Professional Documents
Culture Documents
Fortifikasi Guava (Psidium Guajava L.) Jelly Drink Dengan Zat Besi Organik Dari Kedelai (Glycine Max L.) DAN KACANG HIJAU (Vigna Radiate L.)
Fortifikasi Guava (Psidium Guajava L.) Jelly Drink Dengan Zat Besi Organik Dari Kedelai (Glycine Max L.) DAN KACANG HIJAU (Vigna Radiate L.)
ABSTRACT
Anemia is a condition of haemoglobin level that is below normal. One of the major
causes is lacking of iron consumption, which is important in haemoposis process. Compared
to men, women have less total iron in the body, and it raises the risk of anemia. The main
purpose of this research was the fortification of iron in beverage. This research used soybean
and mungbean as source of iron, which known as non-heme iron. To improve the absorption,
ascorbic acid was needed as an enhancer, using guava and was produced into guava jelly
drink. Method for extraction process is by maseration with 30% etanol as solution. The value
of iron extract assessed by AAS at 248,3 nm. The formula of fortification was 20% of RDA of
iron for woman, which was 18 mg per day. Chosen product was evaluated by sensory test.
The nutrition value of product assessed including iron content, ascorbic acid, and proximate
composition. The iron content of soybean was 113,86 ppm and 58,76 for mungbean. The
nutrition of guava jelly drink with addition of fortificant were 87,47% water, 0,35% ash,
0,2% fat, 0,31% protein, 11,67% carbohydrate, 130,48 ppm iron, and 90,79 mg ascorbic
acid.
Keywords: iron deficiency anemia, soy bean, mungbean, jelly drink, and guava
10
Fortifikasi Guava (Psidium guajava L.) Jelly Drink dengan ....
Jurnal Agroteknologi Vol. 11 No. 01 (2017)
11
Fortifikasi Guava (Psidium guajava L.) Jelly Drink dengan ....
Jurnal Agroteknologi Vol. 11 No. 01 (2017)
F3: guava jelly drink dengan penambahan 5. Nilai total semua kombinasi perlakuan
fortifikan Fe dari kedelai dihitung dengan menjumlahkan semua
F4: guava jelly drink dengan penambahan
fortifikan Fe campuran dari kedelai dan
nilai hasil masing-masing parameter.
kacang hijau 6. Nilai total terbesar menunjukkan hasil
perlakuan terbaik.
Metode Analisis
Analisis yang dilakukan pada produk Uji kimia yang dilakukan pada
guava jelly drink yaitu analisa produk guava jelly drink terpilih meliputi
organoleptik yang dilanjutkan dengan uji kadar zat besi metode AAS (Tee Siong
analisa kimiawi yang meliputi uji kadar zat et al., 1989), uji kadar vitamin C metode
besi, uji kadar vitamin C dan analisa iodimetri (Sudarmadji et al., 1984), dan uji
proksimat. Uji organoleptik yang proksimat yang meliputi kadar air dan abu
dilakukan merupakan uji kesukaan metode termogravimetri, kadar protein
terhadap atribut warna, aroma, tektur, rasa, metode Kjeldahl, kadar lemak metode
dan keseluruhan dengan 30 panelis wanita Soxhlet, dan kadar karbohidrat metode by
mahasiswi Universitas Katolik difference (Sudarmadji et al., 1984).
Soegijapranata. Panelis diminta
menentukan tingkat kesukaan mereka HASIL DAN PEMBAHASAN
terhadap sampel yang disajikan. Produk
dengan jumlah nilai tertinggi kemudian Kadar Zat Besi Kedelai dan Kacang
akan dianalisis lanjut secara kimiawi. Hijau
Bahan baku utama yang digunakan
Penentuan Formula Terbaik (Indeks sebagai bahan fortifikan zat besi adalah
Efektifitas) (De Garmo et al., 1994) kedelai dan kacang hijau. Hasil analisis
Berikut prosedur penentuan formula kadar zat besi dalam ekstrak kedelai dan
terbaik: kacang hijau dapat dilihat pada Tabel 2.
1. Menentukan bobot nilai (BN) pada
masing-masing parameter dengan Tabel 2. Kadar zat besi kedelai dan kacang hijau
angka relatif 0-1. Besar bobot Bahan Kadar Zat Besi (ppm)
ditentukan berdasarkan tingkat Kedelai 113, 856 ± 18,736a
kepentingan parameter. Kacang Hijau 58, 756 ± 5,919b
2. Bobot normal tiap parameter (BNP)
Ket: Nilai dengan superscript yang berbeda antar
ditentukan dengan rumus : baris menunjukan adanya perbedaan nyata
pada tingkat kepercayaan 95% (p<0,05)
berdasarkan uji Independent t-test.
12
Fortifikasi Guava (Psidium guajava L.) Jelly Drink dengan ....
Jurnal Agroteknologi Vol. 11 No. 01 (2017)
13
Fortifikasi Guava (Psidium guajava L.) Jelly Drink dengan ....
Jurnal Agroteknologi Vol. 11 No. 01 (2017)
pada nilai kesukaan panelis terhadap Analisis Kimiawi Guava Jelly Drink
warna guava jelly drink. Adapun hasil Terdapat tiga analisa kimiawi yang
tidak berbeda nyata ditunjukkan pada dilakukan, yaitu uji kadar zat besi, kadar
produk F2. vitamin C, dan analisa proksimat yang
Pada atribut warna, nilai tertinggi meliputi kadar air, kadar abu, kadar lemak,
dihasilkan pada sampel kontrol, karena kadar protein, dan kadar karbohidrat.
pada sampel tersebut warna yang Kandungan gizi produk guava jelly drink
dihasilkan tampak lebih cerah terpilih dapat dilihat pada Tabel 4.
dibandingkan dengan sampel lainnya.
Fortifikan yang digunakan memiliki warna Kadar zat besi
coklat, sehingga sampel dengan Adanya penambahan fortifikan zat
penambahan fortifikan memiliki warna besi dari campuran ekstrak kedelai dan
yang sedikit lebih gelap dibandingkan kacang hijau di dalam guava jelly drink
dengan kontrol. memberikan pengaruh yang nyata
(p<0,05). Hal ini dapat dilihat pada Tabel
Keseluruhan 4 yang menunjukkan hasil peningkatan
Berdasarkan hasil analisis Friedman kandungan zat besi yang cukup signifikan
pada Tabel 3, diketahui bahwa perlakuan dibandingkan dengan kontrol. Batas
penambahan fortifikan zat besi dari kedelai asupan zat besi pada tubuh yaitu 40-45 mg
(F3), kacang hijau (F2), dan campuran per hari, sedangkan jumlah zat besi yang
keduanya (F4) memberikan pengaruh terkandung di dalam guava jelly drink
nyata (p<0,05) pada nilai kesukaan panelis dengan penambahan fortifikan zat besi
terhadap keseluruhan guava jelly drink. yaitu sebesar 13,05 mg, sehingga produk
tersebut aman untuk dikonsumsi karena
Pemilihan Perlakuan Terbaik tidak melebihi batas asupan zat besi.
Berdasarkan hasil uji indeks
efektifitas, hasil perlakuan yang terbaik Kadar vitamin C
yaitu produk guava jelly drink dengan Jambu biji merah merupakan salah
penambahan fortifikan zat besi campuran satu buah dengan kandungan vitamin C
dari kedelai dan kacang hijau (F4). Produk tertinggi. Dalam penelitiannya, Nair et al.
tersebut selanjutnya dipilih untuk (2013) mengungkapkan bahwa dengan
dilakukan analisa selanjutnya. mengonsumsi 100 g buah jambu biji segar,
mampu meningkatkan penyerapan zat besi
14
Fortifikasi Guava (Psidium guajava L.) Jelly Drink dengan ....
Jurnal Agroteknologi Vol. 11 No. 01 (2017)
hingga 2 kali lipat. Adanya proses dengan penambahan fortifikan zat besi
pemanasan dalam pembuatan guava jelly campuran dari kedelai dan kacang hijau
drink, menyebabkan penurunan jumlah tidak memberikan hasil yang berbeda
kandungan vitamin C jambu biji. nyata dengan sampel tanpa penambahan
Berdasarkan hasil analisis kimiawi pada fortifikan. Pada proses ekstraksi zat besi
Tabel 4 diketahui bahwa kandungan terdapat tahap penyaringan dengan
vitamin C pada guava jelly drink kontrol menggunakan kertas saring. Lemak yang
adalah 90,64 mg, sedangkan pada guava terlarut dalam pelarutpun tidak ikut
jelly drink dengan penambahan fortifikan tersaring. Selain itu bahan yang digunakan
adalah 90,787 mg. dalam pembuatan guava jelly drink
bukanlah sumber lemak, sehingga
Kadar air kandungan lemak pada sampel pun cukup
Berdasarkan hasil pada Tabel 4, rendah. Menurut aturan BPOM (2005)
diketahui bahwa kadar air guava jelly disebutkan bahwa produk pangan akan
drink dengan penambahan fortifikan zat dikatakan bebas lemak jika mengandung
besi campuran dari kedelai dan kacang 0,5 gram lemak per 100 gram bahan.
hijau adalah 87,48%, lebih tinggi Dalam penelitian ini, guava jelly drink
dibandingkan guava jelly drink tanpa terpilih mengandung lemak 0,2% atau 0,2
penambahan fortifikan yaitu sebesar gram lemak per 100 gram guava jelly
86,1%. Menurut Gamman & Sherrington drink. Hal tersebut membuktikan bahwa
(1994), untuk menghasilkan konsistensi produk guava jelly drink merupakan
gel yang lembut, kadar air jelly drink produk yang rendah lemak.
berkisar di atas 84%, sehingga dapat
dengan mudah diminum Kadar protein
. Kedelai dan kacang hijau merupakan
Kadar abu sumber protein nabati yang baik.
Kadar abu guava jelly drink dengan Berdasarkan data USDA, jumlah
penambahan fortifikan zat besi campuran kandungan protein dalam kedelai
dari kedelai dan kacang hijau adalah mencapai 36,49%, sedangkan dalam
0,35%, dan pada guava jelly drink tanpa kacang hijau mencapai 23,86%. Oleh
penambahan fortifikan zat besi adalah karena itu, kadar protein produk guava
0,14%. Adanya penambahan fortifikan jelly drink dengan penambahan fortifikan
besi memberikan perbedaan nyata zat besi campuran antara kedelai dan
terhadap kandungan mineral total guava kacang hijau dua kali lipat lebih tinggi
jelly drink. Hal ini didukung dengan dibandingkan dengan guava jelly drink
Sudarmadji et al. (1984), bahwa tingginya tanpa penambahan fortifikan.
kadar abu menunjukkan tingginya
kandungan mineral dalam produk tersebut, Kadar karbohidrat
yakni dalam penelitian ini karena adanya Hasil pada Tabel 4, menunjukkan
fortifikasi mineral Fe. Zat besi merupakan bahwa kadar karbohidrat guava jelly drink
salah satu jenis mineral esensial bagi tubuh tanpa penambahan fortifikan lebih tinggi
yang berperan dalam proses hemopoesis dibandingkan dengan guava jelly drink
(pembentukan darah). Di dalam tubuh, zat dengan penambahan fortifikan zat besi
besi disimpan di dalam hati dalam bentuk campuran dari kedelai dan kacang hijau.
feritin dan haemosiderin (WHO, 2001). Analisa karbohidrat dilakukan dengan
menggunakan metode by difference, yaitu
Kadar lemak penjumlahan matematis karbohidrat
Berdasarkan hasil pada Tabel 4, dikurangi komponen lain dalam bahan
kandungan lemak pada guava jelly drink pangan (Sudarmadji et al., 1984). Jumlah
15
Fortifikasi Guava (Psidium guajava L.) Jelly Drink dengan ....
Jurnal Agroteknologi Vol. 11 No. 01 (2017)
kadar air pada guava jelly drink tanpa Gaman, P.M. dan KB Sherrington. 1994. Ilmu
penambahan fortifikan lebih rendah Pangan Pengantar Ilmu Pangan Nutrisi
dibandingkan dengan guava jelly drink dan Mikrobiologi. UGM Press,
dengan penambahan fortifikan, sehingga Yogyakarta.
hal tersebut mempengaruhi perhitungan Nair, K. M., G. N.V. Brahmam, M.S. Radhika,
kadar karbohidrat berdasarkan metode by R.C. Dripta, P. Ravinder, N. Balakrishna,
difference. Z. Chen, K.M. Hawthorne, and S.A.
Abrams. 2013. Inclusion of guava
KESIMPULAN enhances non-heme iron bioavailability
Dengan metode maserasi etanol but not fractional zinc absorption from a
rice-based meal in adolescents. J. Nutr.,
30%, kandungan zat besi dari kedelai dan
143: 852-858.
kacang hijau yang terukur secara berurutan
yaitu 113,86 ppm dan 58,76 ppm. Noer H. 2006. Hidrokoloid dalam pembuatan
Berdasarkan hasil analisa organoleptik, jelly drink. Food Review, 1 (2).
produk guava jelly drink yang disukai oleh Nursuchita, S., H. A. Thai’in, D. M. Putri, D.
panelis yaitu produk guava jelly drink N. Utami and A. P. Ghani. 2014.
dengan penambahan fortifikan zat besi Antianemia activity of parkia speciosa
campuran dari kedelai dan kacang hijau. hassk seed ethanolic extract. Traditional
Secara keseluruhan, kandungan zat gizi Medicine Journal, 19 (2): 49-54.
pada guava jelly drink dengan Ruel, M.T. 2001. Can Food-Based Strategies
penambahan fortifikan zat besi campuran Help Reduce Vitamin A and Iron
dari kedelai dan kacang hijau yaitu Deficiencies? A Review of Recent
87,473% air, 0,353% abu, 0,195% lemak, Evidence. International Food Policy
0,306% protein, 11,673% karbohidrat, Research Institute, Washington DC.
130,483 ppm zat besi, dan 90,787 mg Sudarmadji, S., B. Haryono, dan Suhardi.
vitamin C. 1984. Analisa Bahan Makanan dan
Pertanian Edisi Ketiga. Liberty,
UCAPAN TERIMAKASIH Yogyakarta.
Ucapan terimakasih ditujukan Tee, E.S., S.c. Khor and S. S. Mizura. 1989.
kepada PT Indofood Sukses Makmur Tbk Determination of iron in foods by the
dalam program Indofood Reset Nugraha atomic absorption spectrophotometric
(IRN) periode 2016/2017 yang telah and calorimetric methods. Pertanika, 12
mendukung secara finansial terlaksananya (3): 313-322.
penelitian ini. USDA [United States Department of
Agriculture]. 2017. National Nutrient
DAFTAR PUSTAKA Database for Standard Reference
Benito, P. and D. Miller. 1998. Iron (https://ndb.nal.usda.gov/ndb/search/list).
Absorption and bioavailability: An [Diakses Tanggal 12 Januari 2017]
Updated review. J. Nutrition Research,
WHO [World Health Organization]. 2001.
18 (3): 581-603.
Iron Deficiency Anaemia, Assessment,
BPOM RI. 2005. Peraturan Kepala Badan Prevention, and Control: A Guide for
Pengawasan Obat dan Makanan Republik Programme Managers. World Health
Indonesia Nomor HK.00.06.51.0475 Organization, Geneva.
tentang Pedoman Pencantuman Informasi
WHO [World Health Organization]. 2006.
Nilai Gizi Pada Label Pangan. Kepala
Adolescent Nutrition: A Review of the
BPOM, Jakarta.
Situation in Selected South-East Asian
Countries. WHO Region Office for
South-East Asia, New Delhi.
16