You are on page 1of 22

ABSTRACT

Muzayyin, 2016: The Implementation of DSN-MUI Fatwa No. 29 / DSN-MUI /


VI / 2002 on Financing Arrangements of Hajj (A Case Study of Haj
Bailout in BMT UGT Sidogiri, Kalisat, Jember)

Keywords: Fatwa’s DSN-MUI, implementation, Financing Arrangements of Hajj

The Bailout of Hajj is the funds provided by BMT UGT Sidogiri of Kalisat to
Hajj Candidates to meet the minimum initial deposit requirements of BPIH so
they could get the quota of Hajj in accordance with the provisions of the
Religious Affairs Ministry. The problem of this study are : First, How is the
operational mechanism Haji bailout provided by BMT UGT Sidogiri, Kalisat?
Second, does the bailout of Hajj provided by the institution conform with DSN
MUI Fatwa No. 29 / DSN-MUI / VI / 2002? The objective of this study is to
analyze: First, the operational mechanism of the bailout of Hajj provided by BMT
UGT Sidogiri, Kalisat. Secondly, the conformity of the bailout to DSN MUI Fatwa
No. 29 / DSN-MUI / VI / 2002. This research applied qualitative method.

The results of this study shows that the mechanism of bailout Hajj in BMT
UGT Sidogiri District of Kalisat, Jember conforms with the National Sharia Council
of Indonesian Ulama Council’s (DSN-MUI) fatwa No. 29 / DSN-MUI / VI / 2002. It
can be proved by the existence of qard and Ijarah as its contract. Further, the
approval was preliminary based on the survey to the customer for their
economic capacity. Although, this product is included in the Al-Maslahah al-
Daruriyah of Hajj, but it should consider the concept istitha'a (ability) in Islam.
Considering that the given funding is for the ones who have fluctuating income, it
is better to replace it with a hajj savings. By this, the people will get their share
when the money has already met a minimum standard of registration of Hajj.
This action would not extend a line for people who are truly capable of both
economic and physical conditions.

Furthermore, This product conforms with DSN MUI Fatwa No. 29 / DSN-
MUI / VI / 2002. The agreement are in the forms of Qard which is in line with the
MUI’s fatwa number 19 / DSN-MUI / IV / 2001 on Al-qardh) and Ijara which is in
line with the DSN-MUI Fatwa No. 9 / DSN-MUI / IV / 2000 on Financing ijarah).

1
2

Pendahuluan

Haji merupakan salah satu rukun Islam yang sangat khas tersendiri

dalam Agama Islam. Sebagai bagian dari ajaran Islam, mekanisme

pelaksanaan haji membutuhkan segala bentuk kemampuan yang

berkaitan dengan kemampuan fisik dan nonfisik, kesiapan mental,

kesadaran diri, semangat keagamaan, ketulusan hati, perjuangan dan

pengorbanan. Oleh karena itu, pelaksanaan ibadah haji mempunyai

perbedaan yang sangat signifikan dibandingn dengan keempat rukun

Islam yang lain.1

Dalam pelaksanaan ibadah haji tidak sekedar meminta

pengorbanan tenaga, melainkan juga biaya. Menurut Abdul Aziz dan

Kustini2 mengemukakan, menunaikan ibadah haji merupakan kewajiban

dan harus dilakukan oleh setiap muslim yang mampu (istitho’ah)

mengerjakan sekali seumur hidup. Kemampuan yang harus dipenuhi

untuk melaksanakan ibadah haji dapat digolongkan dalam dua pengertian

diantaranya:

Pertama; Kemampuan personal (Internal), harus dipenuhi oleh

masing-masing individu mencakup antara lain; kesehatan jasmani dan

rohani, kemampuan ekonomi yang cukup baik bagi dirinya maupun

1 Putuhena M. Shaleh, Historiografi Haji Indonesia (Yogjakarta: LkiS, 2007), v.


2Abdul Aziz dan Kustini, Ibadah Haji dalam Sorotan Publik (Jakarta: Puslitbang, 2007), 12.
3

keluarga yang ditinggalkan, dan didukung dengan pengetahuan agama,

khususnya tentang manasik haji.

Kedua; Kemampuan umum (Eksternal), harus dipenuhi oleh

lingkungan negara dan pemerintah yang mencakup antara lain; peraturan

perundang undangan yang berlaku, keamanan dalam perjalanan, fasilitas

tranfortasi dan hubungan antara pemerintah Indonesia dengan kerajaan

Arab Saudi. Dengan terpenuhinya dua kemampuan tersebut, maka

perjalanan untuk ibadah haji baru dapat terlaksana dengan baik dan

lancar.

Oleh karenanya, tidak semua orang Islam dipanggil untuk

menunaikannya, kecuali bagi mereka yang mampu dan sanggup

menunaikannya sebagaimana firman Allah dalam surat Al-imron ayat 97:

‫ت َم ِن‬ َْ ِ ‫يم َو َم ْن َد َخلَهُ َكا َن آَِمنًا َولِلَّ ِه َعلَى الن‬


ِ ‫َّاس ِح ُّج الْبي‬ ِ ِ
َ ‫ات َم َق ُام إ ْبَراه‬
ٌ َ‫ات َبِّين‬
ِِ
ٌ َ‫فيه آَي‬
ِ ِ
َ ‫اع إِلَْيه َسبِياًل َو َم ْن َك َفَر فَِإ َّن اللَّهَ َغيِن ٌّ َع ِن الْ َعالَم‬
‫ني‬ َ َ‫استَط‬
ْ
Artinya: Padanya terdapat tanda-tanda yang nyata, (di antaranya)
maqam Ibrahim. Barangsiapa memasukinya (Baitullah itu)
menjadi amanlah dia; mengerjakan haji adalah kewajiban
manusia terhadap Allah, yaitu (bagi) orang yang sanggup
mengadakan perjalanan ke Baitullah. Barangsiapa mengingkari
(kewajiban haji), maka sesungguhnya Allah Maha Kaya (tidak
memerlukan sesuatu) dari semesta alam.3

Sementara itu, hadis yang dijadikan dasar kewajiban haji adalah hadis
riwayat Imam Bukhari dan Muslim dari Abu Hurairah;

3 https://nafanakhun.files.wordpress.com/2008/02/al-quran-pdf-terjemah.pdf (Maret, 2016), 88


4

‫ َواِقَ ِام‬٬‫اﷲ‬
ِ ‫ واَ َّن حُم َّم ًدا رسو ُل‬٬ ‫س َشهاد ِة اَ ْن آل اِلَه اِالَّ اﷲ‬
ُْ َ َ َ ُ َ
ِ ‫ببىِن‬
َ َ ٍ ْ‫اال ْسالَ ُم َعلَى مَخ‬ َُ
‫اع اِلَْي ِه‬ ِ ِ ِ ِ
َ َ‫ َوح ِّج الَْبْيت ل َم ْن ا ْستَط‬٬ ‫ضا َن‬
ِ
َ ‫وص ْوم َر َم‬
ِ َّ ‫الصالَِة واِيت ِاء‬
َ ٬ ‫الزكاَة‬ َْ َ َّ
ً‫َسبِْيال‬
Artinya “Islam dibangun atas lima perkara; bersaksi bahwa tiada Tuhan
selain Allah dan bersaksi bahwa Muhammad adalah utusan
Allah, mendirikan salat, menunaikan zakat, puasa di bulan
Ramadan dan melakukan haji ke Baitullah bagi orang yang
mampu melakukan perjalanan ke sana.”

Sanggup mengadakan perjalanan berarti menyangkut

kesanggupan fisik, materi, maupun rohani. Ketiganya merupakan syarat

yang harus dipenuhi bagi seorang muslim yang hendak melaksanakan

ibadah haji. Bila syarat tersebut belum terpenuhi, maka gugurlah

kewajiban untuk menunaikannya. Dari ketiga syarat ini, kesiapan fisik dan

rohani bisa dengan mudah dipenuhi oleh seorang muslim, tetapi untuk

syarat materi tidak mudah.

Pada saat ini, seorang jamaah calon haji baru bisa terdaftar

sebagai calon jamaah haji (mendapat porsi haji) bila sudah membayar

(memberi uang muka) Biaya Perjalanan Ibadah Haji (BPIH) sebesar Rp.

25.000.000,- (dua puluh lima juta rupiah). Pembayaran ini tidak menjamin

seseorang untuk bisa berangkat untuk menunaikan ibadah haji pada

musim haji berikutnya. Di beberapa daerah, seorang calon harus

menunggu antara 14 (empat belas) hingga 17 (tujuh belas) tahun atau

lebih.4 Keadaan ini sangat tidak menguntungkan bagi sebagian orang yang

4 Bahkan untuk Kabupaten Jember, tahun 2030 sudah penuh, bisa dilihat di
http://khazanah.republika.co.id/berita/dunia-islam/umroh-haji/14/05/13/n5hrsm-keberangkatan-
5

belum memiliki cukup uang dan harus menabung terlebih dahulu untuk

memenuhinya serta harus ada solusi keuangan guna memenuhi rukun

Islam yang kelima. Diantara solusi tersebut yaitu menggunakan dana

talangan haji yang mana hal tersebut diperbalehkan oleh para ulama

khususnya oleh pemerintah pada umumnya.

Ketika membahas dana talangan haji, yang tidak boleh terlewatkan

yakni Keputusan Direktur Jendral Penyelenggaraan Haji dan Umrah

Nomor D/303 Tahun 2013 tentang Petunjuk Teknis Pelaksanaan

Ketentuan Bank Penerima Setoran Biaya Penyelenggaraan Ibadah Haji,

Bab I, pasal 6 ayat 1-3:5

Dana talangan haji atau dana sejenisnya harus memenuhi

persyaratan sebagai berikut:

1. Sesuai dengan fatwa Dewan Syaria Nasional (DSN MUI)


2. Jangka waktu dana talangan haji maksimal 1 (satu) tahun dan tidak
dapat diperpanjang (rool over)
3. Ujrah yang dikenakan kepada calon jamaah bersifat nominal dan tetap
(fix), serta tidak dikaitkan dengan presentase tertentu pemberian
dana talangan
Berdasarkan ketentuan di atas, maka dana talangan haji maksimal

1 tahun, hal ini berbeda dengan BMT UGT Sidogiri, yang diperbolehkan

lebih dari 1 tahun. Ini merupakan persoalan, dimana Keputusan Direktur

Jendral Penyelenggaraan Haji dan Umrah Nomor D/303 Tahun 2013

tentang Petunjuk Teknis Telaksanaan Ketentuan Bank Penerima Setoran

tahun-2030-kuota-haji-jember-sudah-habis tanggal 23 Januari 2016


5 Keputusan Direktur Jendral Penyelenggaraan Haji dan Umrah Nomor D/303 Tahun 2013
tentang Petunjuk Teknis Telaksanaan Ketentuan Bank Penerima Setoran Biaya Penyelenggaraan
Ibadah Haji
6

Biaya Penyelenggaraan Ibadah Haji tidak dilaksanakan oleh BMT UGT

Sidogiri.

Pada keadaan seperti ini, persoalan mendasar yang harus dihadapi

adalah bolehkah seorang muslim meminjam uang untuk membayar

setoran sebagian BPIH sehingga ia bisa mendapatkan porsi haji? Persoalan

berikutnya adalah bolehkan ia meminjam dana dengan syarat tertentu?

Bila sebuah lembaga keuangan menawarkan jasa untuk membantu

mempermudah proses mendapatkan porsi haji dengan memberi

pinjaman, bolehkah ia meminta upah? Beberapa Lembaga Keuangan

Syariah (LKS) termasuk BMT UGT Sidogiri Kecamatan Kalisat, hadir untuk

memberikan berbagai jasa keuangan yang dapat diterima secara religius

kepada masyarakat umum dan komunitas muslim pada khususnya, salah

satunya adalah Dana Talangan Haji. Saat ini, sudah ada 24 orang yang

daftar Haji di BMT UGT SIDOGIRI cabang kalisat.

Bank Penerima Setoran Biaya Penyelenggaraan Ibadah Haji (BPS-

BPIH) yang diperbolehkan penerima setoran haji oleh kementrian agama

RI bekerja sama dengan BMT UGT SIDOGIRI dalam dana talangan haji ini,

BMT UGT SIDOGIRI akhirnya bekerja sama dengan perbankan syariah

nasional, yakni Bank Syariah Mandiri Cabang Jember dan Bank Muamalat

Cabang Jember.

Dana Talangan Haji adalah dana yang diberikan oleh BMT UGT

Sidogiri Kecamatan Kalisat kepada Calon Jamaah Haji untuk memenuhi


7

persyaratan minimal setoran awal BPIH sehingga ia bisa mendapatkan

porsi haji sesuai dengan ketentuan Kementerian Agama. Dana ini akan

dikembalikan oleh jamaah sesuai dengan perjanjian (akad) yang sudah

disepakati antara LKS dengan jamaah calon haji.

Majelis Ulama Indonesia (MUI), melalui Dewan Syariah Nasional

(DSN) telah mengeluarkan fatwa DSN-MUI No. 29/DSN-MUI/VI/2002

tentang Pembiayaan Pengurusan Haji Lembaga Keuangan Syariah. 6 Fatwa

ini memuat ketentuan yang berhubungan dengan pemberian dan

talangan haji oleh LKS. Fatwa DSN-MUI ini memperbolehkan LKS

membantu menalangi pembayaran BPIH nasabah dengan menggunakan

prinsip al-Qardh dan juga bisa mendapatkan ujrah atas jasa pengurusan

porsi haji dengan menggunakan prinsip al-ijarah. Besar imbalan jasa al-

Ijarah tidak boleh didasarkan pada jumlah talangan al-Qardh yang

diberikan kepada nasabah.

Sejak tahun 2014, sebagaimana yang diungkapkan oleh Menteri

Agama, Bapak Surya darma Ali, “Kemenag melarang perbankan

memberikan dana talangan untuk haji. Karena haji itu syaratnya

utamanya adalah kemampuan lahir dan bathin, bukan uangnya boleh

minjam,7 di lain acara, ia menegaskan kembali, “Kementerian Agama

6 DSN-MUI No. 29/DSN-MUI/VI/2002 tentang Pembiayaan Pengurusan Haji Lembaga


Keuangan Syariah
7http://news.detik.com/berita/2509359/menag-kembali-ingatkan-dana-talangan-haji-oleh-
perbankan-dilarang
8

sudah mengeluarkan kebijakan bank tidak boleh melanjutkan cara-cara

seperti itu,”8

Lebih lanjut, Meski Kementerian Agama sudah melarang Bank

Penerima Setoran Biaya Penyelenggaraan Ibadah Haji (BPS-BPIH)

memberikan dana talangan calon jamaah haji, toh nyatanya masih ada

saja kasus seperti ini terjadi. Karena itu, masalah ini perlu terus

disosialisasikan.9

Satu-satunya lembaga yang masih memperbolehkan dana

talangan haji adalah BMT UGT Sidogiri. Ini merupakan persoalan, dimana

Keputusan Direktur Jendral Penyelenggaraan Haji dan Umrah Nomor

D/303 Tahun 2013 tentang Petunjuk Teknis Telaksanaan Ketentuan Bank

Penerima Setoran Biaya Penyelenggaraan Ibadah Haji tidak dilaksanakan

oleh BMT UGT Sidogiri.

Dari latar belakang di atas, penulis tertarik untuk menjadikan Dana

Talangan Haji di BMT UGT Sidogiri Kecamatan Kalisat, Kabupaten Jember

sebagai tema penelitian Tesis dengan judul “Impelementasi Fatwa DSN-

MUI No. 29/DSN-MUI/VI/2002 tentang Pembiayaan Pengurusan Haji

(Studi Pengelolaan Dana Talangan Haji di Lembaga Keuangan Syariah di

BMT UGT Sidogiri, Kecamatan Kalisat, Kabupaten Jember)”

8 https://tarbawi.wordpress.com/2013/03/20/dana-talangan-haji-remsi-dilarang/
9http://news.detik.com/berita/2509359/menag-kembali-ingatkan-dana-talangan-haji-oleh-
perbankan-dilarang
9

Rumusan masalah dalam penelitian ini, sebagai berikut:

1. Bagaimana mekanisme operasional produk Talangan Haji di BMT UGT

Sidogiri Kecamatan Kalisat?

2. Apakah produk Talangan Haji di BMT UGT Sidogiri Kecamatan Kalisat

sudah sesuai dengan Fatwa DSN MUI Nomor: 29/DSN-MUI/VI/2002

tentang Pembiayaan Pengurusan Haji Lembaga Keungan Syariah?

Tujuan dalam penelitian ini akan mengalisis tentang:

1. Mekanisme operasional Talangan Haji di BMT UGT Sidogiri Kecamatan

Kalisat.

2. Produk Talangan Haji di BMT UGT Sidogiri Kecamatan Kalisat sudah

sesuai dengan Fatwa DSN MUI Nomor: 29/DSN-MUI/VI/2002 tentang

Pembiayaan Pengurusan Haji Lembaga Keungan Syariah

Manfaat Penelitian Bagi Penulis memberikan pengetahuan atau

sebagai bahan pembelajaran kepada penulis mengenai mekanisme

produk Talangan Haji di BMT UGT Sidogiri Kecamatan Kalisat.

1. Bagi BMT UGT Sidogiri Kecamatan Kalisat

Dengan adanya penelitian ini diharapkan bisa menjadi masukan

bagi BMT UGT Sidogiri Kecamatan Kalisat agar dapat berkembang lagi,

terutama dalam mempraktikkan berbagai produk yang ditawarkan agar

sesuai dengan fatwa DSN MUI.


10

2. Bagi masyarakat

a) Memberikan pengetahuan kepada masyaratakat tentang peraturan

dana talangan haji.

b) Agar masyarakat lebih berhati-hati waktu daftar haji, mengingat masih

banyak masyarakat yang terkena tipu.

Oleh karena itu LKS menyediakan berbagai layanan untuk

masyarakat, Khususnya BMT UGT Sidogiri Kecamatan Kalisat dalam

produk talangan haji terdapat pula tantangan-tantangan dan hambatan-

hambatan yang muncul seperti dalam pelaksanaan talangan haji nasabah

tidak dapat melunasi talangannya dan proses dropping dana talangan haji

memakan waktu yang cukup lama sehingga tidak sedikit calon jamaah

haji membatalkannya. Selain itu banyak calon jamaah haji yang batal

karena tidak dapat melunasi angsuran.

Mekanisme Dana Talangan Haji di BMT UGT Sidogiri Kecamatan Kalisat

Dapat diketahui bersama, dalam bisnis perbankan pembahasan

nasabah merupakan aspek yang berpotensi dalam penentuan kemajuan

dan kemunduran bisnis perbankan. Demikian juga dengan BMT, sehingga

komunikasi terbuka diperlukan antara karyawan dengan nasabah.

Permasalahan yang dihadapi oleh bank perusahaan harus segera

selesaikan dengan baik, agar nantinya tidak mengganggu dan


11

mengakibatkan kerugian serta mengancam kelangsungan dari

perusahaan tersebut.

Dalam usaha untuk mengatasi permasalahan tersebut terkadang

masih diperlukan beberapa penelitian pendahuluan untuk mengetahui

dan menganalisa kemudian menentukan masalah pokok yang akan

dicarikan jalan pemecahannya, sehingga sedikit perusahaan akan dapat

mengatasi masalah satu persatu. Untuk mengetahui dan menganalisa

permasalahan yang timbul perusahaan harus melakukan dengan cermat

dan teliti yang nantinya dapat diketahui kendala-kendala atau faktor-

faktor apa saja yang menyebabkan terjadinya permasalahan dan segera

dapat diambil tindakan apa yang sebaiknya dilakukan dalam

menanggulangi permasalahan tersebut. Adapun cara untuk

menyelesaikan permasalahan salah satunya adalah melakukan kegiatan

pemasaran untuk meningkatkan jumlah nasabah.

Jadi, karyawan BMT-UGT Sidogiri Kecamatan Kalisat, Kabupaten

Jember berupaya melakukan kegiatan pemasaran yang bertujuan untuk

menarik minat nasabah yaitu dengan cara mengidentifikasi kebutuhan

nasabah yakni nasabah tidak ingin dalam melakukan pendaftaran haji

dilakukan dengan persyaratan yang membingungkan nasabah dalam hal

ini nasabah yang dimaksud adalah nasabah dari kalangan menengah ke


12

bawah yang mayoritas orang desa dan tidak terlalu memahami tentang

administrasi pembayaran pendaftaran haji.

Kemudian dilanjutkan dari pihak BMT-UGT Sidogiri Kecamatan

Kalisat, Kabupaten Jember untuk terjun langsung ke rumah nasabah

sekitar kantor unit dan yang lebih berhasil saat mempromosikan melalui

tokoh-tokoh masyarakat setempat dalam rangka mempromosikan

produknya dengan cara-cara atau strategi yang diterapkan oleh BMT-UGT

Sidogiri Kecamatan Kalisat, Kabupaten Jember disertai beberapa

lembaran brosur tentang produk ini.

Dan dari adanya promosi ini, BMT-UGT Sidogiri Kecamatan Kalisat,

Kabupaten Jember nasabah baru setiap tahun terus bertambah. Berikut

ini adalah tabel jumlah nasabah pembiayaan al-qard} dana talangan haji.

Perkembangan jumlah nasabah

Pembiayaan al-qard} Dana Talangan Haji

No Tahun Jumlah Nasabah


1 2015 17
2 2016 23
3 2017 32
Jumlah 72

Dari data di atas dapat disimpulkan bahwa perkembangan

pembiayaan al-qard} dana talangan haji pemberangkatan dari tahun 2015

lebih banyak dari tahun 2016 dan tahun 2017 yang menandakan bahwa di

samping pembiayaan ini menarik perhatian bagi nasabah dan nasabah


13

juga mulai berani untuk memberitahukan kepada tetangga dan keluarga-

keluarganya. BMT ini juga mulai dikenal dan sudah dapat dipercaya bagi

nasabah dengan adanya peningkatan yang signifikan.

Perkembangan nasabah ini adalah hasil dari kegiatan pemasaran

yang sudah dilakukan oleh BMT-UGT Sidogiri Kecamatan Kalisat,

Kabupaten Jember. Perkembangan ini dapat memberikan keuntungan

yang cukup untuk kemajuan dan perkembangan BMT-UGT Sidogiri

Kecamatan Kalisat, Kabupaten Jember baik saat ini dan untuk ke

depannya.

Syarat Pengajuan Produk Talangan Haji

Adapun syarat-syarat yang harus dipenuhi oleh nasabah

sebagai berikut :

a. Membawa foto kopi suami istri

b. Membawa foto kopi KK b. Membawa foto kopi surat nikah d.

Membawa KIR kesehatan

c. Menyetorkan uang sejumlah Rp. 7600.000,

- 3 No Keterangan RP 1. Tabungan 550.000,- 2. Setoran Awal

4.250.000,- 3. Ujrah 2.650.000,- 4. Materai 54.000,- 5. Administrasi

96.000,- 6. Total Setoran Awal 7.600.000,- Tabungan haji sebasar Rp.

550.000,- adalah dana mengendap yang pada akhirnya nanti dapat

diambil ketika nasabah sudah menyelesaikan angsuran talangan haji

sebesar Rp. 22.500.000,-. Dana ini juga dapat diambil ketika ysng
14

bersangkutan membatalkan perjanjian talangan haji atau juga meninggal

dunia. Setoran awal sebesar Rp. 4.250.000,- adalah uang setoran pertama

yang dibayarkan nasabah untuk menutupi biaya untuk bertangkat haji.

Untuk diketahui BMT UGT Sidogiri Kecamatan Kalisat hanya memberi

pinjaman sejumlah Rp. 22.500.000,- untuk dana talangan haji tersebut.

Ujrah sebesar Rp. 2.650.000,- adalah upah 124 yang penghitunganya

bukan melaui berapa banyak uang yang dipinjam atau berapa lama uang

itu dipinjamkan, melainkan diberikan atas dasar sistem pengurusan haji

melalui Sistem Komputerisasi Haji Terpadu (Siskohat) Materai adalah

pajak yang dikenakan atas dokumen yang bersifat perdata dan dokumen

untuk digunakan di pengadilan. Materai ini nanti akan ditempel di

beberapa dokumen yang akan ditanda tangani oleh nasabah peserta

talangan haji. Administrasi di sini adalah biaya yang pada akhirnya nanti

masuk ke dalam keuntungan BMT. Memang jika dilihat dari nilai material

jumlah itu terlalu kecil, tapi dengan nasabah membuka talangan haji di

BMT UGT Sidogiri Kecamatan Kalisat besar kemungkinan selanjutnya

nasabah akan memiliki hubungan yang baik dengan BMT UGT Sidogiri

Kecamatan Kalisat, dan itulah keuntungan tidak langsung.

Ketentuan Bagi Hasil BMT-UGT Sidogiri Kecamatan Kalisat, Kabupaten Jember

tentang Dana Talangan Haji


15

Pendaftaran jamaah haji harus melalui bank yang telah ditunjuk

oleh Kementerian Agama Republik Indonsia. Oleh karena BMT tidak

termasuk yang ditunjuk, maka BMT melakukan kerja sama dengan Pihak

Perbankan. Meskipun secara dana, BMT UGT Sidogiri memiliki dana yang

cukup untuk melakukan dana talangan. Namun untuk dana talangan haji,

BMT UGT Sidogiri menalangi sendiri. Sehingga ketika mendaftar ke bank,

nasabah sudah lunas. Meskipun menggunakan dana talangan haji yang

telah diberikan oleh BMT. Langkah ini, merupakan salah satu inovasi yang

dilakukan oleh BMT Sidogiri.

Agar nasabah juga tidak terlalu rugi, karena pendaftaran haji

melalui bank memang lebih murah dari BMT, akan tetapi nasabah akan

kesulitan jika mendaftar sendiri kepada bank, karena harus melalui

beberapa tahapan dan prosedur yang banyak dan bagi kalangan

masyarakat menengah ke bawah tidak terlalu mengerti terhadap alur

yang diberikan dari bank yang ditunjuk Kemenag.

Tidak sedikit bank yang memang harus menabung terlebih dahulu

dengan nominal tinggi yang mencapai setengah dari biaya haji, sehingga

bagi masyarakat menengah ke bawah masih terlalu lama menunggu

untuk mendapatkan porsi langsung.

BMT UGT Sidogiri Kecamatan Kalisat, Kabupaten Jember

sebagaimana dalam rincian administrasinya tidak terlalu memberatkan


16

kepada nasabah dan BMT-UGT Sidogiri Kecamatan Kalisat, Kabupaten

Jember juga bisa menawarkan produk kepada nasabah dengan

mengambil keuntungan yang tidak tinggi dan administrasi di BMT-UGT

Sidogiri Kecamatan Kalisat, Kabupaten Jember juga tidak terlalu mahal

karena apabila teralu mahal pastinya nasabah tetap akan mendaftarkan

haji langsung kepada Bank tidak melalui BMT lagi.

BMT-UGT Sidogiri Kecamatan Kalisat mengambil ujroh lebih rendah

daripada Bank lain, oleh sebab itu dengan ujroh rendah bisa

dimanfaatkan BMT-UGT Sidogiri Kecamatan Kalisat, Kabupaten Jember

untuk menggunakan biaya administrasi yang tidak terlalu tinggi karena

permintaan ujroh dan tabungan mabrur yang kemudian digabung dengan

biaya administrasi di BMT-UGT Sidogiri Kecamatan Kalisat, Kabupaten

Jember. Dengan demikian, BMT-UGT Sidogiri Kecamatan Kalisat,

Kabupaten Jember juga mendapatkan keuntungan yang lumayan.

Prosedur Dan Alur Pembiayaan al-qard dan Ijarah Dana Talangan Haji di

BMT UGT Sidogiri Kecamatan Kalisat Kabupaten Jember

a. Prodesur Pembiayaan al-qard

a) Calon Nasabah datang dan hanya mendaftar ke Customer

Service BMT Pembiayaan al-qard} dana talangan Haji di

BMT-UGT Sidogiri Kecamatan Kalisat, Kabupaten Jember

dengan mengajukan persyaratan:

(1) Biaya yang dikenakan:


17

- Memilih Nominal Talangan dan mulai bulan Juli 2011 harus

nominal Rp. 22.500.000

- Membayar ujrah sebesar Rp. 2.000.000 untuk nasabah bulan

Juli 2011

- Tabungan Mabrur sebesar Rp. 500.000

- Administrasi Tabungan Haramain Rp. 50.000

- Tabungan Haramain Rp. 100.000 - Biaya Pengurusan Haji Rp.

450.000

(2) Mengisi Formulir yang terdiri dari:

- Fotokopi KTP, Kartu Keluarga, Surat Nikah dan 2 Lembar

Materai Rp. 6000

(3) Jangka waktu pelunasan 12 bulan

b) Untuk selanjutnya semua tahap pendaftaran dilakukan dan

dibantu oleh petugas BMT

c) Nasabah hanya menunggu panggilan untuk tahap yang ke

Kemenag untuk berfoto dengan diantar jemput petugas BMT

d) Nasabah menunggu dan mendapat kepastian porsi haji dari

Kemenag

1) Mekanisme Pembayaran Pembiayaan al-qard} Dana Talangan Haji

Dalam mekanisme pelunasan atau pembayaran angsuran ada dua

cara, yaitu:
18

2) Pengembalian sekaligus mengangsur dalam jangka waktu 12 bulan

setelah pembiayaan berlangsung

3) Pengembalian dengan cara mengangsur sesuai jangka waktu

maksimal 12 bulan Nasabah Kasir Customer Service

- Isi tanda setoran

- Buku angsuran

- Siapkan uang

- Serahkan ke kasir

- Terima tanda setoran

- Catat dalam buku uang masuk Terima buku angsuran

- Terima tanda setoran

- Buku angsuran

- Hitung uang

- Cocokkan dengan tanda setoran

- Catat di kartu pembiayaan

b. Jatuh Tempo Pembayaran Pembiayaan al-qard}

Dana Talangan Haji Jatuh tempo yaitu nasabah tidak dapat

melunasi pembiayaan yang telah disepakati dalam prosedur, jika saat

jatuh tempo tidak dapat melunasi, maka BMT mendatangi dan

menanyakan kepada nasabah apakah akan dilunasi atau diperpanjang

dengan biaya administrasi baru. Jika tidak dua-duanya maka, dari

pihak BMT akan melakukan pembatalan porsi haji.


19

c. Penggunaan Akad Ijarah di BMT UGT Sidogiri Kecamatan Kalisat,

Kabupaten Jember

Akad ijarah yang diterapkan pada produk dana talangan haji

yaitu berupa upah sewa sistem IT yang tersambung (on line) dengan

SISKOHAT yang digunakan untuk melakukan transaksi pendaftaran

nasabah calon haji. Pendaftaran melalui SISKOHAT dilakukan setelah

saldo nasabah mencapai Rp 25.000.000,00 dan biaya sewa sistem IT

tersebut dibebankan kepada nasabah.

Jadi dalam produk dana talangan haji menggunakan perpaduan akad

qardh dengan ijarah, yaitu pinjaman atau talangan dana dari pihak

Bank untuk bisa mendaftar haji dengan biaya ujrah/sewa yang

dibebankan kepada nasabah berupa upah sewa sistem IT.10

Kesimpulan

1. Mekanisme dana talangan haji yang ada di BMT UGT Sidogiri Kecamatan

Kalisat, Kabupaten Jember sudah sesuai dengan Dewan Syariah Nasional

Majelis Ulama Indonesia (DSN-MUI) dalam fatwanya No: 29/DSN-

MUI/VI/2002. Kesesuaian tersebut dapat dibuktikan dengan akad yang

digunakan yakni akad qard dan akad ijarah. Untuk persetujuan dana

10 Departemen Agama RI, Bunga Rampai Perhajian, Jakarta: Depag RI, 1998, hlm. 22-23
20

talangan haji, BMT UGT Sidogiri Kecamatan Kalisat melakukan survei ke

nasabah, agar mengetahui kondisi kemampuan ekonomi nasabah itu

sendiri. Meskipun produk dana talangan haji tersebut termasuk dalam Al-

Maslahah al-Daruriyah, seperti memelihara agama. Satu hal yang harus

dijadikan pertimbangan yakni konsep istitha’a (mampu) dalam Islam.

Mengingat yang mengajukan dana di BMT UGT Sidogiri Kecamatan Kalisat

memiliki pendapatan yang fluktuatif. Menurut hemat kami, lebih baik

produk dana talangan haji ini ditutup, dan diganti dengan tabungan haji.

Artinya, masyarakat akan mendapatkan porsi haji bila uangnya sudah

memenuhi standart minimal pendaftaran haji. Tindakan ini tidak akan

memperpanjang antrean bagi orang yang sudah betul-betul mampu baik

secara ekonomi dan kondisi fisik.

2. Produk Talangan Haji di BMT UGT Sidogiri Kecamatan Kalisat sudah sesuai

dengan Fatwa DSN MUI Nomor: 29/DSN-MUI/VI/2002 tentang

Pembiayaan Pengurusan Haji Lembaga Keungan Syariah di BMT UGT

Sidogiri, Kecamatan Kalisat Kabupaten Jember. Akad yang digunakan

yakni Qard (LKS dapat membantu menalangi pembayaran BPIH nasabah

dengan menggunakan prinsip qard sesuai dengan fatwa MUI nomer

19/DSN-MUI/IV/2001 tentang Al-qardh) dan Ijarah (Dalam pengurusan

haji bagi nasabah, LKS dapat memperoleh imbalan jasa (ujrah) dengan

prinsip al-ijarah sesuai dengan Fatwa DSN-MUI Nomor 9/DSN-

MUI/IV/2000 tentang Pembiayaan ijarah).


21
22

DAFTAR ISI

Abdul Aziz dan Kustini, Ibadah Haji dalam Sorotan Publik (Jakarta: Puslitbang,
2007), 12.

DSN-MUI No. 29/DSN-MUI/VI/2002 tentang Pembiayaan Pengurusan Haji


Lembaga Keuangan Syariah

Departemen Agama RI, Bunga Rampai Perhajian, Jakarta: Depag RI, 1998, hlm.
22-23

https://nafanakhun.files.wordpress.com/2008/02/al-quran-pdf-terjemah.pdf
(Maret, 2016), 88

http://khazanah.republika.co.id/berita/dunia-islam/umroh-
haji/14/05/13/n5hrsm-keberangkatan-tahun-2030-kuota-haji-jember-
sudah-habis tanggal 23 Januari 2016

http://news.detik.com/berita/2509359/menag-kembali-ingatkan-dana-talangan-
haji-oleh-perbankan-dilarang

https://tarbawi.wordpress.com/2013/03/20/dana-talangan-haji-remsi-dilarang/

http://news.detik.com/berita/2509359/menag-kembali-ingatkan-dana-talangan-
haji-oleh-perbankan-dilarang

Keputusan Direktur Jendral Penyelenggaraan Haji dan Umrah Nomor D/303


Tahun 2013 tentang Petunjuk Teknis Telaksanaan Ketentuan Bank
Penerima Setoran Biaya Penyelenggaraan Ibadah Haji

Putuhena M. Shaleh, Historiografi Haji Indonesia (Yogjakarta: LkiS, 2007), v.

You might also like