Professional Documents
Culture Documents
net/publication/329670746
CITATIONS READS
0 575
2 authors, including:
SEE PROFILE
Some of the authors of this publication are also working on these related projects:
Create new project "Policy Implementation of Health Insurance for Migrant Workers" View project
All content following this page was uploaded by Risky Kusuma Hartono on 15 December 2018.
ABSTRACT
Background: The capacity of health human resources and the ability of the financial limitation become a
threat for the sustainability of Posbindu program. The research aimed to analyze the strategy for
strengthening Posbindu program for non-communicable diseases (NCD) control in Bogor.
Methods: This research used qualitative method based on case study approach. The main informants in this
research from Dinkes, Puskesmas, cadres, and community.
Results: Posbindu PTM in Bogor had been visited by people from young to old age, but the number of cadres
and equipment in each of Posbindu was different, the lack of training of cadres and the funding was still not
optimal.
Conclusion: The strategy for strengthening the implementation of Posbindu program can be conducted by
doing intensive NCD training for cadres from the medical staff, improved the health activities to increase the
intensity of the presence of the community to the Posbindu program, and increasing the cross-sector
cooperation.
Keywords: Posbindu, human resources capacity, cadre, financing, NCD
ABSTRAK
Latar Belakang: Kapasitas SDM kesehatan dan kemampuan pendanaan yang terbatas menjadi
ancaman keberlanjutan program Posbindu Penyakit Tidak Menular (PTM). Penelitian ini bertujuan
untuk menganalisis strategi penguatan program Posbindu PTM di Kota Bogor.
Metode: Desain penelitian merupakan kualitatif dengan pendekatan studi kasus. Informan utama
penelitian berasal dari Dinas Kesehatan, Puskesmas, kader, dan masyarakat.
Hasil Penelitian: Posbindu PTM kota Bogor telah dikunjungi oleh masyarakat dari kalangan usia muda
hingga tua, namun jumlah kader dan peralatan setiap Posbindu berbeda, kader kurang mendapatkan
pelatihan dan pendanaan yang belum maksimal.
Kesimpulan: Strategi berupa pelatihan yang lebih intensif terhadap kader mengenai PTM dari tenaga
kesehatan, penambahan kegiatan kesehatan untuk meningkatkan intensitas kehadiran warga dan kerja
sama lintas sektor menjadi alternatif yang dapat diterapkan untuk penguatan program Posbindu PTM.
Kata kunci: Posbindu, kapasitas sumber daya manusia, kader, pendanaan, penyakit tidak menular
1
Alamat Koresponding: Wahyu Pudji Nugraheni, Pusat Humaniora dan Manajemen Kesehatan, Badan Penelitian dan Pengembangan
Kesehatan, Kemenkes RI, Jl. Percetakan Negara No. 29 Jakarta 10560, Indonesia, Email: nugraheni_wp@yahoo.com
Posbindu. Oleh karena itu, penelitian ini Posbindu PTM digambarkan dalam bentuk
bertujuan untuk menganalisis strategi narasi berbagai masukan dari informan dan
penguatan Posbindu PTM dari aspek SDM, dukungan teori yang terkait.
pendanaan dan keterlibatan masyarakat di Analisis data penelitian dilakukan
Kota Bogor. dengan menggunakan bantuan aplikasi atlas.ti
versi 7 yang merupakan salah satu aplikasi
METODE pengolah data kualitatif berbentuk kata-kata.16
Penelitian ini merupakan jenis Analisis yang dilakukan mencakup pembuatan
penelitian kualitatif secara pendekatan studi matriks hasil wawancara mendalam dengan
kasus dengan metode deskriptif analitik. informan dan menangkap kutipan yang
Pendekatan studi kasus dipilih untuk menguatkan hasil penelitian. Triangulasi yang
mengetahui keadaan implementasi program diterapkan dengan menggunakan triangulasi
Posbindu PTM yang rentan sepi pengunjung metode, sumber, dan data. Selain itu, analisis
dan tidak mampu memandirikan masyarakat data dilakukan dengan membuat word cloud
untuk hidup sehat. Penelitian ini diadakan di untuk memetakan pihak-pihak yang cukup
Kota Bogor dengan melibatkan instansi Dinas penting dalam keberlanjutan program
Kesehatan, Puskesmas, Posbindu, dan Posbindu PTM.
masyarakat di Kota Bogor. Sedangkan periode Berbagai temuan dari hasil wawancara
turun lapangan penelitian dilaksanakan pada mendalam, observasi, dan data sekunder
Agustus sampai dengan Oktober 2017. dilakukan pengolahan sesuai dengan variabel
Teknik yang digunakan dalam utama penelitian. Hasil penelitian menyajikan
penelitian yaitu wawancara mendalam dan petikan hasil wawancara mendalam dengan
observasi. Informan yang dipilih untuk informan penelitian, tabel, dan narasi solusi
wawancara ditetapkan secara langsung strategi untuk penguatan program Posbindu
menggunakan prinsip kesesuaian dan PTM di Bogor. Selain itu, hasil penelitian
kecukupan yaitu Kepala seksi PTM Dinas juga dipertajam dengan diskusi sesuai dengan
Kesehatan Kota Bogor, Kepala bagian hasil penelitian sejenis terdahulu.
Perencanaan Dinas Kesehatan Kota Bogor,
Kepala Puskesmas, Kader Posbindu HASIL PENELITIAN
Ciwaringin dan Kebon Kelapa kota Bogor, Penguatan Kapasitas SDM Posbindu PTM
masyarakat yang memanfaatkan Posbindu Menurut informasi kader Posbindu
yang berusia 15 tahun ke atas dan Pembina PTM di Kota Bogor, tugas kader dalam
Posbindu dari pihak kelurahan. Sedangkan pelaksanaan program pengendalian PTM yang
observasi penelitian dilakukan dengan dilakukan di Posbindu sudah sesuai dengan
membuat catatan selama di lapangan dan foto Petunjuk Teknis (Juknis) Posbindu PTM.
kegiatan Posbindu PTM. Data sekunder Sesuai penjelasan informan, tugas kader yaitu
penelitian didapatkan dari hasil kegiatan mengingatkan jadwal dan mengajak
Posbindu PTM di Kota Bogor dan masyarakat memeriksakan diri ke Posbindu,
serangkaian peraturan perundangan yang menyiapkan perlengkapan Posbindu termasuk
dibahas sesuai dengan variabel penelitian. form pendaftaran, peralatan, media
Variabel penelitian yang digali secara penyuluhan dan perlengkapan pendukung
tematik meliputi kapasitas SDM Kesehatan seperti meja dan alat-alat tulis. Tugas kader
terutama kapasitas kader dalam pelaksanaan PTM di Kota Bogor telah berjalan sesuai
Posbindu PTM, pendanaan Posbindu PTM, dengan tugas pokok yang terdapat dalam
partisipasi masyarakat mengunjungi Posbindu kebijakan juknis.
PTM dan potret observasi pelaksanaan Sesuai hasil observasi penelitian, tugas
Posbindu PTM. Sedangkan strategi penguatan kader ketika ada masyarakat yang hadir ke
Posbindu yaitu membantu proses menimbang Ada pelatihan tetapi sudah lebih dari 5 tahun
yang lalu, saat belum ada Posbindu PTM
berat badan, mengukur tensi, mengukur (Kader)
lingkar perut dan melakukan pencatatan.
Selain itu kader mempersiapkan makanan Pernah mendapatkan pelatihan tentang PTM
tambahan kepada masyarakat apabila yaitu cara melakukan penimbangan dan
lingkar perut, serta menghitung IMT,
diperlukan. Bahkan kader juga menyempatkan Pelatihan senam lansia yang pemateri berasal
diri untuk mengunjungi rumah masyarakat dari Dinkes dan dokter (Pembina Kader)
sekitar yang tidak sempat hadir datang periksa
ke Posbindu PTM. Jarang diadakan pelatihan untuk pembina
kader. Sehingga tugas pokok fungsi Pembina
Kader Posbindu PTM masih kader ya menjadi kurang tahu (Kader)
menghadapi kendala internal seperti tugas
kader yang masih merangkap dalam 1 Terdapat pelatihan dan workshop yang
Posbindu, laporan kader kepada Puskesmas diselenggarakan oleh Propinsi atau
sering mengalami keterlambatan, dan ternyata Kemenkes. Dengan frekuensi kurang lebih 1
kali per 3 bulan. Staf Dinkes seksi PTM akan
ada sebagian wilayah yang kegiatan Posbindu dikirim untuk pelatihan yang bersifat umum
nya tidak berjalan dengan rutin. Hambatan atau tingkat kota. Dokter, perawat atau bidan
sebagai pemegang program PTM di
tersebut berpotensi sebagai tanda-tanda puskesmas akan dikirim untuk pelatihan
penurunan kepuasan dan motivasi kerja kader. spesifik layanan (Seksi PTM Dinas Kesehatan)
Berikut pernyataan informan kader.
Kader masih merangkap, kendalanya secara Pendanaan Posbindu PTM
administratif, laporan sering terlambat, dan
ada beberapa wilayah yang pelaksanaan Berdasarkan penjelasan informan
Posbindu tidak rutin (Kader)
penelitian, pembiayaan program Posbindu
PTM di Kota Bogor didapatkan dari berbagai
Informan kader dan pembina kader macam sumber. Dana berasal dari pendanaan
merasa bahwa pelatihan yang pernah kegiatan yang bersifat preventif dan promotif
dilakukan sangat jarang. Berbeda dengan yang dialokasikan untuk berbagai program
petugas kesehatan dari fasilitas kesehatan pengendalian PTM termasuk Posbindu PTM
yang lebih sering mendapatkan frekuensi dari pemerintah pusat dan pemerintah daerah.
pelatihan terkait PTM yang difasilitasi oleh Tabel 1 menjelaskan asal pembiayaan
dinas kesehatan. Berikut penjelasan informan program pengendalian PTM.
terkait kendala tersebut.
Tabel 1.
Asal Pembiayaan Program Pengendalian PTM, 2017
yang lebih luas agar program Posbindu dapat mempersiapkan tunjangan kerja yang
berjalan lebih komprehensif. memadai.20
Selain penguatan kapasitas SDM,
PEMBAHASAN pendanaan merupakan salah satu aspek
Permenkes Nomor 65 Tahun 2013 penting untuk mempertahankan
Tentang Pedoman Pelaksanaan dan keberlangsungan suatu program kesehatan.
Pembinaan Pemberdayaan Masyarakat Bidang Sedangkan pendanaan Program Posbindu
Kesehatan Bab III menyebutkan bahwa PTM di Kota Bogor pada penelitian ini masih
peningkatan keberdayaan masyarakat berarti tergolong minim jika dibandingkan dengan
peningkatan kemampuan dan kemandirian berbagai sumber pembiayaan program
masyarakat agar dapat mengembangkan diri pengendalian PTM yang mampu
untuk mencapai derajat kesehatan yang lebih menghasilkan dana lebih besar. Berdasarkan
baik.17 Kader sebagai sukarelawan dan hasil penelitian di Amerika, upaya penurunan
perantara upaya peningkatan kesehatan konsumsi garam berlebih saja memerlukan
masyarakat tersebut perlu mendapat dukungan pendanaan mencapai 1 Milyar pada lebih dari
dari Kementerian Kesehatan.18 Begitu juga 1 dekade lalu.21 Apalagi untuk pencegahan
dengan dukungan peran kader dalam PTM melalui program preventif dan promotif
keberlangsungan program Posbindu PTM pada Posbindu PTM. Hasil penelitian Mays
yang perlu mendapatkan perhatian dari juga mengungkapkan bahwa pendanaan
Kementerian Kesehatan. Berdasarkan hasil program kesehatan masyarakat yang cukup
penelitian ini menunjukkan bahwa tugas kader mampu menurunkan kematian akibat PTM
Posbindu PTM di Kota Bogor dalam sebesar 6,9% pertahun.22
pelaksanaan program pengendalian PTM yang Pendanaan program yang minim kurang
dilakukan di Posbindu sudah sesuai dengan mendukung semangat kebijakan Permenkes
Juknis Posbindu PTM.15 Nomor 39 Tahun 2016 Tentang Pedoman
Menurut Eilish et al pemberian bayaran Penyelenggaraan Program Indonesia Sehat
bukan satu-satunya elemen dalam kepuasan dengan Pendekatan Keluarga yang
kerja kader, melainkan pemberian motivasi menyebutkan bahwa dalam hal
dari manajer kesehatan lebih memiliki peran pengembangan sumber daya prioritas dana
penting.19 Hasil penelitian ini menunjukkan kesehatan diperuntukan bagi kelengkapan
bahwa motivasi kader untuk menghidupkan sarana Puskesmas, penyelenggaraan pelatihan
kegiatan Posbindu sudah bagus terlihat dari tenaga kesehatan, dan biaya operasional.23
adanya kunjungan kader ke rumah warga yang Kekhawatiran yang diungkapkan oleh Frieden
tidak hadir ke Posbindu. Tenaga kesehatan yaitu semakin banyak program kesehatan
Puskesmas sebaiknya terus meningkatkan masyarakat yang tidak mencapai hasil yang
motivasi para kader terutama kepada mereka diinginkan karena pendanaan yang terbatas
yang mengalami keterlambatan pelaporan ke dan tidak stabil, kurangnya sarana untuk
Puskesmas. Apalagi sesuai dengan hasil meningkatkan kinerja dan komitmen politik
penelitian ini, pelatihan kepada kader yang tidak memadai.24 Oleh karena itu,
Posbindu juga jarang diberikan. Pelajaran dukungan dana untuk operasional program
penting kunci keberhasilan pelaksanaan menjadi salah satu aspek yang diperlukan
program kesehatan yang dibantu oleh peran dalam pelaksanaan Posbindu PTM.
kader menurut Sudhi et al yaitu membangun Secara sistematic review Asha et al
jaringan dan dukungan dari rekan-rekan mengungkapkan bahwa partisipasi masyarakat
kader, memastikan pemberian pelatihan yang pada program-program kesehatan yang
memadai, mengembangkan hubungan dengan bersifat preventif mencapai 78% pada negara-
para tenaga kesehatan profesional, dan negara maju.25 Pada negara berkembang,
pembelajaran yang didapatkan dari penelitian LSM, lembga penelitian, dan lembaga
di negara Iran ditemukan bahwa sikap rentan pendidikan. Dengan eksistensi dan inovasi
penolakan dari masyarakat untuk dilakukan program PTM melalui Posbindu PTM akan
edukasi kesehatan masih menjadi tantangan.26 terus berlanjut.
Sedangkan respon masyarakat kota Bogor
terhadap kegiatan Posbindu pada hasil KESIMPULAN DAN SARAN
penelitian ini memberikan respon yang positif Penelitian ini menyimpulkan bahwa
dan disambut baik oleh warga. Dengan kata Posbindu PTM kota Bogor telah dikunjungi
lain tidak ada kekhawatiran penolakan dari oleh masyarakat dari usia muda hingga tua,
masyarakat. Masyarakat juga telah Selain itu, respon masyarakat belum
mendukung upaya pencegahan PTM melalui menyambut baik dengan sebagian besar masih
program Posbindu. tidak hadir dalam kegiatan Posbindu PTM.
Hasil analisis secara world cloud Kapasitas SDM terutama kader dan
menunjukkan bahwa masih kurangnya upaya pendanaan program Posbindu PTM belum
kerja sama lintas sektor yang lebih luas agar ditingkatkan secara optimal. Petugas
program Posbindu dapat berjalan lebih kesehatan sebaiknya lebih intensif
komprehensif. Upaya yang dapat memberikan pelatihan kepada kader dan
dikembangkan yaitu dengan melaksanakan bersama dengan kader mengajak masyarakat
public-private partnership untuk melakukan untuk mau hadir dan berpartisipasi dalam
back up ditengah kemampuan sektor publik program Posbindu PTM. Alternatif strategi
yang kurang adekuat, kurang efektif, dan yang dapat dilakukan yaitu penambahan
kurang sumber daya manajemen.27 Upaya kegiatan seperti pengobatan gratis, kegiatan
menjaga eksistensi program PTM di Kota sepeda santai, dan doorprize bagi peserta
Bogor perlu dilakukan dengan menjaga dan untuk menarik minat warga agar mau
mengembangkan perhatian dari stakeholder berpartisipasi hadir dalam Posbindu PTM.
lintas sektor baik itu dari lembaga pemerintah Pemerintah daerah sebaiknya mengupayakan
Bapeda, dinas sosial, dinas lingkungan hidup, kerjasama lintas sektor agar kegiatan
dan lain sebagainya. Selain itu, tidak menutup Posbindu PTM semakin komprehensif.
kemungkinan Lembaga pemerintah
berkolaborasi dengan lembaga swasta seperti
2016;11(7):1–16.
DAFTAR PUSTAKA 5. Stringhini S, Forrester TE, Plange-Rhule
J, Lambert E V., Viswanathan B, Riesen
1. Riskesdas. Riset Kesehatan Dasar 2013. W, et al. The social patterning of risk
Jakarta: Kementrian Kesehatan: factors for noncommunicable diseases in
Kementerian Kesehatan RI; 2013. five countries: Evidence from the
2. Kroll M. Challenges to the Surveillance modeling the epidemiologic transition
of Non-Communicable Diseases – a study (METS). BMC Public Health.
Review of Selected Approaches. J BMC 2016;16(1):1–10.
Public Heal. 2015;vol 15(1):1243. 6. Jr VD, Malcolm S, Crompton L,
3. Echouffo-Tcheugui JB, Kengne AP. Vaddiparti K, Mramba LK, Striley C, et
Chronic non-communicable diseases in al. Community-based diagnosis of non-
Cameroon - burden, determinants and communicable diseases and their risk
current policies. Global Health. factors in rural and urban Haiti : a cross-
2011;7(1):44. sectional prevalence study. BMJ Open.
4. Thakur JS, Jeet G, Pal A, Singh S, Singh 2018;1–8.
A, Deepti SS, et al. Profile of risk factors 7. Nuthulaganti T, Umubyeyi B, Sc MN,
for non-communicable diseases in Nyemazi JP, Uwayezu A, Sc MN, et al.
Punjab, Northern India: Results of a Special Report The Human Resources for
state-wide STEPS survey. PLoS One.
Heart Program , Iran. BioMed Cent. in health - A global call to action. Heal
2000;14:1–14. Res Policy Syst. 2004;2:1–7.
27. Nishtar S. Public-private ―partnerships‖