You are on page 1of 13

FaST- Jurnal Sais dan Teknologi e - ISSN 2598-9596

Vol. 2, No. 1, Mei 2018

PEMANFAATAN BUAH LEUNCA (Solanum nigrum L.) DALAM PEMBUATAN


MINUMAN SARI BUAH

[UTILIZATION OF BLACK NIGHTSHADE (Solanum nigrum L.) IN THE MAKING OF


FRUIT JUICE]

Yuniwaty Halim1*, Diana Effendi1, dan C.C. Nurwitri2


1
Jurusan Teknologi Pangan, Universitas Pelita Harapan,
Jl. M.H. Thamrin Boulevard, Tangerang 15811, Banten
2
Departemen Ilmu dan Teknologi Pangan, Institut Pertanian Bogor.
Kampus IPB, Jl. Raya Darmaga Bogor
*Korespondensi penulis : yuniwaty.halim@uph.edu

ABSTRACT
Black nightshade (Solanum nigrum L.) fruit contains many antioxidant compounds,
however, utilization of black nightshade as food or beverage product has not been much
studied. The research was aimed to determine sugar concentration and acid source used in
black nightshade juice making to obtain a product that is acceptable for the panelists and to
observe the black nightshade juice quality changes during storage. Sugar concentration used
were 10%, 12.5%, and 15%. Acids used were from citric acid, belimbing wuluh (Averrhoa
bilimbi) and lime (Citrus aurantifolia). It was found that the selected formulation was black
nightshade juice added with 15% of sugar concentration and acid added from belimbing
wuluh (Averrhoa bilimbi). This formula has acceptance value of 4.41± 1.357 and the IC50
value of 2118.0582 ± 96.3983 mg/L. Storage was done for 6 weeks in refrigerated
temperature. During storage, quality of black nightshade juice decreased after 2 weeks,
observed from decrease in its antioxidant activity, total phenolic and flavonoid compound.
Keywords : acid, antioxidant activity, black nightshade fruit juices, storage

ABSTRAK
Buah leunca (Solanum nigrum L.) mengandung banyak komponen antioksidan, tetapi
pemanfaatan buah leunca sebagai produk makanan maupun minuman belum banyak
dilakukan. Penelitian ini bertujuan untuk menentukan konsentrasi gula dan asam yang
digunakan pada pembuatan minuman sari buah leunca untuk menghasilkan produk yang
dapat diterima oleh panelis, serta mengamati perubahan kualitas sari buah leunca selama
penyimpanan. Konsentrasi gula yang digunakan adalah 10%, 12,5%, dan 15%. Asam yang
digunakan bersumber dari asam sitrat, Acids used were from citric acid, belimbing wuluh
(Averrhoa bilimbi), dan jeruk nipis (Citrus aurantifolia). Formulasi terpilih pada penelitian
ini adalah sari buah leunca yang ditambahkan dengan konsenstrasi gula sebesar 15% dan
asam dari belimbing wuluh (Averrhoa bilimbi). Formulasi ini memiliki nilai penerimaan
sebesar 4,41± 1,357 dan nilai IC50 sebesar 2118,0582 ± 96,3983 mg/L. Penyimpanan
dilakukan selama 6 minggu pada suhu dingin. Selama penyimpanan, kualitas sari buah leunca
menurun setelah 2 minggu, dilihat dari penurunan aktivitas antioksidan, total fenolik, dan
total flavonoid.
Kata kunci :asam, aktivitas antioksidan, sari buah leunca, penyimpanan

58
FaST- Jurnal Sais dan Teknologi e - ISSN 2598-9596
Vol. 2, No. 1, Mei 2018

PENDAHULUAN Penelitian ini bertujuan untuk

Leunca (Solanum nigrum L.) mengetahui konsentrasi asam dan gula yang

merupakan salah satu buah yang sering ditambahkan untuk menutupi rasa pahit pada

digunakan sebagai lalapan bagi masyarakat minuman sari buah leunca, sehingga dapat

Indonesia. Daun tanaman leunca banyak dihasilkan minuman sari buah leunca yang

dimanfaatkan untuk obat-obatan herbal dapat diterima oleh panelis. Selain itu,

dengan khasiat sebagai antidiuretik, penelitian ini juga bertujuan untuk

antidisentri, antiinflamasi, dan anti kanker mengetahui perubahan mutu minuman sari

sedangkan pemanfaatan buahnya sebatas buah leunca selama penyimpanan.

sebagai lalapan di Indonesia. Buah dari BAHAN DAN METODE


tanaman ini mengandung banyak komponen
Bahan dan Alat
nutrisi seperti mineral, vitamin, dan protein.
Bahan utama yang digunakan dalam
Buah leunca juga mengandung banyak
penelitian ini adalah buah leunca (Solanum
senyawa-senyawa free radical scavengers
nigrum L.) yang diperoleh dari Pasar Anyar,
seperti flavonoid, asam fenolik, alkaloid,
Tangerang. Bahan lain yang digunakan
kuinon, tanin yang berperan sebagai
adalah air, asam sitrat, belimbing wuluh
antioksidan sehingga leunca dapat dikatakan
(Averrhoa bilimbi) yang diperoleh dari Pasar
sebagai salah satu sumber antioksidan yang
Anyar, Tangerang, jeruk nipis (Citrus
baik (USDA, 2015; Arulmozhi et al., 2010).
aurantifolia) yang diperoleh dari Pasar
Kurangnya konsumsi buah leunca dapat
Anyar, Tangerang, dan gula pasir (sukrosa).
disebabkan oleh rasa pahit yang dimilikinya.
Alat-alat yang digunakan dalam
Rasa pahit yang terdapat pada buah leunca
penelitian ini adalah alat-alat gelas,
sebenarnya berasal dari kandungan alkaloid
waterbath “Memmert”, kain saring, kulkas
yang dimilikinya, sehingga untuk
(intercool), UV-Vis spektofotometer
memaksimalkan manfaat antioksidan dalam
“Barnstead Turner”, steam distillation unit
buah leunca, dapat dilakukan pengolahan
“Buchi”, peralatan Soxhlet, rotary
seperti pembuatan minuman sari buah
evaporator, hand refractometer “ATAGO”,
leunca. Pemanfaatan buah leunca dalam
pH meter, kromameter “Minolta CR-400”,
pembuatan minuman buah sari leunca
tabung Durham, laminar air flow, dan
diharapkan dapat meningkatkan konsumsi
colony counter.
buah leunca dan menjadi salah satu bentuk
Metode Penelitian
diversifikasi leunca.
Metode penelitian yang digunakan
adalah metode eksperimental yang terdiri

59
FaST- Jurnal Sais dan Teknologi e - ISSN 2598-9596
Vol. 2, No. 1, Mei 2018

dari dua tahap. Penelitian tahap pertama kemudian dihancurkan menggunakan


bertujuan untuk menentukan konsentrasi blender dengan perbandingan penambahan
penambahan gula (10%, 12,5%, dan 15%) air 1:1. Hasil campuran kemudian disaring
dan jenis asam (asam sitrat, belimbing menggunakan kain saring dan dihasilkan
wuluh, dan jeruk nipis) untuk dapat filtrat sari buah leunca.
menghasilkan minuman sari buah leunca Filtrat sari buah leunca diberi
yang dapat diterima oleh panelis. penambahan asam hingga mencapai nilai pH
Penelitian tahap kedua bertujuan 4, hal ini dilakukan untuk menghambat
untuk mengetahui perubahan mutu dari pertumbuhan mikrobiologi dalam produk.
minuman sari buah leunca yang dihasilkan Jenis asam yang ditambahkan berasal dari
selama penyimpanan. Minuman sari buah tiga jenis yaitu asam sitrat, belimbing
leunca yang terpilih pada penelitian tahap wuluh, dan jeruk nipis. Proses pembuatan
pertama disimpan pada suhu refrigerator sari buah belimbing wuluh dilakukan
selama 6 minggu dengan pengamatan per dengan menyortir dan mencuci buah, lalu
minggu. Parameter utama yang diamati diberi penambahan air dengan perbandingan
adalah aktivitas antioksidan, total fenolik 1:1 dan kemudian menghancurkannya
(Jung et al., 2011; Maurya dan Singh, 2010) menggunakan alat blender. Hasil campuran
dan total flavonoid (Huang et al., 2004), disaring menggunakan kain saring dan
serta uji mikrobiologi yang meliputi Angka dihasilkan sari buah belimbing wuluh.
Lempeng Total (Bell et al., 2005 dengan Untuk jeruk nipis, filtrat dihasilkan dari
modifikasi), Escherichia coli (BSN, 2006), pemerasan langsung.
dan Staphylococcus aureus (BSN, 2011). Filtrat sari buah leunca yang telah
diberi penambahan asam sesuai masing-
Pembuatan Sari Buah Leunca
masing perlakuan juga diberikan
Buah leunca yang telah disortir
penambahan gula (sukrosa) dengan
dicuci dengan air bersih yang mengalir.
konsentrasi yang divariasikan dari
Buah leunca kemudian diberi perlakuan
konsentrasi 10%, 12.5% dan 15% dari
blansir menggunakan metode blansir dengan
volume akhir minuman sari buah leunca
air panas pada suhu 80°C selama 3.3 menit
(Koswara, 2006). Minuman sari buah leunca
berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan
kemudian dilanjutkan ke tahap Pasteurisasi
oleh Hartinah (2012). Blansir dilakukan
yang dilakukan pada suhu 65°C selama 15
untuk menginaktivasi enzim dan
menit. Proses Pasteurisasi dilakukan dengan
meminimalisasi kontaminasi. Setelah
tujuan untuk membunuh mikroba patogen.
melalui tahapan blansir, buah leunca
(Saadah dan Estiasih, 2015).

60
FaST- Jurnal Sais dan Teknologi e - ISSN 2598-9596
Vol. 2, No. 1, Mei 2018

Produk minuman sari buah leunca sebagai kontrol, dengan mengganti 1 ml


yang dihasilkan terlebih dahulu diuji sampel dengan 1 ml metanol. Radical
aktivitas antioksidannya (Amin dan Lee, scavenging activity dapat dihitung dengan
2005 dengan modifikasi). Sebanyak 5 rumus % radical scavenger activity =

formulasi yang memiliki aktivitas


antioksidan tertinggi dilanjutkan untuk
Persentase radical scavenger activity
analisis dengan uji organoleptik. Uji
kemudian digunakan untuk membentuk
organoleptik yang dilakukan adalah uji
persamaan regresi linear yang akan
hedonik (Ajenifujah-Solebo dan Aina, 2011
digunakan untuk menentukan nilai IC50.
dengan modifikasi) yang meliputi warna,
Persamaan regresi linear y = ax + b dengan
rasa manis, rasa asam, aroma asam,
nilai y = 50 yang memiliki arti inhibisi 50%
aftertaste pahit, dan penerimaan
dan nilai x sebagai nilai IC50 sampel.
keseluruhan.
Dari hasil analisis tersebut dipilih 1 Total Fenolik (Jung et al., 2011; Maurya
dan Singh, 2010)
formulasi terpilih minuman sari buah leunca
berdasarkan tingkat penerimaan panelis Total fenolik ditentukan dengan
yang kemudian dianalisis proksimat metode Folin-ciocalteau. Sampel sebanyak
(AOAC, 2005) dan dilakukan uji 0,5 ml ditambahkan dengan 2,5 ml reagen
penyimpanan. Folin-Ciocalteau (diencerkan 10 kali) lalu
ditambahkan juga dengan larutan natrium
Uji Aktivitas Antioksidan (Amin dan Lee,
2005 dengan modifikasi) karbonat 7,5% sebanyak 2 ml. Sampel yang
telah dicampur tersebut kemudian
Uji aktivitas antioksidan dilakukan
didiamkan selama 30 menit pada ruang
dengan metode DPPH (2.2-difenil-1-
gelap. Blanko dibuat dengan mengganti
pikrilhidrazil). Larutan DPPH dibuat dengan
akuades sebagai pengganti sampel. Standar
menggunakan 10 mg bubuk DPPH ke dalam
yang digunakan adalah asam galat.
126,8 ml metanol. Pengujian diawali dengan
Absorbansi diukur dengan spektrofotometer
pencampuran 1 ml sampel ke dalam 1,5 ml
pada panjang gelombang 760 nm.
0,2 mM DPPH yang kemudian didiamkan
selama 30 menit dalam ruang gelap. Total Flavonoid (Huang et al., 2004)
Pengujian dilanjutkan dengan pengukuran Total kandungan flavonoid diuji
absorbansi sampel menggunakan UV-Vis menggunakan metode kolorimetri AlCl3.
Sprektofotometer dengan panjang Sampel sejumlah 1 ml ditambahkan dengan
gelombang 517 nm. Metanol digunakan larutan AlCl3 2% sebanyak 1 ml dan

61
FaST- Jurnal Sais dan Teknologi e - ISSN 2598-9596
Vol. 2, No. 1, Mei 2018

didiamkan selama 5 hingga 10 menit. penanaman, kondisi pertumbuhan hingga


Setelah itu, sampel diukur absorbansinya penanganan tanamannya pun berbeda.
pada panjang gelombang 415 nm. Standar Tabel 1. Hasil uji proksimat buah leunca
Parameter Jumlah
yang digunakan quercertin. Blanko dibuat
Kadar Air (%) 89,53
dengan mengganti sampel dengan akuades. Kadar Abu (%) 7,7
Lemak (%) 0,66
Rancangan Percobaan Protein (%) 1,72
Rancangan percobaan yang Karbohidrat by difference (%) 0,39
Energi (kal/100g) 13,03
digunakan dalam penelitian tahap pertama
menggunakan Rancangan Acak Lengkap
Aktivitas Antioksidan, Total Fenolik, dan
(RAL) faktorial dengan dua faktor dan tiga Total Flavonoid Sari Buah Leunca
kali ulangan, yaitu konsentrasi penambahan Uji aktivitas antioksidan yang
gula yang terdiri dari 3 level (10%, 12,5%, dilakukan pada buah sari buah leunca
15%) dan jenis asam yang terdiri dari 3 level menghasilkan nilai IC50 sebesar 206,5542 ±
(asam sitrat, belimbing wuluh, jeruk nipis). 9,3771 mg/L. Menurut Qusti et al., (2010),
Rancangan percobaan yang bahan pangan dengan aktivitas antioksidan
digunakan pada penelitian tahap kedua tinggi memiliki nilai IC50 yang berada dalam
adalah Rancangan Acak Lengkap (RAL) kisaran 10 – 1000 mg/L. Oleh karena itu,
faktorial dengan satu faktor dan tiga kali sari buah leunca dapat dikatakan memiliki
ulangan. Faktor yang digunakan adalah lama aktivitas antioksidan yang tinggi.
penyimpanan (minggu ke-0, ke-1, ke-2, ke- Jumlah total fenolik yang terkandung
3, ke-4, ke-5, dan ke-6). adalah sebesar 14,3267 ± 0,6344 mg GAE/
mL sari buah leunca. Jumlah total flavonoid
HASIL DAN PEMBAHASAN
yang terkandung dalam sari buah leunca
Hasil Analisis Proksimat Buah Leunca adalah sebesar 9,1944 ± 0,1055 mg QE/ml
Hasil analisis proksimat buah leunca dapat sari buah leunca.
dilihat pada Tabel 1. Berdasarkan hasil yang
Aktivitas Antioksidan Minuman Sari
diperoleh didapatkan hasil yang sedikit Buah Leunca
berbeda dengan kandungan gizi buah leunca Sebanyak 9 formulasi minuman sari
yang dinyatakan oleh Edmonds dan Chweya buah leunca dianalisis aktivitas
(1997), yaitu pada kadar protein dan antioksidannya terlebih dahulu..Secara
karbohidratnya. Perbedaan tersebut keseluruhan, nilai IC50 yang dimiliki oleh
dikarenakan perbedaan sumber buah leunca formulasi-formulasi tersebut lebih tinggi
yang digunakan sehingga dari cara jika dibandingkan dengan nilai IC50 yang
dimiliki oleh buah leunca sebagai sumber

62
FaST- Jurnal Sais dan Teknologi e - ISSN 2598-9596
Vol. 2, No. 1, Mei 2018

bahan baku utama. Peningkatan nilai IC50 digunakan dapat menyebabkan penurunan
dikarenakan oleh suhu dan lama Pasteurisasi aktivitas antioksidan dari produk minuman
yang digunakan. Febrianti, et al. (2014) sari buah, yang dalam hal ini ditandai
menyatakan bahwa semakin tinggi suhu dan dengan peningkatan nilai IC50.
semakin lama waktu Pasteurisasi yang

Keterangan: Notasi huruf yang berbeda menunjukkan adanya beda signifikan (p<0,05)

Gambar 1. Pengaruh interaksi antara jenis asam dan konsentrasi gula terhadap nilai IC50
minuman sari buah leunca

Hasil uji statistik nilai IC50 antioksidannya lebih baik. Sari buah
menunjukkan adanya perbedaan signifikan belimbing wuluh memiliki nilai IC50 sebesar
(p<0,05) yang disebabkan oleh jenis asam 544,4021 mg/L, sedangkan jeruk nipis
maupun konsentrasi gula, dan terdapat sebesar 987,6494 mg/L dan asam sitrat
interaksi (p<0,05) yang signifikan di antara sebesar 3188,7903 mg/L.
kedua faktor tersebut. Uji lanjut interaksi
Dari hasil tersebut kemudian dipilih
jenis asam dan konsentrasi gula terhadap
lima formulasi minuman yang memiliki
nilai IC50 minuman sari buah leunca
dilakukan menggunakan uji lanjut Duncan. aktivitas antioksidan tertinggi. Lima
Hasil uji lanjut dapat dilihat pada Gambar 1. formulasi tersebut kemudian dilanjutkan ke
Nilai IC50 menunjukkan bahwa tahap uji organoleptik (uji hedonik) untuk
aktivitas antioksidan dari minuman sari buah
didapatkan formulasi minuman sari buah
leunca yang menggunakan jenis asam
leunca terpilih berdasarkan tingkat
belimbing wuluh lebih rendah daripada jenis
asam lainnya, yang berarti aktivitas penerimaan panelis.

63
FaST- Jurnal Sais dan Teknologi e - ISSN 2598-9596
Vol. 2, No. 1, Mei 2018

Organoleptik Minuman Sari Buah Leunca Rasa


Uji organoleptik yang dilakukan Pada uji hedonik, terdapat dua
merupakan uji hedonik. Uji organoleptik parameter yang berkaitan dengan rasa, yaitu
dilakukan pada 70 orang panelis yang tidak rasa manis dan rasa asam. Kedua parameter
terlatih. Parameter yang diuji pada uji ini muncul karena terdapat dua rasa
hedonik adalah warna, rasa manis, rasa dominan pada produk minuman sari buah
asam, aroma asam, aftertaste pahit, dan yang dihasilkan.
penerimaan keseluruhan. Tingkat kesukaan panelis terhadap
Warna parameter rasa manis dan rasa asam paling
Hasil uji hedonik pada parameter tinggi dimiliki oleh minuman sari buah
warna menunjukkan adanya perbedaan leunca dengan jenis asam belimbing wuluh
signifikan (p<0,05) di antara sampel yang dan konsentrasi gula 15%. Pada parameter
diuji. Berdasarkan hasil tersebut, formulasi rasa manis tidak ditunjukkan adanya
minuman sari buah leunca yang perbedaan yang signifikan (p>0,05) namun
menggunakan jenis asam belimbing wuluh untuk rasa asam terdapat perbedaan yang
dan konsentrasi gula 15% paling disukai signifikan (p<0,05). Gambar 3 menunjukkan
oleh panelis dari segi parameter warna. hasil uji lanjut analisis hedonik parameter
Hasil uji lanjutnya dapat dilihat pada rasa manis dan rasa asam.
Gambar 2. 7
4,53 ± 1,40a
4,63 1,31b

4,09 ± 1,148a
4,17 ± 1,33a
4,27 ± 1,25b
3,96 ± 1,20ab

7 6
4,09 1,25a
1,24ab

4,01 ± 1,22a

4,01 ± 1,20a
3,99 ± 1,29a

3,94 ± 1,38a
3,71 ± 1,24a

3,77 ± 1,17a
3,59 ± 1,23a

nilai hedonik rasa

6
nilai hedonik warna

5
3,84

5
4
4
3
3

2 2

1 1
B. Wuluh B. Wuluh B. Wuluh Asam Sitrat Jeruk Nipis B. Wuluh B. Wuluh B. Wuluh Asam Sitrat Jeruk Nipis
(Gula 10%) (Gula (Gula 15%)(Gula 10%) (Gula 10%) (Gula 10%) (Gula (Gula 15%) (Gula 10%) (Gula 10%)
12.5%) 12.5%)
formulasi sampel Formulasi sampel
rasa manis rasa asam
Keterangan: Notasi huruf menunjukkan beda nyata
Keterangan: Notasi huruf menunjukkan beda nyata (p<0,05); 1=sangat tidak suka, 7=sangat suka
(p<0,05); 1=sangat tidak suka, 7=sangat suka
Gambar 3. Pengaruh formulasi sampel
Gambar 2. Pengaruh formulasi sampel terhadap nilai hedonik pada
terhadap nilai hedonik pada parameter rasa manis dan
parameter warna rasa asam

64
FaST- Jurnal Sais dan Teknologi e - ISSN 2598-9596
Vol. 2, No. 1, Mei 2018

Aroma Asam Aftertaste Pahit


Uji hedonik yang dilakukan untuk Parameter aftertaste pahit diuji untuk
parameter aroma asam menunjukkan adanya mengetahui penilaian dan tingkat kesukaan
perbedaan signifikan (p<0,05) di antara panelis terhadap rasa pahit yang tertinggal
formulasi yang diuji. Hasil uji lanjut saat mencicipi minuman sari buah leunca.
ditampilkan pada Gambar 4. Rasa pahit yang dimiliki oleh leunca
disamarkan menggunakan rasa manis yang
berasal dari gula (sukrosa) dan rasa asam
nilai hedonik aroma asam

dari berbagai jenis asam yang divariasikan.


4,09 ± 1,31bc
3,90 ± 0,97abc

7
4,19 ± 0,87c
3,77 ± 0,95ab
0,97a

6 Pengujian hedonik untuk parameter


5
3,69

aftertaste pahit menunjukkan hasil yang


4
berbeda signifikan (p<0,05) di antara
3
2 formulasi yang diuji. Minuman sari buah
1 leunca dengan jenis asam belimbing wuluh
B. Wuluh B. Wuluh B. Wuluh Asam Sitrat Jeruk Nipis
(Gula 10%) (Gula (Gula 15%) (Gula 10%) (Gula 10%) dan konsentrasi gula 15% merupakan
12.5%)
formulasi sampel
minuman dengan aftertaste pahit yang
Keterangan: Notasi huruf menunjukkan beda nyata paling disukai oleh panelis. Hasil uji lanjut
(p<0,05); 1=sangat tidak suka, 7=sangat suka
disajikan dalam Gambar 5.
Gambar 4. Pengaruh formulasi sampel
terhadap nilai hedonik pada 7
nilai hedonik aftertaste pahit

4,07 ± 1,53b

parameter aroma asam


6

3,33 ± 1,52a
3,26 ± 1,42a

Minuman sari buah leunca yang 3,00 ± 1,48a


1,17a

5
paling disukai dalam hal aroma asam adalah
4
2,90

minuman sari buah leunca dengan 3


penambahan asam dari jeruk nipis dan 2
konsentrasi gula 10%. Formulasi tersebut 1
B. Wuluh B. Wuluh B. Wuluh Asam Sitrat Jeruk Nipis
disukai karena aroma asam yang dimiliki (Gula 10%) (Gula (Gula 15%) (Gula 10%) (Gula 10%)
12.5%) Formulasi sampel
jeruk nipis lebih kuat jika dibandingkan
dengan jenis asam lainnya. Selain itu, jeruk Keterangan: Notasi huruf menunjukkan beda nyata
(p<0,05); 1=sangat tidak suka, 7=sangat suka
nipis memiliki aroma khas asam yang
Gambar 5. Pengaruh formulasi sampel
mudah dikenal oleh panelis.
terhadap nilai hedonik pada
parameter aftertaste pahit

65
FaST- Jurnal Sais dan Teknologi e - ISSN 2598-9596
Vol. 2, No. 1, Mei 2018

Penerimaan Keseluruhan Proksimat Minuman Sari Buah Leunca


Terpilih
Hasil uji hedonik menunjukkan Analisis proksimat minuman sari
adanya perbedaan signifikan (p<0,05) di buah leunca terpilih dilakukan untuk
antara sampel pada penilaian penerimaan mengetahui kandungan nutrisi yang
secara keseluruhan. Hasil uji lanjut dapat terdapat pada minuman sari buah leunca.
dilihat pada Gambar 6. Hasil uji proksimat dapat dilihat pada
Tabel 2.
nilai hedonik keseluruhan

7
4,41 ± 1,36c

Tabel 2. Hasil uji proksimat minuman sari

3,80 ± 1,27b
3,79 ± 1,25b
1,15ab

6
buah leunca terpilih
3,30 ± 1,28a

5 Parameter Jumlah
3,57

4
Kadar Air (%) 96,01
Kadar Abu (%) 0,97
3 Lemak (%) 0,43
2 Protein (%) 0,43
Karbohidrat by difference
1 2,16
B. Wuluh B. Wuluh B. Wuluh Asam Sitrat Jeruk Nipis
(%)
(Gula 10%) (Gula (Gula 15%) (Gula 10%) (Gula 10%) Energi (kal/100g) 22,88
12.5%)formulasi sampel
Diperoleh hasil bahwa minuman
Keterangan: Notasi huruf menunjukkan beda nyata
(p<0,05); 1=sangat tidak suka, 7=sangat suka sari buah leunca dengan formulasi
penambahan jenis asam belimbing wuluh
Gambar 6. Pengaruh formulasi sampel
terhadap nilai hedonik pada dan konsentrasi gula 15% memiliki kadar
penerimaan keseluruhan air sebesar 96,01%, kadar abu sebesar
0,97%, kadar lemak dan kadar protein
Hasil menunjukkan bahwa
masing-masing sebesar 0,43%, kadar
minuman sari buah dengan penambahan
karbohidrat sebesar 2,16%, dan energi
asam dari belimbing wuluh dan
sebesar 22,88 kal/100g.
penambahan gula dengan konsentrasi 15% Selain uji proksimat, dilakukan
memiliki rata-rata paling tinggi sehingga juga uji penyimpanan terhadap minuman
dapat dikatakan bahwa formulasi ini paling sari buah leunca dengan formulasi terpilih.
disukai oleh panelis. Formulasi tersebut Penyimpanan dilakukan pada suhu dingin

yang dipilih menjadi formulasi minuman (refrigerator) selama 6 minggu dalam


wadah botol kaca bening yang steril.
sari buah leunca terpilih. Minuman sari
Selama penyimpanan, analisis dilakukan
buah leunca inilah yang kemudian
setiap minggu. Beberapa parameter utama
dilakukan uji penyimpanan pada penelitian
yang diamati adalah aktivitas antioksidan,
tahap berikutnya.
total fenolik, dan total flavonoid.

66
FaST- Jurnal Sais dan Teknologi e - ISSN 2598-9596
Vol. 2, No. 1, Mei 2018

Analisis Aktivitas Antioksidan selama Analisis Kandungan Total Fenolik


Penyimpanan selama Penyimpanan
Analisis kandungan fenolik
Berdasarkan hasil yang
menggunakan metode Folin-Ciocalteau.
ditampilkan pada Gambar 7, didapatkan
Berdasarkan hasil uji ANOVA didapatkan
hasil bahwa nilai IC50 dari minuman
perbedaan signifikan (p<0,05). Hasil uji
selama penyimpanan mengalami kenaikan
lanjut dapat dilihat pada Gambar 8.
yang signifikan (p<0,05).
Selama penyimpanan terjadi
Peningkatan nilai IC50
penurunan total fenolik. Penurunan total
menunjukkan aktivitas antioksidan yang
fenolik terjadi karena senyawa fenolik
semakin menurun. Senyawa fenolik
yang terkena cahaya akan semakin
menangkal radikal bebas dengan cara
kehilangan kemampuannya untuk
memberikan atom hidrogen yang
menahan aktivitas radikal bebas hingga
dimilikinya kepada senyawa radikal bebas
satu titik tertentu senyawa fenolik tersebut
sehingga menjadi senyawa yang stabil.
akan ikut teroksidasi. Hal tersebut
Seiring berjalannya waktu penyimpanan,
mengakibatkan semakin menurunnya
senyawa fenolik yang menangkal radikal
kandungan total senyawa fenolik dalam
bebas semakin habis sehingga berpengaruh
minuman sari buah leunca (Muls, 2009).
pada kandungan antioksidan yang
10,9525 ± 0,1563b
0,2621a

menurun (Muls, 2009; Aksoy, et al.,


9,9961 ± 0,3866c

9,4592 ± 0,4417c

9,1953 ± 0,1906d

8,5382 ± 0,2958e
Total Fenolik (mg GAE/mL sampel)

2013).

7,7923 ± 0,2894e
10,9900
3339,6633 46,9471d

7000
3223,5355 19,9940d

12
2876,7854 111,8120c
2812,0050 85,7140bc

2910,0298 8,4263c
2700,8008 67,4560b

6000 10
2118,0582 96,3983a

5000 8
nilai IC 50 (mg/L)

6
4000
4
3000
2
2000 0
0 1 2 3 4 5 6
1000
Lama Penyimpanan (minggu)
0
0 1 2 3 4 5 6 Keterangan: Notasi huruf menunjukkan adanya
Lama penyimpanan (minggu) beda nyata (p<0,05)
Keterangan: Notasi huruf menunjukkan beda nyata
(p<0,05) Gambar 8. Kandungan total fenolik pada
produk minuman sari buah
Gambar 7. Nilai IC50 produk minuman leunca terpilih selama
sari buah leunca terpilih penyimpanan
selama penyimpanan

67
FaST- Jurnal Sais dan Teknologi e - ISSN 2598-9596
Vol. 2, No. 1, Mei 2018

Kandungan Total Flavonoid selama Mikrobiologi selama Penyimpanan


Penyimpanan
Analisis mikrobiologi yang
Berdasarkan hasil uji statistik
dilakukan meliputi analisis Angka
didapatkan bahwa penyimpanan memiliki
Lempeng Total, Escherichia coli, dan
pengaruh yang nyata (p<0,05) terhadap
Staphylococcus aureus. Jumlah angka
kandungan total flavonoid minuman sari
lempeng total yang terkandung dalam
buah leunca. Hasil uji lanjut disajikan
minuman sari buah meningkat seiring
dalam Gambar 9.
lamanya waktu penyimpanan. Pada
Selama penyimpanan, kandungan
minggu ke-2, jumlah angka lempeng total
flavonoid mengalami penurunan yang
yang ada masih masuk ke dalam batas
diakibatkan oleh semakin menurunnya
yang ditetapkan oleh SNI yaitu maksimal
jumlah senyawa flavonoid yang dapat
2,0 x 102 koloni/ml. Bakteri yang paling
bereaksi dengan senyawa radikal bebas.
umum tumbuh dalam produk minuman
Penangkalan radikal bebas dilakukan
sari buah adalah bakteri Bacillus cereus.
dengan cara pemberian atom hidrogen
Selain itu, kapang dan khamir juga
pada senyawa radikal bebas yang
memiliki kemungkinan untuk tumbuh pada
kemudian menjadi stabil. Banyaknya
produk minuman sari buah yang disimpan.
senyawa radikal bebas yang meningkat
(Aneja et al., 2014). Hasil uji
selama penyimpanan tidak dapat ditahan
mikrobiologis minuman sari buah leunca
karena senyawa flavonoid yang telah
selama penyimpanan dapat dilihat pada
bereaksi dengan radikal bebas semakin
Tabel 3.
habis (Muls, 2009; Sarkar et al., 2014).
0,1803a

Tabel 3 Mikrobiologi minuman sari buah


4,4801 ± 0,0289b
Total Flavonoid mg QE/mL sampel

leunca selama penyimpanan


3,7328 ± 0,1281c

2,9586 ± 0,1153c

Minggu TPC S. aureus Koliform


2,7963 ± 0,0297d
5,4303

2,3917 ± 0,0595e

6
ke- (CFU/ml) (CFU/ml) (APM/ml)
1,3984 ± 0,0658f

5
<2,5 x 102 <2,5 x 102
4 0 <3,0
(3,2 x 101) (0)
3
<2,5 x 102 <2,5 x 102
2 1 2 <3,0
(1,1 x 10 ) (0)
1
<2,5 x 102 <2,5 x 102
0 2 <3,0
0 1 2 3 4 5 6 (1,7 x 102) (0)
Lama Penyimpanan (minggu)
<2,5 x 102
Keterangan: Notasi huruf menunjukkan beda nyata 3 2,6 x 102 <3,0
(0)
(p<0,05) <2,5 x 102
4 6,1 x 102 <3,0
(0)
Gambar 9. Kandungan total flavonoid <2,5 x 102
pada produk minuman sari 5 8,7 x 102 <3,0
(0)
buah leunca terpilih selama <2,5 x 102
penyimpanan 6 1,3 x 103 <3,0
(0)

68
FaST- Jurnal Sais dan Teknologi e - ISSN 2598-9596
Vol. 2, No. 1, Mei 2018

Pengujian S. aureus dari awal (ALT) yang dilakukan, minuman sari buah
penyimpanan hingga minggu akhir leunca mengalami peningkatan jumlah
penyimpanan menunjukkan hasil yang pertumbuhan mikroorganisme selama
2
sama, yaitu <2,5 x 10 CFU/ml. Jumlah ini penyimpanan. Pada minggu 3, minuman
tidak melewati batas yang ditentukan oleh sari buah leunca telah dapat dikatakan
SNI sehingga minuman sari buah leunca rusak karena jumlah ALT yang dimiliki
dapat dikatakan tidak tercemar S. aureus. telah melewati batas SNI (<2,00 x 102
Pengujian E. coli juga menunjukkan hasil koloni/ml) yaitu sebesar 2,6 x 102 CFU/ml.
bahwa minuman sari buah leunca tidak Dalam hal jumlah cemaran Staphylococcus
tercemar E. coli. Dikatakan demikian aureus dan Escherichia coli, minuman sari
karena pada tahap awal uji E. coli yaitu buah leunca yang disimpan masih masuk
tahap pendugaan koliform, sampel ke dalam batasan SNI.
menunjukkan hasil yang negatif.
DAFTAR PUSTAKA
Berdasarkan analisis mikrobiologi Ajenifujah-Solebo, S.O. dan Aina, J. O.
yang telah dilakukan, produk minuman 2011. Physico-chemical Properties
and Sensory Evaluation of Jam
sari buah leunca dapat disimpan hingga Made from Black-Plum Fruit (Vitex
minggu ke-2. Batas yang digunakan sesuai doniana). Food Technology
Journal 11 (3): 4772-4784
dengan Standar Nasional Indonesia 01-
Aksoy, L., Kolay, E., Agilonu, Y., Aslan,
3719-1995 tentang Minuman Sari Buah. Z. dan Kargioglu, M. 2013. Free
radical scavenging activity, total
KESIMPULAN phenolic content, total antioxidant
Formulasi minuman sari buah status, and total oxidant status of
endemic Thermopsis turcica. Saudi
leunca terpilih adalah minuman sari buah Journal of Biological Sciences 20:
leunca dengan jenis asam dari belimbing 235-239.
wuluh dan penambahan gula 15%. Amin, I. dan Lee, W. Y. 2005. Effect of
Different Blanching Time on
Penerimaan secara keseluruhan memiliki Antioxidant Properties in Selected
nilai 4,41±1,36 (netral hingga agak suka) Cruciferous Vegetable. J. Sci. Food
Agric. 31: 913-917.
dan nilai IC50 2118,058 ± 96,398 mg/L.
Aneja, K. R., Dhiman, R., Aggarwal, N.
Selama penyimpanan, minuman K., Kumar, V., dan Kaur, M. 2014.
sari buah leunca dengan formulasi terpilih Microbes Associated with Freshly
Prepared Juices of Citrus and
mengalami penurunan aktivitas Carrots. Int. Journal of Food
antioksidan, kandungan fenolik, dan Science 2014(2014): 1-7.

kandungan flavonoid. Berdasarkan hasil Arulmozhi, V., Krishnaveni, M.,


Karthishwaran, K., Dhamodharan,
uji mikrobiologi Angka Lempeng Total G., dan Mirunalini, S. 2010.

69
FaST- Jurnal Sais dan Teknologi e - ISSN 2598-9596
Vol. 2, No. 1, Mei 2018

Antioxidant and antihyperlipidemic Activity Of Black Nightshade Fruit


effect of Solanum nigrum fruit (Solanum nigrum L.) using RSM.
extract on the experimental model Teknologi Pangan, Tangerang,
against chronic ethanol toxicity. Indonesia: Universitas Pelita
Biochemistry and Biotechnology Harapan, Skripsi.
Journal 6 (21) :42-50. Huang, D. J., Lin, C. D., Chen, H. J. dan
Badan Standardisasi Nasional. 1995. SNI Lin, Y. H. 2004. Antioxidant and
01-3719-1995: Minuman Sari antiproliferative activities of sweet
Buah. BSN, Jakarta. potato constituents. Botanical
Bulletin of Academia Sinica 45:
Badan Standardisasi Nasional. 2006. SNI
179-186.
01-2332.1:2006: Cara uji
mikrobiologi – Bagian 1: Koswara, S. 2006. Minuman Sari Lidah
Penentuan coliform dan Buaya. Jurnal Tekno Pangan &
Escherichia coli pada produk Agroindustri 1(6) :79-81.
perikanan. Badan Standarisasi Maurya, S. dan Singh, D. 2010.
Nasional, Jakarta. Quantitative analysis of total
Badan Standardisasi Nasional. 2011. SNI phenolic content in adhatoda vasica
2332.9:2011: Cara uji mikrobiologi nees extracts. International Journal
– Bagian 9: Penentuan of PhamTech Research 2(4) : 2403-
Staphylococcus aureus pada 2406.
produk perikanan. Badan Muls, Anton. 2009. Aktivitas Antioksidan
Standarisasi Nasional, Jakarta. dan Antifotooksidan Komponen
Bell, C., Neaves, P. dan Williams, A. P. Minor dari Virgin Coconut Oil.
2005. Food Microbiology and Jurnal Riset Industri 3(2) : 86-93.
Laboratory Practice. United Sa’adah, L. I. N. dan Teti E. 2015.
Kingdom: Blackwell Publishing. Karakterisasi Minuman Sari Apel
Edmonds, J. M. dan Chweya, J. A. 1997. Produksi Mikro dan Kecil di Kota
Black nightshade: Solanum nigrum Baru. Jurnal Pangan dan
L. and related species. Roma: Agroindustri. 3(2) : 374-380.
International Plant Genetic Sarkar, S., Saha, S., Rai, C. dan
Resources Institute,. Bhattacharyya, S. 2014. Effect of
Febrianti, A., Dwiyanti, A., dan storage and preservatives on
Siswaningsih, W. 2014. Pengaruh antioxidant status of some
Suhu dan Lama Pemanasan refrigerated fruit juices. Int. Curr.
Terhadap Aktivitas Antioksidan Microbiol. App. Sci. 3(7) :1007-
dan Total Antosianin Minuman 1013.
Sari Ubi Jalar Ungu (Ipomoea Qusti, S. Y., Abo-khatwa, A. N., dan
Batatas L.). J. Sains dan Teknologi Lahwa, M. A. 2010. Screening Of
Kimia 5(2): 85-95. Antioxidant Activity And Phenolic
Jung, E. J., Bae, M. S., Jo, E. K., Jo, Y. H., Content Of Selected Food Items
dan Lee, S. C. 2011. Antioxidant Cited In The Holly Quran. EJBS
Activity of Different Parts of 2(1): 40-51.
Eggplant. Journal of Medicinal United States Department of Agriculture.
Plants Research 5: 4610-4615. 2015. Solanum nigrum L.
Hartinah, B. 2012. Determination Of Downloaded from: http://www.ars-
Optimum Blanching Temperature grin.gov/cgi-bin/npgs/html/
And Time On The Antioxidant taxon.pl?31012

70

You might also like