You are on page 1of 14

KAJIAN PERBAIKAN STRUKTUR PERKERASAN KAKU

MENGGUNAKAN METODE PRESSURE GROUTING DENGAN


MATERIAL POLYURETHANE DAN EPOXY
(Studi Kasus : Ruas Jalan Patriot – Perintis Kemerdekaan
Kota Pekalongan)
Arif Junianto1), Rifqi M. Ramadhan1,*), Jantayu P. Utari1), Kusdiyono1),
Dadiyono A.P1), Junaidi1)
1)
Jurusan Teknik Sipil Politeknik Negeri Semarang
Jl. Prof. Soedarto SH, Tembalang Semarang 50275 Telepon (024) 76480569
*)
Email: rifqimramadhan@gmail.com

Abstract
Today the implementation of road infrastructure development using concrete
pavement is experiencing rapid development because it can serve heavy and heavy
traffic loads. But there are some problems that often arise in the use of concrete for
pavement, causing damage (cracks). Repair of concrete cracks using pressure
grouting method is one solution that can be used to improve the strength of
concrete. This study discusses the comparison of the effectiveness of using
polyurethane and epoxy materials in an effort to improve the rigid pavement
structure. The research method used was to carry out repairs to the concrete
structure on the Independence Patriotic-Road Section of Pekalongan City using
polyurethane and epoxy materials. In this study each of the 5 existing normal (non-
damaged) concrete samples, concrete repaired with polyurethane material and
repaired concrete using epoxy material using core drill method, which will then be
tested for compressive strength in the laboratory, as well as hammer test testing. to
find out the strength of the existing concrete damage. The results showed that the
average compressive strength of normal existing concrete (not damaged) amounted
to 59.20 N/mm2, the average compressive strength of concrete that experienced
cracks was 27.04 N/mm2, the average compressive strength value of repair concrete
using polyurethane material is 31.92 N/mm2 (increasing by 15.17%) and the
average compressive strength of concrete repair using epoxy material is 45.22
N/mm2 (increased by 56.53%).

Kata kunci : concrete crack repair, pressure grouting, polyurethane, epoxy

PENDAHULUAN lintas yang berat dan padat. Selain itu


Dewasa ini pelaksanaan pembangunan karena biaya pemeliharaan jalan beton
infrastuktur jalan mengalami yang sedikit dibandingkan dengan
perkembangan yang cukup pesat. jalan aspal yang memerlukan
Pembangunan jalan menggunakan pemeliharaan rutin. Namun ada
perkerasan beton merupakan satu beberapa masalah yang sering timbul
pilihan yang sering kali digunakan dalam penggunaan beton untuk
karena didasari oleh hirarki fungsional perkerasan jalan, antara lain
jalan yang dapat melayani beban lalu disebabkan karena cuaca dan suhu,
salah perencanaan ataupun akibat dari Menurut Primasasti (2010),
beban yang berlebihan dari kapasitas penggunaan material polymer sebagai
yang direncanakan serta akibat beban repair material beton relatif mudah
sementara seperti gempa sehingga dibuat dan diaplikasikan di lapangan.
menyebabkan adanya keretakan Aggarwal, dkk (2005). Melakukan
(cracks) pada struktur perkerasan jalan. penelitian mengenai penggunaan
Selain karena faktor curah hujan yang material emulsi epoxy dan akrilik
tinggi, kerusakan jalan juga disebabkan dalam penggunaannya sebagai repair
karena adanya overtonase atau material. Hasilnya menunjukkan
kelebihan muatan kendaraan. bahwa penggunaan emulsi epoxy
Oleh karena beberapa sebab memiliki sifat kekuatan superior dan
diatas, seringkali didapati beberapa ketahanan yang lebih baik terhadap
kerusakan pada struktur jalan beton. penetrasi ion klorida dan karbon
Dalam sebuah penelitian yang dioksida.
dilakukan oleh Supardi (2013) yang Berdasarkan uraian di atas,
membahas mengenai evaluasi penelitian ini akan mengkaji mengenai
kerusakan jalan pada perkerasan kaku upaya perbaikan kerusakan struktur
didapatkan data bahwa jenis kerusakan perkerasan kaku dengan metode
jalan didominasi oleh kerusakan retak, pressure grouting menggunakan
diikuti punch out dan kerusakan jalan material epoxy dan polyurethane pada
berlubang. Kerusakan yang terjadi repair material yang dibandingkan
akan mempengaruhi kualitas layanan dengan beton eksisting normal (tidak
struktur jalan, oleh sebab itu perlu retak) dan beton eksisting yang telah
dilakukan upaya untuk mengembalikan mengalami kerusakan (retak).
fungsi dari jalan tersebut melalui Menurut SNI 2847:2013, beton
perbaikan- perbikan. adalah campuran semen portland atau
Menurut Yurmansyah dan semen hidrolis lainnya, agregat halus,
Mukhlis (2009), perbaikan pada retak agregat kasar, dan air, dengan atau
yang terjadi pada plat lantai yaitu tanpa bahan tambahan (admixture).
dengan cara grouting / suntikan bahan Dalam pelaksanaan pekerjaan beton
perekat. Metode ini adalah sesuatu cara sering kali dijumpai keretakan beton
perbaikan retak beton yang retaknya (cracks), cracks beton adalah pecah
antara 0,2 mm sampai dengan 5,00 mm pada beton dalam garis-garis yang
agar menjadi satu kesatuan kembali relatif panjang dan sempit, retak ini
(homogen), sehingga retak beton dapat dapat ditimbulkan oleh berbagai sebab,
diperbaiki dan komponen beton dapat diantaranya adalah karena evaporasi
berfungsi kembali sebagaimana air dalam campuran beton terjadi
mestinya. Pekerjaan ini meliputi dengan cepat akibat cuaca yang panas,
penyuntikan bahan perekat (grout) ke kering atau berangin. (Isneini, 2009).
dalam retakan yang ada sampai terisi Sedangkan menurut Rokhman (2012),
penuh. keretakan (cracks) pada struktur beton
dapat disebabkan oleh dua hal yaitu

20 Wahana TEKNIK SIPIL Vol. 24 No. 1 Juni 2019 19 - 32


retak akibat beban luar yang Primasasti (2010) melakukan
mengakibatkan terjadinya lentur atau penelitian mengenai tinjauan kuat
geser atau kombinasi keduanya pada tekan dan kuat lentur repair mortar
elemen beton dan yang kedua retak (mortar biasa, mortar dengan bahan
sebagai akibat dari proses pengeringan tambah polymer dan BASF EMACO
beton yang tidak seragam atau yang Nanocrete) menghasilkan nilai kuat
sering disebut retak susut (shrinkage tekan yang terbesar terjadi pada
crack). komposisi repair mortar PO-2 % pada
Dachlan (2010) melakukan umur awal dan PO-4% pada umur 28
penelitian mengenai perbaikan hari, nilai kuat lentur yang terbesar
kerusakan beton dengan metode terjadi pada komposisi repair mortar
injection. Menghasilkan bahwa dalam PO-0% dan nilai kekakuan yang
pelaksanaan dibutuhkan waktu sekitar terbesar terjadi pada komposisi repair
6 jam sebelum lokasi tersebut dapat mortar PO-0 % pada umur awal dan
dilalui lalulintas kendaraan.sambungan PO-2% pada umur 28 hari
yang sudah diperbaiki menggunakan Yurmansyah dan Mukhlis (2009)
metode ini menghasilkan nilai defleksi melakukan penelitian mengenai
kurang dari 0,05 mm atau penurunan perkuatan struktur plat lantai dengan
nilai defleksi sebanyak 55% dari nilai metode grouting dengan material glass
sebelumnya. fiber. Menghasilkan penggunaan mix
Aggarwal, dkk (2005) ratio bahan grout dan seal komposisi 2
melakukan penelitian mengenai (base):1 (hardener), dengan nilai
penggunaan material emulsi epoxy dan kekuatan tekan umur 7 hari minimal
akrilik dalam penggunaannya sebagai 500 kg/cm².
repair material. Menghasilkan bahwa a. Beton
penggunaan material polymer dapat Menurut SNI 2847:2013, beton adalah
mengurangi porositas pada material campuran semen Portland atau semen
mortar, selain itu sebagian besar hasil hidrolis lainnya, agregat halus, agregat
tes yang dilakukan selama penelitian kasar, dan air, dengan atau tanpa bahan
ini menunjukkan bahwa emulsi epoxy tambahan (admixture). Pada umumnya,
memiliki efek yang lebih besar pada beton mengandung pasta semen
peningkatan sifat-sifat mortar daripada (semen dan air) 25%-40%, agregat
akrilik. Keuntungan lainnya termasuk (agregat halus dan kasar) 60%-75%
kemudahan dalam pembersihan dan udara 1%-3%.
peralatan dan peralatan setelah Menurut Kusdiyono (2012) ada 3 fase
digunakan, bahaya kesehatan pembentukan beton dalam keadaan
minimum dan penghematan biaya plastis menjadi padat. Campuran pada
karena tidak ada penggunaan pelarut keadaan plastis siap segera dituang
organik. Dengan demikian, emulsi kedalam cetakan dan dipadatkan
epoksi lebih ramah lingkungan sebelum mengikat (setting) dan biasa
daripada epoksi berbasis pelarut. disebut dengan beton segar. Setelah 10
jam dari waktu pengecoran beton

Kajian Perbaikan Struktur Perkerasan Kaku Menggunakan .. (Arif Junianto, dkk) 21


mulai mengeras, fase ini disebut beton cracks. Untuk kemudahan dalam
muda, proses pengerasan akan menilai jenis retakan yang terjadi,
berlangsung terus menerus sampai lekatkan kaca tipis pada jalur retakan,
mencapai kekuatan beton yang yang sekaligus monitoring
disyaratkan disebut beton keras. perkembangan retakan.
b. Retak beton c. Grouting
Menurut Isneini (2009) Cracks beton Menurut Surat Edaran Menteri
adalah pecah pada beton dalam garis- PUPR No. 27 tentang Pedoman
garis yang relatif panjang dan sempit, Penstabilan Dan Pengembalian Elevasi
retak ini dapat ditimbulkan oleh Pelat Beton Dengan Cara Grouting
berbagai sebab, diantaranya adalah Pada Perkerasan Kaku (2015),
karena evaporasi air dalam campuran Grouting merupakan proses injeksi
beton terjadi dengan cepat akibat cuaca material grout kedalam atau kebawah
yang panas, kering atau berangin. pelat beton yang berfungsi untuk
Retak akibat keadaan ini disebut penstabilan pelat dan pengembalian
plastic cracking, Bleeding yang elevasi plat yang turun. Pelaksanaan
berlebihan pada beton, biasanya akibat pekerjaan grouting dilakukan
proses curing yang tidak sempurna. menggunakan material grout yang
Retakan bersifat dangkal dan saling bersifat semen dan air, dengan atau
berhubungan pada seluruh permukaan tapa menggunakan penambahan
pada plat, retak jenis ini disebut agregat.
crazing. Pergerakan struktur, e. Repair material
sambungan yang tidak baik pada Menurut Alfredo dkk. (2014), ada
pertemuan kolom dengan balok atau beberapa jenis material yang sering
plat, atau tanah yang tidak stabil. digunakan untuk melakukan perbaikan
Retakan bersifat dalam atau lebar, pada struktur beton di Indonesia, setiap
retak jenis ini disebut random cracks. material memiliki kelebihan dan
Reaksi antara alkali dan agregat, kekurangan serta berbeda dalam fungsi
retakan yang terbentuk sekitar 10 tahun penggunaannya diantaranya adalah
atau lebih setelah pengecoran dan semen grouting, epoxy resins, dan
selanjutnya menjadi lebih dalam dan polyurethane.
lebar, retakan saling berhubungan satu 1) Grouting cement
sama lain. Material semen grouting, biasanya
Menurut Yurmansyah dan Mukhlis dipakai untuk memperbaiki kerusakan
(2009) retakan pada beton dapat dengan skala cukup besar seperti
dibedakan menjadi 2 jenis, yaitu retak kerusakan voids dikarenakan memiliki
tidak aktif, retak ini tidak berkembang nilai yang lebih ekonomis
/ stabil atau yang lebih dikenal dengan dibandingkan polyurethane dan epoxy,
dead-craks. Dan yang kedua adalah namun setting time yang diperlukan
retak aktif, retak ini masih berlanjut sampe material ini untuk mengeras
baik lebar maupun panjang retakan lebih lama dibandingkan polyurethane
atau yang lebih dikenal dengan live dan epoxy. Material ini mengandung

22 Wahana TEKNIK SIPIL Vol. 24 No. 1 Juni 2019 19 - 32


campuran dari semen, filler, dan aditif pengujian terhadap beton eksisting
yang tercampur secara homogen. yang akan diperbaiki. Setelah
Pengisi yang dipakai pada semen ini dilakukan proses grouting, dilakukan
biasanya adalah pasir silika. pengambilan sample benda uji di
Kandungan pasir silika menyebabkan lapangan untuk diuji dilaboratorium.
semen memiliki keunggulan, yaitu a. Survey dan persiapan
tidak dapat menyusut. Tahapan ini mencakup
2) Epoxy (resin bening) permohonan ijin untuk melaksanakan
Epoxy merupakan komponen yang penelitian dilapangan kepada Dinas
mempunyai daya rekat yang sangat Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang
tinggi antara beton normal dengan Kota Pekalongan, dilanjutkan dengan
repair material serta memiliki sifat survey lapangan untuk mendapatkan
permeabilitas yang rendah, material ini data visual lokasi yang akan
dapat mengisi celah keretakan hingga diperbaiki, dan persiapan alat bahan
0,1 mm, selain itu material ini yang akan digunakan pada saat
memiliki kekuatan yang sangat besar peneltian. Menurut Surat Edaran
dan waktu setting yang cepat sehingga Menteri PUPR No. 27 tentang
dapat digunakan pada lokasi yang aktif Pedoman Penstabilan Dan
digunakan. Kekurangan dari material Pengembalian Elevasi Pelat Beton
ini adalah harganya yang relative lebih Dengan Cara Grouting Pada
mahal dibandingkan dengan cement Perkerasan Kaku (2015), alat dan
grout dan polyurethane. bahan yang digunakan dalam
3) Polyurethane pekerjaan grouting adalah sebagai
Polyurethane (PU) merupakan salah berikut:
satu bahan yang umum digunakan 1) Alat yang digunakan
sebagai material perbaikan beton. a) Grouting injection machine
Material ini memiliki keunggulan Dalam penelitian ini digunakan
tahan gesek, tahan aus dan tahan mesin grouting produksi Guangzhou
terhadap beberapa bahan kimia serta BDFL Waterproof Building Material
stabil dalam suhu dingin dan panas. dengan seri QY-99, adapun alat
Bahan polyurethane dapat digunakan tersebut terdiri dari beberapa
untuk mengatasi kebocoran aktif pada komponen diantaranya unit pembuat
beton. Setelah diinjeksikan ke bawah grout (grout plant) yang berfungsi
pelat, reaksi kimia polyurethane akan untuk membuat campuran graut.
mengakibatkan bahan mengembang Kemudian terdapat grout packer yang
dan mengisi rongga. Kuat tekan terdiri dari drive packer dan
minimum adalah 1,0 MPa. expandable packers, berfungsi untuk
menginjeksikan bahan grout pompa
METODE PENELITIAN injeksi, selanjutnya terdapat pompa
Yurmansyah dan Mukhlis (2009) injeksi yang berfungsi untuk
melakukan identifikasi kerusakan memompa bahan graut dan
beton secara visual serta melakukan memasukkannya ke dalam lubang

Kajian Perbaikan Struktur Perkerasan Kaku Menggunakan .. (Arif Junianto, dkk) 23


injeksi dengan kecepatan dan tekanan
tertentu, dan yang terakhir terdapat c) Mesin gerinda
grout mixer dan agitator yang Mesin gerinda, sikat kawat dan scrape
berfungsi untuk mencampur bahan adalah alat yang digunakan untuk
grout sesuai dengan perbandingan membersihkan kotoran-kotoran dan
yang ditentukan, kemudian dialirkan bekas beton yang tidak sempurna dan
kedalam agitator sebagai tempat grout bekas bahan penutup yang dibersikan
siap untuk diambil oleh pompa. kembali.
Pada penelitian ini digunakan gerinda
merk Bosch dengan seri GWS 060
yang dapat berputar dengan kecepatan
mencapai 12000 rpm.

Gambar 1. Grouting Injection Machine

b) Mesin bor
Mesin bor dipakai untuk
pembuatan lubang grout yang dapat
menghasilkan lubang yang bersih Gambar 3. Mesin Gerinda
tanpa menimbulkan gompal pada
permukaan pelat atau kehancuran pada d) Genset
dasar pelat. Bor elektrikpneumatik Genset digunakan sebagai sumber
dapat membuat lubang injeksi sampai listrik dari peralatan yang digunakan.
dengan diameter lubang 15 mm. Perlu digunakan genset dengan
Pada penelitian ini digunakan kapasitas besar sehingga dapat
bor merk RYU seri RID 13-1 RE digunakan untuk mendukung
dengan ukuran chuck 13 mm dan penggunaaan alat secara bersamaan.
kecepatan putar hingga 2800 rpm yang Pada penelitian ini digunakan genset
dapat mengebor beton hingga diameter dengan merk Krisbow Generator
16 mm. Gasoline 2800watt 1ph Open yang
dapat menghasilkan daya sebesar 2800
watt.
e) Peralatan core drill
Digunakan untuk mengambil benda uji
dilapangan. satu set mesin core drill
mencakup mesin core drill, genset,
selang air, dan mata bor diameter 10
Gambar 2. Mesin Bor cm.

24 Wahana TEKNIK SIPIL Vol. 24 No. 1 Juni 2019 19 - 32


b) Polyurethane Grout
Polyurethane adalah material yang
dapat digunakan untuk menutup
keretakan pada struktur beton. Material
ini bereaksi dengan air, mengembang,
dan membentuk foam yang bisa
menutup keretakan. Pada penelitian ini
digunakan material polyurethane
dengan merk JTCC seri CYH-500.
Gambar 4. Mesin Core Drill Material ini dapat digunakan untuk
menambal crack pada struktur beton
f) Peralatan keselamatan kerja material foam dapat mengembang
Peralatan keamana sangat diperlukan hingga 3 kali ukuran awal.
dalam pelaksanaan pekerjaan c) Patching Material
dilapangan untuk mengurangi resiko Berfungsi sebagai seal yang digunakan
terjadinya kecelakaan kerja, beberapa untuk menutup keretakan pada beton
alat yang digunakan dalam pekerjaan agar material grouting tidak keluar dari
ini adalah safety cone yang digunakan keretakan pada saat dilakukan injeksi.
untuk mengatur lalulintas, lampu Contoh material ini adalah Nitobond
penerangan sebagai sumber EC.
penerangan dimalam hari, light stick b. Pelaksanaan grouting
digunakan sebagai penanda bahwa di 1. Perapihan keretakan
tempat tersebut sedang dilakukan Pekerjaan ini merupakan pekerjaan
kegiatan perbaikan, serta APD yang pertama dalam rangkaian pekerjaan
berfungsi untuk melindungi tubuh dari injeksi beton. Dilakukan dengan tujuan
potensi bahaya di tempat kerja. untuk merapikan keretakan sehingga
mudah pada saat dilakukan injeksi.
2) Bahan yang digunakan Pekerjaan ini mencakup perapihan dan
a) Epoxy Grout pemasangan nipple.
Epoxy resins adalah material dengan 2. Pekerjaan patching
campuran antara resin dengan Pekerjaan ini bertujuan untuk menutup
hardener (pengeras). Material ini lubang keretakan agar material injeksi
memiliki kekuatan yang sangat besar tidak keluar dari lubang keretakan pada
dan waktu setting yang cepat, tetapi saat dilakukan penyuntikan.
harganya mahal. Contoh dari material 3. Pelaksanaan Penyuntikan
ini adalah Conbextra EP10 TG. Untuk perbaikan menggunakan
Material ini memiliki kekuatan material polyurethane, tidak ada
kompresif hingga 83 N/mm2, kekuatan campuran yang digunakan sehingga
lentur hingga 63 83 N/mm2, daya langsung dapat digunakan dan
Tarik hingga 26 N/mm2 dan masa dimasukkan kedalam tabung pompa
jenis sebesar 1050 kg/m. mesin injeksi. Sedangkan untuk
penggunaan material epoxy, digunakan

Kajian Perbaikan Struktur Perkerasan Kaku Menggunakan .. (Arif Junianto, dkk) 25


campuran material dengan
perbandingan 3 (base): 1 (hardener).
Material yang sudah disiapkan,
selanjutnya dipompa melalui sebuah
selang yang dihubungkan pada alat
penyuntik yang kemudian disuntikkan
ke dalam retakan beton melalui nipple.
Penyuntikan dilakukan pada salah satu
nipple yang terbuka, hentikan
penyuntikan apabila material pengisi
sudah keluar melalui nipple yang Gambar 5. Pelaksanaan uji tekan beton
terbuka pada ujung yang berbeda,
kemudian tutup semua nipple dan e. Metode analisa data
tunggu sampai material mengeras Untuk mengetahui nilai prosentase
kurang lebih selama 3 jam. Selanjutnya efektifitas penggunaan dua material
dilakukan pemotongan nipple dan perbaikan struktur beton digunakan
penambalan menggunakan material persamaan sebagai berikut
patching. 𝑎 = 𝐵𝑒𝑛 − 𝐵𝑟
𝑏 = 𝑥 − 𝐵𝑟
c. Pengambilan benda uji 𝑐 = 𝑦 − 𝐵𝑟
Pengambilan benda uji dilakukan 7 Dimana :
hari setelah pelaksanaan injeksi, Ben : Kuat tekan beton eksisting
menggunakan metode core drill normal (tidak rusak)
dengan diameter benda uji 10 cm dan Br: Kuat tekan beton eksisting rusak
panjang 20 cm sebanyak 15 sampel x: Kuat tekan perbaikan beton dengan
terdiri dari 5 sampel beton eksisting polyurethane
normal (tidak rusak), 5 sampel beton y: Kuat tekan perbaikan beton dengan
yang diperbaiki menggunakan material epoxy
epoxy dan 5 beton yang diperbaiki Mencari nilai efektifitas kuat tekan
menggunakan material polyurethae. beton :
1. Polyurethane (E1)
d. Pengujian benda uji 𝑏
𝐸1 = 𝑥 100%
Setelah pelaksanaan pekerjaan core 𝑎
drill di lapangan, dilakukan pengujian 𝑥 − 𝐵𝑟
= 𝑥 100%
benda uji berupa pengujian kuat tekan 𝑎
di laboratorium. Terdapat 15 sampel 2. Epoxy (E2)
𝑐
yang akan diuji yang terdiri dari 5 𝐸2 = 𝑥 100%
sampel beton eksisting normal (tidak 𝑎
𝑦 − 𝐵𝑟
rusak), 5 sampel beton yang diperbaiki = 𝑥 100%
𝑎
menggunakan material epoxy dan 5
beton yang diperbaiki menggunakan
material polyurethae.

26 Wahana TEKNIK SIPIL Vol. 24 No. 1 Juni 2019 19 - 32


HASIL DAN PEMBAHASAN silinder. Adapun hasil yang
Pengujian kuat tekan pada penelitian didapatkan adalah seperti pada
ini menggunakan 2 jenis metode, yaitu tabel 1 di bawah.
dengan metode hammer test dan b. Beton eksisting rusak (retak)
menggunakan mesin uji tekan Pengujian hammer dilakukan
(compression machine). Pada sepanjang garis keretakan untuk
pengujian kuat tekan menggunakan memperoleh nilai kekuatan beton
metode hammer test dilakukan pada eksisting retak. Pada pengujian ini
beton eksisting yang mengalami diambil lima pukulan pada setiap
keretakan yaitu sebanyak 12 bidang uji titik untuk mendapatkan nilai
keretakan dengan setiap keretakan rebound yang akan dianalisa
dilakukan 5 titik dengan arah pukulan - berdasakan SNI 03-4430-1997
90°. Sedangkan uji kuat tekan dengan tentang Metode pengujian elemen
mesin uji tekan (compression machine) struktur beton dengan alat palu
menggunakan benda uji berbentuk beton tipe N dan NR. Adapun
silinder yang berukuran 10 x 20 cm hasil yang didapatkan adalah
sebanyak 5 buah dengan 3 jenis benda seperti pada tabel 2 di bawah.
uji yang berbeda, yaitu beton eksisting c. Perbaikan beton dengan epoxy
normal, beton yang diperbaiki dengan Hasil dari pelaksanaan core drill
menggunakan material epoxy dan pada beton retak yang telah
beton yang diperbaiki dengan diperbaiki dengan menggunakan
menggunakan material polyurethane. material epoxy, kemudian
a. Beton eksisting normal (tidak dilakukan pengujian dan diperoleh
rusak) 5 sampel yang dianalisa
Hasil dari pelaksanaan core drill berdasarkan SNI 1974-2011
pada beton eksisting normal (tidak tentang cara uji kuat tekan beton
rusak), kemudian dilakukan dengan benda uji silinder. Adapun
pengujian dan diperoleh 5 sampel hasil yang didapatkan adalah
yang dianalisa berdasarkan SNI seperti pada tabel 3 di bawah.
1974-2011 tentang cara uji kuat
tekan beton dengan benda uji

Tabel 1. Data hasil pengujian kuat tekan beton eksisting normal


Kuat
Rata-
No Kode tekan Ket.
rata
(N/mm2)
1 P16 48.56
2 P17 63.29
3 P18 59.20 59.20 Eksisting
4 P19 61.72
5 P20 63.24

Kajian Perbaikan Struktur Perkerasan Kaku Menggunakan .. (Arif Junianto, dkk) 27


Tabel 2. Data hasil analisa hammer test pada beton eksisting rusak
Kuat
Rata-
No Kode tekan Ket.
rata
(N/mm2)
1 P1 26,20
2 P2 27,80
3 P3 27,80 27,04 Retak
4 P4 26,00
5 P5 27,40

Tabel 3. Data hasil pengujian kuat tekan beton epoxy


Kuat
Rata-
No Kode tekan Ket.
rata
(N/mm2)
1 P8 38.72
2 P11 29.64
3 P12 49.23 45.22 Epoxy
4 P13 63.54
5 P15 44.98

d. Perbaikan beton dengan Berdasarkan Gambar 6


polyurethane diatas, dapat disimpulkan bahwa
Hasil dari pelaksanaan core drill nilai kekuatan tekan dari 4 variasi
pada beton retak yang telah yang digunakan dalam penelitian
diperbaiki dengan menggunakan ini memiliki berbagai variasi nilai
material polyurethane, kemudian kuat tekan yang berbeda-beda.
dilakukan pengujian dan diperoleh Sehingga dari data tersebut tidak
5 sampel yang dianalisa dapat langsung disimpulkan hasil
berdasarkan SNI 1974-2011 dari pengujian kuat tekan tersebut,
tentang cara uji kuat tekan beton maka dari itu perlu dilakukan
dengan benda uji silinder. Adapun analisa statistika dengan
hasil yang didapatkan adalah menggunakan SPSS 2016 yaitu
seperti pada tabel 4 di bawah. menggunakan pengujian varian
Anova dengan metode Tukey HSD
Berdasarkan data hasil pengujian dan didapatkan data seperti pada
diperoleh nilai kekuatan beton dari 4 tabel 5 di bawah.
variasi yang berbeda yang dijelaskan
pada Gambar 6.

28 Wahana TEKNIK SIPIL Vol. 24 No. 1 Juni 2019 19 - 32


Tabel 4. Data hasil pengujian kuat tekan beton polyurethane
Kuat
Rata-
No Kode tekan Ket.
rata
(N/mm2)
1 P1 36.63
2 P5 22.66
3 P7 25.31 31.92 Polymer
4 P9 30.20
5 P10 44.82

60.00
55.00
50.00
45.00
40.00
Kuat tekan rata-rata

35.00
30.00 59.20
(N/mm2)

25.00
45.22
20.00
15.00 31.92
27.04
10.00
5.00
0.00
Beton Beton Beton Beton
Eksisting Perbaikan Perbaikan Eksisting
Rusak Polyurethane Epoxy Normal
Variasi Benda Uji

Gambar 6. Perbandingan kekuatan benda uji.

Tabel 5. Hasil analisa data metode Tukey HSD


95% Confidence Interval
(I) Jenis (J) Jenis Mean Difference
Std. Error Sig. Lower Upper
Percobaan Percobaan (I-J)
Bound Bound
Polyurethane -4.88400 5.27594 0.792 -19.9786 10.2106
Eksisting
Epoxy -18.18200 5.27594 0.016 -33.2766 -3.0874
Rusak
Eksisting Normal -32.16200 5.27594 0.000 -47.2566 -17.0674
Eksisting Rusak 4.88400 5.27594 0.792 -10.2106 19.9786
Polyurethane Epoxy -13.29800 5.27594 0.094 -28.3926 1.7966
Eksisting Normal -27.27800 5.27594 0.000 -42.3726 -12.1834
Eksisting Rusak 18.182 5.27594 0.016 3.0874 33.2766
Epoxy Polyurethane 13.29800 5.27594 0.094 -1.7966 28.3926
Eksisting Normal -13.98000 5.27594 0.075 -29.0746 1.1146
Eksisting Rusak 32.162 5.27594 0.000 17.0674 47.2566
Eksisting
Polyurethane 27.27800' 5.27594 0.000 12.1834 42.3726
Normal
Epoxy 13.98000 5.27594 0.075 -1.0937 29.0746
*. The mean difference is significant at the 0.05 level.

Berdasarkan pembacaan tabel diatas a. Ditinjau dari nilai beton eksisting


diketahui bahwa: rusak (retak)

Kajian Perbaikan Struktur Perkerasan Kaku Menggunakan .. (Arif Junianto, dkk) 29


Jika dibandingkan dengan nilai beton Jika dibandingkan dengan nilai beton
yang diperbaiki dengan polyurethane eksisting rusak (retak) diasumsikan
diasumsikan memiliki nilai kuat tekan memiliki nilai kuat tekan yang berbeda
yang sama karena memiliki nilai α = karena memiliki nilai α = 0.016
0.792 (lebih dari 0.05). Jika (kurang dari 0.05). Jika dibandingkan
dibandingkan dengan nilai beton yang dengan nilai beton yang diperbaiki
diperbaiki dengan epoxy diasumsikan dengan polyurethane diasumsikan
memiliki nilai kuat tekan yang berbeda memiliki nilai kuat tekan yang sama
karena memiliki nilai α = 0.016 karena memiliki nilai α = 0.094 (lebih
(kurang dari 0.05). Jika dibandingkan dari 0.05). Jika dibandingkan dengan
dengan nilai beton eksisting normal nilai beton eksisting normal
diasumsikan memiliki nilai kuat tekan diasumsikan memiliki nilai kuat tekan
yang berbeda karena memiliki nilai α = yang sama karena memiliki nilai α =
0.000 (kurang dari 0.05). 0.075 (lebih dari 0.05).
b. Ditinjau dari beton yang diperbaiki d. Ditinjau dari beton eksisting
dengan polyurethane normal (tidak rusak)
Jika dibandingkan dengan nilai beton Jika dibandingkan dengan nilai beton
eksisting rusak (retak) diasumsikan eksisting rusak (retak) diasumsikan
memiliki nilai kuat tekan yang sama memiliki nilai kuat tekan yang berbeda
karena memiliki nilai α = 0.792 (lebih karena memiliki nilai α = 0.000
dari 0.05). Jika dibandingkan dengan (kurang dari 0.05). Jika dibandingkan
nilai beton yang diperbaiki dengan dengan nilai beton yang diperbaiki
epoxy diasumsikan memiliki nilai kuat dengan polyurethane diasumsikan
tekan yang sama karena memiliki nilai memiliki nilai kuat tekan yang berbeda
α = 0.094 (lebih dari 0.05). Jika karena memiliki nilai α = 0.000
dibandingkan dengan nilai beton (kurang dari 0.05). Jika dibandingkan
eksisting normal diasumsikan memiliki dengan nilai beton yang diperbaiki
nilai kuat tekan yang berbeda karena dengan epoxy diasumsikan memiliki
memiliki nilai α = 0.000 (kurang dari nilai kuat tekan yang sama karena
0.05). memiliki nilai α = 0.075 (lebih dari
c. Ditinjau dari beton yang diperbaiki 0.05).
dengan epoxy

Tabel 6. Homogeneous subset metode Tukey HSD


Subset for alpha = 0.05
N
Jenis Percobaan 1 2 3
Eksisting Rusak 5 27.040
Polyurethane 5 31.924 31.924
Epoxy 5 45.222 45.222
Eksisting Normal 5 59.202
Sig. 0.792 0.094 0.075

30 Wahana TEKNIK SIPIL Vol. 24 No. 1 Juni 2019 19 - 32


Berdasarkan analisa Anova efektifitas sebesar 15,17 % sedangkan
metode Tukey dengan menggunakan kekuatan tekan beton eksisting rusak
nilai kuat tekan rata-rata 4 variasi sebesar 27,04 N/mm2 meningkat
dapat disimpulkan sebagai berikut: setelah dilakukan perbaikan
a. Perbaikan beton retak menggunakan material epoxy menjadi
menggunakan material 45,22 N/mm2 dengan nilai efektifitas
polyurethane dianggap sama atau sebesar 56,53 %. Hasil penelitian
tidak berpengaruh terhadap menunjukkan bahwa penggunaan
kekuatan beton rusak (1). material epoxy dalam perbaikan
b. Penggunaan material polyurethane struktur beton menggunakan metode
dan epoxy dianggap memiliki pressure grouting lebih baik daripada
pengaruh terhadap perbaikan material polyurethane.
keretakan beton (2).
c. Penggunaan material epoxy DAFTAR PUSTAKA
dianggap berpengaruh terhadap Aggarwal, L.K., Thapliyal, P.C.,
perbaikan keretakan beton karena Karade, S.R., 2007, Properties
memiliki nilai yang dianggap sama of Polymer Modified Mortars
dengan beton eksisting (3). Using Epoxy and Acrylic
Emulsion. Construction and
SIMPULAN Building Material. Vol.21,
Berdasarkan hasil analisis dan Hal.379-383.
pembahasan yang diuraikan diatas, Alfredo, D., Hutomo, K., Sudjarwo, P.,
dapat disimpulkan bahwa nilai Buntro. J., 2014, Analisa
kekuatan tekan rata-rata pada beton Penyebab dan Metode
eksisting normal (tidak rusak) sebesar Perbaikan yang Tepat pada
59,20 N/mm2. Setelah mengalami Beton yang Disebabkan oleh
keretakan, nilai kekuatan tekan rata- Faktor Non-Struktural. Tesis
rata pada beton mengalami penurunan Program Studi Teknik Sipil
menjadi sebesar 27,04 N/mm2. Universitas Kristen Petra
Perbaikan pada keretakan beton Surabaya. Jurnal Dimensi
dengan menggunakan material Pratama Teknik Sipil. Vol.3,
polyurethane menghasilkan nilai No.2, Hal.1-5.
kekuatan tekan rata-rata sebesar 31,92 Dachlan, A.T, 2010, Metode
N/mm2 sedangkan perbaikan Pelaksanaan Evaluasi
keretakan pada beton menggunakan Perbaikan Jalan Beton Dengan
material epoxy menghasilkan nilai Injeksi Semen, Cor di Tempat
kekuatan tekan rata-rata sebesar 45,22 Dan Beton Pra Cetak. Jurnal
N/mm2. Kekuatan tekan beton Jalan – Jembatan. Vol.27, No.2,
eksisting rusak sebesar 27,04 N/mm2 Hal.125-142.
meningkat setelah dilakukan perbaikan Isneini, M., 2009, Analisis Modulus
menggunakan material polyurethane Elastisitas Lentur Terhadap
menjadi 31.92 N/mm2 dengan nilai Loss Factor Beton Polimer.

Kajian Perbaikan Struktur Perkerasan Kaku Menggunakan .. (Arif Junianto, dkk) 31


Jurnal Rekayasa. Vol.13, No.1, Sipil Fakultas Teknik
Hal.67-76. Universitas Sebelas Maret.
Kementerian Pekerjaan Umum dan Surakarta.
Perumahan Rakyat, 2015, Supardi., 2013, Evaluasi Kerusakan
Pedoman Penstabilan Dan Jalan Pada Perkerasan Rigid
Pengembalian Elevasi Pelat dengan Menggunakan Metode
Beton Dengan Cara Grouting Bina Marga (Studi Kasus Ruas
Pada Perkerasan Kaku. Surat Jalan Sei Durian Rasau Jaya
Edaran Menteri PUPR No. 27. km 21 + 700 s.d km 24 + 700).
Jakarta Jurnal Garuda. Vol 13, No. 1,
Kusdiyono, 2012, Bahan Bangunan 2, Hal. 129-138.
Penerbit Polines Semarang. Yurmansyah, I., Mukhlisin, 2009,
Semarang. Perkuatan Struktur Beton
Primasasti, D.K., 2010, Tinjauan Kuat Gedung dengan Metode
Tekan dan Kuat Lentur Repair Grouting dan Glass Fiber.
Mortar Dengan Bahan Tambah Jurnal Rekayasa Sipil. Vol.V,
Polymer. Skripsi Jurusan teknik No.1, Hal.46-59.

32 Wahana TEKNIK SIPIL Vol. 24 No. 1 Juni 2019 19 - 32

You might also like