You are on page 1of 5

Keteknikan Pertanian J.Rekayasa Pangan dan Pert., Vol.3 No. 3 Th.

2015

PENENTUAN NILAI EVAPOTRANSPIRASI DAN KOEFISIEN TANAMAN PADI


VARIETAS IR64 (Oryza sativa L.) DI RUMAH KACA FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

(Determination of Value of Evapotraspiration and Plant Coefficient of IR64 Rice Variety


(Oryza sativa L.) in the Faculty of Agriculture, University of Sumatera Utara Green House)

Yunidar Nasution1, Sumono1, Ainun Rohanah1


1) Program Studi Keteknikan Pertanian, Fakultas Pertanian USU
Jl. Prof. Dr. A. Sofyan No. 3 Kampus USU Medan 20155
*email : yunidarnasution@yahoo.com

Diterima : 23 Desember 2014/ Disetujui : 23 Januari 2015

ABSTRACT
The water requirement of rice crop is compose of saturation, percolation, flooding and evapotranspiration. The amount of
evapotranspiration can be determined based on the value of potential evaporation and the rice crop coefficient values for
each period of growth. This study was aimed to assess the value of evapotranspiration and coefficient of IR64 iice (var.
Oryza sativa L.) in green house with inundation of 5 cm and 10 cm high. The results showed that the value of the
coefficient of the rice plant at 5 cm water level was 0.96 in early growth phase, 0.88 in the phase of active growth, 0.84 in
reproductive growth phase, and 0.56 in the ripening phase, while for the water level of 10 cm was 1.03 in the early growth
phase, 1.10 in the active growth phase, 1.03 in reproductive growth phase, and 0.71 in the ripening phase. Average of
rice productivity was 746.7 grains/plots for the water level 5 cm, and at 10 cm was 723.1 grains/plot. Inundation height of
5 cm could save water by 50% compared to 10 cm high inundation.

Keywords: Evapotranspiration, green house, plant coefficient, rice

PENDAHULUAN agroekosistemnya (Purwasasmita dan Sutaryat,


2012).
Air merupakan salah satu unsur yang Di Indonesia, pertanian beririgasi umumnya
sangat penting dalam produk pangan. Jika air dilakukan di lahan sawah yang banyak
tidak tersedia maka produksi pangan akan memerlukan air. Oleh karena itu, dalam upaya
terhenti. Ini berarti bahwa sumber daya air memanfaatkan air secara berdayaguna dan
menjadi faktor kunci untuk pertanian berhasilguna perlu diketahui beberapa keperluan
berkelanjutan, khususnya pertanian beririgasi. air bagi pertumbuhan tanaman padi seperti
Pertanian berkelanjutan (sustainable agriculture) evaporasi, transpirasi, perkolasi, dan
secara sederhana diartikan sebagai upaya penggenangan.
memelihara, memperpanjang, meningkatkan, Evaporasi adalah merupakan peristiwa
dan meneruskan kemampuan produktif dari berubahnya air menjadi uap dan bergerak di
sumber daya pertanian untuk memenuhi permukaan tanah dan permukaan air ke udara.
kebutuhan konsumsi pangan. Guna mewujudkan Sedangkan transpirasi adalah merupakan
pertanian berkelanjutan, sumberdaya pertanian peristiwa penguapan dari tanaman. Kedua
seperti air dan tanah yang tersedia perlu peristiwa ini disebut “evapotranspirasi” yaitu air
dimanfaatkan secara berdayaguna dan dalam tanah dapat naik ke udara melalui tumbuh-
berhasilguna (Hansen dkk, 1992). tumbuhan. Banyaknya yang naik ke udara
Tanaman padi sebenarnya mempunyai berbeda-beda, tergantung dari kadar
potensi besar untuk memberikan produksi dalam kelembaban tanah dan jenis tumbuh-tumbuhan.
jumlah dan kualitas yang tinggi. Namun, hal ini Umumnya, banyaknya transpirasi yang
baru dapat dicapai bila kondisi pendukung diperlukan untuk menghasilkan 1 gram bahan
pertumbuhannya bisa terpenuhi secara optimal kering disebut laju transpirasi dan dinyatakan
melalui proses pengelolaan yang memadai dalam gram. Biasanya pada daerah yang
antara unsur biomassa, tanah, tanaman, air, dan lembab, banyaknya adalah kira-kira 200 sampai
600 gram dan untuk daerah kering kira-kira dua

412
kali sebanyak itu (Sosrodarsono dan Takeda, Dimana:
1983). ETc = evapotranspirasi tanaman
Di lapangan, kendala yang sering dihadapi (mm/hari)
adalah dalam menentukan besarnya ETo = evaporasi potensial (mm/hari)
evapotranspirasi tanaman, karena keterbatasan 3. Nilai perkolasi diukur secara langsung yaitu
kesediaan alat yang akurat seperti lisimeter. Cara dengan menggunakan rumus:
menentukan evapotranspirasi tanaman selama
ini dilakukan secara tidak langsung yaitu dengan
Dimana:
menentukan besarnya evaporasi potensial pada
h1 = tinggi awal (cm)
lokasi/wilayah pertanian kemudian dikalikan
h2 = tinggi akhir (cm)
dengan nilai koefisien tanamannya. Nilai
t = waktu selama 24 jam
koefisien tanaman yang digunakan diperoleh dari
4. Berat kering diperoleh dari seluruh bahan
data sekunder yang bukan dari tanaman yang
tanaman padi dipotong termasuk yang sudah
ditentukan nilai evapotranspirasinya. Kesulitan
layu kecuali gabah. Kemudian diovenkan
lain yang dihadapi di lapangan adalah
pada suhu ±700C selama 48 jam, setelah itu
memisahkan komponen-komponen kebutuhan air
ditimbang. Dan produksi tanaman padi
areal tanaman padi secara rinci, seperti
diperoleh dari jumlah gabah yang terkumpul
evapotranspirasi, perkolasi, penggenangan, dan
per plotnya, baik bulir yang berisi maupun
rembesan. Untuk itu perlu kajian awal di
bulir yang tidak berisi.
laboratorium/rumah kaca untuk menentukan
5. Untuk mengetahui signifikansi perbedaan
komponen-komponen kebutuhan air tersebut,
dalam jumlah bulir padi pada tinggi
secara lebih rinci, khususnya nilai
penggenangan 5 cm dan tinggi
evapotranspirasi dan koefisien tanaman padi
penggenangan 10 cm, maka digunakan
varietas IR64 (Oryza sativa) untuk setiap tahap
rumus uji-t yaitu:
pertumbuhannya. Penelitian ini bertujuan untuk
mengkaji evapotranspirasi dan koefisien tanaman
padi varietas IR64 (Oryza sativa L.) di rumah √( ) ( )
kaca Fakultas Pertanian Universitas Sumatera
Utara.
dimana:
X = Rata-rata jumlah bulir padi dengan
BAHAN DAN METODE tinggi pengenangan 5 cm
Y = Rata-rata jumlah bulir padi dengan
Bahan-bahan yang digunakan dalam tinggi penggenangan 10 cm
penelitian ini adalah benih tanaman padi varietas SDx = Standar deviasi jumlah bulir padi
IR64, air, tanah, dan selotip (lakban). Alat-alat dengan tinggi penggenangan 5
yang digunakan dalam penelitian ini adalah cm
polibeg dengan ukuran diameter 24 cm dan tinggi SDy = Standar deviasi jumlah bulir padi
42 cm, plastik, penggaris, pancang kayu, pisau, dengan tinggi penggenangan 10
ember, gunting, stopwatch, alat tulis dan cm
kalkulator. N = Jumlah ulangan
Penelitian ini menggunakan metode
percobaan (eksperimen) untuk mengetahui
Evapotranspirasi dan koefisien tanaman padi HASIL DAN PEMBAHASAN
varietas IR64 (Oryza sativa L.). Besarnya
Evapotranspirasi Tanaman (Etc)
evaporasi diukur dengan evapopan class A. Hasil
Dari hasil pengukuran, nilai
pengukuran dengan evapopan dikalikan dengan
evapotranspirasi tanaman (Etc) pada setiap fase
koefisien 0,7.
pertumbuhan dapat dilihat pada Tabel 1.
1. Besarnya nilai evapotranspirasi tanaman
Berdasarkan Tabel 1, dapat dilihat bahwa nilai
dapat diukur secara langsung yaitu dengan
evapotranspirasi tanaman yang terbesar terdapat
menggunakan skala per minggu, dimana:
pada fase pertumbuhan reproduktif yaitu untuk
Etc = rata-rata dari pengukuran per minggu x
genangan 5 cm sebesar 1,70 mm/hari dan untuk
0,50 kali (ukuran diameter polibeg 24
genangan 10 cm sebesar 2,10 mm/hari dan nilai
cm hasil pengukuran perlu dikalikan
evapotranspirasi tanaman yang terkecil terdapat
dengan koefisien 0,5).
pada fase pertumbuhan awal (vegetatif) yaitu
2. Nilai koefisien tanaman dapat ditentukan
untuk genangan 10 cm sebesar 1,45 mm/hari
dengan menggunakan rumus:
dan untuk genangan 5 cm terdapat pada fase
pemasakan sebesar 1,25 mm/hari, sedangkan

413
pada fase pertumbuhan aktif dan fase menyatakan bahwa pertumbuhan vegetatif
pertumbuhan pemasakan nilai evapotranspirasi tanaman maksimal terjadi pada periode tengah
tanamannya lebih kecil daripada fase pertumbuhan. Selain itu luas permukaan
pertumbuhan reproduktif dan lebih besar tanaman pada periode ini sudah mencapai
daripada fase pertumbuhan pemasakan, karena maksimum sehingga penguapan lebih besar.
fase pertumbuhan reproduktif lebih banyak Sedangkan pada periode awal, evapotranspirasi
membutuhkan air dibandingkan dengan fase lebih rendah karena tanaman masih kecil
pertumbuhan yang lain. Hal ini sesuai dengan sehingga luas permukaan tanaman untuk
literatur Islami dan Utomo (1995) yang melakukan penguapan lebih kecil.

Tabel 1. Nilai Evapotranspirasi Tanaman (Etc)


Fase pertumbuhan Evapotranspirasi tanaman (mm/hari)
Untuk genangan 5 cm Untuk genangan 10 cm
Fase vegetatif (0-30 hari) 1,35 1,45
Fase vegetatif (31-45 hari) 1,35 1,70
Fase reproduktif (46-80 hari) 1,70 2,10
Fase pemasakan (81-110 hari) 1,25 1,60
Rata-Rata 1,41 1,71

Evaporasi Potensial (ETo) besar, baik pada genangan 5 cm dan pada


Dari hasil pengukuran, nilai Evaporasi genangan 10 cm yaitu pada fase pertumbuhan
Potensial (Eto) pada setiap fase pertumbuhan vegetatif dan yang terkecil terdapat pada fase
dapat dilihat pada Tabel 2. Berdasarkan Tabel 2, pemasakan sebesar 0,71 dan 0,56. Hal ini sesuai
dapat dilihat bahwa nilai rata-rata penurunan dengan literatur Dep. PU (1987) dalam Soewarno
evaporasi potensial yang terbesar terdapat pada (2000) yang menyatakan bahwa nilai koefisien
fasepemasakan yaitu 2,24 mm/hari, dan nilai tanaman padi menurut FAO pada periode awal
evaporasi potensial yang terkecil terdapat pada pertumbuhan dan reproduktif sebesar 1,10,
fase pertumbuhan awal (vegetatif) yaitu 1,40 sedang pada periode pemasakan (panen)
mm/hari. Dalam hal ini, nilai evaporasi potensial sebesar 0,95.
pada setiap fase pertumbuhan semakin tinggi hal
ini sesuai dengan suhu rata-rata setiap fase Perkolasi
pertumbuhan. Dari hasil pengukuran perkolasi untuk
genangan 5 cm dan 10 cm dapat dilihat pada
Tabel 2. Nilai Evaporasi Potensial (Eto) Tabel 4. Dari Tabel 4, dapat dilihat bahwa
Fase Evaporasi Evaporasi perkolasi tertinggi terdapat pada kondisi
pertumbuhan dari panci potensial genangan dengan tinggi 10 cm yaitu 1,58
(mm/hari) (mm/hari) cm/hari, dan terendah terdapat pada kondisi
Fase vegetatif 2,0 1,40 genangan dengan tinggi 5 cm yaitu sebesar 1,22
(0-30 hari) cm/hari. Dalam hal ini dapat dilihat bahwa tanah
Fase vegetatif 2,2 1,54 yang digenangai dengan tinggi 10 cm
(31-45 hari) menunjukkan nilai perkolasi yang lebih besar
Fase reproduktif 2,9 2,03 karena tekanan air yang lebih besar daripada
(46-80 hari) tanah yang digenangi dengan tinggi 5 cm (p =
ρgh), dimana p adalah tekanan air, h adalah
Fase 3,2 2,24
tinggi genangan air. Hal ini menggambarkan
pemasakan (81-
bahwa tinggi penggenangan air 5 cm dapat
110 hari)
menghemat kehilangan air karena perkolasi
Rata-Rata 2,6 1,80
setinggi 36 cm atau dalam satu hektar tanaman
padi dapat menghemat air sebesar 3.600 m3.
Koefisien Tanaman (Kc)
Dari hasil pengukuran nilai koefisien
tanaman padi setiap fase pertumbuhan dapat
dilihat pada Tabel 3. Berdasarkan Tabel 3, dapat
dilihat bahwa koefisien tanaman padi yang lebih

414
Tabel 3. Nilai Koefisien Tanaman Padi (Kc)
Fase pertumbuhan Koefisin tanaman padi (Kc)
Untuk genangan 5 cm Untuk genangan 10 cm
Fase vegetative (0-30 hari) 0,96 1,03
Fase vegetative (31-45 hari) 0,88 1,10
Fase reproduktif (46-80 hari) 0,84 1,03
Fase pemasakan (81-110 hari) 0,56 0,71
Rata-Rata 0,81 0,98

perkolasi, maka dengan penggenangan air 5 cm


Tabel 4. Besar Nilai Perkolasi dapat menghemat air sebesar 4.100 m3 atau 41 x
Tinggi genangan (cm) Perkolasi (cm/hari) 105 liter dibandingkan dengan tinggi
5 1,22 penggenangan 10 cm.
10 1,58

Berat Kering Tanaman Padi (Oryza sativa L.)


KESIMPULAN
Berat basah dan berat kering tanaman padi 1. Besar nilai evapotranspirasi tanaman untuk
menunjukkan hasil produksi tanaman yang tinggi genangan 5 cm yaitu pada fase
diperoleh dengan menimbang berat keseluruhan
pertumbuhan awal 1,35 mm/hari, pada fase
tanaman padi yang dipanen (daun, batang, dan pertumbuhan aktif 1,35 mm/hari, pada fase
buah). Serta berat kering tanaman padi setelah
pertumbuhan reproduktif 1,70 mm/hari, dan
dikeringovenkan. Hasilnya dapat dilihat pada
pada fase pemasakan 1,25 mm/hari,
Tabel 5. sedangkan untuk tinggi genangan 10 cm
Tabel 5. Produksi dan Berat Kering Tanaman yaitu pada fase pertumbuhan awal 1,45
Padi mm/hari, pada fase pertumbuhan aktif 1,70
Tinggi Berat Berat Produksi mm/ hari, pada fase pertumbuhan
genangan basah kering tanaman padi reproduktif 2,10 mm/hari, dan pada fase
pada (g) (g) (Biji/polybag) pemasakan 1,60 mm/hari.
tanaman 2. Besar nilai evaporasi potensial pada fase
padi (cm) pertumbuhan awal 1,40 mm/hari, pada fase
pertumbuhan aktif 1,54 mm/hari, pada fase
5 64,4 26,9 746,7
pertumbuhan reproduktif 2,03 mm/hari, dan
10 60,7 26,7 723,1
pada fase pemasakan 2,24 mm/hari.
Pada Tabel 5, dapat dilihat bahwa berat 3. Besar nilai koefisien tanaman padi untuk
basah untuk genangan 5 cm lebih besar daripada tinggi genangan 5 cm yaitu pada fase
berat basah utuk genangan 10 cm. Begitu juga pertumbuhan awal 0,96, pada fase
dengan berat kering untuk genangan 5 cm lebih pertumbuhan aktif 0,88, pada fase
besar daripada berat kering untuk genangan 10 pertumbuhan reproduktif 0,84, dan pada
cm. Berdasarkan Tabel 5 juga dapat dilihat fase pemasakan 0,56, sedangkan untuk
bahwa produksi tanaman padi yang tertinggi tinggi genangan 10 cm yaitu pada fase
terdapat pada genangan 5 cm yaitu 746,7 pertumbuhan awal 1,03, pada fase
biji/polibeg, sedangkan yang terendah terdapat pertumbuhan aktif 1,10, pada fase
pada genangan 10 cm yaitu 723,1 biji/polibag. pertumbuhan reproduktif 1,03, dan pada
Secara statistik dapat dilihat bahwa produksi fase pemasakan 0,71.
tanaman padi pada genangan 5 cm tidak 4. Nilai perkolasi untuk tanah yang digenangi
menunjukkan perbedaan yang signifikan dengan 10 cm sebesar 1,58 cm/hari dan tanah yang
genangan 10 cm. digenangi 5 cm sebesar 1,22 cm/hari.
Perbedaan yang tidak signifikan tersebut 5. Berat basah rata-rata tanaman padi untuk
dapat dilihat dari hasil uji-t, dimana nilai t-hitung tanah yang digenangi 5 cm sebesar 64,4 g
1,03, sedangkan nilai t-tabel dengan df = 18 dan untuk tanah yang digenangi 10 cm
adalah 2,10 sehingga t-hitung < t-tabel. Dengan sebesar 60,7 g sedangkan berat kering rata-
penggenangan air 5 cm dapat dihemat air rata tanaman padi untuk tanah yang
setinggi 5 cm atau untuk luasan satu hektar digenangi 5 cm sebesar 26,9 g dan untuk
tanaman padi bisa menghemat air sebanyak 0,05 tanah yang digenangi 10 cm sebesar 26,7 g.
m x 10.000 m2 = 500 m3 atau 500.000 liter air. 6. Produktivitas tanaman padi untuk tanah
Bila ditambah dengan kehilangan air karena yang digenangi 5 cm yaitu 746,7 biji/polibag

415
dan tanah yang digenangi 10 cm yaitu 723,1 Semarang Press, Semarang.
biji/polibag.
Purwasasmita, M., dan A. Sutaryat, 2012. Padi
Sri Organik Indonesia. Penebar
DAFTAR PUSTAKA
Swadaya, Jakarta.
Hansen,V.E., O.W. Israelsen dan G.E.
Stringham, 1992. Dasar dasar dan Praktek Soewarno, 2000. Hidrologi Operasional. Jilid
Irigasi. Penejemah: Endang. Erlangga, kesatu. Citra Aditya Bakti, Bandung
Jakarta.
Sosrodarsono, S dan K. Tekada, 1983.
Islami, T., dan W.H. Utomo, 1995. Hubungan Hidrologi untuk pengairan. Pradnya
Tanah, Air dan tanaman. IKIP
Paramita, Jakarta.

416

You might also like