You are on page 1of 10

PERANCANGAN SISTEM CHARGER BATTERY BERBASIS

MIKROKONTROLLER DENGAN RANGKAIAN BUCK


CONVERTER
DESIGN OF SYSTEM CHARGER BATTERY USING MIKROKONTROLLER WHIT BUCK
CONVERTER CIRCUIT

Ariel Firmansyah1, I Nyoman Wahyu Satiawan2, Syafarudin C.H3


1
Jurusan Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas Mataram, Nusa Tenggara Barat, Indonesia
Email : arielfirmansyah011013@gmail.com1 , nwahyus@unram.ac.id2 , syafarudinch@gmail.com

ABSTRAK
Buck Converter merupakan salah satu konverter yang berfungsi untuk menurunkan tegangan DC
dari tegangan DC yang lebih tinggi ke tegangan DC yang lebih rendah. Penelitian ini merancang Charger
Battery dengan rangkaian Non-Synchronous Buck Converter dan Synchronous Buck Converter yang
mampu memonitoring proses pengisian Battery dengan LCD16x2. Output tegangan DC diperoleh dengan
cara mengatur lebar Pulse Width Modulation (PWM) yang akan memicu MOSFET agar ON/OFF.
Penelitian ini menggunakan frekuensi PWM 20kHz, tegangan input 23,43V yang diuji untuk mencharger
Power Bank 5Volt DC 5000 mAh dan baterai/aki 12 Volt. Hasil penelitian menunjukkan Charger Battery
dengan rangkaian Non-Synchronous Buck Converter mampu men-Charger Power Bank 5 Volt dengan
tegangan pengisian 6,25 Volt, arus 0,15A, suhu Battery 28˚C dengan waktu pengisian 3 jam 21 menit
serta mampu mencharger Battery 12 Volt dengan tegangan pengisian 13,5 V, arus 0,68, suhu Battery
34˚C dengan waktu pengisian 4 jam 37 menit. Sedangkan Charger Battery dengan rangkaian
Synchronous Buck Converter mampu mencharger Power Bank 5 Volt dengan tegangan pengisian 6,25
Volt, arus 0,2A, suhu Battery 28˚C dengan waktu 3 jam serta mampu mencharger Battery 12 Volt dengan
tegangan pengisian 13,5 V, arus 0,7A, suhu battery 31˚C dengan waktu pengisian 4 jam 20 menit.

Kata Kunci : Buck Converter, Pulse Width Modulation (PWM), Baterai, Mikrokotroller

ABSTRACT
Buck Converter is one of a converter that convert a DC voltage to a lower DC voltage. This
research designed Battery Charger with Non-Synchronous and Synchronous Buck Converter circuit
which is able to monitor the process of Battery-charging with LCD 16x2. The DC voltage output is
obtained by adjusting Pulse Width Modulation (PWM). The PWM pulses than used to trigger the
MOSFET switches. The PWM operates at 20kHz frequency switching, 23,43V input voltage which is used
to charge Power Bank 5 Volt DC 5000 mAh and battery 12 Volt. The results shows that Battery Charger
with Non-synchronous Buck Converter circuit is able to charge 5 Volt Power Bank using 6.25 Volt
charging voltage and 0.15A current. The time used for fully charging the Power Bank is 3 hours 21
minutes whit final ambient temperature of 28˚C and able to charge 12 Volt Battery using 13.5 Volt
charging voltage and 0.68A current. The time used for fully charging the Battery is 4 hours 37 minutes
whit 34˚C ambient temperature. Meanwhile the Synchronous Buck Converter is able to charge 5 Volt
Power Bank using 6,25 Volt of charging voltage and 0,2A current. The time used for fully charging the
Power Bank is 3 hours whit 28˚C ambient temperature and able to charge12 Volt Battery using 13,5 Volt
of charging voltage and 0,7A current. The time used for fully charging the Battery is 4 hours 20 minutes
whit 31˚C ambient temperature.

Keyword : Buck Converter, Pulse Width Modulation (PWM), Battery, Microcontroller


PENDAHULUAN pengisian baterai dan mampu memutus daya
Tegangan searah atau DC banyak pengisian apabila daya pada baterai sudah
dipergunakan dalam dunia industri, bukan penuh ataupun mendeteksi suhu baterai pada
hanya sebagai sumber daya listrik motor saat pengisian berlansung.
DC, tapi banyak juga untuk aplikasi yang
lain, misalnya sebagai eksitasi pada Converter DC to DC. Tiga topologi dasar
generator pembangkit dan juga sebagai dari switching power supply yang banyak
sumber tegangan pada komponen-kompon digunakan adalah buck converter
enelektronika, menyuplai untuk kebutuhan (synchronous dan non-synchronous), boost
operasi relai proteksi dan control serta untuk converter, dan buck-boost converter.
sistem SCADA. (Rogers, 1999). Buck Converter adalah salah
Baterai merupakan salah satu sumber satu metode converter DC to DC yang dapat
energi yang masih sering dijumpai dan menurunkan level tegangan dengan
digunakan oleh masyarakat, komponen frekuensi yang cukup tinggi.
penyimpan energy listrik yang bersifat
portable dan dapat menahan energi listrik
sedemikian rupa melalui proses kimia
sehingga energi listrik dapat digunakan di
waktu yang lain.
Pengisian baterai dengan suplai arus
yang tinggi akan menimbulkan panas yang
berlebih sehingga akan meningkatkan suhu.
Suhu yang tinggi dapat mengurangi umur
penggunaan baterei. Bagitu pula apabila
baterai sudah penuh namun baterai tetap di
suplai atau tegangan yang digunakan untuk Gambar 1. Rangkaian Synchronous Buck
men-charger baterai diatas atau dibawah Converter.(Joseph, 2013)
rentang tegangan yang seharusnya.
Penelitian sebelumnya yang telah Rangkaian buck converter pada
dilakukan adalah mengontrol pengisian Gambar 1. memiliki skema kontrol yang
baterai secara otomatis pada pembangkit dikenal sebagai switching yang sinkron atau
listrik alternatif yang mampu memonitor Synchronous Buck Converter. MOSFET
parameter tegangan, arus dan daya serta (Q2) dikenal sebagai penyearah sinkron.
mampu memutus proses pengisian apabila Kedua MOSFET tidak boleh aktif pada saat
baterai telah terisi penuh. Monitoring pada bersamaan untuk mencegah short circuit.
proses pengisian baterai sangat penting, Sehingga ketiaka Q1on maka Q2 harus off
namun rangkaian charger baterainya juga begitu sebaliknya.
perlu diperhitungkan agar proses pengiriman
daya dari sumber kebaterai lebih efisien atau BATTERY. Baterai adalah perangkat
rugi pada rangkaian lebih kecil. Sehingga penyimpanan energi elektrokimia.Energi
diperlukan rangkaian atau metode yang kimia yang terkandung dalam baterai dapat
mampu melakukan hal tersebut. diubah menjadi energi listrik DC. Pada
Sehingga dalam tugas akhir ini akan baterai isi ulang proses tersebut dapat
dibuat charger baterai dengan rangkaian dibalik yaitu mengubah energi listrik DC
synchronous Buck Converter berbasis menjadi energi kimia.
arduino yang mampu merekam proses
Jenis-jenis baterai dapat
diklasifikasikan berdasarkan bahan reaktan
yang digunakan, yaitu:
a. Battery Asam (Lead Acid Storage Acid)
Baterai asam yang bahan elektrolitnya
adalah larutan asam belerang (sulfuric
acid/H2SO4).Dalam baterai asam, elektroda-
elektrodanya terdiri dari plat-plat timah
peroksida PbO2 (Lead Peroxide) sebagai
anoda (kutub positif) dan timah murni Pb
(Lead Sponge) sebagai katoda (kutub negatif Gambar 2. Bentuk dan Lambang MOSFET
b. Battery Basa/Alkali (Alkaline Storage (Vishay, 2015)
Battery)
Baterai alkali bahan elektrolitnya adalah MOSFET dikendalikan oleh tegangan dan
larutan alkali (Potassium Hydroxide) yang memiliki impedansi masukkan yang sangat
terdiri dari Nickel iron alkaline battery Ni- tinggi. Gerbang akan mengalirkan arus
Fe Battery dan Nickel cadmium alkaline bocor yang sangat kecil pada orde nano
battery Ni Cd Battery ampere. Walaupun mosfet memiliki
impedansi yang sangat tinggi tetapi masih
Pulse Width Modulation. Pulse Width bisa mengalirkan arus dengan memberikan
Modulation (PWM) secara umum adalah tegangan gerbang ke sumber. Hal ini akan
sebuah cara memanipulasi lebar sinyal yang mempengaruhi sifat konduktivitas substrat
dinyatakan dengan pulsa dalam satu perioda, yang ada didalam MOSFET.
untuk mendapatkan tegangan rata-rata yang
berbeda. Lebar pulsa PWM berbanding Blok Diagram Sistem. Alat yang dirancang
lurus dengan amplitudo sinyal asli yang mampu digunakan untuk pengisian baterai
belum termodulasi. Artinya, sinyal PWM dengan tegangan, arus dan daya yang
memiliki frekuensi gelombang yang tetap ditentukan sesuai dengan kapasitas baterai.
namun duty cycle bervariasi (antara 0% Sumber diambil dari sumber PLN kemudian
hingga 100%). disearahkan dengan penyearah jembatan
dioda sehingga outputnya menjadi 23V
sampai 24V. Setelah disearahkan output dari
penyearah menjadi input dari buck converter
yang akan digunakan untuk pengisian
MOSFET. MOSFET merupakan salah satu baterai. Blok diagram dari alat yang dibuat
jenis FET (field effect transistor) atau adalah sebagai berikut
transistor efek medan yang hamper sama
dengan JFET (junction field effect
transistor) dan IGBT (insulated gate bipolar
transistor) yaitu tersusun dari bahan
semikonduktor n dan semikonduktor p.
Rectifier AC to DC Buck Converter baterai

Sumber AC Driver Mosfet

Sensor Arus,
Mikrokontroller Tegangan dan
suhu

LCD
Gambar 5. Pin Layout Arduino UNO (Allied
Electronics, 2014)

Gambar 3.Blok Diagram Alat Rangkaian Sensor Arus. Sensor ini


merupakan sensor untuk mendeteksi besar
Rangkaian Rectifier. Rangkaian rectifier arus yang mengalir lewat blok terminal
digunakan untuk menyearahkan tegangan menggunakan current sensor chip ACS712-5
AC menjadi tegangan DC yang mana yang memanfaatkan efek hall.
dilengkapi dengan kapasitor yang berfungsi
sebagai filter.

Gambar 6. Sensor Arus ACS712


Gambar 4. Rangkaian Rectifier Full Bridge (Allegro,2006)

Pada trafo step-down, tegangan 220 Besar arus maksimum yang dapat dideteksi
volt AC di turunkan menjadi 18 volt AC, sebesar 5 A dimana tegangan pada pin
kemudian dioda akan menyearahkan keluaran akan berubah secara linear mulai
tegangan tersebut. dari 2,5 volt (setengah kali VCC, tegangan
catu daya VCC 5= V) untuk kondisi tidak
Mikrokontroller. Dalam penelitian ini ada arus hingga 4,5 V pada arus sebesar
menggunakan Arduino UNO sebagai sistem +5A atau 0,5V pada arus sebesar -5A
mikrokontroller. Arduino UNO mempunyai (positif/negative tergantung polaritas, nilai
14 pin digital input/output (6 di antaranya dibawah 0,5V atau diatas 4,5V dapat
dapat digunakan sebagai output PWM), 6 dianggap lebih dari batas maksimum).
input analog, sebuah osilator Kristal 16
MHz, sebuah koneksi USB, sebuah Rangkaian Sensor Tegangan. Prinsip kerja
powerjack, sebuah ICSP header, dan sebuat dari modul sensor tegangan yang digunakan
tombol reset. yaitu berdasarkan pada prinsip penekanan
resistansi dan dapat membuat tegangan input
berkurang hingga 5 kali dari tegangan asli,
sehingga sensor hanya mampu membaca
tegangan maksimal 25 V.

Gambar 6. Modul Sensor Tegangan (Cholis, Gambar 8. Skema rangkaian Driver


DKK, 2016) MOSFET BJT

Rangkaian Driver MOSFET. Perencanaan Rangkaian Buck Converter. Dalam


Driver MOSFET yang digunakan pada perancangan Buck Converter maka perlu
penelitian ini yaitu IR2104 sebagai Driver ditentukan parameter-paramenter agar nilai
pada rangkaian Synchronous Buck induktor dan kapasitor dapat dihitung.
Converter.
Tabel 1. Parameter Perancangan Buck
Converter
Parameter Nilai
Tegangan input (Vin) 23 V
Tegangan output (Vout) 13,5 V
Imax 1,2 A
Frekuensi Switching 20 KHz
R beban 10 ohm

Gambar 7. Skema rangkaian Driver


Menghitung Nilai Duty Cycle
MOSFET IR2104

Selain menggunakan IC IR2104,


perancangan Driver MOSFET pada Nilai induktor minimum dapat ditentukan
penelitian ini juga menggunakan Bipolar dari persamaan berikut,
Junction Transistor (BJT) KSP2N2222A
untuk rangkaian Non-synchronous Buck
Converter.
Tetapkan nilai induktor 25% lebih besar dari Rangkaian Power Supply. Power supply
nilai minimum untuk memastikan arus terdiri dari tiga buah tegangan yaitu untuk
induktor saat kontinu mensuplai mikrokontroller sebesar 10 volt,
untuk mensuplai driver mosfet sebesar 15
volt dan untuk mensuplai LCD sebesar 5
volt.

Menentukan nilai kapasitor menggunakan


persamaan berikut dengan menentukan
ripple tegangan output tidak lebih dari 0,5%.

Gambar 11. Rangkaian Power Supply

Diagram Alir Sistem

Start

Dari hasil perhitungan induktor harus


Inisialisasi I/O
bertahan terhadap tegangan 13,5V dan
kapasitor yang dipasang harus mampu
menyimpan 13,5V.

Rangkaian Monitoring. Untuk Baca sensor suhu Baca sensor arus


Baca sensor
tegangan
menampilkan indikator ataupun variabel-
variabel yang terukur menggunakan LCD
16x2, dimana LCD ini mempunyai 16
kolom dan 2 baris. Jika suhu >50 Jika arus > Jika Tegangan
derajat Celcius 1.2A > 13.8

Ya

Tidak
Ya Relay trip Ya

Tidak Tidak

Tampilkan di LCD

Selesai

Gambar 12. Diagram Alir Sistem


Gambar 10. Rangkaian Monitoring LCD
16x2
HASIL DAN PEMBAHASAN
Non-Synchronous Buck Converter
Pengujian dengan Power Bank. Pengujian suhu pengisian normal karena arus pengisian
beban dengan Power Bank ini bertujuan sekitar 0,68.
untuk mengetahui karakteristik dari Synchronous Buck Converter.
rangkaian Buck Converter untuk men- Pengujian dengan Power Bank. Pengujian
charger Power Bank. Beban Power Bank beban dengan Power Bank ini bertujuan
yang digunakan adalah merk Oppo dengan
untuk mengetahui karakteristik dari
name platenya kapasitas 5000 mAh, input
DC 5/1 Volt, output DC 5/1 Volt (Max). rangkaian Buck Converter untuk men-
hasil pengujian seperti pada Table 2. charger Power Bank. Beban Power Bank
yang digunakan adalah merk Oppo dengan
Tabel 2. Hasil Pengujian Power Bank name platenya kapasitas 5000 mAh, input
Suhu Vout Iout Waktu DC 5/1 Volt, output DC 5/1 Volt (Max).
Beban
(˚C) (Volt) (A) (S) hasil pengujian seperti pada Table 4.
3 jam Tabel 4. Hasil Pengujian Power Bank
Power
28 6,25 0,15 21 Suhu Vout Iout Waktu
Bank Beban
menit (˚C) (Volt) (A) (S)
28 6,25 0,2 3 Jam
Dari Tabel 2. diatas, pengujian Buck
Converter menggunakan beban Power Bank
dengan tegangan yang diberikan adalah 6,25 Dari Tabel 4. pengujian Syncronous Buck
Volt. Sedangkan suhu baterai pada saat Converter menggunakan beban power bank
pengisian baterai yaitu 28,32˚C yang berarti dengan tegangan awal yang diberikan adalah
suhu pengisian masih normal karena arus 6,99 Volt namun setelah beban dipasang
pengisian yang kecil yaitu 0,15 A. tegangan pengisian menjadi 6,25 Volt.
Pengujian dengan Power Bank. Pengujian Tegangan pengisian masih dalam batas
beban dengan baterai/aki 12 Volt ini toleransi yang disarankan yaitu tidak
bertujuan untuk mengetahui karakteristik melebihi tegangan maksimal Power Bank.
dari rangkaian Buck Converter untuk men- Sedangkan suhu diluar Power Bank pada
charger baterai/aki 12 Volt. Hasil pengujian saat pengisian yaitu 28˚C yang berarti suhu
seperti pada Tabel 3. Berikut ini. pengisian normal karena arus pengisian
yang kecil yaitu 0,15A.
Tabel 3. Hasil Pengujian Baterai 12 Volt Pengujian dengan Baterai 12 Volt.
Suhu Vout Iout Waktu Pengujian beban dengan baterai/aki 12 Volt
Beban
(˚C) (Volt) (A) (S) ini bertujuan untuk mengetahui karakteristik
4 jam dari rangkaian Buck Converter untuk men-
Baterai/aki
34 13,5 0,68 37 charger baterai/aki 12 Volt. Hasil pengujian
12 Volt
menit seperti pada Tabel 5. berikut ini.
Dari Table 3. diatas, tegangan pengisian
baterai/aki yaitu 13,5 Volt dengan arus Tabel 5. Hasil Pengujian Baterai 12 V
pengisian sekitar 0,68 A dalam waktu 4 jam Suhu Vout Iout Waktu
Beban
37 menit. Tegangan pengisian masih dalam (˚C) (Volt) (A) (S)
batas toleransi yaitu sekitar 115% dari 4 Jam
tegangan baterai. Sedangkan suhu baterai Baterai/aki 31 13,5 0,7 20
pada saat pengisian yaitu 34˚C yang berarti 12 Volt Menit
Dari Table 5. diatas, tegangan pengisian Tabel 7. Perbandingan Error
baterai/aki yaitu 13,5 Volt dengan arus Duty Persentase Error Buck Converter
pengisian sekitar 0,7A dalam waktu 4 jam Cycly Non- Synchronous(%)
20 menit. Tegangan pengisian masih dalam (%) synchronous(%)
batas toleransi yaitu sekitar 115% dari 5 11,52 4,54
tegangan baterai. Sedangkan suhu baterai 20 66,35 3,14
pada saat pengisian yaitu 31˚C yang berarti 40 48,31 3,14
suhu pengisian normal karena arus pengisian 50 37,22 2,67
sekitar 0,7. 60 25,72 3,76
70 14,58 2,06
Analisa Buck Converter Non-synchronous 90 6,92 0
dengan Synchronous. Setelah melakukan
pengujian pada kedua Converter (Non- Buck Converter tipe Non-
synchronous dan Synchronous) terdapat synchronous memiliki persentase error
beberapa perbedaan pada hasil yang didapat. tegangan output yang lebih besar
Tabel 6. merupakan perbandingan tegangan dibandingkan dengan Buck Converter tipe
output kedua tipe Buck Converter Synchronous.
Tabel 6. Perbandingan Buck Converter
Tipe Buck
Converter Nilai
Duty Non-
Syncro Perhitun
Cycle Syncron
nous gan
(%) ous (Volt)

5 1,30 1,1 1.15


23 20 13,67 4,46 4.6 Gambar 13. Grafik Persentase Error
40 17,80 8,92 9.2 terhadap Duty Cycle
50 18,32 11,2 11.5
Gambar 13. diatas merupakan grafik
60 18,58 13,3 13.8
persentase error tegangan output Buck
70 18,85 16,44 16.1
Converter tipe Non-synchronous terhadap
90 19,36 20,7 20.7 Duty Cycly. Pada Duty Cycle 5% persentase
error yang didapatkan cukup tinggi yaitu
Tabel 6. diatas merupakan table 11,52%. Persentase error tertinggi pada Duty
perbandingan tegangan output dari Buck Cycly 20% yaitu sekitar 66,35 % kemudian
Converter Non-Synchronous dan semakin turun seiring penambahan Duty
Synchronous dengan perlakuan Duty Cycle
Cycly sampai 90%.
dan tegangan input yang diberikan sama.
beban yang sama dan tegangan
pengisian 6,25 Volt, menarik arus
sebesar 0,2 A pada suhu 28˚C selama
3 jam. Kemudian pada pengujian
Buck Converter tipe Non-
synchronous dengan beban
Battery/aki 12 Volt dengan tegangan
pengisian 13,5 Volt, menarik arus
sebesar 0,68 A pada suhu 34˚C
Gambar 14. Grafik Persentase Error terhadap selama 4 jam 37 menit sedangkan
Duty Cycle pada pengujian Buck Converter tipe
Synchronous dengan beban yang
Gambar 14. diatas merupakan grafik sama dan tegangan pengisian 13,5
Volt, menarik arus sebesar 0,7 A
persentase error tegangan output Buck
pada suhu 31˚C selama 4 jam 20
Converter tipe Synchronous terhadap Duty menit.
Cycly. Pada Duty Cycly 5% persentase error 3. Pengujian Buck Converter tipe Non-
yang didapatkan cukup tinggi yaitu 4,54% Synchronous tanpa beban dengan
kemudian relatif semakin turun seiring Duty Cycle 20% dan tegangan input
penambahan Duty Cycly sampai 90%. 23 Volt, persentase error tegangan
output sangat besar yaitu sebesar
66,35%, sedangkan pada pengujian
KESIMPULAN Buck Converter tipe Synchronous
Berdasarkan pengujian dan analisa tanpa beban dengan perlakuan Duty
yang telah dilakukan pada penelitian ini Cycle 20% dan tegangan input 23
dapat diambil beberapa kesimpulan sebagai Volt, persentase error tegangan
berikut : output sangat kecil yaitu 3,14%
1. Rangkaian Buck Converter yang namun persentase error cendrung
dirancang dapat men-charger semakin kecil seiring Duty Cycle
Battery 12 Volt dengan rentang semakin besar.
tegangan pengisian 13,2 Volt sampai
13,8 Volt dan men-charger Power
Bank 5 Volt dengan rentang Daftar Pustaka.
tegangan pengisian 6 Volt sampai
6,25 Volt serta mampu memonitor Ahadi, K., 2012, Pengkondisi Tegangan
Konstan Pada Proton Exchange Membrane Fuel
parameter pengisian Battery seperti
Cell(PEMFC) Horizon H-1000 Menggunakan
tegangan, arus dan suhu pada saat Buck Converter, Universitas Indonesia, Depok
pengisian berlansung.
2. Pada pengujian Buck Converter tipe Allegro., 2006,Fully Integrated, Hall Effect-
Non-synchronous dengan beban Bases Linear Current Sensor Whit 2,1 kVRMS
Power Bank 5000 mAh dengan Voltage Isolation and a Low-Resistance Current
tegangan pengisian 6,25 Volt, Conductor, Data Sheet ACS712.
menarik arus sebesar 0,15 A pada
suhu 28˚C selama 3 jam 21 menit Andri, H.,2010, RancangBangun System Battery
sedangkan pada pengujian Buck Charging Automatic, Universitas Indonesia,
Depok
Converter tipe Synchronous dengan
Atmel, 2015, Aplications Journal.Texas Instruments
ATmega48A/PA/88A/PA/168A/PA/328/P- Incorporated, Texas
Datasheet_11/2015, tersedia di
http://www.atmel.com/Images/Atmel-2549-8- Pradana, M.A.P., 2015, Kontrol Pengisian
bit-AVR-Microcontroller-ATmega640-1280- Baterai Otomatis pada Sistem Pembangkit
1281-2560-2561_datasheet.pdf , diakses 15-05- Listrik Alternatif, Universitas Sanata Dharma,
2017 Yogyakarta

Barr, M., 2001, Intoduction to Pulse Width Sabbaha, N.,2015, Perancangan dan
Modulation, Akses dari Implementasi Konversi untuk Pembangit Listrik
http://www.embedded.com/electronics- Tenaga Hybrid Surya dan Angin untuk Suplai
blogs/beginner-s-corner/4023833/Introduction- Listrik Arus Bolak Balik, Universitas Telkom,
to-Pulse-Width-Modulation Diakses 8 agustus Bandung
2017
Sidiq, K.R., 2015, Rancang Bangun Sistem
Boylestad, R dan Louis Nashelsky., 1999, Pengisi Baterai Mobil Listrik Berbasis
Electronic Devices And Circuit Theory, Seventh Mikrokontroller Atmega 16, Universitas Jember,
Edition, Prentice Hall, New Jersey Columbus. Jember

Effendi, J.S., 2015, Perancangan dan Vishay., 2015, Data Sheet IRF640, S 15-2667-
Implementasi Catu Daya PC dengan Sistem Rev. C, 16-Nov-2015, akses dari
Penyimpanan Daya pada Baterai, Universitas http://www.vishay.com/doc?91036Diakses 8
Telkom, Bandung agustus 2017

Fitriandi, A.,Komalasari, E.,Gusmedi, H., 2016,


Rancang Bangun Alat Monitoring Arus dan
Tegangan Berbasis Mikrokontroler dengan SMS
Gateway, ELECTRICIAN,Volume 10, No.2
hal.90-94.

Hart, D.W.,2011,Power Electronic,hal.198-


207,McGraw –Hill, New York

https://elkimkor.com/2014/02/06/karakteristik-
kinerja-baterai-spesifikasi-standard-dan-iklan-1/
diakses pada 3 juli 2018

IR Word Headquarters, 2004,Data Sheet


IR2106, No.PD60162 Rev.W. 233 Kansas St., El
Segundo, California

Joseph, N. 2013.“Control and Analysis of


Synchronous Rectifier Buck Converter for ZVS
in Light Load Condition”.IJAREEIE. Vol.2,
Dept. of Electrical and Electronics Engineering,
DayanandaSagar Academy of Technology and
Management, Bangalore, India

Nowakowski, R dan Ning Tang. 2009.


“Efficiency of Synchronous Versus
Nonsynchronous Buck Converter”.Analog

You might also like