Professional Documents
Culture Documents
160 356 1 SM PDF
160 356 1 SM PDF
*)
Alamat penulis untuk korespondensi: Syamsuddin. Loka Pengkajian Teknologi Pertanian
Sulawesi Barat. Jl. RE. Marthadinata No. 14 Mamuju.
54 Agros Vol.16 No.1 Januari 2014: 53-60
kecambah yang lemah tidak mempunyai Brick Gravel Test. Benih jagung sebanyak
energi yang cukup untuk menembus kerikil 50 butir dikecambahkan dengan media
batu bata, sehingga metode ini dapat pecahan bata merah yang berdiameter ±
digunakan untuk membedakan tingkatan dua mm dan sudah dilembabkan. Kemudian
vigor pada benih-benih serealia (Moh. Safar benih ditutup lagi dengan selapis bata
Alizada 2013). merah setinggi dua hingga 2,5 cm.
Untuk mengetahui mutu benih Pengamatan dilakukan pada hari ke tiga,
jagung selama penyimpanan dan empat, dan lima hari setelah tanam.
perbandingan hasil uji masing-masing
Daya Berkecambah. Persentase daya
metode tersebut dilakukan pengujian dengan
berkecambah diperoleh dengan menghitung
menggunakan benih jagung dari periode
jumlah kecambah yang tumbuh pada hari
simpan yang berbeda.
ke lima.
METODE Kecepatan Tumbuh. Data diperoleh dari
substrat pengujian daya berkecambah
Pengujian mutu benih dilaksanakan benih. Setiap kali pengamatan, jumlah
di rumah kaca dan laboratorium benih Balai persentase kecambah normal dibagi dengan
Penelitian Tanaman Serealia Maros pada etmal (24 jam). Nilai etmal kumulatif
bulan Mei 2013. Varietas jagung yang diperoleh dari saat benih ditanam sampai
digunakan adalah Lamuru yang berasal dari dengan waktu pengamatan. Perhitungan
gudang UPBS Balitsereal dengan periode kecepatan tumbuh menggunakan rumus
simpan 12 dan 23 bulan. Pengujian mutu sebagai berikut.
fisiologis benih menggunakan beberapa ∑ (Xi-Xi-1)
metode uji, yaitu: media pasir, paper
piercing test, dan brick gravel test dengan KT =
menggunakan rancangan acak lengkap Ti
empat ulangan. KT = Kecepatan tumbuh (%/etmal)
Media Pasir. Benih jagung yang telah Xi = Persentase kecambah normal
disiapkan sebanyak 50 butir ditanam dengan pada etmal ke i
media pasir yang lembab sebanyak empat Ti = Waktu pengamatan dalam
ulangan. Kemudian benih ditutup dengan (etmal)
selapis pasir setebal dua hingga 2,5 cm.
Pengamatan dilakukan pada hari ketiga, Panjang Akar Primer. Pengukuran
empat, dan lima hari setelah tanam. panjang akar primer dilakukan dengan
menggunakan alat pengukur atau
Paper Piercing Test. Benih jagung yang penggaris. Akar kecambah direntangkan
telah disiapkan sebanyak 50 butir ditanam kemudian diukur dari pangkal sampai ke
dengan media pasir yang lembab sebanyak ujung akar.
empat ulangan. Benih ditutup dengan kertas
filter dan ditutup lagi dengan selapis pasir Jumlah Akar Sekunder. Perhitungan akar
setebal dua hingga 2,5 cm. Pengamatan sekunder dilakukan dengan mengambil 10
dilakukan pada hari ke tiga, empat, dan lima sampel secara acak kemudian dihitung akar
hari setelah tanam. sekunder yang ada pada kecambah tersebut.
56 Agros Vol.16 No.1 Januari 2014: 53-60
Panjang Bibit. Pengukuran terhadap metode uji ini diberikan sedikit beban
panjang bibit dilakukan dengan mengambil untuk ditembus oleh kecambah (diberi
10 sampel secara acak kemudian lapisan kertas filter) sehingga untuk
direntangkan dan diukur panjang bibitnya menembus kertas filter dibutuhkan
dari pangkal sampai ke ujung daun. kekuatan tumbuh benih yang tinggi
sedangkan benih dengan vigor yang rendah
Bobot Kering Kecambah. Kecambah yang
sulit untuk menembusnya. Benih dengan
diperoleh pada uji daya tumbuh benih
periode simpan yang lama akan mengalami
dikeringkan dalam oven pada suhu 60oC
penurunan vigor, sehingga persentase daya
selam 3 x 24 jam, setelah itu dimasukkan ke
berkecambah yang diperoleh dengan
dalam desikator dan setelah dingin
menggunakan paper piercing test lebih
kemudian ditimbang.
rendah dibandingkan dengan media pasir
HASIL DAN PEMBAHASAN dan brick gravel test, sedangkan menurut
Persentase daya berkecambah yang Mugnisyah et al. (1994), benih yang
dihasilkan dengan menggunakan beberapa tumbuh normal pada medium bata merah
metode pengujian dapat dilihat pada Tabel dikategorikan sebagai benih yang bervigor
1. Berdasarkan analisis ragam terlihat tinggi. Tim Peneliti (1991) menyatakan
persentase daya berkecambah dengan bahwa metode uji serta media tumbuh yang
menggunakan media pasir tidak berbeda digunakan dalam pengujian benih sering
nyata antara benih dan periode simpan 12 memberikan hasil pengujian yang berbeda.
dan 23 bulan, sedangkan hasil pengujian Menurut Mugnisyah et al. (1994) dan
menggunakan paper piercing test dan brick Sadjad (1993) dalam Kadarwati Budiharjo
gravel test, persentase daya berkecambah (2002), benih yang bervigor tinggi
yang diperolehnya berbeda nyata pada benih merupakan benih yang mempunyai
tersebut. Analisis ragam juga menunjukkan kemampuan untuk tumbuh menjadi
bahwa benih dengan periode simpan 12 tanaman normal meskipun keadaan biofisik
bulan, persentase daya berkecambah yang lapangan suboptimal atau sesudah benih
diperoleh dengan menggunakan media pasir, disimpan lama.
paper piercing test, dan brick gravel test Pengamatan terhadap kecepatan
tidak berbeda nyata pada ketiga metode uji tumbuh benih (dapat dilihat pada Tabel 1)
tersebut, sedangkan benih dengan periode hampir sama dengan persentase daya
simpan 23 bulan menunjukkan hasil yang berkecambah. Benih dengan periode
berbeda. Hasil uji daya berkecambah benih simpan 12 dan 23 bulan dengan
periode simpan 23 bulan dengan menggunakan media pasir tidak berbeda
menggunakan metode uji paper piercing nyata kecepatan tumbuh benihnya, namun
test, berbeda nyata pada media pasir dan pada paper piercing test dan brick gravel
brick gravel test, begitu pula dengan umur test berbeda nyata pada kedua benih
simpan benih. Pengujian benih periode tersebut. Pada benih dengan periode simpan
simpan 23 bulan dengan menggunakan 12 bulan, nilai kecepatan tumbuh benih
media pasir dan brick gravel test persentase tidak berbeda nyata pada media pasir dan
daya berkecambahnya tidak berbeda nyata. brick gravel test, tetapi berbeda nyata
Paper piercing test merupakan metode uji dengan menggunakan paper piercing test.
yang dapat digunakan untuk menguji vigor Berbeda dengan periode simpan 23 bulan,
benih yang terserang penyakit, karena pada kecepatan tumbuh benih yang diperoleh
Mutu Benih Jagung (Rahmawati dan Syamsuddin) 57
pada uji paper piercing test berbeda nyata simpan benih yang berbeda (dapat dilihat
pada media pasir dan brick gravel test begitu pada Tabel 2). Kondisi perkecambahan
pula dengan umur simpan benih. yang baik akan berpengaruh terhadap
Pengamatan kecepatan tumbuh yang keluarnya akar primer dan sekunder,
dihasilkan oleh ketiga metode uji tersebut sedangkan perbedaan umur simpan benih
menunjukkan terjadi penurunan nilai 12 dan 23 bulan belum memberikan
kecepatan tumbuh (nilai kecepatan tumbuh perbedaan terhadap kemampuan benih
maksimal kecambah adalah 33,33 persen per mengeluarkan akar. Dwidjoseputro (1994)
etmal). Nilai kecepatan tumbuh yang menambahkan panjang pendeknya akar
tertinggi dihasilkan oleh media pasir dipengaruhi oleh faktor luar seperti keras
kemudian brick gravel test dan paper lunaknya tanah, banyak sedikitnya air, dan
piercing test. Pasir yang digunakan pada lain sebagainya. Panjang pendeknya akar
media perkecambahan merupakan pasir primer dan jumlah akar sekunder dapat
dengan ukuran partikel yang kecil sehingga menunjukkan suatu kecambah masih dalam
mudah untuk ditembus oleh kecambah yang kondisi yang baik atau tidak. Media
tumbuh, sedangkan brick gravel test perkecambahan yang digunakan
menggunakan pecahan bata yang ukuran memberikan peluang yang sama untuk
partikelnya lebih besar dan berat. Menurut perkembangan akar. Media pasir dan
Robersts (1972) dalam Mohammad Safar paper piercing test menggunakan pasir
Alizada (2013), benih yang sehat dapat untuk media perkecambahan dan brick
berkecambah melalui brick gravel test. gravel test menggunakan butiran batu bata
Adapun paper piercing test juga namun tidak menghambat keluarnya akar
menggunakan pasir halus namun diberi karena terdapat pori atau rongga yang
tambahan selembar kertas filter. terbentuk antar-butiran bata tersebut.
Analisis ragam menunjukkan Butiran bata tersebut cukup kecil
panjang akar primer dan jumlah akar berdiameter sekitar dua mm sehingga tidak
sekunder tidak berbeda nyata pada semua memberikan beban yang terlalu berat.
metode uji yang digunakan dan antar-umur
Tabel 1. Rata-rata persentase daya berkecambah dan kecepatan tumbuh pada benih jagung
varietas Lamuru dengan menggunakan beberapa metode pengujian.
Tabel 2. Rata-rata persentase panjang akar dan jumlah akar sekunder pada benih jagung
varietas Lamuru dengan menggunakan beberapa metode pengujian.
Tabel 3. Rata-rata panjang bibit dan berat kering kecambah pada benih jagung varietas
Lamuru dengan menggunakan beberapa metode pengujian.
Berdasarkan analisis ragam panjang periode simpan yang berbeda (12 dan 23
bibit yang diperoleh juga tidak berbeda bulan) menunjukkan perbedaan yang nyata
nyata antara umur simpan benih yang dengan menggunakan metode uji paper
berbeda dan pada semua metode uji yang piercing test, sedangkan dengan
digunakan (dapat dilihat pada Tabel 3). menggunakan media pasir dan brick gravel
Penggunaan metode uji yang berbeda lebih test tidak berbeda nyata. Analisis ragam
berpengaruh terhadap persentase daya juga menunjukkan benih dengan periode
berkecambah dan kecepatan tumbuh benih, simpan yang sama, bobot kering
sedangkan perkembangan bibit selanjutnya kecambahnya tidak berbeda nyata pada
dipengaruhi oleh kondisi lingkungan tempat semua metode uji. Menurut Sadjad (1993),
tumbuh, selain cadangan makanan yang ada bobot kering benih mengidentifikasikan
dalam benih tersebut. Pengamatan terhadap status viabilitas benih yang secara tidak
bobot kering kecambah pada benih dengan langsung karena berkaitan dengan sumber
Mutu Benih Jagung (Rahmawati dan Syamsuddin) 59
Sigit Nugraha, Sudaryono dan Safaruddin Benih Berbagai Komoditas Kehutanan dan
Lubis. 2005. Pengaruh Pengemasan Pertanian Pada Berbagai Media Tumbuh
terhadap Kandungan Oksigen (Oxygen dan Metode Uji. Laporan Penelitian.
Level) dan Perubahan Kualitas Gabah Jurusan Perbenihan. Fakultas Politeknik
selama Penyimpanan. Prosiding Seminar Pertanian. Institut Pertanian Bogor. Bogor.
Nasional Teknologi Inovatif Pascapanen
Wirawan dan Wahyuni. 2003 Keragaman
untuk Pengembangan Industri Berbasis
Karakter Terkait Vigor Daya Simpan Benih
Pertanian. Balai Besar Penelitian dan
Kedelai (Glycine Max L. Merill). Dalam
Pengembangan Pascapanen Pertanian.
Atika Baktisari. 2013. Institut Pertanian
Tim Peneliti. 1991. Pengaruh Berbagai Bogor.
Aspek Fisiologi Terhadap Ragam Viabilitas