You are on page 1of 6

Jurnal Kesehatan

Volume 9, Nomor 3, November 2018


ISSN 2086-7751 (Print), ISSN 2548-5695 (Online)
http://ejurnal.poltekkes-tjk.ac.id/index.php/JK

Pengaruh Senam Kaki Terhadap Kadar Glukosa Darah


dan Nilai ABI Penderita DM

Efa Trisna1, Musiana2


1,2
Jurusan Keperawatan, Politeknik Kesehatan Tanjungkarang, Indonesia
Email: evatrisna36@gmail.com

Abstract: Effect of Foot Gymnastics on Blood Glucose Levels and ABI in People with DM.
Riskesdas (2013), reported the prevalence of Diabetes Mellitus (DM) in Indonesia based on
interviews showed an increase from 1.1 percent (2007) to 2.1 percent in 2013. The International
Diabetes Federation (IDF) estimates that DM patients in Indonesia in 2020 amount to 178 million
people above 20 years and assuming DM prevalence of 4.6% will be obtained 8.2 million DM
patients. Lampung Provincial Health Office Data (2015), DM patients in Lampung Province in
2015 totaled 26,791 people. This number increased compared to 2014 totaling 24,238 people, and
in 2013 which amounted to 23,783 people. One of the most common complications of diabetes
mellitus is a diabetic foot (diabetic foot), which can manifest as ulcer, infection, and gangrene and
Charcot arthropathy. This study was to determine the effect of foot gymnastics on blood glucose
levels and ABI values of DM patients. The research design was quasy-experimental with pre and
post-test group design data collection. The number of respondents was 80 respondents consisting
of 40 groups intervention and 40 control groups. Data were analyzed using T-test. The results were
0.008; 0.002; 0,000; and 0,000. There was a difference between blood glucose levels before and
after the intervention. Suggestion for DM sufferers to be able to do foot exercises regularly 3 times
a week to prevent blood control and prevent blood circulation disorders.

Keywords: ABI, Blood glucose, Foot gymnastics

Abstrak: Pengaruh Senam Kaki terhadap Kadar Glukosa Darah dan Nilai ABI Penderita
DM. Riskesdas tahun 2013 melaporkan prevalensi diabetes melitus di Indonesia berdasarkan
wawancara menunjukkan peningkatan dari 1,1 persen (2007) menjadi 2,1 persen pada tahun 2013.
International Diabetes Federation (IDF) memperkirakan penderita DM di Indonesia tahun 2020
berjumlah 178 juta penduduk yang berusia diatas 20 tahun dan dengan asumsi prevalensi DM
sebesar 4,6% akan didapatkan 8,2 juta pasien DM. Data Dinas Kesehatan Provinsi Lampung
(2015) penderita DM di Provinsi Lampung pada tahun 2015 tercatat berjumlah 26.791 orang.
Jumlah ini meningkat dibandingkan tahun 2014 yang berjumlah 24.238 orang, dan tahun 2013
yang berjumlah 23.783 orang. Salah satu komplikasi penyakit diabetes melitus yang paling sering
dijumpai adalah kaki diabetik (diabetic foot), yang dapat bermanifestasi sebagai ulkus, infeksi, dan
gangren serta artropati charcot. Penelitian bertujuan mengetahui pengaruh dari senam kaki
terhadap kadar glukosa darah dan nilai ABI penderita DM. Desain penelitian quasy experiment
dengan metode pengambilan data pre and post test group design. Jumlah responden 80 responden
yang terdiri dari 40 kelompok intervensi dan 40 kelompok kontrol. Analisa data menggunakan Uji
T. Hasil penelitian yaitu 0,008; 0,002; 0,000; dan 0,000. Disimpulkan ada perbedaan antara kadar
glukosa darah sebelum dan sesudah intervensi. Saran agar bagi penderita DM dapat melakukan
senam kaki secara rutin sebanyak 3 kali dalam seminggu untuk mencegah pengendalian darah dan
mencegah gangguan sirkulasi darah.

Kata kunci: ABI, Glukosa darah, Senam kaki

Insiden dan prevalensi Diabetes Melitus di Federation (IDF) dan dengan asumsi prevalensi
berbagai penjuru dunia menunjukkan DM sebesar 4,6% akan didapatkan 8,2 juta pasien
peningkatan. Pada tahun 2013 terjadi DM (Soegondo, Soewondo dan Subekti, 2009).
peningkatan pravalensi diabetes melitus dari 1,1 Tingginya angka tersebut menjadikan Indonesia
persen (2007) menjadi 2,1. peringkat keempat jumlah penderita DM
Pada tahun 2020 diperkirakan penderita terbanyak di dunia setelah Amerika Serikat,
DM di Indonesia berjumlah 178 juta penduduk India, dan Cina (Suyono, 2006).
berusia 20 tahun menurut International Diabetes

439
440 Jurnal Kesehatan, Volume 9, Nomor 3, November 2018, hlm 439-444

Data Dinas Kesehatan Provinsi Lampung terbanyak dan menduduki urutan ke-4 setelah
(2015) penderita DM di Lampung setiap tahun faringitis, hipertensi dan common cold dengan
mengalami peningkatan yaitu pada tahun 2013 jumlah penderita yaitu 395, selain itu juga kedua
yang berjumlah 23.783 orang, tahun 2014 puskesmas ini memiliki klub senam prolanis
berjumlah 24.238 hingga tahun 2015 tercatat dimana penderita DM ikut aktif sebagai peserta.
berjumlah 26.791 orang.
Kasus baru penderita DM bertambah setiap
tahunnya, pada tahun 2013 terdapat 2.844 kasus METODE
baru DM yang dirawat inap, dan 4.820 kasus
baru rawat jalan, dari hasil surveilans terpadu Desain penelitian yang digunakan pada
penyakit berbasis rumah sakit di Provinsi penelitian ini adalah quasy experiment dengan
Lampung. Seiring dengan pertambahan jumlah metode pengambilan data Pre and Post Test
penduduk dan gaya hidup masyarakat terutama di Group design. Penelitian ini dilakukan pada
daerah perkotaan Bandar Lampung yang tercatat bulan Agustus sampai dengan November 2017.
dimana 23,8% tidak melakukan aktifitas fisik, Pengumpulan data di Puskesmas Kedaton dan
dan 59,3% mengkonsumsi makanan/minuman Way Halim Bandar Lampung dilaksanakan setiap
manis ≥1 kali perhari Jumlah kasus DM Jumat pagi mulai tanggal 29 September 2017
meningkat 57,7% dibandingkan tahun sampai dengan 27 Oktober 2017. Populasi dalam
sebelumnya dan diprediksi akan terus bertambah penelitian ini adalah semua penderita DM yang
(Riskesdas, 2013). ada di Puskesmas Kedaton dan Way Halim
Edukasi perawatan kaki dan senam kaki Bandar Lampung sebanyak 395 orang. Teknik
merupakan tindakan preventif. Perawatan kaki pengambilan sampel diambil dengan cara simple
dan senam kaki ialah latihan yang dapat random sampling dari populasi terjangkau.
dilakukan bagi penderita DM atau bukan Instrument yang digunakan dalam penelitian ini
penderita untuk membantu melancarkan adalah lembar observasi.
peredaran darah pada bagian kaki dan mencegah Pengumpulan data dilakukan
terjadinya luka. Kesadaran dan kepatuhan pasien menggunakan metode pengukuran langsung
untuk melakukan gerakan-gerakan senam kaki kadar glukosa darah responden dengan cara
akan dapat memperlancar peredaran darah di mengambil darah perifer lalu memeriksa kadar
kaki, memperbaiki sirkulasi darah, memperkuat glukosa darah dengan menggunakan alat
otot kaki dan mempermudah gerakan sendi kaki. glukometer. Hasilnya dihitung menggunakan
Tujuan penelitian mengetahui pengaruh skala rasio dalam satuan mg/dl. Analisa data
edukasi senam kaki dengan kadar glukosa darah yang digunakan adalah analisa univariat untuk
dan nilai ABI (Ankle Brachial Index) penderita melihat distribusi frekuensi dan analisa bivariat
DM. Berdasarkan hasil survei pendahuluan di menggunakan Uji T.
Puskesmas Kedaton dan Puskesmas Way Halim,
penyakit DM termasuk dalam 10 besar penyakit

HASIL

Tabel 1. Perbedaan Kadar Glukosa Darah Sebelum dan Sesudah Intervensi Senam Kaki pada
Kelompok Intervensi dan Kelompok Kontrol
Variabel Mean Med. SD Min-Max Nilai p
Kelompok Intervensi
-56,0
Intervensi ke 1 31,95 13,50 72,317 0,008
-296,0
-205,0
Intervensi ke 2 37,17 31,50 72,448 0,002
-236
-86,0
Intervensi ke 3 54,40 44,00 76,154 0,000
-273,0
-18,0
Intervensi ke 4 48,32 23,50 62,682 0,000
-268,0
-98,0
Kelompok Kontrol 45,60 58,00 64,808 0,000
-159,0
Trisna, Pengaruh Senam Kaki Terhadap Kadar Glukosa Darah dan Nilai ABI Penderita DM 441

Tabel 2. Perbedaan Nilai ABI Sebelum dan Sesudah Intervensi Senam Kaki pada Kelompok
Intervensi dan Kelompok Kontrol
Variabel Mean Med. SD Min-Max Nilai p
Kelompok Intervensi
-0,60
Intervensi ke 1 -0,425 0,000 0,178 0,139
-0,30
-0,46
Intervensi ke 2 -0,255 -0,025 0,179 0,374
-0,42
-0,58
Intervensi ke 3 -0,008 -0,010 0,194 0,777
-0,32
-0,60
Intervensi ke 4 -0,125 -0,100 0,173 0,000
-0,20
-0,40
Kelompok Kontrol -0,067 -0,100 0,138 0,004
-0,20

PEMBAHASAN mengatasi terjadinya dan peningkatan tekanan


darah (Ilyas, 2011).
Perbedaan Kadar Glukosa Darah Sebelum Sesuai dengan teori, aktivitas fisik (senam
dan Sesudah Intervensi kaki) sangat bermanfaat untuk meningkatkan
sensitivitas darah, menurunkan berat badan dan
Berdasarkan hasil penelitian didapatkan memperbaiki sensitivitas terhadap insulin,
hasil nilai p secara berturut turut mulai dari sehingga akan memperbaiki kadar glukosa darah.
intervensi ke-1 sampai dengan ke-4 yaitu 0,008; Menurut penelitian Simanjuntak dan
0,002; 0,000; dan 0,000. Hasil uji t (t-test) nilai Simamora (2017), melakukan penelitian terhadap
signifikansi (2-tailed) yang dihasilkan <0,05 (α) 30 responden DM tipe II dengan melakukan
maka Ho ditolak, yang berarti ada perbedaan terapi relaksasi otot progresif ,didapatkan hasil
antara kadar glukosa darah sebelum dan sesudah penelitian ada perbedaan signifikan kadar gula
intervensi. darah sebelum dan setelah dilakukan intervensi
Peningkatan kecepatan pemulihan glukosa (pvalue 0,001).
otot secara langsung berhubungan dengan Sejalan dengan penelitian yang dilakukan
aktivitas fisik atau senam kaki (seberapa banyak Yuwono, Khoiriyati, & Sari (2015), yang
glukosa diambil otot dari aliran darah). Saat berjudul pengaruh terapi pijat refleksi kaki
berolahraga, otot menggunakan glukosa yang terhadap ankle brachial index (abi) pada pasien
tersimpan dalam otot dan jika glukosa berkurang, diabetes melitus tipe 2 diperoleh hasil
otot mengisi kekosongan dengan mengambil berpengaruh signifikan dalam meningkatkan
glukosa dari darah. Ini akan mengakibatkan ankle brachial index (ABI) pada pasien diabetes
menurunnya glukosa darah sehingga melitus tipe 2 di RS PKU Muhammadiyah
memperbesar pengendalian glukosa darah Gombong, terbukti dari dari hasil analisis
(Barnes, 2012). komparasi antara ABI kontrol dan ABI intervensi
Aktivitas fisik berupa olahraga berguna sesudah penelitian (post-test) signifikan
sebagai kendali gula darah dan penurunan berat (p=0,002).
badan pada diabetes melitus tipe 2. Olahraga Penelitian ini jga senada dengan penelitian
berperan dalam pengaturan kadar glukosa darah yang dilakukan Aprina dkk (2018), diperoleh ada
pada diabetes militus tipe 2. Kurangnya respon perbedaan yang bermakna nilai HbA1c
terhadap insulin (resistensi insulin) sehingga pengukuran pertama dan kedua setelah diberikan
glukosa tidak dapat masuk ke dalam sel intervensi berjalan kaki (p=0,002).
merupakan masalah utama pada diabetes melitus Olah raga rutin (lebih 3 kali dalam
tipe 2. Permeabilitas membran terhadap glukosa seminggu selama 30 menit) akan memperbaiki
meningkat saat otot berkontraksi karena kontraksi metabolisme karbohidrat, berpengaruh positif
otot memiliki sifat seperti insulin. Maka, pada terhadap metabolisme lipid dan sumbangan
saat beraktivitas fisik seperti berolahraga, terhadap penurunan berat badan. Orang diabetes
resistensi insulin berkurang (Ilyas, 2011). memiliki 3 alasan lebih tinggi risikonya
Manfaat yang didapatkan penderita mengalami masalah kaki. Pertama, berkurangnya
diabetes melitus ketika beraktivitas fisik atau sensasi rasa nyeri setempat (neuropati) membuat
berolahraga adalah untuk menurunkan kadar penderita tidak menyadari bahkan sering
glukosa darah, komplikasi, gangguan lipid darah, mengabaikan lukayang terjadi karena tidak
mencegah kegemukan, ikut berperan dalam dirasakannya. Luka timbul spontan sering
442 Jurnal Kesehatan, Volume 9, Nomor 3, November 2018, hlm 439-444

disebabkan karena trauma misalnya kemasukan ekstremitas bawah dapat meningkatkan nilai ABI
pasir, tertusuk duri, lecet akibat pemakaian jika dilakukan secara teratur dan kontinu. Latihan
sepatu, sandal yang sempit dan bahan yang keras. pergerakan sendi ekstremitas bawah dapat
Awalnya hanya kecil, kemudian meluas dalam meningkatkan aliran darah ke arteri dan berefek
waktu yang tidak begitu lama. Luka akan positif pada metabolisme glukosa, dimana
menjadi borok danmenimbulkan bau yang terjadinya penurunan glukosa dan hba1c.
disebut gas gangren. Jika tidak dilakukan Menurut penelitian yang dilakukan Putri &
perawatan akan sampai ke tulang yang Handayani (2017), tentang hubungan kadar gula
mengakibatkan infeksi tulang (osteomylitis). darah sewaktu dengan nilai Anklebrachial index
Upaya yang dilakukan untuk mencegah perluasan pada pasien diabetes melitus menunjukan ada
infeksi terpaksa harus dilakukan amputasi hubungan kadar gula darah dengan nilai ABI
(pemotongan tulang). Hasil Penelitian ini pada penderita DM, dengan nilai p=0.033; dan
mungkin juga dipengaruhi oleh rata-rata umur nilai OR=4,879.
responden pada kelompok intervensi 59,30 tahun, Penelitian serupa juga dilakukan Wahyuni
median 60,50 dengan standar deviasi 7,789. (2016), dengan judul efektifitas senam kaki
Umur terendah adalah 43 tahun dan umur tertua diabetik terhadap Ankle Branchial Index pada
76 tahun. pasien Diabetes Melitus Tipe 2 didapatkan hasil
analisis statistik ada perbedaan nilai ABI yang
Perbedaan Nilai ABI Sebelum dan Sesudah signifikan antara sebelum dan setelah dilakukan
Intervensi senam kaki diabetik (p-value=0,005). Hasil
tersebut mengartikan bahwa pelaksanaan senam
Berdasarkan hasil penelitian didapatkan kaki diabetik dapat meningkatkan ABI pada
hasil nilai p secara berturut turut mulai dari pasien DM tipe 2.
intervensi ke-1 sampai dengan ke-3 yaitu 0,139; Latihan jasmani merupakan upaya awal
0,374; dan 0,777. Hasil uji t (t-test) nilai dalam mencegah, mengontrol, dan mengatasi
signifikansi (2-tailed) yang dihasilkan >0,05 (α) diabetes melitus dengan cara melakukan senam
maka Ho gagal ditolak, yang berarti tidak ada kaki. Senam kaki adalah kegiatan atau latihan
perbedaan antara kadar glukosa darah sebelum yang dilakukan oleh pasien diabetes mellitus
dan sesudah intervensi. Sedangkan hasil untuk mencegah terjadinya luka untuk
intervensi ke- didapatkan hasil nilai p 0,000<0,05 melancarkan peredaran darah bagian kaki. Senam
(α) maka Ho ditolak, yang berarti ada perbedaan kaki dapat memperbaiki sirkulasi darah dan
antara kadar glukosa darah sebelum dan sesudah memperkuat otot-otot kecil kaki dan mencegah
intervensi. Hasil penelitian ini sesuai dengan terjadinya kelainan bentuk kaki. Selain itu dapat
penelitian Agustianingsih (2013), ada pengaruh meningkatkan kekuatan otot betis, otot paha dan
pemberians enam kaki diabetes terhadap sirkulasi juga mengatasi keterbatasan pergerakan sendi
darah kaki pada penderita diabetes mellitus tipe 2 (Soegondo, 2009).
di Desa Leyangan Kecamatan Ungaran Timur Hasil penelitian didapatkan setelah
Kabupaten Semarang p-value 0,000<a (0,05). senam kaki nilai ABI berada di angka normal itu
Dimana gambaran sirkulasi darah kaki pada disebabkan mekanisme sirkulasi arteri normal
kelompok intervensi sebelum dan sesudah akibat dilakukan senam kaki karena rangsangan
diberikan senam kaki diabetes rata-rata sirkulasi dari aktifitas gerakan otot-otot yang aktif pada
darah kaki 0,5-0,8 menjadi 0,8-1,2. Terlihat saat melakukan gerakan senam kaki ataupun
peningkatan sirkulasi darah kaki dari terjadi aktifitas dalam sehari-hari, sehingga rangsangan
insufiensi arteri ringan menjadi sirkulasi arteri dapat menyebabkan vasodilatasi pembuluh darah
normal. sehingga dapat melancarkan sirkulasi darah di
Penelitian Hijriana, Suza, & Ariani dalam jaringan atau sel di tubuh terutama di
(2016), tentang Pengaruh latihan pergerakan bagian kaki. Dengan melakukan senam kaki pada
sendi ekstremitas bawah terhadap nilai ankle pasien DM yang melibatkan kelompok otot-otot
brachial index (ABI) Pada pasien DM tipe 2 Uji utamanya (otot kaki), sehingga otot kaki
statistik Wilcoxon Signed Ranks Test berkontraksi secara teratur maka akan terjadi
menunjukkan ada perbedaan antara sebelum dan peningkatan laju metabolik pada otot yang aktif.
sesudah dilakukan intervensi pergerakan sendi Kemudian akan terjadi dilatasi pada arteriol
ekstremitas bawah terhadap nilai ABI, pada maupun kapiler, menyebabkan lebih banyak jala-
ekstremitas kiri (p=0.00) dan pada ekstremitas jala kapiler terbuka sehingga akan terjadi
kanan (p=0.00). peningkatan sirkulasi darah kaki dan penarikan
Pada penelitian menurut berdasarkan hasil glukosa ke dalam sel. Sehingga aliran darah
penelitian bahwa latihan pergerakan sendi
Trisna, Pengaruh Senam Kaki Terhadap Kadar Glukosa Darah dan Nilai ABI Penderita DM 443

normal pada kaki seperti aliran darah di jaringan SARAN


lain pada tubuh (Soegondo, 2009).
1. Bagi institusi pelayanan
Mengintegrasikan senam kaki dalam
SIMPULAN pelayanan keperawatan penderita DM dengan
mengoptimalkan sarana senam kaki berupa
1. Rata-rata kadar glukosa darah penderita DM taman alat senam kaki yang sudah tersedia di
sebelum melakukan senam kaki 218,75 mg/dl. Puskesmas Kedaton dan Puskesmas Way
2. Rata-rata kadar glukosa darah penderita DM Halim.
sesudah melakukan senam kaki adalah 170,42 2. Bagi institusi pendidikan
mg/dl. Menggunakan hasil penelitian sebagai salah
3. Senam kaki berpengaruh terhadap satu referensi dalam perkuliahan mengingat
pengendalian kadar glukosa darah penderita bahwa dalam kurikulum KKNI terdapat mata
DM. kuliah KMB dan sebagai salah satu upaya
4. Rata-rata nilai ABI penderita DM sebelum untuk mewujudkan visi misi prodi D III
melakukan Senam Kaki 1,120. Keperawatan Tanjungkarang yang
5. Rata-rata nilai ABI penderita DM sesudah profesional, unggul dan mandiri.
melakukan senam kaki adalah 1,0-1,2. 3. Bagi peneliti selanjutnya
6. Senam kaki berpengaruh terhadap Menggunakan hasil penelitian ini sebagai
pengendalian nilai ABI pada penderita DM . salah satu referensi dan data dasar untuk
melanjutkan penelitian dengan topik yang
sama dengan meningkatkan metodologi
penelitian yang digunakan.

DAFTAR PUSTAKA

Agustianingsih, Nurul. 2013. Pengaruh Senam Ilyas, E. I., 2011. Olahraga bagi Diabetesi dalam:
Kaki Diabetes terhadap Sirkulasi Darah Soegondo, S., Soewondo, P., Subekti, I.,
Kaki pada Penderita Diabetes Melitus Tipe Editor. Penatalaksanaan Diabetes Melitus
2 di Desa Leyangan Kecamatan Unguran Terpadu bagi doktermaupun edukator
Timur Kabupaten Semarang. [Karya Tulis diabetes. Jakarta: Fakultas Kedokteran
Ilmiah]. Semarang: Prodi Ilmu Universitas Indonesia.
Keperawatan Sekolah Tinggi Ilmu Putri, N. A., & Handayani, R. S. 2018. Hubungan
Kesehatan Ngudi Waluyo Ungaran. Kadar Gula Darah Sewaktu dengan Nilai
http://perpusnwu.web.id/karyailmiah/docu Ankle Brachial Index pada Pasien Diabetes
ments/3437.pdf . Mellitus. Jurnal Ilmiah Keperawatan Sai
Aprina, Taufiq, I., Sulistianingsih, E., & Rajiani, Betik, 13(1), 90-93.
I. 2018. Walking as an Alternative http://ejurnal.poltekkes-
Treatment of HbA1c Levels Control tjk.ac.id/index.php/jkep/article/download/8
among Type 2 Diabetes Mellitus 57/684.
Patients. Indian Journal of Public Health Simanjuntak, G. V., & Simamora, M. 2017.
Research & Development, 9(9). Pengaruh Latihan Relaksasi Otot Progresif
Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Terhadap Kadar Gula Darah dan Ankle
Depkes RI. 2013. Riset Kesehatan Dasar Brachial Index Pada Pasien Diabetes
(Riskesdas). Jakarta: CV Kiat Nasa. Melitus Tipe II. Idea Nursing
Barnes, D.E. 2011. Program Olahraga Diabetes. Journal, 8(1), 45-51.
Yogyakarta: Citra Aji Parama. http://jurnal.unsyiah.ac.id/INJ/article/view/
Dinas Kesehatan Provinsi Lampung. 2015. Profil 8703
Kesehatan Provinsi Lampung. Lampung. Soegondo, Sidartawan. 2009. Penatalaksanaan
Hijriana, I., Suza, D. E., & Ariani, Y. (2016). Diabetes Mellitus Terpadu. Jakarta: Balai
Pengaruh latihan pergerakan sendi Penerbit FKUI.
ekstremitas bawah terhadap nilai Ankle Suyono,S. 2006. Buku ajar ilmupenyakitdalam.
Brachial Index (ABI) pada Pasien DM (Edisi 3). Jakarta: Pusat penerbit
Tipe 2. Idea Nursing Journal, 7(2), 32-39. Departemen Penyakit Dalam FKUI.
http://www.jurnal.unsyiah.ac.id/INJ/article
/view/6452.
444 Jurnal Kesehatan, Volume 9, Nomor 3, November 2018, hlm 439-444

Wahyuni, A. 2016. Senam Kaki Diabetik Efektif Yuwono, P., Khoiriyati, A., & Sari, N. K. 2016.
Meningkatkan Ankle Brachial Index Pengaruh terapi pijat refleksi kaki terhadap
Pasien Diabetes Melitus Tipe 2. Jurnal ankle brachial index (abi) pada pasien
Ipteks Terapan, 9(2), 19-27. diabetes melitus tipe 2. Motorik Jurnal
http://ejournal.kopertis10.or.id/index.php/ji Ilmu Kesehatan (Journal Of Health
t/article/view/231 Science), 10(20).

You might also like