You are on page 1of 18

Plagiarism Checker X Originality Report

Similarity Found: 17%

Date: Saturday, June 13, 2020


Statistics: 683 words Plagiarized / 4100 Total words
Remarks: Low Plagiarism Detected - Your Document needs Optional Improvement.
-------------------------------------------------------------------------------------------

KEJADIAN DIARE PADA BALITA BERDASARKAN TEORI HENDRIK L. BLUM DI KOTA


MAKASSAR Diarrhea Events In Toddlers Based On Hendric L. Blum Theory In Makassar
Wardiah Hamzah1, Fatmah Afrianty Gobel1, Nasruddin Syam1 1Fakultas Kesehatan
Masyarakat, Universitas Muslim Indonsia Korespondensi (K): nasruddinsyam@gmail.com
(081343764689) ABSTRACT The morbidity and mortality rate due to diarrhea is still high,
causing diarrheal disease to become a health problem.

Globally, there are almost 1.7 billion cases of diarrheal disease in children each year and
cause the death of around 525,000 children under five in the world (WHO, 2017). This
research aims to develop a model of the incidence of diarrhea in infants based on
Hendrik's theory. L. Blum in Makassar City.

The research method uses quantitative research with a cross sectional approach
conducted at 4 puskesmas in Makassar, namely Kaluku Bodoa Puskesmas, Pattingaloang
Puskesmas, Pampang Puskesmas and Rappokalling Puskesmas. Samples were 172
toddlers with diarrhea. The results found that there were socioeconomic influences (p
value = 0.022), toddler conditions (p value = 0.022), environment (p value = 0.020),
parenting (p value = 0.016) and health services (p value = 0.047).

It is recommended to monitor the condition of toddlers, maintain environmental


hygiene, counseling parenting toddlers and improve information about health services
through posters and brochures Keywords : Diarrhea, socioeconomic, environment,
toddler conditions, maternal parenting ABSTRAK Angka kesakitan dan kematian akibat
penyakit diare masih tinggi, sehingga menyebabkan penyakit diare menjadi masalah
kesehatan.
Secara global, ada hampir 1,7 milyar kasus penyakit diare pada anak setiap tahun dan
menyebabkan kematian sekitar 525.000 anak balita di dunia (WHO, 2017). Penelitiam ini
bertujuan mengembangkan model kejadian diare pada balita berdasarkan teori Hendrik.
L. Blum di Kota Makassar.Metode penelitian mengunakan penelitian kuantitatif dengan
pendekatan Cross Sectional yang dilakukan pada 4 puskesmas di Kota Makassar yaitu
Puskesmas Kaluku Bodoa, Puskesmas Pattingaloang, Puskesmas Pampang dan
Puskesmas Rappokalling. Sampel adalah Balita yang menderita diare sebanyak 172
balita.

Hasil penelitian menemukan bahwa ada pengaruh sosial ekonomi (pvalue = 0,022),
kondisi balita (pvalue = 0,022), lingkungan (pvalue = 0,020), pola asuh (pvalue = 0,016)
dan pelayanan kesehatan (pvalue = 0,047). Disarankan untuk memantau kondisi balita,
menjaga kebersihan lingkungan, penyuluhan pola asuh balita dan meningkatkan
informasi mengenai pelayanan kesehatan melalui poster dan brosur Kata kunci :Kejadian
diare, sosial ekonomi, lingkungan, kondisi balita, pola asuh
PENDAHULUAN Penyakit diare merupakan penyakit pada saluran pencernaan yang
disebabkan oleh bakteri, virus dan parasit organisme, dan masih menjadi masalah
kesehatan di negara berkembang, termasuk di Indonesia.

Penyakit diare menduduki urutan kedua setelah pneumonia sebagai penyebab kematian
Balita di Indonesia. Angka kesakitan dan kematian akibat penyakit diare masih tinggi,
sehingga menyebabkan penyakit diare menjadi masalah kesehatan. Secara global, ada
hampir 1,7 milyar kasus penyakit diare pada anak setiap tahun dan menyebabkan
kematian sekitar 525.000 anak balita di dunia (WHO, 2017).

Hasil survey morbiditas penyakit diare tahun 2014 menunjukkan insidensi penyakit diare
secara nasional sebesar 270/1000 penduduk (Kemenkes, 2017). Provinsi Sulawesi Selatan
merupakan salah satu provinsi dengan penemuan kasus diare yang cukup tinggi. Pada
tahun 2017 terjadi diare dengan jumlah kasus 230.048 (Kemenkes, 2017). Sedangkan di
Kota Makassar pada tahun 2015 kejadian diare sebesar 28.257 kasus menurun di tahun
2016 sebesar 22.052 kasus, dimana angka kejadian diare tertinggi di Puskesmas Antang
(1108 kasus) dan terendah di Puskesmas Tamalanrea Jaya (132 kasus) (Dinkes, 2017).
Hendrik L.

Blum mengungkapkan bahwa derajat kesehatan dipengaruhi oleh 4 faktor yaitu faktor
lingkungan, perilaku, pelayanan kesehatan dan genetik (Blum, 1981). Keempat faktor ini
merupakan penyebab timbulnya penyakit. Diare merupakan penyakit menular yang
sering terjadi dan diakibatkan oleh keempat faktor tersebut. Oleh karena itu faktor
tersebut dipaparkan menjadi faktor sosial ekonomi, faktor kondisi balita, faktor
lingkungan, faktor pola asuh orang tua dan faktor pelayanan kesehatan. Sosial ekonomi
merupakan faktor yang selalu menjadi penyebab tidak langsung terhadap kejadian
diare.

Keadaan sosial ekonomi keluarga mempengaruhi daya beli keluarga tersebut. Kodisi
ekonomi yang memperhatinkan akan menimbulkan daya beli terhadap konsumsi
makanan, perbaikan sanitasi lingkungan dan sebagainya. Penellitian Asma A dan
Rukhsana N menemukan bahwa ada hubungan positif antara faktor ekonomi dengan
kejadian penyakit diare ( Asma A and Rukhsana N, 2012).

Pada penelitian ini sosial ekonomi meliputi pekerjaan orangtua, pendapatan orangtua,
jumlah tanggung, dan kepemilikan rumah, Kondisi balita meliputi status gizi balita dan
kelengkapan imunisasi. Status gizi terdiri dari gizi lebih, gizi sedang, gizi kuranag dan
gizi buruk (malnutrisi). Penelitian yang dilakuan oleh Scrimshaw, Taylor dan Gordon
(1968) menunjukkan bahwa ada hubungan timbal balik antara penyakit diare dengan
malnutrisi.
Diare dapat menimbulkan malnutrisi demikian juga sebaliknya, malnutrisi dapat
menimbulkan penyakit diare. Infeksi dapat mempengaruhi status gizi melalui penurunan
asupan makanan, penurunan absorbsi makanan di usus, meningkatkan katabolisme dan
mengambil nutrisi yang diperlukan oleh tubuh untuk sintesis jaringan dan pertumbuhan.

Disampng itu, malnutrisi bisa menjadi faktor predisposisi terjadinya infeksi kerena
menurunkan pertahanan tubuh dan mengganggu fungsi kekebalan tubuh manusia
(Alania R, 2013). Kontaminasi oleh kuman melalui makanan dan minuman yang tercemar
tinja menjadi penyebab utama timbulnya penyakit diare. Tinja akan mencemari makanan
dan minuman apabila tempat pembuangan tinja atau jamban tidak dalam keadaan
bersih.

Terlebih jika masyarakat membuang tinja bukan pada tempatnya. Penelitian oleh Fera
Meliyanti (2016) menemukan ada hubungan penyediaan air bersih dan ketersediaan
jamban terhadap penyakit diare (Meliyanti, 2016). Berbeda dengan Ratna Yuliawati yang
menemukan bahwa tidak ada hubungan antara sanitasi lingkungan dengan kejadian
diare.

Hal ini menujukkan bahwa masih ada faktor lain yang menjadi penentu terjadinya
penyakit diare. Faktor lain penyebab diare adalah pola asuh ibu yang meliputi perilaku
ibu dalam memberikan makanan pada balita dan pemberian Asi Eksklusif pada bayi.
Penelitian Ratna Yuliawati menemukan ada hubungan pola asuh balita dengan kejadian
diare.

Memcuci tangan sebelum memberikan makanan atau minuman pada balita merupakan
tindakan pencegahan penyakit diare. Informasi tentang penyakit diare berupa
penyuluhan perorangan, brosur, poster dan sebagainya membantu meningkatkan
pemahaman ibu-ibu mengenai diare. Sehingga pencegahan penyakit diare bisa
dilakukan sejak dini.

Hasil penellitian di Kelurahan Saung Naga ditemukan 85,4% ibu-ibu yang memiliki anak
balita tidak pernah mendapatkan informasi mengenai diare (Meliyanti, 2016) METODE
Rancangan penelitian yang digunakan adalah rancangan analitik dengan menggunakan
pendekatan Cross Sectional karena variabel independen dan variabel dependen diteliti
pada saat bersamaan.

Penelitian dilaksanakan pada 4 puskesmas Kota Makassar yaitu Puskesmas Kaluku


Bodoa, Puskesmas Pattingaloang, Puskesmas Pampang dan Puskesmas Rappokalling
tahun 2018 Jumlah dan cara pengambilan subjek Populasi pada penelitian ini adalah
anak balita yang berada diwilayah kerja Puskesmas Kaluku Bodoa, Puskesmas
Pattingaloang, Puskesmas Pampang dan Puskesmas Rappokalling. Sampel diambil
berdasarkan balita yang dapat ditemui pada saat penelitian.

Jumlah sampel yang didapatkan selama penelitia sebanyak 172 sampel. Jenis dan Cara
Pengumpulan Data ( Instrumen untuk variabel penelitian menggunakan kuesioner dan
observasi. Kuesioner yang belum baku dilakukan uji coba terlebih dahulu kemudian
dilakukan uji validitas dan reliabilitas.

Item pertanyaan yang belum valid dan belum reliabel akan dilakukan perbaikan. Teknik
pengumpulan data diawali dengan pengajuan izin pada Dinas Kesehatan Kabupaten
Makassar untuk mendapatkan data sekunder. Selanjutnya peneliti mengunjungi 4
Puskesmas di Kota Makassar untuk mengetahui jumlah balita yang menderita diare,
kemudian mengunjungi ibu balita untuk dilakukan wawancara menggunakan instrument
wawancara berupa kuesioner.

Pengolahan dan analisis data Analisis deskriptif dilakukan untuk mengidentifikasi


karakteristik responden dari berbagai aspek yang mempengaruhi variabel penelitian.
Analisis deskriptif juga ditujukan untuk menggambarkan indikator setiap variabel
berdasarkan tanggapan responden terhadap butir pertanyaan dalam instrumen
penelitian. Deskriptif tiap indikator dinyatakan dalam nilai frekuensi dan nilai rata rata.

Dengan analisis deskriptif diperoleh gambaran persepsi responden terhadap indikator


yang merefleksikan variabel penelitian. Untuk menjawab tujuan penelitian dan hipotesis,
analisis data pada penelitian ini dilakukan dengan menggunakan analisis univariat
berupa analisis frekuensi, bivariat mengunakan analisis chi quare dan multivariat berupa
analisi regresi logistic.

HASIL Karakteristik responden meliputi kelompok umur ibu, kelompok umur balita,
pendidikan ibu, pendidikan bapak, pekerjaan ibu dan pekerjaan bapak. Responden
terbanyak pada Puskesmas Kaluku Bodoa dan Puskesmas Pattingalloang sebesar 28,5%.
Kelompok umur ibu terbesar pada kategori 21 – 30 tahun sebanyak 53,5%. Kelompok
umur balita terdistribusi paling banyal pada kategori 25 – 36 bulan sebesar 23,8%.

Pendidikan ibu paling banyak pada kategori tamat SLTA/MA sebanyak 40,1% dan
pendidikan bapak terdistribusi paling banyak pada pada kategori tamat SLTA/MA
sebanyak 45,9%. Variabel yang diteliti berupa sosial ekonomi, kondisi balita, lingkungan,
pola asuh dan pelayanan kesehatan sebagai variabel independen, sedangkan variabel
dependen adalah kejadian diare.
Sosial ekonomi ibu yang memiliki balita terdistribusi paling banyak pada kategori
pendapatan yang cukup (59,9%) Kondisi balita ibu yang memiliki balita terdistribusi
paling banyak pada kategori cukup baik (73,8%) Lingkungan rumah ibu yang memiliki
balita terdistribusi paling banyak pada kategori kurang baik (77,3%) Pola asuh ibu yang
memiliki balita terdistribusi paling banyak pada kategori cukup baik (50,6%%) Pelayanan
kesehatan yang dirasakan ibu yang memiliki balita terdistribusi paling besar sebanyak
88,4% Analisis multivariate variabel yang terkait secara langsung yaitu sosial ekonomi,
kondisi balita, lingkungan, pola asuh dan pelayanan kesehatan dengan kejadian diare.

Setelah dilakukan uji statistic secara regresi logistic, maka variabel yang memiliki tingkat
pengaruh yang kecil akan dibuang sehingga diperoleh hasil variabel sosial ekonomi,
lingkungan dan pola asuh. Penelitian ini menunjukkan bahwa dengan mennggunaka
metode backward wald, maka dapat dijelaskan bahwa lingkungan yang kurang baik
mempunyai peluang untuk menderita diare sebesar 2,648 kali dibandingkan dengan
lingkungan yang cukup baik setelah mengendalikan variabel sosial ekonomi dan pola
asuh.

PEMBAHASAN Sosial ekonomi adalah kedudukan atau posisi seseorang dalam


kelompok masyarakat yang ditentukan oleh jenis aktivitas ekonomi, pendidikan serta
pendapatan. Pendapatan dalam suatu keluarga menentukan kondisi kesehatan keluarga.
Pendapatan yang cukup akan mempengaruhi tindakan keluarga tersebut dalam
menjaga kesehatan. Pada penelitian ini, sosial ekonomi dinilai dari jumlah pendapatan
per jumlah tanggungan yang ada dalam rumah tersebut.

Sehingga didapatkan pendapatan perkapita, dimana pendapatan dibawah Rp. 400.000


dikategorikan pada pendapatan yang rendah, sedangkan pendapatan diatas Rp. 400.000
dikategorikan pada pendapatan yan cukup. Keluarga balita yang memiliki pendapatan
kurang sebanyak 69 orang yang mengalami kejadian diare sebesar 44,9% lebih kecil
dibandngkan dengan balita yang tidak mengalami kejadian diare.

Meskipun keluarga memiliki pendapatan yang kurang, ibu yang memiliki balita masih
dapat melakukan pencegahan terhadap penyakit diare, karena tingkat pendidikan ibu
sebahagian besar (71,8%) pada kategori pendidikan tamat SMP/MTS, tamat SMA/MA
dan tamat akademi/PT. Sedangkan keluarga balita yang memiliki pendapatan cukup
sebanyak 103 orang yang mengalami kejadian diare sebesar 27,2% lebih sedikit
dibandingkan dengan balita yang tidak mengalami kejadian diare. Hal ini menunjukkan
semakin pendapatan keluarga yang cukup maka kemungkinan terjangkit penyakit diare
semakin rendah.

Hasil ini sejalan dengan Kemenkes (2011) yang menyatakan bahwa semakin tinggi
pendapatan keluarga, maka semakin tinggi persentase anak yang diare yang
mendapatkan perawatan dari tenaga kesehatan dibandingkan anak lainnya, karena
prevalensi diare cenderung lebih tinggi pada kelompok dengan pendapatan keluarga
lebih rendah (kemenkes, 2011). Hasil penelitian menemukan bahwa secara statistik
dapat disimpulkan bahwa ada pengaruh sosial ekonomi terhadap kejadian diare pada
balita (p value = 0,022).

Hal ini sejalan dengan penelitian oleh Maidartati dan Anggreni RD (2017) di Puskesmas
Babakansari Kota Bandung, yang mengemukakan bahwa ada hubungan sosial ekonomi
dalam hal ini pendapatan bapak dengan kejadian diare (Anggraeni, 2017). Kondisi balita
adalah keadaan balita meliputi status gizi dan kelengkapan imunisasi. Status gizi anak
dipengaruhi banyak faktor.

Tiga faktor utama ang mempengaruhi status gizi anak yaitu aspek konsumsi, kesehatan
anak dan pengasuhan psikososial (Martianto D, 2006). Pada penelitian ini kondisi balita
diukur melalui status gizi dan imunisasi. Status gizi dinilai berdasarkan BB/U dan TB/U.
BB/U dikategorikan dengan gizi buruk, gizi kurang, gizi normal dan gizi lebih. TB/U
dikategorikan dalam pendek, normal dan tinggi.

Kelengkapan imunisasi mengacu pada 6 imunisasi dasar yang dikategorikan dalam


lengkap tidak lengkap. Hasil penelitian menemkan bahwa kondisi balita pada kategori
cukup baik sebesar 73,8%, lebih banyak dibandingkan dengan individu balita pada
kategori kurang baik. Hal ini menunjukkan bahwa ibu yang memiliki anak balita telah
mengetahui dengan baik kondisi balita mereka dari segi status gizi dan Kondisi balita
yang berada pada kategori kurang baik sebanyak 45 orang yang mengalami kejadian
diare sebesar 46,7% lebih kecil dibandngkan dengan balita yang tidak mengalami
kejadian diare.

Hal ini menunjukkan bahwa ibu yang memiliki balita yang kondisi balita pada kategori
kurang, masih dapat menjaga kesehatan balita agar tidak terjangkit penyakit infeksi.
Sedangkan kondisi balita yang berada pada kategori cukup baik sebanyak 127 orang
yang mengalami kejadian diare sebesar 29,9% lebih sedikit dibandingkan dengan balita
yang tidak mengalami kejadian diare.

Penyakit infeksi seperti diare mudah menyerang anak balita karena sudah mulai aktif
untuk bermain, sehingga sangat mudah terkontaminasi dengan bakteri (Emiralda, 2007).
Anak usia 2 -5 tahun sudah pintar membeli makanan jajanan yang tidak terjaga
kebersihannya sehinga mudah terkena kuman diare (Palupi A, 2009). Penelitian ini
menemukan bahwa ada pengaruh kondisi balita terhadap kejadian diare (p value =
0,047).
Berbeda dengan penelitian oleh Alania R dkk (2013) memperlihatkan bahwa tidak
terdapat hubungan antara diare dengan status gizi balita di Kelurahan Lubuk Buaya
Kecamatan Koto Tengah Kota Padang (Alania Rosari, 2013). Penelitian yang dilakukan
oleh Scrimshow, Taylor dan Gordon (1968) menyatakan bahwa terdapat hubungan
timbale balik antara diare dan malnutrisi.

Diare dapat menimbulkan terjadinya malnutrisi dan sebaliknya malnutrisi dapat


menimbulkan diare. Infeksi mempengaruhi status gizi melalui penurunan asupan
makanan, penurunan absorpsi makanan di usus, meninkatkan katabolisme dan
mengambil ntrisi yang diperlukan tubuh untuk sintesis jaringan dan pertumbuhan.

Di samping itu, malnutrisi bisa menjadi faktor predisposisi terjadinya infeksi karena
menurunkan pertahanan tubuh dan menganggu fungsi kekebalan tubuh manusia
(Brown, 2003) Lingkungan adalah segala sesuatu yang ada di sekitar manusia dan
mempengaruhi perkembangan kehidupan manusia. Faktor lingkungan memiliki potensi
yang paling besar dalam mempengaruhi status kesehatan seseorang.

Jika kita berada pada lingkungan fisik yang bersih maka keadaan status kesehatan kita
juga dalam kondisi yang sehat. Lingkungan tidak hanya terbatas pada lingkungan fisik
namun terdapat pula yang dinamakan lingkungan bioloogi dan lingkungan sosial,
namun pada penelitian ini hanya membatasi pada lingkungan fisik. Banyak faktor risiko
yang diduga menyebabkan penyakit diare.

Salah satu faktor antara lain sanitasi lingkungna yang kurang baik, persedian air yang
tidak higienis dan kurangnya pengetahuan (WHO, Diarrheal Disease., 2013) Pada
penelitian ini lingkungan di kategorikan pada kurang baik dan cukup baik dan dinilai
berdasarkan sumber air minum dan pemanfaatan jamban keluarga. Kondisi lingkungna
pada kategori kurang baik terdistribusi paling besar sebanyak 77,3% dibandingkan
dengan kondisi lingkungan pada kategori cukup baik.

Hal ini menunjukkan bahwa lingkungan tempat tinggal ibu yang memiliki anak balita
masih dalam kondisi kumuh perkotaan. Lingkungan yang berada pada kategori kurang
baik sebanyak 133 orang yang mengalami kejadian diare sebesar 39,1% lebih kecil
dibandngkan dengan balita yang tidak mengalami kejadian diare.

Sedangkan lingkungan yang berada pada kategori cukup baik sebanyak 39 orang yang
mengalami kejadian diare sebesar 17,9% lebih sedikit dibandingkan dengan balita yang
tidak mengalami kejadian diare. Sarana air bersih dalam kehidupan sehari-hari yang
digunakan sebagai minum, memasak, membersihkan atau mencici, mandi, wajib
memenuhi syarat kualitas dan syarat fisik agar vektor penyakit yang dapat
berkembangbiak atau daoat menularkan melaui air dapat dikurangi khususnya pada
penyakit diare sehingga angka kesakita penyakit diare dapat menurun (Agus, 2009)
Kualitas air rumah tangga yang baik harus memenuhi beberapa syarat antara lain syarat
fisik, syarat kimiawi dan syarat bakteriologis.

Syarat bakteriologis air tidak boleh mengandung bibit penyakit yang menular dengan
perantaraan air yang tergolong dalam water born disease, yang salah satu diantaranya
penyakit diare (Depkes, 2010) Usaha sanitasi yang cukup penting diantaranya sarana
jamban keluarga. Kesehatan Lingkungan, pembuangan kotoran yang tidak berdasarkan
sanitasi akan mencemari lingkungan diantaranya sumber air dan tanah.

Pembuangan tinja yang tidak saniter akan mengakibatkan berbagai macam penyakit
antara lain penyakit diare. Jika buang air besar di sembarangnan tempat akan mudah
bibit penyakit membawa penyakit dan menularkan ke orang lain, karena tinja
merupakan media tempat berkembang biaknya bibit penyakit penyebab diare, Hasil
penelitian secara statistik dengan diperoleh nilai p = 0,020, sehingga dapat disimpulkan
bahwa ada pengaruh lingkungnan terhadap kejadian diare pada balita.

Hasil ini sejalan dengan penelitian oleh Rahman HF dkk (2016) yang menemukan ada
hubungan faktor lingkungan dengan kejadian diare di Desa Solor Kecamatan Cermee
Bondowoso (Handono Fatkhur Rahman, 2016). Pola asuh merupakan interaksi anak dan
orangtua selama mengadakan kegiatan pengasuhan. Pola asuh orang tua meliputi cara
orang tua memberikan aturan-aturan, hadiah maupun hukuman, perhatian serta
tanggapan terhadap anaknya.

Pada penelitian ini pola asuh meliputi kualitas pengasuhan ibu, asuh makan, riwayat
menyusui dan emotional bonding. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pola asuh pada
kategori cukup baik sebesar 50,6%, lebih banyak dibandingkan dengan Pola Asuh pada
kategori kurang baik. Hal ini menunjukkan bahwa ibu yang memiliki anak balita telah
memberikan pola asuh yang cukup baik pada anaknya yang meliputi kualitas
pengasuhan ibu, asuh makan, riwayat menyusui dan emotional bonding.

Penelitian ini menemukan bahwa pola asuh yang berada pada kategori kurang baik
sebanyak 85 orang yang mengalami kejadian diare sebesar 43,5% lebih kecil
dibandingkan dengan balita yang tidak mengalami kejadian diare. Sedangkan pola asuh
yang berada pada kategori cukup baik sebanyak 87 orang yang mengalami kejadian
diare sebesar 25,3% lebih sedikit dibandingkan dengan balita yang tidak mengalami
kejadian diare. Pola asuh balita berkaitan dengan cara pengasuhan ibu kepada anaknya.
Pola asuh balita sangat berhubungan dengan keadaaan ibu, seperti kesehatan ibu (fisik
dan mental), status gizi, pendidikan umum, pengetahuan dan keterampilan tentang pola
asuh anak yang baik, peran dalam keluarga, sifat pekerjaan sehari-hari dan adat
kebiasaan (Kartini, 2008). Oleh karena itu, pola asuh orangtua kepada balita
mempengaruhi ada atau tidak ada diare pada balita.

Ibu yang memiliki pola asuh yang baik dapat mengurangi kejadian diare pada balitanya,
karena ibu akan bertindak mencegah dan menghindari penyebab penyakit diare. Ibu
akan berusaha memberikan pengasuhan yang baik berupa kualitas pengasuhan ibu,
asuh makan, riwayat menyusui dan emotional bonding sehingga anak balita tidak
terjangkit penyakit diare. Hasil uji statistik dengan menggunakan uji chi square
diperoleh nilai p = 0,016.

Secara statistik dapat disimpulkan bahwa ada pengaruh pola asuh terhadap kejadian
diare pada balita. Hal ini sejalan dengan penelitian oleh Andreas dkk (2013) yang
menunjukkan ada hubungan yang signifikan antara perilaku ibu dalam mengasuh balita
dengan kejadian diare di Puskesmas Rawat Inap Panjang (Andreas A.N, 2013).

Pelayanan kesehatan adalah setiap upaya yang diselengarakan sendiri atau secara
bersama dalam suatu organisasi untuk memelihara dan meningkatkan kesehatan,
mencegah dan menyembuhkan penyakit serta memulihkan kesehatan perorangan,
keluarga, kelompok ataupun masyarakat. Pada penelitian ini pelayanan kesehatan
meliputi informasi kesehatan dan pemanfaatan pelayanan kesehatan.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa pelayanan kesehatan pada kategori cukup baik
terdistribusi paling besar sebanyak 88,4% dibandingkan dengan pelayanan kesehatan
pada kategori kurang baik. Hal ini menunjukkan masyarakat sudah sadar untuk
memanfaatkan pelayanan kesehatan di Puskesmas dan informasi yang diberikan
Puskesmas kepada masyarakat sudah baik.

Hasil penelitian menemukan pelayanan kesehatan yang berada pada kategori kurang
baik sebanyak 20 orang yang mengalami kejadian diare sebesar 55,0% lebih besar
dibandngkan dengan balita yang tidak mengalami kejadian diare. Sedangkan pelayanan
kesehatan yang berada pada kategori cukup baik sebanyak 152 orang yang mengalami
kejadian diare sebesar 31,6% lebih sedikit dibandingkan dengan balita yang tidak
mengalami kejadian diare.

Pelayanan kesehatan tidak berhubungan secara langsung dengan penyakit diare namun
faktor yang penting dalam penanganan anak yang terkena diare. Informasi yang
disediakan oleh pihak Puskesmas menambah pengetahuan ibu mengenai diare,
informasi mengenai alur pelayanan yang disediakan pihak Puskesmas akan
memperpendek waktu tunggu dan mempercepat anak yang menderita diare untuk
mendapatkan penanganan secepatnya.

Hasil uji statistik dengan menggunakan uji chi square diperoleh nilai p = 0,047, kerena
nilai p < 0,005, dimana derajat kemaknaan ( = 0,05, maka HO ditolak. Secara statistik
dapat disimpulkan bahwa ada pengaruh pelayanan kesehatan terhadap kejadian diare
pada balita. KESIMPULAN Hasil penelitian menemukan bahwa ada pengaruh sosial
ekonomi (pvalue = 0,022), kondisi balita (pvalue = 0,022), lingkungan (pvalue = 0,020),
pola asuh (pvalue = 0,016) dan pelayanan kesehatan (pvalue = 0,047).

SARAN Kondisi balita harus selalu dipantau, terlebih jika umur balita sudah lebih dari
satu tahun dengan cara kunjungan ke rumah-rumah ibu yang memiliki
balita.Lingkungan rumah tempat tinggal ibu dijaga kebersihan lingkungan dengan
menggalakkan kerja bakti setiap minggu. Perlu diadakan penyuluhan tentang pola asuh
ibu oleh pihak Puskesmas agar ibu yang memiliki anak balita lebih meningkatkan pola
asuh mereka.

Pelayanan kesehatan yang diberikan oleh pihak Puskesmas lebih ditingkatkan dengan
cara memperbanyak informasi yang terkait bidang kesehatan. UCAPAN TERIMA KASIH
Terima kasih kami ucapkan kepada (1) Rektor Universitas Muslim Indonesia yang telah
memberikan dukungan dan bantuan pembiayaan penelitian ini, (2) Ketua LP2S dalam
memberikan kesempatan dan bimbingan dalam pelaksanaan penelitian ini, (4)
Responden dan pihak terkait yang telah memberikan bantuan dan bekerja sana dalam
penelitian ini DAFTAR PUSTAKA Asma A and Rukhsana N. (2012). Social Economic
Determinant of Diarrhoea Morbidity in Pakistan.

Academic Research International , 490 - 518. Agus, S. H. (2009). Analisis Faktor-Faktor


Resiko Yang Mempengaruhi Kejadian Diare Pada Balita Di Puskesmas Ambal. Jurnal
Ilmiah Kesehatan Keperawatan, , 5 (2). Alania R, E. A. (2013). Hubungan Diare dengan
Status Gizi Balita di Kelurahan Lubuk Buaya Kecamatan Koto Tangah Kota Padang. Jurnal
Kesehatan Andalas , 111-115. Alania Rosari, E. A. (2013).

Hubungan Diare dengan Status Gizi Balita di Kelurahan Lubuk Buaya Kecamatan Koto
Tangah Kota Padang. Jurnal Kesehatan Andalas. 2013; 2(3) , 111-115. Andreas A.N, T. A.
(2013). PERILAKU IBU DALAM MENGASUH BALITA DENGAN Kejadian Diare. Jurnal
Keperawatan, Volume IX, No. 2, Oktober 2013 , 164 - 169. Anggraeni, M. d. (2017).
Faktor yang berhubungan dengan Kejadian Diare pada Balita (studo kasus Puskesmas
Babakansari). Jurnal Keperawaran BSI , 112 - 120. Blum, H. (1981). Planning og Health.
Newyork: Human Sciences Press. Brown, K. (2003). Diarrhea and malnutrition. J. Nutr. ,
328S-32S. Depkes. (2010). Perilaku Hidup Bersih Dan Sehat. Jakarta: Depkes RI. Depkes,
R. (2011). Buku Saku Petugas Kesehatan Lintas Diare; Lima Langkah Tuntaskan Diare.
Jakarta: Depkes RI. Dinkes. (2017). Laporan Tahunan. Makassar: Dinas Kesehatan Kota
Makassar. Dirjen P2Pl, K. (2015). Profil Pengendalian Penyakit dan Penyehatan
Linkungan. Jakarta: Kemenkes RI. Emiralda. (2007).

Pengaruh pola asuh anak terhadap terjadinya balita malnutrisi di wilayah kerja
puskesmas Montasik kecamatan Montasik kabupaten Aceh Besar tahun 2006. Medan:
Universitas Sumatera Utara. Handono Fatkhur Rahman, S. W. (2016). FAKTOR-FAKTOR
YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN DIARE DI DESA SOLOR. NurseLine Journal ,
25 - 35. Hegar, B. (2015). Bagaimana menangani diare pada anak. cited 12 Januari 2016:
http//www.idai.or.id/artikel/klinik/keluhan-anak/bagaimana-menangani-diare-pada
anak. Kartini, T. D. (2008).

Hubungan Pola Asuh Ibu dan Kejadian Diare dengan Pertumbuhan bayi yang
mengalami Hambatan Pertumbuhan dalam Rahin hingga Umur Empat Bulan. Semarang:
Magister Gizi Masyarakat. kemenkes. (2011). Buleten Jendela Data dan Informasi
Kesehatan. Jakarta: Kemenkes RI. Kemenkes. (2017). Profil Kesehatan Indonesia 2016.
Jakarta: Kemekes RI. Kementrian Kesehatan, R. (2010). Peraturan Menteri Kesehatan
Tentang Persyaratan Kualitas Air Minum no 492/Menkes/Per/IV/2010.

Jakarta: Kemenkes RI. Martianto D, R. H. (2006). Penilaian situasi pangan dan gizi di
kabupaten Lembata, provinsi NTT. Bogor: Departemen Gizi dan Masyarakat: Institut
Pertanian Bogor. Meliyanti, F. (2016). Faktor-Faktor yang berhubungan Dengan Kejadian
Diare pada Balita. Ilmu Kesehatan Aisyah , 9-15. Palupi A, H. H. (2009). Status gizi dan
hubungannya dengan kejadian diare pada anak diare akut di ruang rawat inap RSUP Dr.

Sardjito Yogyakarta. Jurnal Gizi Klinik Indonesia , 1-7. Subagyo, B. d. (2012). Diare Akut.
Jakarta: IDAI. Vu nguyen T, L. V. (2006). Etiology ang epidemiology of diarrhea in
children in Hanoi Vietnam. Infect Dis , 298-308. WHO. (2013). Diarrheal Disease. USA:
WHO. WHO. (2017). Diarrhoeal Disease. www.who.int/mediacentre/factsheets/fs330/en/.
LAMPIRAN Tabel 1 Distribusi Karakteristik Responden di 4 Puskesmas Kota Makassar
Tahun 2018 Variabel _Frekuensi _Persentase _ _Puskesmas Kaluku Bodoa Pattingalloang
Pampang Rappokalling _ 49 49 42 32 _ 28,5 28,5 24,4 18,6 _ _Kelompok Umur Ibu ( 20
tahun 21 – 30 tahun 31 – 40 tahun 41 – 50 tahun = 51 tahun _ 11 92 60 6 3 _ 6,4 53,5
34,9 3,5 1,7 _ _Kelompok Umur Balita 0 - 12 bulan 13 – 24 bulan 25 – 36 bulan 37 – 48
bulan 49 – 60 bulan _ 33 42 44 38 18 _ 19,2 24,4 23,8 22,1 10,5 _ _Pendidikan Ibu Tidak
pernah sekolah Tidak tamat SD/MI Tamat SD/MI Tamat SLTP/MTS Tamat SLTA/MA
Tamat Akademi/PT _ 2 14 31 41 69 15 _ 1,2 8,1 18,0 23,0 40,1 8,7 _ _Pendidikan Bapak
Tidak tamat SD/MI Tamat SD/MI Tamat SLTP/MTS Tamat SLTA/MA Tamat Akademi/PT _
15 25 41 79 12 _ 8,7 14,5 23,8 45,9 7,0 _ _Jumlah _172 _100 _ _Sumber: Data Primer Tabel
2 Distribusi Variabel di 4 Puskesmas Kota Makassar Tahun 2018 Variabel _Frekuensi
_Persentase _P value _ _Kejadian Diare Mengalami Diare Tidak Mengalami diare _ 59 113
_ 34,3 65,7 _ _ _Sosial Ekonomi Pendapatan Rendah Pendapatan Cukup _ 69 103 _ 40,1
59,9 _ 0,022 _ _Kondisi Balita Kurang Baik Cukup Baik _ 45 127 _ 26,2 73,8 _ 0,047 _
_Lingkungan Kurang Baik Cukup Baik _ 133 39 _ 77,3 22,7 _ 0,020 _ _Pola Asuh Kurang
Baik Cukup Baik _ 85 87 _ 49,4 50,6 _ 0,016 _ _Pelayanan Kesehatan Kurang Baik Cukup
Baik _ 20 157 _ 11,6 88,4 _ 0,047 _ _Jumlah _172 _100 _ _ _Sumber: Data Primer Tabel 3
Hasil Analisis Regresi Logistik Antara Variabel Sosial Ekonomi, Lingkungan, dan Pola
Asuh dengan Kejadian Diare di 4 Puskesmas Kota Makassar Tahun 2018 Variabel _B _S.E
_Wald _df _Sig. _Exp (B) _95% C.I

For EXP (B) _ _ _ _ _ _ _ _ _Lower _Upper _ _Sosial Ekonomi Lingkungan Pola Asuh _0,652
0,974 0,613 _0,342 0,464 0,344 _3,627 4,408 3,165 _1 1 1 _0,057 0,036 0,075 _1,920 2,648
1,846 _0,981 1,067 0,940 _3,757 6,571 3,625 _ _Sumber: Data Primer

INTERNET SOURCES:
-------------------------------------------------------------------------------------------
<1% - https://www.facebook.com/WWLTV/posts/10157513580964926
<1% -
https://communitymedicine4asses.com/2017/05/01/who-updates-fact-sheet-on-diarrho
eal-diseases-1-may-2017/
<1% - https://zombiedoc.com/proceeding-isbn-978-602-73585-0-8.html
<1% - https://core.ac.uk/display/76249557
<1% -
http://openjurnal.unmuhpnk.ac.id/index.php/JJUM/gateway/plugin/WebFeedGatewayPl
ugin/rss
<1% - http://karyailmiah.unisba.ac.id/index.php/dokter/article/download/13221/pdf
<1% - https://dyaharum19farmasimuda.blogspot.com/2017/06/makalah-diare.html
<1% -
https://www.kompasiana.com/leleh/5520a39ca33311114746d0af/banjir-jangan-anggap-
remeh-diare-penyakit-yang-mematikan-no-2-di-dunia
<1% - http://eprints.ums.ac.id/20529/12/MAKALAH_.pdf
<1% -
https://www.researchgate.net/publication/332066302_PENANGANAN_PENYAKIT_MALA
RIA_SECARA_TRADISIONAL_OLEH_MASYARAKAT_ASLI_DI_KABUPATEN_BELU_DAN_MAL
AKA_PROVINSI_NUSA_TENGGARA_TIMUR
<1% -
https://pt.scribd.com/document/327421299/Tugas-Komunitas-IV-Pak-Joni-TEORI-of-HE
NDRIK-L-BLUM
<1% -
https://www.researchgate.net/publication/317507091_HUBUNGAN_ANTARA_POLA_ASU
H_ORANGTUA_DENGAN_DISIPLIN_SISWA_DI_SEKOLAH
<1% -
https://www.bappenas.go.id/files/2913/4985/2794/bab-30-pembangunan-kependuduka
n-dan-keluarga-kecil-berkualitas-serta-pemuda-dan-olahraga.pdf
<1% - https://id.scribd.com/doc/215896429/Status-Gizi-Dengan-Diare
2% -
https://wenisriwahyuni07.blogspot.com/2013/12/hubungan-diare-dengan-status-gizi.ht
ml
<1% - http://repositori.uin-alauddin.ac.id/6706/2/Masriani.pdf
<1% -
https://www.researchgate.net/publication/336584390_HUBUNGAN_PENGETAHUAN_PE
NGELOLA_KANTIN_DENGAN_PENERAPAN_PROGRAM_ADIWIYATA_KANTIN_SEHAT_SD_
DI_KOTA_MAKASSAR
<1% - https://www.idai.or.id/artikel/klinik/asi/air-susu-ibu-dan-pengendalian-infeksi
<1% -
http://digilib.unimus.ac.id/files/disk1/104/jtptunimus-gdl-galihahmad-5187-4-bab3.pdf
<1% - http://repository.unpas.ac.id/29809/7/BAB%20III.pdf
<1% -
https://id.123dok.com/document/qv838o0z-tesis-model-prediksi-kejadian-diare-akut-p
ada-anak-balita-di-puskesmas-pacar-keling-kota-surabaya.html
<1% - http://a-research.upi.edu/operator/upload/s_geo_8007030_chapter3.pdf
<1% - https://syehaceh.wordpress.com/2013/09/12/analisa-data-penelitian/
<1% - https://bascommetro-blogspot-com.blogspot.com/2011_10_13_archive.html
<1% - https://id.wikipedia.org/wiki/Sosial_ekonomi
<1% - https://www.slideshare.net/ditjenkemkes/jurnal-ditjen-pp-dan-pl-tahun-2014
<1% -
https://kliniklialistiani.blogspot.com/2015/12/artikel-pentingnya-pemberian-sarapan.ht
ml
<1% -
https://feminintyas.blogspot.com/2015/06/morbiditas-dan-mortalitas-pada-penduduk_
14.html
<1% -
https://www.researchgate.net/publication/326716656_FAKTOR-FAKTOR_YANG_BERHUB
UNGAN_DENGAN_STATUS_GIZI_PADA_BALITA_USIA_6-23_BULAN_DIKELURAHAN_PANT
OLOAN_BOYA_WILAYAH_KERJA_PUSKESMAS_PANTOLOAN
<1% - https://husnhy.blogspot.com/2013/11/makalah-status-gizi.html
<1% - http://karyailmiah.unisba.ac.id/index.php/dokter/article/download/13338/pdf
<1% -
https://www.slideshare.net/AdilAthilshipate/analisis-faktorfaktor-berhubungan-dengan-
kejadian-diare-pada-balita-di-puskesmas-mungkajang-kota-palopo
<1% - https://journal.unnes.ac.id/nju/index.php/phpj/article/download/10993/6672
<1% -
https://www.kompasiana.com/fauzan123/5b7adb70677ffb4519794cd3/big-data-dan-kel
estarian-lingkungan
<1% -
http://digilib.uin-suka.ac.id/8768/1/JAROT%20WAHYUDI%20DKK.%20KEBIJAKAN%20DA
N%20LAYANAN%20DIFABEL%20DI%20LINGKUNGAN%20UIN%20SUNAN%20KALIJAGA.
pdf
<1% -
https://robiatuladawiyah64.blogspot.com/2014/05/laporan-kasus-pada-a-umur-8-bulan
.html
<1% - https://karyacombirayang.blogspot.com/2016/11/
<1% -
https://asmanurs3.blogspot.com/2014/08/skripsi-faktorfaktor-yang-berhubungan.html
<1% - https://materiprakerin.blogspot.com/2009/04/ilmu-kesehatan-masyarakat.html
<1% - https://fancedede.blogspot.com/2012/12/sanitasi-tempat-tempat-umum.html
<1% -
http://repository.usu.ac.id/bitstream/handle/123456789/22139/Chapter%20II.pdf;sequen
ce=4
<1% -
https://mahasiswakeslingmks.blogspot.com/2016/09/kesehatan-lingkungan-pesisir-pula
u.html
<1% - https://journal.lppm-unasman.ac.id/index.php/jikm/article/view/304
<1% - http://digilib.uinsby.ac.id/18772/4/Bab%202.pdf
<1% -
https://id.123dok.com/document/wq2k6v6q-hubungan-pola-asuh-ibu-dan-riwayat-imu
nisasi-dasar-dengan-kejadian-pneumonia-pada-balita-di-puskesmas-sumbersari-kabup
aten-jember-the-relationship-of-mother-parenting-and-basic-immunization-history-wit
h-pneumonia-incidence-among-under-five-years-old-chil.html
1% - http://jurnal.fk.unand.ac.id/index.php/jka/article/download/710/566
<1% - https://skripsistikes.wordpress.com/category/pendidikan-kesehatan/page/21/
<1% -
http://repository.usu.ac.id/bitstream/handle/123456789/45961/Chapter%20II.pdf;sequen
ce=4
<1% -
https://id.123dok.com/document/dzx482vy-perilaku-hidup-bersih-dan-sehat-pola-asuh
-status-gizi-dan-status-kesehatan-anak-balita-di-wilayah-program-warung-anak-sehat-
was-kabupaten-sukabumi.html
<1% - http://www.e-journal.polnustar.ac.id/jis/article/view/29
<1% - http://eprints.dinus.ac.id/6642/1/jurnal_13692.pdf
<1% -
https://bejocommunity.blogspot.com/2010/05/kti-pengaruh-obesitas-terhadap.html
1% - https://ejurnal.poltekkes-tjk.ac.id/index.php/JKEP/article/view/347/320
<1% -
https://ochiecuah.blogspot.com/2015/11/makalah-sistem-pelayanan-kesehatan.html
<1% - http://digilib.unila.ac.id/10047/11/BAB%20II.pdf
<1% -
https://www.researchgate.net/publication/309747351_Kesehatan_Gigi_Mulut_dan_Pema
nfaatan_Pelayanan_Kesehatan_Gigi_Mulut_pada_Ibu_Hamil_Studi_Pendahuluan_di_Wilay
ah_Puskesmas_Serpong_Tangerang_Selatan
<1% -
https://id.123dok.com/document/ozlr86z4-pengaruh-kepercayaan-dan-kebutuhan-mas
yarakat-kecamatan-girsang-sipangan-bolon-terhadap-pemanfaatan-rsud-parapat.html
<1% - http://www.lib.ui.ac.id/naskahringkas/2015-08/S46502-Layya%20Notiva%20Dewi
<1% -
https://makalah-anaksilajara.blogspot.com/2014/04/10-faktor-faktor-yang-berhubunga
n.html
<1% - https://alwaysnutritionist.blogspot.com/2015/04/faktor-penyebab-stunted.html
<1% -
https://text-id.123dok.com/document/7qv6445ly-manajemen-informasi-dan-rekam-me
dik-mirm.html
<1% -
https://id.123dok.com/document/myjron2z-kesesuaian-penatalaksanaan-penyakit-diare
-pada-balita-dengan-pedoman-penatalaksanaan-diare-pada-balita-menurut-kemenkes-
ri-di-puskesmas-kota-karang-kota-bandar-lampung-tahun-2013.html
<1% -
https://www.scribd.com/document/375150533/WAHYU-FITRIANA-skripsi-ka-ayu-pdf-p
df
<1% - http://repository.poltekkes-kdi.ac.id/539/1/SKRIPSI%20PDF%20YUNIANTI.pdf
<1% - http://jurnalpenyakitdalam.ui.ac.id/index.php/jpdi/article/view/381
<1% - https://tolinetblog.wordpress.com/author/lebahtoli/
<1% - http://eprints.undip.ac.id/17332/1/FATAHULLAH.pdf
<1% -
http://repository.usu.ac.id/bitstream/handle/123456789/57598/Reference.pdf;sequence
=2
<1% -
https://www.scribd.com/document/358313923/MAKALAH-GIZI-DAN-PENYAKIT-INFEKSI
-docx
<1% -
https://gomugomuku.blogspot.com/2017/10/infeksi-penyakit-malaria-diare-dan.html
<1% -
https://docobook.com/hubungan-pola-asuh-ibu-dan-kejadian-diare-dengan.html
<1% - https://jurnal.ugm.ac.id/jgki/article/view/17938
<1% - http://scholar.unand.ac.id/32480/4/DAPUS.pdf
<1% - http://repository.unimus.ac.id/599/7/DAFTAR%20PUSTAKA.pdf
<1% -
https://www.researchgate.net/publication/320985508_Hubungan_Riwayat_Penyakit_Infe
ksi_dan_Pemberian_ASI_Eksklusif_dengan_Status_Gizi_Anak_Usia_7-12_Bulan_di_Kecamat
an_Kelapa_Lima_Kota_Kupang
<1% - https://repository.ugm.ac.id/view/divisions/perpus/2008.default.html
<1% -
http://www.ijmm.org/article.asp?issn=0255-0857;year=2017;volume=35;issue=2;spage=
204;epage=210;aulast=Singh;type=3
<1% - https://pt.scribd.com/document/110425528/Laporan-riskesdas-2010
<1% - https://zombiedoc.com/info-pangan-dan-gizi-volume-xx-no-1-tahun-2011.html

You might also like