Professional Documents
Culture Documents
ABSTRACT
Breastfeeding of infants is expected to achieve the achievement of the 3rd Sustainable De-
velopment Goals (SDGs) target of the 2nd targets, namely by 2030 ending infant and toddler
mortality up to 12 per 1,000 live births. The smoothness of breast milk production is
influenced by many factors such as frequency of breastfeeding, birth weight, gestational age
at birth, ma- ternal age and parity, stress and acute illness, IMD, presence of smokers,
alcohol consumption, breast care, use of contraceptives, and nutritional status. Quantitative
Research Methods that aims to obtain know the influence of nutritional fulfillment and
anxiety level of breastfeeding expenditure during childbirth in Rembang district. Object were
collected using questionnaire. Results: The fulfillment of nutrition in postpartum mother in
the village Source of sufficient category 53,3% and 46,7% is not fulfilled. Anxiety of mother
of medium anxious category is 56,7% and 43,3% mild anxiety. The smooth expenditure of
breast milk 53.3% and 46.7% of milk is not smooth. The result of spearman rho test between
the fulfillment of nutri to the expenditure of milk in get p value = 0,01 (<0,05) which mean Ha
accepted and Ho is rejected that there is influence of nutrition fulfillment with expenditure of
ASI in Sumber Village,Rembang district. While spearman rho test between the anxiety level to
the expenditure of breast milk obtained p value = 0,01 (<0,05) which means there is influence
of anxiety level with expenditure of ASI in Sumber Village, Rembang district.
ABSTRAK
Pemberian ASI pada bayi diharapkan mampu untuk mewujudkan pencapaian target Sus-
tainable Development Goals (SDGs) ke-3 target ke-2 yaitu pada tahun 2030 mengakhiri
kema- tian bayi dan balita hingga 12 per 1.000 kelahiran hidup. Kelancaran produksi ASI
dipengaruhi oleh banyak faktor seperti, frekuensi pemberian ASI, berat bayi saat lahir, usia
kehamilan saat bayi lahir, usia ibu dan paritas, stres dan penyakit akut, IMD, keberadaan
perokok, konsumsi alkohol, perawatan payudara, penggunaan alat kontrasepsi, dan status
gizi. Metode penelitian menggunakan kuantitatif yang bertujuan untuk mendapatkan
mengetahui pengaruh pemenu- han nutrisi dan tingkat kecemasan terhadap pengeluaran ASI
pada masa nifas di Kecamatan Sumber Kabupaten Rembang. Data diambil dengan
menggunakan kuesioner. Hasil Penelitian: Pemenuhan nutrisi pada ibu nifas di desa Sumber
kategori tercukupi 53,3% dan 46,7% tidak tercukupi. Kecemasan ibu kategori cemas sedang
56,7% dan 43,3% cemas ringan. Kelancaran
Pemberian ASI pada bayi diharapkan Menurut data WHO (2016), cakupan
mampu untuk mewujudkan pencapaian tar- ASI eksklusif di seluruh dunia hanya seki-
get Sustainable Development Goals (SDGs) tar 36% selama periode 2007-2014. Ber-
ke-3 target ke-2 yaitu pada tahun 2030 dasarkan hasil Riskesdas (2012), cakupan
mengakhiri kematian bayi dan balita yang pemberian ASI eksklusif di Indonesia sebe-
dapat dicegah, dengan seluruh negara beru- sar 54,3% dan Jawa Tengah 58,4%. Hal ini
saha menurunkan Angka Kematian masih dibawah target yaitu 80% cakupan
Neonatal setidaknya hingga 12 per 1.000 pemberian ASI Eksklusif.
Kelahiran Hidup. ASI mengandung nutrisi yang lengkap
Menurut World Health Organization yang dibutuhkan oleh bayi hingga 6 bulan
(WHO) dan United Nations Childrens Fund pertama kelahirannya. ASI pertama yang
(UNICEF) dalam Safitri (2016) diberikan kepada bayi, disebut kolostrum,
merekomen- dasikan agar ibu menyusui banyak mengandung zat kekebalan yang
bayinya saat satu jam pertama setelah berfungsi melindungi bayi dari berbagai
melahirkan dan melan- jutkan hingga usia 6 pen- yakit infeksi.
bulan pertama kehidu- pan bayi. Pengenalan Menyusui merupakan cara yang optimal
makanan pelengkap dengan nutrisi yang dalam memberikan nutrisi dan mengasuh
memadai dan aman diberikan saat bayi bayi, dengan penambahan makanan pen-
memasuki usia 6 bulan
damping setelah 6 bulan, kebutuhan nutrisi, 340.373 hanya 136,863 yang mendapatkan
imunologi, dan psikososial dan terpenuhi ASI ekslusif. Pada tahun 2010 cakupan
hingga tahun kedua dan tahun-tahun beri- pem- berian ASI ekslusif menurun hanya
kutnya. sekitar 37,18% dari total jumlah bayi yaitu
Nutrisi ibu menyusui adalah makanan 488,495 hanya 181.600 bayi yang
sehat selain obat yang mengadung protein, mendapatkan ASI ekslusif. Pada tahun 2011
lemak, mineral, air dan karbohidrat yang yaitu 45,18% dan pada tahun 2012
dibutuhkan oleh ibu menyusui dalam mengalami penurunan yaitu hanya 25,6%
jumlah tertentu selama menyusui. Masa cakupan pemberian ASI. Pada tahun 2013
postpartum merupakan masa pemulihan cakupan pemberian ASI sebesar 58,4%. Hal
karena merupa- kan faktor penunjang yang ini menunjukkan bahwa cakupan pemberian
utama produksi ASI sehingga apabila gizi ASI dari tahun ketahun belum mengalami
tidak terpenuhi akan menghambat produksi peningkatan yang signifikan dan masih
ASI dan dapat mempengaruhi komposisi dibawah target nasional yaitu 80%.
serta asupan nutri- si untuk bayi baru lahir. Berdasarkan hasil wawancara yang
Ibu menyusui memi- liki kebutuhan yang telah dilakukan terhadap 10 responden
banyak akan asupan gizi yang terkandung diketahui ada 7 responden (70%) yang
didalam setiap makanan yang mengatakan pengeluaran ASI nya tidak
dikonsumsinya dengan memperhatikan lancar, dari 7 re- sponden ada 4 responden
kebutuhan yang diperlukan oleh tubuhnya. (60%) yang penge- luaran ASI nya tidak
Kelancaran produksi ASI dipengaruhi lancar dikarenakan pemenuhan nutrisi ibu
oleh banyak faktor seperti, frekuensi yang tidak terpenuhi, ibu makan 3 kali
pembe- rian ASI, berat bayi saat lahir, usia sehari dengan porsi seten- gah piring, jenis
kehamilan saat bayi lahir, usia ibu dan makanan yang di konsumsi
paritas, stres dan penyakit akut, IMD, : nasi, tempe, ikan bandeng, tahu dan
keberadaan perokok, konsumsi alkohol, krupuk saja, ibu tidak mengkonsumi telur
perawatan payudara, penggunaan alat dan ikan laut, ibu juga jarang
kontrasepsi, dan status gizi. Ketersediaan mengkonsumsi sayur- sayuran, daging,
ASI yang lancar pada ibu me- nyusui akan maupun buah –buahan, ibu minum air putih
membantu kesuksesan pembe- rian ASI kira- kira 5 gelas per hari dan minum teh
eksklusif selama 6 bulan, sehingga hangat 1 gelas perhari, ibu melakukan
membantu bayi tumbuh dan berkembang pantang makan karena disuruh ibunya untuk
dengan baik sesuai rekomendasi dari WHO. tarak setelah melahirkan.
Gangguan psikologi pada ibu menyebabkan Sedangkan 3 responden (40%) yang
berkurangnya pengeluaran ASI. Karena pengeluaran ASI nya tidak lancar menga-
akan menghambat let down reflek. takan merasakan cemas saat ASI nya tidak
Perubahan psikologis pada ibu post partum keluar dengan lancar, ibu mengatakan ada
umumnya terjadi pada 3 hari post partum. perasaan khawatir bayinya kekurangan nu-
Dua hari post partum ibu cenderung bersifat trisi, ibu merasa gelisah setelah menyusui
negatif terhadap perawatan bayinya dan bayinya, ibu terkadang merasa sedih dan
sangat ter- gantung lain karena energi takut akan pikirannya sendiri tidak dapat
difokuskan untuk dirinya sendiri. memberikan cukup nutrisi atau ASI untuk
Berdasarkan data yang diperoleh dari bayinya.
profil kesehatan provinsi jawa tengah pen- Sedangkan 3 responden (30%) yang
capaian cakupan pemberian ASI ekslusif pengeluaran ASI nya lancar pemenuhan
tahun 2009 sebesar 40,4% dari total bayi nutrisi terpenuhi dan ibu juga tidak mera-
sakan cemas, khawatir, gelisah, atau takut.
responden mengatakan tidak pantang ma- neliti adalah Penelitian Analisis Kuantitatif.
kanan tertentu ibu mengatakan makan 3 kali Data diperoleh dengan menggunakan kue-
sehari dengan porsi banyak satu piring jenis sioner yang disusun oleh peneliti setelah
makanan yang dikonsumsi: nasi, tempe, dilakukan uji validitas dan reliabilitas. Tem-
tahu, kerupuk, telur, ikan laut, ikan pat dilakukannya penelitian di Desa Sumber
bandeng, setiap hari ibu mengkonsumsi Kecamatan Rembang pada bulan Mei – Juni
sayuran hijau seperti bayam, kangkung dan 2017. Variabel yang digunakan dalam pe-
daun ketela, kadang-kadang ibu juga nelitian ini adalah pemenuhan nutrisi, kece-
mengkonsumsi susu setiap pagi, minum air masan dan pengeluaran ASI pada ibu nifas.
putih 7-8 gelas perha- ri dengan tambahan Hasil penelitian disajikan dalam bentuk ana-
selingan buah-buahan: pepaya, mangga, dan lisis.
apel, kadang-kadang ibu juga membuat
kolak pisang. HASIL DAN PEMBAHASAN
Dari survey awal yang dilakukan penel- A. Karakteristik Responden
iti pemenuhan nutrsi ibu nifas masih belum
seimbang serta masih sebagian besar ibu ni- 1. Umur
fas yang masih melakukan tarak dan selama Karakteristik responden berdasarkan umur
masa nifas ibu masih mengalami permasala- dapat dilihat pada tabel 5.1 berikut:
han terhadap pengeluaran ASI nya sehingga
ibu sering mengalami perasaan cemas, kha- Tabel 3.1
watir, dan gelisah. Oleh karena itu, pada Karakteristik Responden Berdasarkan
penelitian ini peneliti mencoba mengang- Umur
kat judul Pengaruh Pemenuhan Nutrisi dan
Tingkat Kecemasan dengan Proses laktasi
pada Masa Nifas untuk memberikan kontri-
busi perbaikan dalam pemberian ASI
dengan memperhatikan faktor nutrisi dan
psikolo- gis ibu nifas sehingga secara tidak Berdasarkan tabel 3.1 diketahui bahwa
langsung akan memberikan solusi kepada responden paling banyak memiliki usia 20-
pemerintah daerah dan masyarakat di 35 tahun sebanyak 77% dibandinggkan den-
Kabupaten Rem- bang dalam menangani gan responden yang memiliki umur 36-45
malah pemberian ASI. tahun dan 15-19 tahun .
Berdasarkan latar belakang tersebut Dari tabel 3.1 dapat dilihat bahwa rata-
diatas, maka perumusan masalah penelitian rata umur responden dalam paling banyak
adalah ”Bagaimanakah pengaruh pemenu- 20 – 35 tahun. Menurut Elizabeth BH yang
han nutrisi dan tingkat kecemasan terhadap dikutip Nursalam (2011), usia adalah umur
pengeluaran ASI di Kecamatan Sumber Ka- individu yang terhitung mulai saat
bupaten Rembang”. Tujuan penelitian ini dilahirkan sampaikan berulang tahun 9.
adalah untuk mengetahui pengaruh pemenu- Semakin cukup umur, tingkat kematangan
han nutrisi dan tingkat kecemasan terhadap dan kekuatan se- seorang yang lebih dewasa
pengeluaran ASI pada masa nifas di Ke- dipercaya dari orang yang belum tinggi
camatan Sumber Kabupaten Rembang. kedewasaannya. Hal ini akan sebagai dari
pengalaman dan ke- matangan jiwa. Dengan
BAHAN DAN METODE responden berumur 20-35 tahun termasuk
Metode penelitian yang digunakan oleh pe- dalam usia reproduksi sehat maka
diharapkan sistem reproduksi re-
sponden dalam batas normal sehingga ta dalam pembangunan pada umumnya
fungsi organ maupun hormonal diharapkan mak- in tinggi pendidikan seseorang makin
mam- pu untuk memproduksi ASI dengan mudah menerima informasi.
baik. Dengan adanya kedewassaan tersebut
dapat mempengaruhi dalam mencari 3. Paritas
informasi menganai pengeluaran ASI. Karakteristik responden berdasarkan
Namun itu tidak bisa menjadi jaminan paritas dapat dilihat pada tabel 3.3 berikut:
karena tidak menutup kemungkinan bahwa
kedewasaan seseorang tidak berdasarkan Tabel 3.3
pada umur saja melainkan bisa dari faktor Karakteristik Responden Berdasarkan
lain seperti lingkungan, pen- galaman, dll. Paritas
2. Pendidikan
Karakteristik responden berdasarkan
pendidikan dapat dilihat pada tabel 5.2 beri-
kut:
Tabel 3.2
Karakteristik Responden Berdasarkan Berdasarkan tabel 3.3 diketahui bahwa
Pendidikan rata-rata responden memiliki paritas satu
dan dua. Menurut Friedman (2005) dalam
Anggraini (2013) dalam mengatakan bahwa
ada beberapa hal yang mempengaruhi
paritas yaitu, pengetahuan, latar belakang
budaya, keadaan ekonomi, pekerjaan dan
pendidi- kan. Komponen-komponen ini
Dari tabel 3.2 dapat dilihat bahwa dapat mem- pengaruhi keberhasilan dan
paling banyak responden berpendidikan kegagalan dalam memberikan ASI secara
SMP se- jumlah 63%. Pendidikan adalah eksklusif pada bayi
bimbingan yang diberikan seorang terhadap 11
. Namun untuk mencapai keberhasilan
perkem- bangan orang lain menuju kerah dalam memberikan ASI ibu harus berusaha
cita-cita tertentu yang menentukan manusia mencari informasi pemberian ASI bagi ibu
untuk berbuat dan mengisi kehidupan untuk yang primipara yaitu salah satu cara mela-
men- capai keselamatan dan kebahagiaan. lui pengalaman orang lain dalam pemberian
Pendid- ikan diperlukan untuk mendapat ASI eksklusif dan untuk ibu mulitipara den-
informasi, misalnya hal-hal yang gan jarak kelahiran yang dekat cenderung
menunjang kesehatan sehingga dapat mempengaruhi pikiran, perasaan dan sensasi
meningkatkan kualitas hidup. Jika dilihat yang akan mempengaruhi peningkatan dan
dari pendidikan responden yang rata-rata menghambat pengeluaran ASI.
berpendidikan SMP diharapkan re- sponden
dapat mencari informasi, mengeta- hui Roesli (2000), mengatakan bahwa se-
menganai pengeluaran ASI. Dalam hal ini makin banyak anak yang dilahirkan akan
para responden Menurut YB Mantra yang mempengaruhi produktivitas ASI, karena
dikutip Notoatmodjo (2003), pendidikan da- sangat berhubungan dengan status
pat mempengaruhi seorang termasuk juga kesehatan ibu dan kelelahan serta asupan
perilaku seseorang akan pola hidup gizi. Paritas diperkirakan ada kaitannya
terutama dalam memotivasi untuk sikap dengan pencar- ian informasi dalam
berperan ser- pemberian ASI. Hal ini dihubungkan
dengan pengaruh pengalaman
sendiri maupun orang lain, bahwa pengala- Tabel 3.4
man ibu berpengaruh dalam mengurus anak Distribusi Frekuensi Berdasarkan
serta berpengaruh pula terhadap pengeta- Pemen- uhan Nutrisi
huan tentang ASI7.
Dalam penelitian (Proveravati, 2010),
mengatakan bahwa pada ibu yang melahir-
kan lebih dari satu kali, produksi ASI jauh
lebih tinggi dibanding ibu yang melahirkan
pertama kali. Jumlah persalinan yang
pernah dialami ibu memberikan pengalaman Berdasarkan tabel 3.4 diketahui bahwa
dalam memberikan ASI kepada bayi3. responden yang nutrisinya terpenuhi ada 16
Semakin ba orang (53,3%) dan responden yang tidak
-nyak paritas ibu akan semakin berpengala- ter- penuhi nutrisi ada 14 orang (46,7%).
man dalam memberikan ASI dan mengeta- Pada tabel 3.4 menunjukkan bahwa
hui cara untuk meningkatkan produksi ASI 53,3% responden nutrisinya telah terpenuhi.
sehingga tidak ada masalah bagi ibu dalam Hal ini sesuai dengan pendapat Ambarwati
memberikan ASI. Pada ibu yang baru per- (2009), nutrisi adalah zat yang diperlukan
tama kali melahirkan anak, sering kali oleh tubuh untuk keperluan metabolismen-
mene- mukan masalah dalam memberikan ya. Kebutuhan gizi pada masa nifas
ASI pada bayinya. Masalah yang sering terutama bila menyusui akan meningkat
muncul adalah puting susu lecet akibat hingga 25% karena berguna untuk proses
kurangnya pengala- man yang dimiliki atau kesembuhan/ pemulihan setelah melahirkan
belum siap menyusui secara fisiologis. dan untuk produksi air susu yang cukup
Menurut asumsi peneliti bahwa, ibu yang untuk menye- hatkan bayi.
mempunyai anak satu orang di daerah
penelitian, lebih banyak meluang- kan Menurut Soetjiningsih (2005) makanan
waktunya untuk datang ke fasilitas kes- yang dimakan oleh seorang ibu yang sedang
ehatan dimana difasilitas kesehatan mereka dalam masa menyusui tidak secara langsung
mempunyai kesempatan untuk memperoleh mempengaruhi masa maupun jumlah air
informasi terkait dengan praktik pemberian susu yang dihasilkan. Dalam tubuh terdapat
ASI secara baik dan benar. Jumlah anak be- cadangan berbagai zat gizi yang dapat digu-
lum mampu menjamin terlaksananya pem- nakan bila sewaktu-waktu diperlukan. Akan
berian ASI secara eksklusif, karena selain tetapi jika makanan ibu terus menerus tidak
IMD, rawat gabung dan variabel lain yang mengandung cukup zat gizi yang diperlukan
mendukung, dukungan dari petugas keseha- tentu pada akhir kelenjar-kelenjar pembuat
tan memainkan peranan yang sangat penting air susu dalam buah dada ibu tidak akan da-
lewat penyuluhan kesehatan yang terjadwal pat bekerja dengan sempurna dan akhirnya
dengan baik, sehingga responden mampu akan berpengaruh terhadap produksi ASI.
mengetahui secara tepat tentang manfaat Hal ini sesuai dengan Pedoman Gizi
ASI. Seimbang (PGS), bahwa nutrisi dan gizi
B. Univariat memegang peranan penting dalam hal men-
unjang produksi ASI yang maksimal karena
1. Pemenuhan Nutrisi produksi dan pengeluaran ASI dipengaruhi
Hasil penelitian pada variabel pemenuhan oleh hormon prolaktin yang berkaitan den-
nutrisi dapat dilihat pada tabel 3.4. berikut: gan nutrisi ibu. Hormon prolaktin merupa-
kan hormon utama yang mengendalikan dan mon ini mengatur sel-sel dalam alveoli agar
menyebabkan keluarnya air susu ibu. Hor- memproduksi air susu. Pengeluaran hormon
prolaktin akan terhambat apabila ibu dalam menghambat let down reflek. Perubahan
keadaan gizi ibu yang buruk. Apabila gizi psikologi pada ibu post partum umumnya
ibu baik maka akan memacu sekresi pro- terjadi pada 3 hari post partum. Dua hari
laktin yang akan merangsang adenohipofise post partum ibu cenderung bersifat negative
(hipofise anterior) sehingga keluar terhadap perawatan bayinya dan sangat ter-
prolaktin. gantung lain karena energi difokuskan untuk
Agar produksi air susu ibu lancar, ibu dirinya sendiri.
dianjurkan makan sebanyak 6 kali per hari, Berdasarkan tabel 5.5 menunjukkan
minum 3 liter air per hari sesuai frekuensi bahwa ibu yang mengalami cemas sedang
menyusui bayinya karena setelah menyusui ada 56,7%. Cemas sedang ditandai ibu sela-
ibu akan merasa lapar. Selain itu ibu lu gelisah, merasa takut, perasaan was-was,
dianjur- kan minum setiap kali menyusui merasa tidak tenang dan selalu mempunyai
dan meng- konsumsi tambahan 500 kalori firasat buruk apabila ASI tidak keluar dengan
tiap hari. Ibu menyusui dengan gizi yang lancar akan menyebabkan bayi kekurangan
baik, mampu menyusui bayi minimal 6 nutrisi dan akan menyebabkan bayi menjadi
bulan. Sebalikn- ya pada ibu yang gizinya sakit dan juga menyebabkan bayi menjadi
kurang baik tidak mampu menyusui bayinya rewel. Hal demikian kecemasan ibu dipen-
dalam jangka waktu selama itu, bahkan ada garuhi oleh hal-hal pendewasaan dan pen-
yang air susu- nya tidak keluar3 gelolaan stres. Semakin seorang ibu mampu
(Proverawati, 2009). menerima stresnya dan dapat mengelolanya
2. Kecemasan dengan baik maka tingkat kecemasannya se-
makin menurun.
Pada variabel kecemasan dapat dilihat pada
tabel 3.5 berikut: Menurut Soetjiningsih (2005) bahwa
Gangguan psikologi pada ibu menyebabkan
Tabel 3.5.
berkurangnya pengeluaran ASI karena akan
Distribusi Frekuensi Berdasarkan Kece-
menghambat let down reflek. Perubahan
masan
psikologis pada ibu post partum umumnya
terjadi pada 3 hari post partum. Dua hari
post partum ibu cenderung bersifat negatif
terhadap perawatan bayinya dan sangat ter-
gantung lain karena energi difokuskan untuk
dirinya sendiri.
Banyaknya responden yang mengalami
Berdasarkan tabel 3.5 diketahui bahwa kecemasan sedang ditandai dengan ibu sela-
responden yang mengalami cemas sedang lu gelisah, merasa takut, perasaan was-was,
ada 17 orang (56,7%) dan responden yang merasa tidak tenang dan selalu mempun-
mengalami cemas ringan ada 13 orang yai firasat buruk apa bila ASI nya tidak ke-
(43,3%). luar dengan lancar akan menyebabkan bayi
kekurangan nutrisi dan akan menyebabkan
Menurut Soetjiningsih (2009), gang-
bayi menjadi sakit dan juga rewel.
guan psikologi pada ibu menyebabkan
berkurangnya pengeluaran ASI karena akan Kecemasan adalah gangguan alam per-
asaan yang ditandai dengan perasaan ke-
takutan atau kekhawatiran yang mendalam
dan tidak jelas sebabnya. Gejala yang dike-
luhkan didominasi oleh faktor psikis, tetapi mengalami gangguan cemas manakala yang
dapat pula oleh faktor fisik. Seseorang akan bersangkutan tidak mampu mengatasi stresor
psikososial. Sedangkan tingkat kecemasan disebabkan karena ASI mengandung asam
berat pada ibu post partum dapat dekosa beksanoid (DHA). Bayi yang diberi
disebabkan oleh faktor-faktor yang telah ASI secara bermakna akan mempunyai IQ
disebutkan dia- tas ditambah paritas, dan yang lebih tinggi dibandingkan dengan bayi
metode persalinan ibu. Paritas berhubungan yang hanya diberi susu formula14.
dengan pengala- man ibu dalam kehamilan
dan merawat bayi. Pernyataan tersebut Adapun tanda bayi cukup ASI bayi
didukung oleh beberapa hasil penelitian berkemih 6 kali dalam 24 jam dan warnanya
yang menyebutkan bahwa sebagian ibu post jernih sampai kuning muda, bayi buang air
partum primipara dengan sedikit besar berwarna kekuningan dengan bentuk
pengalaman secara nyata dapat men- “berbiji”, bayi tampak puas, sewaktu-wak-
ingkatkan stres atau kecemasan13. Hal ini tu merasa lapar, bangun dan tidur cukup,
disebabkan karena pada ibu primipara bayi setidaknya menyusu 2-3 jam sekali. Pa
belum memiliki pengalaman dalam yudara ibu terasa lunak dan kosong setiap
persalinan dan merawat bayi. kali selesai menyusui, ibu dapat merasakan
geli karena aliran ASI, setiap kali bayi
3. Pengeluaran ASI mulai menyusu. ibu dapat mendengar suara
Hasil penelitian pada variabel mene- lan yang pelan ketika bayi menelan
pengeluaran ASI dapat dilihat pada ASI, bayi bertambah berat badannya.
tabel
5.6 berikut: C. Bivariat