang takut
penyebab rendahnya cakupan pemberian untuk memberikan ASI karena khawatir
10 bentuk payudaranya menjadi berubah dan
ASI eksklusif yaitu ibu yang bekerja . 6
Bekerja bukanlah salah satu alasan untuk tidak menarik lagi . Selain itu, terkadang ibu
ibu tidak menyusui anaknya. Ada keberatan untuk menyusui bayinya dengan
masyarakat yang kurang mendukung alasan ASI belum keluar selama beberapa
pemberian ASI eksklusif tersebut, karena ibu hari pertama kehidupan. Padahal walaupun
11 ASI berupa kolostrum itu hanya diisap
bekerja di luar rumah . Apriniawati (2014)
beberapa tetes tetapi sudah cukup untuk
menemukan bahwa pada ibu yang tidak 14
bekerja dan memberikan ASI eksklusif kebutuhan bayi pada hari-hari pertama .
sebanyak 35,7% sedangkan pada ibu yang Pada kenyataannya ditemukan dalam
bekerja tidak ada yang memberikan ASI penelitian Agus dan Hanik (2012) bahwa
eksklusif.Karena pekerjaannya di suatu terdapat ibu yang memiliki kemampuan
perusahaan atau instansi, ketika cuti hamil rendah tetap memberikan ASI secara
15
dan melahirkan seorang karyawan wanita eksklusif .
12
hanya diberikan ijin 3 bulan saja . Berdasarkan data di atas tampak bahwa
Pemberian ASI eksklusif bagi ibu pekerja pemberian ASI eksklusif di Indonesia masih
hanya diberikan dengan maksimal di masa rendah yang sesungguhnya ASI eksklusif
9 sangat dibutuhkan dalam proses
cuti saja kepada bayinya .
pertumbuhan dan perkembangan anak.
Selain status bekerja, tingkat pendidikan
Pada penelitian ini, peneliti tertarik untuk
dan pengetahuan ibu bisa berpengaruh
melakukan penelitian tentang faktor-faktor
dalam praktek menyusui. Semakin tinggi
yang mempengaruhi keberhasilan
tingkat pendidikan ibu, pengetahuan ibu
pemberian ASI eksklusif 6 bulan pada ibu
semakin baik. Hal ini akan memberikan
yang memiliki bayi usia 6-12 bulan di Desa
kecenderungan ibu dalam bersikap dengan
Kemantren Kecamatan Jabung Kabupaten
memberikan yang terbaik bagi bayi yaitu
Malang. peneliti tertarik melakukan di daerah
dengan memberikan ASI eksklusif 12.
tersebut karena berdasarkan data Dinas
Pendidikan merupakan komponen penting
Kesehatan Kabupaten Malang tahun 2015,
yang berperan dalam pemberian makanan
Kecamatan Jabung memiliki cakupan ASI
keluarga termasuk pemberian ASI eksklusif.
eksklusif rendah yaitu 54,6%
Pendidikan pada satu sisi mempunyai
dampak positif yaitu ibu semakin mengerti
METODE PENELITIAN
akan pentingnya pemeliharaan kesehatan
Rancangan/Desain Penelitian
termasuk pemberian ASI eksklusif, tetapi, di
Penelitian ini menggunakan desain penelitian
sisi lain, pendidikan yang semakin tinggi
observasional dengan pendekatan cross
juga akan berdampak adanya perubahan
sectional
nilai-nilai sosial seperti adanya anggapan
Sumber Data
bahwa menyusui bayi dianggap tidak
Pengukuran variabel independen (dukungan
modern dan dapat mempengaruhi bentuk
keluarga, status pekerjaan ibu, pendidikan,
payudara ibu11.
dan pengetahuan ibu tentang ASI) dan
Rendahnya tingkat pengetahuan ibu
variabel dependen (pemberian ASI eksklusif)
tentang ASI eksklusif juga memiliki
menggunakan kuisioner yang telah diuji
pengaruh besar terhadap pemberian ASI
validitas dan reliabilitas.
eksklusif.Sebuah penelitian menjelaskan
Sasaran Penelitian
bahwa faktor lainnya yang dapat
Penelitian ini digunakan sampel sebanyak 63
mempengaruhi keberhasilan ASI eksklusif
ibu yang memiliki bayi usia 6-12 bulan di
adalah tingkat pengetahuan ibu tentang ASI
Desa Kemantren Kecamantan Jabung
eksklusif serta motivasi ibu dalam
13 Kabupaten Malang.
pemberian ASI eksklusif . Melekatnya
pengetahuan budaya lokal tentang Pengembangan Instrumen dan Teknik
pemberian makan bayi sebelum bayi Pengumpulan Data
berusia 6 bulan mempengaruhi sikap dan Teknik sampling yang digunakan adalah
metode purposive sampling. Pengambilan
5 Journal of Issues in Midwifery, April – Juli 2017, Vol. 1 No. 1, 1-18

data dilakukan pada tanggal 15 September rata sebesar 20,37 memberikan ASI
sampai 15 Oktober 2016. eksklusif.
Teknik Analisis Data Tabel 3 Hasil Analisis Faktor-Faktor yang
Teknik analisa data menggunakan uji Mempengaruhi Keberhasilan Pemberian
statistik Chi Square dan Uji Beda dengan ASI Eksklusif 6 Bulan
derajat kepercayaan 95% dengan α=0,05.
Tabel 3 menunjukkan bahwa dari semua ibu
yang mendapat dukungan baik, 81,5%
HASIL PENELITIAN
memberikan ASI eksklusif, sedangkan pada
Berdasarkan tabel 1 dapat diketahui
ibu yang mendapat dukungan cukup, ibu
bahwa subjek penelitian ini sebagian besar yang memberikan ASI eksklusif lebih kecil
ibu berada di usia produktif yaitu 20-35 yaitu 58,3%. Berdasarkan analisa chi-square,
tahun (93,5%). Paritas subjek penelitian ini didapatkan p value sebesar 0,51 (p value
hampir sebagian berada pada nulipara >0,05) sehingga dapat disimpulkan bahwa
yaitu paritas satu (44,4%). Pada tingkat dukungan keluarga tidak memiliki pengaruh
pendidikan, hampir sebagian ibu
menempuh tingkat pendidikan menengah
(49,2%), dan tingkat pendidikan tinggi
(33,3%). Pada status pekerjaan, ibu yang
memiliki status bekerja sebanyak 15 ibu
(23,80%), sedangkan ibu yang memiliki
status tidak bekerja (ibu rumah tangga)
sebanyak 48 ibu (76,20%).

Tabel 1 Distribusi Ibu Menyusui di Desa


Kemantren Kabupaten Malang
Berdasarkan Data Demografi

yang signifikan terhadap pemberian ASI


Pada ibu yang bekerja,80% memberikan
ASI eksklusif. Sedangkan pada ibu yang
tidak bekerja, ibu yang memberikan ASI
eksklusif lebih kecil yaitu 64,6%.
Berdasarkan analisa Fisher‟s Exact Test,
didapatkan p value sebesar 0,263 (p value >
Tabel 2 Rerata Total Skor Komponen 0,005) sehingga dapat disimpulkan bahwa
Dukungan Keluarga di Desa Kemantren status pekerjaan tidak memiliki pengaruh
Kecamatan Jabung Kabupaten Malang yang signifikan terhadap pemberian ASI.
Pada ibu yang memiliki pendidikan
menengah, 77,4% memberikan ASI
eksklusif, sedangkan ibu yang memiliki
pendidikan tinggi, ibu yang memberikan ASI
eksklusif lebih kecil yaitu 66,7%.
Berdasarkan analisa chi-square, didapatkan
p value sebesar 0,74 (p value > 0,005)
sehingga dapat disimpulkan bahwa
pendidikan tidak berpengaruh pada
Tabel 2 menunjukkan bahwa bahwa rata- pemberian ASI eksklusif.
rata komponen dukungan keluarga yang Pada ibu yang memiliki tingkat
didapatkan ibu dari keluarganya yaitu pengetahuan yang baik, 85,3% memberikan
dukungan emosional. Ibu yang ASI eksklusif, sedangkan pada ibu yang
mendapatkan dukungan emosional, rata-
6 Journal of Issues in Midwifery, April – Juli 2017, Vol. 1 No. 1, 1-18

memiliki tingkat pengetahuan kurang, ibu dengan nilai signifikansi 0,026 sehingga
yang tidak memberikan ASI eksklusif yaitu dapat disimpulkan bahwa dukungan
62,5%. Berdasarkan analisa chi-square, emosional memiliki pengaruh terhadap
didapatkan p value sebesar 0,046 (p value pemberian ASI eksklusif.
< 0,005) sehingga dapat disimpulkan Dukungan emosional yang dimaksud
bahwa pengetahuan ibu tentang ASI diantaranya motivasi dalam melakukan
berpengaruh pada pemberian ASI eksklusif. perah ASI, memberikan dorongan untuk
tetap menyusui walaupun ASI masih sedikit
PEMBAHASAN ketika pertama keluar, dorongan untuk tidak
Pengaruh Dukungan Keluarga terhadap memberikan makanan dan minuman selain
Keberhasilan Pemberian ASI Eksklusif ASI, memberikan suasana tenang dan
Berdasarkan hasil penelitian, diketahui menemani ketika menyusui. Penelitian ini
bahwa lebih banyak ibu yang mendapatkan sejalan dengan penelitian yang dilakukan
dukungan cukup dari keluarga (57,1%) oleh Manaf (2010) karena keluarga kurang
daripada ibu yang mendapatkan dukungan memotivasi dan mendukung ibu untuk
17
baik. Sebagian besar ibu yang memberikan ASI secara eksklusif . Namun
mendapatkan dukungan baik maupun penelitian ini bertentangan dengan penelitian
cukup dari keluarganya telah memberikan yang dilakukan oleh Dyan dan Machmudah
ASI secara eksklusif seperti tampak pada (2012) yang menyatakan bahwa tidak ada
tabel 5.5. Hasil penelitian ini lebih baik hubungan yang bermakna antara dukungan
dibandingkan dengan penelitian yang emosional keluarga dengan pemberian ASI
dilakukan oleh Anggorowati (2011) di Desa eksklusif karena keluarga kurang
Bebengan Kecamatan Boja Kabupaten memberikan perhatian lebih kepada ibu
Kendal yang menunjukkan bahwa sehingga ibu memiliki perasaan kurang
responden mendapat dukungan baik nyaman dan yakin untuk memberikan ASI
(52,9%) tetapi masih terdapat responden 18
eksklusif .
yang mendapat dukungan keluarga kurang
16 Pada hasil uji-T juga didapatkan nilai
(5,9%) . perbedaan pada dukungan informasional
Berdasarkan hasil analisis pengaruh (p=0,002). Hal ini menunjukkan bahwa pada
dukungan keluarga terhadap pemberian ASI dukungan informasional dari keluarga
eksklusif 6 bulan pada bayi usia 6-12 bulan memiliki pengaruh yang signifikan terhadap
di Desa Kemantren Kecamatan Jabung pemberian ASI eksklusif. Manfaat dari
Kabupaten Malang didapatkan nilai dukungan informasional ini adalah dapat
signifikansi sebesar 0,051. Penelitian ini menekan munculnya stressor karena
menunjukkan bahwa dukungan keluarga informasi yang diberikan dapat
tidak memiliki pengaruh yang signifikan menambungkan aksi sugesti yang khusus
terhadap pemberian ASI eksklusif. pada individu. Aspek-aspek dalam dukungan
Dukungan keluarga tidak signifikan ini adalah nasehat, usulan, saran, petunjuk
mungkin dapat dikarenakan tingginya dan pemberian informasi. Pada penelitian ini
kemauan ibu untuk memberikan ASI kepada terlihat ibu yang mendapatkan dukungan
bayinya sehingga ibu yang didukung secara informasional cenderung memberikan ASI
cukup maupun baik oleh keluarga sama- eksklusif, diantaranya mendapatkan
sama mempunyai kesempatan untuk informasi tentang ASI, saran untuk selalu
memberikan ASI secara eksklusif. Hal ini memberikan ASI, saran untuk melakukan
menunjukkan bahwa usaha dalam memberi perah ASI, dan mengenai cara
dukungan dalam pemberian ASI eksklusif memperlancar pengeluaran ASI.
tidak akan sia-sia apabila ibu memiliki Penelitian ini sejalan dengan
kemauan yang keras. penelitian yang dilakukan oleh Nurlinawati
Terdapat perbedaan bermakna rerata (2010) yang menyebutkan bahwa ibu yang
skor dukungan emosional antara ibu yang mendapatkan dukungan informasi berupa
memberikan ASI eksklusif dan tidak ASI nasehat, pengarahan, atau pemberi
eksklusif. Ibu yang memberikan ASI informasi yang cukup terkait dengan ASI
eksklusif dan mendapatkan dukungan eksklusif, akan termotivasi untuk
emosional memiliki rerata skor lebih tinggi memberikan ASI eksklusif pada bayinya
7 Journal of Issues in Midwifery, April – Juli 2017, Vol. 1 No. 1, 1-18

19
lenih lama . Berbeda dengan penelitian sebesar 46,7%, dan lainnya termasuk buruh
yang dilakukan oleh Dyan dan Machmudah tani dan karyawan toko sebesar 20%.
(2012) yang menyatakan ibu yang Penelitian ini sebanding dengan penelitian
memberikan ASI eksklusif telah diberikan yang dilakukan Desfi (2013) yang
dukungan informasional dengan baik menunjukkan lebih dari sebagian responden
dibandingkan ibu yang tidak mendapatkan adalah ibu tidak bekerja (86%) dan sisanya
18 20
dukungan informasional . ibu bekerja (14%)
Tidak ada nilai perbedaan antara Pada penelitian ini didominasi oleh ibu
dukungan instrumental (p=0,137) dan rumah tangga yang banyak dikarenakan
penilaian (p=0,212) terhadap pemberian ASI sebagian besar ibu itu merupakan ibu persit
eksklusif. Pada penelitian ini ibu kurang atau istri dari tentara. Ibu-ibu tersebut
mendapatkan dukungan instrumental seperti sewaktu waktu pindah mengikuti pekerjaan
ketersediaan keluarga dalam membantu ibu suami sehingga memilih untuk menjadi ibu
mengasuh anak dan menyediakan makanan rumah tangga. Hal ini menyebabkan ibu
ibu. Selain itu, ibu juga kurang mendapatkan fokus dalam mengurus anak terutama dalam
sebuah bimbingan umpan balik dari pemberian ASI eksklusif. Hal ini sebanding
keluarga mengenai pemberian ASI dengan penelitian yang dilakukan oleh Desfi
ekskslusif seperti memberikan pujian, (2013) bahwa pada ibu yang tidak
perhatian dan penghargaan lebih terhadap melakukan pekerjaan di luar rumah akan
ibu ketika menyusui. Keluarga juga tidak memiliki banyak waktu dan kesempatan
dapat menengahi pemecahan masalah yang dalam pemberian ASI eksklusif dibanding ibu
20
terkait dengan pemberian ASI eksklusif. yang bekerja di luar rumah .
Penelitian ini sejalan dengan Berdasarkan hasil analisis chi-square
penelitian yag dilakukan oleh Manaf (2010), pengaruh status pekerjaan terhadap
Dyan dan Machmudah (2012) yang pemberian ASI eksklusif 6 bulan pada bayi
menyatakan bahwa tidak ada pengaruh usia 6-12 bulan di Desa Kemantren
antara dukungan instrumental dan penilaian Kecamatan Jabung Kabupaten Malang
terhadap pemberian ASI eksklusif pada bayi, menunjukkan bahwa status pekerjaan tidak
menyebutkan bahwa responden yang memiliki pengaruh secara signifikan terhadap
memberikan ASI eksklusif tertinggi adalah pemberian ASI eksklusif dengan nilai
ibu yang tidak mendapat dukungan signifikansi sebesar 0,263. Penelitian ini
instrumental dan penilaian dari sejalan dengan penelitian yang dilakukan
17,18
keluarganya . Berbeda dengan penelitian oleh Desfi (2013) yang menyatakan bahwa
yang dilakukan oleh Nurlinawati (2010), tidak ada hubungan antara status pekerjaan
mengatakan bahwa semakin tinggi ibu dengan pemberian ASI eksklusif di
dukungan instrumental keluarga maka Kelurahan Fajar Bulan Kabupaten Lampung
20
semakin baik kondisi yang dialami oleh ibu Barat (p= 0,754) .
19
dalam pemberian ASI eksklusif . Begitu Pekerjaan bukanlah suatu faktor yang
juga dengan dukungan penilaian dari mempengaruhi pemberian ASI eksklusif,
keluarga berupa pujian, dorongan, karena ibu yang bekerja maupun ibu yang
reinforcement positif dalam pemberian ASI tidak bekerja sama-sama bisa memberikan
eksklusif, akan termotivasi untuk ASI eksklusif. Penelitian ini sejalan dengan
memberikan ASI eksklusif. penelitian yang dilakukan oleh Suleman
(2013) yang menyatakan bahwa status
Pengaruh Status Pekerjaan Ibu pekerjaan tidak berpengaruh terhadap
21
terhadap Keberhasilan Pemberian ASI pemberian ASI eksklusif . Hal ini sesuai
Eksklusif dengan pendapat Roesli bahwa bekerja
Berdasarkan hasil penelitian di Desa bukan alasan ibu untuk tidak memberikan
Kemantren Kecamatan Jabung sebagian ASI eksklusif karena pemberian ASI eksklusif
besar responden menjadi ibu rumah tangga merupakan hal yang terbaik bagi bayi. Salah
atau tidak bekerja (76,2%). Pada ibu yang satu solusi pada ibu bekerja untuk tetap
bekerja diketahui bahwa jenis pekerjaan memberikan ASI yaitu dengan cara
yang ditekuni adalah Pegawai Negeri Sipil melakukan perah ASI.
(PNS) sebesar 33,3%, pegawai swasta
8 Journal of Issues in Midwifery, April – Juli 2017, Vol. 1 No. 1, 1-18

Pada ibu yang tidak bekerja memiliki eksklusif.


peluang yang lebih besar untuk memberikan Penelitian ini sejalan dengan penelitian
ASI eksklusif. Namun, pada penelitian ini yang dilakukan oleh Hastuti (2015),
pada prosentase ibu tidak bekerja yang menyatakan bahwa pemberian ASI
tidak memberikan ASI eksklusif lebih besar eksklusif tidak dipengaruhi oleh faktor
dibanding ibu bekerja. Akan tetapi, ibu pendidikan ibu saja tetapi juga tingkat
bekerja maupun tidak bekerja sama-sama pengetahuan yang dimiliki ibu mengenai
bisa memberikan ASI eksklusif. ASI eksklusif (p=0,442) sehingga dapat
Penyebabnya adalah pekerjaan bukan satu- disimpulkan bahwa tidak terdapat hubungan
satunya faktor yang mempengaruhi antara tingkat pendidikan ibu dengan
25
pemberian ASI eksklusif. Hal ini sejalan pemberian ASI eksklusif . Berbeda dengan
dengan penelitian yang dilakukan oleh Dian penelitian yang dilakukan oleh Hilala (2013)
(2009), Firmansyah dan Mahmudah (2012) yang menunjukkan terdapat hubungan
yang menyatakan bahwa tidak ada bermakna antara tingkat pendidikan ibu
hubungan yang bermakna antara pekerjaan terhadap pemberian ASI eksklusif (p<0,001)
dengan pemberian ASI eksklusif karena karena dalam penelitian ini ibu yang
kemungkinan disebabkan oleh faktor lain mempunyai pendidikan tinggi dan
seperti adanya pemasaran susu formula mempunyai pekerjaan di luar rumah lebih
22,23 26
secara agresif . Berbeda dengan banyak tidak memberikan ASI eksklusif
penelitian yang dilakukan oleh Apriniawati
(2014) yang menyatakan bahwa pekerjaan Pengaruh Tingkat Pengetahuan Ibu
memiliki hubungan yang signifikan dengan tentang ASI terhadap Keberhasilan
pemberian ASI eksklusif (p=0,003) dengan Pemberian ASI Eksklusif
keeratan hubungan sangat rendah, karena Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan
memiliki koefisien korelasi dalam rentang bahwa tingkat pengetahuan ibu tentang ASI
12
0,00-0,199 . di Desa Kemantren Kecamatan Jabung
dengan kategori kurang sebanyak 12,7%,
Pengaruh Tingkat Pendidikan Ibu
terhadap Keberhasilan Pemberian ASI cukup sebanyak 33,3% dan baik sebanyak
Eksklusif 54,0%. Hasl penelitian ini cukup baik dan
senada dengan penelitian yang dilakukan
Berdasarkan penelitian ini subjek oleh Apriniawati (2014) di Kelurahan
penelitian rata-rata menempuh jenjang Tlogomas yang menyebutkan bahwa rata-
pendidikan menengah (49,2%). Namun,
rata tingkat pengetahuan ibu tentang ASI
juga terdapat subjek penelitian yang
menempuh pendidikan rendah (17,5%). adalah cukup karena didapatkan rentang
Hasil penelitian ini lebih baik dibandingkan kategori pengetahuan cukup sebanyak
12
dengan penelitian yang dilakukan oleh 59,5% dan kurang sebanyak 4,8% .
Hartini (2014) yang menunjukkan rata-rata Pada penelitian ini, ibu yang
subjek penelitian menempuh pendidikan
berpengetahuan baik memberikan ASI
menengah (43,8%) dan rendah (41,7%).
Menurut Notoatmodjo (2010) sebagaimana eksklusif, namun beberapa ibu tidak
umumnya semakin tinggi pendidikan memberikan dengan alasan ibu hanya tahu
seseorang semakin mudah mendapatkan dan tidak ingin mempraktekkan karena ibu
informasi dan akhirnya mempengaruhi tidak memiliki kesadaran untuk memberikan.
24
perilaku seseorang . Begitu juga pada ibu yang berpengetahuan
Berdasarkan hasil analisis pengaruh kurang tentang ASI, beberapa ibu
tingkat pendidikan terhadap pemberian ASI mengatakan hanya beberapa bulan saja ibu
eksklusif 6 bulan pada bayi usia 6-12 bulan
memberikan ASInya. Alasannya ASI tidak
di Desa Kemantren Kecamatan Jabung
Kabupaten Malang didapatkan nilai keluar lagi dan ibu khawatir bayi rewel yang
signifikansi sebesar 0,145 sehingga dapat dianggap lapar sehingga diberikan makanan
disimpulkan bahwa tingkat pendidikan tidak tambahan sebelum usia diatas 6 bulan.
memiliki pengaruh terhadap pemberian ASI Hasil analisis pengetahuan ibu terhadap
9 Journal of Issues in Midwifery, April – Juli 2017, Vol. 1 No. 1, 1-18

pemberian ASI eksklusif 6 bulan pada bayi pengaruh secara signifikan, sehingga dalam
usia 6-12 bulan di Desa Kemantren penelitian ini dapat disimpulkan bahwa
Kecamatan Jabung Kabupaten Malang pengetahuan ibu tentang ASI memiliki
didapatkan nilai signifikansi sebesar 0,005 pengaruh terhadap pemberian ASI eksklusif.
artinya jika p<0,005 maka hasilnya memiliki Penelitian ini menunjukkan bahwa
pengaruh yang sigifikan, sebaliknya jika semakin baik tingkat pengetahuan ibu maka
p>0,005 maka hasilnya memiliki semakin baik kesadaran ibu untuk
memberikan ASI eksklusif. Hasil penelitian
ini sesuai dengan teori Notoatmodjo, ibu
yang memiliki pengetahuan kurang
cenderung memiliki perilaku yang kurang
baik dalam perilakunya. Semakin tinggi
pengetahuan ibu maka semakin besar
kemungkinannya untuk memberikan ASI
eksklusif.
Penelitian ini sejalan dengan penelitian
yang dilakukan oleh Hilala (2013) yang
menunjukkan terdapat hubungan yang
bermakna antara tingkat pengetahuan ibu
dengan pemberian ASI eksklusif (p<0,001),
dimana ibu berpengetahuan baik namun
tidak memberikan ASI, mengakui bahwa
mereka tahu mengenai ASI tetapi mereka
lebih mementingkan kecantikan payudara
ibu dibandingkan dengan kesehatan
26
bayinya .
Berbeda dengan penelitian yang
dilakukan oleh Apriniawati (2014) yang
menunjukkan bahwa pengetahuan ibu
tentang ASI tidak berpengaruh terhadap
praktek pemberian ASI eksklusif karena
pengetahuan dapat dipengaruhi oleh
berbagai faktor, sehingga pengetahuan baik
tidak menjamin atau merubah perilaku ibu
dalam pemberian ASI eksklusif. Selain itu,
pada ibu yang mengetahui ASI namun
pengetahuan tidak lengkap atau sekedar
tahu ternyata tidak cukup untuk memuat ibu-
12
ibu memberikan ASI eksklusif .

SIMPULAN
Berdasarkan hasil penelitian ini yang
berjudul “Faktor-Faktor yang Mempengaruhi
Keberhasilan Pemberian ASI Eksklusif 6
Bulan pada Ibu yang Memliki Bayi Usia 6-12
Bulan di Desa Kemantren Kecamatan
Jabung Kabupaten Malang” dapat
10 Journal of Issues in Midwifery, April – Juli 2017, Vol. 1 No. 1, 1-18

disimpulkan: Lahir di Kabupaten Garut Provinsi Jawa


1. Tidak terdapat pengaruh dukungan Barat. Garut: Media Litbang Kesehatan
keluarga terhadap pemberian ASI [9] Proverawati, A., dan Rahmawati, E.
2010. Kapita Selekta ASI dan Menyusui.
eksklusif 6 bulan (p value 0,051)
Yogyakarta: Nuha Media
2. Tidak terdapat pengaruh status [10] Roesli, U. 2005. Mengenal ASI Eksklusif.
pekerjaan terhadap pemberian ASI Jakarta: Trubus Agriwidya
eksklusif 6 bulan (p value 0,263) [11] Roesli, U. 2007. Air Susu Ibu (ASI),
3. Tidak terdapat pengaruh tingkat Anugerah Tuhan Yang Tersia-siakan.
pendidikan ibu terhadap pemberian ASI Jakarta: Depkes RI
eksklusif 6 bulan (p value 0,145) [12] Apriniawati, N. 2014. Hubungan Antara
4. Terdapat pengaruh tingkat pengetahuan Status Pekerjaan Ibu dan Tingkat
ibu tentang ASI terhadap pemberian ASI Pengetahuan Ibu tentang ASI dengan
eksklusif 6 bulan (p value 0,005) Pemberian ASI Eksklusif di Kelurahan
Tlogomas Periode 2014. Skripsi. Tidak
KONFLIK KEPENTINGAN diterbitkan. Fakultas Kedokteran
Tidak ada konflik kepentingan dalam Universitas Brawijaya Malang
penelitian ini. [13] Hegar. 2008. Bedah ASI. Jakarta: Balai
Pustaka
Referensi [14] Russepno, H. 2007. Buku Kuliah Ilmu
[1] Fikawati dan Syafiq. 2010. Kajian Kesehatan Anak. Jakarta: FKUI
Implementasi dan Kebijakan Air Susu [15] Agus dan Hanik. 2012. Hubungan
Ibu Eksklusif dan Inisiasi Menyusui Dini Pengetahuan Ibu, Pendidikan Ibu dan
Di Indonesia. Makara Kesehatan, Dukungan Suami dengan Praktek
Vol.14, No.1, pp. 17-24 Pemberian ASI Eksklusif di Kelurahan
[2] Sugiarti, E. 2011. Faktor-faktor yang Muktiharjo Kidul Kecamatan Telogosari
Berhubungan dengan Pemberian ASI Kota Semarang. Skripsi. Tidak
Eksklusif di Kecamatan Karangmalang diterbitkan. Universitas Diponegoro
Kabupaten Sragen. Skripsi. Fakultas Semarang
Ilmu Kesehatan UMS. Surakarta [16] Anggorowati, FN. 2011. Hubungan
[3] Keputusan Menteri Kesehatan no. antara Dukungan Keluarga dengan
50/MENKES/SKIV/2004 Tentang Pemberian ASI Eksklusif pada Bayi di
Pemberian Air Susu Ibu secara Desa Bebengan Kecamatan Boja
Eksklusif. 2004. Menkes RI. Jakarta Kabupaten Kendal. Skripsi. Tidak
[4] UNICEF. 2013. ASI Adalah Penyelamat diterbitkan. Fakultas Kedokteran
Hidup Paling Murah Dan Efektif Di Universitas Diponegoro
Dunia, [17] Dyan, W. dan Machmudah. 2012.
(www.unicef.org/Indonesia/id/media Dukungan Suami dalam Pemberian ASI
21270 html), diakses tanggal 25 Mei Eksklusif. Skripsi. Tidak diterbitkan.
2016 Program Studi S1 Keperawatan Fakultas
[5] Roesli, U. 2005. Mengenal ASI Ilmu Keperawatan dan Kesehatan
Eksklusif. Jakarta: Trubus Agriwidya Universitas Muhammadiyah Semarang
[6] Saleh, LA. 2011. Faktor-faktor yang [18] Nurlinawati. 2010. Dukungan Keluarga
Menghambat Praktik ASI Eksklusif terhadap Pemberian ASI Eksklusif pada
Pada Bayi Usia 0-6 Bulan. Skripsi. Bayi di Kota Jambi. Skripsi. Tidak
Tidak diterbitkan. Semarang: UNDIP diterbitkan. Fakultas Ilmu Keperawatan
[7] Ramadani, M. 2010. Dukungan Suami Universitas Indonesia
dalam Pemberian ASI Eksklusif di [19] Desfi L. 2013. Hubungan Tingkat
wilayah Kerja Puskesmas Air Tawar Pengetahuan Ibu tentang Air Susu Ibu
Kota Padang. Skripsi. Tidak diterbitkan. dan Pekerjaan Ibu dengan Pemberian
Sumatera Barat ASI Eksklusif di Kelurahan Fajar Bulan.
[8] Sholihah. 2010. Faktor yang Skripsi. Tidak diterbitkan. Fakultas
Berhubungan dengan Pemberian ASI Kedokteran Universitas Lampung
dalam Satu Jam Peratama Setelah [20] Suleman, N. 2013. Faktor-Faktor yang
Menghambat Praktik ASI Eksklusif pada
11 Journal of Issues in Midwifery, April – Juli 2017, Vol. 1 No. 1, 1-18

Bayi Usia sampai 6 Bulan di Puskesmas Skripsi.tidak diterbitkan. Universitas


Perawatan Hila Kecamatan Leihitu Negeri Gorontalo
Kabupaten Maluku Tengah. Skripsi.
Tidak diterbitkan. Fakultas Kesehatan
Masyarakat Universitas Hasanuddin
[21] Dian, L. 2009. Faktor Ibu yang
Berhubungan dengan Pemberian ASI
Eksklusif. Skripsi. Tidak diterbitkan.
Fakultas Kesehatan Masyarakat
Universitas Indonesia
[22] Firmansyah dan Mahmudah. 2012.
Pengaruh Karakteristik (Pendidikan,
Pekerjaan), Pengetahuan dan Sikap Ibu
Menyusui terhadap Pemberian ASI
Eksklusif di Kabupaten Tuban. Skripsi.
Tidak diterbitkan. Fakultas Kesehatan
Masyarakat Universitas Airlangga
[23] Suleman, N. 2013. Faktor-Faktor yang
Menghambat Praktik ASI Eksklusif pada
Bayi Usia sampai 6 Bulan di Puskesmas
Perawatan Hila Kecamatan Leihitu
Kabupaten Maluku Tengah. Skripsi.
Tidak diterbitkan. Fakultas Kesehatan
Masyarakat Universitas Hasanuddin
[24] Dian, L. 2009. Faktor Ibu yang
Berhubungan dengan Pemberian ASI
Eksklusif. Skripsi. Tidak diterbitkan.
Fakultas Kesehatan Masyarakat
Universitas Indonesia
[25] Firmansyah dan Mahmudah. 2012.
Pengaruh Karakteristik (Pendidikan,
Pekerjaan), Pengetahuan dan Sikap Ibu
Menyusui terhadap Pemberian ASI
Eksklusif di Kabupaten Tuban. Skripsi.
Tidak diterbitkan. Fakultas Kesehatan
Masyarakat Universitas Airlangga
[26] Hartini, S. 2014. Hubungan Tingkat
Pendidikan Ibu dengan Keberhailan ASI
Eksklusif pada Bayi Umur 6-12 Bulan di
Puskesmas Kasihan II Yogyakarta.
Skripsi. Tidak diterbitkan. Sekolah
Tinggi Ilmu Kesehatan „Aisyiyah
Yogyakarta
[27] Hastuti, B.W. 2015. Hubungan
Pengalaman Menyusui dan Tingkat
Pendidikan Ibu dengan pemberian ASI
Eksklusif di Kelurahan Barukan
Kecamatan Manisrenggo Kabupaten
Klaten. Skripsi. Tidak diterbitkan.
Fakultas Kedokteran Universitas Islam
Indonesia
[28] Hilala, A. 2013. Faktor-Faktor yag
Berhubungan dengan Pemberian ASI
Eksklusif di Wilayah Kerja Puskesmas
Tuladenggi Kecamatan Telaga Biru.

You might also like