You are on page 1of 8

PENGEMBANGAN LKS IPA BERBASIS KEARIFAN LOKAL KOPI

PADA POKOK BAHASAN USAHA DAN ENERGI DI SMP


1)
Rosita Sari, 1) Alex Harijanto, 1)Sri Wahyuni
1)
Program Studi pendidikan Fisika FKIP Universitas Jember
rositasirasio@ymail.com

Abstract
The purpose research and development of students worksheets science based on
local wisdom of coffee on the subject effort and energy were described validity of product,
described critical thinking skill of students and described students response. This
worksheets arranged with indicators of critical thinking were interpretation, analysis,
inference, evaluation, explanation, and self regulation. The design of this research and
development by Sugiyono that was (1) potential and problem, (2) data collection, (3) the
product design, (4) validation design, (5) revision design, (6) testing products, and (7)
revision products. The techniques of data collection were validity, test, questionnaire,
and documentation. The result showed that (1) the students worksheets science based on
local wisdom of coffee was very valid and value of validation 86,43 % it can be used
without revision; (2) the students worksheets science based on local wisdom of coffee was
effective to increase critical thinking skill of students and value indicators of critical
thinking skill 72,99 % with good predicate, and N-gain value 0,47 with medium category;
and (3) the students worksheets science based on local wisdom of coffee was very
practically to students and the value of students response 85,98% with very good
category.

Key word: local wisdom, validity, critical thinking, students response

PENDAHULUAN

Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam berkaitan dengan kearifan lokal. Selain itu,
(IPA) secara terpadu dalam praktiknya masih guru mengaku sangat jarang mengaitkan
menghadapi kendala, salah satu kendalanya konsep materi IPA dengan kearifan lokal
ialah kurangnya sumber belajar untuk siswa. yang ada di sekitar lingkungan sekolah.
Hasil wawancara dengan salah satu guru IPA Sehingga siswa belum pernah diajarkan
di SMP Argopuro 2 Suci memberikan pembelajaran yang berbasis kearifan lokal.
informasi tentang kendala pembelajaran IPA Kearifan lokal merupakan tradisi yang
ialah kurangnya sumber belajar yang berkembang di masyarakat untuk mengelola
menyebabkan pembelajaran terpaku pada sumber daya yang ada agar tetap terjaga
satu buku. Proses pembelajaran IPA di kelestariannya. Kota Jember dikenal sebagai
sekolah menggunakan satu bahan ajar yang kota agraris yang banyak memproduksi
biasa disebut LKS (Lembar Kerja Siswa). komoditi kopi. Sehingga sudah selayaknya
LKS yang digunakan menguraikan ringkasan kearifan lokal kopi diinternalisasikan ke
materi dan latihan soal. LKS tersebut telah dalam pembelajaran di sekolah, agar siswa
sesuai dengan kurikulum dan kebutuhan lebih mengenal kearifan lokal kopi di
siswa, hanya saja aplikasi konsep yang daerahnya. Karena dari hasil penyebaran
disajikan masih secara umum dan belum angket 73,33 % siswa menyatakan belum tau
menyajikan permasalahan yang kearifan lokal yang ada di daerahnya.

70
Sari, Pengembangan LKS IPA... 71

Salah satu inovasi yang bisa dilakukan menunjukkan peningkatan keterampilan


untuk mengatasi permasalahan di atas ialah berpikir kritis yang signifikan antara kelas
mengembangkan bahan ajar berupa Lembar yang menggunakan pembelajaran berbasis
Kerja Siswa (LKS) berbasis kearifan lokal. sains budaya lokal dengan kelas yang
LKS dapat membangkitkan minat siswa jika menggunakan metode konvensional.
LKS disusun secara rapi, sistematis, mudah Berdasarkan permasalahan kurangnya
dipahami sehingga mudah menarik perhatian sumber belajar IPA dan inovasi pembelajaran
siswa, serta dapat menumbuhkan yang ditawarkan, maka tujuan dari penelitian
kepercayaan pada diri siswa dan dan pengembangan ini adalah
meningkatkan motivasi belajar dan rasa ingin mendeskripsikan validitas LKS IPA berbasis
tahu (Isnaningsih, 2013). kearifan lokal kopi, mendeskripsi-kan
Penggunaan LKS berbasis kearifan kemampuan berpikir kritis siswa
lokal dalam pembelajaran IPA diyakini dapat menggunakan LKS IPA berbasis kearifan
menjadi salah satu strategi untuk lokal kopi, dan mendeskripsikan respon
memudahkan siswa memahami konsep IPA, siswa terhadap LKS IPA berbasis kearifan
sehingga kemampuan berpikirnya lebih lokal kopi.
berkembang. Strategi tersebut dapat
memberikan nurturant effect pengembangan METODE
keterampilan seperti berpikir logis kritis
(Hariri, dkk, 2016). Pembelajaran berbasis Jenis penelitian ini adalah penelitian
sains budaya lokal sangat penting dilakukan pengembangan yang dirancang untuk
untuk memberikan wawasan pembelajaran memperoleh produk. Produk yang dimaksud
secara kontekstual dalam meningkatkan berupa LKS IPA berbasis kearifan lokal kopi
keterampilan berpikir kritis, hal ini karena pada pokok bahasan Usaha dan Energi di
mengaitkan budaya lokal dengan SMP.
pengetahuan sains siswa (Qolbi, dkk, 2016). Penelitian dilaksanakan di SMP
Kemampuan berpikir kritis yaitu Argopuro 2 Suci pada waktu semester genap
kemampuan memprediksi dari keterbatan tahun ajaran 2016/2017. Subjek penelitian
informasi, kemampuan untuk menemukan adalah 39 siswa kelas VIII B.
masalah, merumuskan hipotesis, menguji Penelitian dan pengembangan ini
hipotesis dan kemampuan untuk melihat mengacu pada rancangan model Sugiyono.
informasi dari berbagai pandangan Model pengembangan Sugiyono terdiri dari
(Martawijaya, 2015). Indikator kemampuan 10 tahap yaitu (1) potensi dan masalah, (2)
berpikir kritis dalam model Facione ada 6 pengumpulan data, (3) desain produk, (4)
diantaranya yaitu: 1) interpretation; 2) validasi desain, (5) revisi desain, (6) ujicoba
analysis; 3) testing; 4) interference; 5) produk, (7) revisi produk, (8) ujicoba
explanation; dan 6) self regulation pemakaian, (9) revisi produk, dan (10)
(pengaturan diri) (Atabaki, dkk, 2015). produksi massal. Namun, penelitian dan
Penelitian sebelumnya tentang pengembangan yang dilakukan hanya sampai
pembelajaran berbasis kearifan lokal pada tahap ke-7. Hal ini diperbolehkan
dilakukan oleh Wahyuni (2015), menyatakan sebagaimana Borg & Gall (dalam Emzir,
bahwa perangkat pembelajaran IPA berbasis 2013: 271) menyatakan bahwa
kearifan lokal yang dikembangkan dalam dimungkinkan untuk membatasi penelitian
katagori valid sehingga cukup efektif dalam dalam skala kecil, termasuk membatasi
meningkatkan kemampuan berpikir kritis langkah penelitian.
siswa. Selain itu Qolbi, dkk (2016)
72 Jurnal Pembelajaran Fisika, Vol. 7 No. 1, Maret 2018, hal 70-77

Instrumen pengumpulan data dalam Tabel 2. Kriteria KBK


penelitian ini menggunakan instrumen Tingkat Penguasaan Predikat
lembar validasi, lembar pre tes dan post test, 76  100% Baik sekali
serta angket respon siswa. Teknik perolehan 51  75% Baik
data yang dilakukan ialah teknik validasi, tes, 27  50% Cukup
angket, dan dokumentasi. ≤ 26% Kurang
Teknik analisis data validasi Sochibin (2009: 99)
menggunakan teknik persentase. Rumus Kemampuan berpikir kritis siswa
yang digunakan adalah. sebelum dan sesudah menggunakan LKS
𝑇𝑆𝑒 dihitung melalui N-gain berdasarkan pre test
𝑉−𝑎ℎ = × 100%
𝑇𝑆ℎ dan post test dengan rumus sebagai berikut.
Dengan: 𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑡𝑒𝑠𝑡 𝑎𝑘ℎ𝑖𝑟−𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑡𝑒𝑠𝑡 𝑎𝑤𝑎𝑙
𝑉−𝑎ℎ =validasi ahli 𝑁. 𝑔 = 𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑚𝑎𝑘𝑠 𝑦𝑔 𝑑𝑖𝑝𝑒𝑟𝑜𝑙𝑒ℎ−𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑡𝑒𝑠𝑡 𝑎𝑤𝑎𝑙
𝑇𝑆𝑒 =total skor empiris yang diperoleh
𝑇𝑆ℎ =total skor maksimal Nilai N-gain yang diperoleh,kemudian
100% = konstanta diinterpretasikan pada Tabel 3 berikut.
Nilai validasi yang diperoleh
Tabel 3. Interpretasi Nilai N-gain
selanjutnya diterjemahkan ke dalam kriteria
Nilai N-gain Interpretasi
validitas seperti pada Tabel 1 berikut.
g ≥ 0,7 Tinggi
Tabel 1. Kriteria validasi 0,7 > g ≥ 0,3 Sedang
g < 0,3 Rendah
Kriteria
No Tingkat Validitas Hake (dalam Ain, 2013:99)
Validitas
Sangat valid, dapat Hasil dari n-gain score (g) dikatakan
1 85,01%−100 % digunakan tanpa sudah sesuai apabila nilai tersebut mencapai
revisi kriteria Cukup sampai Tinggi (Permatasari &
Cukup valid, dapat Ismono, 2017: 27).
2 70,01%−85,00% digunakan namun Teknik analisis data respon siswa
perlu direvisi kecil dihitung menggunakan rumus berikut.
𝐴
Kurang valid, dapat 𝑝𝑒𝑟𝑐𝑒𝑛𝑡𝑎𝑔𝑒 𝑜𝑓 𝑎𝑔𝑟𝑒𝑒𝑚𝑒𝑛𝑡 = 𝐵 × 100%
3 50,01%−70,00% digunakan namun Keterangan:
perlu revisi besar A= total skor respon yang dicapai
Tidak valid, tidak B= total skor yang diharapkan
4 01,00%−50,00%
dapat dipergunakan Trianto (dalam Sari, 2015:269)
Akbar (2013: 41) Hasil analisis respon yang diperoleh
Teknik analisis data kemampuan diinterpretasikan pada Tabel 4 berikut:
berpikir kritis siswa setiap indikator adalah.
𝑛𝑚 Tabel 4. Interpretasi Skala Likert
𝑝𝑒𝑟𝑠𝑒𝑛𝑡𝑎𝑠𝑒 (%) = × 100%
𝑁 Prosentase Kriteria
Keterangan: 0%  20% Sangat kurang
nm : jumlah item yang di cek dari tiap aspek 21%  40% Kurang
daftar cek 41%  60% Cukup
N : jumlah seluruh item dari setiap aspek 61%  80% Baik
daftar cek 81%  100% Sangat baik
Slameto (dalam Dewa, 2017) LKS dikatakan layak jika
Kriteria Kemampuan Berpikir Kritis menghasilkan persentase ≥61% pada kriteria
(KBK) dapat dilihat pada Tabel 2 berikut. baik atau sangat baik (Riduwan, 2015).
Sari, Pengembangan LKS IPA... 73

HASIL DAN PEMBAHASAN disusun dengan urutan antara lain: (1) cover
LKS, (2) kata pengantar, (3) daftar isi, (4)
Tahap pertama adalah potensi dan petunjuk pengguna, (5) standar isi, (6) peta
masalah. Kota Jember memiliki kearifan konsep, (7) pendahuluan, (8) isi LKS, (9)
lokal kopi yang sebaiknya dikembangkan catatan, dan (10) daftar pustaka. Berikut ini
dalam pembelajaran IPA. Hal ini juga sesuai contoh gambar desain cover LKS.
peraturan Kemendikbud yaitu pembelajaran
IPA terpadu ditujukan untuk pengenalan
lingkungan biologi dan alam sekitarnya, serta
pengenalan berbagai keunggulan wilayah
nusantara. Masalah yang ditemukan
diantaranya (1) kurangnya pemanfaatan
kearifan lokal dalam pembelajaran IPA. (2)
kurangnya sumber belajar IPA untuk siswa.
Tahap kedua adalah pengumpulan
informasi. Pengumpulan informasi dilakukan
melalui analisis kebutuhan terhadap produk Gambar 1. Tampilan sampul LKS
yang akan dikembangkan. Analisis Tahap keempat adalah validasi desain.
kebutuhan dilakukan melalui dua tahap yaitu Validasi desain melalui dua tahap validasi
studi pustaka dan studi lapangan. yaitu, pertama validasi ahli dan kedua
Tahap ketiga adalah desain produk. validasi pengguna. Selanjutnya dari dua
Desain LKS disusun berdasarkan 6 indikator tahap validasi ini dilakukan perhitungan rata-
berpikir kritis, dengan urutan penyajian rata hasil uji validasi ahli dan validasi
interpretasi, analisis, inferensi, evaluasi, pengguna. Maka diperoleh hasil validasi pada
eksplanasi, dan self regulation. Format LKS Tabel 5 sebagai berikut.

Tabel 5. Validasi LKS


Vah Vpg
Aspek yang Vrt2 Tingkat
Vah_rt2 Vpg_rt2 Validasi
diamati Vah Vpg Aspek Validitas
Aspek Aspek
Kelayakan Isi 76,67% 90,67% 83,67%
Kelayakan Sangat valid
80,00% 92,86% 86,43% atau dapat
Penyajian 78,29% 94,57% 86,43%
digunakan
Desain 81,11% 100% 90,56%
tanpa revisi.
Bahasa 75,00% 100% 87,50%

Berdasarkan pada Tabel 5, (2016) bahwa, persentase skor rata-rata aspek


menunjukkan nilai rata-rata validitas LKS kelayakan isi LKS 88,10%, aspek kelayakan
yang dikembangkan sebesar 86,43%. Nilai penyajian LKS 91,35%, dan aspek kelayakan
validitas tersebut berada pada rentang desain LKS 97%.
85,01%100,00% dengan kriteria sangat Tahap kelima adalah revisi desain.
valid, atau dapat digunakan tanpa revisi. Hal Revisi desain dilakukan berdasarkan
ini sesuai dengan hasil penelitian Lase,dkk komentar dari validator, diantaranya ialah
74 Jurnal Pembelajaran Fisika, Vol. 7 No. 1, Maret 2018, hal 70-77

memperbaiki tujuan pembelajaran LKS siswa. Penelitian selama 5 kali pertemuan.


disesuaikan untuk meningkatkan berpikir Data yang diperoleh adalah data
kritis, serta menambahkan penerapan kemampuan berpikir kritis dan respon siswa.
kearifan lokal kopi dalam materi pada LKS. Kemampuan berpikir kritis siswa
Tahap keenam adalah tahap ujicoba. dianalsis berdasarkan hasil penilaian LKS
Ujicoba dilaksanakan di kelas VIII B SMP dan hasil tes siswa. Berikut ini grafik
Argopuro 2 Suci semester genap tahun ajaran ketercapaian indikator kemampuan berpikir
2017/2018. Subjek penelitian berjumlah 39 kritis siswa menggunakan LKS.
Grafik Kemampuan Berpikir Kritis Siswa menggunakan LKS
100,00%
80,00% LKS 1
60,00% LKS 2
40,00% LKS 3
20,00% LKS 4
0,00%
Interpretasi Analisis Inferensi Evaluasi Eksplanasi Self
Regulation
Indikator Kemampuan Berpikir Kritis Siswa Setiap LKS
Gambar 2. Grafik Indikator Kemampuan Berpikir Kritis Siswa
Gambar 2 di atas menunjukkan bahwa pencapaian nilai tertinggi pada LKS 4.
indikator intepretasi memperoleh nilai Indikator eksplanasi memperoleh nilai
tertinggi dibanding indikator yang lainnya. terbaik pada LKS 4. Indikator self regulation
Indikator analisis memperoleh pencapaian memperoleh nilai terendah dibanding
nilai tertinggi pada LKS 1. Indikator inferensi indikator yang lainnya. Grafik tersebut
memperoleh pencapaian nilai tertinggi pada diperoleh berdasarkan hasil rekapitulasi
LKS 3. Indikator evaluasi memperoleh penilaian LKS sebagai berikut.

Tabel 6. Hasil Rekapitulasi Nilai LKS Kemampuan Berpikir Kritis


Indikator Persentase Perolehan Skor
Predikat
Berpikir Kritis LKS 1 LKS 2 LKS 3 LKS 4 Rata2 LKS
Interpretasi 85,13% 95,38% 94,87% 100% 93,85% baik sekali
Analisis 89,10% 47,99% 66,67% 66,67% 67,61% baik
Inferensi 51,28% 76,92% 94,87% 69,23% 73,08% baik
Evaluasi 72,82% 52,31% 55,90% 75,00% 64,01% baik
Eksplanasi 84,62% 84,62% 86,32% 100% 88,89% baik sekali
Self Regulation 48,72% 56,41% 43,59% 33,33% 45,51% cukup
Rata-rata Indikator 72,99% baik

Berdasarkan Tabel 6, diketahui bahwa Negeri Arjasa pada mata pelajaran fisika bab
rata-rata indikator berpikir kritis memperoleh usaha dan energi tingkat penguasaannya
nilai 72,99% dengan predikat baik. Hal ini tergolong baik, dengan persentase rata-rata
menunjukkan kemampuan berpikir kritis semua indikatornya adalah sebesar 64.91%.
siswa berada pada predikat baik. Hasil yang Selain itu, Azizah,dkk (2016) juga
diperoleh sesuai dengan hasil penelitian menyatakan bahwa kemampuan berpikir
Dewa,dkk (2017) yang menyatakan bahwa kritis siswa SMA Negeri 1 Panji termasuk
kemampuan berpikir kritis siswa SMA
Sari, Pengembangan LKS IPA... 75

kategori baik sekali, dengan persentase kepraktisan LKS. Adapun data respon siswa
86,9%. yang diperoleh ditunjukkan pada Tabel 7.
Kemampuan berpikir kritis siswa juga
Tabel 7. Hasil Respon Siswa
dianalisis berdasarkan hasil pre test dan post
No Aspek % Kategori
test. Berdasarkan hasil uji t (paired samples
1 Isi 83,46% Sangat Baik
t-test) menunjukkan hasil analisis nilai Z
sebesar -6.085 dengan signifikansi (sig 2- 2 Penyajian 86,35% Sangat Baik
tailed) sebesar 0,000. Nilai signifikansi 0,00 3 Desain 84,10% Sangat Baik
< 0,05 sehingga dapat disimpulkan ada 4 Bahasa 90,00% Sangat Baik
perbedaan yang signifikan kemampuan Rata-Rata 85,98% Sangat Baik
berpikir kritis siswa sebelum dan sesudah Berdasarkan Tabel 7 diketahui bahwa
menggunakan LKS IPA berbasis kearifan rata-rata nilai percentage of agreement semua
lokal kopi. Hal ini sesuai dengan hasil aspek sebesar 85,98 % dengan kategori
penelitian Sari,dkk (2015) yaitu hasil uji sangat baik. Sehingga dapat disimpulkan
statistik menunjukkan nilai Sig 0,000 < 0,05 bahwa LKS IPA berbasis kearifan lokal kopi
artinya Ho ditolak dan Ha diterima, dengan pada pokok bahasan usaha dan energi sangat
demikian terdapat perbedaan peningkatan praktis untuk siswa.
keterampilan berpikir kritis siswa yang Hasil ini didukung oleh penelitian
signifikan antara yang diterapkan sebelumnya, diantaranya ialah hasil
pembelajaran biologi berbasis sains budaya penelitian oleh Mulyati,dkk (2015) yang
lokal kesenian sintren dan siswa yang tidak menyatakan bahwa, siswa memberikan
diterapkan pembelajaran biologi berbasis respon positif terhadap pembelajaran
sains budaya lokal kesenian sintren. berbasis sains keunggulan lokal penyemaian
Hasil uji N-gain menunjukkan rata- biji. Selain itu, hasil penelitian lainnya oleh
rata hasil pre test siswa sebesar 24,05, dan Sholakhudin,dkk (2016) menyatakan bahwa
rata-rata hasil post test siswa sebesar 55,63, peserta didik mempunyai respon positif
sehingga skor N-gain yang diperoleh sebesar terhadap penggunaan Paket Sumber Belajar
0,47 tergolong dalam kategori sedang. (PSB) dengan Analisis Foto Kejadian Fisika
Kesimpulannya adalah LKS IPA berbasis (AFKF) berbasis kearifan lokal tersebut.
kearifan lokal kopi pada pokok bahasan Tahap ketujuh adalah revisi hasil
usaha dan energi di SMP efektif dalam ujicoba. Revisi yang dilakukan berdasarkan
meningkatkan kemampuan berpikir kritis. hasil penilaian LKS yaitu memperbaiki
Hal ini sesuai dengan hasil penelitian kegiatan self regulation dan dilakukan
Simbolon,dkk (2015) yaitu siswa yang penambahan materi pada LKS tentang grafik
belajar melalui pembelajaran kontekstual hubungan ketinggian dengan energi
memiliki nilai rata-rata N-gain 0,31, sehingga potensial, hukum kekekalan energi mekanik,
dapat disimpulkan pembelajaran kontekstual hubungan usaha dengan energi, serta
dapat membantu meningkatkan berpikir kritis memberikan contoh perhitungan daya.
siswa. Selain itu, Arfianawati, dkk (2016)
mengatakan peningkatan kemampuan SIMPULAN DAN SARAN
berpikir kritis pada kelas eksperimen
Berdasarkan hasil dan pembahasan
dikategorikan tinggi dengan nilai N-gain
yang diuraikan, maka dapat diambil
0,77.
kesimpulan bahwa sebagai berikut: (1) LKS
Respon siswa dianalisis menggunakan
IPA berbasis kearifan lokal kopi pada pokok
percentage of agreement untuk menentukan
bahasan usaha dan energi dinyatakan sangat
valid atau dapat digunakan tanpa revisi; (2)
76 Jurnal Pembelajaran Fisika, Vol. 7 No. 1, Maret 2018, hal 70-77

LKS IPA berbasis kearifan lokal kopi pada Kemampuan Berpikir Kritis dan Hasil
pokok bahasan usaha dan energi dinyatakan Belajar Siswa dalam Pembelajaran
efektif dalam meningkatkan kemampuan Fisika di SMA. Jurnal Pembelajaran
berpikir kritis siswa; serta (3) LKS IPA Fisika. 5(2). 156 – 16.
berbasis kearifan lokal kopi pada pokok
bahasan usaha dan energi dinyatakan sangat Dewa, A.D.R.D., Bektiarsoh, S., dan Subiki.
praktis untuk siswa. Pengaruh Model Pembelajaran
Berdasarkan hasil kesimpulan yang Problem Based Instruction disertai
diperoleh, maka diajukan beberapa saran Metode Pictorial Riddle terhadap Hasil
sebagai berikut: (1) LKS IPA berbasis Belajar dan Kemampuan Berpikir
kearifan lokal kopi hendaknya digunakan di Kritis Siswa pada Mata Pelajaran
berbagai sekolah yang juga memiliki kearifan Fisika di SMA. Jurnal Pembelajaran
lokal kopi, dan (2) LKS IPA berbasis kearifan Fisika. 6(1). hal 48-55.
lokal kopi hendaknya di perbanyak latihan
soalnya agar kemampuan berpikir kritis Emzir. 2013. Metodologi Penelitian
siswa dapat berkembang lebih baik lagi. Pendidikan:Kuantitatif dan Kualitatif.
Jakarta: Rajawali Pers.
DAFTAR PUSTAKA
Hariri,A.I, Kartimi, dan Mulyani, A. 2016.
Ain, T.N. 2013. Pemanfaatan Visualisasi Penerapan Pembelajaran Berbasis
Video Percobaan Gravity Current Sains Budaya Lokal Ngaseup pada
untuk Meningkatkan Pemahaman Konsep Sistem Reproduksi Manusia
Konsep Fisika pada Materi Tekanan untuk Meningkatkan Keterampilan
Hidrostatis. Jurnal Inovasi Pendidikan Berpikir Kritis Siswa Kelas XI SMAN
Fisika. 2(2). 97 – 102. 1 Maja Jurnal Pendidikan Sains. 5(1):
1-14.
Akbar, S. 2013. Instrumen Perangkat
Pembelajaran. Bandung: ROSDA Isnaningsih dan Bimo, D.S. 2013. Penerapan
Lembar Kerja Siswa (LKS) Discovery
Arfianawati, S., Sudarmin, dan Sumarni, W. Berorientasi keterampilan Proses Sains
2016. Model Pembelajaran Kimia untuk Meningkatkan Hasil Belajar
Berbasis Etnosains untuk IPA. Jurnal Pendidikan IPA Indonesia
Meningkatkan Kemampuan Berpikir (JPII). 2(2): 138.
Kritis Siswa. Jurnal Pengajaran MIPA
Lase, N.K., Sipahutar, A., dan Harahap, F.
(JPMIPA). 21(1). 46-51. 2016. Pengembangan Lembar
Kegiatan Siswa Berbasis Potensi
Atabaki, A.M.S., Keshtiaray, N., dan Lokal pada Mata Pelajaran Biologi
Yarmohammadian, M. H. 2015. SMA Kelas XII. Jurnal Pendidikan
Scrutiny of Critical Biologi. 5 (2) : 99-107.
ThinkingConcept.Jurnal International
Education Studies. 8(3): 93-99. Martawijaya, M A. 2015. Karakter Peserta
Didik dan Hubungannya dengan
Azizah, N., Subiki, dan Handayani, R. F. Keterampilan Berpikir Kritis dalam
2016. Penerapan Model Problem Pembelajaran Fisika Siswa SMP.
Based Instruction terhadap
Sari, Pengembangan LKS IPA... 77

Journal of Educational Science and Kesenian Sintren pada Konsep


Technology . 1(2): 1 – 7. Spermatophyta untuk Meningkat-kan
Keterampilan Berpikir Kritis Siswa
Mulyati, D.S., Kartimi, dan Mulyani, A. SMAN 1 Ciwaringin. Jurnal Scientiae
2015. Penerapan Pembelajaran Educatia. 5(1): 1-12.
Berbasis Sains Keunggulan Lokal
Penyemaian Biji Mangga di Sholakhudin, M.N., Sutarto, dan Subiki.
Salagedang terhadap Keterampilan 2016. Paket Sumber Belajar (PSB)
Berpikir Kritis Siswa pada Materi dengan Analisis Foto Kejadian Fisika
Ekosistem Kelas X SMA Negeri 1 (AFKF) Berbasis Kearifan Lokal pada
Sukahaji Kabupaten Majalengka. Pembelajaran Fisika di SMK (Kajian
Jurnal Scientiae Educatia. 5(1):1-11. Pengembangan pada Pokok Bahasan
Fluida untuk SMK Jurusan Perikanan
Permatasari, A.O dan Ismono. 2017. dan Kelautan). Jurnal Pembelajaran
Pengembangan Lembar Kerja Siswa Fisika. 5(3): 253- 260.
(LKS) Berorientasi Kooperatif Tipe
Think Pair Share untuk Melatihkan Simbolon, E.R., dan Tapilouw, F. S. 2015.
Keterampilan Berpikir Kritis pada Pengaruh Pembelajaran Berbasis
Materi Termokimia Kelas XI MIA 1 Masalah dan Pembelajaran
SMAN 1 Bangkalan. UNESA Journal Kontekstual terhadap Berpikir Kritis
of Chemistry Education. 6(1): 24-29. Siswa SMP. Jurnal Edusains . 7 (1):
97-104.
Qolbi, F., Kartimi, dan Roviati, E. 2016.
Penerapan Pembelajaran Berbasis Sochibin, A., Dwijananti, P., dan Marwoto,
Sains Budaya Lokal Ngarot untuk P. 2009. Penerapan Model
Meningkatkan Keterampilan Berpikir Pembelajaran Inkuiri Terpimpin untuk
Kritis Siswa pada Konsep Plantae Peningkatan Pemahaman dan
(Studi Eksperimen Kelas X Di SMA N Keterampilan Berpikir Kritis Siswa.
1 LOHBENER). Jurnal Sains dan Jurnal Pendidikan Fisika Indonesia.
Pendidikan Sains. 5(2): 105-121. 5(2): 96-101.

Riduwan. 2015. Skala Pengukuran Variabel Wahyuni, S. 2015. Developing Science


Penelitian. Bandung: Remaja Learning Instruments Based on Local
Rosdakarya. Wisdom to Improve Students’ Critical
Thinking Skills. Jurnal Pendidikan
Sari, J.R., Kartimi, dan Fitriah, E. 2015. Fisika Indonesia. 11(2):156-161.
Penerapan Pembelajaran Biologi
Berbasis Sains Budaya Lokal

You might also like