Professional Documents
Culture Documents
net/publication/323172935
CITATIONS READS
0 805
3 authors, including:
SEE PROFILE
Some of the authors of this publication are also working on these related projects:
All content following this page was uploaded by Asnal effendi Asnal on 28 November 2018.
ABSTRACT
Most of the street lightings condition in the area has not use electrical measuring instrument yet, so electricity bill
calculated for every lamp, although those lamps are dead or malfunctions. Saving energy consumption on street lighting
is not only helping government on energy management but also reducing local government budget for the street lighting
electricity bill. This paper aims to analyze challenges faced on street lighting management in order to reduce energy
consumption with a case study on Padang Pariaman Regency. This study has been done on data especially electricity
bills and also the conditions of street lighting based on field observation held in 2015. The main problem found is
unmetered street lighting bill scheme and inappropriate tariff. The solution needed is to install power meter on unmetered
street lighting that could reduce unmetered street lighting energy bill. The second solution is replacing conventional lamp
technology with new-efficient lamp technology, which one LEDs. From the result of this study, using electrical measuring
instrument can save about 542.2 kWh and Rp 795,599.22 monthly for G.10 Tigo Jorong, about 383.4 kWh and Rp
562,555.15 monthly for G.23 Kampung Tangah Koto Hilalang. Compared SON 70 Watt lamp, using LEDs 30 Watt can
save about 518.4 kWh or 57.14 %. And for the electricity bill, by using LEDs we can save about Rp. 836,936.52,- or
54.47 %.
Keywords: Street lighting, unmetered street lighting, saving energy for street lighting.
ABSTRAK
Kondisi PJU sebagian besar daerah belum menggunakan alat pencatat pembatas listrik dimana tagihan rekeningnya
dihitung per titik lampu sesuai dengan jenis lampu yang dipasang walaupun lampu tersebut dalam keadaan mati atau tidak
berfungsi sama sekali. Penghematan energi pada penerangan jalan umum tidak hanya membantu pemerintah dalam
pengelolaan energi namun juga menghemat anggaran pemerintah daerah untuk tagihan listrik PJU. Tulisan ini bertujuan
menganalisis permasalahan dalam pengelolaan penerangan jalan umum dalam menghemat pemakaian energi dengan studi
kasus di Kabupaten Padang Pariaman. Studi dilakukan dengan data berupa kondisi PJU yang belum dipasang APP
berdasarkan data hasil pendataan pada tahun 2015. Permasalahan utama yang ditemukan adalah sistem tagihan PJU dan
penggunaan tarif yang tidak sesuai. Solusi yang perlu dilakukan adalah meterisasi PJU yang berpotensi menurunkan
tagihan listrik PJU. Solusi kedua adalah penggantian lampu PJU konvensional dengan lampu efisiensi tinggi, dalam hal
ini lampu LED. Dari hasil penelitian ini, melakukan pemasangan APP terdapat penghematan sebesar 542.2 kWH dan Rp
795,599.22 tiap bulannya pada gardu G.10 Tigo Jorong, dan dapat dilakukan penghematan sebesar 383.4 kWH dan Rp
562,555.15 tiap bulannya pada gardu G.23 Kampung Tangah Koto Hilalang. Dibandingkan lampu SON 70 Watt,
pemakaian lampu LED 30 W lebih hemat sebesar 518,4 kWH per bulan dengan persentase 57.14 %. Sedangkan dari segi
tagihan listrik, pemakaian lampu LED terdapat potensi penghematan biaya sebesar Rp. 836,936.52, - atau 54.47 %.
Berdasarkan hal tersebut diatas, dilakukanlah 1. Volume lalu - lintas, baik kendaraan aupun
studi penelitian peluang penghematan energi pada lingkungan yang bersinggungan seperti pejalan
PJU Kabupaten Padang Pariaman. kaki, pengayuh sepeda, dan lain-lain.
2. Tipikal potongan melintang jalan, situasi (lay-
2. LANDASAN TEORI out) jalan dan persimpangan jalan.
2.1 Penerangan Jalan Umum 3. Geometri jalan, seperti alinyemen horisontal,
Berdasarkan SNI 7391 tahun 2008, menyatakan alinyemen vertikal, dan lain- lain.
bahwa lampu penerangan jalan umum merupakan 4. Tekstur perkerasan dan jenis perkerasan yang
salah satu kebutuhan masyarakat, menjadi kewajiban mempengaruhi pantulan cahaya lampu
dan tanggung jawab pemerintah Daerah/Kota penerangan.
sebagai bentuk pelayanan kepada masyarakat. 5. Pemilihan jenis dan kualitas sumber
Menurut [5] dari jalan propinsi sampai jalan cahaya/lampu, data fotometrik lampu dan
lingkungan menuntut perlengkapan jalan seiring lokasi sumber listrik.
dengan kepadatan aktivitas pemakai jalan. Salah satu 6. Tingkat ke b ut uh a n , b i a ya operasi, biaya
perlengkapan jalan yang sangat dibutuhkan adalah pemeliharaan, dan lain-lain agar perencanaan
Penerangan Jalan Umum (PJU). sistem lampu penerangan efektif dan
Sistem PJU harus mempertimbangkan beberapa ekonomis.
aspek. Salah satu aspek adalah harus berdasarkan 7. Rencana jangka panjang pengembangan jalan
kuat rata-rata penerangan. Kualiatas penerangan dan pengembangan daerah sekitarnya
harus memperhatikan kendaraan yang melaluinya 8. Data kecelakaan dan kerawanan di lokasi.
dengan batas maksimal yang telah diizinkan. Selain
itu, pendistribusian cahaya harus baik. Perbandingan Beberapa tempat yang memerlukan perhatian
cahaya harus 3:1, dimana perbandingan tersebut khusus dalam perencanaan penerangan jalan antara
diambil dari kuat penerangan yang ada di daerah lain sebagai berikut:
jalan raya antara lintasan tengah dengan lintasan tepi 1. Lebar ruang milik jalan yang bervariasi dalam
jalan. Agar tidak menyilaukan mata, sangat penting satu ruas jalan;
memasang aklirik atau gelas pada daerah armatur 2. Tempat-tempat dimana kondisi lengkung
yang menjadi filter agar pandangan bisa lebih horisontal (tikungan) tajam;
nyaman sehingga pengendara bisa konsentrasi untuk 3. Tempat yang luas seperti persimpangan,
mengurangi kecelakaan lalu lintas di jalan. Selain itu, interchange, tempat parkir, dll;
pemasangan sumber penerangan di jalan raya harus 4. Jalan-jalan berpohon;
memperhatikan sudut 50 sampai 150 dari sisi arah 5. Jalan-jalan dengan lebar median yang sempit,
pancaran dan arah bayangan. terutama untuk pemasangan lampu di bagian
Sistem pencahayaan di jalan umum tidak hanya median;
berfungsi memberikan penerangan semata, namun 6. Jembatan sempit/panjang, jalan layang dan jalan
juga bagaimana PJU dapat direncanakan sesuai bawah tanah (terowongan);
kapasitas jalan yang akan digunakan dengan standar 7. Tempat-tempat lain dimana lingkungan jalan
yang berlaku. Beberapa fungsi dan tujuan banyak berinterferensi dengan jalannya.
dibangunnya PJU antara lain adalah sebagai navigasi
pengguna jalan, pemberi keamanan dan keselamatan 2.3.1 Kriteria Teknik Penerangan
pengguna, memberikan dampak keindahan dan Secara umum ada beberapa kriteria teknik
sebagai wadah komersial (Ditjen EBTK, 2014). penerangan yang perlu diperhatikan untuk mendapat
Penerangan jalan di kawasan perkotaan peneranganyang baik, yaitu:
mempunyai fungsi antara lain: 1. Kuantitas atau jumlah cahaya pada permukaan
1. Menghasilkan kekontrasan antara obyek dan tertentu (lighting level) tingkat kuat penerangan
permukaan jalan; 2. Distribusi kepadatan cahaya (luminance of
2. Sebagai alat bantu navigasi pengguna jalan; glare)
3. Meningkatkan keselamatan dan kenyamanan 3. Pembatasan cahaya agar tidak menyilaukan
pengguna jalan, khususnya pada malam hari; (limitation of glare)
4. Mendukung keamanan lingkungan; 4. Arah penerangan dan pembentukan penerangan
5. Memberikan keindahan lingkungan jalan. (light directionality and shadow)
2.2 Dasar Perencanaan Penerangan Jalan 2.3.2 Satuan - satuan Teknik Penerangan
Perencanaan penerangan jalan terkait a. Menghitung Besarnya Fluks Cahaya
dengan hal-hal berikut ini:
53 JURNAL TEKNIK ELEKTRO ITP, Vol. 7, No. 1, JANUARI 2018
Fluks cahaya adalah besarnya energi cahaya Iluminasi pada titik P, dirumuskan sebagai:
yang dihasilkan pada setiap satuan waktu. Jika 1
dirumuskan menjadi: E cos ....................................(2.6)
r2
Q
............................................ (2.1) r adalah jarak dari lampu ke ujung jalan
t
Dimana: d. Luminasi
= fluks cahaya dalam lumen (lm) Luminasi adalah permukaan benda yang
Q = energi cahaya dalam lumen jam atau lumen mengeluarkan / memantulkan intensitas cahaya
detik yang tampak pada satuan luas permukaan benda
T = waktu dalam jam atau detik tersebut. Dinyatakan dalam Candela per meter
persegi (Cd/m2), dirumuskan dengan:
b. Menghitung Intensitas Cahaya
L ..............................(2.7)
Intensitas cahaya adalah arus cahaya yang (A cos )
dipancarkan oleh sumber cahaya dalam satu Atau
kerucut (“cone”) cahaya, dinyatakan dengan 1
satuan unit Candela (Cd). Intensitas cahaya L ................................ (2.8)
adalah fluk cahaya per satuan sudut ruang yang (A cos )
dipancarkan ke suatu arah tertentu.
e. Efikasi Cahaya
Dirumuskan dengan: Efikasi cahaya terhitung adalah perbandingan
keluaran lumen terhitung dengan pemakaian daya
i ..............................................(2.2) terhitung, dinyatakan dengan lumens per watt.
Dirumuskan dengan:
i .........................................(2.3)
K .............................................(2.9)
i , = 4 P
Dimana:
Dimana: K = efikasi cahaya dalam lumen /watt (lm/w)
P = daya listrik dalam watt (W)
K
P f. Jumlah titik lampu yang diperlukan
KP Jumlah titik lampu jalan yang dibutuhkan dihitung
dengan:
Sehingga:
L
KP T 1 ............................................(2.10)
i .........................................(2.4) S
Dimana:
Dimana:
T = jumlah titik lampu
i = intensitas cahaya dalam Candela (Cd)
L = panjang jalan (m)
= Fluks cahaya dala lumen (lm) S = jarak tiang ke tiang (m)
= sudut ruang dalam steririan (sr)
K = efisienci cahaya rata – rata lampu 2.4 Jenis Lampu Penerangan Jalan
Batasan penempatan lampu penerangan jalan
tergantung dari tipe lampu, tinggi lampu, lebar jalan
c. Iluminasi (Lux) dan tingkat kemerataan pencahayaan dari lampu yang
Iluminasi atau Lux merupakan satuan metrik akan digunakan.
ukuran cahaya pada suatu permukaan. Cahaya 2.4.1 Lampu Sodium
rata – rata yang dicapai adalah rata – rata Lampu sodium tekanan tinggi (HPS/SON)
tinggkat lux pada berbagai titik pada area yang Dan sodium tekanan rendah (SOX / SOX-E) banyak
sudah ditentukan. Satu lux setara denga satu digunakan untuk penerapan di luar ruangan dan
lumen per meter persegi. industri.
Dirumuskan dengan:
2.4.2 Lampu Uap Merkuri
E ...................................................(2.5)
A Lampu uap merkuri merupakan model
Dimana : tertua lampu HID. Walaupun mereka memiliki
E = iluminasi dalam Lux = lm/m2 umur yang panjang dan biaya awal yang
A = luas bidang dalam m2 rendah, lampu ini memiliki efikasi yang buruk (30
PELUANG PENGHEMATAN ENERGI PADA PENERANGAN JALAN UMUM KABUPATEN PADANG 54
hingga 65 lumen per watt, tidak termasuk kerugian 2.7 Panel Lampu Penerangan Jalan
balas) dan memancarkan warna hijau pucat. Panel merupakan bagian sistem penerangan
jalan umum yang berfungsi untuk meletakkan
2.4.3 Lampu LED komponen – komponen pendukung sehingga lebih
penerangan LED memiliki potensi hemat aman, rapi, dan teratur.
energi. Misalnya sebuah lampu LED 30 W bisa Berdasarkan tempat meletakkannya, panel dapat
menggantikan lampu SON 70 W atau LED 165 W dibagi :
bisa menggantikan lampu SON 400 W. Kelebihan 1. Panel duduk, memerlukan pondasi tersendiri
lain penerangan jalan LED adalah bisa bertahan lebih untuk meletakkannya
lama karena memiliki umur lampu yang panjang 2. Panel gendong, terletak ditiang seolah – olah
(50.000 jam atau lebih), sehingga tidak terlalu pada posisi menggendong.
memerlukan biaya pemeliharaan yang besar jika Komponen didalam panel antara lain :
dibandingkan dengan lampu jalan konvensional. 1. Meteran listrik (kwh meter)
2. MCB
2.5 Alat Pengukur Pembatas 3. Time switch atau fotosel
Untuk mengetahui besarnya tenaga listrik yang 4. Kontaktor
digunakan oleh pemakai / pelanggan listrik (untuk 5. Terminal
keperluan rumah tangga, sosial, usaha/bangunan Penempatan panel harus sedemikian rupa
komersial, gedung pemerintah dan instansi), maka sehingga terjaga keseimbangan beban dan mudah
perlu dilakukan pengukuran dan pembatasan daya dijangkau.
listrik. 2.8 Kabel Lampu Penerangan Jalan
APP merupakan bagian dari pekerjaan dan Kabel merupakan penghantar yang terbungkus
tanggung jawab pengusaha ketenagalistrikan (PT. isolasi, ada yang berbungkus tunggal atau banyak,
PLN), sebagai dasar dalam pembuatan rekening ada yang dipasang diudara, dalam ruangan, atau
listrik. Pada sambungan tenaga listrik tegangan dalam tanah, dan masing – masing digunakan sesuai
rendah, letak penempatan APP dapat dilihat pada dengan kondisi pemasangannya.
gambar berikut ini : Beberapa jenis kabel yang digunakan dalam
penerangan jalan umum :
a. Kabel twisted
b. Kabel NYM, adalah kabel yang memiliki
penghantar dan memiliki isolasi luar
sebagaimpelindung.
c. Kabel NYY, adalah kabel tanah
termoplastik tanpa perisai.
d. Kabel NYFGbY
Untuk menentukan panjang kabel yang digunakan
dapat dihitung dengan rumus :
2.6 Armatur Lampu Penerangan Jalan
Untuk mengontrol distribusi cahayayang Panjang kabel ( L) = (Jumlah tiang x jarak tiang) x
dihasilkan lampu perlu sebuah alat, alat ini 110 %
dinamakan armature atau luminaire. Armatur juga
befungsi sebagai pelindung lampu dan tempat Untuk menentukan luas penampang kabel yang
penyambungan ke rangkaian sumber. Tetapi digunakan :
pengertian armature disini adalah sumber cahaya L I rating cos
yang telah dilengkapi dengan bola lampu ditambah A ........................(2.12)
dengan perlengkapan sarang lampunya.
V
Adapun jenis armatur diluar ruangan antara Dimana toleransi drop sistem tegangan untuk
lain : penerangan 5 % yaitu :
a. Armatur jenis XRC V = 220 x 5 %
b. Armatur jenis HRC dan SRC Dengan tahanan jenis penghantar tembaga = 0,0175
c. Armatur jenis TRC Ω mm2 /m
d. Armatur jenis HDC Faktor daya lampu = 0,8
e. Armatur jenis QVF Untuk penghantar 3 fasa dari jaringan PLN ke APP :
f. Armatur jenis MVF 3 L I rating cos
A .................(2.13)
g. Armatur jenis HNF/ MNF V
h. Armatur jenis HGC
55 JURNAL TEKNIK ELEKTRO ITP, Vol. 7, No. 1, JANUARI 2018
2.9 Perhitungan Arus Nominal dan Arus Rating cos φ = faktor daya
t = waktu dalam jam.
Arus pada masing – masing fasa dapat
dihitung dengan rumus persamaan: 3. Metodologi Penelitian
P 3.1 Lokasi Penelitian
In ........................... (2.14) Studi peluang penghematan energi pada
V. Cos
penerangan jalan umum dilakukan di Kabupaten
Maka arus rating pengaman : Padang Pariaman pada wilayah kerja PT. PLN
I rating K In ..............................(2.15) (Persero) Rayon Pariaman feeder Kampung Dalam.
Dengan nilai K (konstanta) digunakan 125
%. 3.2. Metodologi Penelitian
Arus nominal pada alat pengukur dan 1. Melakukan studi literatur, yaitu melakukan studi
pembatas (APP) 3 fasa dapat dihitung dengan pustaka mencari bahan dan perhitungan yang
menggunakan persamaan : berhubungan dengan penerangan jalan umum
Ptotal serta peluang penghematan energi pada
In .............................(2.16) komponen listrik.
3 .V. Cos 2. Melakukan studi lapangan yaitu mengadakan
Dimana Ptotal untuk lampu jalan = daya terpasang x survey untuk melihat kondisi jalan serta keadaan
jumlah lampu . geografis lokasi.
Arus rating pada APP dapat diketahui 3. Mengumpulkan data – data yang berkaitan dari
dengan menghitung menggunakan rumus instansi terkait seperti jumlah dan jenis PJU serta
persamaan: besar tagihannya, dalam hal ini adalah Dinas
I rating K In ..................................(2.17) Koperasi Perindustrian Perdagangan dan Energi
Sumber daya Mineral Kabupaten Padang
Pariaman sebagai unit pelaksana teknisnya serta
2.10 Perhitungan Energi dan Biaya Listrik PT. PLN (persero) Rayon Pariaman.
PLN Penerangan Jalan Umum 4. Melakukan analisa data yang ada sehingga dapat
Energi listrik adalah jumlah daya listrik yang dilakukan analisis berapa penghematan energi
digunakan tiap satuan waktu. Besaran energi listrik yang bisa didapatkan dari berbagai metode
yang digunakan dapat dihitung dengan : penghematan energi.
Pxt
W ...................................... ( 2.18 )
cos 3.3. Metode Perhitungan
Tarif penerangan jalan umum termasuk tarif Dalam penelitian ini penulis
Publik Golongan P3. Tarif dasar untuk listrik PJU menekankan perhitungan efisiensi jumlah energi
telah diatur dalam Permen ESDM no.28 tahun 2016, listrik (kWh) terpakai serta biaya tagihan listrik
yang mengatakan bahwa untuk tarif PJU adalah: PJU nya, dengan cara membandingkan antara
penggunaan sistem meterisasi dengan sistem
P3/TR = biaya beban + ((daya dipakai kVAh) x Rp. pembayaran abonemen, serta perbandingan
1.467,28)) ................................................. (2.19) biaya tagihan apabila jenis lampu yang sudah
dimeterisasi diganti dengan lampu LED.
Dengan biaya beban :
RM I = 40 ( jam nyala) x daya tersambung (kVA) x 3.4. Flow Chart
Rp. 1.467,28 ..............................................(2.20)
Dimana :
S = besarnya daya total yang terpakai dalam kVA
Sh = besarnya daya total yang terpakai selama
selang waktu tertentu dalam kVAh
P = pesarnya daya aktif yang terpakai pada selang
waktu tertentu dalam kW
PELUANG PENGHEMATAN ENERGI PADA PENERANGAN JALAN UMUM KABUPATEN PADANG 56
Pemakaian energi dan biaya listrik per bulan 4.2.2 Penggunaan Lampu LED
sebelum dan sesudah meterisasi, seperti terlihat Penggunaan Lampu LED memberikan
pada tabel : beberapa kelebihan dibandingkan dengan
penerangan jalan yang ada saat ini. Selain
menampilkan warna yang lebih baik, penggunaan
LED memiliki potensi hemat energi. Kelebihan
lainnya penerangan LED adalah bisa bertahan lebih
lama karena memiliki umur lampu yang panjang
dibandingkan penerangan jalan konvensional.
Cahaya lampu LED memiliki waktu hidup yang lebih
lama daripada lampu jalan konvensional (50.000 jam
atau lebih, dibandingkan 15.000 hingga 35.000 jam),
sehingga tidak memerlukan penggantian lampu
dalam jangka waktu yang lama.
Untuk analisa penghematan menggunakan Dalam studi penggunaan lampu LED pada
metode meterisasi, diambil sampel pada daerah Tigo PJU ini, sampel yang dianalisa adalah jalan di Tigo
Jorong dan Kampung Tangah Koto Hilalang. Jorong yang merupakan jalan lingkungan dengan
PJU yang berada pada daerah Tigo Jorong, lebar jalan 4 meter dan jarak tiang ke perkerasan
berdasarkan data pada tabel menggambarkan dari 24 jalan adalah 4 meter . Menurut SNI 7391 Tahun 2008
unit, hanya 16 unit PJU yang berfungsi, 8 unit iluminasi jalan lingkungan adalah 2 – 5 Lux. Nilai
diantaranya rusak dan mati, dengan jumlah kwh Iluminasi tersebut apabila menggunakan lampu SON
tertagih sebesar 1174 kWH. Sebelum dilakukan 70 Watt dapat diperoleh dengan tinggi lampu 6 m.
meterisasi dikenai biaya tagihan listrik Rp Namun apabila menggunakan lampu LED, daya
1.851.707,36. Tapi apabila dilakukan meterisasi, yang digunakan cukup menggunakan lampu dengan
daya yang akan dikenai tagihan listrik oleh PT. PLN daya sebesar 30 Watt.
hanya 631,8 kWH dengan biaya listrik Rp Maka apabila dibandingkan antara
1.056.148,14. Dari data diatas dapat dilakukan penggunaan lampu SON 70 Watt dengan LED 30
penghematan sebesar 542,2 kWH dan Rp Watt, diperoleh hasil sebagai berikut :
795.599,22 tiap bulannya.
Untuk PJU Kampung Tangah Koto
Hilalang, berdasarkan data pada tabel 4.4, terdapat
23 unit PJU, 15 unit berfungsi dan 8 unit lainnya mati
atau rusak dengan daya tertagih 1125 kWH dan
dikenai biaya listrik Rp. 1.779.810,64 per bulannya. Untuk lampu PJU 30 watt sebanyak 36 unit,
Tapi apabila dilakukan meterisasi, daya yang akan maka energi yang terpakai pada PJU ini dapat
dikenai tagihan listrik oleh PT. PLN hanya 741,6 dihitung menggunakan rumus persamaan (2.18)
kWH dengan biaya listrik Rp 1.217.255,49. Dari data yaitu :
diatas dapat dilakukan penghematan sebesar 383,4 W = (Pxt)
kWH dan Rp 562.555,15 tiap bulannya. = (30 x 36 x12)
= 12,96 kWH per hari
Dalam satu bulan energi yang dibutuhkan :
2000 W/bulan = 12,96 kWH x 30 = 388,8 kWH
Maka perkiraan biaya listrik yang harus
1500 dibayarkan setiap bulannya adalah :
• Biaya Beban
Daya RM I = 40 ( jam nyala) x daya tersambung
1000 (kWH)
(kVA) x Rp. 1.467,28
tagihan = 40 x 2,2 kVA x Rp. 1.467, 28
500
listrik (Rp) = Rp. 129.120,64
• Biaya Bulanan
0
P3/TR = biaya beban + (daya dipakai kVAh) x
sebelum setelah
Rp. 1.467,28)
meterisasi meterisasi
= Rp. 129.120,64 + (388,8 kWH x Rp.
Grafik 4.1 Perbandingan tagihan PJU sebelum dan 1.467,28 )
setelah meterisasi. = Rp. 699.599,1
PELUANG PENGHEMATAN ENERGI PADA PENERANGAN JALAN UMUM KABUPATEN PADANG 58
• Biaya Beban
RM I = 40 ( jam nyala) x daya tersambung
(kVA) x Rp. 1.467,28
= 40 x 3,5 kVA x Rp. 1.467, 28
= Rp. 205.419,2
• Biaya Bulanan
P3/TR = biaya beban + (daya dipakai x Rp.
1.467,28) 4.3. Perencanaan Penataan PJU
= Rp. 205.419,2 + (907,2 kWH x Rp. Jalan di Tigo jorong merupakan kelas
1.467,28 ) lingkungan. Dengan panjang jalan 1800 meter
= Rp. 1.536.535,62 memiliki tiang listrik 36 buah dengan jarak antar
Maka perbandingan sebelum dan sesudah tiang 50 meter. Lebar jalan 4 meter dengan jarak
penggantian dengan LED dapat dilihat dalam tabel antara tiang lampu ke tepi perkerasan adalah 4 meter.
sebagai berikut : Panjang stang ornament yang akan digunakan 3
meter.
5. DAFTAR PUSTAKA
[1] Badan Standarisasi Nasional (BSN). 2008.
Standar Nasional Indonesia (SNI) 7391:2008
tentang Spesifikasi Penerangan Jalan di
Kawasan Perkotaan. Jakarta.
[2] Berlian Akbar, M. Indra Al Irsyad, Sarimin
Emo, Pungut Widyanto, Tweeda Augusta. dan
Muhammad Aman . 2014. Analisis Potensi
Penghematan Energi Penerangan Jalan Umum
Kota Surakarta dan Kota Bandung. 13(1): 1–
14. ISSN 1978-2365.
[3] Irawan, Ahmad Fadly. 2014 . Analisis