You are on page 1of 9

Siska Oktaviani, dkk. Jurnal Pendas Mahakam. Vol 3 (3). 267-275.

Desember 2018

PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPA DENGAN MENGGUNAKAN REWARD


PADA SISWA KELAS III SDN 015 SAMARINDA ULU
TAHUN PEMBELAJARAN 2018/2019

Siska Oktaviani, Hani Subakti, Fantianus Maming Aples


Universitas Widya Gama Mahakam Samarinda
siskaavianii@gmail.com, hanisubakti89@gmail.com, fantianus16@gmail.com

ABSTRACT
This research aims to improve the learning outcomes of grade III students at SDN 015
Samarinda Ulu learning year 2018/2019. The problem formulation in this research is how to
improve the results of the study of IPA by using the reward in grade III students at SDN 015
Samarinda Ulu learning year 2018/2019. This study uses the Peneltitan class action. The
research subject is a grade III student at SDN 015 Samarinda Ulu totalling 30 students. This
study carried out as many as two cycles. The implementation stage of each cycle consists of
planning, implementation, observation, and reflection. Data collection techniques using
observation, tests, interviews, and documentation.
The results showed that there was an increase in learning outcomes. This is seen from the
value of the pre-cycle with an average value of 65.5 with a 14.2% submission and an incomplete
percentage of 85.8% later on the I cycle of student learning results with an average test value of
69.5 with a percentage of 60% and incomplete percentage is 40% while in the cycle II student
learning results with an average test value of 81.3 increases with a percentage of the submission
of 86.7% and the percentage is not complete by 13.3%. Based on the results of the study, it can
be concluded that the reward strategy can increase the results of SCIENCE study in grade III
students at SDN 015-Ulu learning 2018/2019.
Keywords: Students’ Achievement, Reward, Science

ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan hasil belajar siswa kelas III SDN 015
Samarinda Ulu Tahun Pembelajaran 2018/2019. Rumusan masalah dalam penelitian ini
bagaimana meningkatkan hasil belajar IPA dengan menggunakan reward pada siswa kelas III
SDN 015 Samarinda Ulu Tahun Pembelajaran 2018/2019. Penelitian ini menggunakan Peneltitan
Tindakan Kelas. Subjek penelitian adalah siswa kelas III SDN 015 Samarinda Ulu yang berjumlah
30 siswa. Penelitian ini dilaksanakan sebanyak dua siklus. Tahap pelaksanaan tiap siklus terdiri
dari perencanaan, pelaksanaan, pengamatan, dan refleksi. Teknik pengumpulan data
menggunakan observasi, tes, wawancara, dan dokumentasi.
Hasil penelitian menunjukan bahwa terjadi peningkatan hasil belajar. Hal ini terlihat dari
nilai pra siklus dengan nilai rata-rata 65,5 dengan ketuntasan 14,2% dan presentase tidak tuntas
yaitu 85,8% kemudian pada siklus I hasil belajar siswa dengan nilai tes rata-rata 69,5 dengan
presentase ketuntasan 60% dan presentase tidak tuntas yaitu 40% sedangkan pada siklus II hasil
belajar siswa dengan nilai tes rata-rata 81,3 meningkat dengan presentase ketuntasan 86,7% dan
presentase tidak tuntas 13,3%. Berdasarkan hasil penelitian tersebut, maka dapat disimpulkan
bahwa strategi reward dapat meningkatkan hasil belajar IPA pada siswa kelas III SDN 015
Samarinda Ulu Tahun Pembelajaran 2018/2019.
Kata Kunci: Hasil belajar, IPA, Reward

267
Siska Oktaviani, dkk. Jurnal Pendas Mahakam. Vol 3 (3). 267-275. Desember 2018

PENDAHULUAN nilai dengan 70% sebagai batas nilai yang


Dalam proses pendidikan di mencukupi standar kriteria ketuntasan
Indonesia terdapat beberapa mata pelajaran. minimal (KKM) pada sekolah. Maka dari itu
Satu di antara pelajaran tersebut adalah Ilmu peneliti mencoba untuk menggunakan
Pengetahuan Alam (IPA). IPA sudah reward sebagai motivasi dan minat belajar
diajarkan sejak pendidikan sekolah dasar. anak adapun pengertian reward menurut
Susanto (2013) mengatakan IPA Indrakusuma, (2016:290) reward adalah alat
merupakan usaha manusia dalam memahami penilaian yang bersifat positif terhadap
alam semesta melalui pengamatan yang belajarnya siswa.
tepat pada sasaran, serta menggunakan Peranan reward dalam proses
prosedur, dan dijelaskan dengan penalaran pengajaran cukup penting terutama sebagai
sehingga mendapatkan suatu kesimpulan. faktor eksternal memengaruhi dan
Dengan mata pelajaran IPA, peserta didik mengarahkan perilaku siswa. Hal ini
diarahkan untuk dapat menjadi menjadi berdasarkan pertimbangan logis dapat
warga Negara Indonesia yang bertanggung menimbulkan motivasi belajar dan
jawab dan demokratis. mata pelajaran IPA memengaruhi perilaku positif dalam
mempunyai tujuan utama untuk mendukung kehidupan siswa. Dari permasalahan di atas
kompetensi warga negara dalam hal penulis merasa tertarik untuk melaksanakan
pengetahuan, proses intelektual, dan penelitian dengan judul “Peningkatan Hasil
karakter yang demokratis, yang diperlukan Belajar IPA dengan Menggunakan Reward
siswa agar terlihat aktif dalam kehidupan pada Siswa Kelas III SDN 015 Samarinda
sehari-hari. Ulu Tahun Pembelajaran 2018/2019.”
Tujuan pembelajaran IPA ini dapat
tercapai bila kualitas guru yang mendukung METODE
dalam proses pembelajaran. Karena apabila Desain yang digunakan dalam
hal ini tidak menjadi faktor utama, maka penelitian ini adalah penelitian tindakan
semua kegiatan yang dilakukan tidak akan kelas (PTK) dengan tujuan untuk
dapat mencapai hasil yang diharapkan sesuai memperbaiki dan meningkatkan kualitas
dengan rencana. Guru sebagai pendidik pembelajaran serta membantu
dituntut untuk dapat membuat pembelajaran memberdayakan guru dalam memecahkan
yang menarik, akan tetapi letak lingkungan masalah pembelajaran di sekolah. Tujuan
sekolah yang berdekatan dengan rumah dari penelitian tindakan kelas (PTK), guru
penduduk serta adanya anak-anak di luar berupaya untuk memperbaiki praktik
lingkungan sekolah yang bermain di dalam pembelajaran agar menjadi lebih efektif dan
lingkungan sekolah sehingga menganggu efisien pembelajaran di dalam kelas agar
konsentrasi belajar siswa menyebabkan tercipta suasana belajar yang nyaman bagi
siswa kurang bersemangat dan berminat peserta didik.
dalam belajar sehingga tidak mencapai Menurut Arikunto, Suhardjono, &
kriteria ketuntasan minimal (KKM). Supardi (2016:194) model penelitian
Hal itu dapat dilihat dari hasil tindakan kelas (PTK) dapat dikatakan
observasi pra penelitian selama praktik penelitian eksperimen berulang atau
pengalaman lapangan (PPL). Data yang eksperimen berkelanjutan, meskipun tidak
didapat rata-rata presentase hasil evaluasi selalu demikian. Apabila guru tidak puas
harian siswa di SDN 015 Samarinda Ulu dengan hasil pembelajarannya dan ia ingin
yang di bawah standar kriteria ketuntasan mengubah pembelajaran itu dengan model
minimal (KKM) dengan nilai 60-70%. Nilai yang sifatnya baru. Mencobanya tidak hanya
tersebut masih di bawah kriteria ketuntasan satu kali saja tapi berulang-ulang sehingga
minimal (KKM) yang menjadi standar acuan penelitian itu disebut penelitian tindakan.

268
Siska Oktaviani, dkk. Jurnal Pendas Mahakam. Vol 3 (3). 267-275. Desember 2018

Penelitian dilaksanakan pada X = nilai rata-rata


September sampai Nopember 2018 pada ∑ 𝑥 = jumlah nilai siswa
kelas III di SDN 015 Samarinda Ulu, Jalan ∑ 𝑁 = jumlah siswa yang mengikuti tes
Anggur No 34 Samarinda Ulu Kelurahan (Sudjana, 2016)
Sidodadi Kecamatan Samarinda Ulu Kota Tabel 1 Kriteria Keberhasilan Proses
Samarinda. Pembelajaran Siswa dalam Presentase
Subjek dalam penelitian tindakan Fruekuensi
kelas (PTK) ini yaitu siswa kelas III SDN Nilai Nilai (Jumlah Kriteria
015 Samarinda Ulu Tahun Pembelajaran Siswa Huruf siswa)
2018/2019 adapun jumlah siswa yang 80- Baik
menjadi subjek penelitian adalah 30 orang A 1
100 Sekali
yang terdiri dari 16 siswa laki-laki dan 14 66-79 B 18 Baik
siswa perempuan. 56-65 C 6 Cukup
Penelitian ini dilakukan melalui 40-55 D 4 Kurang
empat tahapan yaitu perencanaan, 30-39 Kurang
pelaksanaan, pengamatan dan refleksi. E 1
Sekali
Penelitian akan dilakukan terdiri dari 3 (Sumber : Sudjana, 2016)
siklus, di mana setiap siklus terdiri dari 3 kali
pertemuan. Pertemuan pertama dan kedua Perhitungan Ketuntasan Belajar
untuk menyampaikan materi, sedangkan
pertemuan ketiga dilaksanakan untuk Dalam penelitian ini terdapat dua
pemberian tes pada siswa. kategori ketuntasan belajar yaitu secara
Teknik pengumpuan data yang individu dan klasikal. Ketuntasan belajar
digunakan dalam penelitian ini adalah secara individual didapat dari KKM untuk
observasi, tes, wawancara dan dokumentasi. pembelajaran ditetapkan sekolah yaitu siswa
Observasi digunakan untuk mengukur dinyatakan tuntas jika telah mendapatkan
aktivitas siswa dan guru. tes digunakan nilai sekurang-kurangnya 80 dan di bawah
untuk mengukur hasil belajar siswa selama 70 dinyatakan belum tuntas. Sedangkan
mengikuti pembelajaran. Wawancara ketuntasan belajar secara klasikal yaitu
digunakan sebagai komunikasi verbal yang mengukur tingkat keberhasilan ketuntasan
bertujuan mendapatkan informasi. belajar siswa menyeluruh. Untuk
Dokumentasi ini digunakan untuk menghitung persentase ketuntasan belajar
memperoleh keterangan atau data yang klasikal digunakan rumus:
bersifat dokumentatif, misalnya foto, arsip 𝑃
surat, dan laporan. ∑ 𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑠𝑖𝑠𝑤𝑎 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑚𝑒𝑛𝑑𝑎𝑝𝑎𝑡 𝑛𝑖𝑙𝑎𝑖
= 𝑥 100%
Data diperoleh dari data nontes yaitu ∑ 𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑠𝑖𝑠𝑤𝑎 𝑚𝑒𝑛𝑔𝑖𝑘𝑢𝑡𝑖 𝑡𝑒𝑠
observasi dan evaluasi analisis digunakan Keterangan: P = presentase ketuntasan
untuk menganalisis data di dalam proses (Sudjana, 2016)
pembelajaran yang dilakukan dengan Ketuntasan belajar klasikal
memberikan soal evaluasi yang sesuai dinyatakan berhasil jika persentase siswa
dengan indikator pembelajaran untuk yang tuntas belajar atau siswa yang
masalah dalam penelitian yang dilakukan mendapat nilai ≥70 jumlahnya lebih besar
pada tiga siklus dengan perhitungan nilai atau sama dengan 80% dari jumlah siswa
menggunakan rumus sebagai berikut: seluruhnya. Hasil analisis ini digunakan
Perhitungan Rata-rata Nilai Siswa sebagai bahan refleksi untuk melakukan
∑$ perencanaan lanjutan dalam pertemuan dan
𝑋 ∑ %
siklus selanjutnya. Hasil analisis juga
Keterangan: dijadikan sebagai bahan refleksi dalam

269
Siska Oktaviani, dkk. Jurnal Pendas Mahakam. Vol 3 (3). 267-275. Desember 2018

memperbaiki rancangan pembelajaran atau sebelumnya, nilai IPA kelas III dari 30
bahkan sebagai bahan pertimbangan dalam siswa, yang mencapai kriteria ketuntasan
penentuan metode pembelajaran yang tepat. minimal (KKM) yaitu 10 orang siswa
Indikator keberhasilan dalam penelitian ini (14.2%) sedangkan 20 orang (85.8%) belum
dapat diukur dari meningkatnya hasil belajar mencapai kriteria ketuntasan minimal
IPA yaitu 80% siswa dari jumlah (KKM).
keseluruhan siswa di dalam kelas dengan Oleh karena itu peneliti menggunakan
kriteria sesuai KKM yang sudah ditentukan reward untuk meningkatkan hasil belajar
oleh peneliti. siswa kelas III khususnya pada materi
sumber daya alam (SDA) peneliti menyusun
HASIL PENELITIAN DAN langkah-langkah perencanaan pembelajaran
PEMBAHASAN sebagai berikut:
Hasil Penelitian a. Menyiapkan rencana pelaksanaan
Penelitian dilaksanakan di SDN 015 pembelajaran (RPP) IPA tentang sumber
Samarinda Ulu yang berlokasikan di Jalan daya alam (SDA)
Anggur No 34 Kelurahan Sidodadi b. Menyiapkan lembar kerja siswa (LKS)
Kecamatan Samarinda Ulu Kota Samarinda. c. Menyiapkan soal evaluasi untuk melihat
Dengan subjek penelitian siswa kelas III tingkat hasil belajar pada siklus I
dengan jumlah siswa 30 orang siswa terdiri d. Menyiapkan lembar wawancara
dari 16 siswa laki-laki dan 14 siswa e. Menyiapkan lembar observasi
perempuan, dilaksanakan pada semester 2 f. Menyiapkan reward
Tahun pembelajaran 2018/2019. Penelitian Pada tahap pelaksanaan ini
ini dilaksanakan oleh peneliti sendiri yang dilakukan 3 x pertemuan di mana pertemuan
berperan sebagai guru kelas dengan satu dan dua menyampaikan materi
observasi Rahmaniah, S.Pd selaku wali kelas sedangkan pertemuan ketiga melakukan tes
III untuk mengawasi jalannya proses hasil belajar siswa.
pembelajaran. Tindakan siklus I dilaksanakan pada
Penelitian ini dilakukan sebanyak hari Senin 08 Oktober 2018, pada siklus I
dua siklus. Masing-masing siklus terdiri dari dilaksanakan tiga kali pertemuan, dua kali
tiga kali pertemuan. Masing-masing pertemuan untuk mengajarkan materi dan
pertemuan berlangsung selama 2 x 35 menit. pertemuan ketiga tes.
Setiap pertemuan ke tiga dilakukan tes untuk Selama pembelajaran ada beberapa
mengetahui peningkatan hasil belajar IPA masalah yang dihadapi pada siklus I siswa
tentang sumber daya alam (SDA) sebelum masih banyak bercerita di dalam kelas tidak
melaksanakan siklus I, peneliti terlebih memperhatikan penjelasan guru dan
dahulu melakukan observasi di kelas berjalan-jalan ke bangku temannya dan izin
tersebut. Setelah dilakukan observasi, berkali-kali ke toilet. Pada saat guru
diperoleh data hasil belajar siswa mata menjelaskan kontrak reward dan poin-poin
pelajaran IPA tahun pembelajaran pembelajaran sumber daya alam (SDA)
2017/2018 semester I. kelas menjadi ribut sehingga situasi kelas
Siklus I terdiri dari 3 x pertemuan, menjadi sangat ramai dan waktu yang
yaitu pertemuan pertama pada hari Senin digunakan menjadi sangat lama ada sekitar 4
tanggal 08 Oktober 2018. Pertemuan kedua orang siswa yang berteriak di dalam kelas. 7
pada hari Kamis 11 Oktober 2018 dan orang siswa lainnya sibuk bercerita dengan
pertemuan ketiga pada hari Senin 15 temannya dan tidak memperhatikan
Oktober 2018. penjelasan guru. Dan terdapat beberapa
Berdasarkan hasil nilai IPA anak- siswa yang masih kebingungan dalam
anak pada semester I yang dilaksanakan pembelajaran dengan menggunakan reward

270
Siska Oktaviani, dkk. Jurnal Pendas Mahakam. Vol 3 (3). 267-275. Desember 2018

sehingga membutuhkan waktu yang cukup Dari hasil wawancara yang dilakukan oleh
lama dalam menjelaskan kontrak reward peneliti, selama belajar guru kelas belum
yang di sampaikan oleh guru. pernah sama sekali menggunakan reward
Sedangkan pertemuan kedua siklus dalam kegiatan pembelajaran sehingga
satu, dilaksanakan pada hari kamis 11 siswa merasa bosan, tidak berminat, dan
Oktober 2018. Pada pertemuan kedua ini tidak termotivasi dalam kegiatan
guru menggunakan metode puzzle untuk pembelajaran tersebut.
menarik minat belajar dan motivasi belajar Hasil dari observasi pada siklus I
siswa dalam mengikuti pembelajaran pertemuan pertama, pertemuan kedua, dan
dengan membagi 6 kelompok dengan setiap pertemuan ketiga yang dilaksanakan pada
kelompok beranggotakan 5 orang siswa tanggal 08 Oktober, 11 Oktober, 15 Oktober
yang ditentukan oleh guru untuk melakukan 2018. Dengan alokasi waktu 6 x 35 menit (3
kegiatan pembelajaran dengan game x pertemuan). Selama tiga kali pertemuan
menyusun puzzle dengan materi sumber banyak masalah yang muncul. Banyak siswa
daya alam (SDA). Namun hal yang ditemui yang tidak mau bergabung kelompok dengan
masih sama pada pertemuan pertama, siswa siswa lainnya dan banyak siswa yang ribut,
pada pertemuan kedua masih ribut, tidak sehingga menciptakan suasana kelas yang
mau mendengar penjelasan guru di depan kurang kondusif. Akibatnya siswa tidak
kelas dan sibuk mengobrol dengan temannya dapat berkonsentrasi dengan baik. Dalam
serta mengganggu temannya, hanya ada pembelajaran menggunakan reward sebagai
beberapa siswa yang bersemangat dan daya tarik dan motivasi belajar siswa dengan
termotivasi dengan menggunakan reward materi sumber daya alam (SDA).
sebagai motivasi dan menarik minat belajar. Setelah melaksanakan kegiatan
Pertemuan ketiga siklus satu, pembelajaran pada siklus I, kemudian
dilaksanakan pada hari Senin 15 Oktober peneliti melakukan refleksi terhadap proses
2018. Pada pertemuan ketiga ini guru kegiatan pembelajaran. Refleksi digunakan
mengulang kembali materi yang sebagai bahan pertimbangan untuk
disampaikan pada pertemuan satu dan dua melanjutkan kegiatan pembelajaran pada
sebelum melakukan tes. siklus II.
Berdasarkan tabel Rekapitulasi hasil Berdasarkan data-data yang diperoleh
belajar pada siklus I dapat diketahui hasil peneliti dapat menyimpulkan bahwa dari
belajar siswa pada siklus I sudah tergolong hasil tes evaluasi diakhir siklus menunjukan
cukup dengan nilai rata-rata 69,5. Adapun bahwa hasil belajar pada siklus I yaitu
peningkatan hasil belajar dari kondisi awal dengan rata-rata 69,5. Dari hasil tersebut
ke siklus I sebesar 30,5% analisis hasil siswa menunjukan belum mencapai KKM yaitu ≥
dapat dilihat pada tabel di bawah ini. 70 dari keseluruhan yang belum mencapai
KKM ≥80% maka dari itu dilanjutkan pada
SIKLUS I siklus II.
100
69.5 60% SIKLUS II
50 40%
100 81,3 86.7%
0
50 13.3%
Rata-rata Tuntas Tidak tuntas
0
Rata-rata Tuntas Tidak
Grafik 1 Hasil Belajar Siswa pada Siklus I tuntas

271
Siska Oktaviani, dkk. Jurnal Pendas Mahakam. Vol 3 (3). 267-275. Desember 2018

Grafik 2 Hasil Belajar Siswa Siklus II adanya anak-anak yang bermain di dalam
lingkungan sekolah sehingga siswa tidak
Dari hasil wawancara yang berkonsentrasi hal ini yang membuat siswa
dilakukan oleh peneliti, selama belajar guru tidak tertarik belajar dan termotivasi saat
kelas belum pernah sama sekali proses pembelajaran. Sedangkan pada siklus
menggunakan reward dalam kegiatan I peneliti menggunakan reward hal ini dapat
pembelajaran sehingga siswa merasa bosan, membuat siswa tertarik belajar dan
tidak berminat, dan tidak termotivasi dalam termotivasi terlihat dari data siklus I
kegiatan pembelajaran tersebut. membuktikan bahwa menggunakan reward
Hasil dari observasi pada siklus II cukup efektif menarik minat belajar dan
pertemuan pertama, pertemuan kedua, dan motivasi siswa khususnya pembelajaran IPA
pertemuan ketiga. Yang dilaksanakan pada dengan materi sumber daya alam (SDA).
tanggal 22 Oktober, 25 Oktober, dan 29 Pada prasiklus hanya 10 orang siswa
Oktober 2018 dengan alokasi waktu 6 x 35 yang tuntas dan 20 orang siswa tidak tuntas
menit (3 x pertemuan). Selama pertemuan di karena tidak mencapai KKM dalam
siklus ini siswa terlihat lebih semangat dan pembelajaran IPA. Sedang pada siklus I
siap dalam mengikuti kegiatan pembelajaran siswa yang tuntas adalah 18 orang siswa dan
yang sedang berlangsung. Kemudian 12 orang siswa tidak tuntas.
peneliti melanjutkan dengan menjelaskan Terjadinya peningkatan karena proses
materi sumber daya alam. Dalam penerapan pembelajaran yang terganggu oleh
pembelajaran menggunakan reward dengan lingkungan sekolah yang berdekatan dengan
materi sumber daya alam (SDA). rumah penduduk serta adanya anak-anak
Setelah melaksanakan kegiatan yang di dalam lingkungan sekolah bermain
pembelajaran pada siklus II, kemudian sehingga siswa tidak berkonsentrasi dalam
peneliti melakukan refleksi terhadap proses proses pembelajaran. Sedangkan pada siklus
kegiatan pembelajaran. Refleksi ini I menggunakan reward hal ini dapat menarik
digunakan sebagai bahan pertimbangan perhatian siswa membuat tertarik belajar dan
untuk melanjutkan kegiatan pembelajaran. termotivasi sehingga siswa mudah
Berdasarkan data-data yang memahami materi yang disampaikan oleh
diperoleh, peneliti dapat menyimpulkan peneliti dengan materi yang diajarkan.
bahwa dari hasil tes evaluasi diakhir siklus Selama pelaksanaan pembelajaran ada
ini menunjukan bahwa hasil belajar IPA beberapa masalah yang dihadapi peneliti
pada siklus II mengalami peningkatan dan masih ada beberapa siswa yang sibuk
hasil ketuntasan belajar siswa kelas III SDN berbicara dengan temannya pada saat guru
015 Samarinda Ulu telah mencapai 81,33%. menjelaskan tapi pada siklus ini siswa
Dari hasil tersebut peneliti dinyatakan terlihat lebih aktif dan siap mengikuti
berhasil dan penelitian pun dihentikan. pembelajaran dari siklus I. Pada saat guru
PEMBAHASAN meminta untuk menyiapkan ruang kelas
Perbandingan hasil belajar nilai untuk memulai kegiatan pembelajaran masih
prasiklus dan siklus I mengalami ada beberapa siswa yang masih sibuk
peningkatan hasil belajar dari 65,5 menjadi berbicara pada jam pembelajaran. Tetapi
69,5 pada siklus I. pada saat pembelajaran terlihat siswa
Karena dari data nilai semester I (prasiklus) berminat dan termotivasi mengikuti kegiatan
siswa kelas III yang peneliti peroleh dari pembelajaran dan terlihat lebih siap
wali kelas III yaitu Ibu Rahmaniah mengikuti pembelajaran. Ini terlihat siswa
menunjukan bahwa proses pembelajaran lebih aktif dan siap dalam belajar.
terganggu oleh lingkungan sekolah yang Pada pertemuan kedua siklus kedua
berdekatan dengan rumah penduduk serta dilaksanakan pada hari Kamis 25 Oktober

272
Siska Oktaviani, dkk. Jurnal Pendas Mahakam. Vol 3 (3). 267-275. Desember 2018

2018, pada pertemuan kedua ini guru


melanjutkan materi dari pertemuan pertama Dari grafik hasil belajar di atas
dengan menggunakan metode Puzzle, siswa menunjukan bahwa terjadinya peningkatan
terlihat antusias dan bersemangat dalam dari prasiklus sampai siklus II. Hal ini
belajar dan siswa terlihat lebih siap ditunjukan bahwa dari hasil nilai prasiklus
mengikuti pembelajaran serta siswa tidak sebesar 65,5 menjadi 69,5 pada siklus I dan
mengalami kesulitan mengikuti game meningkat lagi pada siklus II yaitu sebesar
menyusun puzzle, dengan dibandingkan 81,3.
dengan siklus satu siswa mengalami Hal ini terjadi karena siswa sudah
kesulitan dalam menyusun puzzle dan terjadi memahami, tertarik belajar dan termotivasi
keributan antara kelompok satu dengan yang dalam belajar dengan menggunakan reward.
lainnya. Untuk mengetahui ketuntasan siswa dari
Pertemuan ketiga siklus satu, dilaksanakan prasiklus, siklus I dan siklus II dapat dilihat
pada hari Senin 15 Oktober 2018. Pada pada grafik di bawah ini.
pertemuan ketiga ini guru mengulang
kembali materi yang disampaikan pada
GRAFIK PERBANDINGAN PRESENTASE
siklus satu dan dua sebelum melakukan tes. PRASIKLUS, SIKLUS I DAN SIKLUS II
Hasil belajar siswa pada siklus II 100 81.3%
65.5% 69.5% Ketunt
telah 81,3% dapat dikatakan bahwa pada asan
siklus II telah mencapai ketuntasan yang 50 34.5% 30.5% Tidak
18.7% tuntas
diharapkan oleh peneliti. Bahwa siklus II
namun ada empat siswa tidak mencapai 0
ketuntasan dikarenakan satu orang siswa Prasiklus siklus I siklus II
tidak mengikuti evaluasi penelitian serta Grafik 4 Perbandingan Presentase Belajar
dibutuhkan tindakan khusus terhadap tiga Prasiklus, Siklus I dan Siklus II
orang siswa dalam kegiatan pembelajaran.
Namun tidak ditemukan lagi masalah dalam Grafik di atas menunjukan bahwa
proses belajar mengajar seperti siklus ketuntasan siswa dari prasiklus, siklus I dan
sebelumnya, seluruh siswa kelas III telah siklus II, mengalami peningkatan yang
mencapai KKM yang ditentukan yaitu 70 cukup baik karena pada siklus II ini siswa
untuk mata pelajaran IPA. Dengan mencapai 81,3%, siswa sangat tertarik
memperoleh nilai rata-rata 81,3. Untuk belajar dan termotivasi dengan
mengetahui perbandingan hasil belajar menggunakan reward sebagian besar siswa
prasiklus, siklus I dan siklus II dapat dilihat mencapai ketuntasan di atas KKM 70. Hasil
pada grafik berikut: penelitian tindakan kelas (PTK) ini telah
terlaksana dengan baik dan berhasil dari
GRAFIK PERBANDINGAN RATA-RATA awal pengambilan data sampai selesai
PRASIKLUS, SIKLUS I DAN SIKLUS II
penelitian ini dilaksanakan, untuk
100 81,3 ketuntasan pada prasiklus dengan nilai rata-
65,5 69,5
rata 65,5 dengan ketuntasan belajar 14.2%
50 Pras
iklus
pada siklus I nilai rata-rata 69,5 dengan
ketuntasan belajar 60% dan siklus II nilai
0 rata-rata 81,3 dengan ketuntasan belajar
Prasiklus Siklus I Siklus II 86,7%.
Berdasarkan hasil data yang
Grafik 3 Hasil Belajar Prasiklus, Siklus diperoleh menunjukan semangat belajar
dan Siklus II siswa menjadi lebih baik pada mata
pelajaran IPA materi sumber daya alam

273
Siska Oktaviani, dkk. Jurnal Pendas Mahakam. Vol 3 (3). 267-275. Desember 2018

(SDA) dengan menggunakan reward hal ini Berdasarkan hasil penelitian dan
sesuai dengan teori yang disampaikan oleh pembahasan dapat disimpulkan bahwa
Shammahudin, dkk, (2015:81) manusia pembelajaran menggunakan reward dapat
selalu mempunyai cita-cita harapan dan meningkatkan hasil belajar siswa kelas III
keinginan. Maka metode ini mengerjakan SDN 015 Samarinda Ulu Tahun
perbuatan baik atau mencapai suatu prestasi Pembelajaran 2018/2019 pada mata
yang tertentu diberikan suatu reward yang pelajaran IPA dengan materi sumber daya
menarik sebagai imbalan. alam (SDA). Hal ini dapat dilihat dari
Manfaat reward dalam ketuntasan belajar pada siklus I, dan siklus II
pembelajaran dapat meningkatkan dan dibandingkan dengan hasil observasi
mengarahkan perhatian anak. Hal ini sebelum dilakukannya tindakan yaitu nilai
menunjukan bahwa guru mampu menguasai semester I siswa kelas III SDN 015
kelas dengan baik sehingga siswa mudah Samarinda Ulu. Ketuntasan belajar tersebut
diatur. Siswa mau memperhatikan guru di menunjuk peningkatan dari nilai prasiklus
depan kelas dan duduk dengan rapi semester I yaitu 33.5% menjadi 40% di
mendengar penjelasan guru serta adanya siklus I, kemudian sampai akhirnya
perhatian anak terhadap guru sehingga siswa meningkat menjadi 81,3% di siklus II. Untuk
mampu menjawab pertanyaan yang meningkatkan hasil pembelajaran IPA di
diberikan oleh guru dengan benar. kelas III SDN 015 Samarinda Ulu.
Hasil belajar siswa telah mencapai Adapun saran-saran yang dapat
kriteria ketuntasan maksimal (KKM) yang peneliti berikan setelah melakukan
telah ditetapkan yaitu 70. Dari hasil yang penelitian antara lain:
diperoleh pada siklus II dapat dikatakan 1. Guru Diharapkan dapat menggunakan
bahwa hasil belajar siswa dengan pembelajaran yang menarik, kreatif dan
pembelajaran IPA meningkat. Penelitian ini aktif secara tepat dalam kegiatan belajar
disesuaikan dengan penelitian Susi Andriani mengajar sehingga dapat menciptakan
(2013) yang berjudul penerapan reward rasa senang kepada anak dalam
sebagai upaya meningkatkan motivasi pembelajaran IPA sehingga membuat
belajar siswa dalam pembelajaran IPA kelas anak lebih semangat, aktif dan hasil
III A di Tempel Ngaglik Sleman. belajar dapat meningkat.
Hasil penelitian menunjukan bahwa 2. Siswa Diharapkan lebih aktif dan
dengan adanya reward siswa menjadi kreatif dalam pembelajaran sehingga
senang dalam belajar, semangat menjawab terbiasa dengan menggunakan reward
pertanyaan dari guru, aktif mengikuti serta metode lain. Maupun
pelajaran dan aktif mengikuti diskusi. Selain pembelajaran lainnya.
motivasi belajar siswa terdapat hasil 3. Sekolah Diharapkan sekolah dapat
perhitungan angket pra tindakan mencapai mendukung kegiiatan pembelajaran
presentase 67,85% dalam siklus I mencapai dengan menekankan penerapan
72,41% sedangkan siklus II mencapai metode-metode pembelajaran yang
77,31%. Hal tersebut mengalami lebih efektif dan bervariasi khususnya
peningkatan yang signifikan. Dari pra pada pembelajaran IPA dengan
tindakan yang telah dilakukannya menuju menggunakan reward.
siklus pertama presentase mengalami 4. Peneliti lain Diharapkan bagi peneliti
peningkatan 4,56%. Sedangkan dari siklus I lain yang ingin meneliti dengan topik
dan siklus II mengalami peningkatan 4,90%. pembahasan yang sama agar lebih
memperhatikan subjek penelitiannya
KESIMPULAN DAN SARAN sehingga akan lebih mudah dan efektif
dalam menerapkan reward

274
Siska Oktaviani, dkk. Jurnal Pendas Mahakam. Vol 3 (3). 267-275. Desember 2018

Mestigimana. Jenis-jenis Hasil Belajar.


.http://mestinyagimanaa.blogspot.c
DAFTAR PUSTAKA om/2016/01/jenis-jenis-hasil-
Anwar, M. (2015). Filsafat Pendidikan. belajar.html. 25 Januari 2019. 07:54
Jakarta: Kencana. Wita.
Arikunto, S., Suhardjono, & Supardi. Rangkumanpustaka. Pengertian IPA
(2016). Penelitian Tindakan Kelas Menurut Para Ahli.
(2nd Ed.). Jakarta: Bumi Aksara. http://rangkumanpustaka.blogspot.
Ahmadi, R. (2014). Pengantar Pendidikan com/2017/04/8pengertian-ipa-
(Asas & Filsafat Pendidikan). menurut-para-ahli.html . 24 Januari
Yogyakarta: Ar-Ruzz Media. 2019. 22:00 Wita.
Digilibunila. Rumus perhitungan rata-rata, Setiawan, R. (2017). Penelitian Tindakan
nilai akhir, dan presentase hasil Kelas (Action Research) (1st Ed.).
belajar. Yogyakarta: Nuha Medika.
http://digilib.unila.ac.id/4497/16/B Slideshare. Rumus presentase ketuntasan
AB%20III.pdf. 12 Februari 2019. hasil belajar.
11:40 Wita. https://www.slideshare.net/adeyusu
Kunandar. (2013). Langkah Mudah pa/rumus-prosentase-ketuntasan-
Penelitian Tindakan kelas Sebagai belajar. 12 Februari 2019. 11:38
Pengembangan Profesi Guru (9th Wita.
Ed.). Depok: PT. Rajagrafindo Yaumi, M. (2014). Pendidikan Karakter
Persada. Landasan, Pilar &
Kompri. (2015). Motivasi Pembelajaran Implementasi.Jakarta: Kencana.
Perspektif Guru Dan Siswa.
Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.

275

You might also like