You are on page 1of 10

JURNAL Vol. 1 No.

2 Juli 2019 : 117-126


SABHANGA e-journal.stikessatriabhakti.ac.id

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG DIARE DENGAN


TERJADINYA DIARE DI POSYANDU BALITA
KASUN II DESA BANYUKAMBANG
(Wilayah Kerja Puskesmas Wonoasri Madiun)
Sudarwati 1, Rahayu Budi Utami 2, Isa Anshori 3
1 Mahasiswa STIKes Satria Bhakti Nganjuk
2 Dosen STIKes Satria Bhakti Nganjuk
3RSUD Caruban

Email : sudarwati1@gmail.com

Abstract

Introduction : One of the factors that influence the incidence of diarrhea in children is
environmental factors and maternal knowledge because knowledge determines health behavior. The
purpose of this study was to determine the relationship between the level of knowledge of mothers
about diarrhea and the occurrence of diarrhea in the Kasun II Posyandu Toddler Village
Banyukambang Puskesmas Working Area Wonoasri Madiun. Methods : The research design is
correlational analytic with cross sectional approach. The study was conducted on December 11, 2018
at the Kasun II Posyandu Toddler Village Banyukambang Wonoasri Madiun Health Center Working
Area. The population is all mothers of children under five in the Kasun II Posyandu Toddler Village
Banyukambang Wonoasri Madiun Health Center Area as many as 37 respondents. Sampling uses
purposive sampling. A sample of 36 respondents. There are 2 variables, the independent variable is
knowledge and the dependent variable is the occurrence of diarrhea. Data collection using a
questionnaire. The statistical test uses a contingency coefficient with a significant level of α = 0.05.
Results : The results showed that from 36 respondents most of them had less knowledge about
diarrhea, as many as 21 respondents (58.33%) and most of the respondents under five had diarrhea as
many as 27 respondents (75%). The statistical test of the contingency coefficient obtained p value
0,000 α α = 0.05 so that Ha was accepted. There is a relationship between the level of knowledge of
mothers about diarrhea and the occurrence of diarrhea in the Kasun II Posyandu Toddler Village
Banyukambang Community Health Center Working Area Wonoasri Madiun. Conclusions : The
knowledge that most respondents lack of diarrhea makes the behavior of the respondents wrong.
Respondents tended not to care about cleanliness, especially the hygiene of eating and drinking
toddlers, which triggered diarrhea in infants.

Keywords : Knowledge, Diarrhea, Toddler

PENDAHULUAN dan lebih dari 3 kali pada anak, konsistensi


Anak merupakan aset masa depan feses encer, dapat berwarna hijau atau
yang akan melanjutkan pembangunan di dapat pula bercampur lendir dan darah atau
suatu negara. Masa perkembangan tercepat lendir saja (Ngastiyah, 2014).
dalam kehidupan anak terjadi pada masa Dari penelitian-penelitian yang telah
balita. Sakit yang masih perlu diwaspadai dilakukan diketahui bahwa salah satu
menyerang anak adalah diare (Suharyono. faktor yang mempengaruhi kejadian diare
2008). Diare ialah keadaan frekuensi pada anak adalah faktor lingkungan dan
buang air besar lebih dari 4 kali pada bayi pengetahuan ibu (Palancoi, 2014).

e-journal.stikessatriabhakti.ac.id 117
JURNAL SABHANGA

Pengetahuan merupakan salah satu faktor terdapat 29% dari seluruh penyakit yang di
yang mempengaruhi perilaku seseorang derita balita merupakan diare (Kemenkes,
dan berpengaruh terhadap praktek baik 2017). Di Madiun berdasarkan data dari
secara langsung atau tidak langsung Dinas Kesehatan Kabupaten Madiun tahun
melalui perantara sikap. Praktek dalam hal 2017 terdapat 12.500 penderita diare
ini adalah upaya pencegahan diare dengan jumlah balita yang mengalami
terhadap balita (Jannah DKK, 2016). diare sebanyak 4.996 balita. Di Posyandu
Berdasarkan studi pendahuluan tanggal 4 Balita Kasun II Desa Banyukambang
Juli 2018 di Posyandu Balita Kasun II Wilayah Kerja Puskesmas Wonoasri
Desa Banyukambang Wilayah Kerja Madiun terdapat 37 anak balita pada bulan
Puskesmas Wonoasri Madiun pada 7 ibu Juni 2018.
didapatkan hasil 7 ibu mengatakan anak Menurut Jannah DKK (2016) salah
pernah mengalami diare, dari 7 ibu satu faktor kejadian diare adalah
tersebut 3 ibu mengatakan memberikan pengetahuan ibu. Dijelaskan bahwa ibu
MPASI sebelum usia 6 bulan, 2 ibu kurang yang memiliki tingkat pengetahuan yang
menjaga kebersihan tempat makan dan baik akan dapat menerapkan di dalam
minum bayi, 2 ibu tidak cuci tangan kegiatan sehari-hari dan berdampak pada
setelah melakukan perawatan bayi. menurunnya angka kejadian diare.
World Health Organization (WHO) Menurut Kemenkes (2011) ada beberapa
menyatakan bahwa diare adalah penyebab faktor yang dapat mempengaruhi diare
nomor satu kematian balita di seluruh pada bayi antara lain tidak memberikan
dunia. Badan Perserikatan Bangsa-bangsa Air Susu Ibu/ASI (ASI eksklusif).
untuk urusan anak (UNICEF) Memberikan makanan pendamping (MP
memperkirakan bahwa setiap 30 detik ada ASI) terlalu dini akan mempercepat bayi
satu anak yang meninggal dunia karena kontak terhadap kuman dan terjadinya
diare di Indonesia, merupakan pembunuh diare. Makanan pendamping ASI yang
balita nomor dua setelah infeksi saluran tepat biasanya diberikan 3 kali sehari.
akut (ISPA) dan setiap tahun 100.000 Pemberian MP ASI yang berlebihan atau
balita meninggal karena diare. Riset diberikan lebih dari 3 kali sehari dapat
nasional menunjukkan, 31,4% dari mengakibatkan terjadinya diare.
kematian bayi dan 25,3% dari kematian Menggunakan botol susu terbukti
balita di Indonesia disebabkan oleh diare meningkatkan risiko terkena penyakit diare
(Afriani, 2017). Di Jawa Timur tahun 2017 karena sangat sulit untuk membersihkan

e-journal.stikessatriabhakti.ac.id 118
JURNAL SABHANGA

botol susu. Tidak menerapkan Kebiasaaan baik, dan lebih matang pada diri individu,
Cuci Tangan pakai sabun sebelum kelompok atau masyarakat. Berdasarkan
memberi ASI/makan, setelah Buang Air uraian diatas peneliti tertarik melakukan
Besar (BAB), dan setelah membersihkan penelitian dengan judul “Hubungan
BAB anak seta penyimpanan makanan Tingkat Pengetahuan Ibu Tentang Diare
yang tidak higienis. Menurut Ngastiyah Dengan Terjadinya Diare Di Posyandu
(2014) komplikasi dari diare adalah Balita Kasun II Desa Banyukambang
dehidrasi (ringan, sedang, berat, hipotonik, Wilayah Kerja Puskesmas Wonoasri
isotonik atau hipertonik), renjatan Madiun”.
hipovolemik, hipokalemia dan
hipoglikemia METODE PENELITIAN
Menurut Sodikin (2011) pengobatan Desain penelitian adalah analitik
yang diberikan ke penderita diare harus korelasional dengan pendekatan cross
berdasarkan gejala utama penyakit dan sectional. Penelitian dilaksanakan tanggal
pengertian dasar tentang mekanisme 11 Desember 2018 bertempat di Posyandu
patogenesisnya. Prinsisp pengobatan diare Balita Kasun II Desa Banyukambang
adalah sebagai berikut, diare cair Wilayah Kerja Puskesmas Wonoasri
membutuhkan penggantian cairan dan Madiun. Populasi adalah semua ibu balita
elektrolit tanpa melihat etiologinya, di Posyandu Balita Kasun II Desa
makanan harus terus diberikan bahkan Banyukambang Wilayah Kerja Puskesmas
harus ditingkatkan selama diare untuk Wonoasri Madiun sebanyak 37 responden.
menghindari efek buruk pada gizi, Sampling menggunakan purposive
antibiotik dan antiparasit tidak boleh sampling. Kriteria inklusi : bersedia
digunakan secara rutin karena tidak ada menjadi responden, dapat membaca dan
manfaatnya untuk kebanyakan kasus. menulis, lancar dalam berkomunikasi dan
Menurut Notoatmodjo (2011) dalam upaya hadir saat penelitian dilaksanakan (sesuai
meningkatkan perilaku hidup sehat jadwal Posyandu). Kriteri eksklusi : balita
diperlukan peningkatan pengetahuan yang mengalami gangguan mental, balita
melalui pendidikan kesehatan. Pendidikan yang diantar ke posyandu bukan oleh
kesehatan adalah suatu proses belajar yang ibunya. Sampel sebanyak 36 responden.
berarti dalam pendidikan itu terjadi proses Terdapat 2 variabel, variabel independen
pertumbuhan, perkembangan, atau yaitu pengetahuan dan variabel dependen
perubahan kearah yang lebih dewasa, lebih yaitu riwayat terjadinya diare.

e-journal.stikessatriabhakti.ac.id 119
JURNAL SABHANGA

Pengumpulan data menggunakan coefficient contingency dengan tingkat


kuesioner. Uji statistik menggunakan signifikan α = 0,05.

HASIL PENELITIAN

1. Tingkat Pengetahuan Ibu Tentang Diare Di Posyandu Balita Kasun II Desa


Banyukambang Wilayah Kerja Puskesmas Wonoasri Madiun.
Tabel 1 Distribusi Frekuensi Tingkat Pengetahuan Ibu Tentang Diare Di Posyandu Balita
Kasun II Desa Banyukambang Wilayah Kerja Puskesmas Wonoasri Madiun Tanggal
11 Desember 2018
No Pengetahuan Frekuensi Persentase
1 Baik 5 13,89
2 Cukup 10 27,78
3 Kurang 21 58,33
Total 36 100

Berdasarkan tabel 1 dari 36 responden diketahui sebagian besar dari responden

memiliki pengetahuan yang kurang tentang diare yaitu sebanyak 21 responden (58,33%).

2. Terjadinya Diare Di Posyandu Balita Kasun II Desa Banyukambang Wilayah Kerja


Puskesmas Wonoasri Madiun.
Tabel 2 Distribusi Frekuensi Terjadinya Diare Di Posyandu Balita Kasun II Desa
Banyukambang Wilayah Kerja Puskesmas Wonoasri Madiun Tanggal 11 Desember
2018
No Terjadinya Diare Frekuensi Persentase
1 Diare 27 75
2 Tidak terjadi diare 9 25
Total 36 100

Berdasarkan tabel 2 dari 36 responden diketahui sebagian besar dari balita responden
mengalami diare yaitu sebanyak 27 responden (75%).
3. Hubungan Tingkat Pengetahuan Ibu Tentang Diare Dengan Terjadinya Diare Di Posyandu
Balita Kasun II Desa Banyukambang Wilayah Kerja Puskesmas Wonoasri Madiun.
Tabel 3 Tabulasi Silang Hubungan Tingkat Pengetahuan Ibu Tentang Diare Dengan
Terjadinya Diare Di Posyandu Balita Kasun II Desa Banyukambang Wilayah Kerja
Puskesmas Wonoasri Madiun Tanggal 11 Desember 2018.
Terjadinya Diare
Total
Pengetahuan Diare Tidak terjadi diare
ƒ % ƒ % Ʃ %
Baik 0 0 5 13,9 5 13,9
Cukup 6 16,7 4 11,1 10 27,8

e-journal.stikessatriabhakti.ac.id 120
JURNAL SABHANGA
Kurang 21 58,3 0 0 21 58,3
Total 27 75 9 25 36 100
Uji Coeffient Contingency didapatkan p value = 0,000 (α = 0,05)

Berdasarkan tabel 3 menunjukkan didapatkan p value pendidikan = 0,000


sebagian besar responden memiliki ≤ α = 0,05, p value pekerjaan = 0,013 ≤
pengetahuan yang kurang dengan balita α = 0,05 sehingga faktor yang paling
yang mengalami diare yaitu sebanyak 21 dominan mempengaruhi pengetahuan
responden (58,3%). Hasil uji statistik adalah pendidikan dan pekerjaan
Coefficient Contingency didapatkan p responden.
value = 0,000 ≤ α = 0,05 sehingga Ha Beberapa faktor yang mempengaruhi
diterima dan Ho ditolak, dapat tingat pengetahuan seseorang adalah
disimpulkan ada hubungan tingkat faktor Internal berupa usia, pengalaman
pengetahuan ibu tentang diare dengan serta faktor eksternal berupa
terjadinya diare di Posyandu Balita Kasun pendidikan, infomasi, sosial, budaya,
II Desa Banyukambang Wilayah Kerja ekonomi, dan lingkungan
Puskesmas Wonoasri Madiun. (Notoatmodjo, 2011). Semakin
bertambah usia semakin berkembang
PEMBAHASAN daya tangkap dan pola pikirnya
1. Tingkat Pengetahuan Ibu Tentang Diare sehingga pengetahuan yang
Di Posyandu Balita Kasun II Desa diperolehnya semakin membaik
Banyukambang Wilayah Kerja (Budiman dan Riyanto, 2013). Makin
Puskesmas Wonoasri Madiun. tinggi pendidikan seseorang, makin
Hasil penelitian pada tabel 4.1 mudah orang tersebut menerima
didapatkan sebagian besar dari informasi. Seseorang yang memiliki
responden memiliki pengetahuan yang tingkat pendidikan tinggi maka
kurang tentang diare yaitu sebanyak 21 pengetahuannya akan baik. Orang yang
responden (58,33%). Data tersebut memiliki pendidikan tinggi akan
didukung oleh 11 responden berusia 26 merespon yang rasional terhadap
– 35 tahun (30,6%), 10 responden informasi yang datang dan akan berfikir
berpendidikan tamat SMP (27,8%), 11 sejauh mana keuntungan yang akan
responden bekerja sebagai petani mereka dapatkan. Namun karena
(30,6%). Hasil uji statistik antara data perubahan pola pikir dan gaya hidup
demografi dengan pengetahuan seseorang seseorang bisa menjadikan

e-journal.stikessatriabhakti.ac.id 121
JURNAL SABHANGA

hambatan dalam pengetahuannya responden. Pada pendidikan dasar yang


seperti menjadi kurang aktif dalam di sampaikan adalah masalah-masalah
mencari informasi sehingga membatasi pelajaran dasar, masalah kesehatan
pengetahuannya (Mabud, 2014). Status belum dibahas secara mendetail. Hal
ekonomi dari pekerjaan seseorang juga tersebut membuat asupan informasi
menentukan fasilitas yang diperlukan, yang kurang sehingga menentukan
sehingga status sosial ekonomi ini pemahaman seseorang. Dari segi
memperngaruhi pengetahuan seseorang pekerjaan sebagian besar sebagai ibu
(Budiman dan Riyanto, 2013). rumah tangga namun untuk yang
Selanjutnya informasi yang diperoleh berpengetahuan kurang mayoritas
baik dari pendidikan formal maupun adalah petani. Pekerjaan sebagai petani
nonformal dapat memberikan pengaruh akan membatasi informasi tentang
jangka pendek sehingga menghasilkan kesehatan karena yang mejadi
perubahan atau peningkatan keseharian responden adalah
pengetahuan (Budiman dan Riyanto, melaksanakan pekerjaan yang
2013). berhubungan dengan pertanian.
Hasil penelitian menunjukkan Masalah diare sudah bukan hal baru
pengetahuan responden tentang diare namun upaya mencegah diare pada
kurang. Apabila dilihat dari usia, usia balita merupakan masalah khusus yang
responden paling banyak adalah 26-36 memerlukan perhatian khusus apabila
tahun. Dari segi pengetahuan seseorang perhatian tersebut kurang akan
yang masih muda belum mempunyai menyebabkan pengetahuan menjadi
pengetahuan yang banyak tentang kurang. Sehingga dimungkinkan
sesuatu termasuk penyakit dikarenakan responden salah bertindak.
pada saat usia ini seseorang cenderung 2. Terjadinya Diare Di Posyandu Balita
mengejar karir dan kurang Kasun II Desa Banyukambang Wilayah
memperhatikan hal yang lain. Kerja Puskesmas Wonoasri Madiun.
Pendidikan responden paling besar Hasil penelitian pada tabel 4.2
adalah SMA namun memiliki didapatkan sebagian besar dari balita
pengetahuan kurang mayoritas responden mengalami diare yaitu
berpendidikan SMP. Pendidikan SMP sebanyak 27 responden (75%). Data
merupakan pendidikan yang rendah tersebut didukung 16 responden
sehingga membatasi pengetahuan dari mempunyai anak dengan jenis kelamin

e-journal.stikessatriabhakti.ac.id 122
JURNAL SABHANGA

laki-laki yaitu (44,4%), 10 responden intestinal sehingga terjadinya perubahan


mempunyai anak dengan usia 3 tahun kapasitas dari intestinal yang akhirnya
(27,8%). Hasil uji statistik antara data mengakibatkan gangguan fungsi
demografi dengan terjadinya diare intestinal dalam absorpsi cairan dan
didapatkan p value > α = 0,05 sehingga elektrolit. Menurut Kemenkes RI
tidak ada faktor yang paling dominan (2011) faktor eksternal dari diare pada
mempengaruhi terjadinya diare. balita adalah pengetahuan, sikap dan
Masa perkembangan tercepat dalam tindakan orang tua terhadap diare.
kehidupan anak terjadi pada masa Pengetahuan tentang diare pada ibu
balita. Sakit yang masih perlu balita menunjukkan kemampuan ibu
diwaspadai menyerang anak adalah balita untuk mengetahui segala sesuatu
diare (Suharyono. 2008). Diare ialah yang berkaitan dengan diare yang
keadaan frekuensi buang air besar lebih meliputi pengertian, gejala dan tanda-
dari 4 kali pada bayi dan lebih dari 3 tanda diare, penyebab diare,
kali pada anak, konsistensi feses encer, pathogenesis, faktor resiko penularan
dapat berwarna hijau atau dapat pula diare, pencegahan penyakit diare,
bercampur lendir dan darah atau lendir pengobatan diare dan komplikasi diare.
saja (Ngastiyah, 2014). Dari penelitian- Hasil dari penelitian menunjukkan
penelitian yang telah dilakukan sebagian besar balita pernah mengalami
diketahui bahwa salah satu faktor yang diare. Diare pada balita prevalensinya
mempengaruhi kejadian diare pada masih sangat tinggi. Terdapat faktor
anak adalah faktor lingkungan dan internal dan eksternal yang
pengetahuan ibu (Palancoi, 2014). menyebabkan hal tersebut. Adanya
Menurut Hidayat (2009) terjadinya infeksi pada balita sering menyebabkan
diare dapat disebabkan sebagai berikut balita mengalami diare. Dari faktor
infeksi, malabsorbsi, makanan, eksternal faktor lingkungan dan
psikologis. Dari segi infeksi Proses ini pengetahuan orang tua menjadi
dapat diawali dengan adanya penyebab diare. Pengetahuan yang
mikroorganisme (kuman) yang masuk kurang orangtua tentang higiene pada
ke dalam saluran pencernaan yang makanan balita membuat kuman lebih
kemudian berkembang dalam usus dan mudah masuk ke balita sehingga
merusak sel mukosa intestinal yang menyebabkan diare. Pada penelitian ini
dapat menurunkan daerah permukaan didapatkan mayoritas usia balita 3 tahun

e-journal.stikessatriabhakti.ac.id 123
JURNAL SABHANGA

dengan jenis kelamin laki-laki. Usia dan secara langsung atau tidak langsung
jenis kelamin bukan merupakan faktor melalui perantara sikap. Praktek dalam
yang menyebabkan diare. Hal tersebut hal ini adalah upaya pencegahan diare
dikarenakan diare tidak memandang terhadap balita. Dijelaskan bahwa ibu
usia dan jenis kelamin semua bisa yang memiliki tingkat pengetahuan
menderita diare. yang baik akan dapat menerapkan di
3. Hubungan Tingkat Pengetahuan Ibu dalam kegiatan sehari-hari dan
Tentang Diare Dengan Terjadinya berdampak pada menurunnya angka
Diare Di Posyandu Balita Kasun II kejadian diare (Jannah DKK, 2016).
Desa Banyukambang Wilayah Kerja Menurut Kemenkes (2011) ada
Puskesmas Wonoasri Madiun. beberapa faktor yang dapat
Hasil penelitian sebagian besar mempengaruhi diare pada bayi antara
responden memiliki pengetahuan yang lain tidak memberikan Air Susu
kurang dengan balita yang mengalami Ibu/ASI (ASI eksklusif). Memberikan
diare yaitu sebanyak 21 responden makanan pendamping (MP ASI) terlalu
(58,3%). Hasil uji statistik Coefficient dini akan mempercepat bayi kontak
Contingency didapatkan p value = terhadap kuman dan terjadinya diare.
0,000 ≤ α = 0,05 sehingga Ha diterima Makanan pendamping ASI yang tepat
dan Ho ditolak, dapat disimpulkan ada biasanya diberikan 3 kali sehari.
hubungan tingkat pengetahuan ibu Pemberian MP ASI yang berlebihan
tentang diare dengan terjadinya diare di atau diberikan lebih dari 3 kali sehari
Posyandu Balita Kasun II Desa dapat mengakibatkan terjadinya diare.
Banyukambang Wilayah Kerja Menggunakan botol susu terbukti
Puskesmas Wonoasri Madiun. meningkatkan risiko terkena penyakit
Dari penelitian-penelitian yang telah diare karena sangat sulit untuk
dilakukan diketahui bahwa salah satu membersihkan botol susu. Tidak
faktor yang mempengaruhi kejadian menerapkan Kebiasaaan Cuci Tangan
diare pada anak adalah faktor pakai sabun sebelum memberi
lingkungan dan pengetahuan ibu ASI/makan, setelah Buang Air Besar
(Palancoi, 2014). Pengetahuan (BAB), dan setelah membersihkan BAB
merupakan salah satu faktor yang anak seta penyimpanan makanan yang
mempengaruhi perilaku seseorang dan tidak higienis. Menurut Ngastiyah
berpengaruh terhadap praktek baik (2014) komplikasi dari diare adalah

e-journal.stikessatriabhakti.ac.id 124
JURNAL SABHANGA

dehidrasi (ringan, sedang, berat, makanan pendamping ASI sebelum usia


hipotonik, isotonik atau hipertonik), yang dianjurkan. Semua perilaku yang
renjatan hipovolemik, hipokalemia dan salah pada responden tidak terselepas
hipoglikemia. Menurut Hidayat (2009) dari pengetahuan responden yang
terjadinya diare dapat disebabkan kurang. Kesalahan dalam memberikan
sebagai berikut infeksi, malabsorbsi, perawatan kepada balita memungkinkan
makanan, psikologis. Dari segi infeksi penyebab penyakit terutama diare lebih
Proses ini dapat diawali dengan adanya mudah menjangkiti balita. Solusi dari
mikroorganisme (kuman) yang masuk masalah tersebut adalah pemberian
ke dalam saluran pencernaan yang pendidikan kesehatan yang terus
kemudian berkembang dalam usus dan menerus dan pemberian pendampingan
merusak sel mukosa intestinal yang kepada keluarga balita dengan ekonomi
dapat menurunkan daerah permukaan kurang sehingga lebih memperhatian
intestinal sehingga terjadinya perubahan higiene dalam perawatan terhadap
kapasitas dari intestinal yang akhirnya keluarga yang masih balita.
mengakibatkan gangguan fungsi
intestinal dalam absorpsi cairan dan KESIMPULAN
elektrolit. Sebagian besar dari responden
Hasil penelitian menunjukan ada memiliki pengetahuan yang kurang tentang
hubungan pengetahuan tentang diare diare yaitu sebanyak 21 responden
dengan terjadinya diare. Pengetahuan (58,33%) di Posyandu Balita Kasun II
yang kurang sebagian besar repsonden Desa Banyukambang Wilayah Kerja
tentang diare membuat perilaku Puskesmas Wonoasri Madiun. Sebagian
responden menjadi salah. Responden besar dari balita responden mengalami
cenderung tidak peduli terhadap diare yaitu sebanyak 27 responden (75%)
kebersihan, terutama kebersihan alat di Posyandu Balita Kasun II Desa
makan dan minum balita. Selain itu Banyukambang Wilayah Kerja Puskesmas
responden memberikan makanan Wonoasri Madiun. Ada hubungan tingkat
bermacam-macam tidak sesuai dengan pengetahuan ibu tentang diare dengan
anjuran petugas kesehatan. Pemberian terjadinya diare di Posyandu Balita Kasun
makanan pendamping ASI yang terlalu II Desa Banyukambang Wilayah Kerja
cepat juga menimbulkan diare. Puskesmas Wonoasri Madiun. Hasil uji
Sebagian besar responden memberikan statistik Coefficient Contingency

e-journal.stikessatriabhakti.ac.id 125
JURNAL SABHANGA

didapatkan p value = 0,000 ≤ α = 0,05 Sikap Dalam Penelitian Kesehatan.


Jakarta : Salemba Medika
sehingga Ha diterima dan Ho ditolak.
Saran dalam penelitian ini antara lain Jannah, Kepel, Maramis. 2016. Hubungan
Antara Pengetahuan Dan Tindakan
diharapkan responden menjaga kesehatan
Pencegahan Ibu Dengan Kejadian
balita melalui memperhatikan personal Diare Pada Balita Di Puskesmas
Tikala Baru Kota Manado.
higiene balita dan orangtua, memberikan
Pharmacon Jurnal Ilmiah Farmasi –
nutrisi yang sesuai dengan balita serta UNSRAT Vol. 5 No. 3 AGUSTUS
2016 ISSN 2302 – 2493
segera memberikan pertolongan pertama
apabila balita mengalami diare. Kemenkes RI. (2011). Buku Saku Lintas
Diare. Jakarta : Kemenkes RI
Diharapkan Posyandu Balita Kasun II
Desa Banyukambang Wilayah Kerja Kemenkes RI. (2011). Profil Kesehatan
Indonesia. Jakarta : Kemenkes RI
Puskesmas Wonoasri Madiun memberikan
penyuluhan tentang pencegahan diare Ngastiyah. 2014. Perawatan Anak Sakit.
Ed 2. Jakarta : EGC.
sehingga orangtua mengerti cara-cara yang
benar dalam pencegahan diare pada balita. Notoatmodjo, S. (2011). Kesehatan
Masyarakat Ilmu dan Seni. Jakarta :
Diharapkan STIKes Satria Bhakti Nganjuk
Rineka Cipta.
hasil penelitian bermanfaat dalam
Palancoi. 2014. Hubungan Antara
menyusun mata kuliah keperawatan anak
Pengetahuan Dan Lingkungan
terutama faktor-faktor yang mempengaruhi Dengan Kejadian Diare Akut Pada
Anak Di Kelurahan Pabbundukang
diare pada balita dan sekaligus sebagai
Kecamatan Pangkajene Kabupaten
bahan kajian lebih lanjut. Diharapkan Pangkep.Jurnal Kesehatan Volume
VII No. 2/2014
peneliti memberikan pengarahan dan
penyuluhan kepada orang tua dengan Sodikin. (2011). Asuhan Keperawatan
Anak Gangguan Sistem
balita yang rentan terhadap diare sehingga
Gastrointestinal dan Hepatobilier.
terjadninya diare dapat dicegah. Jakarta : Salemba Medika.
DAFTAR PUSTAKA
Suharyono, (2008). Diare Akut Klinik dan
Laboratorik. PT. Rineka Cipta : Jakarta
Afriani. B., (2017). Peranan Petugas
Kesehatan dan Ketersediaan Sarana
Air Bersih dengan Kejadian Diare.
Jurnal Aisyah: Jurnal Ilmu Kesehatan.
2 (2), 117–122.

Budiman dan Riyanto. (2013). Kapita


Selekta Kuesioner Pengetahuan Dan

e-journal.stikessatriabhakti.ac.id 126

You might also like