You are on page 1of 71

PENGEMBANGAN INSTRUMEN PERFORMANCE ASSESSMENT

BERBASIS PROJECT BASED LEARNING DALAM MENINGKATKAN


SELF REGULATION PESERTA DIDIK

(Tesis)

Oleh

LUTHFI RIADINA

PROGRAM PASCASARJANA MAGISTER PENDIDIKAN FISIKA


FAKULTAS KEGURUAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS
LAMPUNG 2019

i
ABSTRACT

DEVELOPMENT OF INSTRUMENT PERFORMANCE ASSESSMENT


BASED ON PROJECT BASED LEARNING IN IMPROVING SELF
REGULATION OF STUDENTS

By

Luthfi Riadina

The Purpose of this study is to study the suitability, convenience, usefulness,

practicality, and utilization of performance appraisal instruments. Project based

learning in improving student self regulation. The subjects of this study students

of class XI MIA. This research uses research and development (R&D) design

and development. The results of this development are (1) Instrument

performance assessment based on project based learning have been produced in

increasing self regulation (2) The performance assessment developed have a

high degree of suitability, very high convenience, very high usefulness, and

high practicality (3) Use of project based performance assessment instrument

learning is effective in increasing self regulation.

Keywords: Instruments Performance Assessment, Project Based Learning,


Self Regulation

ii
ABSTRAK

PENGEMBANGAN INSTRUMEN PERFORMANCE ASSESSMENT


BERBASIS PROJECT BASED LEARNING DALAM MENINGKATKAN
SELF REGULATION PESERTA DIDIK

Oleh

Luthfi Riadina

Tujuan penelitian ini untuk mengetahui kesesuaian, kemudahan, kemanfaatan,

kepraktisan, dan efektivitas instrumen performance assessment berbasis project

based learning dalam meningkatkan self regulation peserta didik. Subjek

penelitian ini adalah kelas XI MIA. Penelitian ini menggunakan desain

penelitian dan pengembangan Research and Development (R&D). Hasil

penelitian ini adalah (1) Telah dihasilkan instrumen performance assessment

berbasis project based learning (PjBL) dalam meningkatkan self regulation (2)

instrumen performance assessment yang dikembangkan memiliki tingkat

kesesuaian tinggi, kemudahan sangat tinggi, kemanfaatan sangat tinggi, dan

kepraktisan tinggi (3) Penggunaan instrumen performance assessment berbasis

project based learning efektif dalam meningkatkan self regulation

Kata kunci: instrumen performance assessment, project based learning, self


regulation

iii
PENGEMBANGAN INSTRUMEN PERFORMANCE ASSESSMENT
BERBASIS PROJECT BASED LEARNING DALAM MENINGKATKAN
SELF REGULATION PESERTA DIDIK

Oleh
LUTHFI RIADINA

Tesis
Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Mencapai Gelar
MAGISTER PENDIDIKAN FISIKA

Pada

Program Pascasarjana Magister Pendidikan Fisika


Fakultas Keguruan dan Ilmu Pengetahuan Universitas Lampung

PROGRAM PASCASARJANA MAGISTER PENDIDIKAN FISIKA


FAKULTAS KEGURUAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS
LAMPUNG 2019

iv
Judul Tesis : Pengebangan Instrumen Performance
Assessment Berbasis Project Based Learning
dalam Meningkatkan Self Regulation Peserta
Didik

Nama Mahasiswa : Luthfi Riadina

Nomor Pokok Mahasiswa : 1523022007

Program Studi : Magister Pendidikan Fisika

Jurusan : MIPA

Fakultas : Keguruan dan Ilmu Pendidikan

MENYETUJUI

Pembimbing I Pembimbing II

Dr. Undang Rosidin, M. Pd Prof. Dr. Agus Suyatna,M.Si


NIP. 19600301 198503 003 NIP. 19600821 198503 1 004

Ketua Jurusan Ketua Program Studi


Pendidikan MIPA Magister Pendidikan Fisika

Dr. Caswita, M.Si. Prof. Dr. Agus Suyatna,M.Si


NIP. 19671004 199303 1 004 NIP. 19600821 198503 1 004

vi
MENGESAHKAN
1. Tim Penguji

.... .... .... .... .... ....

Ketua : Dr. Undang Rosidin, M. Pd

Sekertaris : Prof. Dr. Agus Suyatna, M. Si .......................

........ .... .... .... ...

. .PengujiAnggota:IDr.Abdurrahman,M.Si

II. Dr. Viyanti, M. Pd ......................

2. Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Prof. Dr. Patuan Raja, M. Pd

NIP. 19620804 198905 1 001


3. Direktur Program Pascasarana FKIP

Prof. Drs. Mustofa, MA., Ph. D

NIP. 19570101 198403 1 020


4. Tanggal Lulus Ujian : 22 Juli 2019

vii
LEMBAR PERNYATAAN

Saya yang bertanda tangan di bawah ini

Nama : Luthfi Riadina

NPM : 1523022007

Fakultas/ Jurusan : FKIP/ Pendidikan MIPA

Program Studi : Magister Pendidikan Fisika

Alamat : Bangunsari Rt/Rw 002/004 Kec. Negerikaton Kab.

Pesawaran

Menyatakan bahwa dalam penulisan tesis ini tidak terdapat karya yang pernah

diajukan untuk memperoleh gelar kemagisteran di suatu perguruan tinggi, dan

sepanjang pengetahuan saya juga tidak terdapat karya atau pendapat yang

pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali yang tertulis diacu

dalam naskah ini dan disebut dalam daftar pustaka.

Atas pernyataan ini, apabila dikemudian hari ternyata ditemukan adanya

ketidakbenaran. Saya bersedia menanggung akibat dan sanksi yang diberikan

kepada saya serta sanggup dituntut sesuai dengan hunum yang berlaku.

Bandar Lampung, Juli 2019


Pembuat Pernyataan

Luthfi Riadina
NPM. 1523022007

v
RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Adiluwih pada tanggal 31 mei 1993.

Anak pertama dari pasangan bapak umairi dan ibu Dra.

Singkrih. Penulis mengawali pendidikan pada tahun 1999

di SD Negeri 1 Bangunsari, diselesaikan tpasa tahun

2004. Penulis melanutkan pendidikan di SMP

Negeri 1 Adiluwih pada tahun 2004 dan diselesaikan tahun 2007. Tahun 2007

penulis melanjutkan pendidikan di SMA Negeri 2 Pringsewu sampai tahun

2010. Pada tahun 2010 penulis diterima dan terdaftar sebagai mahasiswa

Program Studi Pendidikan Fisika jurusan Pendidikan MIPA, Fakultas Keguruan

dan Ilmu Pendidikan di Universitas Muhammadiyah Metro. Pada tahun 2015

Penulis melanjutkan di Program Studi Magister Pendidikan Fisika, Jurusan

Pendidikan MIPA, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas

Lampung hingga saat ini.

viii
MOTTO

Sebaik baiknya manusia ialah manusia yang dapat bermanfaat bagi

orang lain

ix
PERSEMBAHAN

Segala puji bagi Allah SWT, yang selalu memberikan limpahan rahmat kepada

hamba Nya . Dengan kerendahan hati, ku persembahkan karya kecil ini kepada:

1. Ayahanda dan Ibunda tercinta, Bapak Jumairi dan Ibu Dra. Singkrih,

yang selalu bersabar menunggu, berjuang tak kenal lelah dan selalu

memberikan do’a, kasih sayang, perhatian, dan pengorbanan yang tak

ternilai harganya

2. Suami tercinta, Rifki Alfauzi, S. I. Kom

3. Adik tercinta, Anang Fauzi Rafli

4. Almamater tercinta, Universitas Lampung

x
SANWACANA

Alhamdulillah segala pujihanya bagi Allah SWT atas rahmat dan ridho-Nya
penulis dapat menyelesaikan tesis yang berjudul “Pengembangan Instrumen
Performance Assessment Berbasis Project Based Learning dalam
Meningkatkan Self Regulation Peserta Didik”. Pada kesempatan ini penulis
mengucapkan terimakasih kepada pihak-pihak di bawah ini.

1. Bapak Prof. Dr. Agus Suyatna, M. Si., selaku Ketua Program Magister
Pendidikan Fisika, sekaligus Pembimbing II yang telah memotivasi,
membimbing, dan mengarahkan penulis selama penulisan tesis
2. Bapak Dr. Undang Rosidin, M. Pd., selaku Pembimbing Akademik
sekaligus Pembimbing I yang telah memotivasi, membimbing, dan
mengarahkan penulis selama penulisan tesis.
3. Bapak Abdurrahman, M. Si., selaku Pembahas Validator I, yang banyak
memberikan masukan dan kritik bersifat positif dan membangun
4. Bapak Dr. I. Wayan Distrik, selaku Validator II, terimakasih atas
masukanya
5. Bapak dan Ibu Dosen Magister Pendidikan Fisika Universitas Lampung
yang telah membimbing penulis dalam pembelajaran selama di
Universitas Lampung
6. Teman-teman seperjuangan di Program Magister Pendidikan Fisika
Angkatan 2015
7. Semua pihak yang telah membantu terselesaikanya tesis ini

xi
Semoga semua amal dan bantuan yang telah diberikan mendapat pahala dari
Allah SWT dan semoga tesis ini dapat bermanfaat. Aamiin.

Bandarlampung, Juli 2019


Penulis,

Luthfi Riadina

xii
DAFTAR ISI

Halaman

COVER.....................................................................................................................................i
ABSTRAK...............................................................................................................................ii
COVER DALAM.................................................................................................................iv
SURAT PERNYATAAN....................................................................................................v
MENYETUJUI......................................................................................................................vi
MENGESAHKAN..............................................................................................................vii
RIWAYAT HIDUP...........................................................................................................viii
MOTTO...................................................................................................................................ix
PERSEMBAHAN..................................................................................................................x
SANWACANA.....................................................................................................................xi
DAFTAR ISI.......................................................................................................................xiii
DAFTAR TABEL................................................................................................................xv
DAFTAR GAMBAR.........................................................................................................xvi
DAFTAR LAMPIRAN...................................................................................................xvii

I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang......................................................................................................1
B. Rumusan Masalah...............................................................................................6
C. Tujuan Penelitian................................................................................................6
D. Manfaat Penelitian...............................................................................................7
E. Ruang Lingkup....................................................................................................7

II. KAJIAN PUSTAKA


A. Penilaian Autentik................................................................................................9
B. Performance Assessment.................................................................................14
C. Project Based Learning (PjBL)....................................................................19
D. Self Regulation....................................................................................................22

III. METODE PENGEMBANGAN


A. Desain Pengembangan.....................................................................................28
B. Subjek Penelitian...............................................................................................28
C. Instrumen Penelitian........................................................................................29
D. Teknik Pengumpulan Data..............................................................................31
E. Prosedur Pengembangan Perangkat............................................................32
F. Teknik Analisis Data........................................................................................37

IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN


A. Hasil Penelitian Pengembangan...................................................................45
1. Analisis Kebutuhan..................................................................................45
2. Perencanaan Produk.................................................................................48

xiii
3. Pengembangan Draf Produk..................................................................50
4..Uji Coba Tahap Awal 62
5..Revisi Produk Utama 64
6..Uji Coba Lapangan Operasional 65
7. Self Regulation Peserta Didik ditinau dari Hasil Belajar 67

B. Pembahasan.........................................................................................................71
1. Karakteristik Perangkat Instrumen PerformanceAssessment
Berbasis Project BasedLearning (PjBL) Dalam
Meningkatkan Self Regulation Peserta Didik 71
2. Kesesuaian Instrumen Performance Assessment
Berbasis ProjectBasedLearning (PjBL) Hasil
Pengembangan Menurut Pendapat Guru.........................................80
3. Kemudahan Instrumen Performance Assessment
Berbasis ProjectBased Learning (PjBL) ) Hasil
Pengembangan Menurut Pendapat Guru 82
4. Kemanfaatan Instrumen Performance Assessment Berbasis
Project Based Learning (PjBL) ) Hasil Pengembangan
Menurut Pendapat Guru........................................................................83
5. Kepraktisan Instrumen PerformanceAssessment Berbasis
Project Based Learning (PjBL) ) Hasil Pengembangan
Menurut Pendapat Guru........................................................................84
6. Efektivitas Penggunaan InstrumenPerformance Assessment
Berbasis Project Based Learning dalam Meningkatkan Self
Regulation Peserta Didik 86

V. KESIMPULAN DAN SARAN


A. Kesimpulan.............................................................................................................90
B. Saran.........................................................................................................................91

DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN

xiv
DAFTAR TABEL

Tabel Halaman
2.1. Karakteristik Penilaian Tradisional dan Penilaian Autentik....................13
2.2. Contoh Rubrik Penskoran Holistik..................................................................17
2.3. Contoh Rubrik Analitik.......................................................................................17
3. 1. Desain Instrumen Performance Assessment Berbasis
Project Based Learning dalam Meningkatkan Self
Regulation...............................................................................................................35
3.2. Skor Penilaian terhadap Pilihan Jawaban......................................................39
3.3. Tafsiran Skor Penilaian Menjadi Pernyataan Nilai Kualitas....................41
3.4. Tafsiran Kriteria Validitas..................................................................................42
3.5. Pedoman untuk Memberikan Interpretasi Koefisien Korelasi.................43
3.6. Nilai Rata-rata Gain Ternormalisasi dan Klasifikasinya...........................44
3.7. Kategori Tafsiran Efektivitas N-Gain.............................................................44
4.1. Hasil Analisis Kebutuhan...................................................................................46
4.2. Rekapitulasi Analisis Tahap Self Regulation............................................67
4.3. Uji T- Self Regulation Kelas Eksperimen......................................................67
4.4. Uji T- Pretest Postest Kelas Kontrol...............................................................68
4.5. Uji T- Pretest Postest Kelas Eksperimen.......................................................69
4.6. Hasil Uji Korelasi Kelas Eksperimen..............................................................70
4.7. Rekapitulasi Hasil Analisis Self Regulation dan Hasil Belajar...............70
4.8. Rekapitulasi Rata-rata Nilai N-Gain Kelas Eksperimen...........................71

xv
DAFTAR GAMBAR
Halaman

Gambar
2. 1 Hipotesis Efektivitas Intervensi Ketrampilan Self Regulation dan Hasil
Keteladanan Terhadap Peningkatan Kemampuan Belajar Mandiri dan
Prestasi Belajar ........................................................................ 21
2. 2 Tahap-tahap Pembelaaran Project Based Learning (PjBL) .......... 24
2. 3 Kerangka Berpikir .................................................................... 27
3. 1 Metode Eksperimen Pretest Postest Control Group Design ............... 36
4. 1 Desain Produk Tugas Kinerja 1................................................... 49
4. 2 Kisi-kisi Perangkat Instrumen Performance Assessment berbasis Project
Based Learning ....................................................................................... 57
4. 3 Bentuk dan Format Instrumen Performance Assessment berbasis Project
Based Learning ....................................................................................... 58
4. 4 Bentuk dan Format Instrumen Performance Assessment berbasis Project
Based Learning ....................................................................................... 58
4. 5 Rubrik Instrumen Performance Assessment berbasis Project Based
Learning .................................................................................................. 59
4.6 Rubrik Instrumen Performance Assessment berbasis Project Based
Learning .................................................................................................. 60
4.7 Rubrik Instrumen Performance Assessment berbasis Project Based
Learning .................................................................................................. 60
4.8 Rubrik Instrumen Performance Assessment berbasis Project Based
Learning .................................................................................................. 61
4. 9. Diagram Hasil Validasi ............................................................ 63
4.10. Diagram Kelayakan Instrumen ............................................................. 64
4.11. Diagram Rekapitulasi Hasil Uji Instrumen .................................. 66

xvi
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Halaman
1. Kisi-kisi Instrumen Analisis Kebutuhan Guru...................................................101
2. Angket Instrumen Analisis Kebutuhan Guru......................................................102
3. Kisi-kisi Instrumen Analisis Kebutuhan Siswa..................................................104
4. Angket Instrumen Analisis Kebutuhan Siswa....................................................105
5. Analisis Hasil Angket Kebutuhan Guru...............................................................107
6. Analisis Hasil Angket Kebutuhan Siswa.............................................................111
7. Deskripsi Hasil Angket Kebutuhan Guru............................................................114
8. Deskripsi Hasil Angket Kebutuhan Siswa...........................................................116
9. Skenario Pembelajaran..............................................................................................119
10. Instrumen Performance Assessment.......................................................................146
11. Keterangan Validasi.....................................................................................................153
13. Rekapitulasi Validasi Ahli.........................................................................................154
14. Perbaikan Validasi........................................................................................................156
15. Kelayakan Instrumen Validasi..................................................................................157
16. Rekapitulasi Uji Validasi...........................................................................................158
18. Nilai Hasil Pretest dan Postest.................................................................................166
19. Keterangan Responden...............................................................................................169
20. Kisi-kisi Angket Uji Kesesuaian..............................................................................171
21. Instrumen Uji Kesesuaian..........................................................................................172
22. Kisi-kisi Angket Uji Kemudahan............................................................................174
23. Instrumen Uji Kemudahan.........................................................................................175
24. Kisi-kisi Angket Uji Kemanfaatan..........................................................................177
25. Instrumen Uji Kemanfaatan......................................................................................178
26. Kisi-kisi Angket Uji Kepraktisan............................................................................180
27. Instrumen Uji Kepraktisan.........................................................................................181
28. Analisis Hasil Uji Lapangan.....................................................................................183
29. Diagram Rekapitulasi Hasil Uji...............................................................................186
30. Analisis Uji Statistik.....................................................................................................187
31. Rekapitulasi Hasil Observasi.....................................................................................131
32. Analisis Self Regulation Peserta Didik...................................................................201
33. Analisis N Gain..............................................................................................................203
34. Analisis Self Regulation dan Hasil Belajar............................................................204

xvii
1

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan

Nasional, menyatakan bahwa “pendidikan adalah usaha sadar dan terencana

untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta

didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan

spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak

mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan

negara. Dalam pendidikan yang paling utama adalah proses pembelajaran.

Dalam Undang-undang no 20 tahun 2003 “pembelajaran merupakan proses

interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu

lingkungan belajar”.

Pembelajaran merupakan proses interaksi antara peserta didik dengan

lingkungan sehingga mengakibatkan adanya perubahan tingkah laku menjadi

lebih baik. Proses pembelajaran melibatkan berbagai pihak diantaranya guru,

peserta didik, dan warga sekolah yang lain. Proses pembelajaran adalah

kegiatan yang paling utama dalam pendidikan dan merupakan suatu program

yang sistematik dengan urutan langkah tertentu yaitu mulai dari perencanaan,

pelaksanaan sampai dengan penilaian/asesmen. Kualitas pembelajaran


2

ditentukan dari tingkat penguasaan konsep dan pengetahuan peserta didik

terhadap materi yang dipelajari.

Penilaian/ asesmen merupakan salah satu langkah dari pembelajaran yang

tidak dapat dipisahkan dari pembelajaran itu sendiri. Penilaian dianggap

sangat penting karena penilaian dapat memberikan informasi kepada guru

tentang kemajuan siswa dalam proses pembelajaran. Menurut Earl & Giles

(2011) penilaian memberikan informasi yang dapat membantu

meningkatkan peserta didik dalam belajar dan membantu guru dalam

mengajar. Hasil dari penilaian juga dapat digunakan sebagai acuan untuk

melihat tingkat ketuntasan peserta didik dalam belajar.

Penilaian autentik adalah proses pengumpulan informasi oleh guru tentang

perkembangan dan pencapaian pembelajaran yang dilakukan oleh peserta

didik melalui berbagai teknik yang mampu mengungkapkan, membuktikan

atau menunjukkan secara tepat bahwa tujuan pembelajaran telah benar-benar

dikuasai dan dicapai. Penilaian autentik merupakan penilaian dengan

pengukuran yang bermakna atas hasil belajar peserta didik. Penilaian

autentik meliputi ranah sikap, ketrampilan dan pengetahuan. Sesuai dengan

inti dari authentic assessment (penlaian autentik), ada beberapa alat penilaian

yang dapat digunakan seperti hasil karya (product), penugasan (project),

unjuk kerja (performance), test tertulis (paper and pencil test), serta

kumpulan hasil kerja (portofolio) (Wijayanti, 2014).

Penilaian kinerja merupakan salah satu bentuk penilaian yang dianggap cukup

akurat untuk mengetahui hasil belajar peserta didik. Menurut Mansyur,dkk


3

(2015:216) “ Penilaian kinerja merupakan suatu proses pengumpulan data

dengan cara pengamatan yang sistematik untuk membuat keputusan tentang

individu yang diamati”. Penilaian kinerja melibatkan peserta didik dalam

aktivitas yang memerlukan demonstrasi untuk keterampilan-keterampilan

tertentu dan/atau dalam hal menciptakan suatu spesifikasi produk. Penilaian

kinerja sangat erat kaitanya dengan proses berlangsungnya pembelajaran

yang menghasilkan pemahaman peserta didik akan materi yang disampaikan.

Pemahaman peserta didik tentang materi yang disampaikan oleh guru akan

lebih mudah diterima ketika peserta didik mampu memahami konsep dasar

dari suatu materi. Oleh karenanya diperlukan teknik yang tepat dalam

menyampaikan konsep sehingga mudah diterima oleh peserta didik.

Penilaian Kinerja (performance assessment) dapat digunakan jika guru

melaksanakan pembelajaran di antaranya dengan model Project Based

Learning (pembelajaran berbasis proyek). Pembelajaran berbasis proyek

menuntut siswa untuk melakukan unjuk kerja.

Project Based Lerning (PjBL) dapat membantu peserta didik untuk

mengembangkan kemampuan berpikir serta meningkatkan kemandirian

belajar peserta didik. Menurut Karina, dkk (2014) Penerapan model

pembelajaran berbasis proyek dalam proses pembelajaran menjadi sangat

penting untuk meningkatkan kemampuan siswa dalam memecahkan suatu

permasalahan dan membina hubungan yang positif dengan guru serta teman

sebaya melalui pengembangan kecerdasan emosional. Bukan hanya itu saja,

PjBL juga akan menjadikan peserta didik lebih aktif dalam mencari solusi,

menyelesaikan suatu proyek, dan akan lebih aktif dalam mencari tahu sesuatu
4

yang berkaitan dengan proyek. Sebagaimana menurut Rais (2010)

Pembelajaran berbasis proyek juga memberi peluang pada sistem

pembelajaran yang berpusat pada siswa, lebih kolaboratif, siswa terlibat

secara aktif menyelesaikan proyek-proyek secara mandiri dan bekerja sama

dalam tim dan mengintegrasikan masalah-masalah yang nyata dan praktis.

Self regulation adalah proses aktif dan konstruktif siswa dalam menetapkan

tujuan untuk proses belajarnya dan berusaha untuk memonitor, meregulasi,

dan mengontrol kognisi, motivasi, dan perilaku, yang kemudian semuanya

diarahkan dan didorong oleh tujuan dan mengutamakan konteks lingkungan

(Bintoro, dkk; 2013). Self regulation juga diartikan sebagai proses sadar diri

atas aktivitas psikis yang menjamin pengaturan serta pencapaian hasil sesuai

dengan tujuan tertentu (Morosanova, 2013). Apabila proses sadar diri peserta

didik terhadap belajar tinggi, maka prestasi akademik peserta didik akan

meningkat. Self regulation mengacu pada serangkaian pembelajaran strategi

yang menumbuhkan ketrampilan berpikir tingkat tinggi pada siswa

berdasarkan kemampuan yang dimilikinya. Siswa dihadapkan pada masalah

dalam bentuk proyek dan harus menemukan solusi menggunakan kualitas

dan kemampuan alami mereka.

Menurut Corsi (2010)” Self Regulation, pembelajaran kinestetik yang akan

menggunakan interaksi sentuhan terutama dengan lingkungan mereka,

sementara peserta didik menggunakan pendengaran dan lisan dalam

menyelesaikan proyek mereka”. Sungur dan Gungoren (2009) menyatakan

lingkungan sekolah yang mendorong siswa untuk meregulasi diri berpengaruh

positif terhadap prestasi akademik. Prestasi akademik menurut


5

perspektif kognitif sosial dipandang sebagai hubungan yang kompleks

antara kemampuan individu, persepsi diri, penilaian terhadap tugas, harapan

akan kesuksesan, strategi kognitif, dan regulasi diri, gender, gaya

pengasuhan, status sosioekonomi, kinerja, dan sikap individu terhadap

sekolah (Clemons, 2008). Secara umum, program intervensi self regulation

dinyatakan cocok untuk mengurangi underachievment dan pada akhirya

meningkatkan prestasi akademik (Stoegler &Ziegler, 2005)

Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan pada 3 orang guru fisika di

Madrasah Aliyah (MA) Al Hidayat Gerning, 100% guru tidak melakukan

penilaian secara objektif untuk mengukur psikomotor peserta didik. Guru

cenderung menilai peserta didik melalui test tertulis. Hal ini dikarenakan

guru merasa kesulitan untuk melakukan penilaian pada saat praktikum

sedang berjalan. Oleh karena itu, perlu dikembangkan instrument penilaian

kinerja yang mudah untuk dipahami dan mampu membantu guru dalam

melakukan penilaian.

Guru fisika sebanyak 66,7% di MA Al Hidayat juga mengatakan bahwa

kesadaran peserta didik dalam belajar fisika sangat rendah. Hal ini dibuktikan

dengan kurangnya antusias peserta didik pada saat pembelajaran sedang berjalan.

Prestasi belajar peserta didikpun rendah. Oleh sebab itu diperlukan adanya

perangkat pembelajaran yang mampu meningkatkan kesadaran diri (Self

Regulation) peserta didik dalam belajar fisika. Berdasarkan latar belakang

masalah tersebut, dilakukan penelitian pengembangan yang berjudul


6

“Pengembangan Instrumen Performance Assessment berbasis Project

Based Learning dalam meningkatkan Self Regulation Peserta didik”

B. Rumusan Masalah

Rumusan masalah dalam penelitian ini antara lain:

1. Bagaimana bentuk instrumen Performance Asessment berbasis

Project Based learning dalam meningkatkan Self Regulation peserta

didik?

2. Bagaimana kesesuaian, kemudahan, kemanfaatan, dan kepraktisan

instrumen Performance Asesment berbasis Project Based Learning?

3. Bagaimana efektivitas penggunaan instrumen performance

assessment dalam meningkatkan self regulation peserta didik

C. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan dari penelitian ini adalah:

1. Mengembangkan instrumen Performance Assessment berbasis

Project Based Learning dalam meningkatkan Self Regulation peserta

didik

2. Mendeskripsikan kesesuaian, kemudahan, kemanfaatan, dan kepraktisan

instrumen Performance Assessment berbais Project Based Learning

3. Mengetahui keefektivitasan penggunaan instrumen

performance assessment dalam meningkatkan self regulation

peserta didik
7

D. Manfaat Penelitian

Bagi Guru:

1. Mempermudah guru dalam melakukan penilaian kinerja pada materi

alat optik

2. Memberikan sumbangan pemikiran tentang instrumen performance

asessment dalam melakukan penilaian kinerja pada materi alat optik

Bagi peserta didik:

Meningkatkan Self Regulation peserta didik dalam belajar sehingga

mampu meningkatkan prestasi akademik peserta didik

Bagi Peneliti lain:

Dapat digunakan sebagai referensi dalam melakukan penelitian lebih lanjut

E. Ruang Lingkup Penelitian

Ruang lingkup penelitian ini meliputi beberapa hal, antara lain:

1. Pengembangan yang dimaksud dalam penelitian ini adalah

pembuatan produk berupa instrumen Performance Asessment yang

mampu meningkatkan Self Regulation peserta didik

2. Penilaian dengan instrumen Performance Asessment yang

digunakan dalam penelitian ini adalah berbasis Project Based

learning dalam meningkatkan Self Regulation peserta didik

3. Self Regulation yang dimaksudkan dalam penelitian ini adalah kesadaran

diri peserta didik dalam belajar dilihat dari hasil test yang diberikan pada
8

saat sebelum dan setelah dilakukan penilaian dengan

menggunakan instrument Performance Assessment

4. Model pembelajaran yang digunakan adalah Project Based

Learning (PjBL)

5. Materi dalam penelitian ini yaitu materi Alat Optik KD. 3.11 kelas

XI Matematika dan Ilmu Alam (MIA)

6. Hubungan Self Regulation dengan hasil belajar didapatkan dari perbandingan

hasil observasi (self regulation) dan hasil test yang diberikan sebelum dan

setelah menggunakan instrumen Performance Assessment

7. Hasil uji kesesuaian, kemudahan, kemanfaatan, dan kepraktisan

instrument diperoleh dari pendapat guru setelah menggunakan instrumen

performance assessment.
9

II. TINJAUAN PUSTAKA

A. Penilaian Autentik

Penilaian (assessment) adalah proses pengumpulan berbagai data dan

informasi yang bisa memberikan gambaran atau petunjuk terhadap

perkembangan pengalaman belajar peserta didik (supriatna, 2011). Menurut

Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Pertama (2017:5) penilaian adalah

proses pengumpulan dan pengolahan informasi untuk mengukur pencapaian

hasil belajar peserta didik. Penilaian tidak hanya difokuskan pada hasil belajar

tetapi juga pada proses belajar. Sementara itu, Syahrul (2009) Mengungkapkan

penilaian adalah proses pengumpulan informasi yang digunakan untuk

mengambil keputusan-keputusan tentang kebijakan pendidikan, mutu program

pendidikan, mutu kurikulum, mutu pengajaran atau sejauh mana pengetahuan

yang telah diperoleh siswa tentang semua hal yang telah diajarkan kepadanya.

Berdasarkan beberapa pendapat diatas, dapat di simpulkan bahwa penilaian

(assessment) merupakan proses pengumpulan dan pengolahan data dan

informasi yang bisa memberikan gambaran tentang pencapaian hasil belajar

peserta didik yang dapat digunakan untuk mengambil keputusan tentang

kebijakan pendidikan, mutu program pendidikan, mutu kurikulum, dan

mutu pengajaran.
10

Menurut Direktoral Jendral Pendidikan Dasar dan Menengah (2017) Penilaian

seharusnya dilaksanakan melalui tiga pendekatan, yaitu assessment of learning

(penilaian akhir pembelajaran), assessment for learning (penilaian untuk

pembelajaran), dan assessment as learning (penilaian sebagai pembelajaran).

Ciri-ciri asesmen untuk pembelajaran (assessment for learning) menurut Basuki

& Haryanto (2014) sebagai berikut:

(1) asesmen dapat dilandasi oleh berbagai sumber-sumber informasi


(portofolio, kemajuan kerja, pengamatan guru, percakapan); (2) berlangsung
selama proses pembelajaran, mulai dari penyusunan awal bahan ajar sampai
saatnya untuk melakukan penilaian sumatif; (3) umpan balik verbal atau
tertulis bagi para siswa umumnya bersifat deskriptif dan menekankan pada
kekuatan, identifikasi tantangan, dan butir-butir penting bagi langkah
selanjutnya; (4) tidak ada skor dan angka mutu yang diberikan,
penyimpanan catatan terutama berupa catatan anekdot dan deskriptif; (5)
saat guru mengontrol pemahaman siswa, mereka mengatur pembelajaran
sedemikian rupa agar siswa tetap belajar pada jalurnya.

Tujuan asesmen untuk pembelajaran adalah memberikan umpan balik kepada

guru maupun siswa terkait kemajuan belajar dalam mencapai tujuan

pembelajaran. Metode asesmen untuk pembelajaran yang efektif adalah jika

guru menggunakan tugas-tugas kinerja yang dirumuskan dalam suatu rubrik.

Ciri-ciri asesmen pembelajaran (assessment of learning) menurut Basuki & Haryanto

(2014) adalah:

(1)asesmen yang dilengkapi dengan angka mutu atau huruf mutu; (2)
membandingkan prestasi siswa dengan standar; (3) hasilnya dapat
dikomunikasikan dengan para siswa dan orang tua; (4) terjadi pada akhir
satuan pembelajaran.
11

Sedangkan ciri-ciri asesmen sebagai pembelajaran (assessment as learning)

sebagai berikut:

1. Berlangsung diseluruh proses pembelajaran

2. Termasuk perumusan tujuan pembelajaran, memantau kemajuan, dan

refleksi terhadap hasil pembelajaran.

3. Dimulai saat siswa menyadari tujuan pembelajaran dan criteria kinerja

yang harus dicapainya.

4. Berimplikasi kepada kepemilikan hasil belajar oleh siswa, dan tanggung

jawab siswa untuk menggerakkan pemikiran menuju kedepan.

Penilaian (assessment) merupakan faktor penting dalam menentukan

keberhasilan proses dan hasil belajar pesesta didik. Penilaian harus memberikan

hasil yang dapat diterima oleh semua pihak, baik yang dinilai, yang menilai,

maupun pihak lain yang akan menggunakan hasil penilaian tersebut. Menurut

Widodo (2009), penting diterapkan penilaian yang bersifat komprehensif dan

holistic serta menuntut peserta didik mengembangkan respond dan bukan

sekedar memiliki option yang telah ditetapkan. Salah satu penilaian yang dapat

menunjukkan perkembangan belajar peserta didik adalah penilaian autentik .

Penilaian autentik adalah proses pengumpulan informasi tentang perkembangan dan

pencapaian pembelajaran peserta didik melalui berbagai teknik yang mampu

mengungkapkan, membuktikan, atau menunjukkan secara tepat bahwa tujuan

pembelajaran telah benar-benar dikuasai dan dicapai (Hayat, 2004). Menurut

Kunandar (2013) penilaian autentik adalah kegiatan menilai peserta didik yang
12

menekankan pada apa yang seharusnya dinilai, baik proses maupun hasil dengan

berbagai instrument penilaian yang disesuaikan dengan tuntutan kompetensi

yang ada di Standar Kompetensi (SK) atau Kompetensi Inti (KI), dan

Kompetensi Dasar (KD).

Dengan demikian dapat disimpulkan penilaian autentik kegiatan mengumpulkan

informasi tentang perkembangan dan pencapaian pembelajaran peserta didik,

baik proses maupun hasil dengan berbagai instrument penilaian yang disesuaikan

dengan tuntutan kompetensi.

Ciri-ciri penilaian autentik, Rosidin (2016) adalah:


(1) harus mengukur semua aspek pembelajaran, yakni kinerja dan hasil atau
produk; (2) dilaksanakan selama dan sesudah proses pembelajaran
berlangsung; (3) menggunakan berbagai cara dan sumber, (4) tes hanya salah
satu alat pengumpul data penilaian; (5) tugas-tugas yang diberikan kepada
peserta didik harus mencerminkan bagian-bagian kehidupan peserta didik; (6)
penilaian harus menekankan kedalaman pengetahuan dan keahlian peserta
didik, bukan keluasanya (kuantitas)

Sedangkan karakteristik penilaian autentik sebagai berikut:


1. Bisa digunakan untuk formatif maupun sumatif

2. Mengukur ketrampilan dan performansi bukan mengingat fakta

3. Berkesinambungan dan terintegrasi

4. Dapat digunakan sebagai feedback

Karakteristik penilaian autentik, Mutalazimah, dkk (2008) adalah:

(1)pengalaman belajar yang merupakan refleksi dari dunia nyata yang lebih
valid; (2) memberikan tugas-tugas instruksional kepada peserta didik yang
mengharuskan mereka melakukan konstruksi arti dari setiap materi; (3)
menstimulasi agar peserta didik mempunyai pemikiran dan masukan yang
kritis serta menciptakan pendekatan pembelajaran berdasarkan kemampuan
13

kognitif dan metakognitif; (4) memberikan pengalaman belajar yang autentik


untuk meningkatkan ketertarikan dan memperbaiki sikap peserta didik dalam
pembelajaran; (5) mendorong terciptanya berbagai metode untuk
mengekspresikan dan mendukung sikap kolaborasi antar peserta didik.

Karakteristik penilaian tradisional dan penilaian autentik terlihat pada tabel 2.1
Tabel 2.1 karakteristik penilaian tradisional dan penilaian autentik

Penilaian Tradisonal Penilaian Autentik

1. Peserta didik harus menguasai disiplin Peserta didik harus mampu


keilmuan dan keterampilan tertentu menunjukkan Penguasaan
melakukan sesuatu secara bermakna
dalam dunia nyata

2. Guru mengajarkan peserta didik disiplin Guru mengembangkan peserta didik


keilmuan dan ketrampilan tertentu agar mampu mendemonstrasikan
kemampuan atau ketrampilan
melakukan sesuatu

3. Tingkat keberhasilan peserta didik Tingkat keberhasilan peserta didik


dinilai melalui test yang hanya dinilai melalui kinerja yang hanya
mengukur tingkat penguasaan keilmuan mengukur segala aktivitas peserta
dan ketrampilan tertentu dari peserta didik secara bermaknayang
didik mencerminkan aktivitas dunia nyata

4. Kurikulum menentukan penilaian, Penilaian menentukan kurikulum;


pengetahuan yang harus dikuasai guru terlebih dahulu menentukan
ditentukan terlebih dahulu tugas-tugas yang akan dilakukan
oleh peserta didik untuk
menunjukkan penguasaanya

(Mueller dalam Nurgiantoro, 2011)

Berdasarkan pendapat diatas, penilaian autentik mengubah peran siswa dalam

proses penilaian, dari sifat pasif menjadi partisipan aktif. Siswa aktif

berkolaborasi untuk bekerjasama dan dapat berpartisipasi dalam mengevaluasi

kemajuanya. Penilaian autentik memberikan kesempatan kepada siswa untuk

lebih kreatif dan inovatis karena memiliki kesempatan untuk mengembangkan


14

diri, menumbuhkan sikap yang lebih positif terhadap sekolah, kegiatan

belajar, dan dirinya sendiri.

B. Performance Assessment

Penilaian kinerja adalah suatu prosedur yang menggunakan berbagai bentuk

tugas-tugas untuk memperoleh informasi tentang apa dan sejauh mana yang

telah dilakukan suatu program (Marhaeni,2007). Menurut Majid (2006: 88),

performance assessment merupakan penilaian dengan berbagai macam tugas dan

situasi di mana peserta tes diminta untuk mendemonstrasikan pemahaman dan

mengaplikasikan pengetahuan yang mendalam, serta keterampilan di dalam

berbagai macam konteks. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa penilaian

kinerja merupakan bentuk penilaian yang memanfaatkan berbagai macam tugas-

tugas untuk memperoleh informasi tentang sejauh mana pemahaman,

pengetahuan, dan ketrampilan peserta didik dalam menyelesaikan tugas.

Penilaian kinerja (Performance Assessment) merupakan salah satu teknik penilaian

yang jika dibandingkan dengan teknik penilaian lain dapat dikatakan lebih unggul

sebagaimana menurut Reynolds dalam Utomo & Ardiyarta (2013) sangat tepat dan

telah banyak diaplikasikan dalam berbagai konteks, seperti: (1) laboratory classes;

(2) mathematics classess; (3) english, foreign-language, debate classes; (4) social

studies classes; (5) art classes; (6) physical education classes; dan (7) music

classes. Performance assessment dapat digunakan untuk mengevaluasi kerja siswa

dalam melakukan praktikum di laboratorium. Penilaian kinerja (Performance

assessment) yang digunakan sebagai pedoman dalam


15

menilai proses dan hasil belajar akan menjadi tuntunan guru dalam merancang

program pembelajaran dan menuntun para siswa dalam melakukan aktivitas

belajarnya, yang pada akhirnya akan bermuara pada peningkatan capaian

kompetensi kerja ilmiah siswa

Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam membuat penilaian kinerja, Suwandi

(2010) adalah:

(1)langkah-langkah kinerja yang diharapkan dilakukan siswa untuk


menunjukkan kinerja dari suatu kompetensi; (2) kelengkapan dan ketepatan
aspek yang akan dinilai dalam kinerja tersebut; (3) kemampuan-kemampuan
khusus yang diperlukan untuk menyelesaikan tugas; (4) upayakan
kemampuan yang akan dinilai tidak terlalu banyak sehingga semua yang ingin
dinilai dapat dinilai; (5) kemampuan yang akan dinilai diurutkan berdasarkan
urutan yang akan diamati; (6) siswa telah mengetahui apa yang harus
dikerjakannya dan berapa lama waktunya serta aspek-aspek apa saja yang
akan dinilai; (7) guru sebaiknya jangan member bantuan kepada siswa,
kecuali menjelaskan petunjuk-petunjuk yang telah diberikan kepadanya; (8)
guru sebaiknya jangan memberi bantuan kepada peserta didik, kecuali
menjelaskan petunjuk-petunjuk yang telah diberikan kepadanya.

Menurut Marhaeni (2007) Terdapat tiga komponen utama dalam asesmen kinerja

yaitu tugas kinerja (performance task), rubrik performansi (performance

rubriks), dan cara penilaian ( scoring guide). Tugas kinerja adalah suatu tugas

yang berisi topic, standar tugas, deskripsi tugas, dan kondisi penyelesaian tugas.

Rubrik performansi merupakan suatu rubrik yang berisi komponen-komponen

suatu performansi ideal, dan descriptor dari setiap komponen tersebut. Cara

penilaian kinerja adas tiga, yaitu: (1) Holistic Scoring, yaitu pemberian skor

berdasarkan impresi penilai secara umum terhadap kualitas performansi; (2)


16

Analytic Scoring, yaitu pemberian skor terhadap aspek-aspek yang berkontribusi

terhadap suatu performansi; (3) Primary Traits Scoring, yaitu pemberian skor

berdasarkan beberapa unsur dominan dari suatu performansi.

Lebih lanjut, tugas-tugas untuk penilaian unjuk kerja atau praktik harus

memenuhi beberapa acuan kualitas, Kunandar (2013) sebagai berikut:

(1)tugas unjuk kerja mengarahkan peserta didik untuk menunjukkan capaian


hasil belajar; (2)tugas unjuk kerja dapat dikerjakan oleh peserta didik; (3)
mencantumkan waktu/ kurun waktu pengerjaan tugas; (4) Sesuai dengan taraf
perkembangan peserta didik; (5)sesuai dengan konten/ cakupan kurikulum;
(6)tugas bersifat adil (tidak bias gender dan latar belakang social ekonomi)

Sementara itu rubrik penilaian unjuk kerja atau praktik harus memenuhi beberapa

kriteria, Kunandar(2013) sebagai berikut

(1)Rubrik memuat seperangkat indikator untuk menilai kompetensi tertentu;


(2) Indikator dalam rubrik diurutkan berdasarkan urutan langkah kerja pada
tugas atau sistematika pada hasil kerja peserta didik; (3) Rubrik dapat
mengukur kemampuan yang akan diukur (valid); (4) Rubrik dapat
digunakan dalam menilai kemampuan peserta didik; (5) Rubrik dapat
memetakan kemampuan peserta didik; (6) Rubrik disertai dengan penskoran
yang jelas untuk pengambilan keputusan

Rubrik penilaian yang dibuat dengan menetapkan standar yang baik, memuat

unsur-unsur esensial dari aspek yang akan dinilai. Jika rubrik yang dibuat sudah

memenuhi standar yang baik maka dapat menjadi organisator dalam

pembelajaran dan akan memotivasi siswa untuk menunjukkan kinerja

maksimalnya dalam mengikuti proses pembelajaran. Rubrik penilaian dapat

memberikan siswa target kemampuan yang jelas yang dapat ditunjukkan.


17

Contoh rubrik holistik dan analitik dijelaskan oleh Mansyur, Rasyid, & Suratno,

(2015) sebagai berikut.

Tabel 2.2 Contoh rubrik penskoran Holistik: Tugas kinerja Matematika Pokok
Bahasan Analisis Data

Skor Deskripsi Kriteria

4 Membuat estimasi yang akurat, mengggunakan operasi matematika yang Sangat Baik
sesuai tanpa kesalahan, mengambil kesimpulan rasional sesuai grafik,
dan membunyikan eksplanasi berdasarkan pemikiran yang tepat
3 Membuat estimasi yang baik, menggunakan operasi matematika yang Baik

sesuai dengan sedikit kesalahan, mengambil kesimpulan rasional sesuai


grafik, dan eksplanasi yang kurang baik
2 Berusaha membuat estimasi walaupun banyak yang tidak sesuai, Cukup

menggunakan operasi matematika yang tidak sesuai, mengambil


kesimpulan yang tidak sesuai grafik, dan eksplanasi yang kurang baik

1 Membuat estimasi yang tidak akurat, menggunakan operasi matematika Kurang


yang tidak sesuai, mengambil kesimpulan tidak sesuai grafik, dan berusaha
sedikit eksplanasi
0 Tidak ada jawaban/ tidak ada usaha Sangat
Kurang

Tabel 2.3 Contoh Rubrik Analitik


Unsur yang di Kriteria
Skor
nilai Kurang Baik Sangat Baik
(skor 1) (skor 3) (skor 5)
Organisasi Penyajian tidak Penyajian terfokus Penyajian diorganisir
penyajian terorganisir dengan dan bukti-bukti secara hati-hati dan
baik dan bukti-bukti digunakan untuk memberikan bukti
tidak digunakan untuk membantu akurat untuk
membantu kesimpulan membantu
kesimpulan kesimpulan
Isi Isi kurang akurat dan Secara umum isi Isi akurat dan
pendengar tidak akurat tetapii belum lengkap. Pendengar
menyukai sesuatu dari lengkap. Pendengar menyukainya dan
topik itu boleh mengambil menjadikanya sebagai
beberapa fakta yang wawasan baru tentang
sesuai tetapi mereka topik
tidak suka menjadikan
sebagai wawasan baru
kaitan dengan topic
Penampi Penyaji cemas, tidak Penyaji rileks dan Penyaji rileks dan
lan percaya diri dan percaya diri tetapi percaya diri tanpa
membaca catatan. sering melihat catatan. melihat catatan
Pendengar acuh Pendengar kadang- interaktif dengan
kadang salah paham pendengar
Total Skor
18

Berdasarkan contoh rubrik di atas, penskoran pada rubrik holistik dilakukan

secara menyeluruh tanpa memperhatikan bagian-bagian dari unsur penilaian.

Pada rubrik analitik, penskoran dilakukan pada setiap bagian dari unsur

penilaian.

Dalam penilaian unjuk kerja (performance assessment) terdapat tiga tipikal

karakteristik yang dapat dikelompokkan berdasarkan dimensi, Blerkom (2009)

meliputi:

(1) menilai proses atau produk; (2) menggunakan simulasi atau kejadian nyata
(real settings); dan (3) menggunakan peristiwa alami (natural) atau peristiwa
dan situasi yang terstruktur (structured settings)

Menurut Mintzes (2005) penilaian kinerja dalam sains mengandung (1) tugas yang
mencakup permasalahan yang bermakna dan solusinya memerlukan penggunaan
benda nyata yang merespon tindakan yang dilakukan siswa, (2) format tanggapan
yang memfokuskan pada laporan siswa sebagai penyelidikan,
(3) system penilaian yang memerlukan penilaian professional yang masuk
akal antara tahapan yang dilalui untuk melakukan tugas dan akurasi dari hasil.

Hal-hal yang perlu dipertimbangkan dalam penilaian unjuk kerja Rosidin

(2016:64) sebagai berikut:

(1)langkah-langkah kinerja yang diharapkan dilakukan peserta didik untuk


menunjukkan kinerja dari suatu kompetensi; (2)kelengkapan dan ketepatan
aspek yang akan dinilai dalam kinerja tersebut; (3) kemampuan-kemampuan
khusus yang diperlukan untuk menyelesaiakan tugas; (4)upayakan
kemampuan yang dinilai tidak terlalu banyak sehingga semua dapat diamati;
(5)kemampuan yang akan dinilai diurutkan berdasarkan urutan yang akan
diamati.

Berdasarkan beberapa pendapat diatas, dapat di simpulkan bahwa penilaian

kinerja merupakan penilaian yang dilakukan untuk menilai proses dan hasil

belajar. Oleh karena itu, dalam penilaian kinerja dibutuhkan model pembelajaran

yang dapat membantu peserta didik dalam menunjukkan proses belajarnya.


19

C. Project Based Learning (PjBL)

Project Based Learning (PjBL) adalah sebuah model pembelajaran inovatif yang

menekankan belajar kontekstual melalui kegiatan-kegiatan yang kompleks

(Karina,dkk; 2014). Menurut Sani (2014) PjBL adalah sebuah pembelajaran

dengan aktivitas jangka panjang yang melibatkan siswa dalam merancang,

membuat, dan menampilkan produk untuk mengatasi permasalahan dunia nyata.

Model pembelajaran berbasis proyek merupakan suatu model pembelajaran

yang menyangkut pemusatan pertanyaan dan masalah yang bermakna,

pemecahan masalah, pengambilan keputusan, proses pencarian berbagai sumber,

pemberian kesempatan kepada anggota untuk bekerja secara kolaborasi, dan

menutup dengan presentasi produk nyata (Thomas, 2000).

Berdasarkan beberapa pendapat diatas dapat di simpulkan bahwa Project based

learning merupakan sebuah pembelajaran yang melibatkan aktivitas siswa

dalam merancang, membuat, dan menghasilkan produk.

Project Based Learning (PjBL) merupakan salah satu model pembelajaran

dengan ciri khusus adanya kegiatan merancang dan melakukan sebuah proyek

didalamnya untuk menghasilkan sebuah produk. Model pembelajaran ini

memberikan pengalaman belajar secara langsung kepada peserta didik melalui

kegiatan pembuatan proyek yang berujung pada terciptanya sebuah produk.

Menurut Hutasuhut (2010) dalam PjBL peserta didik dituntut untuk

menggunakan segala potensinya dalam memecahkan permasalahan dalam

penyelesaian tugas. Menurut Adnyawati (2011) melalui pembelajaran berbasis


20

proyek, siswa menjadi terdorong lebih aktif dalam belajar, kreativitas siswa

menjadi berkembang, guru hanya sebagai fasilitator, guru mengevaluasi produk

hasil kinerja siswa dari proyek yang dikerjakan.

Kelebihan Model Pembelajaran Berbasis Proyek lingkungan,Kamdi (2008).:

(1)otentik kontekstual (goal-directed activities) yang akan memperkuat


hubungan antara aktivitas dan pengetahuan konseptual yang melatarinya, (2)
mengedepankan otonomi pembelajaran (self regulation) dan guru sebagai
pembimbing dan mitra belajar yang akan mengembangkan keterampilan
berpikir produktif, (3) belajar kolaboratif yang memberi peluang pebelajar
saling membelajarkan yang akan meningkatkan pemahaman konseptual dan
maupun kecakapan teknikal, (4) realistik, berorientasi pada belajar aktif
memecahkan masalah riil, yang memberi kontribusi pada pengembangan
kecakapan pemecahan masalah, (5) memberikan umpan balik internal yang
dapat menajamkan keterampilan berpikir.

Pembelajaran berbasis proyek ini tidak hanya mengkaji hubungan antara

informasi teoritis dan praktek, tetapi juga memotivasi siswa untuk merefleksi apa

yang mereka pelajari dalam pembelajaran dalam sebuah proyek nyata. Siswa

dapat bekerja secara nyata, seolah olah ada di dunia nyata yang dapat

menghasilkan produk secara realistis. Pendekatan Pembelajaran Berbasis Proyek

sebagai salah satu model pembelajaran kontekstual memiliki karakteristik yang

meliputi belajar mengajar yang: berbasis masalah, kerja proyek,

mengembangkan self regulation, terjadi di dalam multi setting dan multikonteks,

menjangkau pembelajaran dalam konteks kehidupan berbeda-beda siswa,

menggunakan tim atau struktur kelompok belajar kolaboratif yang saling

tergantung sehingga siswa dapat belajar dari siswa yang lain, dan menggunakan
21

pengukuran otentik dan multi-metode untuk pengukuran pencapaian

belajar siswa (Sears dalam Kamdi, 2008)

Terdapat enam langkah dalam pembelajaran berbasis proyek, yaitu

menetapkan tema proyek, menetapkan konteks belajar, merencanakan

aktivitas-aktivitas, penerapan aktivitas-aktivitas untuk menyelesaiakan proyek,

serta evaluasi pembelajaran. (karina, dkk; 2014).

Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Pertama (2017). Adapun

tahap-tahapnya sebagai berikut.

Penentuan Proyek Perancangan Penyusunan Jadwal


Langkah-langkah Pelaksanaan Proyek
Penyelesaian Proyek

Evaluasi Proses dan Penyusunan Laporan Penyelesaian Proyek


& Presentasi/ dengan Fasilitas dan
Hasil Proyek Publikasi Hasil Monitoring Guru

Gambar 2.1. Tahap-tahap Pembelajaran Project Based Learning (PjBL)

Namun, dalam penelitian ini tahap pembelajaran PjBL diadopsi dari Colley

(2008) mengemukakan 6 tahapan pembelaran PjBL sebagai berikut.

1. Mengidentifikasi dan mendefinisikan projek

2. Mencari informasi

3. Merencanakan projek

4. Melaksanakan projek
22

5. Mendokumentasikan dan melaporkan penemuan

6. Evaluasi projek

Berdasarkan beberapa pendapat diatas, dapat disimpulkan bahwa Project Based

Learning (PjBL) merupakan model pembelajaran yang mengharuskan siswa untuk

aktif selama pembelajaran berlangsung sehingga siswa akan terbiasa melakukan

aktivitas baik dengan dirinya sendiri maupun dengan lingkungannya.

D. Self Regulation

Self Regulation merupakan suatu interaksi antara faktor-faktor pribadi, tingkah

laku, dan lingkungan Hatta (2013). Self regulation berkaitan dengan bagaimana

individu mengaktualisasikan dirinya dengan melakukan suatu tindakan yang

bertujuan untuk perubahan perilaku individu tersebut. Tingginya tingkat self

regulation melibatkan kegiatan yang individu lakukan secara mandiri dan

bebas (Novakova & Vavrova, 2015). Menurut Morosanova (2013) Self

Regulation adalah proses sadar diri yang berkaitan dengan aktivitas psikis

dalam mencapai tujuan dan pencapaian hasil yang sesuai dengan tujuan-tujuan

itu sendiri. Dengan demikian, Self regulation adalah kemampuan seseorang

untuk memantau atau mengontrol diri sendiri demi tercapainya suatu tujuan.

Self regulation tidak hanya perlu memiliki kognisi (knowledge to build upon),

dan metakognisi (knowledge and monitoring learning strategy), tetapi mereka

juga harus termotivasi menggunakan strategi metakognisi mereka untuk

membangun pemahaman mereka terhadap bahan-bahan pembelajaran (Pintrich,

1990)
23

Menurut Susanto (2006) Berdasarkan perspektif social cognitive, proses self

regulation digambarkan dalam tiga fase perputaran : Fase forethought

(perencanaan), performance or volitional control (pelaksanaan), dan self reflection

(proses evaluasi). Philip (2006) mengemukakan langkah dari pembelajaran

Self Regulation ini terdiri dari 7 tahapan yaitu:

1. Penganalisaan (Analyze)

2. Perencanaan (Plan)

3. Implementasi (Implement)

4. Pengamatan yang komprehensif (Comprehend)

5. Pemecahan masalah (Problem Solving)

6. Evaluasi (Evaluate)

7. Modifikasi (Modify)

Menurut Yoenanto (2010) self regulation memiliki tiga komponen yaitu:

(1)mengamati diri sendiri (self observation), yaitu dengan sengaja


memberikan perhatian yang spesifik dari aspek perilaku dirinya sendiri;
(2) penilaian dirinya sendiri (self judgement), yaitu dengan
membandingkan kemajuan sekarang dengan suatu tujuan standar, dan;
(3) reaksi dari dirinya sendiri (self reaction), yaitu dengan membuat
respon yang evaluatif terhadap penilaian kinerja dirinya sendiri.

Self regulation juga mencakup beberapa aspek kognitif antara lain:

(1)perencanaan : mengorganisir langkah-langkah meliputi menetapkan tujuan


dengan cara harus mengidentifikasi tujuan-tujuan, mengembangkan strategi
dengan cara menganalisis tugas, dan mendeskripsikan hasil yang diharapkan
dengan mempertimbangkan kendala yang muncul; (2) monitoring:
melibatkan kemampuan mengobservasi, melaporkan dan mengukur
kemajuan terhadap tujuan; (3) mengevaluasi: meliputi mengevaluasi tujuan
dan kemajuan dari evaluasi;
24

(4)memperkuat (reinforcing): refleksi dan pemberian penghargaan


termasuk pemberian reward.

Sebagaimana menurut Chen (2002) terdapat hubungan yang signifikan

antara self regulation dengan prestasi akademik. Hipotesis efektivitas

intervensi ketrampilan self regulation dan keteladanan terhadap

peningkatan kemampuan belajar mandiri dan prestasi belajar menurut

Damayanti (2008) sebagai berikut.

Intervensi Keteladanan
Kemampuan Kemampuan Belajar Prestasi Belajar

Mandiri Setelah
Belajar Mandiri Intervensi
Awal
Intervensi Ketrampilan

Self Regulation
Awal

Gambar 2.2. Hipotesis Efektivitas Intervensi Ketrampilan Self Regulation dan


Keteladanan Terhadap Peningkatan Kemampuan Belajar Mandiri dan Prestasi
Belajar

Zumbrunn (2011) menyatakan bahwa ada 8 strategi pembentukan self regulated

learning siswa, yaitu :

a. Goal Setting

Tujuan dianggap sebagi standar yang mengatur tindakan individu. Tujuan

jangka pendek sering digunakan untuk mencapai aspirasi jangka panjang,


25

b. Planning

Planning mirip dengan goal setting, planning dapat membantu siswa

mengatur diri sebelum terlibat dalam tugas-tugas belajar.

c. Self-Motivation

Motivasi diri siswa self-regulated learner terjadi ketika mereka

menggunakan satu atau lebih strategi untuk pencapaian tujuannya. Siswa

yang termotivasi akan membuat kemajuan menuju tujuannya.

d. Attention Control

Siswa dapat mengendalikan perhatian mereka dengan cara menghindari hal-

hal yang mengganggu pikiran serta mengkondisikan lingkungan belajar

agar kondusif.

e. Flexibel Use of Strategies

Siswa menggunakan strategi-strategi belajar untuk memfasilitasi kemajuan

mereka guna pencapaian tujuan yang meliputi : mencatat, menghafal,

berlatih, dan sebagainya.

f. Self-Monitoring

Siswa memantau sendiri kemajuan mereka menuju pada

tujuan pembelajarannya.

g. Help-seeking

Siswa mencoba mencari bantuan bila diperlukan agar dapat

memahami pembelajaran untuk pencapaian tujuan.


26

h. Self-Evaluation

Siswa dapat mengevaluasi pembelajaran mereka sendiri, terlepas dari

penilaian guru.
27

Kerangka pikir yang digunakan peneliti dalam melakukan penelitian seperti

tertera pada Gambar 2.3

Hasil studi lapangan:


 Belum adanya instrument performance assessment yang tepat yang dapat digunakan
dalam pembelajaran
 Pelaksanaan performance assessment belum terlaksana secara maksimal
 Perlunya penggunaan metode pembelajaran yang tepat dalam meningkatkan self
regulation siswa
Studi Literatur

PERENCANAAN PRODUK Berdasarkan :


 Penyusunan desain produk  Tahap PjBL
 Penyusunan indicator produk  Indikator Performance
assessment
 Indicator self regulation
 KI, KD, dan Indikator
materi

Pengembangan draf produk instrument performance assessment berbasis project based


learning untuk meningkatkan self regulation peserta didik

Pelaksanaan pembelajaran dengan menggunakan instrument performance assessment berbasis project


based learning

Tahap PjBL Teknik Penilaian Tahap Self Regulation

Mengidentifikasi &
Mendefinisikan Observasi
Mencari Informasi
Perencanaan
Merencanakan
Projek
Melaksanakan
Observasi
Projek Pelaksanaan
Mendokumentasikan
& Melaporkan Observasi
Evaluasi Evaluasi

Gambar 2.3. Diagram kerangka pikir


28

III. METODE PENELITIAN

A. Desain Pengembangan

Penelitian ini dilakukan untuk mengembangkan instrumen perfomance

asessment berbasis Project Based Learning (PjBL) untuk meningkatkan self

regulation peserta didik. Metode yang digunakan adalah metode research

and development (penelitian dan pengembangan). Metode penelitian dan

pengembangan digunakan untuk menghasilkan sebuah produk tertentu dalam

menguji kesesuaian, kemudahan, kemanfaatan, dan kepraktisan agar

bermanfaat dalam pembelajaran Fisika.

Desain pengembangan dilaksanakan dengan model pengembangan Borg &

Gall (2003) dengan langkah-langkah R&D meliputi Research and

information collecting, planning, develop preliminary form of product,

preliminary field testing, main product revision, main field testing,

operasional product revision, operasional field testing, final product

revision, and dissemination and implementation.

B. Subjek Penelitian

Subjek dari penelitian ini dibedakan menjadi dua, yaitu subjek uji coba

produk dan subjek uji coba pemakaian. Subjek uji coba produk adalah

validasi ahli. Subjek uji pemakaian adalah guru fisika dan siswa kelas XI

MIA. Penelitian ini dilaksanakan pada 1 kelas eksperimen dan 1 kelas kontrol
29

dengan materi pembelajaran alat optik. Objek penelitian dalam penelitian

pengembangan ini adalah instrumen performance asssment berbasis

Project Based Learning (PjBL) dalam meningkatkan self regulation peserta

didik.

C. Instrumen Penelitian

Instrumen yang digunakan pada penelitian ini adalah instrumen analisis

kebutuhan, uji validasi instrumen, dan uji kelayakan instrumen. Instrumen

analisis kebutuhan terdiri dari angket analisis kebutuhan. Uji validasi

instrumen pada penelitian ini meliputi validasi isi dan validasi

konstruksi.uji kelayakan instrumen meliputi uji kesesuaian, kemudahan,

kemanfaatan dan kepraktisan. Adapun penjelasanya sebagai berikut.

1. Instrumen Analisis Kebutuhan

Instrument yang digunakan dalam analisis kebutuhan ini adalah berupa

angket analisis kebutuhan. Angket analisis kebutuhan ini digunakan untuk

memperoleh informasi tentang perangkat performance assesment yang

digunakan di sekolah. Angket analisis kebutuhan ini juga digunakan untuk

mengetahui bagaimana cara guru melakukan penilaian kinerja serta kesulitan

yang dialami guru ketika melakukan penilaian kinerja. Informasi yang

didapatkan selanjutnya dijadikan referensi untuk mengembangkan instrumen

performance assesment.

2. Uji Instrumen
a. Uji Validasi Isi

Instrumen ini digunakan untuk menguji isi dari instrumen performance

assesment yang dikembangkan apakah sudah sesuai dengan kemampuan yang


30

diukur atau belum. Hasil dari uji validasi isi ini selanjutnya digunakan untuk

merevisi produk yang dikembangkan.

b. Uji Validasi Konstruksi

Instrumen ini digunakan untuk menguji kontruksi performance assesment yang

dikembangkan. Hal ini dilakukan untuk mengetahui kekurangan dari produk yang

telah dibuat dan selanjutnya digunakan sebagai referensi untuk merevisi produk.

3. Uji Kelayakan

a. Uji Kesesuaian

Instrumen ini digunakan untuk menguji kesesuaian penggunaan

performance assesment yaitu aspek penskoran pada rubrik sudah layak dan

sesuai untuk digunakan.

b. Uji Kemudahan

Instrumen ini digunakan untuk menguji kemudahan penggunaan performance

assesment yaitu kemudahan guru dalam menggunakan performance assesment

untuk mengukur keseluruhan aspek keterampilan siswa.

c. Uji Kemanfaatan

Instrumen ini digunakan untuk menguji kemanfaatan penggunaan

performance assesment yaitu kemanfaatan penggunaan performance

assesment untuk mengukur seluruh aspek performance siswa yang sesuai

dengan indikator pencapaian kompetensi dan topik pembelajaran secara

objektif.
31

d. Uji Kepraktisan

Instrumen ini digunakan untuk menguji kepraktisan instrument

performance assesment berbasis project based learning, misalnya

kepraktisan guru saat menggunakan instrumen performance assesment

berbasis project based learning untuk mengukur seluruh aspek pengetahuan

siswa secara praktis sesuai dengan pembelajaran yang dilaksanakan

D. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data merupakan salah satu komponen penting

dalam penelitian. Adapun teknik pengumpulan data pada penelitian ini

adalah sebagai berikut

1. Angket

Angket merupakan teknik pengumpulan data dengan cara memberikan

sejumlah pertanyaan tertulis kepada responden. Teknik pengumpulan

data dengan menggunakan angket ini dilakukan pada saat analisis

kebutuhan, validasi desain, uji kesesuaian, kemudahan, kemanfaatan, dan

kepraktisan instrument performance assesment.

2. Observasi

Observasi merupakan teknik pengumpulan data dengan cara mengamati

aktivitas selama dilakukan pembelajaran dengan menggunakan instrumen

performance assessment. Teknik observasi ini dilakukan untuk

mengetahui tingkat self regulation peserta didik.


32

3. Tes

Tes merupakan salah satu teknik pengumpulan data dengan cara

memberikan soal untuk mengukur tingkat pemahaman peserta didik setelah

dilakukan penilaian dengan menggunakan instrumen performance assesment

yang dilatarbelakangi oleh self regulation peserta didik dalam belajar.

Bentuk tes yang diberikan adalah essay.

E. Prosedur Pengembangan Perangkat

Penelitian pengembangan instrumen penilaian kinerja berbasis project

based learning untuk meningkatkan self regulation peserta didik dilakukan

dengan langkah-langkah model R&D sebagai berikut:

1. Research and Information Collecting (Penelitian Pendahuluan


dan Pengumpulan Data)

Tahap studi pendahuluan merupakan tahap awal atau persiapan untuk

melakukan penelitian dan pengumpulan data. Tahap ini terdiri dari dua

langkah, pertama studi literatur dan kedua survei lapangan. Kegiatan-

kegiatan yang dilakukan dalam studi pendahuluan sebagai berikut:

a. Studi Literatur

Kegiatan-kegiatan yang dilakukan dalam studi literatur sebagai berikut:

1) Studi Kurikulum

Kegiatan studi kurikulum ini dilakukan dengan mengkaji kurikulum 2013.

Studi literatur ini dilakukan dengan membaca literatur tersebut, seperti

proses pembelajaran pada kurikulum 2013, kompetensi inti yang akan

dicapai, KD yang dipilih dan indikator yang dikembangkan.


33

2) Pemilihan Materi Ajar

Kegiatan pemilihan materi ajar dilakukan dengan melakukan analisis

terhadap Kompetensi Inti (KI) dan Kompetensi Dasar (KD) dari Standar Isi

Kurikulum 2013 serta mengkaji buku paket kurikulum 2013 kelas XI

3) Analisis Sumber Belajar

Sumber belajar berupa buku atau bacaan lain yang berkaitan dengan

materi ajar yang akan dikembangkan yang dapat dipertanggung jawabkan

kebenarannya

b. Survei Lapangan

Kegiatan survei lapangan dilakukan untuk mengumpulkan data berkenaan

dengan penelitian dan pengumpulan data. Survei lapangan dilakukan

dengan mewawancara dan memberikan angket kepada guru fisika kelas XI

dan peserta didik kelas XI. Hasil survei lapangan akan digunakan untuk

mengembangkan produk.

2. Planning I (Perencanaan)

Penilaian kinerja yang dikembangkan merupakan penilaian kinerja

berbasis PjBL dalam meninggkatkan self regulation peserta didik

1) Pemetaan Kompetensi

Pemetaan KI dan KD dilakukan untuk mengidentifikasi konten kompetensi

yang harus dikuasai peserta didik yang akan dituangkan ke dalam penilaian

kinerja.
34

2) Penyusunan Indikator Materi

Indikator pencapaian kompetensi dirumuskan untuk menjadi pedoman

yang akan dirujuk dalam penyususunan target penguasaan konsep kinerja

peserta didik.

3) Penyusunan Indikator PjBL

Indiktor PjBL dirumuskan untuk dijadkan pedoman dalam penyusunan

instrumen penilaian kinerja dalam memecahkan dan menyelesaikan masalah

4) Penyusunan Indikator Self Regulation

Indikator Self Regulation dirumuskan untuk dijadikan acuan

untuk mengetahui penguasaan konsep serta kinerja peserta didik.

3. Develop Preliminary Form of Product (Pengembangan Produk Awal)

Pengembangan instrumen Performance Assesment berbasis Project Based

Learning dalam meningkatkan Self Regulation peserta didik dibuat untuk

membantu guru dalam melakukan penilaian kinerja. penilaian kinerja yang

diamati pada penelitian ini adalah pembelajaran dengan menggunakan metode

PjBL. Penilaian kinerja dengan menggunakan metode PjBL ini diharapkan

mampu meningkatkan Self Reguation peserta didik dalam belajar.

Secara rinci desain perencanaan produk instrumen Performance

Assesment yang diharapkan adalah sebagai berikut.


35

Tabel 3.1. Desain Instrumen Performance Assesment berbasis PjBL dalam


Meningkatkan Self Regulation

Tahap Pembelajaran Teknik Penilaian


Sebelum Pembelajaran Pretest
Pembelajaran PjBL Observasi
Setelah Pembelajaran Postest

Pengembangan draf produk yang merupakan tindak lanjut dari perencanaan

yaitu penyusunan instrumen performance assesment berbasis PjBL dalam

meningkatan self regulation peserta didik . Hasil perencanaan produk

digunakan sebagai dasar penyususnan instrumen performance assesment.

Instrumen performance assesment berbasis PjBL ini dikembangkan dengan

menyesuaikan materi pembelajaran. Materi pembelajaran yang diambil

adalah alat optik KD 4.11 yaitu membuat karya yang menerapkan prinsip

pemantulan dan/atau pembiasan pada cermin dan lensa. Pada materi alat optik

ini, pembelajaran dilakukan dengan menggunakan pendekatan

PjBL.Pendekatan PjBL digunakan dalam pembelajaran ini dan dilakukan

penilaian kinerja. Penilaian kinerja (performance assesment) pada

pembelajaran ini diharapkan mampu meningkatkan self regulation siswa.

4. Preliminary Field Testing (Uji Coba Tahap Awal)

Pada tahap ini dilakukan ujicoba awal desain produk dalam skala terbatas

yaitu uji validasi ahli. Uji ahli dilakukan untuk mengetahui ketidaksesuaian

atau kesalahan pada produk yang dibuat baik dari komponen konstruksi dan

komponen isi. Data hasil validasi ahli dijadikan sebagai acuan untuk

melakukan revisi terhadap produk . Pada langkah ini pengumpulan dan

analisis data dapat dilakukan dengan menggunakan angket.


36

5. Main Product Revision (Revisi Produk Utama)

Berdasarkan hasil uji coba lapangan awal oleh validasi ahli, data yang

diperoleh digunakan untuk mengetahui apakah masih ada kesalahan dan

ketidaksesuaian pada produk yang telah dibuat, kemudian dilakukan

perbaikan sesuai dengan catatan dan saran dari validasi ahli.

6. Operasional Field Testing (Uji Coba Lapangan Operasional)

Setelah produk II dihasilkan, selanjutnya dilakukan uji lapangan. Uji

lapangan ini ditujukan kepada guru mata pelajaran fisika yang mengajar

dikelas yang hendak diteliti. Pada tahap ini, guru menggunakan instrumen

penilaian yang telah dibuat untuk melakukan penilaian. Tujuan ujicoba

pemakaian ini adalah untuk mengetahui kesesuaian, kemudahan,

kemanfaatan, dan kepraktisan produk secara umum. Sampel sekolah adalah

MA Alhidayat Gerning. Uji coba lapangan dilakukan melalui kelas

eksperimen baik sebelum, selama, dan sesudah pembelajaran. Pelaksanaan

pengumpulan data kuantitatif ini melalui metode eksperimen Pretest-Postest

Control Grup Desain menurut Sugiyono (2015). Desain ini digunakan untuk

melihat seluruh aspek Self Regulation selama proses pembelajaran dan

peningkatan self regulation melalui hasil belajar peserta didik. Desain

pelaksanaan pengujian efektifitas instrument performance assesment berbasis

project based learning dikembangkan menggunakan pola sebagai berikut

R O1 X1 O2
R O3 X2 O4
Gambar 3.1. Metode Eksperimen Pretest - Postest Control Group Design
(Sugiyono 2015:416)
37

Keterangan:

R = 2 kelompok yang terpilih secara

random, X1 = Treatmen kelas eksperimen,

X2 = Treatmen kelas kontrol,

O1 = Nilai awal kelas eksperimen,

O3 = Nilai awal kelas kontrol,

O2 = Hasil belajar kelas eksperimen,

O4 = Hasil belajar kelas kontrol

7. Final Product Revision (Revisi Produk Akhir)

Revisi produk akhir dilakukan sebagai penyesuaian produk yang telah diuji

dilapangan. Revisi dilakukan agar produk yang dikembangkan sesuai

dengan kebutuhan dilapangan.

F. Teknik Analisis Data

Data dalam penelitian dan pengembangan instrumen penilaian ini diperoleh

dari hasil analisis kebutuhan guru dan peserta didik yang digunakan untuk

menyusun latar belakang dan mengetahui tingkat kebutuhan guru dan

peserta didik mengenai produk yang dikembangkan. Data kesesuaian

konstruksi dan isi diperoleh dari ahli melalui uji internal produk. Data

kesesuaian, kemudahan, kemanfaatan, dan kepraktisan digunakan untuk

mengetahui kelayakan instrumen penilaian kinerja yang dihasilkan.

Analisis data berdasarkan uji lapangan digunakan untuk

mengetahui kesesuaian, kemudahan, kemanfaatan, dan kepraktisan

produk yang dihasilkan sebagai instrumen performance assesment.


38

1. Analisis angket

Adapun kegiatan dalam teknik analisis data angket kebutuhan kesesuaian,

kemudahan, kemanfaatan, dan kepraktisan penggunaan instrumen

performance asessment hasil pengembangan dilakukan dengan cara:

a. Mengkode atau klasifikasi data

Teknik ini dilakukan untuk mengelompokkan jawaban berdasarkan

pertanyaan angket. Pada pengkodean data ini, buku kode yang dibuat

merupakan suatu tabel berisi tentang subtansi-subtansi yang hendak diukur,

pertanyaan-pertanyaan menjadi alat ukur subtansi tersebut serta kode

jawaban setiap pertanyaan tersebut dan rumusan jawabannya.

b. Melakukan tabulasi data berdasarkan klasifikasi yang dibuat

Teknik ini bertujuan untuk memberikan gambaran frekuensi dan

kecenderungan dari setiap jawaban berdasarkan pertanyaan angket

dan banyaknya responden (pengisi angket).

c. Memberi skor jawaban responden.

Penskoran jawaban responden dalam uji kesesuaian, kemudahan,

kemanfaatan, dan kepraktisan penggunaan perangkat berdasarkan skala

Likert pada Tabel 3.2


39

Tabel 3.2 Skor Penilaian Terhadap Pilihan Jawaban.

Pilihan Pilihan Pilhan Pilihan Skor


Jawaban Jawaban Jawaban Jawaban
Sangat sesuai Sangat mudah Sangat Sangat praktis 4
bermanfaat
Sesuai Mudah Bermanfaat Praktis 3
Kurang sesuai Kurang mudah Kurang Kurang praktis 2
bermanfaat
Tidak sesuai Tidak mudah Tidak Tidak praktis 1
bermanfaat

d. Mengolah jumlah skor jawaban responden

Pengolahan jumlah skor ( S ) jawaban angket adalah sebagai berikut :

1) Skor untuk pernyataan sangat baik/sangat sesuai/sangat

mudah/sangat bermanfaat.

Skor = 4 x jumlah responden yang menjawab

2) Skor untuk pernyataan baik/sesuai/mudah/bermanfaat

Skor = 3 x jumlah responden yang menjawab

3) Skor untuk pernyataan kurang baik/kurang sesuai/kurang

mudah/kurang bermanfaat

Skor = 2 x jumlah responden yang menjawab

4) Skor untuk pernyataan tidak baik/tidak sesuai/tidak

mudah/tidak bermanfaat

Skor = 1 x jumlah responden yang menjawab

e. Menghitung persentase jawaban angket pada setiap item

dengan menggunakan rumus sebagai berikut:

S
X in %  100% (Sudjana, 2005: 50)
S
maks
40

Keterangan : Xin % = Persentase jawaban angket-i terhadap instrumen

performance asessment berbasis PjBL dalam meningkatkan self

regulation peserta didik

 S = Jumlah skor jawaban

Smaks = Skor maksimum yang diharapkan

f. Menghitung rata-rata persentase angket untuk mengetahui kesesuaian,

kemudahan, kemanfaatan, dan kepraktisan instrumen performance

asessment dengan rumus sebagai berikut:

X %
 in
Xi% (Sudjana, 2005: 67)
n

Keterangan :

X i % = Rata-rata persentase angket-i terhadap instrumen performance

asessment berbasis PjBL dalam meningkatkan self

regulation peserta didik.

 X in % = Jumlah persentase angket-i terhadap instrumen performance

asessment berbasis PJBL dalam meningkatkan self

regulation peserta didik

n = Jumlah pertanyaan

g. Memvisualisasikan data untuk memberikan insformasi berupa data

temuan dengan menggunakan analisis data non statistik yaitu analisis yang
41

dilakukan dengan cara membaca tabel-tabel, grafik-grafik atau

angka-angka yang tersedia.

Menafsirkan skor secara keseluruhan mengenai tingkat kesesuaian,

kemudahan, kemanfaatan, dan kepraktisan instrumen performance

asessment berbasis PjBL dalam meningkatkan self regulation peserta didik

dengan menggunakan tafsiran Arikunto (1997: 195) seperti pada Tabel 3.3.

Tabel 3.3. Tafsiran Skor Penilaian Menjadi Pernyataan Nilai Kualitas


Skor (Persentase) Kriteria

80,1%-100% Sangat tinggi

60,1%-80% Tinggi

40,1%-60% Sedang

20,1%-40% Rendah

0,0%-20% Sangat rendah

(Arikunto, 1997)

2. Validasi

Validitas yang digunakan dalam penelitian ini adalah validitas isi dan

validitas konstruk sebagai alat pengukur tes, atau sejauh mana tes sebagai alat

pengukur self regulation siswa. Validitas ini merupakan hal yang penting dan

utama dalam pengujian hasil belajar seperti dalam tes kemampuan kerja

siswa (Sugiono; 2015). Validitas isi dapat diketahui ketepatan perangkat tes

yang digunakan, perlu dikonsultasikan dengan ahli sebelum diujicobakan.

Sebuah tes dikatakan memiliki validitas yang tepat apabila mampu mengukur

apa yang diinginkan. Untuk menentukan kesimpulan validasi ahli digunakan

kriteria penilaian hasil proses belajar mengajar dalam Sudjana (2005) seperti

pada Tabel 3.4.


42

Tabel 3.4. Tafsiran Kriteria Validitas


Persentase Kriteria Validasi Keterangan
80%-100% Valid/Layak Baik, tidak perlu revisi
60%-79% Cukup Valid/Cukup Baik, perlu direvisi
Layak
50%-59% Kurang Valid/Kurang Kurang baik, revisi sebagian
Layak dan pengkajian ulang isi/materi
<50% Tidak Valid/Tidak Layak Tidak baik, revisi total atau
ganti
(Sudjana, 2005)

3. Uji Hipotesis

Sebelum dilakukan uji hipotesis, terlebih dahulu dilakukan uji prasyarat

yaitu uji normalitas kemudian dilanjutkan dengan uji hipotesis (uji t).

a.Uji normalitas

Uji normalitas dilakukan untuk mengetahui apakah data tersebut berasal

dari populasi berdistribusi normal atau tidak. Data-data yang diuji adalah

data pretest dan postest. Untuk menguji normalitas dalam penelitian ini

menggunakan analisis kolmogorov-smirnov test dengan melihat hasil dari

signifikansi apabila:

1) Jika sig. > 0,05, maka data berdistribusi normal

2) Jika sig. < 0,05, maka data tidak berdistribusi normal

b. Uji T/ uji beda

Setelah uji normalitas dilakukan, selanjutnya adalah uji Paired Sample T-Test

dan Independent Sample T- Test . Uji Paired Sample T- Test dilakukan untuk

mengetahui apakah ada perbedaan hasil belajar sebelum dan setelah dilakukan

pembelajaran dengan menggunakan instrumen performance assesment

berbasis project based learning (PjBL) dan uji Independent Sample T- Test

dilakukan untuk mengetahui apakah ada perbedaan self


43

regulation pada hasil analisis pembelajaran 1 dan hasil analisis pembelajaran

2. Adapun hipotesis yang diajukan adalah sebagai berikut:

H0 : Terima H0/ tidak ada perbedaan antara pretest dan postest


H1 : Tolak H0/ ada perbedaan antara pretest dan postest.

c.Uji Korelasi (Bivariat Pearson)

Setelah dilakukan uji t-test, selanjutnya dilakukan uji korelasi. Uji korelasi

dilakukan untuk mengetahui hubungan antara self regulation terhadap hasil

belajar. Uji korelasi dilakukan dengan menggunakan program SPSS.

Adapun kriteria korelasi sebagai berikut.

Tabel 3.5. Pedoman untuk Memberikan Interpretasi Koefisien Korelasi

Interval Koefisien Tingkat Hubungan


0,00 – 0,199 Sangat Lemah
0,20 – 0,399 Lemah
0,40 – 0,599 Sedang
0,60 – 0,799 Kuat
0,80 – 1,000 Sangat Kuat
(Sugiyono, 2014)

d. Uji N-Gain

Uji N Gain dilakukan untuk mengetahui keefektivitasan penggunaan

instrumen terhadap hasil belajar siswa. Tingkat keefektivitasan produk

berdasarkan rata-rata nilai gain termomalisasi dapat dihitung dengan

menggunakan persamaan berikut.

(S ) 
(g)  f

(S )
i Sm -
Si
keterangan;
(g)  gain ternormalisasi
(Sf )  nilai postes
(Si )  nilai pretest
Sm  nilai maksimum
44

Tabel 3.6. Nilai Rata-rata Gain Ternormalisasi dan Klasifikasinya.

Rata-rata gain Klasifikasi Tingkat


ternormalisasi Keefektifitasan
(g)≥0,70 Tinggi Efektif
0,03≤(g)<0,70 Sedang Cukup efektif
(g)<0,30 Rendah Kurang Efektif
Sumber: Hake (1999: 66)

Sementara pembagian kategori perolehan nilai Gain dalam bentuk persen

(%) dapat mengacu pada tabel di bawah ini.

Tabel 3.7 Kategori Tafsiran Efektivitas N-Gain


Persentase(%) Tafsiran
<40 Tidak Efektif
40-55 Kurang Efektif
56-75 Cukup Efektif
>76 Efektif
Sumber: Hake,R.R, 1999
90

V. KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Kesimpulan dari penelitian pengembangan ini adalah:

1. Telah di hasilkan produk instrumen performance assessment berbasis

project based learning (PjBL) dalam meningkatkan self regulation

peserta didik yang dihasilkan dengan karakteristik berupa seperangkat

penilaian yang terdiri dari skenario pembelajaran, kisi-kisi instrumen,

lembar observasi pengamatan, rubrik, dan pedoman penskoran. Instrumen

performance assessment hasil pengembangan secara isi dan konstruksi

sudah layak untuk digunakan.

2. Instrumen performance assessment berbasis project based learning yang

dikembangkan memiliki tingkat kesesuaian tinggi, kemudahan sangat

tinggi, kemanfaatan sangat tinggi, dan kepraktisan tinggi, sehingga

instrumen dapat digunakan.

3. Penggunaan instrumen performance assessment berbasis project based

learning efektif dalam meningkatkan self regulation ditunjukkan oleh

kenaikan nilai self regulation pada pembelajaran pertama dan

pembelajaran kedua
91

B. Saran

Berdasarkan kesimpulan, maka peneliti menyarankan sebagai berikut:

1. Instrumen performance assessment berbasis project based learning ini

dapat digunakan sesuai kebutuhan pendidik dalam menilai

performance atau kinerja peserta didik pada pembelajaran fisika

2. Perlu dikembangkan instrumen performance assessment berbasis

project based learning pada sub topik yang berbeda dengan tugas

kinerja yang berbeda

3. Instrumen performance assessment berbasis project based learning yang

telah dikembangkan perlu diujicobakan pada skala yang lebih luas, yaitu

pada sekolah-sekolah lain dan siswa karena instrumen performance

assessment yang dikembangkan hanya dilakukan sampai uji coba pada skala

terbatas.
DAFTAR PUSTAKA

Adnyawati, N.D.M.S. 2011. Pembelajaran Berbasis Proyek Untuk Meningkatkan


Kreativitas Dan Hasil Belajar Tentang Hidangan Bali. Jurnal Pendidikan
dan Pengajaran. 44(3):52-59[online].
Tersedia:https://ejournal.undiksha.ac.id/index.php/JPP/article/view/138/132
[20 September 2017].

Akker, J.J.H Van Den,Branch, R., Gustafson, K., Nieveen, N.M. &Plomp, T. 1999.
Principles and Method of Development Research.Dordrecht: Kluwer
Academic Publisher . ISBN 097923-6139-3 [Online]. Tersedia: http://www.
cite.hku.hk/events/doc/2000/ICOch1.doc [25 Juni 2019]
Alsa, Asmadi.2005. Program belajar, self regulated learning, dan
prestasi matematika siswa SMU di Yogyakarta. Disertasi.
Yogyakarta: FakultasPsikologi UGM

Arikunto, Suharsimi. 2010. Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. Bumi Aksara :


Yogyakarta.

Basuki, I., Hariyanto. 2014. AsesmenPembelajaran. PT RemajaRosdakarya:


Bandung.

Bintoro, Wahyu; Edy.P; & Dyah I.N. 2013. Hubungan Self Regulated
Learning Dengan Kecurangan Akademik Mahasiswa. Educational
Psychology Journal, 2 (1) (2013) ISSN 2252-634X[online]. Tersedia:
https://journal. unnes.ac.id/sju/index.php/epj Juli 2019]

Blerkom, Van M.L. 2009. Measurement and Statistics for Teachers. Routledge:
New York.

Borg and Gall.2003. Educational Research, An Introduction. Longman Inc:


New York and London.

Chen, S.C. 2002. Self regulated learning strategies and achievement in an


introduction to information system course. Journal information technology,
learning, and performance.,20(1):11-25 [online]. Tersedia:http:
//www.aistnara.ac.jp/~mbarker/Elearning/MotivationChen.pdf [ 31 Mei 2017].
Clemons,T.L. 2008. Underachieving gifted students: A social cognitive model
the national research centre on the gifted and talented.Universityof
Virginia: Virginia.

Colley,K. 2008. Project Based Science Instruction. The Science Teacher.


75(8):23-28[online]. Tersedia: https://eric.ed.gov/?id=EJ817851[ 28 Mei
2017].

Corsi, Gianluca.2010. Studying the effects of a nontraditional instructional


method in the high school science classroom [online]. Tersedia:
https://www.nsta.org/ highschool/connections.aspx. [24 Juli 2019]

Damayanti, Tri. 2008. Efektivitas Intervensi Ketrampilan Self Regulated Learning


dan Keteladanan dalam Meningkatkan Kemampuan Belajar Mandiri dan
Prestasi Belajar Mahasiswa Pendidikan Jarak Jauh.Jurnal Pendidikan
Terbuka dan Jarak Jauh. 9 (2): 68-82[online]. Tersedia:
http://simpen.lppm.ut.ac.id/htmpublikasi/tri.pdf [10Agustus 2017].

Darmodjo,H&Kaligis, J.R.E.1993. Pendidikan IPA 2.Jakarta: Departemen


Pendidikan dan Kebudayaan Direktorat Jendral Pendidikan Tinggi

Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Pertama. 2017. Panduan Penilaian


Oleh Pendidik dan Satuan Pendidik Untuk Sekolah Menengah
Pertama. KementrianPendidikandanKebudayaan: Jakarta.

Djamarah, Saiful.B. 2002. Psikologi Belajar. Rineka Cipta: Jakarta.

Draghicescu,L.M., Petrescu,A.M.,Cristea,G.C., Groghiu,L.M.,& Groghiu,G.2014.


Application of Problem-Based Learning Strategy in Science lessons-
Examples of Good Practice. Procedia - Social and Behavioral Sciences. 149
(1): 297 – 301[online]. https://www.sciencedirect.com/science/ article/
pii/S1877042814049581 [25 April 2017].

Earl,Kerry and David Giles.2011. An-Other Look at Assessment : Assessment in


Learning. New Zealand Journal of Teachers’ Work.8 (1): 11-20,
[online].https://core.ac.uk/download/pdf/29199511.pdf [25 April 2017].

Ferrara, S., dan J. McTighe. 1992. Assessment: A Thoughful Process. Palatine IL:
Skylight Publisihing.

Fredericks, J. A., Blumenfeld, P.C., & Paris,A.H. 2004. School


engagement:potential of the concept, state of theevidence. Review of
Educational Research.74, 59-109 [online]. Tersedia:
https://journals.sagepub.com/doi/abs/10.3102/00346543074001059 [04 Juli
2019]
Hake, R, R. 1999. Analyzing Change/ Gain Score. American Educational
Research Association’s Division Measurement and Research Methodology.
[Online]. Tersedia: http://www.
Physics.indiana.edu/~sdi/AnalyzingChange-Gain.pdf [15 September 2017]

Hatta, Ilmi M. 2013. Pengaruh Group Conselling terhadap Self


RegulationPecandu Napza Pada Jurnalis Televisi X. Mimbar. 29 (1): 57-
68,[online]. Tersedia:http://ejournal.unisba.ac.id/index.php/ mimbar/article/
view/367 [11 Oktober 2017].

Howse, R.B., Lange, G., Farran, D.C., & Boyles, C.D. 2003. Motivation and
self‐regulation as predictors of achieve‐ ment in economically disadvantaged
LATIPAH 126 JURNAL PSIKOLOGI young children. The Journal of
Experimental Education, 77 (2), 151‐174 [online]. Tersedia:
https://www.tandfonline.com/doi/abs/10.1080/00220970309602061 [29Juni
2019]

Hayat, Bahrul.2004. Penilaian Kelas dalam Penerapan Standar Kompetensi.


JurnalPendidikanPenabur. 3 (3): 108-112, [online]. Tersedia: https://
pascauinbdg.files.wordpress.com/2010/02/hal-108-112-penilaian-
kelasdalam-penerapan-standard-kompetensi.pdf [10 September 2017].

Hutabarat, O. R. 2004. Model-model Penilaian Berbasis Kompetensi PAK.


Bandung: Bina Media Informasi

Hutasuhut, S. 2010. Implementasi Pembelajaran Berbasis Proyek (Project Based


Learning) untuk Meningkatkan Motivasi dan Hasil Belajar Mata Kuliah
Pengantar Ekonomi Pembangunan pada Jurusan Manajemen FE Unimed.
Pekbis Jurnal. 2(1): 196-207[online]. Tersedia: https://ejournal.unri.ac.id/
index.php/JPEB/article/view/383 [11Oktober 2017].

Jalani,N.H., &Sern, L.C.2015. The Example-Problem-Based Learning Model:


Applying Cognitive Load Theory. Procedia - Social and Behavioral
Sciences. 195(1): 872 – 880 [online]. Tersedia:
https://www.sciencedirect.com/science/article/pii/S1877042815038 458[ 10
September 2017].

Kamdi, W. 2008. Project Based Learning: Pendekatan Pembelajaran Inovatif.


Pelatihan Penyusunan Bahan Ajar Guru Guru SMP dan SMA Kota Tarakan:
Tarakan.

Karina, D.N.K; Sadia, I.W; &Suastra, I.W. 2014. Pengaruh Model Pembelajaran
Berbasis Proyek terhadap Kemampuan Pemecahan Masalah dan Kecerdasan
Emosional. E-Journal Program Pascasarjana Universitas Pendidikan
Ganesha.4 (1): 1-10[online]. Tersedia:http://pasca.undiksha.ac.id/e-
journal/index.php/jurnal_ipa/article/view/1062 [11 November 2017]
Kemendikbud.2013.Salinan Lampiran Peraturan Menteri Pendidikan Dan
Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 66 Tahun 2013 Tentang
Standar Penilaian Pendidikan. Jakarta: Kemendikbud

Kimberlin, Carole L. Dan Winterstein, Almut G. 2008. Validity and Reliability


of Measurement Instruments Used in Research. Am J Health-SystPharm.
65(23) :2279 [online]. Tersedia: https://www.ajhepworth.yolasite. Com/
resources/9817-Reliabillity%20and20validity.pdf [17 April 2019]

Kunandar. 2013. PenilaianAutentik Penilaian Hasil Belajar Peserta


Didik Berdasarkan Kurikulum. Rajawali Pers: Jakarta.

Latipah, Eva.2010. Strategi Self Regulated Learning dan Prestasi Belajar: Kajian
Meta Analisis. Jurnal Psikologi.37 (1) : 110 – 129.[online]. Tersedia:
https://journal.ugm.ac.id/jpsi/article/view/7696/5962 [21 april 2019]

Majid, A &Firdaus, A. 2014. PenilaianAutentik. Bandung: Interes Media.

Mansyur., Rasyid, Harun., & Suratno.2015. Asesmen Pembelajaran Di Sekolah.


Pustaka Pelajar: Yogyakarta.

Marhaeni,A. A. Istri.N.2007. Pembelajaran Inovatis dan Asesmen Otentik


Dalam Rangka Menciptakan Pembelajaran yang Efektif dan Produktif.
Universitas Pendidikan Ganesha Singaraja: Bandung.

Matondang, Zulkifli. 2010. Penyusunan Instrumen/Tes Standar. [Online].


Tersedia: http://digilib.unimed.ac.id, diakses [01 April 2019]

Mintzes, J. Joel et al. 2005. Assessing Sains Understanding. Academic Press:


London.

Morosanova.2013. Self regulation and Personality. Procedia. Russia,86(1): 452-


457[online].Tersedia:https://ac.els-cdn.com/S1877042813027274/1-s2.0-
S1877042813027274-main.pdf?_tid=25b32664-0d5a-11e8-ac67-
00000aab0f01&acdnat=1518154326_b3287651b4ab1cfcc7ccd018265005b7
[31 Mei 2017].

Mutalazimah.,Muwakhidah., &Hastuti, A.D.2008. Pengembangan Model


Penilaian Autentik untuk Meningkatkan Hasil Belajar Mahasiswa Pada Mata
Kuliah Statistika.Varia Pendidikan. 2 (2): 102-112 [online].
Tersedia:https://publikasiilmiah.ums.ac.id/bitstream/handle/11617/696/2.%
20MUTALAZIMAH.pdf?sequence=1[ 12 Agustus 2017].
Novakova,R.K., &Vavrova, Sona.2014. Self-regulation of behaviour in the
context of peer pressure and risk behaviour. Procedia - Social and
Behavioral Sciences. 171 (1): 158 – 165[online]. Tersedia:https://www.
sciencedirect.com/science/article/pii/ S187704281 5001329/pdf?md5=e6
38508c6f710a7027585ce1550308aa&pid=1-s2.0-S1877042815001329-
main.pdf [31 Mei 2017].

Nurgiantoro, Burhan; &Suyata, Pujiati.2011. Penilaian Otentik dalam


Pembelajaran Bahasa.Litera.10 (2): 114-125 [online]. Tersedia: https://
journal.uny.ac.id/ index.php/litera/article/download/ 1157/ 964&hl =id&sa
=X&scisig=AAGBfm1jA7qTHeIDAMnFLMMwAPOVnAmk7Q&nossl=1
&oi=scholarr&ved=0ahUKEwjVsoG4jpjZAhWHP48KHd1zCUUQgAMIJy
gBMAA [12 Juni 2017].

Pekrun, R., Goetz, T., Titz, W., & Perry, R.P. 2002. Academic emotions in
students’ self-regulated learning and achievement: A program of
qualitative and quantitative research. Educational Psychologist, 37 (2), 91-
105. [online]. Tersedia: https://www.tandfonline.com/doi/abs/10.1207/
S15326985EP3702_4 [5 juli 2019].

Perry, N.E., Hutchinson, L., & Thauberger, C. 2007. Mentoring student teachers
to design and implement literacy tasks Strategi Self Regulated Learning Dan
Prestasi Belajar.Jurnal Psikologi 127 that support self regulated learning
and writing. Reading & Writing Quarterly, 23, 27–50.

Philip,B. 2006. Self RegulatedApproachto Strategic Learning(SRSL): A Socio


CognitifPerspektive. Journal Of Language Teaching, Linguistics and
Literature,10(1): 8-21 [online]. Tersedia: http://journalarticle.ukm.my/
3117/[ 16Juni 2017].

P.R. Pintrich dan De Groot.1990. “Motivational and Self-regulated learning


Component of Classroom Acedemic Performance”, Journal of
Educational
Psychology, (82, 1), hlm. 33-40.[online]. Tersedia: https://psycnet.apa.org/
fulltext/1990-21075-001.html

Purnamasari, Alfi & Adicondro, Nobelina. 2011. Efikasi Diri, Dukungan Sosial
Keluarga dan Self Regulated Learning Pada Siswa Kelas VIII.
Humanitas.Vol. VIII (1):19 [online]. Tersedia: https://media.neliti.com/
media/publications/24635-ID-efikasi-diri-dukungan-sosial-keluarga-dan-
self-regulated-learning-pada-siswa-kel.pdf [28 April 2019]

Rais. 2010. Model Project Based Learning sebagai Upaya Meningkatkan


Prestasi Akademik Mahasiswa. Jurnal Pendidikan dan Pengajaran. 43(3):
246-252[online]. Tersedia:https://ejournal.undiksha.ac.id/index.php/
JPP/article/view/129 [ 12 Agustus 2017].
Reigeluth. C.M. 1999. Instructional Design Theories and Models. Lawrence
Erlboum Associated, Publisher, Mahwah. Volume 11. [online].Tersedia:
https://www.researchgate.net/publication/243781058_Instructional_Design_
Theories_and_Models_Vol_I_An_Overview_of_Their_Current_Status_17 [26
Juni2019]

Rosidin, Undang. 2016. Penilaian Otentik. Media Akademi: Yogyakarta.

Sani, Ridwan Abdullah. 2014.Pembelajaran Saintifik untuk


Implementasi Kurikulum 2013. PT. Bumiaksara: Jakarta.

Situmorang, Adi S. 2014. Desain Model Pembelajaran Based Learning dalam


Peningkatan Kemampuan Konsep Mahasiswa Semester Tiga Jurusan
Pendidikan Matematika FKIP-UHN Medan. Jurnal Suluh Pendidikan
FKIP-UHN Volume 1(1): 1-9 [online] Tersedia: https://akademik.uhn.ac.id
/portal/public_htmlJurnalSuluhPendidikan/Volume%203%20Edisi%201/04
_Adi%20Suarman.pdf [ 12 September 2017].

Stanley P Dewanto, Peranan Kemampuan Akademik Awal, Self-Efficacy, dan


Variabel Nonkognitif Lain terhadap Pencapaian Kemampuan Representasi
Multipel Matematis Mahasiswa Melalui Pembelajaran Berbasis
Masalah.Educationist Indonesia.2(2): 1907 – 8838, [online]
Tersedia:http://file.upi.edu/Direktori/JURNAL/EDUCATIONIST/
Vol._II_No._2-Juli_2008/6_Stanley_P_Dewanto_rev.pdf [12 Juni 2017].

Steffens, K. 2006. Selfregulated learning in technologyenhanced learning envi‐


ronments: Lessons of a european peer. European Journal of Education, 41
(3/4), 353‐379, [online]. Tersedia: https://onlinelibrary.wiley.com/doi/abs/
10.1111/j.1465-3435.2006.00271.x. [25 Juni 2019]

Stoegler,H., & Ziegler.A.2005.Evaluation Of An Elementary Classroom Self


Regulated Learning Program for Gifted Mathemathics Underachievers.
International Educational Journal. 6(2): 261-271[online].
Tersedia:https://eric.ed.gov/?id=EJ854979[12 Juni 2017].

Sudjana. 2005. Metode Statistika. Tarsito: Bandung.

Sudria, I.B.N dan Sya’aban, S.2008. Pengembangan Rubrik Assessment


Performance Keterampilan Dasar Kimia dalam Perkuliahan Kimia
Dasar, Jurnal Penelitian dan Pengembangan Pendidikan, Vol 2, No 1,
Hal 30-41.[online]. Tersedia: https://journal.unnes.ac.id/nju/index.php/
JIPK/ article/viewFile/4430/3794[26 Juni 2019]
Sugiyono. 2006. Statistik untuk Penelitian. Bandung: Alfabeta.

------------. 2014. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Alfabeta:


Bandung.

Sungur,S& Gungoren.2009. Effect Of Problem Based Learning and Traditional Instruction on


Self Regulated Learning. The Journal of Educational Research. 99(5): 307-317
[online]. Tersedia:https://fortress.wa.gov/cjtc/
www/images/docs/classes/PBL/Articles/effects%20of%20pbl%20learning% 20and
%20traditional%20learning%20on%20self%20regulated%20learning .pdf[12
September 2017].

Supriatna, Eka. 2011. PendekatanKontekstualdalamPendidikanJasmani.


JurnalVisi Ilmu Pendidikan. 6(3):108-112[online]. Tersedia:https://
jurnal.untan.ac.id/index.php/jvip/article/view/50 [ 15 Juni 2017]

Susanto, Handy.2006.Mengembangkan Kemampuan Self Regulation untuk


Meningkatkan Keberhasilan Akademik Siswa. Jurnal Pendidikan
Penabur.7(5):64-71 [online]. Tersedia: http://www.academia.edu/8451094/
Mengembangkan_Kemampuan_Self_ Regulation_Mengembangkan_
Kemampuan_Self_Regulation_untuk_Meningkatkan_Keberhasilan_Akade
mik_Siswa[ 14 Mei 2017].

Suwandi, Sarwiji. 2010. Model AssesmentdalamPembelajaran. Yuma Pustaka:


Surakarta.

Syahrul. 2009. Keefektifan Penerapan Model Assessmen Autentik Terintegrasi


dalam Pembelajaran Praktikum Pada Jurusan Pendidikan Teknik Elektro FT
Universitas Negeri Makassar .JurnalMeditek1(2): 56-62[online] Tersedia:
https://www.scribd.com/document/ 359243014/Keefektifan-Penerapan-
Model-Asesmen-Autentik-Terintegrasi-dalam-Pembelajaran-Praktikum-
Pada-Jurusan-Pendidikan-Teknik-Elektro-Ft[ 10 September 2017].

Tika, I.K.2008. Penerapan Problem Based Learning Berorientasi Penilaian


Kinerja dalam Pembelajaran Fisika untuk Meningkatkan Kompetensi Kerja
Ilmiah Siswa. Jurnal Pendidikan dan Pengajaran Undiksha.3(1):684-700
[online]. Tersedia:
http://pasca.undiksha.ac.id/jpp/index.php?c=JPP%203&md=mn&kid=721&
act=view&mi=833&li=0 [21 Agustus 2017].

Thomas, J.W. 2000. A Review Of Research on Project Based Learning. The


Autodesk Foundation: California.

Trianto. 2007. Model Pembelajaran Terpadu dalam Teori dan Praktek. Jakarta:
Prestasi Pustaka Publiser.
Ulianta, I. Ketut. 2009. Kriteria Instrumen Evaluasi. [Online]. Tersedia: https://
Stahdnj.ac.id/?p=1588#more-1588 [26 Juni 2019]

Utomo, Udi.,&Ardiyarta, Theo.2013.Pengembangan Instrumen Penilaian Unjuk


Kerja (Performance Assessment) Kompetensi Ekspresi dan Kreasi Musik Di
Sekolah Menengah Pertama (SMP).Harmonia. 13(1): 1-7 [ online] Tersedia:
https://journal.unnes. ac.id/artikel_nju/harmonia/2527[ 21Agustus 2017].

Widodo, Suryo.2009. Implementasi Assessment Autentic Pada Pembelajaran


Matematika. Cakrawala Pendidikan. 11(1): 64-79[online]. Tersedia:
http://digilib.stkippgri-blitar.ac.id/310/1/SUDJIANTO_APRIL_2014.pdf
[17Juli 2017]

Wren, Douglas G. 2009. Performance Assessment: A Key Component Of A


Balanced Assessment System. Research Brief. Report From The
Department Of Reseacrh Evaluation, and Assessment. No 2. Hal:
2.[online].Tersedia:https://www.vbschools.com/UserFiles/Servers/Server78
010/File/Students/Testing%20Information/Balanced%20Assesment/Perform
anceAssessment.pdf. [26 Juni 2019]

Wijayanti, A. 2014. Pengembangan Autentic Assesment Berbasis Proyek dengan


Pendekatan Saintifik untuk Meningkatkan Keterampilan Berpikir Ilmiah
Mahasiswa.Jurnal Pendidikan IPA Indonesia. 3(2): 102-108 [online].
Tersedia: https://journal.unnes.ac.id/nju/index.php/ jpii/article/viewFile/
3107/3124 [ 21 Agustus 2017].

Yoenanto, NonoHery. 2010. Hubungan Antara Self Regulated Learning dengan


Self Efficacy Pada Siswa Akselerasi Sekolah Menengan Pertama di
JawaTimur. Insan.12(2): 88-94 [online]. Tersedia: https://www.journal.
unair.ac.id/filerPDF/3-12_2.pdf Juni 2017]

Zainul, A. 2001. Alternative Assessment Applied Approach Mengajar di


Perguruan Tinggi. Jakarta: Pusat Antar Universitas Untuk Peningkatan dan
Pengembangan Aktivitas Instruksional. Ditjen Dikti Depdiknas

Zumbrum, S., Joseph Tandlock, dan Elizabeth D. R. 2011. Encoraging


SelfRegulated Learingin the Classroom: a review of the Literture.
Metropolitan Educational Rearch Consertium: 1-28 [online]. Tersedia:
http://wp.vcu.edu/merc/wp-content/uploads/ sites/3387/2013/ 11/ Self-
Regulated-Learning-2.pdf [ 21 Agustus 2017].

You might also like