You are on page 1of 10

See discussions, stats, and author profiles for this publication at: https://www.researchgate.

net/publication/329670746

STRENGTHENING STRATEGIES OF POSBINDU PROGRAM FOR


NONCOMMUNICABLE DISEASES IN BOGOR CITY

Article · November 2018


DOI: 10.26553/jikm.2018.9.3

CITATIONS READS

0 575

2 authors, including:

Risky Kusuma Hartono


Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Indonesia Maju
15 PUBLICATIONS   5 CITATIONS   

SEE PROFILE

Some of the authors of this publication are also working on these related projects:

Create new project "Policy Implementation of Health Insurance for Migrant Workers" View project

All content following this page was uploaded by Risky Kusuma Hartono on 15 December 2018.

The user has requested enhancement of the downloaded file.


p-ISSN 2086-6380 Jurnal Ilmu Kesehatan Masyarakat, November 2018, 9(3):198-206
e-ISSN 2548-7949 DOI: https://doi.org/10.26553/jikm.2018.9.3. 198-206
Available online at http://www.jikm.unsri.ac.id/index.php/jikm

STRATEGI PENGUATAN PROGRAM POSBINDU PENYAKIT TIDAK MENULAR DI


KOTA BOGOR

Wahyu Pudji Nugraheni,1 Risky Kusuma Hartono2


1
Pusat Humaniora dan Manajemen Kesehatan, Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan
2
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Indonesia Maju (STIKIM)

STRENGTHENING STRATEGIES OF POSBINDU PROGRAM FOR


NONCOMMUNICABLE DISEASES IN BOGOR CITY

ABSTRACT
Background: The capacity of health human resources and the ability of the financial limitation become a
threat for the sustainability of Posbindu program. The research aimed to analyze the strategy for
strengthening Posbindu program for non-communicable diseases (NCD) control in Bogor.
Methods: This research used qualitative method based on case study approach. The main informants in this
research from Dinkes, Puskesmas, cadres, and community.
Results: Posbindu PTM in Bogor had been visited by people from young to old age, but the number of cadres
and equipment in each of Posbindu was different, the lack of training of cadres and the funding was still not
optimal.
Conclusion: The strategy for strengthening the implementation of Posbindu program can be conducted by
doing intensive NCD training for cadres from the medical staff, improved the health activities to increase the
intensity of the presence of the community to the Posbindu program, and increasing the cross-sector
cooperation.
Keywords: Posbindu, human resources capacity, cadre, financing, NCD

ABSTRAK
Latar Belakang: Kapasitas SDM kesehatan dan kemampuan pendanaan yang terbatas menjadi
ancaman keberlanjutan program Posbindu Penyakit Tidak Menular (PTM). Penelitian ini bertujuan
untuk menganalisis strategi penguatan program Posbindu PTM di Kota Bogor.
Metode: Desain penelitian merupakan kualitatif dengan pendekatan studi kasus. Informan utama
penelitian berasal dari Dinas Kesehatan, Puskesmas, kader, dan masyarakat.
Hasil Penelitian: Posbindu PTM kota Bogor telah dikunjungi oleh masyarakat dari kalangan usia muda
hingga tua, namun jumlah kader dan peralatan setiap Posbindu berbeda, kader kurang mendapatkan
pelatihan dan pendanaan yang belum maksimal.
Kesimpulan: Strategi berupa pelatihan yang lebih intensif terhadap kader mengenai PTM dari tenaga
kesehatan, penambahan kegiatan kesehatan untuk meningkatkan intensitas kehadiran warga dan kerja
sama lintas sektor menjadi alternatif yang dapat diterapkan untuk penguatan program Posbindu PTM.
Kata kunci: Posbindu, kapasitas sumber daya manusia, kader, pendanaan, penyakit tidak menular

1
Alamat Koresponding: Wahyu Pudji Nugraheni, Pusat Humaniora dan Manajemen Kesehatan, Badan Penelitian dan Pengembangan
Kesehatan, Kemenkes RI, Jl. Percetakan Negara No. 29 Jakarta 10560, Indonesia, Email: nugraheni_wp@yahoo.com

198 November 2018


Nugraheni et al./ Jurnal Ilmu Kesehatan Masyarakat, November 2018, 9(3):198-206

secara komprehensif perlu dilakukan dengan


PENDAHULUAN upaya bersama antara pemerintah, tenaga
Indonesia mengalami beban ganda kesehatan dan masyarakat dengan
masalah penyakit menular yang belum tuntas menyediakan berbagai macam metode edukasi
disertai perkembangan beban Penyakit Tidak kesehatan dan deteksi dini dengan
Menular (PTM). Prevalensi PTM di Indonesia memanfaatkan penggunaan alat-alat
yaitu hipertensi usia ˃18 tahun (25,8%), canggih.11
rematik (24,7%), PPOK umur ≥ 30 tahun Pemerintah Indonesia telah
(3,8%), diabetes melitus (2,1%), PJK umur ≥ mencanangkan program Pos Binaan Terpadu
15 tahun (1,5%), batu ginjal (0,6%), (Posbindu) PTM sebagai wujud nyata bentuk
hipertiroid umur ≥ 15 tahun berdasarkan pengendalian PTM melalui kegiatan
diagnosis (0,4%), gagal jantung (0,3%), gagal pemberdayaan masyarakat.12 Kegiatan
ginjal kronik (0,2%), stroke (12,1‰), dan Posbindu PTM terbukti mampu meningkatkan
kanker (1,4‰).1 Sebagian besar jenis PTM pengetahuan, sikap mawas diri, dan status
menjadi beban jangka panjang bagi penderita kesehatan masyarakat terhadap faktor risiko
dan cenderung tidak dapat disembuhkan PTM sehingga peningkatan kasus PTM dapat
kembali.2 dicegah.13 Selain itu, PTM yang berbiaya
PTM terjadi akibat berbagai faktor mahal dan bersifat katastropik dapat
risiko, seperti kebiasaan merokok, kebiasaan ditanggulangi sedini mungkin melalui
minum alkohol, jarang makan buah dan sayur, serangkaian upaya pencegahan selain dengan
jarang melakukan aktivitas fisik, konsumsi peran implementasi program jaminan
gula dan garam berlebih.3,4 Faktor risiko kesehatan nasional.14
tersebut akan menyebabkan terjadinya Pelaksanaan Posbindu PTM
perubahan fisiologis di dalam tubuh manusia, berdasarkan pada Peraturan Menteri
sehingga menjadi faktor risiko antara lain Kesehatan Nomor 71 Tahun 2015 tentang
tekanan darah meningkat, gula darah Penanggulangan Penyakit Tidak Menular
meningkat, kolesterol darah meningkat, dan Pasal 20 ayat 3 menyebutkan bahwa
obesitas.5,6 Hal utama yang perlu dilakukan setidaknya terdapat kegiatan deteksi dini dan
dalam rangka penguatan program monitoring tindak lanjut dini faktor risiko
pengendalian PTM dilakukan dengan PTM secara mandiri.12 Sedangkan Juknis
peningkatan kapasitas SDM dan kecukupan kegiatan Posbindu PTM mensyaratkan 11
pendanaan program yang efektif.7 jenis kegiatan mampu dilaksanakan oleh
Pengendalian kematian akibat PTM dan Posbindu.15 Kota Bogor sebagai kota yang
pencegahan tembakau disepakati secara global telah dilakukan studi kohort PTM menjadi
setelah memasuki era kesepakatan Sustainable wilayah yang tepat untuk diketahui program
Development Goals (SDGs).8 Perhatian dunia Posbindu PTM dan upaya penguatanya.
terhadap PTM ini sebaiknya segera direspon Posbindu kota Bogor yang diharapkan
dengan upaya program pengendaliannya di menjadi contoh bagi kota atau kabupaten lain
setiap negara termasuk di Indonesia. Salah dalam implementasi pencegahan PTM apabila
satu strategi pengendalian PTM yang efisien tidak mampu meningkatkan kemandirian
dan efektif adalah pemberdayaan dan hidup sehat masyarakat, sepi pengunjung,
peningkatan peran serta masyarakat.9 Strategi tidak didukung oleh SDM dan pendanaan
ini sama halnya dengan upaya strategi yang cukup akan berujung pada kegagalan
pencegahan gangguan mental dengan program pemerintah pada implementasi
mengutamakan pendekatan preventif dan program Posbindu. Hal tersebut dapat terjadi
promotif terhadap individu, keluarga dan karena kapasitas SDM dan kemampuan
masyarakat.10 Skema pencegahan utama PTM pendanaan yang terbatas pada program

November 2018 199


Nugraheni et al./ Jurnal Ilmu Kesehatan Masyarakat, November 2018, 9(3):198-206

Posbindu. Oleh karena itu, penelitian ini Posbindu PTM digambarkan dalam bentuk
bertujuan untuk menganalisis strategi narasi berbagai masukan dari informan dan
penguatan Posbindu PTM dari aspek SDM, dukungan teori yang terkait.
pendanaan dan keterlibatan masyarakat di Analisis data penelitian dilakukan
Kota Bogor. dengan menggunakan bantuan aplikasi atlas.ti
versi 7 yang merupakan salah satu aplikasi
METODE pengolah data kualitatif berbentuk kata-kata.16
Penelitian ini merupakan jenis Analisis yang dilakukan mencakup pembuatan
penelitian kualitatif secara pendekatan studi matriks hasil wawancara mendalam dengan
kasus dengan metode deskriptif analitik. informan dan menangkap kutipan yang
Pendekatan studi kasus dipilih untuk menguatkan hasil penelitian. Triangulasi yang
mengetahui keadaan implementasi program diterapkan dengan menggunakan triangulasi
Posbindu PTM yang rentan sepi pengunjung metode, sumber, dan data. Selain itu, analisis
dan tidak mampu memandirikan masyarakat data dilakukan dengan membuat word cloud
untuk hidup sehat. Penelitian ini diadakan di untuk memetakan pihak-pihak yang cukup
Kota Bogor dengan melibatkan instansi Dinas penting dalam keberlanjutan program
Kesehatan, Puskesmas, Posbindu, dan Posbindu PTM.
masyarakat di Kota Bogor. Sedangkan periode Berbagai temuan dari hasil wawancara
turun lapangan penelitian dilaksanakan pada mendalam, observasi, dan data sekunder
Agustus sampai dengan Oktober 2017. dilakukan pengolahan sesuai dengan variabel
Teknik yang digunakan dalam utama penelitian. Hasil penelitian menyajikan
penelitian yaitu wawancara mendalam dan petikan hasil wawancara mendalam dengan
observasi. Informan yang dipilih untuk informan penelitian, tabel, dan narasi solusi
wawancara ditetapkan secara langsung strategi untuk penguatan program Posbindu
menggunakan prinsip kesesuaian dan PTM di Bogor. Selain itu, hasil penelitian
kecukupan yaitu Kepala seksi PTM Dinas juga dipertajam dengan diskusi sesuai dengan
Kesehatan Kota Bogor, Kepala bagian hasil penelitian sejenis terdahulu.
Perencanaan Dinas Kesehatan Kota Bogor,
Kepala Puskesmas, Kader Posbindu HASIL PENELITIAN
Ciwaringin dan Kebon Kelapa kota Bogor, Penguatan Kapasitas SDM Posbindu PTM
masyarakat yang memanfaatkan Posbindu Menurut informasi kader Posbindu
yang berusia 15 tahun ke atas dan Pembina PTM di Kota Bogor, tugas kader dalam
Posbindu dari pihak kelurahan. Sedangkan pelaksanaan program pengendalian PTM yang
observasi penelitian dilakukan dengan dilakukan di Posbindu sudah sesuai dengan
membuat catatan selama di lapangan dan foto Petunjuk Teknis (Juknis) Posbindu PTM.
kegiatan Posbindu PTM. Data sekunder Sesuai penjelasan informan, tugas kader yaitu
penelitian didapatkan dari hasil kegiatan mengingatkan jadwal dan mengajak
Posbindu PTM di Kota Bogor dan masyarakat memeriksakan diri ke Posbindu,
serangkaian peraturan perundangan yang menyiapkan perlengkapan Posbindu termasuk
dibahas sesuai dengan variabel penelitian. form pendaftaran, peralatan, media
Variabel penelitian yang digali secara penyuluhan dan perlengkapan pendukung
tematik meliputi kapasitas SDM Kesehatan seperti meja dan alat-alat tulis. Tugas kader
terutama kapasitas kader dalam pelaksanaan PTM di Kota Bogor telah berjalan sesuai
Posbindu PTM, pendanaan Posbindu PTM, dengan tugas pokok yang terdapat dalam
partisipasi masyarakat mengunjungi Posbindu kebijakan juknis.
PTM dan potret observasi pelaksanaan Sesuai hasil observasi penelitian, tugas
Posbindu PTM. Sedangkan strategi penguatan kader ketika ada masyarakat yang hadir ke

200 November 2018


Nugraheni et al./ Jurnal Ilmu Kesehatan Masyarakat, November 2018, 9(3):198-206

Posbindu yaitu membantu proses menimbang Ada pelatihan tetapi sudah lebih dari 5 tahun
yang lalu, saat belum ada Posbindu PTM
berat badan, mengukur tensi, mengukur (Kader)
lingkar perut dan melakukan pencatatan.
Selain itu kader mempersiapkan makanan Pernah mendapatkan pelatihan tentang PTM
tambahan kepada masyarakat apabila yaitu cara melakukan penimbangan dan
lingkar perut, serta menghitung IMT,
diperlukan. Bahkan kader juga menyempatkan Pelatihan senam lansia yang pemateri berasal
diri untuk mengunjungi rumah masyarakat dari Dinkes dan dokter (Pembina Kader)
sekitar yang tidak sempat hadir datang periksa
ke Posbindu PTM. Jarang diadakan pelatihan untuk pembina
kader. Sehingga tugas pokok fungsi Pembina
Kader Posbindu PTM masih kader ya menjadi kurang tahu (Kader)
menghadapi kendala internal seperti tugas
kader yang masih merangkap dalam 1 Terdapat pelatihan dan workshop yang
Posbindu, laporan kader kepada Puskesmas diselenggarakan oleh Propinsi atau
sering mengalami keterlambatan, dan ternyata Kemenkes. Dengan frekuensi kurang lebih 1
kali per 3 bulan. Staf Dinkes seksi PTM akan
ada sebagian wilayah yang kegiatan Posbindu dikirim untuk pelatihan yang bersifat umum
nya tidak berjalan dengan rutin. Hambatan atau tingkat kota. Dokter, perawat atau bidan
sebagai pemegang program PTM di
tersebut berpotensi sebagai tanda-tanda puskesmas akan dikirim untuk pelatihan
penurunan kepuasan dan motivasi kerja kader. spesifik layanan (Seksi PTM Dinas Kesehatan)
Berikut pernyataan informan kader.
Kader masih merangkap, kendalanya secara Pendanaan Posbindu PTM
administratif, laporan sering terlambat, dan
ada beberapa wilayah yang pelaksanaan Berdasarkan penjelasan informan
Posbindu tidak rutin (Kader)
penelitian, pembiayaan program Posbindu
PTM di Kota Bogor didapatkan dari berbagai
Informan kader dan pembina kader macam sumber. Dana berasal dari pendanaan
merasa bahwa pelatihan yang pernah kegiatan yang bersifat preventif dan promotif
dilakukan sangat jarang. Berbeda dengan yang dialokasikan untuk berbagai program
petugas kesehatan dari fasilitas kesehatan pengendalian PTM termasuk Posbindu PTM
yang lebih sering mendapatkan frekuensi dari pemerintah pusat dan pemerintah daerah.
pelatihan terkait PTM yang difasilitasi oleh Tabel 1 menjelaskan asal pembiayaan
dinas kesehatan. Berikut penjelasan informan program pengendalian PTM.
terkait kendala tersebut.

Tabel 1.
Asal Pembiayaan Program Pengendalian PTM, 2017

Asal Biaya Program PTM Keterangan


Anggaran Pendapatan Belanja Nasional Termasuk anggaran kesehatan yang disalurkan ke kementerian
(APBN) kesehatan, kementerian lain terkait kesehatan, dana desa, maupun
bantuan operasional kesehatan (BOK)
Anggaran Pendapatan Belanja Daerah (APBD) Dana dari APBD untuk kegiatan PTM yang bersifat rutin dan tidak
rutin
Bantuan Operasional Kesehatan (BOK) Dana kesehatan yang khusus digunakan untuk kegiatan upaya
preventif dan promotif

Sementara itu, hasil penelitian Pengeluaran tersebut setara dengan


menemukan bahwa total pembiayaan sekali Rp9.380,00 per orang. Pengeluaran tersebut
kegiatan di salah satu Posbindu PTM di Kota masih tergolong minim jika dibandingkan
Bogor didapatkan nilai sebesar Rp469.000,00. dengan berbagai sumber pembiayaan program

November 2018 201


Nugraheni et al./ Jurnal Ilmu Kesehatan Masyarakat, November 2018, 9(3):198-206

pengendalian PTM yang mampu Salah satu Posbindu yang dapat


menghasilkan dana lebih besar. dijadikan best practice di Kota Bogor yaitu
Respon masyarakat kota Bogor Posbindu Kebon Kelapa. Sesuai dengan hasil
terhadap program PTM khususnya kegiatan observasi yang dilakukan pada Posbindu
Posbindu secara umum memberikan respon tersebut pada 21 Oktober 2017, peserta yang
yang positif dan disambut baik oleh warga. hadir dari berbagai kelompok usia muda
Sebagian kecil masih terdapat tantangan hingga tua. Namun, hasil observasi penelitian
diantaranya kejenuhan warga terhadap secara keseluruhan lokasi Posbidu ditemukan
program Posbindu PTM dan tuntutan program bahwa masih belum terdapat kesamaan
agar lebih dibuat komprehensif. Berikut jumlah kader, kelengkapan alat, metode
respon masyarakat terhadap program PTM: Posbindu dan belum ada kesamaan pihak-
Kurangnya kesadaran warga pihak yang melakukan monitoring dan
Warga berharap pengobatan di Posbindu dan
meminta obat. evaluasi Posbindu PTM dalam satu lingkup
Warga takut stres karena mengetahui penyakit. kota Bogor. Oleh karena itu, perlu adanya
Masyarakat jenuh dan sekitar 20% masyarakat
tidak hadir. standar minimal mengenai kelengkapan alat
Remaja sedikit yang mengikuti Posbindu karena dan metode dalam sebuah Posbindu PTM.
sekolah atau menganggap usia masih muda.
(Masyarakat)
Strategi Penguatan Posbindu PTM
Partisipasi Masyarakat Berkunjung ke Keseluruhan hasil analisis penelitian
kemudian dibuat pemetaan dalam bentuk
Posbindu PTM
word cloud. Kata-kata seperti kader,
Indonesia sebagai negara berkembang masyarakat, pelatihan, sosialisasi, rutin dan
perlu banyak belajar mengenai upaya anggaran menjadi kata yang sering diucapkan
menghindari penolakan masyarakat terhadap oleh seluruh informan penelitian ini. Kader
kegiatan program PTM. Sesuai dengan menjadi kata-kata yang paling sering
penjelasan informan kader, upaya peningkatan diucapkan. Kader Posbindu PTM yang
partisipasi masyarakat untuk hadir ke didukung oleh petugas Puskesmas dan Dinas
Posbindu Kota Bogor dilakukan dengan Kesehatan memang perlu mengembangkan
sosialisasi segala bentuk program PTM program yang bersifat preventif dan preventif
kepada masyarakat. Menurut umpan balik dari seperti deteksi atau pemeriksaan penyakit
informan cara-cara yang dapat dilakukan untuk mampu menarik minat masyarakat agar
dalam sosialisasi antara lain penyebaran tetap konsisten hadir dalam program Posbindu
informasi via website, media sosial, spanduk PTM.
atau leaflat atau kontak langsung ke Titik analisis lain pada pelaksanaan
masyarakat via nomor telepon dan email Posbindu PTM yang masih perlu
pribadi. Upaya lain yang dapat dilakukan mendapatkan perhatian yaitu 1) masih kurang
yaitu dengan membuat kegiatan-kegiatan yang lengkapnya prasarana yang mendukung
mampu menarik perhatian masyarakat dari kelengkapan Posbindu seperti tidak ada alat
berbagai kelompok usia. Kegiatan tersebut cek gula darah, alat cek kolesterol, dan alat
misalnya pengobatan gratis, kegiatan sepeda cek IVA. 2) masih belum maksimalnya
santai, pemberian hadiah doorprize kepada monitoring dan evaluasi yang semestinya
peserta aktif, dan lain sebagainya. dilakukan oleh instansi Dinas Kesehatan Kota
Bogor dan aparat desa setempat (baik itu RW,
Peserta Usia Muda dan Tua di Posbindu kelurahan, atau kecamatan). 3) masih
Kebon Kelapa Kota Bogor, 2017 kurangnya upaya kerja sama lintas sektor

202 November 2018


Nugraheni et al./ Jurnal Ilmu Kesehatan Masyarakat, November 2018, 9(3):198-206

yang lebih luas agar program Posbindu dapat mempersiapkan tunjangan kerja yang
berjalan lebih komprehensif. memadai.20
Selain penguatan kapasitas SDM,
PEMBAHASAN pendanaan merupakan salah satu aspek
Permenkes Nomor 65 Tahun 2013 penting untuk mempertahankan
Tentang Pedoman Pelaksanaan dan keberlangsungan suatu program kesehatan.
Pembinaan Pemberdayaan Masyarakat Bidang Sedangkan pendanaan Program Posbindu
Kesehatan Bab III menyebutkan bahwa PTM di Kota Bogor pada penelitian ini masih
peningkatan keberdayaan masyarakat berarti tergolong minim jika dibandingkan dengan
peningkatan kemampuan dan kemandirian berbagai sumber pembiayaan program
masyarakat agar dapat mengembangkan diri pengendalian PTM yang mampu
untuk mencapai derajat kesehatan yang lebih menghasilkan dana lebih besar. Berdasarkan
baik.17 Kader sebagai sukarelawan dan hasil penelitian di Amerika, upaya penurunan
perantara upaya peningkatan kesehatan konsumsi garam berlebih saja memerlukan
masyarakat tersebut perlu mendapat dukungan pendanaan mencapai 1 Milyar pada lebih dari
dari Kementerian Kesehatan.18 Begitu juga 1 dekade lalu.21 Apalagi untuk pencegahan
dengan dukungan peran kader dalam PTM melalui program preventif dan promotif
keberlangsungan program Posbindu PTM pada Posbindu PTM. Hasil penelitian Mays
yang perlu mendapatkan perhatian dari juga mengungkapkan bahwa pendanaan
Kementerian Kesehatan. Berdasarkan hasil program kesehatan masyarakat yang cukup
penelitian ini menunjukkan bahwa tugas kader mampu menurunkan kematian akibat PTM
Posbindu PTM di Kota Bogor dalam sebesar 6,9% pertahun.22
pelaksanaan program pengendalian PTM yang Pendanaan program yang minim kurang
dilakukan di Posbindu sudah sesuai dengan mendukung semangat kebijakan Permenkes
Juknis Posbindu PTM.15 Nomor 39 Tahun 2016 Tentang Pedoman
Menurut Eilish et al pemberian bayaran Penyelenggaraan Program Indonesia Sehat
bukan satu-satunya elemen dalam kepuasan dengan Pendekatan Keluarga yang
kerja kader, melainkan pemberian motivasi menyebutkan bahwa dalam hal
dari manajer kesehatan lebih memiliki peran pengembangan sumber daya prioritas dana
penting.19 Hasil penelitian ini menunjukkan kesehatan diperuntukan bagi kelengkapan
bahwa motivasi kader untuk menghidupkan sarana Puskesmas, penyelenggaraan pelatihan
kegiatan Posbindu sudah bagus terlihat dari tenaga kesehatan, dan biaya operasional.23
adanya kunjungan kader ke rumah warga yang Kekhawatiran yang diungkapkan oleh Frieden
tidak hadir ke Posbindu. Tenaga kesehatan yaitu semakin banyak program kesehatan
Puskesmas sebaiknya terus meningkatkan masyarakat yang tidak mencapai hasil yang
motivasi para kader terutama kepada mereka diinginkan karena pendanaan yang terbatas
yang mengalami keterlambatan pelaporan ke dan tidak stabil, kurangnya sarana untuk
Puskesmas. Apalagi sesuai dengan hasil meningkatkan kinerja dan komitmen politik
penelitian ini, pelatihan kepada kader yang tidak memadai.24 Oleh karena itu,
Posbindu juga jarang diberikan. Pelajaran dukungan dana untuk operasional program
penting kunci keberhasilan pelaksanaan menjadi salah satu aspek yang diperlukan
program kesehatan yang dibantu oleh peran dalam pelaksanaan Posbindu PTM.
kader menurut Sudhi et al yaitu membangun Secara sistematic review Asha et al
jaringan dan dukungan dari rekan-rekan mengungkapkan bahwa partisipasi masyarakat
kader, memastikan pemberian pelatihan yang pada program-program kesehatan yang
memadai, mengembangkan hubungan dengan bersifat preventif mencapai 78% pada negara-
para tenaga kesehatan profesional, dan negara maju.25 Pada negara berkembang,

November 2018 203


Nugraheni et al./ Jurnal Ilmu Kesehatan Masyarakat, November 2018, 9(3):198-206

pembelajaran yang didapatkan dari penelitian LSM, lembga penelitian, dan lembaga
di negara Iran ditemukan bahwa sikap rentan pendidikan. Dengan eksistensi dan inovasi
penolakan dari masyarakat untuk dilakukan program PTM melalui Posbindu PTM akan
edukasi kesehatan masih menjadi tantangan.26 terus berlanjut.
Sedangkan respon masyarakat kota Bogor
terhadap kegiatan Posbindu pada hasil KESIMPULAN DAN SARAN
penelitian ini memberikan respon yang positif Penelitian ini menyimpulkan bahwa
dan disambut baik oleh warga. Dengan kata Posbindu PTM kota Bogor telah dikunjungi
lain tidak ada kekhawatiran penolakan dari oleh masyarakat dari usia muda hingga tua,
masyarakat. Masyarakat juga telah Selain itu, respon masyarakat belum
mendukung upaya pencegahan PTM melalui menyambut baik dengan sebagian besar masih
program Posbindu. tidak hadir dalam kegiatan Posbindu PTM.
Hasil analisis secara world cloud Kapasitas SDM terutama kader dan
menunjukkan bahwa masih kurangnya upaya pendanaan program Posbindu PTM belum
kerja sama lintas sektor yang lebih luas agar ditingkatkan secara optimal. Petugas
program Posbindu dapat berjalan lebih kesehatan sebaiknya lebih intensif
komprehensif. Upaya yang dapat memberikan pelatihan kepada kader dan
dikembangkan yaitu dengan melaksanakan bersama dengan kader mengajak masyarakat
public-private partnership untuk melakukan untuk mau hadir dan berpartisipasi dalam
back up ditengah kemampuan sektor publik program Posbindu PTM. Alternatif strategi
yang kurang adekuat, kurang efektif, dan yang dapat dilakukan yaitu penambahan
kurang sumber daya manajemen.27 Upaya kegiatan seperti pengobatan gratis, kegiatan
menjaga eksistensi program PTM di Kota sepeda santai, dan doorprize bagi peserta
Bogor perlu dilakukan dengan menjaga dan untuk menarik minat warga agar mau
mengembangkan perhatian dari stakeholder berpartisipasi hadir dalam Posbindu PTM.
lintas sektor baik itu dari lembaga pemerintah Pemerintah daerah sebaiknya mengupayakan
Bapeda, dinas sosial, dinas lingkungan hidup, kerjasama lintas sektor agar kegiatan
dan lain sebagainya. Selain itu, tidak menutup Posbindu PTM semakin komprehensif.
kemungkinan Lembaga pemerintah
berkolaborasi dengan lembaga swasta seperti
2016;11(7):1–16.
DAFTAR PUSTAKA 5. Stringhini S, Forrester TE, Plange-Rhule
J, Lambert E V., Viswanathan B, Riesen
1. Riskesdas. Riset Kesehatan Dasar 2013. W, et al. The social patterning of risk
Jakarta: Kementrian Kesehatan: factors for noncommunicable diseases in
Kementerian Kesehatan RI; 2013. five countries: Evidence from the
2. Kroll M. Challenges to the Surveillance modeling the epidemiologic transition
of Non-Communicable Diseases – a study (METS). BMC Public Health.
Review of Selected Approaches. J BMC 2016;16(1):1–10.
Public Heal. 2015;vol 15(1):1243. 6. Jr VD, Malcolm S, Crompton L,
3. Echouffo-Tcheugui JB, Kengne AP. Vaddiparti K, Mramba LK, Striley C, et
Chronic non-communicable diseases in al. Community-based diagnosis of non-
Cameroon - burden, determinants and communicable diseases and their risk
current policies. Global Health. factors in rural and urban Haiti : a cross-
2011;7(1):44. sectional prevalence study. BMJ Open.
4. Thakur JS, Jeet G, Pal A, Singh S, Singh 2018;1–8.
A, Deepti SS, et al. Profile of risk factors 7. Nuthulaganti T, Umubyeyi B, Sc MN,
for non-communicable diseases in Nyemazi JP, Uwayezu A, Sc MN, et al.
Punjab, Northern India: Results of a Special Report The Human Resources for
state-wide STEPS survey. PLoS One.

204 November 2018


Nugraheni et al./ Jurnal Ilmu Kesehatan Masyarakat, November 2018, 9(3):198-206

Health Program in Rwanda — A New 18. Besada D, Goga A, Daviaud E, Rohde S,


Partnership. N Engl J Med. Chinkonde JR, Villeneuve S, et al. Roles
2013;November. played by community cadres to support
8. Mondal S, Belle S Van. India’s NCD retention in PMTCT Option B+ in four
strategy in the SDG era: are there early African countries: a qualitative rapid
signs of a paradigm shift? Global Health. appraisal. BMJ Open. 2018;8(3):1–12.
2018;1–9. 19. McAuliffe E, Manafa O, Maseko F,
9. Sethi S, Jonsson R, Skaff R, Tyler F. Bowie C, White E. Understanding job
Community-Based Noncommunicable satisfaction amongst mid-level cadres in
Disease Care for Syrian Refugees in Malawi: the contribution of
Lebanon. Glob Heal Sci Pract. organisational justice. Reprod Health
2017;5(3):495–506. Matters. 2009;17(33):80–90.
10. Ayuningtyas D, Misnaniarti, Rayhani M. 20. Sodhi S, Banda H, Kathyola D, Joshua
Analisis Situasi Kesehatan Mental pada M, Richardson F, Mah E, et al.
Masyarakat di Indonesia dan Strategi Supporting middle-cadre health care
Penanggulangannya. J Ilmu Kesehat workers in Malawi: lessons learned
Masy. 2018;9(1):1–10. during implementation of the PALM
11. Hartono RK. Global Stakeholders PLUS package. (Special Issue: Uptake
Schemes for Preventing Burden Non- and impact of research for evidence-
Communicable Diseases, Lesson Learnt based practice: lessons from the Africa
for Indonesia. Proc Int Conf Soc Sci. Health Systems Initiative’s research.
2018;1(1). BMC Health Serv Res. 2014;14(Suppl
12. Kementerian Kesehatan. Peraturan 1):1–8.
Menteri Kesehatan Nomor 71 Tahun 21. Beaglehole R, Ebrahim S, Reddy S,
2015 tentang Penanggulangan Penyakit Voute J, Leeder S. Prevention of chronic
Tidak Menular. Jakarta: Kementerian diseases: a call to action. Lancet.
Kesehatan RI; 2015. 2007;370(9605):2152–7.
13. Purdiyani F. Pemanfaatan Pos 22. Mays GP, Smith SA. Evidence links
Pembinaan Terpadu Penyakit Tidak increases in public health spending to
Menular (Posbindu Ptm) Oleh Wanita declines in preventable deaths. Health
Lansia Dalam Rangka Mencegah Aff. 2011;30(8):1585–93.
Penyakit Tidak Menular Di Wilayah 23. Kementerian Kesehatan. Peraturan
Kerja Puskesmas Cilongok 1. J Kesehat Menteri Kesehatan Nomor 39 Tahun
Masy. 2016;4(1):470–80. 2016 Tentang Pedoman Penyelenggaraan
14. Nugraheni WP, Hartono RK. Program Indonesia Sehat dengan
Catastrophic Health Spending Pendekatan Keluarga. Jakarta:
Determinants of Indonesian Household in Kementerian Kesehatan RI; 2016.
the First Year Implementation of JKN 24. Frieden TR. Six Components Necessary
Program. Bul Penelit Kesehat. for Effective Public Health Program
2017;45(1):27–36. Implementation. Am J Public Health.
15. Kementerian Kesehatan. Petunjuk Teknis 2014 Jan 26;104(1):17–22.
POS Pembinaan Terpadu Penyakit Tidak 25. George AS, Mehra V, Scott K, Sriram V.
Menular (Posbindu PTM). Jakarta: Community participation in health
Kementerian Kesehatan RI; 2012. systems research: A systematic review
16. Hwang S. Utilizing qualitative data assessing the state of research, the nature
analysis software: A review of Atlas. ti. of interventions involved and the features
Soc Sci Comput Rev. 2008;26(4):519– of engagement with communities. PLoS
27. One. 2015;10(10):1–25.
17. Kementerian Kesehatan. Peraturan 26. Rabiei K, Kelishadi R, Sarrafzadegan N,
Menteri Kesehatan Nomor 65 Tahun Abedi HA, Alavi M, Heidari K, et al.
2013 Tentang Pedoman Pelaksanaan dan Process evaluation of a community-based
Pembinaan Pemberdayaan Masyarakat program for prevention and control of
Bidang Kesehatan. Jakarta: Kementerian non-communicable disease in a
Kesehatan RI; 2013. developing country : The Isfahan Healthy

November 2018 205


Nugraheni et al./ Jurnal Ilmu Kesehatan Masyarakat, November 2018, 9(3):198-206

Heart Program , Iran. BioMed Cent. in health - A global call to action. Heal
2000;14:1–14. Res Policy Syst. 2004;2:1–7.
27. Nishtar S. Public-private ―partnerships‖

206 November 2018

View publication stats

You might also like