You are on page 1of 11

JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal)

Volume 7, Nomor 4, Oktober 2019 (ISSN: 2356-3346)


http://ejournal3.undip.ac.id/index.php/jkm

EVALUASI PELAKSANAAN PROGRAM POS PEMBINAAN TERPADU


PENYAKIT TIDAK MENULAR (POSBINDU PTM) PUSKESMAS
SUKOLILO I KABUPATEN PATI

Wulan Dendy Alviana Suhbah1, Chriswardani Suryawati2, Wulan


Kusumastuti3
1
Mahasiswa Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Diponegoro
2
Bagian Administrasi Kebijakan Kesehatan Universitas Diponegoro
3
Bagian Administrasi Kebijakan Kesehatan Universitas Diponegoro

ABSTRACT

Background : The health effort expected to handle PTM in accordance with the
2015-2019 Ministry of Health Strategic Plan is Posbindu PTM. Of the 29 Primary
Health Care in Pati Regency, the Sukolilo I is a Primary Health Care with 100%
Posbindu PTM distribution. However, the lowest achievement of SPM-BK and not
achieving the target of 100% is still in hypertension health services by 0.60%; DM
by 48% and productive age by 45.38%. This study aims to evaluate the
implementation of the Posbindu PTM Sukolilo I Primary Health Care.

Method : Qualitative research with a descriptive approach through in-depth


interview and purposive sampling techniques. The variables studied were human
resources, funds, facilities and infrastructure, SOP/Regulations, planning,
organizing, implementing, monitoring, evaluation, the scope of activities and the
proportion of PTM risk factors.

Result : The results showed that HR was sufficient, but the Puskesmas staff and
most cadres had not yet participated in the training. Posbindu PTM decree letters
has not been established, limited funds and facilities and infrastructure. There is
a Posbindu PTM Guide but it has not yet reached all cadres. There is no
comprehensive and written planning, there is a division of tasks and
responsibilities but there are no regular meetings for coordination, program
implementation is not optimal, supervision is not appropriate and there are no
targets set for the program.

Conclusion and Recommendation : There are several obstacles in the


implementation of the Posbindu PTM Sukolilo I Primary Health Care. This study
recommends that Primary Health Care provide certified training, establish a
decree letters of Posbindu PTM to establish partnerships to support funding and
facilities and infrastructure, provide and explain Posbindu PTM guidelines, make
appropriate planning , improve coordination, provide complete health services,
improve supervision and set program targets.

Keywords : Evaluation, Posbindu PTM, Sukolilo I Primary Health Care

647
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal)
Volume 7, Nomor 4, Oktober 2019 (ISSN: 2356-3346)
http://ejournal3.undip.ac.id/index.php/jkm

PENDAHULUAN
Penyebab utama dari kejadian Sukolilo I terendah dan belum
kematian yang terjadi diseluruh dunia mencapai target 100% ada pada
saat ini adalah Penyakit Tidak Menular pelayanan kesehatan yang menjadi
(PTM). Di Indonesia pada tahun 2013, sasaran dalam program Posbindu
hipertensi merupakan penyakit tidak PTM yaitu hipertensi sebesar 0,60%,
menular dengan prevalensi PTM diabetes melitus sebesar 48% dan
terbanyak yaitu sebesar 9,5% dari pelayanan kesehatan usia produktif
jumlah penduduk atau sebanyak sebesar 45,38%.
722.329 jiwa pada usia ≥15 tahun. Berdasarkan studi pendahuluan
Diikuti dengan PPOK sebesar 3,7% di Puskesmas Sukolilo I, belum semua
dari jumlah penduduk atau sebanyak Posbindu PTM Puskesmas Sukolilo I
508.330 jiwa pada usia ≥30 tahun dan pelaksanaannya rutin setiap bulan.
diabetes mellitus sebesar 2,1% dari Jumlah kunjungan Posbindu PTM
jumlah penduduk atau sebanyak Puskesmas Sukolilo I juga
722.329 jiwa. 1 menunjukkan penurunan dari Januari
Penurunan angka kesakitan dan 2018 sebanyak 165 orang sampai
kematian yang diakibatkan oleh PTM dengan Desember 2018 menjadi 136
dapat dilakukan dengan mencegah orang. Belum semua masyarakat yang
berbagai faktor risiko PTM secara dini. menjadi sasaran program, mengikuti
Upaya kesehatan yang dianjurkan oleh kegiatan Posbindu PTM. Hal ini
Kementerian Kesehatan sesuai sejalan dengan penelitian yang
Renstra Kemenkes tahun 2015-2019 dilakukan oleh Lutfy (2017) bahwa
adalah Posbindu PTM. Posbindu PTM pelaksanaan Posbindu PTM
adalah salah satu Upaya Kesehatan Puskesmas Banguntapan belum
Berbasis Masyarakat (UKBM) mencakup semua kelompok usia
sehingga peran serta masyarakat sasaran Posbindu PTM.3
sangat diperlukan. Standar pelayanan Kegiatan dalam Posbindu PTM
minimal merupakan wujud penguatan Puskesmas Sukolilo I sudah
program UKM puskesmas. Dalam hal mencakup 5 tahapan layanan berupa
ini pemerintah telah menunjukkan registrasi, wawancara sederhana,
komitmennya dengan adanya pengukuran, pemeriksanaan dan
kebijakan Permenkes No. 43 tahun konseling oleh petugas puskesmas.
2016, SPM Bidang Kesehatan adalah Namun pengukuran analisis lemak dan
acuan bagi Pemerintah Daerah beberapa pemeriksaan belum
Kabupaten/Kota dalam penyediaan dijalankan seperti pemeriksaan fungsi
pelayanan kesehatan yang berhak paru, pemeriksaan kadar alkohol
diperoleh setiap warga negara secara pernafasan, tes amfemin urin dan
minimal.2 pemeriksaan Inspeksi Visual Asam
Menurut Profil Kesehatan Asetat (IVA). Sesuai dengan penelitian
Indonesia tahun 2017, dalam skala Yovi (2016), pelaksanaan posbindu
nasional Desa/Kelurahan yang PTM di Wilayah Kerja Puskesmas
menyelenggarakan kegiatan Posbindu Kota Matsum telah dilakukan dengan
PTM adalah sebesar 24,3% masih di sistem 5 tahap, namun belum semua
bawah target Renstra Kemenkes tahun pengukuran dan pemeriksaan dapat
2017 yaitu sebesar 30%. Puskesmas dilakukan.4
Sukolilo I merupakan Puskesmas Berdasarkan pertimbangan
dengan capaian distribusi Posbindu masalah yang telah disebutkan
PTM sebesar 100% ditahun 2018. sebelumnya, perlu diadakan penelitian
Namun capaian SPM-BK Puskesmas lebih lanjut tentang evaluasi

648
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal)
Volume 7, Nomor 4, Oktober 2019 (ISSN: 2356-3346)
http://ejournal3.undip.ac.id/index.php/jkm

pelaksanaan program Pos Pembinaan Tabel 1. Karakterisitik Informan


Terpadu Penyakit Tidak Menular Utama
(Posbindu PTM) Puskesmas Sukolilo I Pendidika Masa
Tahun 2019 dengan menganalisis Kode Jabatan
n Terakhir Kerja
aspek sumber daya manusia, dana, Kepala
sarana dan prasarana, dan SOP. 3
IU 1 Puskesm S2
Tahun
as
METODE PENELITIAN IU 2 Pemegan D3 9
Jenis penelitian ini adalah g Program Keperawat Tahun
penelitian kualitatif dengan pendekatan P2PTM an
deskriptif analitik, melalui metode IU 3 Pemega D3 12
wawancara mendalam (in depth ng Kebidana Tahun
interview). Penelitian dilakukan pada Program n
bulan Juli 2019 di Puskesmas Sukolilo Kesehata
I. Variabel yang dianalisis dalam n Lansia/
penelitian ini adalah sumber daya Bidan
manusia, dana, sarana dan prasarana, IU 4 Bidan D3 12
SOP, perencanaan, pengorganisasian, Kebidana Tahun
pelaksanaan, pengawasan serta n
cakupan kegiatan dan proporsi faktor
risiko PTM. Tabel 1. menunjukkan bahwa 4
Informan penelitian dipilih dengan informan utama yaitu IU 1, IU 2, dan
menggunakan teknik purposive IU 3 memiliki jenjang usia 34-53
sampling. Informan utama yaitu Kepala tahun dan telah bekerja di bidang
Puskesmas, Pemegang Program masing-masing selama lebih dari 3
P2PTM, Pemegang Program tahun.
Kesehatan Lansia dan Bidan.
Sedangkan informan triangulasi yaitu 2. Informan Triangulasi
Kader dan peserta Posbindu PTM. Tabel 2. Karakterisitik Informan
Pengolahan data dimulai dari Triangulasi
proses reduksi, penyajian data, Kod Umur Pendidik Keteran
penarikan kesimpulan dan yang e (tahu an gan
terakhir dilakukan uji validitas n) Terakhir
menggunakan triangulasi sumber dan IT 1 42 SMA Kader
reliabilitas dengan melakukan auditing IT 2 49 SMA Kader
yaitu pengecekan kembali hasil IT 3 38 SMA Kader
penelitian. IT 4 38 SD Kader
IT 5 37 SMA Kader
HASIL DAN PEMBAHASAN IT 6 43 SD Kader
Gambaran Umum Karakteristik IT 7 25 SMA Kader
Informan Penelitian IT 8 34 SMA Kader
Penelitian dilakukan dengan IT 9 23 S1 Peserta
wawancara mendalam kepada 20 IT 18 SMA Peserta
informan terdiri dari 4 informan utama 10
dan 16 informan triangulasi yang dipilih IT 32 SMA Peserta
berdasarkan kesesuaian pengetahuan 11
dan informasi terkait pelaksanaan IT 48 SD Peserta
rujukan program Posbindu PTM. 12
1. Informan Utama IT 58 SD Peserta
13

649
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal)
Volume 7, Nomor 4, Oktober 2019 (ISSN: 2356-3346)
http://ejournal3.undip.ac.id/index.php/jkm

Kod Umur Pendidik Keteran dan Bidan, namun semuanya belum


e (tahu an gan pernah mengikuti pelatihan terkait
n) Terakhir Posbindu PTM. Sedangkan
IT 35 SMA Peserta beberapa Kader masih memiliki
14 pendidikan terakhir pada tingkat SD
IT 51 SMP Peserta dan beberapa diantaranya sudah
15 mengikuti pelatihan. Hal ini berarti,
IT 26 D3 Bidan Peserta belum semua pelaku kegiatan
16 Posbindu PTM memiliki kompetensi
Tabel 2. menunjukkan bahwa yang cukup sesuai Pedoman Umum
informan triangulasi 16 orang yang Posbindu PTM.7 Menurut penelitian
terdiri dari 6 Kader dan 6 peserta Fatmah et al (2012) menunjukkan
dengan jenjang 18-64 tahun. bahwa pelatihan mampu
meningkatkan pengetahuan dan
Deskripsi dan Analisis Variabel keterampilan kader posbindu.8
dalam Pelaksanaan Program
Posbindu PTM 2. Dana
1. Sumber Daya Manusia Sumber dana dalam
Ketersediaan sumber daya pelaksanaan program Posbindu PTM
manusia dalam pelaksanaan Puskesmas Sukolilo I berasal dari
program Posbindu PTM Puskesmas BOK (Biaya Operasional
Sukolilo I sudah mencukupi sesuai Kesehatan). Dana ini hanya
Petunjuk Teknis Posbindu PTM yang dialokasikan untuk kegiatan
idealnya terdiri dari 5 orang Kader pembinaan dan pelayanan Posbindu
dengan didampingi oleh Petugas PTM selama 2 kali pertemuan dalam
Puskesmas.5 Sebagian besar Kader setahun. Sumber pendanaan lain
merupakan Kader Posbindu PTM berasal dari dana Desa, namun
juga berperan sebagai Kader belum semua Desa menganggarkan.
Posyandu Balita dan Lansia. Selain Hal ini kurang sesuai dengan
itu, dalam setiap pelaksanaannya, Petunjuk Pelaksanaan Bimbingan
tidak semua Kader dapat selalu dan Konsultasi Pengelolaan
hadir. Hal ini disebabkan karena Keuangan Desa Tahun 2015,
adanya kesibukan lain dari masing- dimana penggunaan Dana Desa
masing Kader. Hal ini sesuai dengan diprioritaskan untuk membiayai
Astuti et al (2016) bahwa posbindu pembangunan dan pemberdayaan
PTM Al-Mubarok mempunyai dua masyarakat salah satunya kesehatan
kader Posbindu PTM yang aktif dari seperti Posbindu PTM.
lima kader yang telah dibentuk dan Salah satu Posbindu PTM
ini berarti satu posbindu PTM Puskesmas Sukolilo I, untuk
setidaknya mempunyai 5 kader pembiayaan Posbindu PTM pertama
Posbindu.6 kali dianggarkan secara swadaya
Belum ada sertifikat khusus oleh Kadernya. Tidak ada pungutan
bagi pelaku kegiatan maupun SK biaya bagi peserta Posbindu PTM
Posbindu PTM Puskesmas Sukolilo kecuali bagi peserta yang ingin
I. Selama ini hanya ada SK Kepala melakukan pemeriksaan laborat gula
Puskesmas bagi Pemegang darah, kolesterol dan asam urat. Hal
Program untuk menjalankan ini disebabkan karena kurangnya
programnya masing-masing. dana dalam mendukung sarana dan
Petugas Puskesmas telah memiliki prasarana untuk kegiatan Posbindu
pendidikan terakhir sebagai Perawat PTM.

650
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal)
Volume 7, Nomor 4, Oktober 2019 (ISSN: 2356-3346)
http://ejournal3.undip.ac.id/index.php/jkm

Hal ini tidak sesuai dengan bahwa ketersediaan sarana dan


penelitian Yulia, et al (2019) bahwa prasarana Posbindu PTM
pembiayaan program Posbindu PTM Puskesmas Polonia belum lengkap.
di Kota Solok tidak bermasalah, Sehingga pelaksanaan Posbindu
pembiayaan didapatkan dari PTM Puskesmas Polonia tidak dapat
berbagai macam sumber. Dana berjalan dengan maksimal. Tujuan
berasal dari pendanaan kegiatan program Posbindu PTM tidak akan
yang bersifat preventif dan promotif tercapai bila tidak ada dukungan
yang dialokasikan untuk berbagai sarana dan prasarana yang
program pengendalian PTM memadai.10
termasuk Posbindu PTM baik dari Penelitian ini juga sesuai
pemerintah pusat maupun dengan Yovi (2018) yang
pemerintah daerah.9 mengatakan bahwa sarana dan
prasarana dalam Posbindu PTM
3. Sarana dan Prasarana Puskesmas Kota Matsum belum
Terdapat keterbatasan sarana mencukupi. Sehingga kegiatan
dan prasarana Posbindu PTM dalam Posbindu PTMnya belum
Puskesmas Sukolilo I. Selama ini, berjalan dengan baik.4
sarana dan prasarana yang
digunakan dalam kegiatan Posbindu 4. SOP/Peraturan
PTM adalah timbangan, alat ukur Sudah terdapat buku Panduan
tinggi badan, alat ukur lingkar perut, Posbindu PTM bagi Kader di
tensimeter, alat pemeriksaan Puskesmas Sukolilo I. Namun, buku
kolesterol, alat pemeriksaan asam Panduan ini belum menjangkau ke
urat, alat pemeriksaan gula darah semua Kader. Hanya 1 Posbindu
serta KMS FR-PTM dan buku PTM yang Kadernya sudah
pencatatan Kader untuk kegiatan memilikinya dan belum semua Kader
pencatatan dan pelaporan. tersebut dapat mengetahui dan
Sedangkan sarana dan memahami isi dari Buku Panduan.
prasarana yang belum tersedia Sehingga pelaksanaan program
antara lain peakflowmeter, analisa Posbindu PTM Puskesmas Sukolilo I
lemak tubuh, alat ukur kadar alkohol menjadi kurang optimal.
pernafasan, tes amfetamin urin kit Hal ini sejalan dengan
dan IVA kit maupun kamar khusus penelitian Lutfy (2017) yang
untuk pemeriksaan IVA serta dalam mengatakan bahwa tidak semua
kegiatan konsultasi/edukasi belum Kader Posbindu PTM Puskesmas
ada alat bantu media KIE Banguntapan menerima Buku
(Komunikasi, Informasi dan Edukasi) Pedoman Posbindu PTM.3 Sesuai
melainkan hanya berupa arahan juga dengan penelitian Refiola
atau penjelasan langsung. Selain itu, (2017) yang menyampaikan bahwa
masih terdapat kendala dalam tidak semua pelaksana program
sarana dan prasarana dimana Posbindu PTM Puskesmas Srondol
beberapa timbangan yang digunakan mengetahui dan memahami buku
dalam pengukuran berat badan petunjuk pelaksanaan Posbindu
kurang berfungsi dengan baik. Hal ini PTM. Kurangnya pengetahuan dan
tentu akan menghambat pemahaman Kader terhadap isi buku
keberjalanan program Posbindu petunjuk tersebut menjadi faktor
PTM Puskesmas Sukolilo I. penting yang menyebabkan
Penelitian ini sejalan dengan pelaksanaan Posbindu PTM tidak
Annisa (2016) yang menjelasakan optimal.11

651
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal)
Volume 7, Nomor 4, Oktober 2019 (ISSN: 2356-3346)
http://ejournal3.undip.ac.id/index.php/jkm

Kader yang akan dilaksanakan


5. Perencanaan tanggal 10-11 Juli 2019. Target yang
Menurut hasil penelitian, telah akan ditetapkan tersebut sebesar
terdapat Tim Perencana Puskesmas 1200 kunjungan tiap Desa selama
yang terdiri dari Kepala Puskesmas dalam 1 semester (6 bulan). Namun
dan semua Pemegang Program target ini hanya berlaku bagi 5 Desa
untuk merencanakan semua yang akan mengikuti pelatihan saja.
kegiatan Puskesmas Sukolilo I. Penetapan 5 Desa berdasarkan
Sedangkan perencanaan kegiatan kuota yang diberikan oleh Dinas
Posbindu PTM Puskesmas Sukolilo I Kesehatan Provinsi dan pemilihan 5
sendiri dilakukan oleh Pemegang Desa ini didasarkan oleh keaktifan
Program P2PTM. Petugas Kadernya.
Puskesmas lainnya hanya dlibatkan Terdapat beberapa strategi
dalam menentukan jadwal yang akan dilakukan oleh Kader
pelaksanaan kegiatan agar tidak maupun Petugas Puskesmas antara
berbenturan dengan jadwal kegiatan lain, untuk kedepannya pelaksanaan
Puskesmas lainnya. Posbindu PTM akan dilakukan
Perencanaan dilakukan minimal 2 kali dalam sebulan dan
secara tertulis dengan format bila dirasa kurang dapat
perencanaan dari Bendahara dilaksanakan lebih dari 2 kali dalam
Puskesmas. Namun perencanaan ini sebulan, melakukan sosialisasi di
hanya terkait kegiatan pembinaan sekolah-sekolah yang menjadi
dan pelayanan Posbindu PTM. sasaran program yaitu yang berusia
Sedangkan perencanaan program 15 tahun ke atas, memaksimalkan
Posbindu PTM secara keseluruhan kinerja kader yang ada, jemput bola
belum dilakukan secara tertulis. dimana Posbindu diadakan disetiap
Tidak ada dokumen khusus untuk Dukuh secara bergantian dalam 1
perencanaan program Posbindu Desa, melakukan kunjungan rumah
PTM melainkan dijadikan satu file bagi peserta yang berhalangan hadir
dalam Rencana Pelaksanaan dalam kegiatan Posbindu PTM serta
Kegiatan (RPK) Puskesmas. mengingatkan jadwal pelaksanaan
Pembuatan RPK tersebut dilakukan Posbindu PTM.
setiap akhir tahun sekitar Bulan Strategi tersebut sesuai
Oktober sampai November kemudian dengan penelitian Yulia et al (2019)
diserahkan ke Dinas Kesehatan bahwa strategi dalam pelaksanaan
Kabupaten Pati untuk dicek dan Posbindu PTM di Kota Solok dengan
disetujui. mengingatkan jadwal dan mengajak
Tujuan dari penyelenggaraan masyarakat memeriksakan diri ke
Posbindu PTM adalah untuk Posbindu, menyiapkan perlengkapan
meningkatkan peran serta posbindu termasuk form
masyarakat dalam melakukan pendaftaran, peralatan dan
pencegahan dan deteksi dini faktor perlengkapan pendukung seperti
risiko PTM. Namun, dalam meja dan alat alat tulis. Bahkan
pelaksanaan Posbindu PTM kader juga menyempatkan diri untuk
Puskesmas Sukolilo I selama ini mengunjungi rumah masyarakat
belum menetapkan target yang sekitar yang tidak sempat hadir
dapat mengukur keberhasilan datang periksa ke Posbindu PTM.9
program. Menurut pernyataan
informan, penetapan target baru 6. Pengorganisasian
akan dilakukan setelah ada pelatihan

652
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal)
Volume 7, Nomor 4, Oktober 2019 (ISSN: 2356-3346)
http://ejournal3.undip.ac.id/index.php/jkm

Dari hasil penelitian, diketahui terkait Posbindu PTM. Namun


bahwa yang bertugas sebagai proses koordinasi sudah berjalan
penanggungjawab sekaligus baik melalui media sosial berupa
koordinator program Posbindu PTM Whatshapp dan bila diperlukan dapat
Puskesmas Sukolilo I adalah bertemu secara langsung.
Pemegang Program P2PTM. Hal ini sejalan dengan penelitian
Sedangkan Kader dan Petugas Grace (2018) dimana dalam
Puskesmas lainnya bertugas dalam pelaksanaan Posbindu PTM yang
memberikan pelayanan sesuai ada di wilayah kerja Puskesmas
dengan tahapan layanan Posbindu Muara Bungo I telah berjalan melalui
PTM. Kader memberikan layanan koordinasi yang baik. Terdapat
sesuai dengan kemampuan Kader potensi besar masyarakat yang
dan Petugas Puskesmas terlihat pada peran Kader dan tokoh
memberikan layanan selain yang masyarakat yang dikembangkan
diberikan Kader. Tahapan layanan agar dapat mendukung kemajuan
yang dimaksud adalah pendaftaran Posbindu PTM.12
dan pencatatan, wawancara,
pengukuran, pemeriksaan dan 7. Pelaksanaan
konsultasi/edukasi/penyuluhan. Proses pelaksanaan program
Meskipun pembagian peran Posbindu PTM meliputi proses
Kader sudah ditetapkan, tapi dalam penggerakan berupa sosialisasi dan
kenyataannya pelaksanaan proses pelaksanaan tahapan
Posbindu PTM tidak selalu sesuai layanan Posbindu PTM.
dengan tahapan layanan yang ada. Berdasarkan penelitian, Puskesmas
Belum ada struktur organisasi tertulis Sukolilo I sudah pernah melakukan
untuk pelaku pelaksanaan Posbindu sosialisasi terkait penyakit tidak
PTM sehingga pembagian tugas dan menular dan program Posbindu PTM
tanggung jawabnya pun belum secara informal tanpa menggunakan
berjalan dengan baik. alat bantu media KIE (Komunikasi,
Hal ini sesuai dengan Informasi dan Edukasi). Proses
penelitian Lutfy (2017) bahwa sosialisasi ini belum dilakukan
mekanisme pembagian tugas secara rutin dan belum menjangkau
pelaksana Posbindu PTM dilakukan kesemua masyarakat yang menjadi
antar masing-masing Kader sasaran Posbindu PTM. Sedangkan
Posbindu PTM Puskesmas Kader mensosialisasikan waktu
Banguntapan. Belum ada struktur pelaksanaan Posbindu PTM melalui
organisasi tertulis. Pembagian tugas speaker Mushola ataupun saat
ini dilakukan sesuai dengan kegiatan yasinan, RT an, dll. Hal ini
kemampuan Kader. Namun dalam sesuai dengan penelitian Yovi (2018)
beberapa layanan yang diberikan, dimana sosialisasi harus dilakukan
Kader tidak dapat berperan secara rutin dengan melibatkan para
didalamnya karena keterbatasan pemangku kepentingan untuk
SDM. Sehingga untuk layanan 5 meningkatkan kesadaran serta minat
meja belum dapat diberikan secara masyarakat dalam berkunjung ke
maksimal.3 Posbindu PTM.4
Selama ini, belum ada Selama ini pelaksanaan
pertemuan rutin antar Petugas Posbindu PTM Puskesmas Sukolilo I
Puskesmas, antar Kader maupun sudah menerapkan 5 tahapan
antara Petugas Puskesmas dan layanan walaupun pada
Kader untuk melakukan koordinasi kenyataannya belum menggunakan

653
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal)
Volume 7, Nomor 4, Oktober 2019 (ISSN: 2356-3346)
http://ejournal3.undip.ac.id/index.php/jkm

5 meja. Tahapan layanan tersebut Posbindu PTM hanya berupa


yaitu pendaftaran dan pencatatan anjuran dari Petugas tanpa adanya
pada meja pertama, wawancara surat rujukan. Hal ini kurang sesuai
terarah pada meja kedua, dengan Petunjuk Teknis Posbindu
pengukuran pada meja ketiga, PTM, dimana bagi peserta masuk
pemeriksaan pada meja keempat pada kriteria buruk pada hasil
serta konseling/edukasi dan tindak pengukuran dan pemeriksaan harus
lanjut pada meja kelima. Wawancara dilakukan tindakan rujukan ke
dilakukan secara sederhana dan Puskesmas dengan membawa surat
belum ada daftar pertanyaan khusus rujukan sesuai dengan kriteria
yang disiapkan untuk penggalian rujukannya agar peserta mendapat
informasi terkait faktor risiko PTM penanganan yang baik sesuai
peserta. kebutuhannya.
Kegiatan pengukuran hanya Berdasarkan penjelasan
berat badan, tinggi badan, indeks tersebut dapat diketahui bahwa
massa tubuh (IMT), dan lingkar pelaksanaan Posbindu PTM
perut. Sedangkan untuk pengukuran Puskesmas Sukolilo I sudah
analisa lemak tubuh belum menerapkan 5 tahapan layanan
dilakukan. Hal ini disebabkan karena namun belum berjalan dengan
keterbatasan alat untuk melakukan optimal. Penelitian ini sejalan dengan
analisa lemak tubuh. Untuk kegiatan penelitian Yovi (2018), pelaksanaan
pemeriksaan laborat sederhana Posbindu PTM di wilayah kerja
hanya tekanan darah, kolesterol, Puskesmas Kota Matsum belum
asam urat dan gula darah. berjalan dengan maksimal karena
Sedangkan untuk pemeriksaan beberapa kendala seperti
fungsi paru sederhana, kadar alkohol kekurangan stick untuk pemeriksaan
pernafasan, tes amfemin urin dan dan alat yang tidak tersedia.4 Sejalan
Inspeksi Visual Asam Asetat (IVA) juga dengan penelitian Putri R.E.,
belum dilakukan. Pengukuran dkk (2018) dimana pelaksanaan
dilakukan oleh Petugas Puskesmas Posbindu PTM di wilayah kerja
dikarenakan keterbatasan Puskesmas Simpang Sungai Duren
kompetensi Kader. Hanya terdapat 1 sudah berjalan dengan sistem 5
Posbindu PTM mandiri yang meja namun masih terdapat
Kadernya sudah melakukan layanan beberapa kendala salah satunya
tersebut sendiri dengan bantuan adalah peran Kader yang belum
Puskesmas Sukolilo I. Kegiatan optimal.11
konsultasi/edukasi sudah dilakukan
oleh Kader ataupun Petugas 8. Pengawasan
Puskesmas. Namun kegiatan ini Berdasarkan hasil penelitian,
tidak rutin diberikan setiap selama ini pencatatan sudah
pelaksanaan Posbindu PTM. dilakukan dalam setiap pelaksanaan
Selanjutnya kegiatan tindak Posbindu PTM Puskesmas Sukolilo I
lanjut yang diberikan saat Posbindu dengan menggunakan Kartu Menuju
PTM adalah pemberian obat dan Sehat Faktor Risiko PTM (KMS FR-
penyuluhan sesuai penyakitnya serta PTM) dan buku pencatatan hasil
rekomendasi pendaftaran peserta kegiatan Posbindu PTM. Untuk
Prolanis bagi masyarakat yang kegiatan pelaporan juga sudah
memilki riwayat penyakit hipertensi dilakukan secara berjenjang dari
dan diabetes melitus. Untuk Kader ke Petugas Puskesmas dan
pemberian rujukan pada peserta selanjutnya dari Puskesmas ke

654
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal)
Volume 7, Nomor 4, Oktober 2019 (ISSN: 2356-3346)
http://ejournal3.undip.ac.id/index.php/jkm

Dinas Kesehatan. Hal ini PTM evaluasi. Namun, selama ini belum
Puskesmas Sukolilo I sudah ada pembinaan Posbindu PTM yang
dilakukan sesuai dengan Petunjuk diberikan oleh Puskesmas Sukolilo I.
Pelaksanaan Posbindu PTM. Hal ini belum sesuai dengan
Kegiatan monitoring program Petunjuk Teknis Posbindu PTM
Posbindu PTM Puskesmas Sukolilo I dimana kegiatan pembinaan harus
sudah dilakukan setiap 1 bulan dilakukan secara periodik oleh
sekali dengan kunjungan lapangan Puskesmas atau Dinas Kesehatan.
namun masih bersamaan dengan
pelaksanaan Posbindu PTM. 9. Cakupan Kegiatan dan
Sedangkan evaluasi terhadap Proporsi Faktor Risiko PTM
Posbindu PTM diberikan sesuai Menurut hasil penelitian, belum
kebutuhan saja. Belum ada prinsip ada penetapan target cakupan
maupun indikator yang digunakan kegiatan dan proporsi faktor risiko
untuk melakukan monitoring dan PTM yang dapat digunakan untuk
evaluasi. Selama ini, monitoring mengukur keberhasilan program
dilakukan dengan menganalisis hasil Posbindu PTM Puskesmas Sukolilo
pencapaian kunjungan, waktu I. Target baru akan ditetapkan
pelaksanaan dan kendala yang setelah pelatihan Kader pada
dihadapi. tanggal 10-11 Juli 2019 bagi 5
Tidak ada dukomen tertulis Posbindu PTM yang dipilih
terkait hasil monitoring dan evaluasi. berdasarkan keaktifan Kadernya.
Sehingga hasil dari monitoring dan Sementara ini data hasil
evaluasi belum dapat kegiatan Posbindu PTM hanya
disosialisasikan kepada masyarakat, terkait jumlah kunjungan peserta tiap
lintas program atau lintas sektor bulan dimasing-masing Posbindu
terkait untuk mengambil langkah PTM. Belum ada akumulasi data
upaya tindak lanjut, sebagai bahan terkait presentase cakupan kegiatan
penilaian terhadap tingkat dan proporsi faktor risiko PTM.
perkembangan Posbindu PTM Pelaksanaan program masih
maupun untuk menyusun berfokus pada keberjalanan tiap
perencanaan pengendalian PTM bulan saja. Sebagian besar
pada tahun berikutnya. Hal ini sesuai Posbindu PTM telah rutin
dengan penelitian Sesuai dengan dilaksanakan setiap 1 bulan sekali.
penelitian Nugraheni dan Hartono Namun, belum semua masyarakat
(2018) yang menyatakan jika yang menjadi sasaran mengikuti
keberhasilan suatu program Posbindu PTM. Mayoritas
posbindu sangat dipengaruhi oleh masyarakat yang mengikuti
monitoring dan evaluasi, jadi monev Posbindu PTM hanya pada kalangan
harus benar-benar dijalankan usia lansia.
ditingkat puskesmas ataupun tingkat Penelitian ini sejalan dengan
dinas kesehatan terkait pelaksanaan penelitian Annisa (2016)
posbindu tersebut.13 mengatakan bahwa untuk
Kegiatan pembinaan mendapatkan hasil yang efektif
Posbindu PTM merupakan salah dalam pelaksanaan kegiatan
satu upaya untuk meningkatkan program Posbindu PTM di
perkembangan Posbindu PTM. Puskesmas Polonia, seluruh sasaran
Pembinaan Posbindu PTM diberikan harus mengikuti kegiatan tersebut.
oleh Puskesmas dengan Dengan berkunjungnya masyarakat
memperhatikan hasil monitoring dan yang menjadi sasaran Posbindu

655
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal)
Volume 7, Nomor 4, Oktober 2019 (ISSN: 2356-3346)
http://ejournal3.undip.ac.id/index.php/jkm

PTM secara rutin menunjukkan


peran aktif masyarakat dalam SARAN
menjaga kesehatan dan memperoleh Penelitian ini menyarankan kepada
manfaat dari program Posbindu Puskesmas Sukolilo I agar:
PTM.10 Penelitian ini juga sesuai 1. Bekerjasama dengan Dinas
dengan penelitian yang dilakukan Kesehatan untuk memberikan
oleh Lutfy (2017) bahwa pelatihan tersertifikasi terkait
pelaksanaan Posbindu PTM Posbindu PTM yang menjangkau
Puskesmas Banguntapan belum seluruh Kader.
mencakup semua kelompok usia 2. Menetapkan SK pembentukan
sasaran Posbindu PTM.3 Posbindu PTM agar dapat menjalin
kemitraan lintas program/lintas
KESIMPULAN sektor dalam mendukung
Dari hasil penelitian yang telah pendanaan maupun sarana dan
dilakukan dapat ditarik kesimpulan prasarana.
sebagai berikut : 3. Memberikan dan menjelaskan
1. SDM sudah mencukupi, namun Panduan Penyelenggaraan
belum semuanya memilki Posbindu PTM ke semua Kader
kompetensi yang cukup. Belum yang ada.
ada sertifikat khusus maupun SK 4. Membuat perencanaan yang sesuai
Posbindu PTM. dengan Pedoman Posbindu PTM
2. Dana belum mencukupi untuk 5. Meningkatkan koordinasi dan
kegiatan maupun pengadaan membentuk struktur oraganisasi
sarana dan prasarana. tertulis.
3. Terdapat keterbatasan sarana dan 6. Memaksimalkan pelaksanaan
prasarana serta beberapa sesuai 5 layanan Posbindu PTM.
timbangan kurang berfungsi 7. Memperbaiki pengawasan dan
dengan baik. memberikan pembinaan rutin.
4. Sudah ada Buku Panduan 8. Menetapkan target program
Posbindu PTM, namun belum sehingga dapat dilalukan
menjangkau ke semua Kader dan pengukuran keberhasilan program
beberapa Kader belum memahami Posbindu PTM.
isi dari Buku Panduan tersebut.
5. Perencanaan belum dilakukan DAFTAR PUSTAKA
secara baik dan belum ada 1. RISKESDAS. Riset Kesehatan
dokumennya secara tertulis. Dasar RISKESDAS 2013. Jakarta:
6. Koordinasi sudah berjalan baik Badan Penelitian dan
namun belum ada struktur Pengembangan Kemenkes RI;
organisasi tertulis. 2013.
7. Pelaksanaan Posbindu PTM belum 2. Kemenkes RI. Peraturan Menteri
berjalan optimal. Kesehatan Republik Indonesia
8. Pencatatan dan pelaporan sudah Nomor 43 Tahun 2016 tentang
berjalan baik namun monitoring Standar Pelayanan Minimal Bidang
dan evaluasi belum dilakukan Kesehatan. Jakarta: Kementrian
secara rutin. Belum ada Kesehatan RI; 2016.
pembinaan untuk Posbindu PTM. 3. Lutfy L.P. Analisis Implementasi
9. Belum ada penetapan target Program Pos Pembinaan Terpadu
program yang dapat mengukur Penyakit Tidak Menular (Posbindu
keberhasilan program Posbindu PTM) Di Kecamatan Banguntapan
PTM.

656
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal)
Volume 7, Nomor 4, Oktober 2019 (ISSN: 2356-3346)
http://ejournal3.undip.ac.id/index.php/jkm

Kabupaten Bantul. Semarang: 12. Grace Sicilia, Fatwa Sari Tetra


Universitas Diponegoro; 2017 Dewi, Retna Siwi Padmawati.
4. Ayu, Yovi. Pelaksanaan Program Evaluasi kualitatif program
Pos Pembinaan Terpadu Penyakit pengendalian penyakit tidak
Tidak Menular Di Wilayah Kerja menular berbasis posbindu di
Puskesmas Kota Matsum Tahun wilayah kerja puskesmas Muara
2018.Sumatera Utara: Universitas Bungo I. JKKI 7 (2) Juni 2018 88-
Sumatera Utara; 2018. 92.
5. Direktorat Pengendalian PTM 13. Ramadhani E P, Hubaybah,
Kemenkes RI. Petunjuk Teknis Asparian. Evaluasi Proses
Posbindu PTM. Jakarta; 2012. Implementasi Posbindu PTM Di
6. Astuti ED, Prasetyowati I, Ariyanto Wilayah Kerja Puskesmas
Y. Gambaran proses kegiatan pos Simpang Sungai Duren Kecamatan
pembinaan terpadu penyakit tidak Jambi Luar Kota Kabupaten Muaro
menular di Puskesmas Sempu Jambi Tahun 2017. JKMJ 2 (1)
Kabupaten Banyuwangi. e-Jurnal Maret 2018 12. Universitas Jambi;
Pustaka Kesehatan, 4 (1):160-7. 2018.
Banyuwangi; 2016. 14. Nugraheni WP, Hartono RK.
7. Direktorat Pengendalian PTM Strategi penguatan program
Kemenkes RI. Pedoman Umum posbindu penyakit tidak menular di
Posbindu PTM. Jakarta; 2014 kota Bogor. Jurnal Ilmu Kesehatan
8. Fatmah F, Nasution Y. Masyarakat 9(3):198-206. 2018.
Peningkatan pengetahuan dan 15. Subarsono A. Analisis Kebijakan
keterampilan kader posbindu Publik Berbasis Dynamic Policy
dalam pengukuran tinggi badan Analisis. Yogyakarta: Gava Media;
prediksi lansia, penyuluhan gizi 2009.
seimbang dan hipertensi studi di
Kecamatan Grogol Petamburan.
Jakarta Barat: Media Medika
Indonesia; 2012, 46(2).
9. Primiyani, Yulia. Et al. Analisis
Pelaksanaan Program Pos
Pembinaan Terpadu Penyakit
Tidak Menular di Kota Solok.
Jurnal Kesehatan Andalas 8(2).
Solok; 2019.
10. Annisa, Nina. Analisis Pelaksanaan
Program Pos Pembinaan Terpadu
Penyakit Tidak Menular di Wilayah
Kerja Puskesmas Polonia
Kecamatan Medan Polonia Tahun
2016. Medan: Universitas
Sumatera Utara; 2016.
11. Refiola Irmawati. Analisis
Pelaksanaan Program Pos
Pembinaan Terpadu Penyakit
Tidak Menular Di Wilayah Kerja
Puskesmas Srondol, Kota
Semarang. Semarang: Universitas
Diponegoro; 2017

657

You might also like