You are on page 1of 22

KONSEP PENGEMBANGAN KURIKULUM PENDIDIKAN AGAMA

ISLAM DI PERGURUAN MATHLA’UL ANWAR


(Studi Kasus di Kabupaten Karawang)

H. Rusydi Firdaus
Doktor Pendidikan Islam Pascasarjana Universitas Ibn Khaldun Bogor

ABSTRACT
Development of curriculum of Perguruan Mathla'ul Anwar aimed at Islamic
values, culture and character of students who behave tasammuh (tolerant) to
understand the teachings of furuiyah in tehe religion. The research is descriptive
by case study was conducted on the qualitative development of Islamic education
curriculum in perguruan Mathla'ul Anwar Karawang regency. The research
problems are proposed: (1) how to consept a curriculum PAI? (2) how to the
contents of curriculum development PAI?, and (3) how to the modeling of
curriculum PAI. The study was conducted through surveys, interviews and studies
with the relevant theory. The results of the study concluded that perguruan Anwar
Mathla`ul has developed a curriculum that integrated with the Islamic religious
education in teaching and learning. The development of Islamic religious
education curriculum is formulated into 10 subject matter set forth in the basic
competencies to-Mathla'ul Anwar's include: (1) Religious Curriculum, (2)
Benchmark (Minimum Standards) The Ability of Religion, (3) Local Content
Curriculum , (4) Allocation of Time, (5) Management Curriculum SBC, (6)
Developing Syllabus for Curriculum SBC, (7) Remedial, Enrichment And
Accreditation, (8) Guidance and Counseling, (9) The Distance Education, and
(10)Extracurricular.

Keywords: Curriculum Development, Islamic Education, and Tasammuh

ABSTRAK
Pengembangan kurikulum perguruan Mathla’ul Anwar diarahkan pada nilai-nilai
islami, budaya dan karakter siswa yang bersikap tasammuh (toleran) dalam
memahami ajaran agama yang bersifat furuiyah. Penelitian studi kasus yang
bersifat deskriptif-kualitatif ini dilakukan terhadap pengembangan kurikulum
pendidikan agama Islam di Perguruan Mathla’ul Anwar Kabupaten Karawang.
Rumusan masalah penelitian yang diajukan yaitu (1) bagaimana konsep
kurikulum PAI? (2) bagaimana pengembangan kurikulum PAI?, dan (3)
bagaimana pemodelan kurikulum PAI. Penelitian dilakukan melalui survey,
wawancara dan kajian teoti-teori yang relevan. Hasil penelitian disimpulkan
bahwa Perguruan Mathla`ul Anwar telah mengembangkan kurikulum pendidikan
agama Islam yang diintegrasikankan dalam proses belajar mengajar di lembaga
pendidikan di lingkungan perguruan Mathla`ul Anwar. Pengembangan kurikulum
pendidikan agama Islam ini dirumuskan ke dalam 10 materi pokok yang diatur
dalam kompetensi dasar ke-Mathla’ul Anwar-an meliputi: (1) kurikulum agama,
(2) Benchmark (Standar Minimal) Kemampuan Beragama, (3) Muatan Lokal
Kurikulum, (4) Alokasi Waktu, (5) Pengelolaan Kurikulum KTSP, (6)
Pengembangkan Silabus untuk Kurikulum KTSP, (7) Remedial, Pengayaan dan
Akreditasi, (8) Bimbingan dan Penyuluhan, (9) Pendidikan Jarak Jauh, dan (10)
Ekstra Kurikuler.

Kata Kunci: Pengembangan Kurikulum, Pendidikan Agama Islam, dan


Tasammuh

I. PENDAHULUAN Pengembangan kurikulum tidak


I.1 Latar Belakang dapat lepas dari berbagai aspek yang
Undang-Undang Sistem mempengaruhinya, seperti cara
Pendidikan Nasional pasal 37 berpikir, sistem nilai (nilai moral,
menyatakan “Kurikulum disusun keagamaan, politik, budaya, dan
untuk mewujudkan tujuan sosial), proses pengembangan,
pendidikan nasional dengan kebutuhan peserta didik, kebutuhan
memperhatikan tahap perkembangan masyarakat maupun arah program
peserta didik dan kesesuaiannya pendidikan. Aspek-aspek tersebut
dengan lingkungan kebutuhan akan menjadi bahan yang perlu
pembangunan nasional, dipertimbangkan dalam suatu
perkembangan ilmu pengetahuan dan pengembangan kurikulum. Model
teknologi serta kesenian, sesuai pengembangan kurikulum
dengan jenis dan jenjang masing- merupakan suatu alternative prosedur
masing satuan pendidikan“. dalam rangka mendesain (design),
Salah satu unsur untuk mencapai menerapkan (implementation), dan
tujuan pendidikan sebagaimana mengevaluasi (evaluation) suatu
tersebut di atas adalah kurikulum, kurikulum.
yang posisinya sendiri dalam Oleh karena itu, model
keseluruhan proses pendidikan pengembangan kurikulum harus
begitu sentral dan penting. Posisi dapat menggambarkan suatu proses
kurikulum dapat dicontohkan seperti sistem perencanaan pembelajaran
halnya posisi pemerintah pusat di yang dapat memenuhi berbagai
tengah-tengah pemerintah daerah kebutuhan dan standar keberhasilan
dalam suatu wilayah kesatuan negara pendidikan. Dalam praktik
(Lias Hasibuan, 2010: 21). pengembangan kurikulum sering
terjadi kecenderungan hanya

2
menekankan pada pemenuhan mata cara ibadahnya. Bahkan Islam
pealajaran. Artinya isi atau materi melarang penganutnya mencela
yang harus dipelajari peserta didik tuhan-tuhan dalam agama manapun.
hanya berpusat pada disiplin ilmu Maka kata tasammuh atau toleransi
yang terstruktur, sistematis dan logis, dalam Islam bukanlah “barang baru”,
sehingga mengabaikan pengetahuan tetapi sudah diaplikasikan dalam
dan kemampuan aktual yang kehidupan sejak agama Islam itu
dibutuhkan sejalan perkembangan lahir.
masyarakat. Salah satu aspek yang Kaitannya dengan konsep
perlu dipahami dalam pengembangan pengembangan kurikulum
kurikulum adalah aspek yang pendidikan agama Islam di
berkaitan dengan organisasi Perguruan Mathla’ul Anwar, sudah
kurikulum. sangat jelas dan nyata kurikulum
Apalagi untuk Perguran merupakan seperangkat rencana dan
Mathla’ul Anwar yang merupakan pengetahuan mengenai tujuan, isi
lembaga pendidikan Islam dan bahan pelajaran serta cara yang
diharapkan untuk mampu memiliki digunakan sebagai pedoman
kemampuan serta kapasistas yang penyelenggaraan kegiatan
memadai dalam pengkajian masalah- pembelajaran untuk mencapai tujuan
masalah keislaman, lebih jauh lagi pendidikan tertentu. Dalam
memiliki sikap tasammuh atau pelaksanaan Kurikulum 2006 atau
toleran dalam memahami masalah- sering kita kenal dengan istilah
masalah agama. Jadi sudah tidak Kurikulum Tingkat Satuan
dapat ditawar lagi untuk mencapai Pendidikan (KTSP), Departemen
hal itu perlu adanya suatu Pendidikan Nasional telah
pengembangan kurikulum PAI di menetapkan kerangka dasar Standar
Perguruan Mathla’ul Anwar sesuai Kompetensi Lulusan (SKL), Standar
dengan standar lulusan yang hendak Kompetensi (SK), dan Kompetensi
dicapai oleh para kader-kader atau Dasar (KD). KTSP merupakan
peserta didiknya yang diharapkan kurukulum operasional yang disusun
memiliki sikap tasammuh. dan dilaksanakan oleh masing-
Konsep toleransi yang masing satuan pendidikan.
ditawarkan Islam sangatlah rasional Pentingnya pemantapan sikap
dan praktis serta tidak berbelit-belit. kader atau peserta didik yang
Namun, dalam hubungannya dengan memiliki kedalaman dalam sikap
keyakinan (akidah) dan ibadah, umat tasammuh (toleransi) ini
Islam tidak mengenal kata dimaksudkan agar peserta didik tidak
kompromi. Ini berarti keyakinan terjebak dalam fanatisme (ta’ashub)
umat Islam kepada Allah tidak sama yang tidak berdasar, kurikulum yang
dengan keyakinan para penganut diadopsi secara nasional baik dari
agama lain terhadap tuhan-tuhan Kemendikdasmenbud dan Kemenag
mereka. Demikian juga dengan tata dirasa belum cukup mampu

3
menamkan sikap tasammuh dalam di Organisasi kemasyarakatan
masalah furu’iyah/fiqhiyah dari Perguruan Mathla’ul Anwar.
peserta didik, sehingga perlu
diberikan muatan tambahan yang I.2 Rumusan Masalah
memuat materi-materi yang mampu Berdasarkan latar belakang
menanamkan secara utuh sikap tersebut, maka penelitian terhadap
tasammuh ini melalui pengembangan konsep pengembangan kurikulum
kurikulum khusus yang pendidikan agama Islam di
dikembangkan oleh lembaga Perguruan Mathla’ul Anwar sebagai
pendidikan. studi kasus di Kabupaten Karawang
Kurikulum Ke-Mathla’ul dapat dirumuskan masalahnya
Anwar-an (Dirosah Islamiyah) sebagai berikut:
kurikulum khas Mathla’ul Anwar ini 1.2.1 Bagaimana konsep kurikulum
menjadi sorotan yang menarik bagi Pendidikan Agama Islam?
penulis, karena kurikulum ini 1.2.2 Bagaimana muatan isi dalam
diterapkan di lembaga pendidikan pengembangan kurikulum
Islam Mathla’ul Anwar sebagai Pendidikan Agama Islam?
langkah untuk memupuk serta 1.2.3 Bagaimana pemodelan
membekali peserta didik untuk kurikulum ke-Mathla’ul
mampu memahami, menelaah serta Anwar-an dalam
menganalisi masalah-masalah pengembangan kurikulum
furu’iyah/fiqhiyah sehingga Pendidikan Agama Islam?
diharapkan peserta didik atau kader-
kader Mathla’ul Anwar tidak mudah I.3 Tujuan Penelitian
terjebak kedalam fanatisme mazhab Sesuai dengan perumusan dan
atau kelompok, dimana hal tersebut pertanyaan penelitian di atas, maka
dirasa belum mampu diberikan pada penelitian ini bertujuan:
kurikulum (pendidikan agama Islam) 1.3.1 Menganalisis konsep
yang diberlakukan secara nasional di kurikulum Pendidikan Agama
Indonesia. Islam.
Salah satu intelektual muslim 1.3.2 Menganalisis muatan isi dalam
atau tokoh pendidikan Islam yang pengembangan kurikulum
mencoba melakukan rekonstruksi Pendidikan Agama Islam.
bangunan paradigma yang dapat 1.3.3 Membuat pemodelan
dijadikan dasar bagi sistem kurikulum ke-Mathla’ul
pendidikan nasional adalah KH. Mas Anwar-an dalam
Abdurrahman. Berawal dari pengembangan kurikulum
rekonstruksi itulah peneliti merasa Pendidikan Agama Islam.
perlu dilakukan penelitian sebagai
salah satu usaha atau refleksi untuk II. TINJAUAN TEORI.
menemukan suatu formulasi 2.1 Kerangka Teoritik
kebijakan kurikulum yang diterapkan 2.1.1 Pengertian Kurikulum

4
Definisi Kurikulum menurut UU saja, tetapi mencakup semua
Nomor 20 Tahun 2003, Pasal 1 butir pengalaman belajar (learning
19 tentang Sistem Pendidikan experiences) yang dialami siswa dan
Nasional adalah: Kurikulum adalah mempengaruhi perkembangan
seperangkat rencana dan pengaturan pribadi. Bahkan Harold B. Alberty
mengenai tujuan, isi dan bahan memandang kurikulum sebagai “all
pelajaran serta cara yang digunakan af the activities that are provided for
sebagai pedoman penyelenggaraan the students by the school“
kegiatan pembelajaran untuk maksudnya adalah bahwa kurikulum
mencapai tujuan pendidikan tertentu. merupakan semua kegiatan yang
Dalam Peraturan Pemerintah diberikan kepada siswa di bawah
Republik Indonesia No. 19 tahun tanggung jawab sekolah (Harold B.
2005 tentang Standar Nasional Alberty, 1965: 67).
Pendidikan di sana dijelaskan bahwa Dalam bahasa Arab istilah
kurikulum adalah seperangkat kurikulum biasa diungkapkan dengan
rencana dan pengaturan mengenai kata “manhaj” yang berarti “jalan
tujuan, isi dan bahan pelajaran serta yang terang, atau jalan terang yang
cara yang digunakan sebagai dilalui oleh manusia pada berbagai
pedoman penyelenggaraan kegiatan bidang kehidupannya”. Hasan
pelajaran untuk mencapai tujuan Langgulung mengatakan bahwa
pendidikan tertentu (BNSP, 2008: 6). “kurikulum pendidikan (manhaj al-
Nana Sujana mengemukakan dirasah) dalam Qumus tarbiyah
bahwa: Kurikulum adalah niat dan adalah seperangkat perencanaan dan
rencana, proses belajar mengajar media yang dijadikan acuan oleh
adalah pelaksanaanya. Dalam proses lembaga pendidikan dalam
tersebut ada dua subjek yang terlibat mewujudkan tujuan-tujuan
yakni guru dan siswa. Siswa adalah pendidikan (Hasan Langgulung,
subjek yang dibinadan guru adalah 1986: 176). Dalam bidang
objek yang membina. Kurikulum pendidikan sendiri kurikulum
adalah program dan pengalaman (manhaj) dimaksudkan sebagi jalan
belajar serta hasil-hasil belajar yang terang yang dilalui oleh pendidik
di harapkan yang diformulasikan atau guru latih dengan orang-orang
melalui pengetahuan dan kegiatan yang dididik atau dilatihnya untuk
yang tersusun secara sistematis, di mengembangkan pengetahuan,
berikan kepada siswa di bawah keterampilan, dan sikap mereka
tanggung jawab sekolah untuk (Oemar Muhammad Al-Toumy Al-
membantu pertumbuhan atau Syaibany, 1979: 478).
perkembangan pribadi dan
kompetensi sosial anak didik (Nana 2.1.2 Pengembangan Kurikulum
Sujana, 2005: 4). Pengembangan kurikulum
Kurikulum itu tidak terbatas secara komprehensif meliputi:
hanya pada sejumlah mata pelajaran perencanaan, penerapan dan

5
evaluasi. Perencanaan kurikulum Pengertian pengembangan
adalah langkah awal membangun Kurikulum juga dapat dipahami
kurikulum ketika pekerja kurikulum sebagai sebuah proses yang
membuat keputusan dan mengambil merencanakan, menghasilkan suatu
tindakan untuk menghasilkan alat yang lebih baik dengan
perencanaan yang akan digunakan didasarkan pada hasil penilaian
oleh guru dan peserta didik. terhadap kurikulum yang telah
Penerapan kurikulum atau biasa berlaku, sehingga dapat memberikan
disebut implementasi kurikulum kondisi belajar mengajar yang baik.
berusaha mentransfer perencanaan Dasar-dasar pengembangan
kurikulum kedalam tindakan kurikulum:
operasional. a. Kuriklum disusun untuk
Evaluasi kurikulum merupakan mewujudkan sistem pendidikan
tahap akhir dari pengembangan nasional.
kurikulum untuk menentukan b. Kurikulum pada semua jenjang
seberapa besaran hasil-hasil pendidikan dikembangkan
pembelajaran, tingkat ketercapaian dengan pendekatan kemampuan.
program-program yang telah c. Kurikulum harus sesuai dengan
direncanakan, dari hasil kurikulum satuan pendidikan pada masing-
itu sendiri. Dalam pengembangan masing jenjang pendidikan.
kurikulum tidak hanya melibatkan d. Kurikulum pendidikan dasar,
orang yang terkait langsung dengan menengah dan tinggi
dunia pendidikan saja, namun di dikembangkan atas dasar standar
dalamnya melibatkan banyak pihak nasional pendidikan untuk setiap
seperti: politikus, pengusaha, orang jenis dan jenajang pendidikan.
tua peserta didik, serta unsur-unsur e. Kurikulum pada semua jenjang
masyarakat lainnya yang merasa pendidikan dikembangkan sera
kepentingan dengan pendidikan. berdiverisifikasi, sesuai dengan
Pengertian pengembangan di kebutuhan potensi, dan minat
atas, berlaku pula dalam bidang peserta didik dan tuntutan pihak-
kajian “kurikulum”, kegiatan pihak yang memerlukan dan
pengembangan kurikulum berkepentingan.
mencakup: Penyususnan kurikulum f. Kurikulum dikembangkan
itu sendiri, pelaksanaan di sekolah- dengan tuntutan pembangunan
sekolah yang disertai dengan daerah dan nasional,
penilaian yang intensif, dan keanekaragaman potensi daerah
penyempurnaan-penyempurnaan dan lingkungan serta kebutuhan
yang dilakukan terhadap komponen- pengembangan iptek dan seni.
komponen tertentu dari kurikulum g. Kurikulum pada semua jenjang
tersebut atas dasar hasil penilaian (A. pendidikan dikembangkan
Hamid Syarif, 1933: 33). secara berdiversifikasi, sesuai

6
dengan tuntutan lingkungan dan 2000: 86). Menurut Ahmadi PAI
budaya setempat. merupakan “usaha yang lebih khusus
h. Kurikulum pada semua jenjang ditekankan untuk mengembangkan
pendidikan mencakup aspek fitrah keberagamaan agar lebih
spiritual keagamaan, mampu memahami, menghayati, dan
intelektualitas, watak konsep mengamalkan ajaran Islam (Ahmadi,
diri, keterampilan belajar, 1992: 20. Menurut Muhaimin PAI
kewirausahaan, keterampilan adalah: “Upaya mendidikkan agama
hidup yang berharkat dan Islam atau ajaran Islam dan nilai-
bermartabat, pola hidup sehat, nilainya agar menjadi pandangan dan
estetika dan rasa kebangsaan. sikap hidup seseorang yang berwujud
segenap kegiatan yang dilakukan
2.1.3 Kurikulum PAI seseorang atau lembaga dan segenap
Seperti yang telah diterangkan fenomena dan dampaknya ialah
di atas bahwa kurikulum adalah tertanamnya ajaran dan nilai Islam
seperangkat isi, bahan ajar, tujuan (Muhaimin, 2001: 30).
yang akan ditempuh sebagai
pedoman penyelenggaraan kegiatan 2.1.4 Model – Model
pembelajaran untuk mencapai tujuan. Pengembangan Kurikulum
Pendidikan adalah “bimbingan yang Model pengembangan
dengan sengaja diberikan oleh orang kurikulum merupakan suatu
dewasa kepada anak-anak dalam alternatif prosedur dalam rangka
pertumbuhan jasmani dan rohani mendesain (designing), menerapkan
agar berguna bagi dirinya sendiri dan (implementation), dan mengevaluasi
masyarakat (Nalim Purwanto, 1987: (evaluation) suatu kurikulum. Oleh
11). Nana Sudjana mendefinisikan karena itu, model pengembangan
pendidikan sebagai upaya kurikulum harus dapat
mengembangkan kemampuan atau menggambarkan suatu proses sistem
potensi individu sehingga bisa hidup perencanaan pembelajaran yang
optimal baik sebagai pribadi maupun dapat memahami berbagai kebutuhan
anggota masyarakat serta memiliki dan standar keberhasilan pendidikan
nilai moral dan sosial sebagai (Ruhimat T, 2009: 74).
pedoman hidup (Nana Sujana: 2). Kegiatan pengembangan
Menurut Zakiyah Daradjat kurikulum sekolah memerlukan
mengemukakan Pendidikan Agama suatu model yang dijadikan landasan
Islam adalah usaha berupa teori untuk melaksanakan kegiatan
bimbingan dan asuhan terhadap anak tersebut. Model atau konstruksi
agar kelak setelah selesai merupakan alasan teoritis tentang
pendidikannya dapat memahami dan suatu konsepsi dasar. Dalam kegiatan
mengamalkan ajaranajaran Islam pengembangan kurikulum model
serta menjadikannya sebagai merupakan ulasan teoritis tentang
pedoman hidup (Zakiyah Darajat, proses pengembangan kurikulum.

7
Secara menyeluruh atau dapat pula (5) Model Pengembangan Kurikulum
hanya merupakan ulasan tentang Ralp Tyler; dan (6) Model
salah satu komponen kurikulum. Ada Pengembangan Kurikulum Sistem
suatu model yang memberikan Beu’camp.
ulasan tentang keseluruhan proses
kurikulum, tetapi ada pula yang a. Model Pengembangan
hanya menekankan pada mekanisme Kurikulum Administratif ini
pengembangannya saja, dan itupun merupakan model paling lama
hanya berupa uraian tentang dan paling banyak dikenal.
pengembangan organisasinya. Diberi nama model administratif
Banyak model yang dapat atau line staff karena inisiatif dan
digunakan dalam pengembangan gagasan pengembangan datang
kurikulum. Pemilihan suatu model dari para administrator
pengembangan kurikulum bukan saja pendidikan dan menggunakan
didasarkan atas kelebihan dan prosedur administrasi. Dengan
kebaikan-kebaikannya serta wewenang administrasinya,
kemungkinan pencapaian hasil yang administrator pendidikan (apakah
optimal, tetapi juga perlu disesuaikan dirjen, direktur atau kepala
dengan sistem pendidikan mana yang kantor wilayah pendidikan dan
digunakan. Model pengembangan kebudayaan) membentuk suatu
kurikulum dalam sistem pendidikan komisi atau tim pengarah
dan pengelolaan yang sifatnya pengembangan kurikulum.
sentralisasi berbeda dengan yang
desentralisasi. Model pengembangan b. Model Pengembangan
dalam kurikulum yang sifatnya Kurikulum dari Bawah (Grass
subjek akademis berbeda dengan Roots) merupakan lawan dari
kurikulum humanistik, teknologis model pertama. Inisiatif dan
dan rekonstruksi sosial (Nana upaya pengembangan kurikum,
Syaodih Sukmadinata, 1997: 161). bukan datang dari atas tetapi dari
Model yang dipergunakan bawah, yaitu guru-guru atau
dalam proses pengembangan komponen sekolah. Jika pada
kurikulum dapat dikemukakan oleh model administratif kegiatan
para ahli pendidikan mulai dari suatu pengembangan kurikulum berasal
model yang sederhana sampai dari atas, model yang kedua ini
dengan model yang paling sempurna inisiatifnya justru berasal dari
diantaranya adalah: (1) Model bawah, yaitu dari pengajar yang
Pengembangan Kurikulum merupakan para pelaksana
Administratif; (2) Model kurikulum di sekolah-sekolah.
Pengembangan Kurikulum dari Model ini berdasarkan pada
Bawah; (3) Model Pengembangan anggapan bahwa penerapan suatu
Kurikulum Hilda Toba; (4) Model kurikulum akan lebih efektif jika
Pengembangan Kurikulum Rogers; para pelaksananya di sekolah

8
sudah diikutsertakan sejak kurikulum itu (Nana Syaodih
semula kegiatan pengembangan Sukmadinata, 1997, Ibid).
pemelancar perkembangan anak
c. Model Pengembangan (Nana Syaodih Sukmadinata,
Kurikulum Hilda Toba 1997: 167).
ditemukan oleh Hilada Taba ini
berbeda dengan cara yang lazim e. Model Pengembangan
yakni yang bersifat deduktif Kurikulum Ralp Tyler
karena caranya bersifat induktif. menjelaskan tentang pentingnya
Itulah sebabnya model ini disebut pendapat secara rasional,
model terbalik. Pengembangan menganalisis, menginterpretasi
model ini diawali dengan kurikulum dan program
melakukan percobaan, pengajaran dari suatu lembaga
penyusunan teori dan kemudian pendidikan (Abdullah Idi: 154).
penerapannya, hal itu
dimaksudkan untuk f. Model Pengembangan
mempertemukan antara teori dan Kurikulum Sistem Beu’camp
praktek serta menghilangkan sifat dikembangkan oleh Beu’camp
keumuman dan keabstrakan pada seorang ahli kurikulum.
kurikulum yang terjadi tanpa Beu’camp mengemukakan lima
percobaan (H.M. Ahmad, 1998: hal di dalam suatu
57). pengembangan kurikulum (Nana
Syaodih Sukamadinata, 1997:
d. Model Pengembangan 163).
Kurikulum Rogers berada dalam
proses perubahan (becoming, III. METODE PENELITIAN
developing, changing), 3.1 Obyek dan Jenis Penelitian
sesungguhnya ia mempunyai Penelitian tentang konsep
kekuatan dan potensi untuk pengembangan kurikulum
berkembang sendiri, tetapi karena pendidikan agama Islam di
ada hambatan-hambatan tertentu Perguruan Mathla’ul Anwar
ia membutuhkan orang lain untuk Kabupaten Karawang sebagai obyek
membantu memperlancar atau penelitian. Jenis penelitian bersifat
mempercepat perubahan tersebut. deskriptif kualitatif dalam dalam
Pendidikan juga tidak lain bentuk studi kasus.
merupakan upaya untuk
membantu memperlancar dan 3.2 Waktu dan Lokasi Penelitian
mempercepat perubahan tersebut. Penelitaian dilaksanakan selama
Guru serta pendidik lainnya 6 (enam) bulan yaitu mulai bulan
bukan member informasi apalagi April sampai dengan September
penentu perkembangan anak, 2015. Lokasi penelitian ini adalah di
mereka hanyalah pendorong dan

9
Perguruan Mathla`ul Anwar mengenai berbagai gejala atau kasus
Kabupaten Karawang – Jawa Barat. yang terjadi dengan
menginterpretasinya melalui
3.3 Sumber Data dan Informan langkah-langkah: (1) pertanyaan-
Penelitian pertanyaan penelitian; (2) proporsi
Sumber data dan informan penelitian (jika diperlukan); (3) unit-
penelitian ini terdiri dari (1) Unsur unit analisis penelitian; (4) logika
dari Dinas Pendidikan, Pemuda dan yang mengaitkan data dengan
Olahraga Kementerian Pendidikan proposisi; dan (5) kriteria untuk
dan Kebudayaan; (2) Unsur dari menginterpretasikan temuan.
Kantor Kementerian Agama; (3)
Unsur Pengurus Besar Mathla’ul 3.6 Keabsahan Data Penelitian
Anwar (PBMA) di Jakarta; (4) Unsur Untuk mengetahui keabsahan
Pengurus Daerah Mathla’ul Anwar data dilakukan teknik triangulasi data
(PDMA); dan (5) Unsur Perguruan dengan cara mengecek kebenaran
Perguruan Mathla’ul Anwar di data dengan memperbandingkan data
lingkungan Kabupaten Karawang. yang ada dengan data yang diperoleh
dari sumber lain. Jadi dalam kaitan
3.4 Jenis Data Penelitian penelitian ini triangulasi dilakukan
Data primer diperoleh di untuk menguji validitas data antara
lapangan yang diperoleh dari dokumen. Kemudian data yang ada
informan penelitian. Sedangkan data dilakukan uji verifikasi kepada
sekunder ini diambil dari berbagai pihak-pihak yang memiliki otoritas.
literatur yang sesuai dengan
pembahasan penelitian ini dan dari IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
berbagai dokumen yang ada Hasil penelitian tentang konsep
kaitannya dengan penelitian ini baik pengembangan kurikulum
berupa buku-buku (teoritis) atau pendidikan agama Islam di
dokumen-dokumen. Kabupaten Perguruan Mathla`ul Anwar sesuai
Karawang. dengan rumusan penelitian sebagai
berikut:
3.5 Teknik Pengumpulan dan
Analisis Data IV.1Konsep Kurikulum
Instrument pengumpulan data Pendidikan Agama Islam
penelitian dilakukan melalui daftar Pendidikan Agama Islam adalah
pertanyaan dalam wawancara/ upaya sadar dan terencana dalam
interview, dan pengamatan langsung menyiapkan peserta didik untuk
ke lapangan atau lokasi penelitian mengenal, memahami, menghayati,
(observasi), dan dokumentasi. Data hingga mengimani ajaran agama
yang terkumpul dianalisis secara Islam dibarengi dengan tuntutan
kualitatif untuk membahas dan untuk menghormati pengaruh agama
menerangkan hasil penelitian lain hingga terwujud kesatuan dan

10
persatuan bangsa. (Kurikulum PAI: Perguruan Mathla’ul Anwar
2002) Kementerian Pendidikan dan sebagai lembaga pendidikan telah
Kebudayaan menerangkan bahwa merumuskan kebijakan
kurikulum PAI adalah mata pelajaran pengembangan yang kurikulum
yang disusun dan dikembangkan dari dapat digambarkan sebagai berikut:
ajaran-ajaran pokok (dasar) yang (a) Pendidikan di Perguruan
terdapat dalam agama Islam sehingga Mathla’ul Anwar melaksanakan
PAI merupakan bagian yang kurikulum nasional; (b) Satuan
diajarkan dari kurikulum yang pendidikan yang berada di bawah
disusun di unit pendidikan tertentu. binaan Kementerian Budaya dan
Di tinjau dari segi muatan Pendidikan Dasar dan Menengah
pendidikannya, PAI merupakan mata mengimplementasikan Kurikulum
pelajaran pokok yang menjadi suatu Nasional yang diterbitkan
komponen yang merupakan bagian Kementerian Budaya dan Pendidikan
yang tidak dapat dipisahkan dengan Dasar dan Menengah; (c) Satuan
mata pelajaran lain yang bertujuan pendidikan di bawah binaan
untuk membentuk moral dan Kementerian Agama
kepribadian peserta didik yang baik. mengimplementasikan Kurikulum
Pendidikan Islam merupakan Nasional yang diterbitkan
proses pembentukan Individu Kementerian Agama; (d) Pendidikan
berdasarkan ajaran Islam yang di Perguruan Mathla’ul Anwar dapat
diwahyukan Allah S.W.T. kepada mengembangkan kurikulum nasional
Muhammad S.A.W. melalui proses secara kreatif sesuai dengan
dimana individu dibentuk agar dapat kebutuhan dan kemampuan (e)
mencapai derajat yang tinggi Pendidikan di Mathla’ul Anwar
sehingga ia mampu menunaikan menambahkan kurikulum ke-
tugasnya sebagai khalifah di muka Mathla’ul Anwar-an sebagai muatan
bumi, yang selanjutnya mewujudkan khas lembaga; (f) Satuan pendidikan
kebahagiaan di dunia dan di akhirat. Mathla’ul Anwar dapat menyusun
Tegasnya senada dengan apa yang benchmark (standar kemampuan)
dikemukakan Ahmad D. Marimba, untuk pendidikan agama; dan (g)
“pendidikan Islam adalah bimbingan Muatan lokal kurikulum di Mathla’ul
jasmani dan rohani menuju kepada Anwar dapat bervariasi disesuaikan
terbentuknya kepribadian uatama dengan tuntunan masyarakat dimana
menurut ukuran-ukuran Islam”. pendidikan diselenggarakan.
dikemukakan oleh para ahli
IV.2Muatan isi Pengembangan pendidikan. Nana Sujana,
Kurikulum Pendidikan menjelaskan kurikulum
Agama Islam adalah niat dan rencana,
Dalam mengembangkan proses belajar mengajar
kurikulum mengacu kepada adalah pelaksanaanya. Dalam
konsep dan teori yang proses tersebut ada dua

11
subjek yang terlibat yakni program, manusia dan
guru dan siswa. Siswa adalah fasilitas sangat erat
subjek yang dibina dan guru hubungannya, sehingga tidak
adalah objek yang membina. mungkin diadakan perbaikan
Kurikulum adalah program jika tidak diperhatikan ketiga-
dan pengalaman belajar serta tiganya.
hasil-hasil belajar yang di Teori yang disampaikan
harapkan yang oleh Hasan Langgulung
diformulasikan melalui bahwa “kurikulum
pengetahuan dan kegiatan pendidikan (manhaj al-
yang tersusun secara dirasah) dalam Qumus
sistematis, di berikan kepada tarbiyah adalah seperangkat
siswa di bawah tanggung perencanaan dan media yang
jawab sekolah untuk dijadikan acuan oleh lembaga
membantu pertumbuhan atau pendidikan dalam
perkembangan pribadi dan mewujudkan tujuan-tujuan
kompetensi sosial anak didik. pendidikan. Berdasarkan hal
Teori kurikulum juga tersebut maka secara
disampaikan oleh Edward A. sederhana kurikulum
Krug sebagai rancangan diartikan sebagai sejumlah
pengajaran atau sejumlah mata pelajaran yang harus
mata pelajaran yang disusun ditempuh/diselesaikan anak
secara sistematis untuk didik untuk memperoleh
menyelesaikan suatu program ijazah. Kurikulum juga
untuk memperoleh ijazah. diartikan sebagai sejumlah
Kurikulum adalah jumlah mata pelajaran yang
total dari upaya sekolah untuk ditawarkan suatu lembaga
mempengaruhi belajar baik di pendidikan atau jurusan
kelas, di tempat bermain, atau dengan tujuan untuk memberi
keluar dari sekolah. J. Lloyd arah pendidikan dan bekal
Trump dan Delmas F. Miller kemampuan anak didik.
mendefinisikan kurikulum Pada lembaga
yang luas, cara mengevaluasi pendidikan Marhla’ul Anwar,
murid dan seluruh program, pengembangan kurikulum
perubahan tenaga pengajar, diarahkan untuk :
bimbingan dan penyuluhan, a. Menjadikan kurikulum nasional
supervisi dan administrasi sebagai benchmark (standar
dan hal-hal struktural pencapaian).
mengenai waktu, jumlah b. Perumusan benchmark
ruangan serta kemungkinan kemampuan beragaman standar
memilih mata pelajaran. Mathla’ul Anwar untuk semua
Ketiga aspek pokok, jenjang pendidikan.

12
c. Perumusan benchmark untuk pembelajaran yang
muatan-muatan lokal khas dikembangkan harus mampu
lingkungan dimana pendidikan memotivasi peserta didik
diselenggarakan. untuk belajar bukan malah
d. Penanaman nilai-nilai yang dapat membuat anak menjadi takut
menumbuhkan kebanggaan dan malas belajar. Metode
terhadap almamater sehingga ceramah harus dikurangi,
Mathla’ul Anwar tidak kehilangan perbanyak metode yang
partisan. memberdayakan daya pikir,
kesadaran dan kemampuan
Perkembangan berbuat. Salah satu metode
metodologi pembelajaran di yang relevan dikembangkan
Indonesia sangat lamban, dengan berpegang pada teori
penilaian bahwa konstruktivisme. Dengan
perkembangan metodologi berdasarkan teori itu maka
pembelajaran Indonesia pengembangan kurikulum di
ketinggalan 25 tahun dengan Perguruan Mathla`ul Anwar
dibuktikan oleh beberapa dilakukan dengan cara: (1)
fakta antara lain: mengembangkan proses
a. Metode mengajar yang digunakan pembelajaran, (2)
saat ini sama dengan yang mengembangkan peserta
digunakan 25 tahun yang lalu. didik, (3) mengembangkan
b. Penelitian mengenai metode tenaga pendidik dan tenaga
pembelajaran sangat minim kependidikan, dan (4)
ditemukan di Indonesia. mengembangkan kurikulum
c. Jurnal mengenai metode pendidikan.
pembelajaran tidak pernah a. Mengembangkan proses
berkembang. pembelajaran untuk mencapai
d. Buku-buku mengenai metode tujuan dilakukan seperti terlihat
pembelajaran yang ada sekarang dalam tabel 1 (terlampir).
kabanyakan masih menyajikan b. Mengembangkan kemampuan
pengetahuan yang out of date peserta didik sebagai subyek dan
(usang). obyek pendidikan

Metode pembelajaran Peserta didik atau siswa


harus diarahkan pada proses (tingkat SMP/SMA) atau
belajar yang demokratis dan murid (SD/MI) adalah
menyenangkan (learning is sasaran atau target
fun). Oleh karena fokus dari pendidikan. Pendidikan yang
proses pembelajaran adalah bermutu akan menghasilkan
siswa belajar bukan pada output peserta didik yang
guru mengajar. Proses madiri, mampu menolong diri

13
sendiri. Guna menghasilkan d. Amanah.
output yang baik, peserta e. Memiliki pengetahuan dan
didik harus melewati suatu pemahaman yang baik mengenai
seleksi tertentu. Selsksi ini organisasi.
dimaksudkan untuk f. Memiliki rasa kepemilikan yang
mengetahui “bahan dasar” baik terhadap organisasi.
anak untuk dikembangkan g. Memiliki rasa tanggung jawab dan
secara optimal dalam proses kepedulian sosial.
pembelajaran. Oleh h. Berani berkorban dan tidak
karenanya perlu dirumuskan menuntut balas.
ukuran-ukuran bagaimana i. Ikhlas dalam berkorban dan
seorang peserta dapat bekerja.
melewati proses seleksi j. Memiliki daya juang yang tidak
tersebut. Ukuran seleksi ini kenal menyerah.
berbeda pada setiap jenjang, k. Memiliki jiwa kepemimpinan
diseuaikan dengan yang baik.
kemampuan persta didik l. Ramah, santun dan sederhana.
sesuai taraf perkambangan m.Tidak menonjolkan fanatisme.
kehidupannya. Ukuran
kelulusan harus dirumuskan Kurikulum ke-Mathla’ul
secara rinci dan untuk namun Anwar-an adalah kurikulum
tidak boleh terjebak pada khusus yang menjadi
penguasaan secara simbolis. landasan untuk
Untuk mencapai cita-cita pengembangan mata
luhur Mathla’ul Anwar pelajaran ke-Mathla’ul
seperti yang tertuang dalam Anwar-an. Kurikulum ini
anggaran dasar dibutuhkan tidak bersifat muatan lokal
kader-kader yang bukan sehingga setiap satuan
hanya memiliki kualitas pendidikan di bawah naungan
intelektual yang baik Organisasi Masyarakat
melainkan juga harus Mathla’ul Anwar harus
memiliki ciri khas, integritas, menyelenggarakan sesuai
loyalitas dan militansi dengan materi yang
terhadap organisasi. Yang dicantumkan. Kurikulum ini
dimaksud dengan integritas, disusun mulai dari jenjang
loyalitas dan militansi pendidikan dasar dengan
Mathla’ul Anwar adalah prinsip spiral sehingga semua
sikap kebiasaan dan perilaku jenjang pendidikan mulai dari
karimah seperti: lingkup materi yang sama
a. Berpegang teguh terhadap aqidah. namun berbeda tingkatan.
b. Khusyu dalam beribadah. Meskipun begitu
c. Amar ma’ruf nahyi munkar. pengembangan materi dapat

14
dilakukan sesuai dengan dan masyarakat yang toleran
kebutuhan dan kemampuan dalam memahami agama.
yang dimiliki oleh tiap satuan Mengenai sikap
pendidikan. Selain itu dapat tasammuh yang menjadi ciri
diberikan satuan-satuan khas sikap yang
pendidikan. Selain itu dapat dikedepankan dalam
diberikan sentuhan-sentuhan pendidikan agama Islam di
nilai lokal namun tidak Perguruan Mathla’ul Anwar
menyimpang dari landasan ini sebenarnya sudah tegas
dasar. Pengembangan terdapat pada Khittah
kurikulum ke-Mathla`ul Mathla’ul Anwar yakni :
Anwara-an dapat dilihat a. Al-Qur’an sebagai sumber utama
dalam tabel di bawah ini. dan pertama dalam menggali
Pengembangan kebenaran iman dan ilmu
kurikulum ke-Mathla`ul pengetahuan.
Anwara-an yang memiliki b. As-Sunnah dari Rasulullah
kualitas intelektual yang baik S.A.W. sebagai pedoman
dan juga memiliki ciri khas, operasional dalam kehidupan
integritas, loyalitas dan beragama Islam.
militansi terhadap organisasi c. Ijma’ sahabat merupakan rujukan
sebagai sikap kebiasaan dan pertama dalam memahami isi
perilaku karimah yang kandungan Al-Qur’an dan As-
berpegang teguh terhadap Sunnah.
aqidah, khusyu dalam d. Ijtihad merupakan upaya yang
beribadah, amar ma’ruf nahyi sangat penting dalam menanggapi
munkar, amanah, memiliki perkembangan sosial budaya yang
pengetahuan dan pemahaman selalu berkembang di kalangan
yang baik mengenai umat dan masyarakat.
organisasi, memiliki rasa e. Mathla’ul Anwar bersikap
kepemilikan yang baik tasammuh terhadap semua
terhadap organisasi, memiliki pendapat para ulama mujtahidin.
rasa tanggung jawab dan
kepedulian sosial, berani Pengembangan kurikulum ke-
berkorban dan tidak menuntut Mathla’ul Anwar-an adalah
balas, ikhlas dalam berkorban kurikulum khusus yang menjadi
dan bekerja, memiliki daya landasan di dalam mata pelajaran ke-
juang yang tidak kenal Mathla’ul Anwar-an. Kurikulum ini
menyerah, memiliki jiwa tidak bersifat muatan lokal sehingga
kepemimpinan yang baik, setiap satuan pendidikan di bawah
ramah, santun dan sederhana, naungan Organisasi Masyarakat
tidak menonjolkan fanatisme Mathla’ul Anwar yang
sehingga melahirkan siswa diselenggarakan sesuai dengan

15
materi pelajaran. Kurikulum ini Mathla’ul Anwar; Organisasi
disusun mulai dari jenjang dan Kelembagaan Mathla’ul
pendidikan dasar dengan prinsip Anwar; Sikap dan Nilai-Nilai
spiral sehingga semua jenjang ke-Mathla’ul Anwar-an
pendidikan mulai dari lingkup materi (Khittah); Keorganisasian;
yang sama namun berbeda tingkatan. dan Ilmu Da’wah.
Meskipun begitu pengembangan Model Pendidikan
materi dapat dilakukan sesuai dengan Agama Islam yang diterapkan
kebutuhan dan kemampuan yang di Perguruan Mathla’ul
dimiliki oleh tiap satuan pendidikan. Anwar menanamkan serta
Selain itu dapat diberikan satuan- menekankan sikap
satuan pendidikan dengan sentuhan- Tasammuh atau toleransi
sentuhan nilai lokal namun tidak kepada para peserta didiknya,
menyimpang dari landasan dasar. agar tidak terjebak dalam
fanatisme buta atau ta’ashub
IV.3Pemodelan Kurikulum yang menyebabkan pemikiran
Pendidikan Agama Islam di menjadi sempit dan kerdil.
Mathla’ul Anwar Tasammuh membina seorang
Pemodelan kurikulum muslim menjadi pribadi yang
pendidikan agama Islam luhur, tinggi budi pekerti dan
dibentuk dengan model Ke- prikemanusiaannya, bersifat
Mathla’ul Anwar-an sebagai lemah lembut dan kasih
berikut: (a) Kurikulum ke- sayang, mampu menguasai
Mathla’ul Anwar-an adalah amanah dan mengendalikan
pengetahuan, kemampuan hawa nafsunya, berjiwa
dan nilai-nilai tertentu yang pemaaf dan suka memaklumi
berhubungan dengan karakter kesalahan orang lain,
organisasi Mathla’ul Anwar; membalas kejahatan orang
(b) Kurikulum ke-Mathla’ul yang berbuat permusuhan
Anwar-an wajib dilaksanakan dirinya dengan kebaikan.
oleh semua satuan pendidikan Demikian bahwa Islam
pada setiap tingkat dan kelas; telah meletakan prinsip
(c) Pendidikan ke-Mathla’ul tasmmuh atau toleransi yang
Anwar-an diselenggrakan sangat luas yang mejadi salah
sedikitnya 2 jam pelajaran satu kaidah dan tiang dari
setiap minggu dan boleh wahdatul ummah atau
ditambah diluar jam efektif; integrasi umat Islam
dan (d) Materi kurikulum ke- khusunya dalam penerapan
Mathla’ul Anwar-an meliputi: pendidikan agama Islam. Apa
Sejarah dan Perkembangan bila sikap tasammuh ini telah
Mathla’ul Anwar; Visi, Misi, menjiwai setiap pribadi
Tujuan dan Program muslim, maka segala

16
pertengkaran, pertentangan, KTSP, Remedial, Pengayaan
dan perpecahan akan dapat dan Akreditasi, Bimbingan
terhindarkan, sehingga dan Penyuluhan, Pendidikan
pergaulan hidup kaum Jarak Jauh, dan Eksitra
muslimin berjalan dengan Kurikuler. Deskripsi tentang
damai dan tentram, diliputi 10 materi pokok kurikulum
oleh suasana menghargai dan ke-Mathla`ul Anwar-an
maaf-memaafkan. dalam implementasinya
Tasamuh berarti sikap sebagai berikut:
tenggang rasa, saling
menghargai sesama manusia, a. Kurukulum Agama
keragaman budaya dan Unit pendidikan di
perbedaan kebebasan bawah lingkungan
berekspresi, termasuk dalam Kementerian Budaya dan
berkeyakinan.Dalam Pendidikan Dasar dan
kehidupan bermasyarakat Menengah melaksanakan
penting adanya sikap kurikulum agama yang
tasamuh, bersikap tasamuh diterbitkan oleh Kementerian
berarti memberikan Budaya dan Pendidikan
kesempatan kepada orang Dasar dan Menengah. Unit
lain untuk mengambil haknya pendidikan di bawah
sebagaimana mestinya. lingkungan Kementerian
Apabila tasamuh ini tidak Agama melaksanakan
ada, maka akan terjadi kurikulum agama yang
perselisihan antara dua pihak diterbitkan oleh Kementerian
yang mempertahankan Agama. Unit pendidikan
pendapat dan hak pribadi dapat mengembangkan
tanpa memberi kesempatan kurikulum agama disesuaikan
orang lain mengambil dengan tuntutan lembaga dan
haknya. masyarakat setempat.
Materi pokok ke- Penambahan kegiatan
Mathla’ul Anwar-an diatur pembelajaran agama dapat
dalam kompetensi dasar ke- dilakukan di luar jam efketif.
Mathla’ul Anwar-an meliputi:
kurikulum agama, b. Benchmark (Standar Minimal)
Benchmark (Standar Kemampuan Beragama
Minimal) Kemampuan Benchmark kemampuan
Beragama, Muatan Lokal beragama adalah standar
Kurikulum, Alokasi Waktu, kemampuan minimal
Pengelolaan Kurikulum beragama peserta didik yang
KTSP, Pengembangkan dapat menyatakan lulus atau
Silabus untuk Kurikulum tidaknya seorang peserta

17
didik dari suatu jenjang efektifitas, dan hak-hak
pendidikan. Benchmark peserta didik. Setiap tahun
kemampuan beragama pelajaran memuat hari efektif
dimaksudkan untuk belajar antara 200 sampai
menjamin kualitas. dengan 240 hari. Penetapan
Benchmark kemampuan hari efektif belajar dilakukan
beragama dibuat oleh setelah mempertimbangkan
Pengurus Besar Mathla’ul hari libur nasional dan
Anwar. Benchmark keagamaan sesuai dengan
kemampuan beragama harus peraturan perundang-
diberlakukan kepada setiap udangan. Hari efektif belajar
satuan pendidikan untuk dalam satu tahun
menjamin kualitas beragama pembelajaran dilaksanakan
para lulusan. Benchmark dengan menggunakan sistem
dapat digunakan sebagai semester (satu tahun
landasan untuk menyusun pelajaran terdiri atas dua
dan melaksanakan evaluasi kelompok penyelenggaran
hasil pendidikan agama. pendidikan) yang masing-
Benchmark kemampuan masing terdiri atas 34
beragama dapat minggu. Kegiatan kurikuler
dikembangkan oleh satuan efektif per minggu
pendidikan masing-masing dimungkinkan untuk
sesuai dengan kebutuhan. dilaksanakan dalam 5 hari
atau 6 hari kerja sesuai
c. Muatan Lokal Kurikulum dengan kebutuhan sekolah
Satuan pendidikan setelah mendapat persetujuan
Mathla’ul Anwar dapat dari Dinas Pendidikan
menyusun kurikulum muatan Provinsi. Penentuan hari libur
lokal sesuai dengan mingguan ditentukan oleh
kebutuhan dan tuntutan satuan pendidikan masing-
masyarakat. Mata pelajaran masing.
muatan lokal lebih diarahkan
ke peningkatan keterampilan e. Pengelolaan Kurikulum KTSP
life skill. Pembelajaran Pengelolaan kurikulum
muatan lokal dapat di satuan pendidikan
diselenggarakan di luar jam mengacu pada kondisi,
efektif. kebutuhan dan potensi
sekolah untuk meningkatkan
d. Alokasi Waktu mutu pendidikan.
Kegiatan intra kurikuler Pengelolaan ini bertujuan
selama satu tahun pelajaran untuk membangun sistem
mengacu pada efisiensi, yang memberdayakan semua

18
komponen penyelenggara dan g. Remedial, Pengayaan dan
pengendali mutu layanan Akreditasi
pendidikan. Sistem ini Sekolah perlu
berupaya mewujudkan memberikan perlakuan
pencapaian standar khusus bagi peserta didik
kompetensi dan strategi yang mendapat kesulitan
pelaksanaannya sesuai belajar dengan melalui
dengan kondisi, kebutuhan kegiatan remedial. Satuan
dan keadaan. Pemberdayaan pendidikan dapat
ini menuntut peran dan menyelenggarakan kelas
tanggung jawab remedial untuk kebutuhan
penyelenggara pendidikan temporer. Peserta didik yang
pada tingkat sekolah, cemerlang diberikan
Kabupaten/Kota, Provinsi kesempatan untuk tetap
dan Pusat. mempertahankan kecepatan
belajarnya yang di atas rata-
f. Pengembangan Silabus untuk rata dengan melalui kegiatan
Kurikulum KTSP pengayaan. Akselerasi belajar
Penyusunan silabus dimungkinkan untuk
mengacu pada perangkat diterapkan sehingga peserta
komponen-komponen didik yang memilki
Kurikulum KTSP yang kemampuan di atas rata-rata
disusun oleh Kementerian dapat menyelesaikan
Budaya dan Pendidikan kompetensi dasar lebih cepat
Dasar dan Menengah. Daerah dari masa belajar yang
atau satuan pendidikan yang ditentukan. Akselerasi belajar
mempunyai kemampuan tidak sama dengan “loncat
mandiri dapat menyusun kelas”.
silabus yang sesuai dengan
kondisi dan kebutuhannya h. Bimbingan dan Penyuluhan
setelah mendapat persetujuan Peserta didik
dari Dinas Pendidikan berkewajiban memberikan
setempat (Kabupaten/Kota, bimbingan dan penyuluhan
Provinsi). Dinas Pendidikan kepada peserta didik.
setempat dapat Bimbingan dan penyuluhan
mengkoordinasikan sekolah- menyangkut masalah-
sekolah yang belum masalah pribadi, sosial,
mempunyai kemampuan belajar dan karier peserta
mandiri dalam menyusun didik. Semua guru mata
silabus. pelajaran yang memnuhi
syarat dapat berfungsi
sebagai pembimbing di

19
bawah guru koordinator yang merupakan kegiatan yang
ditunjuk. diselenggarakan untuk
memenuhi tuntunan
i. Pendidikan Jarak Jauh penguasaan bahan kajian dan
Sataun pendidikan pelajaran dengan alokasi
dapat menyelenggarakan waktu yang diatur secara
pendidikan jarak jauh. tersendiri berdasarkan
Pendidikan jarak jauh dapat kebutuhan. Kegiatan ekstra
diselenggarakan pada semua kurikuler dapat berupa
jalur, jenjang dan jenis kegiatan pengayaan dan
pendidikan. Pendidikan jarak kegiatan perbaikan yang
jauh berfungsi memberikan berkaitan dangan program
layanan pendidikan kepada kurikuler atau kunjungan
kelompok masyarakat yang studi ke tempat-tempat
tidak dapat mengikuti tertentu yang berkaitan
pendidikan secara tatap muka dengan esensi kegiatan
atau reguler. Pendidikan jarak tersebut.
jauh diselenggarakan dalam
berbagai bentuk, modus, dan V. SIMPULAN DAN
cakupan yang didukung oleh REKOMENDASI
sarana dan layanan belajar Berdasarkan uraian
serta sistem penilaian yang tersebut dapat disimpulkan
menjamin mutu lulusan bahwa model pengembangan
sesuai dengan standar kurikulum pendidikan agama
nasional pendidikan. Islam di perguruan Mathlaul
Ketentuan mengenai Anwar dirumuskan di dalam
penyelenggraan pendidikan 10 materi pokok ke-Mathla’ul
jarak jauh mengikuti aturan Anwar-an yang diatur dalam
pendidikan. kompetensi dasar ke-
Mathla’ul Anwar-an meliputi:
j. Ekstra Kurikuler (1) kurikulum agama, (2)
Kegiatan ekstra kurikuler Benchmark (Standar
merupakan bagian dari Minimal) Kemampuan
strategi pencapaian target Beragama, (3) Muatan Lokal
kurikulum. Kegiatan ekstra Kurikulum, (4) Alokasi
kurikuler dimaksudkan untuk Waktu, (5) Pengelolaan
mengaitkan pengetahuan Kurikulum KTSP, (6)
yang diperoleh dalam Pengembangkan Silabus
kegiatan kurikuler secara untuk Kurikulum KTSP, (7)
kontekstual dengan keadaan Remedial, Pengayaan dan
dan kebutuhan lingkungan. Akreditasi, (8) Bimbingan
Kegiatan ekstra kurikuler dan Penyuluhan, (9)

20
Pendidikan Jarak Jauh, dan jenjang dan lembaga
(10) Eksitra Kurikuler. pendidikan di lingkungan
Pengembangan Mathla`ul Anwar. Hal ini
kurikulum pendidikan agama dianggap penting untuk
Islam di perguruan Mathlaul melahirkan siswa dan
Anwar yang dirumuskan di generasi yang memiliki
dalam 10 materi pokok ke- tasammuh dalam memahami
Mathla’ul Anwar-an ini keagamaan yang berbeda
direkomendasikan oleh secara furuiyah.
pimpinan pusat supaya
diimplementasikan di seluruh

VI. DAFTAR PUSTAKA Bandung : Remaja Karya,


Ahmadi, Ideologi Pendidikan Islam 1987.
Paradigma Humanistie Ruhimat, T., Kurikulum dan
Teosentrisme, Yogyakarta: Pembelajaran, Bandung :
Pustaka Pelajar, Cet. I, 2005. Alfabeta, 2009.
Ahmad H.M.,dkk, Pengembangan Sujana, H. Nana , Pembinaan dan
Kurikulum di Perguruan Pengembangan Kurikulum di
Tinggi, Bandung : Pustaka Sekolah, Bukit Tinggi: Sinar
Setia, 1998. Baru Algensindo, 2005.
Alberty B. Harold, And Alberty,
Elsie J., Reorganizing the
High School Curriculum,
New York : The Micmillan
Publizing Co, 1965.
Darajat, Zakiyah, Pendidikan Islam,
Jakarta: Bumi Aksara, 1991.
Hasibuan, Lias, Kurikulum dan
Pemikiran Pendidikan,
Jakarta : Gaung Persada,
2010.
Idi, Abdullah, Pengembangan
Kurikulum Teori dan Praktik,
Yogyakarta : Ar-Ruzz Media,
2007.
Langgulung, Hasan, Beberapa
Pemikiran tentang
Pendidikan Islam, Bandung:
al-Ma’arif, 1980
Purwanto, Nalim, Ilmu Pendidikan,
Teoritis dan Praktik,

21
Syaodih, Sukmadinata Nana,
Pengembangan Kurikulum,
Teori dan Praktek, Bandung :
Rosdakarya, 2000.
Syarif, A. Hamid, Pengembangan
Kurikulum, Surabaya : Bina
Ilmu, 1993.
Syarjaya, E. Syibli, Dirosah
Islamiyah I, Sejarah dan
Khittah Mathla’ul Anwar,
Pandeglang, 2003.

22

You might also like