You are on page 1of 10

PENGARUH LIDOCAIN 1,5 mg/Kg BB INTRAVENA TERHADAP TEKANAN

DARAH PADA TINDAKAN INTUBASI


DI INSTALASI BEDAH SENTRAL RSUD
Dr.ISKAK TULUNGAGUNG

ABSTRACT

By : Nanang Sugiarto; Yenny Puspitasari; Sugiyanto


Nursing Faculty at STIKes Surya Mitra Husada

Intubation is a method to release and defend the respiratory track that can
cause a stimulus to the sympathetic nerves in evoking cardiovascular response.
Lidocaine is a local anesthesia that can be used to cardiac arrhythmias if it is
given intravenously. The purpose of this study is to know the effect of given
lidocaine 1,5 mg/Kg BB intravenous to the blood pressure on endotrachea
intubation action at Central Surgical Installation at RSUD Dr. Iskak Tulungagung.

The research of this study is pre-post test design with control group
design. The population is all of male and female patients that undergo surgery or
planned surgery with general anesthesia and endotrachea intubation at Central
Surgical Installation at RSUD Dr. Iskak Tulungagung. The sample of this study is
32 respondents which are taken by using purposive sampling. Meanwhile, the
independent variable is lidocaine and the dependent variable is blood pressure.
The data collection uses blood pressure observation sheet before and after
intubation without using lidocaine. The data analysis of this study uses the t-two
independent α <0.05 statistical test.

The result of this study shows that based on 32 respondents, the blood
pressure before and after intubation of the intervention group and control group
after carried out the t-two independent statistical test indicates that the systole
pressure and diastole p value = 0.000 <0.05. It means that there is effect of given
lidocaine 1,5 mg/Kg BB before intravenous intubation to the blood pressure.

Based on the result of this study, lidocaine before intubation action can be
affect to the blood pressure which is caused analgesic effect of the lidocaine
itself.

Keywords : Intubation, Lidocaine, Blood Pressure

48
PENGANTAR oksigenasi. Misalnya, saat
resusitasi, memungkinkan
Tindakan pembedahan atau penggunaan relaksan dengan
operasi merupakan salah satu efisien, ventilasi jangka panjang.
bentuk terapi dan merupakan upaya c. Pencegahan terhadap aspirasi dan
yang dapat mendatangkan ancaman regurgitasi.
terhadap tubuh, integritas dan jiwa Adapun kesulitan – kesulitan
seseorang.Tindakan pembiusan yang terjadi pada waktu tindakan
adalah tindakan yang tidak intubasi antara lain : leher pendek
terpisahkan dalam prosedur operasi berotot, mandibula menonjol,
yaitu tindakan yang memungkinkan maksila/gigi depan menonjol, uvula
pasien terbebas dari rasa nyeri, tidak terlihat, gerak sendi, temporo
ketakutan saat di operasi dan mandibular terbatas, gerak vertebre
menciptakan kondisi relaksasi servikal terbatas. Tindakan intubasi
sehingga prosedur operasi dapat ini selain dapat menimbulkan
dilakukan. Berdasarkan data yang trauma, juga dapat menimbulkan
diperoleh dari Instalasi Bedah komplikasi berupa gejolak
Sentral RSUD Dr. Iskak kardiovaskuler yang salah satunya
Tulungagung jumlah pasien yang di adalah peningkatan tekanan darah
lakukan pembedahan atau tindakan yang disebabkan oleh refleks syaraf
operasi pada tahun 2011 adalah simpatis yang berlebihan.
sebesar 4.376 pasien dengan Istilah “ tekanan darah “ berarti
perincian, pembiusan dengan tekanan pada pembuluh nadi dari
anestesi umum 2.376 pasien ( 54 % peredaran sitemik di dalam tubuh
), dengan anestesi lokal 1.025 manusia. Tekanan darah adalah
pasien ( 24% ) dan dengan anestesi kekuatan yang diperlukan agar
regional 975 pasien ( 22% ), dari darah dapat mengalir di dalam
data tersebut dapat disimpulkan pembuluh darah dan beredar
bahwa tindakan pembedahan atau mencapai semua jaringan tubuh
operasi yang terbanyak adalah manusia. Tekanan darah dibedakan
dengan menggunakan anestesi antara tekanan darah sistolik dan
umum dengan jumlah 2.376 pasien. tekanan darah diastolik. Tekanan
darah sistolik adalah tekanan darah
Intubasi trakea adalah pada waktu jantung menguncup (
tindakan memasukkan pipa trakea sistole ) . Adapun tekanan diastolik
ke dalam trakea melalui rima glottis, adalah tekanan darah pada saat
sehingga ujung distalnya berada kira jantung mengendor kembali (
– kira dipertengahan trakea antara diastole ). Dengan demikian tekanan
pita suara dan bifurkasio trakea. darah sistolik selalu lebih tinggi
Indikasi sangat bervariasi pada daripada tekanan darah diastolic.
umumnya digolongkan sebagai Faktor yang mempertahankan tekanan
berikut: darah
1). Kekuatan memompa jantung
a. Menjaga potensi jalan nafas oleh Gerakan jantung terdiri atas dua
sebab apapun. Kelainan anatomi, jenis, yaitu kontraksi atau sistol
bedah khusus, bedah posisi dan pengendoran atau diastol.
khusus, pembersihan jalan nafas Kontraksi dari kedua atrium
dan lain – lainnya. terdiri serentak dan disebut sistol
b. Mempermudah ventilasi positif dan
49
atrial, pengendorannya adalah kelihatan di dalam kapiler dan
diastol atrial. Serupa dengan itu vena.
kontraksi dan pengendoran 5). Keadaan pembuluh darah kecil
ventrikel disebut juga sistol dan pada kulitArteri-arteri kecil di kulit
diastol ventrikel. Kontraksi kedua akan mengalami dilatasi
atrium pendek, sedangkan (melebar) kalau kena panas dan
kontraksi ventrikel lebih lama mengadakan kontraksi
dan lebih kuat. Dan yang dari (mengecil) apabila kena dingin,
ventrikel kiri adalah yang terkuat sehingga bekerja seperti
karena harus mendorong darah termostat yang
ke seluruh tubuh untuk mempertahankan suhu tubuh
mempertahankan tekanan darah agar tetap normal. Kalau arteri-
arteri sistemik. Meskipun arteri kecil ini mangalami dilatasi,
ventrikel kanan juga memompa tekanan darah akan turun, oleh
volume darah yang sama, tetapi karena itu panas akan
tugasnya hanya mengirimkannya menurukan tekanan darah.
ke sekitar paru-paru dimana Apabila tekanan darah turun,
tekanannya jauh lebih rendah. sel-sel otak menjadi kurang aktif
2).Viskositas (kekentalan) darah karena sel-sel ini tidak
disebabkan oleh protein plasma mendapatkan cukup oksigen dan
dan oleh jumlah sel darah yang glukose yang biasanya tersedia.
berada di dalam aliran darah. Lidokain merupakan suatu
Setiap perubahan pada kedua senyawa yang masih popular,
faktor ini akan merubah tekanan disintesis pada tahun 1943 oleh
darah. Besarnya geseran yang Lofgren dan mungkin dapat
ditimbulkan oleh cairan terhadap dianggap sebagai prototipe senyawa
dinding tabung yang dilaluinya, anestestika local, Pemakaian
berbeda-beda sesuai dengan lidokain di klinik antara lain sebagai
viskositas cairan makin pekat. anestesi topikal, injeksi lokal untuk
3).Elastisitas dinding pembuluh anestesi local. Pemberian secara
darah. Di dalam arteri tekanan intravena dapat di gunakan untuk
lebih besar dari yang ada dalam aritmia jantung, lidokain merupakan
vena sebab otot yang salah satu obat yang paling banyak
membungkus arteri lebih elastis digunakan dan bekerja lebih cepat
daripada yang ada pada vena. dan lebih setabil daripada sebagian
4). Tahapan tepi (resistensi perifer) besar anestetik lokal lainnya. Efek
adalah tahanan yang samping yang di timbulkan oleh
dikeluarkan oleh geseran darah lidokain adalah mengantuk, pusing –
yang mengalir dalam pembuluh. pusing, sukar bicara, konvulsi:
Tahanan utama pada aliran semua efek SSP yang terutama
darah dalam sistem sirkulasi timbul pada overdose.
besar berada di dalam arteriol. Penggunaannya harus hati – hati
Dan turunnya tekanan terbesar pada gangguan fungsi hati,
terjadi pada tempat ini. Arteriol decompensatio cordis, depresi
juga menghaluskan denyutan pernafasan dan shock. Untuk
yang keluar dari tekanan darah mengurangi gejolak kardiovaskuler
sehingga denyutan tidak pada tindakan laringoskopi biasanya
diberikan dosis 1 - 2 mg/kgBB bolus

50
intravena sebelum tindakan. tidak ada kelainan jantung, hati,
Berdasarkan hal di atas maka ginjal dan cerebrovascular disease,
penulis tertarik untuk meneliti mendapat ijin dari dokter anestesi
pengaruh lidokain intravena Instalasi Bedah Sentral RSUD Dr.
terhadap tekanan darah pada Iskak Tulungagung.
tindakan intubasi pada pasien Dalam penelitian ini jenis data yang
sebelum dilakukan tindakan digunakan adalah data primer untuk
pembedahan, sehingga hal tersebut mengetahui pengaruh lidokain
dapat mengantisipasi komplikasi terhadap perubahan tekanan darah
yang di timbulkan akibat tindakan pada tindakan intubasi. Instrumen
intubasi. penelitian yang digunakan untuk
pengumpulan data adalah lembar
BAHAN DAN CARA PENELITIAN observasi.
Jenis penelitian yang akan Pengolahan data dilakukan
dilakukan adalah Pre – post test dengan editing yaitu dengan cara
design with control group design. memeriksa kembali data
Populasi dalam penelitian ini adalah dimaksudkan untuk mengevaluasi
Seluruh pasien pria dan wanita yang kelengkapan, konsistensi dan
dilakukan tindakan pembedahan kesesuaian antara kriteria data yang
atau operasi elektif dengan anestesi diperlukan. Pengkodean dilakukan
umum dengan intubasi endotrakea dengan memberi kode pada masing
di Instalasi Bedah Sentral RSUD Dr. – masing karakteristik. Proses
Iskak Tulungagung. Tehnik dalam selanjutnya adalah analisa data,
pengambilan sample pada penelitian analisis data dilakukan dengan
ini adalah purposive sampling. Pada menggunakan uji t two independent
pelaksanaan penelitian, jumlah dengan SPSS versi 20 untuk menilai
sample yang di dapat adalah 32 pengaruh lidokain terhadap tekanan
responden. Kriteria inklusi sample darah pada tindakan intubasi
adalah Pasien yang akan diopersi endotrakea.
dengan anestesi umum dengan
intubasi endotrakea yang bersedia HASIL PENELITIAN DAN
menjadi responden.Usia antara 20 - PEMBAHASAN
40 tahun, status fisik ASA I : pasien
– pasien yang tidak mempunyai KARAKTERISTIK SUBJEK
penyakit sistemik atau kelainan yang Karakteristik subjek dalam penelitian
perlu pembedahannya terlokalisir, ini meliputi jenis kelamin, usia,
status fisik ASA II : pasien – pasien tingkat pendidikan dan status fisik.
yang menderita penyakit sitemik Adapun deskripsi dari karakteristik
ringan atau sedang, karena alasan subjek tersebut seperti pada tabel 1.
medik atau kelainan yang perlu Tabel 1 pada subjek penelitian jenis
pembedahan, pria dan wanita, untuk kelamin menunjukkan bahwa jumlah
wanita tidak dalam keadaan hamil, responden pada penelitian ini antara
tekanan darah dalam batas normal,

51
Tabel 1. Karakteristik Subjek Penelitian di instalasi bedah
sentral RSUD Dr.Iskak Tulungagung tanggal 20
Nopember s/d 25 Desember 2012

Karakteristik Jumlah %
Jenis Kelamin Laki – Laki 18 56
Perempuan 14 44
Usia 20 – 25 th 7 22
26 – 30 th 9 28
31 – 35 th 7 22
36 – 40 th 9 28
Pendidikan SD 2 6
SMP 4 13
SMA 8 25
PT 18 56
Status Fisik ASA I 31 97
ASA II 1 3
pria
dan
wanita yang terbanyak adalah pria intervensi tekanan darah sistole titik
yaitu sebanyak 18 orang (56%) dan tertinggi adalah 140 mmHg dan titik
14 orang (44%) adalah wanita, terendahnya 110 mmHg dengan rata
subjek penelitian pada usia bahwa – rata 127,00 mmHg pada tekanan
usia responden yang terbanyak darah diastole titik tertinggi adalah
pada penelitian ini adalah usia 26-30 96 mmHg dan titik terendahnya 69
dan 36-40 tahun masing – masing mmHg dengan rata – rata 86,56
sebanyak 9 orang ( 28% ), subjek mmHg. Sedangkan pada kelompok
penelitian pada tingkat pendidikan kontrol tekanan darah sistole titik
bahwa tingkat pendidikan responden tertinggi adalah 145 mmHg dan titik
yang paling sedikit adalah tingkat terendahnya adalah 110 mmHg
pendidikan SD sebesar 2 orang ( 6% dengan rata – rata 127,00 mmHg,
) dan yang paling banyak adalah pada tekanan darah diastole titik
tingkat pendidikan dari perguruan tertinggi adalah 90 mmHg dan titik
tinggi yaitu sebesar 18 orang ( 56% terendahnya 69 mmHg dengan rata
), subjek penelitian pada Status fisik – rata 77,06 mmHg. Sedangkan
responden yang paling banyak tekanan darah setelah tindakan
adalah dengan status fisik dengan intubasi pada kelompok intervensi
ASA I yaitu sebanyak 31 orang ( tekanan darah sistole titik tertinggi
97% ) dan untuk ASA II hanya 1 adalah 140 mmHg dan titik
orang ( 3 % ) berarti responden terendahnya 105 mmHg dengan rata
dalam penelitian ini mayoritas – rata 121,88 mmHg, pada tekanan
mempunyai status kesehatan yang darah diastole titik tertinggi adalah
baik tanpa mempunyai penyakit 84 mmHg dan titik terendahnya 69
sistemik. mmHg dengan rata – rata 73,87
mmHg. Sedangkan pada kelompok
KARAKTERISTIK DATA KHUSUS kontrol tekanan darah sistole titik
Data khusus didapatkan bahwa tertinggi adalah 182 mmHg dan titik
tekanan darah sebelum dilakukan terendahnya adalah 120 mmHg
tindakan intubasi pada kelompok dengan rata – rata 141,81 mmHg,

52
pada tekanan darah diastole titik tekanan darah sebelum
tertinggi adalah 125 mmHg dan titik dilakukan tindakan intubasi pada
terendahnya 80 mmHg dengan rata kelompok intervensi tekanan
– rata 94,00. darah sistole titik tertinggi adalah
140 mmHg dan titik terendahnya
ANALISIS 110 mmHg, pada tekanan darah
Hasil uji statistik pengaruh diastole titik tertinggi adalah 96
lidokain 1,5 mg/kg BB intravena mmHg dan titik terendahnya 69
terhadap tekanan darah pada mmHg. Sedangkan pada
tindakan intubasi di instalasi bedah kelompok kontrol tekanan darah
sentral RSUD Dr.Iskak Tulungagung sistole titik tertinggi adalah 145
pada tanggal 20 Nopember 2012 s/d mmHg dan titik terendahnya
25 Desember 2012. Dari data adalah 110 mmHg, pada
tekanan darah sebelum dan tekanan darah diastole titik
sesudah intubasi dengan dan tanpa tertinggi adalah 90 mmHg dan
lidokain kemudian di lakukan uji t titik terendahnya 69 mmHg.
two independen di dapatkan data Berdasarkan hasil statistik
seperti tabel 2. deskriptif tekanan darah sistole

Tabel 2. hasil uji t two independent tekanan darah sebelum dan sesudah
intubasi tanpa lidokain dan dengan lidokain
Analisa Data Signifikasi Kesimpulan Uji SPSS
Tekanan Sistole Sig = 0,00 Tolak H0
Tekanan Diastole Sig = 0,00 Tolak H0

Dari tabel 2. hasil analisa uji t two pada kelompok kontrol sebelum
independent, pengaruh lidokain 1,5 tindakan intubasi mempunyai
mg/kg BB intravena terhadap mean 127,00 dan tekanan
tekanan darah pada tindakan diastolenya mempunyai mean
intubasi di dapatkan hasil signifikasi 77,06 sedangkan pada kelompok
p value = 0,00 < 0,05, sehingga intervensi tekanan darah sistole
dapat disimpulkan bahwa H0 ditolak mempunyai mean 126, 88 dan
yang artinya ada pengaruh diastolenya mempunyai mean
pemberian lidokain1,5 mg/kg BB 86,56. Fakta faktor yang
intravena terhadap tekanan darah mempertahankan tekanan darah
pada tindakan intubasi di instalasi ada bayak hal antara lain:Kekuatan
bedah sentral RSUD Dr.Iskak memompa jantung, Viskositas
Tulungagung (kekentalan) darah, , Elastisitas
dinding pembuluh darah, tahapan
PEMBAHASAN tepi (resistensi erifer, keadaan
pembuluh darah kecil pada kulit.
A. Tekanan darah pada kelompok B. Tekanan darah pada kelompok
intervensi dan kelompok kontrol intervensi dan kelompok kontrol
pada pasien pre operasi di setelah dilakukan tindakan
Instalasi Bedah Sentral RSUD intubasi pada pasien pre operasi
Dr.Iskak Tulungagung. Dari apa di Instalasi Bedah Sentral RSUD
yang terjadi di lapangan bahwa Dr.Iskak Tulungagung. Tekanan

53
darah pada kelompok intervensi teraspirasinya isi lambung),dan
dan kelompok kontrol setelah lain-lain. Respon tersebut terjadi
dilakukan tindakan intubasi pada akibat adanya peningkatan
pasien pre operasi di instalasi rangsangan simpatis oleh karena
bedah sentral RSUD Dr.Iskak penekanan pada saraf
Tulungagung, dapat dilihat laryngeus superior dan saraf
bahwa tekanan darah setelah recurren laryngeus oleh ujung
tindakan intubasi pada kelompok laringoskop maupun pipa
intervensi tekanan darah sistole endotrakhea
titik tertinggi adalah 140 mmHg C. Analisa Pengaruh lidokain
dan titik terendahnya 105 mmHg, terhadap tekanan darah
pada tekanan darah diastole titik kelompok intervensi dibanding
tertinggi adalah 84 mmHg dan kelompok kontrol pada tindakan
titik terendahnya 69 mmHg. intubasi pasien pre operasi di
Sedangkan pada kelompok Instalasi Bedah Sentral RSUD
kontrol tekanan darah sistole titik Dr. Iskak Tulungagung. Lidokain
tertinggi adalah 182 mmHg dan saat ini sering digunakan dalam
titik terendahnya adalah 120 tindakan pembedahan, yang
mmHg, pada tekanan darah sering digunakan dalam
diastole titik tertinggi adalah 125 pembedahan pada pasien
mmHg dan titik terendahnya 80 dengan lokal anestesi karena
mmHg. Berdasarkan hasil efek dari lidokain yang bekerja
statistik deskriptif tekanan darah lebih cepat dan lebih stabil dari
sistole pada kelompok kontrol sebagian besar anestetik lokal
setelah dilakukan tindakan lainnya. Fakta di lapangan
intubasi mempunyai mean bahwa lidokain belum
141,88 dan tekanan diastolenya merupakan suatu protap yang
mempunyai mean 94,00 harus di gunakan sebelum
sedangkan pada kelompok melakukan intubasi pada
intervensi tekanan darah sistole tindakan pembedahan yang
mempunyai mean 121, 88 dan perlu pembiusan umum di RSUD
diastolenya mempunyai mean Dr.Iskak Tulungagung. Lidokain
73,83. Tindakan laringoskopi dan merupakan suatu senyawa yang
intubasi sering menimbulkan masih popular, disintesis pada
efek samping yang tidak tahun 1943 oleh Lofgren dan
diinginkan. Komplikasi yang mungkin dapat dianggap sebagai
timbul dapat berupa nyeri prototipe senyawa anestestika
tenggorokan, obliterasi trakea lokal, untuk mengurangi gejolak
total, pada sistem kardiovaskuler kardiovaskuler pada tindakan
(disritmia, peningkatan tekanan laringoskopi biasanya diberikan
darah), sistem respirasi dosis 1-2 mg/kgBB bolus
(spasme laring, spasme intravena sebelum tindakan.
bronkus, hipoksia, hiperkarbia), Efek ini sebagian disebabkan
susunan saraf pusat oleh efek analgesik dan efek
(peningkatan tekanan anestesi lokal dari lidokain.,
intrakranial), mata (peningkatan lidokain bekerja pada
tekanan intraokuler), saluran penghambatan transmisi (salah
pencernaan (muntah dan satu rangkaian proses nyeri)

54
yaitu proses penyaluran impuls sistole sebesar 5 mmHg dan
nyeri melalui serabut A delta dan diastole sebesar 3,23 mmHg.
serabut C tak bermielin dari 3. Dari data yang diperoleh dari
perifer ke medula spinalis. responden pada kelompok
intervensi dan kelompok kontrol,
tekanan darah sebelum dan
KESIMPULAN DAN SARAN sesudah dilakukan tindakan
1. Tekanan darah sistole dan intubasi kemudian di analisa
diastole sebelum dilakukan untuk mengetahui pengaruh
tindakan intubasi pada kelompok lidokain terhadap perubahan
intervensi dan kelompok kontrol tekanan darah di dapatkan hasil
tidak banyak mengalami p value sebesar 0,00 pada
perbedaan yang signifikan, ini tekanan sistole dan diastole
dapat dilihat dari hasil test dengan nilai sig α < 0,05 yang
statistik deskriptif menunjukkan berarti bahwa pemberian lidokain
bahwa hasil tekanan darah sebelum tindakan intubasi
sistole pada kelompok kontrol berpengaruh terhadap
mempunyai mean 127,00 dan perubahan tekanan darah.
tekanan diastolenya mempunyai Adapun saran peneliti pada
mean 77,06 sedangkan pada responden untuk istirahat yang
kelompok intervensi tekanan cukup untuk menjaga kondisi fisik
darah sistole mempunyai mean dan tekanan darah dalam batas
126, 88 dan diastolenya normal sebelum dilakukan tindakan
mempunyai mean 86,56. pembedahan, saran untuk tenaga
2. Tekanan darah sistole dan anestesi yang melakukan tindakan
diastole setelah di lakukan intubasi agar supaya lebih ketat
tindakan intubasi berdasarkan dalam mengobservasi status fisik
hasil statistik deskriptif tekanan pasien, sehingga terhindar dari
darah sistole pada kelompok kemungkinan yang tidak diinginkan.
kontrol mempunyai mean 141,88 Selain itu dalam melakukan tindakan
dan tekanan diastolenya intubasi diharapkan dapat dilakukan
mempunyai mean 94,00 dengan lembut dan cepat untuk
sehingga dapat disimpulkan menghindari rangsangan syaraf
bahwa telah terjadi kenaikan simpatis yang berlebihan, saran
sistole sebesar 14.88 mmHg dan kepada rumah sakit dalam
diastole sebesar 16,94 mmHg mengikuti perkembangan ilmu
pada kelompok kontrol, ini terjadi pengetahuan dan tehnologi serta
karena pengaruh dari tindakan meningkatkan ketrampilan pegawai,
intubasi yang telah merangsang hendaknya rumah sakit secara
terhadap syaraf simpatis pada berkala mengadakan pelatihan –
pasien yang akan dilakukan pelatihan kepada pegawai sesuai
tindakan pembedahan, dengan bidang dan ketrampilannya
sedangkan pada kelompok masing – masing, saran untuk
intervensi tekanan darah sistole peneliti selanjutnya, peneliti
mempunyai mean 121,88 dan mengharapkan kepada peneliti yang
diastolenya mempunyai mean lain yang akan meneliti kasus
73,83 dapat disimpulkan bahwa serupa, diharapkan nantinya untuk
terjadi penurunan tekanan darah mencoba meneliti pemberian

55
dengan dosis berbeda dan waktu tracheal intubation. Br J Anesth.
pengukuran yang berbeda, sehingga 59:295-99
mempunyai pengaruh yang berbeda 11. Mikawa K, Nishina K,
terhadap perubahan tekanan darah. Maekawa N, Obara H. ( 1996 ).
Comparison of
nicardipine,diltiazem, and
KEPUSTAKAAN verapamil for controlling the
cardiovascular responses to
1. Arikunto S. (2006). Prosedur tracheal intubation. Br J anesth.
Penelitian Suatu Pendekatan 76:221-6
Praktek. Rineka Cipta, Jakarta. 12. Mutschler. ( 2002 ). Dinamika
2. Beevers, D.G. ( 1999 ) . Obat. ITB. Bandung
Seri Kesehatan Bimbingan 13. Muchtar A, Suyatna FD. ( 2005
Dokter pada Tekanan Darah. ). Farmakologi dan terapi. Edisi
Dian Rakyat. Jakarta. 4. Bagian Farmakologi Fakultas
3. Danim Sudarman. ( 2003 ). Kedokteran Universitas
Riset Keperawatan Sejarah dan Indonesia. Jakarta
Metodologi. EGC. Jakarta. 14. Muttaqin A, (2009).Pengantar
4. Hung O, (2001). Asuhan Keperawatan Klien
Understanding hemodynamic dengan Gangguan Sistem
response to tracheal intubation. Cardiovaskuler.Salemba Medika.
Can J Anesth. 48:723-26 Jakarta
5. Henderson J. ( 2005 ). 15. Majid A, Judha M, Istianah U. (
Tracheal intubation of adult 2011). Keperawatan Perioperatif.
patient. In: Caldent F, Pearce Gosyen Publishing. Yogyakarta
A.Core topics in airway 16. Maulany R.F, Omoigui S. ( 2002
management. New York: ). Buku Saku Obat – Obatan
Cambridge university press. 69-80 Anestesia. EGC. Jakarta
6. Katzung Betram G. ( 2002 ). 17. MedicalDesabilityAdvisor.(2012).
Basic and Clinical Pharmacology. Hypotension.http://www.mdguide
Salemba Medika. Jakarta lines.com/hypotension/definition .
7. Latief, SA, Suryadi, KA, Tanggal 22/9/2012, jam 20.00
Dachlan, MR. ( 2010 ). Petunjuk WIB
Praktis Anestesiologi. Bagian 18. Neal Michael, J. ( 2006 ). At a
Anestesiologi dan Terapi Intensif Glance Farmakologi Medis.
Fakultas Kedokteran Universitas Erlangga. Jakarta
Indonesia. Jakarta 19. Pearce, Evelyn C.( 2006 ).
8. Nursalam. (2008). Konsep Anatomi dan Fisiologis Untuk
Dan Penerapan Metodologi Para Medis. PT. Gramedia
Penelitian Ilmu Keperawatan. Pustaka Utama. Jakarta
Salemba Medika. Jakarta 20. Ruhyanudin F. ( 2007 ). Asuhan
9. Notoatmodjo, S (2002). Keperawatan Pada Klien
Metodologi Penelitian Kesehatan,
Dengan Gangguan Sitem
Rineka Cipta, Jakarta
10. Shribman AJ, Achola KJ. (1997 Kardiovaskuler. UPT Penerbitan
) Cardiovascular and Universitas Muhammadiyah
catecholamine responses to Malang. Malang
laryngoscopy with and without

56
21. Stoelting RK.( 2006 )
Pharmacology and physiology
in anesthetic practice. 4th ed.
Philadelphia: Lippincott William &
Wilkins
22. Tjay, TH dan Rahardja Kirana. (
2002 ). Obat – Obat Penting
Khasiat, Penggunaan dan Efek –
Efek Sampingnya. PT Elex
Media Komputindo Kelompok
Gramedia. Jakarta

57

You might also like