You are on page 1of 16

HUBUNGAN KECENDERUNGAN PENGGUNAAN MEDIA SOSIAL DENGAN

PSYCHOLOGICAL WELL-BEING

¹TIARA FIRDAUS, ²ANDIK MATULESSY, ³YANTO PRASETYO

Tiarafirdaus20@gmail.com

Fakultas Psikologi, Universitas Tujuh Belas Agustus 1945 Surabaya

ABSTRACK

in this case using social media is a necessity. This is encouraged by


individuals preferring to play social media in their daily lives so that
individuals feel reaching psychological well-being. The tendency of use on
social media itself is a desire that individuals continue to want to use using
social media. This study aims to determine the relationship between the
tendency of use on social media and psychological well-being. individuals
will feel happy and their psychological happiness is fulfilled. The purpose
of this study is to determine the relationship between the tendency of use
on social media and psychological well-being. This study uses correlational
quantitative methods. The subjects in this study were 4th semester
students of the Psychology Faculty who took the Basic Research
Methodology course at UNTAG Surabaya with 101 subjects using simple
random sampling technique. The measuring instrument used for the use of
trends in social media with psychological well-being is product moment
analysis. Data obtained based on the results of product moment analysis
shows the correlation coefficient value of 0.220 with p = 0,14 (p <0.05).
These results indicate an increasingly positive attitude towards the
tendency of use on social media with psychological well-being. The trend of
use on social media effectively contributes 4.8% to psychological well-being

Keywords: Trends in the use of social media, psychological well-being

1
ABSTRAK

Dalam hal ini menggunakan media sosial adalah menjadi suatu


kebutuhan. Hal ini didorong individu lebih memilih untuk bermain media
sosial dalam kesehariannya sehingga individu merasa mencapai
psychological well-being. Kecenderungan penggunaan pada media sosial
sendiri bersifat suatu keinginan yang terus-menerus ingin dilakukan
individu dengan menggunakan media sosial Penelitian ini bertujuan untuk
mengetahui hubungan atnara kecenderungan penggunaan pada media
sosial dengan psychological well-being Dalam hal ini tidak sedikit juga yang
akhirnya semakin menggunakan media sosial maka individu akan merasa
senang dan kebahagiaan psikologisnya terpenuhi. Tujuan dari penelitian
ini untuk mengetahui hubungan antara kecenderungan penggunaan
pada media sosial dengan psychological well-being Penelitian ini
menggunakan metode kuantitatif korelasional. Subyek dalam penelitian
ini yaitu mahasiswa Semester 4 Fakultas Psikologi yang menempuh mata
kuliah Metodologi Penelitian Dasar di UNTAG Surabaya sejumlah 101
subyek menggunakan teknik simple random sampling. Alat ukur yang
digunakan kecenderungan penggunaa pada media sosial dengan
psychological well-being adalah analisis product moment. Data yang
diperoleh berdasarkan hasil analisis product moment menunjukkan nilai
koefisien korelasi sebesar 0,220 dengan p = 0,14 (p<0,05). Hasil ini
menunjukkan semakin positif sikap terhadap kecenderungan
penggunaan pada media sosial dengan psychological well-being.
Kecenderungan penggunaan pada media sosial memberikan sumbangan
efektif sebesar 4,8% terhadap psychological well-being.
Kata kunci : Kecenderungan penggunaan media sosial , psychological
well being
Pendahuluan Pada taraf tertentu, media sosial
dapat menimbulkan reaksi positif
Kehadiran sosial media
dalam diri individu (Hudson, Roth,
merupakan hal yang dilematis, di
dkk 2013), seperti perasaan
satu sisi kehadirannya
senang saat postingannya
memberikan manfaat dalam
direspon oleh orang lain,
memudahkan manusia untuk
mendapatkan wawasan penting
berkomunikasi secara luas tanpa
melalui konten yang dibagikan
batas ruang dan waktu.
orang lain, bertemu dengan
Penggunaan media sosial juga
individu lain dengan minat yang
merupakan kebutuhan yang akan
sama, mendapatkan hal-hal baru
selalu dilakukan tidak
untuk mengembangkan diri, serta
memandang usia dalam
hal-hal positif lainnya.
menggunakan media sosial
Kecenderungan penggunaan
seperti remaja, dewasa pada saat
pada media sosial sendiri sangat
ini sangat marak di kalangan
berpengaruh pada kehidupan
masyarakat indonesia. Menurut
kesejahteraan psikologisnya
Oberst, Wegmann, dkk (2017)
sehingga dengan mudahnya
mengatakan bahwa media sosial
kecenderungan penggunaan
didefinisikan sebagai komunitas
media sosial untuk mendominasi
virtual berbasis website yang
kesejahteraan psikologis manusia
memungkinkan untuk
saat ini.
membangun profil individu dan
masyarakat, bertujuan untuk Sebuah penelitian
membangun komunikasi dalam membuktikan bahwa salah satu
kehidupan masyarakat seharihari, hal yang dapat mempengaruhi
dan meskipun penggunaannya tercapainya psychological well-
terus berkembang, media sosial being pada diri seseorang adalah
sangat populer di kalangan dimilikinya kecerdasan emosi
remaja dan dewasa muda. (Hutapea, 2011). Dimilikinya
Kenyataan tersebut kecerdasan emosi pada diri
memungkinkan bahwa terjadinya seseorang akan menjadikan
perubahan-perubahan kondisi individu mampu mengelola
psikologis dalam diri individu saat emosinya hingga tercapai
melakukan akses ke media sosial. kestabilan emosinal sehingga

3
pada akhirnya membuat individu tersebut, sejahtera dapat
menerima kondisi apapun yang dirasakannya.
dialaminya. Penelitian Hutapea Pada saat seperti ini banyak
tersebut, prinsipnya mendukung remaja dan semua kalangan
pernyataan Goleman (2008) merasakan kesejahteraan saat
bahwa dimilikinya kecerdasan bermain media sosial dan
emosi dapat membuat individu beberapa masyarakat juga
mampu mengatur suasana merasakan kesepian bila tidak
hatinya sehingga memunculkan menggunakan media sosial dalam
perasaan bahagia yang kesehariannya.
mendasari hidupnya. Perasaan
Metode
bahagia yang dialami individu
merupakan salah satu tanda Penelitian ini menggunakan
dicapainya kesejahteraan. desain korelasi dimana peneliti
Kesejahteraan pada saat menghubungkan tiga variabel
menggunakan media sosial yang berbeda, dengan adanya
sendiri yang berarti psychological variabel X1 dan variabel X2 dapat
well-being, yaitu suatu kondisi mempengaruhi variabel Y.
ketika individu hidup bahagia Adapun ketiga variabel tersebut
karena memandang pengalaman adalah sebagai berikut:
hidupnya sebagai sesuatu yang
1. Variabel bebas (X) :
berharga dan membanggakan
Kecenderungan Penggunaan
terkait dengan dengan potensi
Media Sosial
yang dimiliki (Ryff dan Keyes,
1995). Artinya, sepanjang individu 2.Variabel tergantung (Y) :
mampu memaknai pengalaman Psychological Well-Being
hidupnya sebagai sesuatu yang
A. Definisi Operasional
berharga dan membanggakan
bagi dirinya maka individu Definisi operasional
tersebut dapat tetap merasa psychological well-being adalah
sejahtera atau well being. keadaan kesejahteraan psikologis
Termasuk ketika individu individu yang berdasar pada
mengalami peristiwa kehidupan pengalaman hidup yang
yang buruk sekalipun, maka membuatnya merasakan rasa
ketika ia mampu menerima bahagia dan sejahtera. Definisi
dengan baik pengalaman operasional diatas diambil dari
beberapa tokoh di antaranya media sosial dalam
adalah Ryff &Keyes (1995). Skala kesehariannya, anti sikap dan
psychological well-being minat untuk selalu
didukung oleh Ryff (dalam Ryff & menggunakan media sosial.
Singer, 2008) menyebutkan 6 B. Desain Penelitian
dimensi psychological well-being, Penelitian ini menggunakan
yaitu : penerimaan diri, hubungan desain korelasi dimana peneliti
positif dengan orang lain, menghubungkan dua variabel
otonomi, tujuan hidup, yang berbeda, dengan adanya
perkembangan pribadi, dan variabel X dan variabel Y.
penguasaan terhadap C. Subjek Penelitian
lingkungan. Populasi yang ada di
KecenderunganPengguna Fakultas Psikologi Semester 4 di
an Media Sosial adalah Intesitas Universitas 17 Agustus 1945.
merujuk pada kekuatan atau Dengan jumlah 101 mahasiswa.
efek yang sangat kuat atau Teknik yang digunakan adalah
hebat. intensitas penggunaan Random Sampling. Random
sosial media adalah seberapa Sampling adalah teknik
jauh penggunaan media sosial pengambilan sampel dari
terintregasi dengan perilaku anggota populasi yang
sosial dan rutinitas pengguna, dilakukan secara acak tanpa
serta seberapa jauh koneksi memperhatikan strata yang ada
emosional yang terjalin pada dalam populasi itu
penggunanya definisi D. Teknik Pengumpulan Data
operasional di atas di ambil dari Metode pengumpulan data
beberapa tokoh di antaranya yang digunakan dalam
(Horrigan, 2002). penelitian ini adalah metode
Skala kecenderungan skala.
penggunaan pada media sosial Skala yang disusun dalam
menggunakan 6 aspek suatu instrumen pengambilan
intensitas kecenderungan data untuk mengungkap
penggunaan media variabel bebas
sosialmenurut (Anggi,2012) yaitukecenderungan
yaitu terdiri dari perhatian, penggunaan media sosial serta
penghayatan, durasi dan variabel terikat yaitu
frekuensi dalam menggunakan psychological well being. Kedua
skala dibuat sendiri oleh peneliti tetapi apabila p > 0,05 maka
yang dibantu dengan expert hubungan antara variabel bebas
judgment, meskipun pada skala dengan variabel terikat
kecenderungan penggunaan dinyatakan tidak signifikan
media sosial (Hadi, 2012).
Pada skala serta skala Penelitian ini merupakan
psychologicalwell-being penelitian kualitatif dengan
berpedoman pada dimensi yang menggunakan populasi yang
dikemukakan oleh Ryff (1995). ada di Fakultas Psikologi
Kedua skala ini menggunakan Semester 4 di Universitas 17
model Likert. Agustus 1945. Subyek dalam
E. Teknik Analisis Data penelitian ini ditentukandengan
Teknik analisis data yang menggunakan Random Sampling
digunakan dalam penelitian ini yang menggunakan mahasiswa
adalah analisis regresi linear semester 4 yang terdiri dari 101
berganda. Tujuan dari teknik mahasiswa dengan mata kuliah
analisis ini adalah untuk melihat meteodologi penelitian dan
pengaruh dari satu variabel atau mata kuliah tes intelegensi.
lebih terhadap satu variabel Penelitian ini menggunakan
lainnya, dimana teknik analisis skala likert yang terdiri dari 5
ini betujuan untuk mengetahui pilihan jawaban untuk
hubungan antara mengukur kecenderungan
kecenderungan penggunaan penggunaan media sosial dan
pada media sosial dengan psychological well-being. Analisis
Psychological Well-Being. data dalam penelitian ini
Analisis data ini menggunakan menggunakan Korelasi Product
spss versi 20.0 for windows. Moment untuk mengetahui
Adapun kaidah yang digunakan korelasi hubungan antara
dalam penelitian ini adalah kecenderungan penggunaan
apabila (p) < 0,01 maka media sosial dengan
hubungan antara variabel bebas psychological well-being pada
dengan variabel terikat mahasiswa semester 4
dinyatakan sangat signifikan, (p) Universitas 17 Agustus 1945.
< 0,05 maka hubungan antara Berdasarkan Hasil Uji Korelasi
variabel bebas dengan variabel Pearson mendapatkan nilai Rxy=
terikat dinyatakan signifikan, 0,220 yang artinya lebih dari
(>0,05) dengan signifikan p= correlation yang > 0,3 artinya
0,14 yang artinya bahwa aitem tersebut dinyatakan sahih
terdapat hubungan positif (Azwar,2016). Batasan yang
signifikan antara digunakan adalah 0,3, sehingga
kecenderungan penggunaan apabila aitem memiliki index
pada media sosial dengan corrected item total correlation <
psychological well-being pada 0,3 artinya aitem tersebut
mahasiswa semester 4 fakultas dinyatakan gugur, sebaliknya bila
Psikologi Universitas 17 Agustus aitem >0,3 artinya aitem
1945 Surabaya. Nilai Rxy = 0,220 dinyatakan index corrected
yang artinya lebih dari (>0,05) dinyatakan sahih (Azwar, 2016).
yang berarti menunjukkan Batasan yang digunakan dalam
adanya suatu hubungan yang koefisien reliabilitas adalah
positif , artinya semakin tinggi batasan yang reliabilitasnya 0,853
kecenderungan penggunaan yang artinyanya memuaskan
pada media sosial maka akan .Hasil Hasil uji reliabilitas pada
semakin tinggi juga skala psychological well-being
psychological well-beingnya. terdiri dari 19 aitem yang valid
Nilai Sig atau p = 0,14 artinya menunjukkan Cronbach’s Alpha
adalah data tersebut signifikan. (0,853) lebih dari (0,600) artinya
Hasil skala psychological well-being
A. Hasil Diskriminasi Aitem Dan mempunyai reliabilitas yang baik.
Reliabilitas 2. Kecenderungan Penggunaan
1. Psychological well being Pada Media Sosial
Hasil uji diskriminasi aitem terdiri Hasil uji diskriminasi aitem terdiri
dari 50 aitem menghasilkan 5 dari 24 aitem, lalu menghasilkan 3
putaran dengan 31 aitem yang putaran yang gugur dengan
gugur. Aitem yang koefisien koefisien bergerak dari 0,629
aitem yang bergerak dari 0,702 hingga 0,749. Hasil uji reliabilitas
sampai 0,853. diskriminasi aitem yang di pada skala
yang baik dengan menggunakan kecenderungan penggunaan
index correct item total pada media sosial 12 Aitem yang
correlation. Batasan yang valid menunjukkan Cronbach’s
digunakan adalah 0,3 Sehingga Alpha (0,749) lebih dari (0,600)
apabila aitem memiliki index artinya skala kecenderungan
aitem corrected item total
penggunaan media sosial Uji Linieritas pada penelitian ini
mempunyai reliabilitas yang baik. menggunakan SPSS versi 20 IBM
B. Uji Normalitas for Windows. Kaidah uji linieritas
Uji normalitas dalam penelitian ini hubungan menggunakan besaran
menggunakan Test of Normalitas harga F dan p, apabila signifikansi
Kolmogoro Smirnov pada p < 0,05 maka hubungannya
program SPSS versi 20 IBM for adalah linear,sedangkan apa bila
Windows. Adapun kaidah yang signifikansinya p > 0,05 maka
digunakan adalah apabila harga p hubungannya tidak linear. Hasil
> 0,05 maka sebaran atau uji linieritas antara variabel
distribusi dinyatakan normal dan kecenderungan penggunaan
apabila harga p < 0,05 sebaran pada media sosial (X) dan
atau distribusi dinyatakan tidak psychological well being (Y) harga
normal.(Hadi,2000).Berdasarkan F =0,545 dengan p = 0,22 (p <
hasil uji normalitas dari skala 0,05). Artinya hubungan antara
psychological well being kecenderungan penggunaan
menggunakan 0,104 untuk harga media sosial dengan
Z Kolmogorov Smirnov dan 0,223 psychological well being adalah
untuk harga p. Harga p yang linear.
diperoleh oleh variabel D. Uji Analisis Product Moment
psychological well-being sebesar Teknik analisis data yang
0,104 > 0,05, menunjukkan bahwa digunakan dalam penelitian ini
sebaran atau distribusi adalah Person Correlation. tujuan
dinyatakan normal. pada variabel dari teknik ini adalah untuk
kecenderungan penggunaan pengaruh dari satu variabel
pada media sosial menggunakan terhadap satu variabel lainnya,
0,146 untuk harga Z Kolmogorov dimana teknik analisis ini
Smirnov dan 0,27 untuk harga p. betujuan untuk mengetahui
Harga p yang diperoleh oleh hubungan antara Kecenderungan
variabel kecenderungan Penggunaan Sosial Media dengan
penggunaan media sosial sebesar psychological Well-being. Analisis
0,27 > 0,05, menunjukkan bahwa data ini menggunakan SPSS versi
sebaran atau distribusi 20.0 for windows. Adapun kaidah
dinyatakan normal. yang digunakan dalam penelitian
C. Uji Linieritas ini adalah apabila (p) < 0,01 maka
hubungan antara variabel bebas
dengan variabel terikat yang kurang mendukung
dinyatakan sangat signifikan, (p) sehingga mahasiswa memilih
< 0,05 maka hubungan antara untuk terus-menerus bermain
variabel bebas dengan variabel sosial media. Berdasarkan hasil
terikat dinyatakan signifikan, penelitian yang telah dijelaskan di
tetapi apabila p > 0,05 maka atas maka hipotesis yang
hubungan antara variabel bebas menyatakan bahwa terdapat
dengan variabel terikat hubungan yang positif antara
dinyatakan tidak signifikan (Hadi, Kecenderungan penggunaan
2012). Berdasarkan hasil pada media sosial dengan
menggunakan analisis product psychological well-being terbukti
moment dengan memperoleh p terdapat hubungan yang
sebesar 0,14 > 0,01 yang artinya signifikan atau positif. Pada
adanya hubungan yang positif hipotesis ini menunjukkan bahwa
kecenderungan penggunaan adanya penggunaan pada media
media sosial dengan sosial pada mahasiswa sangatlah
psychological well-being. Harga tinggi. Hal ini juga menunjukkan
Rxy sebesar 0,220 dengan p bahwa apabila kencederungan
sebesar 0,14 (>0,01) yang artinya penggunaan pada media sosial
hubungan kecenderungan yang dimiliki oleh mahasiswa
penggunaan media sosial dengan maka membuat psychological
psychological well-being well-being dapat tercapai.
menunjukan hubungan yang
Mahasiswa yang memiliki
signifikan
banyak tekanan dalam kuliah
Pembahasan
akan dapat menyikapi tekanan
Berdasarkan hasil penelitian
yang ada dengan santai dan
ini, kecenderungan penggunaan
membawa hal yang menjadi
pada media sosial pada
tekanan tersebut dengan
mahasiswa banyak di jumpai pada
membuka media sosial sehingga
saat mahasiswa bermain media
tidak akan merasa terbebani
sosial. Kecenderungan
dengan tekanan tersebut. Tetapi
penggunaan pada media sosial
Secara keseluruhan frekuensi
sendiri membuat individu ingin
maupun intensi dalam
terus menggunakan media sosial,
penggunaan media sosial yang
kecenderungan tersebut
lebih besar tidak berkaitan
dikarenakan lingkungan sosial
dengan kesepian dan kualitas pada siswa dengan kesehatan
hidup individu. Lebih jelasnya, mental yang buruk. Pada
individu yang menggunakan tingkatan sosial, bahwa media
media sosial hanya untuk berbagi sosial telah memudahkan individu
informasi tentang diri sendiri, berkomunikasidanmengembang
bukan untuk berhubungan kanlingkaran sosialnya. Meskipun
dengan teman dan keluarga, atau begitu media sosial memberikan
pun belajar lebih banyak perubahan baik di masyarakat,
mengenai individu lain yang seluas apapun lingkaran sosial
dikenal dalam kehidupan nyata yang dapat dengan baik dalam
(Brusilovskiy & Townley, dkk membangun membangun ikatan
2016). Akan tetapi, jika dilihat yang kuat Menurut Lin dan Utz
berdasarkan arah hubungan (2015) dalam penelitiannya
kedua variabel, mengenai arah menjelaskan bahwa hal tersebut
sifat hubungan positif antara tergantung bagaimana perasaan
kebahagiaan psikologis yang sesaat setelah individu membaca
dimediasi dengan media sosial. tulisan di media sosial misalnya
Media sosial ternyata dapat facebook, dan bagaimana peran
memfasilitasi pertemanan online kedekatan hubungan dalam
yang kemungkinan akan memprediksi perasaan bahagia
meningkatkan kebahagiaan serta iri. Hasil yang ditemukan
penggunanya. Koc dan Gulyagci adalah emosi positif akan lebih
(2013) dalam penelitiannya dapat dirasakan individu daripada
menyatakan hal yang hasil emosi negatif, dan hubungan
penelitan mengatakan bahwa kekuatan tersebut menengahi
rendahnya kesejahteraan perasaan bahagia dan perasaan iri
psikologis individu berkaitan dalam batas yang wajar. Selain
dengan penggunaan media sosial itu, jika dicermati lebih dalam,
secara berlebihan. Hal tersebut perbedaan hasil pada penelitian-
menyebabkan kecanduan yang penelitian di atas sebelumnya
berdampak buruk seperti depresi menjadi hal yang menarik untuk
berat, kegelisahan, dan insomnia. diteliti karena banyak faktor yang
sebaiknya diperhatikan. Salah
Hasil penelitian menunjukkan
satunya disebutkan bahwa
bahwa pengguna situs jejaring
individu akan cenderung
sosial paling banyak didapati
bermedia sosial apabila memiliki
keterbukaan tinggi dan memiliki bermedia sosial pada mahasiswa
kepribadian ekstraversi. Dalam yang perlu diperhatikan, karena
penelitian lain juga menjelaskan dengan adanya keadaan
bahwa selain usia pengguna, lingkungan sosial yang terbilang
kemampuan untuk kurang luas akan mempengaruhi
mencerminkan perilaku ketika faktor mahasiswa lebih merasa
bermedia sosial dan ciri bahagia saat menggunakan
kepribadian setiap individu, serta media sosial.
lingkungan sosial pun termasuk
Berdasarkan hasil penelitian
dalam hal-hal yang perlu
yang telah dijelaskan diatas maka
diperhatikan (ZeitelBank & Tat,
hipotesis yang menyatakan
2014).
bahwa terdapat hubungan positif
Berdasarkan hasil temuan antara kecenderungan
dalam penelitian, mayoritas penggunaan pada media sosial
mahasiswa memiliki tingkat dengan psychological well-being
kebahagiaan psikologis dan terbukti adanya hubungan yang
intensitas bermedia sosial dalam signifikan atau positif diantara
kategori yang tinggi Tahapan keduanya. Hal ini menunjukkan
yang tidak stabil menjadikan bahwa kecenderungan
kondisi kebahagiaan pun berbeda penggunaan pada media sosial
antara satu sama lain, karena yang dimiliki oleh mahasiswa
kebahagiaan sifatnya subjektif sebagaian dapat mengarahkan
dan dipengaruhi oleh bagaimana mahasiswa untuk mencapai
individu mempersepsikan suatu psychological well-being.
hal misalnya, mengenai Hipotesis ini membuktikan bahwa
hubungan yang erat pada kecenderungan penggunaan
keterhubungan sosial (Satici, pada media sosial dapat menjadi
Uysal, & Deniz, 2016). Hal prediktor tercapainya
tersebut menjadikan sebuah psychological well-being. Hal ini
pembelajaran dan masukan untuk mematahkan penelitian-
peneliti selanjutnya, bahwa latar penelitian yang telah diteliti
belakang dan keadaan sosial yang sebelumnya yang menyatakan
ada di lingkungannya adalah salah bahwa kecenderungan
satu faktor yang dapat penggunaan sosial media
mempengaruhi intensitas berkorelasi rendah terhadap
psychological well-being. Tidak sehingga mahasiswa kurang
terbuktinya hipotesis ini dapat berkomunikasi dengan
terjadi karena banyak hal lingkungan sekitarnya, sehingga
diantaranya koresponden yang mahasiswa lebih memilih untuk
faking bad ataupun faking good, bermain sosial media yang seperti
jawaban yang diberikan oleh inilah yang membuat mahasiswa
koresponden tidak konsisten, untuk mencapai psychological
koresponden kurang memahami well-being. Tetapi lebih baiknya
pernyataan yang diberikan, untuk mencari lingkungan sosial
ataupun jumlah pernyataan yang yang dapat mengajak
diberikan terlalu banyak yang berkomunikasi dengan baik
menyebabkan koresponden lelah sehingga tidak terus menerus
dalam menjawab sehingga menggunakan media sosial untuk
jawaban yang diberikan bukanlah mencapai psychological well-
jawaban yang sebenarnya. Tidak beingnya.
terbuktinya atau tidak
Kesimpulan
diterimanya kecenderungan
penggunaan pada media sosial Penelitian ini bertujuan untuk
sebagai salah satu faktor yang mengetahui semakin individu
mempengaruhi psychological menggunakan media sosial maka
well-being membuktikan bahwa semakin tinggi psychological well-
terdapat faktor lain yang being individu tersebut.
mempengaruhi psychological penelitian dilakukan pada 101
well-being diantaranya adalah mahasiswa semester 4 Fakultas
budaya dan status sosial-ekonomi Psikologi Universitas 17 Agustus
yang dikemukakan oleh Ryff 1945 Surabaya. Hipotesis
(1995). penelitian ada korelasi positif
antara psychological well-being
Faktor lingkungan sosial yang
dengan kecenderungan
kurang baik tentu akan membuat
penggunaan pada media sosial..
individu merasa dapat
Hasil analisis korelasi product
menganggap sebuah hambatan
moment menghasilkan nilai Rxy
yang dihadapi sebagai sesuatu
0,220 yang menghasilkan
yang berat ataupun sesuatu yang
hubungan positif antara
dapat membuat merasa kurang
kecenderungan penggunaan
nyaman dengan sekitarnya,
media sosial dengan psychological
well-being . Sumbangan efektif Perilaku Imitasi Gaya Hidup
terhadap kecenderungan Artis pada Remaja. Jurnal
penggunaan pada media sosial Ilmu Komunikasi, 5(2), pp. 112-
125. Yogyakarta: Universitas
dengan psychological well-being
Islam Indonesia
dengann analisis product moment Azwar, S. (2016). Validitas dan
dengan menunjukan koefisien Reliabilitas. Pustaka Pelajar:
determinan (r2) 0,220 yang Yogyakarta
berarti 4,8% yang berarti variabel Azwar, S. (2011). Metode Penelitian.
kecenderungan penggunaan Yogyakarta: Pustaka Pelajar
media sosial mempengaruhii Brusilovskiy, E., Townleym G.,
Snethen, G., & Salzer, M. S.
psychological well-being sebesar
(2016). Social media use,
4,8%. Sehingga kecenderungan community, participation, and
penggunaan media sosial dengan psychological well-being
psychological well-being memiliki among individuals with serious
pengaruh. Sedangkan 95,2% mental illnesses. Computer in
kemungkinan dapat disebabkan Human Behavior, 65, 232-
oleh faktor yang lainnya. 240.Diunduh 1 maret 2019
darihttps://doi.org/10.1016/j.ch
Refrensi b.2016.08.036
Carr, A. (2004). Positive Psychology :
The Science Of Happines And
Human Strengths. Hove &
Arikunto, S. (2006). Prosedur
NewYork : Brunner –
Penelitian:Suatu Pendekatan
Routledge Taylor & Francis
Praktik. Jakarta: Rineka
Group
Cipta
Hadi, S. (2000). Metodologi
Arikunto, S. (2010). Prosedur
Penelitian, Yogyakarta: Andi
Penelitian:Suatu Pendekatan
Yogyakarta
Praktik. Jakarta: Rineka
Hadi,S. (2012), Metode Penelitian
Cipta
Pendidikan, Alfabeta,
Agus,S.(2010). Studi Deskriptif
Bandung.
Effect Size Penelitian Di
Fakultas Psikologi Hauser SL, Jameson JL, Fauci A,
Universitas Sanata Longo DL, Loscalzo J, eds
Dharma.. Jurnal psikologika, (2005). Harrison’s Principles
14(I), pp. 1-17. ISSN 1410-5071 of Internal Medicine. 19th
Anggi Erma F.S. (2012). Hubungan (Ed). McGraw-Hill Education;
Antara Intensitas Menonton 2015, 523-532. 2
Sinetron Televisi Terhadap Hurlock, E.B. (2002).Psikologi
Perkembangan: Suatu Canadian Journal of
Pendekatan Sepanjang Behavioural Science.25(1), 81–
Rentang Kehidupan (Alih 96.
Bahasa Istiwidayanti, dkk). Manktelow, Roger; Taylor, B,
Jakarta: Erlangga. (2014). Online
Horrigan, J.B. (2002). New Internet Communication social media
Users: What They Do Online, and Adolescent wellbeing;
What They Don‟t, and Children and Youth Services
Implications for the Net‟s Review, Vol. 41, 06.2014, p. 27-
Future. Pew Internet and 36.
American Life Project pg. 1-27 Oberst, U., Wegmann, E., Stodt, B.,
13(1), 97-111 ISSN : 1858-4063 Brand, M., & Chamarro, A.
Koc, M & Gulyagci, S. (2013). (2017). Negative
Facebook addiction among consequences from heavy
Turkish college students: the social networking in
role of psychological health, adolescents: The mediating
demographic, and usage role of fear of missing out.
characteristics. Journal of Adolescence, 55, 51-
Cyberpsycholog, Behavior, 60. Diunduh 5 Juni 2019 dari
and Social Networking, 16 http://doi:
(4),279–284,Diunduh 2 10.1016/j.adolescence.2016.12
Februari 2019 dari https://doi: .008
10.1089/cyber.2012.0249. Ryff, C. D. (1995). Psychological
Kapla, A & HaenLein, M. well-being life.Current
(2010).User Of The World, Direction In Psychological
Unite! The Challenges and Science, Journal psychological
Opportunities Of Social science, 4(4) ,pp. 99-104
Media, Business Horizons 53. Ryff, C. D (1989) Happines is
P.61 everyting, or is it? Exploration
Lin, R., & Utz, S. (2015). The of the meaning of
emotional responses of pyschlogical well-being.
browsing facebook: Journal Of Personality And
Happiness, envy, and the role Social Pyschology, 57(6),
of tie strength. Computer in 1069- 1081
Human Behavior, 52, Diunduh Ryan, R. M., & Deci, E. L. (2001). On
5 Juni 2019 dari happiness and human
http://doi:10.1016/j.chb.2015. potentials: A review of
04.064 research on hedonic and
Martin, Kuiper, N. A. dkk. (1993). eudaimonic wellbeing.
Coping humour, stres, and Annual Review of Psychology,
cognitive appraisals. 52, 141-166
Ryff, C.D., Keyes, C.L.M ( 1995).The Kuantitatif, Kualitatif dan
Structure of Pyschological R&D). Penerbit CV. Alfabeta:
Well-Being Revisited. Journal Bandung.
Of Personality and Social Zeitel-Bank, N., & Tat, U. (2014).
Psychology, 69(4), 719-727 Social media and it’s effect on
Ryff, C. D., & Singer, B. H. (2008). individuals and social systems.
Know Thyself and Become Human Capital without
What You Are: A Eudaimonic Borers: Management,
Approach to Psychological Knowledge, and Learning for
Well-Being. Journal of Quality of Life,1183-1190.
Happiness Studies, 9, 13-39. Diunduh 3 Juni 2019 dari
Ryff, C., Singer, & Burton, H. (2002). https://www.toknowpress,n
From Social Structure to et/ISBN/978-961-6914-
Biology : Integrative Science in 093/papers/ML14-714.pdf.
Pursuit of Human Health and
Well-Being. Dalam Snyder,
Lopez. 2002. Handbook of Web Internet :
Positive Psychology. New York : Pertiwi, K.W. (2018). Riset
Oxford University Press. Pemakaian media sosial
Satici, S. A., Uysal, R., & Deniz, M. E. masyarakat indonesia di
(2016). Linking social unduh 3 Mei dari
connectedness to loneliness: kompas.https://tekno.kompa
The mediating role of s.com/read/2018/03/01/10340
subjective happiness. 027/riset-ungkap-pola
Personality and Individual pemakaian-medsos-orang-
Differences, 97, 306-310. indonesia
Sugiharto, B. A. (2016, Oktober 24).
Pengguna Internet di
Indonesia Didominasi Anak
Muda. CNN Indonesia.
Diunduh dari 6 Mei 2019 dari
http://www.cnnindonesia.com
/teknologi/20161024161722-185-
167570/pengguna-internet-di-
indonesiadidominasi-anak-
muda/.
Sugiyono (2001). Metode Penelitian
Kuantitatif, Kualitatif dan
R&D.Bandung: Afabeta
Sugiyono. (2015). Metode Penelitian
Pendidikan (Pendekatan

You might also like