Professional Documents
Culture Documents
ABSTRACT
Title : Efforts to Apply Minimum Health Service Standards in Hypertension Health Services Indicators in Public
Health Services of Semarang City
Background: Minimum services standards have to be provided by each region to their citizen regarding the
minimum type and quality of basic services. Minimum health service standard have 12 type of basic services.
One of them are the health service of hypertension patient which was only 24,75% in 2017 from target 100% in
Semarang District.
Methods: The research objective was to analyse the implementation of minimum service standards. A
qualitativemethod and a descriptive analytic approach was used in this research.Primary data from in-depth
interviews and secondary data that were relevant to the research were collected. The study was conducted at
Public Health Services of Gunungpati, Ngesrep, Pudak Payung, Sekaran and Health Office ofSemarang City.
The respondents wereprovider staff at Public Health Services and Health Office holding the non-infection
disease program. To get properly information this study also interviewing the patients.
Result: The results showed the Minister of Health’s Regulation Number 4/ 2019 concerning minimum service
standards in the health sector was too ideal and was it difficult to reach. Conclusions: Public Health servicesas
the executor of the Minister of Health Regulation Number 4/2019 must have innovations in order to achieve the
100% target.
© 2020 Prakasita Artha Anindya et al., JIM, ISSN : 2088-8961. All rights reserved.
Prakasita A.A., Sutopo P.J., Nurhasmadiar N. / Jurnal Ilmiah Mahasiswa 10(2), April 2020 31
Morowali Utara3, implementasi program bantuan Pada puskesmas rawat inap telah membentuk tim
sumbangan penyelenggaraan pendidikan gratis bagi untuk melakukan perencanaan sehingga sebisa
mahasiswa di Kabupaten Pangkep, dan mengenai mungkin target dari peraturan tersebut dapat tercapai.
permasalahan terkait implementasi kebijakan lainnya. Namun pada puskesmas rawat jalan belum
Tujuan penelitian ini adalah menganalisis membentuk tim dalam hal penyusunan perencanaan
penerapan SPM bidang kesehatan pada jenis tersebut. Hal ini menyebabkan ketercapaian
pelayanan kesehatan dasar penderita hipertensi di puskesmas rawat jalan lebih rendah dari puskesmas
puskesmas rawat jalan dan rawat inap di Kota rawat inap.
Semarang.
Sumber Daya
METODE PENELITIAN Keberhasilan proses implementasi kebijakan
Penelitian ini merupakan penelitiankualitatif sangat tergantung dari kemamapuan memanfaatkan
dengan pendekatan deskriptif analitik. Pemilihan sumber daya yang tersedia. Manusia merupakan
sampel menggunakan teknik purposive. sumber daya yang terpenting dalam menentukan suatu
Penelitian dilakukan bulan Agustus hingga bulan keberhasilan proses implementasi kebijakan. Sumber
September 2019 di Puskesmas Gunungpati, daya lain yang perlu diperhitungkan juga ialah sumber
Puskesmas Ngesrep, Puskesmas Pudak Payung, dan daya finansial dan sumber daya sarana dan prasarana.
Puskesmas Sekaran Kota Semarang.Pengumpulan Sumber daya dalam penerapan standar
data dilakukanmelalui indepth interview kepada pelayanan minimal di bidang kesehatan pada indikator
informan utama dan informan triangulasi. Informan pelayanan kesehatan penderita hipertensi sudah
utama sebanyak 12orang yang terdiri dari kepala tercukupi secara keseluruhan. Namun, pada saat
puskesmas, kepala tata usaha, penanggung jawab pegawai sedang ada yang melakukan dinas luar,
pemegang program penyakit tidak menular (PTM) di puskesmas merasa sumber daya manusia yang ada
masing-masing puskesmasdengan jenjang usia antara belum tercukupi.
42-57 tahun dan masa kerja di puskesmasantara 5-29 Beberapa penelitian terdahulu mengindikasikan
tahun. Informan triangulasi yaitu pasien di masing- bahwa tersedianya sumber daya berpengaruh terhadap
masing puskesmas dan seorang staff P2P Dinas hubungan teknologi-kinerja.
Kesehatan Kota Semarang berusia antara 40-61 tahun. Ketersediaan sumber daya dapat berpengaruh
Aspek yang ditelitiadalahstandar dan tujuan secara positif maupun negatif. Menurut Dess & Beard
kebijakan, sumber daya, karakteristik organisasi (1984), tersedianya sumber daya dapat menguatkan
pelaksana, komunikasi antar organisasi pelaksana, atau memperlemah pengaruh teknologi terhadap
sikap para pelaksana serta lingkungan ekonomi, sosial kinerja. Sebuah penelitian yang dilakukan oleh Meyer
dan politik. & Goes (1988) terhadap beberapa rumah sakit di
Tahap yang dilakukan dalam penelitian ini Amerika menemukan bahwa rumah-rumah sakit yang
adalah pengumpulan data, reduksi data, analisis data, terletak dan beroperasi pada lingkungan di mana
penyajian data dan penarikan kesimpulan. tersedia sumber daya mendapatkan lebih banyak
keuntungan dibanding dengan rumah-rumah sakit
HASIL DAN PEMBAHASAN yang berada di lingkungan di mana sumber daya
Standar dan Tujuan Kebijakan langka dan sukar diperoleh5.
Kinerja implementasi kebijakan dapat diukur
tingkat kebrehasilannya dari standar dan tujuan Karakteristik Organisasi Pelaksana
kebijakan yang bersifat realistis. Ketika ukuran dan Pusat perhatian pada agen pelaksana meliputi
sasaran kebijakan terlalu ideal, maka akan sulit organisasi formaldan organisasi non formal yang akan
direalisasikan. Puskesmas telah menggunakan terlibat pengimplementasian kebijakan publik. Hal ini
Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 4 Tahun 2019 sangat penting karena kinerja implementasi kebijakan
tentang Standar Pelayanan Minimal di Bidang publik akan sangat banyak dipengaruhi oleh ciri-ciri
Kesehatan untuk menerapkan standar pelayanan yang tepat serta cocok dengan peran agen
minimal. Namun sebagian besar informan utama pelaksananya.
mengatakan bahwa Peraturan Menteri Kesehatan Alur pelaporan, alur pengawasan serta
Nomor 4 Tahun 2019 terlalu ideal karena target yang pengambilan keputusan dalam penerapan standar
harus dicapai puskesmas sebesar 100%. pelayanan minimal di bidang kesehatan pada indikator
Dalam mewujudkan siklus manajemen pelayanan kesehatan penderita hipertensi tidak
puskesmas yang berkualitas, efektif, dan efisien, maka mengalami kendala. Namun terdapat perbedaan antara
perlu ditetapkan tim manajemen puskesmas yang alur pengawasan yang dilakukan oleh puskesmas
dapat berfungsi sebagai penanggung jawab upaya rawat inap dengan puskesmas rawat jalan. Puskesmas
kesehatan di puskesmas dan didukung sepenuhnya rawat inap membentuk tim untuk menangani dalam
oleh jajaran pelaksananya masing-masing. Tim ini hal perencanaan, pelaksanaan hingga pengawasan.
bertanggung jawab terhadap tercapainya target kinerja Pengawasan adalah suatu proses kegiatan
puskesmas, melalui pelaksanaan upaya kesehatan pimpinan yang sistematis untuk membandingkan,
yang bermutu4. memastikan, dan menjamin bahwa tujuan dan sasaran
© 2020 Prakasita Artha Anindya et al., JIM, ISSN : 2088-8961. All rights reserved.
32 Prakasita A.A., Sutopo P.J., Nurhasmadiar N. / Jurnal Ilmiah Mahasiswa 10(2), April 2020
serta kegiatan organisasi yang akan dan telah memberikan dukungan dalam pelaksanaan kebijakan
terlaksana dengan baik dan sesuai dengan standar, agar dapat terwujud, seperti sumber daya manusia,
rencana, instruksi, dan ketentuan-ketentuan yang telah sumber dana, sumber sarana dan prasarana. Sumber
ditetapkan perusahaan, serta untuk mengambil daya ini sangat berpengaruh terhadap pelaksanaan
tindakan perbaikan dan pencegahan yang diperlukan kebijakan, tanpa sumber daya kebijakan tidak akan
sumber daya yang paling efektif dan efisien dalam berjalan dengan baik8.
mencapai tujuan perusahaan tersebut6.
Lingkungan Ekonomi, Sosial, dan Politik
Komunikasi Antar Organisasi Pelaksana Lingkungan ekonomi, sosial, dan politik yang
Koordinasi merupakan mekanisme yang ampuh tidak kondusif dapat menjadi penyebab dari kegagalan
dalam implementasi keijakan publik, semakin baik kinerja implementasi kebijakan. Karena itu upaya
koordinasi komunikasi diantara pihak-pihak yang untuk mengimplementasikan kebijakan harus juga
terlibat dalam suatu proses implementasi kebijakan, memperhatikan kondisi lingkungan eksternal.
maka asumsinya kesalahan-kesalahan akan sangat Hasil penelitian diperoleh informasi penyebab
kecil untuk terjadi, begitu pula sebaliknya. belum tercapainya target karena beberapa hal di
Aspek komunikasi antar organisasi pelaksana wilayah kerja puskesmas yaitu terdapat kawasan elit
hanya berupa pemahaman mengenai kebijakan yang dan masyarakat yang tidak peduli akan kesehatannya.
telah diterapkan pada standar pelayanan minimal di Kondisi tersebut menyebabkan puskesmas merasa
bidang kesehatan pada indikator pelayanan kesehatan kesulitan untuk melakukan edukasi kepada
penderita hipertensi. masyarakat. Sedangkan puskesmas tidak mengalami
Hasil penelitian didapatkan informasi bahwa kesulitan untuk melakukan edukasi terhadap
carapuskesmas menginformasikan peraturan terbaru masyarakat di wilayah kerjanya karena adanya
melalui media sosial atau pada saat apel pagi. Namun dukungan dari masyarakat yang sangat antusias
setelah itu, tidak ada tindak lanjut mengenai apakah terhadap program-program yang dijalankan oleh
seluruh pegawai telah mengetahui serta memahami puskesmas, disamping itu puskesmas juga memiliki
peraturan terbaru tersebut. inovasi bagaimana caranya dapat melibatkan lintas
Komunikasi merupakan faktor dominan dalam sektor di wilayah kerjanya.
melakukan koordinasi implementasi kebijakan. Dalam pembuatan implementasi kebijakan
Menurut Hogwood dan Gunn, koordinasi bukan hanya melalui suatu tahapan. Tahapan tersebut dalam
tentang persoalan mengkomunikasian informasi pelaksanaanya dipengaruhi oleh masyarakat karena
ataupun membentuk struktur-struktur administrasi dengan melibatkan masyarakat maka pelaksanaan
yang cocok, melainkan praktik pelaksanaan kebijakan akan berhasil. Akan tetapi walaupun
kebijakan. Selanjutnya menurut Edward III, kebijakan tersebut sudah dapat mengikutsertakan
komunikasi kebijakan memiliki beberapa macam masyarakat maka akan mengalami kegagalan yang
dimensi, diantaranya: dimensi transformasi atau diakibatkan oleh kurang diimplementasikan oleh para
penyampaian informasi kebijakan publik, kejelasan, pelaksana kebijakan. Oleh karena itu apabila suatu
dan konsistensi. Apabila koordinasi komunikasi kebijakan dapat berhasil maka dalam prosesnya harus
diantara pihak-pihak yang terlibat dalam suatu proses melibatkan masyarakat dan juga dalam
implementasi baik, maka memperkecil suatu mengimplementasikan kebijakan harus maksimal
kesalahan, begitu sebaliknya7. sehingga diperoleh hasil yang sesuai dengan tujuan
yang telah ditetapkan8.
Sikap Para Pelaksana Faktor eksternal lainnya yang dapat
Sikap penerimaan atau penolakan dari pelaksana mempengaruhi belum tercapainya target pelayanan
akan sangat mempengaruhi keberhasilan atau tidaknya kesehatan penderita hipertensi. (100%) yaitu belum
kinerja implementasi kebijakan publik. semua institusi yang terlibat dalam jejaringpelayanan
Berdasarkan hasil penelitian yang telah melakukan pelaporan terkait pasien yang melakukan
dilakukan, informan utama mengatakan bahwa pemeriksaan selain di puskesmas. Disisi lain
kebijakan tersebut sesuai dan telah diterapkan di laporanyang berasal dari intitusi pelayanan jejaring
puskesmas. Namun, puskesmas sebagai pelaksana dari sangat diperlukan untuk melakukan perhitungan
kebijakan mengatakan bahwa target tersebut sulit presentase capaian kinerja puskesmas. Hal tersebut
untuk dicapai dengan berbagai macam alasan yang dikarenakan belum adanya kebijakan serta
disebutkan. Salah satunya yaitu, pada tahun 2017 penghargaan dan teguran (reward dan punishment)
puskesmas merasa kekurangan sumber daya manusia, yang mengatur mengenai keharusan institusi jejaring
sehingga target yang telah ditentukan dari kebijakan yang berada di wilayah kerja puskesmas melakukan
tersebut belum tercapai. pelaporan.
Walaupun maksud dan tujuan kebijakan sudah
diinformasikan secara jelas dan konsisten, akan tetapi SIMPULAN
apabila pelaksana/implementor kekurangan sumber Standar dan tujuan kebijakan Peraturan Menteri
daya untuk melaksanakan kebijakan maka akan Kesehatan Nomor 4 Tahun 2019 yang diterapkan di
berjalan tidak efektif. Sumber daya yang adapat puskesmas Kota Semarang kesulitan dalam mencapai
© 2020 Prakasita Artha Anindya et al., JIM, ISSN : 2088-8961. All rights reserved.
Prakasita A.A., Sutopo P.J., Nurhasmadiar N. / Jurnal Ilmiah Mahasiswa 10(2), April 2020 33
© 2020 Prakasita Artha Anindya et al., JIM, ISSN : 2088-8961. All rights reserved.