You are on page 1of 12

ANALISIS KADAR HEMOGLOBIN (Hb) DALAM DARAH DAN PENGARUHNYA

TERHADAP KELELAHAN KERJA PADA PEKERJA WANITA

THE INFLUENCE OF HAEMOGLOBIN (Hb) ON THE WOMAN WORKER’S


FATIQUE

Nur Ulfah dan Dyah Umiyarni Purnamasari


Jurusan Kesehatan Masyarakat Fakultas Kedokteran dan Ilmu-Ilmu
Kesehatan Masyarakat Universitas Jenderal Soedirman

ABSTRACT
Decline of global economic conditions are impact on industrial sectors, especially the
industries whose products are exported to developed countries and developing countries.
These conditions, more employers will do efficiency and focuses on efforts to overcome
the problem of capital management and marketing. Occupatinal health and safety
is a part that requires a highcost for the company so it is not important in the current
economic. One of negleted component is fatique on the worker. Therefore, researchers
wanted to conduct research about the relationship between Hb levels with fatique on the
female workers in PT. HyupSung Purbalingga. The results of bivariate analysis is
obtained p value = 0.075> α = 0.05. This indicates that there is no significant
relationship between Hb levels with fatigue. This is probably caused by Hb workers are
still in the normal category, so the possibility of fatigue is caused by other factors. As
for suggestions for this research is need for the application of ergonomic principles in
working facilities such as tables, chairs, to reduce helath problems at the waist
and back. The need for increased knowledge about the importance of nutrition for
the workers. The need of training fatigue management to problem solving of fatique on
the worker.
Keyword : Hb Levels, Fatique, Worker
Kesmasindo Volume 5(1) Januari 2012, hlm. 1-11
PENDAHULUAN satu bagian yang memerlukan biaya
tinggi, sehingga hal tersebut kurang
Kondisi merosotnya
diperhatikan dalam situasi
perekonomian global berdampak pada
perekonomian yang tidak stabil seperti
seluruh sector industri terutama
sekarang ini. Salah satu komponen
industri-industri yang produknya
yang sangat terabaikan adalah
diekspor ke negara-negara maju
masalah kelelahan kerja.
maupun berkembang. Dengan kondisi
Setyawati (2011) menyatakan
tersebut kebanyakan pengusaha akan
bahwa kelelahan kerja adalah kondisi
melakukan efisiensi besar-besaran dan
pada pekerja yang merasa lelah secara
menitik beratkan perhatiannya pada
fisik dan psikis, sehingga kurang
upaya-upaya untuk mengatasi masalah
menguntungkan individu pekerja,
modal manajemen dan pemasaran.
perusahaan maupun masyarakat
Keselamatan dan kesehatan kerja
mengingat adanya penurunan
dianggap oleh perusahaan merupakan
kemampuan untuk bekerja, adanya
1
2 Jurnal Kesmasindo Volume 5, Nomor 1, Januari 2012, hlm. 1-11

gangguan konsentrasi dan atau et al (2007) pada pekerja di Jepang


gangguan kesiagaan bekerja (WSH menemukan bahwa kelelahan yang
Council, 2010). diderita pekerja wanita akan
Menurut Ramadhani (2003) mengakibatkan penurunan kapasitas
kelelahan dapat disebabkan oleh kerja yang lebih besar dibanding
banyak factor yang berlangsung pekerja pria.
secara terus menerus dan Penelitian yang dilakukan oleh
terakumulasi. Kondisi kelelahan yang Choirum (2010) tentang kelelahan
berlangsung lama dapat menyebabkan pada pekerja Textile di Surabaya
menurunnya kondisi tubuh secara mendapatkan hasil bahwa jenis
keseluruhan baik daya konsentrasi, kelamin dan status gizi berpengaruh
penglihatan dan daya tahan tubuh terhadap kelelahan. Pekerja yang
serta system pencernaan. Widyanti mempunyai jenis kelamin perempuan
(1998) menyatakan bahwa kelelahan mempunyai tingkat kelelahan yang
disebabkan oleh factor yang berbeda- lebih tinggi dibanding pekerja laki-
beda antara lain besarnya tenaga yang laki, selain itu pekerja dengan status
dikeluarkan, jenis kelamin, dan gizi tidak normal (kurang atau lebih ),
kondisi kesehatan seseorang. juga mempunyai tingkat kelelahan
Penelitian yang dilakukan oleh lebih tinggi.
Trihandoyo (2001), menemukan Kelelahan bisa juga
angka kesakitan yang cukup tinggi diakibatkan oleh pasokan oksigen
(51,2%) pada pekerja di tempat yang tidak cukup ke otak.
industri. Masalah kesehatan yang Hemoglobin merupakan sel darah
terjadi meliputi sakit kepala, gangguan merah yang mengangkut oksigen ke
pernafasan dan gatal-gatal. Penelitian otak. Kekurangan Hemoglobin dalam
yang dilakukan oleh Ngadiman dkk darah dapat mengakibatkan anemia.
(2009), menunjukkan adanya masalah Pekerja wanita rentan terhadap
penurunan ketajaman penglihatan anemia, disamping karena beban
yang diakibatkan oleh kelelahan mata, kerja, konsumsi zat gizi yang kurang
pada pekerja wanita di Purbalingga. atau kondisi alami wanita yang
Penelitian yang dilakukan oleh Dochi mengalami siklus menstruasi tiap
Nur Ulfah, Analisis Kadar Hemoglobin (Hb) Dalam Darah 3

bulannya.Penelitian yang dilakukan pekerjaan yang monoton dengan


oleh Mulyawati (2003) menemukan posisi badan condong ke depan secara
kejadian anemia pada sebagian besar terus-menerus. Hal ini akan
pekerja wanita di Tangerang (77,7 %). menimbulkan kelelahan yang sifatnya
Pekerja dengan status anemia akan kronis. Kelelahan yang terjadi dapat
mempunyai tingkat kelelahan yang berakibat pada timbulnya sakit kepala,
lebih tinggi, serta dapat menurunkan penurunan ketajaman mata, hilangnya
produktivitas kerja. Penelitian yang konsentrasi sampai penurunan
dilakukan oleh Rihawati (2010) produktivitas kerja. Hal ini
menunjukkan adanya hubungan antara menunjukkan perlu adanya analisis
status anemia dengan produktivitas kadar hemoglobin (Hb) dalam darah
pada pekerja wanita di Gresik, Jawa dan kelelahan kerja.
Timur. Pekerja dengan status anemia
akan mengalami kelelahan dan METODE PENELITIAN
mempunyai tingkat produktivitas yang Penelitian ini merupakan
lebih rendah dibanding pekerja penelitian eksplanatory survey
dengan status hemoglobin normal. (penelitian penjelasan). Penelitian ini
Penelitian-penelitian diatas menjelaskan tentang hubungan kadar
menunjukkan bahwa masalah Hb dengan tingkat kelelahan melalui
kecukupan kadar hemoglobin dalam pendekatan cross sectional dimana
darah dan kondisi lelah penting untuk variabel independen dan dependen
diteliti. Penelitian ini akan yang terjadi pada subyek penelitian
dilaksanakan di PT.Hyup Sung dikumpulkan secara simultan (satu
Indonesia, yang merupakan penghasil saat bersamaan). Populasi adalah
bulu mata palsu di Purbalingga. semua tenaga kerja wanita di bagian
Alasan pemilihan lokasi karena Knitting berjumlah 109 orang. Sampel
sebagian besar pekerja di Perusahaan adalah bagian dari populasi. Sampel
tersebut adalah wanita, terutama di diambil dengan menggunakan rumus
bagian Knitting yaitu penataan bulu minimal sample size didapatkan
mata, semuanya adalah wanita (109 sampel sebanyak 52 orang.
orang). Bagian Knitting, dikarenakan
4 Jurnal Kesmasindo. Volume 5, Nomor 1, Januari 2012, hlm. 1-11

Penelitian ini sudah Tabel 1. Distribusi Pendidikan dan Status


Pernikahan Responden
dilaksanakan pada bulan Agustus- No Karakteristik Jumlah
N %
Oktober 2011. Lokasi penelitian di PT 1. Pendidikan
SD 19 36,5
Hyup Sung Purbalingga. Pengambilan SMP 26 50
data untuk memperoleh kadar Hb SMA 6 11,5
D3 1 1,9
dengan cara memeriksa sampel darah Total 52 100
2. Nikah 40 76,9
responden, sedangkan pengambilan Belum Nikah 12 23,1
Total 52 100
data kelelahan kerja dengan
menggunakan Reaction Timer L77 Berdasarkan tabel 1 dapat
Lakassidaya. Analisis yang digunakan dilihat bahwa sebagian besar
untuk mengetahui hubungan kadar Hb responden berpendidikan SMP (50 %)
dengan tingkat kelelahan pekerja , dengan status sudah menikah (76,9
wanita dengan menggunakan regresi %). Sebagian besar responden (97,5
linier sederhana. %) sudah memiliki anak, hanya 1 (2,5
%) responden yang belum memiliki
HASIL DAN PEMBAHASAN anak. Semua responden yang berstatus
A. Hasil Analisis Data sudah menikah mengatakan bahwa
1. Karakteristik Responden mereka harus melakukan pekerjaan
Pekerja yang dijadikan sebagai rumah tangga dahulu sebelum
sampel penelitian berjumlah 52 orang, berangkat bekerja, seperti memasak,
dengan jenis kelamin seluruhnya menyapu, mengepel atau bersih-bersih
adalah perempuan. Rata-rata umur rumah dan mengurus anak,
responden adalah 29,9 tahun, dengan sedangkan responden yang berstatus
umur termuda adalah 17 tahun dan belum menikah, hanya 25 % (3 orang)
paling tua adalah 44 tahun. Rata-rata yang membantu orangtuanya
masa kerja responden adalah 2 tahun, mengerjakan pekerjaan rumah
dengan masa kerja terpendek baru 1 sebelum bekerja.
bulan dan terlama 13 tahun. Adapun 2. Kelelahan
karakteristik pendidikan dan status Pemeriksaan kelelahan kerja
pernikahan dapat dilihat pada tabel 1. dengan menggunakan Reaction Timer
L 77 Lakassidaya dilakukan sesaat
Nur Ulfah, Analisis Kadar Hemoglobin (Hb) Dalam Darah 5

setelah selesai jam kerja. Hasil responden mengalami kelelahan


pemeriksaan menunjukkan semua tingkat berat setelah bekerja.
pekerja mengalami kelelahan setelah 3. Status Kesehatan
bekerja. Rata-rata nilai Reaction Pekerjaan yang monoton
Timer yaitu 756,8 mili/detik, dengan dengan posisi badan yang condong ke
nilai terendah 320 mili/detik dan depan terus menerus, membuat
tertinggi 1680 mili/detik. Adapun pekerja banyak mempunyai keluhan
kategori kelelahannya seperti pada kesehatan. Sebanyak 71,2% (37)
tabel 2. pekerja mempunyai keluhan
Tabel 2. Distribusi Kategori Kelelahan kesehatan, dan hanya 28,8 % (15)
Responden pekerja yang tidak merasakan keluhan
No Kategori Kelelahan Jumlah apapun selama bekerja. Jenis-jenis
N %
1. Kelelahan Berat 33 63,5 keluhan yang dirasakan dapat dilihat
2. Kelelahan Sedang 19 36,5
Total 52 100 pada tabel 3

Berdasarkan tabel 2 dapat


dilihat bahwa sebagian besar (63,5 %)

Tabel 3. Distribusi Keluhan Kesehatan yang Dirasakan Responden


No Jenis Keluhan Jumlah
N %
1. Sakit/Lelah Mata saja 4 10,81
2. Sakit/Lelah Punggung saja 4 10,81
3. Sakit/Lelah Pinggang saja 2 5,40
3. Sakit Perut/Maag 2 5,40
4. Pusing 2 5,40
5. Sakit/Lelah Bahu, Mata 4 10,81
6. Sakit/Lelah Mata, Pusing 2 5,40
7. Sakit/Lelah Punggung, Kaki 1 2,70
8. Sakit/Lelah Pinggang, Punggung, Mata 3 8,11
9. Sakit/Lelah Pinggang, Punggung, Pusing 11 29,3
10. Sakit/Lelah Pinggang, Punggung, Leher,
Bahu, Mata 2 5,40
Total 37 100

Berdasarkan tabel 3, dapat


dilihat bahwa keluhan yang banyak
6 Jurnal Kesmasindo Volume 5, Nomor 1, Januari 2012, hlm. 1-11

dirasakan yaitu meliputi sakit tidak normal terdiri dari 6 (18,75%)


pinggang, punggung, bahu, mata dan termasuk status gizi kurus dan 26
pusing kepala. (81,25%), termasuk dalam status
4. Status Gizi gemuk.
Status gizi ditentukan dengan 5. Kadar Hemoglobin
melakukan penimbangan berat badan Rata-rata kadar Hemoglobin
dan pengukuran tinggi badan, pekerja adalah 12,7 mg% dengan
kemudian dilakukan perhitungan rata-rata kadar Hemoglobin terendah
Indeks Massa Tubuh (IMT). Rata-rata adalah 11,2 mg% dan tertinggi 14,2
IMT pekerja adalah 23,05 kg/m2, mg%. Adapun kategori status anemia
dengan IMT paling kecil yaitu 12,95 pekerja seperti pada tabel 5.
kg/m2 dan IMT paling tinggi yaitu Tabel 5. Distribusi Kategori Status
2
32,21 kg/m . Status gizi dikategorikan Anemia Responden
normal apabila nilai IMT 18,5-22,9 No Kategori Status Jumlah
Anemia
kg/m2, sedangkan tidak normal apabila N %
1. Anemia 6 11,5
kurang atau lebih dari standar. 2. Tidak Anemia 46 88,5
Kategori status gizi responden dapat Total 52 100
Berdasarkan tabel 5, dapat
dilihat pada tabel 4.
dilihat bahwa sebagian besar
Tabel 4. Distribusi Kategori Status
Gizi Responden responden (88,5 %) tidak mengalami
anemia.
No Kategori Status Jumlah
Gizi 6. Hasil Analisis Bivariat Hubungan
N %
1. Normal 20 38,5 Status Anemia dengan Kelelahan
2. Tidak Normal 32 61,5
Hasil analisis Chi Square
Total 52 100
melalui tabulasi silang untuk
Sebagian besar pekerja mengetahui hubungan antara status
mempunyai status gizi tidak normal anemia dengan kelelahan dapat
(61,5 %). Responden dengan kategori dilihat pada Tabel 6.
Nur Ulfah, Analisis Kadar Hemoglobin (Hb) Dalam Darah 7

Tabel 6. Hubungan Status Anemia dengan Kelelahan29,3


Kelelahan
Status Anemia Sedang Berat Total p value CC
n % n % n %
Anemia 0 0 6 100,0 6 100
0,075 0,264
Tidak Anemia 19 60,0 27 58,7 46 100

Berdasarkan analisis univariat, kategori normal sehingga


diperoleh rata-rata kadar Hemoglobin kemungkinan kelelahan ini
pekerja adalah 12,7 mg% dengan disebabkan oleh faktor lain.
rata-rata kadar Hemoglobin terendah Faktor lain disini antara lain
adalah 11,2 mg% dan tertinggi 14,2 dilihat dari aspek sikap kerja, status
mg%. Kadar Hb tenaga kerja masih gizi, status kesehatan, tingkat
dalam katergori normal yaitu 12 mg%. pendidikan, waktu kerja dan istirahat.
Pemeriksaan kelelahan kerja Sikap kerja para wanita ini dengan
dengan Reaction Timer L 77 posisi duduk condong ke depan secara
Lakassidaya dilakukan sesaat setelah terus menerus dapat menimbulkan
selesai jam kerja. Hasil pemeriksaan kelelahan. Menurut Ramadhani
menunjukkan semua pekerja (2003), kelelahan dapat disebabkan
mengalami kelelahan setelah bekerja. oleh banyak faktor yang berlangsung
Rata-rata nilai Reaction Time yaitu terus dan terakumulasi. Widyanti
756,8 mili/detik, dengan nilai terendah (1998) menyatakan bahwa kelelahan
320 mili/detik dan tertinggi 1680 disebabkan oleh faktor-faktor antara
mili/detik. lain: besarnya tenaga yang
Berdasarkan analisis bivariat dikeluarkan, frekuensi dan lama kerja,
diperoleh hasil nilai p value = 0,075 > cara sikap dalam kerja, jenis kelamin,
α = 0,05. Hal ini menunjukkan bahwa umur, lingkungan kerja, stres
tidak terdapat hubungan yang psikologis, konsumsi gizi, dan kondisi
signifikan antara kadar haemoglobin kesehatan seseorang.
dengan kelelahan. Hal ini Status gizi pekerja mayoritas
kemungkinan disebabkan oleh karena tergolong dalam kategori tidak normal
kadar Hb pekerja masih dalam (tabel 4.4). Hal ini dapat
8 Jurnal Kesmasindo. Volume 5, Nomor 1, Januari 2012, hlm. 1-11

menyebabkan setiap orang mudah cenderung kurang bisa memahami


sekali untuk mengalami kelelahan bagaimana melakukan manajemen
kerja. Dalam tabel tersebut diperoleh kelelahan yang baik, sehingga mereka
sebagian besar pekerja mempunyai cenderung kurang bisa mengatur
status gizi tidak normal (61,5 %). kondisi kelelahannya sendiri.
Responden dengan kategori tidak Setyawati (2011) menyatakan bahwa
normal terdiri dari 6 (18,75%) elemen-elemen dalam manajemen
termasuk status gizi kurus dan 26 kelelahan kerja antara lain promosi,
(81,25%), termasuk dalam status pencegahan, pengobatan dan
gemuk. rehabilitasi. Dalam upaya pencegahan
Dilihat dari status kesehatan dapat dilakukan melalui penyuluhan
para pekerja diperoleh hasil bahwa tentang kelelahan kerja, dimana
banyak pekerja yang mengeluhkan penyuluhan ini merupakan strategi
sakit pada bagian punggung, pinggang penting dalam peningkatan
dan pusing sebesar 29% dan keluhan pengetahuan terutama bagi mereka
sakit pada mata sebesar 10,81%. Hal yang berpendidikan masih rendah.
ini dapat secara tidak langsung Hasil wawancara menunjukkan
mempengaruhi kelelahan. Pekerjaan bahwa para pekerja banyak
bulu mata palsu adalah pekerjaan melakukan kerja lembur diluar jam
dengan sikap duduk condong ke depan kerja karena tuntutan target. Kerja
dan memerlukan akomodasi mata lembur ini biasanya dilakukan pada
tingkat tinggi karena jenis pekerjaan hari Sabtu dan Minggu. Sementara
ini membutuhkan ketelitian yang batas maksimal seseorang bekerja
tinggi. dalam waktu 1 minggu adalah 40 jam.
Berdasarkan hasil penelitian, Sehingga apabila melebihi jam
diperoleh bahwa distribusi pendidikan tersebut dimungkinkan bisa
sebagian besar adalah lulusan SD menimbulkan kelelahan. Menurut
yaitu sebanyak ada 19 orang, Setyawati (2011) bahwa banyak faktor
sedangkan lulusan perguruan tinggi yang mempengaruhi kelelahan, salah
hanya 1 orang. Seseorang yang satu diantaranya adalah waktu kerja
mempunyai tingkat pendidikan rendah dan istirahat yang proporsional.
Nur Ulfah, Analisis Kadar Hemoglobin (Hb) Dalam Darah 9

Waktu istirahat dan waktu bekerja pada pekerja perlu disesuaikan dengan
yang proporsional dapat kemampuan psikis dan fisik pekerja
meningkatkan derajat kelelahan kerja. yang bersangkutan. Keadaan
Disamping itu Lama dan perjalanan, waktu perjalanan diri dan
ketepatan waktu beristirahat juga ke tempat kerja yang seminimal
sangat berperan dalam mempengaruhi mungkin dan seaman mungkin
terjadinya kelelahan kerja. Kesehatan berpengaruh terhadap kondisi
pekerja yang selalu dimonitor dengan kesehatan kerja pada umumnya dan
baik, dan pemberian gizi yang kelelahan kerja khususnya (Setyawati,
memadai dapat menurunkan kelelahan 2011).
kerja. Beban kerja yang diberikan
KESIMPULAN DAN SARAN Hemoglobin terendah adalah
A. Kesimpulan 11,2 mg% dan tertinggi 14,2
1. Distribusi status kesehatan mg%
pekerja wanita adalah 4. Sebagian besar (63,5 %)
sebanyak 71,2% (37) pekerja responden mengalami
mempunyai keluhan kesehatan, kelelahan tingkat berat setelah
dan hanya 28,8 % (15) pekerja bekerja
yang tidak merasakan keluhan 5. Tidak terdapat hubungan yang
apapun selama bekerja signifikan antara kadar Hb
2. Sebagian besar pekerja dengan kelelahan kerja dengan
mempunyai status gizi tidak nilai p value = 0,075 > α =
normal (61,5 %). Responden 0,05
dengan kategori tidak normal B. Saran
terdiri dari 6 (18,75%) 1. Perlu adanya penerapan prinsip
termasuk status gizi kurus dan ergonomi dalam pengadaan
26 (81,25%), termasuk dalam fasilitas kerja seperti meja
status gemuk kursi ergonomi agar bisa
3. Rata-rata kadar Hemoglobin mengurangi keluhan kesehatan
pekerja adalah 12,7 mg% pada daerah pinggang dan
dengan rata-rata kadar punggung
10 Jurnal Kesmasindo. Volume 5, Nomor 1, Januari 2012, hlm. 1-11

2. Perlu adanya peningkatan 3. Perlu diadakan pelatihan


pengetahuan tentang manajemen kelelahan kerja
pentingnya gizi untuk pekerja untuk mengatasi kelelahan
agar distribusi status gizi terutama pada pekerja yang
pekerja menjadi normal, sering mendapat pekerjaan
terutama terkait dengan lembur
konsumsi makanan dengan
kandungan zat besi tinggi

DAFTAR PUSTAKA Kerja, Masa Kerja, Intensitas


Pencahayaan dengan Ketajaman
Auliana, R.2001.Gizi dan Pengolahan
Penglihatan Tenaga Kerja Out
Pangan. Adicita. Yogyakarta
Sourcing PT. Hyup Sung
Choyrum, Dewi Noor Miftakhu. 2010.
Purbalingga. Jurnal Kesmas
Kelelahan Pada Tenaga Kerja di
Indonesia Vol 02. No.02. Juli 2009
Unit Produksi Ring Frame PT.
Nurmianto, E. 1996. Ergonomi Konsep dan
Lotus Indah Textile Industries
Aplikasinya. ITS Prima Printing.
Surabaya dan Faktor-Fkator yang
Surabaya
Mempengaruhinya. Skripsi.FKM
Ramadhani,AS. 2003. Ergonomi Bunga
Unair. Surabaya
Rampai Hiperkes dan Keselamatan
Dochi, M, Suwazono Y, Oishi M, Sakata K,
Kerja. Undip. Semarang
Kobayashi E, Nogawa K. 2007.
Suma’mur, PK. 1996. Keselamatan Kerja dan
The Relation Between Cumulative
Pencegahan Kecelakaan. Haji
Fatique and Marital Status in
Masagung. Jakarta
Japanese Workers. Behav Med
Supariasa, ID, Bachyar, B, Ibnu, F. 2002.
2007 Vol.33 (2) : 55-65
Penilaian Status Gizi. ECM.
Endang, LA. 2009. Gizi Ibu dan Kesehatan
Jakarta
Reproduksi. Hal. 245-272.
Setyawati, L. 2011. Selintas Tentang
Departemen Gizi dan Kesehatan
Kelelahan Kerja. Amara Books.
Masyarakat (Ed) Gizi dan
Yogyakarta
Kesehatan Masyarakat. Universitas
Tarwaka dan HA Solikhul Bakri. 2004.
Indonesia. Jakarta
Ergonomi untuk Keselamatan,
Fatmah. 2009. Anemia dalam Gizi dan
Kesehatan Kerja dan
Kesehatan Masyarakat. Universitas
Produktivitas. Uniba Press.
Indonesia. Jakarta
Surakarta
Ngadiman, Siti Harwanti, Budi Aji, dan Nur
Ulfah. 2009. Hubungan Kelelahan
Nur Ulfah, Analisis Kadar Hemoglobin (Hb) Dalam Darah 11

Trihandoyo, B. 2001. Pelaksanaan Program Widiyanti. 2003. Hubungan antara Kelelahan


Keselamatan dan Kesehatan Kerja Kerja Terhadap Ketajaman
pada Sektor Industri dalam Penglihatan Tenaga Kerja Bagian
Kaitannnya dengan Produktivitas Finishing PT. Mutu Gading
Kerja di Kawasan Industri Karanganyar. Tesis.
Kabupaten Serang. Media Litbang UGM.Yogyakarta
Kesehatan, Vol II (2). 2001 Wignjosoebroto, S. 1995. Ergonomi Studi
Undang. 2006. Teknik Instrumentasi. Mitra Gerak dan Waktu Teknik Analisis
Cendikia. Yogyakarta untuk Meningkatkan Produktivitas
Widajanti, L. 2007. Survei Konsumsi Gizi. Kerja. ITS. Surabaya
FKM Undip. Semarang

You might also like