You are on page 1of 11

Prosiding Seminar Nasional Lingkungan Lahan Basah p-ISSN 2623-1611

Volume 4 Nomor 2 Halaman 404-414 April 2019 e-ISSN 2623-1980

PERAN AKUNTANSI KEBERLANJUTAN: AKUNTABILITAS DALAM EKOLOGI,


SOSIO, DAN EKONOMIK

Sustainability Accounting Role: Accountability in Ecology, Socio, and Economy

Syaiful Hifni 1*, Akhmad Sayudi 2, Atma Hayat 3


Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Lambung Mangkurat, Jalan Hasan Basry, Kayutangi, Banjarmasin, Indonesia
1* Penulis koresponden: shifni@yahoo.com, 2) sayudi.akhmad@yahoo.com, 3) ahayat@ulm.ac.id

Abstract
This article presents how organizations have the readiness to achieve implementation with the role of sustainability
accounting design. Goal-based to support the value of information through communication with the sustainability of
ecological information, social information, and information for economic (Financial) perspectives. This article is based on
survey research, which uses factors, namely organizational development (strategic, social, administrative, and technical)
using the sustainability accounting design feature as a system of the Global Reporting Initiative (GRI). Based on
coherence and correspondence where sustainability accounting is part of an integrated reporting system feature, the
study involved 86 (eighty-six) respondents (Lecturers and Students of Master of Accounting). The role of sustainability
accounting in a lot of literature, and based on perceptions of research respondents, is justified by the results: empirical
facts of measurement results by testing using non-parametric statistics namely Chi-Sqare and Contingency tables,
indicates a difference (X2 Observation of 31.56 > X2 Table of 26.296, with df = 16 at the level of X 2 : 0.05). There is a
relationship between organizational development and the role of sustainability accounting as part of an integrated
reporting system, with C Contingency 0.223, as a Small correlation: low relationship. While based on the Cramer
Coefficient of Association is 0.114 as "Slight correlation: almost negligible relationship. Here empirical facts show that
sustainable accounting has clarity on roles (goals and processes) for ecological, socio, and economic accountability for
the principles of environmental sustainability. This finding shows that wetlands as an integral part of ecology need to be
reported in sustainable accounting, namely with the relevance of the content and form of information, and explained by
aspects of social relations and economic perspectives.

Keywords: economic, organizational development, social, sustainability accounting, wetland ecology

1. PENDAHULUAN mengkomunikasikan “incremental” proses dari


organisasi terkait capaian kinerja ekonomik
Perspektif akuntabilitas dan kinerja organisasi (keuangan) dalam pengelolaan dan kerterkaitan
melalui peran akuntansi keberlanjutan (sustainability dengan keberlanjutan lingkungan (natural, socio).
accounting) yang terkait dengan konsep akuntansi Akuntansi keberlanjutan sebagai isu global dalam
lingkungan (environmental accounting) pelaporan keberlanjutan menjadi bagian dari
dikemukakan dalam milestone pelaporan tantangan pelembagaan sistem pelaporan
keberlanjutan menuju pelaporan terintegrasi 2020 terintegrasi (2020) sebagai ide yang digagas melalui
(IIRC 2011; GRI 2013). Sesuai dengan Hannah Global Reporting Initiative (Stubbs dan Higgins
(2010; Ministry of Environment (2002); ISO 26000, 2012; GRI 2013).
dan ISO 14001, makna definitif akuntansi Sesuai milestone dikemukakan tahapan
keberlanjutan terkait penekanan definisi dari sistem pelaporan global yang meliputi: (i) Pelaporan
akuntansi, manajemen lingkungan dalam model Keuangan (Financial Reporting); (ii) Komentar
pelaporan keberlanjutan (sustainability reporting). Manajemen (Management Commentary); (iii) Tata
Akuntansi lingkungan dinyatakan sebagai proses Kelola dan Renumerasi (Governance and
mengolah data/informasi yang menunjukkan Renumeration); (iv) Pelaporan lingkungan
bagaimana mengurangi dampak negatif dan (Environmental Reporting); (v) Pelaporan
menciptakan nilai positif organisasi dalam keberlanjutan (Sustainability Reporting) menuju
akuntabilitas lingkungan. Akuntansi keberlanjutan pelaporan terintegrasi dalam tahun 2020 (IIRC
sebagai outcome dari berbagai proses sistem 2011). Sistem pelaporan sebagai sarana dalam
akuntansi lingkungan melakukan pengukuran memenuhi akuntabilitas organisasi sesuai dengan
sebagai sistem akuntansi untuk pola pengelolaannya berkembang mengikuti isu-isu

© Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat, Universitas Lambung Mangkurat


404
Prosiding Seminar Nasional Lingkungan Lahan Basah p-ISSN 2623-1611
Volume 4 Nomor 2 Halaman 404-414 April 2019 e-ISSN 2623-1980

global lingkungan, seperti MDGs (2000-2015), (resources dependency theory). Berdasarkan


World Summit on Sustainable Development 2002; perspektif teori kelembagaan dapat menjadi alat
SDGs (2015-2030). Fitur akuntansi keberlanjutan penjelas terkait peran akuntansi keberlanjutan yang
sebagai pelaporan keberlanjutan terkait dengan dapat merepresentasikan perubahan isomorpik
tujuan pengelolaan dan pelaporan organisasi untuk kelembagaan. Secara mendasar suatu implementasi
kemaslahatan manusia dan planet (Hannah, 2010) praktek akuntansi organisasi dijelaskan melalui
yang menjadi bagian dari disain sistem pelaporan aspek coercive, normative and mimetic institutional
terintegrasi. Dalam konteks akuntabilitas pelaporan, isomorphics (DiMaggio and Powell 1983).
secara fungsional, substansi dari definisi, fungsi dan Pengembangan organisasi melalui
berkembangnya akuntansi berkelanjutan adalah kecerdasan organisasi dan pengetahuan
dari CSR dan bagaimana manajemen memberikan manajemen yang dinilai dalam sisi strategik, sosial,
akuntabilitas (Abrams 1951; Carroll 1979; Frederick teknis dan administratif (Albrecht 1983; 2002) dapat
2006). Perkembangan selanjutnya adalah dipicu isu menjadi alat dalam menilai keterterimaan sistem
kontemporer peran akuntansi keberlanjutan sebagai akuntansi keberlanjutan. Pelaporan keberlanjutan
milestone pelaporan global menuju 2020 (IIRC memiliki content element pelaporannya, meliputi 3
2011, Rankin et al. 2012; GRI, 2013), di mana tiga) levels sustainability (Elena and George 2017),
pelaporan lingkungan sebagai dasar dari yaitu. (i) Sustainable Society; (ii) Sustainable
eksisistensi model akuntansi berkelanjutan (Hannah Organization; (iii) Leadership for Sustainability.
2010, Jones dan Ratnatunga 2012; Elena and Sistem pelaporan fokus pada pertumbuhan
George 2017), hadir memberikan korespondesi ekonomi (economic growth), kesinambungan
model sistem akuntansi ini dengan tantangan untuk lingkungan (the environment), dan pengembangan
implementasinya. Sejumlah riset terkait aspek sosial (social development). Konsep model
akuntansi keberlanjutan dengan akuntabilitas pada pelaporan keberlanjutan menuju peran akuntansi
aspek keberlanjutan natural, sosial dan perspektif berkelanjutan mengelola dan melaporkan lebih dari
ekonomik dikemukakan secara kontingensi aspek profit dan perhatian juga pada people
(Bebbington 1997; Yongqiang 2011; DeSimone (lingkungan sosial) dan planet (lingkungan natural).
2013; Mark 2015; Matthew et al. 2016; Sejumlah kajian dilakukan memberikan fakta,
Nursyazwanni 2017; Carlos et al. 2018). Dalam salah satu yang pertama dari studi mendalam
konteks global terkait GRI (Global Reporting tentang kualitas pelaporan keberlanjutan untuk
Initiative & Global Reporting Index), ini menjadi isu entitas universitas yang termasuk dalam basis data
kontemporer yang mendorong semua organisasi GRI (Romolini et al. 2015). Perhatian terhadap
dapat memenuhi implementasi dengan menerapkan pelaporan keberlanjutan adalah sangat tinggi
sistem secara melembaga untuk kinerja dengan mengacu pada perspektif peran pendidikan
akuntabilitas. tinggi. Menilai koherensi dan korespondensi model
Menuju akuntabilitas peran akuntansi ini diperlukan untuk menilai tingkat penerapan
berkelanjutan dalam menyertai implementasi dalam kematangan pelaporan keberlanjutan;
sistem pelaporan terintegrasi di tahun 2020, organisasi melaporkan dan mengukur kualitasnya
menjadi penting dalam menilai pengembangan dengan mengevaluasi syarat Global Reporting
organisasi untuk dapat memenuhi implementasi Initiative (GRI). Implikasinya adalah dalam menilai
sistem akuntansi keberlanjutan. Sesuai perspektif tingkat capaian akuntabilitas dengan syarat
teori, hal ini dapat dijelaskan secara mendasar indikator kinerja Global Reporting Index (GRI)
dengan adanya tanggungjawab organisasi pada sebagai syarat yang penting diungkapkan dalam
stakeholders dan lingkungan dengan aspek pelaporan. Peran akuntansi berkelanjutan dapat
keagenan (Jensen dan Meckling 1976). Organisasi dijelaskan dengan prinsip kepatuhan pada nilai-nilai
bekerja dalam kondisi mengelola sumber daya global dalam akuntabilitas manajemen lingkungan
ekonomi yang terbatas, namun memerlukan kondisi natural, sosio (ISO 14001; ISO 26000). Ada minat
untuk dapat melakukan praktek bisnis yang yang meluas dalam standar global untuk memenuhi
akuntabel. Sesuai teori kelembagaan, organisasi pelaporan keberlanjutan untuk kesejahteraan, tetapi
tidak saja fokus pada aspek ekonomi, tetapi juga hambatan utama untuk mengembangkan ide ini
pada sisi lingkungan natural dan sosial (Carpenter adalah apakah mungkin mencapai konsensus
dan Feroz 2001; Comyns 2017). Teori kelembagaan universal dan bermakna tentang apa 'keberlanjutan'
merupakan komplemen dari teori ekonomi yang atau 'kesejahteraan' secara berarti (Hannah 2010).
memiliki makna umum (in general), dan dalam Sebagai aktifitas ilmiah, kajian kontingensi
konteks makna khusus (particular) dikemukakan dilakukan untuk menilai pengembangan organisasi
sebagai teori ketergantungan sumber daya

© Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat, Universitas Lambung Mangkurat


405
Prosiding Seminar Nasional Lingkungan Lahan Basah p-ISSN 2623-1611
Volume 4 Nomor 2 Halaman 404-414 April 2019 e-ISSN 2623-1980

dengan koherensi dan korespondensi dengan fitur tabel Chi-Kuadrat, yaitu dengan (baris – 1) x
sistem pelaporan keberlanjutan. (kolom -1).
Nilai koefisien kontingensi ( Contingency C)
2. METODE didapat dari rumus
C = √ X 2O / N + X 2 O
Penelitian menggunakan pendekatan penelitian Dalam hal ini, C = koefisien asosiasi yang nilainya
kuantitatif dengan statistik infrensial non terbatas antara 0 < 1; 0 = tidak ada hubungan dan
Parametrik. Subjeknya adalah aspek strategik, 1= hubungan sempurna; X2O = Chi- kuadrat
sosio, teknik, dan administartif terkait fitur pelaporan observasi; N = Jumlah frekuensi.
keberlanjutan. Nilai Koefisien kontingensi juga dihitung
Jenis data yang digunakan dalam penelitian berdasarkan rumus Cramer Coeefficient of
adalah data primer dan data sekunder. Metode Association dengan rumus: C = √ X2O /N (L-1)
pengumpulan data primer dilakukan dengan teknik untuk L = min ( b x k)
kuesioner, dokumentasi. Data sekunder Interpretasi terhadap nilai C didasarkan pada
dikumpulkan melalui data dokumentasi dari Laporan Guilford‟s Empirical Rule.
kajian sebelumnya pada aspek pelaporan
keberlanjutan. 3. HASIL DAN PEMBAHASAN
Populasi penelitian ini adalah dosen dan 3.1 Pengukuran Aspek Pengembangan
Mahasiswa pada Universitas Lambung Organisasi
Mangkurat dan Poliban Banjarmasin. Jumlah
populasi sasaran (Dosen) adalah 151 orang, dan Keterterimaan peran strategi tujuan fundamental
jumlah populasi sasaran mahasiswa adalah 51 adalah sangat kuat (90,69%) dalam membedakan
orang. Sampel yang dijadikan dasar menarik dan membentuk hubungan dengan peran akuntansi
kesimpulan untuk generalisasi dari populasi, keberlanjutan (Tabel 1).
jumlahnya ditentukan dengan dasar pendekatan
keterwakilan sampel secara judgment sampling, Tabel 1. Jumlah frekuensi jawaban Peran Strategi Tujuan
serta keterwakilan sampel yang memenuhi Fundamental
kesesuaian dengan teknik analisis data yang
Skor 1 Skor 2 Skor 3 Skor 4 Skor 5 Jumlah
digunakan. Jumlah sampel penelitian adalah 86 Frekuensi 0 0 7 1 78 86
(delapan puluh enam) responden. Sumber: Hasil pengolahan data (2018)
Menggunakan teknis statistic non
parametric yaitu Chi-kuadrat (Chi-square) dan Sesuai acuan penilaian pada 5 (lima) indikator
tabel Contingency dalam mengukur frekuensi peran strategik tujuan fundamental menunjukkan
observasi (Fo) dan frekuensi yang diharapkan koherensi dan korespondesi setiap indikator dalam
(Fe). Data dianalisis dengan analisis informasional, memberikan peran pada akuntansi keberlanjutan
dan analisis dengan menggunakan statitistik non (Tqabel 2). Dimensi akuntansi keberlanjutan
parametrik Chi-Kuadrat dan C Contingensi. Tahap sebagai bagian dari milestone menuju pelaporan
analisis data dilakukan dengan mengumpulkan terintegrasi, meliputi aspek fundamental, yaitu
skor untuk setiap variabel dengan masing-masing mengkomunikasikan aspek keberlanjutan dalam
indikator. Indikator yang dipenuhi diberi nilai 1 dan dimensi economy, environmental, dan society. Hal
tidak dipenuhi diberi nilaii 0. Jumlah maksimal ini dapat dijabarkan dijabarkan ke dalam pelaporan
setiap indikator dari setiap variabel adalah 5 dan keberlanjutan dengan tataran: corporate citizenship,
paling rendah nilai 0. creating share value, stakeholder engagement,
Penggunaan tabel Contingency: Tabel ini business ethics, corporate social reponsibility,
berisikan distribusi frekuensi observasi (Fo) yang sustainability. Perspektit peran akuntansi
dihasilkan dari tabulasi skor dari setiap indikator keberlanjutan adalah bagaimana kejelasan tujuan
dari satu variabel. Berdasarkan data FO dapat dari organisasi secara fundamental dalam
dihitung distribusi frekuensi yang diharapkan (Fe) menyajikan aspek keberlanjutan lingkungan dalam
yang dihasilkan dengan menggunakan rumus yang pelaporan organisasi (Maria et al. 2016). Tujuan
ditetapkan. Analisis: Nilai X2o dibandingkan dengan fundamental terkait pelaporan (Ministry of
nilai X2 tabel, yaitu untuk menguji HO1 tentang uji Environment 2002) adalah terkait dengan
beda, di mana jika X2O > X2 tabel maka H01 dapat pemenuhan fungsi dan peran dari sistem informasi
ditolak, dan sebaliknya jika X2O < X2 tabel maka lingkungan organisasi. Tujuan mendasar adalah
H01 tidak dapat ditolak. X2 tabel ditentukan sesuai untuk (i) mengkomunikasikan nilai biaya konservasi
lingkungan (environmental conservation cost) dan

© Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat, Universitas Lambung Mangkurat


406
Prosiding Seminar Nasional Lingkungan Lahan Basah p-ISSN 2623-1611
Volume 4 Nomor 2 Halaman 404-414 April 2019 e-ISSN 2623-1980

hal yang berkiatan dan bernilai dalam manfaat panduan sebagai guiding principles dalam
ekonomik (economic benefit associated) berkaitan penerapan fungsi peran akuntansi keberlanjutan
dengan aktifitas konservasi lingkungan komunikasi informasi. Ada penekanan bahwa
(environmental conservation activities) sebagai pemangku kepentingan dapat mempengaruhi
kinerja ekonomik atau keuangan (finance keputusan organisasi dalam mengadopsi praktek
performance); (ii) manfaat konservasi lingkungan pelaporan lingkungan dan memberikan penguatan
(environmental conservation benefit) sebagai kinerja pada lead to competitive advantage organisasi
lingkungan (environmental performance). Tujuan (Vera et al. 2016). Hal ini terkait mandatori untuk
tersebut dipenuhi melalui fungsi akuntansi menyajikan sesuai prinsip pada tujuan pelaporan
lingkungan yang melakukan fungsi identifikasi, dengan pengungkapan akuntabilitas aspek
klasifikasi dan pengukuran beban dan manfaat (cost environmental, social, and governance (ESG). Hal
dan benefit) dari aktifitas organisasi dalam ini juga termasuk dalam hal menerima
mengelola, dan dalam keterkaitan dengan aspek pengungkapan pelaporan organisasi terkait isu
ekonomik (keuangan), lingkungan social dan kualitas mutu global pada manajemen lingkungan
lingkungan natural. Melalui akuntansi berkelanjutan (ISO 26000; ISO 14001).
fungsi sistem akuntansi lingkungan dikomunikasikan
sebagai “incremental process” dari sistem akuntansi Tabel 3. Jumlah frekuensi jawaban Peran Strategi Prinsip
lingkungan. Secara internal terdapat tujuan Panduan
mendasar dari peran pelaporan, yaitu: memenuhi Skor 1 Skor 2 Skor 3 Skor 4 Skor 5 Jumlah
informasi aspek lingkungan dalam cost dan benefit Frekuensi 1 0 5 5 75 86
untuk pengambilan keputusan organisasi. Secara Sumber: Hasil pengolahan data (2018)
eksternal memberikan informasi dalam ukuran
Tabel 4. Tanggapan responden pada aspek strategik
kuantitatif terkait akuntabilitas pengelolaan pengembangan Peran Strategi Prinsip Panduan
lingkungan kepada stakeholders organisasi.
No Uraian Ya Tidak
Tabel 2. Tanggapan responden pada aspek strategi 1 Prinsip pelaporan terintegrasi berorientasi 85 1
pengembangan Peran Strategi Tujuan Fundamental masa depan
No Uraian Ya Tidak 2 Untuk memungkinkan keputusan yang 82 4
komprehensif pada aspek pengelolaan serta
1 Meningkatkan kualitas informasi yang tersedia 85 1 akuntabel
untuk pihak penyedia modal keuangan
3 Prinsip keterkaitan dan ketergantungan 81 5
2 Memungkinkan alokasi yang lebih efisien dan 82 4 antara aspek capital dalam menciptakan
produktif dari modal (new capitals) selain modal nilai dari waktu ke waktu,
keuangan
4 Prinsip pemenuhan informasi yang 82 4
3 Meningkatkan akuntabilitas dan pelayanan 84 2 menghubungkan kepentingan antara
untuk dasar yang luas dari aspek Modal “new stakeholders.
capitals” ( keuangan, manufaktur, intelektual,
manusia, sosial dan hubungan, dan alam), 5 Prinsip kualitas informasi dalam hubungan 83 3
organisasi dengan stakeholders kunci
4 Pemenuhan informasi yang mendukung 83 3 organisasi;.
pengambilan keputusan dengan tindakan yang
Sumber: Hasil pengolahan data (2018)
berfokus pada penciptaan nilai dalam jangka
pendek, menengah dan panjang.
Dalam batas GRI, peran prinsip panduan
5 Tujuan informasi untuk meningkatkan 81 5
pemahaman tentang saling keterkaitan dari
memberikan relasi dengan syarat kinerja sistem
aspek Modal “new capitals” ( keuangan, manajemen mutu global (ISO 26000). Sebagai
manufaktur, intelektual, manusia, sosial dan Guidance on Social Responsibility, serta ISO
hubungan, dan alam), (14001) sebagai ISO Manajemen lingkungan.
Sumber: Hasil pengolahan data (2018) Pernyataan terkait pengelolaan yang akuntabel,
selaras dikemukakan Sistem tata kelola perusahaan
Keterterimaan strategi prinsip panduan
yang mewujudkan orientasi tanggung jawab sosial
adalah dalam hubungan yang kuat (87,21%) dalam
(CSR) perusahaan yang berbeda. vis-a` -vis para
membedakan dan membentuk hubungan dengan
pemangku kepentingan perusahaan sebagai
peran akuntansi keberlanjutan (Tabel 3).
konteks stakeholders- dapat dilihat sebagai faktor
Sesuai acuan penilaian pada 5 (lima) indikator
penentu sumber daya khusus kelompok yang tidak
peran strategik prinsip panduan (guiding principles)
akan dapat dipindahtangankan di berbagai negara-
menunjukkan koherensi dan korespondesi setiap
bangsa, yang mengarah pada kinerja korporat dan
indikator dalam memberikan peran pada akuntansi
ekonomi yang berbeda (Manzur and Claudio 2017).
keberlanjutan (Tabel 4). Prinsip yang memberikan

© Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat, Universitas Lambung Mangkurat


407
Prosiding Seminar Nasional Lingkungan Lahan Basah p-ISSN 2623-1611
Volume 4 Nomor 2 Halaman 404-414 April 2019 e-ISSN 2623-1980

Keterterimaan fungsi teknis syarat kunci membedakan dan membentuk hubungan dengan
pelaporan kuat berperan (79,06%) dalam peran akuntansi keberlanjutan (Tabel 7).
membedakan dan membentuk hubungan dengan
peran akuntansi keberlanjutan (Tabel 5). Tabel 6. Tanggapan responden pada aspek teknis
pengembangan Fungsi Teknis Syarat Kunci
Pelaporan (key requirement)
Tabel 5. Jumlah frekuensi jawaban Fungsi Teknis Syarat Kunci
Pelaporan
No Uraian Ya Tidak
Skor 1 Skor 2 Skor 3 Skor 4 Skor 5 Jumlah 1 Dijabarkan ke dalam sistem komunikasi 81 5
Frekuensi 1 2 6 9 68 86 yang dirancang dan teridentifikasi;
Sumber: Hasil pengolahan data (2018) 2 Dijabarkan dari prinsip ke dalam cara teknis 80 6
dengan mengelola informasi yang ringkas –
Mengacu hasil pengukuran pada 5 (lima) item relevan
indikator menunjukkan syarat kunci pelaporan yang 3 Dijabarkan dari justifikasi manajemen pada 76 10
mendukung peran akuntabilitas melalui peran isi pelaporan;
akuntansi keberlanjutan (Tabel 6). Peran akuntansi 4 Pemenuhan informasi ringkas yang material 83 3
dengan validitas informasi yang memenuhi
keberlanjutan hadir melalui kejelasan pengukuran konsistensi untuk periode pelaporan
elemen cost dan benefit. Juga pemenuhan pada informasi.
syarat definisi, dan peran akuntansi keberlanjutan 5 Dijabarkan dari prinsip ke dalam cara teknis 77 9
juga berkaitan dengan pengakuan dalam periode dengan mengelola informasi berkelanjutan
pelaporan, klasifikasi elemen, serta pengungkapan yang memenuhi daya banding waktu ke
elemen informasi yang diperlukan dalam kejelasan waktu, serta dengan organisasi lain.
Sumber: Hasil pengolahan data (2018)
proses pelaporan. Fungsi teknis pemenuhan syarat
kunci pelaporan dari fitur pelaporan keberlanjutan Tabel 7. Jumlah frekuensi jawaban Fungsi Teknis Isi Elemen
memerlukan dasar kualitas pada isi informasi dan Laporan
bentuk informasi. Sesuai acuan (Ministry of
Environment, 2002) dikemukakan “Environmental Skor 1 Skor 2 Skor 3 Skor 4 Skor 5 Jumlah
Accounting under Guidelines”, yang meliputi antara Frekuensi 1 3 6 11 65 86
lain berbagai dimensi untuk informasi akuntansi Sumber: Hasil pengolahan data (2018)

lingkungan. Informasi yang menunjukkan


Mengacu pada pengukuran 5 (lima) item
bagaimana hubungan lingkungan kelolaan dengan
fungsi teknis isi elemen laporan menunjukkan
Negara atau pemerintahan, dan terkait target
adanya peran akuntansi keberlanjutan dengan
aktifitas organisasi untuk akuntabel pada
kejelasan proses pengkomunikasian informasi
lingkungan. Pada perspektif organisasi hal ini juga
(Tabel 8). Beberapa studi dikembangkan sesuai
meliputi focus pelaporan pada sektor swasta
dengan ide Global Reporting Initiative (GRI/IIRC
(private), dan masyarakat. Konteks komunikasi
2014), dalam menetapkan “the index of
terkait tiga key facets, yaitu: (i) biaya konservasi
environmental report” (Carlos, et al, 2018). Hal ini
lingkungan (nilai uang), (ii) manfaat pelestarian
diimplementasikan dalam padanan dan penjabaran
lingkungan (unit fisik), dan (iii) manfaat ekonomi
dari isi elemen laporan dalam 95 items. Elemen
yang terkait dengan kegiatan pelestarian lingkungan
dibagi ke dalam 7 (tujuh) struktur kategori, yaitu : (i)
(dalam nilai moneter). Peran akuntansi dipenuhi
structure of governance and management systems,
untuk mengidentifikasi, mengukur dan
(ii) credibility, (iii) environmental development
mengkomunikasikan kegiatan organisasi/
indikators, (iv) environmental expenses, (v) vision
perusahaan berdasarkan pada biaya pelestarian
and strategy, (vi) environmental profile, and (vii)
lingkungan atau manfaat ekonomi yang terkait
environmental initiatives. Perspektif isi elemen
dengan kegiatan pelestarian lingkungan, kinerja
pelaporan dikemukakan terkait dengan identifikasi
keuangan perusahaan yang dinyatakan dalam nilai
elemen cost and benefit dari aktifitas konservasi
moneter, dan lingkungannya. Implementasinya
lingkungan, menyediakan cara terbaik yang
dalam komunikasi informasi akan meliputi, seperti
mungkin dari pengukuran secara kuantitatif dari
pengelolaan dan pelaporan aspek lahan basah
transaksi (transactions), kejadian (events) dan
yang menjadi kelolaan dan keterkaitan hadirnya
peristiwa (circumstances) terkait lingkungan sosio,
akuntabilitas organisasi (Pemerintah, Private,
natural dalam ukuran kuantitatif (accounting
Sosio).
number), dan dapat mendukung
Keberterimaan fungsi teknis isi elemen
pengkomunikasiannya (Ministry of Environment
laporan adalah kuat berperan (75,58%) dalam
2002).

© Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat, Universitas Lambung Mangkurat


408
Prosiding Seminar Nasional Lingkungan Lahan Basah p-ISSN 2623-1611
Volume 4 Nomor 2 Halaman 404-414 April 2019 e-ISSN 2623-1980

dilakukan pada stakeholders organisasi Malaysian


Tabel 8. Tanggapan responden pada aspek teknis automotive suppliers.
pengembangan Fungsi Teknis Isi Elemen Laporan
Tabel 10. Tanggapan responden pada aspek Peran Sosio
No Uraian Ya Tidak Ekonomi dalam Relasi Lingkungan
1 Informasi tentang gambaran organisasi 78 8
dengan lingkungan eksternal untuk resiko No Uraian Ya Tidak
dan peluang
2 Informasi sebagai pelaporan aspek tata kelola 77 9 1 Memberikan dasar komunikasi informasi yang 80 6
organisasi dengan kinerja keuangan serta menciptakan nilai manajemen dengan mitra
kinerja non keuangan bisnis
3 Informasi tentang aspek model bisnis 81 5 2 Informasi terkait komunikasi manajemen 75 11
organisasi terkait visi dan strategi organisasi dengan masyarakat terkait nilai generasi di
4 Informasi terkait aspek strategik pada 79 7 masa depan
tantangan dan ketidakpastian dalam alokasi 3 Informasi terkait komunikasi dengan legislator 80 6
sumber daya dan regulator, dan pasar pada perkembangan
5 Informasi sebagai dasar persiapan dan dan 79 7 dan tahapan sistem pelaporan terintegrasi
presentasi untuk aspek–aspek yang diukur dengan tahap pelaporan sebelumnya
dan dievaluasi (Laporan keuangan, Komentar manajemen,
Sumber: Hasil pengolahan data (2018) Tata Kelola dan renumerasi, Pelaporan
lingkungan,)
Keterterimaan peran sosio ekonomi dalam 4 Informasi terkait aspek human dengan relasi 82 4
relasi lingkungan adalah kuat berperan (74,41 %) sosial lingkungan organisasi (terkait
dalam membedakan dan membentuk hubungan komunikasi dampak ekonomi, sosial, dan
lingkungan organisasi)
dengan peran akuntansi keberlanjutan (Tabel 9).
5 Informasi fokus pada aspek nilai anggota 81 5
organisasi dan lingkungan didasarkan realitas
Tabel 9. Jumlah frekuensi jawaban Peran Sosio EQkonomi
”human relations”
dalam Relasi Lingkungan
Sumber: Hasil pengolahan data (2018)
Skor 1 Skor 2 Skor 3 Skor 4 Skor 5 Jumlah
Frekuensi 1 1 5 15 64 86 Sesuai tabel di atas, menunjukkan
Sumber: Hasil pengolahan data (2018) keterterimaan implementasi kebijakan administrasi
pelaporan adalah kuat berperan (80,23 %) dalam
Pengukuran pada 5 (lima) item indikator dari membedakan dan membentuk hubungan dengan
peran sosio ekonomi dalam relasi lingkungan peran akuntansi keberlanjutan (Tabel 11).
memberi kejelasan tujuan akuntabilitas organisasi
melalui peran akuntansi keberlanjutan (Tabel 10). Tabel 11. Jumlah frekuensi jawaban Implementasi Kebijakan
Dalam perspektif sosio ekonomi, kajian Administrasi Pelaporan
menunjukkan perbedaan tipe kepemilikan
Skor 1 Skor 2 Skor 3 Skor 4 Skor 5 Jumlah
berhubungan dengan implementasi Corporate Frekuensi 1 0 4 12 69 86
Social Responsibility (CSR). Dalam implementasi, Sumber: Hasil pengolahan data (2018)
ini memerlukan perhatian pada bentuk ownership by
employees, individuals, and firms yang dalam kajian Hasil pengukuran pada 5 (lima) item indikator
menunjukkan hubungan rendah (relatively poor) implementasi kebijakan administrasi pelaporan
dengan corporate social policies dari organisasi, menunjukkan peran akuntabilitas melalui akuntansi
terkait peluang investasi yang dilakukan keberlanjutan (Tabel 12). Sebagai sistem informasi,
(Lammertjan and Bert 2012). Hal ini memberikan akuntansi keberlanjutan memerlukan lingkungan
fakta bahwa untuk bentuk organisasi tertentu praktek berbasis standar akuntansi. Kondisi
selayaknya menjadi pioneer implementasi akuntansi kekinian akuntansi keberlanjutan menunjukkan
keberlanjutan. Kajian (Nursyazwani et al. 2017) implementasi pelaporan masih berdasarkan pada
menunjukkan hubungan positif dan signifikan antara kepatuhan pada regulasi untuk akuntabilitas
CSR practices and CSRP serta hubungan antara manajemen lingkungan (sektor publik/
CSR practices dengan ISO 26000. ISO 26000 pemerintahan). Pada sektor swasta (private),
menjadi mediasi hubungan antara CSR practices implementasi akuntansi keberlanjutan masih
dan CSRP. Hasil menunjukkan bahwa ISO 26000 sebagai pengungkapan pada pelaporan sistem
dapat dipertimbangkan sebagai partial mediator. informasi akuntansi keuangan atau melalui laporan
Fakta menunjukkan dampak dari implementasi CSR tahunan organisasi. Untuk pelembagaan sistem
practices pada performance yang meningkat akuntansi keberlanjutan, terdapat acuan global yang
dengan ISO 26000 sebagai mediator. Kajian dapat dijadikan dasar kebijakan sistem akuntansi

© Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat, Universitas Lambung Mangkurat


409
Prosiding Seminar Nasional Lingkungan Lahan Basah p-ISSN 2623-1611
Volume 4 Nomor 2 Halaman 404-414 April 2019 e-ISSN 2623-1980

keberlanjutan, seperti dari Dewan Standar Tabel 13. Jumlah frekuensi jawaban Peran Akuntansi
Akuntansi Keberlanjutan (SASB). Sebagai Berkelanjutan
organisasi nirlaba independen, misi dewan ini Skor 1 Skor 2 Skor 3 Skor 4 Skor 5 Jumlah
adalah mengembangkan dan menyebarluaskan Frekuensi 0 1 1 10 74 86
standar akuntansi keberlanjutan yang membantu Sumber: Hasil pengolahan data (2018)
perusahaan publik menyingkap informasi penting
dan bermanfaat bagi para investor serta pemangku Pengukuran pada 5 (lima) item indikator peran
kepentingan terkait pelaporan (SASB; CDSB, 2017). akuntansi keberlanjutan menujukkan kejelasan
Misi dicapai melalui proses ketat yang mencakup tujuan dan kejelasan proses (Otley 1980; Sawyer
penelitian berbasis bukti dan partisipasi pemangku 1992) dari fungsi akuntansi lingkungan (Tabel 14).
kepentingan yang luas dan seimbang. SASB Sistem akuntansi keberlanjutan dibangun dari
mengembangkan Indikator Kinerja Utama (KPI) perluasan fokus lingkungan pelaporan.
untuk menyajikan aspek keberlanjutan lingkungan Keterterimaan dalam koherensi dan korespondensi
dalam pelaporan. SASB menyediakan serangkaian peran akuntansi keberlanjutan dengan persepsi
standar untuk melaporkan organisasi atau penerimaan menunjukkan hadirnya peran dari
perusahaan dari semua sektor, merujuk Kerangka model akuntansi keberlanjutan (koherensi dan
CDSB untuk informasi lingkungan dan pelaporan korespondensi) untuk pemenuhan akuntabilitas
modal alam sebagai panduan lebih lanjut untuk lingkungan. Hal ini sesuai dengan tujuan dan proses
metrik lingkungan. Juga ada kajian yang akuntansi pada level keberlanjutan (sosio, natural
menunjukkan perlunya “role of country” dalam dan ekonomi). Fokus pada akuntansi dengan
memenuhi level pengungkapan aspek lingkungan, lingkungan sebagai proses yang diimplementasikan
sosial, dan tata kelola dan perlunya peran regulasi untuk mengurangi dampak negatif dan sebaliknya
untuk melembagakan akuntansi keberlanjutan meningkatkan dampak positif dari pengelolaan
(Maria et al. 2016). Di Indonesia, regulasi yang organisasi dalam keberlanjutan economi,
memiliki keterkaitan dengan asas keberlanjutan lingkungan, dan masyarakat. Implikasinya pada
lingkungan adalah Peraturan Pemerintah No. kehadiran akuntansi keberlanjutan sebagai fasilitasi
27/1999 tentang Analisis Dampak Lingkungan organisasi dalam memenuhi outcome dari proses
(AMDAL) serta Peraturan Presiden Nomor 59 environmental accounting. Perspektif kebenaran
Tahun 2017 tentang Pelaksanaan Pencapaian pragmatis dikemukakan Rosalind & James (2008),
Tujuan Berkelanjutan (TPB). menunjukkan hubungan positif pada organisasi
yang melakukan penilaian kembali melalui
Tabel 12. Implementasi kebijakan administrasi pelaporan pelaporan akuntansi keberlanjutan dan lingkungan.
Kajian Mark (2015) menunjukkan bahwa Uni Eropa
No Uraian Ya Tidak
(UE) baru-baru ini merevisi sejumlah alat dan
1 Memiliki transparansi yang luas dengan 80 6
instrumen untuk pelaporan informasi keuangan dan
stewardship untuk semua kapital (New
capitals) non-keuangan, termasuk arahan modernisasi Uni
2 Berkaitan dengan focus pelaporan dalam 80 6 Eropa, arahan UE pada pengungkapan informasi
keseluruhan dimensi waktu (Jangka pendek, non-keuangan dan keragaman, Arahan Efisiensi
menengah, dan jangka panjang, serta masa Energi Uni Eropa, Pembebasan polutan Eropa dan
lalu, kekinian dan ke depan) daftar transfer, skema perdagangan emisi UE, yang
3 Memiliki fitur yang fokus pada respons 78 8 terintegrasi pencegahan polusi dan kontrol direktif.
peristiwa individual /spesifik organisasi terkait Peran akuntansi keerlanjutan penting mengacu
penciptaan nilai suatu organisasi
pada pandangan dalam World Summit on
4 Memerlukan regulasi organisasi terkait 83 3
pemenuhan ”technology enabled” Sustainable Development 2002, dikemukakan:
5 Memerlukan kebijakan organisasi untuk 85 1
“Promote the development and wider use of earth
implementasi metode, teknik dan prosedur observation technologies, including satellite remote
pelaporan sensing, global mapping and geographic information
Sumber: Hasil pengolahan data (2018) systems, to collect quality data on environmental
impacts, land use and land use changes” Secara
Keterterimaan peran akuntansi berlanjutan nasional Indonesia dengan basis regulasi telah
(kejelasan tujuan dan kejelasan proses ) adalah menetapkan peran Sistem Informasi Lingkungan (SI
kuat memberikan peran untuk akuntabilitas AMDAL). Hal ini untuk memfasilitasi isi regulasi
lingkungan (86,04 %) (Tabel 13). pasal 63 ayat (1) huruf u, ayat (2) huruf o, ayat (3)
huruf l UU No. 32 Tahun 2009, “Pemerintah,
pemerintah provinsi dan pemerintah kabupaten/kota

© Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat, Universitas Lambung Mangkurat


410
Prosiding Seminar Nasional Lingkungan Lahan Basah p-ISSN 2623-1611
Volume 4 Nomor 2 Halaman 404-414 April 2019 e-ISSN 2623-1980

mengelola informasi lingkungan hidup tingkat lingkungan, implementasi kebijakan administrasi


nasional, provinsi dan kabupaten/kota”. pelaporan. Perbedaan ini ditunjukkan dari
penolakan H.1.0, karena X2 observasi (31,56) yang
Tabel 14. Peran akuntansi keberlanjutan lebih besar dari X2 tabel (26,296) (Tabel 16).
Berdasarkan pada C Contingency = √ Xo2 / (N
No Uraian Ya Tidak
+ Xo ) =√ 31.56/ (602 + 31.56) = 0,223 dan sesuai
2
1 Fungsi penyesuaian atas perubahan 85 1
dengan Cramer Coefficient of Assiciation =√ Xo2/ N
lingkungan pelaporan
(L – 1), dalam hal ini L = min ( b x k) = √ 31.56/ 602
2 Memenuhi integrasi nilai pelaporan yang 81 5
akuntabel (5-1) = 0,114, H.2.0. ditolak. Ini berarti terdapat
3 Memberikan diferensiasi pelaporan 83 3
hubungan antara peran akuntansi keberlanjutan
komprehensif dengan bentuk pelaporan dengan peran Strategik tujuan fundamental dan
keuangan prinsip panduan, fungsi teknis syarat kunci
4 Merepresentasikan aspek nilai ekonomi, 83 3 pelaporan dan penjabara isi elemen laporan, peran
sosial, dan lingkungan sebagai tujuan sosio ekonomi dalam relasi lingkungan,
kurikulum implementasi kebijakan administrasi pelaporan.
5 Sebagai pilihan tujuan serta evaluasi 83 3 Sesuai interpretasi terhadap nilai Coeeficient
program pembelajaran terkait nilai organisasi
dan lingkungan
Contingeny didasarkan Guilford’s Empirical Rule
Sumber: Hasil pengolahan data (2018)
menunjukkan tingkat hubungan antar variable
sesuai koefisien C Contingensi sebesar 0,223
Terdapat perbedaan peran akuntansi sebagai Small correlation ; low relationship,
keberlanjutan dengan peran strategik tujuan sementara berdasarkan Cramer Coefficient of
fundamental dan prinsip panduan, fungsi teknis Association sebesar 0,114 sebagai “Slight
syarat kunci pelaporan dan penjabara isi elemen correlation: almost negligible relationship„.
laporan, peran sosio ekonomi dalam relasi

Tabel 15. Contingency dan Chi Kuadrat Observasi Peran Akuntansi keberlanjutan

Variabel X1.1 X.1.2 X2.1. X2.2. X3 X4 Y Jumlah


Sangat Berperan
Skor 5 (Fo) 78 75 68 65 64 69 74 493
Fe 70.429 70.429 70.429 70.429 70.429 70.429 70.43
Berperan
Skor 4 (Fo) 1 5 9 11 15 12 10 63
Fe 9 9 9 9 9 9 9
Cukup Berperan
Skor 3 (Fo) 7 5 6 6 5 4 1 34
Fe 4.8571 4.8571 4.8571 4.8571 4.8571 4.8571 4.857
Kurang Berperan
Skor 2 (Fo) 0 0 2 3 1 0 1 7
Fe 1 1 1 1 1 1 1
Tidak Berperan
Skor 1 (Fo) 0 1 1 1 1 1 0 5
Fe 0.7143 0.7143 0.7143 0.7143 0.7143 0.7143 0.714
Jumlah 86 86 86 86 86 86 86 602
Sumber: Hasil pengolahan data (2018)

4. SIMPULAN DAN SARAN aspek pengembangan organisasi: (X11) Peran


Strategi Tujuan Fundamental, Peran Strategik
Simpulan dari penelitian adalah sebagai berikut. Prinsip Panduan (X1.2.), Fungsi Teknis Syarat
1. Peran akuntansi keberlanjutan dikemukakan Kunci Pelaporan (X2.1.), Fungsi Teknis Isi
sesuai perspektif kajian, literatur, serta arah Elemen Laporan (X2.2), Peran Sosio ekonomi
praktek dalam kondisi kekiniannya. Dalam Relasi Lingkungan (X3), Implementasi
2. Kajian ini memberikan fakta empiris bahwa Kebijakan Administrasi Pelaporan (X4),

© Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat, Universitas Lambung Mangkurat


411
Prosiding Seminar Nasional Lingkungan Lahan Basah p-ISSN 2623-1611
Volume 4 Nomor 2 Halaman 404-414 April 2019 e-ISSN 2623-1980

memberikan X2 observasi (31,56) yang lebih besar untuk hadirnya peran akuntansi keberlanjutan
daripada X2 tabel (26,296). Hal ini menunjukkan (Y) untuk mendukung pemenuhan akuntabilitas
bahwa peran pengembangan organisasi dapat organisasi pada tataran: ekonomik (financial),
memenuhi pembeda dan adanya hubungan sosio dan lingkungan natural.

Tabel 16. Chi Kuadrat Observasi

X.1.1 X1.2. X2.1. X2.2. X3 X4 Y Jumlah


7.5714 4.5714 -2.429 -5.429 -6.4286 -1.429 3.5714
57.327 20.898 5.898 29.469 41.327 2.0408 12.755
Xo Observasi 0.814 0.2967 0.0837 0.4184 0.5868 0.029 0.1811 2.4097
-8 -4 0 2 6 3 1
64 16 0 4 36 9 1
Xo Observasi 7.1111 1.7778 0 0.4444 4 1 0.1111 14.444
2.1429 0.1429 1.1429 1.1429 0.1429 -0.857 -3.8571
4.5918 0.0204 1.3061 1.3061 0.0204 0.7347 14.878
Xo Observasi 0.9454 0.0042 0.2689 0.2689 0.0042 0.1513 3.063 4.7059
-1 -1 1 2 0 -1 0
1 1 1 4 0 1 0
Xo Observasi 1 1 1 4 0 1 0 8
-0.714 0.2857 0.2857 0.2857 0.2857 0.2857 -0.7143
0.5102 0.0816 0.0816 0.0816 0.0816 0.0816 0.5102
Xo Observasi 0.7143 0.1143 0.1143 0.1143 0.1143 0.1143 0.7143 2
X2 observation 31.56
X2 tabel 26.296
N 602
Sumber: Hasil pengolahan data (2018)

3. Sesuai konteks literatur, dikemukakan: “The 4. Hasil kajian yang dilakukan di berbagai negara
accountancy profession has an important role bersifat kontingensi, yaitu tergantung pada
in defining and delivering the means by which aspek penentu lingkungan global pada
sustainable development is measured and penyesuaiannya di lingkungan akuntansi
reported” (Hannah 2010). Profesi akuntansi keberlanjutan diimplementasikan. Prinsipnya,
memiliki peran penting dalam mendefinisikan keseluruhannya menjelaskan, mengendalikan
dan memenuhi cara di mana pembangunan dan memprediksi praktek akuntansi
berkelanjutan diukur dan dilaporkan. Akuntansi keberlanjutan kekinian dan ke depan sesuai
keberlanjutan sebagai hilir dari akuntansi keterkaitan dengan nilai yang disepakati secara
lingkungan. Akuntansi lingkungan memenuhi global (MDGs, World Summit on Sustainable
dan melengkapi proses dalam mengurangi Development 2002, SDGs, ISO 26000; ISO
dampak negatif dan meningkatkan dampak 14001), serta Standar akuntansi keberlanjutan.
positif dari organisasi dalam mengelola, dan 5. Di Indonesia, sesuai regulasi yang ditetapkan
dalam keterkaitan dengan lingkungan social Pemerintah telah dipenuhi acuan untuk upaya
dan lingkungan natural selaras upaya keberlanjutan lingkungan. Untuk sektor
mencapai kinerja ekonomi (keuangan) pemerintahan Di Indonesia, melalui SAP (PP
organisasi. Akuntansi keberlanjutan sebagai Nomor 71 tahun 2010) sudah digariskan
hilir dari akuntansi lingkungan sebagai sistem perspektif pelaporan keuangan APBN/APBD
informasi akuntansi yang memiliki tujuan (goal yang memberikan informasi aspek ekonomi
clarity) dari proses akuntansi lingkungan (keuangan) serta juga aspek social dan
dengan mengkomunikasikan incremental lingkungan natural. Berbasis regulasi secara
process dalam bentuk dan isi informasi terkait 3 nasional pada sektor pemerintahan telah
P (Profit, People, Planet) atau keberlanjutan difasilitasi Sistem Informasi AMDAL. Hal ini
aspek kinerja ekonomik (keuangan), kinerja merepresentasikan akuntabilitas pemerintah
lingkungan social (CSR), dan keberlanjutan dalam pelaporan lingkungan berkelanjutan. Hal
kinerja lingkungan (natural). ini juga memperkuat sistem akuntansi

© Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat, Universitas Lambung Mangkurat


412
Prosiding Seminar Nasional Lingkungan Lahan Basah p-ISSN 2623-1611
Volume 4 Nomor 2 Halaman 404-414 April 2019 e-ISSN 2623-1980

pemerintahan yang menyajikan laporan Mangkurat atas dukungan dana melalui PNBP
keuangan dengan keharusan mengungkapkan Tahun 2018.
aspek keberlanjutan social dan natural (PP
Nomor 71 tahun 2010). 6. DAFTAR PUSTAKA
6. Pada sektor dunia usaha, aspek keberlanjutan
masih menjadi bagian pengungkapan atas Albrecht K. 1983. Organization Development.
laporan keuangan organisasi (entitas bisnis). Terjemahan: Anwar S. Penerbit Angkasa,
Peran Akuntansi Keberlanjutan melalui Bandung.
akuntabilitas dalam Ekologi, Sosio, dan Albrecht K. 2002. Organizational Intelligence &
Ekonomik sampai saat sekarang dilakukan Knowledge Management: Thinking Outside the
Silos, The Executive Perspective, Executive White
sebagai elemen pelaporan yang diungkapkan
Paper. http://www.KarlAlbrecht.com. Diakses: 15
dalam laporan keuangan atau laporan tahunan. Agustus 2017.
Dari hasil penelitian ini disarankan berikut. Abrams FW. 1951, Management Responsibilities in a
1) Aspek koherensi dan korespondensi dari aspek Complex World, Harvard Business Review, 29 (3)
pengembangan organisasi ini dapat dijadikan pp 54-64;
model penentu dalam implementasi peran Baldini M, Maso LD, Liberatore G, Mazzi F, Terzani S.
sistem akuntansi keberlanjutan pada 2016. Role of country- and firm-level determinants
lingkungan prakteknya. in environmental, social, and governance
2) Pelaporan akuntansi keberlanjutan pada entitas disclosure. J Bus Ethics 150: 79–98.
pemerintahan termasuk BUMN, BUMD yang https://doi.org/10.1007/s10551-016-3139-1.
Bebbington J. 1997. Engagement, education and
sudah memiliki dasar regulasi selayaknya
sustainability: A review essay on environmental
dapat memenuhi peran akuntansi keberlanjutan accounting. Accounting, Auditing & Accountability
menuju implmenetasinya. Hal ini menjadi Journal 10(3): 365-381.
penting, seperti terkait pengelolaan lahan Camilleri MA. 2015. Environmental, social and
basah (wetland-ecology) berkelanjutan. governance disclosures in Europe. Sustainability
Akuntansi keberlanjutan dengan level Accounting, Management and Policy Journal 6(2):
keberlanjutan pada aspek lingkungan natural 224-242. DOI 10.1108/SAMPJ-10-2014-0065.
bertanggunggjawab menempatkan Carroll BA. 1979. A three dimensional conceptual model
kesinambungan lingkungan sosial terkait motif of corporate performance. Academy of
ekonomi dari bisnis atau aktifitas organisasi. Management Review 4(4): 497-505.
https://doi.org/10.5465 /https://sholar.google.co.id
Kepatuhan pada regulasi pemerintah dengan
Carpenter LV, Feroz H, Ehsan. 2001. Institutional theory
sertifikasi standar dalam pelaporan sector and accounting rule choice: An analysis of four US
diperlukan agar pengungkapan pelaporan State Governments‟ Decisions to adopt generally
aspek ESG dalam akuntansi keberlanjutan accepted accounting principle. Accounting,
yang masih dalam tataran syarat standar dalam Organizations, and Society.
pelaporan keuangan menjadi elemen pelaporan Cavagnaro E, Curiel G. 2017. The Three Levels of
akuntansi keberlanjutan yang diatur standar Sustainability. Routledge, New York.
akuntansi keberlanjutan. https://books.google.co.id
3) Pada sektor swasta (private) perlunya upaya Comyns B. 2017. Climate change reporting and
mengatasi tantangan ke depan melalui otoritas multinational companies: Insights from institutional
theory and international business. Accounting
akuntansi yang sistem akuntansi keberlanjutan
Forum.
sudah relevan untuk dipenuhi dengan adopsi http://dx.doi.org/10.1016/j.accfor.2017.07.003 .
standar yang menjadi landasan penerapan DeSimone P. 2013, Financial and Sustainability
akuntansi berkelanjutan sebagai sistem Reporting in the United States, Sustainable
melembaga, sehingga akuntabel. Hal ini Investments Institute (Si2) Investor Responsibility
diperlukan sebagai pengujian capaian Research Center Institute (IRRCI), Washington.
akuntabilitas organisasi yang implementasi www.siinstitute.org.
audit atas akuntansi keberlanjutannya DiMaggio PJ, Powel WW. 1983. The iron cage revisited:
memerlukan syarat hadirnya acuan standar. Institutional isomorphism and collective rationallity
in organizational fields. American Sociological 48:
147-160.
5. UCAPAN TERIMA KASIH Faisal F. 2018. Perkembangan Sustainability Accounting
Terkini; Sustainability Accounting & Reporting
Kami menyampaikan terima kasih kepada Fakultas Theory, Practice & Research Agenda, MAKSI, FEB
Ekonomi dan Bisnis, Universitas Lambung

© Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat, Universitas Lambung Mangkurat


413
Prosiding Seminar Nasional Lingkungan Lahan Basah p-ISSN 2623-1611
Volume 4 Nomor 2 Halaman 404-414 April 2019 e-ISSN 2623-1980

ULM, Banjarmasin, 27 Oktober 2018 (Workshop Peraturan Pemerintah Nomor 27 Tahun 1999 tentang
PPL) Analisis Dampak Lingkungan
Frederick CW. 2006. Corporation Be Good, The Story of Peraturan Pemerintah Nomor 71 Tahun 2010 tentang
Corporate Social Responsibility, First Published, Standar Akuntansi Pemerintahan
Dog Ear Publishing, Indianapolis. Peraturan Presiden Nomor 59 Tahun 2017 tentang
www.dogearpublishing.net Pelaksanaan Pencapaian Tujuan Berkelanjutan
GRI [Global Reporting Initiiative]. 2013. The (TPB),
sustainability content of integrated reports – a Rankin M, Stanton P, McGowan S, Ferlauto K, Tilling M.
survey of pioneers, Research & Development 2012. Contemporary Issues in Accounting. John
Series, The sustainability content 54 of integrated Wiley & Sons, New York.
reports – a survey of pioneers, Romolini A, Silvia F, Elena G. 2015. Quality disclosure in
www.globalreporting.org; sustainability reporting: evidence from universities.
Hannah J. 2010. Sustainability reporting matters: what Transylvanian Review of Administrative Sciences
are national governments doing about it? The 44 E: 196-218. https://www.google.com/search
Association of Chartered Certified Accountants, Rosalind HW, James CM. 2008. Voluntary disclosure of
London intellectual capital in New Zealand annual reports
IRRC [The International Integrated Reporting and the “hidden value”. Journal of Human
Committee]. 2011. Towards Integrated Reporting: Resource Costing & Accounting 12(1): 26-50. DOI
Communicating Value in the 21st Century, 10.1108/14013380810872725
www.theiirc.org. Sawyer JE. 1992. Goal and process clarity: Specification
Jensen CM, Meckling HW. 1976. Theory of the firm: of multiple constructs of role ambiguity and a
Managerial behaviour, agency costs and ownership structural equation model of their antecedents and
structure, Journal of Financial Economics. consequences. Journal of Applied Psychology 77:
Jones S, Ratnatunga J. 2012. Contemporary Issues in 130-142.
Sustainability Accounting, Assurance and SASB; CDSB. 2017. Converging on Climate Risk: CDSB,
Reporting. Emerald Group Publishing Limited, The SASB, and The TCFD, The Emerging
Bingley, UK. Alignment of Market Based Approaches, to
Lammertjan D, Scholtens B. 2012. Does Ownership Type Climate Related Financial Disclosure,
Matter for Corporate Social Responsibility? /https://www.cdsb.net/sustainability-accounting-
Corporate Governance: An International Review. standards-board-sasb
20(3): 233–252. doi:10.1111/j.1467- Sekaran U. 2006. Research Methods for Business
8683.2011.00907.x (Metode Penelitian Untuk Bisnis), Buku 2. Salemba
Mata C, Fialho A, Eugenio T. 2018. A decade of Empat, Jakarta.
environmental accounting reporting: What we Siegel S. 1994. Statistik Non Parametrik Untuk Ilmu-Ilmu
know? Journal of Cleaner Production. Sosial. PT Gramedia Pustaka Utama, Jakarta,
www.elsevier.com/locate/jclepro Stubbs W, Higgins C. 2012. Sustainability and Integrated
Manzur R, Claudio C. 2017, National corporate social Reporting: A Study of the Inhibitors and Enablers of
policy, corporate governance systems, and Integrated Reporting, School of Geography and
organizational capabilities. Corporate Governance Environmental Science, Monash University.
17(1): 13-29. DOI 10.1108/CG-02-2016-0037 Undang-Undang Nomor 32 tahun 2009 tentang
Ministry of Environment. 2002. Environment Accounting Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup
Guidelines. Vera Ferr_on Vilchez, Nicole Darnall, Juan Alberto
https://scholar.google.co.id/scholar?q=environment Arag_on Correa. 2016. Stakeholder influences on
al+accounting+guidelines+2002&hl=id&as_sdt=0& the design of firms‟ environmental practices.
as_vis=1&oi=scholart Journal of Cleaner Production.
Matthew BW, Salaga S, Mercado H. 2016, Determinants www.elsevier.com/locate/jclepro,
of managerial engagement in environmental http://dx.doi.org/10.1016/j.jclepro.2016.10.129
responsibility in the public assembly facility sector. Yongqiang G. 2011. CSR in an emerging country: a
Management Decision 54(8): 2084-2102. DOI content analysis of CSR reports of listed
10.1108/MD-04-2016-0242 companies, Baltic Journal of Management 6(2):
Nursyazwani MF, Habidin NF, Hibadullah SN, Ong SYY. 263-291. DOI 10.1108/17465261111131848;
2017. Practices, ISO 26000 and performance www:http://www.cimaglobal.com/Thought-
among Malaysian automotive suppliers. Social leadership/Newsletters/Insight-e-magazine/Insight-
Responsibility Journal 13(1): 203-220. DOI 2014/Insight-January-2014/IIRC-integrated-
10.1108/SRJ-09-2015-0136 reporting-framework-launched/
Otley DT. 1980, The contingency theory of management
accounting: Achievement and Prognosis.
Accounting, Organization and Society 5: 413-418.

-----

© Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat, Universitas Lambung Mangkurat


414

You might also like